profil kesehatan provinsi ntb - depkes.go.id · gambar ii.4 persentase penduduk berumur 10 tahun ke...

92
Profil Kesehatan Provinsi NTB January 1 2013 [Profil kesehatan merupakan salah satu produk dari Sistem Informasi Kesehatan yang penyusunan dan penyajiannya dibuat sesederhana mungkin tetapi informatif tentang situasi dan hasil pembangunan kesehatan selama satu tahun yang memuat data derajat kesehatan, sumber daya kesehatan dan capaian indikator hasil pembangunan kesehatan untuk dipakai sebagai alat tolok ukur kemajuan pembangunan kesehatan sekaligus juga sebagai bahan evaluasi program-program kesehatan selama kurun waktu tahun 2013] Tahun 2012

Upload: lamnguyet

Post on 12-Mar-2019

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Profil Kesehatan Provinsi NTB - depkes.go.id · Gambar II.4 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke atas menurut Pendidikan Terakhir yang Ditamatkan di Provinsi NTB Tahun 2007-2012

Profil Kesehatan Provinsi NTB

January 1

2013 [Profil kesehatan merupakan salah satu produk dari

Sistem Informasi Kesehatan yang penyusunan dan penyajiannya dibuat sesederhana mungkin tetapi informatif tentang situasi dan hasil pembangunan kesehatan selama satu tahun yang memuat data derajat kesehatan, sumber daya kesehatan dan capaian indikator hasil pembangunan kesehatan untuk dipakai sebagai alat tolok ukur kemajuan pembangunan kesehatan sekaligus juga sebagai bahan evaluasi program-program kesehatan selama kurun waktu tahun 2013]

Tahun 2012

Page 2: Profil Kesehatan Provinsi NTB - depkes.go.id · Gambar II.4 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke atas menurut Pendidikan Terakhir yang Ditamatkan di Provinsi NTB Tahun 2007-2012

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirrabbil’alamiin. Puji syukur dipanjatkan kehadirat

Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa karena perkenan-Nya maka

Profil Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2013 dapat

diselesaikan.

Profil Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2013 merupakan salah satu

sarana yang dapat digunakan untuk menyampaikan kepada publik terkait pemantauan dan

evaluasi terhadap pencapaian hasil pembangunan kesehatan, termasuk kinerja dari

penyelenggaraan standar pelayanan minimal di bidang kesehatan, sesuai amanat Undang-

undang Nomor 14 tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik.

Profil Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2013 ini diupayakan dapat

menyajikan data terpilah menurut jenis kelamin namun karena keterbatasan teknis belum

semua data dapat disajikan terpilah.

Data yang disajikan dalam Profil Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun

2013 bersumber dari Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Barat, Dinas Kesehatan

kabupaten/kota se-NTB dan instansi lain yaitu Badan Pusat Statistik provinsi dan

kabupaten/kota dan BKKBN kabupaten/kota.

Profil Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2013 ini masih banyak

kekurangan dan belum sempurna. Untuk itu masukan, saran dan koreksi dari berbagai

pihak sangat diharapkan untuk penyempurnaan penyusunan profil di tahun mendatang.

Ucapan terimakasih disampaikan kepada semua pihak yang telah berkontribusi

dalam penyusunan Profil Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2013.

Mataram, Agustus 2014

Kepala Dinas Kesehatan

Provinsi Nusa Tenggara Barat

Drg. Eka Junaedi

Pembina Utama Muda, IV/c

NIP. 196009301987121002

Page 3: Profil Kesehatan Provinsi NTB - depkes.go.id · Gambar II.4 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke atas menurut Pendidikan Terakhir yang Ditamatkan di Provinsi NTB Tahun 2007-2012

Profil Kesehatan Provinsi NTB Tahun 2013 ii

DAFTAR ISI

halaman

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

DAFTAR TABEL iii

DAFTAR GAMBAR iv

DAFTAR LAMPIRAN v

BAB I PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang 1

B. Sistematika penyajian 1

BAB II GAMBARAN UMUM 3

A. Keadaan Geografis 3

B. Kependudukan 4

C. Ekonomi 7

D. Pendiidkan 8

E. Kesejahteraan Sosial 9

BAB III SITUASI DERAJAT KESEHATAN 12

A. Angka Harapan Hidup (AHH) 12

B. Angka Kematian 13

C. Angka Kesakitan (Morbiditas) 17

D. Status Gizi Masyarakat 36

BAB IV SITUASI UPAYA KESEHATAN 38

A. Pelayanan Kesehatan Dasar 38

B. Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan 58

C. Peningkatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat 60

D. Pembinaan Kesehatan Lingkungan dan Sanitasi Dasar 61

E. Pelayanan Kefarmasian 65

BAB V Situasi Sumber Daya kesehatan 67

A. Sarana Kesehatan 67

B. Tenaga Kesehatan 73

C. Pembiayaan Kesehatan 75

BAB VI KESIMPULAN 77

DAFTAR PUSTAKA 78

Lampiran

Lampiran Tabel 1 – 82 79-166

Page 4: Profil Kesehatan Provinsi NTB - depkes.go.id · Gambar II.4 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke atas menurut Pendidikan Terakhir yang Ditamatkan di Provinsi NTB Tahun 2007-2012

Profil Kesehatan Provinsi NTB Tahun 2013 iii

DAFTAR TABEL

Nomor Nama Tabel

Halaman

Tabel II.1 Banyaknya Kecamatan dan Desa / Kelurahan menurut

Kabupaten/Kota Tahun 2012 4

Tabel II.2 Penduduk Provinsi NTB menurut Jenis Kelamin dan Kepadatan

Penduduk per Kabupaten/Kota Tahun 2013 5

Tabel III.1 Prevalensi Status Gizi Balita di Provinsi NTB Tahun 2013 36

Tabel V.1 Jumlah Rumah Sakit Umum berdasarkan Pemilikan/Pengelola di

Provinsi NTB Tahun 2013 67

Tabel V.2 Jumlah Puskesmas di Provinsi NTB Tahun 2012 – 2013 68

Tabel V.3 Jumlah Puskesmas Keliling dan Puskesmas Pembantu di Provinsi

NTB Tahun 2013 69

Page 5: Profil Kesehatan Provinsi NTB - depkes.go.id · Gambar II.4 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke atas menurut Pendidikan Terakhir yang Ditamatkan di Provinsi NTB Tahun 2007-2012

Profil Kesehatan Provinsi NTB Tahun 2013 iv

DAFTAR GAMBAR

Nomor Nama Gambar

Halaman

Gambar II.1 Peta Provinsi Nusa Tenggara Barat 3

Gambar II.2 Piramida Penduduk NTB Tahun 2013 6

Gambar II.3 Angka Melek Huruf di Provinsi NTB & Nasional Th 2008-2012 8

Gambar II.4 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke atas menurut

Pendidikan Terakhir yang Ditamatkan di Provinsi NTB Tahun

2007-2012

9

Gambar II.5 Jumlah Penduduk Miskin di Provinsi NTB Tahun 2005-2013 10

Gambar III.1 Angka Harapan Hidup (AHH) di Provinsi NTBdan Nasional

Tahun 2005-2012 13

Gambar III.2 Jumlah Kematian Ibu di Provinsi NTB Tahun 2005-2013 14

Gambar III.3 AKB di Provinsi NTB dan Indonesia Tahun 2003-2012 16

Gambar III.4 Kasus Kematian Bayi di Provinsi NTB Tahun 2008-2013 17

Gambar III.5 10 Penyakit Terbanyak di Puskesmas di Provinsi NTB Tahun

2012 – 2013 18

Gambar III.6 Keberhasilan Pengobatan (succes rate) TB Paru, Kesembuhan

dan Pengobatan Lengkap TB Paru di Provinsi NTB Tahun

2010-2013

20

Gambar III.7 Kasus dan Tren Penemuan dan Penanganan Pnemonia di

Provinsi NTB Tahun 2008-2013 21

Gambar III.8 Penemuan Kasus Baru HIV-AIDS dan Kematian AIDS di

Provinsi NTB Tahun 2010-2013 22

Gambar III.9 Tren Kasus Baru IMS di Provinsi NTB Tahun 2009-2012 23

Gambar III.10 Cakupan Penderita Diare Ditangani di Provinsi NTB Tahun

2010-2013 24

Gambar III.11 Penemuan Kasus Baru Kusta di Provinsi NTB Tahun 2010-

2013 25

Page 6: Profil Kesehatan Provinsi NTB - depkes.go.id · Gambar II.4 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke atas menurut Pendidikan Terakhir yang Ditamatkan di Provinsi NTB Tahun 2007-2012

Profil Kesehatan Provinsi NTB Tahun 2013 v

Gambar III.12 Pravalensi Rate Kusta di Provinsi NTB Tahun 2000-2013 26

Gambar III.13 Cakupan Penderita Kusta Selesai Berobat (RFT) di Provinsi

NTB Tahun 2009-2013 27

Gambar III.14 Trend Kasus dan Rate AFP Non Polio di Provinsi NTB Tahu

2005-2013 28

Gambar III.15 Trend Kasus dan Kematian Tetanus Neonatorum di Provinsi

NTB Tahun 2007-2013 27

Gambar III.16 Trend Kasus Campak di Provinsi NTB Tahun 2006-2013 30

Gambar III.17 Trend Kasus Polio di Provinsi NTB Tahun 2006-2013 31

Gambar III.18 Penemuan Kasus Hepatitis B di Provinsi NTB Tahun 2006-

2013 32

Gambar III.19 Kasus DBD dan Insidence DBD di Provinsi NTB Tahun 2006-

2013 33

Gambar III.20 Angka Kesakitan Malaria di Provinsi NTB Tahun 2006-2013 34

Gambar III.21 Status Gizi Balita berdasarkan BB/U di Provinsi NTB Tahun

2013 37

Gambar IV.1 Cakupan Pelayanan K1 dan K4 di Provinsi NTB Tahun 2006-

2013 39

Gambar IV.2 Cakupan Imunisasi TT1 dan TT2 Ibu Hamil di Provinsi NTB

Tahun 2013 40

Gambar IV.3 Cakupan Pemberian Tablet Fe 1 dan Fe 3 untuk Ibu Hamil di

Provinsi NTB Tahun 2013 41

Gambar IV.4 Cakupan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan di Provinsi NTB

Tahun 2006-2013 42

Gambar IV.5 Capaian Pelayanan Ibu Nifas dan Ibu Nifas mendapatkan

Vitamin A di Provinsi NTB Tahun 2013 43

Gambar IV.6 Cakupan Pemakaian Kontrasepsi oleh Peserta KB Baru di

Provinsi NTB Tahun 2012-2013 44

Gambar IV.7 Cakupan UCI Desa /Kelurahan di Provinsi NTB Tahun 2013 47

Gambar IV.8 Cakupan Imunisasi pada Bayi di Provinsi NTB Tahun 2013 48

Gambar IV.9 Cakupan ASI Eksklusif pada Bayi di Provinsi NTB Tahun 2013 49

Page 7: Profil Kesehatan Provinsi NTB - depkes.go.id · Gambar II.4 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke atas menurut Pendidikan Terakhir yang Ditamatkan di Provinsi NTB Tahun 2007-2012

Profil Kesehatan Provinsi NTB Tahun 2013 vi

Gambar IV.10 Cakupan Bayi (6-11 bulan) mendapat Vitamin A 100 ribu IU di

Provinsi NTB Tahun 2013 50

Gambar IV.11 Cakupan Anak Balita (12-59 bulan) Mendapat Pelayanan

Kesehatan di Provinsi NTB Tahun 2012 dan Tahun 2013 51

Gambar IV.12 Cakupan Vitamin A pada Balita di Provinsi NTB Tahun 2013 52

Gambar IV.13 Penemuan Kasus Gizi Buruk di Provinsi NTB Tahun 2005-2012 53

Gambar IV.14 Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD/Setingkat di

Provinsi NTB Tahun 2012-2013 54

Gambar IV.15 Cakupan SD/MI Untuk Kegiatan Sikat Gigi Masal di Provinsi

NTB Tahun 2013 55

Gambar IV.16 Cakupan Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut di Provinsi NTB

Tahun 2007-2013 56

Gambar IV.17 Cakupan Pelayanan Usia Lanjut di Provinsi NTB Tahun 2007-

2013 57

Gambar IV.18 Pemakaian Rata-Rata per Bulan dari 10 Jenis Obat Terbanyak

yang digunakan di Provinsi NTB Tahun 2013 66

Gambar V.1 Persentase Posyandu menurut Strata di Provinsi NTB Tahun

2013 71

Gambar V.2 Jumlah Poskesdes dan Desa/Kelurahan di Kabupaten/Kota se

Provinsi NTB Tahun 2013 72

Gambar V.3 Desa/Kelurahan Siaga di Provinsi NTB Tahun 2013 73

Gambar V.4 Jenis Tenaga Kesehatan di Provinsi NTB Tahun 2013 74

Gambar V.5 Pembiayaan Kesehatan di Provinsi NTB Tahun 2013 75

Page 8: Profil Kesehatan Provinsi NTB - depkes.go.id · Gambar II.4 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke atas menurut Pendidikan Terakhir yang Ditamatkan di Provinsi NTB Tahun 2007-2012

Profil Kesehatan Provinsi NTB Tahun 2013 vii

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Nama Tabel Halaman

Resume Profil Kesehatan Provinsi NTB Tahun 2013 79

Tabel 1 Luas wilayah, jumlah penduduk, jumlah rumah tangga dan

kepadatan penduduk menurut kecamatan di Provinsi NTB tahun

2013

87

Tabel 2 Jumlah penduduk menurut jenis kelamin dan kelompok umur di

Provinsi NTB Tahun 2013

88

Tabel 3 Peduduk berumur 15 tahun keatas yang melek huruf dan ijazah

tertinggi yang diperoleh menurut jenis kelamin di Provinsi NTB

tahun 2013

89

Tabel 4 Jumah Kelahiran menurut kabupaten dan jenis kelamin di Provinsi

NTB Tahun 2013

90

Tabel 5 Jumlah kematian neonatal, bayi dan balita menurut

kabupaten/kota dan jenis kelamin di Provinsi NTB tahun 2013

91

Tabel 6 Jumlah kematian ibu menurut kabupaten/kota dan kelompok

umur di Provinsi NTB tahun 2013

92

Tabel 7 Kasus baru TB BTA+, seluruh kasus TB, kasus pada TB pada

anak, dan case notification rate (CNR) per 100.000 penduduk

menurut kabupaten/kota dan jenis kelamin di Provinsi NTB tahun

2013

93

Tabel 8 Jumlah kasus dan angka penemuan kasus TB paru BTA+ menurut

kabupaten/kota dan jenis kelamin di Provinsi NTB Tahun 2013

94

Tabel 9 Angka kesembuhan dan pengobatan lengkap TB paru BTA+ serta

keberhasilan pengobatan menurut kabupaten/kota dan jenis

kelamin di Provinsi NTB Tahun 2013

95

Tabel 10 Penemuan kasus pneumonia balita menurut kabupaten/kota dan

jenis kelamin di Provinsi NTB Tahun 2013

96

Page 9: Profil Kesehatan Provinsi NTB - depkes.go.id · Gambar II.4 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke atas menurut Pendidikan Terakhir yang Ditamatkan di Provinsi NTB Tahun 2007-2012

Profil Kesehatan Provinsi NTB Tahun 2013 viii

Tabel 11 Jumlah kasus HIV, AIDS, dan syphilis menurut kelompok umur

dan jenis kelamin di Provinsi NTB Tahun 2013

97

Tabel 12 Persentase donor darah diskrining terhadap HIV menurut jenis

kelamin di Provinsi NTB Tahun 2013

98

Tabel 13 Kasus diare yang ditangani menurut kabupaten/kota dan jenis

kelamin di Provinsi NTB Tahun 2013

99

Tabel 14 Jumlah kasus baru kusta menurut kabupaten/kota dan jenis

kelamin di Provinsi NTB Tahun 2013

100

Tabel 15 Kasus baru kusta 0-14 tahun dan cacat tingkat 2 menurut

kabupaten/kota dan jenis kelamin di Provinsi NTB Tahun 2013

101

Tabel 16 Jumlah kasus dan angka prevalensi penyakit kusta menurut

kabupaten/kota, tipe/jenis dan jenis kelamin di Provinsi NTB

Tahun 2013

102

Tabel 17 Persentase penderita kusta selesai berobat (Release From

Treatment/RFT) menurut kabupaten/kota dan jenis kelamin di

Provinsi NTB Tahun 2013

103

Tabel 18 Jumlah kasus AFP (non polio) menurut kabupaten/kota di Provinsi

NTB Tahun 2013

104

Tabel 19 Jumlah kasus penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi

(PD3I) menurut kabupaten/kota dan jenis kelamin di Provinsi NTB

Tahun 2013

105

Tabel 20 Jumlah kasus penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi

(PD3I) menurut kabupaten/kota dan jenis kelamin di Provinsi NTB

Tahun 2013..(lanjutan)

106

Tabel 21 Jumlah kasus demam berdarah dengue (DBD)

menurutkabupaten/kota dan jenis kelamin di Provinsi NTB Tahun

2013

107

Tabel 22 Kesakitan dan kematian akibat malaria menurut kabupaten/kota

dan jenis kelamin di Provinsi NTB Tahun 2013

108

Tabel 23 Penderita filariasis ditangani menurut kabupaten/kota dan jenis

kelamin di Provinsi NTB Tahun 2013

109

Page 10: Profil Kesehatan Provinsi NTB - depkes.go.id · Gambar II.4 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke atas menurut Pendidikan Terakhir yang Ditamatkan di Provinsi NTB Tahun 2007-2012

Profil Kesehatan Provinsi NTB Tahun 2013 ix

Tabel 24 Cakupan pengukuran tekanan darah menurut kabupaten/kota dan

jenis kelamin di Provinsi NTB tahun 2013

110

Tabel 25 Cakupan pemeriksaan obesitas menurut kabupaten/kota dan jenis

kelamin di Provinsi NTB tahun 2013

111

Tabel 26 Cakupan deteksi dini kanker leher rahim dengan metode iva dan

kanker payudara dengan pemeriksaan klinis (cbe) menurut

kabupaten kota di Provinsi NTB tahun 2013

112

Tabel 27 Jumlah penderita dan kematian pada klb menurut jenis kejadian

luar biasa (KLB) di Provinsi NTB tahun 2013

113

Tabel 28 Kejadian luar biasa (KLB) di desa/kelurahan yang ditangani < 24

jam di Provinsi NTB tahun 2013

114

Tabel 29 Cakupan kunjungan ibu hamil, persalinan ditolong tenaga

kesehatan, dan pelayanan kesehatan ibu nifas menurut

kabupaten/kota di Provinsi NTB tahun 2013

115

Tabel 30 Persentase cakupan imunisasi TT pada ibu hamil menurut

kabupaten/kota di Provinsi NTB tahun 2013

116

Tabel 31 Persentase cakupan imunisasi TT pada wanita usia subur menurut

kabupaten/kota di Provinsi NTB tahun 2013

117

Tabel 32 Jumlah ibu hamil yang mendapatkan tablet Fe1 dan Fe3 menurut

kabupaten/kota di Provinsi NTB Tahun 2013

118

Tabel 33 Jumlah dan persentase penanganan komplikasi kebidanan dan

komplikasi neonatal menurut kabupaten/kota dan jenis kelamin

119

Tabel 34 Proporsi peserta KB aktif menurut jenis kontrasepsi, kecamatan,

dan puskesmas Provinsi NTB tahun 2013

120

Tabel 35 Proporsi peserta KB baru menurut jenis kontrasepsi, kecamatan,

dan puskesmas di Provinsi NTB tahun 2013

121

Tabel 36 Jumlah peserta KB baru dan KB aktif menurut kecamatan dan

puskesmas di Provinsi NTB tahun 2013

122

Tabel 37 Bayi berat badan lahir rendah (bblr) menurut kabupaten/kota dan

jenis kelamin di provinsi ntb tahun 2013

123

Page 11: Profil Kesehatan Provinsi NTB - depkes.go.id · Gambar II.4 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke atas menurut Pendidikan Terakhir yang Ditamatkan di Provinsi NTB Tahun 2007-2012

Profil Kesehatan Provinsi NTB Tahun 2013 x

Tabel 38 Cakupan kunjungan neonatal menurut kabupaten/kota dan jenis

kelamin di Provinsi NTB tahun 2013

124

Tabel 39 Jumlah bayi yang diberi ASI eksklusif menurut jenis kelamin,

kecamatan, dan puskesmas di Provinsi NTB tahun 2013

125

Tabel 40 Cakupan pelayanan kesehatan bayi menurut kabupaten/kota dan

jenis kelamin di Provinsi NTB tahun 2013

126

Tabel 41 Cakupan desa/kelurahan UCI menurut kabupaten/kota di provinsi

NTB tahun 2013

127

Tabel 42 Cakupan imunisasi DPT, HB, dan campak pada bayi

menurutkabupaten/kota dan jenis kelamin di Provinsi NTB tahun

2013

128

Tabel 43 Cakupan imunisasi BCG dan polio pada bayi menurut

kabupaten/kota dan jenis kelamin di Provinsi NTB tahun 2013

129

Tabel 44 Cakupan pemberian vitamin A pada bayi, anak balita, dan ibu

nifas menurut kabupaten/kota dan jenis kelamin di Provinsi NTB

tahun 2013

130

Tabel 45 Jumlah anak 0-23 bulan ditimbang menurut kabupaten/kota dan

jenis kelamin di Provinsi NTB tahun 2013

131

Tabel 46 Cakupan pelayanan anak balita menurut kabupaten/kota dan

jenis kelamin di Provinsi NTB tahun 2013

132

Tabel 47 Jumlah balita ditimbang menurut kabupaten/kota dan jenis

kelamin di Provinsi NTB Tahun 2013

133

Tabel 48 Cakupan kasus balita gizi buruk yang mendapat perawatan

menurut kabupaten/kota dan jenis kelamin di Provinsi NTB Tahun

2013

134

Tabel 49 Cakupan Pelayanan Kesehatan (Penjaringan) Siswa SD &

Setingkat Menurut Kabupaten/Kota Dan Jenis Kelamin di Provinsi

NTB Tahun 2013

135

Tabel 50 Pelayanan Kesehatan Gigi Dan Mulut Menurut Kabupaten/Kota di

Provinsi NTB Tahun 2013

136

Page 12: Profil Kesehatan Provinsi NTB - depkes.go.id · Gambar II.4 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke atas menurut Pendidikan Terakhir yang Ditamatkan di Provinsi NTB Tahun 2007-2012

Profil Kesehatan Provinsi NTB Tahun 2013 xi

Tabel 51 Pelayanan Kesehatan Gigi Dan Mulut Pada Anak SD Dan Setingkat

Menurut Kabupaten/Kota Dan Jenis Kelamin di Provinsi NTB

Tahun 2013

137

Tabel 52 Cakupan pelayanan kesehatan usia lanjut menurut

kabupaten/kota dan jenis kelamin di Provinsi NTB Tahun 2013

138

Tabel 53 Jumlah kegiatan promosi kesehatan di Provinsi NTB Tahun 2013 139

Tabel 54 Cakupan jaminan kesehatan menurut jenis jaminan danjenis

kelamin Provinsi NTB Tahun 2013

140

Tabel 55 Jumlah kunjungan rawat jalan,rawat inap dan kunjungan

gangguan jiwa di sarana pelayanan kesehatan Provinsi NTB

Tahun 2013

141

Tabel 56 Angka kematian pasien di rumah sakit Provinsi NTB Tahun 2013 142

Tabel 57 Indikator kinerja pelayanan di rumah sakit Provinsi NTB Tahun

2013

143

Tabel 58 Persentase rumah tangga berprilaku Hidup bersih dsn sehat (ber-

PHBS) menurut Kabupaten/Kota Provinsi NTB Tahun 2013

144

Tabel 59 Persentase rumah sehat menurut Kabupaten/Kota Provinsi NTB 145

Tabel 60 Penduduk dengan akses berkelanjutan terhadap air minum

berkualitas (layak) menurut Kabupaten/Kota Provinsi NTB Tahun

2013

146

Tabel 61 Persentase kualitas air minum di penyelenggara air minum yang

memenuhi syarat kesehatan Provinsi NTB tahun 2013

141

Tabel 62 Penduduk dengan akses terhadap fasilitas sanitasi yang layak

(jamban sehat) menurut Kabupaten/Kota dan jenis jamban

Provinsi NTB Tahun 2013

142

Tabel 63

Desa yang melaksanakan sanitasi total berbasis masyarakat

Provinsi NTB Tahun 2013

143

Page 13: Profil Kesehatan Provinsi NTB - depkes.go.id · Gambar II.4 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke atas menurut Pendidikan Terakhir yang Ditamatkan di Provinsi NTB Tahun 2007-2012

