profil kesehatan kota blitar tahun 2013 · 2016-05-26 · profil kesehatan kota blitar tahun 2013 i...

176
PROFIL KESEHATAN KOTA BLITAR TAHUN 2013

Upload: others

Post on 05-Feb-2020

16 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PROFIL KESEHATAN

KOTA BLITAR

TAHUN 2013

Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2013

i

Profil Kesehatan disusun untuk memberikan gambaran pencapaian program pembangunan

kesehatan yang digunakan sebagai sarana untuk memantau pencapaian visi dan misi pembangunan

kesehatan di Kota Blitar.

Penyusunan Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2013 didasarkan pada data tabel sesuai

Standar Pelayanan Minimal bidang kesehatan dan “Petunjuk Teknis Penyusunan Profil Kesehatan

Kabupaten/Kota Edisi Data Terpilah menurut Jenis Kelamin”, sehingga informasi yang

disampaikan dalam profil ini merupakan interpretasi dari data tersebut.

Profil Kesehatan Kota Blitar ini disampaikan dengan harapan semoga bermanfaat bagi kita

semua dan ucapan terima kasih kami sampaikan kepada berbagai pihak yang telah mendukung

penyusunan buku ini.

Blitar, Oktober 2014

Kepala Dinas Kesehatan Daerah

Kota Blitar

dr.NGESTI UTOMO

Pembina Utama Muda

NIP. 19570824 198712 1 001

KATA PENGANTAR

Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2013

ii

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

DAFTAR TABEL PROFIL iii

BAB 1 PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Sistematika Penyajian 2

1.3 Distribusi Profil Kesehatan 3

BAB 2 GAMBARAN UMUM 4

2.1 Keadaan Geografis dan Administrasi 4

2.2 Topografi 5

2.3 Iklim 6

2.4 Kependudukan 6

BAB 3 SITUASI DERAJAT KESEHATAN 10

3.1 Angka Kematian (Mortalitas) 10

3.2 Angka/ Umur Harapan Hidup (AHH/UHH) 16

3.3 Angka Kesakitan (Morbiditas) 17

3.4 Status Gizi Masyarakat 31

BAB 4 SITUASI UPAYA KESEHATAN 34

4.1 Pelayanan Kesehatan Dasar 34

4.2 Pelayanan Kesehatan Rujukan 49

4.3 Ketersediaan Obat 50

4.4 Kejadian Luar Biasa (KLB) dan Keracunan Makanan 51

4.5 Perbaikan Gizi Masyarakat 51

4.6 Perilaku Masyarakat 58

4.7 Pelayanan Jaminan Kesehatan Masyarakat 61

4.8 Pelayanan Kesehatan Lingkungan dan Sanitasi Dasar 63

BAB 5 SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN 66

5.1 Sarana Kesehatan 66

5.2 Tenaga Kesehatan 68

5.3 Pembiayaan Kesehatan 70

BAB 6 PENUTUP 72

LAMPIRAN

DAFTAR ISI

Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2013

iii

Tabel 1 Luas Wilayah, Jumlah Desa, Jumlah Penduduk, Jumlah

Rumah Tangga dan Kepadatan Penduduk

Tabel 2 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin, Kelompok Umur,

Rasio Beban Tanggung, Rasio Jenis Kelamin

Tabel 3 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Kelompok

Umur

Tabel 4 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas yang Melek

Huruf menurut Jenis Kelamin

Tabel 5 Persentase Penduduk Laki-Laki dan Perempuan berusia 10

Tahun ke Atas menurut Tingkat Pendidikan Tertinggi yang

ditamatkan

Tabel 6 Jumlah Kelahiran menurut Jenis Kelamin

Tabel 7 Jumlah Kematian Bayi dan Balita menurut Jenis Kelamin

Tabel 8 Jumlah Kematian Ibu menurut Kelompok Umur

Tabel 9 Jumlah Kasus AFP (Non Polio) dan AFP Rate (Non Polio)

Tabel 10 Jumlah Kasus Baru TB Paru dan Kematian Akibat TB Paru

menurut Jenis Kelamin

Tabel 10-A Jumlah Kasus Baru TB dan Kematian Penderita TB menurut

Jenis Kelamin

Tabel 11 Jumlah Kasus dan Angka Penemuan Kasus TB Paru BTA+

menurut Jenis Kelamin

Tabel 11-A Jumlah Suspek dan Kasus serta Angka Penemuan Kasus TB

Paru BTA+ menurut Jenis Kelamin

Tabel 12 Jumlah Kasus dan Kesembuhan TB Paru BTA + menurut

Jenis Kelamin

Tabel 13 Penemuan Kasus Pneumonia Balita menurut Jenis Kelamin

Tabel 14 Jumlah Kasus Baru HIV, AIDS, dan Infeksi Menular Seksual

Lainnya menurut Jenis Kelamin

Tabel 15 Persentase Donor Darah diSkrining terhadap HIV menurut

DAFTAR TABEL PROFIL

Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2013

iv

Jenis kelamin

Tabel 16 Kasus Diare yang ditangani menurut Jenis Kelamin

Tabel 17 Jumlah Kasus Baru Kusta menurut Jenis Kelamin

Tabel 18 Kasus Baru Kusta 0-14 Tahun dan Cacat Tingkat 2 menurut

Jenis Kelamin

Tabel 19 Jumlah kasus dan Angka Prevalensi penyakit kusta menurut

Jenis Kelamin

Tabel 20 Persentase Penderita Kusta selesai Berobat menurut Jenis

Kelamin

Tabel 21 Jumlah Kasus Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan

Imunisasi (PD3I) menurut Jenis Kelamin

Tabel 22 Jumlah Kasus Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan

Imunisasi (PD3I) menurut Jenis Kelamin

Tabel 23 Jumlah Kasus DBD menurut Jenis Kelamin

Tabel 24 Kesakitan dan Kematian Akibat Malaria menurut Jenis

Kelamin

Tabel 24-A Kesakitan dan Kematian Akibat Malaria menurut Jenis

Kelamin

Tabel 25 Penderita Filariasis ditangani menurut Jenis Kelamin

Tabel 26 Bayi Berat Badan Lahir Rendah menurut Jenis Kelamin

Tabel 27 Status Gizi Balita menurut Jenis Kelamin

Tabel 28 Cakupan Kunjungan Ibu Hamil, Persalinan ditolong Tenaga

Kesehatan, dan Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas

Tabel 29 Persentase Cakupan Imunisasi TT pada Ibu Hamil

Tabel 30 Jumlah Ibu Hamil yang Mendapatkan Tablet Fe1 dan Fe3

Tabel 31 Jumlah dan Persentase Komplikasi Kebidanan dan Neonatal

Resiko Tinggi/Komplikasi ditangani menurut Jenis Kelamin

Tabel 32 Cakupan Pemberian Vitamin A pada Bayi, Anak Balita, dan

Ibu Nifas menurut Jenis Kelamin

Tabel 33 Proporsi Peserta KB Aktif menurut Jenis Kontrasepsi

Tabel 34 Proporsi Peserta KB Baru menurut Jenis Kontrasepsi

Tabel 35 Jumlah Peserta KB Baru dan KB Aktif

Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2013

v

Tabel 36 Cakupan Kunjungan Neonatus menurut Jenis Kelamin

Tabel 37 Cakupan Kunjungan Bayi menurut Jenis Kelamin

Tabel 38 Cakupan Desa/Kelurahan UCI

Tabel 39 Cakupan Imunisasi DPT, HB, dan Campak pada Bayi menurut

Jenis Kelamin

Tabel 40 Cakupan Imunisasi BCG dan Polio pada Bayi menurut Jenis

Kelamin

Tabel 41 Jumlah Bayi yang diberi ASI Eksklusif menurut Jenis

Kelamin

Tabel 42 Pemberian Makanan Pendamping ASI Anak Usia 6-23 Bulan

Keluarga Miskin menurut Jenis Kelamin

Tabel 43 Cakupan Pelayanan Anak Balita menurut Jenis Kelamin

Tabel 44 Jumlah Balita ditimbang menurut Jenis Kelamin

Tabel 44-A Jumlah Balita ditimbang menurut Jenis Kelamin

Tabel 45 Cakupan Balita Gizi Buruk yang Mendapat Perawatan

Tabel 46 Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD dan Setingkat

menurut Jenis Kelamin

Tabel 47 Cakupan Pelayanan Kesehatan Siswa SD dan Setingkat

Tabel 48 Cakupan Pelayanan Kesehatan Pra Lansia dan Lansia

Tabel 49 Persentase Sarana Kesehatan dengan Kemampuan Pelayanan

Gawat Darurat (GADAR) Level I

Tabel 50 Jumlah Penderita dan Kematian pada KLB menurut Jenis

KLB

Tabel 51 Desa/Kelurahan Terkena KLB yang Ditangani < 24 jam

Tabel 52 Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut menurut Jenis Kelamin

Tabel 53 Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut pada Anak SD dan

Setingkat menurut Jenis Kelamin

Tabel 54 Jumlah Kegiatan Penyuluhan Kesehatan

Tabel 55 Cakupan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Pra Bayar menurut

Jenis Jaminan

Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2013

vi

Tabel 56 Cakupan Pelayanan Rawat Jalan Masyarakat Miskin (dan

Hampir Miskin) menurut Strata Sarana Kesehatan

Tabel 56-A Cakupan Pelayanan Rawat Jalan Masyarakat Miskin (dan

Hampir Miskin) menurut Strata Sarana Kesehatan yang

dicakup Melalui Program Jamkesda

Tabel 57 Cakupan Pelayanan Rawat Inap Masyarakat Miskin (dan

Hampir Miskin) menurut Strata Sarana Kesehatan

Tabel 57-A Cakupan Pelayanan Rawat Inap Masyarakat Miskin (dan

Hampir Miskin) menurut Strata Sarana Kesehatan yang

dicakup Melalui Program Jamkesda

Tabel 58 Jumlah Kunjungan Rawat Jalan, Rawat Inap dan Kunjungan

Ganggungan Jiwa di Sarana Pelayanan Kesehatan

Tabel 59 Angka Kematian Pasien di Rumah Sakit

Tabel 60 Indikator Kinerja Pelayanan di Rumah Sakit

Tabel 61 Persentase Rumah Tangga Berperilaku Hidup Bersih dan

Sehat

Tabel 62 Persentase Rumah Sehat

Tabel 63 Persentase Rumah/Bangunan Bebas Jentik Nyamuk Aedes

Tabel 64 Persentase Keluarga menurut Jenis Sarana Air Bersih yang

digunakan

Tabel 65 Persentase Keluarga menurut Sumber Air Minum yang

digunakan

Tabel 66 Persentase Keluarga dengan Kepemilikan Sarana Sanitasi

Dasar

Tabel 67 Persentase Tempat Umum dan Pengelolaan Makanan (TUPM)

Sehat

Tabel 68 Persentase Institusi dibina Kesehatan Lingkungannya

Tabel 69 Ketersediaan Obat menurut Jenis Obat

Tabel 70 Jumlah Sarana Pelayanan Kesehatan menurut Kepemilikan

Tabel 71 Sarana Pelayanan Kesehatan dengan Kemampuan

Laboratorium dan Memiliki 4 Spesialis Dasar

Tabel 72 Jumlah Posyandu menurut Strata

Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2013

vii

Tabel 73 Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM)

Tabel 74 Jumlah Tenaga Medis di Sarana Kesehatan

Tabel 75 Jumlah Tenaga Bidan/ Keperawatan di Sarana Kesehatan

Tabel 76 Jumlah Tenaga Kefarmasian dan Gizi di Sarana Kesehatan

Tabel 77 Jumlah Tenaga Kesehatan Masyarakat dan Sanitasi di Sarana

Kesehatan

Tabel 78 Jumlah Tenaga Teknisi Medis dan Fisioterapis di Sarana

Kesehatan

Tabel 79 Anggaran Kesehatan Kabupaten/Kota

Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2013 1

1.1 LATAR BELAKANG

Pada hakikatnya tujuan dari pembangunan kesehatan adalah untuk meningkatkan

kualitas sumber daya manusia dengan membangun kesadaran, kemauan dan kemampuan

untuk hidup sehat. Pemerintah memiliki peran yang sangat besar untuk mewujudkan

pembagunan kesehatan terutama melalui penyediaan sarana dan prasarana baik Rumah

Sakit, Puskesmas dan Poskesdes maupun Posyandu. Dengan penyediaan pelayanan

kesehatan yang baik bagi masyarakatnya untuk mensinergikan pencapaian tujuan

pembangunan Millenium Development Goals (MDGs) pada tahun 2015. Tujuan MDGs

menempatkan manusia sebagai fokus utama pembangunan yang mencakup semua

komponen kegiatan yang tujuan akhirnya ialah kesejahteraan masyarakat.

Dari 8 (delapan) agenda pencapaian MDGs, 5 (lima) diantaranya merupakan

bidang kesehatan, yakni terdiri dari memberantas kemiskinan dan kelaparan (Tujuan 1);

menurunkan angka kematian anak (Tujuan 4); meningkatkan kesehatan ibu (Tujuan 5);

memerangi HIV/ AIDS, malaria dan penyakit lainnya (Tujuan 6) dan melestarikan

lingkungan hidup (Tujuan 7).

Untuk mengetahui gambaran secara nyata capaian pembangunan kesehatan tahun

2013 disusunlah Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2013. Penyusunan Profil Kesehatan

ini didasarkan pada beberapa peraturan perundangan-undangan bidang kesehatan, antara

lain:

1. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan

2. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 46 Tahun 2014 tentang Sistem

Informasi Kesehatan

4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 741/Menkes/PER/VII/2008

tentang Standart Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota

Profil Kesehatan merupakan buku statistik kesehatan Kota Blitar untuk

menggambarkan situasi dan kondisi kesehatan masyarakat Kota Blitar. Selain itu juga

berisi data/informasi yang menggambarkan derajat kesehatan, sumber daya kesehatan dan

upaya kesehatan serta pencapaian indikator pembangunan kesehatan di Kota Blitar. Oleh

karena itu Profil Kesehatan merupakan salah satu alat yang bisa digunakan untuk

BAB 1

PENDAHULUAN

Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2013 2

mengevaluasi kemajuan pembangunan kesehatan dari tahun ke tahun dalam mendukung

tercapainya MDGs.

1.2 SISTEMATIKA PENYAJIAN

Sistematika penyusunan Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2013 mengacu pada

Petunjuk Teknis Penyusunan Profil Kesehatan Kabupaten/Kota yang diterbitkan oleh

Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dengan sistematika

sebagai berikut :

Bab-1 : Pendahuluan

Bab ini berisi penjelasan tentang maksud dan tujuan Profil Kesehatan dan sistematika dari

penyajiannya.

Bab-2 : Gambaran Umum

Bab ini menyajikan tentang gambaran umum Kota Blitar. Selain uraian tentang letak

geografis, administrative dan informasi umum lainnya, bab ini juga mengulas faktor-

faktor yang berpengaruh terhadap kesehatan dan faktor-faktor lainnya, misalnya

kependudukan, ekonomi, pendidikan, sosial budaya dan lingkungan.

Bab-3 : Situasi Derajat Kesehatan

Bab ini berisi uraian tentang indikator mengenai angka kematian, angka kesakitan dan

angka status gizi masyarakat.

Bab-4 : Situasi Upaya Kesehatan

Bab ini menguraikan tentang pelayanan kesehatan dasar, pelayanan kesehatan rujukan

dan penunjang, pemberantasan penyakit menular, pembinaan kesehatan lingkungan dan

sanitasi dasar, perbaikan gizi masyarakat, pelayanan kefarmasian dan alat kesehatan,

pelayanan kesehatan dalam situasi bencana. Upaya pelayanan kesehatan yang diuraikan

dalam bab ini juga mengakomodir indikator kinerja Standar Pelayanan Minimal (SPM)

Bidang Kesehatan serta upaya pelayanan kesehatan lainnya yang diselenggarakan oleh

Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar.

Bab-5 : Situasi Sumber Daya Kesehatan

Bab ini menguraikan tentang sarana kesehatan, tenaga kesehatan, pembiayaan kesehatan

dan sumber daya kesehatan lainnya.

Bab-6 : Penutup

Lampiran

Pada lampiran ini berisi resume/angka pencapaian pembangunan kesehatan Kota Blitar

dan 79 tabel data kesehatan dan yang terkait kesehatan yang berbasis gender. Profil

Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2013 3

kesehatan dapat disajikan dalam bentuk tercetak (berupa buku) atau dalam bentuk lain

(softcopy, tampilan di situs internet, dan lain-lain).

1.3 DISTRIBUSI PROFIL KESEHATAN

Distribusi Profil Kesehatan Kota Blitar adalah sebagai berikut:

1. Walikota Blitar

2. DPRD Kota Blitar

3. Instansi tingkat Kota termasuk BAPPEDA

4. Puskesmas, dan UPT Kesehatan lainnya

5. Rumah Sakit Pemerintah dan Swasta

6. Dinas Kesehatan Provinsi

7. Kementerian Kesehatan c.q Pusat Data dan Informasi

8. LSM Kesehatan di Kota Blitar

Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2013 4

Gambaran umum wilayah Kota Blitar merupakan sebuah data dasar yang

digunakan sebagai acuan dalam penyusunan perencanaan pembangunan kesehatan yang

evidence based, sehingga perencanaan program maupun kegiatan bidang kesehatan sesuai

dengan kebutuhan masyarakat dan kondisi faktual di wilayah Kota Blitar. Gambaran

umum ini menguraikan tentang letak geografis, administratif dan beberapa informasi

umum lainnya. Selain itu juga mengulas beberapa faktor yang berpengaruh terhadap

kesehatan dan faktor-faktor lainnya misalnya kependudukan, ekonomi dan sosial budaya.

Adapun gambaran umum secara lengkap adalah sebagai berikut :

2.1 KONDISI GEOGRAFIS DAN ADMINISTRASI

Kota Blitar merupakan wilayah terkecil kedua di Propinsi Jawa Timur setelah

Kota Mojokerto. Terletak pada koordinat 112°14’ - 12°28’ Bujur Timur dan 8°2’ - 8°10’

Lintang Selatan. Jarak tempuh dari Ibu Kota Propinsi Jawa Timur ± 160 km ke arah Barat

Daya.

Secara administratif, Kota Blitar dikelilingi oleh wilayah Kabupaten, dengan

batas-batas sebagai berikut:

Sebelah Utara : Kecamatan Nglegok

dan Kecamatan

Garum Kabupaten

Blitar

Sebelah Timur : Kecamatan Garum

dan Kecamatan

Kanigoro

Kabupaten Blitar

Sebelah Selatan : Kecamatan Kanigoro

dan Kecamatan

Sanankulon Kabupaten Blitar

Sebelah Barat : Kecamatan Sanankulon dan Kecamatan Nglegok

Kabupaten Blitar

Pada sisi yang lain Kota Blitar dapat dikatakan sebagai kota yang miskin potensi,

karena secara ekonomis tidak memiliki sumber daya alam yang dapat dieksplorasi

menjadi sumber pendapatan daerah, baik yang berupa bahan galian, mineral maupun hasil

BAB 2

GAMBARAN UMUM

Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2013 5

hutan dan kekayaan alam lainnya. Dengan demikian upaya yang harus terus digalakkan

adalah pengembangan dan pembangunan sumber daya lainnya baik yang berupa sumber

daya manusia maupun sumber daya buatan.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 1982 tentang Batas Wilayah

Kotamadya Daerah Tingkat II Blitar, luas wilayah Kota Blitar adalah ± 32,578 km2,

terdiri atas 3 (tiga) kecamatan dengan 20 kelurahan. Yang kemudian pada tahun 2005

dijadikan 21 Kelurahan hasil pemecahan Kelurahan Pakunden menjadi 2 Kelurahan yaitu

Pakunden dan Tanjungsari berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 4 tahun 2005. Adapun

perincian luas wilayah di masing-masing kecamatan adalah sebagai berikut:

Tabel 2.1 Perbandingan Luas Wilayah Kecamatan di Kota Blitar

No Kecamatan Luas Wilayah Km2 %

1 Sukorejo 9,92 30,46

2 Kepanjenkidul 10,50 32,24

3 Sananwetan 12,15 37,30

Jumlah 32,57 100

Sumber: BPS Kota Blitar Tahun 2013

2.2 TOPOGRAFI

Rata-rata ketinggian Kota Blitar dari permukaan laut adalah 156 m. Dilihat dari

topografinya wilayah Kota Blitar masih termasuk dataran rendah. Namun wilayah bagian

utara relatif lebih tinggi dibandingkan dengan wilayah bagian selatan. Ketinggian di

bagian utara sekitar 245 m dari permukaan air laut dengan tingkat kemiringan 2° sampai

15°. Semakin ke selatan tingkat ketinggiannya semakin menurun yaitu bagian tengah

sekitar 175 m dan bagian selatan 140 m dengan tingkat kemiringan 0° sampai 2°. Secara

rata-rata ketinggian Kota Blitar dari permukaan air laut sekitar 156 m.

Disamping itu, wilayah Kota Blitar terbagi menjadi 3 (tiga) bagian yaitu bagian

utara, tengah dan selatan dimana bagian utara mempunyai ketinggian ± 245 meter dari

permukaan laut, bagian tengah ± 190 meter dan bagian selatan ± 140 meter dari

permukaan air laut. Adanya perbedaan letak ketinggian tersebut menunjukkan bahwa

wilayah Kota Blitar masuk kategori daerah darat, sehingga mempengaruhi pola

pemanfaatan dan tata guna tanah di wilayah Kota Blitar.

Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2013 6

2.3 IKLIM

Pada tahun 2013 suhu rata-rata berkisar 29°C dan pola cuaca mengikuti pola

cuaca pada tahun sebelumnya, yaitu puncak kemarau terjadi di sepanjang bulan Agustus

hingga September.Perubahan cuaca yang cukup ekstrim ini merupakan efek dari

pemanasan global yang terjadi di permukaan bumi. Salah satu dampak yang bisa

dirasakan adalah naiknya suhu rata-rata di Kota Blitar. Puncak musim hujan juga terjadi

pada bulan Januari dengan rata-rata hari hujan mencapai 19 hari dan curah hujan

mencapai 17,40 mm per hari. Secara umum curah hujan pada tahun 2013 lebih tinggi

dibandingkan dengan tahun 2012.

2.4 KEPENDUDUKAN

Situasi kependudukan dapat dilihat dari berbagai indikator antara lain tingkat

pertumbuhan, angka kelahiran kasar, tingkat fertilitas, kepadatan dan distribusi menurut

umur. Gambaran secara umum keadaan demografi Kota Blitar adalah sebagai berikut :

2.4.1 Komposisi Penduduk

Jumlah penduduk Kota Blitar tahun 2013 sebanyak 135.759 jiwa (sumber: BPS

Jawa Timur Tahun 2013) dengan karakteristik dan latar belakang sosial, budaya,

pendidikan, agama, etnis dan mata pencaharian yang bervariasi. Apabila dibandingkan

dengan jumlah penduduk tahun 2012 yaitu 134.554 jiwa, maka terjadi pertambahan

jumlah penduduk Kota Blitar sebanyak 1.205 jiwa. Adapun distribusi penduduk

berdasarkan jenis kelamin dan kelompok umur adalah sebagai berikut:

Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2013 7

Gambar 2.1 Piramida Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin

Kota Blitar Tahun 2013

1,186

4,870

5,487

5,555

5,626

4,901

5,252

5,225

5,136

5,102

4,534

4,165

3,430

2,471

4,287

1,149

4,359

5,164

5,060

5,892

4,788

5,404

5,120

5,146

5,211

4,989

4,383

3,636

2,502

5,729

0 2,000 4,000 6,000 8,000 10,000 12,000

< 1

1 - 4

5 - 9

10 - 14

15 - 19

20 - 24

25 - 29

30 - 34

35 - 39

40 - 44

45 - 49

50 - 54

55 - 59

60 - 64

≥ 65

LAKI-LAKI PEREMPUAN

Sumber : Data BPS Jawa Timur Tahun 2013 yang diolah

Komposisi penduduk laki-laki dan perempuan tidak berbeda jauh jumlahnya,

penduduk laki-laki masih lebih kecil sejumlah 67.152 jiwa sedangkan penduduk

perempuan sejumlah 68.607 jiwa tidak jauh berbeda dengan tahun 2012.

Distribusi penduduk terbesar adalah pada kelompok umur 15-19 tahun yaitu

11.518 jiwa. Hal ini menunjukkan bahwa komposisi penduduk lebih banyak pada usia

muda.

2.4.2 Kepadatan Penduduk

Kepadatan penduduk di Kota Blitar pada tahun 2013 adalah 4,168 /Km2

yang

berarti terdapat 4 jiwa disuatu wilayah per Km2, kondisi ini tidak terlalu terdapat

perbedaan dengan kondisi pada tahun 2012 yakni 4,131/ Km2. Adapun data secara

lengkap mengenai kondisi kepadatan penduduk tahun 2009 s/d 2013 adalah sebagai

berikut:

Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2013 8

Grafik 2.2 Kepadatan Penduduk Per-Km2

Kota Blitar Tahun 2009-2013

4.1

4.3

4.36

4.17

4.13

3.95

4

4.05

4.1

4.15

4.2

4.25

4.3

4.35

4.4

2009 2010 2011 2012 2013

Kepadatan Penduduk

Sumber: Data sekunder BPS Kota Blitar yang diolah

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa pada setiap tahunnya terjadi

kenaikan angka kepadatan penduduk di Kota Blitar, hal ini seiring dengan perubahan

jumlah penduduk di tiap Kecamatan. Perubahan dapat terjadi dikarenakan banyak hal,

diantaranya dapat disebabkan oleh perpindahan penduduk dari luar kota ke dalam kota

ataupun sebaliknya, selain itu perubahan kepadatan penduduk juga dapat disebabkan

angka kematian dan jumlah kelahiran di wilayah tersebut. Untuk tahun 2012 terjadi

penurunan dikarenakan adanya perubahan data sasaran jumlah penduduk setelah sensus

penduduk tahun 2010.

2.4.3 Rasio Beban Tanggungan

Rasio beban tanggungan merupakan perbandingan antara jumlah penduduk usia

tidak produktif (umur dibawah 15 tahun dan umur diatas 65 tahun) dengan jumlah

penduduk usia produktif. Rasio ini menggambarkan beban yang ditanggung oleh

penduduk usia produktif. Berikut ini gambaran rasio beban tanggungan di Kota Blitar

mulai tahun 2009 s/d 2013:

Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2013 9

Grafik 2.3 Rasio Beban Tanggungan Kota Blitar Tahun 2009-2013

47.27

46.11

46.42

46

46.05

45

45.5

46

46.5

47

47.5

2009 2010 2011 2012 2013

Rasio Beban Tanggungan

Sumber : BPS (hasil Pengolahan Registrasi Penduduk)

Dari data diatas dapat diketahui bahwa beban tanggungan di Kota Blitar masih

cukup besar, jumlah penduduk usia tidak produktif hampir setengah jumlah penduduk

usia produktif. Beban tanggungan yang tinggi merupakan faktor penghambat

pembangunan ekonomi suatu negara, karena sebagian pendapatan yang diperoleh oleh

golongan yang produktif terpaksa dikeluarkan untuk memenuhi kebutuhan mereka yang

tidak produktif, maka semakin tinggi usia tidak produktif semakin tinggi beban

tanggungan bagi usia produktif.

Hal ini didukung dengan piramida penduduk Kota Blitar dimana usia tidak

produktif jumlahnya cukup besar, sehingga dikhawatirkan dapat meningkatkan beban

rasio tanggungan, hal ini didukung dengan data jumlah kepesertaan Jaminan Kesehatan

bagi masyarakat miskin yang setiap tahunnya cenderung meningkat terutama permohonan

SPM dimana kepesertaannya diluar kuota. Berikut ini data peserta jaminan kesehatan

(Jamkesmas, Jamkesmasda, dan SPM) mulai tahun 2010 s/d 2013.

Tabel 2.2 Jumlah Peserta Jaminan Kesehatan bagi Masyarakat Miskin

di Kota Blitar Tahun 2010-2013

NO JAMINAN

KESEHATAN

TAHUN

2010 2011 2012 2013

1 Jamkesmas 16.633 16.633 16.633 25.226

2 Jamkesda 2.987 6.530 2.987 10.596

3 SPM - 957 862 2.473

Sumber: Bidang Pelayanan Kesehatan

Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2013

10

Situasi derajat kesehatan di Kota Blitar digambarkan dengan empat indikator

pembangunan kesehatan, yaitu Angka Kematian (Mortalitas), Angka/ Umur Harapan

Hidup, Angka Kesakitan (Morbiditas) dan Status Gizi Masyarakat. Indikator tersebut

dapat diperoleh melalui laporan dari fasilitas kesehatan (facility based) dan dari

masyarakat (community based).

Gambaran situasi derajat kesehatan di Kota Blitar pada tahun 2013 dapat

diuraikan sebagai berikut.

3.1 ANGKA KEMATIAN (MORTALITAS)

Data kematian yang terdapat pada suatu komunitas dapat diperoleh melalui

survey, hal disebabkan bahwa sebagian besar kematian terjadi di rumah, sedangkan data

kematian pada fasilitas pelayanan kesehatan hanya memperlihatkan kasus rujukan.

Perkembangan tingkat kematian dan penyakit-penyakit penyebab kematian utama yang

terjadi pada tahun 2013 akan diuraikan dibawah ini.

3.1.1 Angka Kematian Ibu (AKI)

Angka Kematian Ibu (AKI) masih merupakan salah satu indikator penting dalam

menentukan derajat kesehatan di suatu wilayah. Kematian ibu yang maksud adalah

kematian seorang ibu yang disebabkan kehamilan, bersalin dan nifas dan bukan karena

kecelakaan disuatu wilayah pada kurun waktu tertentu. Angka Kematian Ibu (AKI)

dihitung per 100.000 kelahiran hidup.

Target RPJMN 2014 sebesar 118 per 100.000 kelahiran hidup dan untuk target

MDG’s sebesar 102 per 100.000 kelahiran hidup tahun 2015. Berbagai upaya telah

diupayakan guna menurunkan angka kematian ibu bersalin ini.

Berdasarkan hasil data Laporan Kematian di Kota Blitar tahun 2013, sebesar

49,48 (1 kematian) per 100.000 kelahiran hidup. Sedangkan target daerah (RPJMD)

sebesar 47,21 (1 kematian) per 100.000 kelahiran hidup, sehingga pada tahun 2013 AKI

tidak melebihi target dikarenakan pembagi angka tersebut yaitu kelahiran hidup berubah

jumlahnya setiap tahun. Bila dibandingkan dengan target MDGs dan RPJMN maka

kinerja pelayanan kesehatan dalam menekan kematian di Kota Blitar perlu mendapat

apresiasi positif dan perlu ditingkatkan.

Kondisi ini merupakan kondisi riil yang sudah menggambarkan kondisi yang

sebenarnya dilapangan, karena kematian ibu yang ada di Kota Blitar sudah merupakan

BAB 3

SITUASI DERAJAT KESEHATAN

Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2013

11

hasil laporan dari pelayanan kesehatan dasar dan Rumah Sakit. Hal ini bisa terjadi

mengingat Kota Blitar merupakan Kota terkecil di Propinsi Jawa Timur setelah Kota

Mojokerto. Dengan wilayah kecil tersebut memudahkan Dinas Kesehatan dalam

melakukan pelacakan semua kejadian-kejadian yang berhubungan dengan kesehatan

masyarakatnya.

Pada tahun 2013 terjadi penurunan jumlah kasus kematian ibu dari 7 (tujuh) kasus

pada tahun 2012 menjadi 1 (satu) kasus pada tahun 2012. Satu kematian ini disebabkan

adanya penyakit bawaan ibu

Grafik 3.1 Angka Kematian Ibu (AKI) per 100.000

di Kota Blitar Tahun 2009-2013

49.48

339.31

101.8

51.4750

0

50

100

150

200

250

300

350

400

2009 2010 2011 2012 2013

AKI

Sumber : Seksi KIA & Kespro, Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar

Grafik 3.2 Perkembangan Capaian, Target RPJMD dan MDGs AKI

(per 100.000 Kelahiran Hidup) di Kota Blitar Tahun 2011-2013

47.2148.0849.16

102 102 102

339.31

49.48101.80

0

50

100

150

200

250

300

350

400

2011 2012 2013

Per

10

00

00

kel

ah

ira

n h

idu

p

Target RPJMD Target MDGs Capaian

Sumber : Seksi KIA dan Kespro, Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar

Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2013

12

Grafik 3.3 Jumlah Kasus Kematian Ibu di Kota Blitar Tahun 2012-2013

7

1

0

2

4

6

8

10

2012 2013

Jumlah Kematian

Sumber : Seksi KIA dan Kespro, Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar

Grafik 3.4 Jumlah Kasus Kematian Ibu menurut Kecamatan di Kota Blitar Tahun 2013

1

0 0

0

1

2

Sananwetan Sukorejo Kepanjenkidul

Jumlah Kematian Ibu

Sumber : Seksi KIA dan Kespro, Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar

Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2013

13

Gambar 3.1. Kelas Ibu Hamil

3.1.2 Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Balita

Ada banyak faktor yang mempengaruhi tingkat AKB tetapi tidak mudah untuk

menemukan faktor yang paling dominan. Salah satu penyebab mengapa Angka Kematian

Bayi di Kota Blitar masih cukup tinggi karena sebagian besar masyarakat masih enggan

membawa bayinya yang masih berumur dibawah 1 (satu) bulan ke fasilitas kesehatan

untuk pemeriksaan kesehatannya. Hal ini didukung masih adanya kepercayaan dari

sebagian besar masyarakat menganggap untuk keluar rumah harus sudah berumur 36 hari

atau lebih 1 bulan. Kematian bayi adalah kematian yang terjadi antara saat bayi lahir

sampai satu hari sebelum ulang tahun pertama. Dari sisi penyebabnya, kematian bayi

dibedakan faktor endogen dan eksogen.

Angka Kematian Bayi (AKB) atau Infan Mortality Rate adalah banyaknya bayi

meninggal sebelum mencapai usia satu tahun per 1.000 kelahiran hidup (KH). AKB dapat

menggambarkan kondisi sosial ekonomi masyarakat setempat, karena bayi adalah

kelompok usia yang paling rentan terkena dampak dari perubahan lingkungan maupun

sosial ekonomi.

Indikator AKB terkait langsung dengan target kelangsungan hidup anak dan

merefleksikan kondisi sosial- ekonomi, lingkungan tempat tinggalnya.

Tersedianya berbagai fasilitas atau faktor aksesibilitas dan pelayanan kesehatan dari

tenaga medis yang terampil. Serta kesediaan masyarakat untuk merubah kehidupan

Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2013

14

tradisonal ke norma kehidupan modern dalam bidang kesehatan merupakan faktor yang

sangat berpengaruh terhadap tingkat AKB.

Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar 2010 menunjukkan bahwa semakin

tinggi tingkat pendidikan dan status ekonomi cenderung semakin tinggi pula persentase

kunjungan neonatus pada saat bayi. Menurut pada jenis pekerjaan paling tinggi adalah

pegawai mencapai 86,5% untuk bayi berumur 6-48 jam. Untuk Kunjungan Neonatus

Lengkap (KN1, KN2,KN3) di Jawa Timur hanya mencapai 41,6%.

Selama tahun 2013 di Kota Blitar dilaporkan terjadi 2.035 kelahiran. Dari seluruh

kelahiran, tercatat 14 lahir mati dan kasus kematian bayi sebesar 24 kasus (tabel 6 dan 7).

AKB ini sangat penting, karena tingginya AKB menunjukan rendahnya kualitas

perawatan selama masa kehamilan, saat persalinan dan masa nifas, status gizi dan

penyakit infeksi.

