profil kesehatan kota blitar tahun 2013 · 2016-05-26 · profil kesehatan kota blitar tahun 2013 i...
TRANSCRIPT
Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2013
i
Profil Kesehatan disusun untuk memberikan gambaran pencapaian program pembangunan
kesehatan yang digunakan sebagai sarana untuk memantau pencapaian visi dan misi pembangunan
kesehatan di Kota Blitar.
Penyusunan Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2013 didasarkan pada data tabel sesuai
Standar Pelayanan Minimal bidang kesehatan dan “Petunjuk Teknis Penyusunan Profil Kesehatan
Kabupaten/Kota Edisi Data Terpilah menurut Jenis Kelamin”, sehingga informasi yang
disampaikan dalam profil ini merupakan interpretasi dari data tersebut.
Profil Kesehatan Kota Blitar ini disampaikan dengan harapan semoga bermanfaat bagi kita
semua dan ucapan terima kasih kami sampaikan kepada berbagai pihak yang telah mendukung
penyusunan buku ini.
Blitar, Oktober 2014
Kepala Dinas Kesehatan Daerah
Kota Blitar
dr.NGESTI UTOMO
Pembina Utama Muda
NIP. 19570824 198712 1 001
KATA PENGANTAR
Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2013
ii
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
DAFTAR TABEL PROFIL iii
BAB 1 PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Sistematika Penyajian 2
1.3 Distribusi Profil Kesehatan 3
BAB 2 GAMBARAN UMUM 4
2.1 Keadaan Geografis dan Administrasi 4
2.2 Topografi 5
2.3 Iklim 6
2.4 Kependudukan 6
BAB 3 SITUASI DERAJAT KESEHATAN 10
3.1 Angka Kematian (Mortalitas) 10
3.2 Angka/ Umur Harapan Hidup (AHH/UHH) 16
3.3 Angka Kesakitan (Morbiditas) 17
3.4 Status Gizi Masyarakat 31
BAB 4 SITUASI UPAYA KESEHATAN 34
4.1 Pelayanan Kesehatan Dasar 34
4.2 Pelayanan Kesehatan Rujukan 49
4.3 Ketersediaan Obat 50
4.4 Kejadian Luar Biasa (KLB) dan Keracunan Makanan 51
4.5 Perbaikan Gizi Masyarakat 51
4.6 Perilaku Masyarakat 58
4.7 Pelayanan Jaminan Kesehatan Masyarakat 61
4.8 Pelayanan Kesehatan Lingkungan dan Sanitasi Dasar 63
BAB 5 SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN 66
5.1 Sarana Kesehatan 66
5.2 Tenaga Kesehatan 68
5.3 Pembiayaan Kesehatan 70
BAB 6 PENUTUP 72
LAMPIRAN
DAFTAR ISI
Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2013
iii
Tabel 1 Luas Wilayah, Jumlah Desa, Jumlah Penduduk, Jumlah
Rumah Tangga dan Kepadatan Penduduk
Tabel 2 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin, Kelompok Umur,
Rasio Beban Tanggung, Rasio Jenis Kelamin
Tabel 3 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Kelompok
Umur
Tabel 4 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas yang Melek
Huruf menurut Jenis Kelamin
Tabel 5 Persentase Penduduk Laki-Laki dan Perempuan berusia 10
Tahun ke Atas menurut Tingkat Pendidikan Tertinggi yang
ditamatkan
Tabel 6 Jumlah Kelahiran menurut Jenis Kelamin
Tabel 7 Jumlah Kematian Bayi dan Balita menurut Jenis Kelamin
Tabel 8 Jumlah Kematian Ibu menurut Kelompok Umur
Tabel 9 Jumlah Kasus AFP (Non Polio) dan AFP Rate (Non Polio)
Tabel 10 Jumlah Kasus Baru TB Paru dan Kematian Akibat TB Paru
menurut Jenis Kelamin
Tabel 10-A Jumlah Kasus Baru TB dan Kematian Penderita TB menurut
Jenis Kelamin
Tabel 11 Jumlah Kasus dan Angka Penemuan Kasus TB Paru BTA+
menurut Jenis Kelamin
Tabel 11-A Jumlah Suspek dan Kasus serta Angka Penemuan Kasus TB
Paru BTA+ menurut Jenis Kelamin
Tabel 12 Jumlah Kasus dan Kesembuhan TB Paru BTA + menurut
Jenis Kelamin
Tabel 13 Penemuan Kasus Pneumonia Balita menurut Jenis Kelamin
Tabel 14 Jumlah Kasus Baru HIV, AIDS, dan Infeksi Menular Seksual
Lainnya menurut Jenis Kelamin
Tabel 15 Persentase Donor Darah diSkrining terhadap HIV menurut
DAFTAR TABEL PROFIL
Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2013
iv
Jenis kelamin
Tabel 16 Kasus Diare yang ditangani menurut Jenis Kelamin
Tabel 17 Jumlah Kasus Baru Kusta menurut Jenis Kelamin
Tabel 18 Kasus Baru Kusta 0-14 Tahun dan Cacat Tingkat 2 menurut
Jenis Kelamin
Tabel 19 Jumlah kasus dan Angka Prevalensi penyakit kusta menurut
Jenis Kelamin
Tabel 20 Persentase Penderita Kusta selesai Berobat menurut Jenis
Kelamin
Tabel 21 Jumlah Kasus Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan
Imunisasi (PD3I) menurut Jenis Kelamin
Tabel 22 Jumlah Kasus Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan
Imunisasi (PD3I) menurut Jenis Kelamin
Tabel 23 Jumlah Kasus DBD menurut Jenis Kelamin
Tabel 24 Kesakitan dan Kematian Akibat Malaria menurut Jenis
Kelamin
Tabel 24-A Kesakitan dan Kematian Akibat Malaria menurut Jenis
Kelamin
Tabel 25 Penderita Filariasis ditangani menurut Jenis Kelamin
Tabel 26 Bayi Berat Badan Lahir Rendah menurut Jenis Kelamin
Tabel 27 Status Gizi Balita menurut Jenis Kelamin
Tabel 28 Cakupan Kunjungan Ibu Hamil, Persalinan ditolong Tenaga
Kesehatan, dan Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas
Tabel 29 Persentase Cakupan Imunisasi TT pada Ibu Hamil
Tabel 30 Jumlah Ibu Hamil yang Mendapatkan Tablet Fe1 dan Fe3
Tabel 31 Jumlah dan Persentase Komplikasi Kebidanan dan Neonatal
Resiko Tinggi/Komplikasi ditangani menurut Jenis Kelamin
Tabel 32 Cakupan Pemberian Vitamin A pada Bayi, Anak Balita, dan
Ibu Nifas menurut Jenis Kelamin
Tabel 33 Proporsi Peserta KB Aktif menurut Jenis Kontrasepsi
Tabel 34 Proporsi Peserta KB Baru menurut Jenis Kontrasepsi
Tabel 35 Jumlah Peserta KB Baru dan KB Aktif
Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2013
v
Tabel 36 Cakupan Kunjungan Neonatus menurut Jenis Kelamin
Tabel 37 Cakupan Kunjungan Bayi menurut Jenis Kelamin
Tabel 38 Cakupan Desa/Kelurahan UCI
Tabel 39 Cakupan Imunisasi DPT, HB, dan Campak pada Bayi menurut
Jenis Kelamin
Tabel 40 Cakupan Imunisasi BCG dan Polio pada Bayi menurut Jenis
Kelamin
Tabel 41 Jumlah Bayi yang diberi ASI Eksklusif menurut Jenis
Kelamin
Tabel 42 Pemberian Makanan Pendamping ASI Anak Usia 6-23 Bulan
Keluarga Miskin menurut Jenis Kelamin
Tabel 43 Cakupan Pelayanan Anak Balita menurut Jenis Kelamin
Tabel 44 Jumlah Balita ditimbang menurut Jenis Kelamin
Tabel 44-A Jumlah Balita ditimbang menurut Jenis Kelamin
Tabel 45 Cakupan Balita Gizi Buruk yang Mendapat Perawatan
Tabel 46 Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD dan Setingkat
menurut Jenis Kelamin
Tabel 47 Cakupan Pelayanan Kesehatan Siswa SD dan Setingkat
Tabel 48 Cakupan Pelayanan Kesehatan Pra Lansia dan Lansia
Tabel 49 Persentase Sarana Kesehatan dengan Kemampuan Pelayanan
Gawat Darurat (GADAR) Level I
Tabel 50 Jumlah Penderita dan Kematian pada KLB menurut Jenis
KLB
Tabel 51 Desa/Kelurahan Terkena KLB yang Ditangani < 24 jam
Tabel 52 Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut menurut Jenis Kelamin
Tabel 53 Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut pada Anak SD dan
Setingkat menurut Jenis Kelamin
Tabel 54 Jumlah Kegiatan Penyuluhan Kesehatan
Tabel 55 Cakupan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Pra Bayar menurut
Jenis Jaminan
Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2013
vi
Tabel 56 Cakupan Pelayanan Rawat Jalan Masyarakat Miskin (dan
Hampir Miskin) menurut Strata Sarana Kesehatan
Tabel 56-A Cakupan Pelayanan Rawat Jalan Masyarakat Miskin (dan
Hampir Miskin) menurut Strata Sarana Kesehatan yang
dicakup Melalui Program Jamkesda
Tabel 57 Cakupan Pelayanan Rawat Inap Masyarakat Miskin (dan
Hampir Miskin) menurut Strata Sarana Kesehatan
Tabel 57-A Cakupan Pelayanan Rawat Inap Masyarakat Miskin (dan
Hampir Miskin) menurut Strata Sarana Kesehatan yang
dicakup Melalui Program Jamkesda
Tabel 58 Jumlah Kunjungan Rawat Jalan, Rawat Inap dan Kunjungan
Ganggungan Jiwa di Sarana Pelayanan Kesehatan
Tabel 59 Angka Kematian Pasien di Rumah Sakit
Tabel 60 Indikator Kinerja Pelayanan di Rumah Sakit
Tabel 61 Persentase Rumah Tangga Berperilaku Hidup Bersih dan
Sehat
Tabel 62 Persentase Rumah Sehat
Tabel 63 Persentase Rumah/Bangunan Bebas Jentik Nyamuk Aedes
Tabel 64 Persentase Keluarga menurut Jenis Sarana Air Bersih yang
digunakan
Tabel 65 Persentase Keluarga menurut Sumber Air Minum yang
digunakan
Tabel 66 Persentase Keluarga dengan Kepemilikan Sarana Sanitasi
Dasar
Tabel 67 Persentase Tempat Umum dan Pengelolaan Makanan (TUPM)
Sehat
Tabel 68 Persentase Institusi dibina Kesehatan Lingkungannya
Tabel 69 Ketersediaan Obat menurut Jenis Obat
Tabel 70 Jumlah Sarana Pelayanan Kesehatan menurut Kepemilikan
Tabel 71 Sarana Pelayanan Kesehatan dengan Kemampuan
Laboratorium dan Memiliki 4 Spesialis Dasar
Tabel 72 Jumlah Posyandu menurut Strata
Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2013
vii
Tabel 73 Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM)
Tabel 74 Jumlah Tenaga Medis di Sarana Kesehatan
Tabel 75 Jumlah Tenaga Bidan/ Keperawatan di Sarana Kesehatan
Tabel 76 Jumlah Tenaga Kefarmasian dan Gizi di Sarana Kesehatan
Tabel 77 Jumlah Tenaga Kesehatan Masyarakat dan Sanitasi di Sarana
Kesehatan
Tabel 78 Jumlah Tenaga Teknisi Medis dan Fisioterapis di Sarana
Kesehatan
Tabel 79 Anggaran Kesehatan Kabupaten/Kota
Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2013 1
1.1 LATAR BELAKANG
Pada hakikatnya tujuan dari pembangunan kesehatan adalah untuk meningkatkan
kualitas sumber daya manusia dengan membangun kesadaran, kemauan dan kemampuan
untuk hidup sehat. Pemerintah memiliki peran yang sangat besar untuk mewujudkan
pembagunan kesehatan terutama melalui penyediaan sarana dan prasarana baik Rumah
Sakit, Puskesmas dan Poskesdes maupun Posyandu. Dengan penyediaan pelayanan
kesehatan yang baik bagi masyarakatnya untuk mensinergikan pencapaian tujuan
pembangunan Millenium Development Goals (MDGs) pada tahun 2015. Tujuan MDGs
menempatkan manusia sebagai fokus utama pembangunan yang mencakup semua
komponen kegiatan yang tujuan akhirnya ialah kesejahteraan masyarakat.
Dari 8 (delapan) agenda pencapaian MDGs, 5 (lima) diantaranya merupakan
bidang kesehatan, yakni terdiri dari memberantas kemiskinan dan kelaparan (Tujuan 1);
menurunkan angka kematian anak (Tujuan 4); meningkatkan kesehatan ibu (Tujuan 5);
memerangi HIV/ AIDS, malaria dan penyakit lainnya (Tujuan 6) dan melestarikan
lingkungan hidup (Tujuan 7).
Untuk mengetahui gambaran secara nyata capaian pembangunan kesehatan tahun
2013 disusunlah Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2013. Penyusunan Profil Kesehatan
ini didasarkan pada beberapa peraturan perundangan-undangan bidang kesehatan, antara
lain:
1. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
2. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 46 Tahun 2014 tentang Sistem
Informasi Kesehatan
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 741/Menkes/PER/VII/2008
tentang Standart Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota
Profil Kesehatan merupakan buku statistik kesehatan Kota Blitar untuk
menggambarkan situasi dan kondisi kesehatan masyarakat Kota Blitar. Selain itu juga
berisi data/informasi yang menggambarkan derajat kesehatan, sumber daya kesehatan dan
upaya kesehatan serta pencapaian indikator pembangunan kesehatan di Kota Blitar. Oleh
karena itu Profil Kesehatan merupakan salah satu alat yang bisa digunakan untuk
BAB 1
PENDAHULUAN
Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2013 2
mengevaluasi kemajuan pembangunan kesehatan dari tahun ke tahun dalam mendukung
tercapainya MDGs.
1.2 SISTEMATIKA PENYAJIAN
Sistematika penyusunan Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2013 mengacu pada
Petunjuk Teknis Penyusunan Profil Kesehatan Kabupaten/Kota yang diterbitkan oleh
Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dengan sistematika
sebagai berikut :
Bab-1 : Pendahuluan
Bab ini berisi penjelasan tentang maksud dan tujuan Profil Kesehatan dan sistematika dari
penyajiannya.
Bab-2 : Gambaran Umum
Bab ini menyajikan tentang gambaran umum Kota Blitar. Selain uraian tentang letak
geografis, administrative dan informasi umum lainnya, bab ini juga mengulas faktor-
faktor yang berpengaruh terhadap kesehatan dan faktor-faktor lainnya, misalnya
kependudukan, ekonomi, pendidikan, sosial budaya dan lingkungan.
Bab-3 : Situasi Derajat Kesehatan
Bab ini berisi uraian tentang indikator mengenai angka kematian, angka kesakitan dan
angka status gizi masyarakat.
Bab-4 : Situasi Upaya Kesehatan
Bab ini menguraikan tentang pelayanan kesehatan dasar, pelayanan kesehatan rujukan
dan penunjang, pemberantasan penyakit menular, pembinaan kesehatan lingkungan dan
sanitasi dasar, perbaikan gizi masyarakat, pelayanan kefarmasian dan alat kesehatan,
pelayanan kesehatan dalam situasi bencana. Upaya pelayanan kesehatan yang diuraikan
dalam bab ini juga mengakomodir indikator kinerja Standar Pelayanan Minimal (SPM)
Bidang Kesehatan serta upaya pelayanan kesehatan lainnya yang diselenggarakan oleh
Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar.
Bab-5 : Situasi Sumber Daya Kesehatan
Bab ini menguraikan tentang sarana kesehatan, tenaga kesehatan, pembiayaan kesehatan
dan sumber daya kesehatan lainnya.
Bab-6 : Penutup
Lampiran
Pada lampiran ini berisi resume/angka pencapaian pembangunan kesehatan Kota Blitar
dan 79 tabel data kesehatan dan yang terkait kesehatan yang berbasis gender. Profil
Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2013 3
kesehatan dapat disajikan dalam bentuk tercetak (berupa buku) atau dalam bentuk lain
(softcopy, tampilan di situs internet, dan lain-lain).
1.3 DISTRIBUSI PROFIL KESEHATAN
Distribusi Profil Kesehatan Kota Blitar adalah sebagai berikut:
1. Walikota Blitar
2. DPRD Kota Blitar
3. Instansi tingkat Kota termasuk BAPPEDA
4. Puskesmas, dan UPT Kesehatan lainnya
5. Rumah Sakit Pemerintah dan Swasta
6. Dinas Kesehatan Provinsi
7. Kementerian Kesehatan c.q Pusat Data dan Informasi
8. LSM Kesehatan di Kota Blitar
Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2013 4
Gambaran umum wilayah Kota Blitar merupakan sebuah data dasar yang
digunakan sebagai acuan dalam penyusunan perencanaan pembangunan kesehatan yang
evidence based, sehingga perencanaan program maupun kegiatan bidang kesehatan sesuai
dengan kebutuhan masyarakat dan kondisi faktual di wilayah Kota Blitar. Gambaran
umum ini menguraikan tentang letak geografis, administratif dan beberapa informasi
umum lainnya. Selain itu juga mengulas beberapa faktor yang berpengaruh terhadap
kesehatan dan faktor-faktor lainnya misalnya kependudukan, ekonomi dan sosial budaya.
Adapun gambaran umum secara lengkap adalah sebagai berikut :
2.1 KONDISI GEOGRAFIS DAN ADMINISTRASI
Kota Blitar merupakan wilayah terkecil kedua di Propinsi Jawa Timur setelah
Kota Mojokerto. Terletak pada koordinat 112°14’ - 12°28’ Bujur Timur dan 8°2’ - 8°10’
Lintang Selatan. Jarak tempuh dari Ibu Kota Propinsi Jawa Timur ± 160 km ke arah Barat
Daya.
Secara administratif, Kota Blitar dikelilingi oleh wilayah Kabupaten, dengan
batas-batas sebagai berikut:
Sebelah Utara : Kecamatan Nglegok
dan Kecamatan
Garum Kabupaten
Blitar
Sebelah Timur : Kecamatan Garum
dan Kecamatan
Kanigoro
Kabupaten Blitar
Sebelah Selatan : Kecamatan Kanigoro
dan Kecamatan
Sanankulon Kabupaten Blitar
Sebelah Barat : Kecamatan Sanankulon dan Kecamatan Nglegok
Kabupaten Blitar
Pada sisi yang lain Kota Blitar dapat dikatakan sebagai kota yang miskin potensi,
karena secara ekonomis tidak memiliki sumber daya alam yang dapat dieksplorasi
menjadi sumber pendapatan daerah, baik yang berupa bahan galian, mineral maupun hasil
BAB 2
GAMBARAN UMUM
Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2013 5
hutan dan kekayaan alam lainnya. Dengan demikian upaya yang harus terus digalakkan
adalah pengembangan dan pembangunan sumber daya lainnya baik yang berupa sumber
daya manusia maupun sumber daya buatan.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 1982 tentang Batas Wilayah
Kotamadya Daerah Tingkat II Blitar, luas wilayah Kota Blitar adalah ± 32,578 km2,
terdiri atas 3 (tiga) kecamatan dengan 20 kelurahan. Yang kemudian pada tahun 2005
dijadikan 21 Kelurahan hasil pemecahan Kelurahan Pakunden menjadi 2 Kelurahan yaitu
Pakunden dan Tanjungsari berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 4 tahun 2005. Adapun
perincian luas wilayah di masing-masing kecamatan adalah sebagai berikut:
Tabel 2.1 Perbandingan Luas Wilayah Kecamatan di Kota Blitar
No Kecamatan Luas Wilayah Km2 %
1 Sukorejo 9,92 30,46
2 Kepanjenkidul 10,50 32,24
3 Sananwetan 12,15 37,30
Jumlah 32,57 100
Sumber: BPS Kota Blitar Tahun 2013
2.2 TOPOGRAFI
Rata-rata ketinggian Kota Blitar dari permukaan laut adalah 156 m. Dilihat dari
topografinya wilayah Kota Blitar masih termasuk dataran rendah. Namun wilayah bagian
utara relatif lebih tinggi dibandingkan dengan wilayah bagian selatan. Ketinggian di
bagian utara sekitar 245 m dari permukaan air laut dengan tingkat kemiringan 2° sampai
15°. Semakin ke selatan tingkat ketinggiannya semakin menurun yaitu bagian tengah
sekitar 175 m dan bagian selatan 140 m dengan tingkat kemiringan 0° sampai 2°. Secara
rata-rata ketinggian Kota Blitar dari permukaan air laut sekitar 156 m.
Disamping itu, wilayah Kota Blitar terbagi menjadi 3 (tiga) bagian yaitu bagian
utara, tengah dan selatan dimana bagian utara mempunyai ketinggian ± 245 meter dari
permukaan laut, bagian tengah ± 190 meter dan bagian selatan ± 140 meter dari
permukaan air laut. Adanya perbedaan letak ketinggian tersebut menunjukkan bahwa
wilayah Kota Blitar masuk kategori daerah darat, sehingga mempengaruhi pola
pemanfaatan dan tata guna tanah di wilayah Kota Blitar.
Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2013 6
2.3 IKLIM
Pada tahun 2013 suhu rata-rata berkisar 29°C dan pola cuaca mengikuti pola
cuaca pada tahun sebelumnya, yaitu puncak kemarau terjadi di sepanjang bulan Agustus
hingga September.Perubahan cuaca yang cukup ekstrim ini merupakan efek dari
pemanasan global yang terjadi di permukaan bumi. Salah satu dampak yang bisa
dirasakan adalah naiknya suhu rata-rata di Kota Blitar. Puncak musim hujan juga terjadi
pada bulan Januari dengan rata-rata hari hujan mencapai 19 hari dan curah hujan
mencapai 17,40 mm per hari. Secara umum curah hujan pada tahun 2013 lebih tinggi
dibandingkan dengan tahun 2012.
2.4 KEPENDUDUKAN
Situasi kependudukan dapat dilihat dari berbagai indikator antara lain tingkat
pertumbuhan, angka kelahiran kasar, tingkat fertilitas, kepadatan dan distribusi menurut
umur. Gambaran secara umum keadaan demografi Kota Blitar adalah sebagai berikut :
2.4.1 Komposisi Penduduk
Jumlah penduduk Kota Blitar tahun 2013 sebanyak 135.759 jiwa (sumber: BPS
Jawa Timur Tahun 2013) dengan karakteristik dan latar belakang sosial, budaya,
pendidikan, agama, etnis dan mata pencaharian yang bervariasi. Apabila dibandingkan
dengan jumlah penduduk tahun 2012 yaitu 134.554 jiwa, maka terjadi pertambahan
jumlah penduduk Kota Blitar sebanyak 1.205 jiwa. Adapun distribusi penduduk
berdasarkan jenis kelamin dan kelompok umur adalah sebagai berikut:
Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2013 7
Gambar 2.1 Piramida Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin
Kota Blitar Tahun 2013
1,186
4,870
5,487
5,555
5,626
4,901
5,252
5,225
5,136
5,102
4,534
4,165
3,430
2,471
4,287
1,149
4,359
5,164
5,060
5,892
4,788
5,404
5,120
5,146
5,211
4,989
4,383
3,636
2,502
5,729
0 2,000 4,000 6,000 8,000 10,000 12,000
< 1
1 - 4
5 - 9
10 - 14
15 - 19
20 - 24
25 - 29
30 - 34
35 - 39
40 - 44
45 - 49
50 - 54
55 - 59
60 - 64
≥ 65
LAKI-LAKI PEREMPUAN
Sumber : Data BPS Jawa Timur Tahun 2013 yang diolah
Komposisi penduduk laki-laki dan perempuan tidak berbeda jauh jumlahnya,
penduduk laki-laki masih lebih kecil sejumlah 67.152 jiwa sedangkan penduduk
perempuan sejumlah 68.607 jiwa tidak jauh berbeda dengan tahun 2012.
Distribusi penduduk terbesar adalah pada kelompok umur 15-19 tahun yaitu
11.518 jiwa. Hal ini menunjukkan bahwa komposisi penduduk lebih banyak pada usia
muda.
2.4.2 Kepadatan Penduduk
Kepadatan penduduk di Kota Blitar pada tahun 2013 adalah 4,168 /Km2
yang
berarti terdapat 4 jiwa disuatu wilayah per Km2, kondisi ini tidak terlalu terdapat
perbedaan dengan kondisi pada tahun 2012 yakni 4,131/ Km2. Adapun data secara
lengkap mengenai kondisi kepadatan penduduk tahun 2009 s/d 2013 adalah sebagai
berikut:
Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2013 8
Grafik 2.2 Kepadatan Penduduk Per-Km2
Kota Blitar Tahun 2009-2013
4.1
4.3
4.36
4.17
4.13
3.95
4
4.05
4.1
4.15
4.2
4.25
4.3
4.35
4.4
2009 2010 2011 2012 2013
Kepadatan Penduduk
Sumber: Data sekunder BPS Kota Blitar yang diolah
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa pada setiap tahunnya terjadi
kenaikan angka kepadatan penduduk di Kota Blitar, hal ini seiring dengan perubahan
jumlah penduduk di tiap Kecamatan. Perubahan dapat terjadi dikarenakan banyak hal,
diantaranya dapat disebabkan oleh perpindahan penduduk dari luar kota ke dalam kota
ataupun sebaliknya, selain itu perubahan kepadatan penduduk juga dapat disebabkan
angka kematian dan jumlah kelahiran di wilayah tersebut. Untuk tahun 2012 terjadi
penurunan dikarenakan adanya perubahan data sasaran jumlah penduduk setelah sensus
penduduk tahun 2010.
2.4.3 Rasio Beban Tanggungan
Rasio beban tanggungan merupakan perbandingan antara jumlah penduduk usia
tidak produktif (umur dibawah 15 tahun dan umur diatas 65 tahun) dengan jumlah
penduduk usia produktif. Rasio ini menggambarkan beban yang ditanggung oleh
penduduk usia produktif. Berikut ini gambaran rasio beban tanggungan di Kota Blitar
mulai tahun 2009 s/d 2013:
Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2013 9
Grafik 2.3 Rasio Beban Tanggungan Kota Blitar Tahun 2009-2013
47.27
46.11
46.42
46
46.05
45
45.5
46
46.5
47
47.5
2009 2010 2011 2012 2013
Rasio Beban Tanggungan
Sumber : BPS (hasil Pengolahan Registrasi Penduduk)
Dari data diatas dapat diketahui bahwa beban tanggungan di Kota Blitar masih
cukup besar, jumlah penduduk usia tidak produktif hampir setengah jumlah penduduk
usia produktif. Beban tanggungan yang tinggi merupakan faktor penghambat
pembangunan ekonomi suatu negara, karena sebagian pendapatan yang diperoleh oleh
golongan yang produktif terpaksa dikeluarkan untuk memenuhi kebutuhan mereka yang
tidak produktif, maka semakin tinggi usia tidak produktif semakin tinggi beban
tanggungan bagi usia produktif.
Hal ini didukung dengan piramida penduduk Kota Blitar dimana usia tidak
produktif jumlahnya cukup besar, sehingga dikhawatirkan dapat meningkatkan beban
rasio tanggungan, hal ini didukung dengan data jumlah kepesertaan Jaminan Kesehatan
bagi masyarakat miskin yang setiap tahunnya cenderung meningkat terutama permohonan
SPM dimana kepesertaannya diluar kuota. Berikut ini data peserta jaminan kesehatan
(Jamkesmas, Jamkesmasda, dan SPM) mulai tahun 2010 s/d 2013.
Tabel 2.2 Jumlah Peserta Jaminan Kesehatan bagi Masyarakat Miskin
di Kota Blitar Tahun 2010-2013
NO JAMINAN
KESEHATAN
TAHUN
2010 2011 2012 2013
1 Jamkesmas 16.633 16.633 16.633 25.226
2 Jamkesda 2.987 6.530 2.987 10.596
3 SPM - 957 862 2.473
Sumber: Bidang Pelayanan Kesehatan
Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2013
10
Situasi derajat kesehatan di Kota Blitar digambarkan dengan empat indikator
pembangunan kesehatan, yaitu Angka Kematian (Mortalitas), Angka/ Umur Harapan
Hidup, Angka Kesakitan (Morbiditas) dan Status Gizi Masyarakat. Indikator tersebut
dapat diperoleh melalui laporan dari fasilitas kesehatan (facility based) dan dari
masyarakat (community based).
Gambaran situasi derajat kesehatan di Kota Blitar pada tahun 2013 dapat
diuraikan sebagai berikut.
3.1 ANGKA KEMATIAN (MORTALITAS)
Data kematian yang terdapat pada suatu komunitas dapat diperoleh melalui
survey, hal disebabkan bahwa sebagian besar kematian terjadi di rumah, sedangkan data
kematian pada fasilitas pelayanan kesehatan hanya memperlihatkan kasus rujukan.
Perkembangan tingkat kematian dan penyakit-penyakit penyebab kematian utama yang
terjadi pada tahun 2013 akan diuraikan dibawah ini.
3.1.1 Angka Kematian Ibu (AKI)
Angka Kematian Ibu (AKI) masih merupakan salah satu indikator penting dalam
menentukan derajat kesehatan di suatu wilayah. Kematian ibu yang maksud adalah
kematian seorang ibu yang disebabkan kehamilan, bersalin dan nifas dan bukan karena
kecelakaan disuatu wilayah pada kurun waktu tertentu. Angka Kematian Ibu (AKI)
dihitung per 100.000 kelahiran hidup.
Target RPJMN 2014 sebesar 118 per 100.000 kelahiran hidup dan untuk target
MDG’s sebesar 102 per 100.000 kelahiran hidup tahun 2015. Berbagai upaya telah
diupayakan guna menurunkan angka kematian ibu bersalin ini.
Berdasarkan hasil data Laporan Kematian di Kota Blitar tahun 2013, sebesar
49,48 (1 kematian) per 100.000 kelahiran hidup. Sedangkan target daerah (RPJMD)
sebesar 47,21 (1 kematian) per 100.000 kelahiran hidup, sehingga pada tahun 2013 AKI
tidak melebihi target dikarenakan pembagi angka tersebut yaitu kelahiran hidup berubah
jumlahnya setiap tahun. Bila dibandingkan dengan target MDGs dan RPJMN maka
kinerja pelayanan kesehatan dalam menekan kematian di Kota Blitar perlu mendapat
apresiasi positif dan perlu ditingkatkan.
Kondisi ini merupakan kondisi riil yang sudah menggambarkan kondisi yang
sebenarnya dilapangan, karena kematian ibu yang ada di Kota Blitar sudah merupakan
BAB 3
SITUASI DERAJAT KESEHATAN
Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2013
11
hasil laporan dari pelayanan kesehatan dasar dan Rumah Sakit. Hal ini bisa terjadi
mengingat Kota Blitar merupakan Kota terkecil di Propinsi Jawa Timur setelah Kota
Mojokerto. Dengan wilayah kecil tersebut memudahkan Dinas Kesehatan dalam
melakukan pelacakan semua kejadian-kejadian yang berhubungan dengan kesehatan
masyarakatnya.
Pada tahun 2013 terjadi penurunan jumlah kasus kematian ibu dari 7 (tujuh) kasus
pada tahun 2012 menjadi 1 (satu) kasus pada tahun 2012. Satu kematian ini disebabkan
adanya penyakit bawaan ibu
Grafik 3.1 Angka Kematian Ibu (AKI) per 100.000
di Kota Blitar Tahun 2009-2013
49.48
339.31
101.8
51.4750
0
50
100
150
200
250
300
350
400
2009 2010 2011 2012 2013
AKI
Sumber : Seksi KIA & Kespro, Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar
Grafik 3.2 Perkembangan Capaian, Target RPJMD dan MDGs AKI
(per 100.000 Kelahiran Hidup) di Kota Blitar Tahun 2011-2013
47.2148.0849.16
102 102 102
339.31
49.48101.80
0
50
100
150
200
250
300
350
400
2011 2012 2013
Per
10
00
00
kel
ah
ira
n h
idu
p
Target RPJMD Target MDGs Capaian
Sumber : Seksi KIA dan Kespro, Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar
Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2013
12
Grafik 3.3 Jumlah Kasus Kematian Ibu di Kota Blitar Tahun 2012-2013
7
1
0
2
4
6
8
10
2012 2013
Jumlah Kematian
Sumber : Seksi KIA dan Kespro, Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar
Grafik 3.4 Jumlah Kasus Kematian Ibu menurut Kecamatan di Kota Blitar Tahun 2013
1
0 0
0
1
2
Sananwetan Sukorejo Kepanjenkidul
Jumlah Kematian Ibu
Sumber : Seksi KIA dan Kespro, Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar
Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2013
13
Gambar 3.1. Kelas Ibu Hamil
3.1.2 Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Balita
Ada banyak faktor yang mempengaruhi tingkat AKB tetapi tidak mudah untuk
menemukan faktor yang paling dominan. Salah satu penyebab mengapa Angka Kematian
Bayi di Kota Blitar masih cukup tinggi karena sebagian besar masyarakat masih enggan
membawa bayinya yang masih berumur dibawah 1 (satu) bulan ke fasilitas kesehatan
untuk pemeriksaan kesehatannya. Hal ini didukung masih adanya kepercayaan dari
sebagian besar masyarakat menganggap untuk keluar rumah harus sudah berumur 36 hari
atau lebih 1 bulan. Kematian bayi adalah kematian yang terjadi antara saat bayi lahir
sampai satu hari sebelum ulang tahun pertama. Dari sisi penyebabnya, kematian bayi
dibedakan faktor endogen dan eksogen.
Angka Kematian Bayi (AKB) atau Infan Mortality Rate adalah banyaknya bayi
meninggal sebelum mencapai usia satu tahun per 1.000 kelahiran hidup (KH). AKB dapat
menggambarkan kondisi sosial ekonomi masyarakat setempat, karena bayi adalah
kelompok usia yang paling rentan terkena dampak dari perubahan lingkungan maupun
sosial ekonomi.
Indikator AKB terkait langsung dengan target kelangsungan hidup anak dan
merefleksikan kondisi sosial- ekonomi, lingkungan tempat tinggalnya.
Tersedianya berbagai fasilitas atau faktor aksesibilitas dan pelayanan kesehatan dari
tenaga medis yang terampil. Serta kesediaan masyarakat untuk merubah kehidupan
Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2013
14
tradisonal ke norma kehidupan modern dalam bidang kesehatan merupakan faktor yang
sangat berpengaruh terhadap tingkat AKB.
Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar 2010 menunjukkan bahwa semakin
tinggi tingkat pendidikan dan status ekonomi cenderung semakin tinggi pula persentase
kunjungan neonatus pada saat bayi. Menurut pada jenis pekerjaan paling tinggi adalah
pegawai mencapai 86,5% untuk bayi berumur 6-48 jam. Untuk Kunjungan Neonatus
Lengkap (KN1, KN2,KN3) di Jawa Timur hanya mencapai 41,6%.
Selama tahun 2013 di Kota Blitar dilaporkan terjadi 2.035 kelahiran. Dari seluruh
kelahiran, tercatat 14 lahir mati dan kasus kematian bayi sebesar 24 kasus (tabel 6 dan 7).
AKB ini sangat penting, karena tingginya AKB menunjukan rendahnya kualitas
perawatan selama masa kehamilan, saat persalinan dan masa nifas, status gizi dan
penyakit infeksi.