Profil Kesehatan Provinsi NTB Tahun 2013 xii

Tabel 64 Persentase tempat-tempat umum memenuhi syarat kesehatan

menurut Kabupaten/Kota Provinsi NTB Tahun 2013

144

Tabel 65 Tempat pengelolaan makan (TPM) menurut status hygiene

sanitasi Povinsi NTB Tahun 2013

145

Tabel 66 Tempat pengelolaan makanan dibina dan diuji petik Provinsi NTB

Tahun 2013

146

Tabel 67 Persentase ketersedian obat dan vaksin Provinsi NTB Tahun 2013 147

Tabel 68 Jumlah sarana kesehatan menurut kepemilkan Provinsi NTB

Tahun 2013

148

Tabel 69 Persentase sarana kesehatan (Rumah Sakit) dengan kemampuan

Pelayanan Gawat Darurat (GADAR) level I Provinsi NTB Tahun

2013

149

Tabel 70 Jumlah posyandu menurut Kabupaten/Kota dan strata Provinsi

NTB Tahun 2013

150

Tabel 71 Jumlah Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM)

menurut Kabupaten/Kota Provinsi NTB Tahun 2013

151

Tabel 72 Jumlah desa siaga menurut Kabupaten/Kota Provinsi NTB Tahun

2013

152

Tabel 73 Jumlah tenaga medis si fasilitas kesehatan Provinsi NTB Tahun

2013

153

Tabel 74 Jumlah tenaga keperawatan di fasilitas kesehatan Provinsi NTB

Tahun 2013

154

Tabel 75 Jumlah tenaga kefarmasian fasilitas kesehatan Provinsi NTB

Tahun 2013

155

Tabel 76 Jumlah tenaga kesehatan masyarakat san kesehatan lingkungan

di fasilitas kesehatan Provinsi NTB Tahun 2013

156

Tabel 77 Jumlah tenaga gizi di fasilitas kesehatan provinsi NTB Tahun2013 157

Tabel 78 Jumlah tenaga teknisi medis di fasilitas kesehatan Provinsi NTB

Tahun 2013

158

Tabel 79 Jumlah tenaga teknisi medis dan fisioterapi di fasilitas kesehatan

Provinsi NTB Tahun 2013

159

Page 14: Profil Kesehatan Provinsi NTB - depkes.go.id · Gambar II.4 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke atas menurut Pendidikan Terakhir yang Ditamatkan di Provinsi NTB Tahun 2007-2012

Profil Kesehatan Provinsi NTB Tahun 2013 xiii

Tabel 80 Jumlah tenaga kesehatan lain di fasilitas kesehatan Provinsi NTB

Tahun 2013

160

Tabel 81 Jumlah tenaga non kesehatan di fasilitas kesehatan Provinsi NTB

tahun 2013

161

Tabel 82 Anggaran kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi NTB Tahun 2013 166

Page 15: Profil Kesehatan Provinsi NTB - depkes.go.id · Gambar II.4 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke atas menurut Pendidikan Terakhir yang Ditamatkan di Provinsi NTB Tahun 2007-2012

Profil Kesehatan Provinsi NTB Tahun 2013 1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan bidang kesehatan diarahkan untuk mencapai komitmen

internasional, yang dituangkan dalam Millenium Development Goals (MDGs)

dengan tujuan yang terkait langsung dengan bidang kesehatan yaitu menurunkan

angka kematian anak, meningkatkan kesehatan ibu, memerangi HIV-AIDS, TB dan

malaria serta penyakit lainnya dan yang tidak terkait langsung yaitu

menanggulangi kemiskinan dan kelaparan serta mendorong diarahkan kesetaraan

gender dan pemberdayaan perempuan.

Untuk mendukung keberhasilan pembangunan tersebut dibutuhkan

adanya ketersediaan data dan informasi yang akurat bagi proses pengambilan

keputusan dan perencanaan program. Sistem Informasi Kesehatan (SIK) yang

evidence based diarahkan untuk penyediaan data dan informasi yang akurat,

lengkap, dan tepat waktu.

Profil kesehatan merupakan salah satu produk dari Sistem Informasi

Kesehatan yang penyusunan dan penyajiannya dibuat sesederhana mungkin tetapi

informatif tentang situasi dan hasil pembangunan kesehatan selama satu tahun

yang memuat data derajat kesehatan, sumber daya kesehatan dan capaian

indikator hasil pembangunan kesehatan untuk dipakai sebagai alat tolok ukur

kemajuan pembangunan kesehatan sekaligus juga sebagai bahan evaluasi

program-program kesehatan selama kurun waktu tahun 2013.

B. SISTEMATIKA PENYAJIAN

Sistematika penyajian Profil Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Barat

adalah sebagai berikut:

BAB I

:

PENDAHULUAN

Berisi penjelasan tentang maksud, tujuan dan sistematika

penyajiannya.

BAB II : GAMBARAN UMUM

Page 16: Profil Kesehatan Provinsi NTB - depkes.go.id · Gambar II.4 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke atas menurut Pendidikan Terakhir yang Ditamatkan di Provinsi NTB Tahun 2007-2012

Profil Kesehatan Provinsi NTB Tahun 2013 2

Menyajikan tentang gambaran umum Provinsi Nusa Tenggara Barat

meliputi

letak geografis, kependudukan, ekonomi dan pendidikan yang erat

kaitannya dengan kesehatan.

BAB III : SITUASI DERAJAT KESEHATAN

Berisi uraian tentang indikator mengenai angka kematian, angka

kesakitan dan angka status gizi masyarakat.

BAB IV : SITUASI UPAYA KESEHATAN

Menguraikan tentang pelayanan kesehatan dasar, pelayanan

kesehatan rujukan dan penunjang, pencegahan dan pengendalian

penyakit menular dan tidak menular, pembinaan kesehatan

lingkungan dan sanitasi dasar, perbaikan gizi masyarakat,

pelayanan kefarmasian dan alat kesehatan, pelayanan kesehatan

dalam situasi bencana serta upaya pelayanan kesehatan lainnya

yang diselenggarakan oleh kabupaten/kota.

BAB V : SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN

Menguraikan tentang tenaga kesehatan, sarana kesehatan,

pembiayaan kesehatan dan sumber daya kesehatan lainnya.

BAB VI : PENUTUP

Berisi sajian garis besar hasil-hasil cakupan program/kegiatan

berdasarkan indikator-indikator bidang kesehatan untuk dapat

ditelaah lebih jauh dan untuk bahan perencanaan pembangunan

kesehatan serta pengambilan keputusan di Provinsi Nusa Tenggara

Barat.

Lampiran

: Berisi 82 tabel data/angka pencapaian kabupaten/kota, sebagian

diantaranya merupakan Indikator Pencapaian Kinerja Standar

Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota

Page 17: Profil Kesehatan Provinsi NTB - depkes.go.id · Gambar II.4 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke atas menurut Pendidikan Terakhir yang Ditamatkan di Provinsi NTB Tahun 2007-2012

Profil Kesehatan Provinsi NTB Tahun 2013 3

BAB II

GAMBARAN UMUM

A. Keadaan Geografis

Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) terbentuk berdasarkan Undang-Undang

Nomor 64 Tahun 1958 yang mengatur tentang Pembentukan Daerah Tingkat I Bali,

NTB dan NTT. Secara geografis NTB terletak antara 08010’-09005 Lintang Selatan dan

115046’-119005’ Bujur Timur. Di sebelah utara berbatasan langsung dengan Laut Jawa

dan Laut Flores, di sebelah timur terhadang Selat Sape, di sebelah selatan terbentang

Samudera Hindia dan di sebelah barat berhadapan dengan Selat Lombok. NTB

merupakan provinsi kepulauan dengan dua pulau utama: Lombok dan Sumbawa.

Terdapat pula sekurangnya 332 pulau-pulau kecil dengan panjang garis pantai yang

terbentang seluas 2.333 kilometer.

Gambar II.1

Peta Provinsi Nusa Tenggara Barat

Luas daratan NTB terbentang sepanjang lebih dari 20 ribu kilometer persegi.

Luas daratan Pulau Lombok hampir mencapai 5 ribu kilometer persegi. Ini sekitar

23,51 persen dari luas total daratan NTB. Daratan Pulau Sumbawa terbentang hingga

15 ribu kilometer persegi atau hampir mencapai 77 persen dari luas total daratan NTB.

Page 18: Profil Kesehatan Provinsi NTB - depkes.go.id · Gambar II.4 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke atas menurut Pendidikan Terakhir yang Ditamatkan di Provinsi NTB Tahun 2007-2012

Profil Kesehatan Provinsi NTB Tahun 2013 4

Di NTB terdapat delapan kabupaten dan dua kota, dengan 116 kecamatan dan 1.112

desa dan kelurahan.

Tabel II.1 Banyaknya Kecamatan dan Desa/Kelurahan menurut Kabupaten/Kota Tahun 2013

No Kabupaten/Kota Luas Wilayah

(km2)*) Kecamatan*) Desa/Kelurahan**)

1 Lombok Barat 1,053.92 10 122 2 Lombok Tengah 1,208.40 12 139 3 Lombok Timur 1,605.55 20 254 4 Sumbawa 6,643.98 24 165 5 Dompu 2,324.60 8 79 6 Bima 4,389.40 18 191 7 Sumbawa Barat 1,849.02 8 64 8 Lombok Utara 809.53 5 33 9 Kota Mataram 61.30 6 50 10 Kota Bima 207.5 5 38

Jumlah 20,153.20 116 1.135

Sumber: *) Nusa Tenggara Barat Dalam Angka 2013, BPS Provinsi NTB

**) Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2013

Curah hujan tertinggi sebesar 158,1-130,3 milimeter terjadi pada bulan

September-Mei yang mencakup 50 persen luas wilayah Lombok Selatan, Sumbawa

Besar, Dompu dan Bima. Sementara pada musim kemarau, curah hujan tertinggi

sebesar 15,9 milimeter pada bulan Agustus yang mencakup 50 persen wilayah Lombok

Selatan dan Dompu serta hampir seluruh wilayah Kabupaten Sumbawa, Sumbawa

Barat dan Kabupaten Bima. Kondisi ini perlu mendapat perhatian terutama terkait

munculnya penyakit yang biasa muncul di musim hujan dan musim kemarau.

B. Kependudukan

Penduduk merupakan subyek dan sekaligus obyek dari pembangunan

kesehatan. Berdasarkan Sensus Penduduk 2010 jumlah penduduk NTB mencapai

4.500.212 jiwa. Kemudian tahun 2013 sesuai hasil proyeksi yang dilakukan oleh Dinas

Kesehatan kabupaten/kota (berdasarkan jumlah penduduk tahun sebelumnya) dan

BPS kabupaten/kota, jumlah penduduk NTB diperkirakan mencapai 4.648.385 jiwa

atau bertambah sebanyak 148 ribu penduduk. Penduduk Provinsi NTB NTB di setiap

kabupaten/kota tercantum pada tabel II.2 berikut.

Page 19: Profil Kesehatan Provinsi NTB - depkes.go.id · Gambar II.4 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke atas menurut Pendidikan Terakhir yang Ditamatkan di Provinsi NTB Tahun 2007-2012

Profil Kesehatan Provinsi NTB Tahun 2013 5

Tabel II.2 Penduduk Provinsi NTB menurut Jenis Kelamin dan Kepadatan Penduduk per

Kabupaten/Kota Tahun 2013

NO Kabupaten/kota Jumlah

Penduduk

Penduduk Rasio Jenis

Kelamin

Kepadatan Penduduk per km2 Laki-laki Perempuan

1 Lombok Barat 627.617 307.108 320.509 95.8 596

2 Lombok Tengah 886.004 419.286 466.718 89.8 733

3 Lombok Timur 1.130.365 526.179 604.186 87.1 704

4 Sumbawa 433.754 220.769 212.985 103.7 65

5 Dompu 225.937 114.184 111.753 102.2 97

6 Bima 447.286 222.883 224.403 99.3 102

7 Sumbawa Barat 118.608 60.201 58.407 103.1 64

8 Lombok Utara 210.528 103.643 106.885 97.0 260

9 Kota Mataram 419.641 207.440 212.201 97.8 6.846

10 Kota Bima 148.645 72.915 75.730 96.3 716

JUMLAH PROVINSI 4,648.385 2.254.608 2.393.777 94.2 231

Sumber: Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2013

Tabel II.2 menunjukkan bahwa persebaran penduduk di NTB tampak tidak

merata, baik antar pulau maupun kabupaten/kota. Penduduk NTB lebih banyak

bertempat tinggal di Pulau Lombok daripada Pulau Sumbawa. Penduduk terbanyak ada

di Kabupaten Lombok Timur yaitu 1.130.365 jiwa dan yang terendah ada di Kabupaten

Sumbawa Barat.

Tabel II.2 juga memperlihatkan perbandingan jumlah penduduk laki-laki

terhadap perempuan. Data tahun 2013 memperlihatkan bahwa di Provinsi NTB jumlah

penduduk perempuan lebih banyak dibandingkan jumlah penduduk laki-laki. Hal ini

dapat ditunjukkan oleh sex ratio yang nilainya lebih kecil dari 100. Untuk setiap 100

penduduk perempuan berbanding 94 penduduk laki-laki. Kabupaten Lombok Timur

mempunyai rasio jenis kelamin paling rendah yaitu sebesar 87,1. Artinya terdapat 100

perempuan yang terbandingkan dengan 87 laki-laki. Sementara itu, Kabupaten

Sumbawa, Dompu dan Sumbawa Barat mempunyai rasio jenis kelamin di atas 100.

Luas wilayah NTB sekitar 20.153.20 kilometer persegi, maka kepadatan

penduduk di setiap kilometer perseginya rata-rata sebanyak 231 jiwa pada tahun

2013. Kepadatan penduduk di kota umumnya lebih tinggi daripada di kabupaten. Kota

Mataram merupakan kota terpadat di NTB yaitu dengan kepadatan sebesar 6.846

orang per km2, diikuti oleh Lombok Tengah dengan kepadatan 733 orang per km2.

Page 20: Profil Kesehatan Provinsi NTB - depkes.go.id · Gambar II.4 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke atas menurut Pendidikan Terakhir yang Ditamatkan di Provinsi NTB Tahun 2007-2012

Profil Kesehatan Provinsi NTB Tahun 2013 6

Struktur penduduk NTB didominasi oleh penduduk usia muda. Piramida

penduduk NTB berbentuk limas, semakin ke atas tampak semakin mengecil. Piramida

penduduk NTB tahun 2013 terlihat pada gambar II.2 berikut.

Gambar II.2 Piramida Penduduk NTB Tahun 2013

Sumber: Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2012

Gambar II.2 memperlihatkan bahwa penduduk laki-laki dan perempuan

terbanyak pada kelompok usia muda (0 – 14 tahun). Dengan karakteristik penduduk

muda, pemerintah NTB perlu memikirkan pembangunan kualitas manusianya. Tidak

terhindarkan bahwa pemerintah NTB menghadapi beban besar dalam investasi sosial.

Investasi sosial adalah kegiatan antara lain pengembangan sumber daya manusia dan

untuk pemenuhan kebutuhan pelayanan dasar bagi anak-anak di bawah 15 tahun.

Berkurangnya penduduk pada usia kelompok umur 0 – 14 tahun disebabkan

faktor meninggal atau migrasi keluar NTB. Pada kelompok umur 25-29 tahun

penduduk laki-laki dan perempuan di NTB bertambah. Hal ini disebabkan terjadinya

migrasi masuk terutama penduduk luar NTB yang bekerja/sekolah di NTB.

Rasio beban tanggungan (dependency ratio) tahun 2013 tidak berbeda dengan

rasio beban tanggungan penduduk NTB tahun 2012. Pada tahun 2012, rasio beban

tanggungan sebanyak 55 dan pada tahun 2013 sebanyak 55,4. Dalam artian untuk

300.000 200.000 100.000 00 100.000 200.000 300.000

0 - 4

5 - 9

10 - 14

15 - 19

20 - 24

25 - 29

30 - 34

35 - 39

40 - 44

45 - 49

50 - 54

55 - 59

60 - 64

65 - 69

70 - 74

75+

PEREMPUAN LAKI-LAKI

Page 21: Profil Kesehatan Provinsi NTB - depkes.go.id · Gambar II.4 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke atas menurut Pendidikan Terakhir yang Ditamatkan di Provinsi NTB Tahun 2007-2012

Profil Kesehatan Provinsi NTB Tahun 2013 7

setiap 100 penduduk usia produktif (15-64 tahun) menanggung 55 orang penduduk

bukan usia produktif (0-14 tahun dan 65+).

C. Ekonomi

Struktur perekonomian Provinsi NTB sedikit mengalami perubahan

dibandingkan pada tahun-tahun sebelumnya. Pertumbuhan ekonomi secara NTB

secara kumulatif tahun 2013, mampu tumbuh sebesar 5,69% dibanding tahun 2012

sedikit lebih rendah dibanding pertumbuhan ekonomi secara nasional yang tumbuh

sebesar 5,78%. Pertumbuhan ekonomi saat ini lebih baik dibanding 2 tahun

sebelumnya yang justru mengalami penurunan. Sebaliknya sektor pertanian dan

sektor perdagangan, hotel, dan restoran terus mengalami peningkatan. Jika

dibandingkan dengan peranan pada tahun sebelumnya, peranan sektor pertanian pada

tahun 2012 sebesar 25,83 persen maka pada tahun 2013 meningkat menjadi 26,15

persen, sedangkan peranan sektor pertambangan dan penggalian mengalami

penurunan dari 18,58 persen pada tahun 2012 menjadi 17,64 persen pada tahun

2013. Sektor ekonomi lain yang memberikan kontribusi yang besar dalam capaian

PDRB Provinsi NTB Tahun 2013 adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran dan

sektor jasa-jasa yaitu masing-masing sebesar 16,96 persen dan 13,36 persen.

Sedangkan sektor yang memberikan kontribusi paling kecil adalah sektor listrik, gas,

dan air bersih yaitu sebesar 0,52 persen.

Indikator kesejahteraan di Provinsi NTB menunjukkan adanya tren

peningkatan. Adanya penurunan angka kemiskinan berdasarkan hasil survei

kemiskinan di bulan September 2013 menjadi penyebab utama peningkatan indikator

kesejahteraan. Dengan adanya peningkatan nilai garis kemiskinan hingga 12,0%,

jumlah penduduk kurang mampu menurun hingga 3,1% dibandingkan tahun

sebelumnya. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan daya beli masyarakat.

Inflasi komoditas Kesehatan relatif stabil sepanjang tahun 2013. Pergerakan

harga relatif tidak terlalu berfluktuasi yang disebabkan oleh stabilnya biaya jasa

kesehatan dan perawatan jasmani dan kosmetika.Kenaikan inflasi yang cukup tinggi

hanya terjadi pada kenaikan harga jamu, jasa keriting rambut, obat gosok maupun

jasa gunting rambut. Namun demikian, sumbangan komoditas tersebut terhadap

kenaikan inflasi tidak terlalu besar.

Page 22: Profil Kesehatan Provinsi NTB - depkes.go.id · Gambar II.4 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke atas menurut Pendidikan Terakhir yang Ditamatkan di Provinsi NTB Tahun 2007-2012

Profil Kesehatan Provinsi NTB Tahun 2013 8

D. Pendidikan

Kemampuan baca tulis penduduk merupakan ukuran dasar untuk menilai

tingkat keberhasilan pembangunan pendidikan. Semakin tinggi tingkat melek huruf

penduduk, maka semakin berhasil pembangunan pendidikan di suatu wilayah. Angka

melek huruf di Provinsi NTB tahun 2012 mencapai 83,68 persen. Jika dirinci menurut

jenis kelamin terlihat diparitas yang cukup besar. Kemampuan baca tulis perempuan di

Provinsi NTB lebih rendah yaitu mencapai 79 persen berbanding 88 persen untuk laki-

laki. Dengan kata lain, perempuan yang buta huruf lebih banyak dibandingkan laki-

laki.

Gambar II.3 Angka Melek Huruf di Provinsi NTB dan Nasional Tahun 2008-2012

Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional Provinsi Nusa Tenggara Barat, BPS 2008-2012

Gambar II.3 memperlihatkan bahwa angka melek huruf tahun 2012 sedikit

meningkat dibandingkan angka melek huruf tahun 2011. Angka Melek Huruf di

Provinsi NTB lebih rendah daripada rata-rata nasional artinya penduduk yang buta

huruf di Provinsi NTB masih lebih tinggi daripada rata-rata nasional.

Indikator pendidikan yang lain adalah tingkat pendidikan tertinggi yang

ditamatkan oleh penduduk. Indikator ini dapat menjadi salah satu indikator dari

tingkat kemampuan sumber daya manusia. Berikut disajikan tabel persentase menurut

pendidikan terakhir yang ditamatkan di Provinsi NTB tahun 2007 - 2012.

2008 2009 2010 2011 2012

NTB 80,13 80,18 81,05 83,24 83,68

Nasional 92,19 92,58 92,91 92,99 93,25

75

77

79

81

83

85

87

89

91

93

95

pe

rse

n (

%))

Page 23: Profil Kesehatan Provinsi NTB - depkes.go.id · Gambar II.4 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke atas menurut Pendidikan Terakhir yang Ditamatkan di Provinsi NTB Tahun 2007-2012

Profil Kesehatan Provinsi NTB Tahun 2013 9

Gambar II.4 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun keatas menurut Pendidikan Terakhir

yang Ditamatkan di Provinsi NTB Tahun 2007 – 2012

Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional Provinsi Nusa Tenggara Barat, BPS 2008-2012

Gambar II. 4 memperlihatkan bahwa penduduk yang tamat SMP keatas di

Provinsi NTB tahun 2012 meningkat dibandingkan tahun 2011. Pada mencapai 2011

mencapai sekitar 37,62 persen dan pada tahun 2012 mencapai 39,14 persen dengan

komposisi laki-laki sebesar 42,60% persen dan perempuan sebesar 35,67 persen.

Dibandingkan dengan tahun 2011, aka pada tahun 2012 telah terjadi peningkatan

pendidikan masyarakat.

Tingkat pendidikan berkaitan dengan kemampuan menyerap dan menerima

informasi termasuk informasi kesehatan kesehatan serta kemampuan dalam berperan

serta dalam pembangunan kesehatan. Masyarakat yang memiliki pendidikan yang

lebih tinggi, pada umumnya mempunyai pengetahuan dan wawasan yang lebih luas

sehingga lebih mudah menyerap dan menerima informasi, serta dapat ikut berperan

serta aktif dalam mengatasi masalah kesehatan dirinya dan keluarganya.

Tidakmemiliki

IjazahSD/MI SMP/ MTs

SMA/MA/SMK

AKADEMI/DIPLOMA

PERGURUANTINGGI

2008 40,9 25,16 14,73 14,8 1,7 2,71

2009 39,17 25,76 15,6 15,27 1,47 2,73

2010 42,01 24,31 14,49 14,95 1,23 3,04

2011 36,1 26,28 16,74 16,14 1,41 3,33

2012 34,6 26,27 16,2 17,1 1,5 4,34

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45p

ers

en

tase

(%

)

Page 24: Profil Kesehatan Provinsi NTB - depkes.go.id · Gambar II.4 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke atas menurut Pendidikan Terakhir yang Ditamatkan di Provinsi NTB Tahun 2007-2012

Profil Kesehatan Provinsi NTB Tahun 2013 10

E. Kesejahteraan Sosial

Provinsi NTB termasuk salah satu provinsi di Indonesia dengan jumlah

penduduk miskin yang banyak. Penduduk miskin di Provinsi NTB cenderung menurun

namun pada tahun 2013 terjadi peningkatan penduduk miskin dibandingkan tahun

2012. Pada tahun Maret 2013 penduduk miskin sebanyak 830,84 ribu orang (17,97 %)

sedangkan tahun 2012 penduduk miskin sebanyak 828,23 ribu orang. Namun pada

September 2013 penduduk miskin mencapai 802,45 ribu (17,25 %).

