profil kesehatan kota blitar tahun 2014...profil kesehatan kota blitar ini disampaikan dengan...

183
PROFIL KESEHATAN KOTA BLITAR TAHUN 2014

Upload: others

Post on 21-Jan-2020

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PROFIL KESEHATAN

KOTA BLITAR

TAHUN 2014

Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2014

i

Profil Kesehatan disusun untuk memberikan gambaran pencapaian program pembangunan

kesehatan yang digunakan sebagai sarana untuk memantau pencapaian visi dan misi pembangunan

kesehatan di Kota Blitar.

Penyusunan Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2014 didasarkan pada data tabel sesuai

Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan dan “Petunjuk Teknis Penyusunan Profil Kesehatan

Kabupaten/ Kota Tahun 2014”, sehingga informasi yang disampaikan dalam profil ini merupakan

interpretasi dari data tersebut.

Profil Kesehatan Kota Blitar ini disampaikan dengan harapan semoga bermanfaat bagi kita

semua dan ucapan terima kasih kami sampaikan kepada berbagai pihak yang telah mendukung

penyusunan buku ini.

Blitar, Juni 2015

Kepala Dinas Kesehatan

Kota Blitar

dr.NGESTI UTOMO

Pembina Utama Muda

NIP. 19570824 198712 1 001

KATA PENGANTAR

Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2014

ii

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

DAFTAR TABEL PROFIL iii

BAB 1 PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Sistematika Penyajian 2

1.3 Distribusi Profil Kesehatan 3

BAB 2 GAMBARAN UMUM 4

2.1 Keadaan Geografis dan Administrasi 4

2.2 Topografi 5

2.3 Kependudukan 6

BAB 3 SITUASI DERAJAT KESEHATAN 9

3.1 Angka Kematian (Mortalitas) 9

3.2 Angka/ Umur Harapan Hidup (AHH/UHH) 16

3.3 Angka Kesakitan (Morbiditas) 17

BAB 4 SITUASI UPAYA KESEHATAN 41

4.1 Pelayanan Kesehatan Dasar 41

4.2 Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan 60

4.3 Perilaku Hidup Masyarakat 64

4.4 Pelayanan Kesehatan Lingkungan dan Sanitasi Dasar 65

4.5 Ketersediaan Obat 67

4.6 Perbaikan Gizi Masyarakat 68

BAB 5 SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN 78

5.1 Sarana Kesehatan 78

5.2 Tenaga Kesehatan 81

5.3 Pembiayaan Kesehatan 83

BAB 6 KESIMPULAN 85

LAMPIRAN

DAFTAR ISI

Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2014

iii

Tabel 1 Luas Wilayah, Jumlah Desa/ Kelurahan, Jumlah Penduduk,

Jumlah Rumah Tangga, dan Kepadatan Penduduk Menurut

Kecamatan

Tabel 2 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Kelompok

Umur

Tabel 3 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas yang Melek

Huruf dan Ijazah Tertinggi yang Diperoleh Menurut Jenis

Kelamin

Tabel 4 Jumlah Kelahiran Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan

Puskesmas

Tabel 5 Jumlah Kematian Neonatal, Bayi dan Balita Menurut Jenis

Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas

Tabel 6 Jumlah Kematian Ibu Menurut Kelompok Umur, Kecamatan,

dan Puskesmas

Tabel 7 Kasus Baru TB BTA+, Seluruh Kasus TB, Kasus TB pada

Anak, dan Case Notification Rate (CNR) per 100.000

Penduduk Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, dan

Puskesmas

Tabel 8 Jumlah Kasus dan Angka Penemuan Kasus TB Paru BTA+

Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas

Tabel 9 Angka Kesembuhan dan Pengobatan Lengkap TB Paru BTA+

serta Keberhasilan Pengobatan Menurut Jenis Kelamin,

Kecamatan dan Puskesmas

Tabel 10 Penemuan Kasus Pneumonia Balita Menurut Jenis Kelamin,

Kecamatan dan Puskesmas

Tabel 11 Jumlah Kasus HIV, AIDS, dan Syphilis Menurut Jenis

Kelamin

Tabel 12 Persentase Donor Darah Diskrining terhadap HIV Menurut

Jenis kelamin

Tabel 13 Kasus Diare yang Ditangani Menurut Jenis Kelamin,

Kecamatan dan Puskesmas

DAFTAR TABEL PROFIL

Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2014

iv

Tabel 14 Kasus Baru Kusta Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan

Puskesmas

Tabel 15 Kasus Baru Kusta 0-14 Tahun dan Cacat Tingkat 2 Menurut

Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas

Tabel 16 Jumlah Kasus dan Angka Prevalensi Penyakit Kusta Menurut

Tipe/ Jenis, Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas

Tabel 17 Persentase Penderita Kusta Selesai Berobat (Release From

Treatment/RFT) Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan

Puskesmas

Tabel 18 Jumlah Kasus AFP (Non Polio) Menurut Kecamatan dan

Puskesmas

Tabel 19 Jumlah Kasus Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan

Imunisasi (PD3I) Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan

Puskesmas

Tabel 20 Jumlah Kasus Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan

Imunisasi (PD3I) Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan

Puskesmas

Tabel 21 Jumlah Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) Menurut

Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas

Tabel 22 Kesakitan dan Kematian Akibat Malaria Menurut Jenis

Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas

Tabel 23 Penderita Filariasis Ditangani Menurut Jenis Kelamin,

Kecamatan dan Puskesmas

Tabel 24 Pengukuran Tekanan Darah Menurut Jenis Kelamin,

Kecamatan dan Puskesmas

Tabel 25 Pemeriksaan Obesitas Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan

Puskesmas

Tabel 26 Cakupan Deteksi Dini Kanker Leher Rahim dengan Metode

IVA dan Kanker Payudara dengan Pemeriksaan Klinis (CBE)

Menurut Kecamatan dan Puskesmas

Tabel 27 Jumlah Penderita dan Kematian pada KLB Menurut Jenis

Kejadian Luar Biasa (KLB)

Tabel 28 Kejadian Luar Biasa (KLB) di Desa/ Kelurahan yang

Ditangani < 24 Jam

Tabel 29 Cakupan Kunjungan Ibu Hamil, Persalinan Ditolong Tenaga

Kesehatan, dan Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas Menurut

Kecamatan dan Puskesmas

Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2014

v

Tabel 30 Persentase Cakupan Imunisasi TT pada Ibu Hamil Menurut

Kecamatan dan Puskesmas

Tabel 31 Persentase Cakupan Imunisasi TT pada Wanita Usia Subur

Menurut Kecamatan dan Puskesmas

Tabel 32 Jumlah Ibu Hamil yang Mendapatkan Tablet Fe1 dan Fe3

Menurut Kecamatan dan Puskesmas

Tabel 33 Jumlah dan Persentase Penanganan Komplikasi Kebidanan

dan Komplikasi Neonatal Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan

dan Puskesmas

Tabel 34 Proporsi Peserta KB Aktif Menurut Jenis Kontrasepsi,

Kecamatan dan Puskesmas

Tabel 35 Proporsi Peserta KB Baru Menurut Jenis Kontrasepsi,

Kecamatan dan Puskesmas

Tabel 36 Jumlah Peserta KB Baru dan KB Aktif Menurut Kecamatan

dan Puskesmas

Tabel 37 Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) Menurut Jenis

Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas

Tabel 38 Cakupan Kunjungan Neonatal Menurut Jenis Kelamin,

Kecamatan dan Puskesmas

Tabel 39 Jumlah Bayi yang diberi ASI Eksklusif Menurut Jenis

Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas

Tabel 40 Cakupan Pelayanan Kesehatan Bayi Menurut Jenis Kelamin,

Kecamatan dan Puskesmas

Tabel 41 Cakupan Desa/Kelurahan Universal Child Immunization

(UCI) Menurut Kecamatan dan Puskesmas

Tabel 42 Cakupan Imunisasi Hepatitis B<7 Hari dan BCG pada Bayi

Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas

Tabel 43 Cakupan Imunisasi DPT-HB/DPT-HB-Hib, Polio, Campak,

dan Imunisasi Dasar Lengkap pada Bayi Menurut Jenis

Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas

Tabel 44 Cakupan Pemberian Vitamin A pada Bayi dan Anak Balita

Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas

Tabel 45 Jumlah Anak 0-23 Bulan Ditimbang Menurut Jenis Kelamin,

Kecamatan dan Puskesmas

Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2014

vi

Tabel 46 Cakupan Pelayanan Anak Balita Menurut Jenis Kelamin,

Kecamatan dan Puskesmas

Tabel 47 Jumlah Balita Ditimbang Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan

dan Puskesmas

Tabel 48 Cakupan Kasus Balita Gizi Buruk yang Mendapat Perawatan

Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas

Tabel 49 Cakupan Pelayanan Kesehatan (Penjaringan) Siswa SD dan

Setingkat Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas

Tabel 50 Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut Menurut Kecamatan dan

Puskesmas

Tabel 51 Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut pada Anak SD dan

Setingkat Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas

Tabel 52 Cakupan Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut Menurut Jenis

Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas

Tabel 53 Cakupan Jaminan Kesehatan Penduduk Menurut Jenis

Jaminan dan Jenis Kelamin

Tabel 54 Jumlah Kunjungan Rawat Jalan, Rawat Inap dan Kunjungan

Ganggungan Jiwa di Sarana Pelayanan Kesehatan

Tabel 55 Angka Kematian Pasien di Rumah Sakit

Tabel 56 Indikator Kinerja Pelayanan di Rumah Sakit

Tabel 57 Persentase Rumah Tangga Berperilaku Hidup Bersih dan

Sehat (ber-PHBS) Menurut Kecamatan dan Puskesmas

Tabel 58 Persentase Rumah Sehat Menurut Kecamatan dan Puskesmas

Tabel 59 Penduduk dengan Akses Berkelanjutan Terhadap Air Minum

Berkualitas (Layak) Menurut Kecamatan dan Puskesmas

Tabel 60 Persentase Kualitas Air Minum di Penyelengara Air Minum

yang Memenuhi Syarat Kesehatan

Tabel 61 Penduduk dengan Akses Terhadap Fasilitas Sanitasi yang

Layak (Jamban Sehat) Menurut Jenis Jamban, Kecamatan dan

Puskesmas

Tabel 62 Desa yang Melaksanakan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat

Tabel 63 Persentase Tempat-tempat Umum Memenuhi Syarat

Kesehatan Menurut Kecamatan dan Puskesmas

Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2014

vii

Tabel 64 Tempat Pengelolaan Makanan (TPM) Menurut Status Higiene

Sanitasi

Tabel 65 Tempat Pengelolaan Makanan Dibina dan Diuji Petik

Tabel 66 Persentase Ketersediaan Obat dan Vaksin

Tabel 67 Jumlah Sarana Pelayanan Kesehatan Menurut Kepemilikan

Tabel 68 Persentase Sarana Kesehatan (Rumah Sakit) dengan

Kemampuan Pelayanan Gawat Darurat (Gadar) Level 1

Tabel 69 Jumlah Posyandu Menurut Strata, Kecamatan dan Puskesmas

Tabel 70 Jumlah Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat

(UKBM) Menurut Kecamatan

Tabel 71 Jumlah Desa Siaga Menurut Kecamatan

Tabel 72 Jumlah Tenaga Medis di Fasilitas Kesehatan

Tabel 73 Jumlah Tenaga Keeperawatan di Fasilitas Kesehatan

Tabel 74 Jumlah Tenaga Kefarmasian di Fasilitas Kesehatan

Tabel 75 Jumlah Tenaga Kesehatan Masyarakat dan Kesehatan

Lingkungan di Fasilitas Kesehatan

Tabel 76 Jumlah Tenaga Gizi di Fasilitas Kesehatan

Tabel 77 Jumlah Tenaga Keterapian Fisik di Fasilitas Kesehatan

Tabel 78 Jumlah Tenaga Keteknisian Medis di Fasilitas Kesehatan

Tabel 79 Jumlah Tenaga Kesehatan Lain di Fasilitas Kesehatan

Tabel 80 Jumlah Tenaga Non Kesehatan di Fasilitas Kesehatan

Tabel 81 Anggaran Kesehatan Kabupaten/Kota

Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2014 1

1.1 LATAR BELAKANG

Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan

kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajad kesehatan masyarakat

yang optimal. Dalam konstitusi organisasi kesehatan dunia yang bernaung di bawah

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), disebutkan bahwa salah satu hak asasi manusia

adalah memperoleh manfaat, mendapatkan dan atau merasakan derajat kesehatan

setinggi-tingginya, sehingga Kementrian Kesehatan, Dinas Kesehatan Provinsi dan

Kbupaten/ Kota dalam menjalankan kebijakan dan program pembangunan kesehatan

tidak hanya berpihak pada kaum tidak punya, namun juga berorientasi pada pencapaian

Millenium Development Goals (MDGs) pada tahun 2015. Tujuan MDGs menempatkan

manusia sebagai fokus utama pembangunan yang mencakup semua komponen kegiatan

yang tujuan akhirnya ialah kesejahteraan masyarakat.

Dari 8 (delapan) agenda pencapaian MDGs, 5 (lima) diantaranya merupakan

bidang kesehatan, yakni terdiri dari memberantas kemiskinan dan kelaparan (Tujuan 1);

menurunkan angka kematian anak (Tujuan 4); meningkatkan kesehatan ibu (Tujuan 5);

memerangi HIV/ AIDS, malaria dan penyakit lainnya (Tujuan 6) dan melestarikan

lingkungan hidup (Tujuan 7).

Untuk mendukung keberhasilan pembangunan di bidang kesehatan tersebut, salah

satunya dibutuhkan adanya kesediaan data dan informasi yang akurat bagi proses

pengambilan keputusan dan perencanaan program. Salah satu produk dari

penyelenggaraan Sistem Informasi Kesehatan adalah Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun

2014. Profil Kesehatan merupakan salah satu indikator dari Rencana Strategis

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia tahun 2011-2014. Penyusunan Profil

Kesehatan ini didasarkan pada beberapa peraturan perundangan-undangan bidang

kesehatan, antara lain:

1. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan

2. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 46 Tahun 2014 tentang Sistem

Informasi Kesehatan

4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 741/Menkes/PER/VII/2008

tentang Standart Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota

BAB 1

PENDAHULUAN

Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2014 2

Profil Kesehatan merupakan buku statistik kesehatan Kota Blitar untuk

menggambarkan situasi dan kondisi kesehatan masyarakat Kota Blitar. Selain itu juga

berisi data/informasi yang menggambarkan derajat kesehatan, sumber daya kesehatan dan

upaya kesehatan serta pencapaian indikator pembangunan kesehatan di Kota Blitar.

Akhirnya dengan pembangunan yang intensif, berkesinambungan dan merata,

serta didukung dengan data/ informasi yang tepat, maka diharapkan pembangunan di

bidang kesehatan dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Kota Blitar.

1.2 SISTEMATIKA PENYAJIAN

Sistematika penyusunan Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2014 terdiri dari

beberapa bagian sebagai berikut :

Bab-1 : Pendahuluan

Bab ini berisi penjelasan tentang maksud dan tujuan profil kesehatan dan sistematika dari

penyajiannya.

Bab-2 : Gambaran Umum

Bab ini menyajikan tentang gambaran umum Kota Blitar. Selain uraian tentang letak

geografis, administratif dan informasi umum lainnya. Bab ini juga mengulas faktor-faktor

yang berpengaruh terhadap kesehatan meliputi kependudukan, ekonomi, pendidikan,

sosial budaya, perilaku dan lingkungan.

Bab-3 : Situasi Derajat Kesehatan

Bab ini berisi uraian tentang berbagai indikator derajat kesehatan mengenai angka

kematian, angka/ umur harapan hidup, dan angka kesakitan.

Bab-4 : Situasi Upaya Kesehatan

Bab ini menguraikan tentang pelayanan kesehatan dasar, pelayanan kesehatan rujukan

dan penunjang, perbaikan gizi masyarakat, perilaku hidup masyarakat, pemberantasan

penyakit menular, pembinaan kesehatan lingkungan dan sanitasi dasar, pelayanan

kefarmasian dan alat kesehatan. Upaya pelayanan kesehatan yang diuraikan dalam bab ini

juga mengakomodir indikator kinerja Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang

Kesehatan serta upaya pelayanan kesehatan lainnya yang diselenggarakan oleh Kota

Blitar.

Bab-5 : Situasi Sumber Daya Kesehatan

Bab ini menguraikan tentang sarana kesehatan, tenaga kesehatan, pembiayaan kesehatan

dan sumber daya kesehatan lainnya.

Bab-6 : Kesimpulan

Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2014 3

Bab ini diisi dengan sajian tentang hal-hal penting yang perlu disimak dan ditelaah lebih

lanjut dari Profil Kesehatan Tahun 2014. Selain mencatat keberhasilan-keberhasilan, bab

ini juga mngemukakan hal-hal yang dianggap masing kurang dalam rangka

penyelenggaraan pembangunan kesehatan.

Lampiran

Pada lampiran ini berisi tabel resume/ angka pencapaian pembangunan kesehatan Kota

Blitar dan 81 tabel data kesehatan dan yang terkait kesehatan yang responsif gender.

Profil kesehatan dapat disajikan dalam bentuk tercetak (berupa buku) atau dalam bentuk

lain (softcopy, tampilan di situs internet, dan lain-lain).

1.3 DISTRIBUSI PROFIL KESEHATAN

Distribusi Profil Kesehatan Kota Blitar adalah sebagai berikut:

1. Walikota Blitar

2. DPRD Kota Blitar

3. Instansi tingkat Kota termasuk BAPPEDA

4. Puskesmas, dan UPT Kesehatan lainnya

5. Rumah Sakit Pemerintah dan Swasta

6. Dinas Kesehatan Provinsi

7. Kementerian Kesehatan c.q Pusat Data dan Informasi

8. LSM Kesehatan di Kota Blitar

Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2014 4

Gambaran umum wilayah Kota Blitar merupakan sebuah data dasar yang

digunakan sebagai acuan dalam penyusunan perencanaan pembangunan kesehatan yang

evidence based, sehingga perencanaan program maupun kegiatan bidang kesehatan sesuai

dengan kebutuhan masyarakat dan kondisi faktual di wilayah Kota Blitar. Gambaran

umum ini menguraikan tentang letak geografis, administratif dan beberapa informasi

umum lainnya. Selain itu juga mengulas beberapa faktor yang berpengaruh terhadap

kesehatan dan faktor-faktor lainnya misalnya kependudukan, ekonomi dan sosial budaya.

Adapun gambaran umum secara lengkap adalah sebagai berikut :

2.1 KONDISI GEOGRAFIS DAN ADMINISTRASI

Kota Blitar merupakan wilayah terkecil kedua di Propinsi Jawa Timur setelah

Kota Mojokerto. Terletak pada koordinat 112°14’ - 12°28’ Bujur Timur dan 8°2’ - 8°10’

Lintang Selatan. Jarak tempuh dari Ibu Kota Propinsi Jawa Timur ± 160 km ke arah Barat

Daya.

Secara administratif, Kota Blitar dikelilingi oleh wilayah Kabupaten, dengan

batas-batas sebagai berikut:

Sebelah Utara : Kecamatan Nglegok

dan Kecamatan

Garum Kabupaten

Blitar

Sebelah Timur : Kecamatan Garum

dan Kecamatan

Kanigoro

Kabupaten Blitar

Sebelah Selatan : Kecamatan Kanigoro

dan Kecamatan

Sanankulon Kabupaten Blitar

Sebelah Barat : Kecamatan Sanankulon dan Kecamatan Nglegok

Kabupaten Blitar

Pada sisi yang lain Kota Blitar dapat dikatakan sebagai kota yang miskin potensi,

karena secara ekonomis tidak memiliki sumber daya alam yang dapat dieksplorasi

menjadi sumber pendapatan daerah, baik yang berupa bahan galian, mineral maupun hasil

BAB 2

GAMBARAN UMUM

Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2014 5

hutan dan kekayaan alam lainnya. Dengan demikian upaya yang harus terus digalakkan

adalah pengembangan dan pembangunan sumber daya lainnya baik yang berupa sumber

daya manusia maupun sumber daya buatan.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 1982 tentang Batas Wilayah

Kotamadya Daerah Tingkat II Blitar, luas wilayah Kota Blitar adalah ± 32,578 km2,

terdiri atas 3 (tiga) kecamatan dengan 20 kelurahan. Yang kemudian pada tahun 2005

dijadikan 21 Kelurahan hasil pemecahan Kelurahan Pakunden menjadi 2 Kelurahan yaitu

Pakunden dan Tanjungsari berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 4 tahun 2005. Adapun

perincian luas wilayah di masing-masing kecamatan adalah sebagai berikut:

Tabel 2.1 Perbandingan Luas Wilayah Kecamatan di Kota Blitar

No Kecamatan Jumlah

Kelurahan

Luas Wilayah Km2 %

1 Sukorejo 7 9,92 30,46

2 Kepanjenkidul 7 10,50 32,24

3 Sananwetan 7 12,15 37,30

Jumlah 21 32,57 100

Sumber: BPS Kota Blitar Tahun 2013

2.2 TOPOGRAFI

Rata-rata ketinggian Kota Blitar dari permukaan laut adalah 156 m. Dilihat dari

topografinya wilayah Kota Blitar masih termasuk dataran rendah. Namun wilayah bagian

utara relatif lebih tinggi dibandingkan dengan wilayah bagian selatan. Ketinggian di

bagian utara sekitar 245 m dari permukaan air laut dengan tingkat kemiringan 2° sampai

15°. Semakin ke selatan tingkat ketinggiannya semakin menurun yaitu bagian tengah

sekitar 175 m dan bagian selatan 140 m dengan tingkat kemiringan 0° sampai 2°. Secara

rata-rata ketinggian Kota Blitar dari permukaan air laut sekitar 156 m.

Disamping itu, wilayah Kota Blitar terbagi menjadi 3 (tiga) bagian yaitu bagian

utara, tengah dan selatan dimana bagian utara mempunyai ketinggian ± 245 meter dari

permukaan laut, bagian tengah ± 190 meter dan bagian selatan ± 140 meter dari

permukaan air laut. Adanya perbedaan letak ketinggian tersebut menunjukkan bahwa

wilayah Kota Blitar masuk kategori daerah darat, sehingga mempengaruhi pola

pemanfaatan dan tata guna tanah di wilayah Kota Blitar.

Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2014 6

2.3 KEPENDUDUKAN

Situasi kependudukan dapat dilihat dari berbagai indikator antara lain tingkat

pertumbuhan, angka kelahiran kasar, tingkat fertilitas, kepadatan dan distribusi menurut

umur. Gambaran secara umum keadaan demografi Kota Blitar adalah sebagai berikut :

2.3.1 Komposisi Penduduk

Berdasarkan data hasil proyeksi Badan Pusat Statistik Jawa Timur, jumlah

penduduk Kota Blitar tahun 2014 sebesar 136.952 jiwa dengan rincian jumlah penduduk

laki-laki sebesar 67.869 jiwa dan penduduk perempuan 69.083 jiwa, dengan jumlah

Rumah Tangga 42.934. Apabila dibandingkan dengan jumlah penduduk tahun 2013 yaitu

135.759 jiwa, maka terjadi pertambahan jumlah penduduk Kota Blitar sebanyak 1.193

jiwa. Adapun distribusi penduduk berdasarkan jenis kelamin dan kelompok umur adalah

sebagai berikut:

Gambar 2.1 Piramida Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin

Kota Blitar Tahun 2014

Sumber : Data BPS Jawa Timur Tahun 2014 yang Diolah

Distribusi penduduk terbesar adalah pada kelompok umur 15-19 tahun yaitu

11.569 jiwa. Hal ini menunjukkan bahwa komposisi penduduk lebih banyak pada usia

muda. Rasio jenis kelamin laki-laki dibandingkan perempuan sebesar 98,24%.

Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2014 7

2.3.2 Kepadatan Penduduk

Kepadatan penduduk di Kota Blitar pada tahun 2014 adalah 4,205 /Km2.

Kondisi

ini tidak terlalu terdapat perbedaan dengan kondisi pada tahun 2013 yakni 4,168/ Km2.

Adapun data secara lengkap mengenai kondisi kepadatan penduduk tahun 2010 s/d 2014

adalah sebagai berikut:

Grafik 2.2 Kepadatan Penduduk Per-Km2 (dalam ribuan)

Kota Blitar Tahun 2010-2014

4.3 4.364.13

4.2

4.17

00.5

11.5

22.5

33.5

44.5

5

2010 2011 2012 2013 2014

Kepadatan Penduduk

Sumber: Data sekunder BPS Kota Blitar yang Diolah

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa pada setiap tahunnya terjadi

kenaikan angka kepadatan penduduk di Kota Blitar, hal ini seiring dengan perubahan

jumlah penduduk di tiap Kecamatan. Perubahan dapat terjadi dikarenakan banyak hal,

diantaranya dapat disebabkan oleh perpindahan penduduk dari luar kota ke dalam kota

ataupun sebaliknya, selain itu perubahan kepadatan penduduk juga dapat disebabkan

angka kematian dan jumlah kelahiran di wilayah tersebut. Untuk tahun 2012 terjadi

penurunan dikarenakan adanya perubahan data sasaran jumlah penduduk setelah sensus

penduduk tahun 2010.

2.3.3 Rasio Beban Tanggungan

Rasio beban tanggungan merupakan perbandingan antara jumlah penduduk usia

tidak produktif (umur dibawah 15 tahun dan umur diatas 65 tahun) dengan jumlah

penduduk usia produktif. Rasio ini menggambarkan beban yang ditanggung oleh

Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2014 8

penduduk usia produktif. Berikut ini gambaran rasio beban tanggungan di Kota Blitar

mulai tahun 2010 s/d 2014:

Grafik 2.3 Rasio Beban Tanggungan Kota Blitar Tahun 2010-2014

46

47.27

46.4246.11

45.5

44.5

45

45.5

46

46.5

47

47.5

2010 2011 2012 2013 2014

Rasio Beban Tanggungan

Sumber : Data Sekunder BPS Kota Blitar yang Diolah

Dari data diatas dapat diketahui bahwa beban tanggungan di Kota Blitar masih

cukup besar, jumlah penduduk usia tidak produktif hampir setengah jumlah penduduk

usia produktif. Beban tanggungan yang tinggi merupakan faktor penghambat

pembangunan ekonomi suatu negara, karena sebagian pendapatan yang diperoleh oleh

golongan yang produktif terpaksa dikeluarkan untuk memenuhi kebutuhan mereka yang

tidak produktif, maka semakin tinggi usia tidak produktif semakin tinggi beban

tanggungan bagi usia produktif.

Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2014

9

Situasi derajat kesehatan di Kota Blitar digambarkan dengan empat indikator

pembangunan kesehatan, yaitu Angka Kematian (Mortalitas), Angka/ Umur Harapan

Hidup, Angka Kesakitan (Morbiditas). Indikator tersebut dapat diperoleh melalui laporan

dari fasilitas kesehatan (facility based) dan dari masyarakat (community based).

Gambaran situasi derajat kesehatan di Kota Blitar pada tahun 2014 dapat

diuraikan sebagai berikut.

3.1 ANGKA KEMATIAN (MORTALITAS)

Peristiwa kematian pada dasarnya merupakan proses akumulasi akhir (outcome)

dari berbagai penyebab kematian langsung maupun tidak langsung. Kejadian kematian di

suatu wilayah dari waktu ke waktu dapat memberikan gambaran perkembangan derajat

kesehatan masyarakat, di samping seringkali digunakan sebagai indikator dalam penilaian

keberhasilan program pembangunan dan pelayanan kesehatan.

Data kematian yang terdapat pada suatu komunitas dapat diperoleh melalui

survey, hal disebabkan bahwa sebagian besar kematian terjadi di rumah, sedangkan data

kematian pada fasilitas pelayanan kesehatan hanya memperlihatkan kasus rujukan.

Perkembangan tingkat kematian dan penyakit-penyakit penyebab kematian utama yang

terjadi pada tahun 2014 akan diuraikan dibawah ini.

3.1.1 Angka Kematian Ibu (AKI)

Angka Kematian Ibu (AKI) masih merupakan salah satu indikator penting dalam

menentukan derajat kesehatan di suatu wilayah. Kematian ibu yang maksud adalah

kematian seorang ibu yang disebabkan kehamilan, bersalin dan nifas dan bukan karena

kecelakaan disuatu wilayah pada kurun waktu tertentu. Angka Kematian Ibu (AKI)

dihitung per 100.000 kelahiran hidup.

Berbagai upaya telah diupayakan guna menurunkan angka kematian ibu bersalin

ini baik fasilitasi dari segi manajemen program KIA maupun system pencatatan dan

pelaporan, peningkatan klinis keterampilan petugas di lapangan serta keterlibatan

berbagai pihak dalam pelaksanaan program KIA.

Berdasarkan hasil data Laporan Kematian di Kota Blitar tahun 2014, sebesar

139,27 (3 kematian) per 100.000 kelahiran hidup. Angka ini mengalami kenaikan bila

dibandingkan dengan tahun 2013 yang mencapai 49,48 (1 kematian) per 100.000

kelahiran hidup. Jika dibandingkan dengan target daerah (RPJMD) sebesar 46,09 (1

BAB 3

SITUASI DERAJAT KESEHATAN

Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2014

10

kematian) per 100.000 kelahiran hidup, target RPJMN 2014 sebesar 118 per 100.000

kelahiran hidup dan target MDG‟s sebesar 102 per 100.000 kelahiran hidup tahun 2015,

maka pada tahun 2014 AKI di Kota Blitar masih belum memenuhi target.

Kondisi ini merupakan kondisi riil yang sudah menggambarkan kondisi yang

sebenarnya dilapangan, karena kematian ibu yang ada di Kota Blitar sudah merupakan

hasil laporan dari pelayanan kesehatan dasar dan Rumah Sakit.

Kasus kematian ibu pada tahun 2014 disebabkan karena emboli air ketuban

sebanyak dua kasus dan preeklamsi sebanyak satu kasus.

Grafik 3.1 Angka Kematian Ibu (AKI) per 100.000

di Kota Blitar Tahun 2010-2014

139.27

49.48

339.31

101.8

51.47

0

50

100

150

200

250

300

350

400

2010 2011 2012 2013 2014

Jumlah Kasus

Sumber : Seksi Kesga & Kespro, Dinas Kesehatan Kota Blitar

Gambar 3.1. Pertemuan Sosialisasi Cara Deteksi Dini Resiko Tinggi Kehamilan

oleh Masyarakat

Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2014

11

Grafik 3.2 Perkembangan Capaian, Target RPJMD dan MDGs AKI

(per 100.000 Kelahiran Hidup) di Kota Blitar Tahun 2011-2014

49.16 48.08 46.09

102 102 102 102

339.31

139.27

47.21

49.48101.8

0

50

100

150

200

250

300

350

400

2011 2012 2013 2014

Target RPJMD Target MDGs Capaian

Sumber : Seksi Kesga dan Kespro, Dinas Kesehatan Kota Blitar

Grafik 3.3 Jumlah Kasus Kematian Ibu

di Kota Blitar Tahun 2012-2014

Sumber : Seksi Kesga dan Kespro, Dinas Kesehatan Kota Blitar

7

1

3

0

2

4

6

8

10

2012 2013 2014

Jumlah Kematian

Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2014

12

Grafik 3.4 Jumlah Kasus Kematian Ibu menurut Kecamatan

di Kota Blitar Tahun 2014

2

1

0

0

1

2

Sananwetan Sukorejo Kepanjenkidul

Sananwetan Sukorejo Kepanjenkidul

Sumber : Seksi Kesga dan Kespro, Dinas Kesehatan Kota Blitar

Gambar 3.2. Pertemuan Review Maternal Perinatal (RMP)

Keberhasilan percepatan penurunan kematian ibu dan bayi baru lahir tidak hanya

ditentukan oleh ketersediaan pelayanan kesehatan namun juga kemudahan masyarakat

menjangkau pelayanan kesehatan disamping pola pencarian pertolongan kesehatan dari

masyarakat. Perbaikan infrastruktur yang akan menunjang akses kepada pelayanan

kesehatan seperti transportasi, ketersediaan listrik, ketersediaan air bersih dan sanitasi,

serta pendidikan dan pemberdayaan masyarakat utamanya terkait kesehatan ibu dan anak

yang menjadi tanggung jawab sektor lain memiliki peran sangat besar. Demikian pula

Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2014

13

keterlibatan masyarakat madani, lembaga swadaya masyarakat dalam pemberdayaan dan

menggerakkan masyarakat sebagai pengguna serta organisasi profesi sebagai pemberi

pelayanan kesehatan

Pada tahun 2012 Kementerian Kesehatan RI meluncurkan program EMAS

(Expanding Maternal and Neonatal Survival, bekerja sama dengan USAID dengan kurun

waktu 2012 – 2016, yang diluncurkan 26 Januari 2012 sebagai salah satu bentuk

kerjasama Pemerintah Indonesia dengan USAID dalam rangka percepatan penurunan

kematian ibu dan bayi baru lahir di 6 provinsi terpilih yaitu Sumatera Utara, Sulawesi

Selatan, Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah dan Jawa Timur yang menyumbangkan kurang

lebih 50 persen dari kematian ibu dan bayi di Indonesia.