Target daerah pada tahun 2013 sebesar 16 per 1000 kelahiran hidup (KH),

sedangkan di Kota Blitar AKB mencapai 11,88 per 1000 KH. Jumlah kematian anak

balita juga stagnan, baik pada tahun 2012 maupun 2013 terdapat 2 (dua) kasus kematian

anak balita. Penyebabnya kematian tersebut adalah diare dan infeksi.

Grafik 3.5 Jumlah Kematian Anak Balita di Kota Blitar Tahun 2012-2013

2 2

0

1

2

3

4

2012 2013

Jumlah Kematian Anak Balita

Sumber : Seksi KIA dan Kespro, Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar

Kasus Kematian Bayi ini yang terjadi selama 5 tahun berturut-turut dari tahun

2009 sampai dengan tahun 2013. Dapat dilihat pada diagram berikut :

Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2013

15

Grafik 3.6 Jumlah Kematian Bayi di Kota Blitar Tahun 2009-2013

26

36

2824 24

0

5

10

15

20

25

30

35

40

Jum

lah

kem

atia

n ba

yi

2009 2010 2011 2012 2013

AKB

Sumber : Seksi KIA dan Kespro, Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar

Dari diagram tersebut, terlihat terjadi penurunan kematian pada bayi diwilayah Kota

Blitar. Penurunan tersebut tidak lepas dari upaya-upaya yang telah dilakukan untuk

menurunkan AKB antara lain melalui peningkatan cakupan, mutu pelayanan dan

keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dilakukan melalui pelatihan tenaga, serta

peningkatan pemberdayaan masyarakat.

Gambar 3.2 Pertemuan Pemantapan Pelaksanaan Kesehatan Ibu dan Balita

Angka Kematian Balita (AKABA) adalah jumlah anak yang meninggal sebelum

usia 5 tahun, dinyatakan sebagai angka per 1.000 kelahiran hidup. AKABA

Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2013

16

menggambarkan tingkat permasalahan kesehatan anak Balita seperti gizi, sanitasi,

penyakit menular dan kecelakan. Dari laporan rutin pada tahun 2013 di Kota Blitar terjadi

26 kematian balita dengan AKABA terlaporkan 12,86 per 1.000 KH.

Grafik 3.7 Jumlah kematian Balita Menurut Kecamatan di Kota Blitar Tahun 2013

11

6

9

26

0

5

10

15

20

25

30

Sananwetan Sukorejo Kepanjenkidul Kota

Jumlah Kematian Balita

Sumber : Seksi KIA dan Kespro, Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar

3.2 ANGKA/UMUR HARAPAN HIDUP (AHH/UHH)

Angka/ Umur Harapan Hidup (AHH/ UHH) secara definisi adalah perkiraan rata-

rata lamanya hidup yang akan dicapai oleh sekelompok penduduk dari sejak lahir. AHH

dapat dijadikan salah satu alat untuk mengevaluasi kinerja pemerintah pada keberhasilan

pembangunan kesehatan serta sosial ekonomi di suatu wilayah, termasuk di dalamnya

derajat kesehatan. Data AHH diperoleh melalui survei yang dilakukan oleh Badan Pusat

Statistik (BPS).

Banyak faktor yang berpengaruh terhadap keberhasilan umur harapan hidup.

Salah satunya adalah tingkat Angka Kematian Bayi. Di sini Angka Kematian Bayi sangat

berpengaruh pada kenaikan atau penurunan umur harapan hidup (UHH) waktu lahir.

Angka Kematian Bayi ini sangat peka terhadap perubahan dengan kesehatan dan

kesejahteraan masyarakat, ssehingga perbaikan derajat kesehatan tercermin pada

penurunan AKB dan kenaikan Umur Harapan Hidup (UHH) pada waktu lahir,

meningkatnya umur harapan hidup secara tidak langsung juga memberi gambaran tentang

adanya peningkatan kualitas hidup dan derajat kesehatan masyarakat.

Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2013

17

Pada tahun 2013 Kota Blitar mempunyai AHH yang tertinggi di Jawa Timur yakni

sebesar 72,99, sedangkan AHH Jawa Timur 70,19. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat

pada grafik dibawah ini tingkat umur harapan hidup Kota Blitar diantara Kabupaten/Kota

di Jawa Timur.

Grafik 3.8 Angka Harapan Hidup (AHH) Tahun 2013 Jawa Timur

72.99

56

58

60

62

64

66

68

70

72

74

Kota B

litar

Tulunga

gung

Sura

bayaBlit

ar

Kota K

ediri

Ponorogo

Kediri

Mala

ng

Lam

ongan

Lum

ajang

Sum

enep

Bondowoso

Situ

bondo

Kota Blitar

Trenggalek

KotaMojokertoTulungagungPacitan

Magetan

Surabaya

KotaMadiunGresik

Blitar

Sidoarjo

Kota Malang

Kota Kediri

KotaProbolinggoMojokerto

Ponorogo

Ngawi

Jombang

Kediri

Jawa Timur

Kota Batu

Malang

Nganjuk

Madiun

Lamongan

Tuban

Banyuwangi

Lumajang

Bojonegoro

KotaPasuruanSumenep

Pamekasan

Pasuruan

Bondowoso

Sampang

Bangkalan

Situbondo

Jember

Probolinggo

Sumber : Hasil Susenas Jawa Timur, BPS

3.3 ANGKA KESAKITAN (MORBIDITAS)

Selain menghadapi transisi demografi, Indonesia juga menghadapi transisi

epidemiologi yang menyebabkan beban ganda. Di satu sisi kasus gizi kurang serta

penyakit-penyakit infeksi, baik re-emerging maupun new-emerging disease masih tinggi,

namun disisi lain penyakit degeneratif, gizi lebih dan gangguang keserhatan akibat

kecelakan juga meningkat. Selain itu masalah perialku yang tidak sehat, rupanya menjadi

factor utama yang harus dirubah terlebih dahulu agar beban ganda masalah kesehatan

teratasi.

Ada sebagian besar terjadi pada masyarakat kita, dimana bila ada kelompok usia

produktif, serta pada kelompok usia potensial terjadi kesakitan hal ini sangat

mempengaruhi produktifitas dan pendapatan keluarga, yang pada akhirnya menyebabkan

kemiskinan. Akibat dari kemiskinan ini sangat berpengaruh pada kesehatan bukan saja

pada yang bersangkutan namun juga pada keluarga dan sekitarnya.

Angka kesakitan pada penduduk berasal dari community based data yang

diperoleh melalui pengamatan (surveilens) terutama yang diperoleh dari fasilitas

Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2013

18

pelayanan kesehatan melalui sistem pencatatan dan pelaporan rutin dan insidentil.

Berdasarkan pengamatan penyakit yang terjadi di wilayah pelayanan kesehatan di Kota

Blitar pada pelayanan tingkat dasar yakni Puskesmas yang merupakan gardu utama

pelayanan pada masyarakat tahun 2012-2013 maka diperoleh data sebagai berikut :

Tabel 3.1 Jumlah Penderita Di Puskesmas Se-Kota Blitar

Menurut Jenis Penyakit Dengan Penderita Terbanyak Tahun 2012-2013

No Jenis Penyakit Tahun 2012 Tahun 2013

1 Infeksi Akut Lain pada Saluran Nafas Bagian

Atas

55.543 46.570

2 Penyakit Pada Sistem Otot dan Jaringan

Pengikat

23.301 15.731

3 Penyakit Pulpa dan Jaringan Periapikal 16.829 10.895

4 Gastritis 11.795 11.296

5 Hipertensi 21.364 20.112

6 Diare (termasuk Kolera) 4.404 3.245

7 Penyakit Lain pada Saluran Nafas Bagian

Atas

2.962 2.673

8 Observasi Febris 9.898 9.538

9 Penyakit Kulit Infeksi 8.507 6.938

10 Penyakit Kulit Alergi 8.403 7.051

11 Chepalgia 15.573 13.218

12 Asma 1.930 3.006

13 Diabetes Mellitus 8.153 11.231

14 Gangguan gigi dan penyangga lain 3.500 2.347

15 Fluor Albres 1.664 786

16 Penyakit Lain-lain 48.674 39.640

JUMLAH 242.500 294.277

Sumber : Data BPS Kota Blitar

Terjadi peningkatan yang cukup tinggi untuk beberapa jenis penyakit diatas,

diantaranya yang terbanyak adalah penyakit degeneratif. Pola gaya hidup dan kondisi

lingkungan saat ini memberikan kontribusi yang cukup tinggi pada pergeseran kelompok

umur yang menderita penyakit degeneratif. Penggalakan program hidup sehat terutama

pola makan sangat diperlukan untuk memberikan pengetahuan dan meningkatkan

kesadaran masyarakat.

3.3.1 Penyakit Menular Langsung

a. Tuberkulosis (TB)

Penyakit Tuberkolosis (TB) sampai saat masih menjadi masalah kesehatan

masyarakat karena merupakan salah satu penyakit infeksi pembunuh utama yang

Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2013

19

menyerang golongan usia produktif (15 – 50 tahun), dan anak-anak serta golongan social

ekonomi lemah. Penyakit ini disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis yang

ditularkan melalui percikan dahak penderita yang BTA posistif. Sebagai besar penyakit

ini menyerang paru-paru sebagai organ tempat infeksi primer, namun dapat juga

menyerang organ lain seperti kulit, kelenjar limfe, tulang dan selaput otak.

Pengendalian TB di Kota Blitar memakai strategi Directly Obsered treatment

Shortcouse (DOTS), ternyata mampu menekan kejadian kematian akibat TB Paru. DOTS

merupakan komitmen nasional dengan menggunakan pendekatan pengobatan serta

pengawasan langsung oleh pengawas menelan obat. Dengan demikian klien akan terus

berusaha untuk sembuh dari penyakitnya. Selain itu program DOTS juga mampu

menekan tingkat penularan pada anggota keluarga sekitar. Dengan pendekatan ini

ternyata terbukti di Kota Blitar mampu meningkatkan angka kesembuhan terhadap

penyakit TB tersebut.

Berdasarkan laporan World Health Organization ( WHO) pada tahun 2010,

Indonesia termasuk Negara yang kategorikan sebagai highburden countries terhadap TB

Paru yaitu menduduki peringkat kelima sebagai Negara penyumbang penyakit TB setelah

India, China, Afrika Selatan dan Nigeria.

Pada tahun 2013 jumlah seluruh kasus TB di Kota Blitar ditemukan kasus baru

sebanyak 206 yang terdiri dari kasus baru BTA + 89 kasus, dan kasus baru BTA negatif,

dengan Ro + dan EP 117 kasus. Pada tahun 2013 terjadi 8 kematian. Dengan demikian di

Kota Blitar untuk Angka Insidens sebesar 150,27 per 100.000 penduduk dan kematian 8

per 100.000 penduduk.

Gambar 3.3 Pelatihan Program Penanggulangan TB Strategi DOTS bagi Dokter dan

Paramedis RS Swasta

Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2013

20

b. Kusta

Kusta merupakan penyakit lama yang diharapkan dapat dieliminasi pada tahun

2000. Secara nasional, kondisi tersebut telah tercapai, namun untuk Kota Blitar eliminasi

ini belum bisa tercapai. Pada Tahun 2013 New Case Detection Rate (NCDR) di Kota

Blitar menjadi 4,42 per 100.000 penduduk. Bila dibandingkan tahun-tahun sebelumnya

keadaan ini ada kecenderungan meningkat. Peningkatan ini menunjukan bahwa

pelacakan yang dilakukan oleh petugas lapangan ada kecenderungan lebih intensif.

Dengan pelacakan kasus yang lebih baik maka kasus yang ditemukan akan semakin

banyak dan semakin banyak pula kasus yang terobati, dengan harapan pada tahun-tahun

berikutnya prevalensi kusta akan menurun sampai dengan bisanya terjadi eliminasi.

Angka prevalensi kusta di Kota Blitar tahun 2013 sebesar 0,74 per 10.000

penduduk. Namun untuk kasus anak di Kota Blitar tidak di temukan sama sekali. Dari

kedua kriteria tersebut menunjukkan bahwa tingka penularan kusta di Kota Blitar masih

relative lebih tinggi. Dengan demikian diharapkan masyarakat mampu meningkatkan

kesadaran dalam meningkatkan pengenalan dini gejala kusta ini. Sebagai pelayan

kesehatan di masyarakat, petugas diharapkan lebih meningkatkan peran dalam pemberian

penyuluhan, agar masyarakat lebih pintar untuk menyikapi gejala sosial disekitarnya.

Karena penemuan kasus kusta ini seringkali sudah pada tahap lanjut yang dengan adanya

kecacatan.

Grafik 3.9 Perkembangan Prevalensi Rate (PR) dan Case Detection Rate (CDR) Kusta

per 10.000 Penduduk di Kota Blitar Tahun 2012-2013

4.42

2.82

0.74

0.080

1

2

3

4

5

2012 2013

NCDR PR

Sumber : Seksi P2M, Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar

Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2013

21

Upaya pencegahan dan penanggulangan penyakit kusta ini telah dilakukan dengan

menggunakan metode Multi Drug Trerapy (MTD), yaitu penemuan penderita langsung

dilakukan pengobatan. Sedangkan untuk mencegah kecacatan lebih lanjut digunakan

metode Prevention of disability (POD) yang setiap bulan selama masa pengobatan dan

rehabilitasi medis.

Gambar 3.4 Pertemuan Refreshing Kusta

c. HIV/AIDS dan Penyakit Infeksi Seksual (IMS)

Berdasarkan hasil Riskesdas 2010, disebutkan bahwa dari penduduk umur diatas

15 tahun keatas 57,5 % pernah mendengar HIV/AIDS, angka yang tinggi belum tentu

menjamin seseorang mengetahui secara menyeluruh tentang cara penularan HIV, hal ini

membuktikan bahwa kenapa kasus HIV/AIDS ini ada kecenderungan terjadi peningkatan

jumlah kasusnya, meskipun berbagai upaya pencegahan dan penanggulangan terus

dilakukan.

Sejak ditemukan kasusnya pada tahun 1989, kasus HIV terus meningkat. Di Kota

Blitar pada tahun 2013 ini berdasarkan laporan yang ada kasus HIV mencapai 11 kasus.

Untuk AIDS di Kota Blitar tahun 2013 ditemukan 1 kasus dan 1 kematian akibat AIDS.

Salah satu cara untuk memantau situasi HIV di masyarakat, sekaligus upaya pencegahan

penularan adalah melakukan penapisan darah donor di Transfusi Darah.

Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2013

22

Grafik 3.10 Perkembangan Jumlah Kasus HIV, AIDS dan Jumlah Kematian

di Kota Blitar Tahun 2011-2013

11130 1 1

191

0

43

0

50

100

150

200

250

2011 2012 2013

HIV AIDS Kematian Karena AIDS IMS

Sumber : Seksi P2M, Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar

Upaya yang dilakukan dalam rangka penekan kasus penyakit HIV/AIDS

disamping ditujukan pada penanganan penderita yang ditemukan diarahkan pada upaya

pencegahan yang dilakukan melalui HIV/AIDS terhadap darah donor dan upaya

pemantauan dan pengobatan penderita penyakit menular seksual (PMS).

Infeksi Menular Seksual (IMS) adalah salah satu pintu untuk memudahkan

terjadinya penularan HIV. Oleh karena itu penyuluhan dan pendampingan pada

masyarakat kelompok resiko tinggi serta intervensi perubahan perilaku sangat diperlukan

dan perlu ditingkatkan frekwensinya, mengingat penyakit HIV/AIDS dan IMS merupakan

penyakit yang bersifat fenomena gunung es, serta banyak terkendala dengan norma yang

berlaku di masyarakat. Hal ini terbukti dari hasil penelitian Riskesdas tahun 2010 dimana

diperoleh angka sebesar 21,7% sikap keluarga penderita HIV/AIDS masih merahasiakan

serta 7,1 % mengucilkan.

Gambar 3.4 Sosialisasi PMTCT

Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2013

23

d. Diare

Hingga saat ini penyakit Diare masih merupakan masalah kesehatan masyarakat.

Berdasarkan hasil survey Sub Direktorat Diare dan Infeksi Saluran Cerna (ISP) Direktorat

Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Kementerian

Kesehatan RI, Angka Kesakitan Diare semua umur tahun 2010 adalah 411 per 1000

penduduk, sedangkan pada tahun 2012 sebesar 214 per 1000 penduduk. Dan berdasarkan

Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2007, Diare merupakan penyebab kematian

nomor empat (13,2%) pada semua umur dalam kelompok penyakit menular dan

merupakan penyebab kematian nomor satu pada bayi post neonatal (31,4%) dan pada

anak balita (25,2%).

Pada tahun 2013 di Kota Blitar jumlah kasus diare diperkirakan sebesar 2.905

kasus yang tertangani sebesar 185,08%.

Grafik 3.11 Jumlah Perkiraan Kasus dan Penderita Diare yang Ditangani

Menurut Kecamatan di Kota Blitar Tahun 2013

1033

2177

9621540

910

1660

2905

5377

0

1000

2000

3000

4000

5000

6000

Sananwetan Sukorejo Kepanjenkidul Kota

Perkiraan Kasus Diare Ditangani

Sumber : Seksi P2M, Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar

Upaya pencegahan dan penanggulangan kasus diare dengan cara memberikan

penyuluhan akan pentingnya mencuci tangan memakai sabun sebelum makan dan

sesudah buah air besar dan kecil. Ternyata hal kecil ini mempunyai daya ungkit yang

sangat besar. Karena memang penyakit diare ini sangat erat hubungannya dengan perilaku

masyarakat tentang bagaimana cara hidup sehat dan bersih. Sehingga naik turunnya

jumlah penyakit mencerminkan higiene sanitasi dan perilaku masyarakat di wilayah

tersebut. Kecepatan dan ketepatan penangganan di tingkat awal kejadian diharapkan

mampu mencegah terjadinya kefatalan atau hal-hal yang tidak diinginkan.

Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2013

24

e. Pneumonia

Menurut data Riskesdas 2007, prevalensi pneumonia (berdasarkan pengakuan

pernah didiagnosa pneumonia oleh tenaga kesehatan dalam sebulan terakhir sebelum

survei) pada bayi di Indonesia adalah 0,76% dengan rentang antar provinsi sebesar 0-

13,2% dan pneumonia merupakan penyebab kematian kedua tertinggi setelah diare. Bila

dilihat proposi pneumonia pada kelompok umur balita, tampak proposi pneumonia pada

bayi dibandingkan balita sekitar 35%. Hal ini menunjukkan bahwa bayi merupakan

kelompok bahwa bayi merupakan kelompok usia yang tinggi kejadian pneumonia. Oleh

karena itu pneumonia pada balita dan terutama pada bayi, perlu mendapat perhatian. Bila

tidak segera ditangani dengan benar maka dikhawatirkan dapat menghambat upaya

mencapai target MDG’s menurukan angka kematian pada bayi dan anak.

Di Kota Blitar tahun 2013 perkiraan jumlah penderita sebesar 1.156 berdasarkan

10% dari jumlah balita. Untuk penemuan kasus pneumonia balita yang ditangani sebesar

21,53%, sedangkan target cakupan penemuan dan penanganan penderita Pneumonia

Balita pada tahun 2013 adalah sebesar 90%. Berdasarkan Mulholland K, 1999

menyebutkan faktor resiko terjadinya pneumonia anak-balita yaitu :

1. Kemiskinan yang luas

Kemiskinan yang luas berdampak besar dan menyebabkan derajat kesehatan

rendah dan status sosial-ekologi menjadi buruk.

2. Derajat kesehatann rendah

Akibat derajat kesehatan yang rendah maka penyakit infeksi kronis mudah

duitemukan. Tingginya kelahiran dengan berat lahir rendah, tidak ada atau tidak

memberikannya ASI dan imunisasi yang tidak adekuat memperburuk derajat

kesehatan

3. Status sosial-ekologi buruk

Status sosial-ekologi yang tidak baik ditandai dengan buruknya lingkungan,

daerah pemukiman kumuh dan padat, polusi dalam ruangan akibat penggunaan

biomass, dan polusi udara luar ruangan yang ditambah lagi dengan tingkat

pendidikan yang kurang memadai serta adanya adat kebiasaan, kepercayaan lokal

yang salah.

4. Pembiayaan kesehatan sangat kecil

Di Negara berpenghasilan rendah pembiayaan kesehatan sangat kurang.

Pembiayaan kesehatan yang tidak cukup menyebabkan fasilitas kesehatan seperti

infrastruktur kesehatan untuk diagnostik dan terapeutik tidak adekuat dan tidak

Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2013

25

memadai, tenaga kesehatan yang terampil terbatas, ditambah lagi dengan akses ke

fasilitas kesehatan sangat kurang.

5. Proporsi populasi sangat kurang

Di Negara berkembang yang umumnya berpenghasilan rendah proposi populasi

anak 37%, di negara berpenghasilan menengah 27% dan di negara berpenghasilan

tinggi hanya 18% dari total jumlah penduduk. Besarnya proporsi populasi anak

akan menambah tekanan pada pengendalian dan pencegahan pneumonia terutama

pada aspek pembiayaan.

Faktor resiko diatas tidak berdiri sendiri melainkan berupa sebab-akibat, saling

terkait dan saling mempengaruhi yang terkait sebagai faktor-resiko pneumonia pada anak.

Upaya pemberantasan penyakit pneumonia difokuskan pada upaya pnemuan dini dan

tatalaksana kasus yang cepat dan tepat pada penderita. Kecepatan keluarga dalam

membawa penderita ke pelayanan kesehatan serta ketrampilan petugas dalam

menegakkan diagnosa merupakan kunci keberhasilan penanganan penyakit pneumonia.

3.3.2 Penyakit Menular Bersumber Binatang

a. Demam Berdarah Dengue (DBD)

Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Haemorrhagic Fever

(DHF) mulai dikenal di Indonesia sejak tahun 1968 di Surabaya dan Jakarta, dan setelah

itu jumlah kasus DBD terus bertambah seiring dengan meluasnya daerah endemis DBD.

Penyakit ini tidak hanya sering menimbulkan Kejadian Luar Biasa (KLB) tetapi juga

menimbulkan dampak buruk sosial dan ekomomi. Kerugian sosial yang terjadi antara lain

karena menimbulkan kepanikan keluarga, kematian anggota keluarga, dan berkurangnya

usia harapan hidup.

Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2013

26

Grafik 3.12 Perkembangan Penemuan Penderita DBD dan

Jumlah Kematian Akibat DBD di Kota Blitar tahun 2011-2013

77

44

9

0 0 10

20

40

60

80

100

2011 2012 2013

Jumlah Penderita Jumlah Kematian

Sumber : Seksi P2M, Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar

Di Kota Blitar Incedence Rate DBD mengalami peningkatan dari 30,24 pada

tahun 2012 menjadi sebesar 56,72 per 100.000 penduduk tahun 2013.

Meningkatnya jumlah penderita DBD pada Tahun 2013 antara lain disebabkan perubahan

iklim. Panjangnya musim penghujan dengan intensitas hujan yang tinggi mengakibatkan

perkembangbiakan nyamuk menjadi lebih banyak. Upaya yang telah dilakukan untuk

mencegah meluasnya DBD antara lain :

1. Dicanangkannya Bulan Bakti Gerakan 3M+ (Pemberantasan Sarang Nyamuk/ PSN)

pada bulan September. Berdasarkan kajian bulan September merupakan titik terendah

terjadinya kasus/ bulan sebelum musim masa penularan. Jadi ketika memasuki musin

hujan diharapkan lingkungan sudah bersih dari jentik dan nyamuk.

2. Membangun peran serta masyarakat melalui pembentukan Kelurahan Percontohan

PSN. Pada Tahun 2013 kelurahan Kauman dipilih sebagai kelurahan percontohan

PSN dengan kegiatan membersihkan lingkungan satu minggu sekali.

3. Adanya Pemantau jentik anak sekolah di tiap sekolah

4. Fogging sekali dalam setahun di tempat umum pada waktu sebelum musim masa

penularan.

5. Membagikan bubuk abate di tiap KK yang mempunyai penampungan/ bak air yang

tidak memungkinkan bisa dikuras satu minggu sekali.

Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2013

27

b. Malaria

Malaria adalah penyakit yang disebabkan parasit “Plasmodium” yang menyerang

sel darah merah, ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles. Sampai saat ini penyakit

malaria masih merupakan ancaman di Indonesia dengan angka kesakitan dan kematian

yang cukup tinggi serta sering menimbulkan KLB. Penyakit Malaria menyebar cukup

merata di Indonesia, terutama diluar wilayah Jawa-Bali. Berasarkan hasil riskesdas tahun

2010, kasus baru dan prevalensi Malaria cukup tinggi terutama di Indonesia Timur. Di

Kota Blitar beberapa tahun terakhir ini kasus Malaria tidak ada di Kota Blitar.

c. Filariasis (Penyakit Kaki Gajah)

Penyakit Filariasis adalah penyakit menular kronid yang disebabkan cacing filarial

yang menyerang saluran dan kelenjar getah bening serta merusak system limfe. Pemyaklit

filariasis menimbulkan pembengkakan tangan, kaki, granula dan scrotum. Menyebabkan

kecacatan seumur hidup serta social bagi penderita dan keluarganya. Sudah 3 tahun

terakhir ini kasus filariasis di Kota Blitar tidak diketemukan lagi.

3.3.3 Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I)

PD3I merupakan penyakait yang diharapkan dapat diberantas/ ditekan dengan

pelaksanaan program imunisasi, pada profil kesehatan ini akan dibahas penyakit difteri,

pertusis, tetanus neonaturum, campak, polio dan hepatitis B.

Gambar 3.5 Pelaksanaan BIAS (Bulan Imunisasi Anak Sekolah)

Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2013

28

a. Difteri

Difteri termsuk penyakit menular yang jumlah kasusnya relative rendah,

rendahnya kasus difteri sangat dipengaruhi adanya program imunisasi. Difteri adalah

penyakit menular akut yang disebabkan oleh bakteri Corynebacterium diptheriae dengan

gejala awal adalah demam 38 C, pseudomembrane (selaput tipis) putih keabuan pada

tenggokaan (laring, faring, tonsil) yang tak mudah lepas dan mudah berdarah. Dapat

disertai nyeri menelen, leher bengkak seperti leher sapai (bullneck) dan sesak nafas

disertai bunyi (stridor).

Difteri merupakan “Re-Emerging Disease” di Jawa Jawa Timur karena kasus

Difteri sebenarnya sudah menurun pada tahun 1985, namun kembali meningkat pada

tahun 2005 saat terjadi KLB di Bangkalan. Di Kota Blitar KLB terjadi pada tahun 2008,

dimana pada tahun 2008 ini tenaga kesehatan Kota Blitar terjangkit Difteri. Dan sejak itu,

penyebaran Difteri semakin meluas dan mencapai puncaknya pada tahun 2010 sebanyak

300 kasus dengan 21 kematian dan Provinsi Jawa Timur merupakan penyumbang kasus

Difteri terbesar di Indonesia (74%) bahkan di dunia.

Perkembangan penyakit Difteri di Kota Blitar dalam 6 tahun terakhir dapat di lihat

gambar berikut :

Grafik 3.13 Jumlah Kasus Difteri di Kota Blitar Tahun 2008-2013

98

7

4

10

0

2

4

6

8

10

2008 2009 2010 2011 2012 2013

Jumlah Kasus

Sumber : Seksi P2M, Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar

Pada tahun 2013 di Kota Blitar ada 9 kasus dengan meninggal 0 kasus. Upaya

menekan kasus Difteri, dilakukan melalui imunisasi dasar pada bayi dengan vaksin

DPT+HB. Vaksin tersebut diberikan 3 kali yakni pada usia 2 bulan, 3 bulan dan 4 bulan.

Selain itu karena terjadi lonjakan kasus pada usia sekolah maka imunisasi tambahan TD

Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2013

29

juga diberikan untuk anak SD/sederajat kelas 4-6 dan SMP. Adapun cakupan imunisasi

DPT+HB3 di Jawa Timur tahun 2010 sebesar 99,92%.

b. Pertusis

Pertusis adalah penyakit yang disebabkan bakteri Bardetella pertusis dengan

gejala batuk beruntun disertai tarikan nafas hup (whoop) yang khas dan muntah. Lama

batuk bisa 1-3 bulan sehingga disebut batuk 100 hari. Penyakit ini biasanya terjadi pada

anak berusia dibawah 1 tahun dan penularannya melalui droplet atau batuk penderita.

Upaya pencegahan kasus Pertusis dilakukan melalui imunisasi DPT+HB sebanyak

3 kali yaitu saat usia 2 bulan, 3 bulan dan 4 bulan.

c. Tetanus Neonaturum

Tetanus neonaturum adalah penyakit disebabkan Clostridiumtetani pada bayi

(umur < 28 hari) yang dapat menyababkan kematian. Penanganan Tetanus nenatorum

tidak mudah, sehingga yang terpenting adalah upaya pencegahan melalui pertolongan

persalinan yang hygienis dan imunisasi Tetanus Toxoid (TT) ibu hamil serta perawatan

tali pusat.

Berdasarkan laporan dari Puskesmas di Kota Blitar dalam 3 tahun terakhir tidak

ada kasus.

d. Campak

Adalah penyakit yang disebabkan virus measles, disebabkan melalui droplet

bersin/ batuk dari penderita. Gejala awal penyakit adalah demam, bercak kemerahan,

batuk pilek, mata merah (conjunctivitis) selanjutnya timbul ruam diseluruh tubuh.

Penyakit Campak sering menyebabkan kejadian Luar Biasa (KLB) dan

berdasarkan data Depkes menyebutkan frekuensi KLB campak menduduki urutan ke

empat setelah DBD, diare dan chikungunya. Kematian akibat campak pada umumnya

disebabkan kasus komplikasi seperti meningitis.

Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2013

30

Gambar 3.14 Perkembangan Kasus Campak Di Kota Blitar Tahun 2009-2013

153

7572

11

0

40

80

120

160

200

2010 2011 2012 2013

Jumlah Kasus

Sumber : Seksi PSE, Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar

Kasus Campak mengalami peningkatan dari tahun 2010 sampai tahun 2013. Pada

tahun 2011 telah dilakukan kampanye Campak untuk mengurangi kasus ini, sehingga

pada tahun 2012 peningkatan kasus campak dapat ditekan.

Di Kota Blitar pada tahun 2013 terdapat sebesar 153 kasus campak dengan kasus

meninggal tidak ada. Pada tahun ini diharapkan cakupan imunisasi sebesar 118,34%.

e. Polio

Poliomyelitis/ polio merupakan penyakit paralisis atau lumpuh yang disebabkan

virus polio. Cara penularan Polio terbanyak melalui mulut ketika seseorang

mengkonsumsi makanan-minuman yang terkontaminasi lender, dahak atau feses

penderita polio. Virus masuk aliran adarah ke system saraf pusat menyebabkan otot

melemah dan kelumpuhan, menyebabkan tungkai maenjadi lemas secara akut. Kondisi

inilah disebut acute flaccid paralysis (AFP) atau lumpuh layuh akut. Polio menyerang

semua usia, namun sebagian besar terjadi pada anak usia 3 – 5 tahun. Pada tahun 2013 di

Kota Blitar tidak terdapat kasus polio.

Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2013

31

Gambar 3.6 Penyerahan bantuan berupa kursi roda kepada keluarga penderita lumpuh

layuh di Kelurahan Turi, Blitar

3.4 STATUS GIZI MASYARAKAT

Status gizi masyarakat dapat diukur melalui indikator-indikator, antar lain bayi

dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), status gizi balita, anemia gizi besi pada ibu

dan pekerja wanita dan Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY). Status gizi

balita merupakan salah satu indikator MDGs yang perlu mendapatkan perhatian dan akan

banyak dibahas (disamping BBLR) pada sub bagian berikut ini :

3.4.1 Bayi dengan Berat Lahir Rendah (BBLR)

Berat Badan Lahir Rendah (<2.500 gram) merupakan salah satu faktor utama yang

berpengaruh terhadap kematian bayi. Kasus BBLR dibedakan dalam 2 kategori yaitu

BBLR premature (usia kandungan < 37 minggu) dan BBLR itrauterina growth

retardation (IURG) yaitu bayi yang lahir cukup bulan tetapi berat badannya kurang.

Kasus BBRL dengan IUGR umumnya disebabkan karena status gizi ibu hamil yang

buruk atau menderita sakit yang memperberat kehamilan. Kasus BBLR memang masih

menjadi kasus yang cukup serius.

Berdasarkan hasil Riskesdas tahun 2010 diketahui bahwa kasus BBLR mencapai

10,3% dari seluruh bayi lahir hidup dengan karakteristik bayi BBLR terbanyak yaitu

perumpuan 12%, pekerjaan orang tua Petani/Nelayan/Buruh (12,9%), pendidikan orang

tua tidak tamat SD/MI (15,1%) dan tinggal di Pedesaan (12%).

Berdasarkan laporan profil di Jawa Timur tahun 2012 diketahui angka BBLR

sebesar (3,32%). Dari laporan Kecamatan tahun 2013 diketahui jumlah bayi BBLR di

Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2013

32

Kota Blitar mencapai 100 dari 2.021 bayi lahir hidup (4.95%). Data jumlah kasus dan

persentase BBLR menurut kecamatan disajikan pada grafik berikut :

Grafik 3.15 Jumlah Kasus dan Persentase BBLR menurut Kecamatan

di Kota Blitar Tahun 2013

4135

100

24

4.954.134.775.8

0

20

40

60

80

100

120

Sananwetan Sukorejo Kepanjenkidul Kota

Jumlah Kasus Persentase

Sumber : Seksi KIA & Kespro, Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar

BBLR merupakan salah satu penyebab kematian neonatal, disamping Trauma

Lahir, Infeksi, Tetanus Neonatorum (TN), Kelainan Bawaan dan lain-lain. Dan

berdasarkan Laporan Tribulan (Lb3) Kesehatan Ibu dan Anak tahun 2013, kematian

neonatal yang disebabkan oleh BBLR mencapai 36,84%, dan angka ini merupakan angka

tertinggi dibandingkan penyebab lain.

3.4.2 Status Gizi Balita

Salah satu indikator kesehatan yang dinilai keberhasilan pencapaiannya dalam

MDGs adalah status gizi balita. Status gizi balita dapat diukur berdasarkan umur, berat

badan (BB), tinggi badan (TB).

Prevalensi kurang gizi merupakan salah satu indikator MDGs dan Renstra

Propinsi Jawa Timur, diukur dari Berat Badan menurut Umur (BB/U), yakni dari angka

berat badan (BB) sangat kurang dan berat badan (BB) kurang. Berikut disajikan dalam

indikator antropometri Berat Badan menurut Umur (BB/U) berdasarkan hasil

penimbangan di posyandu tahun 2013 dengan jumlah balita yang ditimbang sebesar 7.886

balita :

Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2013

33

Grafik 3.16 Persentase Status Gizi Balita (BB/U) Kota Blitar Tahun 2013

0.582.9 2.03

94.5

BB Lebih (%)

BB Normal (%)

BB Kurang (%)

BB Sangat Kurang (%)

Sumber : Seksi Gizi & Kes ARU, Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar

Berdasarkan data di atas, Kota Blitar sudah berhasil mencapai angka di bawah

target MDGs (15,5%) dan Renstra (15,1%), yakni 3,48% (BB Kurang 2,90% dan BB

Sangat Kurang 0,58%).

Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2013 34

Untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, perlu dilakukan upaya

pelayanan kesehatan yang melibatkan masyarakat sebagai individu dan masyarakat

sebagai bagian dari kelompok atau komunitas. Upaya kesehatan mencakup upaya-upaya

pelayanan kesehatan, promosi kesehatan, pemeliharaan kesehatan, pemberantasan

penyakit menular, pengendalian penyakit tidak menular, penyehatan lingkungan dan

penyediaan sanitasi dasar, perbaikan gizi masyarakat, pengamanan sediaan farmasi dan

alat kesehatan, penanggulangan bencana dan sebagainya. Upaya kesehatan di Kota Blitar

tergambar dalam uraian di bawah ini :

4.1 PELAYANAN KESEHATAN DASAR

Upaya pelayanan kesehatan dasar merupakan langkah awal dalam memberikan

pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Dengan pelayanan kesehatan dasar yang cepat,

tepat dan efektif diharapkan dapat mengatasi sebagian masalah kesehatan masyarakat.