Gambar II.5 Jumlah Penduduk Miskin di Provinsi NTB Tahun 2005-2013

Sumber: BPS Provinsi NTB

Gambar II.5 memperlihatkan jumlah penduduk miskin di Provinsi NTB

mengalami penurunan selama periode 2006-2012.

Pada periode Maret – September 2013, penduduk miskin di daerah perkotaan

berkurang sekitar 27,32 ribu orang (dari 391,4 ribu orang pada Maret 2013 menjadi

364,08 ribu orang pada September 2013), sementara di daerah perdesaan berkurang

hanya 1,07 ribu orang (dari 439 orang orang pada Maret 2013 menjadi 438,37 ribu

orang pada September 2013).

Penduduk miskin di daerah perkotaan pada Maret 2013 sebesar 20,28 persen,

menurun menjadi 18,69 persen pada September 2013. Begitu juga dengan penduduk

Page 25: Profil Kesehatan Provinsi NTB - depkes.go.id · Gambar II.4 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke atas menurut Pendidikan Terakhir yang Ditamatkan di Provinsi NTB Tahun 2007-2012

Profil Kesehatan Provinsi NTB Tahun 2013 11

miskin di daerah perdesaan, yaitu dari 16,32 persen pada Maret 2013 menjadi 16,22

persen pada September 2013.

Peranan komoditi makanan terhadap garis kemiskinan jauh lebih besar

dibandingkan peranan komoditi bukan makanan. Ini terjadi di perkotaan dan

perdesaan. Pada September 2013, sumbangan garis kemiskinan makanan terhadap

garis kemiskinan sebesar 72,98 persen untuk perkotaan dan 79,49 persen untuk

daerah pedesaan.

Tiga komoditi makanan yang berpengaruh besar terhadap nilai garis

kemiskinan baik di perkotaan maupun perdesaan adalah beras, rokok kretek filter dan

gula pasir. Komoditi makanan lain di perkotaan yang berpengaruh terhadap garis

kemiskinan adalah telur ayam ras, daging ayam ras dan mie instan. Sedangkan untuk

perdesaan adalah cabe rawit, bawang merah dan ikan tongkol. Kondisi kemiskinan

penduduk ini perlu mendapat perhatian karena berdampak pada status gizi dan

kesehatan masyarakat.

Page 26: Profil Kesehatan Provinsi NTB - depkes.go.id · Gambar II.4 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke atas menurut Pendidikan Terakhir yang Ditamatkan di Provinsi NTB Tahun 2007-2012

Profil Kesehatan Provinsi NTB Tahun 2013 12

BAB III

SITUASI DERAJAT KESEHATAN

Derajat kesehatan masyarakat dapat dilihat antara lain dari angka kematian,

angka kesakitan dan status gizi. Pada bagian ini, derajat kesehatan di Provinsi Nusa

Tenggara Barat digambarkan melalui Angka Harapan Hidup (AHH), Angka Kematian

Bayi (AKB), Angka kematian Ibu (AKI), angka morbiditas beberapa penyakit dan status

gizi.

A. Angka Harapan Hidup (AHH)

Keberhasilan program kesehatan dan program pembangunan sosial ekonomi

pada umumnya dapat dilihat dari peningkatan usia harapan hidup penduduk.

Meningkatnya akses terhadap pelayanan kesehatan; meningkatnya daya beli

masyarakat akan meningkatkan kemampuan masyarakat memenuhi kebutuhan gizi;

mampu mempunyai pendidikan yang lebih baik sehingga memperoleh pekerjaan

dengan penghasilan yang memadai, yang pada gilirannya akan meningkatkan derajat

kesehatan masyarakat dan memperpanjang usia harapan hidupnya.

Angka Harapan Hidup (AHH) diperoleh melalui survey yang dilakukan Badan

Pusat Statistik. Angka Harapan Hidup yang terhitung untuk Provinsi NTB tahun 1996

adalah 58,9 tahun, artinya bayi-bayi yang dilahirkan menjelang tahun 1996 (periode

1992-1994) akan dapat hidup sampai 58 atau 59 tahun. Bayi-bayi yang dilahirkan

menjelang tahun 2006 mempunyai usia harapan hidup lebih panjang yaitu 60,90

tahun, dan bayi yang dilahirkan tahun 2012 usia harapan hidupnya mencapai 62,73

tahun. Peningkatan Angka Harapan Hidup tersebut sebagaimana terlihat pada gambar

berikut.

Page 27: Profil Kesehatan Provinsi NTB - depkes.go.id · Gambar II.4 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke atas menurut Pendidikan Terakhir yang Ditamatkan di Provinsi NTB Tahun 2007-2012

Profil Kesehatan Provinsi NTB Tahun 2013 13

Gambar III.1 Angka Harapan Hidup (AHH) di Provinsi NTB dan Nasional Tahun 2005-2012

Sumber: BPS Provinsi NTB

Gambar III.1 memperlihatkan peningkatan AHH di Provinsi NTB sampai 2012,

namun AHH Provinsi NTB masih dibawah AHH nasional. Peningkatan AHH

menunjukkan adanya peningkatan kehidupan dan kesejahteraan masyarakat Provinsi

NTB.

B. Angka Kematian

Angka kematian di suatu wilayah dari waktu ke waktu dapat digunakan sebagai

indikator dalam penilaian keberhasilan program pembangunan kesehatan dan

perkembangan derajat kesehatan masyarakat. Angka kematian di komunitas pada

umumnya diperoleh melalui data survey sedangkan data kematian yang ada di fasilitas

kesehatan hanya memperlihatkan kasus rujukan.

Angka kematian yang akan disajikan berikut ini adalah Angka Kematian Ibu

(AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB).

B.1 Angka Kematian Ibu (AKI)

Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk melihat

derajat kesehatan perempuan. Penurunan AKI juga merupakan salah satu target

2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

NTB 60,5 60,9 61,2 61,5 61,8 62,11 62,41 62,73

Nasional 68,08 68,47 68,7 69 69,21 69,43 69,65 69,87

54

56

58

60

62

64

66

68

70

72A

ngk

a H

arap

an H

idu

p

Page 28: Profil Kesehatan Provinsi NTB - depkes.go.id · Gambar II.4 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke atas menurut Pendidikan Terakhir yang Ditamatkan di Provinsi NTB Tahun 2007-2012

Profil Kesehatan Provinsi NTB Tahun 2013 14

MDGs yaitu tujuan ke 5 yaitu meningkatkan kesehatan ibu dengan mengurangi sampai

¾ resiko jumlah kematian ibu.

Kematian ibu yang dimaksud adalah kematian seorang ibu yang disebabkan

gangguan kehamilan atau penanganannya (tidak termasuk kecelakaan atau kasus

insidentil) selama kehamilan, melahirkan dan dalam masa nifas (42 hari setelah

melahirkan) tanpa memperhitungkan lama kehamilan.

Selama tahun 2013 berdasarkan laporan dari kabupaten/kota di Provinsi NTB

terjadi 117 kasus kematian ibu. Trend jumlah kematian ibu tahun 2005-2013 terlihat

pada tabel gambar berikut.

Gambar III.2 Jumlah Kematian Ibu di Provinsi NTB Tahun 2005-2013

Sumber: Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2005-2013

Gambar III.2 memperlihatkan bahwa kasus kematian tahun 2013 meningkat

dibandingkan tahun 2012. Kematian ibi terjadi di semua kabupaten-kota. Kematian ibu

tahun 2013 terbanyak terjadi di Kabupaten Lombok Timur sebanyak 35 kasus. Pada

tahun 2013 tidak adak kabupaten-kota yang ditetapkan sebagai Kabupaten AKINO

(Angka Kematian Ibu Nol). Detail jumlah kematian ibu di kabupaten/kota tertera

dalam lampiran.

2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

NTB 108 97 95 92 121 113 130 100 117

80

90

100

110

120

130

140

kasu

s ke

mat

ian

ibu

Page 29: Profil Kesehatan Provinsi NTB - depkes.go.id · Gambar II.4 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke atas menurut Pendidikan Terakhir yang Ditamatkan di Provinsi NTB Tahun 2007-2012

Profil Kesehatan Provinsi NTB Tahun 2013 15

Kejadian kematian ibu paling banyak pada waktu ibu nifas sekitar 56%,

kematian ibu bersalin sekitar 23%, kematian pada waktu hamil sekitar 21%.

Berdasarkan kelompok umur, kejadian kematian ibu pada usia 20-34 tahun sebanyak

54%, usia ≥35 tahun sebanyak 39% dan usia <20 tahun sebanyak 7%. Dibandingkan

dengan tahun 2012, pada tahun 2013 terjadi peningkatan kasus kematian ibu pada

usia ≥35 tahun dan usia <20 tahun.

B.2 Angka Kematian Balita (AKABA) dan Angka Kematian Bayi (AKB)

Angka Kematian Balita adalah jumlah anak yang meninggal sebelum usia 5

tahun. AKABA dapat digunakan untuk menggambarkan tingkat permasalahan

kesehatan anak termasuk status gizi, sanitasi dan angka kesakitan lainnya. Laporan

rutin (pencatatan) petugas kesehatan di Provinsi NTB mencatat bahwa kasus kematian

balita pada tahun 2013 menurun dibandingkan tahun 2012. Pada tahun 2012

sebanyak 1.502 kasus kematian balita (terdiri dari 1.432 kasus kematian bayi dan 82

kasus kematian anak balita) dari 103.524 kelahiran hidup. Pada tahun 2013 sebanyak

1.306 kasus kematian balita (terdiri dari 1.297 kasus kematian bayi dan 76 kasus

kematian anak balita) dari 103.495 kelahiran hidup.

Angka Kematian Bayi (AKB) dapat menggambarkan kondisi sosial ekonomi

masyarakat setempat karena bayi adalah kelompok usia yang paling rentan terkena

dampak dari perubahan lingkungan maupun sosial ekonomi. Indikator AKB terkait

langsung dengan target kelangsungan hidup anak dan merefleksikan kondisi sosial-

ekonomi dan kesehatannya.

AKB Provinsi NTB telah mengalami penurunan dalam kurun waktu 2003-2012,

namun masih diatas angka nasional. Menurut data dari Survei Demografi dan

Kesehatan Indonesia (SDKI) di Provinsi NTB pada tahun 2007 sebesar 72/1000

kelahiran hidup mengalami penurunan menjadi sebesar 57/1000 kelahiran hidup

sesuai data SDKI 2012. Perbandingan data AKB Provinsi NTB dengan data AKB

Indonesia tahun 2003 – 2012 terlihat pada gambar berikut.

Page 30: Profil Kesehatan Provinsi NTB - depkes.go.id · Gambar II.4 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke atas menurut Pendidikan Terakhir yang Ditamatkan di Provinsi NTB Tahun 2007-2012

Profil Kesehatan Provinsi NTB Tahun 2013 16

Gambar III.3 AKB di Provinsi NTB dan Indonesia Tahun 2003-2012

Sumber : BPS Provinsi NTB Tahun 2012

Gambar III.3 memperlihatkan bahwa AKB Provinsi NTB cukup tinggi dan

diperlukan upaya yang sangat keras menurunkan AKB untuk mencapai target.

Menurunkan AKB berpengaruh terhadap terjadinya peningkatan Umur harapan Hidup

(UHH) suatu Negara. Berdasarkan perhitungan target yang ingin dicapai maka

Pemerintah Provinsi NTB telah menetapkan target AKB yang tertuang dalam RPJMD

Provinsi NTB tahun 2009-2013 turun menjadi 42/1000 kelahiran hidup. Disamping itu

pemerintah pusat juga telah menetapkan target yang ingin dicapai sesuai MDGs ke-4

pada tahun 2015 yaitu AKB turun menjadi 23/1000 kelahiran hidup.

Laporan rutin (pencatatan) petugas kesehatan di Provinsi NTB tahun 2013

terjadi 1.297 kematian bayi dari 103.495 kelahiran hidup. Kasus kematian bayi yang

dilaporkan di setiap kabupaten/kota di Provinsi NTB tahun 2008-2013 terlihat pada

gambar berikut.

35 34 32

23

74 72

57

42

0

10

20

30

40

50

60

70

80

2003 2007 2012 2013 2015

pe

r 1

00

0 k

ela

hir

an h

idu

p

Indonesia NTB

Target RPJMD NTB

Target MDGs

Page 31: Profil Kesehatan Provinsi NTB - depkes.go.id · Gambar II.4 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke atas menurut Pendidikan Terakhir yang Ditamatkan di Provinsi NTB Tahun 2007-2012

Profil Kesehatan Provinsi NTB Tahun 2013 17

Gambar III.4 Kasus Kematian Bayi di Provinsi NTB Tahun 2008-2013

Sumber: Profil Kesehatan Dinas Kesehatan kabupaten/kota Tahun 2013

Gambar III.4 memperlihatkan bahwa kumulatif kasus kematian bayi di Provinsi

NTB tahun 2013 menurun dibandingkan tahun sebelumnya. Pada tahun 2012

sebanyak 1.432 kasus kematian bayi sedangkan tahun 2013 sebanyak 1.297 kasus.

Kasus terbanyak terjadi di Lombok Timur dan Lombok Tengah.

C. Angka Kesakitan (Morbiditas)

Angka kesakitan pada penduduk berasal dari community based data yang

diperoleh melalui pengamatan terutama yang diperoleh dari fasilitas pelayanan

kesehatan melalui pencatatan dan pelaporan rutin dan insidentil.

Kasus penyakit yang paling banyak diderita masyarakat di Provinsi NTB

berdasarkan Laporan Bulanan (LB1) Kesakitan di Puskesmas dan jaringannya terlihat

pada gambar berikut.

Mtr Lobar KLU Loteng Lotim Sbw KSB Dompu Bima Kt.Bima NTB

2008 27 260 0 288 431 115 27 39 173 23 1383

2009 43 199 28 184 436 104 39 39 116 28 1216

2010 39 161 47 161 589 102 48 51 104 36 1338

2011 39 143 56 154 575 121 61 29 115 25 1318

2012 48 139 85 237 620 86 37 58 94 28 1432

2013 44 90 52 255 591 83 27 29 97 29 1297

0

200

400

600

800

1000

1200

1400

1600K

asu

s K

em

atia

n B

ayi

Page 32: Profil Kesehatan Provinsi NTB - depkes.go.id · Gambar II.4 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke atas menurut Pendidikan Terakhir yang Ditamatkan di Provinsi NTB Tahun 2007-2012

Profil Kesehatan Provinsi NTB Tahun 2013 18

Gambar III.5 10 Penyakit Terbanyak di Puskesmas di

Provinsi NTB Tahun 2012 10 Penyakit Terbanyak di Puskesmas di

Provinsi NTB Tahun 2013

Sumber: Laporan Kesakitan Kabupaten/Kota Tahun 2012-2013

Gambar III.5 memperlihatkan bahwa penyakit yang paling banyak diderita oleh

masyarakat yang berkunjung ke puskesmas pada tahun 2012 dan tahun 2013 adalah

infeksi akut lain pada saluran pernafasan bagian atas. Kondisi ini erat kaitannya

dengan kesehatan lingkungan masyarakat.

Provinsi NTB juga dihadapkan juga pada masalah beban ganda. Di satu sisi

kasus penyakit infeksi masih tinggi, namun disisi lain penyakit degeneratif juga

meningkat. Selain itu perilaku masyarakat yang tidak sehat masih menjadi faktor

utama disamping lingkungan dan pelayanan kesehatan.

Berikut ini akan uraikan kondisi program pemberantasan dan pengendalian

penyakit di Provinsi NTB tahun 2013.

C.1. Penyakit Menular Langsung

C.1.1 Tuberkulosis (TB)

Pada tahun 2013, jumlah seluruh pasien TB (semua tipe) mencapai 5.928

orang, dan sebanyak 4.198 orang diantaranya merupakan kasus baru BTA+.

Dibandingkan tahun 2012, maka pada tahun 2013 ini terjadi penurunan penemuan

46.095

49.112

55.006

76.362

97.007

119.622

136.686

171.565

200.191

405.048

- 200.000 400.000

Kecelakaan dan Ruda Paksa

Asma

Gastritis

Penyakit Kulit Allergi

Penyakit tekanan darah tinggi

Diare ( termasuk tersangkakolera )

Penyakit lain pada saluranpernafasan bag. atas

Penyakit Kulit Infeksi

Peny.pada sistim otot &jaringan pengikat (rematik)

Inf.Akut lain pada saluranpernafasan bag.atas

33.745

46.520

60.452

87.545

93.723

102.733

107.364

150.794

183.011

420.176

Asma

Peny.pulpa &jaringanperiapikal

Gastritis

Penyakit Kulit Infeksi

Penyakit Kulit Allergi

Diare ( Termasuk TersangkaKolera )

Penyakit Tekanan DarahTinggi

Penyakit lain pada saluranpernafassan bagian atas

Penyakit pada sistem ototdan jaringan pengikat…

Inf. Akut lain pada saluranpernafasan bagian atas

Page 33: Profil Kesehatan Provinsi NTB - depkes.go.id · Gambar II.4 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke atas menurut Pendidikan Terakhir yang Ditamatkan di Provinsi NTB Tahun 2007-2012

Profil Kesehatan Provinsi NTB Tahun 2013 19

kasus. Pada tahun 2012, jumlah penderita penyakit TB Paru ini mencapai 7.025 orang

terdiri dari 2.511 kasus lama dan 4.339 kasus baru (3.816 orang dengan BTA +).

Distribusi jumlah penderita di setiap kabupaten/kota dapat dilihat pada lampiran tabel

7.

Dari seluruh suspek TB yang diperiksa pada tahun 2013 sebanyak 40.376

orang, sebanyak 4.198 orang adalah pasien TB BTA positif yang ditemukan. Dengan

kata lain bahwa proporsi pasien TB BTA positif diantara suspek sebanyak 10,40%.

Case Notification Rate (CNR) pada tahun 2013 adalah 127,53. Angka CNR ini yang

digunakan untuk menujukkan kecenderungan (trend) penemuan pasien di wilayah

tersebut.

Pasien TB anak (0-14 tahun) yang ditemukan selama tahun 2013 sebanyak 633

orang diantara seluruh pasien TB tercatat. Proporsi pasien TB anak diantara seluruh

pasien TB adalah 10,67%.

Angka kematian selama pengobatan yang ditimbulkan akibat TB paru pada

tahun 2013 cukup tinggi yaitu sebesar 3,7 per 100.000 penduduk. Angka kematian

tersebut mengalami peningkatan dibandingkan angka kematian pada tahun 2012 yaitu

mencapai 3,32 per 100.000 penduduk.

Angka kesembuhan (Cure Rate) pada tahun 2013 mencapai 82,57%. Angka ini

dibawah angka minimal yang harus dicapai yaitu 85%. Oleh karena itu untuk program

penanggulangan TB sangat perlu untuk memperhatikan jumlah pasien dengan hasil

pengobatan lengkap, meninggal, gagal, default dan pindah.

Evaluasi pengobatan pasien TB Paru tahun 2013, diperoleh angka keberhasilan

pengobatan (Success Rate/SR) mencapi 93,59%. Capaian ini menurun jika

dibandingkan dengan SR tahun 2012 sebesar 98,03 persen. Data keberhasilan

pengobatan di setiap kabupaten/kota dapat dilihat pada lampiran tabel 9. Tren

keberhasilan pengobatan (SR) di Provinsi NTB tahun 2010-2013 terlihat pada gambar

berikut.

Page 34: Profil Kesehatan Provinsi NTB - depkes.go.id · Gambar II.4 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke atas menurut Pendidikan Terakhir yang Ditamatkan di Provinsi NTB Tahun 2007-2012

Profil Kesehatan Provinsi NTB Tahun 2013 20

Gambar III.6 Tren Keberhasilan Pengobatan (Succes Rate) TB Paru, Kesembuhan dan Pengobatan

Lengkap TB Paru di Provinsi NTB Tahun 2010-2013

Sumber: Profil Kesehatan Dinas Kesehatan kabupaten/kota Tahun 2013

Gambar III.6 memperlihatkan bahwa SR pengobatan TB Paru tahun 2013

cenderung menurun dibandingkan tahun sebelumnya walaupun jumlah pasien dengan

kesembuhan tahun 2013 meningkat dibandingkan tahun 2012.

C.1.2 Pneumonia Balita

Bayi dan balita merupakan populasi yang paling rentan terkena Pneumonia.

Kondisi tersebut umumnya terjadi pada balita dengan gizi kurang dan kondisi

lingkungan yang tidak sehat. Upaya pemberantasan penyakit Pneumonia difokuskan

pada upaya penemuan dini dan tatalaksana kasus yang cepat dan tepat pada

penderita.

Perkiraan penderita Pneumonia balita pada tahun 2013 sebanyak 53.989 balita.

Penderita ditemukan dan ditangani sebanyak 28.138 kasus (52,12%). Hasil lengkap

per kabupaten/kota dapat dilihat pada tabel 10. Berikut ditampilkan perkiraan kasus

Pneumonia balita dan penderita yang ditemukan dan ditangani di Provinsi NTB tahun

2008-2013.

3.212 3.191 3.446

3.884

2.465 2.333 2.880 3.207

441 659

498 428

90,45 93,76 98,03 93,59

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

-

500

1.000

1.500

2.000

2.500

3.000

3.500

4.000

2010 2011 2012 2013

diobati kesembuhan pengobatan lengkap SR

Page 35: Profil Kesehatan Provinsi NTB - depkes.go.id · Gambar II.4 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke atas menurut Pendidikan Terakhir yang Ditamatkan di Provinsi NTB Tahun 2007-2012

Profil Kesehatan Provinsi NTB Tahun 2013 21

Gambar III.8 Perkiraan Kasus dan Tren Penemuan dan Penanganan Pneumonia di Provinsi NTB

Tahun 2008-2013

Sumber: Profil Kesehatan Dinas Kesehatan kabupaten/kota Tahun 2013

Gambar III.8 menunjukkan bahwa tren penderita (balita) ditemukan dan

ditangani tahun 2008-2013 menurun. Penderita yang ditemukan dan ditangani pada

tahun 2013 meningkat (28.138 balita) dibandingkan tahun 2012 (37.836 balita) namun

jika dibandingkan dengan perkiraan penderita balita, maka capaian penderita yang

ditemukan dan tangani pada tahun 2013 sebanyak 52,12% menurun dibandingkan

capaian tahun 2012 (capaian tahun 2012 sebanyak 53,12%).

C.1.3 HIV-AIDS dan Infeksi Menular Seksual

HIV-AIDS sebagai salah satu penyakit menular menjadi perhatian serius di

Provinsi NTB. Sebagai dalah satu daerah tujuan wisata, maka Provinsi NTB berpotensi

sebagai tempat terjadinya penularan HIV-AIDS. Demikian juga sebagai salah satu

daerah pengirim tenaga kerja ke luar negeri, kemungkinan terjadinya penularan HIV-

AIDS cukup besar. Kasus HIV-AIDS ditemukan di seluruh kabupaten/kota se-Provinsi

NTB. Jumlah kasus baru di setiap kabupaten/kota terlihat pada lampiran tabel 11.

Laporan VCT rumah sakit/puskesmas dan laporan rutin AIDS kabupaten/kota

menunjukkan bahwa pada tahun 2013 ditemukan 8 kasus baru HIV dan 7 kasus baru

AIDS. Jumlah kematian karena AIDS di Provinsi NTB sebanyak 4 kasus. Kondisi ini

menurun dibandingkan tahun 2012. Namun demikian, hal ini perlu mendapatkan

2008 2009 2010 2011 2012 2013

Perkiraan penderita PneumoniaBalita

40.506 41.240 49.878 50.442 52.397 53.989

Penderita ditemukan danditangani

40.047 41.240 31.278 26.005 27.836 28.138

05.000

10.00015.00020.00025.00030.00035.00040.00045.00050.00055.000

bal

ita

Page 36: Profil Kesehatan Provinsi NTB - depkes.go.id · Gambar II.4 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke atas menurut Pendidikan Terakhir yang Ditamatkan di Provinsi NTB Tahun 2007-2012

Profil Kesehatan Provinsi NTB Tahun 2013 22

perhatian yang serius mengingat kasus HIV-AIDS di masyarakat merupakan fenomena

gunung es, karena kasus yang dilaporkan hanya kasus yang ditemukan oleh petugas

kesehatan saja Perkembangan penemuan kasus baru HIV-AIDS terlihat pada gambar

berikut.