Upaya yang akan dilaksanakan adalah dengan peningkatan kualitas pelayanan

emergensi obstetri dan neonatal dengan cara memastikan intervensi medis prioritas yang

mempunyai dampak besar pada penurunan kematian dan tata kelola klinis (clinical

governance) diterapkan di RS dan Puskesmas. Upaya lain dalam program EMAS ini

dengan memperkuat sistem rujukan yang efisien dan efektif mulai dari fasilitas pelayanan

kesehatan dasar di Puskesmas sampai ke RS rujukan di tingkat kabupaten/kota.

Masyarakat pun dilibatkan dalam menjamin akuntabilitas dan kualitas fasilitas kesehatan

ini. Untuk itu, program ini juga akan mengembangkan mekanisme umpan balik dari

masyarakat ke pemerintah daerah menggunakan teknologi informasi seperti media sosial

dan SMS gateway, dan memperkuat forum masyarakat agar dapat menuntut pelayanan

yang lebih efektif dan efisien melalui maklumat pelayanan (service charter) dan Citizen

Report Card.

3.1.2 Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Balita

Angka Kematian Bayi (AKB) atau Infan Mortality Rate adalah banyaknya bayi

meninggal sebelum mencapai usia satu tahun per 1.000 kelahiran hidup (KH). AKB dapat

menggambarkan kondisi sosial ekonomi masyarakat setempat, karena bayi adalah

kelompok usia yang paling rentan terkena dampak dari perubahan lingkungan maupun

sosial ekonomi.

Indikator AKB terkait langsung dengan target kelangsungan hidup anak dan

merefleksikan kondisi sosial ekonomi, lingkungan tempat tinggalnya.

Tersedianya berbagai fasilitas atau faktor aksesibilitas dan pelayanan kesehatan dari

tenaga medis yang terampil. Serta kesediaan masyarakat untuk merubah kehidupan

Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2014

14

tradisonal ke norma kehidupan modern dalam bidang kesehatan merupakan faktor yang

sangat berpengaruh terhadap tingkat AKB.

Berdasarkan hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Jawa Timur Tahun

2011-2013, AKB Provinsi Jawa Timur 27,23 per 1000 kelahiran hidup.

Selama tahun 2014 di Kota Blitar dilaporkan terjadi 2165 kelahiran. Dari seluruh

kelahiran, tercatat 11 lahir mati dan kasus kematian bayi sebesar 13 kasus (tabel 4 dan 5).

Kematian bayi ini disebabkan oleh BBLR (6 kasus), asfiksi (4 kasus), sepsis (2 kasus) dan

kelainan kongenital (1 kasus). AKB ini sangat penting, karena tingginya AKB

menunjukan rendahnya kualitas perawatan selama masa kehamilan, saat persalinan dan

masa nifas, status gizi dan penyakit infeksi.

Target daerah pada tahun 2014 sebesar 15,73 per 1000 kelahiran hidup (KH),

sedangkan di Kota Blitar AKB 6,04 per 1000 KH.

Kasus Kematian Bayi ini yang terjadi selama 5 tahun berturut-turut dari tahun

2010 sampai dengan tahun 2014 dapat dilihat pada diagram berikut :

Grafik 3.5 Jumlah Kematian Bayi

di Kota Blitar Tahun 2010-2014

0

5

10

15

20

25

30

35

40

2010 2011 2012 2013 2014

36

28

24 24

13

Jum

lah

kem

atia

n ba

yi

AKB

Sumber : Seksi Kesga dan Kespro, Dinas Kesehatan Kota Blitar

Jumlah kematian anak balita juga turun, dari 2 kasus pada tahun 2013 menjadi 0

kasus pada tahun 2014.

Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2014

15

Grafik 3.6 Jumlah Kematian Anak Balita

di Kota Blitar Tahun 2012-2014

2 2

00

1

2

3

4

2012 2013 2014

Jumlah Kematian Anak Balita

Sumber : Seksi Kesga dan Kespro, Dinas Kesehatan Kota Blitar

Dari diagram tersebut, terlihat terjadi penurunan kematian pada bayi dan anak balita di

wilayah Kota Blitar dan sudah memenuhi target MDGs yang ditetapkan. Penurunan

tersebut tidak lepas dari upaya-upaya yang telah dilakukan untuk menurunkan AKB

utamanya yaitu meningkatkan kualitas pelayanan selain itu juga melalui meningkatkan

cakupan, keterjangkauan pelayanan kesehatan serta meningkatkan pemberdayaan

masyarakat.

Gambar 3.3 Seminar Penatalaksanaan Kelas Ibu Hamil

Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2014

16

Angka Kematian Balita (AKABA) adalah jumlah anak yang meninggal sebelum

usia 5 tahun, dinyatakan sebagai angka per 1.000 kelahiran hidup. AKABA

menggambarkan tingkat permasalahan kesehatan anak balita seperti gizi, sanitasi,

penyakit menular dan kecelakan. Dari laporan rutin pada tahun 2014 di Kota Blitar terjadi

13 kematian balita dengan AKABA terlaporkan 6,04 per 1.000 KH atau sama dengan

angka kematian bayi.

3.2 ANGKA/UMUR HARAPAN HIDUP (AHH/UHH)

Angka/ Umur Harapan Hidup (AHH/ UHH) secara definisi adalah perkiraan rata-

rata lamanya hidup yang akan dicapai oleh sekelompok penduduk dari sejak lahir. AHH

dapat dijadikan salah satu alat untuk mengevaluasi kinerja pemerintah pada keberhasilan

pembangunan kesehatan serta sosial ekonomi di suatu wilayah, termasuk di dalamnya

derajat kesehatan. Data AHH diperoleh melalui survei yang dilakukan oleh Badan Pusat

Statistik (BPS).

Penduduk Indonesia diperkirakan akan mencapai 273,65 juta jiwa pada tahun

2025. Pada tahun yang sama, AHH Nasional diperkirakan mencapai 73,7 tahun (sumber :

Badan Perencanaan Pembangunan Nasional).

Pada tahun 2013 Kota Blitar mempunyai AHH yang tertinggi di Jawa Timur yakni

sebesar 72,99, sedangkan AHH Jawa Timur 70,19. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat

pada grafik dibawah ini tingkat umur harapan hidup Kota Blitar diantara Kabupaten/Kota

di Jawa Timur.

Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2014

17

Grafik 3.7 Angka Harapan Hidup (AHH) Tahun 2013 Jawa Timur

72.99

56

58

60

62

64

66

68

70

72

74

Kota B

litar

Kota M

ojoke

rto

Pacita

n

Sura

baya

Gresik

Sidoar

jo

Kota K

ediri

Mojo

kerto

Ngaw

i

Kediri

Kota B

atu

Nganju

k

Lam

ongan

Banyuw

angi

Bojoneg

oro

Sum

enep

Pasuru

an

Sam

pang

Situ

bondo

Probolin

ggo

Kota Blitar

Trenggalek

KotaMojokertoTulungagung

Pacitan

Magetan

Surabaya

Kota Madiun

Gresik

Blitar

Sidoarjo

Kota Malang

Kota Kediri

KotaProbolinggoMojokerto

Ponorogo

Ngawi

Jombang

Kediri

Jawa Timur

Kota Batu

Malang

Nganjuk

Madiun

Lamongan

Tuban

Banyuwangi

Lumajang

Bojonegoro

KotaPasuruanSumenep

Pamekasan

Pasuruan

Bondowoso

Sampang

Bangkalan

Situbondo

Jember

Probolinggo

Sumber : Hasil Susenas Jawa Timur, BPS

3.3 ANGKA KESAKITAN (MORBIDITAS)

Selain menghadapi transisi demografi, Indonesia juga menghadapi transisi

epidemiologi yang menyebabkan beban ganda. Di satu sisi kasus gizi kurang serta

penyakit-penyakit infeksi, baik re-emerging maupun new-emerging disease masih tinggi,

namun disisi lain penyakit degeneratif, gizi lebih dan gangguan kesehatan akibat

kecelakaan juga meningkat. Selain itu masalah perilaku yang tidak sehat, rupanya

menjadi faktor utama yang harus dirubah terlebih dahulu agar beban ganda masalah

kesehatan teratasi.

Ada sebagian besar terjadi pada masyarakat kita, dimana bila ada kelompok usia

produktif, serta pada kelompok usia potensial terjadi kesakitan hal ini sangat

mempengaruhi produktifitas dan pendapatan keluarga, yang pada akhirnya menyebabkan

kemiskinan. Akibat dari kemiskinan ini sangat berpengaruh pada kesehatan bukan saja

pada yang bersangkutan namun juga pada keluarga dan sekitarnya.

Angka kesakitan pada penduduk berasal dari community based data yang

diperoleh melalui pengamatan (surveilens) terutama yang diperoleh dari fasilitas

pelayanan kesehatan melalui sistem pencatatan dan pelaporan rutin dan insidentil.

Sementara untuk kondisi penyakit menular, berikut ini akan diuraikan situasi beberapa

penyakit menular yang perlu mendapatkan perhatian, termasuk penyakit menular yang

Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2014

18

dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) dan penyakit yang memiliki potensi untuk

menjadi Kejadian Luar Biasa (KLB).

Berdasarkan pengamatan penyakit yang terjadi di wilayah pelayanan kesehatan di

Kota Blitar pada pelayanan tingkat dasar yakni Puskesmas yang merupakan gardu utama

pelayanan pada masyarakat tahun 2013-2014 maka diperoleh data sebagai berikut :

Tabel 3.1 Jumlah Penderita Di Puskesmas Se-Kota Blitar

Menurut Jenis Penyakit Dengan Penderita Terbanyak Tahun 2013-2014

No Jenis Penyakit Tahun 2013 Tahun 2014

1 Infeksi Akut Lain pada Saluran Nafas Bagian

Atas

46.570 42.673

2 Penyakit Pada Sistem Otot dan Jaringan

Pengikat

15.731 14.755

3 Penyakit Pulpa dan Jaringan Periapikal 10.895 9.860

4 Gastritis 11.296 10.875

5 Hipertensi 20.112 14.560

6 Diare (termasuk Kolera) 3.245 2.234

7 Penyakit Lain pada Saluran Nafas Bagian

Atas

2.673 3.781

8 Observasi Febris 9.538 9.979

9 Penyakit Kulit Infeksi 6.938 5.782

10 Penyakit Kulit Alergi 7.051 7.340

11 Chepalgia 13.218 12.358

12 Asma 3.006 2.107

13 Diabetes Mellitus 11.231 12.071

14 Gangguan gigi dan penyangga lain 2.347 1.876

15 Fluor Albres 786 905

16 Penyakit Lain-lain 39.640 37.342

JUMLAH 204.277 188.498

Sumber : Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar, Rujukan dan Khusus,

Dinas Kesehatan Kota Blitar

Terjadi peningkatan pada beberapa penyakit seperti penyakit lain pada saluran

nafas bagian atas, penyakit kulit infeksi, penyakit kulit alergi, diabetes mellitus dan fluor

albres.

3.3.1 Penyakit Menular Langsung

a. Tuberkulosis (TB)

Penyakit Tuberkolosis (TB) sampai saat masih menjadi masalah kesehatan

masyarakat karena merupakan salah satu penyakit infeksi pembunuh utama yang

menyerang golongan usia produktif (15 – 50 tahun), dan anak-anak serta golongan sosial

ekonomi lemah. Penyakit ini disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis yang

Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2014

19

ditularkan melalui percikan dahak penderita yang BTA posistif. Sebagian besar penyakit

ini menyerang paru-paru sebagai organ tempat infeksi primer, namun dapat juga

menyerang organ lain seperti kulit, kelenjar limfe, tulang dan selaput otak.

Pengendalian TB di Kota Blitar memakai strategi Directly Obsered treatment

Shortcouse (DOTS), ternyata mampu menekan kejadian kematian akibat TB Paru. DOTS

merupakan komitmen nasional dengan menggunakan pendekatan pengobatan serta

pengawasan langsung oleh pengawas menelan obat. Dengan demikian klien akan terus

berusaha untuk sembuh dari penyakitnya. Selain itu program DOTS juga mampu

menekan tingkat penularan pada anggota keluarga sekitar. Dengan pendekatan ini

ternyata terbukti di Kota Blitar mampu meningkatkan angka kesembuhan terhadap

penyakit TB tersebut.

Berdasarkan laporan World Health Organization ( WHO) pada tahun 2010,

Indonesia termasuk Negara yang kategorikan sebagai highburden countries terhadap TB

Paru yaitu menduduki peringkat kelima sebagai Negara penyumbang penyakit TB setelah

India, China, Afrika Selatan dan Nigeria.

Pencapaian indikator Millennium Development Goals atau MDG untuk

Pengendalian TB cukup memuaskan sejak tahun 2010. Sebab, Indonesia telah berhasil

menurunkan insidens, prevalens, dan angka kematian akibat TB. Insidens TB berhasil

diturunkan sebesar 45%, yaitu 343 per 100.000 penduduk tahun 1990 menjadi 189 per

100.000 penduduk tahun 2010. Prevalensi TB telah diturunkan sebesar 35%, yaitu 443

per 100.000 penduduk tahun 1990 menjadi 289 per 100.000 penduduk tahun 2010.

Sedang angka kematian TB berhasil turun sebesar 71%, yaitu 92 per 100.000 penduduk

tahun 1990 menjadi 27 per 100.000 penduduk tahun 2010. Sasaran yang harus dicapai

adalah menurunkan angka kesakitan dan angka kematian akibat TB menjadi setengahnya

di tahun 2015 jika dibandingkan dengan tahun 1990. Tatalaksana TB di seluruh Indonesia

harus benar-benar dilaksanakan oleh tenaga kesehatan yang kompeten dan terlatih untuk

menghindarkan berbagai dampak negatif, seperti resistensi obat TB yang berakibat

terjadinya TB MDR. Pemahaman masyarakat tentang pentingnya mendapatkan

pengobatan TB dari fasilitas pelayanan kesehatan yang kompeten harus ditingkatkan.

Pada tahun 2014 jumlah seluruh kasus TB di Kota Blitar ditemukan kasus baru

sebanyak 205, dimana 70 diantaranya merupakan BTA +. Case Notification Rate (CNR)

kasus baru BTA + sebesar 51,11/100.000 penduduk dan CNR untuk seluruh kasus TB

149,69/100.000. Pada tahun 2014 tidak ditemukan kasus TB anak umur 0-14 tahun.

Angka kesembuhan sebesar 74,16%, sedangkan angka keberhasilan pengobatan (Success

Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2014

20

Rate/ SR) sebesar 77,53%. Pada tahun 2014 terjadi 6 kematian selama pengobatan.

Dengan demikian di Kota Blitar untuk Angka Kematian selama pengobatan 4,4 per

100.000 penduduk.

Gambar 3.4 Kegiatan Public Private Mix TB

b. Pneumonia

Menurut data Riskesdas 2007, prevalensi pneumonia (berdasarkan pengakuan

pernah didiagnosa pneumonia oleh tenaga kesehatan dalam sebulan terakhir sebelum

survei) pada bayi di Indonesia adalah 0,76% dengan rentang antar provinsi sebesar 0-

13,2% dan pneumonia merupakan penyebab kematian kedua tertinggi setelah diare. Bila

dilihat proposi pneumonia pada kelompok umur balita, tampak proposi pneumonia pada

bayi dibandingkan balita sekitar 35%. Hal ini menunjukkan bahwa bayi merupakan

kelompok bahwa bayi merupakan kelompok usia yang tinggi kejadian pneumonia. Oleh

karena itu pneumonia pada balita dan terutama pada bayi, perlu mendapat perhatian. Bila

tidak segera ditangani dengan benar maka dikhawatirkan dapat menghambat upaya

mencapai target MDG‟s menurukan angka kematian pada bayi dan anak.

Di Kota Blitar tahun 2014 perkiraan jumlah penderita sebesar 1.137 berdasarkan

10% dari jumlah balita. Untuk penemuan kasus pneumonia balita yang ditangani sebesar

30,97%, belum memenuhi target nasional sebesar 100%. Hal ini perlu mendapatkan

perhatian dari semua pihak, baik pelaksana program maupun pengambil kebijakan serta

masyarakat.

Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2014

21

Grafik 3.8 Persentase Cakupan Penemuan Kasus Pneumonia di Kota Blitar

Tahun 2012-2014

1.46

0.1

4.42

2.82

0.74

0.080

1

2

3

4

5

2012 2013 2014

NCDR PR

Sumber : Seksi P4, Dinas Kesehatan Kota Blitar

Berdasarkan Mulholland K, 1999 menyebutkan faktor resiko terjadinya

pneumonia anak-balita yaitu :

1. Kemiskinan yang luas

Kemiskinan yang luas berdampak besar dan menyebabkan derajat kesehatan

rendah dan status sosial-ekologi menjadi buruk.

2. Derajat kesehatann rendah

Akibat derajat kesehatan yang rendah maka penyakit infeksi kronis mudah

duitemukan. Tingginya kelahiran dengan berat lahir rendah, tidak ada atau tidak

memberikannya ASI dan imunisasi yang tidak adekuat memperburuk derajat

kesehatan

3. Status sosial-ekologi buruk

Status sosial-ekologi yang tidak baik ditandai dengan buruknya lingkungan,

daerah pemukiman kumuh dan padat, polusi dalam ruangan akibat penggunaan

biomass, dan polusi udara luar ruangan yang ditambah lagi dengan tingkat

pendidikan yang kurang memadai serta adanya adat kebiasaan, kepercayaan lokal

yang salah.

4. Pembiayaan kesehatan sangat kecil

Di negara berpenghasilan rendah pembiayaan kesehatan sangat kurang.

Pembiayaan kesehatan yang tidak cukup menyebabkan fasilitas kesehatan seperti

infrastruktur kesehatan untuk diagnostik dan terapeutik tidak adekuat dan tidak

Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2014

22

memadai, tenaga kesehatan yang terampil terbatas, ditambah lagi dengan akses ke

fasilitas kesehatan sangat kurang.

5. Proporsi populasi sangat kurang

Di Negara berkembang yang umumnya berpenghasilan rendah proposi populasi

anak 37%, di negara berpenghasilan menengah 27% dan di negara berpenghasilan

tinggi hanya 18% dari total jumlah penduduk. Besarnya proporsi populasi anak

akan menambah tekanan pada pengendalian dan pencegahan pneumonia terutama

pada aspek pembiayaan.

Faktor resiko diatas tidak berdiri sendiri melainkan berupa sebab-akibat, saling

terkait dan saling mempengaruhi yang terkait sebagai faktor-resiko pneumonia pada anak.

Upaya pemberantasan penyakit pneumonia difokuskan pada upaya penemuan dini dan

tatalaksana kasus yang cepat dan tepat pada penderita. Kecepatan keluarga dalam

membawa penderita ke pelayanan kesehatan serta ketrampilan petugas dalam

menegakkan diagnosa merupakan kunci keberhasilan penanganan penyakit pneumonia.

c. HIV/AIDS dan Penyakit Infeksi Seksual (IMS)

Berdasarkan hasil Riskesdas 2010, disebutkan bahwa dari penduduk umur diatas

15 tahun keatas 57,5 % pernah mendengar HIV/AIDS, angka yang tinggi belum tentu

menjamin seseorang mengetahui secara menyeluruh tentang cara penularan HIV, hal ini

membuktikan bahwa kenapa kasus HIV/AIDS ini ada kecenderungan terjadi peningkatan

jumlah kasusnya, meskipun berbagai upaya pencegahan dan penanggulangan terus

dilakukan.

Sampai dengan bulan Desember 2014, jumlah kasus HIV yang dilaporkan adalah

4 orang dan pada kasus AIDS sebanyak 5 orang yang ditemukan melalui VCT. Dari

jumlah tersebut ada 2 orang (40%) yang meninggal akibat AIDS. Dari segi kelompok

umur, kasus HIV dan AIDS didominasi kelompok umur seksual aktif. Pada kasus HIV

usia 20-24 tahun sebesar 50% dan 25-49 tahun sebesar 50%. Sedangkan pada kasus AIDS

usia 20-24 tahun sebesar 20%, 25-49 tahun sebesar 40% dan ≥ 50 tahun sebesar 40%.

Angka tersebut sesungguhnya jauh lebih kecil dibandingkan angka yang

sebenarnya terjadi (fenomena gunung es). Salah satu cara untuk memantau situasi HIV di

masyarakat, sekaligus upaya pencegahan penularan adalah melakukan penapisan darah

donor di Transfusi Darah. Di unit transfusi darah PMI Kota Blitar pada tahun 2014 dari

8.153 pendonor yang diskrining terhadap HIV terdapat 64 orang yang positif HIV, namun

tidak disebutkan tempat asal penderita.

Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2014

23

Grafik 3.9 Perkembangan Jumlah Kasus HIV, AIDS dan Jumlah Kematian

di Kota Blitar Tahun 2011-2014

Sumber : Seksi P4, Dinas Kesehatan Kota Blitar

Upaya yang dilakukan dalam rangka penekan kasus penyakit HIV/AIDS

disamping ditujukan pada penanganan penderita yang ditemukan diarahkan pada upaya

pencegahan yang dilakukan melalui tes HIV/AIDS terhadap darah donor dan upaya

pemantauan dan pengobatan penderita penyakit menular seksual (PMS).

Gambar 3.5 Kegiatan Praktek Pemulasaran Jenazah bagi Modin se Kota Blitar

40

11130 1 1

191

0

43

0

50

100

150

200

250

2011 2012 2013 2014

HIV AIDS Kematian Karena AIDS IMS

Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2014

24

Infeksi Menular Seksual (IMS) adalah salah satu pintu untuk memudahkan

terjadinya penularan HIV. Oleh karena itu penyuluhan dan pendampingan pada

masyarakat kelompok resiko tinggi serta intervensi perubahan perilaku sangat diperlukan

dan perlu ditingkatkan frekwensinya, mengingat penyakit HIV/AIDS dan IMS merupakan

penyakit yang bersifat fenomena gunung es, serta banyak terkendala dengan norma yang

berlaku di masyarakat. Hal ini terbukti dari hasil penelitian Riskesdas tahun 2010 dimana

diperoleh angka sebesar 21,7% sikap keluarga penderita HIV/AIDS masih merahasiakan

serta 7,1 % mengucilkan. Di Kota Blitar pada tahun 2014 tidak ditemukan kasus Syphilis.

Gambar 3.6 Kegiatan KIE HIV di Kecamatan Sukorejo

d. Diare

Hingga saat ini penyakit Diare masih merupakan masalah kesehatan masyarakat.

Berdasarkan hasil survey Sub Direktorat Diare dan Infeksi Saluran Cerna (ISP) Direktorat

Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Kementerian

Kesehatan RI, Angka Kesakitan Diare semua umur tahun 2010 adalah 411 per 1000

penduduk, sedangkan pada tahun 2012 sebesar 214 per 1000 penduduk. Dan berdasarkan

Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2007, Diare merupakan penyebab kematian

nomor empat (13,2%) pada semua umur dalam kelompok penyakit menular dan

merupakan penyebab kematian nomor satu pada bayi post neonatal (31,4%) dan pada

anak balita (25,2%).

Pada tahun 2014 di Kota Blitar jumlah kasus diare diperkirakan sebesar 2.931

kasus yang tertangani sebesar 2466 kasus (84,1%).

Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2014

25

Grafik 3.10 Jumlah Perkiraan Kasus dan Penderita Diare yang Ditangani

Menurut Kecamatan di Kota Blitar Tahun 2014

1042784

971738

918 944

2931

2466

0

500

1000

1500

2000

2500

3000

Sananwetan Sukorejo Kepanjenkidul Kota

Target Penemuan Diare Ditangani

Sumber : Seksi P4, Dinas Kesehatan Kota Blitar

Upaya pencegahan dan penanggulangan kasus diare dengan cara memberikan

penyuluhan akan pentingnya mencuci tangan memakai sabun sebelum makan dan

sesudah buah air besar dan kecil. Ternyata hal kecil ini mempunyai daya ungkit yang

sangat besar. Karena memang penyakit diare ini sangat erat hubungannya dengan perilaku

masyarakat tentang bagaimana cara hidup sehat dan bersih. Sehingga naik turunnya

jumlah penyakit mencerminkan higiene sanitasi dan perilaku masyarakat di wilayah

tersebut. Kecepatan dan ketepatan penangganan di tingkat awal kejadian diharapkan

mampu mencegah terjadinya kefatalan atau hal-hal yang tidak diinginkan.

Tujuan pencegahan Diare adalah untuk tercapainya penurunan angka kesakitan

Diare dengan meningkatkan akses masyarakat terhadap sarana sanitasi dan peningkatan

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Upaya yang dilakukan adalah bukan hanya

tanggung jawab pemerintah, tetapi juga semua sektor dan masyarakat luas. Salah satu

kegiatan berkesinambungan yang dilakukan adalah dengan memberikan pendidikan dan

informasi atau penyuluhan dari berbagai sumber media. Keterlibatan kader juga

mendukung dalam pelayanan Diare, terutama untuk meningkatkan penggunaan rehidrasi

oral, yakni Oralit maupun cairan rumah tangga. Di sarana kesehatan, upaya pelayanan

penderita Diare bagi balita adalah dengan pemberian tablet Zinc sesuai umur selama 10

hari berturut-turut di samping pemberian Oralit. Tata laksana penderita Diare yang tepat

di rumah tangga diharapkan dapat mencegah terjadinya dehidrasi berat yang bisa

berakibat kematian.

Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2014

26

e. Kusta

Kusta merupakan penyakit lama yang diharapkan dapat dieliminasi pada tahun

2000. Secara nasional, kondisi tersebut telah tercapai, namun untuk Kota Blitar eliminasi

ini belum bisa tercapai. Pada Tahun 2013 New Case Detection Rate (NCDR) di Kota

Blitar menjadi 4,42 per 100.000 penduduk. Bila dibandingkan tahun-tahun sebelumnya

keadaan ini ada kecenderungan meningkat. Peningkatan ini menunjukan bahwa pelacakan

yang dilakukan oleh petugas lapangan ada kecenderungan lebih intensif. Dengan

pelacakan kasus yang lebih baik maka kasus yang ditemukan akan semakin banyak dan

semakin banyak pula kasus yang terobati, dengan harapan pada tahun-tahun berikutnya

prevalensi kusta akan menurun sampai dengan bisanya terjadi eliminasi.

Pada tahun 2014 di Kota Blitar ditemukan penderita baru kusta sebanyak 2 orang.

Dari 2 orang tersebut keseluruhan berjenis kelamin laki-laki, tidak ditemukan kasus pada

anak usia 0-14 tahun, dan tidak ada penderita yang mengalami kecacatan tingkat 2. Data

kasus baru kusta dapat dilihat pada Lampiran Data Profil Kesehatan Tabel 14. Kota Blitar

termasuk dalam wilayah low endemic prevalence dengan angka penemuan kasus baru < 5

per 100.000 penduduk.

Sementara untuk angka kesembuhan penderita kusta sudah mencapai standar

nasional. Angka penderita kusta selesai berobat/ RFT PB sebesar 100%, sedangkan RFT

MB tidak ada kasus. Salah satu upaya Pemerintah Pusat (Kementerian Kesehatan) guna

mempercepat penurunan kasus kusta serta meningkatkan komitmen Pemerintah Daerah

adalah dengan dibentuknya organisasi non struktural, yakni Aliansi Nasional Eliminasi

Kusta (ANEK) sebagai forum kemitraan tingkat nasional yang difasilitasi oleh

Pemerintah Pusat (Kantor Kementerian Koordinator Kesejahteraan Rakyat, Kementerian

Kesehatan, Kementerian Sosial)

Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2014

27

Grafik 3.11 Perkembangan Prevalensi Rate (PR) per 10.000 Penduduk dan New Case

Detection Rate (CDR) Kusta per 100.000 Penduduk di Kota Blitar Tahun 2012-2014

1.46

0.1

4.42

2.82

0.74

0.080

1

2

3

4

5

2012 2013 2014

NCDR PR

Sumber : Seksi P4, Dinas Kesehatan Kota Blitar

Upaya pencegahan dan penanggulangan penyakit kusta ini telah dilakukan dengan

menggunakan metode Multi Drug Trerapy (MTD), yaitu penemuan penderita langsung

dilakukan pengobatan. Sedangkan untuk mencegah kecacatan lebih lanjut digunakan

metode Prevention of disability (POD) yang setiap bulan selama masa pengobatan dan

rehabilitasi medis.

Gambar 3.7 Pertemuan Screening Kusta dari Kader Kesehatan

Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2014

28

3.3.2 Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I)

PD3I merupakan penyakait yang diharapkan dapat diberantas/ ditekan dengan

pelaksanaan program imunisasi, pada profil kesehatan ini akan dibahas penyakit difteri,

pertusis, tetanus neonaturum, campak, polio dan hepatitis B.

Gambar 3.8 Kegiatan Bulan Imunisasi Anak Sekolah

a. Difteri

Difteri merupakan “Re-Emerging Disease” di Jawa Jawa Timur karena kasus

Difteri sebenarnya sudah menurun pada tahun 1985, namun kembali meningkat pada

tahun 2005 saat terjadi KLB di Bangkalan. Di Kota Blitar KLB terjadi pada tahun 2008,

dimana pada tahun 2008 ini tenaga kesehatan Kota Blitar terjangkit Difteri. Dan sejak itu,

penyebaran Difteri semakin meluas dan mencapai puncaknya pada tahun 2010 sebanyak

300 kasus dengan 21 kematian dan Provinsi Jawa Timur merupakan penyumbang kasus

Difteri terbesar di Indonesia (74%) bahkan di dunia.

Perkembangan penyakit Difteri di Kota Blitar dalam 5 tahun terakhir dapat di lihat

gambar berikut :

Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2014

29

Grafik 3.12 Jumlah Kasus Difteri di Kota Blitar Tahun 2009-2014

16

987

4

1

0

5

10

15

20

2009 2010 2011 2012 2013 2014

Jumlah Kasus

Sumber : Seksi P4, Dinas Kesehatan Kota Blitar

Pada tahun 2014 di Kota Blitar ada 16 kasus dengan meninggal 0 kasus. Upaya

menekan kasus Difteri, dilakukan melalui imunisasi dasar pada bayi dengan vaksin

DPT+HB. Vaksin tersebut diberikan 3 kali yakni pada usia 2 bulan, 3 bulan dan 4 bulan.

Selain itu karena terjadi lonjakan kasus pada usia sekolah maka imunisasi tambahan TD

juga diberikan untuk anak SD/sederajat kelas 4-6 dan SMP.

Gambar 3.9 Penyelidikan Epidemiologi Difteri

Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2014

30

b. Pertusis/ Batuk Rejan

Pertusis adalah penyakit yang disebabkan bakteri Bardetella pertusis dengan

gejala batuk beruntun disertai tarikan nafas hup (whoop) yang khas dan muntah. Lama

batuk bisa 1-3 bulan sehingga disebut batuk 100 hari. Penyakit ini biasanya terjadi pada

anak berusia dibawah 1 tahun dan penularannya melalui droplet atau batuk penderita.

Upaya pencegahan kasus Pertusis dilakukan melalui imunisasi DPT+HB sebanyak

3 kali yaitu saat usia 2 bulan, 3 bulan dan 4 bulan atau usia yang lebih dari itu tetapi

masih di bawah 1 tahun (usia sampai dengan 11 bulan). Pada tahun 2014 di Kota Blitar

tidak ada kasus Pertusis yang dilaporkan.

c. Tetanus Neonaturum

Tetanus neonaturum adalah penyakit disebabkan Clostridium Tetani pada bayi

(umur < 28 hari) yang dapat menyababkan kematian. Penanganan Tetanus Neonatorum

tidak mudah, sehingga yang terpenting adalah upaya pencegahan melalui pertolongan

persalinan yang hygienis dan imunisasi Tetanus Toxoid (TT) ibu hamil serta perawatan

tali pusat.

Berdasarkan laporan dari Puskesmas di Kota Blitar dalam 3 tahun terakhir tidak

ada kasus tersebut.

d. Campak

Campak adalah penyakit yang disebabkan virus Morbili yang disebarkan melalui

droplet bersin/ batuk dari penderita. Gejala awal penyakit adalah demam, bercak

kemerahan, batuk pilek, mata merah (conjunctivitis) selanjutnya timbul ruam diseluruh

tubuh.

Gambar 3.13 Perkembangan Kasus Campak Di Kota Blitar Tahun 2010-2014

60

153

7572

11

0

40

80

120

160

200

2010 2011 2012 2013 2014

Jumlah Kasus

Sumber : Seksi P4, Dinas Kesehatan Kota Blitar

Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2014

31

Kasus Campak mengalami penurunan dari 153 kasus pada tahun 2013 menjadi 60

kasus pada tahun 2014 dengan 0 kasus meninggal.

e. Polio

Poliomyelitis/ polio merupakan penyakit paralisis atau lumpuh yang disebabkan

virus polio. Cara penularan Polio terbanyak melalui mulut ketika seseorang

mengkonsumsi makanan-minuman yang terkontaminasi lender, dahak atau feses

penderita polio. Virus masuk aliran adarah ke system saraf pusat menyebabkan otot

melemah dan kelumpuhan, menyebabkan tungkai maenjadi lemas secara akut.

Berikut beberapa definisi kasus polio yang harus kita ketahui:

Definisi kasus Polio Pasti :

Kasus yang pada hasil pemeriksaan tinja di lab ditemukan VPL ( Virus Polio Liar)

atau cVDVP (circ Vaccin Derived Polio Virus)

Hot case dengan salah satu spesimen kontak positif VPL

Definisi kasus Polio Kompatibel :

Kasus Acute Flaccid Paralysis (AFP) yang tidak cukup bukti secara lab/ virologis

untuk diklasifikasikan sebagai kasus Non Polio karena specimen tidak adekuat.