Pada uraian berikut dijelaskan jenis pelayanan kesehatan dasar yang diselenggarakan di

sarana pelayanan kesehatan.

4.1.1 Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak

Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan mengamanatkan bahwa

upaya kesehatan ibu ditujukan untuk menjaga kesehatan ibu sehingga mampu melahirkan

generasi yang sehat dan berkualitas, serta dapat mengurangi angka kematian ibu sebagai

salah satu indikator Renstra dan MDGs. Upaya kesehatan ibu sebagaimana dimaksud

pada Undang-Undang tersebut meliputi upaya promotif, preventif, kuratif dan

rehabilitatif.

Kegiatan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) merupakan kegiatan prioritas mengingat

terdapat indikator dampak, yaitu Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi

(AKB) yang merupakan indikator keberhasilan pembangunan daerah, khususnya

pembangunan kesehatan. Indikator ini juga digunakan sebagai salah satu pertimbangan

dalam menentukan Indeks Pembangunan Manusia (IPM).

Kondisi pertumbuhan anak sudah mulai ditentukan sejak di dalam kandungan ibu,

sehingga perlu ada upaya pemantauan yang teratur guna mencegah kondisi yang tidak

diinginkan baik selama masa kehamilan, persalinan dan nifas. Kondisi yang tidak

dinginkan dapat berdampak kematian pada ibu dan anak. Oleh karena itu dilakukan

beberapa jenis pelayanan yang diberikan.

BAB 4

SITUASI UPAYA KESEHATAN

PENUTUP

Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2013 35

Untuk melihat kinerja kesehatan ibu dan anak, maka perlu untuk melihat secara

keseluruhan indikator kesehatan ibu dan anak, yaitu :

a. Pelayanan Antenatal (Antenatal Care/ ANC)

Pelayanan Antenatal (ANC) adalah pelayanan kesehatan yang diberikan oleh

tenaga kesehatan profesional sebagai contoh dokter spesialis kandungan dan kebidanan,

dokter umum, bidan dan perawat. Pelayanan kesehatan yang diberikan antara lain

mengukur berat badan dan tekanan darah, pemeriksaan tinggi fundus uteri, imunisasi

tetanus toxoid (TT) serta pemberian tablet besi kepada ibu hamil selama kehamilan sesuai

pedoman pelayanan antenatal. Hasil pelayanan antenatal dapat dilihat melalui cakupan

pelayanan K1 dan K4.

Cakupan kunjungan K1 adalah Cakupan ibu hamil yang mendapatkan pelayanan

antenatal sesuai standar yang pertama kali pada masa kehamilan di satu wilayah kerja

pada kurun waktu tertentu. Sedangkan cakupan kunjungan K4 adalah ibu hamil yang

mendapatkan pelayanan antenatal sesuai standar paling sedikit empat kali, dengan

distribusi pemberian pelayanan yang dianjurkan adalah minimal satu kali pada triwulan

pertama, satu kali pada triwulan kedua dan dua kali pada triwulan ketiga umur kehamilan.

Pelayanan yang mencakup minimal : (1) Timbang badan dan ukur tinggi badan, (2) Ukur

tekanan darah, (3) Nilai status gizi (ukur lingan lengan atas), (4) (ukur) tinggi fundus

uteri, (5) Tentukan presentasi janin & denyut jantung janin(DJJ), (6) Skrining status

imunisasi tetanus (dan pemberian Tetanus Toksoid) ,(7) Pemberian tablet besi (90 tablet

selama kehamilan), (8) Test laboratorium sederhana (Hb, Protein urin) dan atau

berdasarkan indikasi (HbsAg, Sifilis, HIV, Malaria, TBC),(9) Tata laksana kasus, (10)

temu wicara (pemberian komunikasi interpersonal dan konseling.

Cakupan kunjungan ibu hamil K1 pada tahun 2013 adalah 81,30% apabila di

bandingkan capaian pada tahun 2012 adalah 79,99% maka ada kenaikan capaian.

Cakupan kunjungan ibu hamil K4 pada tahun 2013 sebesar 71,41%, sedangkan pada

tahun 2012 adalah 73,53%. Dari ketiga UPTD Puskesmas Kecamatan yang ada di Kota

Blitar, UPTD Puskesmas Kecamatan Kepanjenkidul yang paling tinggi tingkat

pencapaiannya.

Apabila melihat target K4 SPM nasional tahun 2010-2015 adalah 95%, hasil

capaian saat ini belum mendekati target nasional pada tahun 2015 maka diperlukan

pemantauan pelaporan secara rutin terutama klinik persalinan, dokter swasta dan

pelayanan kesehatan lainnya, dan dengan adanya dana Jaminan Kesehatan diharapkan

dapat memudahkan masyarakat untuk mengakses sarana kesehatan.

Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2013 36

Cakupan K1 dan K4 per Kecamatan dapat dilihat pada grafik berikut :

Grafik 4.1 Cakupan Kunjungan Ibu Hamil Menurut Kecamatan

di Kota Blitar Tahun 2013

83.07

69.1674.2

67.29

87.7679.46

81.3

71.41

0

20

40

60

80

100

Sananwetan Sukorejo Kepanjenkidul Kota

K1 K4

Sumber : Seksi KIA dan Kespro, Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar

Akan tetapi yang menimbulkan masalah adalah masih adanya kesenjangan antara

cakupan kunjungan K1 dan cakupan kunjungan K4. Berikut ini gambaran kesenjangan

kunjungan K1 dan K4 selama 4 tahun terakhir:

Grafik 4.2 Jumlah Kunjungan K1 dan K4 di Kota Blitar Tahun 2010-2013

2141 2155 2103 21211900 1963 1933 1863

0200400600800

1000120014001600180020002200

2010 2011 2012 2013

K1 K4

Sumber : Seksi KIA dan Kespro, Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar

Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2013 37

Kesenjangan cakupan kunjungan K1 dan K4 menggambarkan banyak ibu hamil

melakukan kunjungan antenatal pertama kali ke sarana kesehatan akan tetapi tidak

dilanjutkan pada kunjungan ke-4 atau pada triwulan ke-3, sehingga dikhawatirkan

terlepas dari pemantauan petugas kesehatan. Hal ini yang menyebabkan petugas

kesehatan tidak dapat mencegah kondisi yang seharusnya dapat dicegah, sebagai contoh

kematian ibu bersalin yang tidak perlu terjadi apabila kondisi kehamilannya terpantau

sebelumnya. Namun kesenjangan K1 dan K4 masih pada batas toleransi yang

diperkenankan yaitu ± 10%, dikarenakan kemungkinan mutasi penduduk. Atau bisa juga

dikarenakan kunjungan ke 4 ibu hamil dilakukan pada tahun berikutnya.

b. Ibu Hamil dengan Risti/ Komplikasi Kebidanan yang ditangani

Yang dimaksud dengan komplikasi kebidanan adalah kesakitan pada ibu hamil,

ibu bersalin, ibu nifas yang dapat mengancam jiwa ibu dan/atau bayi. Sedangkan

komplikasi kebidanan yang ditangani adalah ibu hamil, bersalin dan nifas dengan

komplikasi yang mendapatkan pelayanan sesuai standar pada tingkat pelayanan dasar dan

rujukan (Polindes, Puskesmas, Puskesmas PONED, Rumah bersalin, RSIA/RSB, RSU,

RSU PONEK).

Pada tahun 2013 di Kota Blitar cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani

sebesar 96,21% sedangkan pada tahun 2012 sebesar 79,31% sehingga target SPM tahun

2013 sebesar 80 % telah tercapai.

Grafik 4.3 Perkembangan Cakupan Komplikasi Kebidanan Ditangani

Kota Blitar Tahun 2010-2013

96.21

79.31

27.420.40

20

40

60

80

100

120

2010 2011 2012 2013

Cakupan Komplikasi KebidananDitangani

Sumber : Seksi KIA dan Kespro, Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar

Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2013 38

Diharapkan segala bentuk komplikasi kebidanan dapat ditangani oleh tenaga

kesehatan yang berkompeten agar dapat mengurangi resiko meninggal dunia sehingga

dapat menekan AKI (Angka Kematian Ibu).

c. Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan (Linakes)

Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan adalah cakupan ibu

bersalin yang mendapat pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki

kompetensi kebidanan di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Sedangkan yang

dimaksud dengan pelayanan nifas sesuai standar adalah pelayanan kepada ibu nifas

sedikitnya 3 kali, (kunjungan nifas ke1) pada 6 jam pasca persalinan sampai dengan 3

hari, kunjungan nifas ke 2 hari ke 4 sampai dengan hari ke 28 setelah persalinan,

kunjungan nifas ke 3 hari ke 29 sampai dengan hari ke 42 setelah persalinan termasuk

pemberian vitamin A sebanyak 2 kali serta persiapan dan/ atau pemasangan KB pasca

persalinan.

Grafik 4.4 Cakupan Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan

Menurut Kecamatan Tahun 2013

77.5884.58 82.91 81.53

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

Sananwetan Sukorejo Kepanjenkidul Kota

Linakes

Sumber : Seksi KIA dan Kespro, Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar

Target SPM untuk Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang

memiliki kompetensi kebidanan pada tahun 2013 sebesar 94%. Pada tahun 2013 capaian

cakupan persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan adalah 81,53 %, sedangkan

capaian pada tahun 2012 Kota Blitar adalah 82,46 %. Kesenjangan antara capaian K4 dan

Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2013 39

capaian cakupan persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan bisa terjadi diantaranya

karena perbedaan ibu hamil mendapatkan tempat pelayanan kesehatan.. Diharapkan

kedepan seluruh pertolongan persalinan dilakukan oleh tenaga kesehatan sehingga dapat

mengurangi resiko akibat persalinan. Berikut ini gambaran peningkatan pertolongan

persalinan oleh tenaga kesehatan dalam kurun waktu 5 tahun terakhir.

Grafik 4.5 Persentase Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan

di Kota Blitar Tahun 2009-2013

81.5382.4695.6295.0399.46

0

20

40

60

80

100

2009 2010 2011 2012 2013

Linakes

Sumber : Seksi KIA dan Kespro, Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar

d. Pelayanan Nifas

Pelayanan nifas sesuai standar adalah pelayanan kepada ibu nifas sedikitnya 3

kali, (kunjungan nifas ke-1) pada 6 jam pasca persalinan s.d 3 hari, kunjungan nifas ke-2

hari ke-4 sampai dengan hari ke 28 setelah persalinan, kunjungan nifas ke-3 hari ke-29

sampai dengan hari ke-42 setelah persalinan termasuk pemberian vitamin A sejumlah 2

kali serta persiapan dan/atau pemasangan KB pasca persalinan. Target SPM untuk

Cakupan pelayanan nifas tahun 2013 sebesar 95%. Capaian Cakupan pelayanan nifas

pada tahun 2013 sejumlah 81,12%, sedangkan pada tahun 2012 sejumlah 79,55%.

Terdapat penurunan cakupan pelayanan nifas dikarenakan adanya peningkatan jumlah

sasaran. Berikut ini gambaran cakupan pelayanan nifas di setiap kecamatan Kota Blitar.

Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2013 40

Grafik 4.6 Cakupan Pelayanan Ibu Nifas Menurut Kecamatan

di Kota Blitar Tahun 2013

77.0484.35 82.48 81.12

0

20

40

60

80

100

Sananwetan Sukorejo Kepanjenkidul Kota

Cakupan Pelayanan Nifas

Sumber : Seksi KIA dan Kespro, Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar

e. Pelayanan Kesehatan Neonatus

Dalam upaya mengurangi resiko pada neonatus karena kondisi bayi kurang dari 1

bulan sangat renta, maka perlu adanya pelayanan neonatus. Yang dimaksud pelayanan

kesehatan neonatal dasar meliputi IMD (inisiasi menyusu dini), ASI ekslusif, pencegahan

infeksi berupa perawatan mata, tali pusat, pemberian vitamin K1 injeksi bila tidak

diberikan pada saat lahir, pemberian imunisasi hepatitis B-0 bila tidak diberikan pada

saat lahir, dan manajemen terpadu bayi muda. Dilakukan sesuai standar sedikitnya 3 kali,

pada 6-24 jam setelah lahir, pada 3-7 hari dan pada -28 hari setelah lahir yang dilakukan

di fasilitas kesehatan maupun kunjungan rumah. Berikut ini jumlah kunjungan KN

lengkap di tiap-tiap kecamatan di Kota Blitar tahun 2013.

Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2013 41

Grafik 4.7 Cakupan KN Lengkap menurut Kecamatan di Kota Blitar Tahun 2013

75.2281.63

94.23

82.36

0

20

40

60

80

100

Sananwetan Sukorejo Kepanjenkidul Kota

Cakupan KN Lengkap

Sumber : Seksi KIA dan Kespro, Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar

f. Neonatal dengan Risti/ Komplikasi yang Ditangani

Neonatus komplikasi adalah kondisi neonatus dengan penyakit dan kelainan yang

dapat menyebabkan kesakitan, kecacatan, dan kematian. Neonatus dengan komplikasi

seperti asfiksia, ikterus, hipotermia, tetanus neonatorum, infeksi/sepsis, trauma lahir,

BBLR (berat badan lahir rendah < 2500 gr ), sindroma gangguan pernafasan, kelainan

kongenital. Sedangkan yang dimaksud dengan neonatus dengan komplikasi yang

ditangani adalah neonatus komplikasi yang mendapat pelayanan oleh tenaga kesehatan

yang terlatih, dokter, dan bidan di sarana pelayanan kesehatan.

Pada tahun 2013 di Kota Blitar cakupan neonatus dengan komplikasi yang

ditangani mencapai 83,94%, sedangkan pada tahun 2012 sebesar 87,02%. Hal ini berarti

sudah memenuhi target SPM untuk Cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani

tahun 2013 sebesar 77%. Dengan tertanganinya kasus neonatus komplikasi oleh tenaga

kesehatan yang berkompeten diharapkan dapat menekan resiko kesakitan, kecacatan dan

kematian pada neonatus.

Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2013 42

Grafik 4.8 Cakupan Neonatal Komplikasi Ditangani Menurut Kecamatan

di Kota Blitar Tahun 2013

92.67

65.83

94.4583.94

0

20

40

60

80

100

Sananwetan Sukorejo Kepanjenkidul Kota

Komplikasi Ditangani

Sumber : Seksi KIA dan Kespro, Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar

g. Kunjungan Bayi

Yang dimaksud dengan kunjungan bayi adalah kunjungan bayi umur 29 hari

sampai dengan 11 bulan di sarana pelayanan kesehatan (polindes, pustu, puskesmas,

rumah bersalin dan rumah sakit) maupun di rumah, posyandu, tempat penitipan anak,

panti asuhan dan sebagainya melalui kunjungan petugas. Setiap bayi memperoleh

pelayanan kesehatan minimal 4 kali yaitu satu kali pada umur 29 hari-3 bulan, 1 kali pada

umur 3-6 bulan, 1 kali pada umur 6-9 bulan, dan 1 kali pada umur 9-11 bulan. Pelayanan

Kesehatan tersebut meliputi pemberian imunisasi dasar (BCG, DPT/ HB1-3, Polio 1-4,

Campak), stimulasi deteksi intervensi dini tumbuh kembang (SDIDTK) bayi dan

penyuluhan perawatan kesehatan bayi. Penyuluhan perawatan kesehatan bayi meliputi :

konseling ASI eksklusif, pemberian makanan pendamping ASI sejak usia 6 bulan,

perawatan dan tanda bahaya bayi sakit (sesuai MTBS), pemantauan pertumbuhan dan

pemberian vitamin A kapsul biru pada usia 6 – 11 bulan.

Pentingnya pemberian pelayanan kesehatan pada bayi diharapkan dapat menekan

laju Angka Kematian Bayi (AKB) di Kota Blitar, serta untuk memantau tumbuh kembang

bayi sehingga dapat meningkatkan kualitas kesehatan bayi. Berikut ini gambaran cakupan

kunjungan bayi selama 4 tahun terakhir.

Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2013 43

Grafik 4.9 Persentase Kunjungan Bayi di Kota Blitar Tahun 2009-2013

86.81 86.28 83.92

70.32

82.4

0

20

40

60

80

100

2009 2010 2011 2012 2013

Cakupan Kunjungan Bayi

Sumber : Seksi KIA dan Kespro, Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar

Meskipun terjadi kenaikan capaian dari 70,32% pada tahun 2012 menjadi 82,40%

pada tahun 2013, namun belum memenuhi target SPM sebesar 90%. Hal ini perlu

mendapatkan perhatian lebih mengingat bayi merupakan usia rentan terhadap penyakit,

dan pelayanan kesehatan merupakan salah satu upaya untuk mencegah dan mengurangi

penurunan kualitas pertumbuhan bayi.

4.1.2 Pelayanan Keluarga Berencana (KB)

Awal gerakan Keluarga Berencana di Indonesia pada tanggal 23 Desember 1957

dibentuk Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia yang dipelopori oleh Dokter dan

tokoh perempuan yang bercita-cita untuk menyelematkan jiwa kaum ibu yang sering

mengalami berbagai gangguan kesehatan sampai meninggal, karena terlalu sering

melahirkan dalam jarak amat dekat. Baru pada tahun 1971 gerakan KB secara resmi

diambil alih pemerintah dengan dibentuknya Badan Koordinasi Keluarga Berencana

Nasional (BKKBN) yang bertujuan menurunkan laju pertumbuhan penduduk. (Sumber:

Kompas, Sabtu 19 Januari 2008 oleh Kartono Mohamad).

Yang menjadi prioritas sasaran program pelayanan KB adalah wanita usia subur

dan pasangannya (PUS) dikarenakan wanita usia subur memiliki peran penting terjadinya

kehamilan sehingga memiliki peluang lebih tinggi untuk melahirkan.

Jumlah PUS di Kota Blitar pada tahun 2013 sebesar 21.721 orang. Dari jumlah

PUS yang ada sebesar 1.586 orang (7,31%) merupakan peserta KB baru dan yang

menjadi peserta KB aktif sebesar 15.182 orang (69,90%). Untuk metode kontrasepsi

Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2013 44

jangka panjang (MKJP) kontrasepsi yang paling banyak dipilih adalah IUD sebesar

32,77%, sedangkan untuk non MKJP kontrasepsi yang banyak dipilih adalah suntik

sebesar 33,65%. Berikut ini gambaran pemilihan kontrasepsi baik MKJP dan non MKJP

bagi peserta KB baru.

Grafik 4.10 Proporsi Peserta KB Baru Menurut Jenis Kontrasepsi

Di Kota Blitar Tahun 2013

4975

170633

1223

5108

2399

674

0 0

0

1000

2000

3000

4000

5000

6000

IUD MOP MOW Implan Suntik Pil Kondom Obat

Vagina

Lainnya

Jumlah peserta

Sumber : Seksi KIA dan Kespro, Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar

4.1.3 Pelayanan Imunisasi

Desa atau Kelurahan UCI adalah desa/kelurahan dimana 80% dari jumlah bayi

yang ada di desa tersebut sudah mendapat imunisasi dasar lengkap dalam waktu satu

tahun. Pada tahun 2013 terdapat peningkatan capaian UCI dari 95,24% pada Tahun 2012

menjadi 100% pada tahun 2013. Sebagai salah satu upaya untuk memperbaiki capaian

UCI adalah dengan melakukan pembimbingan dan monitoring pada tiap kelurahan

terutama pada petugas yang baru. Berikut capaian UCI selama 4 tahun terakhir.

Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2013 45

Grafik 4.11 Persentase Desa/Kelurahan UCI di Kota Blitar Tahun 2009-2013

10095.24

80.95

100

80.95

0102030405060708090

100

2009 2010 2011 2012 2013

Cakupan Kelurahan UCI

Sumber : Seksi PSE, Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar

4.1.4 Pelayanan Kesehatan Anak Balita, Pra Sekolah, dan Sekolah

Pemantauan pertumbuhan dan perkembangan setiap anak usia 12-59 bulan

dilaksanakan melalui pelayanan SDIDTK minimal 2 kali pertahun (setiap 6 bulan) dan

tercatat pada Kohort Anak Balita dan Prasekolah atau pencatatan pelaporan lainnya.

Pelayanan SDIDTK dilaksanakan oleh tenaga kesehatan, ahli gizi, penyuluh kesehatan

masyarakat dan petugas sektor lain yang dalam menjalankan tugasnya melakukan

stimulasi dan deteksi dini penyimpangan tumbuh kembang anak. Pada tahun 2012 jumlah

anak balita yang mendapatkan pelayanan sejumlah 4.617 (49,37% dari jumlah anak balita

yang ada) diharapkan untuk kedepannya ada peningkatan jumlah anak balita yang

mendapatkan pelayanan, tidak hanya mengembangkan inovasi dari sisi petugas akan

tetapi juga meningkatkan peran aktif masyarakat untuk peduli terhadap tumbuh kembang

anak balitanya.

Gambar 4.1 Kegiatan Lomba Balita Sehat tahun 2013

Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2013 46

Grafik 4.12 Cakupan Pelayanan Anak Balita di Kota Blitar Tahun 2011 – 2013

65.76

49.3756.9

0102030405060708090

100

2011 2012 2013Cakupan Pelayanan Anak Balita

Sumber : Seksi KIA dan Kespro, Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar

Yang dimaksud dengan cakupan penjaringan siswa SD dan setingkat adalah

pemeriksaan kesehatan umum, kesehatan gigi dan mulut siswa SD dan setingkat melalui

penjaringan kesehatan terhadap murid kelas 1 SD dan Madrasah Ibtidaiyah yang

dilaksanakan oleh tenaga kesehatan bersama tenaga kesehatan terlatih (guru dan dokter

kecil) di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Pada tahun 2013 cakupan

penjaringan siswa SD dan setingkat sebesar 100%, artinya semua siswa SD dan setingkat

telah mendapat pelayanan kesehatan.

4.1.5 Pelayanan Kesehatan Pra Usila dan Usila (Usia Lanjut)

Pelayanan usia lanjut adalah Pelayanan kesehatan sesuai standar yang ada pada

pedoman pada usia lanjut (60 tahun ke atas), di satu wilayah kerja pada kurun waktu

tertentu. Hal ini merupakan salah satu upaya preventif dan promotif kepada masyarakat

usia lanjut untuk menjaga kebugaran dan kesehatannya, dikarenakan pada usia lanjut

merupakan usia rentan penyakit terutama penyakit degeneratif . Pada tahun 2013 cakupan

pelayanan kesehatan pra usila dan usila mencapai 70,43%. Berikut ini gambaran

peningkatan cakupan pelayanan kesehatan pra usila dan usila selama 5 tahun terakhir.

Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2013 47

Grafik 4.13 Cakupan Pelayanan Kesehatan Prausila dan Usila

di Kota Blitar Tahun 2009-2013

70.4362.47

74.8774.2971.95

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

2009 2010 2011 2012 2013

Cakupan Pelayanan Kesehatan

Sumber : Seksi Gizi dan Kes ARU, Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar

Pada grafik diatas terlihat adanya penurunan cakupan pelayanan kesehatan,

diharapkan untuk kedepannya posyandu lansia dapat lebih optimal dalam memberikan

pelayanan kesehatan dan juga masyarakat prausila dan usila dapat lebih aktif untuk

memeriksakan diri ke posyandu lansia.

4.1.6 Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut

Menanamkan kebiasaan menjaga kesehatan gigi dan mulut sejak dini sangatlah

penting, hal ini dikarenakan kesehatan gigi dan mulut berdampak pada pertumbuhan dan

perkembangan anak. Upaya promotif dan preventif perlu selalu digalakkan mengingat

pola pikir masyarakat kita masih mengganggap permasalahan kesehatan gigi bukan

termasuk permasalahan kesehatan yang sifatnya penting. Pada tahun 2013 telah dilakukan

pemeriksaan gigi dan mulut pada siswa SD dan setingkat sejumlah 3.209 atau 20% dari

jumlah siswa SD dan setingkat di Kota Blitar.

4.1.7 Kunjungan Pelayanan Kesehatan Dasar

Sebagian besar sarana pelayanan di Puskesmas dipersiapkan untuk memberikan

pelayanan kesehatan dasar bagi penderita melalui pelayanan rawat jalan dan rawat inap

bagi Puskesmas dengan tempat tidur (Puskesmas Perawatan). Sementara ruimah sakit

yang dilengkapi dengan berbagai fasilitas merupakan sarana rujukan bagi Puskesmas

terhadap kasus-kasus yang membutuhkan penanganan lebih lanjut melalui perawatan

rawat inap, disamping tetap menyediakan pelayanan rawat jalan bagi masyarakat yang

langsung datang ke Rumah Sakit.

Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2013 48

Angka Perbandingan pemanfaatan Puskesmas oleh masyarakat dalam mencari

pertolongan kesehatan pada tahun 2012 sampai dengan 2013 terlihat pada grafik di

bawah ini.

Grafik 4.14 Jumlah Kunjungan Rawat Jalan dan Rawat Inap di Puskesmas

di Kota Blitar Tahun 2012-2013

207221

1148

216547

1314

0

50000

100000

150000

200000

250000

2012 2013

Kunjungan Rawat Jalan Kunjungan Rawat Inap

Sumber : Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar, Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar

Berdasarkan angka di atas, menyebutkan bahwa terjadi kenaikan kunjungan rawat

jalan maupun rawat inap ke Puskesmas, dari tahun 2012 ke 2013 adalah kunjungan rawat

jalan sebesar 9.326 jiwa dan kunjungan rawat inap sebesar 166 jiwa. Hal ini menunjukkan

bahwa keberadaan Puskesmas masih sangat dibutuhkan oleh masyarakat, baik yang

memerlukan pelayanan rawat jalan maupun bagi masyarakat yang memerlukan rawat

inap. Selain hal tersebut, Puskesmas juga semakin memberikan pelayanan yang

berkualitas, antara lain dengan memenuhi standar input, proses maupun output. Standar

input yang harus ada di Puskesmas adalah SDM yang mempunyai kompetensi, sarana

prasarana yang memenuhi standar serta sistem manajemen yang memenuhi standar.

Sedangkan standar proses adalah setiap pelayanan harus mempunyai SOP di masing-

masing pelayanan. Standar outputnya adalah hasil capaian kinerja dari 6 (enam) upaya

pokok dan upaya pengembangan. Hal tersebut dapat memberikan kepercayaan bagi

masyarakat untuk berkunjung ke Puskesmas.

Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2013 49

4.2 PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN

Rumah Sakit merupakan sarana pelayanan kesehatan rujukan bagi Puskesmas dan

jaringannya. Oleh karena itu, rumah sakit perlu memperhatikan mutu dan kualitas

pelayanan kesehatannya. Mutu pelayanan rumah sakit di antaranyan dapat dilihat dari

aspek-aspek penyelenggaraan pelayanan gawat darurat, aspek efisiensi dan efektifitas

pelayanan dan keselamatan pasien. Jumlah pelayanan gawat darurat level 1 rumah sakit di

Kota Blitar terbagi dalam :

- Dari 4 Rumah Sakit Umum (RSU) yang memiliki pelayanan Gadar level 1

sebanyak 4 RS (100%),

- Dari 1 Rumah Sakit Khusus (RSK) yang memiliki Gadar level 1 sebanyak 1 RS

(100%).

Dalam kurun tahun 2011-2013, rumah sakit di Kota Blitar mengalami peningkatan

dalam hal rata-rata pemanfaatan tempat tidur. Pada tahun 2011 rata-rata nilai Bed

Occupancy Rate (BOR) Kota Blitar adalah 52,3% , dan tahun 2013 menjadi 67,5%.

Selain itu, untuk rata-rata lama hari perawatan/ Length Of Stay (LOS) Kota Blitar juga

mengalami peningkatan dari 3,5 hari pada tahun 2011 menjadi 4,2 hari pada tahun 2013.

Berikut adalah nilai indikator pemakaian tempat tidur dari rumah sakit di Kota Blitar.

Tabel 4.1 Nilai Indikator Pemakaian Tempat Tidur Rumah Sakit

Di Kota Blitar Tahun 2011-2013

Indikator 2011 2012 2013 Standar Kementerian

Kesehatan RI

BOR 52,3% 53% 67,5% 60-85%

TOI 3,2 3,1 2 1-3 hari

ALOS 3,5 3,5 4,2 6-9 hari

NDR 23 21 24 Kurang dari 25/1000

penderita keluar

GDR 49 48 49 Tidak lebih dari 45/1000

penderita keluar

Sumber : Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar, Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar

Angka pemanfaatan tempat tidur seperti di atas adalah salah satu indikator yang

mudah untuk memantau bagaimana mutu sebuah pelayanan rumah sakit. Secara umum

Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2013 50

mutu pelayanan rumah sakit di Kota Blitar mengalami peningkatan pada tahun 2013 jika

dibandingkan pada tahun-tahun sebelumnya. Jumlah kunjungan pasien rawat jalan

mengalami penurunan sebesar 13.976 jiwa dari 209.795 jiwa pada tahun 2012 menjadi

195.819 jiwa pada tahun 2013. Sedangkan kunjungan pasien rawat inap mengalami

peningkatan 5.693 jiwa dari 29.719 jiwa pada tahun 2012 menjadi 35.412 jiwa pada tahun

2013.

Grafik 4.15 Jumlah Kunjungan Rawat Jalan dan Rawat Inap di Rumah Sakit

di Kota Blitar Tahun 2013

209795195819

29719 35412

0

50000

100000

150000

200000

250000

2012 2013

Kunjungan Rawat Jalan Kunjungan Rawat Inap

Sumber : Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar, Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar

4.3 KETERSEDIAAN OBAT

Obat sebagai salah satu unsur yang penting dalam upaya kesehatan, mulai dari

upaya peningkatan kesehatan, pencegahan, diagnosis, pengobatan dan pemulihan harus

diusahakan agar selalu tersedia pada saat dibutuhkan. Di samping merupakan unsur yang

penting dalam upaya kesehatan, obat sebagai produk dari industri farmasi dengan

sendirinya tidak lepas dari aspek ekonomi dan teknologi. Tekanan aspek teknologi dan

ekonomi tersebut semakin besar dengan adanya globalisasi ekonomi, namun tekanan ini

pada dasarnya dapat diperkecil sedemikian rupa sehingga kebutuhan masyarakat dapat

dipenuhi sedangkan industri farmasi dapat berkembang secara wajar. Obat juga dapat

merugikan kesehatan bila tidak memenuhi persyaratan atau bila digunakan secara tidak

tepat atau disalah-gunakan.

Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2013 51

Ketersediaan obat merupakan tanggung jawab pemerintah pusat dan daerah

terutama obat-obatan esensial. Persentase ketersediaan obat di Kota Blitar rata-rata

sebesar 136,06% dari 144 jenis obat dan vaksin yang ada.

4.4 KEJADIAN LUAR BIASA (KLB) DAN KERACUNAN MAKANAN

Kejadian Luar Biasa adalah timbulnya atau meningkatnya kejadian kesakitan atau

kematian yang bermakna secara epidemiologis pada suatu daerah dalam kurun waktu

tertentu.

Pada tahun 2013 telah terjadi 3 jenis KLB di Kota Blitar yakni difteri (9

penderita), AFP (3 penderita) dan keracunan makanan (9 penderita), dengan jumlah

penduduk terancam untuk difteri sebesar 47.068 jiwa, AFP sebesar 17.006 jiwa dan

keracunan makanan sebesar 6007 jiwa.

4.5 PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT

Masyarakat di Indonesia pada umumnya masih dihadapkan pada masalah gizi

”ganda”, yaitu masalah Gizi Kurang dalam bentuk : Kurang Energi Protein (KEP),

Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY), Anemia Gizi Besi (AGB) dan Kurang

Vitamin A (KVA), serta masalah Gizi Lebih yang erat kaitannya dengan penyakit-

penyakit degeneratif. Berbagai upaya perbaikan gizi telah dilakukan di Kota Blitar dalam

upaya menanggulangi masalah gizi kurang tersebut, sedangkan untuk masalah gizi lebih,

masih dilakukan secara individu.

4.5.1 Kurang Energi dan Protein (KEP)

a. Angka Status Gizi Balita Berdasarkan BB/U

Gambaran status gizi balita berdasarkan Berat Badan menurut Umur (BB/U) di

Kota Blitar telah disajikan pada Bab III subbab Status Gizi.

b. Angka Balita Bawah Garis Merah (BGM)

Jika dilihat dari data balita BGM (Bawah Garis Merah) dibanding dengan balita

yang ditimbang (D), pada tahun 2013 terjadi penurunan persentase BGM dibandingkan

dengan dua tahun sebelumnya, yakni tahun 2011 sebesar 82 balita (1,1%), tahun 2012

sebesar 46 balita (0,62%) dan tahun 2013 sebesar 46 balita (0,58%).Untuk mengetahui

data BGM/ D dapat dlihat pada grafik berikut :

Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2013 52

Grafik 4.16 Persentase BGM Dibanding Dengan Balita Yang Ditimbang

di Kota Blitar Pada Tahun 2011 – 2013

0.580.62

1.1

0

0.4

0.8

1.2

1.6

2

2011 2012 2013

Angka BGM

Sumber : Seksi Gizi dan Kes ARU, Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar

Penurunan ini menunjukkan bahwa upaya-upaya penanggulangan KEP yang

dilakukan di Kota Blitar menunjukkan hasil yang menggembirakan. Upaya tersebut

antara lain berupa Pemberian Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI), Pemberian

Makanan Tambahan –Pemulihan (PMT-P), peningkatan Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi),

peningkatan cakupan ASI Eksklusif, peningkatan konseling pertumbuhan dan lainnya.

c. Jumlah Kasus Gizi Buruk

Kasus Gizi Buruk dapat diperoleh dari indikator Berat Badan menurut Tinggi

Badan (BB/TB). Data tersebut diperoleh dari laporan masyarakat, kader posyandu,

maupun kasus-kasus yang langsung dibawa ke tempat-tempat pelayanan kesehatan yang

ada seperti Puskesmas dan Rumah Sakit.

Pada tahun 2013 terjadi peningkatan kasus balita gizi buruk menjadi 11 kasus dari 0 kasus

pada tahun 2012. Jumlah kasus gizi buruk dapat dilihat pada grafik berikut ini.

Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2013 53

Grafik 4.17 Jumlah Kasus Gizi Buruk Di Kota Blitar Tahun 2012 – 2013

0

11

0

2

4

6

8

10

12

2012 2013

Jumlah kasus gizi buruk

Sumber : Seksi Gizi dan Kes ARU, Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar

Kenaikan ini terjadi dikarenakan perbedaan definisi operasional gizi buruk. Balita

sangat kurus pada tahun 2013 sudah dikategorikan gizi buruk. Adapun rincian jumlah

balita gizi buruk tahun 2013 berdasarkan BB/TB (sangat kurus) sebagai berikut :

- Kecamatan Sananwetan : 4 orang, dengan penyebab penyakit penyerta 4 orang

- Kecamatan Sukorejo : 5 orang, dengan penyebab penyakit penyerta 3 orang, BBLR 2

orang, pola asuh 1 orang

- Kecamatan Kepanjenkidul : 2 orang, dengan penyebab BBLR 1 orang, miskin 1

orang

Namun demikian 100% dari balita gizi buruk (sangat kurus) tersebut telah mendapat

perawatan sesuai tatalaksana gizi buruk. Intervensi yang telah dilakukan yaitu konseling

gizi dan pemberian PMT pemulihan.