Gambar III.8 Penemuan Kasus Baru HIV-AIDS dan Kematian AIDS di Provinsi NTB Tahun 2010-2013

Sumber: Profil Kesehatan Dinas Kesehatan kabupaten/kota Tahun 2013

Gambar III.8 memperlihatkan bahwa kasus baru HIV positif tahun 2010-2013

cenderung menurun, namun pada tahun 2013 masih ditemukan kasus baru AIDS.

Kegiatan pengendalian HIV-AIDS dilakukan juga melalui pengamatan terhadap

hasil skrining/penapisan darah saat donor darah. Pada tahun 2013 dari 89.981

pendonor yang sampel darahnya diperiksa dan ditemukan 14 sampel darah yang

positif HIV. Sampel darah yang positif HIV berasal dari Lombok Barat, Lombok

Tengah, Dompu dan Kabupaten Bima.

Penyakit lain yang menjadi perhatian di provinsi NTB sebagai daerah wisata

adalah penyakit infeksi menular seksual (IMS) lainnya. Pada tahun 2013 jumlah kasus

IMS sebanyak 19 orang. Penyebaran kasus IMS di kabupaten/kota dapat dilihat pada

lampiran tabel 11. Kasus yang dilaporkan adalah jumlah penderita yang berobat ke

sarana puskesmas dan jaringannya, sehingga jumlah penderita sebenarnya di populasi

belum terdeteksi. Trend kasus baru IMS di Provinsi NTB tahun 2009-2013 terlihat pada

gambar berikut.

2010 2011 2012 2013

Kasus Baru HIV 219 81 63 8

Kasus Baru AIDS 166 67 117 7

Kematian AIDS 104 60 43 4

0

25

50

75

100

125

150

175

200

225

ora

ng

Page 37: Profil Kesehatan Provinsi NTB - depkes.go.id · Gambar II.4 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke atas menurut Pendidikan Terakhir yang Ditamatkan di Provinsi NTB Tahun 2007-2012

Profil Kesehatan Provinsi NTB Tahun 2013 23

Gambar III.9 Trend Kasus Baru IMS di Provinsi NTB Tahun 2009-2012

Sumber: Profil Kesehatan Dinas Kesehatan kabupaten/kota Tahun 2009-2013

Gambar III.9 memperlihatkan bahwa pada tahun 2013 terjadi penurunan kasus

penderita IMS. Kondisi ini terjadi karena belum semua sarana pelayanan kesehatan

melaporkan kasus yang datang berobat ke sarana pelayanan kesehatan. Penderita IMS

terdapat pada kelompok umur 30-39 tahun.

C.1.4 Diare

Penyakit diare merupakan salah satu penyakit berbasis lingkungan dan masih

sebagai masalah besar di Provinsi NTB dikarenakan masih buruknya kondisi sanitasi

dasar, lingkungan fisik maupun rendahnya perilaku masyarakat untuk hidup bersih dan

sehat. Penyakit diare sebagai penyakit berbahaya karena dapat menyebabkan

kematian dan menimbulkan kejadian luar biasa (KLB).

326

669

818 862

19 0

100

200

300

400

500

600

700

800

900

1000

Tahun 2009 Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013

Page 38: Profil Kesehatan Provinsi NTB - depkes.go.id · Gambar II.4 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke atas menurut Pendidikan Terakhir yang Ditamatkan di Provinsi NTB Tahun 2007-2012

Profil Kesehatan Provinsi NTB Tahun 2013 24

Gambar III.10 Cakupan Penderita Diare ditangani di Provinsi NTB Tahun 2010-2013

Sumber: Profil Kesehatan Dinas Kesehatan kabupaten/kota Tahun 2010-2013

Gambar III.10 memperlihatkan bahwa cakupan penanganan diare di Provinsi

NTB tahun 2013 menurun dibandingkan cakupan tahun 2011 dan tahun 2012.

Cakupan penanganan diare di kabupaten/ kota di Provinsi NTB tahun 2012 terlihat

pada lampiran tabel 13.

C.1.5 Kusta

WHO menetapkan Indonesia berada di urutan ketiga dunia setelah India dan

Brazil dengan penderita kusta terbanyak. Provinsi NTB sebagai salah satu provinsi

yang memiliki prevalensi tinggi terhadap penyakit kusta. Hal ini sangat

memprihatinkan. Di era globalisasi, dimana kesehatan semakin membaik dan teknologi

makin maju, namun ternyata penyakit kusta belum dapat diatasi.

Kusta adalah penyakit yang tidak membahayakan dan tidak mematikan, namun

kusta ini menimbulkan kecacatan jika tidak diketahui sejak dini. Apabila sejak awal

sudah terdeteksi terdapat bakteri penyebab kusta, penyakit ini tidak akan

menimbulkan kecacatan. Penyakit kusta adalah penyakit menular yang sulit menular

karena tiap individu memiliki kekebalan normasl terhadap bakteri tersebut.

Jumlah penderita kusta di Provinsi NTB masih cukup tinggi walaupun pada

tahun 2013 terjadi penurunan jumlah kasus dibandingkan tahun sebelumnya. Tahun

190.359 191.678 194.822 191.049

165.048

178.113 176.920 173.417

86,7 92,92 90,81 90,77

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

150.000

155.000

160.000

165.000

170.000

175.000

180.000

185.000

190.000

195.000

200.000

2010 2011 2012 2013

pe

rse

n (

%)

kasu

s/o

ran

g

perkiraan kasus Diare Diare ditangani Persentase ditangani

Page 39: Profil Kesehatan Provinsi NTB - depkes.go.id · Gambar II.4 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke atas menurut Pendidikan Terakhir yang Ditamatkan di Provinsi NTB Tahun 2007-2012

Profil Kesehatan Provinsi NTB Tahun 2013 25

2013 dilaporkan terdapat penderita kusta sebanyak 346 kasus ((tipe Pausi Basiler

sebanyak 94 kasus, tipe Multi Basiler sebanyak 252 kasus), dengan Angka Penemuan

Kasus Baru Kusta (NCDR) sebesar 7,44 per 100.000 penduduk.

Tahun 2012 dilaporkan terdapat penderita kusta sebanyak 408 kasus (tipe

Pausi Basiler sebanyak 244 kasus, tipe Multi Basiler sebanyak 164 kasus), dengan

Angka Penemuan Kasus Baru Kusta (NCDR) sebesar 8,80 per 100.000 penduduk.

Kasus terbanyak terdapat di Kabupaten Bima, Sumbawa dan Kota Bima. Data

lengkap di setiap kabupaten/kota dapat dilihat pada lampiran tabel 14. Penemuan

kasus baru kusta di Provinsi NTB tahun 2010-2013 terlihat pada gambar berikut.

Gambar III.11 Penemuan Kasus Baru Kusta di Provinsi NTB Tahun 2010-2013

Sumber: Profil Kesehatan Dinas Kesehatan kabupaten/kota Tahun 2010-2013

Gambar III.11 memperlihatkan bahwa pada tahun 2013 terjadi peningkatan

kasus kusta. Kusta tipe MB meningkat jika dibandingkan tahun 2012, dan penurunan

kasus kusta tipe PB.

Tingkat penularan penyakit kusta di masyarakat digunakan indikator proporsi

anak (0-14 tahun) di antara penderita baru. Pada tahun 2013 penderita kusta usia 0-

14 tahun sebanyak 17,10% diantara penderita baru. Terjadi peningkatan dibandingkan

tahun sebelumnya. Pada tahun 2012 proporsi anak di antara penderita baru sebesar

6,62 persen.

81

170 164

252 99

220 244 94

0

50

100

150

200

250

300

350

400

450

Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013

kasu

s

MB PB

Page 40: Profil Kesehatan Provinsi NTB - depkes.go.id · Gambar II.4 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke atas menurut Pendidikan Terakhir yang Ditamatkan di Provinsi NTB Tahun 2007-2012

Profil Kesehatan Provinsi NTB Tahun 2013 26

Keberhasilan dalam mendeteksi kasus baru dapat diukur dari tinggi rendahnya

proporsi cacat tingkat 2. Jumlah kecacatan tingkat 2 di antara penderita baru tahun

2013 sebanyak 19 orang (5,51 %) atau Angka kecatatan tingkat 2 sebanyak 0,41 per

100.000 penduduk.

Prevalensi rate penyakit kusta di Provinsi NTB tahun 2013 menurun menjadi

0,7 per 10.000 penduduk. Pada tahun 2012 prevalensi rate kusta adalah 0,80 per

10.000 penduduk. Data prevalensi rate di setiap kabupaten/kota dapat dilihat di

lampiran tabel 16. Tren prevalensi rate kusta di Provinsi NTB tahun 2000-2013 terlihat

pada gambar berikut.

Gambar III.12 Prevalensi Rate Kusta di Provinsi NTB Tahun 2000-2013

Sumber: Profil Kesehatan Dinas Kesehatan kabupaten/kota Tahun 2000-2013

Gambar III.12 memperlihatkan Prevalensi Rate (PR) Kusta di Provinsi NTB

masih cukup tinggi. Walaupun demikian, cakupannya masih cukup baik yaitu masih di

bawah batas toleransi (1 per 10.000 penduduk).

Indikator lainnya terkait pengendalian dan penanggulangan penyakit kusta

adalah angka penderita kusta tipe PB dan MB selesai berobat (Release From

Treatmen/RFT). Jumlah penderita kusta PB baru tahun 2012 yang selesai berobat

sampai dengan tahun 2013 sebesar 78 persen. Jumlah penderita kusta MB baru tahun

2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

PR 0,7 0,6 0,9 0,83 0,63 0,71 0,76 0,86 0,64 0,59 0,55 0,85 0,8 0,7

0

0,1

0,2

0,3

0,4

0,5

0,6

0,7

0,8

0,9

1

pe

r 1

0.0

00

pe

nd

ud

uk

Page 41: Profil Kesehatan Provinsi NTB - depkes.go.id · Gambar II.4 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke atas menurut Pendidikan Terakhir yang Ditamatkan di Provinsi NTB Tahun 2007-2012

Profil Kesehatan Provinsi NTB Tahun 2013 27

2012 yang selesai berobat sampai 2013 sebesar 99 persen. Angka penderita kusta

selesai berobat terlihat pada gambar berikut.

Gambar III.13 Cakupan Penderita Kusta Selesai Berobat (RFT) di Provinsi NTB Tahun 2009-2013

Sumber: Profil Kesehatan Dinas Kesehatan kabupaten/kota Tahun 2009-2013

Gambar III.13 memperlihatkan cakupan selama 4 tahun terakhir, penderita

Kusta tipe PB dan MB selesai diobati sejak tahun cenderung naik dan tidak mencapai

target nasional.

C.2. Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I)

C.2.1 AFP Non Polio

Acute Flaccid Paralysis (AFP) adalah semua anak yg berusia kurang dari 15

tahun dengan kelumpuhan yg sifatnya flaccid (layuh), terjadi secara akut (mendadak)

dan bukan disebabkan oleh ruda paksa. Untuk anak <15 tahun, dapat dilaporkan

sebagai kasus AFP jika terdapat gejala klinis yang pasti misalnya penyakit polio.

Penyakit polio harus dibuktikan atau sudah tidak ada dengan penemuan kasus AFP.

Pada tahun 2013 di Provinsi NTB ditemukan 40 kasus AFP non Polio dengan

kasus terbanyak dari Kabupaten Lombok Barat dan Lombok Timur. Data terinci di

setiap kabupaten/kota dapat dilihat pada lampiran table 18. Tren penemuan kasus AFP

non polio di Provinsi NTB tahun 2005-2013 terlihat pada gambar berikut.

Tahun 2009 Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013

PB 97,22 38,64 62,28 49,21 78,0

MB 94,39 53,74 77,14 78,6 99,3

0

20

40

60

80

100

120

pe

rse

n

Page 42: Profil Kesehatan Provinsi NTB - depkes.go.id · Gambar II.4 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke atas menurut Pendidikan Terakhir yang Ditamatkan di Provinsi NTB Tahun 2007-2012

Profil Kesehatan Provinsi NTB Tahun 2013 28

Gambar III.14 Trend Kasus dan Rate AFP Non Polio di Provinsi NTB Tahun 2005-2013

Sumber: Profil Kesehatan Dinas Kesehatan kabupaten/kota Tahun 2005-2012

Gambar III.14 memperlihatkan bahwa kasus AFP non Polio cenderung

meningkat sejak tahun 2009 sampai tahun 2012 dan menurun di tahun 2013. Kasus

AFP non Polio di tahun 2009 sebanyak 24 kasus dan meningkat dua kali lipat pada

tahun 2012 menjadi 49 kasus, dan menurun menjadi 40 kasus di tahun 2013.

C.2.2 Tetanus Neonatorum (TN)

Tetanus neonatorum (TN) merupakan penyakit tetanus yang terjadi pada bayi

berusia di bawah 28 hari. Penyakit ini merupakan penyakit yang berbahaya dan

memiliki tingkat morbiditas yang tinggi. Untuk mencegah tetanus neonatorum

diberikan imunisasi TT pada semua wanita subur atau wanita hamil trimester III,

selain memberikan penyuluhan, bimbingan dan pendampingan pada dukun beranak

dalam perawatan tali pusat.

Kasus TN selama 4 tahun berturut turut selama kurun waktu tahun 2007-2013

terjadi di Kabupaten Lombok Timur (tahun 2009=1 kasus; tahun 2011=1 kasus ;

tahun 2012, tahun 2013=4 kasus). Pada tahun 2013 terdapat 3 kasus kematian

karena TN di Kabupaten Lombok Timur. Penemuan kasus dan kematian Tetanus

neonatorum selama kurun waktu 2007-2013 dapat dilihat pada gambar berikut.

30 37 14 37 24 45 43 49 40

0,72

2,73

1,03

2,69

1,73

2,44

3,15 3,42

2,77

0

0,5

1

1,5

2

2,5

3

3,5

4

0

10

20

30

40

50

60

2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Rat

e

Kas

us

kasus AFP Rate

Page 43: Profil Kesehatan Provinsi NTB - depkes.go.id · Gambar II.4 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke atas menurut Pendidikan Terakhir yang Ditamatkan di Provinsi NTB Tahun 2007-2012

Profil Kesehatan Provinsi NTB Tahun 2013 29

Gambar III.15 Trend Kasus dan Kematian Tetanus Neonatorum di Provinsi NTB Tahun 2007-2013

Sumber: Profil Kesehatan Dinas Kesehatan kabupaten/kota Tahun 2007-2013

Gambar III.15 memperlihatkan adanya kenaikan kasus dari tahun 2010 ke

tahun 2013. Jika upaya pencegahan tidak berjalan optimal maka diprediksikan akan

terjadi peningkatan kasus Tetanus Neonatorum.

C.2.3 Campak

Campak atau nama lainnya Measles atau Rubeola merupakan penyakit virus

dan akut yang sangat menular dan mendatangkan komplikasi serius. Umumnya

menyerang anak-anak, anak remaja atau dewasa muda yang tidak terlindungi dengan

imunisasi. Pencegahan campak dilakukan dengan pemberian imunisasi aktif pada bayi

berumur 9 bulan atau lebih.

Pada tahun 2013 ditemukan sebanyak 11 kasus dan tidak ada kasus kematian

akibat campak, menurun dibandingkan dengan kasus pada tahun 2012 dengan 166

kasus. Kasus terbanyak terdapat di Kabupaten Dompu dan Kota Bima. Penyebaran

kasus campak di setiap kabupaten/kota dapat dilihat pada lampiran tabel 20.

Kasus campak di Provinsi NTB termasuk tinggi. Tren kasus campak di Provinsi

NTB tahun 2006-2013 dapat dilihat pada gambar berikut.

2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

kasus TN 1 2 3 0 4 1 4

meninggal 1 2 3 0 3 1 3

0

1

2

3

4

5

ora

ng/

kasu

s

Page 44: Profil Kesehatan Provinsi NTB - depkes.go.id · Gambar II.4 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke atas menurut Pendidikan Terakhir yang Ditamatkan di Provinsi NTB Tahun 2007-2012

Profil Kesehatan Provinsi NTB Tahun 2013 30

Gambar III.16 Trend Kasus Campak di Provinsi NTB Tahun 2006-2013

Sumber: Profil Kesehatan Dinas Kesehatan kabupaten/kota Tahun 2006-2013

Gambar III.16 memperlihatkan bahwa kasus campak tertinggi pada tahun 2006

dan tahun 2011. Kasus mulai menurun setelah tahun 2007 dilakukan Kampanye

Campak. Kasus menurun sampai dengan tahun 2009, namun meningkat kembali sejak

tahun 2010 dan 2011.Pada tahun 2013 kasus campak menurun dibandingkan tahun

2012, namun tetap diwaspadai sehingga tidak terulang kejadian tahun 2009.

C.2.4 Polio

Penyakit polio atau poliomyelitis adalah penyakit paralisis atau kelumpuhan

yang disebabkan oleh virus. Virus polio sangat menular dan tak bisa disembuhkan.

Kasus terbanyak, penyakit polio menyerang anak-anak, namun bukan berarti orang

dewasa bisa bebas dari penyakit polio. Pencegahan penyakit polio dapat dilakukan

dengan pemberian imunisasi polio pada saat bayi atau anak-anak.

Pada tahun 2012 dan 2013 di Provinsi NTB NTB tidak terdapat kasus polio.

Tren kasus polio di Provinsi NTB tahun 2006-2013 terlihat pada gambar berikut.

716

419

43 18

198

609

166

11 0

100

200

300

400

500

600

700

800

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Kas

us

Page 45: Profil Kesehatan Provinsi NTB - depkes.go.id · Gambar II.4 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke atas menurut Pendidikan Terakhir yang Ditamatkan di Provinsi NTB Tahun 2007-2012

Profil Kesehatan Provinsi NTB Tahun 2013 31

Gambar III.17 Trend Kasus Polio di Provinsi NTB Tahun 2006-2013

Sumber: Profil Kesehatan Dinas Kesehatan kabupaten/kota Tahun 2006-2013

Gambar III.17 memperlihatkan bahwa sudah 2 tahun (tahun 2012 dan tahun

2013) tidak terdapat kasus polio. Diharapkan kasus polio tidak terjadi di tahun

selanjutnya dan cakupan imunisasi>95% sehingga Eradikasi Polio di Provinsi NTB.

C.2.5 Hepatitis B

Sejak tahun 1987-1991 Departemen Kesehatan telah melaksanakan pilot

project vaksinasi Hepatitis B di Pulau Lombok, Provinsi NTB, di mana kekerapan

HBsAg-emia tertinggi di Indonesia dan kebijaksanaan ini diteruskan ke 27 provinsi

lainnya. Bila program vaksinasi berhasil, diharapkan pada tahun 2015 (satu generasi

kemudian) Hepatitis B bisa diberantas dan bukan merupakan persoalan kesehatan

masyarakat lagi. Prioritas program vaksinasi hepatitis B adalah bayi serta anak-anak,

karena jika bayi terkena infeksi misalnya sewaktu persalinan karena ibunya menderita

hepatitis B maka lebih dari 90% akan menjadi hepatitis kronik. Apabila yang terkena

anak-anak yang lebih besar maka keadaan kronisitas menurun hanya menjadi 20-

30% saja. Sedang jika orang dewasa yang terkena maka keadaan kronik hanya terjadi

pada 4-50% saja.

Pada tahun 2013 tidak terdapat kasus penyakit Hepatitis B. Tren penurunan

kasus penyakit Hepatitis B di Provinsi NTB dapat dilihat pada gambar berikut.

4 5

31

24

21

8

0 0 0

5

10

15

20

25

30

35

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

kasu

s

Page 46: Profil Kesehatan Provinsi NTB - depkes.go.id · Gambar II.4 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke atas menurut Pendidikan Terakhir yang Ditamatkan di Provinsi NTB Tahun 2007-2012

Profil Kesehatan Provinsi NTB Tahun 2013 32

Gambar III.18 Penemuan Kasus Hepatitis B di Provinsi NTB Tahun 2006-2013

Sumber: Profil Kesehatan Dinas Kesehatan kabupaten/kota Tahun 2005-2012

Gambar III.18 memperlihatkan adanya peningkatan penemuan kasus Hepatitis

B pada tahun 2010, walaupun pada tahun 2012 kasus yang ditemukan lebih rendah.

C.3 Penyakit Menular Bersumber Binatang (PB2)

C.3.1 Deman Berdarah Dengue (DBD)

Penyakit DBD sebagai salah satu penyakit menular yang sampai saat ini masih

merupakan masalah kesehatan masyarakat di Provinsi NTB karena penyebarannya

yang cepat, berpotensi kematian dan semua kabupaten/kota sudah pernah terjangkit

DBD.

Pada tahun 2013 terjadi lonjakan kasus dibandingkan tahun sebelumnya yaitu

sebanyak 1.652 kasus dan kasus terbanyak dilaporkan terjadi di Kabupaten Sumbawa

dan Kota Mataram. Data terinci mengenai kasus DBD yang dilaporkan di setiap

kabupaten/kota dapat dilihat pada lampiran (tabel 21).

Kasus DBD dan Insidence DBD di Provinsi NTB tahun 2006-2013 terlihat pada

gambar berikut.

6

14

0 0

33

23

7

0

5

10

15

20

25

30

35

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

kasu

s

Page 47: Profil Kesehatan Provinsi NTB - depkes.go.id · Gambar II.4 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke atas menurut Pendidikan Terakhir yang Ditamatkan di Provinsi NTB Tahun 2007-2012

Profil Kesehatan Provinsi NTB Tahun 2013 33

Gambar III.19 Kasus DBD dan Insidence DBD di Provinsi NTB Tahun 2006-2013

Sumber: Profil Kesehatan Dinas Kesehatan kabupaten/kota Tahun 2006-2013

Gambar III.19 memperlihatkan Insidence Rate tahun 2013 mencapai 35,5 per

100.000 penduduk dengan kasus meninggal sebanyak 5 orang atau CFR sebesar 0,3

persen. Angka ini meningkat jika dibandingkan tahun 2012 (=17,84 per 100.000

penduduk), dan melebihi ambang batas yang ditetapkan secara nasional yaitu

<20/100.000 penduduk.

C.2.2 Malaria

Penderita positif malaria yang ditemukan dari hasil pemeriksaan sediaan darah

di Provinsi NTB tahun 2013 menurun dibandingkan tahun 2012 yaitu sebanyak 2.751

orang dengan kasus terbanyak di Kabupaten Bima. Jumlah kasus di setiap

kabupaten/kota dapat dilihat pada lampiran (tabel 22).

Angka kesakitan malaria (Annual Parasite Insidence/API) merupakan indikator

untuk memantau perkembangan penyakit malaria. Perkembangan insiden malaria

sejak tahun 2006 dapat dilihat pada gambar berikut.

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Kasus 922 783 884 632 2.090 630 827 1.652

IR 21,66 18,24 20,26 14,25 46,5 13,9 17,84 35,5

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

50

-

500

1.000

1.500

2.000

2.500

Insi

de

nce

Rat

e p

er

10

0.0

00

pe

nd

ud

uk

kasu

s (o

ran

g)

Page 48: Profil Kesehatan Provinsi NTB - depkes.go.id · Gambar II.4 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke atas menurut Pendidikan Terakhir yang Ditamatkan di Provinsi NTB Tahun 2007-2012

Profil Kesehatan Provinsi NTB Tahun 2013 34

Gambar III.20 Angka Kesakitan Malaria di Provinsi NTB Tahun 2006-2013

Sumber: Profil Kesehatan Dinas Kesehatan kabupaten/kota Tahun 2006-2013

Gambar III.20 memperlihatkan angka kesakitan pada tahun 2013 merupakan

capaian API terendah dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Provinsi NTB berupaya

untuk mendapatkan pengakuan eradikasi malaria.

C.4 Penyakit Tidak Menular (PTM)

Indonesia dalam beberapa dasawarsa terakhir menghadapi masalah triple

burden diseases. Di satu sisi, penyakit menular masih menjadi masalah ditandai

dengan masih sering terjadi KLB beberapa penyakit menular/penyakit infeksi yang

harus ditangani, munculnya kembali beberapa penyakit menular lama (re-emerging

diseases), serta munculnya penyakit-penyakit menular baru (new-emergyng diseases)

seperti HIV/AIDS, Avian Influenza, Flu Babi dan MERS. Di sisi lain, PTM menunjukkan

adanya kecenderungan yang semakin meningkat dari waktu ke waktu.

Hasil Riskesdas tahun 2007 menunjukkan tingginya prevalensi penyakit tidak

menular di Indonesia, seperti hipertensi, penyakit jantung, stroke, diabetes mellitus,

asma, penyakit sendi, kanker/tumor, dan cedera lalu lintas darat.