Polio menyerang semua usia, namun sebagian besar terjadi pada anak usia 3 – 5 tahun.

Pada tahun 2014 di Kota Blitar tidak terdapat kasus polio.

AFP Non Polio adalah kasus lumpuh layu akut yang diduga kasus polio sampai

dibuktikan dengan pemeriksaan laboratorium bukan kasus polio. AFP Rate Non Polio

dihitung berdasarkan per 100.000 penduduk/ populasi anak usia < 15 tahun. Pada Tahun

2014 di Kota Blitar terdapat lima kasus AFP sehingga Cakupan penemuan dan

penanganan penderita penyakit AFP sebesar 15,40 per 100.000 penduduk usia kurang

dari 15 tahun. Ini berarti lebih tinggi dari target SPM sebesar ≥ 2.

Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2014

32

Gambar 3.10 Penyelidikan Epidemiologi AFP Non Polio

3.3.3 Penyakit Menular Bersumber Binatang

a. Demam Berdarah Dengue (DBD)

Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Haemorrhagic Fever

(DHF) mulai dikenal di Indonesia sejak tahun 1968 di Surabaya dan Jakarta, dan setelah

itu jumlah kasus DBD terus bertambah seiring dengan meluasnya daerah endemis DBD.

Penyakit ini tidak hanya sering menimbulkan Kejadian Luar Biasa (KLB) tetapi juga

menimbulkan dampak buruk sosial dan ekomomi. Kerugian sosial yang terjadi antara lain

karena menimbulkan kepanikan keluarga, kematian anggota keluarga, dan berkurangnya

usia harapan hidup.

Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2014

33

Grafik 3.14 Perkembangan Penemuan Penderita DBD dan

Jumlah Kematian Akibat DBD di Kota Blitar tahun 2011-2014

87

0

77

44

9

0 0 10

20

40

60

80

100

2011 2012 2013 2014

Jumlah Penderita Jumlah Kematian

Sumber : Seksi P4, Dinas Kesehatan Kota Blitar

Di Kota Blitar Incedence Rate DBD mengalami peningkatan dari 56,72 pada

tahun 2013 menjadi sebesar 63,5 per 100.000 penduduk tahun 2014. Angka tersebut

berarti lebih tinggi dari target daerah sebesar 21 per 100.000 penduduk Sedangkan Angka

Kematian karena DBD sebesar 0 (tidak ada kasus).

Meningkatnya jumlah penderita DBD pada Tahun 2014 antara lain disebabkan

perubahan iklim. Curah hujan yang tinggi dengan intensitas yang tidak merata

mengakibatkan perkembangbiakan nyamuk menjadi lebih banyak. Upaya yang telah

dilakukan untuk mencegah meluasnya DBD antara lain :

a. Dicanangkannya ”Gertak Gugah DBD‟‟ (Gerakan Serentak Penanggulangan dan

Pencegahan DBD) bersama kader se Kota Blitar pada bulan Maret 2014.

Berdasarkan kajian diperoleh hasil bahwa kesadaran perilaku hidup bersih masih

rendah, sehingga dengan gerakan ini diharapkan masyarakat dapat melakukan

pemantauan jentik berkala sehingga upaya penanggulangan DBD lebih intensif

dilakukan setiap bulannya.

b. Adanya Pemantau jentik anak sekolah di tiap sekolah.

c. Fogging sekali dalam setahun di tempat umum pada waktu sebelum musim masa

penularan.

d. Membagikan bubuk abate di tiap KK yang mempunyai penampungan/ bak air

yang tidak memungkinkan bisa dikuras satu minggu sekali.

Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2014

34

Gambar 3.11 Kegiatan Refreshing Pemantauan Jentik Berkala Bagi Kader Kesehatan

b. Malaria

Malaria adalah penyakit yang disebabkan parasit “Plasmodium” yang menyerang

sel darah merah, ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles. Sampai saat ini penyakit

malaria masih merupakan ancaman di Indonesia dengan angka kesakitan dan kematian

yang cukup tinggi serta sering menimbulkan KLB. Penyakit Malaria menyebar cukup

merata di Indonesia, terutama diluar wilayah Jawa-Bali. Berasarkan hasil riskesdas tahun

2010, kasus baru dan prevalensi Malaria cukup tinggi terutama di Indonesia Timur. Di

Kota Blitar beberapa tahun terakhir ini kasus Malaria tidak ditemukan.

c. Filariasis (Penyakit Kaki Gajah)

Penyakit Filariasis adalah penyakit menular kronid yang disebabkan cacing filarial

yang menyerang saluran dan kelenjar getah bening serta merusak system limfe. Penyakit

filariasis menimbulkan pembengkakan tangan, kaki, granula dan scrotum. Menyebabkan

kecacatan seumur hidup serta dampak sosial bagi penderita dan keluarganya. Sudah 3

tahun terakhir ini kasus filariasis di Kota Blitar tidak ditemukan lagi.

Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2014

35

3.3.4 Penyakit Degeneratif

Penyakit degeneratif adalah penyakit akibat penurunan fungsi organ/ alat tubuh. Tubuh

mengalami defisiensi produksi enzim dan hormon, imunodefisiensi, peroksida lipid,

kerusakan sel (DNA), pembuluh darah, jaringan protein & kulit ( ketuaan ).

Penyakit yang termasuk dalam kelompok ini adalah Diabetes Melitus Type II, Stroke,

Hipertensi, Penyakit Kardiovaskular, Dislipidemia, dsb. Penyakit Degeneratif yang paling

sering menyertai Obesitas adalah Diabetes melitus Type II, Hipertensi dan

Hiperkolesterolemia (Dislipidemia).

Faktor penyebab penyakit degeneratif yaitu :

1. Gaya hidup tidak sehat :

o Kurang olah raga

o Merokok

o Alkoholic (pecandu alkohol)

o Narkoba

o Workaholic (gila kerja)

o Stres psikologis (tekanan batin)

2. Konsumsi lemak jenuh (kolesterol), gula murni berlebihan & kurang serat

3. Obesitas/ kegemukan

4. Paparan zat kimia (plastik, Pb, Ar, Hg, zat warna pakaian, asam borak, formalin,

dll)

5. Makanan teroksidasi (minyak jlantah, pemanasan minyak dengan suhu tinggi,

daging bakar/ panggang)

6. Makanan kaleng, penambah rasa (MSG)

7. Radikal bebas (polusi udara dari asap motor/ mobil, asap pabrik, asap rokok)

8. Sinar matahari (jam 09.00 - 15.00 WIB), pengobatan dengan sinar ultra violet

jangka panjang.

Saat ini, Indonesia mengalami masa transisi dari negara agraris ke negara industri.

Perubahan ini membawa perubahan budaya dan gaya hidup. Konsekuensi lebih lanjut,

Indonesia mengalami transisi morbiditas dari penyakit menular ke penyakit degeneratif.

Transisi morbiditas, merupakan tahap yang dikenal dengan double burden atau

„beban ganda‟, artinya di satu sisi Indonesia masih diliputi dengan masalah jumlah

penyakit menular yang tinggi, di sisi lain juga mengalami peningkatan jumlah penyakit

degeneratif seperti penyakit kardiovaskular dan serebrovaskular. Menurut data terkini,

pada populasi perkotaan, penyakit kardiovaskular merupakan penyebab kematian utama.

Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2014

36

Hipertensi menjadi salah satu penyakit yang paling banyak dijumpai dokter dalam

praktik.

Dengan perubahan pola morbiditas ini, upaya memperkuat peran dokter dalam

menghadapi peningkatan penyakit degenatif ini harus dilakukan, terutama pada perawatan

primer di tingkat komunitas. Memperkuat peran dokter umum dalam bidang penyakit

degeneratif dapat dilakukan dengan menyediakan pelatihan tambahan untuk

meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mereka dalam mendiagnosis dan melakukan

tata laksana penyakit degeneratif ini sedini mungkin. Dokter umum harus bekerjasama

dengan dokter spesialis untuk melakukan sistem rujukan dua arah. Meningkatkan peran

dokter umum ini sejalan dengan upaya meningkatkan peran mereka menjadi dokter

keluarga sebagai ujung tombak sistem pelayanan kesehatan nasional.

Gambar 3.12 Kegiatan Posbindu di Acara Car Free Day

Berikut beberapa ulasan tentang penyakit degeneratif :

a. Hipertensi/ Tekanan darah

Sampai saat ini, hipertensi masih merupakan tantangan besar di Indonesia. Betapa

tidak, hipertensi merupakan kondisi yang sering ditemukan pada pelayanan kesehatan

primer kesehatan. Hal itu merupakan masalah kesehatan dengan prevalensi yang tinggi,

yaitu sebesar 25,8%, sesuai dengan data Riskesdas 2013. Di samping itu, pengontrolan

hipertensi belum adekuat meskipun obat-obatan yang efektif banyak tersedia.

Definisi Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan tekanan darah

sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg pada dua

kali pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam keadaan cukup istirahat/tenang.

Peningkatan tekanan darah yang berlangsung dalam jangka waktu lama (persisten) dapat

Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2014

37

menimbulkan kerusakan pada ginjal (gagal ginjal), jantung (penyakit jantung koroner)

dan otak (menyebabkan stroke) bila tidak dideteksi secara dini dan mendapat pengobatan

yang memadai. Banyak pasien hipertensi dengan tekanan darah tidak terkontrol dan

jumlahnya terus meningkat. Oleh karena itu, partisipasi semua pihak, baik dokter dari

berbagai bidang peminatan hipertensi, pemerintah, swasta maupun masyarakat diperlukan

agar hipertensi dapat dikendalikan.

Dari hasil pengukuran tekanan darah di Puskesmas Kota Blitar tahun 2014 pada

1002 jiwa yang berumur ≥ 18 tahun diketahui 235 jiwa (23,45%) mengalami hipertensi/

tekanan darah tinggi.

Grafik 3.15 Pengukuran Tekanan Darah Menurut Jenis Kelamin

di Kota Blitar Tahun 2014

374

7820.86

628

157

25

1002

235

23.45

0

200

400

600

800

1000

1200

Laki-laki Perempuan Kota

Jumlah yang diukur Jumlah yang Hipertensi% Hipertensi

Sumber : Seksi P4, Dinas Kesehatan Kota Blitar

b. Obesitas

Overweight dan Obesitas adalah suatu kondisi kronik yang sangat erat

hubungannya dengan peningkatan resiko sejumlah penyakit Degeneratif.

Menurut data yang diperoleh dari Direktorat Bina Gizi Masyarakat Depkes tahun 1997,

sebanyak 12,8% pria dewasa mengalami Overweight dan sebanyak 2,5% mengalami

Obesitas. Sedangkan pada wanita angka ini menjadi lebih besar lagi yaitu 20% dan 5,9%.

Dari perkiraan 210 juta penduduk Indonesia tahun 2000 jumlah penduduk yang

overweight diperkirakan mencapai 36,7 juta (17.5%) dan pasien obesitas berjumlah lebih

dari 9.8 juta (4.7%). Berdasarkan data tersebut, dapat disimpulkan bahwa Overweight dan

Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2014

38

Obesitas di Indonesia telah menjadi masalah besar yang memerlukan penanganan secara

serius.

Dari hasil pemeriksaan obesitas di Puskesmas Kota Blitar tahun 2014 pada 296

jiwa yang berumur ≥ 15 tahun diketahui 82 jiwa (27,70%) mengalami obesitas.

Grafik 3.16 Pemeriksaan Obesitas menurut Jenis Kelamin

di Kota Blitar Tahun 2014

159

2515.72

137

5741.61

296

82

27.7

0

50

100

150

200

250

300

Laki-laki Perempuan Kota

Jumlah yang diperiksa Jumlah yang Obese % Obese

Sumber : Seksi P4, Dinas Kesehatan Kota Blitar

c. IVA Positif dan Tumor/ Benjolan pada Payudara Perempuan 30-50 Tahun

Menemukan penyakit lebih awal melalui deteksi dini, selain memperbesar peluang

kesembuhan penderitanya, juga merupakan upaya yang lebih murah.

Berdasarkan data Subdit Kanker Direktorat Pengendalian Penyakit Tidak Menular

(PPTM) Kemenkes RI per 20 Januari 2014, jumlah perempuan seluruh Indonesia umur

30-50 tahun adalah 36.761.000. Sejak tahun 2007-2013 deteksi dini yang telah dilakukan

sebanyak 644.951 orang (1,75%) dengan jumlah Inspeksi Visual dengan Asam Asetat 3-

5% (IVA) positif berjumlah 28.850 orang (4,47%). Dari data tersebut, suspect kanker

leher rahim sebanyak 840 orang (1,3 per 1000 penduduk) dan suspect benjolan (tumor)

payudara 1.682 orang (2,6 per 1000 penduduk).

Terdapat banyak hal yang dapat mempengaruhi rendahnya capaian deteksi dini

kanker leher rahim dan payudara. Mulai dari masih rendahnya kesadaran dan

pengetahuan masyarakat mengenai penyakit kanker, ketakutan para wanita terhadap

pemeriksaan, belum adanya program deteksi dini massal yang terorganisasi secara

Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2014

39

maksimal, sulitnya suami untuk mengizinkan istrinya menjalani pemeriksaan, serta faktor

sosial kultur di masyarakat, seperti mitos ataupun kepercayaan terhadap pengobatan

tradisional yang belum terbukti secara ilmiah.

Dari hasil pemeriksaan leher rahim dan payudara di Puskesmas Kota Blitar tahun

2014 pada 840 perempuan usia 30-50 tahun tidak terdapat IVA Positif dan tumor/

benjolan pada payudara.

Grafik 3.17 Cakupan Deteksi Dini Kanker Leher Rahim dan Kanker Payudara

di Kota Blitar Tahun 2014

285

00

273

0 0

282

0 0

840

0 0

0

100

200

300

400

500

600

700

800

900

Sukorejo Kepanjenkidul Sananwetan Kota

Jumlah yang Diperiksa IVA Positif Tumor/Benjolan

Sumber : Seksi P4, Dinas Kesehatan Kota Blitar

3.3.5 Kelurahan yang terkena KLB dan Ditangani <24 jam

Kejadian Luar Biasa adalah timbulnya atau meningkatnya kejadian kesakitan atau

kematian yang bermakna secara epidemiologis pada suatu daerah dalam kurun waktu

tertentu.

Pada tahun 2014 telah terjadi 2 jenis KLB di Kota Blitar yakni difteri (16

penderita), AFP (5 penderita) dengan jumlah penduduk terancam untuk difteri sebesar

695 jiwa, AFP sebesar 350 jiwa.

Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2014

40

Grafik 3.18 Jumlah Kejadian Luar Biasa (KLB) di Kelurahan yang ditangani < 24 Jam

Menurut Kecamatan di Kota Blitar Tahun 2014

10 8

21

3

10 83

21

0

20

40

60

80

100

120

Sananwetan Sukorejo Kepanjenkidul Kota

Jumlah Kasus Kasus Ditangani <24 Jam

Sumber : Seksi P4, Dinas Kesehatan Kota Blitar

Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2014

41

Untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, perlu dilakukan upaya

pelayanan kesehatan yang melibatkan masyarakat sebagai individu dan masyarakat

sebagai bagian dari kelompok atau komunitas. Upaya kesehatan mencakup upaya-upaya

pelayanan kesehatan, promosi kesehatan, pemeliharaan kesehatan, pemberantasan

penyakit menular, pengendalian penyakit tidak menular, penyehatan lingkungan dan

penyediaan sanitasi dasar, perbaikan gizi masyarakat, pengamanan sediaan farmasi dan

alat kesehatan, penanggulangan bencana dan sebagainya. Upaya kesehatan di Kota Blitar

tergambar dalam uraian di bawah ini :

4.1 PELAYANAN KESEHATAN DASAR

Upaya pelayanan kesehatan dasar merupakan langkah awal dalam memberikan

pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Dengan pelayanan kesehatan dasar yang cepat,

tepat dan efektif diharapkan dapat mengatasi sebagian masalah kesehatan masyarakat.

Pada uraian berikut dijelaskan jenis pelayanan kesehatan dasar yang diselenggarakan di

sarana pelayanan kesehatan.

4.1.1 Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak

Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan mengamanatkan bahwa

upaya kesehatan ibu ditujukan untuk menjaga kesehatan ibu sehingga mampu melahirkan

generasi yang sehat dan berkualitas, serta dapat mengurangi angka kematian ibu sebagai

salah satu indikator Renstra dan MDGs. Upaya kesehatan ibu sebagaimana dimaksud

pada Undang-Undang tersebut meliputi upaya promotif, preventif, kuratif dan

rehabilitatif.

Kegiatan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) merupakan kegiatan prioritas mengingat

terdapat indikator dampak, yaitu Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi

(AKB) yang merupakan indikator keberhasilan pembangunan daerah, khususnya

pembangunan kesehatan. Indikator ini juga digunakan sebagai salah satu pertimbangan

dalam menentukan Indeks Pembangunan Manusia (IPM).

Kondisi pertumbuhan anak sudah mulai ditentukan sejak di dalam kandungan ibu,

sehingga perlu ada upaya pemantauan yang teratur guna mencegah kondisi yang tidak

diinginkan baik selama masa kehamilan, persalinan dan nifas. Kondisi yang tidak

dinginkan dapat berdampak kematian pada ibu dan anak. Oleh karena itu dilakukan

beberapa jenis pelayanan yang diberikan.

BAB 4

SITUASI UPAYA KESEHATAN

PENUTUP

Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2014

42

Untuk melihat kinerja kesehatan ibu dan anak, maka perlu untuk melihat secara

keseluruhan indikator kesehatan ibu dan anak, yaitu :

a. Pelayanan Antenatal (Antenatal Care/ ANC)

Pelayanan Antenatal (ANC) adalah pelayanan kesehatan yang diberikan oleh

tenaga kesehatan profesional sebagai contoh dokter spesialis kandungan dan kebidanan,

dokter umum, bidan dan perawat. Pelayanan kesehatan yang diberikan antara lain

mengukur berat badan dan tekanan darah, pemeriksaan tinggi fundus uteri, imunisasi

tetanus toxoid (TT) serta pemberian tablet besi kepada ibu hamil selama kehamilan sesuai

pedoman pelayanan antenatal. Hasil pelayanan antenatal dapat dilihat melalui cakupan

pelayanan K1 dan K4.

Cakupan kunjungan K1 adalah Cakupan ibu hamil yang mendapatkan pelayanan

antenatal sesuai standar yang pertama kali pada masa kehamilan di satu wilayah kerja

pada kurun waktu tertentu. Sedangkan cakupan kunjungan K4 adalah ibu hamil yang

mendapatkan pelayanan antenatal sesuai standar paling sedikit empat kali, dengan

distribusi pemberian pelayanan yang dianjurkan adalah minimal satu kali pada triwulan

pertama, satu kali pada triwulan kedua dan dua kali pada triwulan ketiga umur kehamilan.

Pelayanan yang mencakup minimal : (1) Timbang badan dan ukur tinggi badan, (2) Ukur

tekanan darah, (3) Nilai status gizi (ukur lingan lengan atas), (4) (ukur) tinggi fundus

uteri, (5) Tentukan presentasi janin & denyut jantung janin(DJJ), (6) Skrining status

imunisasi tetanus (dan pemberian Tetanus Toksoid) ,(7) Pemberian tablet besi (90 tablet

selama kehamilan), (8) Test laboratorium sederhana (Hb, Protein urin) dan atau

berdasarkan indikasi (HbsAg, Sifilis, HIV, Malaria, TBC),(9) Tata laksana kasus, (10)

temu wicara (pemberian komunikasi interpersonal dan konseling.

Cakupan kunjungan ibu hamil K1 pada tahun 2014 adalah 87,96% apabila di

bandingkan capaian pada tahun 2013 adalah 81,30% maka ada kenaikan capaian.

Cakupan kunjungan ibu hamil K4 pada tahun 2014 sebesar 78,59%, sedangkan pada

tahun 2013 adalah 71,41%. Dari ketiga UPTD Puskesmas Kecamatan yang ada di Kota

Blitar, UPTD Puskesmas Kecamatan Sananwetan yang paling tinggi tingkat

pencapaiannya.

Apabila melihat target K4 SPM nasional tahun 2014 adalah 94% dan diakhir 2015

sebesar 95%, maka hasil capaian saat ini belum mendekati target nasional. Hal ini

dikarenakan data ibu hamil yang melakukan ANC di pelayanan kesehatan swasta belum

bisa terakses oleh bidan wilayah sehingga mempengaruhi capaian K1 dan K4. Oleh

karena itu diperlukan pemantauan pelaporan secara rutin terutama klinik persalinan,

Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2014

43

dokter swasta dan pelayanan kesehatan lainnya, dan dengan adanya dana Jaminan

Kesehatan diharapkan dapat memudahkan masyarakat untuk mengakses sarana

kesehatan.

Cakupan K1 dan K4 per Kecamatan dapat dilihat pada grafik berikut :

Grafik 4.1 Cakupan Kunjungan Ibu Hamil Menurut Kecamatan

di Kota Blitar Tahun 2014

95.9288.19

74.81

65.19

93.84

82.687.96

78.59

0

20

40

60

80

100

Sananwetan Sukorejo Kepanjenkidul Kota

K1 K4

Sumber : Seksi Kesga dan Kespro, Dinas Kesehatan Kota Blitar

Grafik 4.2 Perkembangan Persentase Cakupan Pelayanan Ibu Hamil K1

di Kota Blitar Tahun 2011-2014

87.9679.99 81.3

93.9

0102030405060708090

100

2011 2012 2013 2014

K1

Sumber : Seksi Kesga dan Kespro, Dinas Kesehatan Kota Blitar

Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2014

44

Grafik 4.3 Perkembangan Persentase Cakupan Pelayanan Ibu Hamil K4

di Kota Blitar Tahun 2011-2014

78.5973.53

71.41

87.75

0102030405060708090

100

2011 2012 2013 2014

K4

Sumber : Seksi Kesga dan Kespro, Dinas Kesehatan Kota Blitar

Akan tetapi yang menimbulkan masalah adalah masih adanya kesenjangan antara

cakupan kunjungan K1 dan cakupan kunjungan K4. Berikut ini gambaran kesenjangan

kunjungan K1 dan K4 selama 5 tahun terakhir:

Grafik 4.4 Jumlah Kunjungan K1 dan K4

di Kota Blitar Tahun 2010-2014

2141 2155 2103 21212280

1900 1963 1933 18632037

0200400600800

10001200140016001800200022002400

2010 2011 2012 2013 2014

K1 K4

Sumber : Seksi Kesga dan Kespro, Dinas Kesehatan Kota Blitar

Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2014

45

Kesenjangan cakupan kunjungan K1 dan K4 menggambarkan banyak ibu hamil

melakukan kunjungan antenatal pertama kali ke sarana kesehatan akan tetapi tidak

dilanjutkan pada kunjungan ke-4 atau pada triwulan ke-3, sehingga dikhawatirkan

terlepas dari pemantauan petugas kesehatan. Hal ini yang menyebabkan petugas

kesehatan tidak dapat mencegah kondisi yang seharusnya dapat dicegah, sebagai contoh

kematian ibu bersalin yang tidak perlu terjadi apabila kondisi kehamilannya terpantau

sebelumnya. Namun kesenjangan K1 dan K4 masih pada batas toleransi yang

diperkenankan yaitu ± 10%, dikarenakan kemungkinan mutasi penduduk. Atau bisa juga

dikarenakan kunjungan ke 4 ibu hamil dilakukan pada tahun berikutnya.

b. Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan (Linakes)

Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan adalah cakupan ibu

bersalin yang mendapat pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki

kompetensi kebidanan di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.

Grafik 4.5 Cakupan Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan

Menurut Kecamatan Tahun 2014

92.88

79.72

89.26 87.27

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

Sananwetan Sukorejo Kepanjenkidul Kota

Sumber : Seksi Kesga dan Kespro, Dinas Kesehatan Kota Blitar

Target SPM untuk Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang

memiliki kompetensi kebidanan pada tahun 2014 sebesar 95%. Pada tahun 2014 capaian

cakupan persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan adalah 87,27 %, sedangkan

capaian pada tahun 2013 Kota Blitar adalah 81,53 %. Kesenjangan antara capaian K4 dan

Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2014

46

capaian cakupan persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan bisa terjadi diantaranya

karena perbedaan ibu hamil mendapatkan tempat pelayanan kesehatan, dan beberapa

Rumah Sakit belum melaporkan cakupan pelayanan ibu hamil, bersalin dan nifas secara

tertib serta tepat waktu. Diharapkan kedepan seluruh pertolongan persalinan dilakukan

oleh tenaga kesehatan sehingga dapat mengurangi resiko akibat persalinan. Berikut ini

gambaran peningkatan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan dalam kurun waktu

5 tahun terakhir.

Grafik 4.6 Persentase Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan

di Kota Blitar Tahun 2010-2014

87.2781.5382.46

95.6295.03

0

20

40

60

80

100

2010 2011 2012 2013 2014

Linakes

Sumber : Seksi Kesga dan Kespro, Dinas Kesehatan Kota Blitar

c. Pelayanan Nifas

Pelayanan nifas sesuai standar adalah pelayanan kepada ibu nifas sedikitnya 3

kali, (kunjungan nifas ke-1) pada 6 jam pasca persalinan s.d 3 hari, kunjungan nifas ke-2

hari ke-4 sampai dengan hari ke 28 setelah persalinan, kunjungan nifas ke-3 hari ke-29

sampai dengan hari ke-42 setelah persalinan termasuk pemberian vitamin A sejumlah 2

kali serta persiapan dan/atau pemasangan KB pasca persalinan. Target SPM untuk

Cakupan pelayanan nifas tahun 2014 sebesar 95%. Capaian Cakupan pelayanan nifas

pada tahun 2014 sejumlah 86,50%, meningkat jika dibandingkan dengan tahun 2013

sejumlah 81,12%. Berikut ini gambaran cakupan pelayanan nifas di setiap kecamatan

Kota Blitar.

Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2014

47

Grafik 4.7 Cakupan Pelayanan Ibu Nifas Menurut Kecamatan

di Kota Blitar Tahun 2014

92.44 88.579.95 79.95

86.8289.11 86.5 85.69

0

20

40

60

80

100

Sananwetan Sukorejo Kepanjenkidul Kota

Cakupan Pelayanan Nifas Cakupan Bufas dapat Vit A

Sumber : Seksi Kesga dan Kespro, Dinas Kesehatan Kota Blitar

d. Ibu Hamil dengan Risti/ Komplikasi Kebidanan yang ditangani

Yang dimaksud dengan komplikasi kebidanan adalah kesakitan pada ibu hamil,

ibu bersalin, ibu nifas yang dapat mengancam jiwa ibu dan/atau bayi. Sedangkan

komplikasi kebidanan yang ditangani adalah ibu hamil, bersalin dan nifas dengan

komplikasi yang mendapatkan pelayanan sesuai standar pada tingkat pelayanan dasar dan

rujukan (Polindes, Puskesmas, Puskesmas PONED, Rumah bersalin, RSIA/RSB, RSU,

RSU PONEK).

Pada tahun 2014 di Kota Blitar cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani

sebesar 95,9% sedikit turun jika dibandingkan dengan capaian pada tahun 2013 sebesar

96,21%, namun sudah mencapai target SPM sebesar 80 %.

Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2014

48

Grafik 4.8 Perkembangan Cakupan Komplikasi Kebidanan Ditangani

Kota Blitar Tahun 2010-2014

95.996.21

79.31

27.420.40

20

40

60

80

100

120

2010 2011 2012 2013 2014

Cakupan Komplikasi Kebidanan

Ditangani

Sumber : Seksi Kesga dan Kespro, Dinas Kesehatan Kota Blitar

Diharapkan segala bentuk komplikasi kebidanan dapat ditangani oleh tenaga

kesehatan yang berkompeten agar dapat mengurangi resiko meninggal dunia sehingga

dapat menekan AKI (Angka Kematian Ibu).

e. Pelayanan Kesehatan Neonatus

Dalam upaya mengurangi resiko pada neonatus karena kondisi bayi kurang dari 1

bulan sangat rentan, maka perlu adanya pelayanan neonatus. Yang dimaksud pelayanan

kesehatan neonatal dasar meliputi IMD (inisiasi menyusu dini), ASI Ekslusif, pencegahan

infeksi berupa perawatan mata, tali pusat, pemberian vitamin K1 injeksi bila tidak

diberikan pada saat lahir, pemberian imunisasi hepatitis B-0 bila tidak diberikan pada

saat lahir, dan manajemen terpadu bayi muda. Dilakukan sesuai standar sedikitnya 3 kali,

pada 6-24 jam setelah lahir, pada 3-7 hari dan pada -28 hari setelah lahir yang dilakukan

di fasilitas kesehatan maupun kunjungan rumah. Berikut ini jumlah kunjungan KN

lengkap di tiap-tiap kecamatan di Kota Blitar tahun 2014.

Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2014

49

Grafik 4.9 Cakupan KN Lengkap menurut Kecamatan

di Kota Blitar Tahun 2014

Sumber : Seksi Kesga dan Kespro, Dinas Kesehatan Kota Blitar

Grafik 4.10 Perkembangan Persentase Cakupan KN Lengkap menurut Kecamatan

Kota Blitar Tahun 2011-2014

83.9278.19 82.36

91.1

0

20

40

60

80

100

2011 2012 2013 2014

Cakupan KN Lengkap

Sumber : Seksi Kesga dan Kespro, Dinas Kesehatan Kota Blitar

f. Neonatal dengan Risti/ Komplikasi yang Ditangani

Neonatus komplikasi adalah kondisi neonatus dengan penyakit dan kelainan yang

dapat menyebabkan kesakitan, kecacatan, dan kematian. Neonatus dengan komplikasi

seperti asfiksia, ikterus, hipotermia, tetanus neonatorum, infeksi/sepsis, trauma lahir,

91.287.5

95.7 91.1

0102030405060708090

100

Sananwetan Sukorejo Kepanjenkidul Kota

Cakupan KN Lengkap

Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2014

50

BBLR (berat badan lahir rendah < 2500 gr ), sindroma gangguan pernafasan, kelainan

kongenital. Sedangkan yang dimaksud dengan neonatus dengan komplikasi yang

ditangani adalah neonatus komplikasi yang mendapat pelayanan oleh tenaga kesehatan

yang terlatih, dokter, dan bidan di sarana pelayanan kesehatan.

Pada tahun 2014 di Kota Blitar cakupan neonatus dengan komplikasi yang

ditangani mencapai 84,53%, sedangkan pada tahun 2013 sebesar 83,94%. Hal ini berarti

sudah memenuhi target SPM untuk Cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani

tahun 2014 sebesar 80%. Dengan tertanganinya kasus neonatus komplikasi oleh tenaga

kesehatan yang berkompeten diharapkan dapat menekan resiko kesakitan, kecacatan dan

kematian pada neonatus.

Grafik 4.11 Cakupan Neonatal Komplikasi Ditangani Menurut Kecamatan

di Kota Blitar Tahun 2014

73.5965.24

126.93

84.59

0

20

40

60

80

100

120

140

Sananwetan Sukorejo Kepanjenkidul Kota

Komplikasi Ditangani

Sumber : Seksi Kesga dan Kespro, Dinas Kesehatan Kota Blitar

Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2014

51

Grafik 4.12 Perkembangan Persentase Cakupan Neonatal Komplikasi Ditangani

Kota Blitar Tahun 2011-2014

84.5983.9487.02

72.44

0

20

40

60

80

100

2011 2012 2013 2014

Komplikasi Ditangani

Sumber : Seksi Kesga dan Kespro, Dinas Kesehatan Kota Blitar

g. Pelayanan Kesehatan Bayi

Yang dimaksud dengan Pelayanan Kesehatan Bayi adalah kunjungan bayi umur

29 hari sampai dengan 11 bulan di sarana pelayanan kesehatan (polindes, pustu,

puskesmas, rumah bersalin dan rumah sakit) maupun di rumah, posyandu, tempat

penitipan anak, panti asuhan dan sebagainya melalui kunjungan petugas. Setiap bayi

memperoleh pelayanan kesehatan minimal 4 kali yaitu satu kali pada umur 29 hari-3

bulan, 1 kali pada umur 3-6 bulan, 1 kali pada umur 6-9 bulan, dan 1 kali pada umur 9-11

bulan. Pelayanan Kesehatan tersebut meliputi pemberian imunisasi dasar (BCG, DPT/

HB1-3, Polio 1-4, Campak), stimulasi deteksi intervensi dini tumbuh kembang (SDIDTK)

bayi dan penyuluhan perawatan kesehatan bayi. Penyuluhan perawatan kesehatan bayi

meliputi : konseling ASI eksklusif, pemberian makanan pendamping ASI sejak usia 6

bulan, perawatan dan tanda bahaya bayi sakit (sesuai MTBS), pemantauan pertumbuhan

dan pemberian vitamin A kapsul biru pada usia 6 – 11 bulan.

Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2014

52

Grafik 4.13 Cakupan Pelayanan Kesehatan Bayi menurut Kecamatan

di Kota Blitar Tahun 2014

73.2

85.6 86.880.9

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

Sananwetan Sukorejo Kepanjenkidul Kota

Cakupan Pelayanan Kesehatan Bayi

Sumber : Seksi Kesga dan Kespro, Dinas Kesehatan Kota Blitar

Pentingnya pemberian pelayanan kesehatan pada bayi diharapkan dapat menekan

laju Angka Kematian Bayi (AKB) di Kota Blitar, serta untuk memantau tumbuh kembang

bayi sehingga dapat meningkatkan kualitas kesehatan bayi. Berikut ini gambaran cakupan

kunjungan bayi selama 5 tahun terakhir.