Sedangkan upaya yang dilakukan untuk mencegah terjadinya gizi buruk yaitu jika

menemukan balita 2T, BGM dan tampak kurus dirujuk ke puskesmas untuk mendapatkan

konseling gizi dan intervensi gizi dari petugas kesehatan.

d. Pencapaian Penimbangan Balita (D/S)

Partisipasi masyarakat dalam perbaikan gizi bagi balita dapat ditunjukkan dari

indikator jumlah balita yang ditimbang dibagi jumlah sasaran balita (D/S). Tahun 2013, di

Kota Blitar angka D/S tercatat sebesar 68,19%. Pencapaian ini mengalami kenaikan

dibanding tahun 2012 yaitu sebesar 63,06%.

Adapun cakupan di Kota Blitar tahun 2012-2013 dapat dilihat pada grafik di bawah ini.

Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2013 54

Grafik 4.18 Pencapaian Cakupan D/S di Kota Blitar Tahun 2012-2013

63.0668.19

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

2012 2013

Pencapaian Penimbangan

Sumber : Seksi Gizi dan Kes ARU, Dinas Kesehatan Daerah Kota

Dibandingkan tahun berikutnya, pencapaian angka D/S meningkat 5,13%. Namun

keadaan ini masih harus menjadi perhatian bagi pengelola gizi karena target pada tahun

2014 ditetapkan sebesar 85%. Untuk itu perlu dilakukan kegiatan terobosan seperti

meningkatkan integrasi dengan PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini).

Gambar 5.2 Kegiatan Pemberian Tambahan Makanan dan Vitamin

Bagi Siswa PAUD, TK dan RA

4.5.2 Pencegahan dan Penanggulangan GAKY

Masalah Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) di Jawa Timur masih

merupakan masalah gizi yang perlu mendapatkan penanganan secara serius mengingat

Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2013 55

dampaknya terhadap kualitas sumberdaya manusia. Kekur angan Yodium dapat

menyebabkan masalah Gondok dan Kretinisme serta mengakibatkan penurunan

kecerdasan.

Upaya penanggulangan GAKY di Kota Blitar dilaksanakan melalui Survey garam

tingkat Rumah Tangga dan KIE tentang penggunaan garam beryodium. Hasil survey

menyatakan bahwa 100% Kelurahan di Kota Blitar terkategori Kelurahan dengan

konsumsi garam baik.

4.5.3 Pencegahan dan Penanggulangan Anemia Gizi Besi

Upaya pencegahan dan pennaggulangan Anemia Gizi Besi dilaksanakan melalui

pemberian Tablet Tambah Darah (TTD) yang diprioritaskan pada ibu hamil, karena

prevalensi Anemia pada kelompok ini cukup tinggi. Di samping itu, kelompok ibu hamil

merupakan kelompok rawan yang berpotensi memberi kontribusi terhadap tingginya

Angka Kematian Ibu (AKI).

Untuk mencegah Anemia Gizi pada ibu hamil dilakukan suplementasi TTD

dengan dosis pemberian sehari sebanyak 1 (satu) tablet (60 mg Elemental Iron dan 0,25

mg Asam Folat) berturut-turut minimal 90 hari selama masa kehamilan. Pada tahun 2013,

Persentase cakupan ibu hamil yang mendapatkan TTD sebanyak 30 tablet sebesar 80,07%

dan yang mendapat 90 tablet sebesar 71,71%.

Jika dibandingkan dengan target 2013, pencapaiannya belum memenuhi target

sebesar 90%.Hal ini dimungkinkan karena jumlah penduduk berdasar proyeksi (sebagai

dasar perhitungan capaian) lebih besar daripada jumlah penduduk riil. Adapun

perbandingan pencapaian tahun 2012 dan tahun 2013 dapat dilihat pada grafik berikut.

Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2013 56

Grafik 4.19 Cakupan Pemberian Fe1 dan Fe3 pada Ibu Hamil

Di Kota Blitar Tahun 2012 dan 2013

78.43 73.0780.07

71.71

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

2012 2013

Cakupan Pemberian Fe1 Cakupan Pemberian Fe3

Sumber : Seksi Gizi dan Kes ARU, Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar

Gambar 4.3 Kegiatan Minum Fe di Sekolah

4.5.4 Pemberian Kapsul Vitamin A pada Bayi dan Balita

Pemenuhan kebutuhan vitamin A sangat penting untuk pemeliharaan

kelangsungan hidup secara normal. Kebutuhan tubuh akan vitamin A untuk orang

Indonesia telah dibahas dan ditetapkan dalam Widyakarya Nasional pangan dan Gizi

(2007) dengan mempertimbangkan faktor-faktor khas dari kesehatan tubuh orang

Indonesia (Widyakaryanasional, 2007. Kebutuhan Vitamin A bagi Orang

cetak.publikasi/php?/260607/003. diperoleh tanggal 6 November 2008).

Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2013 57

Pemberian vitamin A dosis tinggi pada bayi dan anak balita merupakan salah satu

upaya untuk mengatasi permasalahan gizi terutama pada bayi dan anak balita. Dengan

adanya upaya ini diharapkan bayi dan anak balita memiliki daya tahan tubuh yang lebih

baik sehingga diharapkan dapat menekan angka kesakitan dan angka kematian pada bayi

dan anak balita.

Cakupan pemberian kapsul vitamin A di Kota Blitar tahun 2013 pada bayi sebesar

91,52% dan balita sebesar 95,95%. Dibandingkan dengan dengan tahun 2012 pemberian

pada bayi mengalami penurunan sebesar 6,76%, sedangkan pada balita mengalami

kenaikan 12,88%. Jika dibandingkan dengan target tahun 2013 sebesar 90%, pencapaian

ini sudah terpenuhi. Berikut gambaran cakupan pemberian kapsul vitamin A pada bayi

dan anak balita selama 2 tahun terakhir.

Grafik 4.20 Cakupan Pemberian Vitamin A pada Bayi dan Anak Balita

Di Kota Blitar Tahun 2012 dan 2013

98.2883.07

91.52 95.95

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

2012 2013

Cakupan Pemberian Vit A pada Bayi

Cakupan Pemberian Vit A pada Anak Balita

Sumber : Seksi Gizi dan Kes ARU, Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar

4.5.5 Cakupan ASI Eksklusif

Pemberian ASI merupakan metode pemberian makan bayi yang terbaik, terutama

pada bayi umur kurang dari 6 bulan, selain juga bermanfaat bagi ibu. ASI mengandung

semua zat gizi dan cairan yang dibutuhkan untuk memenuhi seluruh gizi bayi pada 6

bulan pertama kehidupannya. Yang dimaksud dengan ASI eksklusif adalah pemberian

ASI tanpa makanan dan minuman tambahan lain pada bayi berumur nol sampai enam

bulan. Bahkan air putih tidak diberikan dalam tahap ASI eksklusif ini.

Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2013 58

Pada tahun ini terjadi penurunan persentase bayi yang diberi ASI eksklusif dari

sebesar 74,11% pada tahun 2012 menjadi 53,21% pada tahun 2013. Berikut ini gambaran

pemberian ASI eksklusif pada bayi dalam rentang waktu 3 tahun terakhir.

Grafik 4.21 Cakupan Bayi diberi ASI Eksklusif

di Kota Blitar Tahun 2010-2013

53.21

74.1165.91

75.02

0

20

40

60

80

100

2010 2011 2012 2013

Cakupan ASI Eksklusif

Sumber : Seksi Gizi dan Kes ARU, Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar

Dari grafik diatas terlihat adanya penurunan persentase. Pengesahan PP No

33/2012 tentang Pemberian ASI Eksklusif pada 1 Maret membuat semua pihak harus

mendukung ibu menyusui. Tenaga kesehatan dan fasilitas kesehatan wajib melakukan

inisiasi menyusui dini, menempatkan ibu dan bayi dalam satu ruang rawat. Selain itu, ada

juga keharusan penyediaan ruang menyusui di tempat kerja dan fasilitas umum serta

pembatasan promosi susu formula. Program lalu dikembangkan ke daerah dan fasilitas

umum lain, seperti terminal, tempat rekreasi, dan pusat perbelanjaan. Perusahaan swasta

wajib memberikan kesempatan kepada ibu untuk menyusui atau memerah ASI.

4.6 PERILAKU MASYARAKAT

Banyak penyakit yang muncul juga disebabkan karena perilaku yang tidak sehat.

Perubahan perilaku tidak mudah untuk dilakukan, namun mutlak diperlukan untuk

meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Untuk itu, upaya promosi kesehatan harus

terus dilakukan agar masyarakat berperilaku hidup bersih dan sehat. Penerapan perilaku

hidup bersih dan sehat harus dimulai dari unit terkecil masyarakat yaitu rumah tangga.

Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2013 59

4.6.1 Penyuluhan Kesehatan

Upaya penyuluhan merupakan semua usaha secara sadar dan berencana yang

dilakukan untuk memperbaiki perilaku manusia sesuai prinsip-prinsip pendidikan dalam

bidang kesehatan. Terdapat dua jenis penyuluhan yakni penyuluhan kelompok dan

penyuluhan massa. Yang dimaksud penyuluhan kelompok adalah penyuluhan yang

dilakukan pada kelompok sasaran tertentu, sedangkan yang dimaksud dengan penyuluhan

massa adalah penyuluhan yang dilakukan dengan sasaran massal, seperti pameran,

pemutaran film, melalui media massa (cetak dan elektronik).

Pada tahun 2013 jumlah seluruh penyuluhan kelompok sejumlah 3.336 dan untuk

penyuluhan massa sejumlah 1. Berikut ini jumlah penyuluhan didasarkan jenis dan

instansi yang melaksanakan.

Gambar 4.5 Penyuluhan massa dalam rangka memperingati HKN

Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2013 60

Grafik 4.22 Jumlah Penyuluhan berdasarkan Jenis dan Instansi Pelaksana

Di Kota Blitar Tahun 2013

1450

219

1667

0

3336

0 0 0 1 10

1000

2000

3000

4000

PKM Sananwetan PKM Sukorejo PKM

Kepanjenkidul

Dinas Kesehatan Kota

Penyuluhan Kelompok Penyuluhan Massa

Sumber : Seksi Promkes dan UKBM, Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar

4.6.2 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

Rumah Tangga ber-PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) adalah Rumah

tangga yang seluruh anggotanya berperilaku hidup bersih dan sehat, yang meliputi 10

indikator. Sepuluh indikator tersebut adalah :

1. Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan,

2. Bayi diberi ASI eksklusif,

3. Balita ditimbang setiap bulan,

4. Menggunakan air bersih,

5. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun,

6. Menggunakan jamban sehat,

7. Memberantas jentik di rumah sekali seminggu,

8. Makan sayur dan buah setiap hari,

9. Melakukan aktivitas fisik setiap hari, dan

10. Tidak merokok di dalam rumah.

Apabila dalam Rumah Tangga tersebut tidak ada ibu yang melahirkan, tidak ada bayi dan

tidak ada balita, maka pengertian Rumah Tangga ber-PHBS adalah rumah tangga yang

memenuhi 7 indikator.

Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2013 61

Pada tahun 2013 rumah tangga ber-PHBS masih mencapai 38,65%, mengalami

peningkatan dari 30,44% pada tahun 2012. Dari hasil survey PHBS prioritas masalahnya

adalah merokok dalam rumah dan ASI Eksklusif.

4.7 PELAYANAN JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT

4.7.1 Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Pra Bayar

Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Pra-Bayar adalah suatu cara penyelenggaraan

pemeliharaan kesehatan yang paripurna berdasarkan azas usaha bersama dan

kekeluargaan, berkesinambungan, dengan mutu yang terjamin dan biaya yang terkendali.

Berikut ini gambaran cakupan jaminan pemeliharaan kesehatan pra bayar menurut jenis

jaminan di Kota Blitar.

Grafik 4.23 Jumlah Peserta Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Pra-bayar Menurut Jenis

di Kota Blitar Tahun 2013

25226

105962473

17440

22190

Askes Jamsostek Askeskin/Jamkesmas Jamkesda Lainnya

Sumber : Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar, Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar

Berdasarkan grafik diatas terlihat bahwa penduduk Kota Blitar yang tercover

dalam jaminan kesehatan pra-bayar masih sebesar 57.40%. Mengingat salah tujuan yang

ingin dicapai dalam UU SJSN No. 40 tahun 2004 adalah semua penduduk Republik

Indonesia mendapatkan pelayanan kesehatan yang memadai ketika sakit, kapanpun dan

dimanapun di tanah air Indonesia, maka harapan kedepan seluruh penduduk di Kota

Blitar telah masuk kedalam jaminan kesehatan pra-bayar baik pihak pemerintah maupun

swasta.

Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2013 62

4.7.2 Pelayanan Kesehatan bagi Masyarakat Miskin

Dalam upaya menjamin kesehatan penduduknya maka telah difasilitasi bagi

masyarakat miskin untuk mendapatkan pelayanan kesehatan melalui jaminan kesehatan

baik dari pemerintah pusat maupun daerah dalam hal ini terdapat dua jenis jaminan

kesehatan bagi masyarakat miskin yakni ASKESKIN/Jamkesmas merupakan jaminan

dari pemerintah pusat dimana sasarannya telah ditetapkan atau masuk kedalam kuota.

Sedangkan Jamkesda merupakan jaminan dari pemerintah darah untuk membantu

masyarakat miskin diluar kuota Jamkesmas.

Grafik 4.24 Jumlah Maskin Mendapatkan Rawat Jalan Pelayanan Kesehatan Dasar

di Kota Blitar Tahun 2013

5821

10034

0

2000

4000

6000

8000

10000

12000

Jamkesda Askeskin/Jamkesmas

Sumber : Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar, Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar

Dari grafik diatas terlihat jumlah maskin yang dicakup dalam Jamkesmas lebih

besar memanfaatkan rawat jalan pelayanan kesehatan dasar dibandingkan maskin yang

dicakup dalam Jamkesda.

Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2013 63

Grafik 4.25 Jumlah Maskin Mendapatkan Rawat Inap Pelayanan Kesehatan Dasar

di Kota Blitar Tahun 2013

263 278

0

50

100

150

200

250

300

Jamkesda Askeskin/Jamkesmas

Sumber : Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar, Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar

Dari grafik diatas terlihat jumlah maskin yang dicakup dalam

ASKESKIN/Jamkesmas lebih besar memanfaatkan rawat inap pelayanan kesehatan dasar

dibandingkan maskin yang dicakup dalam Jamkesda.

4.8 PELAYANAN KESEHATAN LINGKUNGAN DAN SANITASI DASAR

4.8.1 Rumah Sehat

Rumah sehat adalah bangunan rumah tinggal yang memenuhi syarat kesehatan

yaitu rumah yang memiliki jamban sehat, sarana air bersih, tempat pembuangan sampah,

sarana pembuangan air limbah, ventilasi rumah yang baik, kepadatan hunian rumah yang

sesuai dan lantai rumah yang tidak terbuat dari tanah (Kepmenkes no.

829/Menkes/SK/VII/1999 tentang Persyaratan Kesehatan Perumahan).

Rumah yang tidak memenuhi syarat kesehatan akan terkait erat dengan penyakit

berbasis lingkungan, dimana kecenderungannya semakin meningkat akhir-akhir ini,

penyakit berbasis lingkungan masih merupakan penyebab utama kematian di Indonesia.

Bahkan pada kelompok bayi dan balita, penyakit-penyakit berbasis lingkungan

menyumbangkan lebih 80% dari penyakit yang diderita oleh bayi dan balita. Keadaan

tersebut mengindikasikan masih rendahnya cakupan dan kualitas intervensi kesehatan

lingkungan (Data Susenas 2001).

Pada tahun 2013 dari jumlah rumah yang ada di Kota Blitar sejumlah 35.138

yang diperiksa apakah memenuhi standar rumah sehat atau tidak sejumlah 8.767 dan yang

masuk dalam kategori rumah sehat sejumlah 7.200.

Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2013 64

4.8.2 Tempat Umum dan Tempat Pengelola Makanan Sehat (TUPM)

Pada tahun 2013 dari jumlah TUPM yang ada di Kota Blitar sejumlah 631 telah

dilakukan pemeriksaan di TUPM sejumlah 234 dan dari hasil pemeriksaan sejumlah 147

(62.82% dari jumlah TUPM yang diperiksa) dinyatakan sehat.

4.8.3 Sarana Air Bersih dan Air Minum

Air bersih dan air layak minum atau air minum sehat adalah dua hal yang tidak

sama tetapi sering dipertukarkan. Tidak semua air bersih layak minum, tetapi air layak

minum biasanya berasal dari air bersih. Air bersih perlu diolah dahulu agar layak minum

dan menjadi air minum sehat. Berikut ini jenis sarana air minum yang digunakan keluarga

di Kota Blitar pada tahun 2013.

Grafik 4.26 Jumlah Jenis Sumber Air Minum yang digunakan Keluarga di Kota Blitar

Tahun 2013

996 929491

992

5359

1618

0 0 0 00 00

1000

2000

3000

4000

5000

6000

7000

Kemasa

n

Isi U

lang

Ledeng m

etera

n

Ledeng e

cera

n

Pompa

Sum

ur Terli

ndung

Mata

air

terli

ndung

Air huja

n

Sum

ur tak te

rlindung

Mata

air

tak te

rlindung

Air su

ngai

Lain

-lain

Sumber : Seksi Penyehatan Lingkungan dan Lab Kes,

Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar

4.8.4 Sarana Sanitasi Dasar

Yang menjadi bahan pemeriksaan sarana sanitasi dasar antara lain jamban, tempat

sampah dan pengelolaan air limbah. Jamban sehat adalah tempat buang air besar yang

konstruksinya memenuhi syarat-syarat kesehatan, antara lain menggunakan tangki septik,

sedangkan yang dimaksud dengan tempat sampah sehat adalah tempat pembuangan

sampah yang konstruksinya memenuhi syarat-syarat kesehatan (ketentuan program), dan

Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2013 65

pengelolaan air limbah sehat adalah tempat pembuangan air limbah keluarga yang

konstruksinya memenuhi syarat-syarat kesehatan (ketentuan program).

Pada tahun 2013 dari 8.767 keluarga yang diperiksa jambannya, sejumlah 8.767

(100%) keluarga memiliki jamban dan yang masuk kedalam kategori sehat sebesar 7.523

(85.81%). Untuk pemeriksaan tempat sampah sehat dari 8.767 keluarga yang diperiksa

seluruhnya memiliki tempat sampah sendiri dan yang masuk kategori sehat sejumlah

7.159 keluarga (81,66%). Yang terakhir pemeriksaan pengelolaan air limbah dari 8.767

keluarga yang diperiksa seluruhnya memiliki dan yang masuk kedalam kategori sehat

sejumlah 6.693 keluarga (76.34%).

Gambar 4.6 Kegiatan Prokasih di Kecamatan Sananwetan tahun 2013

Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2013 66

Sumber daya kesehatan merupakan salah satu pendukung di segala level

pelayanan kesehatan. Dan dengan terpenuhinya sumber daya kesehatan, diharapkan juga

dapat meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan sehingga derajat kesehatan masyarakat

akan terjaga. Pada bab ini menggambarkan kondisi sumber daya kesehatan di Kota Blitar

yang terdiri dari kelompok sarana kesehatan, tenaga kesehatan, pembiayaan kesehatan.

5.1 SARANA KESEHATAN

Sarana kesehatan terkait erat dengan pelaksanaan pelayanan kesehatan. Untuk

menunjang kelancaran kegiatan bidang kesehatan diperlukan sarana dan prasarana

kesehatan yang memadai, meliputi Puskesmas, Sarana Kesehatan Bersumber Daya

Masyarakat, Sarana Farmasi dan Perbekalan Kesehatan dan Rumah Sakit. Berikut ini

kondisi sarana kesehatan di Kota Blitar pada tahun 2013.

Tabel 5.1 Sarana Kesehatan di Kota Blitar Tahun 2013

NO. Sarana Kesehatan Jumlah

1 RUMAH SAKIT UMUM 4

2 RUMAH SAKIT KHUSUS 1

3 PUSKESMAS PERAWATAN 2

4 PUSKESMAS NON PERAWATAN 1

5 PUSKESMAS KELILING 0

6 PUSKESMAS PEMBANTU 16

7 RUMAH BERSALIN 2

8 POSKESDES 21

9 POSYANDU 163

10 APOTEK 31

11 TOKO OBAT 6

12 GFK 1

Sumber : Seksi Yandas , Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar

5.1.1 Puskesmas

Puskesmas sebagai gardu terdepan pelayanan kesehatan dasar kepada masyarakat

merupakan ujung tombak keberhasilan pelaksanaan pembangunan kesehatan. Pada

dasarnya konsep pelayanan puskesmas adalah konsep wilayah. Dengan begitu apapun

yang terjadi pada wilayah tersebut puskesmas harus mengetahui dan bisa memberikan

penanganan secara cepat dan tepat. Harapan pelayanan yang diberikan satu Puskesmas

BAB 5

SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN

Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2013 67

bisa menjangkau rata-rata 30.000 penduduk. Untuk itu Kota Blitar dengan jumlah

penduduk 135.759 jiwa, seyogyanya ada 4 unit Puskesmas. Sampai dengan tahun 2013,

jumlah Puskesmas yang ada di Kota Blitar sebesar 3 unit dengan 2 Puskesmas Perawatan.

Hal ini berarti untuk Kota Blitar rata-rata 1 Puskesmas di Kecamatan harus bisa melayani

45.253 jiwa. Oleh karena itu dari segi ketenagaan perlu adanya penambahan, hal ini

sesuai dengan rasio tenaga dimana untuk tenaga bidan masih jauh dari standart.

5.1.2 Sarana Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat

a. Posyandu

Pentingnya keberadaan Posyandu di tengah-tengah masyarakat yang merupakan

pusat kegiatan masyarakat dimana masyarakat sebagai pelaksana sekaligus memperoleh

pelayanan kesehatan serta keluarga berencana, selain itu wahana ini dapat dimanfaatkan

sebagai sarana untuk tukar menukar informasi, pendapat dan pengalaman serta

bermusyawarah untuk memecahkan berbagai masalah yang dihadapi baik masalah

keluarga atau masalah masyarakat itu sendiri. Pada tahun 2013 jumlah posyandu aktif di

Kota Blitar mencapai 163.

b. Poskesdes

Poskesdes merupakan Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM)

yang dibentuk di desa dalam rangka upaya mendekatkan pelayanan kesehatan dasar bagi

masyarakat desa. Poskesdes dikelola oleh 1 orang Bidan dan minimal 2 orang kader dan

merupakan koordinator dari UKBM yang ada. Pada tahun 2013 seluruh kelurahan di Kota

Blitar telah memiliki Poskesdes sejumlah 21.

c. Desa Siaga/ Kelurahan Siaga Aktif

Desa siaga adalah desa yang penduduknya memiliki kesiapan sumber daya dan

kemampuan untuk mencegah dan mengatasi masalah-masalah kesehatan, bencana dan

kegawatdaruratan kesehatan, secara mandiri. Pengertian Desa ini dapat berarti Kelurahan

atau Nagari atau istilah-istilah lain bagi satuan administrasi pemerintahan setingkat desa.

Sedangkan yang dimaksud dengan desa siaga aktif adalah desa yang mempunyai

Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) atau UKBM lainnya yang buka setiap hari dan berfungsi

sebagai pemberi pelayanan kesehatan dasar, penanggulangan bencana dan

kegawatdaruratan, surveilance berbasis masyarakat yang meliputi pemantauan

pertumbuhan (gizi), penyakit, lingkungan dan perilaku sehingga masyarakatnya

menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Pada tahun 2013 dari 21 desa

siaga yang ada di Kota Blitar yang termasuk kedalam desa siaga aktif sejumlah 21

(100%).

Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2013 68

5.1.3 Sarana Farmasi dan Perbekalan Kesehatan

Kota Blitar merupakan Kota kecil dengan luas 33 Km2, oleh karena itu sampai

saat ini belum ada pabrik obat, yang ada hanya sarana penyedia obat. Untuk apotik di

Kota Blitar tahun 2013 sebanyak 31 buah, Sedangkan toko obat ada 6 buah dan gudang

farmasi ada 1 buah, yang terletak pada Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar. Dengan

adanya gudang farmasi ini semua penyimpanan dan penyediaan obat untuk pelayanan

kesehatan dasar menjadi tanggungjawab penuh pemerintah Kota Blitar yakni Dinas

Kesehatan Daerah Kota Blitar.

5.2 TENAGA KESEHATAN

Salah satu faktor pendukung keberhasilan pelaksanaan pembangunan kesehatan di

Kota Blitar tahun 2013 adalah ketersediaan sumberdaya kesehatan yang memadai baik

dalam hal kualitas maupun kuantitas. Untuk menggambarkan keadaan tenaga kesehatan

dianalis dengan menghitung rasio tenaga kesehatan terhadap penduduk di Kota Blitar.

Berdasarkan analisis diketahui bahwa ada beberapa tenaga kesehatan tertentu yang belum

memadai sesuai kebutuhan. Hal ini berarti masih diperlukan perencanaan kebutuhan.

Jumlah tenaga kesehatan yang ada dan masih terus berubah sesuai kebutuhannya sangat

berpengaruh dalam penanganan masalah kesehatan di Kota Blitar. Dari berbagai jenis

tenaga kesehatan di Kota Blitar dalam pelayanannya tidak hanya menangani penduduk

Kota Blitar saja, namun juga pada masyarakat di luar Kota Blitar. Hal ini sangat

berpengaruh dalam penentuan rasio kebutuhan tenaga.

a. Tenaga perawat

Jumlah tenaga perawat di Kota Blitar tahun 2013 sebanyak 489 orang yang terdiri

dari sarjana keperawatan sejumlah 81 orang dan perawat dari D3 keperawatan sejumlah

408. Rasio perawat mencapai 349,15 per 100.000 penduduk dalam hal ini untuk

kebutuhan perawat telah melampaui target dimana rasio seharusnya adalah 117,5 per

100.000 penduduk.

b. Tenaga bidan

Jumlah tenaga bidan di Kota Blitar pada tahun 2013 sebesar 107 orang, sehingga

rasio bidan mencapai 76,61 per 100.000 penduduk, kondisi masih dibawah target dimana

rasio standar sebesar 100 per 100.000 penduduk.

c. Tenaga medis

Jumlah tenaga medis di Kota Blitar pada tahun 2012 mencapai 100 orang untuk

dokter umum dan dokter spesialis, sedangkan untuk dokter gigi mencapai 16 orang. Rasio

Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2013 69

untuk tenaga dokter umum mencapai 45,67 per 100.000 penduduk dan 25,78 per 100.000

penduduk untuk dokter spesialis, apabila digabungkan rasio dokter mencapai 71,45 per

100.000 penduduk sehingga rasio dokter telah melampaui rasio standar 40 per 100.000

penduduk. Rasio dokter gigi mencapai 11,79 per 100.000 penduduk kondisi ini masih

dibawah standar yang ditetapkan sebesar 11 per 100.000 penduduk.

e. Tenaga kefarmasian

Tenaga Farmasi mencakup Apoteker, S1 Farmasi, DIII-Farmasi dan ASS-Farmasi

sejumlah 129 orang, dengan rasio mencapai 98,81 per-100.000 penduduk di tahun 2013.

Bila dibandingkan tahun 2012 (rasio 81,43 per 100.000 penduduk) mengalami penurunan.

f. Tenaga kesehatan masyarakat

Ahli kesehatan masyarakat yang dimaksud dalam pembahasan ini adalah tenaga

yang bertugas di bidang kesehatan masyarakat di Kota Blitar dengan pendidikan S1-S3.

Akan tetapi untuk wilayah Kota Blitar ahli kesehatan masyarakat yang yang tersedia

masih pada tingkat pendidikan S1 sejumlah 19 orang.

g. Tenaga gizi

Ahli gizi yang dimaksud adalah yang bertugas di bidang gizi di suatu wilayah

dengan pendidikan D1-D4. Diketahui bahwa jumlah ahli gizi sebanyak 28 orang, dengan

rasio ahli gizi per-100.000 penduduk adalah 18,41. Rasio tersebut masih dibawah target

yang seharusnya 22 per 100.000 penduduk.

h. Tenaga keteknisian medis

Yang dimaksud dengan tehnisi medis disini adalah merupakan tenaga pelaksana

melakukan pemeliharaan alat-alat kesehatan. Ada 5 (lima) jenis teknisi medis di Kota

Blitar, kelima jenis tersebut total tenaga yang ada sebesar 59 orang.

Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2013 70

Tabel 5.2 Rekapitulasi Jumlah Tenaga Strategis

Di Kota Blitar Tahun 2013

No. Jenis Tenaga Kesehatan Jumlah Persentase Rasio per 100.000

Penduduk

1. Dokter Spesialis 35 3.76 25.78

2. Dokter Umum 62 6.66 45.67

3. Dokter Gigi 16 1.72 11.79

4. Bidan 104 11.17 76.61

5. Perawat 474 50.91 349.15

6. Apoteker 34 3.65 Rasio apoteker

dan asisten

apoteker 92.81 7. Asisten Apoteker 92 9.88

8. Ahli Gizi 25 2.69 18.41

9. Kesehatan Masyarakat 13 1.40 19.36

10. Sanitarian 15 1.61 17.87

11. Tenaga Teknisi Medis 56 6.02 83.39

12. Fisioterapis 5 0.54 7.45

Jumlah 100.00

Sumber : Subbag Umum dan Kepegawaian, Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar

5.3 PEMBIAYAAN KESEHATAN

Keberhasilan pelaksanaan pembangunan kesehatan didukung pula dengan aspek

ketersediaan alokasi anggaran dana sesuai dengan proporsinya. Sumber dana untuk

pembiayaan kesehatan ada berbagai sumber, yaitu dari APBD Kota Blitar dan APBN

(Dana Dekonsentrasi, Tugas Pembantuan, Jamkesmas Dasar, Jampersal dan BOK).

berikut ini rincian anggaran kesehatan di Kota Blitar.

Anggaran Kesehatan bersumber APBD Kota Blitar pada tahun 2013 adalah

sebesar Rp. 110.323.724.112,90. Anggaran ini meningkat 24,65% dibandingkan anggaran

kesehatan pada tahun 2012. UU No.36 tahun 2009 tentang kesehatan mengamanatkan

kepada pemerintah kota untuk mengalokasikan minimal 10% APBD untuk belanja

langsung kesehatan atau belanja program.

Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2013 71

Tabel 5.3 Anggaran Kesehatan Kota Blitar

Tahun 2013

Sumber : Subbag Keuangan dan Program, Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar

Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2013 72

Perkembangan yang terjadi selama ini menunjukkan semakin pentingnya

informasi dan pengelolaan data di dalam banyak aspek kehidupan manusia. Pada saat

yang sama, tuntutan publik terhadap peningkatan kinerja pemerintah juga semakin tinggi

sehingga pada akhirnya pengelolaan data dan informasi yang baik menjadi suatu

keharusan untuk dilaksanakan semua institusi.

Untuk memperoleh berbagai data dan informasi tersebut perlu dilakukan

pencatatan dan pelaporan secara baik dan benar serta profesional. Data dan informasi

merupakan sumber daya yang sangat strategis dalam pengelolaan pembangunan

kesehatan. Data dan informasi kesehatan yang berkualitas diperlukan dalam proses

menentukan kebijakan atau pengambilan keputusan yang baik. Kebutuhan akan data dan

informasi disediakan melalui penyelenggaraan Sistem Informasi Kesehatan yaitu dengan

cara pengumpulan, pengolahan, analisis data serta penyajian informasi. Salah satu sarana

yang dapat digunakan untuk melaporkan hasil pemantauan terhadap pencapaian hasil

pembangunan kesehatan adalah melalui Profil Kesehatan yang menyajikan berbagai data

dan informasi yang relative komprehensif.

Penyusun menyadari Buku profil kesehatan ini masih mempunyai banyak

kekurangan, namun demikian diharapkan dapat memberikan gambaran keadaan

kesehatan masyarakat di Kota Blitar dan capaian kinerja pelayanan kesehatan yang telah

dilakukan beserta aspek-aspek pendukungnya.