Target daerah pada tahun 2013 sebesar 16 per 1000 kelahiran hidup (KH),
sedangkan di Kota Blitar AKB mencapai 11,88 per 1000 KH. Jumlah kematian anak
balita juga stagnan, baik pada tahun 2012 maupun 2013 terdapat 2 (dua) kasus kematian
anak balita. Penyebabnya kematian tersebut adalah diare dan infeksi.
Grafik 3.5 Jumlah Kematian Anak Balita di Kota Blitar Tahun 2012-2013
2 2
0
1
2
3
4
2012 2013
Jumlah Kematian Anak Balita
Sumber : Seksi KIA dan Kespro, Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar
Kasus Kematian Bayi ini yang terjadi selama 5 tahun berturut-turut dari tahun
2009 sampai dengan tahun 2013. Dapat dilihat pada diagram berikut :
Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2013
15
Grafik 3.6 Jumlah Kematian Bayi di Kota Blitar Tahun 2009-2013
26
36
2824 24
0
5
10
15
20
25
30
35
40
Jum
lah
kem
atia
n ba
yi
2009 2010 2011 2012 2013
AKB
Sumber : Seksi KIA dan Kespro, Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar
Dari diagram tersebut, terlihat terjadi penurunan kematian pada bayi diwilayah Kota
Blitar. Penurunan tersebut tidak lepas dari upaya-upaya yang telah dilakukan untuk
menurunkan AKB antara lain melalui peningkatan cakupan, mutu pelayanan dan
keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dilakukan melalui pelatihan tenaga, serta
peningkatan pemberdayaan masyarakat.
Gambar 3.2 Pertemuan Pemantapan Pelaksanaan Kesehatan Ibu dan Balita
Angka Kematian Balita (AKABA) adalah jumlah anak yang meninggal sebelum
usia 5 tahun, dinyatakan sebagai angka per 1.000 kelahiran hidup. AKABA
Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2013
16
menggambarkan tingkat permasalahan kesehatan anak Balita seperti gizi, sanitasi,
penyakit menular dan kecelakan. Dari laporan rutin pada tahun 2013 di Kota Blitar terjadi
26 kematian balita dengan AKABA terlaporkan 12,86 per 1.000 KH.
Grafik 3.7 Jumlah kematian Balita Menurut Kecamatan di Kota Blitar Tahun 2013
11
6
9
26
0
5
10
15
20
25
30
Sananwetan Sukorejo Kepanjenkidul Kota
Jumlah Kematian Balita
Sumber : Seksi KIA dan Kespro, Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar
3.2 ANGKA/UMUR HARAPAN HIDUP (AHH/UHH)
Angka/ Umur Harapan Hidup (AHH/ UHH) secara definisi adalah perkiraan rata-
rata lamanya hidup yang akan dicapai oleh sekelompok penduduk dari sejak lahir. AHH
dapat dijadikan salah satu alat untuk mengevaluasi kinerja pemerintah pada keberhasilan
pembangunan kesehatan serta sosial ekonomi di suatu wilayah, termasuk di dalamnya
derajat kesehatan. Data AHH diperoleh melalui survei yang dilakukan oleh Badan Pusat
Statistik (BPS).
Banyak faktor yang berpengaruh terhadap keberhasilan umur harapan hidup.
Salah satunya adalah tingkat Angka Kematian Bayi. Di sini Angka Kematian Bayi sangat
berpengaruh pada kenaikan atau penurunan umur harapan hidup (UHH) waktu lahir.
Angka Kematian Bayi ini sangat peka terhadap perubahan dengan kesehatan dan
kesejahteraan masyarakat, ssehingga perbaikan derajat kesehatan tercermin pada
penurunan AKB dan kenaikan Umur Harapan Hidup (UHH) pada waktu lahir,
meningkatnya umur harapan hidup secara tidak langsung juga memberi gambaran tentang
adanya peningkatan kualitas hidup dan derajat kesehatan masyarakat.
Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2013
17
Pada tahun 2013 Kota Blitar mempunyai AHH yang tertinggi di Jawa Timur yakni
sebesar 72,99, sedangkan AHH Jawa Timur 70,19. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada grafik dibawah ini tingkat umur harapan hidup Kota Blitar diantara Kabupaten/Kota
di Jawa Timur.
Grafik 3.8 Angka Harapan Hidup (AHH) Tahun 2013 Jawa Timur
72.99
56
58
60
62
64
66
68
70
72
74
Kota B
litar
Tulunga
gung
Sura
bayaBlit
ar
Kota K
ediri
Ponorogo
Kediri
Mala
ng
Lam
ongan
Lum
ajang
Sum
enep
Bondowoso
Situ
bondo
Kota Blitar
Trenggalek
KotaMojokertoTulungagungPacitan
Magetan
Surabaya
KotaMadiunGresik
Blitar
Sidoarjo
Kota Malang
Kota Kediri
KotaProbolinggoMojokerto
Ponorogo
Ngawi
Jombang
Kediri
Jawa Timur
Kota Batu
Malang
Nganjuk
Madiun
Lamongan
Tuban
Banyuwangi
Lumajang
Bojonegoro
KotaPasuruanSumenep
Pamekasan
Pasuruan
Bondowoso
Sampang
Bangkalan
Situbondo
Jember
Probolinggo
Sumber : Hasil Susenas Jawa Timur, BPS
3.3 ANGKA KESAKITAN (MORBIDITAS)
Selain menghadapi transisi demografi, Indonesia juga menghadapi transisi
epidemiologi yang menyebabkan beban ganda. Di satu sisi kasus gizi kurang serta
penyakit-penyakit infeksi, baik re-emerging maupun new-emerging disease masih tinggi,
namun disisi lain penyakit degeneratif, gizi lebih dan gangguang keserhatan akibat
kecelakan juga meningkat. Selain itu masalah perialku yang tidak sehat, rupanya menjadi
factor utama yang harus dirubah terlebih dahulu agar beban ganda masalah kesehatan
teratasi.
Ada sebagian besar terjadi pada masyarakat kita, dimana bila ada kelompok usia
produktif, serta pada kelompok usia potensial terjadi kesakitan hal ini sangat
mempengaruhi produktifitas dan pendapatan keluarga, yang pada akhirnya menyebabkan
kemiskinan. Akibat dari kemiskinan ini sangat berpengaruh pada kesehatan bukan saja
pada yang bersangkutan namun juga pada keluarga dan sekitarnya.
Angka kesakitan pada penduduk berasal dari community based data yang
diperoleh melalui pengamatan (surveilens) terutama yang diperoleh dari fasilitas
Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2013
18
pelayanan kesehatan melalui sistem pencatatan dan pelaporan rutin dan insidentil.
Berdasarkan pengamatan penyakit yang terjadi di wilayah pelayanan kesehatan di Kota
Blitar pada pelayanan tingkat dasar yakni Puskesmas yang merupakan gardu utama
pelayanan pada masyarakat tahun 2012-2013 maka diperoleh data sebagai berikut :
Tabel 3.1 Jumlah Penderita Di Puskesmas Se-Kota Blitar
Menurut Jenis Penyakit Dengan Penderita Terbanyak Tahun 2012-2013
No Jenis Penyakit Tahun 2012 Tahun 2013
1 Infeksi Akut Lain pada Saluran Nafas Bagian
Atas
55.543 46.570
2 Penyakit Pada Sistem Otot dan Jaringan
Pengikat
23.301 15.731
3 Penyakit Pulpa dan Jaringan Periapikal 16.829 10.895
4 Gastritis 11.795 11.296
5 Hipertensi 21.364 20.112
6 Diare (termasuk Kolera) 4.404 3.245
7 Penyakit Lain pada Saluran Nafas Bagian
Atas
2.962 2.673
8 Observasi Febris 9.898 9.538
9 Penyakit Kulit Infeksi 8.507 6.938
10 Penyakit Kulit Alergi 8.403 7.051
11 Chepalgia 15.573 13.218
12 Asma 1.930 3.006
13 Diabetes Mellitus 8.153 11.231
14 Gangguan gigi dan penyangga lain 3.500 2.347
15 Fluor Albres 1.664 786
16 Penyakit Lain-lain 48.674 39.640
JUMLAH 242.500 294.277
Sumber : Data BPS Kota Blitar
Terjadi peningkatan yang cukup tinggi untuk beberapa jenis penyakit diatas,
diantaranya yang terbanyak adalah penyakit degeneratif. Pola gaya hidup dan kondisi
lingkungan saat ini memberikan kontribusi yang cukup tinggi pada pergeseran kelompok
umur yang menderita penyakit degeneratif. Penggalakan program hidup sehat terutama
pola makan sangat diperlukan untuk memberikan pengetahuan dan meningkatkan
kesadaran masyarakat.
3.3.1 Penyakit Menular Langsung
a. Tuberkulosis (TB)
Penyakit Tuberkolosis (TB) sampai saat masih menjadi masalah kesehatan
masyarakat karena merupakan salah satu penyakit infeksi pembunuh utama yang
Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2013
19
menyerang golongan usia produktif (15 – 50 tahun), dan anak-anak serta golongan social
ekonomi lemah. Penyakit ini disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis yang
ditularkan melalui percikan dahak penderita yang BTA posistif. Sebagai besar penyakit
ini menyerang paru-paru sebagai organ tempat infeksi primer, namun dapat juga
menyerang organ lain seperti kulit, kelenjar limfe, tulang dan selaput otak.
Pengendalian TB di Kota Blitar memakai strategi Directly Obsered treatment
Shortcouse (DOTS), ternyata mampu menekan kejadian kematian akibat TB Paru. DOTS
merupakan komitmen nasional dengan menggunakan pendekatan pengobatan serta
pengawasan langsung oleh pengawas menelan obat. Dengan demikian klien akan terus
berusaha untuk sembuh dari penyakitnya. Selain itu program DOTS juga mampu
menekan tingkat penularan pada anggota keluarga sekitar. Dengan pendekatan ini
ternyata terbukti di Kota Blitar mampu meningkatkan angka kesembuhan terhadap
penyakit TB tersebut.
Berdasarkan laporan World Health Organization ( WHO) pada tahun 2010,
Indonesia termasuk Negara yang kategorikan sebagai highburden countries terhadap TB
Paru yaitu menduduki peringkat kelima sebagai Negara penyumbang penyakit TB setelah
India, China, Afrika Selatan dan Nigeria.
Pada tahun 2013 jumlah seluruh kasus TB di Kota Blitar ditemukan kasus baru
sebanyak 206 yang terdiri dari kasus baru BTA + 89 kasus, dan kasus baru BTA negatif,
dengan Ro + dan EP 117 kasus. Pada tahun 2013 terjadi 8 kematian. Dengan demikian di
Kota Blitar untuk Angka Insidens sebesar 150,27 per 100.000 penduduk dan kematian 8
per 100.000 penduduk.
Gambar 3.3 Pelatihan Program Penanggulangan TB Strategi DOTS bagi Dokter dan
Paramedis RS Swasta
Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2013
20
b. Kusta
Kusta merupakan penyakit lama yang diharapkan dapat dieliminasi pada tahun
2000. Secara nasional, kondisi tersebut telah tercapai, namun untuk Kota Blitar eliminasi
ini belum bisa tercapai. Pada Tahun 2013 New Case Detection Rate (NCDR) di Kota
Blitar menjadi 4,42 per 100.000 penduduk. Bila dibandingkan tahun-tahun sebelumnya
keadaan ini ada kecenderungan meningkat. Peningkatan ini menunjukan bahwa
pelacakan yang dilakukan oleh petugas lapangan ada kecenderungan lebih intensif.
Dengan pelacakan kasus yang lebih baik maka kasus yang ditemukan akan semakin
banyak dan semakin banyak pula kasus yang terobati, dengan harapan pada tahun-tahun
berikutnya prevalensi kusta akan menurun sampai dengan bisanya terjadi eliminasi.
Angka prevalensi kusta di Kota Blitar tahun 2013 sebesar 0,74 per 10.000
penduduk. Namun untuk kasus anak di Kota Blitar tidak di temukan sama sekali. Dari
kedua kriteria tersebut menunjukkan bahwa tingka penularan kusta di Kota Blitar masih
relative lebih tinggi. Dengan demikian diharapkan masyarakat mampu meningkatkan
kesadaran dalam meningkatkan pengenalan dini gejala kusta ini. Sebagai pelayan
kesehatan di masyarakat, petugas diharapkan lebih meningkatkan peran dalam pemberian
penyuluhan, agar masyarakat lebih pintar untuk menyikapi gejala sosial disekitarnya.
Karena penemuan kasus kusta ini seringkali sudah pada tahap lanjut yang dengan adanya
kecacatan.
Grafik 3.9 Perkembangan Prevalensi Rate (PR) dan Case Detection Rate (CDR) Kusta
per 10.000 Penduduk di Kota Blitar Tahun 2012-2013
4.42
2.82
0.74
0.080
1
2
3
4
5
2012 2013
NCDR PR
Sumber : Seksi P2M, Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar
Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2013
21
Upaya pencegahan dan penanggulangan penyakit kusta ini telah dilakukan dengan
menggunakan metode Multi Drug Trerapy (MTD), yaitu penemuan penderita langsung
dilakukan pengobatan. Sedangkan untuk mencegah kecacatan lebih lanjut digunakan
metode Prevention of disability (POD) yang setiap bulan selama masa pengobatan dan
rehabilitasi medis.
Gambar 3.4 Pertemuan Refreshing Kusta
c. HIV/AIDS dan Penyakit Infeksi Seksual (IMS)
Berdasarkan hasil Riskesdas 2010, disebutkan bahwa dari penduduk umur diatas
15 tahun keatas 57,5 % pernah mendengar HIV/AIDS, angka yang tinggi belum tentu
menjamin seseorang mengetahui secara menyeluruh tentang cara penularan HIV, hal ini
membuktikan bahwa kenapa kasus HIV/AIDS ini ada kecenderungan terjadi peningkatan
jumlah kasusnya, meskipun berbagai upaya pencegahan dan penanggulangan terus
dilakukan.
Sejak ditemukan kasusnya pada tahun 1989, kasus HIV terus meningkat. Di Kota
Blitar pada tahun 2013 ini berdasarkan laporan yang ada kasus HIV mencapai 11 kasus.
Untuk AIDS di Kota Blitar tahun 2013 ditemukan 1 kasus dan 1 kematian akibat AIDS.
Salah satu cara untuk memantau situasi HIV di masyarakat, sekaligus upaya pencegahan
penularan adalah melakukan penapisan darah donor di Transfusi Darah.
Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2013
22
Grafik 3.10 Perkembangan Jumlah Kasus HIV, AIDS dan Jumlah Kematian
di Kota Blitar Tahun 2011-2013
11130 1 1
191
0
43
0
50
100
150
200
250
2011 2012 2013
HIV AIDS Kematian Karena AIDS IMS
Sumber : Seksi P2M, Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar
Upaya yang dilakukan dalam rangka penekan kasus penyakit HIV/AIDS
disamping ditujukan pada penanganan penderita yang ditemukan diarahkan pada upaya
pencegahan yang dilakukan melalui HIV/AIDS terhadap darah donor dan upaya
pemantauan dan pengobatan penderita penyakit menular seksual (PMS).
Infeksi Menular Seksual (IMS) adalah salah satu pintu untuk memudahkan
terjadinya penularan HIV. Oleh karena itu penyuluhan dan pendampingan pada
masyarakat kelompok resiko tinggi serta intervensi perubahan perilaku sangat diperlukan
dan perlu ditingkatkan frekwensinya, mengingat penyakit HIV/AIDS dan IMS merupakan
penyakit yang bersifat fenomena gunung es, serta banyak terkendala dengan norma yang
berlaku di masyarakat. Hal ini terbukti dari hasil penelitian Riskesdas tahun 2010 dimana
diperoleh angka sebesar 21,7% sikap keluarga penderita HIV/AIDS masih merahasiakan
serta 7,1 % mengucilkan.
Gambar 3.4 Sosialisasi PMTCT
Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2013
23
d. Diare
Hingga saat ini penyakit Diare masih merupakan masalah kesehatan masyarakat.
Berdasarkan hasil survey Sub Direktorat Diare dan Infeksi Saluran Cerna (ISP) Direktorat
Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Kementerian
Kesehatan RI, Angka Kesakitan Diare semua umur tahun 2010 adalah 411 per 1000
penduduk, sedangkan pada tahun 2012 sebesar 214 per 1000 penduduk. Dan berdasarkan
Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2007, Diare merupakan penyebab kematian
nomor empat (13,2%) pada semua umur dalam kelompok penyakit menular dan
merupakan penyebab kematian nomor satu pada bayi post neonatal (31,4%) dan pada
anak balita (25,2%).
Pada tahun 2013 di Kota Blitar jumlah kasus diare diperkirakan sebesar 2.905
kasus yang tertangani sebesar 185,08%.
Grafik 3.11 Jumlah Perkiraan Kasus dan Penderita Diare yang Ditangani
Menurut Kecamatan di Kota Blitar Tahun 2013
1033
2177
9621540
910
1660
2905
5377
0
1000
2000
3000
4000
5000
6000
Sananwetan Sukorejo Kepanjenkidul Kota
Perkiraan Kasus Diare Ditangani
Sumber : Seksi P2M, Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar
Upaya pencegahan dan penanggulangan kasus diare dengan cara memberikan
penyuluhan akan pentingnya mencuci tangan memakai sabun sebelum makan dan
sesudah buah air besar dan kecil. Ternyata hal kecil ini mempunyai daya ungkit yang
sangat besar. Karena memang penyakit diare ini sangat erat hubungannya dengan perilaku
masyarakat tentang bagaimana cara hidup sehat dan bersih. Sehingga naik turunnya
jumlah penyakit mencerminkan higiene sanitasi dan perilaku masyarakat di wilayah
tersebut. Kecepatan dan ketepatan penangganan di tingkat awal kejadian diharapkan
mampu mencegah terjadinya kefatalan atau hal-hal yang tidak diinginkan.
Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2013
24
e. Pneumonia
Menurut data Riskesdas 2007, prevalensi pneumonia (berdasarkan pengakuan
pernah didiagnosa pneumonia oleh tenaga kesehatan dalam sebulan terakhir sebelum
survei) pada bayi di Indonesia adalah 0,76% dengan rentang antar provinsi sebesar 0-
13,2% dan pneumonia merupakan penyebab kematian kedua tertinggi setelah diare. Bila
dilihat proposi pneumonia pada kelompok umur balita, tampak proposi pneumonia pada
bayi dibandingkan balita sekitar 35%. Hal ini menunjukkan bahwa bayi merupakan
kelompok bahwa bayi merupakan kelompok usia yang tinggi kejadian pneumonia. Oleh
karena itu pneumonia pada balita dan terutama pada bayi, perlu mendapat perhatian. Bila
tidak segera ditangani dengan benar maka dikhawatirkan dapat menghambat upaya
mencapai target MDG’s menurukan angka kematian pada bayi dan anak.
Di Kota Blitar tahun 2013 perkiraan jumlah penderita sebesar 1.156 berdasarkan
10% dari jumlah balita. Untuk penemuan kasus pneumonia balita yang ditangani sebesar
21,53%, sedangkan target cakupan penemuan dan penanganan penderita Pneumonia
Balita pada tahun 2013 adalah sebesar 90%. Berdasarkan Mulholland K, 1999
menyebutkan faktor resiko terjadinya pneumonia anak-balita yaitu :
1. Kemiskinan yang luas
Kemiskinan yang luas berdampak besar dan menyebabkan derajat kesehatan
rendah dan status sosial-ekologi menjadi buruk.
2. Derajat kesehatann rendah
Akibat derajat kesehatan yang rendah maka penyakit infeksi kronis mudah
duitemukan. Tingginya kelahiran dengan berat lahir rendah, tidak ada atau tidak
memberikannya ASI dan imunisasi yang tidak adekuat memperburuk derajat
kesehatan
3. Status sosial-ekologi buruk
Status sosial-ekologi yang tidak baik ditandai dengan buruknya lingkungan,
daerah pemukiman kumuh dan padat, polusi dalam ruangan akibat penggunaan
biomass, dan polusi udara luar ruangan yang ditambah lagi dengan tingkat
pendidikan yang kurang memadai serta adanya adat kebiasaan, kepercayaan lokal
yang salah.
4. Pembiayaan kesehatan sangat kecil
Di Negara berpenghasilan rendah pembiayaan kesehatan sangat kurang.
Pembiayaan kesehatan yang tidak cukup menyebabkan fasilitas kesehatan seperti
infrastruktur kesehatan untuk diagnostik dan terapeutik tidak adekuat dan tidak
Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2013
25
memadai, tenaga kesehatan yang terampil terbatas, ditambah lagi dengan akses ke
fasilitas kesehatan sangat kurang.
5. Proporsi populasi sangat kurang
Di Negara berkembang yang umumnya berpenghasilan rendah proposi populasi
anak 37%, di negara berpenghasilan menengah 27% dan di negara berpenghasilan
tinggi hanya 18% dari total jumlah penduduk. Besarnya proporsi populasi anak
akan menambah tekanan pada pengendalian dan pencegahan pneumonia terutama
pada aspek pembiayaan.
Faktor resiko diatas tidak berdiri sendiri melainkan berupa sebab-akibat, saling
terkait dan saling mempengaruhi yang terkait sebagai faktor-resiko pneumonia pada anak.
Upaya pemberantasan penyakit pneumonia difokuskan pada upaya pnemuan dini dan
tatalaksana kasus yang cepat dan tepat pada penderita. Kecepatan keluarga dalam
membawa penderita ke pelayanan kesehatan serta ketrampilan petugas dalam
menegakkan diagnosa merupakan kunci keberhasilan penanganan penyakit pneumonia.
3.3.2 Penyakit Menular Bersumber Binatang
a. Demam Berdarah Dengue (DBD)
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Haemorrhagic Fever
(DHF) mulai dikenal di Indonesia sejak tahun 1968 di Surabaya dan Jakarta, dan setelah
itu jumlah kasus DBD terus bertambah seiring dengan meluasnya daerah endemis DBD.
Penyakit ini tidak hanya sering menimbulkan Kejadian Luar Biasa (KLB) tetapi juga
menimbulkan dampak buruk sosial dan ekomomi. Kerugian sosial yang terjadi antara lain
karena menimbulkan kepanikan keluarga, kematian anggota keluarga, dan berkurangnya
usia harapan hidup.
Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2013
26
Grafik 3.12 Perkembangan Penemuan Penderita DBD dan
Jumlah Kematian Akibat DBD di Kota Blitar tahun 2011-2013
77
44
9
0 0 10
20
40
60
80
100
2011 2012 2013
Jumlah Penderita Jumlah Kematian
Sumber : Seksi P2M, Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar
Di Kota Blitar Incedence Rate DBD mengalami peningkatan dari 30,24 pada
tahun 2012 menjadi sebesar 56,72 per 100.000 penduduk tahun 2013.
Meningkatnya jumlah penderita DBD pada Tahun 2013 antara lain disebabkan perubahan
iklim. Panjangnya musim penghujan dengan intensitas hujan yang tinggi mengakibatkan
perkembangbiakan nyamuk menjadi lebih banyak. Upaya yang telah dilakukan untuk
mencegah meluasnya DBD antara lain :
1. Dicanangkannya Bulan Bakti Gerakan 3M+ (Pemberantasan Sarang Nyamuk/ PSN)
pada bulan September. Berdasarkan kajian bulan September merupakan titik terendah
terjadinya kasus/ bulan sebelum musim masa penularan. Jadi ketika memasuki musin
hujan diharapkan lingkungan sudah bersih dari jentik dan nyamuk.
2. Membangun peran serta masyarakat melalui pembentukan Kelurahan Percontohan
PSN. Pada Tahun 2013 kelurahan Kauman dipilih sebagai kelurahan percontohan
PSN dengan kegiatan membersihkan lingkungan satu minggu sekali.
3. Adanya Pemantau jentik anak sekolah di tiap sekolah
4. Fogging sekali dalam setahun di tempat umum pada waktu sebelum musim masa
penularan.
5. Membagikan bubuk abate di tiap KK yang mempunyai penampungan/ bak air yang
tidak memungkinkan bisa dikuras satu minggu sekali.
Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2013
27
b. Malaria
Malaria adalah penyakit yang disebabkan parasit “Plasmodium” yang menyerang
sel darah merah, ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles. Sampai saat ini penyakit
malaria masih merupakan ancaman di Indonesia dengan angka kesakitan dan kematian
yang cukup tinggi serta sering menimbulkan KLB. Penyakit Malaria menyebar cukup
merata di Indonesia, terutama diluar wilayah Jawa-Bali. Berasarkan hasil riskesdas tahun
2010, kasus baru dan prevalensi Malaria cukup tinggi terutama di Indonesia Timur. Di
Kota Blitar beberapa tahun terakhir ini kasus Malaria tidak ada di Kota Blitar.
c. Filariasis (Penyakit Kaki Gajah)
Penyakit Filariasis adalah penyakit menular kronid yang disebabkan cacing filarial
yang menyerang saluran dan kelenjar getah bening serta merusak system limfe. Pemyaklit
filariasis menimbulkan pembengkakan tangan, kaki, granula dan scrotum. Menyebabkan
kecacatan seumur hidup serta social bagi penderita dan keluarganya. Sudah 3 tahun
terakhir ini kasus filariasis di Kota Blitar tidak diketemukan lagi.
3.3.3 Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I)
PD3I merupakan penyakait yang diharapkan dapat diberantas/ ditekan dengan
pelaksanaan program imunisasi, pada profil kesehatan ini akan dibahas penyakit difteri,
pertusis, tetanus neonaturum, campak, polio dan hepatitis B.
Gambar 3.5 Pelaksanaan BIAS (Bulan Imunisasi Anak Sekolah)
Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2013
28
a. Difteri
Difteri termsuk penyakit menular yang jumlah kasusnya relative rendah,
rendahnya kasus difteri sangat dipengaruhi adanya program imunisasi. Difteri adalah
penyakit menular akut yang disebabkan oleh bakteri Corynebacterium diptheriae dengan
gejala awal adalah demam 38 C, pseudomembrane (selaput tipis) putih keabuan pada
tenggokaan (laring, faring, tonsil) yang tak mudah lepas dan mudah berdarah. Dapat
disertai nyeri menelen, leher bengkak seperti leher sapai (bullneck) dan sesak nafas
disertai bunyi (stridor).
Difteri merupakan “Re-Emerging Disease” di Jawa Jawa Timur karena kasus
Difteri sebenarnya sudah menurun pada tahun 1985, namun kembali meningkat pada
tahun 2005 saat terjadi KLB di Bangkalan. Di Kota Blitar KLB terjadi pada tahun 2008,
dimana pada tahun 2008 ini tenaga kesehatan Kota Blitar terjangkit Difteri. Dan sejak itu,
penyebaran Difteri semakin meluas dan mencapai puncaknya pada tahun 2010 sebanyak
300 kasus dengan 21 kematian dan Provinsi Jawa Timur merupakan penyumbang kasus
Difteri terbesar di Indonesia (74%) bahkan di dunia.
Perkembangan penyakit Difteri di Kota Blitar dalam 6 tahun terakhir dapat di lihat
gambar berikut :
Grafik 3.13 Jumlah Kasus Difteri di Kota Blitar Tahun 2008-2013
98
7
4
10
0
2
4
6
8
10
2008 2009 2010 2011 2012 2013
Jumlah Kasus
Sumber : Seksi P2M, Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar
Pada tahun 2013 di Kota Blitar ada 9 kasus dengan meninggal 0 kasus. Upaya
menekan kasus Difteri, dilakukan melalui imunisasi dasar pada bayi dengan vaksin
DPT+HB. Vaksin tersebut diberikan 3 kali yakni pada usia 2 bulan, 3 bulan dan 4 bulan.
Selain itu karena terjadi lonjakan kasus pada usia sekolah maka imunisasi tambahan TD
Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2013
29
juga diberikan untuk anak SD/sederajat kelas 4-6 dan SMP. Adapun cakupan imunisasi
DPT+HB3 di Jawa Timur tahun 2010 sebesar 99,92%.
b. Pertusis
Pertusis adalah penyakit yang disebabkan bakteri Bardetella pertusis dengan
gejala batuk beruntun disertai tarikan nafas hup (whoop) yang khas dan muntah. Lama
batuk bisa 1-3 bulan sehingga disebut batuk 100 hari. Penyakit ini biasanya terjadi pada
anak berusia dibawah 1 tahun dan penularannya melalui droplet atau batuk penderita.
Upaya pencegahan kasus Pertusis dilakukan melalui imunisasi DPT+HB sebanyak
3 kali yaitu saat usia 2 bulan, 3 bulan dan 4 bulan.
c. Tetanus Neonaturum
Tetanus neonaturum adalah penyakit disebabkan Clostridiumtetani pada bayi
(umur < 28 hari) yang dapat menyababkan kematian. Penanganan Tetanus nenatorum
tidak mudah, sehingga yang terpenting adalah upaya pencegahan melalui pertolongan
persalinan yang hygienis dan imunisasi Tetanus Toxoid (TT) ibu hamil serta perawatan
tali pusat.
Berdasarkan laporan dari Puskesmas di Kota Blitar dalam 3 tahun terakhir tidak
ada kasus.
d. Campak
Adalah penyakit yang disebabkan virus measles, disebabkan melalui droplet
bersin/ batuk dari penderita. Gejala awal penyakit adalah demam, bercak kemerahan,
batuk pilek, mata merah (conjunctivitis) selanjutnya timbul ruam diseluruh tubuh.
Penyakit Campak sering menyebabkan kejadian Luar Biasa (KLB) dan
berdasarkan data Depkes menyebutkan frekuensi KLB campak menduduki urutan ke
empat setelah DBD, diare dan chikungunya. Kematian akibat campak pada umumnya
disebabkan kasus komplikasi seperti meningitis.
Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2013
30
Gambar 3.14 Perkembangan Kasus Campak Di Kota Blitar Tahun 2009-2013
153
7572
11
0
40
80
120
160
200
2010 2011 2012 2013
Jumlah Kasus
Sumber : Seksi PSE, Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar
Kasus Campak mengalami peningkatan dari tahun 2010 sampai tahun 2013. Pada
tahun 2011 telah dilakukan kampanye Campak untuk mengurangi kasus ini, sehingga
pada tahun 2012 peningkatan kasus campak dapat ditekan.
Di Kota Blitar pada tahun 2013 terdapat sebesar 153 kasus campak dengan kasus
meninggal tidak ada. Pada tahun ini diharapkan cakupan imunisasi sebesar 118,34%.
e. Polio
Poliomyelitis/ polio merupakan penyakit paralisis atau lumpuh yang disebabkan
virus polio. Cara penularan Polio terbanyak melalui mulut ketika seseorang
mengkonsumsi makanan-minuman yang terkontaminasi lender, dahak atau feses
penderita polio. Virus masuk aliran adarah ke system saraf pusat menyebabkan otot
melemah dan kelumpuhan, menyebabkan tungkai maenjadi lemas secara akut. Kondisi
inilah disebut acute flaccid paralysis (AFP) atau lumpuh layuh akut. Polio menyerang
semua usia, namun sebagian besar terjadi pada anak usia 3 – 5 tahun. Pada tahun 2013 di
Kota Blitar tidak terdapat kasus polio.
Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2013
31
Gambar 3.6 Penyerahan bantuan berupa kursi roda kepada keluarga penderita lumpuh
layuh di Kelurahan Turi, Blitar
3.4 STATUS GIZI MASYARAKAT
Status gizi masyarakat dapat diukur melalui indikator-indikator, antar lain bayi
dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), status gizi balita, anemia gizi besi pada ibu
dan pekerja wanita dan Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY). Status gizi
balita merupakan salah satu indikator MDGs yang perlu mendapatkan perhatian dan akan
banyak dibahas (disamping BBLR) pada sub bagian berikut ini :
3.4.1 Bayi dengan Berat Lahir Rendah (BBLR)
Berat Badan Lahir Rendah (<2.500 gram) merupakan salah satu faktor utama yang
berpengaruh terhadap kematian bayi. Kasus BBLR dibedakan dalam 2 kategori yaitu
BBLR premature (usia kandungan < 37 minggu) dan BBLR itrauterina growth
retardation (IURG) yaitu bayi yang lahir cukup bulan tetapi berat badannya kurang.
Kasus BBRL dengan IUGR umumnya disebabkan karena status gizi ibu hamil yang
buruk atau menderita sakit yang memperberat kehamilan. Kasus BBLR memang masih
menjadi kasus yang cukup serius.
Berdasarkan hasil Riskesdas tahun 2010 diketahui bahwa kasus BBLR mencapai
10,3% dari seluruh bayi lahir hidup dengan karakteristik bayi BBLR terbanyak yaitu
perumpuan 12%, pekerjaan orang tua Petani/Nelayan/Buruh (12,9%), pendidikan orang
tua tidak tamat SD/MI (15,1%) dan tinggal di Pedesaan (12%).
Berdasarkan laporan profil di Jawa Timur tahun 2012 diketahui angka BBLR
sebesar (3,32%). Dari laporan Kecamatan tahun 2013 diketahui jumlah bayi BBLR di
Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2013
32
Kota Blitar mencapai 100 dari 2.021 bayi lahir hidup (4.95%). Data jumlah kasus dan
persentase BBLR menurut kecamatan disajikan pada grafik berikut :
Grafik 3.15 Jumlah Kasus dan Persentase BBLR menurut Kecamatan
di Kota Blitar Tahun 2013
4135
100
24
4.954.134.775.8
0
20
40
60
80
100
120
Sananwetan Sukorejo Kepanjenkidul Kota
Jumlah Kasus Persentase
Sumber : Seksi KIA & Kespro, Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar
BBLR merupakan salah satu penyebab kematian neonatal, disamping Trauma
Lahir, Infeksi, Tetanus Neonatorum (TN), Kelainan Bawaan dan lain-lain. Dan
berdasarkan Laporan Tribulan (Lb3) Kesehatan Ibu dan Anak tahun 2013, kematian
neonatal yang disebabkan oleh BBLR mencapai 36,84%, dan angka ini merupakan angka
tertinggi dibandingkan penyebab lain.
3.4.2 Status Gizi Balita
Salah satu indikator kesehatan yang dinilai keberhasilan pencapaiannya dalam
MDGs adalah status gizi balita. Status gizi balita dapat diukur berdasarkan umur, berat
badan (BB), tinggi badan (TB).
Prevalensi kurang gizi merupakan salah satu indikator MDGs dan Renstra
Propinsi Jawa Timur, diukur dari Berat Badan menurut Umur (BB/U), yakni dari angka
berat badan (BB) sangat kurang dan berat badan (BB) kurang. Berikut disajikan dalam
indikator antropometri Berat Badan menurut Umur (BB/U) berdasarkan hasil
penimbangan di posyandu tahun 2013 dengan jumlah balita yang ditimbang sebesar 7.886
balita :
Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2013
33
Grafik 3.16 Persentase Status Gizi Balita (BB/U) Kota Blitar Tahun 2013
0.582.9 2.03
94.5
BB Lebih (%)
BB Normal (%)
BB Kurang (%)
BB Sangat Kurang (%)
Sumber : Seksi Gizi & Kes ARU, Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar
Berdasarkan data di atas, Kota Blitar sudah berhasil mencapai angka di bawah
target MDGs (15,5%) dan Renstra (15,1%), yakni 3,48% (BB Kurang 2,90% dan BB
Sangat Kurang 0,58%).
Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2013 34
Untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, perlu dilakukan upaya
pelayanan kesehatan yang melibatkan masyarakat sebagai individu dan masyarakat
sebagai bagian dari kelompok atau komunitas. Upaya kesehatan mencakup upaya-upaya
pelayanan kesehatan, promosi kesehatan, pemeliharaan kesehatan, pemberantasan
penyakit menular, pengendalian penyakit tidak menular, penyehatan lingkungan dan
penyediaan sanitasi dasar, perbaikan gizi masyarakat, pengamanan sediaan farmasi dan
alat kesehatan, penanggulangan bencana dan sebagainya. Upaya kesehatan di Kota Blitar
tergambar dalam uraian di bawah ini :
4.1 PELAYANAN KESEHATAN DASAR
Upaya pelayanan kesehatan dasar merupakan langkah awal dalam memberikan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Dengan pelayanan kesehatan dasar yang cepat,
tepat dan efektif diharapkan dapat mengatasi sebagian masalah kesehatan masyarakat.
Pada uraian berikut dijelaskan jenis pelayanan kesehatan dasar yang diselenggarakan di
sarana pelayanan kesehatan.
4.1.1 Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak
Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan mengamanatkan bahwa
upaya kesehatan ibu ditujukan untuk menjaga kesehatan ibu sehingga mampu melahirkan
generasi yang sehat dan berkualitas, serta dapat mengurangi angka kematian ibu sebagai
salah satu indikator Renstra dan MDGs. Upaya kesehatan ibu sebagaimana dimaksud
pada Undang-Undang tersebut meliputi upaya promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitatif.
Kegiatan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) merupakan kegiatan prioritas mengingat
terdapat indikator dampak, yaitu Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi
(AKB) yang merupakan indikator keberhasilan pembangunan daerah, khususnya
pembangunan kesehatan. Indikator ini juga digunakan sebagai salah satu pertimbangan
dalam menentukan Indeks Pembangunan Manusia (IPM).
Kondisi pertumbuhan anak sudah mulai ditentukan sejak di dalam kandungan ibu,
sehingga perlu ada upaya pemantauan yang teratur guna mencegah kondisi yang tidak
diinginkan baik selama masa kehamilan, persalinan dan nifas. Kondisi yang tidak
dinginkan dapat berdampak kematian pada ibu dan anak. Oleh karena itu dilakukan
beberapa jenis pelayanan yang diberikan.
BAB 4
SITUASI UPAYA KESEHATAN
PENUTUP
Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2013 35
Untuk melihat kinerja kesehatan ibu dan anak, maka perlu untuk melihat secara
keseluruhan indikator kesehatan ibu dan anak, yaitu :
a. Pelayanan Antenatal (Antenatal Care/ ANC)
Pelayanan Antenatal (ANC) adalah pelayanan kesehatan yang diberikan oleh
tenaga kesehatan profesional sebagai contoh dokter spesialis kandungan dan kebidanan,
dokter umum, bidan dan perawat. Pelayanan kesehatan yang diberikan antara lain
mengukur berat badan dan tekanan darah, pemeriksaan tinggi fundus uteri, imunisasi
tetanus toxoid (TT) serta pemberian tablet besi kepada ibu hamil selama kehamilan sesuai
pedoman pelayanan antenatal. Hasil pelayanan antenatal dapat dilihat melalui cakupan
pelayanan K1 dan K4.
Cakupan kunjungan K1 adalah Cakupan ibu hamil yang mendapatkan pelayanan
antenatal sesuai standar yang pertama kali pada masa kehamilan di satu wilayah kerja
pada kurun waktu tertentu. Sedangkan cakupan kunjungan K4 adalah ibu hamil yang
mendapatkan pelayanan antenatal sesuai standar paling sedikit empat kali, dengan
distribusi pemberian pelayanan yang dianjurkan adalah minimal satu kali pada triwulan
pertama, satu kali pada triwulan kedua dan dua kali pada triwulan ketiga umur kehamilan.
Pelayanan yang mencakup minimal : (1) Timbang badan dan ukur tinggi badan, (2) Ukur
tekanan darah, (3) Nilai status gizi (ukur lingan lengan atas), (4) (ukur) tinggi fundus
uteri, (5) Tentukan presentasi janin & denyut jantung janin(DJJ), (6) Skrining status
imunisasi tetanus (dan pemberian Tetanus Toksoid) ,(7) Pemberian tablet besi (90 tablet
selama kehamilan), (8) Test laboratorium sederhana (Hb, Protein urin) dan atau
berdasarkan indikasi (HbsAg, Sifilis, HIV, Malaria, TBC),(9) Tata laksana kasus, (10)
temu wicara (pemberian komunikasi interpersonal dan konseling.
Cakupan kunjungan ibu hamil K1 pada tahun 2013 adalah 81,30% apabila di
bandingkan capaian pada tahun 2012 adalah 79,99% maka ada kenaikan capaian.
Cakupan kunjungan ibu hamil K4 pada tahun 2013 sebesar 71,41%, sedangkan pada
tahun 2012 adalah 73,53%. Dari ketiga UPTD Puskesmas Kecamatan yang ada di Kota
Blitar, UPTD Puskesmas Kecamatan Kepanjenkidul yang paling tinggi tingkat
pencapaiannya.
Apabila melihat target K4 SPM nasional tahun 2010-2015 adalah 95%, hasil
capaian saat ini belum mendekati target nasional pada tahun 2015 maka diperlukan
pemantauan pelaporan secara rutin terutama klinik persalinan, dokter swasta dan
pelayanan kesehatan lainnya, dan dengan adanya dana Jaminan Kesehatan diharapkan
dapat memudahkan masyarakat untuk mengakses sarana kesehatan.
Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2013 36
Cakupan K1 dan K4 per Kecamatan dapat dilihat pada grafik berikut :
Grafik 4.1 Cakupan Kunjungan Ibu Hamil Menurut Kecamatan
di Kota Blitar Tahun 2013
83.07
69.1674.2
67.29
87.7679.46
81.3
71.41
0
20
40
60
80
100
Sananwetan Sukorejo Kepanjenkidul Kota
K1 K4
Sumber : Seksi KIA dan Kespro, Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar
Akan tetapi yang menimbulkan masalah adalah masih adanya kesenjangan antara
cakupan kunjungan K1 dan cakupan kunjungan K4. Berikut ini gambaran kesenjangan
kunjungan K1 dan K4 selama 4 tahun terakhir:
Grafik 4.2 Jumlah Kunjungan K1 dan K4 di Kota Blitar Tahun 2010-2013
2141 2155 2103 21211900 1963 1933 1863
0200400600800
1000120014001600180020002200
2010 2011 2012 2013
K1 K4
Sumber : Seksi KIA dan Kespro, Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar
Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2013 37
Kesenjangan cakupan kunjungan K1 dan K4 menggambarkan banyak ibu hamil
melakukan kunjungan antenatal pertama kali ke sarana kesehatan akan tetapi tidak
dilanjutkan pada kunjungan ke-4 atau pada triwulan ke-3, sehingga dikhawatirkan
terlepas dari pemantauan petugas kesehatan. Hal ini yang menyebabkan petugas
kesehatan tidak dapat mencegah kondisi yang seharusnya dapat dicegah, sebagai contoh
kematian ibu bersalin yang tidak perlu terjadi apabila kondisi kehamilannya terpantau
sebelumnya. Namun kesenjangan K1 dan K4 masih pada batas toleransi yang
diperkenankan yaitu ± 10%, dikarenakan kemungkinan mutasi penduduk. Atau bisa juga
dikarenakan kunjungan ke 4 ibu hamil dilakukan pada tahun berikutnya.
b. Ibu Hamil dengan Risti/ Komplikasi Kebidanan yang ditangani
Yang dimaksud dengan komplikasi kebidanan adalah kesakitan pada ibu hamil,
ibu bersalin, ibu nifas yang dapat mengancam jiwa ibu dan/atau bayi. Sedangkan
komplikasi kebidanan yang ditangani adalah ibu hamil, bersalin dan nifas dengan
komplikasi yang mendapatkan pelayanan sesuai standar pada tingkat pelayanan dasar dan
rujukan (Polindes, Puskesmas, Puskesmas PONED, Rumah bersalin, RSIA/RSB, RSU,
RSU PONEK).
Pada tahun 2013 di Kota Blitar cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani
sebesar 96,21% sedangkan pada tahun 2012 sebesar 79,31% sehingga target SPM tahun
2013 sebesar 80 % telah tercapai.
Grafik 4.3 Perkembangan Cakupan Komplikasi Kebidanan Ditangani
Kota Blitar Tahun 2010-2013
96.21
79.31
27.420.40
20
40
60
80
100
120
2010 2011 2012 2013
Cakupan Komplikasi KebidananDitangani
Sumber : Seksi KIA dan Kespro, Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar
Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2013 38
Diharapkan segala bentuk komplikasi kebidanan dapat ditangani oleh tenaga
kesehatan yang berkompeten agar dapat mengurangi resiko meninggal dunia sehingga
dapat menekan AKI (Angka Kematian Ibu).
c. Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan (Linakes)
Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan adalah cakupan ibu
bersalin yang mendapat pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki
kompetensi kebidanan di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Sedangkan yang
dimaksud dengan pelayanan nifas sesuai standar adalah pelayanan kepada ibu nifas
sedikitnya 3 kali, (kunjungan nifas ke1) pada 6 jam pasca persalinan sampai dengan 3
hari, kunjungan nifas ke 2 hari ke 4 sampai dengan hari ke 28 setelah persalinan,
kunjungan nifas ke 3 hari ke 29 sampai dengan hari ke 42 setelah persalinan termasuk
pemberian vitamin A sebanyak 2 kali serta persiapan dan/ atau pemasangan KB pasca
persalinan.
Grafik 4.4 Cakupan Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan
Menurut Kecamatan Tahun 2013
77.5884.58 82.91 81.53
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Sananwetan Sukorejo Kepanjenkidul Kota
Linakes
Sumber : Seksi KIA dan Kespro, Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar
Target SPM untuk Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang
memiliki kompetensi kebidanan pada tahun 2013 sebesar 94%. Pada tahun 2013 capaian
cakupan persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan adalah 81,53 %, sedangkan
capaian pada tahun 2012 Kota Blitar adalah 82,46 %. Kesenjangan antara capaian K4 dan
Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2013 39
capaian cakupan persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan bisa terjadi diantaranya
karena perbedaan ibu hamil mendapatkan tempat pelayanan kesehatan.. Diharapkan
kedepan seluruh pertolongan persalinan dilakukan oleh tenaga kesehatan sehingga dapat
mengurangi resiko akibat persalinan. Berikut ini gambaran peningkatan pertolongan
persalinan oleh tenaga kesehatan dalam kurun waktu 5 tahun terakhir.
Grafik 4.5 Persentase Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan
di Kota Blitar Tahun 2009-2013
81.5382.4695.6295.0399.46
0
20
40
60
80
100
2009 2010 2011 2012 2013
Linakes
Sumber : Seksi KIA dan Kespro, Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar
d. Pelayanan Nifas
Pelayanan nifas sesuai standar adalah pelayanan kepada ibu nifas sedikitnya 3
kali, (kunjungan nifas ke-1) pada 6 jam pasca persalinan s.d 3 hari, kunjungan nifas ke-2
hari ke-4 sampai dengan hari ke 28 setelah persalinan, kunjungan nifas ke-3 hari ke-29
sampai dengan hari ke-42 setelah persalinan termasuk pemberian vitamin A sejumlah 2
kali serta persiapan dan/atau pemasangan KB pasca persalinan. Target SPM untuk
Cakupan pelayanan nifas tahun 2013 sebesar 95%. Capaian Cakupan pelayanan nifas
pada tahun 2013 sejumlah 81,12%, sedangkan pada tahun 2012 sejumlah 79,55%.
Terdapat penurunan cakupan pelayanan nifas dikarenakan adanya peningkatan jumlah
sasaran. Berikut ini gambaran cakupan pelayanan nifas di setiap kecamatan Kota Blitar.
Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2013 40
Grafik 4.6 Cakupan Pelayanan Ibu Nifas Menurut Kecamatan
di Kota Blitar Tahun 2013
77.0484.35 82.48 81.12
0
20
40
60
80
100
Sananwetan Sukorejo Kepanjenkidul Kota
Cakupan Pelayanan Nifas
Sumber : Seksi KIA dan Kespro, Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar
e. Pelayanan Kesehatan Neonatus
Dalam upaya mengurangi resiko pada neonatus karena kondisi bayi kurang dari 1
bulan sangat renta, maka perlu adanya pelayanan neonatus. Yang dimaksud pelayanan
kesehatan neonatal dasar meliputi IMD (inisiasi menyusu dini), ASI ekslusif, pencegahan
infeksi berupa perawatan mata, tali pusat, pemberian vitamin K1 injeksi bila tidak
diberikan pada saat lahir, pemberian imunisasi hepatitis B-0 bila tidak diberikan pada
saat lahir, dan manajemen terpadu bayi muda. Dilakukan sesuai standar sedikitnya 3 kali,
pada 6-24 jam setelah lahir, pada 3-7 hari dan pada -28 hari setelah lahir yang dilakukan
di fasilitas kesehatan maupun kunjungan rumah. Berikut ini jumlah kunjungan KN
lengkap di tiap-tiap kecamatan di Kota Blitar tahun 2013.
Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2013 41
Grafik 4.7 Cakupan KN Lengkap menurut Kecamatan di Kota Blitar Tahun 2013
75.2281.63
94.23
82.36
0
20
40
60
80
100
Sananwetan Sukorejo Kepanjenkidul Kota
Cakupan KN Lengkap
Sumber : Seksi KIA dan Kespro, Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar
f. Neonatal dengan Risti/ Komplikasi yang Ditangani
Neonatus komplikasi adalah kondisi neonatus dengan penyakit dan kelainan yang
dapat menyebabkan kesakitan, kecacatan, dan kematian. Neonatus dengan komplikasi
seperti asfiksia, ikterus, hipotermia, tetanus neonatorum, infeksi/sepsis, trauma lahir,
BBLR (berat badan lahir rendah < 2500 gr ), sindroma gangguan pernafasan, kelainan
kongenital. Sedangkan yang dimaksud dengan neonatus dengan komplikasi yang
ditangani adalah neonatus komplikasi yang mendapat pelayanan oleh tenaga kesehatan
yang terlatih, dokter, dan bidan di sarana pelayanan kesehatan.
Pada tahun 2013 di Kota Blitar cakupan neonatus dengan komplikasi yang
ditangani mencapai 83,94%, sedangkan pada tahun 2012 sebesar 87,02%. Hal ini berarti
sudah memenuhi target SPM untuk Cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani
tahun 2013 sebesar 77%. Dengan tertanganinya kasus neonatus komplikasi oleh tenaga
kesehatan yang berkompeten diharapkan dapat menekan resiko kesakitan, kecacatan dan
kematian pada neonatus.
Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2013 42
Grafik 4.8 Cakupan Neonatal Komplikasi Ditangani Menurut Kecamatan
di Kota Blitar Tahun 2013
92.67
65.83
94.4583.94
0
20
40
60
80
100
Sananwetan Sukorejo Kepanjenkidul Kota
Komplikasi Ditangani
Sumber : Seksi KIA dan Kespro, Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar
g. Kunjungan Bayi
Yang dimaksud dengan kunjungan bayi adalah kunjungan bayi umur 29 hari
sampai dengan 11 bulan di sarana pelayanan kesehatan (polindes, pustu, puskesmas,
rumah bersalin dan rumah sakit) maupun di rumah, posyandu, tempat penitipan anak,
panti asuhan dan sebagainya melalui kunjungan petugas. Setiap bayi memperoleh
pelayanan kesehatan minimal 4 kali yaitu satu kali pada umur 29 hari-3 bulan, 1 kali pada
umur 3-6 bulan, 1 kali pada umur 6-9 bulan, dan 1 kali pada umur 9-11 bulan. Pelayanan
Kesehatan tersebut meliputi pemberian imunisasi dasar (BCG, DPT/ HB1-3, Polio 1-4,
Campak), stimulasi deteksi intervensi dini tumbuh kembang (SDIDTK) bayi dan
penyuluhan perawatan kesehatan bayi. Penyuluhan perawatan kesehatan bayi meliputi :
konseling ASI eksklusif, pemberian makanan pendamping ASI sejak usia 6 bulan,
perawatan dan tanda bahaya bayi sakit (sesuai MTBS), pemantauan pertumbuhan dan
pemberian vitamin A kapsul biru pada usia 6 – 11 bulan.
Pentingnya pemberian pelayanan kesehatan pada bayi diharapkan dapat menekan
laju Angka Kematian Bayi (AKB) di Kota Blitar, serta untuk memantau tumbuh kembang
bayi sehingga dapat meningkatkan kualitas kesehatan bayi. Berikut ini gambaran cakupan
kunjungan bayi selama 4 tahun terakhir.
Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2013 43
Grafik 4.9 Persentase Kunjungan Bayi di Kota Blitar Tahun 2009-2013
86.81 86.28 83.92
70.32
82.4
0
20
40
60
80
100
2009 2010 2011 2012 2013
Cakupan Kunjungan Bayi
Sumber : Seksi KIA dan Kespro, Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar
Meskipun terjadi kenaikan capaian dari 70,32% pada tahun 2012 menjadi 82,40%
pada tahun 2013, namun belum memenuhi target SPM sebesar 90%. Hal ini perlu
mendapatkan perhatian lebih mengingat bayi merupakan usia rentan terhadap penyakit,
dan pelayanan kesehatan merupakan salah satu upaya untuk mencegah dan mengurangi
penurunan kualitas pertumbuhan bayi.
4.1.2 Pelayanan Keluarga Berencana (KB)
Awal gerakan Keluarga Berencana di Indonesia pada tanggal 23 Desember 1957
dibentuk Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia yang dipelopori oleh Dokter dan
tokoh perempuan yang bercita-cita untuk menyelematkan jiwa kaum ibu yang sering
mengalami berbagai gangguan kesehatan sampai meninggal, karena terlalu sering
melahirkan dalam jarak amat dekat. Baru pada tahun 1971 gerakan KB secara resmi
diambil alih pemerintah dengan dibentuknya Badan Koordinasi Keluarga Berencana
Nasional (BKKBN) yang bertujuan menurunkan laju pertumbuhan penduduk. (Sumber:
Kompas, Sabtu 19 Januari 2008 oleh Kartono Mohamad).
Yang menjadi prioritas sasaran program pelayanan KB adalah wanita usia subur
dan pasangannya (PUS) dikarenakan wanita usia subur memiliki peran penting terjadinya
kehamilan sehingga memiliki peluang lebih tinggi untuk melahirkan.
Jumlah PUS di Kota Blitar pada tahun 2013 sebesar 21.721 orang. Dari jumlah
PUS yang ada sebesar 1.586 orang (7,31%) merupakan peserta KB baru dan yang
menjadi peserta KB aktif sebesar 15.182 orang (69,90%). Untuk metode kontrasepsi
Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2013 44
jangka panjang (MKJP) kontrasepsi yang paling banyak dipilih adalah IUD sebesar
32,77%, sedangkan untuk non MKJP kontrasepsi yang banyak dipilih adalah suntik
sebesar 33,65%. Berikut ini gambaran pemilihan kontrasepsi baik MKJP dan non MKJP
bagi peserta KB baru.
Grafik 4.10 Proporsi Peserta KB Baru Menurut Jenis Kontrasepsi
Di Kota Blitar Tahun 2013
4975
170633
1223
5108
2399
674
0 0
0
1000
2000
3000
4000
5000
6000
IUD MOP MOW Implan Suntik Pil Kondom Obat
Vagina
Lainnya
Jumlah peserta
Sumber : Seksi KIA dan Kespro, Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar
4.1.3 Pelayanan Imunisasi
Desa atau Kelurahan UCI adalah desa/kelurahan dimana 80% dari jumlah bayi
yang ada di desa tersebut sudah mendapat imunisasi dasar lengkap dalam waktu satu
tahun. Pada tahun 2013 terdapat peningkatan capaian UCI dari 95,24% pada Tahun 2012
menjadi 100% pada tahun 2013. Sebagai salah satu upaya untuk memperbaiki capaian
UCI adalah dengan melakukan pembimbingan dan monitoring pada tiap kelurahan
terutama pada petugas yang baru. Berikut capaian UCI selama 4 tahun terakhir.
Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2013 45
Grafik 4.11 Persentase Desa/Kelurahan UCI di Kota Blitar Tahun 2009-2013
10095.24
80.95
100
80.95
0102030405060708090
100
2009 2010 2011 2012 2013
Cakupan Kelurahan UCI
Sumber : Seksi PSE, Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar
4.1.4 Pelayanan Kesehatan Anak Balita, Pra Sekolah, dan Sekolah
Pemantauan pertumbuhan dan perkembangan setiap anak usia 12-59 bulan
dilaksanakan melalui pelayanan SDIDTK minimal 2 kali pertahun (setiap 6 bulan) dan
tercatat pada Kohort Anak Balita dan Prasekolah atau pencatatan pelaporan lainnya.
Pelayanan SDIDTK dilaksanakan oleh tenaga kesehatan, ahli gizi, penyuluh kesehatan
masyarakat dan petugas sektor lain yang dalam menjalankan tugasnya melakukan
stimulasi dan deteksi dini penyimpangan tumbuh kembang anak. Pada tahun 2012 jumlah
anak balita yang mendapatkan pelayanan sejumlah 4.617 (49,37% dari jumlah anak balita
yang ada) diharapkan untuk kedepannya ada peningkatan jumlah anak balita yang
mendapatkan pelayanan, tidak hanya mengembangkan inovasi dari sisi petugas akan
tetapi juga meningkatkan peran aktif masyarakat untuk peduli terhadap tumbuh kembang
anak balitanya.
Gambar 4.1 Kegiatan Lomba Balita Sehat tahun 2013
Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2013 46
Grafik 4.12 Cakupan Pelayanan Anak Balita di Kota Blitar Tahun 2011 – 2013
65.76
49.3756.9
0102030405060708090
100
2011 2012 2013Cakupan Pelayanan Anak Balita
Sumber : Seksi KIA dan Kespro, Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar
Yang dimaksud dengan cakupan penjaringan siswa SD dan setingkat adalah
pemeriksaan kesehatan umum, kesehatan gigi dan mulut siswa SD dan setingkat melalui
penjaringan kesehatan terhadap murid kelas 1 SD dan Madrasah Ibtidaiyah yang
dilaksanakan oleh tenaga kesehatan bersama tenaga kesehatan terlatih (guru dan dokter
kecil) di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Pada tahun 2013 cakupan
penjaringan siswa SD dan setingkat sebesar 100%, artinya semua siswa SD dan setingkat
telah mendapat pelayanan kesehatan.
4.1.5 Pelayanan Kesehatan Pra Usila dan Usila (Usia Lanjut)
Pelayanan usia lanjut adalah Pelayanan kesehatan sesuai standar yang ada pada
pedoman pada usia lanjut (60 tahun ke atas), di satu wilayah kerja pada kurun waktu
tertentu. Hal ini merupakan salah satu upaya preventif dan promotif kepada masyarakat
usia lanjut untuk menjaga kebugaran dan kesehatannya, dikarenakan pada usia lanjut
merupakan usia rentan penyakit terutama penyakit degeneratif . Pada tahun 2013 cakupan
pelayanan kesehatan pra usila dan usila mencapai 70,43%. Berikut ini gambaran
peningkatan cakupan pelayanan kesehatan pra usila dan usila selama 5 tahun terakhir.
Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2013 47
Grafik 4.13 Cakupan Pelayanan Kesehatan Prausila dan Usila
di Kota Blitar Tahun 2009-2013
70.4362.47
74.8774.2971.95
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
2009 2010 2011 2012 2013
Cakupan Pelayanan Kesehatan
Sumber : Seksi Gizi dan Kes ARU, Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar
Pada grafik diatas terlihat adanya penurunan cakupan pelayanan kesehatan,
diharapkan untuk kedepannya posyandu lansia dapat lebih optimal dalam memberikan
pelayanan kesehatan dan juga masyarakat prausila dan usila dapat lebih aktif untuk
memeriksakan diri ke posyandu lansia.
4.1.6 Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut
Menanamkan kebiasaan menjaga kesehatan gigi dan mulut sejak dini sangatlah
penting, hal ini dikarenakan kesehatan gigi dan mulut berdampak pada pertumbuhan dan
perkembangan anak. Upaya promotif dan preventif perlu selalu digalakkan mengingat
pola pikir masyarakat kita masih mengganggap permasalahan kesehatan gigi bukan
termasuk permasalahan kesehatan yang sifatnya penting. Pada tahun 2013 telah dilakukan
pemeriksaan gigi dan mulut pada siswa SD dan setingkat sejumlah 3.209 atau 20% dari
jumlah siswa SD dan setingkat di Kota Blitar.
4.1.7 Kunjungan Pelayanan Kesehatan Dasar
Sebagian besar sarana pelayanan di Puskesmas dipersiapkan untuk memberikan
pelayanan kesehatan dasar bagi penderita melalui pelayanan rawat jalan dan rawat inap
bagi Puskesmas dengan tempat tidur (Puskesmas Perawatan). Sementara ruimah sakit
yang dilengkapi dengan berbagai fasilitas merupakan sarana rujukan bagi Puskesmas
terhadap kasus-kasus yang membutuhkan penanganan lebih lanjut melalui perawatan
rawat inap, disamping tetap menyediakan pelayanan rawat jalan bagi masyarakat yang
langsung datang ke Rumah Sakit.
Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2013 48
Angka Perbandingan pemanfaatan Puskesmas oleh masyarakat dalam mencari
pertolongan kesehatan pada tahun 2012 sampai dengan 2013 terlihat pada grafik di
bawah ini.
Grafik 4.14 Jumlah Kunjungan Rawat Jalan dan Rawat Inap di Puskesmas
di Kota Blitar Tahun 2012-2013
207221
1148
216547
1314
0
50000
100000
150000
200000
250000
2012 2013
Kunjungan Rawat Jalan Kunjungan Rawat Inap
Sumber : Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar, Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar
Berdasarkan angka di atas, menyebutkan bahwa terjadi kenaikan kunjungan rawat
jalan maupun rawat inap ke Puskesmas, dari tahun 2012 ke 2013 adalah kunjungan rawat
jalan sebesar 9.326 jiwa dan kunjungan rawat inap sebesar 166 jiwa. Hal ini menunjukkan
bahwa keberadaan Puskesmas masih sangat dibutuhkan oleh masyarakat, baik yang
memerlukan pelayanan rawat jalan maupun bagi masyarakat yang memerlukan rawat
inap. Selain hal tersebut, Puskesmas juga semakin memberikan pelayanan yang
berkualitas, antara lain dengan memenuhi standar input, proses maupun output. Standar
input yang harus ada di Puskesmas adalah SDM yang mempunyai kompetensi, sarana
prasarana yang memenuhi standar serta sistem manajemen yang memenuhi standar.
Sedangkan standar proses adalah setiap pelayanan harus mempunyai SOP di masing-
masing pelayanan. Standar outputnya adalah hasil capaian kinerja dari 6 (enam) upaya
pokok dan upaya pengembangan. Hal tersebut dapat memberikan kepercayaan bagi
masyarakat untuk berkunjung ke Puskesmas.
Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2013 49
4.2 PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN
Rumah Sakit merupakan sarana pelayanan kesehatan rujukan bagi Puskesmas dan
jaringannya. Oleh karena itu, rumah sakit perlu memperhatikan mutu dan kualitas
pelayanan kesehatannya. Mutu pelayanan rumah sakit di antaranyan dapat dilihat dari
aspek-aspek penyelenggaraan pelayanan gawat darurat, aspek efisiensi dan efektifitas
pelayanan dan keselamatan pasien. Jumlah pelayanan gawat darurat level 1 rumah sakit di
Kota Blitar terbagi dalam :
- Dari 4 Rumah Sakit Umum (RSU) yang memiliki pelayanan Gadar level 1
sebanyak 4 RS (100%),
- Dari 1 Rumah Sakit Khusus (RSK) yang memiliki Gadar level 1 sebanyak 1 RS
(100%).
Dalam kurun tahun 2011-2013, rumah sakit di Kota Blitar mengalami peningkatan
dalam hal rata-rata pemanfaatan tempat tidur. Pada tahun 2011 rata-rata nilai Bed
Occupancy Rate (BOR) Kota Blitar adalah 52,3% , dan tahun 2013 menjadi 67,5%.
Selain itu, untuk rata-rata lama hari perawatan/ Length Of Stay (LOS) Kota Blitar juga
mengalami peningkatan dari 3,5 hari pada tahun 2011 menjadi 4,2 hari pada tahun 2013.
Berikut adalah nilai indikator pemakaian tempat tidur dari rumah sakit di Kota Blitar.
Tabel 4.1 Nilai Indikator Pemakaian Tempat Tidur Rumah Sakit
Di Kota Blitar Tahun 2011-2013
Indikator 2011 2012 2013 Standar Kementerian
Kesehatan RI
BOR 52,3% 53% 67,5% 60-85%
TOI 3,2 3,1 2 1-3 hari
ALOS 3,5 3,5 4,2 6-9 hari
NDR 23 21 24 Kurang dari 25/1000
penderita keluar
GDR 49 48 49 Tidak lebih dari 45/1000
penderita keluar
Sumber : Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar, Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar
Angka pemanfaatan tempat tidur seperti di atas adalah salah satu indikator yang
mudah untuk memantau bagaimana mutu sebuah pelayanan rumah sakit. Secara umum
Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2013 50
mutu pelayanan rumah sakit di Kota Blitar mengalami peningkatan pada tahun 2013 jika
dibandingkan pada tahun-tahun sebelumnya. Jumlah kunjungan pasien rawat jalan
mengalami penurunan sebesar 13.976 jiwa dari 209.795 jiwa pada tahun 2012 menjadi
195.819 jiwa pada tahun 2013. Sedangkan kunjungan pasien rawat inap mengalami
peningkatan 5.693 jiwa dari 29.719 jiwa pada tahun 2012 menjadi 35.412 jiwa pada tahun
2013.
Grafik 4.15 Jumlah Kunjungan Rawat Jalan dan Rawat Inap di Rumah Sakit
di Kota Blitar Tahun 2013
209795195819
29719 35412
0
50000
100000
150000
200000
250000
2012 2013
Kunjungan Rawat Jalan Kunjungan Rawat Inap
Sumber : Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar, Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar
4.3 KETERSEDIAAN OBAT
Obat sebagai salah satu unsur yang penting dalam upaya kesehatan, mulai dari
upaya peningkatan kesehatan, pencegahan, diagnosis, pengobatan dan pemulihan harus
diusahakan agar selalu tersedia pada saat dibutuhkan. Di samping merupakan unsur yang
penting dalam upaya kesehatan, obat sebagai produk dari industri farmasi dengan
sendirinya tidak lepas dari aspek ekonomi dan teknologi. Tekanan aspek teknologi dan
ekonomi tersebut semakin besar dengan adanya globalisasi ekonomi, namun tekanan ini
pada dasarnya dapat diperkecil sedemikian rupa sehingga kebutuhan masyarakat dapat
dipenuhi sedangkan industri farmasi dapat berkembang secara wajar. Obat juga dapat
merugikan kesehatan bila tidak memenuhi persyaratan atau bila digunakan secara tidak
tepat atau disalah-gunakan.
Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2013 51
Ketersediaan obat merupakan tanggung jawab pemerintah pusat dan daerah
terutama obat-obatan esensial. Persentase ketersediaan obat di Kota Blitar rata-rata
sebesar 136,06% dari 144 jenis obat dan vaksin yang ada.
4.4 KEJADIAN LUAR BIASA (KLB) DAN KERACUNAN MAKANAN
Kejadian Luar Biasa adalah timbulnya atau meningkatnya kejadian kesakitan atau
kematian yang bermakna secara epidemiologis pada suatu daerah dalam kurun waktu
tertentu.
Pada tahun 2013 telah terjadi 3 jenis KLB di Kota Blitar yakni difteri (9
penderita), AFP (3 penderita) dan keracunan makanan (9 penderita), dengan jumlah
penduduk terancam untuk difteri sebesar 47.068 jiwa, AFP sebesar 17.006 jiwa dan
keracunan makanan sebesar 6007 jiwa.
4.5 PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT
Masyarakat di Indonesia pada umumnya masih dihadapkan pada masalah gizi
”ganda”, yaitu masalah Gizi Kurang dalam bentuk : Kurang Energi Protein (KEP),
Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY), Anemia Gizi Besi (AGB) dan Kurang
Vitamin A (KVA), serta masalah Gizi Lebih yang erat kaitannya dengan penyakit-
penyakit degeneratif. Berbagai upaya perbaikan gizi telah dilakukan di Kota Blitar dalam
upaya menanggulangi masalah gizi kurang tersebut, sedangkan untuk masalah gizi lebih,
masih dilakukan secara individu.
4.5.1 Kurang Energi dan Protein (KEP)
a. Angka Status Gizi Balita Berdasarkan BB/U
Gambaran status gizi balita berdasarkan Berat Badan menurut Umur (BB/U) di
Kota Blitar telah disajikan pada Bab III subbab Status Gizi.
b. Angka Balita Bawah Garis Merah (BGM)
Jika dilihat dari data balita BGM (Bawah Garis Merah) dibanding dengan balita
yang ditimbang (D), pada tahun 2013 terjadi penurunan persentase BGM dibandingkan
dengan dua tahun sebelumnya, yakni tahun 2011 sebesar 82 balita (1,1%), tahun 2012
sebesar 46 balita (0,62%) dan tahun 2013 sebesar 46 balita (0,58%).Untuk mengetahui
data BGM/ D dapat dlihat pada grafik berikut :
Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2013 52
Grafik 4.16 Persentase BGM Dibanding Dengan Balita Yang Ditimbang
di Kota Blitar Pada Tahun 2011 – 2013
0.580.62
1.1
0
0.4
0.8
1.2
1.6
2
2011 2012 2013
Angka BGM
Sumber : Seksi Gizi dan Kes ARU, Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar
Penurunan ini menunjukkan bahwa upaya-upaya penanggulangan KEP yang
dilakukan di Kota Blitar menunjukkan hasil yang menggembirakan. Upaya tersebut
antara lain berupa Pemberian Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI), Pemberian
Makanan Tambahan –Pemulihan (PMT-P), peningkatan Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi),
peningkatan cakupan ASI Eksklusif, peningkatan konseling pertumbuhan dan lainnya.
c. Jumlah Kasus Gizi Buruk
Kasus Gizi Buruk dapat diperoleh dari indikator Berat Badan menurut Tinggi
Badan (BB/TB). Data tersebut diperoleh dari laporan masyarakat, kader posyandu,
maupun kasus-kasus yang langsung dibawa ke tempat-tempat pelayanan kesehatan yang
ada seperti Puskesmas dan Rumah Sakit.
Pada tahun 2013 terjadi peningkatan kasus balita gizi buruk menjadi 11 kasus dari 0 kasus
pada tahun 2012. Jumlah kasus gizi buruk dapat dilihat pada grafik berikut ini.
Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2013 53
Grafik 4.17 Jumlah Kasus Gizi Buruk Di Kota Blitar Tahun 2012 – 2013
0
11
0
2
4
6
8
10
12
2012 2013
Jumlah kasus gizi buruk
Sumber : Seksi Gizi dan Kes ARU, Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar
Kenaikan ini terjadi dikarenakan perbedaan definisi operasional gizi buruk. Balita
sangat kurus pada tahun 2013 sudah dikategorikan gizi buruk. Adapun rincian jumlah
balita gizi buruk tahun 2013 berdasarkan BB/TB (sangat kurus) sebagai berikut :
- Kecamatan Sananwetan : 4 orang, dengan penyebab penyakit penyerta 4 orang
- Kecamatan Sukorejo : 5 orang, dengan penyebab penyakit penyerta 3 orang, BBLR 2
orang, pola asuh 1 orang
- Kecamatan Kepanjenkidul : 2 orang, dengan penyebab BBLR 1 orang, miskin 1
orang
Namun demikian 100% dari balita gizi buruk (sangat kurus) tersebut telah mendapat
perawatan sesuai tatalaksana gizi buruk. Intervensi yang telah dilakukan yaitu konseling
gizi dan pemberian PMT pemulihan.