Grafik 4.14 Persentase Pelayanan Kesehatan Bayi

Kota Blitar Tahun 2010-2014

80.9582.4

70.32

83.9286.28

0

20

40

60

80

100

2010 2011 2012 2013 2014

Cakupan Pelayanan Kesehatan Bayi

Sumber : Seksi Kesga dan Kespro, Dinas Kesehatan Kota Blitar

Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2014

53

Pada tahun 2014 Cakupan kunjungan bayi/ Pelayanan kesehatan bayi belum

memenuhi target SPM sebesar 90%. Pelayanan bayi memiliki beberapa indikator yang

harus dipenuhi, sehingga bila salah satu indikator tidak tercapai atau terlayani, maka

pelayanan tersebut belum bisa tercatat sebagai pelayanan bayi paripurna. Oleh karena itu,

hal tersebut perlu mendapatkan perhatian lebih mengingat bayi merupakan usia rentan

terhadap penyakit, dan pelayanan kesehatan merupakan salah satu upaya untuk mencegah

dan mengurangi penurunan kualitas pertumbuhan bayi.

4.1.2 Pelayanan Keluarga Berencana (KB)

Awal gerakan Keluarga Berencana di Indonesia pada tanggal 23 Desember 1957

dibentuk Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia yang dipelopori oleh Dokter dan

tokoh perempuan yang bercita-cita untuk menyelematkan jiwa kaum ibu yang sering

mengalami berbagai gangguan kesehatan sampai meninggal, karena terlalu sering

melahirkan dalam jarak amat dekat. Baru pada tahun 1971 gerakan KB secara resmi

diambil alih pemerintah dengan dibentuknya Badan Koordinasi Keluarga Berencana

Nasional (BKKBN) yang bertujuan menurunkan laju pertumbuhan penduduk. (Sumber:

Kompas, Sabtu 19 Januari 2008 oleh Kartono Mohamad).

Yang menjadi prioritas sasaran program pelayanan KB adalah wanita usia subur

dan pasangannya (PUS) dikarenakan wanita usia subur memiliki peran penting terjadinya

kehamilan sehingga memiliki peluang lebih tinggi untuk melahirkan.

Jumlah PUS di Kota Blitar pada tahun 2014 sebesar 23.281 orang. Dari jumlah

PUS yang ada sebesar 1.460 orang (6,27%) merupakan peserta KB baru dan yang

menjadi peserta KB aktif sebesar 16.322 orang (70,11%). Untuk metode kontrasepsi

jangka panjang (MKJP) kontrasepsi yang paling banyak dipilih adalah IUD sebesar

32,56%, sedangkan untuk non MKJP kontrasepsi yang banyak dipilih adalah suntik

sebesar 37,25%. Berikut ini gambaran pemilihan kontrasepsi baik MKJP dan non MKJP

bagi peserta KB baru.

Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2014

54

Grafik 4.15 Cakupan Peserta KB Aktif dan Baru

Menurut Kecamatan di Kota Blitar Tahun 2014

69.8

9.1

69.4

5.6

71.2

3.8

70.1

6.3

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

Sananwetan Sukorejo Kepanjenkidul KotaCakupan Peserta KB Aktif Cakupan Peserta KB Baru

Sumber : Seksi Kesga dan Kespro, Dinas Kesehatan Kota Blitar

Grafik 4.16 Proporsi Peserta KB Aktif Menurut Jenis Kontrasepsi

Di Kota Blitar Tahun 2014

5314

82 165

1372

6080

2597

712

00

1000

2000

3000

4000

5000

6000

7000

IUD MOP MOW Implan Suntik Pil Kondom Lainnya

Jumlah Peserta

Sumber : Seksi Kesga dan Kespro, Dinas Kesehatan Kota Blitar

Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2014

55

Gambar 4.1 Kegiatan Penatalaksanaan Kontrasepsi

4.1.3 Pelayanan Imunisasi

Pelayanan imunisasi merupakan bagian dari upaya pencegahan dan pemutusan

mata rantai penularan pada Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I).

Indikator yang digunakan untuk menilai program imunisasi adalah angka UCI (Universal

Child Immunization). Pada awalnya UCI dijabarkan sebagai tercapainya cakupan

imunisasi lengkap minimal 80% untuk tiga jenis antigen yaitu DPT3, Polio dan Campak.

Namun sejak tahun 2003 indikator perhitungan UCI sudah mencakup semua jenis

antigen, yakni BCG satu kali, DPT tiga kali, HB tiga kali, Polio empat kali dan Campak

satu kali. Adapun sasaran program imunisasi adalah bayi (0-11 bulan), ibu hamil, Wanita

Usia Subur (WUS) dan murid SD. Upaya peningkatan kualitas imunisasi dilaksanakan

melalui kampanye, peningkatan skill petugas imunisasi, kualitas penyimpanan vaksin dan

sweeping sasaran.

Cakupan kelurahan UCI di Kota Blitar pada tahun 2014 terjadi penurunan dari

100% pada tahun 2013 menjadi 90,48% (dua kelurahan belum UCI) pada tahun 2014.

Hanya di Kecamatan Sananwetan yang kelurahannya telah UCI 100%. Masalah yang

ditemui adalah jumlah bayi riil yang lebih rendah daripada jumlah bayi berdasarkan

proyeksi penduduk, dan masih kurangnya pemahaman konsep wilayah oleh bidan

wilayah sehingga mempengaruhi cakupan UCI. Sebagai salah satu upaya untuk

memperbaiki capaian UCI adalah dengan melakukan pembimbingan dan monitoring pada

tiap kelurahan terutama pada petugas yang baru. Adapun trend capaian kelurahan UCI

dari tahun 2010-2014 disajikan pada gambar berikut ini.

Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2014

56

Grafik 4.17 Persentase Desa/Kelurahan UCI

di Kota Blitar Tahun 2010-2014

90.4810095.24

80.95

100

0102030405060708090

100

2010 2011 2012 2013 2014

Cakupan Kelurahan UCI

Sumber : Seksi P4, Dinas Kesehatan Kota Blitar

Sedangkan gambaran pelaksanaan imunisasi dasar lengkap pada bayi disajikan pada

grafik berikut :

Grafik 4.18 Cakupan Imunisasi Dasar Lengkap pada Bayi menurut Kecamatan

di Kota Blitar Tahun 2014

103.57 93.48 89.07 96.34

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

Sananwetan Sukorejo Kepanjenkidul Kota

Cakupan Imunisasi Dasar Lengkap

Sumber : Seksi Kesga dan Kespro, Dinas Kesehatan Kota Blitar

Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2014

57

4.1.4 Pelayanan Kesehatan Anak Balita, Pra Sekolah, dan Sekolah

Pemantauan pertumbuhan dan perkembangan setiap anak usia 12-59 bulan

dilaksanakan melalui pelayanan SDIDTK minimal 2 kali pertahun (setiap 6 bulan) dan

tercatat pada Kohort Anak Balita dan Prasekolah atau pencatatan pelaporan lainnya.

Pelayanan SDIDTK dilaksanakan oleh tenaga kesehatan, ahli gizi, penyuluh kesehatan

masyarakat dan petugas sektor lain yang dalam menjalankan tugasnya melakukan

stimulasi dan deteksi dini penyimpangan tumbuh kembang anak.

Pada tahun 2014 jumlah anak balita yang mendapatkan pelayanan kesehatan

minimal delapan kali sejumlah 5.459 anak atau 60,37% dari jumlah anak balita yang ada.

Capaian ini belum memenuhi target SPM pada tahun 2014 sebesar 87%. Pelayanan anak

balita memiliki beberapa indikator yang harus dipenuhi, sehingga bila salah satu indikator

tidak tercapai atau terlayani, maka pelayanan kesehatan anak balita belum bisa tercatat

sebagai pelayanan anak balita paripurna. Diharapkan untuk kedepannya ada peningkatan

jumlah anak balita yang mendapatkan pelayanan, tidak hanya mengembangkan inovasi

dari sisi petugas akan tetapi juga meningkatkan peran aktif masyarakat untuk peduli

terhadap tumbuh kembang anak balitanya.

Grafik 4.19 Cakupan Pelayanan Anak Balita

di Kota Blitar Tahun 2011 – 2014

60.3765.76

49.3756.9

0102030405060708090

100

2011 2012 2013 2014Cakupan Pelayanan Anak Balita

Sumber : Seksi Kesga dan Kespro, Dinas Kesehatan Kota Blitar

Yang dimaksud dengan cakupan penjaringan siswa SD dan setingkat adalah

pemeriksaan kesehatan umum, kesehatan gigi dan mulut siswa SD dan setingkat melalui

penjaringan kesehatan terhadap murid kelas 1 SD dan Madrasah Ibtidaiyah yang

dilaksanakan oleh tenaga kesehatan bersama tenaga kesehatan terlatih (guru dan dokter

kecil) di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Pada tahun 2014 cakupan

Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2014

58

penjaringan siswa SD dan setingkat sebesar 100%, artinya semua siswa SD dan setingkat

telah mendapat pelayanan kesehatan.

4.1.5 Pelayanan Kesehatan Usila (Usia Lanjut)

Pelayanan usia lanjut adalah Pelayanan kesehatan sesuai standar yang ada pada

pedoman pada usia lanjut (60 tahun ke atas), di satu wilayah kerja pada kurun waktu

tertentu. Hal ini merupakan salah satu upaya preventif dan promotif kepada masyarakat

usia lanjut untuk menjaga kebugaran dan kesehatannya, dikarenakan pada usia lanjut

merupakan usia rentan penyakit terutama penyakit degeneratif . Pada tahun 2014 cakupan

pelayanan kesehatan pra usila dan usila mencapai 81,26%. Berikut ini gambaran

peningkatan cakupan pelayanan kesehatan usila selama 5 tahun terakhir.

Grafik 4.20 Cakupan Pelayanan Kesehatan Usila

di Kota Blitar Tahun 2010-2014

81.26

70.4362.47

74.8774.29

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

2010 2011 2012 2013 2014

Cakupan Pelayanan Kesehatan

Sumber : Seksi Kes ARU dan Gizi Masyarakat, Dinas Kesehatan Kota Blitar

Pada grafik diatas terlihat adanya peningkatan cakupan pelayanan kesehatan pada

usila, diharapkan untuk kedepannya posyandu lansia dapat lebih optimal dalam

memberikan pelayanan kesehatan dan juga masyarakat usila dapat lebih aktif untuk

memeriksakan diri ke posyandu lansia.

4.1.6 Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut

Menanamkan kebiasaan menjaga kesehatan gigi dan mulut sejak dini sangatlah

penting, hal ini dikarenakan kesehatan gigi dan mulut berdampak pada pertumbuhan dan

perkembangan anak. Upaya promotif dan preventif perlu selalu digalakkan mengingat

pola pikir masyarakat kita masih mengganggap permasalahan kesehatan gigi bukan

Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2014

59

termasuk permasalahan kesehatan yang sifatnya penting. Pada tahun 2014 telah dilakukan

pemeriksaan gigi dan mulut pada siswa SD dan setingkat sejumlah 2.532 anak atau

17,42% dari jumlah siswa SD dan setingkat di Kota Blitar.

Grafik 4.21 Jumlah Murid SD/MI yang Mendapat Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut

Menurut Kecamatan di Kota Blitar Tahun 2014

1394

238

900

2532

0200400600800

100012001400160018002000220024002600

Sananwetan Sukorejo Kepanjenkidul Kota

Murid SD/MI diperiksa

Sumber : Seksi Kesga dan Kespro, Dinas Kesehatan Kota Blitar

4.1.7 Kunjungan Pelayanan Kesehatan Dasar

Sebagian besar sarana pelayanan di Puskesmas dipersiapkan untuk memberikan

pelayanan kesehatan dasar bagi penderita melalui pelayanan rawat jalan dan rawat inap

bagi Puskesmas dengan tempat tidur (Puskesmas Perawatan). Sementara rumah sakit

yang dilengkapi dengan berbagai fasilitas merupakan sarana rujukan bagi Puskesmas

terhadap kasus-kasus yang membutuhkan penanganan lebih lanjut melalui perawatan

rawat inap, disamping tetap menyediakan pelayanan rawat jalan bagi masyarakat yang

langsung datang ke Rumah Sakit.

Angka Perbandingan pemanfaatan Puskesmas oleh masyarakat dalam mencari

pertolongan kesehatan pada tahun 2012 sampai dengan 2014 terlihat pada grafik di

bawah ini.

Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2014

60

Grafik 4.22 Jumlah Kunjungan Rawat Jalan dan Rawat Inap di Puskesmas

di Kota Blitar Tahun 2012-2014

207221

1148

216547

1314

185498

11240

50000

100000

150000

200000

250000

2012 2013 2014

Kunjungan Rawat Jalan Kunjungan Rawat Inap

Sumber : Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar, Rujukan dan Khusus

Dinas Kesehatan Kota Blitar

Berdasarkan angka di atas, menyebutkan bahwa terjadi penurunan kunjungan

rawat jalan maupun rawat inap ke Puskesmas, dari tahun 2013 ke 2014 adalah kunjungan

rawat jalan turun sebesar 31.049 jiwa dan kunjungan rawat inap turun sebesar 190 jiwa.

Hal ini menunjukkan keberhasilan Dinas Kesehatan dan Puskesmas dalam melakukan

upaya promosi dan preventif kesehatan. Selain hal tersebut, Puskesmas juga diharapkan

semakin berusaha memberikan pelayanan yang berkualitas, antara lain dengan memenuhi

standar input, proses maupun output. Standar input yang harus ada di Puskesmas adalah

SDM yang mempunyai kompetensi, sarana prasarana yang memenuhi standar serta sistem

manajemen yang memenuhi standar. Sedangkan standar proses adalah setiap pelayanan

harus mempunyai SOP di masing-masing pelayanan. Standar outputnya adalah hasil

capaian kinerja dari 6 (enam) upaya pokok dan upaya pengembangan. Hal tersebut dapat

memberikan kepercayaan bagi masyarakat untuk berkunjung ke Puskesmas.

4.2 AKSES DAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN

4.2.1 Pelayanan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan

Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) merupakan bagian dari Sistem Jaminan Sosial

Nasional (SJSN) yang diselenggarakan dengan menggunakan mekanisme asuransi

kesehatan sosial yang bersifat wajib (mandatory) berdasarkan Undang-Undang Nomor 40

Tahun 2004 tentang SJSN (Sistem Jaminan Sosial Nasional / suatu tata cara

Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2014

61

penyelenggaraan program jaminan social) oleh beberapa badan penyelenggara jaminan

sosial.dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan dasar kesehatan masyarakat yang layak

yang diberikan kepada setiap orang yang telah membayar iuran atau iurannya dibayar

oleh Pemerintah.

Tahun 2019 mendatang, ditargetkan 100% penduduk Indonesia sudah menjadi peserta

JKN/KIS, sehingga universal health coverage (UHC) diharapkan dapat tercapai.

Dari data yang masuk ke Dinas Kesehatan Kota Blitar diketahui bahwa Penduduk yang

menerima bantuan iuran APBN sebesar 25.226 jiwa, sedangkan yan ter cover PBI-D

sebesar 9.255 jiwa.

4.2.2. Pelayanan Kesehatan Jiwa

Gubernur Jawa Timur telah mencanangkan Jawa Timur Bebas Pasung 2014,

sedangkan di Kota Blitar masih ditemukan lima (5) orang yang masih dipasung. Upaya

yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan dalam pelayanan kesehatan jiwa adalah dengan

dibentuknya Tim Pengendali Kesehatan Jiwa Masyarakat dengan beranggotakan lintas

sektor yang di SK-kan oleh Walikota Blitar.

Gambar 4.2 Pembebasan pada Penderita Gangguan Jiwa yang Dipasung

Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2014

62

Berikut ini merupakan gambaran kunjungan gangguan jiwa di Puskesmas Kota Blitar

Tahun 2014 :

Grafik 4.23 Kunjungan Gangguan Jiwa menurut Kecamatan

di Kota Blitar Tahun 2014

609 657

419

1685

0

200

400

600

800

1000

1200

1400

1600

1800

Sananwetan Sukorejo Kepanjenkidul KotaKunjungan Gangguan Jiwa

Sumber : Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar, Rujukan dan Khusus

Dinas Kesehatan Kota Blitar

4.2.3.Kinerja Pelayanan Rumah Sakit

Pada tahun 2014, rumah sakit di Kota Blitar mengalami sedikit penurunan dalam

hal rata-rata pemanfaatan tempat tidur. Pada tahun 2013 rata-rata nilai Bed Occupancy

Rate (BOR) Kota Blitar adalah 67,5% , dan tahun 2014 menjadi 65,6%. Selain itu, untuk

rata-rata lama hari perawatan/ Length Of Stay (LOS) Kota Blitar juga mengalami

penurunan dari 4,2 hari pada tahun 2013 menjadi 3,6 hari pada tahun 2014.

Berikut adalah nilai indikator pemakaian tempat tidur dari rumah sakit di Kota Blitar.

Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2014

63

Tabel 4.1 Nilai Indikator Kinerja Pelayanan Rumah Sakit

Di Kota Blitar Tahun 2011-2014

Indikator 2011 2012 2013 2014 Standar Kementerian

Kesehatan RI

BOR 52,3% 53% 67,5% 65,6% 60-85%

TOI 3,2 3,1 2 1,8 1-3 hari

ALOS 3,5 3,5 4,2 3,6 6-9 hari

NDR 23 21 24 24 Kurang dari 25/1000

penderita keluar

GDR 49 48 49 45 Tidak lebih dari 45/1000

penderita keluar

Sumber : Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar, Rujukan dan Khusus

Dinas Kesehatan Kota Blitar

Angka pemanfaatan tempat tidur seperti di atas adalah salah satu indikator yang

mudah untuk memantau bagaimana mutu sebuah pelayanan rumah sakit. Secara umum

mutu pelayanan rumah sakit di Kota Blitar mengalami peningkatan pada tahun 2014 jika

dibandingkan pada tahun-tahun sebelumnya. Jumlah kunjungan pasien rawat jalan

mengalami penurunan sebesar 3.807 jiwa dari 195.819 jiwa pada tahun 2013 menjadi

195.819 jiwa pada tahun 2014. Sedangkan kunjungan pasien rawat inap mengalami

peningkatan 1.855 jiwa dari 35.412 jiwa pada tahun 2013 menjadi 37.267 jiwa pada tahun

2014.

Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2014

64

Grafik 4.24 Jumlah Kunjungan Rawat Jalan dan Rawat Inap di Rumah Sakit

di Kota Blitar Tahun 2012-2014

209795

29719

195819

35412

192012

37267

0

50000

100000

150000

200000

250000

2012 2013 2014

Kunjungan Rawat Jalan Kunjungan Rawat Inap

Sumber : Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar, Rujukan dan Khusus

Dinas Kesehatan Kota Blitar

4.3 PERILAKU HIDUP MASYARAKAT

Banyak penyakit yang muncul juga disebabkan karena perilaku yang tidak sehat.

Perubahan perilaku tidak mudah untuk dilakukan, namun mutlak diperlukan untuk

meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Untuk itu, upaya promosi kesehatan harus

terus dilakukan agar masyarakat berperilaku hidup bersih dan sehat. Penerapan perilaku

hidup bersih dan sehat harus dimulai dari unit terkecil masyarakat yaitu rumah tangga.

Rumah Tangga ber-PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) adalah Rumah

tangga yang seluruh anggotanya berperilaku hidup bersih dan sehat, yang meliputi 10

indikator. Sepuluh indikator tersebut adalah :

1. Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan,

2. Bayi diberi ASI eksklusif,

3. Balita ditimbang setiap bulan,

4. Menggunakan air bersih,

5. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun,

6. Menggunakan jamban sehat,

7. Memberantas jentik di rumah sekali seminggu,

8. Makan sayur dan buah setiap hari,

9. Melakukan aktivitas fisik setiap hari, dan

Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2014

65

10. Tidak merokok di dalam rumah.

Apabila dalam Rumah Tangga tersebut tidak ada ibu yang melahirkan, tidak ada bayi dan

tidak ada balita, maka pengertian Rumah Tangga ber-PHBS adalah rumah tangga yang

memenuhi 7 indikator.

Pada tahun 2014 rumah tangga ber-PHBS masih mencapai 40,39 % dari 24,78%

jumlah keseluruhan rumah tangga yang dipantau. Angka rumah tangga yang ber-PHBS

ini mengalami peningkatan dari 38,65 % pada tahun 2013. Dari hasil survey PHBS

prioritas masalahnya adalah merokok di dalam rumah dan bayi tidak diberi ASI

Eksklusif.

4.4 PELAYANAN KESEHATAN LINGKUNGAN DAN SANITASI DASAR

4.4.1 Rumah Sehat

Rumah sehat adalah bangunan rumah tinggal yang memenuhi syarat kesehatan

yaitu rumah yang memiliki jamban sehat, sarana air bersih, tempat pembuangan sampah,

sarana pembuangan air limbah, ventilasi rumah yang baik, kepadatan hunian rumah yang

sesuai dan lantai rumah yang tidak terbuat dari tanah (Kepmenkes no.

829/Menkes/SK/VII/1999 tentang Persyaratan Kesehatan Perumahan).

Rumah yang tidak memenuhi syarat kesehatan akan terkait erat dengan penyakit

berbasis lingkungan, dimana kecenderungannya semakin meningkat akhir-akhir ini,

penyakit berbasis lingkungan masih merupakan penyebab utama kematian di Indonesia.

Bahkan pada kelompok bayi dan balita, penyakit-penyakit berbasis lingkungan

menyumbangkan lebih 80% dari penyakit yang diderita oleh bayi dan balita. Keadaan

tersebut mengindikasikan masih rendahnya cakupan dan kualitas intervensi kesehatan

lingkungan (Data Susenas 2001).

Dari sejumlah 35.138 rumah yang dibina dan diperiksa pada tahun 2013 dan

2014, sebesar 13.110 (37,31%) rumah memenuhi syarat rumah sehat.

4.4.2 Sarana Air Bersih dan Air Minum

Air bersih dan air layak minum atau air minum sehat adalah dua hal yang tidak

sama tetapi sering dipertukarkan. Tidak semua air bersih layak minum, tetapi air layak

minum biasanya berasal dari air bersih. Air bersih perlu diolah dahulu agar layak minum

dan menjadi air minum sehat. Pada tahun 2014 jumlah penduduk dengan akses

berkelanjutan terhadap air minum layak, baik yang bersumber dari perpipaan (PDAM)

maupun bukan jaringan perpipaan (sumur gali terlindung, sumur bor dengan pompa, mata

Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2014

66

air terlindung) sebesar 70,10%. Sedangkan dari 23 sampel penyelenggara air minum

(PDAM) yang diperiksa, terdapat 19 sampel (82,61%) yang memenuhi syarat kesehatan

baik fisik, bakteriologi dan kimia.

4.4.3 Sarana Sanitasi Dasar

Yang menjadi bahan pemeriksaan sarana sanitasi dasar antara lain jamban, tempat

sampah dan pengelolaan air limbah. Jamban sehat adalah tempat buang air besar yang

konstruksinya memenuhi syarat-syarat kesehatan, antara lain menggunakan tangki septik,

sedangkan yang dimaksud dengan tempat sampah sehat adalah tempat pembuangan

sampah yang konstruksinya memenuhi syarat-syarat kesehatan (ketentuan program), dan

pengelolaan air limbah sehat adalah tempat pembuangan air limbah keluarga yang

konstruksinya memenuhi syarat-syarat kesehatan (ketentuan program).

Pada tahun 2014 diketahui sebanyak 131.771 (96,2%) penduduk mempuyai akses

sanitasi layak(jamban sehat).

Dalam upaya peningkatan kondisi penyehatan lingkungan dan sanitasi dasar,

maka di Kota Blitar dilaksanakan Kegiatan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)

yang terdiri dari lima (5) pilar, yaitu :

1. Peningkatan Akses Jamban

2. Cuci tangan pakai sabun

3. Pengolahan air minum dan makanan skala rumah tangga

4. Pengolahan limbah skala rumah tangga

5. Pengolahan sampah skala rumah tangga

Dari 14 kelurahan yang melaksanakan STBM, masih belum ada kelurahan yang bisa

disebut sebagai kelurahan STBM.

Gambar 4.3 Kegiatan Pemicuan Masyarakat

Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2014

67

4.4.4 Tempat Umum dan Tempat Pengelola Makanan Sehat (TUPM)

Pada tahun 2014 dari 154 tempat-tempat umum (TTU) yang tersebar di sarana

pendidikan, sarana kesehatan dan hotel di Kota Blitar terdapat 109 (70,8%) TTU yang

memenuhi syarat kesehatan. Sedangkan dari 257 tempat pengelolaan makanan (TPM)

sebesar 71 tempat (27,63%) tidak memenuhi syarat higiene sanitasi. Sebanyak 148 TPM

berhasil dibina dan 51 (19,84%) TPM diuji petik.

Gambar 4.4 Pelaksanaan Kegiatan TP2MI

4. 5 KETERSEDIAAN OBAT

Obat sebagai salah satu unsur yang penting dalam upaya kesehatan, mulai dari

upaya peningkatan kesehatan, pencegahan, diagnosis, pengobatan dan pemulihan harus

diusahakan agar selalu tersedia pada saat dibutuhkan. Di samping merupakan unsur yang

penting dalam upaya kesehatan, obat sebagai produk dari industri farmasi dengan

sendirinya tidak lepas dari aspek ekonomi dan teknologi. Tekanan aspek teknologi dan

ekonomi tersebut semakin besar dengan adanya globalisasi ekonomi, namun tekanan ini

pada dasarnya dapat diperkecil sedemikian rupa sehingga kebutuhan masyarakat dapat

dipenuhi sedangkan industri farmasi dapat berkembang secara wajar. Obat juga dapat

merugikan kesehatan bila tidak memenuhi persyaratan atau bila digunakan secara tidak

tepat atau disalah-gunakan.

Ketersediaan obat merupakan tanggung jawab pemerintah pusat dan daerah

terutama obat-obatan esensial. Persentase ketersediaan obat di Kota Blitar rata-rata

sebesar 228 % dari 144 jenis obat dan vaksin yang ada.

Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2014

68

4.6 PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT

Masyarakat di Indonesia pada umumnya masih dihadapkan pada masalah gizi

”ganda”, yaitu masalah Gizi Kurang dalam bentuk : Kurang Energi Protein (KEP),

Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY), Anemia Gizi Besi (AGB) dan Kurang

Vitamin A (KVA), serta masalah Gizi Lebih yang erat kaitannya dengan penyakit-

penyakit degeneratif. Berbagai upaya perbaikan gizi telah dilakukan di Kota Blitar dalam

upaya menanggulangi masalah gizi kurang tersebut, sedangkan untuk masalah gizi lebih,

masih dilakukan secara individu.

4.6.1 Kurang Energi dan Protein (KEP)

a. Angka Status Gizi Balita Berdasarkan BB/U

Prevalensi balita kurang gizi merupakan salah satu indikator MDGs dan Renstra

Propinsi Jawa Timur, diukur dari Berat Badan menurut Umur (BB/U), yakni dari angka

berat badan (BB) sangat kurang ditambah berat badan (BB) kurang. Berikut disajikan

dalam indikator antropometri Berat Badan menurut Umur (BB/U) berdasarkan hasil

penimbangan di posyandu tahun 2014 dengan jumlah balita yang ditimbang sebesar 7.801

balita dari 11.367 balita yang ada (68,63%):

Grafik 4.25 Persentase Status Gizi Balita (BB/U)

Kota Blitar Tahun 2014

95

1.82.60.6

BB Lebih (%)

BB Normal (%)

BB Kurang (%)

BB Sangat Kurang (%)

Sumber : Seksi Kes ARU dan Gizi Masyarakat, Dinas Kesehatan Kota Blitar

Berdasarkan data di atas, Kota Blitar sudah berhasil mencapai angka di bawah

target MDGs (15,5%) , yakni 3,56% (BB Kurang 3,0% dan BB Sangat Kurang 0,56%).

Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2014

69

Jika dilihat dari data balita BGM (Bawah Garis Merah) dibanding dengan balita

yang ditimbang (D), pada tahun 2014 terjadi penurunan persentase BGM dibandingkan

dengan dua tahun sebelumnya, yakni tahun 2012 sebesar 46 balita (0,62%), tahun 2013

sebesar 46 balita (0,58%) dan tahun 2014 sebesar 44 balita (0,56%). Untuk mengetahui

data BGM/ D dapat dlihat pada grafik berikut :

Grafik 4.26 Persentase BGM Dibanding Dengan Balita Yang Ditimbang

di Kota Blitar Pada Tahun 2011 – 2014

0.560.580.62

1.1

0

0.4

0.8

1.2

1.6

2

2011 2012 2013 2014

Angka BGM

Sumber : Seksi Kes ARU dan Gizi Masyarakat, Dinas Kesehatan Kota Blitar

Penurunan ini menunjukkan bahwa upaya-upaya penanggulangan KEP yang

dilakukan di Kota Blitar menunjukkan hasil yang menggembirakan. Upaya tersebut

antara lain berupa Pemberian Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI), Pemberian

Makanan Tambahan –Pemulihan (PMT-P), peningkatan Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi),

peningkatan cakupan ASI Eksklusif, peningkatan konseling pertumbuhan dan lainnya.

Sedangkan berdasarkan hasil penimbangan di posyandu diketahui pula pada tahun

2014 jumlah baduta yang ditimbang sebesar 3.494 dari 8.008 baduta yang ada (43,63%).

Dan yang termasuk Berat Badan Sangat Kurang atau BGM sebanyak 44 baduta (1,26%).

b. Bayi dengan Berat Lahir Rendah (BBLR)

Berat Badan Lahir Rendah (<2.500 gram) merupakan salah satu faktor utama yang

berpengaruh terhadap kematian bayi. Kasus BBLR dibedakan dalam 2 kategori yaitu

BBLR premature (usia kandungan < 37 minggu) dan BBLR itrauterina growth

retardation (IURG) yaitu bayi yang lahir cukup bulan tetapi berat badannya kurang.

Kasus BBRL dengan IUGR umumnya disebabkan karena status gizi ibu hamil yang

Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2014

70

buruk atau menderita sakit yang memperberat kehamilan. Kasus BBLR memang masih

menjadi kasus yang cukup serius.

Berdasarkan hasil Riskesdas tahun 2010 diketahui bahwa kasus BBLR mencapai

10,3% dari seluruh bayi lahir hidup dengan karakteristik bayi BBLR terbanyak yaitu

perumpuan 12%, pekerjaan orang tua Petani/Nelayan/Buruh (12,9%), pendidikan orang

tua tidak tamat SD/MI (15,1%) dan tinggal di Pedesaan (12%).

Dari laporan Kecamatan tahun 2014 diketahui jumlah bayi BBLR di Kota Blitar

mencapai 117 dari 2.154 bayi lahir hidup (5,43%). Data jumlah kasus dan persentase

BBLR menurut kecamatan disajikan pada grafik berikut :

Grafik 4.27 Jumlah Kasus dan Persentase BBLR menurut Kecamatan

di Kota Blitar Tahun 2014

47

32

117

38

5.436.154.665.54

0

20

40

60

80

100

120

Sananwetan Sukorejo Kepanjenkidul Kota

Jumlah Kasus Persentase

Sumber : Seksi Kesga & Kespro, Dinas Kesehatan Kota Blitar

BBLR merupakan salah satu penyebab kematian neonatal, disamping Trauma

Lahir, Infeksi, Tetanus Neonatorum (TN), Kelainan Bawaan dan lain-lain. Dan

berdasarkan Laporan Tribulan (Lb3) Kesehatan Ibu dan Anak tahun 2014, kematian bayi

yang disebabkan oleh BBLR mencapai 46,15%, dan angka ini merupakan angka tertinggi

dibandingkan penyebab lain.

c. Jumlah Kasus Gizi Buruk

Kasus Gizi Buruk dapat diperoleh dari indikator Berat Badan menurut Tinggi

Badan (BB/TB) yang masuk kategori Sangat Kurus. Data tersebut diperoleh dari laporan

masyarakat, kader posyandu, maupun kasus-kasus yang langsung dibawa ke tempat-

tempat pelayanan kesehatan yang ada seperti Puskesmas dan Rumah Sakit.

Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2014

71

Pada tahun 2014 terjadi penurunan kasus balita gizi buruk menjadi 8 kasus dari 11 kasus

pada tahun 2013. Jumlah kasus gizi buruk dapat dilihat pada grafik berikut ini.

Grafik 4.28 Jumlah Kasus Gizi Buruk

Di Kota Blitar Tahun 2012 – 2014

0

11

8

0

2

4

6

8

10

12

2012 2013 2014

Jumlah Kasus Gizi Buruk

Sumber : Seksi Kes ARU dan Gizi Masyarakat, Dinas Kesehatan Kota Blitar

Adapun rincian jumlah balita gizi buruk tahun 2014 sebagai berikut :

- Kecamatan Sananwetan : 4 orang, dengan penyebab penyakit penyerta 2 orang,

miskin 2 orang

- Kecamatan Sukorejo : 3 orang, dengan penyebab penyakit penyerta 1 orang, BBLR 1

orang, miskin 1 orang

- Kecamatan Kepanjenkidul : miskin 1 orang

Namun demikian 100% dari balita gizi buruk (sangat kurus) tersebut telah mendapat

perawatan sesuai tatalaksana gizi buruk. Intervensi yang telah dilakukan yaitu konseling

gizi dan pemberian PMT pemulihan.