Proporsi angka kematian akibat penyakit tidak menular meningkat dari 41,7%

pada tahun 1995 menjadi 49,9% pada tahun 2001, menjadi 59,5% pada tahun 2007

19,86

5,01 5,01

3,25 2,1

1,03

2,97

0,59 0

5

10

15

20

25

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

AP

I , p

er

10

00

pe

nd

ud

uk

Page 49: Profil Kesehatan Provinsi NTB - depkes.go.id · Gambar II.4 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke atas menurut Pendidikan Terakhir yang Ditamatkan di Provinsi NTB Tahun 2007-2012

Profil Kesehatan Provinsi NTB Tahun 2013 35

(Riskesdas 2007). Penyebab kematian tertinggi adalah stroke (15,4%), disusul

hipertensi, diabetes, kanker, dan penyakit paru obstruktif kronis. Kematian akibat PTM

terjadi di perkotaan dan perdesaan. Angka kematian pada kelompok usia 45-54 tahun

di daerah perkotaan, penyebab utama kematian akibat stroke, diabetes mellitus,

penyakit jantung iskemik, hipertensi dan penyakit jantung lain, kecelakaan lalu lintas,

kanker (payudara, leher rahim, dan rahim), dan penyakit saluran nafas bawah kronik.

Sedangkan di pedesaan penyebab utama kematian akibat stroke, TB, hipertensi,

penyakit jantung iskemik, diabetes mellitus, kanker, dan penyakit saluran pernafasan

bawah kronik.

Melihat perkembangan peningkatan kasus PTM makan perlu dilakukan deteksi

dini faktor resiko PTM di semua tingkatan pelayanan kesehatan, penanggulangan

faktor resiko PTM dan pencegahan dan penanggulangan faktor resiko PTM berbasis

masyarakat.

Salah satu deteksi dini faktor resiko PTM adalah dengan melakukan

pengukuran tekanan darah di puskesmas. Namun pada tahun 2013 belum semua

kabupaten melaporkan hasil pencatatan pengukuran tekanan darah. Penduduk usia

lebih dari sama dengan 15 tahun sebanyak 3.299.263. Penduduk yang telah dilakukan

pengukuran tekanan darahnya sebanyak 499.999 atau hanya sekitar 15,15%. Hasil

pengukuran tekanan darah di setiap kabupaten/kota dapat dilihat pada lampiran

(tabel 24).

Deteksi dini kanker leher rahim dengan skrining Inspeksi Visual dengan Asam

Asetat ( IVA) dilakukan pula di oleh petugas Puskesmas yang telah dilatih, kecuali di

Kabupaten Bima, Lombok Utara dan Kota Bima. Cakupan pada tahun 2013 dapat

dilihat pada lampiran (tabel 26)

Deteksi dini kanker payudara dengan pemeriksaan payudara (Clinical Breast

Examination/CBE) yang dilakukan oleh tenaga kesehatan di puskesmas yang terlatih.

Pada tahun 2013 CBE belum dilakukan oleh semua puskesmas. Cakupan pada tahun

2013 dapat dilihat pada lampiran (tabel 26).

C.5 Kejadian Luar Biasa (KLB)

Page 50: Profil Kesehatan Provinsi NTB - depkes.go.id · Gambar II.4 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke atas menurut Pendidikan Terakhir yang Ditamatkan di Provinsi NTB Tahun 2007-2012

Profil Kesehatan Provinsi NTB Tahun 2013 36

Kejadian luar biasa (KLB) terjadi di Provinsi NTB di tahun 2013 yaitu kejadian

kesakitan AFP (4 kasus), DBD (3 kasus), Tetanus Neonatorum (2 kasus), Difteri (1

kasus), Suspect Corona (1 kasus), KIPI (1 kasus), suspect Rabies (1 kasus), Pertusis

(1 kasus).

KLB terjadi hampir di seluruh kabupaten-kota se-NTB kecuali di Kabupaten

Sumbawa dan Kota Bima dan menyerang di 73 desa/kelurahan. Rincian jenis KLB

dapat dilihat pada lampiran (tabel 27).

C.6 Status Gizi Masyarakat

Status gizi masyarakat biasanya digambarkan oleh masalah gizi yang dialami

oleh golongan penduduk yang rawan gizi terutama balita. Status gizi balita juga dapat

menjadi salah satu indikator untuk mengetahui kesejahteraan masyarakat, disamping

juga menunjukkan kualitas fisik penduduk.

Status gizi sebagai hasil interaksi asupan makanan dan kebutuhan tubuh. Jika

keseimbangan ini terganggu, maka ada gangguan pada pertumbuhan tubuh.

Gangguan ini tercermin dengan mudah dari perubahan pada berat badan (BB) atau

tinggi badan (TB).

Hasil Pemantauan Status Gizi (PSG) KADARZI tahun 2013 dengan

menggunakan indeks berat badan menurut umur (BB/U), berat badan menurut tinggi

badan (BB/TB) dan tinggi badan menurut umur (TB/U), diketahui status gizi balita di

Provinsi NTB tahun 2013 sebagai berikut.

Tabel III.1 Prevalensi Status Gizi Balita di Provinsi NTB Tahun 2013 Indeks Klasifikasi Status Gizi Persentase (%)

BB/U

Gizi lebih 0,91

Gizi Baik 80,82

Gizi Kurang 14,52

Gizi Buruk 3,75

Underweight 18,27

PB/U atau TB/U

Normal 62,77

Pendek (Stunted) 22,10

Sangat Pendek (Severely Stunted) 15,13

Stunting 37,23

BB/PB atau BB/TB

Gemuk 7,51

Normal 82,17

Kurus (Wasted) 7,49

Sangat Kurus (Severely Wasted) 2,84

Wasting 10,33

Sumber : Laporan Pemantauan Status Gizi Provinsi NTB tahun 2013

Page 51: Profil Kesehatan Provinsi NTB - depkes.go.id · Gambar II.4 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke atas menurut Pendidikan Terakhir yang Ditamatkan di Provinsi NTB Tahun 2007-2012

Profil Kesehatan Provinsi NTB Tahun 2013 37

Status gizi balita berdasarkan berat badan dan umur hasil Pemantauan Status

Gizi (PSG) di kabupaten/kota se-Nusa Tenggara Barat tahun 2013 terlihat pada

gambar berikut.

Gambar III.21 Status Gizi Balita berdasarkan BB/U di Provinsi NTB Tahun 2013

Sumber: Laporan Pemantauan Status Gizi Provinsi NTB 2013

Gambar III.21 memperlihatkan prevalensi gizi buruk di Provinsi NTB tahun

2013 sebesar 3,75%, mengalami peningkatan dibandingkan prevalensi gizi buruk

tahun 2012 sebesar 3,53%. Persentase gizi buruk terbesar ada di Kabupaten Lombok

Utara dan Kabupaten Dompu.

Prevalensi gizi kurang di Provinsi NTB tahun 2013 juga mengalami peningkatan

yaitu menjadi 14,52% dari sebesar 14,11% di tahun 2012. Balita gizi kurang terbanyak

di Kabupaten Bima.

Berdasarkan klasifikasi WHO tentang masalah gizi sebagai masalah kesehatan

masyarakat, sebagian besar wilayah di NTB di tahun 2013 berada pada kondisi

kurang dan buruk. Kerawanan gizi yang ditunjukkan oleh 3 parameter (underweight,

stunting dan wasting) menggambarkan bahwa persoalan gizi di NTB bersifat kronis

dan akut.

Mtr Lobar KLU Loteng Lotim KSB Sbw Dompu Bima Kt.Bima NTB

Gizi Lebih 0,58 0,21 0,42 1,17 1,23 0,78 0,94 0,83 1,03 0,97 0,91

Gizi Baik 83,26 81,44 73,81 82,89 82,19 88,69 84,22 75,54 73,66 81,21 80,82

Gizi Kurang 13,77 14,81 17,91 12,29 12,95 9,33 12,42 17,57 20,1 14,68 14,52

Gizi Buruk 2,39 3,54 7,87 3,64 3,63 1,2 2,42 6,05 5,22 3,15 3,75

0102030405060708090

100

%

Page 52: Profil Kesehatan Provinsi NTB - depkes.go.id · Gambar II.4 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke atas menurut Pendidikan Terakhir yang Ditamatkan di Provinsi NTB Tahun 2007-2012

Profil Kesehatan Provinsi NTB Tahun 2013 38

BAB IV

SITUASI UPAYA KESEHATAN

Tujuan pembangunan kesehatan di Provinsi Nusa Tenggara Barat adalah untuk

mewujudkan visi dan misi pembangunan kesehatan yang telah ditetapkan. Untuk

mencapai tujuan pembangunan kesehatan tersebut dilaksanakan melalui program

pembangunan kesehatan yang diupayakan dalam pokok-pokok program.

A. Pelayanan Kesehatan Dasar

A.1 Pelayanan Kesehatan Ibu

Upaya-upaya pelayanan kesehatan ibu dan anak bertujuan untuk

meningkatkan kesehatan ibu hamil dan janin dalam kandungan hingga kelahiran, masa

nifas dan masa pertumbuhan bayi dan anaknya antara lain melalui peningkatan

pelayanan antenatal sesuai standar bagi seluruh ibu hamil di semua fasilitas kesehatan

dan peningkatan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan kompeten yang

diarahkan ke fasilitas kesehatan.

A.1.1 Pelayanan Sebelum Melahirkan (Ante Natal Care/ANC)

Pelayanan antenatal merupakan pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan

professional. Pelayanan antenatal ibu hamil dilaksanakan sesuai standar pelayanan

kebidanan. Untuk melihat akses dan kualitas pelayanan kesehatan kepada ibu hamil

dapat digambarkan melalui cakupan K1 dan K4. Cakupan pelayanan K1 dan K4 di

Provinsi NTB tahun 2006-2013 terlihat pada gambar tersebut.

Page 53: Profil Kesehatan Provinsi NTB - depkes.go.id · Gambar II.4 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke atas menurut Pendidikan Terakhir yang Ditamatkan di Provinsi NTB Tahun 2007-2012

Profil Kesehatan Provinsi NTB Tahun 2013 39

Gambar IV. 1 Cakupan Pelayanan K1 dan K4 di Provinsi NTB Tahun 2006-2013

Sumber: Profil Kesehatan Dinas Kesehatan kabupaten/kota Tahun 2006-2013

Gambar IV.1 memperlihatkan cakupan pelayanan K1 ibu hamil tahun 2013

mengalami dibandingkan cakupan tahun 2012. Begitupa cakupan K4 tahun meningkat

0,9% sedikit dibandingkan tahun 2012 dan masih di bawah target. Cakupan K4 tahun

2013 sebesar 91,24%.

Cakupan pelayanan K1 dan K4 ibu hamil menurut kabupaten/kota pada tahun

2013 dapat dilihat pada lampiran (tabel 29). Cakupan K1 di semua kabupaten/kota

telah mencapai target. Cakupan K4 di Provinsi NTB yang telah mencapai target hanya

di 2 kabupaten yaitu Dompu dan Sumbawa Barat.

Ibu hamil mendapatkan pelayanan imunisasi Tetanus Toxoid (TT) pada

kunjungan K1 sampai K4. Cakupan imunisasi TT tahun 2013 terlihat pada gambar

berikut ini.

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

K1 95,44 95,52 92,65 94,46 93,64 98,34 98,37 98,94

K4 85,97 86,35 83,43 85,13 85,44 90,67 92,13 91,24

Target 95 95 95 95 95 95 95 95

75

80

85

90

95

100p

ers

etn

ase

Page 54: Profil Kesehatan Provinsi NTB - depkes.go.id · Gambar II.4 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke atas menurut Pendidikan Terakhir yang Ditamatkan di Provinsi NTB Tahun 2007-2012

Profil Kesehatan Provinsi NTB Tahun 2013 40

Gambar IV. 2 Cakupan Imunisasi TT 1 dan TT 2 Ibu Hamil di Provinsi NTB Tahun 2013

Sumber: Profil Kesehatan Dinas Kesehatan kabupaten/kota Tahun 2006-2013

Gambar IV.2 memperlihatkan bahwa cakupan imunisasi TT-1 dan TT-2 rata-

rata di Provinsi NTB tahun 2013 belum mencapai target. Cakupan TT-1 rata-rata di

Provinsi NTB sebanyak 82,8 persen (target 95%) menurun dibandingkan capaian

tahun 2012 yang mencapai 83,62 persen. Kabupaten Sumbawa Barat, Dompu dan

Mataram cakupannya sudah di atas target.

Cakupan TT-2 rata-rata di Provinsi NTB sebanyak 80,0%, menurun

dibandingkan capaian tahun 2012 yang mencapai 88,16 persen (target 90%).

Kabupaten Dompu, Bima, Sumbawa Barat, Kota Bima dan Mataram cakupan TT-2 nya

sudah diatas target.

Salah satu kesakitan pada ibu hamil adalah anemia yang dapat menyebabkan

kematian ibu karena perdarahan pada saat persalinan. Anemia karena defisiensi zat

besi sebagai penyebab utama anemia pada ibu hamil dibandingkan defisiensi zat gizi

lain. Oleh karena itu anemia gizi pada masa kehamilan sering diidentikkan dengan

anemia gizi besi. Ibu hamil saat ANC diberikan tablet Fe 90 tablet untuk pencegahan

dan pengobatan anemia gizi besi. Cakupan pemberian tablet Fe-1 dan Fe-3 untuk ibu

hamil di Provinsi NTB tahun 2013 terlihat pada gambar berikut.

LobarLoten

gLotim Sbw

Dompu

Bima KSB KLU MtrKt.Bim

aNTB

TT1 89,60 58,03 82,08 78,32 99,78 93,54 109,5 86,83 96,33 91,41 82,81

TT2 85,52 57,39 77,28 75,96 93,31 94,48 100,3 84,01 93,26 95,95 80,01

-

20,00

40,00

60,00

80,00

100,00

120,00p

ers

en

tase

Page 55: Profil Kesehatan Provinsi NTB - depkes.go.id · Gambar II.4 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke atas menurut Pendidikan Terakhir yang Ditamatkan di Provinsi NTB Tahun 2007-2012

Profil Kesehatan Provinsi NTB Tahun 2013 41

Gambar IV. 3 Cakupan Pemberian Tablet Fe-1 dan Fe-3 untuk Ibu hamil di Provinsi NTB Tahun 2013

Sumber: Profil Kesehatan Dinas Kesehatan kabupaten/kota Tahun 2013

Gambar IV.3 memperlihatkan bahwa pada tahun 2013 di Provinsi NTB,

cakupan pemberian tablet Fe-1 sebanyak 98,13 persen dan tablet Fe-3 sebanyak

90,01 persen. Artinya belum semua ibu hamil mendapatkan tablet Fe sebanyak 90

tablet.

ANC juga mendeteksi resiko terjadinya komplikasi kehamilan diantaranya

abortus, hiperemesis gravidarum, perdarahan per vaginam, hipertensi dalam

kehamilan, kehamilan lewat waktu dan ketuban pecah dini.

Ibu hamil resti atau dengan komplikasi yang ditangani di Provinsi NTB tahun

2013 sebanyak 23.607 orang atau 98,2 persen dari perkiraan bumil dengan komplikasi

kebidanan. Cakupan ini sudah mencapai target SPM tahun 2015 (target 80 persen).

Cakupan tahun 2013 meningkat dibandingkan cakupan tahun 2012. Data cakupan ibu

hamil resiko tinggi/komplikasi yang ditangani di setiap kabupaten/kota dapat dilihat

pada lampiran (tabel 33).

A.1.2 Persalinan oleh Tenaga Kesehatan (Linakes)

Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan tahun 2013 sebanyak 89,9%,

berarti sekitar 10,1 persen persalinan ditolong oleh tenaga non kesehatan (seperti:

dukun beranak). Capaian ini menurun dibandingkan tahun 2012 yang mencapai 90,35

persen, Data terinci di setiap kabupaten/kota terlihat pada lampiran (tabel 29).

Lobar Loteng Lotim Sbw Dmpu Bima KSB KLU MtrKt.Bim

aNTB

FE-1 93,23 99,72 96,69 96,11 103,3 100,5 110,1 100,3 98,27 98,48 98,13

FE-3 84,21 91,33 88,80 84,82 100,8 93,25 95,70 88,29 94,63 90,89 90,01

-

20,00

40,00

60,00

80,00

100,00

120,00p

ers

en

Page 56: Profil Kesehatan Provinsi NTB - depkes.go.id · Gambar II.4 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke atas menurut Pendidikan Terakhir yang Ditamatkan di Provinsi NTB Tahun 2007-2012

Profil Kesehatan Provinsi NTB Tahun 2013 42

Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan di Provinsi NTB tahun 2006-2013

dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar IV. 4 Cakupan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan di Provinsi NTB Tahun 2006-2013

Sumber: Profil Kesehatan Dinas Kesehatan kabupaten/kota Tahun 2006-2013

Gambar IV.2 memperlihatkan cakupan persalinan ditolong oleh tenaga

kesehatan sejak tahun 2009-2013. Sampai saat ini cakupannya masih di bawah target

nasional.

Komplikasi dan kematian ibu serta bayi baru lahir sebagian besar terjadi di

masa persalinan. Disebabkan karena pertolongan persalinan yang tidak dilakukan oleh

tenaga kesehatan yang professional (memiliki kompetensi kebidanan).

Pada tahun 2013, jika cakupan pelayanan K4 pada dibandingkan dengan

cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan, maka cakupan persalinan

ditolong oleh tenaga kesehatan lebih rendah daripada cakupan pelayanan K4 ibu hamil

sebanyak 1,34 persen atau sekitar 1.616 ibu hamil yang sudah mendapatkan

pelayanan K4 saat bersalin tidak ditolong oleh tenaga kesehatan.

A.1.3 Pelayanan Nifas

Peningkatan kesehatan ibu pasca persalinan antara lain melalui peningkatan

pelayanan kesehatan bagi ibu nifas diberikan minimal tiga kali mulai enam jam sampai

82,23 79,77 80,51 77,5

84,32 87,09

90,35 89,9

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

pe

rse

n

Page 57: Profil Kesehatan Provinsi NTB - depkes.go.id · Gambar II.4 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke atas menurut Pendidikan Terakhir yang Ditamatkan di Provinsi NTB Tahun 2007-2012

Profil Kesehatan Provinsi NTB Tahun 2013 43

42 hari pasca bersalin oleh tenaga kesehatan untuk mendeteksi dini komplikasi yang

mungkin terjadi pada ibu nifas dan pemberian kapsul vitamin A 200.000 IU. Capaian

pelayanan ibu nifas dan ibu nifas mendapatkan vitamin A terlihat pada gambar

berikut.

Gambar IV. 5 Capaian Pelayanan Ibu Nifas dan Ibu Nifas mendapatkan Vitamin A di Provinsi NTB

Tahun 2013

Sumber: Profil Kesehatan Dinas Kesehatan kabupaten/kota Tahun 2013

Gambar IV.2 memperlihatkan bahwa pada tahun 2013, terdapat

kabupaten/kota yang cakupan ibu nifas yang mendapatkan vitamin A lebih besar

daripada ibu nifas yang mendapatkan pelayanan kesehatan yaitu Kabupaten Lombok

Barat, Lombok Timur, Bima, Lombok Utara dan Mataram.

A.2 Pelayanan Keluarga Berencana (KB)

Dalam upaya percepatan penurunan kematian ibu dan kematian bayi perlu

pemecahan masalah sejak dari hulu, salah satunya melalui program Keluarga

Berencana (KB).

Pasangan Usia Subur (PUS) Provinsi NTB tahun 2013 sebanyak 949.775.

Peserta KB baru pada tahun 2013 sebanyak 174.224 orang atau 18,3 persen menurun

dibandingkan dengan peserta baru pada tahun 2012 yang berjumlah 208.509 atau

24,06 persen. Peserta KB aktif pada tahun 2013 sebanyak 712.586 orang atau 75,03

Lobar Loteng Lotim Sbw Dmpu Bima KSB KLU MtrKt.Bim

aNTB

Yan Nifas 82,20 91,84 85,97 91,42 94,54 94,13 99,29 99,93 87,77 83,01 89,24

Kapsul Vit A Bufas 85,11 91,77 87,94 85,09 94,54 93,93 98,34 99,96 88,62 83,01 89,55

0,00

10,00

20,00

30,00

40,00

50,00

60,00

70,00

80,00

90,00

100,00

pe

rse

n

Page 58: Profil Kesehatan Provinsi NTB - depkes.go.id · Gambar II.4 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke atas menurut Pendidikan Terakhir yang Ditamatkan di Provinsi NTB Tahun 2007-2012

Profil Kesehatan Provinsi NTB Tahun 2013 44

persen, meningkat jika dibandingkan dengan peserta KB aktif pada tahun 2012

sebanyak 618.736 orang atau 71,40 persen. Peserta KB baru tersebut menggunakan

kontrasepsi MKJP (IUD, MOP, MOW dan implant) sebanyak 26,7 persen dan non MKJP

(suntik, pil, kondom) sebanyak 73,3 persen.

Gambar IV. 6 Cakupan Pemakaian Kontrasepsi oleh Peserta KB Baru di Provinsi NTB

Tahun 2012-2013

Sumber: Profil Kesehatan Dinas Kesehatan kabupaten/kota Tahun 2012-2013

Gambar IV.6 memperlihatkan bahwa peserta KB baru sebagian besar

menggunakan KB suntik, karena penggunaan KB suntik tidak memerlukan banyak

tahap yang sulit, termasuk metode kontrasepsi yang terhitung murah untuk

masyarakat dan akses untuk memperoleh layanan KB suntik relatif lebih mudah.

Cakupan pengguna KB suntik tahun 2013 lebih banyak daripada tahun 2012.

Pada tahun 2013 tingkat partisipasi pria sebagai peserta KB aktif masih rendah

yang dilihat dari penggunaan kontrasepsi kondom 3 persen dan MOP hanya 1

persen.

A.3 Pelayanan Kesehatan Anak

A.3.1 Pelayanan Kesehatan Neonatus

Bayi baru lahir atau neonatus meliputi umur 0-28 hari. Kehidupan pada masa

neonatus ini sangat rawan oleh karena memerlukan penyesuaian fisiologik agar bayi di

IUD 11%

MOP 1%

MOW 1%

IMPLAN

14%

KONDOM 3%

SUNTIK

55%

PIL 15%

Tahun 2012 Tahun 2013

Page 59: Profil Kesehatan Provinsi NTB - depkes.go.id · Gambar II.4 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke atas menurut Pendidikan Terakhir yang Ditamatkan di Provinsi NTB Tahun 2007-2012

Profil Kesehatan Provinsi NTB Tahun 2013 45

luar kandungan dapat hidup sebaik-baiknya. Hal ini dapat dilihat dari tinggi angka

kesakitan dan angka kematian neonatus.

Pelayanan kesehatan neonatus adalah pelayanan kesehatan sesuai standar

yang diberikan oleh tenaga kesehatan yang kompeten kepada neonatus sedikitnya 3

kali, selama periode 0 sampai dengan 28 hari setelah lahir, baik di fasilitas kesehatan

maupun melalui kunjungan rumah.

Pelaksanaan pelayanan kesehatan neonatus: (1) Kunjungan Neonatal ke-1

(KN 1) dilakukan pada kurun waktu 6–48 jam setelah lahir; (2) Kunjungan Neonatal

ke-2 (KN 2) dilakukan pada kurun waktu hari ke 3 sampai dengan hari ke 7 setelah

lahir; (3) Kunjungan Neonatal ke-3 (KN 3) dilakukan pada kurun waktu hari ke 8

sampai dengan hari ke 28 setelah lahir.

Kunjungan neonatal bertujuan untuk meningkatkan akses neonatus terhadap

pelayanan kesehatan dasar, mengetahui sedini mungkin bila terdapat kelainan/

masalah kesehatan pada neonatus. Cakupan kunjungan neonatus (KN1) pada tahun

2013 mencapai 91,88 persen menurun jika dibandingkan cakupan KN1 tahun 2012

yang mencapai 96,81 persen. Kunjungan neonatus lengkap (KN3) pada tahun 2013

mencapai 92,16 persen mencapai 93,53 persen. Cakupan KN dirinci menurut

kabupaten/kota dapat dilihat pada lampiran (tabel 38).