Sedangkan upaya yang dilakukan untuk mencegah terjadinya gizi buruk yaitu jika
menemukan balita 2T, BGM dan tampak kurus dirujuk ke puskesmas untuk mendapatkan
konseling gizi dan intervensi gizi dari petugas kesehatan.
d. Pencapaian Penimbangan Balita (D/S)
Partisipasi masyarakat dalam perbaikan gizi bagi balita dapat ditunjukkan dari
indikator jumlah balita yang ditimbang dibagi jumlah sasaran balita (D/S). Tahun 2013, di
Kota Blitar angka D/S tercatat sebesar 68,19%. Pencapaian ini mengalami kenaikan
dibanding tahun 2012 yaitu sebesar 63,06%.
Adapun cakupan di Kota Blitar tahun 2012-2013 dapat dilihat pada grafik di bawah ini.
Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2013 54
Grafik 4.18 Pencapaian Cakupan D/S di Kota Blitar Tahun 2012-2013
63.0668.19
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
2012 2013
Pencapaian Penimbangan
Sumber : Seksi Gizi dan Kes ARU, Dinas Kesehatan Daerah Kota
Dibandingkan tahun berikutnya, pencapaian angka D/S meningkat 5,13%. Namun
keadaan ini masih harus menjadi perhatian bagi pengelola gizi karena target pada tahun
2014 ditetapkan sebesar 85%. Untuk itu perlu dilakukan kegiatan terobosan seperti
meningkatkan integrasi dengan PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini).
Gambar 5.2 Kegiatan Pemberian Tambahan Makanan dan Vitamin
Bagi Siswa PAUD, TK dan RA
4.5.2 Pencegahan dan Penanggulangan GAKY
Masalah Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) di Jawa Timur masih
merupakan masalah gizi yang perlu mendapatkan penanganan secara serius mengingat
Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2013 55
dampaknya terhadap kualitas sumberdaya manusia. Kekur angan Yodium dapat
menyebabkan masalah Gondok dan Kretinisme serta mengakibatkan penurunan
kecerdasan.
Upaya penanggulangan GAKY di Kota Blitar dilaksanakan melalui Survey garam
tingkat Rumah Tangga dan KIE tentang penggunaan garam beryodium. Hasil survey
menyatakan bahwa 100% Kelurahan di Kota Blitar terkategori Kelurahan dengan
konsumsi garam baik.
4.5.3 Pencegahan dan Penanggulangan Anemia Gizi Besi
Upaya pencegahan dan pennaggulangan Anemia Gizi Besi dilaksanakan melalui
pemberian Tablet Tambah Darah (TTD) yang diprioritaskan pada ibu hamil, karena
prevalensi Anemia pada kelompok ini cukup tinggi. Di samping itu, kelompok ibu hamil
merupakan kelompok rawan yang berpotensi memberi kontribusi terhadap tingginya
Angka Kematian Ibu (AKI).
Untuk mencegah Anemia Gizi pada ibu hamil dilakukan suplementasi TTD
dengan dosis pemberian sehari sebanyak 1 (satu) tablet (60 mg Elemental Iron dan 0,25
mg Asam Folat) berturut-turut minimal 90 hari selama masa kehamilan. Pada tahun 2013,
Persentase cakupan ibu hamil yang mendapatkan TTD sebanyak 30 tablet sebesar 80,07%
dan yang mendapat 90 tablet sebesar 71,71%.
Jika dibandingkan dengan target 2013, pencapaiannya belum memenuhi target
sebesar 90%.Hal ini dimungkinkan karena jumlah penduduk berdasar proyeksi (sebagai
dasar perhitungan capaian) lebih besar daripada jumlah penduduk riil. Adapun
perbandingan pencapaian tahun 2012 dan tahun 2013 dapat dilihat pada grafik berikut.
Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2013 56
Grafik 4.19 Cakupan Pemberian Fe1 dan Fe3 pada Ibu Hamil
Di Kota Blitar Tahun 2012 dan 2013
78.43 73.0780.07
71.71
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
2012 2013
Cakupan Pemberian Fe1 Cakupan Pemberian Fe3
Sumber : Seksi Gizi dan Kes ARU, Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar
Gambar 4.3 Kegiatan Minum Fe di Sekolah
4.5.4 Pemberian Kapsul Vitamin A pada Bayi dan Balita
Pemenuhan kebutuhan vitamin A sangat penting untuk pemeliharaan
kelangsungan hidup secara normal. Kebutuhan tubuh akan vitamin A untuk orang
Indonesia telah dibahas dan ditetapkan dalam Widyakarya Nasional pangan dan Gizi
(2007) dengan mempertimbangkan faktor-faktor khas dari kesehatan tubuh orang
Indonesia (Widyakaryanasional, 2007. Kebutuhan Vitamin A bagi Orang
cetak.publikasi/php?/260607/003. diperoleh tanggal 6 November 2008).
Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2013 57
Pemberian vitamin A dosis tinggi pada bayi dan anak balita merupakan salah satu
upaya untuk mengatasi permasalahan gizi terutama pada bayi dan anak balita. Dengan
adanya upaya ini diharapkan bayi dan anak balita memiliki daya tahan tubuh yang lebih
baik sehingga diharapkan dapat menekan angka kesakitan dan angka kematian pada bayi
dan anak balita.
Cakupan pemberian kapsul vitamin A di Kota Blitar tahun 2013 pada bayi sebesar
91,52% dan balita sebesar 95,95%. Dibandingkan dengan dengan tahun 2012 pemberian
pada bayi mengalami penurunan sebesar 6,76%, sedangkan pada balita mengalami
kenaikan 12,88%. Jika dibandingkan dengan target tahun 2013 sebesar 90%, pencapaian
ini sudah terpenuhi. Berikut gambaran cakupan pemberian kapsul vitamin A pada bayi
dan anak balita selama 2 tahun terakhir.
Grafik 4.20 Cakupan Pemberian Vitamin A pada Bayi dan Anak Balita
Di Kota Blitar Tahun 2012 dan 2013
98.2883.07
91.52 95.95
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
2012 2013
Cakupan Pemberian Vit A pada Bayi
Cakupan Pemberian Vit A pada Anak Balita
Sumber : Seksi Gizi dan Kes ARU, Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar
4.5.5 Cakupan ASI Eksklusif
Pemberian ASI merupakan metode pemberian makan bayi yang terbaik, terutama
pada bayi umur kurang dari 6 bulan, selain juga bermanfaat bagi ibu. ASI mengandung
semua zat gizi dan cairan yang dibutuhkan untuk memenuhi seluruh gizi bayi pada 6
bulan pertama kehidupannya. Yang dimaksud dengan ASI eksklusif adalah pemberian
ASI tanpa makanan dan minuman tambahan lain pada bayi berumur nol sampai enam
bulan. Bahkan air putih tidak diberikan dalam tahap ASI eksklusif ini.
Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2013 58
Pada tahun ini terjadi penurunan persentase bayi yang diberi ASI eksklusif dari
sebesar 74,11% pada tahun 2012 menjadi 53,21% pada tahun 2013. Berikut ini gambaran
pemberian ASI eksklusif pada bayi dalam rentang waktu 3 tahun terakhir.
Grafik 4.21 Cakupan Bayi diberi ASI Eksklusif
di Kota Blitar Tahun 2010-2013
53.21
74.1165.91
75.02
0
20
40
60
80
100
2010 2011 2012 2013
Cakupan ASI Eksklusif
Sumber : Seksi Gizi dan Kes ARU, Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar
Dari grafik diatas terlihat adanya penurunan persentase. Pengesahan PP No
33/2012 tentang Pemberian ASI Eksklusif pada 1 Maret membuat semua pihak harus
mendukung ibu menyusui. Tenaga kesehatan dan fasilitas kesehatan wajib melakukan
inisiasi menyusui dini, menempatkan ibu dan bayi dalam satu ruang rawat. Selain itu, ada
juga keharusan penyediaan ruang menyusui di tempat kerja dan fasilitas umum serta
pembatasan promosi susu formula. Program lalu dikembangkan ke daerah dan fasilitas
umum lain, seperti terminal, tempat rekreasi, dan pusat perbelanjaan. Perusahaan swasta
wajib memberikan kesempatan kepada ibu untuk menyusui atau memerah ASI.
4.6 PERILAKU MASYARAKAT
Banyak penyakit yang muncul juga disebabkan karena perilaku yang tidak sehat.
Perubahan perilaku tidak mudah untuk dilakukan, namun mutlak diperlukan untuk
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Untuk itu, upaya promosi kesehatan harus
terus dilakukan agar masyarakat berperilaku hidup bersih dan sehat. Penerapan perilaku
hidup bersih dan sehat harus dimulai dari unit terkecil masyarakat yaitu rumah tangga.
Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2013 59
4.6.1 Penyuluhan Kesehatan
Upaya penyuluhan merupakan semua usaha secara sadar dan berencana yang
dilakukan untuk memperbaiki perilaku manusia sesuai prinsip-prinsip pendidikan dalam
bidang kesehatan. Terdapat dua jenis penyuluhan yakni penyuluhan kelompok dan
penyuluhan massa. Yang dimaksud penyuluhan kelompok adalah penyuluhan yang
dilakukan pada kelompok sasaran tertentu, sedangkan yang dimaksud dengan penyuluhan
massa adalah penyuluhan yang dilakukan dengan sasaran massal, seperti pameran,
pemutaran film, melalui media massa (cetak dan elektronik).
Pada tahun 2013 jumlah seluruh penyuluhan kelompok sejumlah 3.336 dan untuk
penyuluhan massa sejumlah 1. Berikut ini jumlah penyuluhan didasarkan jenis dan
instansi yang melaksanakan.
Gambar 4.5 Penyuluhan massa dalam rangka memperingati HKN
Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2013 60
Grafik 4.22 Jumlah Penyuluhan berdasarkan Jenis dan Instansi Pelaksana
Di Kota Blitar Tahun 2013
1450
219
1667
0
3336
0 0 0 1 10
1000
2000
3000
4000
PKM Sananwetan PKM Sukorejo PKM
Kepanjenkidul
Dinas Kesehatan Kota
Penyuluhan Kelompok Penyuluhan Massa
Sumber : Seksi Promkes dan UKBM, Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar
4.6.2 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
Rumah Tangga ber-PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) adalah Rumah
tangga yang seluruh anggotanya berperilaku hidup bersih dan sehat, yang meliputi 10
indikator. Sepuluh indikator tersebut adalah :
1. Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan,
2. Bayi diberi ASI eksklusif,
3. Balita ditimbang setiap bulan,
4. Menggunakan air bersih,
5. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun,
6. Menggunakan jamban sehat,
7. Memberantas jentik di rumah sekali seminggu,
8. Makan sayur dan buah setiap hari,
9. Melakukan aktivitas fisik setiap hari, dan
10. Tidak merokok di dalam rumah.
Apabila dalam Rumah Tangga tersebut tidak ada ibu yang melahirkan, tidak ada bayi dan
tidak ada balita, maka pengertian Rumah Tangga ber-PHBS adalah rumah tangga yang
memenuhi 7 indikator.
Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2013 61
Pada tahun 2013 rumah tangga ber-PHBS masih mencapai 38,65%, mengalami
peningkatan dari 30,44% pada tahun 2012. Dari hasil survey PHBS prioritas masalahnya
adalah merokok dalam rumah dan ASI Eksklusif.
4.7 PELAYANAN JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT
4.7.1 Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Pra Bayar
Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Pra-Bayar adalah suatu cara penyelenggaraan
pemeliharaan kesehatan yang paripurna berdasarkan azas usaha bersama dan
kekeluargaan, berkesinambungan, dengan mutu yang terjamin dan biaya yang terkendali.
Berikut ini gambaran cakupan jaminan pemeliharaan kesehatan pra bayar menurut jenis
jaminan di Kota Blitar.
Grafik 4.23 Jumlah Peserta Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Pra-bayar Menurut Jenis
di Kota Blitar Tahun 2013
25226
105962473
17440
22190
Askes Jamsostek Askeskin/Jamkesmas Jamkesda Lainnya
Sumber : Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar, Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar
Berdasarkan grafik diatas terlihat bahwa penduduk Kota Blitar yang tercover
dalam jaminan kesehatan pra-bayar masih sebesar 57.40%. Mengingat salah tujuan yang
ingin dicapai dalam UU SJSN No. 40 tahun 2004 adalah semua penduduk Republik
Indonesia mendapatkan pelayanan kesehatan yang memadai ketika sakit, kapanpun dan
dimanapun di tanah air Indonesia, maka harapan kedepan seluruh penduduk di Kota
Blitar telah masuk kedalam jaminan kesehatan pra-bayar baik pihak pemerintah maupun
swasta.
Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2013 62
4.7.2 Pelayanan Kesehatan bagi Masyarakat Miskin
Dalam upaya menjamin kesehatan penduduknya maka telah difasilitasi bagi
masyarakat miskin untuk mendapatkan pelayanan kesehatan melalui jaminan kesehatan
baik dari pemerintah pusat maupun daerah dalam hal ini terdapat dua jenis jaminan
kesehatan bagi masyarakat miskin yakni ASKESKIN/Jamkesmas merupakan jaminan
dari pemerintah pusat dimana sasarannya telah ditetapkan atau masuk kedalam kuota.
Sedangkan Jamkesda merupakan jaminan dari pemerintah darah untuk membantu
masyarakat miskin diluar kuota Jamkesmas.
Grafik 4.24 Jumlah Maskin Mendapatkan Rawat Jalan Pelayanan Kesehatan Dasar
di Kota Blitar Tahun 2013
5821
10034
0
2000
4000
6000
8000
10000
12000
Jamkesda Askeskin/Jamkesmas
Sumber : Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar, Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar
Dari grafik diatas terlihat jumlah maskin yang dicakup dalam Jamkesmas lebih
besar memanfaatkan rawat jalan pelayanan kesehatan dasar dibandingkan maskin yang
dicakup dalam Jamkesda.
Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2013 63
Grafik 4.25 Jumlah Maskin Mendapatkan Rawat Inap Pelayanan Kesehatan Dasar
di Kota Blitar Tahun 2013
263 278
0
50
100
150
200
250
300
Jamkesda Askeskin/Jamkesmas
Sumber : Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar, Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar
Dari grafik diatas terlihat jumlah maskin yang dicakup dalam
ASKESKIN/Jamkesmas lebih besar memanfaatkan rawat inap pelayanan kesehatan dasar
dibandingkan maskin yang dicakup dalam Jamkesda.
4.8 PELAYANAN KESEHATAN LINGKUNGAN DAN SANITASI DASAR
4.8.1 Rumah Sehat
Rumah sehat adalah bangunan rumah tinggal yang memenuhi syarat kesehatan
yaitu rumah yang memiliki jamban sehat, sarana air bersih, tempat pembuangan sampah,
sarana pembuangan air limbah, ventilasi rumah yang baik, kepadatan hunian rumah yang
sesuai dan lantai rumah yang tidak terbuat dari tanah (Kepmenkes no.
829/Menkes/SK/VII/1999 tentang Persyaratan Kesehatan Perumahan).
Rumah yang tidak memenuhi syarat kesehatan akan terkait erat dengan penyakit
berbasis lingkungan, dimana kecenderungannya semakin meningkat akhir-akhir ini,
penyakit berbasis lingkungan masih merupakan penyebab utama kematian di Indonesia.
Bahkan pada kelompok bayi dan balita, penyakit-penyakit berbasis lingkungan
menyumbangkan lebih 80% dari penyakit yang diderita oleh bayi dan balita. Keadaan
tersebut mengindikasikan masih rendahnya cakupan dan kualitas intervensi kesehatan
lingkungan (Data Susenas 2001).
Pada tahun 2013 dari jumlah rumah yang ada di Kota Blitar sejumlah 35.138
yang diperiksa apakah memenuhi standar rumah sehat atau tidak sejumlah 8.767 dan yang
masuk dalam kategori rumah sehat sejumlah 7.200.
Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2013 64
4.8.2 Tempat Umum dan Tempat Pengelola Makanan Sehat (TUPM)
Pada tahun 2013 dari jumlah TUPM yang ada di Kota Blitar sejumlah 631 telah
dilakukan pemeriksaan di TUPM sejumlah 234 dan dari hasil pemeriksaan sejumlah 147
(62.82% dari jumlah TUPM yang diperiksa) dinyatakan sehat.
4.8.3 Sarana Air Bersih dan Air Minum
Air bersih dan air layak minum atau air minum sehat adalah dua hal yang tidak
sama tetapi sering dipertukarkan. Tidak semua air bersih layak minum, tetapi air layak
minum biasanya berasal dari air bersih. Air bersih perlu diolah dahulu agar layak minum
dan menjadi air minum sehat. Berikut ini jenis sarana air minum yang digunakan keluarga
di Kota Blitar pada tahun 2013.
Grafik 4.26 Jumlah Jenis Sumber Air Minum yang digunakan Keluarga di Kota Blitar
Tahun 2013
996 929491
992
5359
1618
0 0 0 00 00
1000
2000
3000
4000
5000
6000
7000
Kemasa
n
Isi U
lang
Ledeng m
etera
n
Ledeng e
cera
n
Pompa
Sum
ur Terli
ndung
Mata
air
terli
ndung
Air huja
n
Sum
ur tak te
rlindung
Mata
air
tak te
rlindung
Air su
ngai
Lain
-lain
Sumber : Seksi Penyehatan Lingkungan dan Lab Kes,
Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar
4.8.4 Sarana Sanitasi Dasar
Yang menjadi bahan pemeriksaan sarana sanitasi dasar antara lain jamban, tempat
sampah dan pengelolaan air limbah. Jamban sehat adalah tempat buang air besar yang
konstruksinya memenuhi syarat-syarat kesehatan, antara lain menggunakan tangki septik,
sedangkan yang dimaksud dengan tempat sampah sehat adalah tempat pembuangan
sampah yang konstruksinya memenuhi syarat-syarat kesehatan (ketentuan program), dan
Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2013 65
pengelolaan air limbah sehat adalah tempat pembuangan air limbah keluarga yang
konstruksinya memenuhi syarat-syarat kesehatan (ketentuan program).
Pada tahun 2013 dari 8.767 keluarga yang diperiksa jambannya, sejumlah 8.767
(100%) keluarga memiliki jamban dan yang masuk kedalam kategori sehat sebesar 7.523
(85.81%). Untuk pemeriksaan tempat sampah sehat dari 8.767 keluarga yang diperiksa
seluruhnya memiliki tempat sampah sendiri dan yang masuk kategori sehat sejumlah
7.159 keluarga (81,66%). Yang terakhir pemeriksaan pengelolaan air limbah dari 8.767
keluarga yang diperiksa seluruhnya memiliki dan yang masuk kedalam kategori sehat
sejumlah 6.693 keluarga (76.34%).
Gambar 4.6 Kegiatan Prokasih di Kecamatan Sananwetan tahun 2013
Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2013 66
Sumber daya kesehatan merupakan salah satu pendukung di segala level
pelayanan kesehatan. Dan dengan terpenuhinya sumber daya kesehatan, diharapkan juga
dapat meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan sehingga derajat kesehatan masyarakat
akan terjaga. Pada bab ini menggambarkan kondisi sumber daya kesehatan di Kota Blitar
yang terdiri dari kelompok sarana kesehatan, tenaga kesehatan, pembiayaan kesehatan.
5.1 SARANA KESEHATAN
Sarana kesehatan terkait erat dengan pelaksanaan pelayanan kesehatan. Untuk
menunjang kelancaran kegiatan bidang kesehatan diperlukan sarana dan prasarana
kesehatan yang memadai, meliputi Puskesmas, Sarana Kesehatan Bersumber Daya
Masyarakat, Sarana Farmasi dan Perbekalan Kesehatan dan Rumah Sakit. Berikut ini
kondisi sarana kesehatan di Kota Blitar pada tahun 2013.
Tabel 5.1 Sarana Kesehatan di Kota Blitar Tahun 2013
NO. Sarana Kesehatan Jumlah
1 RUMAH SAKIT UMUM 4
2 RUMAH SAKIT KHUSUS 1
3 PUSKESMAS PERAWATAN 2
4 PUSKESMAS NON PERAWATAN 1
5 PUSKESMAS KELILING 0
6 PUSKESMAS PEMBANTU 16
7 RUMAH BERSALIN 2
8 POSKESDES 21
9 POSYANDU 163
10 APOTEK 31
11 TOKO OBAT 6
12 GFK 1
Sumber : Seksi Yandas , Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar
5.1.1 Puskesmas
Puskesmas sebagai gardu terdepan pelayanan kesehatan dasar kepada masyarakat
merupakan ujung tombak keberhasilan pelaksanaan pembangunan kesehatan. Pada
dasarnya konsep pelayanan puskesmas adalah konsep wilayah. Dengan begitu apapun
yang terjadi pada wilayah tersebut puskesmas harus mengetahui dan bisa memberikan
penanganan secara cepat dan tepat. Harapan pelayanan yang diberikan satu Puskesmas
BAB 5
SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN
Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2013 67
bisa menjangkau rata-rata 30.000 penduduk. Untuk itu Kota Blitar dengan jumlah
penduduk 135.759 jiwa, seyogyanya ada 4 unit Puskesmas. Sampai dengan tahun 2013,
jumlah Puskesmas yang ada di Kota Blitar sebesar 3 unit dengan 2 Puskesmas Perawatan.
Hal ini berarti untuk Kota Blitar rata-rata 1 Puskesmas di Kecamatan harus bisa melayani
45.253 jiwa. Oleh karena itu dari segi ketenagaan perlu adanya penambahan, hal ini
sesuai dengan rasio tenaga dimana untuk tenaga bidan masih jauh dari standart.
5.1.2 Sarana Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat
a. Posyandu
Pentingnya keberadaan Posyandu di tengah-tengah masyarakat yang merupakan
pusat kegiatan masyarakat dimana masyarakat sebagai pelaksana sekaligus memperoleh
pelayanan kesehatan serta keluarga berencana, selain itu wahana ini dapat dimanfaatkan
sebagai sarana untuk tukar menukar informasi, pendapat dan pengalaman serta
bermusyawarah untuk memecahkan berbagai masalah yang dihadapi baik masalah
keluarga atau masalah masyarakat itu sendiri. Pada tahun 2013 jumlah posyandu aktif di
Kota Blitar mencapai 163.
b. Poskesdes
Poskesdes merupakan Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM)
yang dibentuk di desa dalam rangka upaya mendekatkan pelayanan kesehatan dasar bagi
masyarakat desa. Poskesdes dikelola oleh 1 orang Bidan dan minimal 2 orang kader dan
merupakan koordinator dari UKBM yang ada. Pada tahun 2013 seluruh kelurahan di Kota
Blitar telah memiliki Poskesdes sejumlah 21.
c. Desa Siaga/ Kelurahan Siaga Aktif
Desa siaga adalah desa yang penduduknya memiliki kesiapan sumber daya dan
kemampuan untuk mencegah dan mengatasi masalah-masalah kesehatan, bencana dan
kegawatdaruratan kesehatan, secara mandiri. Pengertian Desa ini dapat berarti Kelurahan
atau Nagari atau istilah-istilah lain bagi satuan administrasi pemerintahan setingkat desa.
Sedangkan yang dimaksud dengan desa siaga aktif adalah desa yang mempunyai
Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) atau UKBM lainnya yang buka setiap hari dan berfungsi
sebagai pemberi pelayanan kesehatan dasar, penanggulangan bencana dan
kegawatdaruratan, surveilance berbasis masyarakat yang meliputi pemantauan
pertumbuhan (gizi), penyakit, lingkungan dan perilaku sehingga masyarakatnya
menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Pada tahun 2013 dari 21 desa
siaga yang ada di Kota Blitar yang termasuk kedalam desa siaga aktif sejumlah 21
(100%).
Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2013 68
5.1.3 Sarana Farmasi dan Perbekalan Kesehatan
Kota Blitar merupakan Kota kecil dengan luas 33 Km2, oleh karena itu sampai
saat ini belum ada pabrik obat, yang ada hanya sarana penyedia obat. Untuk apotik di
Kota Blitar tahun 2013 sebanyak 31 buah, Sedangkan toko obat ada 6 buah dan gudang
farmasi ada 1 buah, yang terletak pada Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar. Dengan
adanya gudang farmasi ini semua penyimpanan dan penyediaan obat untuk pelayanan
kesehatan dasar menjadi tanggungjawab penuh pemerintah Kota Blitar yakni Dinas
Kesehatan Daerah Kota Blitar.
5.2 TENAGA KESEHATAN
Salah satu faktor pendukung keberhasilan pelaksanaan pembangunan kesehatan di
Kota Blitar tahun 2013 adalah ketersediaan sumberdaya kesehatan yang memadai baik
dalam hal kualitas maupun kuantitas. Untuk menggambarkan keadaan tenaga kesehatan
dianalis dengan menghitung rasio tenaga kesehatan terhadap penduduk di Kota Blitar.
Berdasarkan analisis diketahui bahwa ada beberapa tenaga kesehatan tertentu yang belum
memadai sesuai kebutuhan. Hal ini berarti masih diperlukan perencanaan kebutuhan.
Jumlah tenaga kesehatan yang ada dan masih terus berubah sesuai kebutuhannya sangat
berpengaruh dalam penanganan masalah kesehatan di Kota Blitar. Dari berbagai jenis
tenaga kesehatan di Kota Blitar dalam pelayanannya tidak hanya menangani penduduk
Kota Blitar saja, namun juga pada masyarakat di luar Kota Blitar. Hal ini sangat
berpengaruh dalam penentuan rasio kebutuhan tenaga.
a. Tenaga perawat
Jumlah tenaga perawat di Kota Blitar tahun 2013 sebanyak 489 orang yang terdiri
dari sarjana keperawatan sejumlah 81 orang dan perawat dari D3 keperawatan sejumlah
408. Rasio perawat mencapai 349,15 per 100.000 penduduk dalam hal ini untuk
kebutuhan perawat telah melampaui target dimana rasio seharusnya adalah 117,5 per
100.000 penduduk.
b. Tenaga bidan
Jumlah tenaga bidan di Kota Blitar pada tahun 2013 sebesar 107 orang, sehingga
rasio bidan mencapai 76,61 per 100.000 penduduk, kondisi masih dibawah target dimana
rasio standar sebesar 100 per 100.000 penduduk.
c. Tenaga medis
Jumlah tenaga medis di Kota Blitar pada tahun 2012 mencapai 100 orang untuk
dokter umum dan dokter spesialis, sedangkan untuk dokter gigi mencapai 16 orang. Rasio
Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2013 69
untuk tenaga dokter umum mencapai 45,67 per 100.000 penduduk dan 25,78 per 100.000
penduduk untuk dokter spesialis, apabila digabungkan rasio dokter mencapai 71,45 per
100.000 penduduk sehingga rasio dokter telah melampaui rasio standar 40 per 100.000
penduduk. Rasio dokter gigi mencapai 11,79 per 100.000 penduduk kondisi ini masih
dibawah standar yang ditetapkan sebesar 11 per 100.000 penduduk.
e. Tenaga kefarmasian
Tenaga Farmasi mencakup Apoteker, S1 Farmasi, DIII-Farmasi dan ASS-Farmasi
sejumlah 129 orang, dengan rasio mencapai 98,81 per-100.000 penduduk di tahun 2013.
Bila dibandingkan tahun 2012 (rasio 81,43 per 100.000 penduduk) mengalami penurunan.
f. Tenaga kesehatan masyarakat
Ahli kesehatan masyarakat yang dimaksud dalam pembahasan ini adalah tenaga
yang bertugas di bidang kesehatan masyarakat di Kota Blitar dengan pendidikan S1-S3.
Akan tetapi untuk wilayah Kota Blitar ahli kesehatan masyarakat yang yang tersedia
masih pada tingkat pendidikan S1 sejumlah 19 orang.
g. Tenaga gizi
Ahli gizi yang dimaksud adalah yang bertugas di bidang gizi di suatu wilayah
dengan pendidikan D1-D4. Diketahui bahwa jumlah ahli gizi sebanyak 28 orang, dengan
rasio ahli gizi per-100.000 penduduk adalah 18,41. Rasio tersebut masih dibawah target
yang seharusnya 22 per 100.000 penduduk.
h. Tenaga keteknisian medis
Yang dimaksud dengan tehnisi medis disini adalah merupakan tenaga pelaksana
melakukan pemeliharaan alat-alat kesehatan. Ada 5 (lima) jenis teknisi medis di Kota
Blitar, kelima jenis tersebut total tenaga yang ada sebesar 59 orang.
Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2013 70
Tabel 5.2 Rekapitulasi Jumlah Tenaga Strategis
Di Kota Blitar Tahun 2013
No. Jenis Tenaga Kesehatan Jumlah Persentase Rasio per 100.000
Penduduk
1. Dokter Spesialis 35 3.76 25.78
2. Dokter Umum 62 6.66 45.67
3. Dokter Gigi 16 1.72 11.79
4. Bidan 104 11.17 76.61
5. Perawat 474 50.91 349.15
6. Apoteker 34 3.65 Rasio apoteker
dan asisten
apoteker 92.81 7. Asisten Apoteker 92 9.88
8. Ahli Gizi 25 2.69 18.41
9. Kesehatan Masyarakat 13 1.40 19.36
10. Sanitarian 15 1.61 17.87
11. Tenaga Teknisi Medis 56 6.02 83.39
12. Fisioterapis 5 0.54 7.45
Jumlah 100.00
Sumber : Subbag Umum dan Kepegawaian, Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar
5.3 PEMBIAYAAN KESEHATAN
Keberhasilan pelaksanaan pembangunan kesehatan didukung pula dengan aspek
ketersediaan alokasi anggaran dana sesuai dengan proporsinya. Sumber dana untuk
pembiayaan kesehatan ada berbagai sumber, yaitu dari APBD Kota Blitar dan APBN
(Dana Dekonsentrasi, Tugas Pembantuan, Jamkesmas Dasar, Jampersal dan BOK).
berikut ini rincian anggaran kesehatan di Kota Blitar.
Anggaran Kesehatan bersumber APBD Kota Blitar pada tahun 2013 adalah
sebesar Rp. 110.323.724.112,90. Anggaran ini meningkat 24,65% dibandingkan anggaran
kesehatan pada tahun 2012. UU No.36 tahun 2009 tentang kesehatan mengamanatkan
kepada pemerintah kota untuk mengalokasikan minimal 10% APBD untuk belanja
langsung kesehatan atau belanja program.
Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2013 71
Tabel 5.3 Anggaran Kesehatan Kota Blitar
Tahun 2013
Sumber : Subbag Keuangan dan Program, Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar
Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2013 72
Perkembangan yang terjadi selama ini menunjukkan semakin pentingnya
informasi dan pengelolaan data di dalam banyak aspek kehidupan manusia. Pada saat
yang sama, tuntutan publik terhadap peningkatan kinerja pemerintah juga semakin tinggi
sehingga pada akhirnya pengelolaan data dan informasi yang baik menjadi suatu
keharusan untuk dilaksanakan semua institusi.
Untuk memperoleh berbagai data dan informasi tersebut perlu dilakukan
pencatatan dan pelaporan secara baik dan benar serta profesional. Data dan informasi
merupakan sumber daya yang sangat strategis dalam pengelolaan pembangunan
kesehatan. Data dan informasi kesehatan yang berkualitas diperlukan dalam proses
menentukan kebijakan atau pengambilan keputusan yang baik. Kebutuhan akan data dan
informasi disediakan melalui penyelenggaraan Sistem Informasi Kesehatan yaitu dengan
cara pengumpulan, pengolahan, analisis data serta penyajian informasi. Salah satu sarana
yang dapat digunakan untuk melaporkan hasil pemantauan terhadap pencapaian hasil
pembangunan kesehatan adalah melalui Profil Kesehatan yang menyajikan berbagai data
dan informasi yang relative komprehensif.
Penyusun menyadari Buku profil kesehatan ini masih mempunyai banyak
kekurangan, namun demikian diharapkan dapat memberikan gambaran keadaan
kesehatan masyarakat di Kota Blitar dan capaian kinerja pelayanan kesehatan yang telah
dilakukan beserta aspek-aspek pendukungnya.