BAB 6

PENUTUP

KOTA BLITARTAHUN 2013

L P L + P Satuan

A. GAMBARAN UMUM

1 Luas Wilayah 33 KM2 Tabel 1

2 Jumlah Desa/Kelurahan 21 Desa/Kel Tabel 1

3 Jumlah Penduduk 67,152 68,607 135,759 Jiwa Tabel 2

4 Rata-Rata Jiwa/Rumah Tangga 3.25 Jiwa Tabel 1

5 Kepadatan Penduduk/KM2 4,168.22 Jiwa/KM

2 Tabel 1

6 Rasio Beban Tanggungan 46.11 Tabel 2

7 Rasio Jenis Kelamin 97.88 Tabel 2

8 Penduduk 10 Tahun ke Atas Melek Huruf 96.57 97.16 97.75 % Tabel 4

9 Penduduk 10 Tahun ke Atas dengan Pendidikan Tertinggi SMP+ 60.20 61.71 60.97 % Tabel 5

B. DERAJAT KESEHATAN

B.1 Angka Kematian

10 Jumlah Lahir Hidup 1,105 916 2,021 Bayi Tabel 6

11 Angka Lahir Mati (dilaporkan) 5.40 8.66 6.88 Tabel 6

12 Jumlah Bayi Mati 17 7 24 Bayi Tabel 7

13 Angka Kematian Bayi (dilaporkan) 0.00 0.00 11.88 per 1.000 KH Tabel 7

14 Jumlah Balita Mati 18 8 26 Balita Tabel 7

15 Angka Kematian Balita (dilaporkan) 0.00 0.00 12.86 per 1.000 KH Tabel 7

16 Jumlah Kematian Ibu 1 Ibu Tabel 8

17 Angka Kematian Ibu (dilaporkan) 49.48 per 100.000 KH Tabel 8

B.2 Angka Kesakitan

18 AFP Rate (non Polio) < 15 th 9.14 per 100.000 Penduduk < 15 tahun Tabel 9

19 Angka Insidens TB Paru #DIV/0! #DIV/0! 65.56 per 100.000 Penduduk Tabel 10

20 Angka Prevalensi TB Paru #DIV/0! #DIV/0! - per 100.000 Penduduk Tabel 10

21 Angka Kematian Akibat TB Paru #DIV/0! #DIV/0! - per 100.000 Penduduk Tabel 10

22 Angka Penemuan Kasus TB Paru (CDR) #DIV/0! #DIV/0! 61.38 % Tabel 11

23 Success Rate TB Paru 88.52 75.61 83.33 % Tabel 12

24 Pneumonia Balita Ditemukan dan Ditangani #REF! #REF! #REF! % Tabel 13

25 Jumlah Kasus Baru HIV 6 5 11 Kasus Tabel 14

26 Jumlah Kasus Baru AIDS 0 1 1 Kasus Tabel 14

27 Jumlah Infeksi Menular Seksual Lainnya 59 132 191 Kasus Tabel 14

28 Jumlah Kematian Karena AIDS 0 1 1 Jiwa Tabel 14

29 Donor Darah Diskrining Positif HIV 0.00 0.00 0.00 % Tabel 15

30 Persentase Diare Ditemukan dan Ditangani #DIV/0! #DIV/0! 185.08 % Tabel 16

31 Jumlah Kasus Baru Kusta (Pausi Basiler) 1 0 1 Kasus Tabel 17

32 Jumlah Kasus Baru Kusta (Multi Basiler) 4 1 5 Kasus Tabel 17

33 Angka Penemuan Kasus Baru Kusta (NCDR) 7 1 4 per 100.000 Penduduk Tabel 17

34 Persentase Kasus Baru Kusta 0-14 Tahun 0.00 0.00 0.00 % Tabel 18

35 Persentase Cacat Tingkat 2 Penderita Kusta 0.00 0.00 0.00 % Tabel 18

36 Angka Prevalensi Kusta 0.89 0.58 0.74 per 10.000 Penduduk Tabel 19

37 Penderita Kusta PB Selesai Berobat (RFT PB) 0.00 #DIV/0! 0.00 % Tabel 20

38 Penderita Kusta MB Selesai Berobat (RFT MB) 200.00 100.00 125.00 % Tabel 20

39 Jumlah Kasus Difteri 6 3 9 Kasus Tabel 21

40 Case Fatality Rate Difteri 0 % Tabel 21

41 Jumlah Kasus Pertusis 0 0 0 Kasus Tabel 21

42 Jumlah Kasus Tetanus (non Neonatorum) 1 2 3 Kasus Tabel 21

43 Case Fatality Rate Tetanus (non Neonatorum) 0 % Tabel 21

44 Jumlah Kasus Tetanus Neonatorum 0 0 0 Kasus Tabel 21

45 Case Fatality Rate Tetanus Neonatorum #DIV/0! % Tabel 21

46 Jumlah Kasus Campak 58 95 153 Kasus Tabel 22

47 Case Fatality Rate Campak 0 % Tabel 22

48 Jumlah Kasus Polio 0 0 0 Kasus Tabel 22

49 Jumlah Kasus Hepatitis B 0 0 0 Kasus Tabel 22

50 Incidence Rate DBD 55.10 58.30 56.72 per 100.000 Penduduk Tabel 23

51 Case Fatality Rate DBD 0.00 2.50 1.30 % Tabel 23

52 Angka Kesakitan Malaria (Annual Parasit Incidence ) 0.00 0.00 0.02 per 1.000 Penduduk Tabel 24

53 Case Fatality Rate Malaria 0.00 #DIV/0! 0.00 % Tabel 24

54 Angka Kesakitan Filariasis 0 0 0 per 100.000 Penduduk Tabel 25

B.3 Status Gizi

55 Bayi Baru Lahir Ditimbang 100 100 100 % Tabel 26

56 Berat Badan Bayi Lahir Rendah (BBLR) 4.52 5.46 4.95 % Tabel 26

57 Balita Gizi Baik 95.04 93.94 94.50 % Tabel 27

58 Balita Gizi Kurang 2.62 3.20 2.90 % Tabel 27

59 Balita Gizi Buruk 0.55 0.61 0.58 % Tabel 27

RESUME PROFIL KESEHATAN

ANGKA/NILAINO INDIKATOR No. Lampiran

L P L + P Satuan

ANGKA/NILAINO INDIKATOR No. Lampiran

C. UPAYA KESEHATAN

C.1 Pelayanan Kesehatan

60 Kunjungan Ibu Hamil (K1) 81 % Tabel 28

61 Kunjungan Ibu Hamil (K4) 71.41 % Tabel 28

62 Persalinan Ditolong Tenaga Kesehatan (Linakes) 81.53 % Tabel 28

63 Pelayanan Ibu Nifas 81.12 % Tabel 28

64 Ibu hamil dengan Imunisasi TT2+ 13.80 % Tabel 29

65 Ibu Hamil Mendapat Tablet Fe3 71.71 % Tabel 30

66 Bumil Risti/Komplikasi Ditangani 96.21 % Tabel 31

67 Neonatal Risti/Komplikasi Ditangani 83.75 84.13 83.94 % Tabel 31

68 Bayi Mendapat Vitamin A 89.12 93.99 91.52 % Tabel 32

69 Anak Balita Mendapat Vitamin A 92.18 100.16 95.95 % Tabel 32

70 Ibu Nifas Mendapat Vitamin A 80.16 % Tabel 32

71 Peserta KB Baru 7.30 % Tabel 35

72 Peserta KB Aktif 69.90 % Tabel 35

73 Kunjungan Neonatus 1 (KN 1) 90.13 81.72 86.00 % Tabel 36

74 Kunjungan Neonatus 3 kali (KN Lengkap) 83.22 81.46 82.36 % Tabel 36

75 Kunjungan Bayi (minimal 4 kali) 81.70 83.12 82.40 % Tabel 37

76 Desa/Kelurahan UCI 100.00 % Tabel 38

77 Cakupan Imunisasi Campak Bayi 118.34 % Tabel 39

78 Drop-Out Imunisasi DPT1 - Campak (7.32) % Tabel 39

79 Bayi yang Diberi ASI Eksklusif 54.57 51.86 53.21 % Tabel 41

80 Pemberian MP-ASI pada Anak 6-23 Bulan dari Gakin #DIV/0! #DIV/0! 100.00 % Tabel 42

81 Cakupan Pelayanan Anak Balita (minimal 8 kali) 62.24 69.69 65.76 % Tabel 43

82 Balita Ditimbang 65.62 71.02 68.19 % Tabel 44

83 Balita Berat Badan Naik 0 0 0 % Tabel 44

84 Balita Berat Badan di Bawah Garis Merah (BGM) 1 1 1 % Tabel 44

85 Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan 100.00 100.00 100.00 % Tabel 45

86 Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD dan Setingkat 100.00 100.00 100.00 % Tabel 46

87 Cakupan Pelayanan Kesehatan Siswa SD dan Setingkat 100.00 100.00 100.00 % Tabel 47

88 Pelayanan Kesehatan Usila (60 tahun +) #DIV/0! #DIV/0! 70.43 % Tabel 48

89 Sarkes dengan Kemampuan Pelayanan Gadar Level 1 50.00 % Tabel 49

90 Desa/Kelurahan Terkena KLB Ditangani < 24 jam 100.00 % Tabel 51

91 Rasio Tumpatan/Pencabutan Gigi Tetap 3.37 3.26 3.31 Tabel 52

92 SD/MI yang Melakukan Sikat Gigi Massal 100.00 Sekolah Tabel 53

93 SD/MI yang Mendapat Pelayanan Gigi 100.00 Sekolah Tabel 53

94 Murid SD/MI Diperiksa (UKGS) 19.76 20.29 20.00 % Tabel 53

95 Murid SD/MI Mendapat Perawatan (UKGS) 323.81 296.13 78.97 % Tabel 53

96 Siswa SD dan Setingkat Mendapat Perawatan Gigi dan Mulut 323.81 296.13 78.97 % Tabel 53

C.2 Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan

97 Peserta Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Pra Bayar #DIV/0! #DIV/0! 57.40 % Tabel 55

98Penduduk Miskin (dan Hampir Miskin) Dicakup

Askeskin/Jamkesmas#DIV/0! #DIV/0! 70.42 % Tabel 56

99Pasien Maskin (dan Hampir Miskin) Mendapat Pelayanan Rawat

Jalan di Sarana Kesehatan Strata 1#DIV/0! #DIV/0! 28.01 % Tabel 56

100Pasien Maskin (dan Hampir Miskin) Mendapat Pelayanan Rawat

Jalan di Sarana Kesehatan Strata 2 dan 3#DIV/0! #DIV/0! 37.93 % Tabel 56

101Pasien Maskin (dan Hampir Miskin) Mendapat Pelayanan Rawat

Inap di Sarana Kesehatan Strata 1 - - 0.78 % Tabel 57

102Pasien Maskin (dan Hampir Miskin) Mendapat Pelayanan Rawat

Inap di Sarana Kesehatan Strata 2 dan 3#DIV/0! #DIV/0! 14.97 % Tabel 57

103 Cakupan Kunjungan Rawat Jalan 230.24 295.99 303.75 % Tabel 58

104 Cakupan Kunjungan Rawat Inap 23.33 29.61 27.05 % Tabel 58

105 Gross Death Rate (GDR) di RS 5.66 3.85 4.88 per 100.000 Pasien Keluar Tabel 59

106 Nett Death Rate (NDR) di RS 2.67 2.15 2.40 per 100.000 Pasien Keluar Tabel 59

107 Bed Occupation Rate (BOR) di RS 67.52 % Tabel 60

108 Length of Stay (LOS) di RS 4.22 Hari Tabel 60

109 Turn of Interval (TOI) di RS 2.03 Hari Tabel 60

C.3 Perilaku Hidup Masyarakat

110 Rumah Tangga ber-PHBS #DIV/0! % Tabel 61

C.4 Keadaan Lingkungan

111 Rumah Sehat 20.49 % Tabel 62

112 Rumah/Bangunan Bebas Jentik Nyamuk Aedes 88.25 % Tabel 63

113 Keluarga dengan Sumber Air Minum Terlindung 21.01 % Tabel 65

114 Keluarga Memiliki Jamban Sehat 85.81 % Tabel 66

115 Keluarga Memiliki Tempat Sampah Sehat 81.66 % Tabel 66

116 Keluarga Memiliki Pengelolaan Air Limbah Sehat 76.34 % Tabel 66

117 TUPM Sehat 62.82 % Tabel 67

118 Institusi Dibina Kesehatan Lingkungannya 60.12 % Tabel 68

L P L + P Satuan

ANGKA/NILAINO INDIKATOR No. Lampiran

D. SUMBERDAYA KESEHATAN

D.1 Sarana Kesehatan

119 Jumlah Rumah Sakit Umum 4 Tabel 70

120 Jumlah Rumah Sakit Khusus 1 Tabel 70

121 Jumlah Puskesmas Perawatan 2 Tabel 70

122 Jumlah Puskesmas non-Perawatan 1 Tabel 70

123 Jumlah Apotek 31 Tabel 70

124 Sarkes yang Memiliki Laboratorium Kesehatan 100.00 % Tabel 71

125 Sarkes yang Memiliki 4 Spesialis Dasar - % Tabel 71

126 Jumlah Posyandu 163 Posyandu Tabel 72

127 Posyandu Aktif 93.87 % Tabel 72

128 Rasio Posyandu per 100 Balita 1.41 per 100 Balita Tabel 72

129 Jumlah Desa Siaga 21 Desa Tabel 73

130 Desa Siaga Aktif 100.00 % Tabel 73

131 Jumlah Poskesdes 21 Poskesdes Tabel 73

D.2 Tenaga Kesehatan

132 Jumlah Dokter Spesialis 30 5 35 Orang Tabel 74

133 Rasio Dokter Spesialis 44.67 7.29 25.78 per 100.000 Penduduk Tabel 74

134 Jumlah Dokter Umum 31 34 65 Orang Tabel 74

135 Rasio Dokter Umum 43.19 48.10 45.67 per 100.000 Penduduk Tabel 74

136 Jumlah Dokter Gigi 1 15 16 Orang Tabel 74

137 Jumlah Bidan 10 97 107 Orang Tabel 75

138 Rasio Bidan per 100.000 Penduduk 76.61 Tabel 75

139 Jumlah Perawat 118 371 489 Orang Tabel 75

140 Jumlah Tenaga Kefarmasian 23 106 129 Orang Tabel 76

141 Jumlah Tenaga Gizi 4 24 28 Orang Tabel 76

142 Jumlah Tenaga Kesmas 13 16 29 Orang Tabel 77

143 Jumlah Tenaga Sanitasi 9 8 17 Orang Tabel 77

144 Jumlah Tenaga Teknisi Medis 14 45 59 Orang Tabel 78

145 Jumlah Fisioterapis 1 4 5 Orang Tabel 78

D.3 Pembiayaan Kesehatan

146 Total Anggaran Kesehatan 110,323,724,112.90 Rupiah Tabel 79

147 APBD Kesehatan Terhadap APBD Kabupaten/Kota 14.19 % Tabel 79

148 Anggaran Kesehatan Perkapita 812,643.91 Rupiah Tabel 79

TABEL 1

LUAS WILAYAH, JUMLAH KECAMATAN, DESA/KELURAHAN, JUMLAH PENDUDUK, JUMLAH RUMAH TANGGA,

DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KECAMATAN

KOTA BLITAR

TAHUN 2013

(km 2) per km 2

1 2 3 4 5 6 7 8 9 = 7/8 10 = 7/3

1 Sukorejo 9.92 0 7 7 44,953 13,662 3.29 4,531.55

2 Kepanjenkidul 10.50 0 7 7 42,533 12,883 3.30 4,050.76

3 Sananwetan 12.15 0 7 7 48,273 15,175 3.18 3,973.09

JUMLAH KABUPATEN/KOTA 32.57 0 21 21 135,759 41,720 3.25 4,168.22

Sumber:

- Angka Sementara Proyeksi BPS

JUMLAH

RUMAH

TANGGA

KEPADATAN

PENDUDUKRATA-RATA JIWA

/ RUMAH

TANGGA

LUAS

WILAYAH JUMLAH

PENDUDUK

JUMLAH

NO KECAMATANKELURAHAN DESA+KEL.DESA

TABEL 2

JUMLAH PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN, KELOMPOK UMUR,

RASIO BEBAN TANGGUNGAN, RASIO JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN

KOTA BLITAR

TAHUN 2013

JUMLAH PENDUDUK

LAKI-LAKI PEREMPUAN

< 1 1 - 4 5 - 9 10 - 14 15 - 19 20 - 24 25 - 29 30 - 34 35 - 39 40 - 44 45 - 49 50 - 54 55 - 59 60 - 64 ≥ 65 JUMLAH < 1 1 - 4 5 - 9 10 - 14 15 - 19 20 - 24 25 - 29 30 - 34 35 - 39 40 - 44 45 - 49 50 - 54 55 - 59 60 - 64 ≥ 65 JUMLAH

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 = SUM(4:18) 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 = SUM(20:34) 36 = … 37 = (19/35)*100

1 Sukorejo 44,953 429 1,593 371 1,411 0 #DIV/0! #DIV/0!

2 Kepanjenkidul 42,533 311 1,448 296 1,299 0 #DIV/0! #DIV/0!

3 Sananwetan 48,273 446 1,829 482 1,649 0 #DIV/0! #DIV/0!

JUMLAH KABUPATEN/KOTA 135,759 1,186 4,870 5,487 5,555 5,626 4,901 5,252 5,225 5,136 5,102 4,534 4,165 3,430 2,471 4,287 67,152 1,149 4,359 5,164 5,060 5,892 4,788 5,404 5,120 5,146 5,211 4,989 4,383 3,636 2,502 5,729 68,607 46.11 97.88

Sumber:

- Angka Sementara Proyeksi BPS

9,229

RASIO BEBAN

TANGGUNGAN

RASIO JENIS

KELAMINNO KECAMATAN

JUMLAH

PENDUDUK

TABEL 3

JUMLAH PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN DAN KELOMPOK UMUR

KOTA

TAHUN

JUMLAH PENDUDUK

LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI +

PEREMPUAN

1 2 3 4 5 = 3+4

1 < 1 1,186 1,149 2,335

2 1 - 4 4,870 4,359 9,229

3 5 - 9 5,487 5,164 10,651

4 10 - 14 5,555 5,060 10,615

5 15 - 19 5,626 5,892 11,518

6 20 - 24 4,901 4,788 9,689

7 25 - 29 5,252 5,404 10,656

8 30 - 34 5,225 5,120 10,345

9 35 - 39 5,136 5,146 10,282

10 40 - 44 5,102 5,211 10,313

11 45 - 49 4,534 4,989 9,523

12 50 - 54 4,165 4,383 8,548

13 55 - 59 3,430 3,636 7,066

14 60 - 64 2,471 2,502 4,973

15 ≥ 65 4,287 5,729 10,016

67,227 68,532 135,759

Sumber:

- Angka Sementara Proyeksi BPS

BLITAR

2013

JUMLAH

NOKELOMPOK UMUR

(TAHUN)

KOTA BLITAR

TAHUN 2013

JUMLAH MELEK HURUF % JUMLAH MELEK HURUF % JUMLAH MELEK HURUF %

1 2 3 4 5 = (4/3)*100 6 7 8 = (7/6)*100 9 = 3+6 10 = 4+7 11 = (10/9)*100

1 Sukorejo #DIV/0! #DIV/0! 0 0 #DIV/0!

2 Kepanjenkidul #DIV/0! #DIV/0! 0 0 #DIV/0!

3 Sananwetan #DIV/0! #DIV/0! 0 0 #DIV/0!

100 97.75 97.75 100 96.57 96.57 200 194.32 97.16

- Susenas 2012 (BPS)

Sumber:

LAKI-LAKI PEREMPUANNO

JUMLAH KABUPATEN/KOTA

TABEL 4

PERSENTASE PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS YANG MELEK HURUF MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN

KECAMATAN

JUMLAH PENDUDUK USIA 10 KE ATAS

LAKI-LAKI + PEREMPUAN

TABEL 5

JUMLAH PENDUDUK LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN BERUSIA 10 TAHUN KE ATAS

MENURUT TINGKAT PENDIDIKAN TERTINGGI YANG DITAMATKAN DAN KECAMATAN

KOTA BLITAR

TAHUN 2013

LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI + PEREMPUAN

TIDAK/

BELUM

PERNAH

SEKOLAH

TIDAK/

BELUM

TAMAT

SD/MI

SD/MI SMP/ MTsSMA/ SMK/

MA

AK/

DIPLOMAUNIVERSITAS JUMLAH

TIDAK/

BELUM

PERNAH

SEKOLAH

TIDAK/

BELUM

TAMAT

SD/MI

SD/MI SMP/ MTsSMA/ SMK/

MA

AK/

DIPLOMAUNIVERSITAS JUMLAH

TIDAK/ BELUM

PERNAH

SEKOLAH

TIDAK/

BELUM

TAMAT

SD/MI

SD/MI SMP/ MTsSMA/ SMK/

MA

AK/

DIPLOMAUNIVERSITAS JUMLAH

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 = SUM(3:9) 11 12 13 14 15 16 17 18 = SUM(11:17) 19 = 3+11 20 = 4+12 21 = 5+13 22 = 6+14 23 = 7+15 24 = 8+16 25 = 9+17 26 = SUM(19:25)

1 Sukorejo 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

2 Kepanjenkidul 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

3 Sananwetan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

JUMLAH KABUPATEN/KOTA 1.03 14.35 24.42 20.40 31.58 8.22 0.00 100.00 2.84 15.15 20.30 22.66 28.40 10.65 0.00 100.00 1.96 14.75 22.32 21.55 29.96 9.46 0.00 100.00

- Susenas 2012 (BPS)

Ket : Data AK/ Diploma = termasuk universitas

Sumber:

NO KECAMATAN

TABEL 8

JUMLAH KEMATIAN IBU MENURUT KELOMPOK UMUR DAN KECAMATAN

KOTA BLITAR

TAHUN 2013

JUMLAH KEMATIAN IBU

< 20 Thn 20-34 Thn ≥35 Thn JUMLAH < 20 Thn 20-34 Thn ≥35 Thn JUMLAH < 20 Thn 20-34 Thn ≥35 Thn JUMLAH < 20 Thn 20-34 Thn ≥35 Thn JUMLAH

1 2 3 4 5 6 7 8 = 5+6+7 9 10 11 12 = 9+10+11 13 14 15 16 = 13+14+15 17 = 5+9+13 18 = 6+10+14 19 = 7+11+15 20 = 17+18+19

1 Sukorejo Karangsari 733 0 0 0 0 0 0 0

2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 581 0 0 0 0 0 0 0

3 Sananwetan Sananwetan 707 0 0 1 1 0 1 0 1

JUMLAH KABUPATEN/KOTA 2,021 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1

ANGKA KEMATIAN IBU (DILAPORKAN) 49.48

Sumber:

- Seksi KIA & Kespro

Keterangan:

- Jumlah kematian ibu = jumlah kematian ibu hamil + jumlah kematian ibu bersalin + jumlah kematian ibu nifas

- Angka Kematian Ibu (dilaporkan) tersebut di atas belum bisa menggambarkan AKI yang sebenarnya di populasi

KEMATIAN IBU BERSALIN KEMATIAN IBU NIFAS JUMLAH KEMATIAN IBU NONAMA

PUSKESMAS

JUMLAH LAHIR

HIDUPKEMATIAN IBU HAMILKECAMATAN

TABEL 6

KOTA BLITAR

TAHUN 2013

1 2 3 4 5 6 = 4+5 7 8 9 = 7+8 10 = 4+7 11 = 5+8 12 = 10+11

1 Sukorejo Karangsari 383 2 385 350 1 351 733 3 736

2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 312 1 313 269 2 271 581 3 584

3 Sananwetan Sananwetan 410 3 413 297 5 302 707 8 715

JUMLAH KABUPATEN/KOTA 1,105 6 1,111 916 8 924 2,021 14 2,035

ANGKA LAHIR MATI (DILAPORKAN) 5.40 8.66 6.88

Sumber:

- Seksi KIA & Kespro

Keterangan : Angka Lahir Mati (dilaporkan) tersebut di atas belum tentu menggambarkan Angka Lahir Mati yang sebenarnya di populasi

HIDUP

NOHIDUP +

MATI

KECAMATAN

MATI

JUMLAH KELAHIRAN

HIDUP +

MATI

JUMLAH KELAHIRAN MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN

MATIHIDUP +

MATI

LAKI-LAKI LAKI-LAKI + PEREMPUAN

HIDUP MATI

NAMA

PUSKESMASHIDUP

PEREMPUAN

TABEL 7

JUMLAH KEMATIAN BAYI DAN BALITA MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN

KOTA BLITAR

TAHUN 2013

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 = 4+7 11 = 5+8

1 Sukorejo Karangsari 3 1 4 2 0 2 5 1

2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 7 0 7 1 1 2 8 1

3 Sananwetan Sananwetan 7 0 7 4 0 4 11 0

JUMLAH KABUPATEN/KOTA 17 1 18 7 1 8 24 2

11.88 0.99

Sumber:

- Seksi KIA & Kespro

Keterangan : Angka Kematian (dilaporkan) tersebut di atas belum tentu menggambarkan AKB/AKABA yang sebenarnya di populasi

ANGKA KEMATIAN (DILAPORKAN)

BAYI BALITA

LAKI - LAKI + PEREMPUAN

BAYI ANAK

BALITA

LAKI - LAKINO KECAMATAN

NAMA

PUSKESMAS

JUMLAH KEMATIAN

PEREMPUAN

BALITA ANAK

BALITABAYI

ANAK

BALITA

JUMLAH KEMATIAN BAYI DAN BALITA MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN

12 = 6+9

6

9

11

26

12.86

LAKI - LAKI + PEREMPUAN

BALITA

JUMLAH KEMATIAN

TABEL 9

KOTA BLITAR

TAHUN 2013

NO KECAMATANNAMA

PUSKESMAS

JUMLAH PENDUDUK

<15 TAHUN

JUMLAH KASUS AFP

(NON POLIO)

AFP RATE (NON

POLIO)

1 2 3 4 5 6 = (5/4)*100000

1 Sukorejo Karangsari 11,299 0 0.00

2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 8,940 2 22.37

3 Sananwetan Sananwetan 12,591 1 7.94

JUMLAH KABUPATEN/KOTA 32,830 3 9.14

Sumber:

- .Seksi PSE

Keterangan:

Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja Puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS

Jumlah kolom 4 = jumlah penduduk < 15 tahun pada Tabel 3

JUMLAH KASUS AFP (NON POLIO) DAN AFP RATE (NON POLIO) MENURUT KECAMATAN

TABEL 10

KOTA BLITAR

TAHUN 2013

L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P

1 2 3 4 5 6 = 4+5 7 8 9 = 7+8

1 Sukorejo Karangsari 44,953 14 11 25

2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 42,533 5 7 12

3 Sananwetan Sananwetan 48,273 31 21 52

JUMLAH KABUPATEN/KOTA 0 0 135,759 50 39 89 0 0 0 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! 0.00 0 0 0

ANGKA INSIDENS PER 100.000 PENDUDUK #DIV/0! #DIV/0! 65.56 KEMATIAN PER 100.000 PENDUDUK #DIV/0! #DIV/0! 0.00

Sumber:

- Seksi P2M

Keterangan:

Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja Puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS

Jumlah kolom 6 = jumlah kolom 7 pada Tabel 1

JUMLAH KASUS BARU TB PARU DAN KEMATIAN AKIBAT TB PARU MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN

JUMLAH KASUS TB PARUPREVALENSI (PER

100.000 PENDUDUK)

JUMLAH KEMATIAN AKIBAT

TB PARUNOJUMLAH PENDUDUK

KECAMATANNAMA

PUSKESMASKASUS BARU KASUS LAMA

KASUS BARU +

KASUS LAMA

TABEL 10 A

KOTA BLITAR

TAHUN 2013

L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P

1 2 3 4 5 6 = 4+5 7 8 9 = 7+8 10 11 12 = 10+11 13 = 7+10 14 = 10+11 15 = 13+1416 = (13/4)

* 100000

17 = (14/5)

* 100000

18 = (15/6)

* 10000019 20

21 =

19+20

1 Sukorejo Karangsari 44,953 14 11 25 13 6 19 27 17 44 #DIV/0! #DIV/0! 97.88 2 2 4

2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 42,533 5 7 12 9 6 15 14 13 27 #DIV/0! #DIV/0! 63.48 1 0 1

3 Sananwetan Sananwetan 48,273 31 21 52 42 40 82 73 61 134 #DIV/0! #DIV/0! 277.59 2 1 3

JUMLAH KABUPATEN/KOTA 0 0 135,759 50 39 89 64 52 116 114 91 205 #DIV/0! #DIV/0! 151.00 5 3 8

Sumber: Seksi P2M

Keterangan:

Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja Puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS

Jumlah kolom 6 = jumlah kolom 7 pada Tabel 1

JUMLAH KASUS BARU TB DAN KEMATIAN PENDERITA TB MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN

NO KECAMATANNAMA

PUSKESMAS

JUMLAH PENDUDUK

JUMLAH KASUS BARU TB CASE NOTIFICATION RATE (PER

100.000 PENDUDUK)

JUMLAH KEMATIAN

PENDERITA TBKASUS BARU BTA +KASUS BARU BT A - Ro +

Dan EPTOTAL KASUS BARU TB

TABEL 11

JUMLAH KASUS DAN ANGKA PENEMUAN KASUS TB PARU BTA+ MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN

KOTA BLITAR

TAHUN 2013

L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 = 11+10 14 1516 = (12/6)

* 100

1 Sukorejo Karangsari 48 14 11 25 52.08

2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 46 5 7 12 26.09

3 Sananwetan Sananwetan 51 31 21 52 101.96

JUMLAH KABUPATEN/KOTA 0 0 145 0 0 0 50 39 89 #DIV/0! #DIV/0! 61.38

Sumber:

- Seksi P2M

Keterangan:

Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja Puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS

KECAMATAN

TB PARU

ANGKA PENEMUAN KASUS (CDR)BTA (+)NONAMA

PUSKESMAS

JUMLAH PERKIRAAN KASUS BARUKLINIS

TABEL 11A

JUMLAH SUSPEK DAN KASUS TB SERTA ANGKA PENEMUAN KASUS TB PARU BTA+ MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN

KOTA BLITAR

TAHUN 2013

L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P

1 2 3 4 5 6 7 8 9 = 7+8 10 11 12 = 10+11 13 1415 = (12/6) *

100

1 Sukorejo Karangsari 48 200 176 376 14 11 25 52.08

2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 46 50 44 94 5 7 12 26.09

3 Sananwetan Sananwetan 52 400 313 713 31 21 52 100.00

JUMLAH KABUPATEN/KOTA 0 0 146 650 533 1,183 50 39 89 #DIV/0! #DIV/0! 60.96

Sumber:

- Seksi P2M

Keterangan:

Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja Puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS

NO KECAMATANNAMA

PUSKESMAS

JUMLAH PERKIRAAN KASUS BARU

TB PARU

SUSPEK BTA (+) ANGKA PENEMUAN KASUS (CDR)

TABEL 12

JUMLAH KASUS DAN KESEMBUHAN TB PARU BTA+ MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN

KOTA BLITAR

TAHUN 2013

L P L + P

JUMLAH JUMLAH JUMLAH JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % L P L+P

1 2 3 4 5 6 = 4+5 78 = (7/4) *

1009

10 = (9/5)

* 10011

12 = (11/6)

* 10013

14 = (13/4)

* 10015

16 = (15/5)

* 10017

18 =

(17/6) *

100

19 =

((7+13)/4)

* 100

20 =

((9+15)/5)

* 100

21 =

((11+17)/6)

* 100

1 Sukorejo Karangsari 11 7 18 11 100.00 7 100.00 18 100.00 1 9.09 1 14.29 2 11.11 109.09 114.29 111.11

2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 3 7 10 2 66.67 7 100.00 9 90.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00 66.67 100.00 90.00

3 Sananwetan Sananwetan 47 27 74 37 78.72 16 59.26 53 71.62 3 6.38 0 0.00 3 4.05 85.11 59.26 75.68

JUMLAH KABUPATEN/KOTA 61 41 102 50 81.97 30 73.17 80 78.43 4 6.56 1 2.44 5 4.90 88.52 75.61 83.33

Sumber:

- Seksi P2M

Keterangan:

Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja Puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS

L + P

KESEMBUHAN

L L + P

PENGOBATAN LENGKAP

L P

TB PARU

KECAMATANNONAMA

PUSKESMAS

BTA (+) DIOBATI ANGKA KESUKSESAN

(SUCCESS RATE/SR)P

TABEL 13

PENEMUAN KASUS PNEUMONIA BALITA MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN

KOTA BLITAR

TAHUN 2013

L P L+P L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 = 4+57 = 10% *

4

8 = 10% *

5

9 = 10% *

610

11 = (10/7)

* 10012

13 = (12/8)

* 10014

15 = (14/9) *

100

1 Sukorejo Karangsari 2,022 1,782 3,804 202.20 178.20 380.40 40 19.78 46 25.81 86 22.61

2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 1,759 1,595 3,354 175.90 159.50 335.40 38 21.60 34 21.32 72 21.47

3 Sananwetan Sananwetan 2,275 2,131 4,406 227.50 213.10 440.60 51 22.42 40 18.77 91 20.65

JUMLAH KABUPATEN/KOTA 6,056 5,508 11,564 605.60 550.80 1,156.40 129 21.30 120 21.79 249 21.53

Sumber:

- Seksi P2M

Keterangan:

Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja Puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS

NO KECAMATANNAMA

PUSKESMAS

JUMLAH BALITA

PNEUMONIA PADA BALITA

JUMLAH PERKIRAAN

PENDERITA

PENDERITA DITEMUKAN DAN DITANGANI

L P L + P

TABEL 14

KOTA BLITAR

TAHUN 2013

L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P

1 2 3 4 5 6 = 4+5 7 8 9 = 7+8 10 11 12 = 10+11 13 14 15 = 13+14

1 Sukorejo Karangsari 3 1 4 0 0 0 0 2 2 0 0 0

2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 0 1 1 0 0 0 1 1 2 0 0 0

3 Sananwetan Sananwetan 3 3 6 0 1 1 58 129 187 0 1 1

JUMLAH KABUPATEN/KOTA 6 5 11 0 1 1 59 132 191 0 1 1

Sumber:

- Seksi P2M

Keterangan:

Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja Puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS

KECAMATAN

JUMLAH KEMATIAN AKIBAT

AIDS

JUMLAH KASUS BARU HIV, AIDS, DAN INFEKSI MENULAR SEKSUAL LAINNYA MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN

NAMA

PUSKESMAS

INFEKSI MENULAR SEKSUAL

LAINNYAA I D S

JUMLAH KASUS BARU

NO H I V

TABEL 15

KOTA BLITAR

TAHUN 2013

L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %

1 2 3 4 5 = 3+4 67 = (6/3) *

1008

9 = (8/4) *

10010

11 = (10/5)

* 10012

13 = (12/6)

* 10014

15 = (14/8)

* 10016

17 =

(16/10) *

100

1 UTD PMI 2,815 3,035 5,850 2,815 100.00 3,035 100.00 5,850 100.00

JUMLAH KABUPATEN/KOTA 2,815 3,035 5,850 2,815 100.00 3,035 100.00 5,850 100.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00

Sumber:

- UTD PMI Kota Blitar

PERSENTASE DONOR DARAH DISKRINING TERHADAP HIV MENURUT JENIS KELAMIN

NO UNIT TRANSFUSI DARAH

DONOR DARAH

SAMPEL DARAH DIPERIKSA

L P

POSITIF HIV

L + P L P L + PJUMLAH PENDONOR

TABEL 16

KASUS DIARE YANG DITANGANI MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN

KOTA BLITAR

TAHUN 2013

L P L+P L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 = 4+57 = 10% *

214/1000 * 4

8 = 10% *

214/1000 * 5

9 = 10% *

214/1000 * 610

11 = (10/7)

* 10012

13 = (12/8)

* 10014 = 10+12

15 = (14/9)

* 100

1 Sukorejo Karangsari 0 0 44,953 962 1,540 160.08

2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 0 0 42,533 910 1,660 182.38

3 Sananwetan Sananwetan 0 0 48,273 1,033 2,177 210.74

JUMLAH KABUPATEN/KOTA 0 0 135,759 0 0 2,905 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 5,377 185.08

Sumber:

- Seksi P2M

KECAMATANP L + PL

NONAMA

PUSKESMAS

JUMLAH PENDUDUK

DIARE

JUMLAH PERKIRAAAN KASUSDIARE DITANGANI

TABEL 17

JUMLAH KASUS BARU KUSTA MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN

KOTA BLITAR

TAHUN 2013

L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P

1 2 3 4 5 6 = 4+5 7 8 9 = 7+8 10= 4+7 11 = 5+8 12 = 6+9 13 14 15 = 13+14 16 17 18 = 16+17 19 = 13+16 20 = 14+17 21 = 15+18 22 = 10+19 23 = 11+20 24 = 12+21

1 Sukorejo Karangsari 0 1 0 1 1 0 1 0 2 0 2 2 0 2 3 0 3

2 Kepanjenkidul Kepanjenkidu

l0 0 0 0 0 0 1 1 2 1 1 2 1 1 2

3 Sananwetan Sananwetan 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1

JUMLAH KABUPATEN/KOTA 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 4 1 5 4 1 5 5 1 6

ANGKA PENEMUAN KASUS BARU (NCDR/NEW CASE DETECTION RATE ) PER 100.000 PENDUDUK 7.45 1.46 4.42

Sumber:

- Seksi P2M

NONAMA

PUSKESMAS

Pausi Basiler (PB) / Kusta kering

0-14 TAHUN ≥ 15 TAHUN

KASUS BARU

PB + MBMulti Basiler (MB) / Kusta Basah

JUMLAHKECAMATAN

0-14 TAHUN ≥ 15 TAHUN JUMLAH

TABEL 18

KOTA BLITAR

TAHUN 2013

L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 = 4+5 78 = (7/4) *

1009

10 = (9/5)

* 10011

12 = (11/6)

* 10013

14 = (13/4)

* 10015

16 = (15/5)

* 100

17 =

13+15

18 = (17/6)

* 100

1 Sukorejo Karangsari 3 0 3 0 0.00 0 #DIV/0! 0 0.00 0 0.00 0 #DIV/0! 0 0.00

2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 1 1 2 0 0.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00

3 Sananwetan Sananwetan 1 0 1 0 0.00 0 #DIV/0! 0 0.00 0 0.00 0 #DIV/0! 0 0.00

JUMLAH KABUPATEN/KOTA 5 1 6 0 0.00 0 0.00 0 0.00 0.00 0.00 0 0.00

Sumber:

- Seksi P2M

NONAMA

PUSKESMAS

KASUS BARU KUSTA 0-14 TAHUN DAN CACAT TINGKAT 2 MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN

PENDERITA KUSTAPENDERITA KUSTA 0-14 TAHUN

L P L+PKECAMATAN

P L+P

CACAT TINGKAT 2

KASUS BARU

L

TABEL 19

JUMLAH KASUS DAN ANGKA PREVALENSI PENYAKIT KUSTA MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN

KOTA BLITAR

TAHUN 2013

L P L+P L P L+P L P L+P

1 2 3 4 5 6 = 4+5 7 8 9 = 7+8 10 = 4+7 11 = 5+8 12 = 6+9

1 Sukorejo Karangsari 1 0 1 2 2 4 3 2 5

2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 1 0 1 1 2 3 2 2 4

3 Sananwetan Sananwetan 0 0 0 1 0 1 1 0 1

JUMLAH KABUPATEN/KOTA 2 0 2 4 4 8 6 4 10

ANGKA PREVALENSI PER 10.000 PENDUDUK 0.89 0.58 0.74

Sumber:

- Seksi P2M

NONAMA

PUSKESMAS

KASUS TERCATAT

PB MB JUMLAHKECAMATAN

TABEL 20

PERSENTASE PENDERITA KUSTA SELESAI BEROBAT MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN

KOTA BLITAR

TAHUN 2013

L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 = 4+5 78 = (7/4) *

1009

10 = (9/5) *

10011 = 7+9

12 = (11/6)

* 10013 14

15 =

13+1416

17 = (16/13)

* 10018

19 = (18/14)

* 100

20 =

16+18

21 = (20/15)

* 100

1 Sukorejo Karangsari 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 2 2 0 #DIV/0! 2 100.00 2 100.00

2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 1 0 1 0 0.00 0 #DIV/0! 0 0.00 1 1 2 1 100.00 1 100.00 2 100.00

3 Sananwetan Sananwetan 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 0 0 1 #DIV/0! 0 #DIV/0! 1 #DIV/0!

JUMLAH KABUPATEN/KOTA 1 0 1 0 0.00 0 #DIV/0! 0 0.00 1 3 4 2 200.00 3 100.00 5 125.00

Sumber:

- Seksi P2M

Keterangan : Penderita PB tahun X - 1, Penderita MB tahun X - 2

2012

PENDERITA PB PENDERITA MBNO

NAMA

PUSKESMAS

RFT PB

L + PKECAMATAN

KUSTA (PB) KUSTA (MB)

L + P

RFT MB

L PL P 2011

TABEL 21

JUMLAH KASUS PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI (PD3I) MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN

KOTA BLITAR

TAHUN 2013

JUMLAH KASUS PD3I

L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P

1 2 3 4 5 6 = 4+5 7 8 9 10 = 8+9 11 12 13 = 11+12 14 15 16 17 = 15+16 18

1 Sukorejo Karangsari 3 1 4 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 2 2 4 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

3 Sananwetan Sananwetan 1 0 1 0 0 0 0 1 2 3 0 0 0 0 0

JUMLAH KABUPATEN/KOTA 6 3 9 0 0 0 0 1 2 3 0 0 0 0 0

CASE FATALITY RATE (%) 0.00 0.00 #DIV/0!