Sedangkan upaya yang dilakukan untuk mencegah terjadinya gizi buruk yaitu jika

menemukan balita 2T, BGM dan tampak kurus dirujuk ke puskesmas untuk mendapatkan

konseling gizi dan intervensi gizi dari petugas kesehatan.

d. Pencapaian Penimbangan Balita (D/S)

Partisipasi masyarakat dalam perbaikan gizi bagi balita dapat ditunjukkan dari

indikator jumlah balita yang ditimbang dibagi jumlah sasaran balita (D/S). Tahun 2014, di

Kota Blitar angka D/S balita tercatat sebesar 68,63%. Pencapaian ini mengalami kenaikan

dibanding tahun 2013 yaitu sebesar 68,19%.

Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2014

72

Adapun cakupan di Kota Blitar tahun 2012-2014 dapat dilihat pada grafik di bawah ini.

Grafik 4.29 Pencapaian Cakupan D/S Balita

di Kota Blitar Tahun 2012-2014

68.6368.19

63.06

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

2012 2013 2014

Pencapaian Penimbangan

Sumber : Seksi Kes ARU dan Gizi Masyarakat, Dinas Kesehatan Kota Blitar

Dibandingkan tahun berikutnya, pencapaian angka D/S meningkat 0,44%. Namun

keadaan ini masih harus menjadi perhatian bagi pengelola gizi karena target pada tahun

2014 ditetapkan sebesar 85%. Untuk itu dilakukan kerjasama antara Dinas Kesehatan

dengan HIMPAUDI dan IGTKI dalam hal pelaporan hasil penimbangan di PAUD dan

TK.. Sedangkan pencapaian D/S pada baduta sebesar 43,63%.

Gambar 4.3 Kegiatan Pemberian Tambahan Makanan dan Vitamin

Bagi Siswa PAUD, TK dan RA

Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2014

73

4.6.2 Pencegahan dan Penanggulangan GAKY

Masalah Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) di Jawa Timur masih

merupakan masalah gizi yang perlu mendapatkan penanganan secara serius mengingat

dampaknya terhadap kualitas sumberdaya manusia. Kekur angan Yodium dapat

menyebabkan masalah Gondok dan Kretinisme serta mengakibatkan penurunan

kecerdasan.

Upaya penanggulangan GAKY di Kota Blitar dilaksanakan melalui Monitoring

garam tingkat Rumah Tangga dan KIE tentang penggunaan garam beryodium. Hasil

monitoring menyatakan bahwa 100% Kelurahan di Kota Blitar terkategori Kelurahan

dengan konsumsi garam baik.

4.6.3 Pencegahan dan Penanggulangan Anemia Gizi Besi

Upaya pencegahan dan penaggulangan Anemia Gizi Besi dilaksanakan melalui

pemberian Tablet Tambah Darah (TTD) yang diprioritaskan pada ibu hamil, karena

prevalensi Anemia pada kelompok ini cukup tinggi. Di samping itu, kelompok ibu hamil

merupakan kelompok rawan yang berpotensi memberi kontribusi terhadap tingginya

Angka Kematian Ibu (AKI).

Untuk mencegah Anemia Gizi pada ibu hamil dilakukan suplementasi TTD

dengan dosis pemberian sehari sebanyak 1 (satu) tablet (60 mg Elemental Iron dan 0,25

mg Asam Folat) berturut-turut minimal 90 hari selama masa kehamilan. Pada tahun 2014,

Persentase cakupan ibu hamil yang mendapatkan TTD sebanyak 30 tablet sebesar 87,96%

dan yang mendapat 90 tablet sebesar 78,59%.

Jika dibandingkan dengan target 2014, pencapaian Persentase bumil mendapatkan

Fe sebanyak 90 tablet belum memenuhi target sebesar 90%. Hal ini dimungkinkan karena

belum semua pemberian Fe di tempat pelayanan swasta dicatat dan dilaporkan ke Dinas

Kesehatan. Adapun perbandingan pencapaian tahun 2012 sampai dengan 2014 dapat

dilihat pada grafik berikut.

Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2014

74

Grafik 4.28 Cakupan Pemberian Fe1 dan Fe3 pada Ibu Hamil

Di Kota Blitar Tahun 2012 - 2014

78.43 73.0780.07

71.71

87.96

78.59

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

2012 2013 2014

Cakupan Pemberian Fe1 Cakupan Pemberian Fe3

Sumber : Seksi Kes ARU dan Gizi Masyarakat, Dinas Kesehatan Kota Blitar

4.6.4 Pencegahan dan Penanggulangan Kurang Vitamin A

Pemenuhan kebutuhan vitamin A sangat penting untuk pemeliharaan

kelangsungan hidup secara normal. Kebutuhan tubuh akan vitamin A untuk orang

Indonesia telah dibahas dan ditetapkan dalam Widyakarya Nasional pangan dan Gizi

(2007) dengan mempertimbangkan faktor-faktor khas dari kesehatan tubuh orang

Indonesia (Widyakaryanasional, 2007. Kebutuhan Vitamin A bagi Orang

cetak.publikasi/php?/260607/003. diperoleh tanggal 6 November 2008).

Pemberian vitamin A dosis tinggi pada bayi dan anak balita merupakan salah satu

upaya untuk mengatasi permasalahan gizi terutama pada bayi dan anak balita. Dengan

adanya upaya ini diharapkan bayi dan anak balita memiliki daya tahan tubuh yang lebih

baik sehingga diharapkan dapat menekan angka kesakitan dan angka kematian pada bayi

dan anak balita.

Cakupan pemberian kapsul vitamin A di Kota Blitar tahun 2014 pada bayi (6-11

bulan) sebesar 83,27% dan anak balita (12-59 bulan) sebesar 106,49%. Dibandingkan

dengan dengan tahun 2013 pemberian pada bayi mengalami penurunan sebesar 8,25%,

sedangkan pada anak balita mengalami kenaikan 10,54%. Dan Cakupan pemberian pada

balita (6-59 bulan) sebesar 101,74%. Jika dibandingkan dengan target Persentase Balita

(6-59 bulan) mendapat kapsul vitamin A pada tahun 2014 sebesar 100%, pencapaian ini

Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2014

75

sudah terpenuhi. Berikut gambaran cakupan pemberian kapsul vitamin A pada bayi dan

anak balita selama 3 tahun terakhir.

Grafik 4.29 Cakupan Pemberian Vitamin A pada Bayi dan Anak Balita

Di Kota Blitar Tahun 2012 - 2014

98.28

83.0791.52 95.95

83.27

106.49

010

203040

5060

708090

100110

2012 2013 2014

Cakupan Pemberian Vit A pada Bayi

Cakupan Pemberian Vit A pada Anak Balita

Sumber : Seksi Kes ARU dan Gizi Masyarakat, Dinas Kesehatan Kota Blitar

4.6.5 Cakupan ASI Eksklusif

Pemberian ASI merupakan metode pemberian makan bayi yang terbaik, terutama

pada bayi umur kurang dari 6 bulan, selain juga bermanfaat bagi ibu. ASI mengandung

semua zat gizi dan cairan yang dibutuhkan untuk memenuhi seluruh gizi bayi pada 6

bulan pertama kehidupannya. Yang dimaksud dengan ASI eksklusif adalah pemberian

ASI tanpa makanan dan minuman tambahan lain pada bayi berumur nol sampai enam

bulan. Bahkan air putih tidak diberikan dalam tahap ASI eksklusif ini.

Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2014

76

Gambar 4.4 Kegiatan Orientasi Konseling ASI

Pada tahun ini terjadi kenaikan persentase bayi yang diberi ASI eksklusif dari

sebesar 53,21% pada tahun 2013 menjadi 74,99% pada tahun 2014. Sedangkan target

Renstra Dinas Kesehatan pada tahun 2014 sebesar 85%. Berikut ini gambaran pemberian

ASI eksklusif pada bayi dalam rentang waktu 5 tahun terakhir.

Grafik 4.30 Cakupan Bayi diberi ASI Eksklusif

di Kota Blitar Tahun 2010-2014

74.99

53.21

74.1165.91

75.02

0

20

40

60

80

100

2010 2011 2012 2013 2014

Cakupan ASI Eksklusif

Sumber : Seksi Kes ARU dan Gizi Masyarakat, Dinas Kesehatan Kota Blitar

Dari grafik diatas terlihat adanya kenaikan Cakupan bayi diberi ASI Eksklusif.

Pengesahan PP No 33/2012 tentang Pemberian ASI Eksklusif pada 1 Maret membuat

semua pihak harus mendukung ibu menyusui.

Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2014

77

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan Dinas Kesehatan Kota Blitar untuk mendongkrak

pencapaian ini antara lain :

1. Pertemuan forum koordinasi kelompok potensial dalam kelembagaan ASI

Eksklusif

2. Pertemuan review kelompok pendukung ASI

3. Pelaksanaan kelompok pendukung ASI di tiap kelurahan

4. KIE tentang ASI Eksklusif

Gambar 4.5 Kegiatan Pembentukan Kelompok Pendukung ASI di tiap Kecamatan

Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2013

79

Sumber daya kesehatan merupakan salah satu pendukung di segala level

pelayanan kesehatan. Dan dengan terpenuhinya sumber daya kesehatan, diharapkan juga

dapat meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan sehingga derajat kesehatan masyarakat

akan terjaga. Pada bab ini menggambarkan kondisi sumber daya kesehatan di Kota Blitar

yang terdiri dari kelompok sarana kesehatan, tenaga kesehatan, pembiayaan kesehatan.

5.1 SARANA KESEHATAN

Sarana kesehatan terkait erat dengan pelaksanaan pelayanan kesehatan. Untuk

menunjang kelancaran kegiatan bidang kesehatan diperlukan sarana dan prasarana

kesehatan yang memadai, meliputi Puskesmas, Sarana Kesehatan Bersumber Daya

Masyarakat, Sarana Farmasi dan Perbekalan Kesehatan dan Rumah Sakit. Berikut ini

kondisi sarana kesehatan di Kota Blitar pada tahun 2014.

Tabel 5.1 Sarana Kesehatan di Kota Blitar Tahun 2014

NO. Sarana Kesehatan Jumlah

1 RUMAH SAKIT UMUM 4

2 RUMAH SAKIT KHUSUS 1

3 PUSKESMAS PERAWATAN 2

4 PUSKESMAS NON PERAWATAN 1

5 PUSKESMAS KELILING 0

6 PUSKESMAS PEMBANTU 16

7 RUMAH BERSALIN 1

8 POSKESDES 21

9 POSYANDU 164

10 APOTEK 37

11 TOKO OBAT 5

12 GFK 1

Sumber : Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar, Rujukan dan Khusus,

Dinas Kesehatan Kota Blitar

5.1.1 Puskesmas

Puskesmas sebagai gardu terdepan pelayanan kesehatan dasar kepada masyarakat

merupakan ujung tombak keberhasilan pelaksanaan pembangunan kesehatan. Pada

dasarnya konsep pelayanan puskesmas adalah konsep wilayah. Dengan begitu apapun

yang terjadi pada wilayah tersebut puskesmas harus mengetahui dan bisa memberikan

penanganan secara cepat dan tepat. Adapun jumlah penduduk Kota Blitar berdasarkan

proyeksi penduduk tahun 2014 sebesar 136.952 jiwa. Dengan demikian rasio Puskesmas

BAB 5

SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN

Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2013

80

terhadap jumlah penduduk 1 : 45.651, dengan pengertian bahwa satu puskesmas melayani

45.651 penduduk. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa jumlah Puskesmas di Kota Blitar

masih kurang dari target nasional yaitu 1 : 30.000.

5.1.2 Rumah Sakit

Rumah Sakit merupakan sarana pelayanan kesehatan rujukan bagi Puskesmas dan

jaringannya. Oleh karena itu, rumah sakit perlu memperhatikan mutu dan kualitas

pelayanan kesehatannya. Mutu pelayanan rumah sakit di antaranyan dapat dilihat dari

aspek-aspek penyelenggaraan pelayanan gawat darurat, aspek efisiensi dan efektifitas

pelayanan dan keselamatan pasien. Jumlah pelayanan gawat darurat level 1 rumah sakit di

Kota Blitar terbagi dalam :

- Dari 4 Rumah Sakit Umum (RSU) yang memiliki pelayanan Gadar level 1

sebanyak 4 RS (100%),

- Dari 1 Rumah Sakit Khusus (RSK) yang memiliki Gadar level 1 sebanyak 1 RS

(100%).

5.1.3 Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM)

Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) adalah suatu upaya

kesehatan yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh dan bersama masyarakat, guna

memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan bagi masyarakat dalam

memperoleh pelayanan kesehatan dasar.

a. Posyandu

Pentingnya keberadaan Posyandu di tengah-tengah masyarakat yang merupakan

pusat kegiatan masyarakat dimana masyarakat sebagai pelaksana sekaligus memperoleh

pelayanan kesehatan serta keluarga berencana, selain itu wahana ini dapat dimanfaatkan

sebagai sarana untuk tukar menukar informasi, pendapat dan pengalaman serta

bermusyawarah untuk memecahkan berbagai masalah yang dihadapi baik masalah

keluarga atau masalah masyarakat itu sendiri. Pada tahun 2014 jumlah posyandu di Kota

Blitar 164 dan yang aktif sebanyak 158 (96,34%).

Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2013

81

Grafik 4.9 Jumlah Posyandu Menurut Strata, Kecamatan dan Puskesmas

di Kota Blitar Tahun 2014

03

50

0 0

51

0 3

57

06

158

0

20

40

60

80

100

120

140

160

Sukorejo Kepanjenkidul Sananwetan KotaPratama Madya Purnama Mandiri Posyandu Aktif

Sumber : Seksi Promosi, Sistem Informasi dan Perijinan Kesehatan,

Dinas Kesehatan Kota Blitar

b. Poskesdes

Poskesdes merupakan Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM)

yang dibentuk di desa dalam rangka upaya mendekatkan pelayanan kesehatan dasar bagi

masyarakat desa. Poskesdes dikelola oleh 1 orang Bidan dan minimal 2 orang kader dan

merupakan koordinator dari UKBM yang ada. Pada tahun 2014 seluruh kelurahan di Kota

Blitar telah memiliki Poskesdes sejumlah 21.

c. Desa Siaga/ Kelurahan Siaga Aktif

Desa siaga adalah desa yang penduduknya memiliki kesiapan sumber daya dan

kemampuan untuk mencegah dan mengatasi masalah-masalah kesehatan, bencana dan

kegawatdaruratan kesehatan, secara mandiri. Pengertian Desa ini dapat berarti Kelurahan

atau Nagari atau istilah-istilah lain bagi satuan administrasi pemerintahan setingkat desa.

Sedangkan yang dimaksud dengan desa siaga aktif adalah desa yang mempunyai

Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) atau UKBM lainnya yang buka setiap hari dan berfungsi

sebagai pemberi pelayanan kesehatan dasar, penanggulangan bencana dan

kegawatdaruratan, surveilance berbasis masyarakat yang meliputi pemantauan

pertumbuhan (gizi), penyakit, lingkungan dan perilaku sehingga masyarakatnya

menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Pada tahun 2014 dari 21 desa

siaga yang ada di Kota Blitar yang termasuk kedalam desa siaga aktif sejumlah 21

(100%).

Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2013

82

5.1.4 Sarana Farmasi dan Perbekalan Kesehatan

Kota Blitar merupakan Kota kecil dengan luas 33 Km2, oleh karena itu sampai

saat ini belum ada pabrik obat, yang ada hanya sarana penyedia obat. Untuk apotik di

Kota Blitar tahun 2014 sebanyak 37 buah, Sedangkan toko obat ada 5 buah dan gudang

farmasi ada 1 buah, yang terletak pada Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar. Dengan

adanya gudang farmasi ini semua penyimpanan dan penyediaan obat untuk pelayanan

kesehatan dasar menjadi tanggungjawab penuh pemerintah Kota Blitar yakni Dinas

Kesehatan Kota Blitar.

5.2 TENAGA KESEHATAN

Salah satu faktor pendukung keberhasilan pelaksanaan pembangunan kesehatan di

Kota Blitar tahun 2014 adalah ketersediaan sumberdaya kesehatan yang memadai baik

dalam hal kualitas maupun kuantitas. Menurut Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 32

Tahun 1996, Tenaga Kesehatan yang merupakan bagian dari SDM Kesehatan terdiri dari

tenaga medis, tenaga keperawatan, tenaga kefarmasian, tenaga kesehatan masyarakat,

tenaga gizi, tenaga keterapian fisik dan tenaga keteknisian medis. Untuk menggambarkan

keadaan tenaga kesehatan dianalis dengan menghitung rasio tenaga kesehatan terhadap

penduduk di Kota Blitar. Berdasarkan analisis diketahui bahwa ada beberapa tenaga

kesehatan tertentu yang belum memadai sesuai kebutuhan. Hal ini berarti masih

diperlukan perencanaan kebutuhan. Jumlah tenaga kesehatan yang ada dan masih terus

berubah sesuai kebutuhannya sangat berpengaruh dalam penanganan masalah kesehatan

di Kota Blitar. Dari berbagai jenis tenaga kesehatan di Kota Blitar dalam pelayanannya

tidak hanya menangani penduduk Kota Blitar saja, namun juga pada masyarakat di luar

Kota Blitar. Hal ini sangat berpengaruh dalam penentuan rasio kebutuhan tenaga. Berikut

gambaran jumlah tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan di Kota Blitar tahun 2014 :

a. Tenaga perawat

Jumlah tenaga perawat di Kota Blitar tahun 2014 sebanyak 491 orang yang terdiri

dari sarjana keperawatan dan D3. Rasio perawat mencapai 358,52 per 100.000 penduduk.

Kebutuhan perawat telah melampaui target dimana standar rasio seharusnya adalah 117

per 100.000 penduduk.

b. Tenaga bidan

Jumlah tenaga bidan di Kota Blitar pada tahun 2014 sebesar 107 orang, sehingga

rasio bidan mencapai 154,89 per 100.000 penduduk, kondisi tersebut sudah di atas target

dimana rasio standar sebesar 100 per 100.000 penduduk.

Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2013

83

c. Tenaga medis

Jumlah dokter spesialis di Kota Blitar pada tahun 2014 mencapai 47 orang atau

setara dengan rasio 34,32 per 100.000 penduduk (diatas standar rasio sebesar 6 per

100.000 penduduk). Sedangkan jumlah dokter umum sebesar 57 orang, setara dengan

rasio 41,62 per 100.000 penduduk (diatas standar rasio sebesar 40 per 100.000

penduduk). Dan jumlah dokter gigi sejumlah 16 orang atau setara dengan rasio 11,68 per

100.000 penduduk (sesuai dengan standar rasio sebesar 11 per 100.000 penduduk).

e. Tenaga kefarmasian

Tenaga Farmasi mencakup Apoteker, S1 Farmasi, DIII-Farmasi dan ASS-Farmasi

sejumlah 81 orang, dengan rasio mencapai 46 per 100.000 penduduk di tahun 2014.

f. Tenaga kesehatan masyarakat

Ahli kesehatan masyarakat yang dimaksud dalam pembahasan ini adalah tenaga

yang bertugas di bidang kesehatan masyarakat di Kota Blitar dengan pendidikan S1-S3.

Akan tetapi untuk wilayah Kota Blitar ahli kesehatan masyarakat yang yang tersedia

masih pada tingkat pendidikan S1 sejumlah 10 orang.

g. Tenaga gizi

Ahli gizi yang dimaksud adalah yang bertugas di bidang gizi di suatu wilayah

dengan pendidikan D1-D4. Diketahui bahwa jumlah ahli gizi sebanyak 23 orang, dengan

rasio ahli gizi per 100.000 penduduk adalah 16,79.

h. Tenaga keteknisian medis

Ada 6 (enam) jenis teknisi medis di Kota Blitar, yaitu : radiografer, teknisi

elektromedis, teknis gigi, analis kesehatan, ortetik prostetik dan rekam medis & informasi

kesehatan. Keenam jenis tersebut total tenaga yang ada sebesar 72 orang.

Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2013

84

Tabel 5.2 Jumlah dan Rasio Tenaga Kesehatan di Fasilitas Kesehatan

Di Kota Blitar Tahun 2014

No. Jenis Tenaga Kesehatan Jumlah

Rasio per

100.000

Penduduk

Standar

Rasio

1. Dokter Spesialis 47 34,32 6

2. Dokter Umum 57 41,62 40

3. Dokter Gigi 16 11,68 11

4. Bidan 107 154,89 100

5. Perawat 491 358,52 117

6. Perawat Gigi 6 4,38

7. Tenaga Kefarmasian 63 46

8. Tenaga Gizi 23 23 16,79

9. Kesehatan Masyarakat 10 7,30

10. Kesehatan Lingkungan 14 10,22

11. Tenaga Teknisi Medis 72 52,57

12. Tenaga Keterapian Fisik 17 12,41

Jumlah 923

Sumber : Subbag Umum, Kepegawaian dan Kearsipan,

Dinas Kesehatan Kota Blitar

5.3 PEMBIAYAAN KESEHATAN

Keberhasilan pelaksanaan pembangunan kesehatan didukung pula dengan aspek

ketersediaan alokasi anggaran dana sesuai dengan proporsinya. Sumber dana untuk

pembiayaan kesehatan ada berbagai sumber, yaitu dari APBD Kota Blitar dan APBN

(Dana Dekonsentrasi, Dana Alokasi Khusus, Tugas Pembantuan, DBHCT). Berikut ini

rincian anggaran kesehatan di Kota Blitar.

Anggaran Kesehatan bersumber APBD Kota Blitar pada tahun 2014 adalah

sebesar Rp. 171.598.251.624. Anggaran ini meningkat 55,54% dibandingkan anggaran

kesehatan pada tahun 2013. UU No.36 tahun 2009 tentang kesehatan mengamanatkan

kepada pemerintah kota untuk mengalokasikan minimal 10% APBD untuk belanja

langsung kesehatan atau belanja program. Dengan total APBD Kota Blitar sebesar Rp.

746.312.423.156,91 dan total belanja langsung kesehatan Rp. 75.087.910.622 berarti

Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2013

85

sudah memenuhi alokasi minimal 10%. Sedangkan jumlah anggaran kesehatan per kapita

sebesar Rp. 28.094.913,69

Tabel 5.3 Anggaran Kesehatan Kota Blitar

Tahun 2014

Sumber : Subbag Keuangan, Dinas Kesehatan Kota Blitar

Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2013

86

Perkembangan yang terjadi selama ini menunjukkan semakin pentingnya

informasi dan pengelolaan data di dalam banyak aspek kehidupan manusia. Pada saat

yang sama, tuntutan publik terhadap peningkatan kinerja pemerintah juga semakin tinggi

sehingga pada akhirnya pengelolaan data dan informasi yang baik menjadi suatu

keharusan untuk dilaksanakan semua institusi.

Untuk memperoleh berbagai data dan informasi tersebut perlu dilakukan

pencatatan dan pelaporan secara baik dan benar serta profesional. Data dan informasi

merupakan sumber daya yang sangat strategis dalam pengelolaan pembangunan

kesehatan. Penyediaan data dan informasi di bidang kesehatan yang berkualitas sangat

diperlukan sebagai masukan dalam proses pengambilan keputusan di lingkungan

pemerintahan, organisasi profesi, akademisi, swasta dan pihak terkait lainnya. Di bidang

kesehatan, data dan informasi juga merupakan sumber daya strategis bagi pimpinan dan

organisasi dalam penyelenggaraan Sistem Informasi Kesehatan (SIK).

Penyusun menyadari Buku profil kesehatan ini masih mempunyai banyak

kekurangan, namun demikian diharapkan dapat memberikan gambaran keadaan

kesehatan masyarakat di Kota Blitar dan capaian kinerja pelayanan kesehatan yang telah

dilakukan beserta aspek-aspek pendukungnya.

BAB 6

KESIMPULAN

KOTA BLITAR

TAHUN 2014

L P L + P Satuan

A. GAMBARAN UMUM

1 Luas Wilayah 33 Km2

Tabel 1

2 Jumlah Desa/Kelurahan 21 Desa/Kel Tabel 1

3 Jumlah Penduduk 67.869 69.083 136.952 Jiwa Tabel 2

4 Rata-rata jiwa/rumah tangga 3,2 Jiwa Tabel 1

5 Kepadatan Penduduk /Km2

4204,9 Jiwa/Km2

Tabel 1

6 Rasio Beban Tanggungan 45,5 per 100 penduduk produktif Tabel 2

7 Rasio Jenis Kelamin 98,2 Tabel 2

8 Penduduk 10 tahun ke atas melek huruf 97,50 96,57 97,16 % Tabel 3

9 Penduduk 10 tahun yang memiliki ijazah tertinggi

a. SMP/ MTs 11.198,00 11.559,00 22.757,00 % Tabel 3

b. SMA/ SMK/ MA 22.089,00 20.082,00 42.171,00 % Tabel 3

c. Sekolah menengah kejuruan 0,00 0,00 0,00 % Tabel 3

d. Diploma I/Diploma II 589,00 1.041,00 1.630,00 % Tabel 3

e. Akademi/Diploma III 1.372,00 1.693,00 3.065,00 % Tabel 3

f. Universitas/Diploma IV 5.011,00 5.492,00 10.503,00 % Tabel 3

g. S2/S3 (Master/Doktor) 545,00 264,00 809,00 % Tabel 3

B. DERAJAT KESEHATAN

B.1 Angka Kematian

10 Jumlah Lahir Hidup 1.174 980 2.154 Tabel 4

11 Angka Lahir Mati (dilaporkan) 6 4 5 per 1.000 Kelahiran Hidup Tabel 4

12 Jumlah Kematian Neonatal 11 2 13 neonatal Tabel 5

13 Angka Kematian Neonatal (dilaporkan) 9 2 6 per 1.000 Kelahiran Hidup Tabel 5

14 Jumlah Bayi Mati 11 3 13 bayi Tabel 5

15 Angka Kematian Bayi (dilaporkan) 9 3 6 per 1.000 Kelahiran Hidup Tabel 5

16 Jumlah Balita Mati 11 5 13 Balita Tabel 5

17 Angka Kematian Balita (dilaporkan) 9 5 6 per 1.000 Kelahiran Hidup Tabel 5

18 Kematian Ibu

Jumlah Kematian Ibu 3 Ibu Tabel 6

Angka Kematian Ibu (dilaporkan) 139 per 100.000 Kelahiran Hidup Tabel 6

RESUME PROFIL KESEHATAN

ANGKA/NILAINO INDIKATOR No. Lampiran

L P L + P Satuan

ANGKA/NILAINO INDIKATOR No. Lampiran

B.2 Angka Kesakitan

19 Tuberkulosis

Jumlah kasus baru TB BTA+ 42 28 70 Kasus Tabel 7

Proporsi kasus baru TB BTA+ 60,00 40,00 % Tabel 7

CNR kasus baru BTA+ 30,67 20,45 51,11 per 100.000 penduduk Tabel 7

Jumlah seluruh kasus TB 112 93 205 Kasus Tabel 7

CNR seluruh kasus TB 81,78 67,91 149,69 per 100.000 penduduk Tabel 7

Kasus TB anak 0-14 tahun 0,00 % Tabel 7

Persentase BTA+ terhadap suspek #DIV/0! #DIV/0! 6,90 % Tabel 8

Angka kesembuhan BTA+ 75,51 72,50 74,16 % Tabel 9

Angka pengobatan lengkap BTA+ 2,04 5,00 3,37 % Tabel 9

Angka keberhasilan pengobatan (Success Rate) BTA+ 77,55 77,50 77,53 % Tabel 9

Angka kematian selama pengobatan 2,19 2,19 4,38 per 100.000 penduduk Tabel 9

20 Pneumonia Balita ditemukan dan ditangani 28,15 33,78 30,97 % Tabel 10

21 Jumlah Kasus HIV 4 0 4 Kasus Tabel 11

22 Jumlah Kasus AIDS 3 2 5 Kasus Tabel 11

23 Jumlah Kematian karena AIDS 1 1 2 Jiwa Tabel 11

24 Jumlah Kasus Syphilis 0 0 0 Kasus Tabel 11

25 Donor darah diskrining positif HIV 0,55 1,26 0,78 % Tabel 12

26 Persentase Diare ditemukan dan ditangani 0,00 0,00 0,00 % Tabel 13

27 Kusta

Jumlah Kasus Baru Kusta (PB+MB) 2 0 2 Kasus Tabel 14

Angka penemuan kasus baru kusta (NCDR) 1,46 0,00 1,46 per 100.000 penduduk Tabel 14

Persentase Kasus Baru Kusta 0-14 Tahun 0,00 % Tabel 15

Persentase Cacat Tingkat 2 Penderita Kusta 0,00 % Tabel 15

Angka Cacat Tingkat 2 Penderita Kusta 0,00 per 100.000 penduduk Tabel 15

Angka Prevalensi Kusta 0,15 0,00 0,15 per 10.000 Penduduk Tabel 16

Penderita Kusta PB Selesai Berobat (RFT PB) 100,00 #DIV/0! 100,00 % Tabel 17

Penderita Kusta MB Selesai Berobat (RFT MB) #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! % Tabel 17

28 Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi

AFP Rate (non polio) < 15 th 15,40 per 100.000 penduduk <15 tahun Tabel 18

Jumlah Kasus Difteri 9 7 16 Kasus Tabel 19

Case Fatality Rate Difteri 0 % Tabel 19

Jumlah Kasus Pertusis 0 0 0 Kasus Tabel 19

Jumlah Kasus Tetanus (non neonatorum) 0 0 0 Kasus Tabel 19

Case Fatality Rate Tetanus (non neonatorum) #DIV/0! % Tabel 19

Jumlah Kasus Tetanus Neonatorum 0 0 0 Kasus Tabel 19

Case Fatality Rate Tetanus Neonatorum #DIV/0! % Tabel 19

L P L + P Satuan

ANGKA/NILAINO INDIKATOR No. Lampiran

Jumlah Kasus Campak 32 28 60 Kasus Tabel 20

Case Fatality Rate Campak 0 % Tabel 20

Jumlah Kasus Polio 0 0 0 Kasus Tabel 20

Jumlah Kasus Hepatitis B 0 0 0 Kasus Tabel 20

29 Incidence Rate DBD 33,59 29,94 63,53 per 100.000 penduduk Tabel 21

30 Case Fatality Rate DBD #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! % Tabel 21

31 Angka Kesakitan Malaria (Annual Parasit Incidence ) #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! per 1.000 penduduk berisiko Tabel 22

32 Case Fatality Rate Malaria #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! % Tabel 22

33 Angka Kesakitan Filariasis 0 0 0 per 100.000 penduduk Tabel 23

34 Persentase Hipertensi/tekanan darah tinggi 0,74 25,00 23,45 % Tabel 24

35 Persentase obese 15,72 41,61 27,70 % Tabel 25

36 Persentase IVA positif pada perempuan usia 30-50 tahun 0,00 % Tabel 26

37 % tumor/benjolan payudara pada perempuan 30-50 tahun 0,00 % Tabel 26

38 Desa/Kel. terkena KLB ditangani < 24 jam 100,00 % Tabel 28

C. UPAYA KESEHATAN

C.1 Pelayanan Kesehatan

39 Kunjungan Ibu Hamil (K1) 88 % Tabel 29

40 Kunjungan Ibu Hamil (K4) 78,59 % Tabel 29

41 Persalinan ditolong Tenaga Kesehatan 87,27 % Tabel 29

42 Pelayanan Ibu Nifas 86,50 % Tabel 29

43 Ibu Nifas Mendapat Vitamin A 85,69 % Tabel 29

44 Ibu hamil dengan imunisasi TT2+ 61,65 % Tabel 30

45 Ibu Hamil Mendapat Tablet Fe3 78,59 % Tabel 32

46 Penanganan komplikasi kebidanan 95,87 % Tabel 33

47 Penanganan komplikasi Neonatal 84,18 85,01 84,59 % Tabel 33

48 Peserta KB Baru 6,27 % Tabel 36

49 Peserta KB Aktif 70,11 % Tabel 36

50 Bayi baru lahir ditimbang 100 100 100 % Tabel 37

51 Berat Badan Bayi Lahir Rendah (BBLR) 5,20 5,71 5,43 % Tabel 37

52 Kunjungan Neonatus 1 (KN 1) 99,07 85,59 92,43 % Tabel 38

53 Kunjungan Neonatus 3 kali (KN Lengkap) 96,10 85,94 91,10 % Tabel 38

54 Bayi yang diberi ASI Eksklusif 74,78 75,20 74,99 % Tabel 39

55 Pelayanan kesehatan bayi 85,00 76,77 80,95 % Tabel 40

56 Desa/Kelurahan UCI 90,48 % Tabel 41

57 Cakupan Imunisasi Campak Bayi 98,73 95,55 97,16 % Tabel 43

58 Imunisasi dasar lengkap pada bayi 97,20 95,46 96,34 % Tabel 43

59 Bayi Mendapat Vitamin A 82,63 83,93 83,27 % Tabel 44

L P L + P Satuan

ANGKA/NILAINO INDIKATOR No. Lampiran

60 Anak Balita Mendapat Vitamin A 102,43 111,03 106,49 % Tabel 44

61 Baduta ditimbang 44,29 42,96 43,63 % Tabel 45

62 Baduta berat badan di bawah garis merah (BGM) 1,40 1,11 1,26 % Tabel 45

63 Pelayanan kesehatan anak balita 57,15 63,97 60,37 % Tabel 46

64 Balita ditimbang (D/S) 69,72 67,54 68,63 % Tabel 47

65 Balita berat badan di bawah garis merah (BGM) 0,63 0,49 0,56 % Tabel 47

66 Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan 100,00 #DIV/0! 100,00 % Tabel 48