Banyak masalah pada bayi baru lahir yang berhubungan dengan gangguan

atau kegagalan penyesuaian biokimia dan faali yang disebabkan oleh prematuritas,

kelainan anatomik, dan lingkungan yang kurang baik dalam kandungan, pada

persalinan maupun sesudah lahir. Yang termasuk neonatus resiko tinggi antara lain

yaitu BBLR, asfiksia neonatorum, ikterus, perdarahan tali pusat, kejang, hypotermi,

hypertermi dan tetatus neonatorum. Risiko terbesar kematian neonatus terjadi pada

24 jam pertama kehidupan, minggu pertama dan bulan pertama kehidupannya.

Pada tahun 2013 capaian neonatal resiko tinggi atau dengan komplikasi yang

ditangani di Provinsi NTB hanya mencapai sekitar 54,6 persen, berarti sekitar 45

persen neonatal resiko tinggi atau dengan komplikasi belum tertangani. Capaian

neonatal resiko tinggi atau dengan komplikasi di setiap kabupaten/kota dapat dilihat

pada lampiran (tabel 33).

Page 60: Profil Kesehatan Provinsi NTB - depkes.go.id · Gambar II.4 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke atas menurut Pendidikan Terakhir yang Ditamatkan di Provinsi NTB Tahun 2007-2012

Profil Kesehatan Provinsi NTB Tahun 2013 46

Neonatal resti yang ditangani termasuk penanganan bayi lahir dengan berat

badan lahir rendah (BBLR), yang merupakan salah satu faktor yang mempunyai

kontribusi terhadap kematian bayi khususnya pada masa perinatal. Pada tahun 2013

dari 103.238 bayi yang ditimbang, sebanyak 3.839 bayi atau 3,72 persen adalah bayi

lahir dengan BBLR. Banyaknya kasus bayi lahir dengan BBLR di setiap kabupaten/kota

dapat dilihat pada lampiran (tabel 37).

A.3.2 Pelayanan Kesehatan Bayi

Pelayanan kesehatan bayi adalah pelayanan kesehatan sesuai standar yang

diberikan oleh tenaga kesehatan kepada bayi sedikitnya 4 kali, selama periode 29 hari

sampai dengan 11 bulan setelah lahir. Pelaksanaan pelayanan kesehatan bayi: (1)

kunjungan bayi satu kali pada umur 29 hari – 2 bulan; (2) Kunjungan bayi satu kali

pada umur 3 – 5 bulan; (3) Kunjungan bayi satu kali pada umur 6 – 8 bulan; (4)

Kunjungan bayi satu kali pada umur 9 – 11 bulan.

Cakupan pelayanan kesehatan bayi pada tahun 2013 mencapai 94,34 persen

dari 108.476 proyeksi bayi artinya masih terdapat 6.138 bayi yang belum

mendapatkan pelayanan kesehatan.

Pelayanan kesehatan kepada bayi meliputi : Pemberian imunisasi dasar lengkap

(BCG, Polio 1,2,3,4, DPT/HB 1,2,3, Campak) sebelum bayi berusia 1 tahun, Stimulasi

deteksi intervensi dini tumbuh kembang bayi (SDIDTK), Pemberian vitamin A 100.000

IU (6-11 bulan), konseling ASI eksklusif, pemberian makanan pendamping ASI, tanda–

tanda sakit dan perawatan kesehatan bayi di rumah menggunakan Buku KIA serta

penanganan dan rujukan kasus bila diperlukan.

Kementerian Kesehatan menetapkan imunisasi sebagai upaya nyata

pemerintah untuk mencapai Millennium Development Goals (MDGs), khususnya untuk

menurunkan angka kematian anak. Imunisasi dasar sangat penting diberikan sewaktu

bayi (usia 0 – 11 bulan) untuk memberikan kekebalan dari penyakit-penyakit yang

dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I). Tanpa imunisasi anak-anak mudah terserang

berbagai penyakit, kecacatan dan kematian.

Page 61: Profil Kesehatan Provinsi NTB - depkes.go.id · Gambar II.4 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke atas menurut Pendidikan Terakhir yang Ditamatkan di Provinsi NTB Tahun 2007-2012

Profil Kesehatan Provinsi NTB Tahun 2013 47

Indikator keberhasilan pelaksanaan imunisasi diukur dengan pencapaian

Universal Child Immunization (UCI) desa/ kelurahan, yaitu minimal 80% bayi didesa/

kelurahan telah mendapatkan imunisasi dasar lengkap.

Indikator keberhasilan GAIN UCI mengacu pada RPJMN Tahun 2010-2014

dengan target tahun 2013 mencapai UCI 90% dan 85% bayi mendapatkan imunisasi

dasar lengkap yaitu BCG, Hepatitis B, DPT-HB, Polio dan campak.

Pencapaian UCI desa/kelurahan di Provinsi NTB tahun 2012 terlihat pada

gambar berikut.

Gambar IV. 7 Cakupan UCI Desa/Kelurahan di Provinsi NTB Tahun 2013

Sumber: Profil Kesehatan Dinas Kesehatan kabupaten/kota Tahun 2013

Gambar IV.7 memperlihatkan bahwa pencapaian UCI desa/kelurahan rata-rata

di Provinsi NTB tahun 2013 sebanyak 90,40%, menurun jika dibandingkan capaian

2012 sebanyak 91,91 persen. Kabupaten/Kota yang belum mencapai UCI 90% adalah

Kabupaten Sumbawa, Bima, Kota Mataram dan Kota Bima. Hal ini disebabkan antara

lain karena kurang perhatian dan dukungan dari pemerintah daerah terhadap program

imunisasi, kurangnya dana operasional untuk imunisasi baik rutin maupun tambahan,

dan tidak tersedianya fasilitas dan infrastruktur yang adekuate. Selain itu juga

kurangnya koordinasi lintas sektor termasuk pelayanan kesehatan swasta, kurang

Lobar

Lotgh

Lotim

SbwDmp

u BimaKSB KLU Mtr

KotaBima

NTB

Desa/Kelurahan 122 139 254 165 79 191 64 33 50 38 1135

Desa/Kelurahan UCI 116 129 249 132 79 161 61 31 44 24 1026

% Desa/Kelurahan UCI 95,08 92,81 98,03 80,00 100,0 84,29 95,31 93,94 88,00 63,16 90,40

-

20,00

40,00

60,00

80,00

100,00

120,00

0

200

400

600

800

1000

1200

pe

rse

n

de

sa/k

elu

rah

an

Page 62: Profil Kesehatan Provinsi NTB - depkes.go.id · Gambar II.4 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke atas menurut Pendidikan Terakhir yang Ditamatkan di Provinsi NTB Tahun 2007-2012

Profil Kesehatan Provinsi NTB Tahun 2013 48

sumber daya yang memadai serta kurangnya pengetahuan masyarakat tentang

program dan manfaat imunisasi.

Cakupan pemberian imunisasi BCG, DPT1-HB1, DPT3-HB3, Polio 3 dan campak

untuk bayi di Provinsi NTB tahun 2012 terlihat pada gambar berikut.

Gambar IV. 8 Cakupan Imunisasi pada Bayi di Provinsi NTB Tahun 2013

Sumber: Profil Kesehatan Dinas Kesehatan kabupaten/kota Tahun 2013

Gambar IV.8 memperlihatkan cakupan imunisasi BCG, Polio 4, DPT 1+HB 1,

DPT 3+HB 3, Polio 3 dan Campak rata-rata di Provinsi NTB pada tahun 2013, hanya

cakupan Polio 4 yang sudah mencapai 100%. Cakupan imunisasi pada tahun 2013

menurun dibandingkan cakupan imunisasi yang sama pada tahun 2012

Cakupan imunisasi dasar pada bayi di Kabupaten Sumbawa Barat dan Lombok

Tengah sudah di atas 100%. Cakupan imunisasi di setiap kabupaten/kota dapat dilihat

pada lampiran (tabel 43).

Kampanye peningkatan ASI ekslusif kepada masyarakat terutama kepada ibu

mulai sejak hamil sampai melahirkan. Konseling ASI ekslusif dilakukan bertujuan

peningkatan pemberian ASI eksklusif pada bayi. Cakupan pemberian ASI ekslusif di

Provinsi NTB tahun 2013 terlihat pada gambar di bawah ini.

Lobar Loteng Lotim Sbw Dompu Bima KSB KLU MtrKotaBima

NTB

BCG 90,08 100,04 101,10 88,69 90,16 103,48 111,13 95,21 92,43 74,59 96,94

POLIO4 94,10 102,08 106,01 91,00 95,28 106,09 112,06 98,56 93,54 76,78 100,18

DPT1+HB1 93,14 103,05 104,75 86,49 91,91 106,41 26,61 103,57 100,73 76,95 92,54

DPT3+HB3 92,70 102,00 106,01 88,93 95,28 105,38 29,35 98,56 100,78 77,24 92,92

CAMPAK 94,50 101,72 106,46 96,46 90,68 106,63 30,85 96,03 101,62 75,87 93,83

-

20,00

40,00

60,00

80,00

100,00

120,00

pe

rse

n

Page 63: Profil Kesehatan Provinsi NTB - depkes.go.id · Gambar II.4 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke atas menurut Pendidikan Terakhir yang Ditamatkan di Provinsi NTB Tahun 2007-2012

Profil Kesehatan Provinsi NTB Tahun 2013 49

Gambar IV. 9 Cakupan ASI Ekslusif pada Bayi di Provinsi NTB Tahun 2013

Sumber: Profil Kesehatan Dinas Kesehatan kabupaten/kota Tahun 2013

Gambar IV.9 memperlihatkan bahwa cakupan pemberian ASI Ekslusif pada bayi

rata-rata di Provinsi NTB hanya mencapai 68,67 persen. Kabupaten/kota yang cakupan

pemberian ASI ekslusif-nya sudah mencapai target (80%) adalah Kabupaten Lombok

Barat, Lombok Tengah, Sumbawa dan Sumbawa Barat.

Bayi umur 6-11 bulan mendapatkan kapsul vitamin A 100.000 IU. Pemberian

kapsul vitamin A pada usia ini dikaitkan dengan kelangsungan hidup anak, kesehatan

dan pertumbuhan anak serta menunjang penurunan angka kesakitan dan angka

kematian anak.

Lobar Loteng Lotim Sbw Dompu Bima KSB KLU Mtr Kt.Bima NTB

% ASI Ekslusif 88,89 88,45 61,66 89,09 43,71 62,79 80,29 67,46 59,09 31,96 68,67

-

10,00

20,00

30,00

40,00

50,00

60,00

70,00

80,00

90,00

100,00p

ers

en

Page 64: Profil Kesehatan Provinsi NTB - depkes.go.id · Gambar II.4 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke atas menurut Pendidikan Terakhir yang Ditamatkan di Provinsi NTB Tahun 2007-2012

Profil Kesehatan Provinsi NTB Tahun 2013 50

Gambar IV. 10

Cakupan Bayi (6-11 bulan) mendapat Vitamin A 100.000 IU di Provinsi NTB Tahun 2013

Sumber: Profil Kesehatan Dinas Kesehatan kabupaten/kota Tahun 2013

Gambar IV.10 memperlihatkan bahwa cakupan bayi (6-11 bulan) rata-rata di

Provinsi NTB tahun 2013 yang mendapat kapsul vitamin A 100.000 UI mencapai 90,2

persen. Kabupaten Lombok Tengah, Lombok Timur, Sumbawa dan Kota Bima cakupan

bayi mendapat vitamin A 100.000 UI sudah di atas 100 persen.

A.1.5 Pelayanan Kesehatan Balita

Pelayanan kesehatan anak balita meliputi pelayanan pada anak balita sakit dan

sehat. Pelayanan yang diberikan oleh tenaga kesehatan sesuai standar antara lain

pelayanan pemantauan pertumbuhan minimal 8 kali setahun yang tercatat dalam buku

KIA dan pemberian Vitamin A dosis tinggi (200.000 UI).

Cakupan anak balita (12-59 bulan) yang mendapat pelayanan kesehatan di

Provinsi NTB tahun 2013 terlihat pada gambar berikut ini.

Lobar Loteng Lotim SbwDomp

u Bima KSB KLU Mtr

KtBima

Bayi 14.875 19.944 27.327 10.280 5.355 10.733 2.811 4.855 8.773 3.523

MENDAPAT VIT A 11.554 22.118 28.278 11.275 2.905 5.052 1.466 4.802 6.506 3.882

% 77,7 110,9 103,5 109,7 54,2 47,1 52,2 98,9 74,2 110,2

-

20,0

40,0

60,0

80,0

100,0

120,0

-

5.000

10.000

15.000

20.000

25.000

30.000

pe

rse

n

ora

ng

Page 65: Profil Kesehatan Provinsi NTB - depkes.go.id · Gambar II.4 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke atas menurut Pendidikan Terakhir yang Ditamatkan di Provinsi NTB Tahun 2007-2012

Profil Kesehatan Provinsi NTB Tahun 2013 51

Gambar IV. 11 Cakupan Anak Balita (12-59 bulan) Mendapat Pelayanan Kesehatan di Provinsi NTB

Tahun 2012 dan Tahun 2013

Sumber: Profil Kesehatan Dinas Kesehatan kabupaten/kota Tahun 2012-2013

Gambar IV.11 memperlihatkan bahwa rata-rata cakupan balita (12-59 bulan)

yang mendapat pelayanan kesehatan di Provinsi NTB tahun 2013 mencapai 75,48

persen, meningkat dibandingkan cakupan tahun 2012 yang mencapai 74,04 persen.

Pemantauan pertumbuhan adalah pengukuran berat badan anak balita setiap

bulan yang tercatat pada Buku KIA/KMS. Pemantauan pertumbuhan dilakukan pada

kelompok baduta (bawah dua tahun/anak 0-23 bulan) dan balita.

Hasil pemantauan pertumbuhan pada kelompok baduta di Provinsi NTB tahun

2013, yang ditimbang hanya sebanyak 83,62 persen dan sebanyak 1,7 persen berada

di bawah garis merah (BGM). Data cakupan penimbangan baduta di setiap

kabupaten/kota terlihat pada lampiran (tabel 45).

Hasil pemantauan pertumbuhan pada kelompok balita di Provinsi NTB tahun

2013, yang ditimbang hanya sebanyak 78,6 persen dan sebanyak 2,1 persen berada di

bawah garis merah (BGM). Data cakupan penimbangan balita di setiap kabupaten/kota

terlihat pada lampiran (tabel 47).

Pemberian Vitamin A dosis tinggi (200.000 UI) pada balita di kabupaten/kota di

Provinsi NTB tahun 2013 terlihat pada gambar berikut.

Lobar Loteng Lotim Sbw Dompu Bima KSB KLU Mtr Kt Bima NTB

2012 54,35 74,48 63,7 93,22 100 84,91 83,18 87,21 67,26 84,74 74,04

2013 55,00 77,39 78,85 78,16 78,39 90,42 79,98 92,87 65,64 71,35 75,48

0

20

40

60

80

100

120

pe

rse

n

Page 66: Profil Kesehatan Provinsi NTB - depkes.go.id · Gambar II.4 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke atas menurut Pendidikan Terakhir yang Ditamatkan di Provinsi NTB Tahun 2007-2012

Profil Kesehatan Provinsi NTB Tahun 2013 52

Gambar IV. 12 Cakupan Vitamin A pada Balita di Provinsi NTB Tahun 2013

Sumber: Profil Kesehatan Dinas Kesehatan kabupaten/kota Tahun 2013

Gambar IV.12 memperlihatkan cakupan vitamin A untuk balita, semua

kabupaten/kota belum mencapai 100 persen.

A.3 Perbaikan Gizi

Program Perbaikan Gizi Masyarakat Tahun 2013 di Provinsi Nusa Tenggara

Barat diarahkan untuk mendukung percepatan pencapaian target RPJMD yaitu

penurunan prevalensi gizi buruk, melalui kegiatan pendidikan gizi masyarakat,

penanggulangan kurang gizi baik gizi makro maupun gizi mikro, surveilans gizi

dengan pendekatan pemberdayaan masyarakat.

Surveilan gizi melalui laporan rutin penemuan kasus gizi buruk yang sudah

dikonfirmasi ke BB/PB atau BB/TB, perkembangannya dari tahun 2008 - 2013 adalah

sebagai berikut.

Lobar Loteng Lotim SbwDomp

u Bima KSB KLU Mtr

KtBima

ANAK BALITA (12-59 BULAN) 59.500 79.776 90.050 38.031 21.419 35.103 11.244 19.679 37.824 12.551

MENDAPAT VIT A 47.091 68.830 84.211 36.220 18.607 33.607 10.463 16.769 23.645 12.139

% 79,14 86,28 93,52 95,24 86,87 95,74 93,05 85,21 62,51 96,72

-

20,00

40,00

60,00

80,00

100,00

120,00

- 10.000 20.000 30.000 40.000 50.000 60.000 70.000 80.000 90.000

100.000

pe

rse

n

ora

ng

Page 67: Profil Kesehatan Provinsi NTB - depkes.go.id · Gambar II.4 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke atas menurut Pendidikan Terakhir yang Ditamatkan di Provinsi NTB Tahun 2007-2012

Profil Kesehatan Provinsi NTB Tahun 2013 53

Gambar IV. 13 Penemuan Kasus Gizi Buruk pada Balita di Provinsi NTB Tahun 2008-2012

Sumber: Profil Kesehatan Dinas Kesehatan kabupaten/kota Tahun 2013

Gambar IV.13 memperlihatkan bahwa kasus gizi buruk yang ditemukan di

Provinsi NTB selama 5 tahun terakhir masih banyak. Jika diprediksikan berdasarkan

hasil PSG tahun 2013, prevalensi gizi buruk sebanyak 3,75 persen dari jumlah balita di

Provinsi NTB (sekitar 500 ribu) atau sekitar 18 ribu balita gizi buruk, maka penemuan

kasus gizi buruk yang terlaporkan masih sangat rendah, berarti masih banyak kasus

gizi buruk yang tidak terpantau oleh petugas.

A.3 Upaya Kesehatan Sekolah (UKS)

Salah satu upaya yang strategis untuk meningkatkan kualitas manusia di

Provinsi NTB adalah upaya pendidikan dan kesehatan, dan upaya ini paling tepat

dilakukan melalui institusi pendidikan. Sekolah sebagai tempat berlangsungnya proses

belajar mengajar harus menjadi “Health Promoting School” artinya “sekolah yang

dapat meningkatkan derajat kesehatan warga sekolahnya”. Kesemuanya akan tercapai

bila sekolah dan lingkungannya dibina dan dikembangkan antara lain melalui Upaya

Kesehatan Sekolah (UKS). UKS dilakukan lewat Trias program UKS meliputi aspek

pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan dan pembinaan sekolah lingkungan sehat.

Aspek pelayanan kesehatan pada UKS adalah pemeriksaan kesehatan umum

dan kesehatan gigi dan mulut siswa SD dan setingkat dan melalui penjaringan

kesehatan terhadap murid kelas 1 SD/MI.

1.207

926

750

1.092

767

646

0

200

400

600

800

1.000

1.200

1.400

2008 2009 2010 2011 2012 2013

kasu

s

Tahun

Page 68: Profil Kesehatan Provinsi NTB - depkes.go.id · Gambar II.4 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke atas menurut Pendidikan Terakhir yang Ditamatkan di Provinsi NTB Tahun 2007-2012

Profil Kesehatan Provinsi NTB Tahun 2013 54

Gambar IV. 14 Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD/Setingkat di Provinsi NTB

Tahun 2012-2013

Sumber: Profil Kesehatan Dinas Kesehatan kabupaten/kota Tahun 2012-2013

Gambar IV.14 memperlihatkan cakupan penjaringan kesehatan siswa kelas 1

SD/setingkat di Provinsi NTB pada tahun 2013 rata-rata mencapai 89,81 persen,

berarti terdapat siswa kelas 1 SD/setingkat yang tidak dilakukan penjaringan

kesehatan. Siswa kelas 1 SD/setingkat di Sumbawa dan Mataram semuanya

mendapatkan pelayanan penjaringan kesehatan sedangkan cakupan terendah adalah

Kota Bima dan Kabupaten Dompu. Rata-rata cakupan penjaringan kesehatan siswa

kelas 1 SD/setingkat di Provinsi NTB tahun 2013 tidak mengalami peningkatan

dibandingkan cakupan tahun 2012.

Pelayanan kesehatan untuk anak sekolah juga termasuk pelayanan kesehatan

gigi dan mulut. Pendidikan kesehatan gigi perlu ditanamkan sejak dini, termasuk saat

anak mengenyam pendidikan dasar. Anak usia sekolah memiliki kontribusi yang cukup

tinggi pada kunjungan di poli gigi dengan kasus kerusakan gigi yang mengakibatkan

gigi tersebut harus dicabut. Pendidikan kesehatan gigi dan mulut bertujuan

memutuskan mata rantai kasus kerusakan gigi dan menurunkan angka kesakitan gigi.

Walaupun kegiatan pelayanan kesehatan gigi di sekolah dalam program UKGS

telah berjalan cukup lama namun dampak program UKGS terhadap status kesehatan

Lobar Loteng Lotim Sbw Dompu

Bima KSB KLU MtrKotaBima

NTB

2012 88,09 89,31 88,93 93,2 81,16 83,34 90,84 98,8 100 89,03

2013 90,1 84,8 91,4 100,1 70,6 86,8 94,4 96,0 100,0 70,2 89,8

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

110ka

bu

pat

en

/ko

ta

Page 69: Profil Kesehatan Provinsi NTB - depkes.go.id · Gambar II.4 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke atas menurut Pendidikan Terakhir yang Ditamatkan di Provinsi NTB Tahun 2007-2012

Profil Kesehatan Provinsi NTB Tahun 2013 55

gigi murid sekolah dasar belum memuaskan. Selain pemeriksaan gigi siswa (kuratif) ,

program UKGS juga yang berorientasi pada kegiatan preventif dan promotif yang

bersifat masal dan individual seperti demonstrasi sikat gigi bersama. Kegiatan

demonstrasi sikat gigi bersama yang dilakukan oleh siswa SD/setingkat pada tahun

2013 di Provinsi NTB hanya dilaporkan oleh 5 kabupaten/kota, seperti terlihat pada

gambar berikut.

Gambar IV. 15 Cakupan SD/MI untuk Kegiatan Sikat Gigi Masal di Provinsi NTB Tahun 2013

Sumber: Profil Kesehatan Dinas Kesehatan kabupaten/kota Tahun 2013

Gambar IV.15 memperlihatkan bahwa cakupan SD/MI yang melaksanakan

demonstrasi sikat gigi masal masih rendah. Data terinci di setiap kabupaten/kota

terlihat pada lampiran (tabel 51).

A.4 Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut

Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan derajat kesehatan

masyarakat seutuhnya termasuk didalamnya adalah pelayanan kesehatan gigi dan

mulut pada fasilitas pelayanan kesehatan dasar yang banyak dimanfaatkan oleh

masyarakat.

Kunjungan pasien gigi dari tahun ke tahun juga mengalami kenaikan yang

cukup signifikan. Pencabutan gigi masih menjadi kasus yang paling sering dilakukan di

Puskesmas, padahal pencabutan gigi tetap adalah tindakan kuratif dan rehabilitative

karena sudah tidak ada alternatif lainnya. hal ini disebabkan karena perawatan gigi

Lotim Dompu Bima Mtr Kota Bima

JUMLAH SD/MI 902 239 470 134 88

JUMLAH SD/MI DGN SIKATGIGI MASSAL

885 26 453 53 33

0

100

200

300

400

500

600

700

800

900

1000

Jum

lah

SD

/MI

Page 70: Profil Kesehatan Provinsi NTB - depkes.go.id · Gambar II.4 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke atas menurut Pendidikan Terakhir yang Ditamatkan di Provinsi NTB Tahun 2007-2012

Profil Kesehatan Provinsi NTB Tahun 2013 56

sejak dini tidak dilakukan dengan baik. Pelayanan kesehatan gigi dan mulut di Provinsi

NTB terlihat pada gambar berikut.

Gambar IV. 16 Cakupan Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut di Provinsi NTB Tahun 2007-2013

Sumber: Profil Kesehatan Dinas Kesehatan kabupaten/kota Tahun 2007-2013

Gambar IV.16 memperlihatkan pelayanan kesehatan gigi pada tahun 2013

menurun dibandingkan tahun 2012. Walaupun demikian, jumlah tumpatan pada tahun

2013 mengalami peningkatan dari jumlah tumpatan tahun 2007-2008 dan 2010. Hal

ini menunjukkan bahwa motivasi masyarakat untuk mempertahankan gigi geliginya

cukup baik. Jumlah pencabutan gigi tetap mengalami penurunan dibandingkan jumlah

pencabutan gigi tetap tahun 2012. Hal ini pertanda baik dan diharapkan di tahun

mendatang jumlah pencabutan gigi tetap trendnya semakin menurun dan tren

penumpatan gigi tetap semakin meningkat.