Sumber:

- Seksi PSE

PERTUSISNONAMA

PUSKESMAS

DIFTERI

JUMLAH KASUSMENINGGAL

KECAMATANJUMLAH KASUS

MENINGGAL

TETANUS (NON NEONATORUM) TETANUS NEONATORUM

JUMLAH KASUSMENINGGAL

TABEL 22

KOTA BLITAR

TAHUN 2013

L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P

1 2 3 4 5 6 = 4+5 7 8 9 10 = 8+9 11 12 13 = 11+12 14 15 16 = 14+15

1 Sukorejo Karangsari 21 38 59 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1

2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 11 13 24 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

3 Sananwetan Sananwetan 26 44 70 0 0 0 0 0 0 0 1 1 2

JUMLAH KABUPATEN/KOTA 58 95 153 0 0 0 0 0 0 0 1 2 3

CASE FATALITY RATE (%) 0.00

Sumber:

- Seksi PSE

JUMLAH KASUS PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI (PD3I) MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN

CAMPAK

JUMLAH KASUSMENINGGAL

POLIO

JUMLAH KASUS PD3I

HEPATITIS KLINISHEPATITIS BNONAMA

PUSKESMASKECAMATAN

TABEL 23

JUMLAH KASUS DBD MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN

KOTA BLITAR

TAHUN 2013

L P L+P L P L+P L P L+P

1 2 3 4 5 6 = 4+5 7 8 9 = 7+8 10 = (7/4) * 100 11 = (8/5) * 100 12 = (9/6) * 100

1 Sukorejo Karangsari 13 10 23 0 0 0 0.00 0.00 0.00

2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 10 15 25 0 0 0 0.00 0.00 0.00

3 Sananwetan Sananwetan 14 15 29 0 1 1 0.00 6.67 3.45

JUMLAH KABUPATEN/KOTA 37 40 77 0 1 1 0.00 2.50 1.30

INCIDENCE RATE PER 100.000 PENDUDUK 55.10 58.30 56.72

Sumber:

- Seksi P2M

Keterangan:

Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja Puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS

NO MENINGGAL CFR (%)JUMLAH KASUSNAMA PUSKESMAS

DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD)

KECAMATAN

TABEL 24

KOTA BLITAR

TAHUN 2013

MALARIA

L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P

1 2 3 4 5 6 = 4+5 7 8 9 = 7+8 10 11 12 = 10+1113 =

10/(4+7) *

100

14 =

11/(5+8) *

100

15 =

12/(6+9) *

100

1 Sukorejo Karangsari 1 0 1 0 0 0 0.00 #DIV/0! 0.00

2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 0 0 0 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

3 Sananwetan Sananwetan 2 0 2 0 0 0 0.00 #DIV/0! 0.00

JUMLAH KABUPATEN/KOTA 0 0 0 3 0 3 0 0 0 0.00 #DIV/0! 0.00

ANGKA KESAKITAN (API) PER 1.000 PENDUDUK 0.00 0.00 0.02

Sumber:

- Seksi P2M

KESAKITAN DAN KEMATIAN AKIBAT MALARIA MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN

PENDERITA

DENGAN PEMERIKSAAN

SEDIAAN DARAH (positif)

TANPA PEMERIKSAAN SEDIAAN

DARAH

NONAMA

PUSKESMASCFRMENINGGAL KECAMATAN

TABEL 24A

KOTA BLITAR

TAHUN 2013

L P L+P L P L+P L P L+P

1 2 3 4 5 6 7 = 5+6 8 9 10 = 8+9 11=8/5*100 12 = 9/6 * 10013=10/7*1

00

14=7/4*10

00

1 Sukorejo Karangsari 0 1 0 1 0 0 0 0.00 #DIV/0! 0.00 #DIV/0!

2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 0 0 0 0 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

3 Sananwetan Sananwetan 0 2 0 2 0 0 0 0.00 #DIV/0! 0.00 #DIV/0!

JUMLAH KABUPATEN/KOTA 0 3 0 3 0 0 0 0.00 #DIV/0! 0.00 #DIV/0!

Sumber:

- Seksi P2M

KESAKITAN DAN KEMATIAN AKIBAT MALARIA MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN

MENINGGAL CFR

MALARIA

APINO KECAMATAN

NAMA

PUSKESMAS DENGAN PEMERIKSAAN

SEDIAAN DARAH (positif)

PENDUDUK

BERESIKO

PENDERITA

TABEL 25

PENDERITA FILARIASIS DITANGANI MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN

KOTA BLITAR

TAHUN 2013

L P L+P L P L+P

1 2 3 4 5 6 = 4+5 7 8 9 = 7+8

1 Sukorejo Karangsari 0 0 0 0 0 0

2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 0 0 0 0 0 0

3 Sananwetan Sananwetan 0 0 0 0 0 0

JUMLAH KABUPATEN/KOTA 0 0 0 0 0 0

ANGKA KESAKITAN PER 100.000 PENDUDUK (KAB/KOTA) 0.00 0.00 0.00

Sumber:

- Seksi PSE

JUMLAH SELURUH KASUSKASUS BARU DITEMUKANNONAMA

PUSKESMAS

PENDERITA FILARIASIS

KECAMATAN

TABEL 26

KOTA BLITAR

TAHUN 2013

L P L + P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 = 4+5 78 = (7/4) *

1009

10 = (9/5) *

10011 = 7+9

12 = (11/6) *

10013

14 = (13/7) *

10015

16 = (15/9) *

10017 = 13+15

18 = (17/11)

* 100

1 Sukorejo Karangsari 383 350 733 383 100 350 100.00 733 100.00 20 5.22193211 15 4.29 35 4.77

2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 312 269 581 312 100.00 269 100.00 581 100.00 17 5.45 7 2.60 24 4.13

3 Sananwetan Sananwetan 410 297 707 410 100.00 297 100.00 707 100.00 13 3.17 28 9.43 41 5.80

JUMLAH KABUPATEN/KOTA 1,105 916 2,021 1,105 100.00 916 100.00 2,021 100.00 50 4.52 50 5.46 100 4.95

Sumber:

- Seksi KIA & Kespro

L

BAYI BARU LAHIR DITIMBANG

PNONAMA

PUSKESMASKECAMATAN

BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN

P LL + P L + P

BBLRJUMLAH LAHIR HIDUP

TABEL 27

STATUS GIZI BALITA MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN

KOTA BLITAR

TAHUN 2013

L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH

1 2 3 4 5 6 = 4+5 78 = (7/4) *

1009

10 = (9/5) *

10011 = 7+9

12 = (11/6)

* 10013

14 = (13/4)

* 10015

16 = (15/5)

* 10017 = 13+15

18 = (17/6)

* 10019

20 = (19/4)

* 10021

22 = (21/5)

* 10023 = 19+21

24 = (23/6)

* 10025

26 = (25/4)

* 10027

28 = (27/5)

* 100

29 =

25+27

1 Sukorejo Karangsari 1,277 1,227 2,504 35 2.74 28 2.28 63 2.52 1,184 92.72 1,130 92.09 2,314 92.41 51 3.99 59 4.81 110 4.39 8 0.63 10 0.81 18

2 Kepanjenkidul Kepanjenkidu

l1,024 1,049 2,073 25 2.44 26 2.48 51 2.46 994 97.07 984 93.80 1,978 95.42 18 1.76 19 1.81 37 1.78 4 0.39 4 0.38 8

3 Sananwetan Sananwetan 1,673 1,636 3,309 28 1.67 18 1.10 46 1.39 1,599 95.58 1,561 95.42 3,160 95.50 35 2.09 47 2.87 82 2.48 10 0.60 10 0.61 20

JUMLAH KABUPATEN/KOTA 3,974 3,912 7,886 88 2.21 72 1.84 160 2.03 3,777 95.04 3,675 93.94 7,452 94.50 104 2.62 125 3.20 229 2.90 22 0.55 24 0.61 46

Sumber:

- Seksi Gizi & ARU

KECAMATANL PPL

GIZI KURANG (BERAT BADAN KURANG)

L+P L

GIZI LEBIH (BERAT BADAN LEBIH)

L+PPNO

NAMA

PUSKESMAS

BALITA DITIMBANG

BALITA

GIZI BAIK (BERAT BADAN NORMAL) GIZI BURUK (BERAT BADAN SANGAT KURANG)

L+PL+P PL

TABEL 28

MENURUT KECAMATAN

BLITAR

2013

JUMLAH K1 % K4 % JUMLAHDITOLONG

NAKES% JUMLAH

MENDAPAT

YANKES%

1 2 3 4 56 = (5/4) *

1007

8 = (7/4) *

1009 10

11 = (10/9) *

10012 13

14 = (13/12)

* 100

1 Sukorejo Karangsari 911 676 74.20 613 67.29 869 735 84.58 869 733 84.35

2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 735 645 87.76 584 79.46 702 582 82.91 702 579 82.48

3 Sananwetan Sananwetan 963 800 83.07 666 69.16 919 713 77.58 919 708 77.04

JUMLAH KABUPATEN/KOTA 2,609 2,121 81.30 1,863 71.41 2,490 2,030 81.53 2,490 2,020 81.12

Sumber:

- Seksi KIA & Kespro

*Data Sasaran

IBU NIFAS

CAKUPAN KUNJUNGAN IBU HAMIL, PERSALINAN DITOLONG TENAGA KESEHATAN, DAN PELAYANAN KESEHATAN IBU NIFAS

KOTA

TAHUN

IBU BERSALINNAMA

PUSKESMASNO

IBU HAMIL

KECAMATAN

TABEL 29

PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI TT PADA IBU HAMIL MENURUT KECAMATAN

KOTA BLITAR

TAHUN 2013

TT-1 TT-2 TT-3 TT-4 TT-5 TT2+

JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %

1 2 3 4 56 = (5/4) *

1007

8 = (7/4) *

1009

10 = (9/4) *

10011

12 = (11/4)

* 10013

14 = (13/4)

* 10015

16 = (15/4)

* 100

1 Sukorejo Karangsari 911 0 0.00 0 0.00 9 0.99 66 7.24 181 19.87 256 28.10

2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 735 2 0.27 0 0.00 2 0.27 8 1.09 10 1.36 20 2.72

3 Sananwetan Sananwetan 963 1 0.10 4 0.42 15 1.56 29 3.01 36 3.74 84 8.72

JUMLAH KABUPATEN/KOTA 2,609 3 0.11 4 0.15 26 1.00 103 3.95 227 8.70 360 13.80

Sumber:

- Seksi PSE

*Data Sasaran

IMUNISASI TETANUS TOKSOID PADA IBU HAMILJUMLAH IBU

HAMILNO

NAMA

PUSKESMASKECAMATAN

TABEL 30

KOTA BLITAR

TAHUN 2013

FE1 (30 TABLET) FE3 (90 TABLET)

JUMLAH % JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 = (5/4) * 100 7 8 = (7/4) * 100

1 Sukorejo Karangsari 911 654 71.79 608 66.74

2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 735 641 87.21 593 80.68

3 Sananwetan Sananwetan 963 794 82.45 670 69.57

JUMLAH KABUPATEN/KOTA 2,609 2,089 80.07 1,871 71.71

Sumber:

- Seksi Gizi & ARU

*Data Sasaran

JUMLAH

IBU HAMILNO PUSKESMASKECAMATAN

JUMLAH IBU HAMIL YANG MENDAPATKAN TABLET FE1 DAN FE3

MENURUT KECAMATAN

TABEL 31

KOTA BLITAR

TAHUN 2013

S % L P L + P L P L + P S % S % S %

1 2 3 4 5 = 20% * 4 67 = (6/5) *

1008 9 10 = 8+9

11 = 15% *

8

12 = 15% *

9

13 = 15% *

1014

15 = (14/11)

* 10016

17 = (16/12)

* 10018 = 14+16

19 = (18/13)

* 100

1 Sukorejo Karangsari 911 182 144 79.03 429 371 800 64 56 120 38 59.05 41 73.674753 79 65.83

2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 735 147 185 125.85 311 296 607 47 44 91 47 100.75 39 87.84 86 94.45

3 Sananwetan Sananwetan 963 193 173 89.82 446 482 928 67 72 139 64 95.67 65 89.90 129 92.67

JUMLAH KABUPATEN/KOTA 2,609 522 502 96.21 1,186 1,149 2,335 178 172 350 149 83.75 145 84.13 294 83.94

Sumber:

- Seksi KIA & Kespro

*Data Sasaran

SASARAN BAYI20%

JUMLAH IBU

HAMIL

15% SASARAN BAYI

NEONATAL RISTI/KOMPLIKASI DITANGANI

L + PL P

KOMPLIKASI KEBIDANAN

DITANGANIKECAMATAN

JUMLAH DAN PERSENTASE KOMPLIKASI KEBIDANAN DAN NEONATAL RISIKO TINGGI/KOMPLIKASI DITANGANI

MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN

NONAMA

PUSKESMAS

JUMLAH IBU

HAMIL

TABEL 32

KOTA BLITAR

TAHUN 2013

BAYI ANAK BALITA (1-4 TAHUN) IBU NIFAS

L P L+P S % S % S % L P L+P S % S % S % S %

1 2 3 4 5 6 = 4+5 78 = (7/4) *

1009

10 = (9/5) *

10011 =7+9

12 = (11/6) *

10013 14 15 =13+14 16

17 = (16/13)

* 10018

19 = (18/14)

* 10020 =16+18

21 = (20/15)

* 10022 23

24 = (23/22)

* 100

1 Sukorejo Karangsari 429 371 800 264 61.5 305 82.2 569 71.13 1,593 1,411 3,004 2047 128.50 2003 141.96 4,050 134.82 869 733 84.35

2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 311 296 607 424 136.3 406 137.2 830 136.74 1,448 1,299 2,747 792 54.70 726 55.89 1,518 55.26 702 553 78.77

3 Sananwetan Sananwetan 446 482 928 369 82.7 369 76.6 738 79.53 1,829 1,649 3,478 1650 90.21 1637 99.27 3,287 94.51 919 710 77.26

JUMLAH KABUPATEN/KOTA 1,186 1,149 2,335 1,057 89.1 1,080 94.0 2,137 91.52 4,870 4,359 9,229 4489 92.18 4366 100.16 8,855 95.95 2,490 1,996 80.16

Sumber:

- Seksi Gizi & ARU

*Data Sasaran

CAKUPAN PEMBERIAN VITAMIN A PADA BAYI, ANAK BALITA, DAN IBU NIFAS MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN

L P L + P

BAYI 6-11 BULAN MENDAPAT VIT A

VIT A

MENDAPAT JUMLAH

L PNO

NAMA

PUSKESMAS JUMLAHL + PJUMLAH

MENDAPAT VIT A 2XKECAMATAN

TABEL 33

KOTA BLITAR

TAHUN 2013

PESERTA KB AKTIF

MKJP

IUD % MOP % MOW % IM PLAN % JUMLAH % SUNTIK % PIL % KON DOM %OBAT

VAGINA%

LAIN

NYA% JUMLAH %

1 2 3 45 = (4/26)

* 1006

7 = (6/26)

* 1008

9 = (8/26)

* 10010

11 = (10/26)

* 100

12 =

4+6+8+10

13 = (12/26)

* 10014

15 = (14/26)

* 10016

17 = (16/26)

* 10018

19 = (18/26)

* 10020

21 = (20/26)

* 10022

23 = (22/26)

* 100

24 =

14+16+18+20

+22

25 = (24/26)

* 10026 = 12+24 27 = 13+25

1 Sukorejo Karangsari 2,179 42.35 30 0.58 297 5.77 807 15.69 3,313 64.39 1,070 20.80 401 7.79 361 7.02 0 0.00 0 0.00 1,832 35.61 5,145 100.0

2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 1,828 37.09 93 1.89 236 4.79 332 6.74 2,489 50.51 1,528 31.01 769 15.60 142 2.88 0 0.00 0 0.00 2,439 49.49 4,928 100.0

3 Sananwetan Sananwetan 968 18.95 47 0.92 100 1.96 84 1.64 1,199 23.47 2,510 49.13 1,229 24.06 171 3.35 0 0.00 0 0.00 3,910 76.53 5,109 100.0

JUMLAH KABUPATEN/KOTA 4,975 32.77 170 1.12 633 4.17 1,223 8.06 7,001 46.11 5,108 33.65 2,399 15.80 674 4.44 0 0.00 0 0.00 8,181 53.89 15,182 100.0

Sumber:

- Seksi KIA & Kespro

Keterangan: MKJP = Metode Kontrasepsi Jangka Panjang

PROPORSI PESERTA KB AKTIF MENURUT JENIS KONTRASEPSI MENURUT KECAMATAN

MKJP + NON

MKJP

% MKJP +

NON MKJP

NONAMA

PUSKESMAS

NON MKJPKECAMATAN

TABEL 34

KOTA BLITAR

TAHUN 2013

PESERTA KB BARU

MKJP

IUD % MOP % MOW % IMPLAN % JUMLAH % SUNTIK % PIL % KONDOM % %LAIN

NYA% JUMLAH %

1 2 3 45 = (4/26)

* 1006

7 = (6/26)

* 1008

9 = (8/26)

* 10010

11 = (10/26)

* 100

12 =

4+6+8+10

13 = (12/26) *

10014

15 =

(14/26) *

100

1617 = (16/26)

* 10018

19 =

(18/26) *

100

21 = (20/26)

* 10022

23 = (22/26)

* 100

24 =

14+16+18+20

+22

25 =

(24/26) *

100

26 = 12+24 27 = 13+25

1 Sukorejo Karangsari 139 24.65 22 3.90 57 10.11 110 19.50 328 58.16 150 26.60 49 8.69 37 6.56 0.00 0 0.00 236 41.84 564 100.00

2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 41 13.40 32 10.46 25 8.17 31 10.13 129 42.16 110 35.95 55 17.97 12 3.92 0.00 0 0.00 177 57.84 306 100.00

3 Sananwetan Sananwetan 173 24.16 21 2.93 54 7.54 18 2.51 266 37.15 313 43.72 87 12.15 50 6.98 0.00 0 0.00 450 62.85 716 100.00

JUMLAH KABUPATEN/KOTA 353 22.26 75 4.73 136 8.58 159 10.03 723 45.59 573 36.13 191 12.04 99 6.24 0.00 0 0.00 863 54.41 1,586 100.00

Sumber:

- Seksi KIA & Kespro

Keterangan: MKJP = Metode Kontrasepsi Jangka Panjang

PROPORSI PESERTA KB BARU MENURUT JENIS KONTRASEPSI MENURUT KECAMATAN

NON MKJPMKJP + NON

MKJP

% MKJP +

NON MKJP

NONAMA

PUSKESMASKECAMATAN

TABEL 35

JUMLAH PESERTA KB BARU DAN KB AKTIF MENURUT KECAMATAN

KOTA BLITAR

TAHUN 2013

PESERTA KB BARU

JUMLAH % JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 = (5/4) * 100 7 8 = (7/4) * 100

1 Sukorejo Karangsari 7,200 564 7.83 5,145 71.46

2 Kepanjenkidul Kepanjenkidu

l7,188 306 4.26 4,928 68.56

3 Sananwetan Sananwetan 7,333 716 9.76 5,109 69.67

JUMLAH KABUPATEN/KOTA 21,721 1,586 7.30 15,182 69.90

Sumber:

- Seksi KIA & Kespro

*Data Sasaran

PESERTA KB AKTIFJUMLAH PUSNO

NAMA

PUSKESMASKECAMATAN

TABEL 36

CAKUPAN KUNJUNGAN NEONATUS MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN

KOTA BLITAR

TAHUN 2013

L P L + P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 = 4+5 78 = (7/4) *

1009

10 = (9/5)

* 10011 = 7++9

12 = (11/6)

* 10013

14 = (13/4)

* 10015

16 = (15/5)

* 10017 = 13+15

18 = (17/6)

* 100

1 Sukorejo Karangsari 429 371 800 380 88.58 347 93.53 727 90.88 334 77.86 319 85.98 653 81.63

2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 311 296 607 307 98.71 272 91.89 579 95.39 278 89.39 294 99.32 572 94.23

3 Sananwetan Sananwetan 446 482 928 382 85.65 320 66.39 702 75.65 375 84.08 323 67.01 698 75.22

JUMLAH KABUPATEN/KOTA 1,186 1,149 2,335 1,069 90.13 939 81.72 2,008 86.00 987 83.22 936 81.46 1,923 82.36

Sumber:

- Seksi KIA & Kespro

*Data Sasaran

KUNJUNGAN NEONATUS 3 KALI (KN LENGKAP)

P L + PL

KUNJUNGAN NEONATUS 1 KALI (KN1)

LJUMLAH BAYI

NONAMA

PUSKESMASP L + PKECAMATAN

TABEL 37

CAKUPAN KUNJUNGAN BAYI MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN

KOTA BLITAR

TAHUN 2013

L P L + P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 = 4+5 7 8 = (7/4) * 100 9 10 = (9/5) * 100 11 = 7+9 12 = (11/6) * 100

1 Sukorejo Karangsari 429 371 800 322 75.06 326 87.87 648 81.00

2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 311 296 607 298 95.82 264 89.19 562 92.59

3 Sananwetan Sananwetan 446 482 928 349 78.25 365 75.73 714 76.94

JUMLAH PROVINSI 1,186 1,149 2,335 969 81.70 955 83.12 1,924 82.40

Sumber:

- Seksi KIA & Kespro

*Data Sasaran

P L + PLNO NAMA PUSKESMASJUMLAH BAYI

KUNJUNGAN BAYI (MINIMAL 4 KALI)

KECAMATAN

TABEL 38

KOTA BLITAR

TAHUN 2013

1 2 3 4 5 6 = (5/4) * 100

1 Sukorejo Karangsari 7 7 100.00

2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 7 7 100.00

3 Sananwetan Sananwetan 7 7 100.00

JUMLAH KABUPATEN/KOTA 21 21 100.00

Sumber:

- Seksi PSE

CAKUPAN DESA/KELURAHAN UCI MENURUT KECAMATAN

% DESA/KEL UCINONAMA

PUSKESMASJUMLAH DESA/KEL DESA/KEL UCI KECAMATAN

TABEL 39

CAKUPAN IMUNISASI DPT, HB, DAN CAMPAK PADA BAYI MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN

KOTA BLITAR

TAHUN 2013

BAYI DIIMUNISASI

DPT1+HB1 DPT3+HB3 CAMPAK

L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 = 4+5 78 = (7/4) *

1009

10 = (9/5) *

10011 = 7+9

12 = (11/6) *

10013

14 = (13/4) *

10015

16 = (15/5) *

10017 = 13+15

18 = (17/6) *

10019

20 = (19/4) *

10021

22 = (21/5) *

10023 = 19+21

24 = (23/6) *

100

25 = (7-19) / 7

* 100

26 = (9-21) / 9

* 10027 = 25+26

1 Sukorejo Karangsari 375 363 738 391 104.27 361 99.45 752 101.90 413 110.13 390 107.44 803 108.81 471 125.60 432 119.01 903 122.36 -20.46 -19.67 -20.08

2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 304 289 593 339 111.51 335 115.92 674 113.66 338 111.18 331 114.53 669 112.82 331 108.88 297 102.77 628 105.90 2.36 11.34 6.82

3 Sananwetan Sananwetan 437 473 910 571 130.66 474 100.21 1,045 114.84 602 137.76 496 104.86 1,098 120.66 576 131.81 545 115.22 1,121 123.19 -0.88 -14.98 -7.27

JUMLAH KABUPATEN/KOTA 1,116 1,125 2,241 1,301 116.58 1,170 104.00 2,471 110.26 1,353 121.24 1,217 108.18 2,570 114.68 1,378 123.48 1,274 113.24 2,652 118.34 -5.92 -8.89 -7.32

Sumber:

- Seksi PSE

KECAMATANL + P L P L + P

NOL P

NAMA

PUSKESMAS

JUMLAH BAYI SURVIVING

(SURVIVING INFANT)L P L + P

DO RATE (%)

L P L + P

TABEL 40

CAKUPAN IMUNISASI BCG DAN POLIO PADA BAYI MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN

KOTA BLITAR

TAHUN 2013

BAYI DIIMUNISASI

BCG POLIO3

L P L+P L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 = 4+5 7 8 9 = 7+8 78 = (7/4) *

1009

10 = (9/5) *

10011 = 7+9

12 = (11/6)

* 10013

14 = (13/4)

* 10015

16 = (15/5)

* 10017 = 13+15

18 = (17/6)

* 100

1 Sukorejo Karangsari 429 371 800 375 363 738 486 113.29 423 114.02 909 113.63 395 105.33 367 101.10 762 103.25

2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 311 296 607 304 289 593 361 116.08 358 120.95 719 118.45 335 110.20 311 107.61 646 108.94

3 Sananwetan Sananwetan 446 482 928 437 473 910 596 133.63 511 106.02 1,107 119.29 589 134.78 496 104.86 1,085 119.23

JUMLAH KABUPATEN/KOTA 1,186 1,149 2,335 1,116 1,125 2,241 1,443 121.67 1,292 112.45 2,735 117.13 1,319 118.19 1,174 104.36 2,493 111.24

Sumber:

- Seksi PSE

*Data Sasaran

KECAMATAN

JUMLAH BAYI SURVIVING

(SURVIVING INFANT)NONAMA

PUSKESMAS

JUMLAH BAYI

P L + PL P L + P L

TABEL 41

JUMLAH BAYI YANG DIBERI ASI EKSKLUSIF MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN

KOTA BLITAR

TAHUN 2013

L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 = 4+5 78 = (7/4) *

1009

10 = (9/5) *

10011 = 7+9

12 = (11/6)

* 100

1 Sukorejo Karangsari 350 371 721 136 38.9 139 37.5 275 38.14

2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 159 142 301 104 65.4 87 61.3 191 63.46

3 Sananwetan Sananwetan 323 322 645 214 66.3 207 64.3 421 65.27

JUMLAH KABUPATEN/KOTA 832 835 1,667 454 54.6 433 51.9 887 53.21

Sumber:

- Seksi Gizi & ARU

JUMLAH BAYI YANG DIBERI ASI EKSKLUSIF

NOJUMLAH BAYI (YANG DIPERIKSA)NAMA

PUSKESMASL P L + PKECAMATAN

TABEL 42

KOTA BLITAR

TAHUN 2013

L P L+P L P L+P L P L+P

1 2 3 4 5 6 = 4+5 7 8 9 = 7+810 = (7/4) *

100

11 = (8/5) *

100

12 = (9/6) *

100

1 Sukorejo Karangsari 245 245 #DIV/0! #DIV/0! 100.00

2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 250 250 #DIV/0! #DIV/0! 100.00

3 Sananwetan Sananwetan 243 243 #DIV/0! #DIV/0! 100.00

JUMLAH KABUPATEN/KOTA 0 0 738 0 0 738 #DIV/0! #DIV/0! 100.00

Sumber:

- Seksi Gizi & ARU

NO

PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI ANAK USIA 6-23 BULAN KELUARGA MISKIN

%NAMA

PUSKESMAS

ANAK 6-23 BULAN

DARI KELUARGA MISKIN MENDAPAT MP-ASI

MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN

KECAMATAN

TABEL 43

KOTA BLITAR

TAHUN 2013

ANAK BALITA (12-59 BULAN)

L P L + P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 = 4+5 7 8 = (7/4) * 100 9 10 = (9/5) * 100 11 = 7+9 12 = (11/6) * 100

1 Sukorejo Karangsari 1,593 1,411 3,004 970 60.89 965 68.39 1,935 64.41

2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 1,448 1,299 2,747 980 67.68 922 70.98 1,902 69.24

3 Sananwetan Sananwetan 1,829 1,649 3,478 1,081 59.10 1,151 69.80 2,232 64.17

JUMLAH KABUPATEN/KOTA 4,870 4,359 9,229 3,031 62.24 3,038 69.69 6,069 65.76

Sumber:

- Seksi KIA & Kespro

*Data Sasaran

CAKUPAN PELAYANAN ANAK BALITA MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN

P L + P

MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN

LNO

NAMA

PUSKESMASJUMLAHKECAMATAN

TABEL 44

JUMLAH BALITA DITIMBANG MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN

KOTA BLITAR

TAHUN 2013

L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 = 4+5 78 = (7/4) *

1009

10 = (9/5)

* 10011= 7+9

12 = (11/6)

* 10013

14 = (13/7)

* 10015

16 = (15/9)

* 10017 = 13+15

18 =

(17/11) *

100

1920 = (19/7)

* 10021

22 = (21/9) *

100

23 =

19+21

24 = (23/11)

* 100

1 Sukorejo Karangsari 2,022 1,782 3,804 1,277 63.2 1,227 68.9 2,504 65.83 0.0 0.0 0 0.00 8 0.6 10 0.8 18 0.72

2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 1,759 1,595 3,354 1,024 58.2 1,049 65.8 2,073 61.81 0.0 0.0 0 0.00 4 0.4 4 0.4 8 0.39

3 Sananwetan Sananwetan 2,275 2,131 4,406 1,673 73.5 1,636 76.8 3,309 75.10 0.0 0.0 0 0.00 10 0.6 10 0.6 20 0.60

JUMLAH KABUPATEN/KOTA 6,056 5,508 11,564 3,974 65.6 3,912 71.0 7,886 68.19 0 0.0 0 0.0 0 0.00 22 0.6 24 0.6 46 0.58

Sumber:

- Seksi Gizi & ARU

*Data Sasaran

L+P

BALITA

BGM

L+P L P

D = DITIMBANG ( N + T + O + B ) BB NAIK

L PNO

NAMA

PUSKESMAS P BALITA YANG ADA

LL+PKECAMATAN

TABEL 44A

JUMLAH BALITA DITIMBANG MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN

KOTA BLITAR

TAHUN 2013

L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 = 4+5 78 = (7/4) *

1009

10 = (9/5)

* 10011= 7+9

12 = (11/6)

* 10013

14 = (13/7)

* 10015

16 = (15/9)

* 10017 = 13+15

18 =

(17/11) *

100

1920 = (19/7)

* 10021

22 = (21/9) *

100

23 =

19+21

24 = (23/11)

* 100

1 Sukorejo Karangsari 2,022 1,782 3,804 1,097 54.3 1,053 59.1 2,150 56.52 811 73.9 773 73.4 1,584 73.67 0.0 0.0 0 0.00

2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 1,759 1,595 3,354 993 56.5 997 62.5 1,990 59.33 957 96.4 963 96.6 1,920 96.48 0.0 0.0 0 0.00

3 Sananwetan Sananwetan 2,275 2,131 4,406 1,490 65.5 1,468 68.9 2,958 67.14 1,159 77.8 1,137 77.5 2,296 77.62 0.0 0.0 0 0.00

JUMLAH KABUPATEN/KOTA 6,056 5,508 11,564 3,580 59.1 3,518 63.9 7,098 61.38 2,927 81.8 2,873 81.7 5,800 81.71 0 0.0 0 0.0 0 0.00

Sumber:

- Seksi Gizi & ARU

*Data Sasaran

NO KECAMATANNAMA

PUSKESMAS

BALITA

BALITA YANG ADAD' = DITIMBANG ( N + T ) BB NAIK BGM

L P L+PL+P L P L+P L P

TABEL 45

CAKUPAN BALITA GIZI BURUK YANG MENDAPAT PERAWATAN MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN

KOTA BLITAR

TAHUN 2013

BALITA GIZI BURUK

L P L+P S % S % S %

1 2 3 4 5 6 = 4+5 78 = (7/4) *

1009

10 = (9/5) *

10011 = 7+9

12 = (11/6)

* 100

1 Sukorejo Karangsari 4 1 5 4 100.0 1 100.0 5 100.00

2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 0 2 2 0 #DIV/0! 2 100.0 2 100.00

3 Sananwetan Sananwetan 2 2 4 2 100.0 2 100.0 4 100.00

JUMLAH KABUPATEN/KOTA 6 5 11 6 100.0 5 100.0 11 100.00

Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota

- Seksi Gizi & ARU

P L + P

MENDAPAT PERAWATANNO

NAMA

PUSKESMAS LJUMLAH (KASUS)KECAMATAN

TABEL 46

KOTA BLITAR

TAHUN 2013

MURID KELAS 1 SD DAN SETINGKAT

L P L + P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 = 4+5 7 8 = (7/4) * 100 9 10 = (9/5) * 100 11 = 7+9 12 = (11/6) * 100

1 Sukorejo Karangsari 447 403 850 447 100.00 403 100.00 850 100.00

2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 502 472 974 502 100.00 472 100.00 974 100.00

3 Sananwetan Sananwetan 677 634 1,311 677 100.00 634 100.00 1,311 100.00

JUMLAH KABUPATEN/KOTA 1,626 1,509 3,135 1,626 100.00 1,509 100.00 3,135 100.00

CAKUPAN PENJARINGAN KESEHATAN SISWA SD & SETINGKAT 100.00 100.00 100.00

Sumber:

- Seksi Gizi & ARU

CAKUPAN PENJARINGAN KESEHATAN SISWA SD & SETINGKAT MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN

NONAMA

PUSKESMASJUMLAH

MENDAPAT PENJARINGAN KESEHATAN

L P L + PKECAMATAN

TABEL 47

KOTA BLITAR

TAHUN 2013

MURID SD DAN SETINGKAT

L P L + P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 = 4+5 7 8 = (7/4) * 100 9 10 = (9/5) * 100 11 = 7+9 12 = (11/6) * 100

1 Sukorejo Karangsari 2,138 1,842 3,980 2,138 100.00 1,842 100.00 3,980 100.00

2 Kepanjenkidul Kepanjenkidu

l2,792 2,596 5,388 2,792 100.00 2,596 100.00 5,388 100.00

3 Sananwetan Sananwetan 3,662 3,473 7,135 3,662 100.00 3,473 100.00 7,135 100.00

JUMLAH KABUPATEN/KOTA 8,592 7,911 16,503 8,592 100.00 7,911 100.00 16,503 100.00

Sumber:

- Seksi Gizi & ARU

NONAMA

PUSKESMAS

CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN SISWA SD DAN SETINGKAT MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN

P L + PJUMLAH

MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN

LKECAMATAN

TABEL 48

KOTA BLITAR

TAHUN 2013

L P L+P L % P % L+P %

1 2 3 4 5 6 = 4+5 78 = (7/4) *

1009

10 = (9/5)

* 10011 = 7+9

12 = (11/6)

* 100

1 Sukorejo Karangsari 13,399 6,258 #DIV/0! 7,689 #DIV/0! 13,947 104.09

2 Kepanjenkidul Kepanjenkidu

l11,482 2,071 #DIV/0! 3,391 #DIV/0! 5,462 47.57

3 Sananwetan Sananwetan 14,952 2,880 #DIV/0! 5,767 #DIV/0! 8,647 57.83

JUMLAH KABUPATEN/KOTA 0 0 39,833 11,209 #DIV/0! 16,847 #DIV/0! 28,056 70.43

Sumber:

- Seksi Gizi & ARU

JUMLAH MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN

PRA LANSIA DAN LANSIA (60TAHUN+)

CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN PRA LANSIA DAN LANSIA MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN

NONAMA

PUSKESMASKECAMATAN

TABEL 49

JUMLAH %

1 2 3 4 5 = (4/3) * 100

1 RUMAH SAKIT UMUM 4 4 100.00

2 RUMAH SAKIT JIWA 0 0 #DIV/0!

3 RUMAH SAKIT KHUSUS LAINNYA 1 1 100.00

4 PUSKESMAS PERAWATAN 2 0 -

5 SARANA YANKES.LAINNYA 3 0 -

JUMLAH KABUPATEN/KOTA 10 5 50.00

Sumber:

- Seksi Yankesdas

PERSENTASE SARANA KESEHATAN DENGAN KEMAMPUAN PELAYANAN GAWAT DARURAT (GADAR) LEVEL

I

KOTA BLITAR

TAHUN 2013

NO SARANA KESEHATAN JUMLAH SARANA

MEMPUNYAI KEMAMPUAN YAN. GADAR

LEVEL I

TABEL 50

JUMLAH PENDERITA DAN KEMATIAN PADA KLB MENURUT JENIS KLB

KOTA BLITAR

TAHUN 2013

YANG TERSERANG

L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19

1 Difteri 3 6 47,068 6 3 9 #DIV/0! #DIV/0! 0.02 0 0 0 - - -

2 AFP 2 2 17,006 3 0 3 #DIV/0! #DIV/0! 0.02 0 0 0 - #DIV/0! -

3 Keracunan makanan 1 1 6,007 1 8 9 #DIV/0! #DIV/0! 0.15 0 0 0 - - -

Sumber:

- Seksi PSE

1 #REF!