67 Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD dan Setingkat 100,00 100,00 100,00 %

Tabel 49

68 Rasio Tumpatan/Pencabutan Gigi Tetap 1,32 Tabel 50

69 SD/MI yang melakukan sikat gigi massal 100,00 sekolah Tabel 51

70 SD/MI yang mendapat pelayanan gigi 100,00 sekolah Tabel 51

71 Murid SD/MI Diperiksa (UKGS) 17,13 17,71 17,42 % Tabel 51

72 Murid SD/MI Mendapat Perawatan (UKGS) 91,74 85,38 88,74 % Tabel 51

73 Siswa SD dan setingkat mendapat perawatan gigi dan

mulut 91,74 85,38 88,74 % Tabel 51

74 Pelayanan Kesehatan Usila (60 tahun +) 91,66 72,61 81,26 % Tabel 52

C.2 Akses dan Mutu Pelayanan KesehatanPersentase

75 Peserta Jaminan Pemeliharaan Kesehatan 44,02 6,66 25,18 % Tabel 53

76 Cakupan Kunjungan Rawat Jalan 296,02 255,64 275,65 % Tabel 54

77 Cakupan Kunjungan Rawat Inap 23,74 32,25 28,03 % Tabel 54

78 Angka kematian kasar/Gross Death Rate (GDR) di RS 5,40 3,88 4,55 per 100.000 pasien keluar Tabel 55

79 Angka kematian murni/Nett Death Rate (NDR) di RS 2,98 2,01 2,44 per 100.000 pasien keluar Tabel 55

80 Bed Occupation Rate (BOR) di RS 65,62 % Tabel 56

81 Bed Turn Over (BTO) di RS 68,14 Kali Tabel 56

82 Turn of Interval (TOI) di RS 1,84 Hari Tabel 56

83 Average Length of Stay (ALOS) di RS 3,60 Hari Tabel 56

C.3 Perilaku Hidup Masyarakat

87 Rumah Tangga ber-PHBS 40,39 % Tabel 57

L P L + P Satuan

ANGKA/NILAINO INDIKATOR No. Lampiran

C.4 Keadaan Lingkungan

88 Persentase rumah sehat 37,31 % Tabel 58

89 Penduduk yang memiliki akses air minum yang layak 70,10 % Tabel 59

90 Penyelenggara air minum memenuhi syarat kesehatan 82,61 % Tabel 60

91 Penduduk yg memiliki akses sanitasi layak (jamban sehat) 96,22 % Tabel 61

92 Desa STBM - % Tabel 62

93 Tempat-tempat umum memenuhi syarat 70,78 % Tabel 63

TPM memenuhi syarat higiene sanitasi 72,37 % Tabel 64

TPM tidak memenuhi syarat dibina 208,45 % Tabel 65

TPM memenuhi syarat diuji petik 27,42 % Tabel 65

D. SUMBERDAYA KESEHATAN

D.1 Sarana Kesehatan

94 Jumlah Rumah Sakit Umum 4,00 RS Tabel 67

95 Jumlah Rumah Sakit Khusus 1,00 RS Tabel 67

96 Jumlah Puskesmas Rawat Inap 2,00 Tabel 67

97 Jumlah Puskesmas non-Rawat Inap 1,00 Tabel 67

Jumlah Puskesmas Keliling - Tabel 67

Jumlah Puskesmas pembantu 16,00 Tabel 67

98 Jumlah Apotek 37,00 Tabel 67

99 RS dengan kemampuan pelayanan gadar level 1 100,00 % Tabel 68

100 Jumlah Posyandu 164,00 Posyandu Tabel 69

101 Posyandu Aktif 96,34 % Tabel 69

102 Rasio posyandu per 100 balita 1,44 per 100 balita Tabel 69

103 UKBM

Poskesdes 21,00 Poskesdes Tabel 70

Polindes - Polindes Tabel 70

Posbindu 9,00 Posbindu Tabel 70

104 Jumlah Desa Siaga 21,00 Desa Tabel 71

105 Persentase Desa Siaga 100,00 % Tabel 71

D.2 Tenaga Kesehatan

106 Jumlah Dokter Spesialis 38,00 9,00 47,00 Orang Tabel 72

107 Jumlah Dokter Umum 29,00 28,00 57,00 Orang Tabel 72

108 Rasio Dokter (spesialis+umum) 71,56 per 100.000 penduduk Tabel 72

109 Jumlah Dokter Gigi + Dokter Gigi Spesialis 2,00 14,00 16,00 Orang Tabel 72

L P L + P Satuan

ANGKA/NILAINO INDIKATOR No. Lampiran

110 Rasio Dokter Gigi (termasuk Dokter Gigi Spesialis) 11,68 per 100.000 penduduk

111 Jumlah Bidan 107,00 Orang Tabel 73

112 Rasio Bidan per 100.000 penduduk 154,89 per 100.000 penduduk Tabel 73

113 Jumlah Perawat 147,00 344,00 491,00 Orang Tabel 73

114 Rasio Perawat per 100.000 penduduk 358,52 per 100.000 penduduk Tabel 73

115 Jumlah Perawat Gigi - 6,00 6,00 Orang Tabel 73

116 Jumlah Tenaga Kefarmasian 9,00 54,00 63,00 Orang Tabel 74

117 Jumlah Tenaga Kesehatan kesehatan 4,00 6,00 10,00 Orang Tabel 75

118 Jumlah Tenaga Sanitasi 7,00 7,00 14,00 Orang Tabel 76

119 Jumlah Tenaga Gizi 3,00 20,00 23,00 Orang Tabel 77

D.3 Pembiayaan Kesehatan

120 Total Anggaran Kesehatan 3.847.654.619.624 Rp Tabel 81

121 APBD Kesehatan thd APBD Kab/Kota 23 % Tabel 81

122 Anggaran Kesehatan Perkapita 28.094.914 Rp Tabel 81

TABEL 1

LUAS WILAYAH, JUMLAH DESA/KELURAHAN, JUMLAH PENDUDUK, JUMLAH RUMAH TANGGA,

DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KECAMATAN

KOTA BLITAR

TAHUN 2014

LUAS JUMLAH RATA-RATA KEPADATAN

WILAYAH RUMAH JIWA/RUMAH PENDUDUK

(km2) TANGGA TANGGA per km

2

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 Sukorejo 9,92 0 7 7 45.348 14.683 3,09 4571,37

2 Kepanjenkidul 10,50 0 7 7 42.907 12.437 3,45 4086,38

3 Sananwetan 12,15 0 7 7 48.697 15.814 3,08 4007,98

JUMLAH (KAB/KOTA) 32,57 0 21 21 136.952 42.934 3,19 4.204,85

Sumber: - Kantor Statistik Kota Blitar

- Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Daerah Kota Blitar

JUMLAH

PENDUDUK

JUMLAH

NO KECAMATANDESA KELURAHAN

DESA +

KELURAHAN

TABEL 2

JUMLAH PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN DAN KELOMPOK UMUR

KOTA BLITAR

TAHUN 2014

JUMLAH PENDUDUK

LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI+PEREMPUAN RASIO JENIS KELAMIN

1 2 3 4 5 6

1 0 - 4 5.950 5.417 11.367 109,84

2 5 - 9 5.575 5.191 10.766 107,40

3 10 - 14 5.614 5.095 10.709 110,19

4 15 - 19 5.521 6.048 11.569 91,29

5 20 - 24 4.965 4.835 9.800 102,69

6 25 - 29 5.543 5.311 10.854 104,37

7 30 - 34 5.343 5.166 10.509 103,43

8 35 - 39 5.152 5.220 10.372 98,70

9 40 - 44 5.111 5.339 10.450 95,73

10 45 - 49 4.531 5.094 9.625 88,95

11 50 - 54 4.247 4.481 8.728 94,78

12 55 - 59 3.553 3.749 7.302 94,77

13 60 - 64 2.442 2.451 4.893 99,63

14 65 - 69 1.718 1.965 3.683 87,43

15 70 - 74 1.232 1.512 2.744 81,48

16 75+ 1.372 2.209 3.581 62,11

JUMLAH 67.869 69.083 136.952 98,24

ANGKA BEBAN TANGGUNGAN (DEPENDENCY RATIO) 46

Sumber: - Data Terolah dari Kantor Statistik Kota Blitar

NO KELOMPOK UMUR (TAHUN)

DAN IJAZAH TERTINGGI YANG DIPEROLEH MENURUT JENIS KELAMIN

KOTA BLITAR

TAHUN 2014

LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI+

PEREMPUANLAKI-LAKI PEREMPUAN

LAKI-LAKI+

PEREMPUAN

1 2 3 4 5 6 7 8

1 PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS 56.344 58.475 114.819

2PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS YANG

MELEK HURUF0 97,50 96,57 97,16

3PERSENTASE PENDIDIKAN TERTINGGI YANG

DITAMATKAN:

a. TIDAK MEMILIKI IJAZAH SD 9.170 9.032 18.202 16,28 15,45 15,85

b. SD/MI 12.698 14.408 27.106 22,54 24,64 23,61

c. SMP/ MTs 11.198 11.559 22.757 19,87 19,77 19,82

d. SMA/ MA 22.089 20.082 42.171 39,20 34,34 36,73

e. SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN 0 0,00 0,00 0,00

f. DIPLOMA I/DIPLOMA II 589 1.041 1.630 1,05 1,78 1,42

g. AKADEMI/DIPLOMA III 1.372 1.693 3.065 2,44 2,90 2,67

h. UNIVERSITAS/DIPLOMA IV 5.011 5.492 10.503 8,89 9,39 9,15

i. S2/S3 (MASTER/DOKTOR) 545 264 809 0,97 0,45 0,70

Sumber: Buku Profil Perkembangan Penduduk Kota Blitar Semester I Tahun 2014

TABEL 3

JUMLAH PERSENTASE

PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS YANG MELEK HURUF

NO VARIABEL

TABEL 4

KOTA BLITAR

TAHUN 2014

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 Sukorejo Karangsari 406 2 408 281 0 281 687 2 689

2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 316 4 320 302 3 305 618 7 625

3 Sananwetan Sananwetan 452 1 453 397 1 398 849 2 851

JUMLAH (KAB/KOTA) 1.174 7 1.181 980 4 984 2.154 11 2.165

5,93 4,07 5,08

Sumber: Seksi Kesga & Kespro

Keterangan : Angka Lahir Mati (dilaporkan) tersebut di atas belum tentu menggambarkan Angka Lahir Mati yang sebenarnya di populasi

ANGKA LAHIR MATI PER 1.000 KELAHIRAN (DILAPORKAN)

JUMLAH KELAHIRAN MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN DAN PUSKESMAS

MATI HIDUP + MATI

LAKI-LAKI LAKI-LAKI + PEREMPUAN

HIDUP MATI HIDUP + MATI

JUMLAH KELAHIRAN

NO KECAMATANNAMA

PUSKESMASHIDUP

PEREMPUAN

HIDUP MATI HIDUP + MATI

TABEL 5

JUMLAH KEMATIAN NEONATAL, BAYI, DAN BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

KOTA BLITAR

TAHUN 2014

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

1 Sukorejo Karangsari 5 5 0 5 0 1 0 1 5 5 0 5

2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 1 1 0 1 0 2 0 2 1 1 0 1

3 Sananwetan Sananwetan 5 5 0 5 2 0 0 2 7 7 0 7

JUMLAH (KAB/KOTA) 11 11 0 11 2 3 0 5 13 13 0 13

9,37 9,37 0,00 9,37 2,04 3,06 0,00 5,10 6,04 6,04 0,00 6,04

Sumber: Seksi Kesga & Kespro

Keterangan : - Angka Kematian (dilaporkan) tersebut di atas belum tentu menggambarkan AKN/AKB/AKABA yang sebenarnya di populasi

- a : kematian bayi termasuk kematian pada neonatal

NEONATAL

NO KECAMATAN PUSKESMAS

BALITA ANAK

BALITABAYI

a ANAK

BALITANEONATAL NEONATAL

LAKI - LAKI PEREMPUAN LAKI - LAKI + PEREMPUAN

JUMLAH KEMATIAN

ANGKA KEMATIAN (DILAPORKAN)

BAYIa BALITA BAYI

a ANAK

BALITABALITA

TABEL 6

JUMLAH KEMATIAN IBU MENURUT KELOMPOK UMUR, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

KOTA BLITAR

TAHUN 2014

< 20

tahun

20-34

tahun≥35 tahun JUMLAH

< 20

tahun

20-34

tahun≥35 tahun JUMLAH

< 20

tahun

20-34

tahun≥35 tahun JUMLAH

< 20

tahun

20-34

tahun≥35 tahun JUMLAH

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

1 Sukorejo Karangsari 687 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1

2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 618 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

3 Sananwetan Sananwetan 849 0 0 0 0 0 1 1 2 0 0 0 0 0 1 1 2

2.154 0 0 1 1 0 1 1 2 0 0 0 0 0 1 2 3

ANGKA KEMATIAN IBU (DILAPORKAN) ###### #

Sumber: Seksi Kesga & Kespro

Keterangan:

- Jumlah kematian ibu = jumlah kematian ibu hamil + jumlah kematian ibu bersalin + jumlah kematian ibu nifas

- Angka Kematian Ibu (dilaporkan) tersebut di atas belum bisa menggambarkan AKI yang sebenarnya di populasi

KEMATIAN IBU

JUMLAH KEMATIAN IBU BERSALIN JUMLAH KEMATIAN IBU NIFAS JUMLAH KEMATIAN IBU

JUMLAH (KAB/KOTA)

NO KECAMATAN PUSKESMASJUMLAH LAHIR

HIDUPJUMLAH KEMATIAN IBU HAMIL

TABEL 7

KOTA BLITAR

TAHUN 2014

L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

1 Sukorejo Karangsari 22.473 22.875 45.348 7 38,89 11 61,11 18 25 50,00 25 50,00 50 0 0,00

2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 21.264 21.643 42.907 2 50,00 2 50,00 4 12 63,16 7 36,84 19 0 0,00

3 Sananwetan Sananwetan 24.132 24.565 48.697 33 68,75 15 31,25 48 75 55,15 61 44,85 136 0 0,00

JUMLAH (KAB/KOTA) 67.869 69.083 136.952 42 60,00 28 40,00 70 112 54,63 93 45,37 205 0 0,00

CNR KASUS BARU BTA+ PER 100.000 PENDUDUK 30,67 20,45 51,11

CNR SELURUH KASUS TB PER 100.000 PENDUDUK 81,78 67,91 149,69

Sumber: Seksi Pencegahan, Pengamatan, dan Pemberantasan Penyakit

Keterangan:

Jumlah pasien adalah seluruh pasien yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk pasien yang ditemukan di BBKPM/BPKPM/BP4, RS, Lembaga Pemasyarakatan, rumah tahanan, dokter praktek swasta, klinik dll

Catatan : Jumlah kolom 6 = jumlah kolom 7 pada Tabel 1, yaitu sebesar: 136952

KASUS BARU TB BTA+, SELURUH KASUS TB, KASUS PADA TB PADA ANAK, DAN CASE NOTIFICATION RATE (CNR) PER 100.000 PENDUDUK

MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

KASUS TB ANAK

0-14 TAHUNNO KECAMATAN PUSKESMASJUMLAH PENDUDUK

JUMLAH KASUS BARU BTA+

L PL+P

JUMLAH SELURUH

KASUS TB

L PL+P

TABEL 8

JUMLAH KASUS DAN ANGKA PENEMUAN KASUS TB PARU BTA+ MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

KOTA BLITAR

TAHUN 2014

TB PARU

L P L + P L P L + P L P L + P1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 Sukorejo Karangsari 0 7 11 18 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 0 2 2 4 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

3 Sananwetan Sananwetan 0 33 15 48 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

JUMLAH (KAB/KOTA) 0 0 1.015 42 28 70 #DIV/0! #DIV/0! 6,90

Sumber: Seksi Pencegahan, Pengamatan, dan Pemberantasan Penyakit

Keterangan:

Jumlah pasien adalah seluruh pasien yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk pasien yang ditemukan di BBKPM/BPKPM/BP4, RS, Lembaga Pemasyarakatan,

rumah tahanan, dokter praktek swasta, klinik dll

% BTA (+)

TERHADAP SUSPEKBTA (+)NO KECAMATAN PUSKESMAS

SUSPEK

TABEL 9

KOTA BLITAR

TAHUN 2014

L P L + P JUMLA

H%

JUMLA

H%

JUMLA

H% JUMLA

H%

JUMLA

H%

JUMLA

H% L P L+P L P L+P

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24

1 Sukorejo Karangsari 14 12 26 10 71,43 7 58,33 17 65,38 0 0,00 1 8,33 1 3,85 71,43 66,67 69,23 0 2 2

2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 4 7 11 4 100,00 5 71,43 9 81,82 1 25,00 1 14,29 2 18,18 125,00 85,71 100,00 0 0 0

3 Sananwetan Sananwetan 31 21 52 23 74,19 17 80,95 40 76,92 0 0,00 0 0,00 0 0,00 74,19 80,95 76,92 3 1 4

JUMLAH (KAB/KOTA) 49 40 89 37 75,51 29 72,50 66 74,16 1 2,04 2 5,00 3 3,37 77,55 77,50 77,53 3 3 6

ANGKA KEMATIAN SELAMA PENGOBATAN PER 100.000 PENDUDUK 2,19 2,19 4,38

Sumber: Seksi Pencegahan, Pengamatan, dan Pemberantasan Penyakit

Keterangan:

Jumlah pasien adalah seluruh pasien yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk pasien yang ditemukan di BBKPM/BPKPM/BP4, RS, Lembaga Pemasyarakatan,

rumah tahanan, dokter praktek swasta, klinik dll

P L + P

ANGKA KESEMBUHAN (CURE RATE)

NO KECAMATAN PUSKESMAS

JUMLAH KEMATIAN

SELAMA PENGOBATAN

ANGKA KESEMBUHAN DAN PENGOBATAN LENGKAP TB PARU BTA+ SERTA KEBERHASILAN PENGOBATAN MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

L L + P

ANGKA PENGOBATAN LENGKAP

(COMPLETE RATE)

L P

BTA (+) DIOBATI

ANGKA KEBERHASILAN

PENGOBATAN

(SUCCESS RATE/SR)

TABEL 10

PENEMUAN KASUS PNEUMONIA BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

KOTA BLITAR

TAHUN 2014

L P L+P L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

1 Sukorejo Karangsari 1.930 1.930 3.860 193 193 386 49 25,39 66 34,20 115 29,79

2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 1.517 1.518 3.035 152 152 304 38 25,05 54 35,57 92 30,31

3 Sananwetan Sananwetan 2.236 2.236 4.472 224 224 447 73 32,65 72 32,20 145 32,42

JUMLAH (KAB/KOTA) 5.683 5.684 11.367 568 568 1.137 160 28,15 192 33,78 352 30,97

Sumber: Seksi Pencegahan, Pengamatan, dan Pemberantasan Penyakit

Keterangan:

Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS

JUMLAH BALITA JUMLAH PERKIRAAN

PENDERITANO KECAMATAN PUSKESMAS

PNEUMONIA PADA BALITA

PENDERITA DITEMUKAN DAN DITANGANI

L P L + P

TABEL 11

KOTA BLITAR

TAHUN 2014

L P L+P

PROPORSI

KELOMPOK

UMUR

L P L+P

PROPORSI

KELOMPOK

UMUR

L P L+P L P L+P

PROPORSI

KELOMPOK

UMUR

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17

1 ≤ 4 TAHUN 0 0 0 0,00 0 0 0 0,00 0 0 0 0 0 0 #DIV/0!

2 5 - 14 TAHUN 0 0 0 0,00 0 0 0 0,00 0 0 0 0 0 0 #DIV/0!

3 15 - 19 TAHUN 0 0 0 0,00 0 0 0 0,00 0 0 0 0 0 0 #DIV/0!

4 20 - 24 TAHUN 2 0 2 50,00 1 0 1 20,00 0 0 0 0 0 0 #DIV/0!

5 25 - 49 TAHUN 2 0 2 50,00 0 2 2 40,00 1 1 2 0 0 0 #DIV/0!

6 ≥ 50 TAHUN 0 0 0 0,00 2 0 2 40,00 0 0 0 0 0 0 #DIV/0!

JUMLAH (KAB/KOTA) 4 0 4 3 2 5 1 1 2 0 0 0

PROPORSI JENIS KELAMIN 100,00 0,00 60,00 40,00 50,00 50,00 #DIV/0! #DIV/0!

Sumber: Seksi Pencegahan, Pengamatan, dan Pemberantasan Penyakit

Ket: Jumlah kasus adalah seluruh kasus baru yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS

JUMLAH KASUS HIV, AIDS, DAN SYPHILIS MENURUT JENIS KELAMIN

NO KELOMPOK UMUR

H I V AIDS SYPHILISJUMLAH KEMATIAN AKIBAT AIDS

TABEL 12

KOTA BLITAR

TAHUN 2014

L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17

1 PMI 5.459 2.694 8.153 5.459 100,00 2.694 100,00 8.153 100,00 30 0,55 34 1,26 64 0,78

JUMLAH 5.459 2.694 8.153 5.459 100,00 2.694 100,00 8.153 100,00 30 0,55 34 1,26 64 0,78

Sumber: PMI Kota blitar

P L + P

JUMLAH PENDONOR

PERSENTASE DONOR DARAH DISKRINING TERHADAP HIV MENURUT JENIS KELAMIN

NO UNIT TRANSFUSI DARAH

DONOR DARAH

SAMPEL DARAH DIPERIKSA/DISKRINING

TERHADAP HIV

L P

POSITIF HIV

L + P L

TABEL 13

KASUS DIARE YANG DITANGANI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

KOTA BLITAR

TAHUN 2014

L P L+P L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

1 Sukorejo Karangsari 22.473 22.875 45.348 481 490 970 365 76 373 76 738 76

2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 21.264 21.643 42.907 455 463 918 542 119 402 87 944 103

3 Sananwetan Sananwetan 24.132 24.565 48.697 516 526 1.042 325 63 459 87 784 75

JUMLAH (KAB/KOTA) 67.869 69.083 136.952 1.452 1.478 2.931 1.232 84,83 1.234 83,47 2.466 84,14

ANGKA KESAKITAN DIARE PER 1.000 PENDUDUK 214

Sumber: Seksi Pencegahan, Pengamatan, dan Pemberantasan Penyakit

Ket: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS

P L + PLNO KECAMATAN PUSKESMASJUMLAH PENDUDUK

DIARE

JUMLAH TARGET

PENEMUAN

DIARE DITANGANI

TABEL 14

KASUS BARU KUSTA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

KOTA BLITAR

TAHUN 2014

L P L+P L P L+P L P L+P

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 Sukorejo Karangsari 0 0 0 1 0 1 1 0 1

2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 0 0 0 1 0 1 1 0 1

3 Sananwetan Sananwetan 0 0 0 0 0 0 0 0 0

JUMLAH (KAB/KOTA) 0 0 0 2 0 2 2 0 2

PROPORSI JENIS KELAMIN #DIV/0! #DIV/0! 100,00 0,00 100,00 0,00

ANGKA PENEMUAN KASUS BARU (NCDR/NEW CASE DETECTION RATE ) PER 100.000 PENDUDUK 1,46 0,00 1,46

Sumber: Seksi Pencegahan, Pengamatan, dan Pemberantasan Penyakit

PB + MBPausi Basiler (PB)/ Kusta kering Multi Basiler (MB)/ Kusta BasahNO KECAMATAN PUSKESMAS

KASUS BARU

TABEL 15

KOTA BLITAR

TAHUN 2014

JUMLAH % JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 7 8

1 Sukorejo Karangsari 1 - 0,00 0 0

2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 1 - 0,00 0 0

3 Sananwetan Sananwetan - - #DIV/0! 0 #DIV/0!

JUMLAH (KAB/KOTA) 2 - 0,00 - 0,00

ANGKA CACAT TINGKAT 2 PER 100.000 PENDUDUK -

Sumber: Seksi Pencegahan, Pengamatan, dan Pemberantasan Penyakit

KASUS BARU KUSTA 0-14 TAHUN DAN CACAT TINGKAT 2 MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

PENDERITA KUSTA

0-14 TAHUN

KASUS BARU

CACAT TINGKAT 2NO KECAMATAN PUSKESMAS PENDERITA

KUSTA

TABEL 16

JUMLAH KASUS DAN ANGKA PREVALENSI PENYAKIT KUSTA MENURUT TIPE/JENIS, JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

KOTA BLITAR

TAHUN 2014

L P L+P L P L+P L P L+P

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 Sukorejo Karangsari 0 0 0 1 0 1 1 0 1

2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 0 0 0 1 0 1 1 0 1

3 Sananwetan Sananwetan 0 0 0 0 0 0 0 0 0

JUMLAH (KAB/KOTA) 0 0 0 2 0 2 2 0 2

ANGKA PREVALENSI PER 10.000 PENDUDUK 0,15 0,00 0,15

Sumber: Seksi Pencegahan, Pengamatan, dan Pemberantasan Penyakit

NO KECAMATAN PUSKESMAS

KASUS TERCATAT

Pausi Basiler/Kusta kering Multi Basiler/Kusta Basah JUMLAH

TABEL 17

PERSENTASE PENDERITA KUSTA SELESAI BEROBAT (RELEASE FROM TREATMENT/RFT) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

KOTA BLITAR

TAHUN 2014

KUSTA (PB) KUSTA (MB)

L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21

1 Sukorejo Karangsari 1 0 1 1 100 0 #DIV/0! 1 100 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!

2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!

3 Sananwetan Sananwetan 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!

JUMLAH (KAB/KOTA) 1 0 1 1 100,0 0 #DIV/0! 1 100,0 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!

Sumber: Seksi Pencegahan, Pengamatan, dan Pemberantasan Penyakit

Keterangan : a = Penderita kusta PB/MB merupakan penderita pada kohort yang sama

PENDERITA MBa

L + P

RFT MB

L PL PNO KECAMATAN PUSKESMAS

RFT PB

L + PPENDERITA PB

a

TABEL 18

KOTA BLITAR

TAHUN 2014

NO KECAMATAN PUSKESMASJUMLAH PENDUDUK

<15 TAHUN

JUMLAH KASUS AFP

(NON POLIO)

1 2 3 4 5

1 Sukorejo Karangsari 10.830 4

2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 9.528 1

3 Sananwetan Sananwetan 12.104 0

JUMLAH (KAB/KOTA) 32.462 5

AFP RATE (NON POLIO) PER 100.000 PENDUDUK USIA < 15 TAHUN 15,40

Sumber: Seksi Pencegahan, Pengamatan, dan Pemberantasan Penyakit

Keterangan:

Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS

Catatan : Jumlah penduduk < 15 tahun kolom 4 = jumlah penduduk < 15 tahun pada tabel 2, yaitu sebesar:32.842

JUMLAH KASUS AFP (NON POLIO) MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS

TABEL 19

JUMLAH KASUS PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI (PD3I) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

KOTA BLITAR

TAHUN 2014

JUMLAH KASUS PD3I

L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

1 Sukorejo Karangsari 1 3 4 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 1 1 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

3 Sananwetan Sananwetan 7 3 10 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

JUMLAH (KAB/KOTA) 9 7 16 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

CASE FATALITY RATE (%) 0,00 #DIV/0! #DIV/0!

Sumber : Seksi Pencegahan, Pengamatan, dan Pemberantasan Penyakit

JUMLAH KASUSMENINGGAL

TETANUS (NON NEONATORUM) TETANUS NEONATORUM

JUMLAH KASUSMENINGGAL

PERTUSISNO KECAMATAN PUSKESMASDIFTERI

JUMLAH KASUSMENINGGAL

TABEL 20

KOTA BLITAR

TAHUN 2014

L P L+P L P L+P L P L+P1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

1 Sukorejo Karangsari 7 6 13 0 0 0 0 0 0 0

2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 3 6 9 0 0 0 0 0 0 0

3 Sananwetan Sananwetan 22 16 38 0 0 0 0 0 0 0

JUMLAH (KAB/KOTA) 32 28 60 0 0 0 0 0 0 0

CASE FATALITY RATE (%) 0,0

Sumber: Seksi Pencegahan, Pengamatan, dan Pemberantasan Penyakit

JUMLAH KASUS PD3I

JUMLAH KASUS PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI (PD3I) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

CAMPAK

JUMLAH KASUSMENINGGAL

POLIO HEPATITIS BNO KECAMATAN PUSKESMAS

TABEL 21

JUMLAH KASUS DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

KOTA BLITAR

TAHUN 2014

L P L+P L P L+P L P L+P

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 Sukorejo Karangsari 15 9 24 0 0 0 0,0 0,0 0,0

2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 6 10 16 0 0 0 0,0 0,0 0,0

3 Sananwetan Sananwetan 25 22 47 0 0 0 0,0 0,0 0,0

JUMLAH (KAB/KOTA) 46 41 87 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

INCIDENCE RATE PER 100.000 PENDUDUK 33,59 29,94 63,53

Sumber: Seksi Pencegahan, Pengamatan, dan Pemberantasan Penyakit

Ket: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS

NO KECAMATAN MENINGGAL CFR (%)JUMLAH KASUSPUSKESMAS

DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD)

TABEL 22

KOTA BLITAR

TAHUN 2014

L P L+P L % P % L+P % L P L+P L P L+P

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21

1 Sukorejo Karangsari 0 1 1 - 1 1 - #DIV/0! - - - - 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 1 0 1 1 - 1 - 0,00 - #DIV/0! - - 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

3 Sananwetan Sananwetan 0 0 0 - - - - #DIV/0! - #DIV/0! - #DIV/0! 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

JUMLAH (KAB/KOTA) 1 1 2 1 1 2 - 0,00 - - #DIV/0! #DIV/0! 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

JUMLAH PENDUDUK BERISIKO

ANGKA KESAKITAN (ANNUAL PARASITE INCIDENCE ) PER 1.000 PENDUDUK BERISIKO #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

Sumber: Seksi Pencegahan, Pengamatan, dan Pemberantasan Penyakit

Ket: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS

PUSKESMAS POSITIFL P L+P

SEDIAAN DARAH DIPERIKSA

KESAKITAN DAN KEMATIAN AKIBAT MALARIA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

CFRMENINGGAL SUSPEK

MALARIA

NO KECAMATAN

TABEL 23

PENDERITA FILARIASIS DITANGANI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

KOTA BLITAR

TAHUN 2014

L P L+P L P L+P1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 Sukorejo Karangsari 0 0 0 0 0 0

2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 0 0 0 0 0 0

3 Sananwetan Sananwetan 0 0

JUMLAH (KAB/KOTA) 0 0 0 0 0 0

ANGKA KESAKITAN PER 100.000 PENDUDUK (KAB/KOTA) 0 0 0

Sumber: Seksi Pencegahan, Pengamatan, dan Pemberantasan Penyakit

Ket: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS

JUMLAH SELURUH KASUSKASUS BARU DITEMUKANNO KECAMATAN PUSKESMAS

PENDERITA FILARIASIS

TABEL 24

PENGUKURAN TEKANAN DARAH MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

KOTA BLITAR

TAHUN 2014

LAKI-LAKI PEREMPUANLAKI-LAKI +

PEREMPUANJUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

1 Sukorejo Karangsari 16.933 17.798 34.731 68,00 0,40 247,00 1,39 315,00 0,91 19,00 27,94 55,00 22,27 74,00 23,49

2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 14.898 15.658 30.556 80,00 0,54 83,00 0,53 163,00 0,53 14,00 17,50 46,00 55,42 60,00 36,81

3 Sananwetan Sananwetan 18.928 19.895 38.823 226,00 1,19 298,00 1,50 524,00 1,35 45,00 19,91 56,00 18,79 101,00 19,27

JUMLAH (KAB/KOTA) 50.759 53.351 104.110 374,00 0,74 628,00 1,18 1.002,00 0,96 78,00 20,86 157,00 25,00 235,00 23,45

Sumber: Seksi Pencegahan, Pengamatan, dan Pemberantasan Penyakit

LAKI-LAKI +

PEREMPUAN

HIPERTENSI/TEKANAN DARAH TINGGIDILAKUKAN PENGUKURAN TEKANAN DARAH

LAKI-LAKI PEREMPUANLAKI-LAKI +

PEREMPUANNO KECAMATAN PUSKESMAS

JUMLAH PENDUDUK ≥ 18 TAHUNLAKI-LAKI PEREMPUAN

TABEL 25

PEMERIKSAAN OBESITAS MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

KOTA BLITAR

TAHUN 2014

LAKI-LAKI PEREMPUANLAKI-LAKI +

PEREMPUANJUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

1 Sukorejo Karangsari 0 0 107 #DIV/0! 49 #DIV/0! 156 #DIV/0! 3 2,80 7 14,29 10 6,41

2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 15.127 19.938 35.065 37 0,24 45 0,23 82 0,23 15 40,54 26 57,78 41 50,00