Rasio tumpatan dan pencabutan stagnan, dari 0,50 di tahun 2011 menjadi 0,63

di tahun 2012 dan 0,61 di tahun 2013. Ada beberapa kabupaten/kota yang

pencabutan giginya lebih banyak dibandingkan tumpatan (rasio rendah). Artinya

masyarakat di kabupaten tersebut masih kurang memperhatikan kesehatan gigi dan

mulut dan masih rendahnya promosi kesehatan gigi dan mulut. Rasio tumpatan gigi

dan pencabutan gigi di setiap kabupaten/kota dapat dilihat dalam lampiran (tabel 50).

A.5 Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut

2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

pencabutan gigi tetap 19.908 21.680 19.475 11.968 28.417 19.556 17.798

tumpatan gigi tetap 11.003 11.479 15.284 8.431 14.214 12.352 10.840

0

5.000

10.000

15.000

20.000

25.000

30.000

kasu

s

Page 71: Profil Kesehatan Provinsi NTB - depkes.go.id · Gambar II.4 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke atas menurut Pendidikan Terakhir yang Ditamatkan di Provinsi NTB Tahun 2007-2012

Profil Kesehatan Provinsi NTB Tahun 2013 57

Meningkatnya usia harapan hidup membuat jumlah penduduk kelompok usia

lanjut semakin besar. Namun perbaikan pada pelayanan kesehatan usia lanjut belum

menjadi perhatian.

Cakupan usia lanjut yang mendapatkan pelayanan kesehatan usia lanjut di

Provinsi NTB tahun 2007-2013 terlihat pada gambar berikut.

Gambar IV. 17 Cakupan Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut di Provinsi NTB Tahun 2007-2013

Sumber: Profil Kesehatan Dinas Kesehatan kabupaten/kota Tahun 2007-2013

Gambar IV.17 memperlihatkan bahwa usia lanjut lanjut yang mendapatkan

pelayanan kesehatan pada tahun 2013 hanya empat puluh persen dari jumlah usia

lanjut yang ada. Hal ini menggambarkan bahwa kabupaten/kota di Provinsi NTB belum

memperhatikan pelayanan kesehatan untuk kelompok usia lanjut yang merupakan

kelompok usia beresiko.

A.6 Promosi Kesehatan

Penyuluhan kesehatan merupakan kegiatan pendidikan yang dilakukan dengan

cara menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga masyarakat sadar, tahu

dan mengerti, mau dan bisa melakukan suatu anjuran yang ada hubungannya dengan

kesehatan.

58,76

31,33

40,41

31,18

39,79

20,41

39,27

0

10

20

30

40

50

60

70

2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

pe

rse

n y

anke

s u

sila

Tahun

Page 72: Profil Kesehatan Provinsi NTB - depkes.go.id · Gambar II.4 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke atas menurut Pendidikan Terakhir yang Ditamatkan di Provinsi NTB Tahun 2007-2012

Profil Kesehatan Provinsi NTB Tahun 2013 58

Penyuluhan kegiatan merupakan gabungan berbagai kegiatan termasuk di

dalamnya kunjungan rumah dan penyebaran informasi. Frekuensi kegiatan penyuluhan

kesehatan melalui kunjungan rumah dan penyebaran informasi di setiap

kabupaten/kota dapat dilihat pada lampiran (tabel 53).

B. Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan

Pembangunan kesehatan merupakan upaya untuk memenuhi salah satu hak

dasar rakyat yaitu hak rakyat untuk memperoleh akses atas kebutuhan pelayanan

kesehatan. Pembangunan kesehatan juga harus dipandang sebagai suatu investasi

dalam kaitannya untuk mendukung peningkatan kualitas sumber daya manusia dan

pembangunan ekonomi serta memiliki peran penting dalam upaya penanggulangan

kemiskinan.

B.1 Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Prabayar

Peran serta masyarakat adalah syarat mutlak bagi keberhasilan, kelangsungan

dan kemandirian pembangunan di bidang kesehatan yang diwujudkan antara lain

sebagai penyelenggara berbagai upaya pelayanan kesehatan dan dalam membiayai

pemeliharaan kesehatan. Peran serta dalam pembiayaan pemeliharaan kesehatan

terlaksana antara lain dalam bentuk pengeluaran biaya langsung untuk kesehatan,

dana sehat, asuransi sosial di bidang kesehatan dan pelbagai bentuk pembiayaan

kesehatan prabayar.

Perkembangan peserta jaminan kesehatan di Provinsi NTB cukup positif.

Kepesertaan jaminan kesehatan tahun 2013 sebanyak 61,67 persen dari total

penduduk, yang terdiri dari 56,47 persen peserta Jamkesmas/Jamkesda/Jamkesmas

NTB; PT.ASKES PNS sebanya 6,41 persen; 0,30 persen peserta JPK Jamsostek; dan

Askes TNI/Polri sebanyak 0,24 persen.

Kepesertaan jaminan kesehatan tahun 2013 ini meningkat dibandingkan tahun

2012 yang mencapai 54,9 persen dari total penduduk.

B.2 Kunjungan di Sarana Pelayanan Kesehatan

Cakupan rawat jalan selama tahun 2013 di Provinsi NTB sebesar 74,0 persen,

tidak jauh berbeda dengan cakupan tahun 2012 dengan cakupan 74,1 persen.

Page 73: Profil Kesehatan Provinsi NTB - depkes.go.id · Gambar II.4 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke atas menurut Pendidikan Terakhir yang Ditamatkan di Provinsi NTB Tahun 2007-2012

Profil Kesehatan Provinsi NTB Tahun 2013 59

Cakupan rawat inap selama tahun 2013 di Provinsi NTB sebesar 3,9 persen, menurun

jika dibandingkan cakupan tahun 2012 yang mencapai 6,7 persen. Kemungkinan

penyebab turunnya cakupan rawat jalan dan cakupan rawat inap yaitu rendahnya

angka kesakitan masyarakat atau rendahnya pemanfaatan pelayanan kesehatan oleh

penduduk.

Jumlah total kunjungan penduduk ke Puskesmas baik rawat jalan dan rawat

inap tahun 2013 sebanyak 3.287.303 orang (70,7%), meningkat dibandingkan

kunjungan penduduk pada tahun tahun 2012 sebanyak 3.264.191 (70,4%) kunjungan.

B.3 Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit

Rumah sakit adalah suatu fasilitas pelayanan kesehatan perorangan yang

menyediakan rawat inap dan rawat jalan yang memberikan pelayanan kesehatan

jangka pendek dan jangka panjang yang terdiri dari observasi, diagnostik, terapeutik

dan rehabilitatif untuk orang-orang yang menderita sakit, cidera dan melahirkan.

Indikator yang digunakan untuk melihat perkembangan fasilitas perawatan,

peningkatan mutu dan sarana rumah sakit antara lain sebagai berikut:

B.3.1 Angka Kematian Umum Penderita yang Dirawat di Rumah Sakit

Angka kematian umum penderita yang dirawat di rumah sakit (Gross Death

Rate/GDR) pada 9 rumah sakit yang melapor dari 23 rumah sakit yang ada, rata-rata

sebesar 32,1 per 100.000 pasien keluar, sedangkan angka yang dapat ditolerir

maksimum 45 per 100.000 pasien keluar. Namun secara keseluruhan angka GDR di

NTB masih under reported karena belum semua rumah sakit yang ada melaporkan

capaian kinerjanya. Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran (tabel 56).

B.3.2 Angka Kematian Penderita yang Dirawat < 48 jam

Pada tahun 2013 rata-rata angka kematian penderita yang dirawat < 48 jam

(Net Death Rate/NDR) dari 9 rumah sakit yang ada di Provinsi NTB sebesar 15,7 atau

sekitar 15-16 penderita dari 100.000 penderita yang keluar. Namun angka tersebut

juga masih under reported karena belum semua rumah sakit yang ada di Provindi

NTB melaporkan capaian kinerjanya. Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran

(table 56).

Page 74: Profil Kesehatan Provinsi NTB - depkes.go.id · Gambar II.4 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke atas menurut Pendidikan Terakhir yang Ditamatkan di Provinsi NTB Tahun 2007-2012

Profil Kesehatan Provinsi NTB Tahun 2013 60

B.3.3 Pemakaian Tempat Tidur

Rata-rata pemakaian tempat tidur (Bed Occupancy Rate/BOR) pada tahun 2013

sangat rendah yaitu 31,7 % (BOR Ideal= 60%-80%). Angka tersebut tidak dapat

menggambarkan keadaan keseluruhan karena masih ada rumah sakit yang belum

melaporkan capaian BOR. Di 7 rumah sakit yang melapor dari 23 rumah sakit yang

ada, sebanyak 6 rumah sakit mempunyai tingkat pemanfaatan cukup ideal yaitu RSU

dr. R. Soedjono Selong, RSU Patuh Patut Patju, RSU Dompu, RSUD Bima, RSU Praya,

RSUD Sumbawa. Sedangkan di RSI Namira Selong tingkat pemanfaatannya masih

kurang (<60%). selengkapnya dapat dilihat pada lampiran (tabel 57).

B.3.4 Lama Rawat Pasien

Rata-rata lama rawat seorang pasien (Length of Stay/LOS) di 7 rumah sakit

yang melapor pada tahun 2013 adalah 2,4 hari mengalami penurunan bila

dibandingkan nilai LOS tahun 2012 sebesar 3,88 hari. Angka tersebut berada di bawah

nilai LOS ideal yaitu antara 6-9 hari. Angka LOS di setiap rumah sakit dapat dilihat

pada lampiran (tabel 57).

B.3.5 Tempat Tidur Tidak Ditempati

Angka Tempat Tidur Tidak tempati (Turn of Interval/TOI) menunjukkan

efisiensi penggunaan tempat tidur, dimana angka ideal untuk TOI adalah 1-3 hari.

Pada tahun 2013 2 rata-rata TOI di 6 rumah sakit yang melapor adalah 6,2. Kondisi ini

lebih baik dibandingkan rata-rata TOI tahun 2012 sebesar 8,77. Angka LOS di setiap

rumah sakit dapat dilihat pada lampiran (tabel 57).

C. Peningkatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah perilaku yang berkaitan

dengan upaya atau kegiatan seseorang yang mempertahankan dan meningkatkan

kesehatannya. Dengan demikian masyarakat dapat mengenali dan mengatasi

masalahnya sendiri terutama dalam tatanan masing-masing, dan masyarakat/dapat

menerapkan cara-cara hidup sehat dengan menjaga, memelihara dan meningkatkan

kesehatannya.

Page 75: Profil Kesehatan Provinsi NTB - depkes.go.id · Gambar II.4 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke atas menurut Pendidikan Terakhir yang Ditamatkan di Provinsi NTB Tahun 2007-2012

Profil Kesehatan Provinsi NTB Tahun 2013 61

Rumah tangga merupakan unit terkecil dalam lingkungan, sehingga perilaku

hidup yang bersih dan sehat selayaknya harus diterapkan dan ditanamkan kepada

kepada seluruh anggata keluarga. Pada akhirnya keluarga yang sehat akan

membentuk masyarakat yang sehat pula.

PHBS di rumah tangga adalah upaya untuk memberdayakan anggota rumah

tangga agar tahu, mau dan mampu melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat

serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat. PHBS di Rumah Tangga

dilakukan untuk mencapai Rumah Tangga Sehat. Rumah tangga sehat berarti mampu

menjaga, meningkatkan, dan melindungi kesehatan setiap anggota rumah tangga dari

gangguan ancaman penyakit dan lingkungan yang kurang kondusif untuk hidup sehat.

Hasil pemantauan rumah tangga pada tahun 2013, sebanyak 76.083 rumah

dipantau (5,89% persen dari total rumah tangga yang ada). Rumah yang dipantau

tahun 2013 lebih banyak daripada rumah dipantau tahun 2012. Pada tahun 2012

sebanyak 70.794 rumah dipantau (5,53% dari total rumah tangga yang ada).

Hasil pemantauan rumah tangga yang termasuk Rumah Berperilaku Hidup

Bersih dan Sehat pada tahun 2013 sebanyak 32.093 rumah atau 42,18 persen.

Cakupan Rumah Berperilaku Hidup Bersih dan Sehat pada tahun 2013 lebih banyak

daripada Rumah Berperilaku Hidup Bersih dan Sehat tahun 2012 yaitu mencapai

22.532 rumah atau sekitar 31,83 persen. Cakupan Rumah Tangga Ber-Perilaku Hidup

Bersih dan Sehat di setiap kabupaten/kota terlihat pada lampiran (tabel 58).

D. Pembinaan Kesehatan Lingkungan dan Sanitasi Dasar

Derajat kesehatan sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan disamping faktor

perilaku dan pelayanan kesehatan. Upaya penyehatan lingkungan dilakukan untuk

mewujudkan mutu lingkungan yang lebih sehat, antara lain melalui pemberdayaan

masyarakat dalam penyediaan air bersih dan sanitasi di sarana pemeliharaan dan

pengawasan kualitas lingkungan, pengendalian dampak resiko pencemaran lingkungan

dan pengembangan wilayah sehat.

D.1 Rumah Sehat

Page 76: Profil Kesehatan Provinsi NTB - depkes.go.id · Gambar II.4 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke atas menurut Pendidikan Terakhir yang Ditamatkan di Provinsi NTB Tahun 2007-2012

Profil Kesehatan Provinsi NTB Tahun 2013 62

Rumah sehat adalah bangunan rumah tinggal yang memenuhi syarat

kesehatan yaitu memiliki jamban sehat, tempat pembuangan sampah, sarana air

bersih, sarana pembuangan air limbah, ventilasi baik, kepadatan hunian rumah sesuai

dan lantai rumah tidak dari tanah.

Pada tahun 2012 terdapat 542.894 rumah yang belum memenuhi syarat, untuk

selanjutnya rumah yang belum memenuhi syarat tersebut akan dibina pada tahun

2013. Namun pembinaan tidak dapat dilakukan pada semua rumah yang belum

memenuhi syarat. Pembinaan dilakukan pada 291.569 rumah saja. Hasil pembinaan

diperoleh bahwa sebanyak 36,10 persen atau 105.258 rumah Rumah yang dibina

memenuhi syarat. Sehingga sampai dengan tahun 2013 terdapat 818.446 rumah sehat

atau 65,13% dari seluruh rumah yang ada. Rumah sehat terbanyak berada d Kota

Mataram, Kota Bima dan Kabupaten Sumbawa Barat. Cakupan rumah sehat di setiap

kabupaten/kota terlihat pada lampiran (tabel 59).

D.3 Akses terhadap Sumber Air Minum Keluarga

Air minum yang layak yang dapat diakses oleh masyarakat masih sangat

minim. Masalah kemiskinan sebagai salah satu penyebab rendahnya kemampuan

penduduk mengakses air minum yang layak. Selain itu masih rendahnya kesadaran

masyarakat tentang lingkungan, rendahnya kualitas bangunan septic tank dan masih

buruknya sistem pembuangan limbah juga mempengaruhi ketersedian sumber air

minum.

Pada tahun 2013 penduduk di Provinsi NTB yang memiliki akses air minum

yang memenuhi syarat sebanyak 70,12 persen. Air minum diperoleh dengan

perpipaan yang memenuhi syarat (PDAM, BPSPAM) sebanyak 98 persen dan sisanya

diperoleh melalui jaringan non perpipaan yang memenuhi syarat seperti sumber gali

terlindungi, sumur gali dengan pompa, sumur bor dengan pompa, terminal air, mata air

terlindungi dan penampungan air hujan. Cakupan akses air minum di kabupaten/kota

dapat dilihat pada lampiran (tabel 60).

D.4 Kualitas Air Minum

Sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 907/Menkes/SK/VII

tahun 2002, Menteri Kesehatan melakukan pembinaan teknis terhadap segala

Page 77: Profil Kesehatan Provinsi NTB - depkes.go.id · Gambar II.4 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke atas menurut Pendidikan Terakhir yang Ditamatkan di Provinsi NTB Tahun 2007-2012

Profil Kesehatan Provinsi NTB Tahun 2013 63

kegiatan yang berhubungan dengan penyelenggaraan persyaratan kualitas air minum.

Dalam pelaksanaan pengawasan kualitas air minum, Dinas Kesehatan

Kabupaten/Kota dapat menentuan parameter kualitas air yang akan diperiksa sesuai

dengan kebutuhan dan kondisi daerah tangkapan air, instalasi pengolahan air dan

jaringan perpipaan.

Pada tahun 2013 hanya 8 kabupaten/kota yang melaporkan pemeriksaan

kualitas air minum di penyelenggaraan air minum. Sampel air minum yang diperiksa

hanya 1.633 sampel atau 1,39 persen. Dari sampel air minum tersebut hanya 754

sampel atau 73 persen yang memenuhi syarat (fisik, bakteriologi dan kimia). Rincian

hasil pemeriksaan kualitas air minum di kabupaten/kota dapat dilihat pada lampiran

(tabel 61).

D.5 Akses terhadap Jamban Sehat

Akses pada sanitasi khususnya pada penggunaan jamban sehat, saat ini

memang masih menjadi masalah serius di Provinsi NTB. Masih tingginya angka buang

air besar pada sembarang tempat (open defecation), menjadi salah satu indikator

rendahnya akses ini.

Jenis sarana jamban yang digunakan penduduk di kabupaten/kota se-Provinsi

NTB (kecuali Dompu dan Sumbawa Barat) pada tahun 2013 sebanyak 64,98%

menggunakan jamban dengan jenis komunal (6,70%), leher angsa (56,3%),

plengsengan (1,40%) dan cemplung (0,62%). Sebanyak 35,02% tidak menggunakan

jamban untuk buang air besar. Penduduk yang mempunyai akses sanitasi layak pada

tahun 2013 sebanyak 62,5%, artinya sebanyak 37,5% penduduk tidak mempunyai

akses sanitasi layak. Data penggunaan jamban di kabupaten/kota dapat dilihat pada

lampiran (tabel 62).

D.5 Desa yang Melaksanakan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat

Program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) bertujuan untuk

menyadarkan masyarakat pentingnya berbudaya hidup bersih, mengubah perilaku

masyarakat dengan menitikberatkan pemberdayaan masyarakat.

Program STBM telah dimulai sejak 2006. Kemudian pada tahun 2008

dikeluarkan Keputusan Menteri Kesehatan tentang Strategi Nasional Sanitasi Berbasis

Page 78: Profil Kesehatan Provinsi NTB - depkes.go.id · Gambar II.4 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke atas menurut Pendidikan Terakhir yang Ditamatkan di Provinsi NTB Tahun 2007-2012

Profil Kesehatan Provinsi NTB Tahun 2013 64

Masyarakat. Lima pilar dalam STBM yang menjadi tujuan penerapan program di

pedesaan yaitu tidak buang air besar sembarangan, mencuci tangan memakai sabun,

mengelola air minum dan makanan di rumah tangga, mengelola limbah cair rumah

tangga dengan aman serta pengelolaan sampah.

Capaian desa/kelurahan yang melaksanakan STBM pada tahun 2013 sebanyak

993 desa dari 1.135 desa/kelurahan yang ada (87,5 %). Cakupan desa Stop BABS

(SBS) sebanyak 241 desa/kelurahan atau 21,23 % dan desa/kelurahan STBM

sebanyak 487 desa/kelurahan atau 42,91%. Cakupan desa/kelurahan yang

melaksanakan STBM setiap kabupaten/kota dapat dilihat pada lampiran (tabel 63).

D.6 Tempat-Tempat Umum Memenuhi Syarat

Tempat-tempat umum (TTU) memiliki potensi sebagai tempat terjadinya

penularan penyakit, pencemaran lingkunagn ataupun gangguan kesehatan lainnya.

Pengawasan atau pemeriksaan sanitasi terhadap TTU dilakukan untuk mewujudkan

lingkungan TTU yang bersih guna melindungi kesehatan masyarakat dari kemungkinan

penularan penyakit dan gangguan kesehatan lainnya. Sanitasi TTU harus memenuhi

persyaratan kesehatan dalam arti melindungi, memelihara, dan meningkatkan derajat

kesehatan masyarakat.

Tempat atau sarana layanan umum yang wajib menyelenggarakan sanitasi

lingkungan antara lain, tempat umum atau sarana umum yang dikelola secara

komersial, tempat yang memfasilitasi terjadinya penularan penyakit, atau tempat

layanan umum yang intensitas jumlah dan waktu kunjungannya tinggi. TTU semacam

itu meliputi sarana pendidikan/sekolah, sarana kesehatan dan hotel.

Hasil inspeksi sanitasi tahun 2013 di kabupaten/kota (kecuali Kabupaten

Dompu) diperoleh hasil bahwa TTU yang memenuhi syarat di Provinsi NTB sebanyak

76,5%. Berarti sebanyak 23,5% TTU tidak memenuhi syarat. Kondisi ini

mengkhawatirkan mengingat di sarana TTU banyak masyarakat berkumpul. Ironisnya

lagi, sarana kesehatan yang terdiri dari puskesmas dan rumah sakit, sebanyak 82%

puskesmas dan jaringannya yang memenuhi syarat dan 95,7% rumah sakit yang

memenuhi syarat. Cakupan TTU yang memenuhi syarat di kabupaten/kota dapat

dilihat pada lampiran (tabel 64).

Page 79: Profil Kesehatan Provinsi NTB - depkes.go.id · Gambar II.4 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke atas menurut Pendidikan Terakhir yang Ditamatkan di Provinsi NTB Tahun 2007-2012

Profil Kesehatan Provinsi NTB Tahun 2013 65

D.6 Tempat Pengelolaan Makanan Memenuhi Syarat

Dengan meningkatnya kebutuhan masyarakat terhadap makanan yang

disediakan di luar rumah, maka produk-produk makanan yang disediakan oleh

perusahaan atau perorangan yang bergerak dalam usaha penyediaan makanan untuk

kepentingan umum, haruslah terjamin kesehatan dan keselamatannya. Hal ini hanya

dapat terwujud bila ditunjang dengan keadaan hygiene dan sanitasi Tempat

Pengelolaan Makanan (TPM) yang baik dan dipelihara secara bersama oleh pengusaha

dan masyarakat.

TPM yang dimaksud meliputi jasaboga atau catering, rumah makan dan

restoran, depot air minum (DAM), industri makanan, kantin, warung dan makanan

jajanan dan sebagainya.

Sebagai salah satu jenis tempat pelayanan umum yang mengolah dan

menyediakan makanan bagi masyarakat banyak, maka TPM memiliki potensi yang

cukup besar untuk menimbulkan gangguan kesehatan atau penyakit bahkan

keracunan akibat dari makanan yang dihasilkannya. Dengan demikian kualitas

makanan yang dihasilkan, disajikan dan dijual oleh TPM harus memenuhi syarat-syarat

kesehatan.

Hasil inspeksi sanitasi tahun 2013 di kabupaten/kota (kecuali Kabupaten

Dompu) diperoleh hasil bahwa TPM yang tidak memenuhi syarat sebanyak 24,21

persen, atau seperlima dari TPM yang ada di provinsi tidak memenuhi syarat.

Cakupan TPM yang tidak memenuhi syarat di kabupaten/kota dapat dilihat pada

lampiran (tabel 65).

E. Pelayanan Kefarmasian

Salah satu komponen penting dari sarana pelayanan kesehatan yang bermutu

adalah manajemen logistik obat yang mencakup pengadaan, distribusi dan

penyimpanan obat.

Pada tahun 2013 dari 144 jenis obat yang dilaporkan, pemakaian terbanyak

adalah Paracetamol tablet 500 mg dengan pemakaian rata-rata per bulan 1,675,340

Page 80: Profil Kesehatan Provinsi NTB - depkes.go.id · Gambar II.4 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke atas menurut Pendidikan Terakhir yang Ditamatkan di Provinsi NTB Tahun 2007-2012

Profil Kesehatan Provinsi NTB Tahun 2013 66

tablet. Pemakaian obat terbanyak di Provinsi NTB tahun 2013 terlihat pada gambar

sebagai berikut.