2 #REF!

PERSENTASE SARANA KESEHATAN DENGAN KEMAMPUAN PELAYANAN GAWAT DARURAT (GADAR)

DI PROPINSI JAWA TIMUR

TAHUN 2009

NO KABUPATEN/KOTA

JUMLAH DESA

CFR (%)NO

JENIS KEJADIAN LUAR

BIASA

ATTACK RATE (%)JUMLAH PENDERITA JUMLAH KEMATIANJUMLAH PENDUDUK

TERANCAMJUMLAH KEC

TABEL 51

DESA/KELURAHAN TERKENA KLB YANG DITANGANI < 24 JAM MENURUT KECAMATAN

KOTA BLITAR

TAHUN 2013

JUMLAH

RATA2 KEJADIAN

DESA/KELURAHAN

KLB PER JUMLAH

DESA/KELURAHAN

DITANGANI <24

JAM%

1 2 3 4 5 6 = 5/4 7 8 = (7/5) * 100

1 Sukorejo Karangsari 7 3 0.43 3 100.00

2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 7 3 0.43 3 100.00

3 Sananwetan Sananwetan 7 2 0.29 2 100.00

JUMLAH KABUPATEN/KOTA 21 8 0.38 8 100.00

Sumber:

- Seksi PSE

DESA/KELURAHAN TERKENA KLB

NONAMA

PUSKESMAS

JUMLAH

DESA/KELURAHANKECAMATAN

TABEL 52

KOTA BLITAR

TAHUN 2013

PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT

L P L + P L P L + P L P L + P

1 2 3 4 5 6 = 4+5 7 8 9 = 7+8 10 = 4/7 11 = 5/8 12 = 6/9

1 Sukorejo Karangsari 214 370 584 62 79 141 3.45 4.68 4.14

2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 151 103 254 102 109 211 1.48 0.94 1.20

3 Sananwetan Sananwetan 438 424 862 74 87 161 5.92 4.87 5.35

JUMLAH KABUPATEN/KOTA 803 897 1,700 238 275 513 3.37 3.26 3.31

Sumber:

- Seksi Yansus

PENCABUTAN GIGI TETAPRASIO TUMPATAN/

PENCABUTAN

PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN

NONAMA

PUSKESMASTUMPATAN GIGI TETAPKECAMATAN

TABEL 53

PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA ANAK SD DAN SETINGKAT MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN

KOTA BLITAR

TAHUN 2013

L P L + P L % P % L + P

1 2 3 4 5 6 = (5/4) * 100 7 8 = (7/4) * 100 9 10 11 = 9+10 12 13 = (12/9) * 100 1415 = (14/10) *

10016 = 12+14

1 Sukorejo Karangsari 22 22 100.00 22 100.00 3,873 2,877 6,750 877 22.64 673 23.39 1,550

2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 24 24 100.00 24 100.00 2,730 2,033 4,763 463 16.96 433 21.30 896

3 Sananwetan Sananwetan 25 25 100.00 25 100.00 2,384 2,152 4,536 436 18.29 327 15.20 763

JUMLAH KABUPATEN/KOTA 71 71 100.00 71 100.00 8,987 7,062 16,049 1,776 19.76 1,433 20.29 3,209

Sumber:

- Seksi Yansus

JUMLAH SD/MI

MENDAPAT YAN.

GIGI

%KECAMATAN

%

MURID SD/MI DIPERIKSANO

NAMA

PUSKESMAS

JUMLAH MURID SD/MI

UKGS (PROMOTIF DAN PREVENTIF)

JUMLAH SD/MI

JUMLAH SD/MI

DGN SIKAT GIGI

MASSAL

PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA ANAK SD DAN SETINGKAT MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN

% L P L + P L % P % L + P %

17 = (16/11) *

10018 19 20 = 18+19 21

22 = (21/18) *

10023 24 = (23/19) * 100 25 = 21+23

26 = (25/20) *

100

22.96 811 92 903 284 35.02 3,176 3,452.17 599 66.33

18.81 213 322 535 769 361.03 235 72.98 912 170.47

16.82 282 800 1,082 3,176 1,126.24 184 23.00 479 44.27

20.00 1,306 1,214 2,520 4,229 323.81 3,595 296.13 1,990 78.97

MURID SD/MI DIPERIKSA PERLU PERAWATAN MENDAPAT PERAWATAN

UKGS (PROMOTIF DAN PREVENTIF)

TABEL 54

KOTA BLITAR

TAHUN 2013

PENYULUHAN KESEHATAN

JUMLAH SELURUH

KEGIATAN

PENYULUHAN

KELOMPOK

JUMLAH KEGIATAN

PENYULUHAN MASSA

1 2 3 4 5

1 Sukorejo Karangsari 219

2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 1,667

3 Sananwetan Sananwetan 1,450

SUB JUMLAH I - PUSKESMAS 3,336 0

SUB JUMLAH II - DINAS KESEHATAN 1

SUB JUMLAH III - RUMAH SAKIT

JUMLAH KABUPATEN/KOTA 3,336 1

Sumber:

- Seksi Promosi Kesehatan & UKBM

JUMLAH KEGIATAN PENYULUHAN KESEHATAN

NO NAMA PUSKESMASKECAMATAN

TABEL 55

KOTA BLITAR

TAHUN 2013

JUMLAH PESERTA JAMINAN KESEHATAN PRA BAYAR

L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P

1 2 3 4 5 6 = 4+5 7 8 9 = 7+8 10 11 12 = 10+11 13 14 15 = 13+14 16 17 18 = 16+17 19 20 21 = 19+2022 =

7+10+13+16+1

9

23 =

8+11+14+17+2

0

24 =

9+12+15+18+21

25 = (22/4)

* 100

26 = (23/5)

* 100

27 = (24/6)

* 100

1 Sukorejo Karangsari 44,953 3,403 0 0 0 821 0 0 #DIV/0! #DIV/0! 0.00

2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 42,533 4,704 0 0 0 1,087 0 0 #DIV/0! #DIV/0! 0.00

3 Sananwetan Sananwetan 48,273 9,333 0 0 0 565 0 0 #DIV/0! #DIV/0! 0.00

JUMLAH KABUPATEN/KOTA 135,759 0 0 17,440 0 0 22,190 0 0 25,226 0 0 10,596 0 0 2,473 0 0 77,925

PERSENTASE KABUPATEN/KOTA 12.85 16.35 18.58 60.76 1.82 57.40 #DIV/0! #DIV/0! 57.40

Sumber:

- Seksi Yankesdas

*Data Sasaran

ASKESKIN/JAMKESMAS LAINNYA JUMLAH

CAKUPAN JAMINAN PEMELIHARAAN KESEHATAN PRA BAYAR MENURUT JENIS JAMINAN, JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN

%JUMLAH PENDUDUK

ASKESNO KECAMATANNAMA

PUSKESMAS JAMKESDAJAMSOSTEK

TABEL 56

KOTA BLITAR

TAHUN 2013

L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 = 4+5 78 = (7/4) *

1009

10 = (9/5) *

10011 = 7+9

12 = (11/6) *

10013

14 = (13/4) *

10015

16 = (15/5) *

10017 = 13+15

18 = (17/6) *

10019

20 = (19/4) *

10021

22 = (21/5) *

10023 = 19+21

24 = (23/6) *

100

1 Sukorejo Karangsari 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 540 #DIV/0! 728 #DIV/0! 1,268 #DIV/0!

2 Kepanjenkidul Kepanjenkidu

l0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 3,680 #DIV/0!

3 Sananwetan Sananwetan 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 1,564 #DIV/0! 3,522 #DIV/0! 5,086 #DIV/0!

4RSUD Mardi

Waluyo13,588

JUMLAH KABUPATEN/KOTA 0 0 35,822 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 25,226 70.42 #DIV/0! #DIV/0! 10,034 28.01 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 13,588 37.93

Sumber:

- Seksi Yankesdas

P L + P

PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN (PASIEN MASKIN DI SARKES STRATA 2 DAN

STRATA 3)

P

DICAKUP ASKESKIN/JAMKESMASJUMLAH YANG ADA

L LL + P L

CAKUPAN PELAYANAN RAWAT JALAN MASYARAKAT MISKIN (DAN HAMPIR MISKIN) MENURUT STRATA SARANA KESEHATAN, JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN

NONAMA

PUSKESMAS

MASYARAKAT MISKIN (DAN HAMPIR MISKIN)

MENDAPAT YANKES RAWAT JALAN

L + P

PELAYANAN KESEHATAN DASAR (PASIEN MASKIN DI SARKES STRATA 1)KECAMATAN

P

TABEL 56 A

KOTA BLITAR

TAHUN 2013

L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 = 4+5 78 = (7/4)

* 1009

10 = (9/5) *

10011 = 7+9

12 = (11/6)

* 10013

14 = (13/4)

* 10015

16 = (15/5)

* 10017 = 13+15

18 = (17/6)

* 10019

20 = (19/4)

* 10021

22 = (21/5)

* 10023 = 19+21

24 = (23/6)

* 100

1 Sukorejo Karangsari 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 1,958 2,112 #DIV/0! 4,070 #DIV/0!

2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 314 #DIV/0!

3 Sananwetan Sananwetan 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 579 858 1,437 #DIV/0!

4 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 5,116

JUMLAH KABUPATEN/KOTA 0 0 35,822 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 10,596 29.58 5,821 16.25 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 5,116 14.28

Sumber:

- Seksi Yankesdas

L L + P

DICAKUP JAMKESDA

L + P

MENDAPAT YANKES RAWAT JALAN

P

CAKUPAN PELAYANAN RAWAT JALAN MASYARAKAT MISKIN (DAN HAMPIR MISKIN) MENURUT STRATA SARANA KESEHATAN, JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN

NONAMA

PUSKESMAS

MASYARAKAT MISKIN (DAN HAMPIR MISKIN)

L

YANG DICAKUP MELALUI PROGRAM JAMKESDA

P

JUMLAH YANG ADA

LL + P

KECAMATANPELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN (PASIEN MASKIN DI SARKES

STRATA 2 DAN STRATA 3)

PELAYANAN KESEHATAN DASAR (PASIEN MASKIN DI SARKES STRATA

1)

P

RSUD Mardi Waluyo

TABEL 57

KOTA BLITAR

TAHUN 2013

L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 = 4+5 78 = (7/4) *

1009

10 = (9/5)

* 10011 = 7+9

12 = (11/6)

* 10013

14 = (13/4)

* 10015

16 = (15/5)

* 10017 = 13+15

18 = (17/6)

* 100

1 Sukorejo Karangsari 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!

2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 0 0 0 221 #DIV/0!

3 Sananwetan Sananwetan 0 0 0 46 #DIV/0! 11 #DIV/0! 57 #DIV/0!

4 0 0 0 5,361

JUMLAH KABUPATEN/KOTA 0 0 35,822 278 0.78 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 5,361 14.97

Sumber:

- Seksi Yankesdas

RSUD Mardi Waluyo

CAKUPAN PELAYANAN RAWAT INAP MASYARAKAT MISKIN (DAN HAMPIR MISKIN) MENURUT STRATA SARANA KESEHATAN, JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN

PELAYANAN KESEHATAN DASAR (PASIEN MASKIN DI SARKES STRATA 1)

L P L + P

PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN (PASIEN MASKIN DI SARKES STRATA 2

DAN STRATA 3)NO

NAMA

PUSKESMAS

MASYARAKAT MISKIN DAN HAMPIR MISKIN

KECAMATAN

L P L + P

JUMLAH YANG ADA

MENDAPAT YANKES RAWAT INAP

TABEL 57 A

KOTA BLITAR

TAHUN 2013

L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 = 4+5 78 = (7/4) *

1009

10 = (9/5)

* 10011 = 7+9

12 = (11/6)

* 10013

14 = (13/4)

* 10015

16 = (15/5)

* 10017 = 13+15

18 =

(17/6)

* 100

1 Sukorejo Karangsari 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!

2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! 102 #DIV/0!

3 Sananwetan Sananwetan 0 0 0 65 #DIV/0! 96 #DIV/0! 161 #DIV/0!

4 0 0 0 1,053

JUMLAH KABUPATEN/KOTA 0 0 35,822 263 0.73 0 1,053 2.94

Sumber:

- Seksi Yankesdas

P L + PL

RSUD Mardi Waluyo

P L + P L

YANG DICAKUP MELALUI PROGRAM JAMKESDA

KECAMATAN

CAKUPAN PELAYANAN RAWAT INAP MASYARAKAT MISKIN (DAN HAMPIR MISKIN) MENURUT STRATA SARANA KESEHATAN, JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN

NO NAMA PUSKESMAS

MASYARAKAT MISKIN DAN HAMPIR MISKIN

JUMLAH YANG ADA

MENDAPAT YANKES RAWAT INAP

PELAYANAN KESEHATAN DASAR (PASIEN MASKIN DI SARKES STRATA 1)PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN (PASIEN MASKIN DI SARKES

STRATA 2 DAN STRATA 3)

TABEL 58

KOTA BLITAR

TAHUN 2013

JUMLAH KUNJUNGAN KUNJUNGAN GANGGUAN JIWA

L P L+P L P L+P L P L+P

1 2 3 4 5 = 3+4 6 7 8 = 6+7 9 10 11 = 9+10

1 Puskesmas Sukorejo 40,302 39,921 80,223 0 0 0 338 234 572

2 Puskesmas Kepanjenkidul 54,690 0 746 59 44 103

3 Puskesmas Sananwetan 28,502 53,132 81,634 265 303 568 308 379 687

SUB JUMLAH I - PUSKESMAS 68,804 93,053 216,547 265 303 1,314 705 657 1,362

1 RS Syuhada' Haji 4,135 5,005 9,140 2,552 2,930 5,482 11 2 13

2 RS Budi Rahayu 14,057 17,705 31,762 2,541 2,922 5,463 89 128 217

3 RS Mardi Waluyo 47,539 64,692 112,231 6,364 7,799 14,163 0 0 0

4 RSU Aminah 17,954 18,374 36,328 2,825 3,964 6,789 0 0 0

5 RSIA Aminah 2,119 4,239 6,358 1,120 2,395 3,515 0 0 0

SUB JUMLAH II - RS 85,804 110,015 195,819 15,402 20,010 35,412 100 130 230

1 BP Amalia 0 0 0

2 RB Siti Khodijah 0 0 0

3 Sarana Yankes lainnya (sebutkan) 0 0 0

4 Sarana Yankes lainnya (sebutkan) 0 0 0

SUB JUMLAH III - SARKES LAINNYA 0 0 0 0 0 0 0 0 0

JUMLAH KABUPATEN/KOTA 154,608 203,068 412,366 15,667 20,313 36,726 805 787 1,592

JUMLAH PENDUDUK KABUPATEN/KOTA 67,152 68,607 135,759 67,152 68,607 135,759

CAKUPAN KUNJUNGAN (%) 230.24 295.99 303.75 23.33 29.61 27.05

Sumber:

- Seksi Yankesdas

*Data Sasaran

NO SARANA PELAYANAN KESEHATAN

JUMLAH KUNJUNGAN RAWAT JALAN , RAWAT INAP, DAN KUNJUNGAN GANGGUAN JIWA DI SARANA PELAYANAN KESEHATAN

RAWAT JALAN RAWAT INAP JUMLAH

TABEL 59

KOTA BLITAR

TAHUN 2013

L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19

1 RSUD Mardi Waluyo RS Umum 212 6,293 7,822 14,115 493 460 953 252 271 523 78.3 58.8 67.5 40.0 34.6 37.1

2 RSU Aminah RS Umum 79 2,864 4,005 6,869 76 84 160 22 35 57 26.5 21.0 23.3 7.7 8.7 8.3

3 RS Syuhada' Haji RS Umum 94 0 0 2,747 0 0 161 0 0 48 #DIV/0! #DIV/0! 58.6 #DIV/0! #DIV/0! 17.5

4 RS Budi Rahayu RS Umum 125 0 0 5,463 0 0 306 0 0 152 #DIV/0! #DIV/0! 56.0 #DIV/0! #DIV/0! 27.8

5 RSIA Aminah RS Khusus 50 1,120 2,395 3,515 13 3 16 0 0 5 11.6 1.3 4.6 - - 1.4

560 10,277 14,222 32,709 582 547 1,596 274 306 785 5.7 3.8 4.9 2.7 2.2 2.4

Sumber:

- Seksi Yankesdas

Keterangan: a termasuk rumah sakit swasta

b Jenis rumah sakit RS umum atau RS khusus, untuk RS khusus sebutkan jenis kekhususannya (RS Jiwa, RS TB Paru, RS Kusta, dll)

NO NAMA RUMAH SAKITa

JUMLAH

TEMPAT

TIDUR

ANGKA KEMATIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT

JUMLAH KABUPATEN/KOTA

GDR NDRJENIS RS

bPASIEN KELUAR MATI

PASIEN KELUAR

(HIDUP + MATI)

PASIEN KELUAR MATI

≥ 48 JAM DIRAWAT

TABEL 60

KOTA BLITAR

TAHUN 2013

PASIEN KELUAR

(HIDUP + MATI)

PASIEN KELUAR

MATI

PASIEN KELUAR

MATI ≥ 48 JAM

DIRAWAT

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 RSUD Mardi Waluyo RS Umum 212 14,115 953 523 70,687 56,931 91.4 5.0 0.5

2 RSU Aminah RS Umum 79 6,869 160 57 20,426 23,346 70.8 3.0 1.2

3 RS Syuhada' Haji RS Umum 94 2,747 161 48 14,594 17,829 42.5 5.3 7.2

4 RS Budi Rahayu RS Umum 125 5,463 306 152 20,624 20,663 45.2 3.8 4.6

5 RSIA Aminah RS Khusus 50 3,515 16 5 11,686 8,158 64.0 3.3 1.9

560 32709 1596 785 138,017 67.5 4.2 2.0

Sumber:

- Seksi Yankesdas

Keterangan: a termasuk rumah sakit swasta

b Jenis rumah sakit RS umum atau RS khusus, untuk RS khusus sebutkan jenis kekhususannya (RS Jiwa, RS TB Paru, RS Kusta, dll)

JUMLAH HARI

PERAWATAN

LAMA

DIRAWATBOR LOS TOI

JUMLAH KABUPATEN/KOTA

INDIKATOR KINERJA PELAYANAN DI RUMAH SAKIT

NO NAMA RUMAH SAKITa

JENIS RSb

JUMLAH

TEMPAT

TIDUR

JUMLAH PASIEN

TABEL 61

KOTA BLITAR

TAHUN 2013

JUMLAHJUMLAH

DIPANTAU% DIPANTAU BER PHBS %

1 2 3 4 5 6 = (5/4) * 100 7 8 = (7/5) * 100

1 Sukorejo Karangsari 13,662 3,000 21.96 1,127 37.57

2 Kepanjenkidul Kepanjenkidu

l12,987 3,500 26.95 1,382 39.49

3 Sananwetan Sananwetan 15,175 4,586 30.22 1,776 38.73

JUMLAH KABUPATEN/KOTA 41,824 11,086 26.51 4,285 38.65

Sumber:

- Seksi Promosi Kesehatan & UKBM

RUMAH TANGGA

NONAMA

PUSKESMAS

PERSENTASE RUMAH TANGGA BERPERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT MENURUT KECAMATAN

KECAMATAN

TABEL 62

KOTA BLITAR

TAHUN 2013

JUMLAH YANG

ADA

JUMLAH YANG

DIBINA/DIPERIKSA% DIBINA/DIPERIKSA

JUMLAH YANG

SEHAT

% RUMAH

SEHAT

1 2 3 4 5 6 = (5/4) * 100 7 8 = (7/4) * 100

1 Sukorejo Karangsari 12,964 2,363 18.23 1,778 13.71

2 Kepanjenkidul

Kepanjenkidu

l 8,742 3,503 40.07 3,189 36.48

3 Sananwetan Sananwetan 13,432 2,901 21.60 2,233 16.62

JUMLAH KABUPATEN/KOTA 35,138 8,767 24.95 7,200 20.49

- Seksi PL & Lab Kes

Sumber:

PERSENTASE RUMAH SEHAT MENURUT KECAMATAN

NONAMA

PUSKESMAS

RUMAH

KECAMATAN

TABEL 63

KOTA BLITAR

TAHUN 2013

RUMAH/BANGUNAN DIPERIKSA

JUMLAH % JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 = (5/4) * 100 7 8 = (7/5) * 100

1 Sukorejo Karangsari 12,964 2,363 18.23 2,214 93.69

2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 8,742 3,503 40.07 3,197 91.26

3 Sananwetan Sananwetan 13,432 2,901 21.60 2,326 80.18

JUMLAH KABUPATEN/KOTA 35,138 8,767 24.95 7,737 88.25

Sumber:

- Seksi Kesling & Lab Kes

PERSENTASE RUMAH/BANGUNAN BEBAS JENTIK NYAMUK AEDES MENURUT KECAMATAN

RUMAH/BANGUNAN BEBAS JENTIK

NONAMA

PUSKESMAS

JUMLAH

RUMAH/BANGUNAN

YANG ADA

KECAMATAN

TABEL 64

KOTA BLITAR

TAHUN 2013

JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %

1 2 3 4 56 = (5/4) *

1007

8 = (7/4) *

1009

10 = (9/4) *

10011

12 = (11/4) *

10013

14 = (13/4) *

10015

16 = (15/4) *

10017

18 = (17/4) *

10019

20 = (19/4) *

100

21 =

7+9+11+13+15+17+19

22 = (21/4) *

100

1 Sukorejo Karangsari 13,662 2,363 17.30 0 0.00 376 2.75 198 1.45 1,789 13.09 0 0.00 0 0.00 0 0.00 2,363 17.30

2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 12,883 3,503 27.19 0 0.00 547 4.25 43 0.33 2,913 22.61 0 0.00 0 0.00 0 0.00 3,503 27.19

3 Sananwetan Sananwetan 15,175 2,901 19.12 0 0.00 238 1.57 112 0.74 2,551 16.81 0 0.00 0 0.00 0 0.00 2,901 19.12

JUMLAH KABUPATEN/KOTA 41,720 8,767 21.01 0 0.00 1,161 2.78 353 0.85 7,253 17.38 0 0.00 0 0.00 0 0.00 8,767 21.01

Sumber:

- Seksi PL & Lab Kes

SGL MATA AIRNAMA

PUSKESMAS

JUMLAH

KELUARGA YANG

ADA

JUMLAH KELUARGA

DIPERIKSA SUMBER

AIR BERSIHNYA

%

KELUARGA

DIPERIKSA

KECAMATANNO

PERSENTASE KELUARGA MENURUT JENIS SARANA AIR BERSIH YANG DIGUNAKAN PER KECAMATAN

KEMASAN JUMLAH

JENIS SARANA AIR BERSIH

LEDENG SPT PAH LAINNYA

TABEL 65

KOTA BLITAR

TAHUN 2013

JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %

1 2 3 4 56 = (5/4) *

1007

8 = (7/4) *

1009

10 = (9/4) *

10011

12 = (11/4)

* 10013

14 = (13/4)

* 10015

16 = (15/4)

* 10017

18 = (17/4)

* 10019

20 = (19/4)

* 10021

22 = (21/4)

* 10023

24 = (23/4)

* 10025

26 = (25/4)

* 10027

28 = (27/4)

* 100

29 =

5+7+9+11+13

+15+17

30 = (29/4)

* 100

1 Sukorejo Karangsari 13,662 213 1.56 330 2.42 218 1.60 0 0.00 150 1.10 1,452 10.63 0 0.00 0 0.00 390 2.85 0 0.00 0 0.00 0 0.00 2,363 17.30

2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 12,883 361 2.80 274 2.13 170 1.32 0 0.00 609 4.73 2,089 16.22 0 0.00 0 0.00 97 0.75 0 0.00 0 0.00 0 0.00 3,503 27.19

3 Sananwetan Sananwetan 15,175 422 2.78 325 2.14 103 0.68 0 0.00 233 1.54 1,818 11.98 0 0.00 0 0.00 1,131 7.45 0 0.00 0 0.00 0 0.00 2,901 19.12

JUMLAH KABUPATEN/KOTA 41,720 996 2.39 929 2.23 491 1.18 0 0.00 992 2.38 5,359 12.85 0 0.00 0 0.00 1,618 3.88 0 0.00 0 0.00 0 0.00 8,767 21.01

Sumber:

- Seksi PL & Lab Kes

MATA AIR TAK

TERLINDUNGAIR SUNGAIAIR HUJANLEDING METERAN LEDING ECERAN POMPA SUMUR TERLINDUNG

SUMUR TAK

TERLINDUNG

MATA AIR

TERLINDUNGKECAMATAN

PERSENTASE KELUARGA MENURUT SUMBER AIR MINUM YANG DIGUNAKAN PER KECAMATAN

NONAMA

PUSKESMAS

JUMLAH KELUARGA

DIPERIKSA SUMBER AIR

MINUMNYA

AIR KEMASAN LAIN-LAINAIR ISI ULANG

SUMBER AIR MINUM KELUARGAKELUARGA DENGAN SUMBER

AIR MINUM TERLINDUNG

TABEL 66

KOTA BLITAR

TAHUN 2013

JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %

1 2 3 4 56 = (5/4)

* 1007

8 = (8/7)

* 1009

10 = (9/7)

* 10011

12 = (11/5)

* 10013

14 = (13/4) *

10015

16 = (15/13)

* 10017

18 = (17/15)

* 10019

20 = (19/4)

* 10021

22 = (21/19)

* 10023

24 = (23/21) *

100

1 Sukorejo Karangsari 13,662 2,363 17.30 2,363 100.00 2,056 87.01 2,056 87.01 2,363 17.30 2,363 100.00 1,721 72.83 2,363 17.30 2,363 100.00 1,702 72.03

2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 12,883 3,503 27.19 3,503 100.00 3,016 86.10 3,016 86.10 3,503 27.19 3,503 100.00 3,085 88.07 3,503 27.19 3,503 100.00 2,873 82.02

3 Sananwetan Sananwetan 15,175 2,901 19.12 2,901 100.00 2,451 84.49 2,451 84.49 2,901 19.12 2,901 100.00 2,353 81.11 2,901 19.12 2,901 100.00 2,118 73.01

JUMLAH KABUPATEN/KOTA 41,720 8,767 21.01 8,767 100.00 7,523 85.81 7,523 85.81 8,767 21.01 8,767 100.00 7,159 81.66 8,767 21.01 8,767 100.00 6,693 76.34

Sumber:

- Seksi PL & Lab Kes

PERSENTASE KELUARGA DENGAN KEPEMILIKAN SARANA SANITASI DASAR MENURUT KECAMATAN

NO SEHATKELUARGA MEMILIKISEHAT BERDASARKAN KK

DIPERIKSA

JAMBAN TEMPAT SAMPAH

KELUARGA DIPERIKSA KELUARGA MEMILIKIKECAMATANNAMA

PUSKESMAS

JUMLAH

KELUARGA

PENGELOLAAN AIR LIMBAH

KELUARGA MEMILIKI SEHATKELUARGA DIPERIKSA KELUARGA DIPERIKSASEHAT BERDASARKAN KK

MEMILIKI

TABEL 67

KOTA BLITAR

TAHUN 2013

JUMLAH

YG ADA

JUMLAH

DIPERIKSA

JUMLAH

SEHAT % SEHAT

JUMLAH

YG ADA

JUMLAH

DIPERIKSA

JUMLAH

SEHAT % SEHAT

JUMLAH

YG ADA

JUMLAH

DIPERIKSA

JUMLAH

SEHAT % SEHAT

JUMLAH

YG ADA

JUMLAH

DIPERIKSA

JUMLAH

SEHAT % SEHAT

JUMLAH

YG ADA

JUMLAH

DIPERIKSA

JUMLAH

SEHAT % SEHAT

1 2 3 4 5 6 7 = (6/4) * 100 8 9 1011 = (10/8)

* 10012 13 14

15 =

(14/12) *

100

16 17 1819 = (18/16)

* 100

20 =

4+8+12+16

21 =

5+9+13+17

22 =

6+10+14+18

23 = (22/20)

* 100

1 Sukorejo Karangsari 2 2 1 50.00 26 17 9 34.62 3 3 2 66.67 167 59 38 22.75 198 81 50 61.73

2 Kepanjenkidul Kepanjenkidu

l11 5 5 45.45 20 9 5 25.00 2 2 2 100.00 108 57 33 30.56 141 73 45 61.64

3 Sananwetan Sananwetan 3 3 2 66.67 11 5 5 45.45 1 1 1 100.00 277 71 44 15.88 292 80 52 65.00

JUMLAH KABUPATEN/KOTA 16 10 8 50.00 57 31 19 33.33 6 6 5 83.33 552 187 115 20.83 631 234 147 62.82

Sumber:

- Seksi PL & Lab Kes

PERSENTASE TEMPAT UMUM DAN PENGELOLAAN MAKANAN (TUPM) SEHAT MENURUT KECAMATAN

JUMLAH TUPM

NONAMA

PUSKESMAS

HOTEL PASAR TUPM LAINNYARESTORAN/R-MAKAN

KECAMATAN

TABEL 68

KOTA BLITAR

TAHUN 2013

JUMLAH DIBINA % JUMLAH DIBINA % JUMLAH DIBINA % JUMLAH DIBINA % JUMLAH DIBINA % JUMLAH DIBINA % JUMLAH DIBINA %

1 2 3 4 56 = (5/4) *

1007 8

9 = (8/7) *

10010 11

12 =

(11/10) *

100

13 14

15 =

(14/13) *

100

16 17

18 =

(17/16) *

100

19 20

21 =

(20/19) *

100

22 =

4+7+10+13

+16+19

23 =

5+8+11+1

4+17+20

24 =

(23/22) *

100

1 Sukorejo Karangsari 2 2 100.00 0 0 #DIV/0! 34 28 82.35 53 24 45.28 20 15 75.00 0 0 #DIV/0! 109 69 63.3

2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 4 4 100.00 0 0 #DIV/0! 39 20 51.28 31 21 67.74 25 16 64.00 0 0 #DIV/0! 99 61 61.6

3 Sananwetan Sananwetan 2 2 100.00 1 1 100.00 44 39 88.64 43 20 46.51 38 10 26.32 0 0 #DIV/0! 128 72 56.3

JUMLAH KABUPATEN/KOTA 8 8 100.00 1 1 100.00 117 87 74.36 127 65 51.18 83 41 49.40 0 0 #DIV/0! 336 202 60.1

- Seksi PL & Lab Kes

Sumber:

NAMA

PUSKESMAS

SARANA PENDIDIKAN SARANA IBADAHINSTALASI PENGOLAHAN AIR

MINUM

SARANA PELAYANAN

KESEHATANNO

PERSENTASE INSTITUSI DIBINA KESEHATAN LINGKUNGANNYA MENURUT KECAMATAN

JUMLAHSARANA LAINPERKANTORANKECAMATAN

TABEL 69

KETERSEDIAAN OBAT MENURUT JENIS OBAT

KOTA BLITAR

TAHUN 2013

NO NAMA OBAT KEMASANKEBUTUHAN

TAHUN 2013

TOTAL PENGGUNAAN

BULAN DESEMBER 2012

S/D BULAN NOVEMBER

2013

SISA STOK PER 30

NOVEMBER 2013

JUMLAH

OBAT DAN

VAKSIN

%

KETERSEDIAAN

1 2 3 4 5 6 7 = 5+6 8 = (7/4) * 100

1 Alopurinol tablet 100 mg tablet 40,500 37,500 13,400 50,900 125.68

2 Aminofilin tablet 200 mg tablet 30,000 14,300 14,300 47.67

3 Aminofilin injeksi 24 mg/ml tablet 500 270 270 54.00

4 Amitripilin tablet salut 25 mg (HCL) tablet 4,500 4,300 2,500 6,800 151.11

5 Amoksisilin kapsul 250 mg kapsul 8,000 8,160 8,160 102.00

6 Amoksisilin kaplet 500 mg kaplet 637,200 513,270 538,600 1,051,870 165.08

7 Amoksisilin sirup kering 125 mg/ 5 mg botol 8,050 3,220 10,700 13,920 172.92

8 Metampiron tablet 500 mg tablet 20,000 19,200 19,600 38,800 194.00

9 Metampiron injeksi 250 mg ampul #DIV/0!

10Antasida DOEN I tablet kunyah, kombinasi :Aluminium Hidroksida

200 mg + Magnesium Hidroksida 200 mgtablet 405,000 152,800 152,800 37.73

11Anti Bakteri DOEN saleb kombinasi : Basitrasin 500 IU/g +

polimiksin 10.000 IU/gtube 900

12Antihemoroid DOEN kombinasi : Bismut Subgalat 150 mg +

Heksaklorofen 250 mgsupp 4,450 2,000 1,800 3,800 85.39

13Antifungi DOEN Kombinasi : Asam Benzoat 6% + Asam Salisilat

3%pot 1,600 1,440 864 2,304 144.00

14 Antimigren : Ergotamin tartrat 1 mg + Kofein 50 mg tablet 1,000 500 2,600 3,100 310.00

15Antiparkinson DOEN tablet kombinasi : Karbidopa 25 mg +

Levodopa 250 mgtablet #DIV/0!