3 Sananwetan Sananwetan 24.157 43.017 67.174 15 0,06 43 0,10 58 0,09 7 46,67 24 55,81 31 53,45

JUMLAH (KAB/KOTA) 39.284 62.955 102.239 159 0,40 137 0,22 296 0,29 25 15,72 57 41,61 82 27,70

Sumber: Seksi Pencegahan, Pengamatan, dan Pemberantasan Penyakit

PEREMPUAN LAKI-LAKI + PEREMPUAN

OBESE

LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI + PEREMPUANNO KECAMATAN PUSKESMAS

JUMLAH PENGUNJUNG PUSKESMAS DAN

JARINGANNYA BERUSIA ≥ 15 TAHUN

DILAKUKAN PEMERIKSAAN OBESITAS

LAKI-LAKI

TABEL 26

CAKUPAN DETEKSI DINI KANKER LEHER RAHIM DENGAN METODE IVA DAN KANKER PAYUDARA DENGAN PEMERIKSAAN KLINIS (CBE)

MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS

KOTA BLITAR

TAHUN 2014

JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 Sukorejo Karangsari 6.833 285 4,17 0 0,00 0 0,00

2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 6.012 273 4,54 0 0,00 0 0,00

3 Sananwetan Sananwetan 7.639 282 3,69 0 0,00 0 0,00

JUMLAH (KAB/KOTA) 20.484 840 4,10 0 0,00 0 0,00

Sumber: Seksi Kesga & Kespro

Ket: IVA: Inspeksi Visual dengan Asam asetat

CBE: Clinical Breast Examination

PEMERIKSAAN LEHER RAHIM

DAN PAYUDARATUMOR/BENJOLAN

NO KECAMATAN PUSKESMASPEREMPUAN

USIA 30-50 TAHUN

IVA POSITIF

TABEL 27

JUMLAH PENDERITA DAN KEMATIAN PADA KLB MENURUT JENIS KEJADIAN LUAR BIASA (KLB)

KOTA BLITAR

TAHUN 2014

DIKETAHUIDITANGGU-

LANGIAKHIR L P L+P

0-7

HARI

8-28

HARI

1-11

BLN

1-4

THN

5-9

THN

10-14

THN

15-19

THN

20-44

THN

45-54

THN

55-59

THN

60-69

THN

70+

THNL P L+P L P L+P L P L+P L P L+P

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34

1 Difteri 3 16 4/1/2014 4/1/2014 15/12/2014 9 7 16 0 0 0 3 11 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 350 345 695 2,57 2,03 2,30 - - -

2 AFP 2 2 14/3/2014 14/3/2014 28/6/2014 5 0 5 0 0 0 0 3 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 180 170 350 2,78 - 1,43 - #DIV/0! -

Sumber: Seksi Pencegahan, Pengamatan, dan Pemberantasan Penyakit

JUMLAH

KEC

YANG TERSERANGWAKTU KEJADIAN (TANGGAL) KELOMPOK UMUR PENDERITA

JUMLAH

DESA/KEL

CFR (%)NO

JENIS KEJADIAN

LUAR BIASA

ATTACK RATE (%)JUMLAH PENDERITA JUMLAH KEMATIANJUMLAH PENDUDUK

TERANCAM

TABEL 28

KOTA BLITAR

TAHUN 2014

JUMLAH DITANGANI <24 JAM %1 2 3 4 5 6

1 Sukorejo Karangsari 8 8 100,00

2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 3 3 100,00

3 Sananwetan Sananwetan 10 10 100,00

JUMLAH (KAB/KOTA) 21 21 100,00

Sumber: Seksi Pencegahan, Pengamatan, dan Pemberantasan Penyakit

KLB DI DESA/KELURAHANNO PUSKESMASKECAMATAN

KEJADIAN LUAR BIASA (KLB) DI DESA/KELURAHAN YANG DITANGANI < 24 JAM

TABEL 29

MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS

KOTA BLITAR

TAHUN 2014

JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

1 Sukorejo Karangsari 905 677 74,81 590 65,19 863 688 79,72 690 79,95 690 79,95

2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 730 685 93,84 603 82,60 698 623 89,26 606 86,82 622 89,11

3 Sananwetan Sananwetan 957 918 95,92 844 88,19 913 848 92,88 844 92,44 808 88,50

JUMLAH (KAB/KOTA) 2.592 2.280 87,96 2.037 78,59 2.474 2.159 87,27 2.140 86,50 2.120 85,69

Sumber:

- Seksi Kesga & Kespro

- Seksi Kesehatan Anak, Remaja, Usia Lanjut dan Gizi Masyarakat

K1 K4NO KECAMATAN PUSKESMASJUMLAH

CAKUPAN KUNJUNGAN IBU HAMIL, PERSALINAN DITOLONG TENAGA KESEHATAN, DAN PELAYANAN KESEHATAN IBU NIFAS

IBU BERSALIN/NIFASIBU HAMIL

PERSALINAN

DITOLONG NAKES

MENDAPAT

YANKES NIFAS

IBU NIFAS

MENDAPAT VIT A JUMLAH

TABEL 30

PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI TT PADA IBU HAMIL MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS

KOTA BLITAR

TAHUN 2014

TT-1 TT-2 TT-3 TT-4 TT-5 TT2+

JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

1 Sukorejo Karangsari 905 43 4,75 1 0,11 104 11,49 284 31,38 363 40,11 752 83,09

2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 730 20 2,74 5 0,68 31 4,25 35 4,79 17 2,33 88 12,05

3 Sananwetan Sananwetan 957 58 6,06 8 0,84 184 19,23 245 25,60 321 33,54 758 79,21

JUMLAH (KAB/KOTA) 2.592 121 4,67 14 0,54 319 12,31 564 21,76 701 27,04 1.598 61,65

Sumber: Seksi Pencegahan, Pengamatan, dan Pemberantasan Penyakit

IMUNISASI TETANUS TOKSOID PADA IBU HAMILJUMLAH IBU

HAMILNO KECAMATAN PUSKESMAS

TABEL 31

PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI TT PADA WANITA USIA SUBUR MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS

KOTA BLITAR

TAHUN 2014

TT-1 TT-2 TT-3 TT-4 TT-5

JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

1 Sukorejo Karangsari 24.553 626 2,55 683 2,78 2.236 9,11 2.432 9,91 1.725 7,03

2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 20.708 416 2,01 1.135 5,48 1.395 6,74 1.258 6,07 1.443 6,97

3 Sananwetan Sananwetan 27.199 607 2,23 725 2,67 1.766 6,49 1.505 5,53 2.247 8,26

JUMLAH (KAB/KOTA) 72.460 1.649 2,28 2.543 3,51 5.397 7,45 5.195 7,17 5.415 7,47

Sumber: Seksi Pencegahan, Pengamatan, dan Pemberantasan Penyakit

NO KECAMATAN PUSKESMASJUMLAH WUS

(15-39 TAHUN)

IMUNISASI TETANUS TOKSOID PADA WUS

TABEL 32

JUMLAH IBU HAMIL YANG MENDAPATKAN TABLET FE1 DAN FE3 MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS

KOTA BLITAR

TAHUN 2014

FE1 (30 TABLET) FE3 (90 TABLET)

JUMLAH % JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 7 8

1 Sukorejo Karangsari 905 677 74,81 590 65,19

2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 730 685 93,84 603 82,60

3 Sananwetan Sananwetan 957 918 95,92 844 88,19

JUMLAH (KAB/KOTA) 2592 2280 87,96 2037 78,59

Sumber: Seksi Kesehatan Anak, Remaja, Usia Lanjut dan Gizi Masyarakat

KECAMATANJUMLAH

IBU HAMILNO PUSKESMAS

TABEL 33

KOTA BLITAR

TAHUN 2014

S % L P L + P L P L + P S % S % S %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19

1 Sukorejo Karangsari 905 181 153 84,53 427 370 797 64 56 120 44 68,70 34 61,26 78 65,24

2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 730 146 174 119,18 309 295 604 46 44 91 56 120,82 59 133,33 115 126,93

3 Sananwetan Sananwetan 957 191 170 88,82 444 480 924 67 72 139 49 73,57 53 73,61 102 73,59

JUMLAH (KAB/KOTA) 2.592 518 497 95,87 1.180 1.145 2.325 177 172 349 149 84,18 146 85,01 295 84,59

Sumber: Seksi Kesga & Kespro

JUMLAH BAYI

PERKIRAAN

BUMIL

DENGAN

KOMPLIKASI

KEBIDANAN

PERKIRAAN NEONATAL

KOMPLIKASI

PENANGANAN KOMPLIKASI NEONATAL

L + PL P

PENANGANAN

KOMPLIKASI

KEBIDANAN

JUMLAH DAN PERSENTASE PENANGANAN KOMPLIKASI KEBIDANAN DAN KOMPLIKASI NEONATAL

MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

NO PUSKESMASKECAMATANJUMLAH

IBU HAMIL

TABEL 34

KOTA BLITAR

TAHUN 2014

PESERTA KB AKTIF

MKJP

IUD % MOP % MOW %IM

PLAN% JUMLAH % KON DOM % SUNTIK % PIL %

OBAT

VAGINA%

LAIN

NYA% JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27

1 Sukorejo Karangsari 2.227 41,60 15 0,28 65 1,21 864 16,14 3.171 59,24 372 6,95 1.430 26,71 380 7,10 0 0,00 0 0,00 2.182 40,76 5.353 100,00

2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 1.993 38,39 20 0,39 37 0,71 399 7,68 2.449 47,17 140 2,70 1.761 33,92 842 16,22 0 0,00 0 0,00 2.743 52,83 5.192 100,00

3 Sananwetan Sananwetan 1.094 18,94 47 0,81 63 1,09 109 1,89 1.313 22,73 200 3,46 2.889 50,01 1.375 23,80 0 0,00 0 0,00 4.464 77,27 5.777 100,00

JUMLAH (KAB/KOTA) 5.314 32,56 82 0,50 165 1,01 1.372 8,41 6.933 42,48 712 4,36 6.080 37,25 2.597 15,91 0 0,00 0 0,00 9.389 57,52 16.322 100,00

Sumber: Seksi Kesga & Kespro

Keterangan: MKJP = Metode Kontrasepsi Jangka Panjang

PROPORSI PESERTA KB AKTIF MENURUT JENIS KONTRASEPSI, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

MKJP +

NON

MKJP

% MKJP +

NON MKJP

NO KECAMATAN PUSKESMASNON MKJP

TABEL 35

KOTA BLITAR

TAHUN 2014

PESERTA KB BARU

MKJP

IUD % MOP % MOW % IMPLAN % JUMLAH % KONDOM % SUNTIK % PIL %OBAT

VAGINA%

LAIN

NYA% JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27

1 Sukorejo Karangsari 155 35,96 0 0,00 9 2,09 101 23,43 265 61,48 27 6,26 89 20,65 50 11,60 0 0,00 0 0,00 166 38,52 431 100,00

2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 100 35,71 0 0,00 14 5,00 24 8,57 138 49,29 10 3,57 85 30,36 47 16,79 0 0,00 0 0,00 142 50,71 280 100,00

3 Sananwetan Sananwetan 175 23,36 0 0,00 20 2,67 24 3,20 219 29,24 11 1,47 422 56,34 97 12,95 0 0,00 0 0,00 530 70,76 749 100,00

JUMLAH (KAB/KOTA) 430 29,45 0 0,00 43 2,95 149 10,21 622 42,60 48 3,29 596 40,82 194 13,29 0 0,00 0 0,00 838 57,40 1.460 100,00

Sumber: Seksi Kesga & Kespro

Keterangan: MKJP = Metode Kontrasepsi Jangka Panjang

PROPORSI PESERTA KB BARU MENURUT JENIS KONTRASEPSI, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

NON MKJP MKJP +

NON

MKJP

% MKJP

+ NON

MKJP

NO KECAMATAN PUSKESMAS

TABEL 36

JUMLAH PESERTA KB BARU DAN KB AKTIF MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS

KOTA BLITAR

TAHUN 2014

PESERTA KB BARU

JUMLAH % JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 7 8

1 Sukorejo Karangsari 7.712 431 5,59 5.353 69,41

2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 7.294 280 3,84 5.192 71,18

3 Sananwetan Sananwetan 8.275 749 9,05 5.777 69,81

JUMLAH (KAB/KOTA) 23.281 1.460 6,27 16.322 70,11

Sumber: Seksi Kesga dan Kespro

PESERTA KB AKTIFJUMLAH PUSNO KECAMATAN PUSKESMAS

TABEL 37

KOTA BLITAR

TAHUN 2014

L P L + P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

1 Sukorejo Karangsari 406 281 687 406 100,00 281 100,00 687 100,00 18 4,43 14 4,98 32 4,66

2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 316 302 618 316 100,00 302 100,00 618 100,00 18 5,70 20 6,62 38 6,15

3 Sananwetan Sananwetan 452 397 849 452 100,00 397 100,00 849 100,00 25 5,53 22 5,54 47 5,54

JUMLAH (KAB/KOTA) 1.174 980 2.154 1.174 100,00 980 100,00 2.154 100,00 61 5,20 56 5,71 117 5,43

Sumber: Seksi Kesga & Kespro

BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

P LL + P L + P

BBLRJUMLAH LAHIR HIDUP

L

BAYI BARU LAHIR DITIMBANG

PNO KECAMATAN PUSKESMAS

TABEL 38

CAKUPAN KUNJUNGAN NEONATAL MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

KOTA BLITAR

TAHUN 2014

L P L + P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

1 Sukorejo Karangsari 427 370 797 404 94,61 285 77,03 689 86,45 396 92,74 301 81,35 697 87,45

2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 309 295 604 311 100,65 301 102,03 612 101,32 298 96,44 280 94,92 578 95,70

3 Sananwetan Sananwetan 444 480 924 454 102,25 394 82,08 848 91,77 440 99,10 403 83,96 843 91,23

JUMLAH (KAB/KOTA) 1.180 1.145 2.325 1.169 99,07 980 85,59 2.149 92,43 1.134 96,10 984 85,94 2.118 91,10

Sumber: Seksi Kesga & Kespro

JUMLAH BAYINO KECAMATAN PUSKESMAS P L + P

KUNJUNGAN NEONATAL 3 KALI (KN LENGKAP)

P L + PL

KUNJUNGAN NEONATAL 1 KALI (KN1)

L

TABEL 39

KOTA BLITAR

TAHUN 2014

L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 Sukorejo Karangsari 384 355 739 321 83,59 298 83,94 619 83,76

2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 170 155 325 108 63,53 100 64,52 208 64,00

3 Sananwetan Sananwetan 370 381 751 262 70,81 272 71,39 534 71,11

JUMLAH (KAB/KOTA) 924 891 1.815 691 74,78 670 75,20 1.361 74,99

Sumber: Seksi Kesehatan Anak, Remaja, Usia Lanjut dan Gizi Masyarakat

JUMLAH BAYI YANG DIBERI ASI EKSKLUSIF

USIA 0-6 BULAN

L + P

JUMLAH BAYI YANG DIBERI ASI EKSKLUSIF MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

NO KECAMATANJUMLAH BAYI

PUSKESMASL P

TABEL 40

CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN BAYI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

KOTA BLITAR

TAHUN 2014

L P L + P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 Sukorejo Karangsari 427 370 797 362 84,78 320 86,49 682 85,57

2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 309 295 604 258 83,50 266 90,17 524 86,75

3 Sananwetan Sananwetan 444 480 924 383 86,26 293 61,04 676 73,16

JUMLAH (KAB/KOTA) 1.180 1.145 2.325 1.003 85,00 879 76,77 1.882 80,95

Sumber: Seksi Kesga & Kespro

P L + PLNO KECAMATAN PUSKESMASJUMLAH BAYI

PELAYANAN KESEHATAN BAYI

TABEL 41

KOTA BLITAR

TAHUN 2014

1 2 3 4 5 6

1 Sukorejo Karangsari 7 6 85,71

2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 7 6 85,71

3 Sananwetan Sananwetan 7 7 100,00

JUMLAH (KAB/KOTA) 21 19 90,48

Sumber: Seksi Pencegahan, Pengamatan dan Pemberantasan Penyakit

CAKUPAN DESA/KELURAHAN UNIVERSAL CHILD IMMUNIZATION (UCI) MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS

% DESA/KELURAHAN

UCINO KECAMATAN PUSKESMAS

JUMLAH

DESA/KELURAHAN

DESA/KELURAHAN

UCI

TABEL 42

CAKUPAN IMUNISASI HEPATITIS B < 7 HARI DAN BCG PADA BAYI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

KOTA BLITAR

TAHUN 2014

BAYI DIIMUNISASI

Hb < 7 hari BCG

L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

1 Sukorejo Karangsari 427 370 797 398 93,21 297 80,27 695 87,20 410 96,02 313 84,59 723 90,72

2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 309 295 604 318 102,91 296 100,34 614 101,66 294 95,15 231 78,31 525 86,92

3 Sananwetan Sananwetan 444 480 924 487 109,68 410 85,42 897 97,08 468 105,41 409 85,21 877 94,91

JUMLAH (KAB/KOTA) 1180 1145 2325 1203 101,95 1003 87,60 2206 94,88 1172 99,32 953 83,23 2125 91,40

Sumber: Seksi Pencegahan, Pengamatan dan Pemberantasan Penyakit

L + P L P L + PNO KECAMATAN PUSKESMAS

JUMLAH LAHIR HIDUP

L P

TABEL 43

CAKUPAN IMUNISASI DPT-HB/DPT-HB-Hib, POLIO, CAMPAK, DAN IMUNISASI DASAR LENGKAP PADA BAYI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

KOTA BLITAR

TAHUN 2014

BAYI DIIMUNISASI

DPT-HB3/DPT-HB-Hib3 POLIO 4a CAMPAK IMUNISASI DASAR LENGKAP

L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 7 8,00 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

1 Sukorejo Karangsari 427 370 797 349 81,73 363 98,11 712 89,34 349 81,73 363 98,11 712 89,34 376 88,06 379 102,43 755 94,73 363 85,01 382 103,24 745 93,48

2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 309 295 604 260 84,14 238 80,68 498 82,45 260 84,14 238 80,68 498 82,45 277 89,64 268 90,85 545 90,23 274 88,67 264 89,49 538 89,07

3 Sananwetan Sananwetan 444 480 924 503 113,29 411 85,63 914 98,92 506 113,96 409 85,21 915 99,03 512 115,32 447 93,13 959 103,79 510 114,86 447 93,13 957 103,57

JUMLAH (KAB/KOTA) 1.180 1.145 2.325 1.112 94,24 1.012 88,38 2.124 91,35 1.115 94,49 1.010 88,21 2.125 91,40 1.165 98,73 1.094 95,55 2.259 97,16 1.147 97,20 1.093 95,46 2.240 96,34

Sumber: Seksi Pencegahan, Pengamatan dan Pemberantasan Penyakit

Keterangan: a = khusus provinsi yang menerapkan 3 dosis polio maka diisi dengan polio 3

NO KECAMATAN PUSKESMAS

JUMLAH BAYI

(SURVIVING INFANT)L P L + PL P L + PL + P L P L + P L P

TABEL 44

CAKUPAN PEMBERIAN VITAMIN A PADA BAYI DAN ANAK BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

KOTA BLITAR

TAHUN 2014

BAYI 6-11 BULAN ANAK BALITA (12-59 BULAN) BALITA (6-59 BULAN)

L P L+P SƷ % S % S % L P L+P S % S % S % L P L+P S % S % S1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29

1 Sukorejo Karangsari 427 370 797 316 74,00 291 78,65 607 76,16 1.561 1.382 2.943 2.098 134,40 1.998 144,57 4.096 139,18 1.988 1.752 3.740 2.414 121,43 2.289 130,65 4.703

2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 309 295 604 283 91,59 290 98,31 573 94,87 1.417 1.274 2.691 1.093 77,13 1.092 85,71 2.185 81,20 1.726 1.569 3.295 1.376 79,72 1.382 88,08 2.758

3 Sananwetan Sananwetan 444 480 924 376 84,68 380 79,17 756 81,82 1.792 1.616 3.408 1.695 94,59 1.653 102,29 3.348 98,24 2.236 2.096 4.332 2.071 92,62 2.033 96,99 4.104

JUMLAH (KAB/KOTA) 1.180 1.145 2.325 975 82,63 961 83,93 1.936 83,27 4.770 4.272 9.042 4.886 102,43 4.743 111,03 9.629 106,49 5.950 5.417 11.367 5.861 98,50 5.704 105,30 11.565

Sumber: Seksi Kesehatan Anak, Remaja, Usia Lanjut dan Gizi Masyarakat

Keterangan: Pelaporan pemberian vitamin A dilakukan pada Februari dan Agustus, maka perhitungan bayi 6-11 bulan yang mendapat vitamin A dalam setahun dihitung dengan mengakumulasi bayi 6-11 bulan yang mendapat vitamin A di bulan Februari dan yang mendapat vitamin A di bulan Agustus

PLP

MENDAPAT VIT A

LL PL + P

MENDAPAT VIT AJUMLAH

MENDAPAT VIT ANO KECAMATAN PUSKESMAS

L + PJUMLAH BAYI JUMLAH

L + P

CAKUPAN PEMBERIAN VITAMIN A PADA BAYI DAN ANAK BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

BALITA (6-59 BULAN)

%30

125,75

83,70

94,74

101,74

MENDAPAT VIT A

L + P

TABEL 45

JUMLAH ANAK 0-23 BULAN DITIMBANG MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

KOTA BLITAR

TAHUN 2014

L P L+P L P L+P L P L+P JUMLA

H% JUMLA

H% JUMLA

H%

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

1 Sukorejo Karangsari 1.362 1.305 2.667 612 564 1.176 44,93 43,22 44,09 6 0,98 9 1,60 15 1,28

2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 1.132 1.119 2.251 324 358 682 28,62 31,99 30,30 6 1,85 4 1,12 10 1,47

3 Sananwetan Sananwetan 1.527 1.563 3.090 845 791 1.636 55,34 50,61 52,94 13 1,54 6 0,76 19 1,16

JUMLAH (KAB/KOTA) 4.021 3.987 8.008 1.781 1.713 3.494 44,29 42,96 43,63 25 1,40 19 1,11 44 1,26

Sumber: Seksi Kesehatan Anak, Remaja, Usia Lanjut dan Gizi Masyarakat

BGM

JUMLAH (D) % (D/S) L P L+PNO KECAMATAN PUSKESMAS

ANAK 0-23 BULAN (BADUTA)

JUMLAH BADUTA

DILAPORKAN (S)

DITIMBANG

TABEL 46

KOTA BLITAR

TAHUN 2014

ANAK BALITA (12-59 BULAN)

L P L + P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 Sukorejo Karangsari 1.561 1.382 2.943 959 61,43 1.003 72,58 1.962 66,67

2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 1.417 1.274 2.691 717 50,60 728 57,14 1.445 53,70

3 Sananwetan Sananwetan 1.792 1.616 3.408 1.050 58,59 1.002 62,00 2.052 60,21

JUMLAH (KAB/KOTA) 4.770 4.272 9.042 2.726 57,15 2.733 63,97 5.459 60,37

Sumber: Seksi Kesga & Kespro

CAKUPAN PELAYANAN ANAK BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

P L + P

MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN (MINIMAL 8 KALI)

LNO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH

TABEL 47

JUMLAH BALITA DITIMBANG MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

KOTA BLITAR

TAHUN 2014

L P L+P L P L+P L P L+P JUMLA

H% JUMLA

H% JUMLA

H%

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

1 Sukorejo Karangsari 1.930 1.930 3.860 1.287 1.250 2.537 66,68 64,77 65,73 6 0,47 9 0,72 15 0,59

2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 1.517 1.518 3.035 903 920 1.823 59,53 60,61 60,07 6 0,66 4 0,43 10 0,55

3 Sananwetan Sananwetan 2.236 2.236 4.472 1.772 1.669 3.441 79,25 74,64 76,95 13 0,73 6 0,36 19 0,55

JUMLAH (KAB/KOTA) 5.683 5.684 11.367 3.962 3.839 7.801 69,72 67,54 68,63 25 0,63 19 0,49 44 0,56

Sumber: Seksi Kesehatan Anak, Remaja, Usia Lanjut dan Gizi Masyarakat

BGM

L P

DITIMBANG

JUMLAH (D) % (D/S)NO KECAMATAN PUSKESMAS

JUMLAH BALITA

DILAPORKAN (S)

BALITA

L+P

TABEL 48

CAKUPAN KASUS BALITA GIZI BURUK YANG MENDAPAT PERAWATAN MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

KOTA BLITAR

TAHUN 2014

KASUS BALITA GIZI BURUK

L P L+P S % S % S %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 Sukorejo Karangsari 3 - 3 3 100,00 - #DIV/0! 3 100,00

2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 1 - 1 1 100,00 - #DIV/0! 1 100,00

3 Sananwetan Sananwetan 4 - 4 4 100,00 - #DIV/0! 4 100,00

JUMLAH (KAB/KOTA) 8 - 8 8 100,00 - #DIV/0! 8 100,00

Sumber: Seksi Kesehatan Anak, Remaja, Usia Lanjut dan Gizi Masyarakat

P L + P

MENDAPAT PERAWATANNO KECAMATAN PUSKESMAS

LJUMLAH DITEMUKAN

TABEL 49

KOTA BLITAR

TAHUN 2014

MURID KELAS 1 SD DAN SETINGKAT

L P L + P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

1 Sukorejo Karangsari 457 375 832 457 100,0 375 100,0 832 100,0 23 23 100,00

2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 480 452 932 480 100,0 452 100,0 932 100,0 25 25 100,00

3 Sananwetan Sananwetan 658 638 1.296 658 100,0 638 100,0 1.296 100,0 25 25 100,00

JUMLAH (KAB/KOTA) 1.595 1.465 3.060 1.595 100,0 1.465 100,0 3.060 100,0 73 73 100,00

CAKUPAN PENJARINGAN KESEHATAN SISWA SD & SETINGKAT 100,0 100,0 100,0

Sumber: Seksi Kesehatan Anak, Remaja, Usia Lanjut dan Gizi Masyarakat

JUMLAH

MENDAPAT

PELAYANAN

KESEHATAN

(PENJARINGAN)

%

CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN (PENJARINGAN) SISWA SD & SETINGKAT MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

NO KECAMATAN PUSKESMASJUMLAH

MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN (PENJARINGAN)

L P L + P

SD DAN SETINGKAT

TABEL 50

KOTA BLITAR

TAHUN 2014

PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT

TUMPATAN GIGI TETAPPENCABUTAN GIGI

TETAP

RASIO TUMPATAN/

PENCABUTAN1 2 3 4 5 6

1 Sukorejo Karangsari 599 459 1,31

2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 952 862 1,10

3 Sananwetan Sananwetan 1.320 852 1,55

JUMLAH (KAB/ KOTA) 2.871 2.173 1,32

Sumber: Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar, Rujukan dan Khusus

PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS

NO PUSKESMASKECAMATAN

TABEL 51

PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA ANAK SD DAN SETINGKAT MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

KOTA BLITAR

TAHUN 2014

L P L + P L % P % L + P % L P L + P L % P % L + P

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25

1 Sukorejo Karangsari 23 23 100,00 23 100,00 2.090 2.090 4.180 46 2,20 192 9,19 238 5,69 98 109 207 64 65,31 81 74,31 145

2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 23 23 100,00 23 100,00 2.897 2.897 5.794 458 15,81 442 15,26 900 15,53 303 223 526 389 128,38 355 159,19 744

3 Sananwetan Sananwetan 27 27 100,00 27 100,00 2.279 2.279 4.558 741 32,51 653 28,65 1.394 30,58 410 393 803 291 70,98 183 46,56 474

JUMLAH (KAB/ KOTA) 73 73 100,00 73 100,00 7.266 7.266 14.532 1.245 17,13 1.287 17,71 2.532 17,42 811 725 1.536 744 91,74 619 85,38 1.363

Sumber: Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar, Rujukan dan Khusus

JUMLAH

SD/MI DGN

SIKAT GIGI

MASSAL

JUMLAH

SD/MI

MENDAPAT

YAN. GIGI

% %

MURID SD/MI DIPERIKSA PERLU PERAWATAN MENDAPAT PERAWATANNO PUSKESMASKECAMATAN

JUMLAH MURID SD/MI

UPAYA KESEHATAN GIGI SEKOLAH

JUMLAH

SD/MI

PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA ANAK SD DAN SETINGKAT MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

%

26

70,05

141,44

59,03

88,74

MENDAPAT PERAWATAN

UPAYA KESEHATAN GIGI SEKOLAH

TABEL 52

KOTA BLITAR

TAHUN 2014

L P L+P L % P % L+P %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 Sukorejo Karangsari 2.257 2.715 4.972 2.387 105,76 2.324 85,60 4.711 94,75

2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 1.985 2.388 4.373 2.322 116,98 1.303 54,56 3.625 82,90

3 Sananwetan Sananwetan 2.522 3.034 5.556 1.491 59,12 2.281 75,18 3.772 67,89

JUMLAH (KAB/KOTA) 6.764 8.137 14.901 6.200 91,66 5.908 72,61 12.108 81,26

Sumber: Seksi Kesehatan Anak, Remaja, Usia Lanjut dan Gizi Masyarakat

JUMLAH MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN

USILA (60TAHUN+)

CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN USIA LANJUT MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

NO KECAMATAN PUSKESMAS

TABEL 53

KOTA BLITAR

TAHUN 2014

%

L P L+P L P L+P1 2 3 4 5 6 7 8

1 Jaminan Kesehatan Nasional 29878 4603 34481 44,02 6,66 25,18

1.1 Penerima Bantuan Iuran (PBI) APBN 25.226 25.226 37,17 0,00 18,42

1.2 PBI APBD 4.652 4.603 9.255 6,85 6,66 6,76

1.3 Pekerja penerima upah (PPU) 0 0,00 0,00 0,00

1.4 Pekerja bukan penerima upah (PBPU)/mandiri 0 0,00 0,00 0,00

1.5 Bukan pekerja (BP) 0 0,00 0,00 0,00

2 Jamkesda 0 0,00 0,00 0,00

3 Asuransi Swasta 0 0,00 0,00 0,00

4 Asuransi Perusahaan 0 0,00 0,00 0,00

JUMLAH (KAB/KOTA) 29.878 4.603 34.481 44,02 6,66 25,18

Sumber:

- Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar, Rujukan dan Khusus

CAKUPAN JAMINAN KESEHATAN PENDUDUK MENURUT JENIS JAMINAN DAN JENIS KELAMIN

NO JENIS JAMINAN KESEHATAN

PESERTA JAMINAN KESEHATAN

JUMLAH

TABEL 54

KOTA BLITAR

TAHUN 2014

JUMLAH KUNJUNGAN KUNJUNGAN GANGGUAN JIWA

L P L+P L P L+P L P L+P

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

1 Puskesmas Sukorejo 72.358 0 72.358 0 0 0 321 336 657

2 Puskesmas Kepanjenkidul 16.035 22.088 38.123 720 0 720 290 129 419

3 Puskesmas Sananwetan 26.871 48.146 75.017 182 222 404 388 221 609

0 0 0

SUB JUMLAH I 115.264 70.234 185.498 902 222 1.124 999 686 1.685

1 RS Syuhada' Haji 1.218 3.233 4.451 1.962 4.625 6.587 0 0 0

2 RSIA Aminah 950 1.064 2.014 1.274 3.017 4.291 0 0 0

3 RSU Aminah 19.276 19.939 39.215 2.910 4.053 6.963 0 0 0

4 RS Katolik Budi Rahayu 15.059 20.724 35.783 2.580 2.985 5.565 0 0 0

5 RSUD Mardi Waluyo 49.142 61.407 110.549 6.485 7.376 13.861 0 0 0

0 0 0

SUB JUMLAH II 85.645 106.367 192.012 15.211 22.056 37.267 0 0 0

0 0 0

SUB JUMLAH III 0 0 0 0 0 0 0 0 0

JUMLAH (KAB/KOTA) 200.909 176.601 377.510 16.113 22.278 38.391 999 686 1.685

JUMLAH PENDUDUK KAB/KOTA 67.869 69.083 136.952 67.869 69.083 136.952

CAKUPAN KUNJUNGAN (%) 296,02 255,64 275,65 23,74 32,25 28,03

Sumber: Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar, Rujukan dan Khusus

Catatan: Puskesmas non rawat inap hanya melayani kunjungan rawat jalan

NO SARANA PELAYANAN KESEHATAN

JUMLAH KUNJUNGAN RAWAT JALAN, RAWAT INAP, DAN KUNJUNGAN GANGGUAN JIWA DI SARANA PELAYANAN KESEHATAN

RAWAT JALAN RAWAT INAP JUMLAH

TABEL 55

KOTA BLITAR

TAHUN 2014

L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

1 RS Syuhada' Haji 78 3.205 3.608 6.813 49 101 150 16 45 61 15,29 27,99 22,02 4,99 12,47 8,95

2 RSIA Aminah 50 1.247 3.017 4.264 4 7 11 3 1 4 3,21 2,32 2,58 2,41 0,33 0,94

3 RSU Aminah 84 2.910 4.053 6.963 91 71 162 52 41 93 31,27 17,52 23,27 17,87 10,12 13,36

4 RS Katolik Budi Rahayu 125 2.580 2.985 5.565 154 130 284 71 65 136 59,69 43,55 51,03 27,52 21,78 24,44

5 RSUD Mardi Waluyo 212 6.449 7.355 13.804 587 507 1.094 347 271 618 91,02 68,93 79,25 53,81 36,85 44,77

549 16.391 21.018 37.409 885 816 1.701 489 423 912 5,40 3,88 4,55 2,98 2,01 2,44

Sumber: Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar, Rujukan dan Khusus