BAB 6
PENUTUP
KOTA BLITARTAHUN 2013
L P L + P Satuan
A. GAMBARAN UMUM
1 Luas Wilayah 33 KM2 Tabel 1
2 Jumlah Desa/Kelurahan 21 Desa/Kel Tabel 1
3 Jumlah Penduduk 67,152 68,607 135,759 Jiwa Tabel 2
4 Rata-Rata Jiwa/Rumah Tangga 3.25 Jiwa Tabel 1
5 Kepadatan Penduduk/KM2 4,168.22 Jiwa/KM
2 Tabel 1
6 Rasio Beban Tanggungan 46.11 Tabel 2
7 Rasio Jenis Kelamin 97.88 Tabel 2
8 Penduduk 10 Tahun ke Atas Melek Huruf 96.57 97.16 97.75 % Tabel 4
9 Penduduk 10 Tahun ke Atas dengan Pendidikan Tertinggi SMP+ 60.20 61.71 60.97 % Tabel 5
B. DERAJAT KESEHATAN
B.1 Angka Kematian
10 Jumlah Lahir Hidup 1,105 916 2,021 Bayi Tabel 6
11 Angka Lahir Mati (dilaporkan) 5.40 8.66 6.88 Tabel 6
12 Jumlah Bayi Mati 17 7 24 Bayi Tabel 7
13 Angka Kematian Bayi (dilaporkan) 0.00 0.00 11.88 per 1.000 KH Tabel 7
14 Jumlah Balita Mati 18 8 26 Balita Tabel 7
15 Angka Kematian Balita (dilaporkan) 0.00 0.00 12.86 per 1.000 KH Tabel 7
16 Jumlah Kematian Ibu 1 Ibu Tabel 8
17 Angka Kematian Ibu (dilaporkan) 49.48 per 100.000 KH Tabel 8
B.2 Angka Kesakitan
18 AFP Rate (non Polio) < 15 th 9.14 per 100.000 Penduduk < 15 tahun Tabel 9
19 Angka Insidens TB Paru #DIV/0! #DIV/0! 65.56 per 100.000 Penduduk Tabel 10
20 Angka Prevalensi TB Paru #DIV/0! #DIV/0! - per 100.000 Penduduk Tabel 10
21 Angka Kematian Akibat TB Paru #DIV/0! #DIV/0! - per 100.000 Penduduk Tabel 10
22 Angka Penemuan Kasus TB Paru (CDR) #DIV/0! #DIV/0! 61.38 % Tabel 11
23 Success Rate TB Paru 88.52 75.61 83.33 % Tabel 12
24 Pneumonia Balita Ditemukan dan Ditangani #REF! #REF! #REF! % Tabel 13
25 Jumlah Kasus Baru HIV 6 5 11 Kasus Tabel 14
26 Jumlah Kasus Baru AIDS 0 1 1 Kasus Tabel 14
27 Jumlah Infeksi Menular Seksual Lainnya 59 132 191 Kasus Tabel 14
28 Jumlah Kematian Karena AIDS 0 1 1 Jiwa Tabel 14
29 Donor Darah Diskrining Positif HIV 0.00 0.00 0.00 % Tabel 15
30 Persentase Diare Ditemukan dan Ditangani #DIV/0! #DIV/0! 185.08 % Tabel 16
31 Jumlah Kasus Baru Kusta (Pausi Basiler) 1 0 1 Kasus Tabel 17
32 Jumlah Kasus Baru Kusta (Multi Basiler) 4 1 5 Kasus Tabel 17
33 Angka Penemuan Kasus Baru Kusta (NCDR) 7 1 4 per 100.000 Penduduk Tabel 17
34 Persentase Kasus Baru Kusta 0-14 Tahun 0.00 0.00 0.00 % Tabel 18
35 Persentase Cacat Tingkat 2 Penderita Kusta 0.00 0.00 0.00 % Tabel 18
36 Angka Prevalensi Kusta 0.89 0.58 0.74 per 10.000 Penduduk Tabel 19
37 Penderita Kusta PB Selesai Berobat (RFT PB) 0.00 #DIV/0! 0.00 % Tabel 20
38 Penderita Kusta MB Selesai Berobat (RFT MB) 200.00 100.00 125.00 % Tabel 20
39 Jumlah Kasus Difteri 6 3 9 Kasus Tabel 21
40 Case Fatality Rate Difteri 0 % Tabel 21
41 Jumlah Kasus Pertusis 0 0 0 Kasus Tabel 21
42 Jumlah Kasus Tetanus (non Neonatorum) 1 2 3 Kasus Tabel 21
43 Case Fatality Rate Tetanus (non Neonatorum) 0 % Tabel 21
44 Jumlah Kasus Tetanus Neonatorum 0 0 0 Kasus Tabel 21
45 Case Fatality Rate Tetanus Neonatorum #DIV/0! % Tabel 21
46 Jumlah Kasus Campak 58 95 153 Kasus Tabel 22
47 Case Fatality Rate Campak 0 % Tabel 22
48 Jumlah Kasus Polio 0 0 0 Kasus Tabel 22
49 Jumlah Kasus Hepatitis B 0 0 0 Kasus Tabel 22
50 Incidence Rate DBD 55.10 58.30 56.72 per 100.000 Penduduk Tabel 23
51 Case Fatality Rate DBD 0.00 2.50 1.30 % Tabel 23
52 Angka Kesakitan Malaria (Annual Parasit Incidence ) 0.00 0.00 0.02 per 1.000 Penduduk Tabel 24
53 Case Fatality Rate Malaria 0.00 #DIV/0! 0.00 % Tabel 24
54 Angka Kesakitan Filariasis 0 0 0 per 100.000 Penduduk Tabel 25
B.3 Status Gizi
55 Bayi Baru Lahir Ditimbang 100 100 100 % Tabel 26
56 Berat Badan Bayi Lahir Rendah (BBLR) 4.52 5.46 4.95 % Tabel 26
57 Balita Gizi Baik 95.04 93.94 94.50 % Tabel 27
58 Balita Gizi Kurang 2.62 3.20 2.90 % Tabel 27
59 Balita Gizi Buruk 0.55 0.61 0.58 % Tabel 27
RESUME PROFIL KESEHATAN
ANGKA/NILAINO INDIKATOR No. Lampiran
L P L + P Satuan
ANGKA/NILAINO INDIKATOR No. Lampiran
C. UPAYA KESEHATAN
C.1 Pelayanan Kesehatan
60 Kunjungan Ibu Hamil (K1) 81 % Tabel 28
61 Kunjungan Ibu Hamil (K4) 71.41 % Tabel 28
62 Persalinan Ditolong Tenaga Kesehatan (Linakes) 81.53 % Tabel 28
63 Pelayanan Ibu Nifas 81.12 % Tabel 28
64 Ibu hamil dengan Imunisasi TT2+ 13.80 % Tabel 29
65 Ibu Hamil Mendapat Tablet Fe3 71.71 % Tabel 30
66 Bumil Risti/Komplikasi Ditangani 96.21 % Tabel 31
67 Neonatal Risti/Komplikasi Ditangani 83.75 84.13 83.94 % Tabel 31
68 Bayi Mendapat Vitamin A 89.12 93.99 91.52 % Tabel 32
69 Anak Balita Mendapat Vitamin A 92.18 100.16 95.95 % Tabel 32
70 Ibu Nifas Mendapat Vitamin A 80.16 % Tabel 32
71 Peserta KB Baru 7.30 % Tabel 35
72 Peserta KB Aktif 69.90 % Tabel 35
73 Kunjungan Neonatus 1 (KN 1) 90.13 81.72 86.00 % Tabel 36
74 Kunjungan Neonatus 3 kali (KN Lengkap) 83.22 81.46 82.36 % Tabel 36
75 Kunjungan Bayi (minimal 4 kali) 81.70 83.12 82.40 % Tabel 37
76 Desa/Kelurahan UCI 100.00 % Tabel 38
77 Cakupan Imunisasi Campak Bayi 118.34 % Tabel 39
78 Drop-Out Imunisasi DPT1 - Campak (7.32) % Tabel 39
79 Bayi yang Diberi ASI Eksklusif 54.57 51.86 53.21 % Tabel 41
80 Pemberian MP-ASI pada Anak 6-23 Bulan dari Gakin #DIV/0! #DIV/0! 100.00 % Tabel 42
81 Cakupan Pelayanan Anak Balita (minimal 8 kali) 62.24 69.69 65.76 % Tabel 43
82 Balita Ditimbang 65.62 71.02 68.19 % Tabel 44
83 Balita Berat Badan Naik 0 0 0 % Tabel 44
84 Balita Berat Badan di Bawah Garis Merah (BGM) 1 1 1 % Tabel 44
85 Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan 100.00 100.00 100.00 % Tabel 45
86 Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD dan Setingkat 100.00 100.00 100.00 % Tabel 46
87 Cakupan Pelayanan Kesehatan Siswa SD dan Setingkat 100.00 100.00 100.00 % Tabel 47
88 Pelayanan Kesehatan Usila (60 tahun +) #DIV/0! #DIV/0! 70.43 % Tabel 48
89 Sarkes dengan Kemampuan Pelayanan Gadar Level 1 50.00 % Tabel 49
90 Desa/Kelurahan Terkena KLB Ditangani < 24 jam 100.00 % Tabel 51
91 Rasio Tumpatan/Pencabutan Gigi Tetap 3.37 3.26 3.31 Tabel 52
92 SD/MI yang Melakukan Sikat Gigi Massal 100.00 Sekolah Tabel 53
93 SD/MI yang Mendapat Pelayanan Gigi 100.00 Sekolah Tabel 53
94 Murid SD/MI Diperiksa (UKGS) 19.76 20.29 20.00 % Tabel 53
95 Murid SD/MI Mendapat Perawatan (UKGS) 323.81 296.13 78.97 % Tabel 53
96 Siswa SD dan Setingkat Mendapat Perawatan Gigi dan Mulut 323.81 296.13 78.97 % Tabel 53
C.2 Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan
97 Peserta Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Pra Bayar #DIV/0! #DIV/0! 57.40 % Tabel 55
98Penduduk Miskin (dan Hampir Miskin) Dicakup
Askeskin/Jamkesmas#DIV/0! #DIV/0! 70.42 % Tabel 56
99Pasien Maskin (dan Hampir Miskin) Mendapat Pelayanan Rawat
Jalan di Sarana Kesehatan Strata 1#DIV/0! #DIV/0! 28.01 % Tabel 56
100Pasien Maskin (dan Hampir Miskin) Mendapat Pelayanan Rawat
Jalan di Sarana Kesehatan Strata 2 dan 3#DIV/0! #DIV/0! 37.93 % Tabel 56
101Pasien Maskin (dan Hampir Miskin) Mendapat Pelayanan Rawat
Inap di Sarana Kesehatan Strata 1 - - 0.78 % Tabel 57
102Pasien Maskin (dan Hampir Miskin) Mendapat Pelayanan Rawat
Inap di Sarana Kesehatan Strata 2 dan 3#DIV/0! #DIV/0! 14.97 % Tabel 57
103 Cakupan Kunjungan Rawat Jalan 230.24 295.99 303.75 % Tabel 58
104 Cakupan Kunjungan Rawat Inap 23.33 29.61 27.05 % Tabel 58
105 Gross Death Rate (GDR) di RS 5.66 3.85 4.88 per 100.000 Pasien Keluar Tabel 59
106 Nett Death Rate (NDR) di RS 2.67 2.15 2.40 per 100.000 Pasien Keluar Tabel 59
107 Bed Occupation Rate (BOR) di RS 67.52 % Tabel 60
108 Length of Stay (LOS) di RS 4.22 Hari Tabel 60
109 Turn of Interval (TOI) di RS 2.03 Hari Tabel 60
C.3 Perilaku Hidup Masyarakat
110 Rumah Tangga ber-PHBS #DIV/0! % Tabel 61
C.4 Keadaan Lingkungan
111 Rumah Sehat 20.49 % Tabel 62
112 Rumah/Bangunan Bebas Jentik Nyamuk Aedes 88.25 % Tabel 63
113 Keluarga dengan Sumber Air Minum Terlindung 21.01 % Tabel 65
114 Keluarga Memiliki Jamban Sehat 85.81 % Tabel 66
115 Keluarga Memiliki Tempat Sampah Sehat 81.66 % Tabel 66
116 Keluarga Memiliki Pengelolaan Air Limbah Sehat 76.34 % Tabel 66
117 TUPM Sehat 62.82 % Tabel 67
118 Institusi Dibina Kesehatan Lingkungannya 60.12 % Tabel 68
L P L + P Satuan
ANGKA/NILAINO INDIKATOR No. Lampiran
D. SUMBERDAYA KESEHATAN
D.1 Sarana Kesehatan
119 Jumlah Rumah Sakit Umum 4 Tabel 70
120 Jumlah Rumah Sakit Khusus 1 Tabel 70
121 Jumlah Puskesmas Perawatan 2 Tabel 70
122 Jumlah Puskesmas non-Perawatan 1 Tabel 70
123 Jumlah Apotek 31 Tabel 70
124 Sarkes yang Memiliki Laboratorium Kesehatan 100.00 % Tabel 71
125 Sarkes yang Memiliki 4 Spesialis Dasar - % Tabel 71
126 Jumlah Posyandu 163 Posyandu Tabel 72
127 Posyandu Aktif 93.87 % Tabel 72
128 Rasio Posyandu per 100 Balita 1.41 per 100 Balita Tabel 72
129 Jumlah Desa Siaga 21 Desa Tabel 73
130 Desa Siaga Aktif 100.00 % Tabel 73
131 Jumlah Poskesdes 21 Poskesdes Tabel 73
D.2 Tenaga Kesehatan
132 Jumlah Dokter Spesialis 30 5 35 Orang Tabel 74
133 Rasio Dokter Spesialis 44.67 7.29 25.78 per 100.000 Penduduk Tabel 74
134 Jumlah Dokter Umum 31 34 65 Orang Tabel 74
135 Rasio Dokter Umum 43.19 48.10 45.67 per 100.000 Penduduk Tabel 74
136 Jumlah Dokter Gigi 1 15 16 Orang Tabel 74
137 Jumlah Bidan 10 97 107 Orang Tabel 75
138 Rasio Bidan per 100.000 Penduduk 76.61 Tabel 75
139 Jumlah Perawat 118 371 489 Orang Tabel 75
140 Jumlah Tenaga Kefarmasian 23 106 129 Orang Tabel 76
141 Jumlah Tenaga Gizi 4 24 28 Orang Tabel 76
142 Jumlah Tenaga Kesmas 13 16 29 Orang Tabel 77
143 Jumlah Tenaga Sanitasi 9 8 17 Orang Tabel 77
144 Jumlah Tenaga Teknisi Medis 14 45 59 Orang Tabel 78
145 Jumlah Fisioterapis 1 4 5 Orang Tabel 78
D.3 Pembiayaan Kesehatan
146 Total Anggaran Kesehatan 110,323,724,112.90 Rupiah Tabel 79
147 APBD Kesehatan Terhadap APBD Kabupaten/Kota 14.19 % Tabel 79
148 Anggaran Kesehatan Perkapita 812,643.91 Rupiah Tabel 79
TABEL 1
LUAS WILAYAH, JUMLAH KECAMATAN, DESA/KELURAHAN, JUMLAH PENDUDUK, JUMLAH RUMAH TANGGA,
DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KECAMATAN
KOTA BLITAR
TAHUN 2013
(km 2) per km 2
1 2 3 4 5 6 7 8 9 = 7/8 10 = 7/3
1 Sukorejo 9.92 0 7 7 44,953 13,662 3.29 4,531.55
2 Kepanjenkidul 10.50 0 7 7 42,533 12,883 3.30 4,050.76
3 Sananwetan 12.15 0 7 7 48,273 15,175 3.18 3,973.09
JUMLAH KABUPATEN/KOTA 32.57 0 21 21 135,759 41,720 3.25 4,168.22
Sumber:
- Angka Sementara Proyeksi BPS
JUMLAH
RUMAH
TANGGA
KEPADATAN
PENDUDUKRATA-RATA JIWA
/ RUMAH
TANGGA
LUAS
WILAYAH JUMLAH
PENDUDUK
JUMLAH
NO KECAMATANKELURAHAN DESA+KEL.DESA
TABEL 2
JUMLAH PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN, KELOMPOK UMUR,
RASIO BEBAN TANGGUNGAN, RASIO JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN
KOTA BLITAR
TAHUN 2013
JUMLAH PENDUDUK
LAKI-LAKI PEREMPUAN
< 1 1 - 4 5 - 9 10 - 14 15 - 19 20 - 24 25 - 29 30 - 34 35 - 39 40 - 44 45 - 49 50 - 54 55 - 59 60 - 64 ≥ 65 JUMLAH < 1 1 - 4 5 - 9 10 - 14 15 - 19 20 - 24 25 - 29 30 - 34 35 - 39 40 - 44 45 - 49 50 - 54 55 - 59 60 - 64 ≥ 65 JUMLAH
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 = SUM(4:18) 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 = SUM(20:34) 36 = … 37 = (19/35)*100
1 Sukorejo 44,953 429 1,593 371 1,411 0 #DIV/0! #DIV/0!
2 Kepanjenkidul 42,533 311 1,448 296 1,299 0 #DIV/0! #DIV/0!
3 Sananwetan 48,273 446 1,829 482 1,649 0 #DIV/0! #DIV/0!
JUMLAH KABUPATEN/KOTA 135,759 1,186 4,870 5,487 5,555 5,626 4,901 5,252 5,225 5,136 5,102 4,534 4,165 3,430 2,471 4,287 67,152 1,149 4,359 5,164 5,060 5,892 4,788 5,404 5,120 5,146 5,211 4,989 4,383 3,636 2,502 5,729 68,607 46.11 97.88
Sumber:
- Angka Sementara Proyeksi BPS
9,229
RASIO BEBAN
TANGGUNGAN
RASIO JENIS
KELAMINNO KECAMATAN
JUMLAH
PENDUDUK
TABEL 3
JUMLAH PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN DAN KELOMPOK UMUR
KOTA
TAHUN
JUMLAH PENDUDUK
LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI +
PEREMPUAN
1 2 3 4 5 = 3+4
1 < 1 1,186 1,149 2,335
2 1 - 4 4,870 4,359 9,229
3 5 - 9 5,487 5,164 10,651
4 10 - 14 5,555 5,060 10,615
5 15 - 19 5,626 5,892 11,518
6 20 - 24 4,901 4,788 9,689
7 25 - 29 5,252 5,404 10,656
8 30 - 34 5,225 5,120 10,345
9 35 - 39 5,136 5,146 10,282
10 40 - 44 5,102 5,211 10,313
11 45 - 49 4,534 4,989 9,523
12 50 - 54 4,165 4,383 8,548
13 55 - 59 3,430 3,636 7,066
14 60 - 64 2,471 2,502 4,973
15 ≥ 65 4,287 5,729 10,016
67,227 68,532 135,759
Sumber:
- Angka Sementara Proyeksi BPS
BLITAR
2013
JUMLAH
NOKELOMPOK UMUR
(TAHUN)
KOTA BLITAR
TAHUN 2013
JUMLAH MELEK HURUF % JUMLAH MELEK HURUF % JUMLAH MELEK HURUF %
1 2 3 4 5 = (4/3)*100 6 7 8 = (7/6)*100 9 = 3+6 10 = 4+7 11 = (10/9)*100
1 Sukorejo #DIV/0! #DIV/0! 0 0 #DIV/0!
2 Kepanjenkidul #DIV/0! #DIV/0! 0 0 #DIV/0!
3 Sananwetan #DIV/0! #DIV/0! 0 0 #DIV/0!
100 97.75 97.75 100 96.57 96.57 200 194.32 97.16
- Susenas 2012 (BPS)
Sumber:
LAKI-LAKI PEREMPUANNO
JUMLAH KABUPATEN/KOTA
TABEL 4
PERSENTASE PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS YANG MELEK HURUF MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN
KECAMATAN
JUMLAH PENDUDUK USIA 10 KE ATAS
LAKI-LAKI + PEREMPUAN
TABEL 5
JUMLAH PENDUDUK LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN BERUSIA 10 TAHUN KE ATAS
MENURUT TINGKAT PENDIDIKAN TERTINGGI YANG DITAMATKAN DAN KECAMATAN
KOTA BLITAR
TAHUN 2013
LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI + PEREMPUAN
TIDAK/
BELUM
PERNAH
SEKOLAH
TIDAK/
BELUM
TAMAT
SD/MI
SD/MI SMP/ MTsSMA/ SMK/
MA
AK/
DIPLOMAUNIVERSITAS JUMLAH
TIDAK/
BELUM
PERNAH
SEKOLAH
TIDAK/
BELUM
TAMAT
SD/MI
SD/MI SMP/ MTsSMA/ SMK/
MA
AK/
DIPLOMAUNIVERSITAS JUMLAH
TIDAK/ BELUM
PERNAH
SEKOLAH
TIDAK/
BELUM
TAMAT
SD/MI
SD/MI SMP/ MTsSMA/ SMK/
MA
AK/
DIPLOMAUNIVERSITAS JUMLAH
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 = SUM(3:9) 11 12 13 14 15 16 17 18 = SUM(11:17) 19 = 3+11 20 = 4+12 21 = 5+13 22 = 6+14 23 = 7+15 24 = 8+16 25 = 9+17 26 = SUM(19:25)
1 Sukorejo 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 Kepanjenkidul 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 Sananwetan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
JUMLAH KABUPATEN/KOTA 1.03 14.35 24.42 20.40 31.58 8.22 0.00 100.00 2.84 15.15 20.30 22.66 28.40 10.65 0.00 100.00 1.96 14.75 22.32 21.55 29.96 9.46 0.00 100.00
- Susenas 2012 (BPS)
Ket : Data AK/ Diploma = termasuk universitas
Sumber:
NO KECAMATAN
TABEL 8
JUMLAH KEMATIAN IBU MENURUT KELOMPOK UMUR DAN KECAMATAN
KOTA BLITAR
TAHUN 2013
JUMLAH KEMATIAN IBU
< 20 Thn 20-34 Thn ≥35 Thn JUMLAH < 20 Thn 20-34 Thn ≥35 Thn JUMLAH < 20 Thn 20-34 Thn ≥35 Thn JUMLAH < 20 Thn 20-34 Thn ≥35 Thn JUMLAH
1 2 3 4 5 6 7 8 = 5+6+7 9 10 11 12 = 9+10+11 13 14 15 16 = 13+14+15 17 = 5+9+13 18 = 6+10+14 19 = 7+11+15 20 = 17+18+19
1 Sukorejo Karangsari 733 0 0 0 0 0 0 0
2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 581 0 0 0 0 0 0 0
3 Sananwetan Sananwetan 707 0 0 1 1 0 1 0 1
JUMLAH KABUPATEN/KOTA 2,021 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1
ANGKA KEMATIAN IBU (DILAPORKAN) 49.48
Sumber:
- Seksi KIA & Kespro
Keterangan:
- Jumlah kematian ibu = jumlah kematian ibu hamil + jumlah kematian ibu bersalin + jumlah kematian ibu nifas
- Angka Kematian Ibu (dilaporkan) tersebut di atas belum bisa menggambarkan AKI yang sebenarnya di populasi
KEMATIAN IBU BERSALIN KEMATIAN IBU NIFAS JUMLAH KEMATIAN IBU NONAMA
PUSKESMAS
JUMLAH LAHIR
HIDUPKEMATIAN IBU HAMILKECAMATAN
TABEL 6
KOTA BLITAR
TAHUN 2013
1 2 3 4 5 6 = 4+5 7 8 9 = 7+8 10 = 4+7 11 = 5+8 12 = 10+11
1 Sukorejo Karangsari 383 2 385 350 1 351 733 3 736
2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 312 1 313 269 2 271 581 3 584
3 Sananwetan Sananwetan 410 3 413 297 5 302 707 8 715
JUMLAH KABUPATEN/KOTA 1,105 6 1,111 916 8 924 2,021 14 2,035
ANGKA LAHIR MATI (DILAPORKAN) 5.40 8.66 6.88
Sumber:
- Seksi KIA & Kespro
Keterangan : Angka Lahir Mati (dilaporkan) tersebut di atas belum tentu menggambarkan Angka Lahir Mati yang sebenarnya di populasi
HIDUP
NOHIDUP +
MATI
KECAMATAN
MATI
JUMLAH KELAHIRAN
HIDUP +
MATI
JUMLAH KELAHIRAN MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN
MATIHIDUP +
MATI
LAKI-LAKI LAKI-LAKI + PEREMPUAN
HIDUP MATI
NAMA
PUSKESMASHIDUP
PEREMPUAN
TABEL 7
JUMLAH KEMATIAN BAYI DAN BALITA MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN
KOTA BLITAR
TAHUN 2013
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 = 4+7 11 = 5+8
1 Sukorejo Karangsari 3 1 4 2 0 2 5 1
2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 7 0 7 1 1 2 8 1
3 Sananwetan Sananwetan 7 0 7 4 0 4 11 0
JUMLAH KABUPATEN/KOTA 17 1 18 7 1 8 24 2
11.88 0.99
Sumber:
- Seksi KIA & Kespro
Keterangan : Angka Kematian (dilaporkan) tersebut di atas belum tentu menggambarkan AKB/AKABA yang sebenarnya di populasi
ANGKA KEMATIAN (DILAPORKAN)
BAYI BALITA
LAKI - LAKI + PEREMPUAN
BAYI ANAK
BALITA
LAKI - LAKINO KECAMATAN
NAMA
PUSKESMAS
JUMLAH KEMATIAN
PEREMPUAN
BALITA ANAK
BALITABAYI
ANAK
BALITA
JUMLAH KEMATIAN BAYI DAN BALITA MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN
12 = 6+9
6
9
11
26
12.86
LAKI - LAKI + PEREMPUAN
BALITA
JUMLAH KEMATIAN
TABEL 9
KOTA BLITAR
TAHUN 2013
NO KECAMATANNAMA
PUSKESMAS
JUMLAH PENDUDUK
<15 TAHUN
JUMLAH KASUS AFP
(NON POLIO)
AFP RATE (NON
POLIO)
1 2 3 4 5 6 = (5/4)*100000
1 Sukorejo Karangsari 11,299 0 0.00
2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 8,940 2 22.37
3 Sananwetan Sananwetan 12,591 1 7.94
JUMLAH KABUPATEN/KOTA 32,830 3 9.14
Sumber:
- .Seksi PSE
Keterangan:
Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja Puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
Jumlah kolom 4 = jumlah penduduk < 15 tahun pada Tabel 3
JUMLAH KASUS AFP (NON POLIO) DAN AFP RATE (NON POLIO) MENURUT KECAMATAN
TABEL 10
KOTA BLITAR
TAHUN 2013
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 = 4+5 7 8 9 = 7+8
1 Sukorejo Karangsari 44,953 14 11 25
2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 42,533 5 7 12
3 Sananwetan Sananwetan 48,273 31 21 52
JUMLAH KABUPATEN/KOTA 0 0 135,759 50 39 89 0 0 0 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! 0.00 0 0 0
ANGKA INSIDENS PER 100.000 PENDUDUK #DIV/0! #DIV/0! 65.56 KEMATIAN PER 100.000 PENDUDUK #DIV/0! #DIV/0! 0.00
Sumber:
- Seksi P2M
Keterangan:
Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja Puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
Jumlah kolom 6 = jumlah kolom 7 pada Tabel 1
JUMLAH KASUS BARU TB PARU DAN KEMATIAN AKIBAT TB PARU MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN
JUMLAH KASUS TB PARUPREVALENSI (PER
100.000 PENDUDUK)
JUMLAH KEMATIAN AKIBAT
TB PARUNOJUMLAH PENDUDUK
KECAMATANNAMA
PUSKESMASKASUS BARU KASUS LAMA
KASUS BARU +
KASUS LAMA
TABEL 10 A
KOTA BLITAR
TAHUN 2013
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 = 4+5 7 8 9 = 7+8 10 11 12 = 10+11 13 = 7+10 14 = 10+11 15 = 13+1416 = (13/4)
* 100000
17 = (14/5)
* 100000
18 = (15/6)
* 10000019 20
21 =
19+20
1 Sukorejo Karangsari 44,953 14 11 25 13 6 19 27 17 44 #DIV/0! #DIV/0! 97.88 2 2 4
2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 42,533 5 7 12 9 6 15 14 13 27 #DIV/0! #DIV/0! 63.48 1 0 1
3 Sananwetan Sananwetan 48,273 31 21 52 42 40 82 73 61 134 #DIV/0! #DIV/0! 277.59 2 1 3
JUMLAH KABUPATEN/KOTA 0 0 135,759 50 39 89 64 52 116 114 91 205 #DIV/0! #DIV/0! 151.00 5 3 8
Sumber: Seksi P2M
Keterangan:
Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja Puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
Jumlah kolom 6 = jumlah kolom 7 pada Tabel 1
JUMLAH KASUS BARU TB DAN KEMATIAN PENDERITA TB MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN
NO KECAMATANNAMA
PUSKESMAS
JUMLAH PENDUDUK
JUMLAH KASUS BARU TB CASE NOTIFICATION RATE (PER
100.000 PENDUDUK)
JUMLAH KEMATIAN
PENDERITA TBKASUS BARU BTA +KASUS BARU BT A - Ro +
Dan EPTOTAL KASUS BARU TB
TABEL 11
JUMLAH KASUS DAN ANGKA PENEMUAN KASUS TB PARU BTA+ MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN
KOTA BLITAR
TAHUN 2013
L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 = 11+10 14 1516 = (12/6)
* 100
1 Sukorejo Karangsari 48 14 11 25 52.08
2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 46 5 7 12 26.09
3 Sananwetan Sananwetan 51 31 21 52 101.96
JUMLAH KABUPATEN/KOTA 0 0 145 0 0 0 50 39 89 #DIV/0! #DIV/0! 61.38
Sumber:
- Seksi P2M
Keterangan:
Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja Puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
KECAMATAN
TB PARU
ANGKA PENEMUAN KASUS (CDR)BTA (+)NONAMA
PUSKESMAS
JUMLAH PERKIRAAN KASUS BARUKLINIS
TABEL 11A
JUMLAH SUSPEK DAN KASUS TB SERTA ANGKA PENEMUAN KASUS TB PARU BTA+ MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN
KOTA BLITAR
TAHUN 2013
L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 = 7+8 10 11 12 = 10+11 13 1415 = (12/6) *
100
1 Sukorejo Karangsari 48 200 176 376 14 11 25 52.08
2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 46 50 44 94 5 7 12 26.09
3 Sananwetan Sananwetan 52 400 313 713 31 21 52 100.00
JUMLAH KABUPATEN/KOTA 0 0 146 650 533 1,183 50 39 89 #DIV/0! #DIV/0! 60.96
Sumber:
- Seksi P2M
Keterangan:
Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja Puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
NO KECAMATANNAMA
PUSKESMAS
JUMLAH PERKIRAAN KASUS BARU
TB PARU
SUSPEK BTA (+) ANGKA PENEMUAN KASUS (CDR)
TABEL 12
JUMLAH KASUS DAN KESEMBUHAN TB PARU BTA+ MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN
KOTA BLITAR
TAHUN 2013
L P L + P
JUMLAH JUMLAH JUMLAH JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % L P L+P
1 2 3 4 5 6 = 4+5 78 = (7/4) *
1009
10 = (9/5)
* 10011
12 = (11/6)
* 10013
14 = (13/4)
* 10015
16 = (15/5)
* 10017
18 =
(17/6) *
100
19 =
((7+13)/4)
* 100
20 =
((9+15)/5)
* 100
21 =
((11+17)/6)
* 100
1 Sukorejo Karangsari 11 7 18 11 100.00 7 100.00 18 100.00 1 9.09 1 14.29 2 11.11 109.09 114.29 111.11
2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 3 7 10 2 66.67 7 100.00 9 90.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00 66.67 100.00 90.00
3 Sananwetan Sananwetan 47 27 74 37 78.72 16 59.26 53 71.62 3 6.38 0 0.00 3 4.05 85.11 59.26 75.68
JUMLAH KABUPATEN/KOTA 61 41 102 50 81.97 30 73.17 80 78.43 4 6.56 1 2.44 5 4.90 88.52 75.61 83.33
Sumber:
- Seksi P2M
Keterangan:
Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja Puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
L + P
KESEMBUHAN
L L + P
PENGOBATAN LENGKAP
L P
TB PARU
KECAMATANNONAMA
PUSKESMAS
BTA (+) DIOBATI ANGKA KESUKSESAN
(SUCCESS RATE/SR)P
TABEL 13
PENEMUAN KASUS PNEUMONIA BALITA MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN
KOTA BLITAR
TAHUN 2013
L P L+P L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 = 4+57 = 10% *
4
8 = 10% *
5
9 = 10% *
610
11 = (10/7)
* 10012
13 = (12/8)
* 10014
15 = (14/9) *
100
1 Sukorejo Karangsari 2,022 1,782 3,804 202.20 178.20 380.40 40 19.78 46 25.81 86 22.61
2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 1,759 1,595 3,354 175.90 159.50 335.40 38 21.60 34 21.32 72 21.47
3 Sananwetan Sananwetan 2,275 2,131 4,406 227.50 213.10 440.60 51 22.42 40 18.77 91 20.65
JUMLAH KABUPATEN/KOTA 6,056 5,508 11,564 605.60 550.80 1,156.40 129 21.30 120 21.79 249 21.53
Sumber:
- Seksi P2M
Keterangan:
Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja Puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
NO KECAMATANNAMA
PUSKESMAS
JUMLAH BALITA
PNEUMONIA PADA BALITA
JUMLAH PERKIRAAN
PENDERITA
PENDERITA DITEMUKAN DAN DITANGANI
L P L + P
TABEL 14
KOTA BLITAR
TAHUN 2013
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 = 4+5 7 8 9 = 7+8 10 11 12 = 10+11 13 14 15 = 13+14
1 Sukorejo Karangsari 3 1 4 0 0 0 0 2 2 0 0 0
2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 0 1 1 0 0 0 1 1 2 0 0 0
3 Sananwetan Sananwetan 3 3 6 0 1 1 58 129 187 0 1 1
JUMLAH KABUPATEN/KOTA 6 5 11 0 1 1 59 132 191 0 1 1
Sumber:
- Seksi P2M
Keterangan:
Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja Puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
KECAMATAN
JUMLAH KEMATIAN AKIBAT
AIDS
JUMLAH KASUS BARU HIV, AIDS, DAN INFEKSI MENULAR SEKSUAL LAINNYA MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN
NAMA
PUSKESMAS
INFEKSI MENULAR SEKSUAL
LAINNYAA I D S
JUMLAH KASUS BARU
NO H I V
TABEL 15
KOTA BLITAR
TAHUN 2013
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 = 3+4 67 = (6/3) *
1008
9 = (8/4) *
10010
11 = (10/5)
* 10012
13 = (12/6)
* 10014
15 = (14/8)
* 10016
17 =
(16/10) *
100
1 UTD PMI 2,815 3,035 5,850 2,815 100.00 3,035 100.00 5,850 100.00
JUMLAH KABUPATEN/KOTA 2,815 3,035 5,850 2,815 100.00 3,035 100.00 5,850 100.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00
Sumber:
- UTD PMI Kota Blitar
PERSENTASE DONOR DARAH DISKRINING TERHADAP HIV MENURUT JENIS KELAMIN
NO UNIT TRANSFUSI DARAH
DONOR DARAH
SAMPEL DARAH DIPERIKSA
L P
POSITIF HIV
L + P L P L + PJUMLAH PENDONOR
TABEL 16
KASUS DIARE YANG DITANGANI MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN
KOTA BLITAR
TAHUN 2013
L P L+P L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 = 4+57 = 10% *
214/1000 * 4
8 = 10% *
214/1000 * 5
9 = 10% *
214/1000 * 610
11 = (10/7)
* 10012
13 = (12/8)
* 10014 = 10+12
15 = (14/9)
* 100
1 Sukorejo Karangsari 0 0 44,953 962 1,540 160.08
2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 0 0 42,533 910 1,660 182.38
3 Sananwetan Sananwetan 0 0 48,273 1,033 2,177 210.74
JUMLAH KABUPATEN/KOTA 0 0 135,759 0 0 2,905 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 5,377 185.08
Sumber:
- Seksi P2M
KECAMATANP L + PL
NONAMA
PUSKESMAS
JUMLAH PENDUDUK
DIARE
JUMLAH PERKIRAAAN KASUSDIARE DITANGANI
TABEL 17
JUMLAH KASUS BARU KUSTA MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN
KOTA BLITAR
TAHUN 2013
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 = 4+5 7 8 9 = 7+8 10= 4+7 11 = 5+8 12 = 6+9 13 14 15 = 13+14 16 17 18 = 16+17 19 = 13+16 20 = 14+17 21 = 15+18 22 = 10+19 23 = 11+20 24 = 12+21
1 Sukorejo Karangsari 0 1 0 1 1 0 1 0 2 0 2 2 0 2 3 0 3
2 Kepanjenkidul Kepanjenkidu
l0 0 0 0 0 0 1 1 2 1 1 2 1 1 2
3 Sananwetan Sananwetan 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1
JUMLAH KABUPATEN/KOTA 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 4 1 5 4 1 5 5 1 6
ANGKA PENEMUAN KASUS BARU (NCDR/NEW CASE DETECTION RATE ) PER 100.000 PENDUDUK 7.45 1.46 4.42
Sumber:
- Seksi P2M
NONAMA
PUSKESMAS
Pausi Basiler (PB) / Kusta kering
0-14 TAHUN ≥ 15 TAHUN
KASUS BARU
PB + MBMulti Basiler (MB) / Kusta Basah
JUMLAHKECAMATAN
0-14 TAHUN ≥ 15 TAHUN JUMLAH
TABEL 18
KOTA BLITAR
TAHUN 2013
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 = 4+5 78 = (7/4) *
1009
10 = (9/5)
* 10011
12 = (11/6)
* 10013
14 = (13/4)
* 10015
16 = (15/5)
* 100
17 =
13+15
18 = (17/6)
* 100
1 Sukorejo Karangsari 3 0 3 0 0.00 0 #DIV/0! 0 0.00 0 0.00 0 #DIV/0! 0 0.00
2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 1 1 2 0 0.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00
3 Sananwetan Sananwetan 1 0 1 0 0.00 0 #DIV/0! 0 0.00 0 0.00 0 #DIV/0! 0 0.00
JUMLAH KABUPATEN/KOTA 5 1 6 0 0.00 0 0.00 0 0.00 0.00 0.00 0 0.00
Sumber:
- Seksi P2M
NONAMA
PUSKESMAS
KASUS BARU KUSTA 0-14 TAHUN DAN CACAT TINGKAT 2 MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN
PENDERITA KUSTAPENDERITA KUSTA 0-14 TAHUN
L P L+PKECAMATAN
P L+P
CACAT TINGKAT 2
KASUS BARU
L
TABEL 19
JUMLAH KASUS DAN ANGKA PREVALENSI PENYAKIT KUSTA MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN
KOTA BLITAR
TAHUN 2013
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 = 4+5 7 8 9 = 7+8 10 = 4+7 11 = 5+8 12 = 6+9
1 Sukorejo Karangsari 1 0 1 2 2 4 3 2 5
2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 1 0 1 1 2 3 2 2 4
3 Sananwetan Sananwetan 0 0 0 1 0 1 1 0 1
JUMLAH KABUPATEN/KOTA 2 0 2 4 4 8 6 4 10
ANGKA PREVALENSI PER 10.000 PENDUDUK 0.89 0.58 0.74
Sumber:
- Seksi P2M
NONAMA
PUSKESMAS
KASUS TERCATAT
PB MB JUMLAHKECAMATAN
TABEL 20
PERSENTASE PENDERITA KUSTA SELESAI BEROBAT MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN
KOTA BLITAR
TAHUN 2013
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 = 4+5 78 = (7/4) *
1009
10 = (9/5) *
10011 = 7+9
12 = (11/6)
* 10013 14
15 =
13+1416
17 = (16/13)
* 10018
19 = (18/14)
* 100
20 =
16+18
21 = (20/15)
* 100
1 Sukorejo Karangsari 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 2 2 0 #DIV/0! 2 100.00 2 100.00
2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 1 0 1 0 0.00 0 #DIV/0! 0 0.00 1 1 2 1 100.00 1 100.00 2 100.00
3 Sananwetan Sananwetan 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 0 0 1 #DIV/0! 0 #DIV/0! 1 #DIV/0!
JUMLAH KABUPATEN/KOTA 1 0 1 0 0.00 0 #DIV/0! 0 0.00 1 3 4 2 200.00 3 100.00 5 125.00
Sumber:
- Seksi P2M
Keterangan : Penderita PB tahun X - 1, Penderita MB tahun X - 2
2012
PENDERITA PB PENDERITA MBNO
NAMA
PUSKESMAS
RFT PB
L + PKECAMATAN
KUSTA (PB) KUSTA (MB)
L + P
RFT MB
L PL P 2011
TABEL 21
JUMLAH KASUS PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI (PD3I) MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN
KOTA BLITAR
TAHUN 2013
JUMLAH KASUS PD3I
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 = 4+5 7 8 9 10 = 8+9 11 12 13 = 11+12 14 15 16 17 = 15+16 18
1 Sukorejo Karangsari 3 1 4 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 2 2 4 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 Sananwetan Sananwetan 1 0 1 0 0 0 0 1 2 3 0 0 0 0 0
JUMLAH KABUPATEN/KOTA 6 3 9 0 0 0 0 1 2 3 0 0 0 0 0
CASE FATALITY RATE (%) 0.00 0.00 #DIV/0!