Gambar IV.18 Pemakaian Rata-Rata per Bulan dari 10 Jenis Obat Terbanyak yang Digunakan

di Provinsi NTB Tahun 2013

Sumber: Profil Kesehatan Dinas Kesehatan kabupaten/kota Tahun 2007-2013

Gambar IV.18 memperlihatkan bahwa jenis obat terbanyak yang digunakan jika

dikaitkan dengan penyakit terbanyak di tingkat puskesmas tahun 2013, menunjukkan

adanya ketepatan pemberian obat sesuai dengan indikasi penyakit. Pengobatan di

Provinsi NTB tahun 2013 dapat dikatakan rasiona karena pasien menerima terapi yang

tepat sesuai dengan kebutuhan kliniknya, sesuai dengan dosis yang dibutuhkannya

dan pada periode waktu yang adekuat.

1.675.340

1.515.336

1.104.222

891.227

824.403

643.521

468.837

410.277

402.815

378.101

0 400.000 800.000 1.200.000 1.600.000

Paracetamol tablet 500 mg

Amoksisilin kaplet 500 mg

Kloraniramina mealeat (CTM) tablet 4 mg

Gliseril Gualakolat tablet 100 mg

Vitamin B Kompleks tablet

Antasida DOEN I tablet kunyah

Deksametason tablet 0,5 mg

Prednison tablet 5 mg

Tiamin (vitamin B1) tablet 50 mg (HCL/Nitrat)

Asam Askorbat (vitamin C) tablet 50 mg

Page 81: Profil Kesehatan Provinsi NTB - depkes.go.id · Gambar II.4 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke atas menurut Pendidikan Terakhir yang Ditamatkan di Provinsi NTB Tahun 2007-2012

Profil Kesehatan Provinsi NTB Tahun 2013 67

BAB V

SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN

Pembangunan kesehatan yang telah dilaksanakan selama ini telah berhasil

meningkatkan derajat kesehatan masyarakat secara bermakna walaupun masih

dijumpai berbagai masalah dan hambatan. Pembangunan kesehatan masyarakat

sangat memerlukan sumber daya kesehatan yang merupakan semua perangkat keras

dan perangkat lunak yang diperlukan sebagai pendukung penyelenggaraan upaya

kesehatan.

A. Sarana Kesehatan

Sarana pelayanan kesehatan terdiri dari RS Umum, RS Khusus, Puskesmas dan

jaringannya, sarana produksi dan distribusi kefarmasian dan sarana pelayanan lainnya

(seperti Balai pengobatan/klinik, Praktek Dokter Bersama, Praktek Dokter Perorangan

dan Praktek Pengobatan Tradisional). Rincian sarana pelayanan kesehatan tercantum

pada lampiran (tabel 68).

A.1 Rumah Sakit Umum

Rumah Sakit umum yang ada di Provinsi NTB sampai akhir tahun 2013

sebanyak 23 buah. Berdasarkan pemilikan/pengelola terdistribusi sebagai berikut:

Tabel V.1

Jumlah Rumah Sakit Umum berdasarkan Pengelola di Provinsi NTB Tahun 2013

Kabupaten/Kota Pemilikan/Pengelola

Jumlah Pem.Prov NTB Pem.Kab/Kota TNI/Polri Swasta

Lombok Barat 0 1 0 0 1

Lombok Tengah 0 1 0 1 2

Lombok Timur 0 1 0 2 3

Sumbawa 1 1 0 0 2

Dompu 0 1 0 0 1

Bima 0 1 0 0 1

Sumbawa Barat 0 1 0 0 1

Lombok Utara 0 1 0 0 1

Mataram 1 1 2 6 10

Kota Bima 0 0 0 1 1

Jumlah 2 9 2 10 23

Sumber: Profil Kesehatan Dinas Kesehatan kabupaten/kota Tahun 2013

Page 82: Profil Kesehatan Provinsi NTB - depkes.go.id · Gambar II.4 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke atas menurut Pendidikan Terakhir yang Ditamatkan di Provinsi NTB Tahun 2007-2012

Profil Kesehatan Provinsi NTB Tahun 2013 68

Tabel di atas memperlihatkan penyebaran RS di Provinsi NTB tidak merata. Unit

rumah sakit di Provinsi NTB sudah lebih dari cukup dimana tercatat dari segi

kepemilikan sebanyak 13 RS pemerintah dan 10 swasta. Namun penyebaran atau

tataletak RS masih tidak merata. Masih ada RS yang tidak menjangkau atau tidak

mencukupi dalam hal layanan kecukupan tempat tidur karena lebih banyak RS berada

di Pulau Lombok daripada di Pulau Sumbawa.

A.2 Rumah Sakit Khusus

Sesuai tipe pelayanan, selain Rumah Sakit Umum juga terdapat Rumah Sakit

Khusus. Rumah Sakit Khusus menyelenggarakan pelayanan kesehatan berdarka jenis

penyakit dan disiplin ilmu tertentu atau mempunyai fungsi primer. Provinsi NTB

mempunyai 1 buah Rumah Sakit Khusus yaitu Rumah Sakit Jiwa Provinsi NTB.

A.3 Puskesmas dan Jaringannya

Menurut Kepmenkes RI No. 128/Menkes/SK/II/2004 puskesmas merupakan

Unit Pelayanan Teknis Dinas Kesehatan kabupaten/kota yang bertanggung jawab

menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja. Dengan kata lain

puskesmas mempunyai wewenang dan tanggungjawab atas pemeliharaan kesehatan

masyarakat dalam wilayah kerjanya.

Puskesmas di Provinsi NTB tahun 2013 tidak ada penambahan puskesmas

baru, sehingga jumlah puskesmas masih tetap berjumlah 157 buah yang terdiri dari

122 buah puskesmas rawat inap dan 35 buah puskesmas non rawat inap, namun ada

perubahan dari puskesmas non rawat inap menjadi puskesmas rawat inap. Jumlah

puskesmas di Provinsi NTB tahun 2013 terlihat pada tabel berikut.

Page 83: Profil Kesehatan Provinsi NTB - depkes.go.id · Gambar II.4 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke atas menurut Pendidikan Terakhir yang Ditamatkan di Provinsi NTB Tahun 2007-2012

Profil Kesehatan Provinsi NTB Tahun 2013 69

Tabel V.2 Jumlah Puskesmas di Provinsi NTB Tahun 2012- 2013

Kabupaten/

Kota

Tahun 2012 Tahun 2013

Rawat Inap Non Rawat

Inap Jumlah Rawat Inap

Non Rawat Inap

Jumlah

Lobar 5 11 16 5 11 16

Loteng 25 0 25 25 0 25

Lotim 29 0 29 29 0 29

Sumbawa 10 15 25 23 2 25

Dompu 6 3 9 6 3 9

Bima 20 0 20 20 0 20

KSB 6 3 9 6 3 9

KLU 2 6 8 2 6 8

Mataram 4 7 11 4 7 11

Kota Bima 2 3 5 2 3 5

Jumlah 109 48 157 122 35 157

Sumber: Profil Kesehatan Dinas Kesehatan kabupaten/kota Tahun 2012-2013

Tabel di atas memperlihatkan bahwa ada perubahan tipe puskesmas pada

tahun 2013. Pada tahun 2012 puskesmas non rawat inap sebanyak 48 buah,

sedangkan tahun 2013 puskesmas non rawat inap sebanyak 35 buah. Sebanyak 7

puskesmas non rawat inap beralih menjadi puskesmas rawat inap pada tahun 2013.

Puskesmas rawat inap atau puskesmas perawatan merupakan puskesmas yang

diberi tambahan ruangan dan fasilitas untuk menolong penderita gawat darurat, baik

berupa tindakan operatif terbatas maupun rawat inap sementara.

Rasio puskesmas terhadap 100.000 penduduk relatif tidak berubah

dibandingkan tahun sebelumnya. Pada tahun 2012, rasio puskesmas 3,39 terhadap

100.000 penduduk sedangkan pada tahun 2013, rasio puskesmas 3,37 terhadap

100.000 penduduk.

Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, puskesmas dibantu oleh

jaringannya yaitu puskesmas keliling dan puskesmas pembantu. Puskesmas keliling di

Provinsi NTB pada tahun 2013 sebanyak 205 buah dan puskesmas pembantu

sebanyak 560 buah, terinci sebagai berikut.

Page 84: Profil Kesehatan Provinsi NTB - depkes.go.id · Gambar II.4 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke atas menurut Pendidikan Terakhir yang Ditamatkan di Provinsi NTB Tahun 2007-2012

Profil Kesehatan Provinsi NTB Tahun 2013 70

Tabel V.2 Jumlah Puskesmas Puskesmas Keliling dan Puskesmas Pembantu di Provinsi NTB

Tahun 2013

Kabupaten/Kota Puskesmas Keliling Puskesmas Pembantu

Lombok Barat 17 57

Lombok Tengah 30 95

Lombok Timur 45 87

Sumbawa 29 93

Dompu 17 47

Bima 22 90

Sumbawa Barat 15 27

Lombok Utara 4 27

Mataram 11 18

Kota Bima 15 19

Jumlah 205 560 Sumber: Profil Kesehatan Dinas Kesehatan kabupaten/kota Tahun 2013

A.4 Sarana Produksi dan Distribusi Kefarmasian

Sarana produksi dan distribusi kefarmasian yang ada di Provinsi NTB yaitu

usaha kecil obat tradisional sebanyak 2 buah, produksi alat kesehatan sebanyak 2

buah, pedagang besar farmasi sebanyak 2 buah, apotek sebanyak 276 buah, toko

obat sebanyak 102 buah dan penyalur alat kesehatan sebanyak 1 buah.

A.5 Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM)

Dalam rangka meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan masyarakat,

berbagai upaya dilakukan dengan memanfaatkan potensi dan sumberdaya yang ada

termasuk yang ada di masyarakat. Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat

(UKBM) diantaranya adalah Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu), dan Poskesdes (Pos

Kesehatan Desa)

A.3.1 Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu)

Posyandu merupakan salah satu bentuk UKBM yang paling dikenal di

masyarakat. Posyandu menyelenggarakan minimal 5 program prioritas yaitu kesehatan

ibu dan anak, keluarga berencana, perbaikan gizi, imunisasi dan penanggulangan

diare. Untuk memantau perkembangannya, Posyandu dikelompokkan ke dalam 4

strata posyandu yaitu Pratama, Madya, Purnama dan Mandiri. Data posyandu menurut

Page 85: Profil Kesehatan Provinsi NTB - depkes.go.id · Gambar II.4 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke atas menurut Pendidikan Terakhir yang Ditamatkan di Provinsi NTB Tahun 2007-2012

Profil Kesehatan Provinsi NTB Tahun 2013 71

strata di setiap kabupaten/kota dapat dilihat pada lampiran (tabel 70). Posyandu di

Provinsi NTB menurut strata tahun 2013 terlihat pada gambar berikut.

Gambar V.1 Persentase Posyandu menurut Strata di Provinsi NTB Tahun 2013

Sumber: Profil Kesehatan Dinas Kesehatan kabupaten/kota Tahun 2013

Pada tahun 2013, jumlah posyandu sebanyak 6.742 buah. Jumlah ini

meningkat jika dibandingkan dengan tahun 2012 sebanyak 6.429 buah. Posyandu

yang aktif hanya sebanyak 2.994 atau sebanyak 44 % dari seluruh posyandu yang

ada. Rasio posyandu terhadap 100 balita pada tahun 2013 adalah 1,37 artinya, berarti

terdapat posyandu yang mempunyai sasaran lebih dari 100 balita. Jika dibandingkan

dengan jumlah desa dan kelurahan, maka rasio posyandu terhadap desa/ kelurahan

adalah 5,9 artinya setiap desa mempunyai sekitar 5-6 posyandu. Kondisi ini tidak jauh

berbeda dengan rasio posyandu tahun 2012 yaitu 5,8 atau rata-rata pada tiap

desa/kelurahan terdapat 5-6 posyandu.

A.3.2 Pos Kesehatan Desa

Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) adalah UKBM yang dibentuk di desa dalam

rangka mendekatkan/ menyediakan pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat desa.

Poskesdes dapat dikatakan sebagai sarana kesehatan yang merupakan pertemuan

antara upaya masyarakat dan dukungan pemerintah. Pelayanannya meliputi upaya

promotif, preventif, dan kuratif yang dilaksanakan oleh tenaga kesehatan (terutama

Lobar Loteng Lotim Sbw Dompu Bima KSB KLU MtrKotaBima

MANDIRI 91 25 71 29 3 9 14 0 73 3

PURNAMA 436 283 661 241 201 279 131 47 65 10

MADYA 240 885 609 346 163 164 54 107 153 118

PRATAMA 35 382 323 31 16 131 11 215 55 32

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

pe

rse

n

Page 86: Profil Kesehatan Provinsi NTB - depkes.go.id · Gambar II.4 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke atas menurut Pendidikan Terakhir yang Ditamatkan di Provinsi NTB Tahun 2007-2012

Profil Kesehatan Provinsi NTB Tahun 2013 72

bidan) dengan melibatkan kader atau tenaga sukarela Iainnya. Poskesdes di harapkan

sebagai pusat pengembangan dan kordinator berbagai UKBM yang dibutuhkan

masyarakat desa, misalnya Posyandu dan warung obat desa (WOD).

Pada tahun 2013 di Provinsi NTB terdapat 768 buah poskesdes, bertambah 35

buah poskesdes dari keadaan pada tahun 2012, poskesdes sebanyak 733 buah

poskesdes. Jumlah poskesdes di setiap kabupaten/kota tahun 2013 terlihat pada

gambar berikut.

Gambar V.2 Jumlah Poskesdes dan Desa/Kelurahan di kabupaten/kota se- Provinsi NTB

Tahun 2013

Sumber: Profil Kesehatan Dinas Kesehatan kabupaten/kota Tahun 2013

Gambar V.2 memperlihatkan bahwa desa/kelurahan di Provinsi NTB pada tahun

2013 belum mempunyai poskesdes, kecuali Kabupaten Sumbawa Barat.

A.6 Desa Siaga

Desa Siaga adalah desa/kelurahan yang penduduknya memiliki kesiapan

sumber daya dan kemampuan serta kemauan untuk mencegah dan mengatasi

masalah-masalah kesehatan, bencana dan kegawatdaruratan kesehatan secara

mandiri.

Pada tahun 2013 di NTB terdapat 992 desa/kelurahan Siaga dari 1.135

desa/kelurahan yang ada. Desa Siaga aktif adalah desa yang mempunyai Poskesdes

atau UKBM lainnya yang buka setiap hari dan berfungsi sebagai pemberi pelayanan

116 120

149

50 66

128

64

27 21 27 122 139 254 165 79 191 64 33 50 38

0

50

100

150

200

250

Lobar Loteng Lotim Sbw Dompu Bima KSB KLU Mtr KotaBima

poskesdes desa/kelurahan

Page 87: Profil Kesehatan Provinsi NTB - depkes.go.id · Gambar II.4 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke atas menurut Pendidikan Terakhir yang Ditamatkan di Provinsi NTB Tahun 2007-2012

Profil Kesehatan Provinsi NTB Tahun 2013 73

kesehatan dasar, penanggulangan bencana dan kegawatdaruratan, surveilance

berbasis masyarakat yang meliputi gizi, penyakit, lingkungan dan perilaku sehingga

masyarakatnya menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Distribusi

desa/kelurahan di kabupaten/kota terlihat pada gambar berikut.

Gambar V.3 Desa/Kelurahan Siaga di Provinsi NTB Tahun 2013

Sumber: Profil Kesehatan Dinas Kesehatan kabupaten/kota Tahun 2013

Gambar di atas memperlihatkan bahwa desa/kelurahan siaga dengan strata

pratama lebih dominan daripada strata lainnya, bahkan di Kota Bima semua

kelurahannya adalah kelurahan siaga dengan strata pratama.

B. Tenaga Kesehatan

Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang

kesehatan, memiliki pengetahuan dan atau keterampilan melalui pendidikan di bidang

kesehatan yang memerlukan kewenangan dalam menjalankan pelayanan kesehatan.

Pemerintah mengatur perencanaan, pengadaan, pendayagunaan, pembinaan, dan

pengawasan mutu tenaga kesehatan dalam rangka penyelenggaraan pelayanan

kesehatan.

Tenaga kesehatan dapat dikelompokkan sesuai dengan keahlian dan kualifikasi

yang dimiliki, antara lain meliputi tenaga medis, tenaga kefarmasian, tenaga

keperawatan, tenaga kesehatan masyarakat, tenaga sanitarian, tenaga gizi, tenaga

keterapian fisik, tenaga keteknisian medis, dan tenaga kesehatan lainnya.

Lobar Loteng Lotim Sbw Dompu Bima KSB KLU MtrKotaBima

NTB

MANDIRI 0 0 0 2 0 0 0 0 3 0 5

PURNAMA 3 0 5 8 9 0 14 7 9 0 55

MADYA 26 1 0 66 40 39 49 13 13 0 247

PRATAMA 44 123 190 89 30 132 1 13 25 38 685

0%10%20%30%40%50%60%70%80%90%

100%

de

sa/k

elu

rah

an

Page 88: Profil Kesehatan Provinsi NTB - depkes.go.id · Gambar II.4 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke atas menurut Pendidikan Terakhir yang Ditamatkan di Provinsi NTB Tahun 2007-2012

Profil Kesehatan Provinsi NTB Tahun 2013 74

Jumlah tenaga kesehatan di Provinsi NTB pada tahun 2013 sebanyak 9.240

orang dengan proporsi sebagai berikut:

Gambar V.4 Jenis Tenaga Kesehatan di Provinsi NTB Tahun 2013

Sumber: Profil Kesehatan Dinas Kesehatan kabupaten/kota Tahun 2013

Gambar V.4 memperlihatkan bahwa proporsi terbanyak adalah tenaga perawat

sebanyak 39 persen dan bidan sebanyak 26% dari tenaga kesehatan yang ada di

Provinsi NTB. Data terinci tentang tenaga kesehatan dapat dilihat pada lampiran (tabel

73-81).

Tenaga dokter spesialis yang bekerja di sarana kesehatan sebanyak 184 orang.

Kondisi ini lebih banyak daripada kondisi tahun 2012 dimana dokter spesialis hanya

sebanyak 83 orang. Rasio dokter spesialis per 100.000 penduduk di Provinsi NTB

tahun 2013 sebesar 4. Rasio dokter spesialis ini berada di bawah standar WHO sebesar

6 per 100.000 penduduk.

Tenaga dokter umum yang ada di Provinsi NTB sebanyak 545 orang dan rasio

dokter umum per 100.000 penduduk adalah 11,7. Rasio dokter umum tahun 2013

meningkat daripada tahun 2012, rasio dokter umum tahun 2012 adalah 7,66 per

100.000 penduduk. Namun rasio dokter umum di Provinsi NTB masih d bawah target

nasional 40 per 100.000 penduduk.

TENAGA KESEHATAN

LAINNYA 1%

DOKTER GIGI 2%

PERAWAT GIGI 2%

KESMAS 3%

KEFARMASIAN 4%

KESLING 4%

TENAGA GIZI 5%

TENAGA TEKNISI MEDIS

6% DOKTER 8%

BIDAN 26%

PERAWAT 39%

Page 89: Profil Kesehatan Provinsi NTB - depkes.go.id · Gambar II.4 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke atas menurut Pendidikan Terakhir yang Ditamatkan di Provinsi NTB Tahun 2007-2012

Profil Kesehatan Provinsi NTB Tahun 2013 75

Tenaga dokter gigi yang ada di Provinsi NTB sebanyak 134 dan rasio dokter

gigi adalah 2,9 per 100.000 penduduk. Rasio dokter gigi di Provinsi NTB masih

dibawah target nasional 11 per 100.000 penduduk.

Tenaga perawat di Provinsi NTB sebanyak 3.634 dan rasio tenaga perawat

adalah 78 per 100.000 penduduk.Tenaga bidan di Provinsi NTB sebanyak 2.365 orang,

dan rasio tenaga bidan adalah 99 per 100.000 penduduk.

C. Pembiayaan Kesehatan

Pembiayaan pembangunan kesehatan se-Provinsi NTB tahun 2012

diperoleh dari berbagai sumber yaitu APBD kabupaten/kota se-NTB, APBD

Provinsi NTB, APBN (Dana Dekonsentrasi, Tugas Pembantuan (TP) termasuk TP

Rumah Sakit dan Bantuan Operasional Kesehatan (BOK), Jamkesmas dan

Jampersal), Pinjaman/ Hibah Luar Negeri (PHLN), sumber pemerintah

lainnya,swasta dan masyarakat.

Pembiayaan kesehatan se-Provinsi NTB tahun 2013 dapat dilihat pada

gambar berikut.

Gambar V.5 Pembiayaan Kesehatan di Provinsi NTB Tahun 2013

Sumber: Profil Kesehatan Dinas Kesehatan kabupaten/kota Tahun 2013

Page 90: Profil Kesehatan Provinsi NTB - depkes.go.id · Gambar II.4 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke atas menurut Pendidikan Terakhir yang Ditamatkan di Provinsi NTB Tahun 2007-2012

Profil Kesehatan Provinsi NTB Tahun 2013 76

Pada tahun 2013 anggaran kesehatan se-Provinsi NTB tercatat sebanyak

Rp.1.131.074.509.208 atau Rp. 243.326 perkapita/tahun. Jika dibandingkan

dengan penyataan WHO bahwa anggaran kesehatan yang ideal untuk menjamin

terselenggaranya program/pelayanan kesehatan esensial adalah sebesar US$

34/kapita atau sekitar Rp.340.000/kapita (1 US$ = Rp. 10.000), berarti anggaran

kesehatan di kabupaten/kota masih jauh dibawah patokan tentang kecukupan

anggaran kesehatan di kabupaten/kota.

Anggaran kesehatan berasal dari APBD kabupaten/kota sebanyak

Rp.597.297.173.082,- (56,04 % dari total anggaran kesehatan se-Provinsi NTB.

Undang-undang nomor 36 tahun 2009 mengamanatkan bahwa anggaran untuk bidang

kesehatan adalah 10% dari anggaran daerah di luar gaji. Jika Belanja Langsung dari

APBD kabupaten/kota berjumlah Rp. 256.066.428.315,- dan total APBD

kabupaten/kota se-Provinsi NTB tahun 2013 adalah Rp.6.895.116.967.809,- berarti

anggaran untuk bidang kesehatan di luar gaji sekitar 3,84 persen saja.

Page 91: Profil Kesehatan Provinsi NTB - depkes.go.id · Gambar II.4 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke atas menurut Pendidikan Terakhir yang Ditamatkan di Provinsi NTB Tahun 2007-2012

Profil Kesehatan Provinsi NTB Tahun 2013 77

BAB VI

KESIMPULAN

Hasil pembangunan kesehatan di Provinsi NTB tahun 2013 memperlihatkan

beberapa keberhasilan. Antara lain peningkatan Angka Harapan Hidup (AHH) di

Provinsi NTB sampai 2012, walaupun AHH Provinsi NTB tersebut masih dibawah AHH

nasional. Peningkatan AHH tersbut juga menunjukkan adanya peningkatan kehidupan

dan kesejahteraan masyarakat Provinsi NTB.

Pada tahun 2013, terjadi penurunan kasus kematian bayi dari tahun

sebelumnya, walaupun masih diatas angka nasional. Kasus kematian balita juga

menurun dibandingkan tahun sebelumnya

Selain keberhasilan tersebut, masih terdapat beberapa kekurangan dalam

penyelenggaraan pembangunan kesehatan yang dapat dilihat dari belum tercapainya

cakupan beberapa program dan kegiatan sesuai target yang diharapkan dan masih

tingginya angka kesakitan beberapa penyakit.

Berdasarkan hasil kinerja tersebut perlu ditelaah lebih lanjut terkait

keberhasilan dan kekurangan pelaksanaan pembangunan kesehatan sebagai bahan

perencanaan pembangunan kesehatan dan pengambilan keputusan di Provinsi NTB.

Page 92: Profil Kesehatan Provinsi NTB - depkes.go.id · Gambar II.4 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke atas menurut Pendidikan Terakhir yang Ditamatkan di Provinsi NTB Tahun 2007-2012

Profil Kesehatan Provinsi NTB Tahun 2013 78

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik Provinsi Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Barat Dalam

Angka 2013, Mataram, Tahun 2014.

Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota se-Provinsi NTB, Profil Kesehatan Kabupaten/Kota,

tahun 2013

Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Barat, Laporan Pemantauan Status Gizi

Provinsi Nusa Tenggara Barat 2013, Mataram, tahun 2013.