16 Aqua Pro Injeksi Steril, bebas pirogen vial 7,000 6,380 3,710 10,090 144.14

17 Asam Askorbat (vitamin C) tablet 50 mg tablet 200,000 156,000 422,000 578,000 289.00

18 Asam Asetisalisilat tablet 100 mg (Asetosal) tablet 300 700 700 233.33

19 Asam Asetisalisilat tablet 500 mg (Asetosal) tablet #DIV/0!

20 Atropin sulfat tablet 0,5 mg tablet #DIV/0!

21 Atropin tetes mata 0,5% botol #DIV/0!

22 Atropin injeksi l.m/lv/s.k. 0,25 mg/mL - 1 mL (sulfat) ampul #DIV/0!

23 Betametason krim 0,1 % krim 3,000 2,351 424 2,775 92.50

24 Deksametason Injeksi I.v. 5 mg/ml ampul 3,000 2,200 4,200 6,400 213.33

25 Deksametason tablet 0,5 mg tablet 305,000 192,800 499,500 692,300 226.98

26 Dekstran 70-larutan infus 6% steril botol #DIV/0!

27 Dekstrometorfan sirup 10 mg/5 ml (HBr) botol 1,500 921 1,379 2,300 153.33

28 Dekstrometorfan tablet 15 mg (HBr) tablet 90,000 34,000 168,100 202,100 224.56

29 Diazepam Injeksi 5mg/ml ampul 400 90 540 630 157.50

30 Diazepam tablet 2 mg tablet 60,000 5,000 5,000 10,000 16.67

31 Diazepam tablet 5 mg tablet 9,500

NO NAMA OBAT KEMASANKEBUTUHAN

TAHUN 2013

TOTAL PENGGUNAAN

BULAN DESEMBER 2012

S/D BULAN NOVEMBER

2013

SISA STOK PER 30

NOVEMBER 2013

JUMLAH

OBAT DAN

VAKSIN

%

KETERSEDIAAN

32 Difenhidramin Injeksi I.M. 10 mg/ml (HCL) ampul 1,000 570 1,110 1,680 168.00

33 Diagoksin tablet 0,25 mg tablet 4,000 5,000 1,200 6,200 155.00

34 Efedrin tablet 25 mg (HCL) tablet 36,000 22,000 15,000 37,000 102.78

35 Ekstrks belladona tablet 10 mg tablet 2,000 2,000 3,000 5,000 250.00

36 Epinefrin (Adrenalin) injeksi 0,1% (sebagai HCL) ampul 90 90 90 100.00

37 Etakridin larutan 0,1% botol 60 5 68 73 121.67

38 Fenitoin Natriun Injeksi 50 mg/ml ampul #DIV/0!

39 Fenobarbital Injeksi I.m/I.v 50 mg/ml ampul 30 30 30 100.00

40 Fenobarbital tablet 30 mg tablet 15,000 11,000 17,000 28,000 186.67

41 Fenoksimetil Penisilin tablet 250 mg tablet #DIV/0!

42 Fenoksimetil Penisilin tablet 500 mg tablet #DIV/0!

43 Fenol Gliserol tetes telinga 10% botol 400 533 1,344 1,877 469.25

44 Fitomenadion (Vit. K1) injeksi 10 mg/ml ampul 1,000 750 300 1,050 105.00

45 Fitomenadion (Vit. K1) tablet salut gula 10 mg tablet 4,500 4,500 4,500 100.00

46 Furosemid tablet 40 mg tablet 8,000 11,900 44,600 56,500 706.25

47 Gameksan lotion 1 % botol 100 140 140 140.00

48Garam Oralit I serbuk Kombinasi : Natrium 0,70 g ,Kalium klorida

0,30 g, Tribatrium Sitrt dihidrat 0,58 g sach 46,800 6,800 75,400 82,200 175.64

49 Gentian Violet Larutan 1 % botol 900 794 1,537 2,331 259.00

50 Glibenklamida tablet 5 mg tablet 60,000 10,200 46,000 56,200 93.67

51 Gliseril Gualakolat tablet 100 mg tablet 400,000 378,000 209,000 587,000 146.75

52 Gliserin botol 100 200 200 200.00

53 Glukosa larutan infus 5% botol 1,620 1,400 1,610 3,010 185.80

54 Glukosa larutan infus 10% botol 60 260 260 433.33

55 Glukosa larutan infus 40% steril (produk lokal) ampul 60 70 70 116.67

56 Griseofulvin tablet 125 mg, micronized tablet 6,000 6,100 10,000 16,100 268.33

57 Haloperidol tablet 0,5 mg tablet 12,600 12,200 1,400 13,600 107.94

58 Haloperidol tablet 1,5 mg tablet 14,000 16,400 16,400 117.14

59 Haloperidol tablet 5 mg tablet 6,000 8,500 8,000 16,500 275.00

60 Hidroklorotiazida tablet 25 mg tablet 18,000 15,000 60,000 75,000 416.67

61 Hidrkortison krim 2,5% tube 3,500 3,024 384 3,408 97.37

62 Ibuprofen tablet 200 mg tablet 60,000 62,200 62,200 103.67

63 Ibuprofen tablet 400 mg tablet 86,000 90,100 40,000 130,100 151.28

64 Isosorbid Dinitrat Tablet Sublingual 5 mg tablet 9,800 17,300 25,500 42,800 436.73

65 Kalsium Laktat (Kalk) tablet 500 mg tablet 130,000 142,000 150,000 292,000 224.62

66 Kaptopril tablet 12,5 mg tablet 110,000 107,400 800,000 907,400 824.91

67 Kaptopril tablet 25 mg tablet 13,000 17,500 500 18,000 138.46

68 Karbamazepim tablet 200 mg tablet 2,000 2,700 2,700 135.00

69 Ketamin Injeksi 10 mg/ml vial #DIV/0!

70 Klofazimin kapsul 100 mg microzine kapsul #DIV/0!

71 Kloramfenikol kapsul 250 mg kapsul 10,000 9,660 16,000 25,660 256.60

NO NAMA OBAT KEMASANKEBUTUHAN

TAHUN 2013

TOTAL PENGGUNAAN

BULAN DESEMBER 2012

S/D BULAN NOVEMBER

2013

SISA STOK PER 30

NOVEMBER 2013

JUMLAH

OBAT DAN

VAKSIN

%

KETERSEDIAAN

72 Kloramfenikol tetes telinga 3 % botol 200 212 212 106.00

73 Kloraniramina mealeat (CTM) tablet 4 mg tablet 882,000 637,000 1,472,000 2,109,000 239.12

74 Klorpromazin injeksi i.m 5 mg/ml-2ml (HCL) ampul 200

75 Klorpromazin injeksi i.m 25 mg/ml (HCL) ampul #DIV/0!

76 Klorpromazin tablet salut 25 mg (HCL) tablet 17,000 19,000 19,000 111.76

77 Klorpromazin HCl tablet salut 100 mg (HCL) tablet 25,000 4,000 39,000 43,000 172.00

78Anti Malaria DOEN Kombinasi Pirimetamin 25 mg + Sulfadoxin 500

mgtablet #DIV/0!

79Kotrimosazol Suspensi Kombinasi :Sulfametoksazol 200 mg +

Trimetoprim 40 mg/ 5 mlbotol 6,200 2,149 3,501 5,650 91.13

80Kotrimosazol DOEN I (dewasa) Kombinasi : Sulfametoksazol 400

mg, Trimetoprim 80 mgtablet 100,000 98,000 24,300 122,300 122.30

81Kotrimosazol DOEN II (pediatrik) Kombinasi : Sulfametoksazol 100

mg, Trimetoprim 20 mgtablet 2,000 5,000 5,000 250.00

82 Kuinin (kina) tablet 200 mg tablet #DIV/0!

83 Kuinin Dihidrokklorida injeksi 25%-2 ml ampul #DIV/0!

84 Lidokain injeksi 2% (HCL) + Epinefrin 1 : 80.000-2 ml vial 5,260 4,860 600 5,460 103.80

85 Magnesium Sulfat inj (IV) 20%-25 ml vial 50 140 140 280.00

86 Magnesium Sulfat inj (IV) 40%-25 ml vial #DIV/0!

87 Magnesium Sulfat serbuk 30 gram sach #DIV/0!

88 Mebendazol sirup 100 mg / 5 ml botol #DIV/0!

89 Mebendazol tablet 100 mg tablet 24,300 17,460 22,100 39,560 162.80

90 Metilergometrin Maleat (Metilergometrin) tablet salut 0,125 mg tablet 7,200 12,500 5,000 17,500 243.06

91 Metilergometrin Maleat injeksi 0,200 mg -1 ml ampul 540 500 50 550 101.85

92 Metronidazol tablet 250 mg tablet 16,000 19,000 46,800 65,800 411.25

93 Natrium Bikarbonat tablet 500 mg tablet #DIV/0!

94 Natrium Fluoresein tetes mata 2 % botol #DIV/0!

95 Natrium Klorida larutan infus 0,9 % botol 2,780 1,101 4,731 5,832 209.78

96 Natrium Thiosulfat injeksi I.v. 25 % ampul #DIV/0!

97 Nistatin tablet salut 500.000 IU/g tablet 200 500 500 250.00

98 Nistatin Vaginal tablet salut 100.000 IU/g tablet 3,000 3,000 4,600 7,600 253.33

99 Obat Batuk hitam ( O.B.H.) botol 5,000 2,626 2,626 52.52

100 Oksitetrasiklin HCL salep mata 1 % tube 2,500 2,744 2,744 109.76

101 Oksitetrasiklin injeksi I.m. 50 mg/ml-10 ml vial #DIV/0!

102 Oksitosin injeksi 10 UI/ml-1 ml ampul 630 1,000 250 1,250 198.41

103 Paracetamol sirup 120 mg / 5 ml botol 7,000 3,721 698 4,419 63.13

104 Paracetamol tablet 100 mg tablet 12,000 11,600 13,500 25,100 209.17

105 Paracetamol tablet 500 mg tablet 750,000 528,228 138,500 666,728 88.90

106 Pilokarpin tetes mata 2 % (HCL/Nitrat) botol #DIV/0!

107 Pirantel tab. Score (base) 125 mg tablet 21,000 20,805 526 21,331 101.58

108 Piridoksin (Vitamin B6) tablet 10 mg (HCL) tablet 140,000 123,000 118,000 241,000 172.14

109 Povidon Iodida larutan 10 % botol 500 300 240 540 108.00

NO NAMA OBAT KEMASANKEBUTUHAN

TAHUN 2013

TOTAL PENGGUNAAN

BULAN DESEMBER 2012

S/D BULAN NOVEMBER

2013

SISA STOK PER 30

NOVEMBER 2013

JUMLAH

OBAT DAN

VAKSIN

%

KETERSEDIAAN

110 Povidon Iodida larutan 10 % botol 140 120 27 147 105.00

111 Prednison tablet 5 mg tablet 40,000 40,000 32,000 72,000 180.00

112 Primakuin tablet 15 mg tablet #DIV/0!

113 Propillitiourasil tablet 100 mg tablet 1,500 1,000 4,500 5,500 366.67

114 Propanol tablet 40 mg (HCL) tablet 100 100 100 100.00

115 Reserpin tablet 0,10 mg tablet #DIV/0!

116 Reserpin tablet 0,25 mg tablet #DIV/0!

117 Ringer Laktat larutan infus botol 10,000 5,758 14,955 20,713 207.13

118 Salep 2-4, kombinasi: Asam Salisilat 2% + Belerang endap 4% tube 1,440 1,728 576 2,304 160.00

119 Salisil bedak 2% kotak 5,000 3,216 6,938 10,154 203.08

120 Serum Anti Bisa Ular Polivalen injeksi 5 ml (ABU I) vial #DIV/0!

121 Serum Anti Bisa Ular Polivalen injeksi 50 ml (ABU II) vial #DIV/0!

122 Serum Anti Difteri Injeksi 20.000 IU/vial (A.D.S.) vial 20 20 20 100.00

123 Serum Anti Tetanus Injeksi 1.500 IU/ampul (A.T.S.) ampul 20 20 10 30 150.00

124 Serum Anti Tetanus Injeksi 20.000 IU/vial (A.T.S.) vial #DIV/0!

125 Sianokobalamin (Vitamin B12) injeksi 500 mcg ampul 1,000 600 1,900 2,500 250.00

126 Sulfasetamida Natrium tetes mata 15 % botol 2,000 1,416 768 2,184 109.20

127 Tetrakain HCL tetes mata 0,5% botol #DIV/0!

128 Tetrasiklin kapsul 250 mg kapsul #DIV/0!

129 Tetrasiklin kapsul 500 mg kapsul 8,000 6,100 23,800 29,900 373.75

130 Tiamin (vitamin B1) injeksi 100 mg/ml ampul 100 200 200 200.00

131 Tiamin (vitamin B1) tablet 50 mg (HCL/Nitrat) tablet 400,000 302,000 771,000 1,073,000 268.25

132 Tiopental Natrium serbuk injeksi 1000 mg/amp ampul #DIV/0!

133 Triheksifenidil tablet 2 mg tablet 20,000 15,100 29,100 44,200 221.00

134 Vaksin Rabies Vero vial #DIV/0!

135 Vitamin B Kompleks tablet tablet 250,000 159,000 337,000 496,000 198.40

VAKSIN

136 BCG vial 1,200 1,002 264 1,266 105.50

137 T T vial 850 623 402 1,025 120.59

138 D T vial 200 289 259 548 274.00

139 CAMPAK 10 Dosis vial 900 1,029 373 1,402 155.78

140 POLIO 10 Dosis vial 1,500 1,272 275 1,547 103.13

141 DTP-HB vial 1,100 1,005 275 1,280 116.36

142 HEPATITIS B 0,5 ml ADS vial 2,300 1,914 478 2,392 104.00

143 POLIO 20 Dosis vial 100

144 CAMPAK 20 Dosis vial 100

TABEL 70

JUMLAH SARANA PELAYANAN KESEHATAN MENURUT KEPEMILIKAN

KOTA BLITAR

TAHUN 2013

PEMILIKAN/PENGELOLA

PEM.PUSAT PEM.PROV PEM.KAB/KOTA TNI/POLRI BUMN SWASTA JUMLAH

1 2 3 4 5 6 7 8 9 = SUM(3:8)

1 RUMAH SAKIT UMUM 1 3 4

2 RUMAH SAKIT JIWA 0

3 RUMAH SAKIT BERSALIN 0

4 RUMAH SAKIT KHUSUS 1 1

5 PUSKESMAS PERAWATAN 2 2

6 PUSKESMAS NON PERAWATAN 1 1

7 PUSKESMAS KELILING 0

8 PUSKESMAS PEMBANTU 16 16

9 RUMAH BERSALIN 2 2

10 BALAI PENGOBATAN/KLINIK 6 6

11 PRAKTIK DOKTER BERSAMA 1 1

12 PRAKTIK DOKTER PERORANGAN 95 95

13 PRAKTIK PENGOBATAN TRADISIONAL 18 18

14 POSKESDES 21 21

15 POSYANDU 163 163

16 APOTEK 1 30 31

17 TOKO OBAT 6 6

18 GFK 1 1

19 INDUSTRI RUMAH TANGGA MAKANAN (PM-IRT) 414 414

20 PEDAGANG BESAR FARMASI (PBF) 2 2

21 PENYALUR ALAT KESEHATAN (PAK) 0 0

22 CABANG PENYALUR ALAT KESEHATAN (CABANG PAK) 0 0

23 INDUSTRI FARMASI 0 0

24 INDUSTRI OBAT TRADISIONAL (IOT) 0 0

25 INDUSTRI KECIL OBAT TRADISIONAL (IKOT) 1 1

26 INDUSTRI ALAT KESEHATAN 0 0

27 INDUSTRI PERBEKALAN KESEHATAN RUMAH TANGGA (PKRT) 0 0

28 INDUSTRI KOSMETIKA 0 0

Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota

- Seksi Yankesdas

1 Rumah Sakit Jiwa dan Rumah Sakit Bersalin dimasukkan Rumah Sakit Khusus

NO FASILITAS KESEHATAN

KETERANGAN :

TABEL 71

KOTA BLITAR

TAHUN 2013

JUMLAH % JUMLAH %

1 2 3 4 5 = (4/3) * 100 6 7 = (6/3) * 100

1 RUMAH SAKIT UMUM 4 4 100.00 4

2 RUMAH SAKIT JIWA 0 0 0.00

3 RUMAH SAKIT KHUSUS 1 1 100.00

4 PUSKESMAS 3 3 100.00

JUMLAH (KAB/KOTA) 8 8 100.00

Sumber:

- Seksi Yankesdas

SARANA PELAYANAN KESEHATAN DENGAN KEMAMPUAN LABORATORIUM DAN MEMILIKI 4 SPESIALIS DASAR

LABORATORIUM KESEHATAN 4 (EMPAT) SPESIALIS DASARNO SARANA KESEHATAN JUMLAH

TABEL 72

KOTA BLITAR

TAHUN 2013

JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %

1 2 3 45 = (4/12) *

1006

7 = (6/12) *

1008

9 = (8/12) *

10010

11 = (10/12)

* 100

12 =

4+6+8+10

13 =

5+7+9+1114 = 8+10

15 = (14/12)

* 100

1 Sukorejo Karangsari 0 0.00 7 13.46 42 80.77 3 5.77 52 100.00 45 86.54

2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 0 0.00 0 0.00 46 90.20 5 9.80 51 100.00 51 100.00

3 Sananwetan Sananwetan 0 0.00 3 5.00 54 90.00 3 5.00 60 100.00 57 95.00

JUMLAH KABUPATEN/KOTA 0 0.00 10 6.13 142 87.12 11 6.75 163 100.00 153 93.87

1.41

Sumber:

- Seksi Promosi Kesehatan & UKBM

RASIO POSYANDU PER 100 BALITA

JUMLAH POSYANDU MENURUT STRATA PER KECAMATAN

POSYANDU

PRATAMA MADYA PURNAMA MANDIRI JUMLAHPOSYANDU PURI

NO KECAMATANNAMA

PUSKESMAS

TABEL 73

KOTA BLITAR

TAHUN 2013

JUMLAH % JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 = (5/4) * 100 7 8 = (7/5) * 100 9 10

1 Sukorejo Karangsari 7 7 100.00 7 100.00 7 52

2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 7 7 100.00 7 100.00 7 51

3 Sananwetan Sananwetan 7 7 100.00 7 100.00 7 60

JUMLAH KABUPATEN/KOTA 21 21 100.00 21 100.00 21 163

Sumber:

- Seksi Promosi Kesehatan & UKBM

DESA SIAGA DESA SIAGA AKTIFPOSYANDU

UPAYA KESEHATAN BERSUMBERDAYA MASYARAKAT (UKBM) MENURUT KECAMATAN

NO

JUMLAH

DESA/

KELURAHANPOSKESDES

NAMA

PUSKESMASKECAMATAN

TABEL 74

KOTA BLITAR

TAHUN 2013

DR SPESIALIS a DOKTER UMUM

L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P

1 2 3 4 5 = 3+4 6 7 8 = 6+7 12 = 3+6 13 = 4+7 14 = 5+8 9 10 11 = 9+10

1 Puskesmas Sukorejo 0 0 0 0 2 2 0 2 2 0 2 2

2 Puskesmas Kepanjenkidul 0 0 0 2 1 3 2 1 3 1 1 2

3 Puskesmas Sananwetan 0 0 0 0 3 3 0 3 3 0 4 4

SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 0 0 0 2 6 8 2 6 8 1 7 8

1 RSUD Mardi Waluyo 24 5 29 8 13 21 32 18 50 0 4 4

2 RSK Budi Rahayu 2 0 2 8 1 9 10 1 11 0 2 2

3 RS Syuhada' Haji 2 0 2 5 2 7 7 2 9 0 1 1

4 RSU Aminah 0 0 0 3 4 7 3 4 7 0 1 1

5 RSIA Aminah 0 0 0 1 3 4 1 3 4 0 0 0

SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) 28 5 33 25 23 48 53 28 81 0 8 8

SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN 2 0 2 2 4 6 4 4 8 0 0 0

RASIO TERHADAP 100.000 PDDK 44.67 7.29 25.78 43.19 48.10 45.67 87.86 55.39 71.45 1.49 21.86 11.79

INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

DINAS KESEHATAN KABUPATEN/KOTA 0 0 0 2 1 3 2 1 3 0 0 0

JUMLAH KABUPATEN/KOTA 30 5 35 31 34 65 61 39 100 1 15 16

- Sub Bag Umum & Kepegawaian

Keterangan : a termasuk S3

b termasuk Dokter Gigi Spesialis

JUMLAH TENAGA MEDIS DI SARANA KESEHATAN

JUMLAH

Sumber:

DOKTER GIGI b

NO UNIT KERJA

TABEL 75

KOTA BLITAR

TAHUN 2013

BIDAN PERAWAT

L P L+P L P L + P L P L+P

1 2 3 4 5 = 3+4 6 7 8 = 6+7 9 10 11 = 9+10 12 = 6+9 13 = 7+10 14 = 8+11

1 Puskesmas Sukorejo 0 10 10 0 0 0 5 10 15 5 10 15

2 Puskesmas Kepanjenkidul 5 9 14 1 0 1 8 14 22 9 14 23

3 Puskesmas Sananwetan 3 13 16 0 1 1 4 13 17 4 14 18

0 0 0 0 0 0

SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 8 32 40 1 1 2 17 37 54 18 38 56

1 RSD Mardi Waluyo 0 25 25 20 21 41 29 111 140 49 132 181

2 RSK Budi Rahayu 0 12 12 2 8 10 1 75 76 3 83 86

3 RS Syuhada' Haji 0 9 9 0 6 6 24 33 57 24 39 63

4 RSU Aminah 0 7 7 3 7 10 12 41 53 15 48 63

5 RSIA Aminah 0 11 11 1 0 1 4 11 15 5 11 16

SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) 0 64 64 26 42 68 70 271 341 96 313 409

SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN 0 0 0 0 0 0 2 7 9 2 7 9

RASIO TERHADAP 100.000 PDDK 76.61 172.74 521.81 349.15

INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT 0 0 0 0 9 9 0 0 0 0 9 9

DINAS KESEHATAN KAB/KOTA 2 1 3 0 2 2 2 2 4 2 4 6

JUMLAH KABUPATEN/KOTA 10 97 107 27 54 81 91 317 408 118 371 489

Sumber:

- Sub Bag Umum&Kepegawaian

Keterangan : a termasuk S2 dan S3

b termasuk SLTA, D-I, dan D-III

JUMLAH TENAGA BIDAN/ KEPERAWATAN DI SARANA KESEHATAN

BIDAN DIII BIDAN JUMLAHSARJANA KEPERAWATAN

aPERAWAT

bNO UNIT KERJA JUMLAH

TABEL 76

KOTA BLITAR

TAHUN 2013

TENAGA KEFARMASIAN TENAGA GIZI

APOTEKER DAN

SARJANA FARMASI a

D-III FARMASI DAN

ASS APOTEKERD-IV/SARJANA GIZI

a DI DAN D-III GIZI

L P L + P L P L + P L P L + P L P L+P L P L+P L P L+P

1 2 3 4 5 = 3+4 6 7 8 = 6+7 9 = 3+6 10 = 4+7 11 = 5+8 12 13 14 = 12+13 15 16 17 = 15+16 18 = 12+15 19 = 13+16 20 = 14+17

1 Puskesmas Sukorejo 0 2 2 0 3 3 0 5 5 0 0 0 1 2 3 1 2 3

2 Puskesmas Kepanjenkidul 0 1 1 1 1 2 1 2 3 0 0 0 1 1 2 1 1 2

3 Puskesmas Sananwetan 0 1 1 1 2 3 1 3 4 0 0 0 1 1 2 1 1 2

SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 0 4 4 2 6 8 2 10 12 0 0 0 3 4 7 3 4 7

1 RSUD Mardi Waluyo 5 5 10 4 9 13 9 14 23 0 5 5 0 7 7 0 12 12

2 RSK Budi Rahayu 0 2 2 0 8 8 0 10 10 0 0 0 0 2 2 0 2 2

3 RS Syuhada' Haji 0 1 1 2 5 7 2 6 8 0 1 1 0 1 1 0 2 2

4 RSU Aminah 0 3 3 0 13 13 0 16 16 0 0 0 0 2 2 0 2 2

5 RSIA Aminah 0 1 1 1 2 3 1 3 4 0 0 0 0 0 0 0 0 0

5 12 17 7 37 44 12 49 61 0 6 6 0 12 12 0 18 18

SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN 3 10 13 5 35 40 8 45 53 0 0 0 0 0 0 0 0 0

RASIO TERHADAP 100.000 PDDK 32.76 151.59 92.81 4.47 32.07 18.41

INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

DINAS KESEHATAN KAB/KOTA 1 0 1 0 2 2 1 2 3 1 0 1 0 2 2 1 2 3

JUMLAH KABUPATEN/KOTA 9 26 35 14 80 94 23 106 129 1 6 7 3 18 21 4 24 28

Sumber:

- Sub Bag Umum & Kepegawaian

Keterangan : a termasuk S2 dan S3

JUMLAH TENAGA KEFARMASIAN DAN GIZI DI SARANA KESEHATAN

NO UNIT KERJA JUMLAH JUMLAH

SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT)

TABEL 77

KOTA BLITAR

TAHUN 2013

TENAGA KESMAS

L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P

1 2 3 4 5 =3+4 6 7 8 = 6+7 9 = 3+6 10 = 4+7 11 = 5+8 12 13 14 = 12+13

1 Puskesmas Sukorejo 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1

2 Puskesmas Kepanjenkidul 0 1 1 1 0 1 1 1 2 1 0 1

3 Puskesmas Sananwetan 1 1 2 0 0 0 1 1 2 0 2 2

SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 1 2 3 2 0 2 3 2 5 2 2 4

1 RSD Mardi Waluyo 2 2 4 0 0 0 2 2 4 4 2 6

2 RSK Budi Rahayu 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

3 RS Syuhada' Haji 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0

4 RSU Aminah 1 2 3 0 0 0 1 2 3 0 1 1

5 RSIA Aminah 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1

SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) 3 5 8 0 0 0 3 5 8 5 3 8

SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

RASIO TERHADAP 100.000 PDDK 8.93 10.42 19.36 10.42 7.45 17.87

INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT 1 1 2 0 0 0 1 1 2 0 0 0

DINAS KESEHATAN KAB/KOTA 3 3 6 3 5 8 6 8 14 2 3 5

JUMLAH KABUPATEN/KOTA 8 11 19 5 5 10 13 16 29 9 8 17

Sumber:

- Sub Bag Umum & Kepegawaian

Keterangan: a termasuk S2 dan S3

b termasuk D-I

JUMLAH TENAGA KESEHATAN MASYARAKAT DAN SANITASI DI SARANA KESEHATAN

NO UNIT KERJA JUMLAH SARJANA KESMAS a

D-III KESMAS b

TENAGA SANITASI

TABEL 78

KOTA BLITAR

TAHUN 2013

ANALIS LAB. TEM & P.RONTG P.ANESTESI

L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P

1 2 3 4 5 = 3+4 6 7 8 = 6+7 9 10 11 = 9+10 12 = 3+6+9 13 = 4+7+10 14 = 5+8+11 15 16 17 = 15+16

1 Puskesmas Sukorejo 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0

2 Puskesmas Kepanjenkidul 0 2 2 0 0 0 0 0 0 0 2 2 0 0 0

3 Puskesmas Sananwetan 0 2 2 0 0 0 0 0 0 0 2 2 0 0 0

SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 0 5 5 0 0 0 0 0 0 0 5 5 0 0 0

1 RSD Mardi Waluyo 4 13 17 3 3 6 2 2 4 9 18 27 0 0 0

2 RSK Budi Rahayu 0 4 4 1 0 1 0 0 0 1 4 5 0 3 3

3 RS Syuhada' Haji 0 2 2 1 0 1 1 0 1 2 2 4 1 0 1

4 RSU Aminah 0 10 10 1 1 2 1 0 1 2 11 13 0 1 1

5 RSIA Aminah 0 2 2 0 0 0 0 0 0 0 2 2 0 0 0

SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) 4 31 35 6 4 10 4 2 6 14 37 51 1 4 5

SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

RASIO TERHADAP 100.000 PDDK 20.85 62.54 83.39 1.49 5.96 7.45

INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

DINAS KESEHATAN KAB/KOTA 0 3 3 0 0 0 0 0 0 0 3 3 0 0 0

JUMLAH KABUPATEN/KOTA 4 39 43 6 4 10 4 2 6 14 45 59 1 4 5

Sumber:

- Sub Bag Umum & Kepegawaian

NO UNIT KERJA

JUMLAH TENAGA TEKNISI MEDIS DAN FISIOTERAPIS DI SARANA KESEHATAN

TENAGA TEKNISI MEDISFISIOTERAPIS

JUMLAH

TABEL 79

KOTA BLITAR

TAHUN 2013

Rupiah %

1 2 3 4

ANGGARAN KESEHATAN BERSUMBER:

1 APBD KAB/KOTA

A. RUMAH SAKIT 67,978,653,273.40 61.62

a. Belanja Langsung 45,419,687,773.40

b. Belanja Tidak Langsung 22,558,965,500.00

B. DINAS KESEHATAN 24,226,776,839.50 21.96

a. Belanja Langsung 12,836,375,612.00

b. Belanja Tidak Langsung 11,390,401,227.50

2 APBD PROVINSI - 0.00

a. Belanja Langsung -

b. Belanja Tidak Langsung -

Bantuan Keuangan Bidang Kesehatan -

3 APBN : 18,118,294,000.00 16.42

a. Dana Dekonsentrasi 70,180,000.00

b. Tugas Pembantuan 13,000,000,000.00

c. Jamkesmas Dasar 695,063,000.00

d. Jamkesmas Rujukan -

e. Jampersal 4,027,801,000.00

f. Lain-Lain (BOK) 325,250,000.00

4 PINJAMAN/HIBAH LUAR NEGERI (PHLN) - -

(sebutkan project dan sumber dananya)

5 SUMBER PEMERINTAH LAIN - -

6 BANTUAN LUAR NEGERI (BLN) - 0.00

110,323,724,112.90

649,994,547,689.60

14.19

812,643.91

Sumber:

- Sub Bag Keuangan&Program

ANGGARAN KESEHATAN KABUPATEN/KOTA

TOTAL APBD KAB/KOTA

% APBD KESEHATAN THD APBD KAB/KOTA

ANGGARAN KESEHATAN KAB/KOTA PERKAPITA

NO SUMBER BIAYAALOKASI ANGGARAN KESEHATAN

TOTAL ANGGARAN KESEHATAN

DINAS KESEHATAN KABUPATEN/KOTA : BLITAR

TRIWULAN : IV

NO NAMA INDIKATOR

HASIL/

REALISASI

(A)

TARGET/

SASARAN

SETAHUN (B)

(A)/(B) (

%)KETERANGAN

1 Cakupan kunjungan ibu hamil K-4 1,863 2,609 71.41

2 Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani 502 522 96.21

3 2,030 2,490 81.53

4 Cakupan pelayanan nifas 2,020 2,490 81.12

5 Cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani 294 350 83.94

6 Cakupan kunjungan bayi 1,924 2,335 82.40

7 Cakupan desa/kelurahan Universal Child Immunization 21 21 100.00

8 Cakupan pelayanan anak balita 6,069 9,229 65.76

9 Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6-24 bulan 738 738 100.00

10 Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan 11 11 100.00

11 Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat 3,135 3,135 100.00

12 Cakupan peserta KB aktif 15,182 21,721 69.90

13 Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit :

a. Penemuan penderita AFP 3 32,830 9.14

b. Penemuan dan penanganan penderita Pneumonia balita 249 1,156 21.53

c. Penemuan dan penanganan pasien baru TB BTA positif 89 145 61.38

d. Penemuan dan penanganan DBD 77 77 100.00

e. Penanganan penderita diare 5,377 2,905 185.08

14 Cakupan pelayanan kesehatan dasar masyarakat miskin 16,396 35,822 45.77

A. Cakupan kunjungan pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat miskin

15 Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin 25,118 35,822 70.12

16 4 4 100.00

17 8 8 100.00

18 Cakupan desa siaga aktif 21 21 100.00

INDIKATOR KINERJA SPM TAHUN 2013

Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki

kompetensi kebidanan

Cakupan pelayanan gawat darurat level 1 yang harus diberikan sarana

kesehatan (RS) di Kab/Kota

Cakupan desa/kelurahan mengalami KLB yang dilakukan penyelidikan

epidemiologi < 24 jam

…………………, ………………………………..

KEPALA DINAS KESEHATAN KAB/KOTA

……………………………………………..

………………………………………..

NIP. ……………………………….

LINK INDIKATOR SPM DAN PROFIL

NO NAMA INDIKATOR BIDANG

1 Cakupan kunjungan ibu hamil K-4 Bina Yankes

2 Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani Bina Yankes

3

Bina Yankes

4 Cakupan pelayanan nifas Bina Yankes

5 Cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani Bina Yankes

6 Cakupan kunjungan bayi Bina Yankes

7 Cakupan desa/kelurahan Universal Child Immunization Bina PPMK

8 Cakupan pelayanan anak balita Bina Yankes

9 Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6-24 bulan PPKM

10 Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan PPKM

11 Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat Bina Yankes

12 Cakupan peserta KB aktif Bina Yankes

13 Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit :

a. Penemuan penderita AFP Bina PPMK

b. Penemuan dan penanganan penderita Pneumonia balita Bina PPMK

c. Penemuan dan penanganan pasien baru TB BTA positif Bina PPMK

d. Penemuan dan penanganan DBD Bina PPMK

e. Penanganan penderita diare Bina PPMK

14 Cakupan pelayanan kesehatan dasar masyarakat miskin PSDK

A. Cakupan kunjungan pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat miskin

15 Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin PSDK

16

Bina Yankes

17Bina PPMK

18 Cakupan desa siaga aktif PPKM

Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki

kompetensi kebidanan

Cakupan pelayanan gawat darurat level 1 yang harus diberikan sarana

kesehatan (RS) di Kab/Kota

Cakupan desa/kelurahan mengalami KLB yang dilakukan penyelidikan

epidemiologi < 24 jam

SEKSI

TABEL KOLOM KURSOR TABEL KOLOM KURSOR

Yankesga 28 7 G 35 28 4 D 35

Yankesga 31 6 F 36 31 5 E 36

Yankesga 28 10 J 35 28 9 I 35

Yankesga 28 13 M 35 28 12 L 35

Yankesga 31 18 R 36 31 13 M 36

Yankesga 37 11 K 34 37 6 F 34

P3PMK 38 5 E 34 38 4 D 34

Yankesga 43 11 K 36 43 6 F 36

Gizi 42 9 I 37 42 6 F 37

Gizi 45 11 K 36 45 6 F 36

Yankesga 46 11 K 36 46 6 F 36

Yankesga 35 7 G 32 35 4 D 32

P3PMK 9 5 E 33 9 4 D 33

P2 13 14 N 36 13 9 I 36

P2 11 12 L 36 11 6 F 36

P2 23 6 F 35 23 6 F 35

P2 16 14 N 36 16 9 I 36

Biakes 56+56A+57+57A 17+17+11+11 Q37+Q37+K37+K37 56 6 F 37

Biakes 56+56A+57+57A 23+23+17=17 W37+W37+Q37+Q37 56 6 F 37

Yankesjuksus 49 4 D 12 49 3 C 12

P3PMK 51 7 G 33 51 5 E 33

Promkes 73 7 G 33 73 5 E 33

TARGET/SASARAN PADA HASIL/REALISASI PADA PROFIL