Sumber:
- Seksi PSE
PERTUSISNONAMA
PUSKESMAS
DIFTERI
JUMLAH KASUSMENINGGAL
KECAMATANJUMLAH KASUS
MENINGGAL
TETANUS (NON NEONATORUM) TETANUS NEONATORUM
JUMLAH KASUSMENINGGAL
TABEL 22
KOTA BLITAR
TAHUN 2013
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 = 4+5 7 8 9 10 = 8+9 11 12 13 = 11+12 14 15 16 = 14+15
1 Sukorejo Karangsari 21 38 59 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1
2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 11 13 24 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 Sananwetan Sananwetan 26 44 70 0 0 0 0 0 0 0 1 1 2
JUMLAH KABUPATEN/KOTA 58 95 153 0 0 0 0 0 0 0 1 2 3
CASE FATALITY RATE (%) 0.00
Sumber:
- Seksi PSE
JUMLAH KASUS PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI (PD3I) MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN
CAMPAK
JUMLAH KASUSMENINGGAL
POLIO
JUMLAH KASUS PD3I
HEPATITIS KLINISHEPATITIS BNONAMA
PUSKESMASKECAMATAN
TABEL 23
JUMLAH KASUS DBD MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN
KOTA BLITAR
TAHUN 2013
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 = 4+5 7 8 9 = 7+8 10 = (7/4) * 100 11 = (8/5) * 100 12 = (9/6) * 100
1 Sukorejo Karangsari 13 10 23 0 0 0 0.00 0.00 0.00
2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 10 15 25 0 0 0 0.00 0.00 0.00
3 Sananwetan Sananwetan 14 15 29 0 1 1 0.00 6.67 3.45
JUMLAH KABUPATEN/KOTA 37 40 77 0 1 1 0.00 2.50 1.30
INCIDENCE RATE PER 100.000 PENDUDUK 55.10 58.30 56.72
Sumber:
- Seksi P2M
Keterangan:
Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja Puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
NO MENINGGAL CFR (%)JUMLAH KASUSNAMA PUSKESMAS
DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD)
KECAMATAN
TABEL 24
KOTA BLITAR
TAHUN 2013
MALARIA
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 = 4+5 7 8 9 = 7+8 10 11 12 = 10+1113 =
10/(4+7) *
100
14 =
11/(5+8) *
100
15 =
12/(6+9) *
100
1 Sukorejo Karangsari 1 0 1 0 0 0 0.00 #DIV/0! 0.00
2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 0 0 0 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
3 Sananwetan Sananwetan 2 0 2 0 0 0 0.00 #DIV/0! 0.00
JUMLAH KABUPATEN/KOTA 0 0 0 3 0 3 0 0 0 0.00 #DIV/0! 0.00
ANGKA KESAKITAN (API) PER 1.000 PENDUDUK 0.00 0.00 0.02
Sumber:
- Seksi P2M
KESAKITAN DAN KEMATIAN AKIBAT MALARIA MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN
PENDERITA
DENGAN PEMERIKSAAN
SEDIAAN DARAH (positif)
TANPA PEMERIKSAAN SEDIAAN
DARAH
NONAMA
PUSKESMASCFRMENINGGAL KECAMATAN
TABEL 24A
KOTA BLITAR
TAHUN 2013
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 = 5+6 8 9 10 = 8+9 11=8/5*100 12 = 9/6 * 10013=10/7*1
00
14=7/4*10
00
1 Sukorejo Karangsari 0 1 0 1 0 0 0 0.00 #DIV/0! 0.00 #DIV/0!
2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 0 0 0 0 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
3 Sananwetan Sananwetan 0 2 0 2 0 0 0 0.00 #DIV/0! 0.00 #DIV/0!
JUMLAH KABUPATEN/KOTA 0 3 0 3 0 0 0 0.00 #DIV/0! 0.00 #DIV/0!
Sumber:
- Seksi P2M
KESAKITAN DAN KEMATIAN AKIBAT MALARIA MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN
MENINGGAL CFR
MALARIA
APINO KECAMATAN
NAMA
PUSKESMAS DENGAN PEMERIKSAAN
SEDIAAN DARAH (positif)
PENDUDUK
BERESIKO
PENDERITA
TABEL 25
PENDERITA FILARIASIS DITANGANI MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN
KOTA BLITAR
TAHUN 2013
L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 = 4+5 7 8 9 = 7+8
1 Sukorejo Karangsari 0 0 0 0 0 0
2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 0 0 0 0 0 0
3 Sananwetan Sananwetan 0 0 0 0 0 0
JUMLAH KABUPATEN/KOTA 0 0 0 0 0 0
ANGKA KESAKITAN PER 100.000 PENDUDUK (KAB/KOTA) 0.00 0.00 0.00
Sumber:
- Seksi PSE
JUMLAH SELURUH KASUSKASUS BARU DITEMUKANNONAMA
PUSKESMAS
PENDERITA FILARIASIS
KECAMATAN
TABEL 26
KOTA BLITAR
TAHUN 2013
L P L + P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 = 4+5 78 = (7/4) *
1009
10 = (9/5) *
10011 = 7+9
12 = (11/6) *
10013
14 = (13/7) *
10015
16 = (15/9) *
10017 = 13+15
18 = (17/11)
* 100
1 Sukorejo Karangsari 383 350 733 383 100 350 100.00 733 100.00 20 5.22193211 15 4.29 35 4.77
2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 312 269 581 312 100.00 269 100.00 581 100.00 17 5.45 7 2.60 24 4.13
3 Sananwetan Sananwetan 410 297 707 410 100.00 297 100.00 707 100.00 13 3.17 28 9.43 41 5.80
JUMLAH KABUPATEN/KOTA 1,105 916 2,021 1,105 100.00 916 100.00 2,021 100.00 50 4.52 50 5.46 100 4.95
Sumber:
- Seksi KIA & Kespro
L
BAYI BARU LAHIR DITIMBANG
PNONAMA
PUSKESMASKECAMATAN
BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN
P LL + P L + P
BBLRJUMLAH LAHIR HIDUP
TABEL 27
STATUS GIZI BALITA MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN
KOTA BLITAR
TAHUN 2013
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH
1 2 3 4 5 6 = 4+5 78 = (7/4) *
1009
10 = (9/5) *
10011 = 7+9
12 = (11/6)
* 10013
14 = (13/4)
* 10015
16 = (15/5)
* 10017 = 13+15
18 = (17/6)
* 10019
20 = (19/4)
* 10021
22 = (21/5)
* 10023 = 19+21
24 = (23/6)
* 10025
26 = (25/4)
* 10027
28 = (27/5)
* 100
29 =
25+27
1 Sukorejo Karangsari 1,277 1,227 2,504 35 2.74 28 2.28 63 2.52 1,184 92.72 1,130 92.09 2,314 92.41 51 3.99 59 4.81 110 4.39 8 0.63 10 0.81 18
2 Kepanjenkidul Kepanjenkidu
l1,024 1,049 2,073 25 2.44 26 2.48 51 2.46 994 97.07 984 93.80 1,978 95.42 18 1.76 19 1.81 37 1.78 4 0.39 4 0.38 8
3 Sananwetan Sananwetan 1,673 1,636 3,309 28 1.67 18 1.10 46 1.39 1,599 95.58 1,561 95.42 3,160 95.50 35 2.09 47 2.87 82 2.48 10 0.60 10 0.61 20
JUMLAH KABUPATEN/KOTA 3,974 3,912 7,886 88 2.21 72 1.84 160 2.03 3,777 95.04 3,675 93.94 7,452 94.50 104 2.62 125 3.20 229 2.90 22 0.55 24 0.61 46
Sumber:
- Seksi Gizi & ARU
KECAMATANL PPL
GIZI KURANG (BERAT BADAN KURANG)
L+P L
GIZI LEBIH (BERAT BADAN LEBIH)
L+PPNO
NAMA
PUSKESMAS
BALITA DITIMBANG
BALITA
GIZI BAIK (BERAT BADAN NORMAL) GIZI BURUK (BERAT BADAN SANGAT KURANG)
L+PL+P PL
TABEL 28
MENURUT KECAMATAN
BLITAR
2013
JUMLAH K1 % K4 % JUMLAHDITOLONG
NAKES% JUMLAH
MENDAPAT
YANKES%
1 2 3 4 56 = (5/4) *
1007
8 = (7/4) *
1009 10
11 = (10/9) *
10012 13
14 = (13/12)
* 100
1 Sukorejo Karangsari 911 676 74.20 613 67.29 869 735 84.58 869 733 84.35
2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 735 645 87.76 584 79.46 702 582 82.91 702 579 82.48
3 Sananwetan Sananwetan 963 800 83.07 666 69.16 919 713 77.58 919 708 77.04
JUMLAH KABUPATEN/KOTA 2,609 2,121 81.30 1,863 71.41 2,490 2,030 81.53 2,490 2,020 81.12
Sumber:
- Seksi KIA & Kespro
*Data Sasaran
IBU NIFAS
CAKUPAN KUNJUNGAN IBU HAMIL, PERSALINAN DITOLONG TENAGA KESEHATAN, DAN PELAYANAN KESEHATAN IBU NIFAS
KOTA
TAHUN
IBU BERSALINNAMA
PUSKESMASNO
IBU HAMIL
KECAMATAN
TABEL 29
PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI TT PADA IBU HAMIL MENURUT KECAMATAN
KOTA BLITAR
TAHUN 2013
TT-1 TT-2 TT-3 TT-4 TT-5 TT2+
JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 56 = (5/4) *
1007
8 = (7/4) *
1009
10 = (9/4) *
10011
12 = (11/4)
* 10013
14 = (13/4)
* 10015
16 = (15/4)
* 100
1 Sukorejo Karangsari 911 0 0.00 0 0.00 9 0.99 66 7.24 181 19.87 256 28.10
2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 735 2 0.27 0 0.00 2 0.27 8 1.09 10 1.36 20 2.72
3 Sananwetan Sananwetan 963 1 0.10 4 0.42 15 1.56 29 3.01 36 3.74 84 8.72
JUMLAH KABUPATEN/KOTA 2,609 3 0.11 4 0.15 26 1.00 103 3.95 227 8.70 360 13.80
Sumber:
- Seksi PSE
*Data Sasaran
IMUNISASI TETANUS TOKSOID PADA IBU HAMILJUMLAH IBU
HAMILNO
NAMA
PUSKESMASKECAMATAN
TABEL 30
KOTA BLITAR
TAHUN 2013
FE1 (30 TABLET) FE3 (90 TABLET)
JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 = (5/4) * 100 7 8 = (7/4) * 100
1 Sukorejo Karangsari 911 654 71.79 608 66.74
2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 735 641 87.21 593 80.68
3 Sananwetan Sananwetan 963 794 82.45 670 69.57
JUMLAH KABUPATEN/KOTA 2,609 2,089 80.07 1,871 71.71
Sumber:
- Seksi Gizi & ARU
*Data Sasaran
JUMLAH
IBU HAMILNO PUSKESMASKECAMATAN
JUMLAH IBU HAMIL YANG MENDAPATKAN TABLET FE1 DAN FE3
MENURUT KECAMATAN
TABEL 31
KOTA BLITAR
TAHUN 2013
S % L P L + P L P L + P S % S % S %
1 2 3 4 5 = 20% * 4 67 = (6/5) *
1008 9 10 = 8+9
11 = 15% *
8
12 = 15% *
9
13 = 15% *
1014
15 = (14/11)
* 10016
17 = (16/12)
* 10018 = 14+16
19 = (18/13)
* 100
1 Sukorejo Karangsari 911 182 144 79.03 429 371 800 64 56 120 38 59.05 41 73.674753 79 65.83
2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 735 147 185 125.85 311 296 607 47 44 91 47 100.75 39 87.84 86 94.45
3 Sananwetan Sananwetan 963 193 173 89.82 446 482 928 67 72 139 64 95.67 65 89.90 129 92.67
JUMLAH KABUPATEN/KOTA 2,609 522 502 96.21 1,186 1,149 2,335 178 172 350 149 83.75 145 84.13 294 83.94
Sumber:
- Seksi KIA & Kespro
*Data Sasaran
SASARAN BAYI20%
JUMLAH IBU
HAMIL
15% SASARAN BAYI
NEONATAL RISTI/KOMPLIKASI DITANGANI
L + PL P
KOMPLIKASI KEBIDANAN
DITANGANIKECAMATAN
JUMLAH DAN PERSENTASE KOMPLIKASI KEBIDANAN DAN NEONATAL RISIKO TINGGI/KOMPLIKASI DITANGANI
MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN
NONAMA
PUSKESMAS
JUMLAH IBU
HAMIL
TABEL 32
KOTA BLITAR
TAHUN 2013
BAYI ANAK BALITA (1-4 TAHUN) IBU NIFAS
L P L+P S % S % S % L P L+P S % S % S % S %
1 2 3 4 5 6 = 4+5 78 = (7/4) *
1009
10 = (9/5) *
10011 =7+9
12 = (11/6) *
10013 14 15 =13+14 16
17 = (16/13)
* 10018
19 = (18/14)
* 10020 =16+18
21 = (20/15)
* 10022 23
24 = (23/22)
* 100
1 Sukorejo Karangsari 429 371 800 264 61.5 305 82.2 569 71.13 1,593 1,411 3,004 2047 128.50 2003 141.96 4,050 134.82 869 733 84.35
2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 311 296 607 424 136.3 406 137.2 830 136.74 1,448 1,299 2,747 792 54.70 726 55.89 1,518 55.26 702 553 78.77
3 Sananwetan Sananwetan 446 482 928 369 82.7 369 76.6 738 79.53 1,829 1,649 3,478 1650 90.21 1637 99.27 3,287 94.51 919 710 77.26
JUMLAH KABUPATEN/KOTA 1,186 1,149 2,335 1,057 89.1 1,080 94.0 2,137 91.52 4,870 4,359 9,229 4489 92.18 4366 100.16 8,855 95.95 2,490 1,996 80.16
Sumber:
- Seksi Gizi & ARU
*Data Sasaran
CAKUPAN PEMBERIAN VITAMIN A PADA BAYI, ANAK BALITA, DAN IBU NIFAS MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN
L P L + P
BAYI 6-11 BULAN MENDAPAT VIT A
VIT A
MENDAPAT JUMLAH
L PNO
NAMA
PUSKESMAS JUMLAHL + PJUMLAH
MENDAPAT VIT A 2XKECAMATAN
TABEL 33
KOTA BLITAR
TAHUN 2013
PESERTA KB AKTIF
MKJP
IUD % MOP % MOW % IM PLAN % JUMLAH % SUNTIK % PIL % KON DOM %OBAT
VAGINA%
LAIN
NYA% JUMLAH %
1 2 3 45 = (4/26)
* 1006
7 = (6/26)
* 1008
9 = (8/26)
* 10010
11 = (10/26)
* 100
12 =
4+6+8+10
13 = (12/26)
* 10014
15 = (14/26)
* 10016
17 = (16/26)
* 10018
19 = (18/26)
* 10020
21 = (20/26)
* 10022
23 = (22/26)
* 100
24 =
14+16+18+20
+22
25 = (24/26)
* 10026 = 12+24 27 = 13+25
1 Sukorejo Karangsari 2,179 42.35 30 0.58 297 5.77 807 15.69 3,313 64.39 1,070 20.80 401 7.79 361 7.02 0 0.00 0 0.00 1,832 35.61 5,145 100.0
2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 1,828 37.09 93 1.89 236 4.79 332 6.74 2,489 50.51 1,528 31.01 769 15.60 142 2.88 0 0.00 0 0.00 2,439 49.49 4,928 100.0
3 Sananwetan Sananwetan 968 18.95 47 0.92 100 1.96 84 1.64 1,199 23.47 2,510 49.13 1,229 24.06 171 3.35 0 0.00 0 0.00 3,910 76.53 5,109 100.0
JUMLAH KABUPATEN/KOTA 4,975 32.77 170 1.12 633 4.17 1,223 8.06 7,001 46.11 5,108 33.65 2,399 15.80 674 4.44 0 0.00 0 0.00 8,181 53.89 15,182 100.0
Sumber:
- Seksi KIA & Kespro
Keterangan: MKJP = Metode Kontrasepsi Jangka Panjang
PROPORSI PESERTA KB AKTIF MENURUT JENIS KONTRASEPSI MENURUT KECAMATAN
MKJP + NON
MKJP
% MKJP +
NON MKJP
NONAMA
PUSKESMAS
NON MKJPKECAMATAN
TABEL 34
KOTA BLITAR
TAHUN 2013
PESERTA KB BARU
MKJP
IUD % MOP % MOW % IMPLAN % JUMLAH % SUNTIK % PIL % KONDOM % %LAIN
NYA% JUMLAH %
1 2 3 45 = (4/26)
* 1006
7 = (6/26)
* 1008
9 = (8/26)
* 10010
11 = (10/26)
* 100
12 =
4+6+8+10
13 = (12/26) *
10014
15 =
(14/26) *
100
1617 = (16/26)
* 10018
19 =
(18/26) *
100
21 = (20/26)
* 10022
23 = (22/26)
* 100
24 =
14+16+18+20
+22
25 =
(24/26) *
100
26 = 12+24 27 = 13+25
1 Sukorejo Karangsari 139 24.65 22 3.90 57 10.11 110 19.50 328 58.16 150 26.60 49 8.69 37 6.56 0.00 0 0.00 236 41.84 564 100.00
2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 41 13.40 32 10.46 25 8.17 31 10.13 129 42.16 110 35.95 55 17.97 12 3.92 0.00 0 0.00 177 57.84 306 100.00
3 Sananwetan Sananwetan 173 24.16 21 2.93 54 7.54 18 2.51 266 37.15 313 43.72 87 12.15 50 6.98 0.00 0 0.00 450 62.85 716 100.00
JUMLAH KABUPATEN/KOTA 353 22.26 75 4.73 136 8.58 159 10.03 723 45.59 573 36.13 191 12.04 99 6.24 0.00 0 0.00 863 54.41 1,586 100.00
Sumber:
- Seksi KIA & Kespro
Keterangan: MKJP = Metode Kontrasepsi Jangka Panjang
PROPORSI PESERTA KB BARU MENURUT JENIS KONTRASEPSI MENURUT KECAMATAN
NON MKJPMKJP + NON
MKJP
% MKJP +
NON MKJP
NONAMA
PUSKESMASKECAMATAN
TABEL 35
JUMLAH PESERTA KB BARU DAN KB AKTIF MENURUT KECAMATAN
KOTA BLITAR
TAHUN 2013
PESERTA KB BARU
JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 = (5/4) * 100 7 8 = (7/4) * 100
1 Sukorejo Karangsari 7,200 564 7.83 5,145 71.46
2 Kepanjenkidul Kepanjenkidu
l7,188 306 4.26 4,928 68.56
3 Sananwetan Sananwetan 7,333 716 9.76 5,109 69.67
JUMLAH KABUPATEN/KOTA 21,721 1,586 7.30 15,182 69.90
Sumber:
- Seksi KIA & Kespro
*Data Sasaran
PESERTA KB AKTIFJUMLAH PUSNO
NAMA
PUSKESMASKECAMATAN
TABEL 36
CAKUPAN KUNJUNGAN NEONATUS MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN
KOTA BLITAR
TAHUN 2013
L P L + P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 = 4+5 78 = (7/4) *
1009
10 = (9/5)
* 10011 = 7++9
12 = (11/6)
* 10013
14 = (13/4)
* 10015
16 = (15/5)
* 10017 = 13+15
18 = (17/6)
* 100
1 Sukorejo Karangsari 429 371 800 380 88.58 347 93.53 727 90.88 334 77.86 319 85.98 653 81.63
2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 311 296 607 307 98.71 272 91.89 579 95.39 278 89.39 294 99.32 572 94.23
3 Sananwetan Sananwetan 446 482 928 382 85.65 320 66.39 702 75.65 375 84.08 323 67.01 698 75.22
JUMLAH KABUPATEN/KOTA 1,186 1,149 2,335 1,069 90.13 939 81.72 2,008 86.00 987 83.22 936 81.46 1,923 82.36
Sumber:
- Seksi KIA & Kespro
*Data Sasaran
KUNJUNGAN NEONATUS 3 KALI (KN LENGKAP)
P L + PL
KUNJUNGAN NEONATUS 1 KALI (KN1)
LJUMLAH BAYI
NONAMA
PUSKESMASP L + PKECAMATAN
TABEL 37
CAKUPAN KUNJUNGAN BAYI MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN
KOTA BLITAR
TAHUN 2013
L P L + P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 = 4+5 7 8 = (7/4) * 100 9 10 = (9/5) * 100 11 = 7+9 12 = (11/6) * 100
1 Sukorejo Karangsari 429 371 800 322 75.06 326 87.87 648 81.00
2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 311 296 607 298 95.82 264 89.19 562 92.59
3 Sananwetan Sananwetan 446 482 928 349 78.25 365 75.73 714 76.94
JUMLAH PROVINSI 1,186 1,149 2,335 969 81.70 955 83.12 1,924 82.40
Sumber:
- Seksi KIA & Kespro
*Data Sasaran
P L + PLNO NAMA PUSKESMASJUMLAH BAYI
KUNJUNGAN BAYI (MINIMAL 4 KALI)
KECAMATAN
TABEL 38
KOTA BLITAR
TAHUN 2013
1 2 3 4 5 6 = (5/4) * 100
1 Sukorejo Karangsari 7 7 100.00
2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 7 7 100.00
3 Sananwetan Sananwetan 7 7 100.00
JUMLAH KABUPATEN/KOTA 21 21 100.00
Sumber:
- Seksi PSE
CAKUPAN DESA/KELURAHAN UCI MENURUT KECAMATAN
% DESA/KEL UCINONAMA
PUSKESMASJUMLAH DESA/KEL DESA/KEL UCI KECAMATAN
TABEL 39
CAKUPAN IMUNISASI DPT, HB, DAN CAMPAK PADA BAYI MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN
KOTA BLITAR
TAHUN 2013
BAYI DIIMUNISASI
DPT1+HB1 DPT3+HB3 CAMPAK
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 = 4+5 78 = (7/4) *
1009
10 = (9/5) *
10011 = 7+9
12 = (11/6) *
10013
14 = (13/4) *
10015
16 = (15/5) *
10017 = 13+15
18 = (17/6) *
10019
20 = (19/4) *
10021
22 = (21/5) *
10023 = 19+21
24 = (23/6) *
100
25 = (7-19) / 7
* 100
26 = (9-21) / 9
* 10027 = 25+26
1 Sukorejo Karangsari 375 363 738 391 104.27 361 99.45 752 101.90 413 110.13 390 107.44 803 108.81 471 125.60 432 119.01 903 122.36 -20.46 -19.67 -20.08
2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 304 289 593 339 111.51 335 115.92 674 113.66 338 111.18 331 114.53 669 112.82 331 108.88 297 102.77 628 105.90 2.36 11.34 6.82
3 Sananwetan Sananwetan 437 473 910 571 130.66 474 100.21 1,045 114.84 602 137.76 496 104.86 1,098 120.66 576 131.81 545 115.22 1,121 123.19 -0.88 -14.98 -7.27
JUMLAH KABUPATEN/KOTA 1,116 1,125 2,241 1,301 116.58 1,170 104.00 2,471 110.26 1,353 121.24 1,217 108.18 2,570 114.68 1,378 123.48 1,274 113.24 2,652 118.34 -5.92 -8.89 -7.32
Sumber:
- Seksi PSE
KECAMATANL + P L P L + P
NOL P
NAMA
PUSKESMAS
JUMLAH BAYI SURVIVING
(SURVIVING INFANT)L P L + P
DO RATE (%)
L P L + P
TABEL 40
CAKUPAN IMUNISASI BCG DAN POLIO PADA BAYI MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN
KOTA BLITAR
TAHUN 2013
BAYI DIIMUNISASI
BCG POLIO3
L P L+P L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 = 4+5 7 8 9 = 7+8 78 = (7/4) *
1009
10 = (9/5) *
10011 = 7+9
12 = (11/6)
* 10013
14 = (13/4)
* 10015
16 = (15/5)
* 10017 = 13+15
18 = (17/6)
* 100
1 Sukorejo Karangsari 429 371 800 375 363 738 486 113.29 423 114.02 909 113.63 395 105.33 367 101.10 762 103.25
2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 311 296 607 304 289 593 361 116.08 358 120.95 719 118.45 335 110.20 311 107.61 646 108.94
3 Sananwetan Sananwetan 446 482 928 437 473 910 596 133.63 511 106.02 1,107 119.29 589 134.78 496 104.86 1,085 119.23
JUMLAH KABUPATEN/KOTA 1,186 1,149 2,335 1,116 1,125 2,241 1,443 121.67 1,292 112.45 2,735 117.13 1,319 118.19 1,174 104.36 2,493 111.24
Sumber:
- Seksi PSE
*Data Sasaran
KECAMATAN
JUMLAH BAYI SURVIVING
(SURVIVING INFANT)NONAMA
PUSKESMAS
JUMLAH BAYI
P L + PL P L + P L
TABEL 41
JUMLAH BAYI YANG DIBERI ASI EKSKLUSIF MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN
KOTA BLITAR
TAHUN 2013
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 = 4+5 78 = (7/4) *
1009
10 = (9/5) *
10011 = 7+9
12 = (11/6)
* 100
1 Sukorejo Karangsari 350 371 721 136 38.9 139 37.5 275 38.14
2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 159 142 301 104 65.4 87 61.3 191 63.46
3 Sananwetan Sananwetan 323 322 645 214 66.3 207 64.3 421 65.27
JUMLAH KABUPATEN/KOTA 832 835 1,667 454 54.6 433 51.9 887 53.21
Sumber:
- Seksi Gizi & ARU
JUMLAH BAYI YANG DIBERI ASI EKSKLUSIF
NOJUMLAH BAYI (YANG DIPERIKSA)NAMA
PUSKESMASL P L + PKECAMATAN
TABEL 42
KOTA BLITAR
TAHUN 2013
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 = 4+5 7 8 9 = 7+810 = (7/4) *
100
11 = (8/5) *
100
12 = (9/6) *
100
1 Sukorejo Karangsari 245 245 #DIV/0! #DIV/0! 100.00
2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 250 250 #DIV/0! #DIV/0! 100.00
3 Sananwetan Sananwetan 243 243 #DIV/0! #DIV/0! 100.00
JUMLAH KABUPATEN/KOTA 0 0 738 0 0 738 #DIV/0! #DIV/0! 100.00
Sumber:
- Seksi Gizi & ARU
NO
PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI ANAK USIA 6-23 BULAN KELUARGA MISKIN
%NAMA
PUSKESMAS
ANAK 6-23 BULAN
DARI KELUARGA MISKIN MENDAPAT MP-ASI
MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN
KECAMATAN
TABEL 43
KOTA BLITAR
TAHUN 2013
ANAK BALITA (12-59 BULAN)
L P L + P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 = 4+5 7 8 = (7/4) * 100 9 10 = (9/5) * 100 11 = 7+9 12 = (11/6) * 100
1 Sukorejo Karangsari 1,593 1,411 3,004 970 60.89 965 68.39 1,935 64.41
2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 1,448 1,299 2,747 980 67.68 922 70.98 1,902 69.24
3 Sananwetan Sananwetan 1,829 1,649 3,478 1,081 59.10 1,151 69.80 2,232 64.17
JUMLAH KABUPATEN/KOTA 4,870 4,359 9,229 3,031 62.24 3,038 69.69 6,069 65.76
Sumber:
- Seksi KIA & Kespro
*Data Sasaran
CAKUPAN PELAYANAN ANAK BALITA MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN
P L + P
MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN
LNO
NAMA
PUSKESMASJUMLAHKECAMATAN
TABEL 44
JUMLAH BALITA DITIMBANG MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN
KOTA BLITAR
TAHUN 2013
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 = 4+5 78 = (7/4) *
1009
10 = (9/5)
* 10011= 7+9
12 = (11/6)
* 10013
14 = (13/7)
* 10015
16 = (15/9)
* 10017 = 13+15
18 =
(17/11) *
100
1920 = (19/7)
* 10021
22 = (21/9) *
100
23 =
19+21
24 = (23/11)
* 100
1 Sukorejo Karangsari 2,022 1,782 3,804 1,277 63.2 1,227 68.9 2,504 65.83 0.0 0.0 0 0.00 8 0.6 10 0.8 18 0.72
2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 1,759 1,595 3,354 1,024 58.2 1,049 65.8 2,073 61.81 0.0 0.0 0 0.00 4 0.4 4 0.4 8 0.39
3 Sananwetan Sananwetan 2,275 2,131 4,406 1,673 73.5 1,636 76.8 3,309 75.10 0.0 0.0 0 0.00 10 0.6 10 0.6 20 0.60
JUMLAH KABUPATEN/KOTA 6,056 5,508 11,564 3,974 65.6 3,912 71.0 7,886 68.19 0 0.0 0 0.0 0 0.00 22 0.6 24 0.6 46 0.58
Sumber:
- Seksi Gizi & ARU
*Data Sasaran
L+P
BALITA
BGM
L+P L P
D = DITIMBANG ( N + T + O + B ) BB NAIK
L PNO
NAMA
PUSKESMAS P BALITA YANG ADA
LL+PKECAMATAN
TABEL 44A
JUMLAH BALITA DITIMBANG MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN
KOTA BLITAR
TAHUN 2013
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 = 4+5 78 = (7/4) *
1009
10 = (9/5)
* 10011= 7+9
12 = (11/6)
* 10013
14 = (13/7)
* 10015
16 = (15/9)
* 10017 = 13+15
18 =
(17/11) *
100
1920 = (19/7)
* 10021
22 = (21/9) *
100
23 =
19+21
24 = (23/11)
* 100
1 Sukorejo Karangsari 2,022 1,782 3,804 1,097 54.3 1,053 59.1 2,150 56.52 811 73.9 773 73.4 1,584 73.67 0.0 0.0 0 0.00
2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 1,759 1,595 3,354 993 56.5 997 62.5 1,990 59.33 957 96.4 963 96.6 1,920 96.48 0.0 0.0 0 0.00
3 Sananwetan Sananwetan 2,275 2,131 4,406 1,490 65.5 1,468 68.9 2,958 67.14 1,159 77.8 1,137 77.5 2,296 77.62 0.0 0.0 0 0.00
JUMLAH KABUPATEN/KOTA 6,056 5,508 11,564 3,580 59.1 3,518 63.9 7,098 61.38 2,927 81.8 2,873 81.7 5,800 81.71 0 0.0 0 0.0 0 0.00
Sumber:
- Seksi Gizi & ARU
*Data Sasaran
NO KECAMATANNAMA
PUSKESMAS
BALITA
BALITA YANG ADAD' = DITIMBANG ( N + T ) BB NAIK BGM
L P L+PL+P L P L+P L P
TABEL 45
CAKUPAN BALITA GIZI BURUK YANG MENDAPAT PERAWATAN MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN
KOTA BLITAR
TAHUN 2013
BALITA GIZI BURUK
L P L+P S % S % S %
1 2 3 4 5 6 = 4+5 78 = (7/4) *
1009
10 = (9/5) *
10011 = 7+9
12 = (11/6)
* 100
1 Sukorejo Karangsari 4 1 5 4 100.0 1 100.0 5 100.00
2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 0 2 2 0 #DIV/0! 2 100.0 2 100.00
3 Sananwetan Sananwetan 2 2 4 2 100.0 2 100.0 4 100.00
JUMLAH KABUPATEN/KOTA 6 5 11 6 100.0 5 100.0 11 100.00
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
- Seksi Gizi & ARU
P L + P
MENDAPAT PERAWATANNO
NAMA
PUSKESMAS LJUMLAH (KASUS)KECAMATAN
TABEL 46
KOTA BLITAR
TAHUN 2013
MURID KELAS 1 SD DAN SETINGKAT
L P L + P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 = 4+5 7 8 = (7/4) * 100 9 10 = (9/5) * 100 11 = 7+9 12 = (11/6) * 100
1 Sukorejo Karangsari 447 403 850 447 100.00 403 100.00 850 100.00
2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 502 472 974 502 100.00 472 100.00 974 100.00
3 Sananwetan Sananwetan 677 634 1,311 677 100.00 634 100.00 1,311 100.00
JUMLAH KABUPATEN/KOTA 1,626 1,509 3,135 1,626 100.00 1,509 100.00 3,135 100.00
CAKUPAN PENJARINGAN KESEHATAN SISWA SD & SETINGKAT 100.00 100.00 100.00
Sumber:
- Seksi Gizi & ARU
CAKUPAN PENJARINGAN KESEHATAN SISWA SD & SETINGKAT MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN
NONAMA
PUSKESMASJUMLAH
MENDAPAT PENJARINGAN KESEHATAN
L P L + PKECAMATAN
TABEL 47
KOTA BLITAR
TAHUN 2013
MURID SD DAN SETINGKAT
L P L + P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 = 4+5 7 8 = (7/4) * 100 9 10 = (9/5) * 100 11 = 7+9 12 = (11/6) * 100
1 Sukorejo Karangsari 2,138 1,842 3,980 2,138 100.00 1,842 100.00 3,980 100.00
2 Kepanjenkidul Kepanjenkidu
l2,792 2,596 5,388 2,792 100.00 2,596 100.00 5,388 100.00
3 Sananwetan Sananwetan 3,662 3,473 7,135 3,662 100.00 3,473 100.00 7,135 100.00
JUMLAH KABUPATEN/KOTA 8,592 7,911 16,503 8,592 100.00 7,911 100.00 16,503 100.00
Sumber:
- Seksi Gizi & ARU
NONAMA
PUSKESMAS
CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN SISWA SD DAN SETINGKAT MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN
P L + PJUMLAH
MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN
LKECAMATAN
TABEL 48
KOTA BLITAR
TAHUN 2013
L P L+P L % P % L+P %
1 2 3 4 5 6 = 4+5 78 = (7/4) *
1009
10 = (9/5)
* 10011 = 7+9
12 = (11/6)
* 100
1 Sukorejo Karangsari 13,399 6,258 #DIV/0! 7,689 #DIV/0! 13,947 104.09
2 Kepanjenkidul Kepanjenkidu
l11,482 2,071 #DIV/0! 3,391 #DIV/0! 5,462 47.57
3 Sananwetan Sananwetan 14,952 2,880 #DIV/0! 5,767 #DIV/0! 8,647 57.83
JUMLAH KABUPATEN/KOTA 0 0 39,833 11,209 #DIV/0! 16,847 #DIV/0! 28,056 70.43
Sumber:
- Seksi Gizi & ARU
JUMLAH MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN
PRA LANSIA DAN LANSIA (60TAHUN+)
CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN PRA LANSIA DAN LANSIA MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN
NONAMA
PUSKESMASKECAMATAN
TABEL 49
JUMLAH %
1 2 3 4 5 = (4/3) * 100
1 RUMAH SAKIT UMUM 4 4 100.00
2 RUMAH SAKIT JIWA 0 0 #DIV/0!
3 RUMAH SAKIT KHUSUS LAINNYA 1 1 100.00
4 PUSKESMAS PERAWATAN 2 0 -
5 SARANA YANKES.LAINNYA 3 0 -
JUMLAH KABUPATEN/KOTA 10 5 50.00
Sumber:
- Seksi Yankesdas
PERSENTASE SARANA KESEHATAN DENGAN KEMAMPUAN PELAYANAN GAWAT DARURAT (GADAR) LEVEL
I
KOTA BLITAR
TAHUN 2013
NO SARANA KESEHATAN JUMLAH SARANA
MEMPUNYAI KEMAMPUAN YAN. GADAR
LEVEL I
TABEL 50
JUMLAH PENDERITA DAN KEMATIAN PADA KLB MENURUT JENIS KLB
KOTA BLITAR
TAHUN 2013
YANG TERSERANG
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
1 Difteri 3 6 47,068 6 3 9 #DIV/0! #DIV/0! 0.02 0 0 0 - - -
2 AFP 2 2 17,006 3 0 3 #DIV/0! #DIV/0! 0.02 0 0 0 - #DIV/0! -
3 Keracunan makanan 1 1 6,007 1 8 9 #DIV/0! #DIV/0! 0.15 0 0 0 - - -
Sumber:
- Seksi PSE
1 #REF!
2 #REF!
PERSENTASE SARANA KESEHATAN DENGAN KEMAMPUAN PELAYANAN GAWAT DARURAT (GADAR)
DI PROPINSI JAWA TIMUR
TAHUN 2009
NO KABUPATEN/KOTA
JUMLAH DESA
CFR (%)NO
JENIS KEJADIAN LUAR
BIASA
ATTACK RATE (%)JUMLAH PENDERITA JUMLAH KEMATIANJUMLAH PENDUDUK
TERANCAMJUMLAH KEC
TABEL 51
DESA/KELURAHAN TERKENA KLB YANG DITANGANI < 24 JAM MENURUT KECAMATAN
KOTA BLITAR
TAHUN 2013
JUMLAH
RATA2 KEJADIAN
DESA/KELURAHAN
KLB PER JUMLAH
DESA/KELURAHAN
DITANGANI <24
JAM%
1 2 3 4 5 6 = 5/4 7 8 = (7/5) * 100
1 Sukorejo Karangsari 7 3 0.43 3 100.00
2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 7 3 0.43 3 100.00
3 Sananwetan Sananwetan 7 2 0.29 2 100.00
JUMLAH KABUPATEN/KOTA 21 8 0.38 8 100.00
Sumber:
- Seksi PSE
DESA/KELURAHAN TERKENA KLB
NONAMA
PUSKESMAS
JUMLAH
DESA/KELURAHANKECAMATAN
TABEL 52
KOTA BLITAR
TAHUN 2013
PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT
L P L + P L P L + P L P L + P
1 2 3 4 5 6 = 4+5 7 8 9 = 7+8 10 = 4/7 11 = 5/8 12 = 6/9
1 Sukorejo Karangsari 214 370 584 62 79 141 3.45 4.68 4.14
2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 151 103 254 102 109 211 1.48 0.94 1.20
3 Sananwetan Sananwetan 438 424 862 74 87 161 5.92 4.87 5.35
JUMLAH KABUPATEN/KOTA 803 897 1,700 238 275 513 3.37 3.26 3.31
Sumber:
- Seksi Yansus
PENCABUTAN GIGI TETAPRASIO TUMPATAN/
PENCABUTAN
PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN
NONAMA
PUSKESMASTUMPATAN GIGI TETAPKECAMATAN
TABEL 53
PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA ANAK SD DAN SETINGKAT MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN
KOTA BLITAR
TAHUN 2013
L P L + P L % P % L + P
1 2 3 4 5 6 = (5/4) * 100 7 8 = (7/4) * 100 9 10 11 = 9+10 12 13 = (12/9) * 100 1415 = (14/10) *
10016 = 12+14
1 Sukorejo Karangsari 22 22 100.00 22 100.00 3,873 2,877 6,750 877 22.64 673 23.39 1,550
2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 24 24 100.00 24 100.00 2,730 2,033 4,763 463 16.96 433 21.30 896
3 Sananwetan Sananwetan 25 25 100.00 25 100.00 2,384 2,152 4,536 436 18.29 327 15.20 763
JUMLAH KABUPATEN/KOTA 71 71 100.00 71 100.00 8,987 7,062 16,049 1,776 19.76 1,433 20.29 3,209
Sumber:
- Seksi Yansus
JUMLAH SD/MI
MENDAPAT YAN.
GIGI
%KECAMATAN
%
MURID SD/MI DIPERIKSANO
NAMA
PUSKESMAS
JUMLAH MURID SD/MI
UKGS (PROMOTIF DAN PREVENTIF)
JUMLAH SD/MI
JUMLAH SD/MI
DGN SIKAT GIGI
MASSAL
PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA ANAK SD DAN SETINGKAT MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN
% L P L + P L % P % L + P %
17 = (16/11) *
10018 19 20 = 18+19 21
22 = (21/18) *
10023 24 = (23/19) * 100 25 = 21+23
26 = (25/20) *
100
22.96 811 92 903 284 35.02 3,176 3,452.17 599 66.33
18.81 213 322 535 769 361.03 235 72.98 912 170.47
16.82 282 800 1,082 3,176 1,126.24 184 23.00 479 44.27
20.00 1,306 1,214 2,520 4,229 323.81 3,595 296.13 1,990 78.97
MURID SD/MI DIPERIKSA PERLU PERAWATAN MENDAPAT PERAWATAN
UKGS (PROMOTIF DAN PREVENTIF)
TABEL 54
KOTA BLITAR
TAHUN 2013
PENYULUHAN KESEHATAN
JUMLAH SELURUH
KEGIATAN
PENYULUHAN
KELOMPOK
JUMLAH KEGIATAN
PENYULUHAN MASSA
1 2 3 4 5
1 Sukorejo Karangsari 219
2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 1,667
3 Sananwetan Sananwetan 1,450
SUB JUMLAH I - PUSKESMAS 3,336 0
SUB JUMLAH II - DINAS KESEHATAN 1
SUB JUMLAH III - RUMAH SAKIT
JUMLAH KABUPATEN/KOTA 3,336 1
Sumber:
- Seksi Promosi Kesehatan & UKBM
JUMLAH KEGIATAN PENYULUHAN KESEHATAN
NO NAMA PUSKESMASKECAMATAN
TABEL 55
KOTA BLITAR
TAHUN 2013
JUMLAH PESERTA JAMINAN KESEHATAN PRA BAYAR
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 = 4+5 7 8 9 = 7+8 10 11 12 = 10+11 13 14 15 = 13+14 16 17 18 = 16+17 19 20 21 = 19+2022 =
7+10+13+16+1
9
23 =
8+11+14+17+2
0
24 =
9+12+15+18+21
25 = (22/4)
* 100
26 = (23/5)
* 100
27 = (24/6)
* 100
1 Sukorejo Karangsari 44,953 3,403 0 0 0 821 0 0 #DIV/0! #DIV/0! 0.00
2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 42,533 4,704 0 0 0 1,087 0 0 #DIV/0! #DIV/0! 0.00
3 Sananwetan Sananwetan 48,273 9,333 0 0 0 565 0 0 #DIV/0! #DIV/0! 0.00
JUMLAH KABUPATEN/KOTA 135,759 0 0 17,440 0 0 22,190 0 0 25,226 0 0 10,596 0 0 2,473 0 0 77,925
PERSENTASE KABUPATEN/KOTA 12.85 16.35 18.58 60.76 1.82 57.40 #DIV/0! #DIV/0! 57.40
Sumber:
- Seksi Yankesdas
*Data Sasaran
ASKESKIN/JAMKESMAS LAINNYA JUMLAH
CAKUPAN JAMINAN PEMELIHARAAN KESEHATAN PRA BAYAR MENURUT JENIS JAMINAN, JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN
%JUMLAH PENDUDUK
ASKESNO KECAMATANNAMA
PUSKESMAS JAMKESDAJAMSOSTEK
TABEL 56
KOTA BLITAR
TAHUN 2013
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 = 4+5 78 = (7/4) *
1009
10 = (9/5) *
10011 = 7+9
12 = (11/6) *
10013
14 = (13/4) *
10015
16 = (15/5) *
10017 = 13+15
18 = (17/6) *
10019
20 = (19/4) *
10021
22 = (21/5) *
10023 = 19+21
24 = (23/6) *
100
1 Sukorejo Karangsari 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 540 #DIV/0! 728 #DIV/0! 1,268 #DIV/0!
2 Kepanjenkidul Kepanjenkidu
l0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 3,680 #DIV/0!
3 Sananwetan Sananwetan 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 1,564 #DIV/0! 3,522 #DIV/0! 5,086 #DIV/0!
4RSUD Mardi
Waluyo13,588
JUMLAH KABUPATEN/KOTA 0 0 35,822 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 25,226 70.42 #DIV/0! #DIV/0! 10,034 28.01 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 13,588 37.93
Sumber:
- Seksi Yankesdas
P L + P
PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN (PASIEN MASKIN DI SARKES STRATA 2 DAN
STRATA 3)
P
DICAKUP ASKESKIN/JAMKESMASJUMLAH YANG ADA
L LL + P L
CAKUPAN PELAYANAN RAWAT JALAN MASYARAKAT MISKIN (DAN HAMPIR MISKIN) MENURUT STRATA SARANA KESEHATAN, JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN
NONAMA
PUSKESMAS
MASYARAKAT MISKIN (DAN HAMPIR MISKIN)
MENDAPAT YANKES RAWAT JALAN
L + P
PELAYANAN KESEHATAN DASAR (PASIEN MASKIN DI SARKES STRATA 1)KECAMATAN
P
TABEL 56 A
KOTA BLITAR
TAHUN 2013
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 = 4+5 78 = (7/4)
* 1009
10 = (9/5) *
10011 = 7+9
12 = (11/6)
* 10013
14 = (13/4)
* 10015
16 = (15/5)
* 10017 = 13+15
18 = (17/6)
* 10019
20 = (19/4)
* 10021
22 = (21/5)
* 10023 = 19+21
24 = (23/6)
* 100
1 Sukorejo Karangsari 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 1,958 2,112 #DIV/0! 4,070 #DIV/0!
2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 314 #DIV/0!
3 Sananwetan Sananwetan 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 579 858 1,437 #DIV/0!
4 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 5,116
JUMLAH KABUPATEN/KOTA 0 0 35,822 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 10,596 29.58 5,821 16.25 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 5,116 14.28
Sumber:
- Seksi Yankesdas
L L + P
DICAKUP JAMKESDA
L + P
MENDAPAT YANKES RAWAT JALAN
P
CAKUPAN PELAYANAN RAWAT JALAN MASYARAKAT MISKIN (DAN HAMPIR MISKIN) MENURUT STRATA SARANA KESEHATAN, JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN
NONAMA
PUSKESMAS
MASYARAKAT MISKIN (DAN HAMPIR MISKIN)
L
YANG DICAKUP MELALUI PROGRAM JAMKESDA
P
JUMLAH YANG ADA
LL + P
KECAMATANPELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN (PASIEN MASKIN DI SARKES
STRATA 2 DAN STRATA 3)
PELAYANAN KESEHATAN DASAR (PASIEN MASKIN DI SARKES STRATA
1)
P
RSUD Mardi Waluyo
TABEL 57
KOTA BLITAR
TAHUN 2013
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 = 4+5 78 = (7/4) *
1009
10 = (9/5)
* 10011 = 7+9
12 = (11/6)
* 10013
14 = (13/4)
* 10015
16 = (15/5)
* 10017 = 13+15
18 = (17/6)
* 100
1 Sukorejo Karangsari 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!
2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 0 0 0 221 #DIV/0!
3 Sananwetan Sananwetan 0 0 0 46 #DIV/0! 11 #DIV/0! 57 #DIV/0!
4 0 0 0 5,361
JUMLAH KABUPATEN/KOTA 0 0 35,822 278 0.78 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 5,361 14.97
Sumber:
- Seksi Yankesdas
RSUD Mardi Waluyo
CAKUPAN PELAYANAN RAWAT INAP MASYARAKAT MISKIN (DAN HAMPIR MISKIN) MENURUT STRATA SARANA KESEHATAN, JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN
PELAYANAN KESEHATAN DASAR (PASIEN MASKIN DI SARKES STRATA 1)
L P L + P
PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN (PASIEN MASKIN DI SARKES STRATA 2
DAN STRATA 3)NO
NAMA
PUSKESMAS
MASYARAKAT MISKIN DAN HAMPIR MISKIN
KECAMATAN
L P L + P
JUMLAH YANG ADA
MENDAPAT YANKES RAWAT INAP
TABEL 57 A
KOTA BLITAR
TAHUN 2013
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 = 4+5 78 = (7/4) *
1009
10 = (9/5)
* 10011 = 7+9
12 = (11/6)
* 10013
14 = (13/4)
* 10015
16 = (15/5)
* 10017 = 13+15
18 =
(17/6)
* 100
1 Sukorejo Karangsari 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!
2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! 102 #DIV/0!
3 Sananwetan Sananwetan 0 0 0 65 #DIV/0! 96 #DIV/0! 161 #DIV/0!
4 0 0 0 1,053
JUMLAH KABUPATEN/KOTA 0 0 35,822 263 0.73 0 1,053 2.94
Sumber:
- Seksi Yankesdas
P L + PL
RSUD Mardi Waluyo
P L + P L
YANG DICAKUP MELALUI PROGRAM JAMKESDA
KECAMATAN
CAKUPAN PELAYANAN RAWAT INAP MASYARAKAT MISKIN (DAN HAMPIR MISKIN) MENURUT STRATA SARANA KESEHATAN, JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN
NO NAMA PUSKESMAS
MASYARAKAT MISKIN DAN HAMPIR MISKIN
JUMLAH YANG ADA
MENDAPAT YANKES RAWAT INAP
PELAYANAN KESEHATAN DASAR (PASIEN MASKIN DI SARKES STRATA 1)PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN (PASIEN MASKIN DI SARKES
STRATA 2 DAN STRATA 3)
TABEL 58
KOTA BLITAR
TAHUN 2013
JUMLAH KUNJUNGAN KUNJUNGAN GANGGUAN JIWA
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 = 3+4 6 7 8 = 6+7 9 10 11 = 9+10
1 Puskesmas Sukorejo 40,302 39,921 80,223 0 0 0 338 234 572
2 Puskesmas Kepanjenkidul 54,690 0 746 59 44 103
3 Puskesmas Sananwetan 28,502 53,132 81,634 265 303 568 308 379 687
SUB JUMLAH I - PUSKESMAS 68,804 93,053 216,547 265 303 1,314 705 657 1,362
1 RS Syuhada' Haji 4,135 5,005 9,140 2,552 2,930 5,482 11 2 13
2 RS Budi Rahayu 14,057 17,705 31,762 2,541 2,922 5,463 89 128 217
3 RS Mardi Waluyo 47,539 64,692 112,231 6,364 7,799 14,163 0 0 0
4 RSU Aminah 17,954 18,374 36,328 2,825 3,964 6,789 0 0 0
5 RSIA Aminah 2,119 4,239 6,358 1,120 2,395 3,515 0 0 0
SUB JUMLAH II - RS 85,804 110,015 195,819 15,402 20,010 35,412 100 130 230
1 BP Amalia 0 0 0
2 RB Siti Khodijah 0 0 0
3 Sarana Yankes lainnya (sebutkan) 0 0 0
4 Sarana Yankes lainnya (sebutkan) 0 0 0
SUB JUMLAH III - SARKES LAINNYA 0 0 0 0 0 0 0 0 0
JUMLAH KABUPATEN/KOTA 154,608 203,068 412,366 15,667 20,313 36,726 805 787 1,592
JUMLAH PENDUDUK KABUPATEN/KOTA 67,152 68,607 135,759 67,152 68,607 135,759
CAKUPAN KUNJUNGAN (%) 230.24 295.99 303.75 23.33 29.61 27.05
Sumber:
- Seksi Yankesdas
*Data Sasaran
NO SARANA PELAYANAN KESEHATAN
JUMLAH KUNJUNGAN RAWAT JALAN , RAWAT INAP, DAN KUNJUNGAN GANGGUAN JIWA DI SARANA PELAYANAN KESEHATAN
RAWAT JALAN RAWAT INAP JUMLAH
TABEL 59
KOTA BLITAR
TAHUN 2013
L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
1 RSUD Mardi Waluyo RS Umum 212 6,293 7,822 14,115 493 460 953 252 271 523 78.3 58.8 67.5 40.0 34.6 37.1
2 RSU Aminah RS Umum 79 2,864 4,005 6,869 76 84 160 22 35 57 26.5 21.0 23.3 7.7 8.7 8.3
3 RS Syuhada' Haji RS Umum 94 0 0 2,747 0 0 161 0 0 48 #DIV/0! #DIV/0! 58.6 #DIV/0! #DIV/0! 17.5
4 RS Budi Rahayu RS Umum 125 0 0 5,463 0 0 306 0 0 152 #DIV/0! #DIV/0! 56.0 #DIV/0! #DIV/0! 27.8
5 RSIA Aminah RS Khusus 50 1,120 2,395 3,515 13 3 16 0 0 5 11.6 1.3 4.6 - - 1.4
560 10,277 14,222 32,709 582 547 1,596 274 306 785 5.7 3.8 4.9 2.7 2.2 2.4
Sumber:
- Seksi Yankesdas
Keterangan: a termasuk rumah sakit swasta
b Jenis rumah sakit RS umum atau RS khusus, untuk RS khusus sebutkan jenis kekhususannya (RS Jiwa, RS TB Paru, RS Kusta, dll)
NO NAMA RUMAH SAKITa
JUMLAH
TEMPAT
TIDUR
ANGKA KEMATIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT
JUMLAH KABUPATEN/KOTA
GDR NDRJENIS RS
bPASIEN KELUAR MATI
PASIEN KELUAR
(HIDUP + MATI)
PASIEN KELUAR MATI
≥ 48 JAM DIRAWAT
TABEL 60
KOTA BLITAR
TAHUN 2013
PASIEN KELUAR
(HIDUP + MATI)
PASIEN KELUAR
MATI
PASIEN KELUAR
MATI ≥ 48 JAM
DIRAWAT
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 RSUD Mardi Waluyo RS Umum 212 14,115 953 523 70,687 56,931 91.4 5.0 0.5
2 RSU Aminah RS Umum 79 6,869 160 57 20,426 23,346 70.8 3.0 1.2
3 RS Syuhada' Haji RS Umum 94 2,747 161 48 14,594 17,829 42.5 5.3 7.2
4 RS Budi Rahayu RS Umum 125 5,463 306 152 20,624 20,663 45.2 3.8 4.6
5 RSIA Aminah RS Khusus 50 3,515 16 5 11,686 8,158 64.0 3.3 1.9
560 32709 1596 785 138,017 67.5 4.2 2.0
Sumber:
- Seksi Yankesdas
Keterangan: a termasuk rumah sakit swasta
b Jenis rumah sakit RS umum atau RS khusus, untuk RS khusus sebutkan jenis kekhususannya (RS Jiwa, RS TB Paru, RS Kusta, dll)
JUMLAH HARI
PERAWATAN
LAMA
DIRAWATBOR LOS TOI
JUMLAH KABUPATEN/KOTA
INDIKATOR KINERJA PELAYANAN DI RUMAH SAKIT
NO NAMA RUMAH SAKITa
JENIS RSb
JUMLAH
TEMPAT
TIDUR
JUMLAH PASIEN
TABEL 61
KOTA BLITAR
TAHUN 2013
JUMLAHJUMLAH
DIPANTAU% DIPANTAU BER PHBS %
1 2 3 4 5 6 = (5/4) * 100 7 8 = (7/5) * 100
1 Sukorejo Karangsari 13,662 3,000 21.96 1,127 37.57
2 Kepanjenkidul Kepanjenkidu
l12,987 3,500 26.95 1,382 39.49
3 Sananwetan Sananwetan 15,175 4,586 30.22 1,776 38.73
JUMLAH KABUPATEN/KOTA 41,824 11,086 26.51 4,285 38.65
Sumber:
- Seksi Promosi Kesehatan & UKBM
RUMAH TANGGA
NONAMA
PUSKESMAS
PERSENTASE RUMAH TANGGA BERPERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT MENURUT KECAMATAN
KECAMATAN
TABEL 62
KOTA BLITAR
TAHUN 2013
JUMLAH YANG
ADA
JUMLAH YANG
DIBINA/DIPERIKSA% DIBINA/DIPERIKSA
JUMLAH YANG
SEHAT
% RUMAH
SEHAT
1 2 3 4 5 6 = (5/4) * 100 7 8 = (7/4) * 100
1 Sukorejo Karangsari 12,964 2,363 18.23 1,778 13.71
2 Kepanjenkidul
Kepanjenkidu
l 8,742 3,503 40.07 3,189 36.48
3 Sananwetan Sananwetan 13,432 2,901 21.60 2,233 16.62
JUMLAH KABUPATEN/KOTA 35,138 8,767 24.95 7,200 20.49
- Seksi PL & Lab Kes
Sumber:
PERSENTASE RUMAH SEHAT MENURUT KECAMATAN
NONAMA
PUSKESMAS
RUMAH
KECAMATAN
TABEL 63
KOTA BLITAR
TAHUN 2013
RUMAH/BANGUNAN DIPERIKSA
JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 = (5/4) * 100 7 8 = (7/5) * 100
1 Sukorejo Karangsari 12,964 2,363 18.23 2,214 93.69
2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 8,742 3,503 40.07 3,197 91.26
3 Sananwetan Sananwetan 13,432 2,901 21.60 2,326 80.18
JUMLAH KABUPATEN/KOTA 35,138 8,767 24.95 7,737 88.25
Sumber:
- Seksi Kesling & Lab Kes
PERSENTASE RUMAH/BANGUNAN BEBAS JENTIK NYAMUK AEDES MENURUT KECAMATAN
RUMAH/BANGUNAN BEBAS JENTIK
NONAMA
PUSKESMAS
JUMLAH
RUMAH/BANGUNAN
YANG ADA
KECAMATAN
TABEL 64
KOTA BLITAR
TAHUN 2013
JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 56 = (5/4) *
1007
8 = (7/4) *
1009
10 = (9/4) *
10011
12 = (11/4) *
10013
14 = (13/4) *
10015
16 = (15/4) *
10017
18 = (17/4) *
10019
20 = (19/4) *
100
21 =
7+9+11+13+15+17+19
22 = (21/4) *
100
1 Sukorejo Karangsari 13,662 2,363 17.30 0 0.00 376 2.75 198 1.45 1,789 13.09 0 0.00 0 0.00 0 0.00 2,363 17.30
2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 12,883 3,503 27.19 0 0.00 547 4.25 43 0.33 2,913 22.61 0 0.00 0 0.00 0 0.00 3,503 27.19
3 Sananwetan Sananwetan 15,175 2,901 19.12 0 0.00 238 1.57 112 0.74 2,551 16.81 0 0.00 0 0.00 0 0.00 2,901 19.12
JUMLAH KABUPATEN/KOTA 41,720 8,767 21.01 0 0.00 1,161 2.78 353 0.85 7,253 17.38 0 0.00 0 0.00 0 0.00 8,767 21.01
Sumber:
- Seksi PL & Lab Kes
SGL MATA AIRNAMA
PUSKESMAS
JUMLAH
KELUARGA YANG
ADA
JUMLAH KELUARGA
DIPERIKSA SUMBER
AIR BERSIHNYA
%
KELUARGA
DIPERIKSA
KECAMATANNO
PERSENTASE KELUARGA MENURUT JENIS SARANA AIR BERSIH YANG DIGUNAKAN PER KECAMATAN
KEMASAN JUMLAH
JENIS SARANA AIR BERSIH
LEDENG SPT PAH LAINNYA
TABEL 65
KOTA BLITAR
TAHUN 2013
JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 56 = (5/4) *
1007
8 = (7/4) *
1009
10 = (9/4) *
10011
12 = (11/4)
* 10013
14 = (13/4)
* 10015
16 = (15/4)
* 10017
18 = (17/4)
* 10019
20 = (19/4)
* 10021
22 = (21/4)
* 10023
24 = (23/4)
* 10025
26 = (25/4)
* 10027
28 = (27/4)
* 100
29 =
5+7+9+11+13
+15+17
30 = (29/4)
* 100
1 Sukorejo Karangsari 13,662 213 1.56 330 2.42 218 1.60 0 0.00 150 1.10 1,452 10.63 0 0.00 0 0.00 390 2.85 0 0.00 0 0.00 0 0.00 2,363 17.30
2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 12,883 361 2.80 274 2.13 170 1.32 0 0.00 609 4.73 2,089 16.22 0 0.00 0 0.00 97 0.75 0 0.00 0 0.00 0 0.00 3,503 27.19
3 Sananwetan Sananwetan 15,175 422 2.78 325 2.14 103 0.68 0 0.00 233 1.54 1,818 11.98 0 0.00 0 0.00 1,131 7.45 0 0.00 0 0.00 0 0.00 2,901 19.12
JUMLAH KABUPATEN/KOTA 41,720 996 2.39 929 2.23 491 1.18 0 0.00 992 2.38 5,359 12.85 0 0.00 0 0.00 1,618 3.88 0 0.00 0 0.00 0 0.00 8,767 21.01
Sumber:
- Seksi PL & Lab Kes
MATA AIR TAK
TERLINDUNGAIR SUNGAIAIR HUJANLEDING METERAN LEDING ECERAN POMPA SUMUR TERLINDUNG
SUMUR TAK
TERLINDUNG
MATA AIR
TERLINDUNGKECAMATAN
PERSENTASE KELUARGA MENURUT SUMBER AIR MINUM YANG DIGUNAKAN PER KECAMATAN
NONAMA
PUSKESMAS
JUMLAH KELUARGA
DIPERIKSA SUMBER AIR
MINUMNYA
AIR KEMASAN LAIN-LAINAIR ISI ULANG
SUMBER AIR MINUM KELUARGAKELUARGA DENGAN SUMBER
AIR MINUM TERLINDUNG
TABEL 66
KOTA BLITAR
TAHUN 2013
JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 56 = (5/4)
* 1007
8 = (8/7)
* 1009
10 = (9/7)
* 10011
12 = (11/5)
* 10013
14 = (13/4) *
10015
16 = (15/13)
* 10017
18 = (17/15)
* 10019
20 = (19/4)
* 10021
22 = (21/19)
* 10023
24 = (23/21) *
100
1 Sukorejo Karangsari 13,662 2,363 17.30 2,363 100.00 2,056 87.01 2,056 87.01 2,363 17.30 2,363 100.00 1,721 72.83 2,363 17.30 2,363 100.00 1,702 72.03
2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 12,883 3,503 27.19 3,503 100.00 3,016 86.10 3,016 86.10 3,503 27.19 3,503 100.00 3,085 88.07 3,503 27.19 3,503 100.00 2,873 82.02
3 Sananwetan Sananwetan 15,175 2,901 19.12 2,901 100.00 2,451 84.49 2,451 84.49 2,901 19.12 2,901 100.00 2,353 81.11 2,901 19.12 2,901 100.00 2,118 73.01
JUMLAH KABUPATEN/KOTA 41,720 8,767 21.01 8,767 100.00 7,523 85.81 7,523 85.81 8,767 21.01 8,767 100.00 7,159 81.66 8,767 21.01 8,767 100.00 6,693 76.34
Sumber:
- Seksi PL & Lab Kes
PERSENTASE KELUARGA DENGAN KEPEMILIKAN SARANA SANITASI DASAR MENURUT KECAMATAN
NO SEHATKELUARGA MEMILIKISEHAT BERDASARKAN KK
DIPERIKSA
JAMBAN TEMPAT SAMPAH
KELUARGA DIPERIKSA KELUARGA MEMILIKIKECAMATANNAMA
PUSKESMAS
JUMLAH
KELUARGA
PENGELOLAAN AIR LIMBAH
KELUARGA MEMILIKI SEHATKELUARGA DIPERIKSA KELUARGA DIPERIKSASEHAT BERDASARKAN KK
MEMILIKI
TABEL 67
KOTA BLITAR
TAHUN 2013
JUMLAH
YG ADA
JUMLAH
DIPERIKSA
JUMLAH
SEHAT % SEHAT
JUMLAH
YG ADA
JUMLAH
DIPERIKSA
JUMLAH
SEHAT % SEHAT
JUMLAH
YG ADA
JUMLAH
DIPERIKSA
JUMLAH
SEHAT % SEHAT
JUMLAH
YG ADA
JUMLAH
DIPERIKSA
JUMLAH
SEHAT % SEHAT
JUMLAH
YG ADA
JUMLAH
DIPERIKSA
JUMLAH
SEHAT % SEHAT
1 2 3 4 5 6 7 = (6/4) * 100 8 9 1011 = (10/8)
* 10012 13 14
15 =
(14/12) *
100
16 17 1819 = (18/16)
* 100
20 =
4+8+12+16
21 =
5+9+13+17
22 =
6+10+14+18
23 = (22/20)
* 100
1 Sukorejo Karangsari 2 2 1 50.00 26 17 9 34.62 3 3 2 66.67 167 59 38 22.75 198 81 50 61.73
2 Kepanjenkidul Kepanjenkidu
l11 5 5 45.45 20 9 5 25.00 2 2 2 100.00 108 57 33 30.56 141 73 45 61.64
3 Sananwetan Sananwetan 3 3 2 66.67 11 5 5 45.45 1 1 1 100.00 277 71 44 15.88 292 80 52 65.00
JUMLAH KABUPATEN/KOTA 16 10 8 50.00 57 31 19 33.33 6 6 5 83.33 552 187 115 20.83 631 234 147 62.82
Sumber:
- Seksi PL & Lab Kes
PERSENTASE TEMPAT UMUM DAN PENGELOLAAN MAKANAN (TUPM) SEHAT MENURUT KECAMATAN
JUMLAH TUPM
NONAMA
PUSKESMAS
HOTEL PASAR TUPM LAINNYARESTORAN/R-MAKAN
KECAMATAN
TABEL 68
KOTA BLITAR
TAHUN 2013
JUMLAH DIBINA % JUMLAH DIBINA % JUMLAH DIBINA % JUMLAH DIBINA % JUMLAH DIBINA % JUMLAH DIBINA % JUMLAH DIBINA %
1 2 3 4 56 = (5/4) *
1007 8
9 = (8/7) *
10010 11
12 =
(11/10) *
100
13 14
15 =
(14/13) *
100
16 17
18 =
(17/16) *
100
19 20
21 =
(20/19) *
100
22 =
4+7+10+13
+16+19
23 =
5+8+11+1
4+17+20
24 =
(23/22) *
100
1 Sukorejo Karangsari 2 2 100.00 0 0 #DIV/0! 34 28 82.35 53 24 45.28 20 15 75.00 0 0 #DIV/0! 109 69 63.3
2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 4 4 100.00 0 0 #DIV/0! 39 20 51.28 31 21 67.74 25 16 64.00 0 0 #DIV/0! 99 61 61.6
3 Sananwetan Sananwetan 2 2 100.00 1 1 100.00 44 39 88.64 43 20 46.51 38 10 26.32 0 0 #DIV/0! 128 72 56.3
JUMLAH KABUPATEN/KOTA 8 8 100.00 1 1 100.00 117 87 74.36 127 65 51.18 83 41 49.40 0 0 #DIV/0! 336 202 60.1
- Seksi PL & Lab Kes
Sumber:
NAMA
PUSKESMAS
SARANA PENDIDIKAN SARANA IBADAHINSTALASI PENGOLAHAN AIR
MINUM
SARANA PELAYANAN
KESEHATANNO
PERSENTASE INSTITUSI DIBINA KESEHATAN LINGKUNGANNYA MENURUT KECAMATAN
JUMLAHSARANA LAINPERKANTORANKECAMATAN
TABEL 69
KETERSEDIAAN OBAT MENURUT JENIS OBAT
KOTA BLITAR
TAHUN 2013
NO NAMA OBAT KEMASANKEBUTUHAN
TAHUN 2013
TOTAL PENGGUNAAN
BULAN DESEMBER 2012
S/D BULAN NOVEMBER
2013
SISA STOK PER 30
NOVEMBER 2013
JUMLAH
OBAT DAN
VAKSIN
%
KETERSEDIAAN
1 2 3 4 5 6 7 = 5+6 8 = (7/4) * 100
1 Alopurinol tablet 100 mg tablet 40,500 37,500 13,400 50,900 125.68
2 Aminofilin tablet 200 mg tablet 30,000 14,300 14,300 47.67
3 Aminofilin injeksi 24 mg/ml tablet 500 270 270 54.00
4 Amitripilin tablet salut 25 mg (HCL) tablet 4,500 4,300 2,500 6,800 151.11
5 Amoksisilin kapsul 250 mg kapsul 8,000 8,160 8,160 102.00
6 Amoksisilin kaplet 500 mg kaplet 637,200 513,270 538,600 1,051,870 165.08
7 Amoksisilin sirup kering 125 mg/ 5 mg botol 8,050 3,220 10,700 13,920 172.92
8 Metampiron tablet 500 mg tablet 20,000 19,200 19,600 38,800 194.00
9 Metampiron injeksi 250 mg ampul #DIV/0!
10Antasida DOEN I tablet kunyah, kombinasi :Aluminium Hidroksida
200 mg + Magnesium Hidroksida 200 mgtablet 405,000 152,800 152,800 37.73
11Anti Bakteri DOEN saleb kombinasi : Basitrasin 500 IU/g +
polimiksin 10.000 IU/gtube 900
12Antihemoroid DOEN kombinasi : Bismut Subgalat 150 mg +
Heksaklorofen 250 mgsupp 4,450 2,000 1,800 3,800 85.39
13Antifungi DOEN Kombinasi : Asam Benzoat 6% + Asam Salisilat
3%pot 1,600 1,440 864 2,304 144.00
14 Antimigren : Ergotamin tartrat 1 mg + Kofein 50 mg tablet 1,000 500 2,600 3,100 310.00
15Antiparkinson DOEN tablet kombinasi : Karbidopa 25 mg +
Levodopa 250 mgtablet #DIV/0!
16 Aqua Pro Injeksi Steril, bebas pirogen vial 7,000 6,380 3,710 10,090 144.14
17 Asam Askorbat (vitamin C) tablet 50 mg tablet 200,000 156,000 422,000 578,000 289.00
18 Asam Asetisalisilat tablet 100 mg (Asetosal) tablet 300 700 700 233.33
19 Asam Asetisalisilat tablet 500 mg (Asetosal) tablet #DIV/0!
20 Atropin sulfat tablet 0,5 mg tablet #DIV/0!
21 Atropin tetes mata 0,5% botol #DIV/0!
22 Atropin injeksi l.m/lv/s.k. 0,25 mg/mL - 1 mL (sulfat) ampul #DIV/0!
23 Betametason krim 0,1 % krim 3,000 2,351 424 2,775 92.50
24 Deksametason Injeksi I.v. 5 mg/ml ampul 3,000 2,200 4,200 6,400 213.33
25 Deksametason tablet 0,5 mg tablet 305,000 192,800 499,500 692,300 226.98
26 Dekstran 70-larutan infus 6% steril botol #DIV/0!
27 Dekstrometorfan sirup 10 mg/5 ml (HBr) botol 1,500 921 1,379 2,300 153.33
28 Dekstrometorfan tablet 15 mg (HBr) tablet 90,000 34,000 168,100 202,100 224.56
29 Diazepam Injeksi 5mg/ml ampul 400 90 540 630 157.50
30 Diazepam tablet 2 mg tablet 60,000 5,000 5,000 10,000 16.67
31 Diazepam tablet 5 mg tablet 9,500
NO NAMA OBAT KEMASANKEBUTUHAN
TAHUN 2013
TOTAL PENGGUNAAN
BULAN DESEMBER 2012
S/D BULAN NOVEMBER
2013
SISA STOK PER 30
NOVEMBER 2013
JUMLAH
OBAT DAN
VAKSIN
%
KETERSEDIAAN
32 Difenhidramin Injeksi I.M. 10 mg/ml (HCL) ampul 1,000 570 1,110 1,680 168.00
33 Diagoksin tablet 0,25 mg tablet 4,000 5,000 1,200 6,200 155.00
34 Efedrin tablet 25 mg (HCL) tablet 36,000 22,000 15,000 37,000 102.78
35 Ekstrks belladona tablet 10 mg tablet 2,000 2,000 3,000 5,000 250.00
36 Epinefrin (Adrenalin) injeksi 0,1% (sebagai HCL) ampul 90 90 90 100.00
37 Etakridin larutan 0,1% botol 60 5 68 73 121.67
38 Fenitoin Natriun Injeksi 50 mg/ml ampul #DIV/0!
39 Fenobarbital Injeksi I.m/I.v 50 mg/ml ampul 30 30 30 100.00
40 Fenobarbital tablet 30 mg tablet 15,000 11,000 17,000 28,000 186.67
41 Fenoksimetil Penisilin tablet 250 mg tablet #DIV/0!
42 Fenoksimetil Penisilin tablet 500 mg tablet #DIV/0!
43 Fenol Gliserol tetes telinga 10% botol 400 533 1,344 1,877 469.25
44 Fitomenadion (Vit. K1) injeksi 10 mg/ml ampul 1,000 750 300 1,050 105.00
45 Fitomenadion (Vit. K1) tablet salut gula 10 mg tablet 4,500 4,500 4,500 100.00
46 Furosemid tablet 40 mg tablet 8,000 11,900 44,600 56,500 706.25
47 Gameksan lotion 1 % botol 100 140 140 140.00
48Garam Oralit I serbuk Kombinasi : Natrium 0,70 g ,Kalium klorida
0,30 g, Tribatrium Sitrt dihidrat 0,58 g sach 46,800 6,800 75,400 82,200 175.64
49 Gentian Violet Larutan 1 % botol 900 794 1,537 2,331 259.00
50 Glibenklamida tablet 5 mg tablet 60,000 10,200 46,000 56,200 93.67
51 Gliseril Gualakolat tablet 100 mg tablet 400,000 378,000 209,000 587,000 146.75
52 Gliserin botol 100 200 200 200.00
53 Glukosa larutan infus 5% botol 1,620 1,400 1,610 3,010 185.80
54 Glukosa larutan infus 10% botol 60 260 260 433.33
55 Glukosa larutan infus 40% steril (produk lokal) ampul 60 70 70 116.67
56 Griseofulvin tablet 125 mg, micronized tablet 6,000 6,100 10,000 16,100 268.33
57 Haloperidol tablet 0,5 mg tablet 12,600 12,200 1,400 13,600 107.94
58 Haloperidol tablet 1,5 mg tablet 14,000 16,400 16,400 117.14
59 Haloperidol tablet 5 mg tablet 6,000 8,500 8,000 16,500 275.00
60 Hidroklorotiazida tablet 25 mg tablet 18,000 15,000 60,000 75,000 416.67
61 Hidrkortison krim 2,5% tube 3,500 3,024 384 3,408 97.37
62 Ibuprofen tablet 200 mg tablet 60,000 62,200 62,200 103.67
63 Ibuprofen tablet 400 mg tablet 86,000 90,100 40,000 130,100 151.28
64 Isosorbid Dinitrat Tablet Sublingual 5 mg tablet 9,800 17,300 25,500 42,800 436.73
65 Kalsium Laktat (Kalk) tablet 500 mg tablet 130,000 142,000 150,000 292,000 224.62
66 Kaptopril tablet 12,5 mg tablet 110,000 107,400 800,000 907,400 824.91
67 Kaptopril tablet 25 mg tablet 13,000 17,500 500 18,000 138.46
68 Karbamazepim tablet 200 mg tablet 2,000 2,700 2,700 135.00
69 Ketamin Injeksi 10 mg/ml vial #DIV/0!
70 Klofazimin kapsul 100 mg microzine kapsul #DIV/0!
71 Kloramfenikol kapsul 250 mg kapsul 10,000 9,660 16,000 25,660 256.60
NO NAMA OBAT KEMASANKEBUTUHAN
TAHUN 2013
TOTAL PENGGUNAAN
BULAN DESEMBER 2012
S/D BULAN NOVEMBER
2013
SISA STOK PER 30
NOVEMBER 2013
JUMLAH
OBAT DAN
VAKSIN
%
KETERSEDIAAN
72 Kloramfenikol tetes telinga 3 % botol 200 212 212 106.00
73 Kloraniramina mealeat (CTM) tablet 4 mg tablet 882,000 637,000 1,472,000 2,109,000 239.12
74 Klorpromazin injeksi i.m 5 mg/ml-2ml (HCL) ampul 200
75 Klorpromazin injeksi i.m 25 mg/ml (HCL) ampul #DIV/0!
76 Klorpromazin tablet salut 25 mg (HCL) tablet 17,000 19,000 19,000 111.76
77 Klorpromazin HCl tablet salut 100 mg (HCL) tablet 25,000 4,000 39,000 43,000 172.00
78Anti Malaria DOEN Kombinasi Pirimetamin 25 mg + Sulfadoxin 500
mgtablet #DIV/0!
79Kotrimosazol Suspensi Kombinasi :Sulfametoksazol 200 mg +
Trimetoprim 40 mg/ 5 mlbotol 6,200 2,149 3,501 5,650 91.13
80Kotrimosazol DOEN I (dewasa) Kombinasi : Sulfametoksazol 400
mg, Trimetoprim 80 mgtablet 100,000 98,000 24,300 122,300 122.30
81Kotrimosazol DOEN II (pediatrik) Kombinasi : Sulfametoksazol 100
mg, Trimetoprim 20 mgtablet 2,000 5,000 5,000 250.00
82 Kuinin (kina) tablet 200 mg tablet #DIV/0!
83 Kuinin Dihidrokklorida injeksi 25%-2 ml ampul #DIV/0!
84 Lidokain injeksi 2% (HCL) + Epinefrin 1 : 80.000-2 ml vial 5,260 4,860 600 5,460 103.80
85 Magnesium Sulfat inj (IV) 20%-25 ml vial 50 140 140 280.00
86 Magnesium Sulfat inj (IV) 40%-25 ml vial #DIV/0!
87 Magnesium Sulfat serbuk 30 gram sach #DIV/0!
88 Mebendazol sirup 100 mg / 5 ml botol #DIV/0!
89 Mebendazol tablet 100 mg tablet 24,300 17,460 22,100 39,560 162.80
90 Metilergometrin Maleat (Metilergometrin) tablet salut 0,125 mg tablet 7,200 12,500 5,000 17,500 243.06
91 Metilergometrin Maleat injeksi 0,200 mg -1 ml ampul 540 500 50 550 101.85
92 Metronidazol tablet 250 mg tablet 16,000 19,000 46,800 65,800 411.25
93 Natrium Bikarbonat tablet 500 mg tablet #DIV/0!
94 Natrium Fluoresein tetes mata 2 % botol #DIV/0!
95 Natrium Klorida larutan infus 0,9 % botol 2,780 1,101 4,731 5,832 209.78
96 Natrium Thiosulfat injeksi I.v. 25 % ampul #DIV/0!
97 Nistatin tablet salut 500.000 IU/g tablet 200 500 500 250.00
98 Nistatin Vaginal tablet salut 100.000 IU/g tablet 3,000 3,000 4,600 7,600 253.33
99 Obat Batuk hitam ( O.B.H.) botol 5,000 2,626 2,626 52.52
100 Oksitetrasiklin HCL salep mata 1 % tube 2,500 2,744 2,744 109.76
101 Oksitetrasiklin injeksi I.m. 50 mg/ml-10 ml vial #DIV/0!
102 Oksitosin injeksi 10 UI/ml-1 ml ampul 630 1,000 250 1,250 198.41
103 Paracetamol sirup 120 mg / 5 ml botol 7,000 3,721 698 4,419 63.13
104 Paracetamol tablet 100 mg tablet 12,000 11,600 13,500 25,100 209.17
105 Paracetamol tablet 500 mg tablet 750,000 528,228 138,500 666,728 88.90
106 Pilokarpin tetes mata 2 % (HCL/Nitrat) botol #DIV/0!
107 Pirantel tab. Score (base) 125 mg tablet 21,000 20,805 526 21,331 101.58
108 Piridoksin (Vitamin B6) tablet 10 mg (HCL) tablet 140,000 123,000 118,000 241,000 172.14
109 Povidon Iodida larutan 10 % botol 500 300 240 540 108.00
NO NAMA OBAT KEMASANKEBUTUHAN
TAHUN 2013
TOTAL PENGGUNAAN
BULAN DESEMBER 2012
S/D BULAN NOVEMBER
2013
SISA STOK PER 30
NOVEMBER 2013
JUMLAH
OBAT DAN
VAKSIN
%
KETERSEDIAAN
110 Povidon Iodida larutan 10 % botol 140 120 27 147 105.00
111 Prednison tablet 5 mg tablet 40,000 40,000 32,000 72,000 180.00
112 Primakuin tablet 15 mg tablet #DIV/0!
113 Propillitiourasil tablet 100 mg tablet 1,500 1,000 4,500 5,500 366.67
114 Propanol tablet 40 mg (HCL) tablet 100 100 100 100.00
115 Reserpin tablet 0,10 mg tablet #DIV/0!
116 Reserpin tablet 0,25 mg tablet #DIV/0!
117 Ringer Laktat larutan infus botol 10,000 5,758 14,955 20,713 207.13
118 Salep 2-4, kombinasi: Asam Salisilat 2% + Belerang endap 4% tube 1,440 1,728 576 2,304 160.00
119 Salisil bedak 2% kotak 5,000 3,216 6,938 10,154 203.08
120 Serum Anti Bisa Ular Polivalen injeksi 5 ml (ABU I) vial #DIV/0!
121 Serum Anti Bisa Ular Polivalen injeksi 50 ml (ABU II) vial #DIV/0!
122 Serum Anti Difteri Injeksi 20.000 IU/vial (A.D.S.) vial 20 20 20 100.00
123 Serum Anti Tetanus Injeksi 1.500 IU/ampul (A.T.S.) ampul 20 20 10 30 150.00
124 Serum Anti Tetanus Injeksi 20.000 IU/vial (A.T.S.) vial #DIV/0!
125 Sianokobalamin (Vitamin B12) injeksi 500 mcg ampul 1,000 600 1,900 2,500 250.00
126 Sulfasetamida Natrium tetes mata 15 % botol 2,000 1,416 768 2,184 109.20
127 Tetrakain HCL tetes mata 0,5% botol #DIV/0!
128 Tetrasiklin kapsul 250 mg kapsul #DIV/0!
129 Tetrasiklin kapsul 500 mg kapsul 8,000 6,100 23,800 29,900 373.75
130 Tiamin (vitamin B1) injeksi 100 mg/ml ampul 100 200 200 200.00
131 Tiamin (vitamin B1) tablet 50 mg (HCL/Nitrat) tablet 400,000 302,000 771,000 1,073,000 268.25
132 Tiopental Natrium serbuk injeksi 1000 mg/amp ampul #DIV/0!
133 Triheksifenidil tablet 2 mg tablet 20,000 15,100 29,100 44,200 221.00
134 Vaksin Rabies Vero vial #DIV/0!
135 Vitamin B Kompleks tablet tablet 250,000 159,000 337,000 496,000 198.40
VAKSIN
136 BCG vial 1,200 1,002 264 1,266 105.50
137 T T vial 850 623 402 1,025 120.59
138 D T vial 200 289 259 548 274.00
139 CAMPAK 10 Dosis vial 900 1,029 373 1,402 155.78
140 POLIO 10 Dosis vial 1,500 1,272 275 1,547 103.13
141 DTP-HB vial 1,100 1,005 275 1,280 116.36
142 HEPATITIS B 0,5 ml ADS vial 2,300 1,914 478 2,392 104.00
143 POLIO 20 Dosis vial 100
144 CAMPAK 20 Dosis vial 100
TABEL 70
JUMLAH SARANA PELAYANAN KESEHATAN MENURUT KEPEMILIKAN
KOTA BLITAR
TAHUN 2013
PEMILIKAN/PENGELOLA
PEM.PUSAT PEM.PROV PEM.KAB/KOTA TNI/POLRI BUMN SWASTA JUMLAH
1 2 3 4 5 6 7 8 9 = SUM(3:8)
1 RUMAH SAKIT UMUM 1 3 4
2 RUMAH SAKIT JIWA 0
3 RUMAH SAKIT BERSALIN 0
4 RUMAH SAKIT KHUSUS 1 1
5 PUSKESMAS PERAWATAN 2 2
6 PUSKESMAS NON PERAWATAN 1 1
7 PUSKESMAS KELILING 0
8 PUSKESMAS PEMBANTU 16 16
9 RUMAH BERSALIN 2 2
10 BALAI PENGOBATAN/KLINIK 6 6
11 PRAKTIK DOKTER BERSAMA 1 1
12 PRAKTIK DOKTER PERORANGAN 95 95
13 PRAKTIK PENGOBATAN TRADISIONAL 18 18
14 POSKESDES 21 21
15 POSYANDU 163 163
16 APOTEK 1 30 31
17 TOKO OBAT 6 6
18 GFK 1 1
19 INDUSTRI RUMAH TANGGA MAKANAN (PM-IRT) 414 414
20 PEDAGANG BESAR FARMASI (PBF) 2 2
21 PENYALUR ALAT KESEHATAN (PAK) 0 0
22 CABANG PENYALUR ALAT KESEHATAN (CABANG PAK) 0 0
23 INDUSTRI FARMASI 0 0
24 INDUSTRI OBAT TRADISIONAL (IOT) 0 0
25 INDUSTRI KECIL OBAT TRADISIONAL (IKOT) 1 1
26 INDUSTRI ALAT KESEHATAN 0 0
27 INDUSTRI PERBEKALAN KESEHATAN RUMAH TANGGA (PKRT) 0 0
28 INDUSTRI KOSMETIKA 0 0
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
- Seksi Yankesdas
1 Rumah Sakit Jiwa dan Rumah Sakit Bersalin dimasukkan Rumah Sakit Khusus
NO FASILITAS KESEHATAN
KETERANGAN :
TABEL 71
KOTA BLITAR
TAHUN 2013
JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 = (4/3) * 100 6 7 = (6/3) * 100
1 RUMAH SAKIT UMUM 4 4 100.00 4
2 RUMAH SAKIT JIWA 0 0 0.00
3 RUMAH SAKIT KHUSUS 1 1 100.00
4 PUSKESMAS 3 3 100.00
JUMLAH (KAB/KOTA) 8 8 100.00
Sumber:
- Seksi Yankesdas
SARANA PELAYANAN KESEHATAN DENGAN KEMAMPUAN LABORATORIUM DAN MEMILIKI 4 SPESIALIS DASAR
LABORATORIUM KESEHATAN 4 (EMPAT) SPESIALIS DASARNO SARANA KESEHATAN JUMLAH
TABEL 72
KOTA BLITAR
TAHUN 2013
JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 45 = (4/12) *
1006
7 = (6/12) *
1008
9 = (8/12) *
10010
11 = (10/12)
* 100
12 =
4+6+8+10
13 =
5+7+9+1114 = 8+10
15 = (14/12)
* 100
1 Sukorejo Karangsari 0 0.00 7 13.46 42 80.77 3 5.77 52 100.00 45 86.54
2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 0 0.00 0 0.00 46 90.20 5 9.80 51 100.00 51 100.00
3 Sananwetan Sananwetan 0 0.00 3 5.00 54 90.00 3 5.00 60 100.00 57 95.00
JUMLAH KABUPATEN/KOTA 0 0.00 10 6.13 142 87.12 11 6.75 163 100.00 153 93.87
1.41
Sumber:
- Seksi Promosi Kesehatan & UKBM
RASIO POSYANDU PER 100 BALITA
JUMLAH POSYANDU MENURUT STRATA PER KECAMATAN
POSYANDU
PRATAMA MADYA PURNAMA MANDIRI JUMLAHPOSYANDU PURI
NO KECAMATANNAMA
PUSKESMAS
TABEL 73
KOTA BLITAR
TAHUN 2013
JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 = (5/4) * 100 7 8 = (7/5) * 100 9 10
1 Sukorejo Karangsari 7 7 100.00 7 100.00 7 52
2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 7 7 100.00 7 100.00 7 51
3 Sananwetan Sananwetan 7 7 100.00 7 100.00 7 60
JUMLAH KABUPATEN/KOTA 21 21 100.00 21 100.00 21 163
Sumber:
- Seksi Promosi Kesehatan & UKBM
DESA SIAGA DESA SIAGA AKTIFPOSYANDU
UPAYA KESEHATAN BERSUMBERDAYA MASYARAKAT (UKBM) MENURUT KECAMATAN
NO
JUMLAH
DESA/
KELURAHANPOSKESDES
NAMA
PUSKESMASKECAMATAN
TABEL 74
KOTA BLITAR
TAHUN 2013
DR SPESIALIS a DOKTER UMUM
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 = 3+4 6 7 8 = 6+7 12 = 3+6 13 = 4+7 14 = 5+8 9 10 11 = 9+10
1 Puskesmas Sukorejo 0 0 0 0 2 2 0 2 2 0 2 2
2 Puskesmas Kepanjenkidul 0 0 0 2 1 3 2 1 3 1 1 2
3 Puskesmas Sananwetan 0 0 0 0 3 3 0 3 3 0 4 4
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 0 0 0 2 6 8 2 6 8 1 7 8
1 RSUD Mardi Waluyo 24 5 29 8 13 21 32 18 50 0 4 4
2 RSK Budi Rahayu 2 0 2 8 1 9 10 1 11 0 2 2
3 RS Syuhada' Haji 2 0 2 5 2 7 7 2 9 0 1 1
4 RSU Aminah 0 0 0 3 4 7 3 4 7 0 1 1
5 RSIA Aminah 0 0 0 1 3 4 1 3 4 0 0 0
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) 28 5 33 25 23 48 53 28 81 0 8 8
SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN 2 0 2 2 4 6 4 4 8 0 0 0
RASIO TERHADAP 100.000 PDDK 44.67 7.29 25.78 43.19 48.10 45.67 87.86 55.39 71.45 1.49 21.86 11.79
INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
DINAS KESEHATAN KABUPATEN/KOTA 0 0 0 2 1 3 2 1 3 0 0 0
JUMLAH KABUPATEN/KOTA 30 5 35 31 34 65 61 39 100 1 15 16
- Sub Bag Umum & Kepegawaian
Keterangan : a termasuk S3
b termasuk Dokter Gigi Spesialis
JUMLAH TENAGA MEDIS DI SARANA KESEHATAN
JUMLAH
Sumber:
DOKTER GIGI b
NO UNIT KERJA
TABEL 75
KOTA BLITAR
TAHUN 2013
BIDAN PERAWAT
L P L+P L P L + P L P L+P
1 2 3 4 5 = 3+4 6 7 8 = 6+7 9 10 11 = 9+10 12 = 6+9 13 = 7+10 14 = 8+11
1 Puskesmas Sukorejo 0 10 10 0 0 0 5 10 15 5 10 15
2 Puskesmas Kepanjenkidul 5 9 14 1 0 1 8 14 22 9 14 23
3 Puskesmas Sananwetan 3 13 16 0 1 1 4 13 17 4 14 18
0 0 0 0 0 0
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 8 32 40 1 1 2 17 37 54 18 38 56
1 RSD Mardi Waluyo 0 25 25 20 21 41 29 111 140 49 132 181
2 RSK Budi Rahayu 0 12 12 2 8 10 1 75 76 3 83 86
3 RS Syuhada' Haji 0 9 9 0 6 6 24 33 57 24 39 63
4 RSU Aminah 0 7 7 3 7 10 12 41 53 15 48 63
5 RSIA Aminah 0 11 11 1 0 1 4 11 15 5 11 16
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) 0 64 64 26 42 68 70 271 341 96 313 409
SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN 0 0 0 0 0 0 2 7 9 2 7 9
RASIO TERHADAP 100.000 PDDK 76.61 172.74 521.81 349.15
INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT 0 0 0 0 9 9 0 0 0 0 9 9
DINAS KESEHATAN KAB/KOTA 2 1 3 0 2 2 2 2 4 2 4 6
JUMLAH KABUPATEN/KOTA 10 97 107 27 54 81 91 317 408 118 371 489
Sumber:
- Sub Bag Umum&Kepegawaian
Keterangan : a termasuk S2 dan S3
b termasuk SLTA, D-I, dan D-III
JUMLAH TENAGA BIDAN/ KEPERAWATAN DI SARANA KESEHATAN
BIDAN DIII BIDAN JUMLAHSARJANA KEPERAWATAN
aPERAWAT
bNO UNIT KERJA JUMLAH
TABEL 76
KOTA BLITAR
TAHUN 2013
TENAGA KEFARMASIAN TENAGA GIZI
APOTEKER DAN
SARJANA FARMASI a
D-III FARMASI DAN
ASS APOTEKERD-IV/SARJANA GIZI
a DI DAN D-III GIZI
L P L + P L P L + P L P L + P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 = 3+4 6 7 8 = 6+7 9 = 3+6 10 = 4+7 11 = 5+8 12 13 14 = 12+13 15 16 17 = 15+16 18 = 12+15 19 = 13+16 20 = 14+17
1 Puskesmas Sukorejo 0 2 2 0 3 3 0 5 5 0 0 0 1 2 3 1 2 3
2 Puskesmas Kepanjenkidul 0 1 1 1 1 2 1 2 3 0 0 0 1 1 2 1 1 2
3 Puskesmas Sananwetan 0 1 1 1 2 3 1 3 4 0 0 0 1 1 2 1 1 2
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 0 4 4 2 6 8 2 10 12 0 0 0 3 4 7 3 4 7
1 RSUD Mardi Waluyo 5 5 10 4 9 13 9 14 23 0 5 5 0 7 7 0 12 12
2 RSK Budi Rahayu 0 2 2 0 8 8 0 10 10 0 0 0 0 2 2 0 2 2
3 RS Syuhada' Haji 0 1 1 2 5 7 2 6 8 0 1 1 0 1 1 0 2 2
4 RSU Aminah 0 3 3 0 13 13 0 16 16 0 0 0 0 2 2 0 2 2
5 RSIA Aminah 0 1 1 1 2 3 1 3 4 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 12 17 7 37 44 12 49 61 0 6 6 0 12 12 0 18 18
SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN 3 10 13 5 35 40 8 45 53 0 0 0 0 0 0 0 0 0
RASIO TERHADAP 100.000 PDDK 32.76 151.59 92.81 4.47 32.07 18.41
INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
DINAS KESEHATAN KAB/KOTA 1 0 1 0 2 2 1 2 3 1 0 1 0 2 2 1 2 3
JUMLAH KABUPATEN/KOTA 9 26 35 14 80 94 23 106 129 1 6 7 3 18 21 4 24 28
Sumber:
- Sub Bag Umum & Kepegawaian
Keterangan : a termasuk S2 dan S3
JUMLAH TENAGA KEFARMASIAN DAN GIZI DI SARANA KESEHATAN
NO UNIT KERJA JUMLAH JUMLAH
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT)
TABEL 77
KOTA BLITAR
TAHUN 2013
TENAGA KESMAS
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 =3+4 6 7 8 = 6+7 9 = 3+6 10 = 4+7 11 = 5+8 12 13 14 = 12+13
1 Puskesmas Sukorejo 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1
2 Puskesmas Kepanjenkidul 0 1 1 1 0 1 1 1 2 1 0 1
3 Puskesmas Sananwetan 1 1 2 0 0 0 1 1 2 0 2 2
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 1 2 3 2 0 2 3 2 5 2 2 4
1 RSD Mardi Waluyo 2 2 4 0 0 0 2 2 4 4 2 6
2 RSK Budi Rahayu 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 RS Syuhada' Haji 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0
4 RSU Aminah 1 2 3 0 0 0 1 2 3 0 1 1
5 RSIA Aminah 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) 3 5 8 0 0 0 3 5 8 5 3 8
SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
RASIO TERHADAP 100.000 PDDK 8.93 10.42 19.36 10.42 7.45 17.87
INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT 1 1 2 0 0 0 1 1 2 0 0 0
DINAS KESEHATAN KAB/KOTA 3 3 6 3 5 8 6 8 14 2 3 5
JUMLAH KABUPATEN/KOTA 8 11 19 5 5 10 13 16 29 9 8 17
Sumber:
- Sub Bag Umum & Kepegawaian
Keterangan: a termasuk S2 dan S3
b termasuk D-I
JUMLAH TENAGA KESEHATAN MASYARAKAT DAN SANITASI DI SARANA KESEHATAN
NO UNIT KERJA JUMLAH SARJANA KESMAS a
D-III KESMAS b
TENAGA SANITASI
TABEL 78
KOTA BLITAR
TAHUN 2013
ANALIS LAB. TEM & P.RONTG P.ANESTESI
L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P
1 2 3 4 5 = 3+4 6 7 8 = 6+7 9 10 11 = 9+10 12 = 3+6+9 13 = 4+7+10 14 = 5+8+11 15 16 17 = 15+16
1 Puskesmas Sukorejo 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0
2 Puskesmas Kepanjenkidul 0 2 2 0 0 0 0 0 0 0 2 2 0 0 0
3 Puskesmas Sananwetan 0 2 2 0 0 0 0 0 0 0 2 2 0 0 0
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 0 5 5 0 0 0 0 0 0 0 5 5 0 0 0
1 RSD Mardi Waluyo 4 13 17 3 3 6 2 2 4 9 18 27 0 0 0
2 RSK Budi Rahayu 0 4 4 1 0 1 0 0 0 1 4 5 0 3 3
3 RS Syuhada' Haji 0 2 2 1 0 1 1 0 1 2 2 4 1 0 1
4 RSU Aminah 0 10 10 1 1 2 1 0 1 2 11 13 0 1 1
5 RSIA Aminah 0 2 2 0 0 0 0 0 0 0 2 2 0 0 0
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) 4 31 35 6 4 10 4 2 6 14 37 51 1 4 5
SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
RASIO TERHADAP 100.000 PDDK 20.85 62.54 83.39 1.49 5.96 7.45
INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
DINAS KESEHATAN KAB/KOTA 0 3 3 0 0 0 0 0 0 0 3 3 0 0 0
JUMLAH KABUPATEN/KOTA 4 39 43 6 4 10 4 2 6 14 45 59 1 4 5
Sumber:
- Sub Bag Umum & Kepegawaian
NO UNIT KERJA
JUMLAH TENAGA TEKNISI MEDIS DAN FISIOTERAPIS DI SARANA KESEHATAN
TENAGA TEKNISI MEDISFISIOTERAPIS
JUMLAH
TABEL 79
KOTA BLITAR
TAHUN 2013
Rupiah %
1 2 3 4
ANGGARAN KESEHATAN BERSUMBER:
1 APBD KAB/KOTA
A. RUMAH SAKIT 67,978,653,273.40 61.62
a. Belanja Langsung 45,419,687,773.40
b. Belanja Tidak Langsung 22,558,965,500.00
B. DINAS KESEHATAN 24,226,776,839.50 21.96
a. Belanja Langsung 12,836,375,612.00
b. Belanja Tidak Langsung 11,390,401,227.50
2 APBD PROVINSI - 0.00
a. Belanja Langsung -
b. Belanja Tidak Langsung -
Bantuan Keuangan Bidang Kesehatan -
3 APBN : 18,118,294,000.00 16.42
a. Dana Dekonsentrasi 70,180,000.00
b. Tugas Pembantuan 13,000,000,000.00
c. Jamkesmas Dasar 695,063,000.00
d. Jamkesmas Rujukan -
e. Jampersal 4,027,801,000.00
f. Lain-Lain (BOK) 325,250,000.00
4 PINJAMAN/HIBAH LUAR NEGERI (PHLN) - -
(sebutkan project dan sumber dananya)
5 SUMBER PEMERINTAH LAIN - -
6 BANTUAN LUAR NEGERI (BLN) - 0.00
110,323,724,112.90
649,994,547,689.60
14.19
812,643.91
Sumber:
- Sub Bag Keuangan&Program
ANGGARAN KESEHATAN KABUPATEN/KOTA
TOTAL APBD KAB/KOTA
% APBD KESEHATAN THD APBD KAB/KOTA
ANGGARAN KESEHATAN KAB/KOTA PERKAPITA
NO SUMBER BIAYAALOKASI ANGGARAN KESEHATAN
TOTAL ANGGARAN KESEHATAN
DINAS KESEHATAN KABUPATEN/KOTA : BLITAR
TRIWULAN : IV
NO NAMA INDIKATOR
HASIL/
REALISASI
(A)
TARGET/
SASARAN
SETAHUN (B)
(A)/(B) (
%)KETERANGAN
1 Cakupan kunjungan ibu hamil K-4 1,863 2,609 71.41
2 Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani 502 522 96.21
3 2,030 2,490 81.53
4 Cakupan pelayanan nifas 2,020 2,490 81.12
5 Cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani 294 350 83.94
6 Cakupan kunjungan bayi 1,924 2,335 82.40
7 Cakupan desa/kelurahan Universal Child Immunization 21 21 100.00
8 Cakupan pelayanan anak balita 6,069 9,229 65.76
9 Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6-24 bulan 738 738 100.00
10 Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan 11 11 100.00
11 Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat 3,135 3,135 100.00
12 Cakupan peserta KB aktif 15,182 21,721 69.90
13 Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit :
a. Penemuan penderita AFP 3 32,830 9.14
b. Penemuan dan penanganan penderita Pneumonia balita 249 1,156 21.53
c. Penemuan dan penanganan pasien baru TB BTA positif 89 145 61.38
d. Penemuan dan penanganan DBD 77 77 100.00
e. Penanganan penderita diare 5,377 2,905 185.08
14 Cakupan pelayanan kesehatan dasar masyarakat miskin 16,396 35,822 45.77
A. Cakupan kunjungan pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat miskin
15 Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin 25,118 35,822 70.12
16 4 4 100.00
17 8 8 100.00
18 Cakupan desa siaga aktif 21 21 100.00
INDIKATOR KINERJA SPM TAHUN 2013
Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki
kompetensi kebidanan
Cakupan pelayanan gawat darurat level 1 yang harus diberikan sarana
kesehatan (RS) di Kab/Kota
Cakupan desa/kelurahan mengalami KLB yang dilakukan penyelidikan
epidemiologi < 24 jam
…………………, ………………………………..
KEPALA DINAS KESEHATAN KAB/KOTA
……………………………………………..
………………………………………..
NIP. ……………………………….
LINK INDIKATOR SPM DAN PROFIL
NO NAMA INDIKATOR BIDANG
1 Cakupan kunjungan ibu hamil K-4 Bina Yankes
2 Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani Bina Yankes
3
Bina Yankes
4 Cakupan pelayanan nifas Bina Yankes
5 Cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani Bina Yankes
6 Cakupan kunjungan bayi Bina Yankes
7 Cakupan desa/kelurahan Universal Child Immunization Bina PPMK
8 Cakupan pelayanan anak balita Bina Yankes
9 Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6-24 bulan PPKM
10 Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan PPKM
11 Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat Bina Yankes
12 Cakupan peserta KB aktif Bina Yankes
13 Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit :
a. Penemuan penderita AFP Bina PPMK
b. Penemuan dan penanganan penderita Pneumonia balita Bina PPMK
c. Penemuan dan penanganan pasien baru TB BTA positif Bina PPMK
d. Penemuan dan penanganan DBD Bina PPMK
e. Penanganan penderita diare Bina PPMK
14 Cakupan pelayanan kesehatan dasar masyarakat miskin PSDK
A. Cakupan kunjungan pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat miskin
15 Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin PSDK
16
Bina Yankes
17Bina PPMK
18 Cakupan desa siaga aktif PPKM
Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki
kompetensi kebidanan
Cakupan pelayanan gawat darurat level 1 yang harus diberikan sarana
kesehatan (RS) di Kab/Kota
Cakupan desa/kelurahan mengalami KLB yang dilakukan penyelidikan
epidemiologi < 24 jam
SEKSI
TABEL KOLOM KURSOR TABEL KOLOM KURSOR
Yankesga 28 7 G 35 28 4 D 35
Yankesga 31 6 F 36 31 5 E 36
Yankesga 28 10 J 35 28 9 I 35
Yankesga 28 13 M 35 28 12 L 35
Yankesga 31 18 R 36 31 13 M 36
Yankesga 37 11 K 34 37 6 F 34
P3PMK 38 5 E 34 38 4 D 34
Yankesga 43 11 K 36 43 6 F 36
Gizi 42 9 I 37 42 6 F 37
Gizi 45 11 K 36 45 6 F 36
Yankesga 46 11 K 36 46 6 F 36
Yankesga 35 7 G 32 35 4 D 32
P3PMK 9 5 E 33 9 4 D 33
P2 13 14 N 36 13 9 I 36
P2 11 12 L 36 11 6 F 36
P2 23 6 F 35 23 6 F 35
P2 16 14 N 36 16 9 I 36
Biakes 56+56A+57+57A 17+17+11+11 Q37+Q37+K37+K37 56 6 F 37
Biakes 56+56A+57+57A 23+23+17=17 W37+W37+Q37+Q37 56 6 F 37
Yankesjuksus 49 4 D 12 49 3 C 12
P3PMK 51 7 G 33 51 5 E 33
Promkes 73 7 G 33 73 5 E 33
TARGET/SASARAN PADA HASIL/REALISASI PADA PROFIL