Keterangan: a termasuk rumah sakit swasta

JUMLAH

TEMPAT TIDUR

ANGKA KEMATIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT

KABUPATEN/KOTA

GDR NDRPASIEN KELUAR MATI PASIEN KELUAR

(HIDUP + MATI)

PASIEN KELUAR MATI

≥ 48 JAM DIRAWATNO NAMA RUMAH SAKITa

TABEL 56

INDIKATOR KINERJA PELAYANAN DI RUMAH SAKIT

KOTA BLITAR

TAHUN 2014

NO NAMA RUMAH SAKITa JUMLAH

TEMPAT TIDUR

PASIEN KELUAR

(HIDUP + MATI)

JUMLAH HARI

PERAWATAN

JUMLAH LAMA

DIRAWATBOR (%) BTO (KALI) TOI (HARI) ALOS (HARI)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 RS Syuhada' Haji 78 6.813 16.363 19.873 57,47 87,35 1,78 2,92

2 RSIA Aminah 50 4.264 14.667 10.376 80,37 85,28 0,84 2,43

3 RSU Aminah 84 6.963 22.545 27.107 73,53 82,89 1,17 3,89

4 RS Katolik Budi Rahayu 125 5.565 20.640 20.537 45,24 44,52 4,49 3,69

5 RSUD Mardi Waluyo 212 13.804 57.286 56.807 74,03 65,11 1,46 4,12

549 37409 131.501 134.700 65,62 68,14 1,84 3,60

Sumber: Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar, Rujukan dan Khusus

Keterangan: a termasuk rumah sakit swasta

KABUPATEN/KOTA

KOTA BLITAR

TAHUN 2014

JUMLAHJUMLAH

DIPANTAU% DIPANTAU

JUMLAH

BER- PHBS % BER- PHBS

1 2 3 4 5 6 7 8

1 Sukorejo Karangsari 14.687 3.640 24,78 1.371 37,66

2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 12.437 3.500 28,14 1.382 39,49

3 Sananwetan Sananwetan 15.814 3.500 22,13 1.544 44,11

JUMLAH (KAB/KOTA) 42.938 10.640 24,78 4.297 40,39

Sumber : Seksi Promosi, Sistem Informasi dan Perijinan Kesehatan

RUMAH TANGGA

TABEL 57

NO KECAMATAN PUSKESMAS

PERSENTASE RUMAH TANGGA BERPERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (BER-PHBS) MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS

KOTA BLITAR

TAHUN 2014

JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

1 Sukorejo Karangsari 12964 1.778 13,71 11186 3.700 33,08 1905 51,49 3.683 28,41

2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 8742 3.189 36,48 5553 3.363 60,56 1820 54,12 5.009 57,30

3 Sananwetan Sananwetan 13432 2.233 16,62 11199 3.668 32,75 2185 59,57 4.418 32,89

JUMLAH (KAB/KOTA) 35.138 7.200 20,49 27938 10.731 38,41 5910 55,07 13.110 37,31

JUMLAH

RUMAH YANG

BELUM

MEMENUHI

SYARAT

RUMAH DIBINARUMAH DIBINA MEMENUHI

SYARAT

2014

NO KECAMATAN PUSKESMAS

JUMLAH

SELURUH

RUMAH

TABEL 58

Sumber: Seksi Penyehatan Lingkungan

RUMAH MEMENUHI SYARAT

(RUMAH SEHAT)

PERSENTASE RUMAH SEHAT MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS

RUMAH MEMENUHI SYARAT

(RUMAH SEHAT)

2013

TABEL 59

KOTA BLITAR

TAHUN 2014

JU

MLA

H

SA

RA

NA

JU

MLA

H

PE

ND

UD

UK

PE

NG

GU

NA

JU

MLA

H

SA

RA

NA

JU

MLA

H

PE

ND

UD

UK

PE

NG

GU

NA

JU

MLA

H

SA

RA

NA

JU

MLA

H

PE

ND

UD

UK

PE

NG

GU

NA

JU

MLA

H

SA

RA

NA

JU

MLA

H

PE

ND

UD

UK

PE

NG

GU

NA

JU

MLA

H

SA

RA

NA

JU

MLA

H

PE

ND

UD

UK

PE

NG

GU

NA

JU

MLA

H

SA

RA

NA

JU

MLA

H

PE

ND

UD

UK

PE

NG

GU

NA

JU

MLA

H

SA

RA

NA

JU

MLA

H

PE

ND

UD

UK

PE

NG

GU

NA

1 2 3 4 5 6 8 9 10 11 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36

1 Sukorejo Karangsari 45.348 8.099 34011 5953 24998 - 0 0 0,00 897 3.628 99 399 0 - - 0,00 1 77 1 77,00 0 0 0 0,00 1704 4727 1704 4727 30201 66,60

2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 42.907 8.121 38187 5823 27380 - 0 0 0,00 106 429 21 86 0 - - 0,00 0 0 0 0,00 0 0 0 0,00 1363 3737 1363 3737 31203 72,72

3 Sananwetan Sananwetan 48.697 9.234 42366 6953 31902 - 0 0 0,00 405 1.461 45 168 0 - - 0,00 0 0 0 0,00 0 0 0 0,00 861 2528 861 2528 34598 71,05

JUMLAH (KAB/KOTA) 136.952 25.454 114564 18729 84280 0 0 0 0 1408 5518 165 653 0 0 0 0 1 77 1 77 0 0 0 0 3928 10992 3928 10992 96002 70,10

Sumber: Seksi Penyehatan Lingkungan

PENDUDUK DENGAN AKSES BERKELANJUTAN TERHADAP AIR MINUM BERKUALITAS (LAYAK) MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS

MEMENUHI

SYARAT

PERPIPAAN (PDAM,BPSPAM)

JU

MLA

H S

AR

AN

A MEMENUHI

SYARAT

PENAMPUNGAN AIR HUJAN

JU

MLA

H

PE

ND

UD

UK

PE

NG

GU

NA

JU

MLA

H

PE

ND

UD

UK

PE

NG

GU

NA

JU

MLA

H S

AR

AN

A

JU

MLA

H S

AR

AN

A MEMENUHI

SYARAT

MATA AIR TERLINDUNG

JU

MLA

H

PE

ND

UD

UK

PE

NG

GU

NA

SUMUR GALI TERLINDUNG SUMUR GALI DENGAN POMPA SUMUR BOR DENGAN POMPA TERMINAL AIR

JU

MLA

H

PE

ND

UD

UK

PE

NG

GU

NA

NOMEMENUHI

SYARAT

MEMENUHI

SYARAT

KECAMATAN PUSKESMAS PENDUDUK

JU

MLA

H S

AR

AN

A

JU

MLA

H

PE

ND

UD

UK

PE

NG

GU

NA

JU

MLA

H S

AR

AN

A

PENDUDUK

DENGAN AKSES

BERKELANJUTAN

TERHADAP AIR

MINUM LAYAK

JU

MLA

H

%

BUKAN JARINGAN PERPIPAAN

JU

MLA

H

PE

ND

UD

UK

PE

NG

GU

NA

JU

MLA

H S

AR

AN

A MEMENUHI

SYARAT

JU

MLA

H

PE

ND

UD

UK

PE

NG

GU

NA

JU

MLA

H S

AR

AN

A MEMENUHI

SYARAT

TABEL 60

KOTA BLITAR

TAHUN 2014

JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 7

1 Sukorejo Karangsari 0 0 0 #DIV/0!

2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 0 0 0 #DIV/0!

3 Sananwetan Sananwetan 1 23 19 82,61

JUMLAH (KAB/KOTA) 1 23 19 82,61

Sumber: Seksi Penyehatan Lingkungan

MEMENUHI SYARAT

(FISIK, BAKTERIOLOGI, DAN KIMIA)NO KECAMATAN

JUMLAH

PENYELENGGARA

AIR MINUM

PUSKESMAS

PERSENTASE KUALITAS AIR MINUM DI PENYELENGGARA AIR MINUM YANG MEMENUHI SYARAT KESEHATAN

JUMLAH SAMPEL

DIPERIKSA

TABEL 61

KOTA BLITAR

TAHUN 2014

JU

MLA

H

SA

RA

NA

JU

MLA

H

PE

ND

UD

UK

PE

NG

GU

NA

% P

EN

DU

DU

K

PE

NG

GU

NA

JU

MLA

H

SA

RA

NA

JU

MLA

H

PE

ND

UD

UK

PE

NG

GU

NA

% P

EN

DU

DU

K

PE

NG

GU

NA

JU

MLA

H

SA

RA

NA

JU

MLA

H

PE

ND

UD

UK

PE

NG

GU

NA

% P

EN

DU

DU

K

PE

NG

GU

NA

JU

MLA

H

SA

RA

NA

JU

MLA

H

PE

ND

UD

UK

PE

NG

GU

NA

% P

EN

DU

DU

K

PE

NG

GU

NA

JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26

1 Sukorejo Karangsari 45348 - - - - #DIV/0! 10.805 44.808 10.589 43.944 98,07 93 453 85 437 96,47 22 87 - - 0,00 44381 97,87

2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 42907 - - - - #DIV/0! 8.519 42.596 7.667 40.791 95,76 62 248 45 230 92,74 15 63 - - 0,00 41021 95,60

3 Sananwetan Sananwetan 48697 - - - - #DIV/0! 9.935 47.869 9.006 45.714 95,50 149 730 131 655 89,73 25 98 - - 0,00 46369 95,22

JUMLAH (KAB/KOTA) 136.952 - - - - #DIV/0! 29.259 135.273 27.262 130.449 96,43 304 1.431 261 1.322 92,38 62 248 - - 0,00 131.771 96,22

Sumber: Seksi Penyehatan Lingkungan

KECAMATAN PUSKESMAS

JENIS SARANA JAMBAN

JU

MLA

H S

AR

AN

A

JU

MLA

H

PE

ND

UD

UK

PE

NG

GU

NA

JU

MLA

H S

AR

AN

A

PENDUDUK DENGAN AKSES TERHADAP FASILITAS SANITASI YANG LAYAK (JAMBAN SEHAT) MENURUT JENIS JAMBAN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

JU

MLA

H

PE

ND

UD

UK

PE

NG

GU

NA

JU

MLA

H

PE

ND

UD

UK

PE

NG

GU

NA

JU

MLA

H S

AR

AN

A MEMENUHI SYARAT

PENDUDUK

DENGAN AKSES

SANITASI LAYAK

(JAMBAN SEHAT)

NO

LEHER ANGSA PLENGSENGAN CEMPLUNG

JU

ML

AH

P

EN

DU

DU

K MEMENUHI SYARAT

JU

MLA

H S

AR

AN

A

KOMUNAL

MEMENUHI SYARAT

JU

MLA

H

PE

ND

UD

UK

PE

NG

GU

NA

MEMENUHI SYARAT

TABEL 62

KOTA BLITAR

TAHUN 2014

JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 Sukorejo Karangsari 7 7 100,00 1 14,29 - 0,00

2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 7 5 71,43 0 0,00 - 0,00

3 Sananwetan Sananwetan 7 2 28,57 0 0,00 - 0,00

JUMLAH (KAB/KOTA) 21 14 66,67 1 4,76 0 0,00

Sumber: Seksi penyehatan Lingkungan

PUSKESMASJUMLAH DESA/

KELURAHAN

DESA YANG MELAKSANAKAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT

KECAMATAN DESA STBMNO DESA MELAKSANAKAN

STBM

SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT (STBM)

DESA STOP BABS

(SBS)

TABEL 63

KOTA BLITAR

TAHUN 2014

SD

SL

TP

SL

TA

PU

SK

ES

MA

S

RU

MA

H

SA

KIT

UM

UM

BIN

TA

NG

NO

N

BIN

TA

NG

JU

ML

AH

%

JU

ML

AH

%

JU

ML

AH

%

JU

ML

AH

%

JU

ML

AH

%

JU

ML

AH

%

JU

ML

AH

%

JU

ML

AH

%

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27

1 Sukorejo Karangsari 23 6 7 1 2 - 2 41 16 69,57 4 66,67 5 71,43 1 100 2 100 0 #DIV/0! 1 50,00 29 70,73

2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 24 9 9 1 4 - 11 58 17 70,83 7 77,78 7 77,78 1 100 4 100 0 #DIV/0! 7 63,64 43 74,14

3 Sananwetan Sananwetan 26 13 10 1 2 - 3 55 16 61,54 9 69,23 7 70,00 1 100 2 100 0 #DIV/0! 2 66,67 37 67,27

JUMLAH (KAB/KOTA) 73 28 26 3 8 0 16 154 49 67,12 20 71,43 19 73,08 3 100 8 100 0 #DIV/0! 10 62,50 109 70,78

Sumber: Seksi Penyehatan Lingkungan

YANG ADA

JU

ML

AH

TT

U

SARANA

KESEHATANHOTEL

SLTP SLTA

PERSENTASE TEMPAT-TEMPAT UMUM MEMENUHI SYARAT KESEHATAN MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS

TEMPAT-TEMPAT UMUM

NO KECAMATAN PUSKESMAS

SARANA PENDIDIKANTEMPAT-TEMPAT

UMUM

MEMENUHI SYARAT KESEHATAN

SARANA KESEHATAN

PUSKESMASRUMAH SAKIT

UMUM

HOTELSARANA PENDIDIKAN

SD BINTANG NON BINTANG

TABEL 64

KOTA BLITAR

TAHUN 2014

JASA BOGA

RUMAH

MAKAN/

RESTORAN

DEPOT AIR

MINUM

(DAM)

MAKANAN

JAJANANTOTAL % JASA BOGA

RUMAH

MAKAN/

RESTORAN

DEPOT AIR

MINUM

(DAM)

MAKANAN

JAJANANTOTAL %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

1 Sukorejo Karangsari 81 2 19 7 32 60 ######## 1 10 0 10 21 25,93

2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 87 3 14 7 40 64 ######## 1 7 0 15 23 26,44

3 Sananwetan Sananwetan 89 5 11 7 39 62 ######## 1 3 0 23 27 30,34

JUMLAH (KAB/KOTA) 257 10 44 21 111 186 ######## 3 20 0 48 71 27,63

Sumber: Seksi Penyehatan Lingkungan

KECAMATAN

TPM MEMENUHI SYARAT HIGIENE SANITASI TPM TIDAK MEMENUHI SYARAT HIGIENE SANITASI

TEMPAT PENGELOLAAN MAKANAN (TPM) MENURUT STATUS HIGIENE SANITASI

NO PUSKESMASJUMLAH

TPM

TABEL 65

KOTA BLITAR

TAHUN 2014

JA

SA

BO

GA

RU

MA

H M

AK

AN

/

RE

ST

OR

AN

DE

PO

T A

IR

MIN

UM

(D

AM

)

MA

KA

NA

N

JA

JA

NA

N

TO

TA

L

JA

SA

BO

GA

RU

MA

H M

AK

AN

/

RE

ST

OR

AN

DE

PO

T A

IR

MIN

UM

(D

AM

)

MA

KA

NA

N

JA

JA

NA

N

TO

TA

L

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17

1 Sukorejo Karangsari 21 2 26 7 20 55 261,90 60 0 0 7 10 17 28,33

2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 23 3 20 7 20 50 217,39 64 0 0 7 10 17 26,56

3 Sananwetan Sananwetan 27 5 11 7 20 43 159,26 62 0 0 7 10 17 27,42

JUMLAH (KAB/KOTA) 71 10 57 21 60 148 208,45 186 0 0 21 30 51 27,42

Sumber: Seksi Penyehatan Lingkungan

PE

RS

EN

TA

SE

TP

M

DIB

INA

TEMPAT PENGELOLAAN MAKANAN DIBINA DAN DIUJI PETIK

JU

MLA

H T

PM

ME

ME

NU

HI

SY

AR

AT

HIG

IEN

E S

AN

ITA

SI

NO KECAMATAN

JUMLAH TPM DIBINA JUMLAH TPM DIUJI PETIK

JU

MLA

H T

PM

TID

AK

ME

ME

NU

HI

SY

AR

AT

PUSKESMAS

PE

RS

EN

TA

SE

TP

M

DIU

JI P

ET

IK

TABEL 66

KOTA BLITAR

TAHUN 2014

NO NAMA OBATSATUAN

TERKECILKEBUTUHAN

TOTAL

PENGGUNAANSISA STOK

JUMLAH

OBAT/VAKSIN

PERSENTASE

KETERSEDIAAN

OBAT/VAKSIN1 2 3 4 5 6 7 8

1 Alopurinol tablet 100 mg tablet 40.000 19.600 71.700 91300 228,25

2 Aminofilin tablet 200 mg tablet 30.000 15.300 68.700 84000,00 280,00

3 Aminofilin injeksi 24 mg/ml tablet 300 330 270 600,00 200,00

4 Amitripilin tablet salut 25 mg (HCL) tablet 4.300 8.500 6.500 15000,00 348,84

5 Amoksisilin kapsul 250 mg kapsul 20.000 28.080 34.680 62760,00 313,80

6 Amoksisilin kaplet 500 mg kaplet 550.000 362.800 753.200 1116000,00 202,91

7 Amoksisilin sirup kering 125 mg/ 5 mg botol 3.300 2.900 15.650 18550,00 562,12

8 Metampiron tablet 500 mg tablet 10.000 12.500 5.100 17600,00 176,00

9 Metampiron injeksi 250 mg ampul - - #DIV/0!

10 Antasida DOEN I tablet kunyah, kombinasi :Aluminium

Hidroksida 200 mg + Magnesium Hidroksida 200 mg

tablet400.000

277.400 991.000

1268400,00 317,10

11 Anti Bakteri DOEN saleb kombinasi : Basitrasin 500 IU/g +

polimiksin 10.000 IU/g

tube500

50 1.075

1125,00 225,00

12 Antihemoroid DOEN kombinasi : Bismut Subgalat 150 mg +

Heksaklorofen 250 mg

supp2.000

1.860 2.660

4520,00 226,00

13 Antifungi DOEN Kombinasi : Asam Benzoat 6% + Asam

Salisilat 3%

pot1.500

504 1.440

1944,00 129,60

14 Antimigren : Ergotamin tartrat 1 mg + Kofein 50 mg tablet 3.000 2.600 10.000 12600,00 420,00

15 Antiparkinson DOEN tablet kombinasi : Karbidopa 25 mg +

Levodopa 250 mg

tablet500

- 1.000

1000,00 200,00

16 Aqua Pro Injeksi Steril, bebas pirogen vial 6.400 2.220 4.990 7210,00 112,66

17 Asam Askorbat (vitamin C) tablet 50 mg tablet 160.000 339.000 83.000 422000,00 263,75

18 Asam Asetisalisilat tablet 100 mg (Asetosal) tablet 300 1.200 1.500 2700,00 900,00

19 Asam Asetisalisilat tablet 500 mg (Asetosal) tablet - - #DIV/0!

20 Atropin sulfat tablet 0,5 mg tablet - - #DIV/0!

21 Atropin tetes mata 0,5% botol - - #DIV/0!

22 Atropin injeksi l.m/lv/s.k. 0,25 mg/mL - 1 mL (sulfat) ampul 20 - 90 90,00 450,00

23 Betametason krim 0,1 % krim 3.000 2.049 3.975 6024,00 200,80

24 Deksametason Injeksi I.v. 5 mg/ml ampul 2.200 1.600 3.600 5200,00 236,36

25 Deksametason tablet 0,5 mg tablet 200.000 189.600 793.400 983000,00 491,50

26 Dekstran 70-larutan infus 6% steril botol - - #DIV/0!

27 Dekstrometorfan sirup 10 mg/5 ml (HBr) botol 2.894 2.894 - 2894,00 100,00

28 Dekstrometorfan tablet 15 mg (HBr) tablet 168.100 168.100 - 168100,00 100,00

29 Diazepam Injeksi 5mg/ml ampul 200 120 426 546,00 273,00

30 Diazepam tablet 2 mg tablet 10.000 23.000 143.000 166000,00 1660,00

31 Diazepam tablet 5 mg tablet 5.000 2.500 - 2500,00 50,00

32 Difenhidramin Injeksi I.M. 10 mg/ml (HCL) ampul 1.000 930 2.670 3600,00 360,00

33 Diagoksin tablet 0,25 mg tablet 7.000 6.700 14.500 21200,00 302,86

34 Efedrin tablet 25 mg (HCL) tablet 22.000 13.000 16.200 29200,00 132,73

35 Ekstrks belladona tablet 10 mg tablet 2.000 - 3.000 3000,00 150,00

36 Epinefrin (Adrenalin) injeksi 0,1% (sebagai HCL) ampul 90 90 300 390,00 433,33

37 Etakridin larutan 0,1% botol 30 - 73 73,00 243,33

38 Fenitoin Natriun Injeksi 50 mg/ml ampul - - #DIV/0!

39 Fenobarbital Injeksi I.m/I.v 50 mg/ml ampul 30 - -

40 Fenobarbital tablet 30 mg tablet 11.000 11.000 8.300 19300,00 175,45

41 Fenoksimetil Penisilin tablet 250 mg tablet - - #DIV/0!

42 Fenoksimetil Penisilin tablet 500 mg tablet - - #DIV/0!

43 Fenol Gliserol tetes telinga 10% botol 240 1.344 - 1344,00 560,00

44 Fitomenadion (Vit. K1) injeksi 10 mg/ml ampul 750 60 1.340 1400,00 186,67

45 Fitomenadion (Vit. K1) tablet salut gula 10 mg tablet 4.500 8.500 9.500 18000,00 400,00

46 Furosemid tablet 40 mg tablet 12.000 15.800 31.800 47600,00 396,67

47 Gameksan lotion 1 % botol 300 160 642 802,00 267,33

48 Garam Oralit I serbuk Kombinasi : Natrium 0,70 g, Kalium

klorida 0,30 g, Tribatrium Sitrt dihidrat 0,58 g

sach22.000

39.300 52.000

91300,00 415,00

49 Gentian Violet Larutan 1 % botol 800 573 1.909 2482,00 310,25

50 Glibenklamida tablet 5 mg tablet 30.000 66.100 95.900 162000,00 540,00

51 Gliseril Gualakolat tablet 100 mg tablet 400.000 245.000 269.000 514000,00 128,50

52 Gliserin botol 50 - 200 200,00 400,00

53 Glukosa larutan infus 5% botol 200 600 1.010 1610,00 805,00

54 Glukosa larutan infus 10% botol 100 40 220 260,00 260,00

55 Glukosa larutan infus 40% steril (produk lokal) ampul 20 50 20 70,00 350,00

56 Griseofulvin tablet 125 mg, micronized tablet 2.000 1.000 29.800 30800,00 1540,00

57 Haloperidol tablet 0,5 mg tablet 13.000 13.000 12.000 25000,00 192,31

58 Haloperidol tablet 1,5 mg tablet 17.000 3.000 17.000 20000,00 117,65

59 Haloperidol tablet 5 mg tablet 8.500 9.000 25.000 34000,00 400,00

60 Hidroklorotiazida tablet 25 mg tablet 22.000 17.000 39.000 56000,00 254,55

61 Hidrkortison krim 2,5% tube 3.100 3.168 9.096 12264,00 395,61

62 Ibuprofen tablet 200 mg tablet 50.000 4.000 46.000 50000,00 100,00

63 Ibuprofen tablet 400 mg tablet 100.000 120.500 263.000 383500,00 383,50

64 Isosorbid Dinitrat Tablet Sublingual 5 mg tablet 18.000 3.800 31.700 35500,00 197,22

65 Kalsium Laktat (Kalk) tablet 500 mg tablet 150.000 111.000 189.000 300000,00 200,00

66 Kaptopril tablet 12,5 mg tablet 110.000 58.300 407.700 466000,00 423,64

67 Kaptopril tablet 25 mg tablet 35.000 30.500 94.600 125100,00 357,43

68 Karbamazepim tablet 200 mg tablet 2.700 3.000 10.700 13700 507,41

PERSENTASE KETERSEDIAAN OBAT DAN VAKSIN

KOTA BLITAR

TAHUN 2014

NO NAMA OBATSATUAN

TERKECILKEBUTUHAN

TOTAL

PENGGUNAANSISA STOK

JUMLAH

OBAT/VAKSIN

PERSENTASE

KETERSEDIAAN

OBAT/VAKSIN1 2 3 4 5 6 7 8

PERSENTASE KETERSEDIAAN OBAT DAN VAKSIN

69 Ketamin Injeksi 10 mg/ml vial - - #DIV/0!

70 Klofazimin kapsul 100 mg microzine kapsul - - #DIV/0!

71 Kloramfenikol kapsul 250 mg kapsul 9.700 3.490 12.000 15490,00 159,69

72 Kloramfenikol tetes telinga 3 % botol 300 677 776 1453,00 484,33

73 Kloraniramina mealeat (CTM) tablet 4 mg tablet 650.000 434.000 2.598.600 3032600,00 466,55

74 Klorpromazin injeksi i.m 5 mg/ml-2ml (HCL) ampul 100 30 240 270,00 270,00

75 Klorpromazin injeksi i.m 25 mg/ml (HCL) ampul 200 150 300 450,00 225,00

76 Klorpromazin tablet salut 25 mg (HCL) tablet - - #DIV/0!

77 Klorpromazin HCl tablet salut 100 mg (HCL) tablet 20.000 11.000 49.600 60600,00 303,00

78 Anti Malaria DOEN Kombinasi Pirimetamin 25 mg +

Sulfadoxin 500 mg

tablet

- -

#DIV/0!

79 Kotrimosazol Suspensi Kombinasi :Sulfametoksazol 200 mg

+ Trimetoprim 40 mg/ 5 ml

botol3.500

3.002 13.132

16134,00 460,97

80 Kotrimosazol DOEN I (dewasa) Kombinasi :

Sulfametoksazol 400 mg, Trimetoprim 80 mg

tablet100.000

54.700 113.000

167700,00 167,70

81 Kotrimosazol DOEN II (pediatrik) Kombinasi :

Sulfametoksazol 100 mg, Trimetoprim 20 mg

tablet100.000

- -

82 Kuinin (kina) tablet 200 mg tablet - - #DIV/0!

83 Kuinin Dihidrokklorida injeksi 25%-2 ml ampul - - #DIV/0!

84 Lidokain injeksi 2% (HCL) + Epinefrin 1 : 80.000-2 ml vial 8.000 3.600 5.250 8850,00 110,63

85 Magnesium Sulfat inj (IV) 20%-25 ml vial 90 30 110 140,00 155,56

86 Magnesium Sulfat inj (IV) 40%-25 ml vial 10 - -

87 Magnesium Sulfat serbuk 30 gram sach - - #DIV/0!

88 Mebendazol sirup 100 mg / 5 ml botol - - #DIV/0!

89 Mebendazol tablet 100 mg tablet 17.500 21.060 19.800 40860,00 233,49

90 Metilergometrin Maleat (Metilergometrin) tablet salut 0,125

mg

tablet12.500

1.000 13.000

14000,00 112,00

91 Metilergometrin Maleat injeksi 0,200 mg -1 ml ampul 500 50 200 250,00 50,00

92 Metronidazol tablet 250 mg tablet 19.000 11.300 40.100 51400,00 270,53

93 Natrium Bikarbonat tablet 500 mg tablet - - #DIV/0!

94 Natrium Fluoresein tetes mata 2 % botol - - #DIV/0!

95 Natrium Klorida larutan infus 0,9 % botol 2.000 1.624 5.507 7131,00 356,55

96 Natrium Thiosulfat injeksi I.v. 25 % ampul - - #DIV/0!

97 Nistatin tablet salut 500.000 IU/g tablet 200 - 2.000 2000,00 1000,00

98 Nistatin Vaginal tablet salut 100.000 IU/g tablet 8.000 2.000 4.400 6400,00 80,00

99 Obat Batuk hitam ( O.B.H.) botol 5.000 3.494 8.646 12140,00 242,80

100 Oksitetrasiklin HCL salep mata 1 % tube 3.000 250 2.425 2675,00 89,17

101 Oksitetrasiklin injeksi I.m. 50 mg/ml-10 ml vial - - #DIV/0!

102 Oksitosin injeksi 10 UI/ml-1 ml ampul 1.000 320 30 350,00 35,00

103 Paracetamol sirup 120 mg / 5 ml botol 4.000 2.730 12.768 15498,00 387,45

104 Paracetamol tablet 100 mg tablet 12.000 7.500 6.000 13500,00 112,50

105 Paracetamol tablet 500 mg tablet 600.000 521.600 1.127.800 1649400,00 274,90

106 Pilokarpin tetes mata 2 % (HCL/Nitrat) botol - - #DIV/0!

107 Pirantel tab. Score (base) 125 mg tablet 21.000 11.400 39.916 51316,00 244,36

108 Piridoksin (Vitamin B6) tablet 10 mg (HCL) tablet 130.000 98.000 49.800 147800,00 113,69

109 Povidon Iodida larutan 10 % botol 300 180 444 624,00 208,00

110 Povidon Iodida larutan 10 % botol 120 39 344 383,00 319,17

111 Prednison tablet 5 mg tablet 40.000 29.000 53.000 82000,00 205,00

112 Primakuin tablet 15 mg tablet - - #DIV/0!

113 Propillitiourasil tablet 100 mg tablet 5.000 5.100 900 6000,00 120,00

114 Propanol tablet 40 mg (HCL) tablet 5.000 3.200 5.800 9000,00 180,00

115 Reserpin tablet 0,10 mg tablet - - #DIV/0!

116 Reserpin tablet 0,25 mg tablet - - #DIV/0!

117 Ringer Laktat larutan infus botol 7.000 6.700 19.915 26615,00 380,21

118 Salep 2-4, kombinasi: Asam Salisilat 2% + Belerang endap

4%

tube1.800

744 2.088

2832,00 157,33

119 Salisil bedak 2% kotak 3.300 4.315 8.226 12541,00 380,03

120 Serum Anti Bisa Ular Polivalen injeksi 5 ml (ABU I) vial - - #DIV/0!

121 Serum Anti Bisa Ular Polivalen injeksi 50 ml (ABU II) vial - - #DIV/0!

122 Serum Anti Difteri Injeksi 20.000 IU/vial (A.D.S.) vial 20 10 - 10,00 50,00

123 Serum Anti Tetanus Injeksi 1.500 IU/ampul (A.T.S.) ampul 20 20 - 20,00 100,00

124 Serum Anti Tetanus Injeksi 20.000 IU/vial (A.T.S.) vial - - #DIV/0!

125 Sianokobalamin (Vitamin B12) injeksi 500 mcg ampul 1.500 300 1.500 1800,00 120,00

126 Sulfasetamida Natrium tetes mata 15 % botol 1.500 2.016 3.816 5832,00 388,80

127 Tetrakain HCL tetes mata 0,5% botol - - #DIV/0!

128 Tetrasiklin kapsul 250 mg kapsul - - #DIV/0!

129 Tetrasiklin kapsul 500 mg kapsul 6.100 23.900 6.800 30700,00 503,28

130 Tiamin (vitamin B1) injeksi 100 mg/ml ampul 150 - 1.410 1410,00 940,00

131 Tiamin (vitamin B1) tablet 50 mg (HCL/Nitrat) tablet 310.000 243.000 727.000 970000,00 312,90

132 Tiopental Natrium serbuk injeksi 1000 mg/amp ampul - - #DIV/0!

133 Triheksifenidil tablet 2 mg tablet 25.000 30.100 13.600 43700,00 174,80

134 Vaksin Rabies Vero vial - - #DIV/0!

135 Vitamin B Kompleks tablet tablet 160.000 308.000 278.000 586000,00 366,25

VAKSIN #DIV/0!

136 BCG vial 1.100 739 78 817,00 74,27

137 T T vial 700 752 68 820,00 117,14

138 D T vial 300 635 269 904,00 301,33

139 CAMPAK 10 Dosis vial 1.100 1.418 150 1568,00 142,55

140 POLIO 10 Dosis vial 1.300 1.537 110 1647,00 126,69

141 DPT-HB vial 1.100 1.788 133 1921,00 174,64

142 HEPATITIS B 0,5 ml ADS vial 2.000 2.040 309 2349,00 117,45

143 POLIO 20 Dosis vial - - #DIV/0!

144 CAMPAK 20 Dosis vial #DIV/0!

Sumber: UPTD Farmasi, Alat Kesehatan dan Laboratorium Kesehatan

TABEL 67

JUMLAH SARANA KESEHATAN MENURUT KEPEMILIKAN

KOTA BLITAR

TAHUN 2014

PEMILIKAN/PENGELOLA

KEMENKES PEM.PROV PEM.KAB/KOTA TNI/POLRI BUMN SWASTA JUMLAH

1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 RUMAH SAKIT UMUM 1 3 4

2 RUMAH SAKIT KHUSUS 1 1

1 PUSKESMAS RAWAT INAP 2 2

- JUMLAH TEMPAT TIDUR 40 40

2 PUSKESMAS NON RAWAT INAP 1 1

3 PUSKESMAS KELILING 0 0

4 PUSKESMAS PEMBANTU 16 16

1 RUMAH BERSALIN 1 1

2 BALAI PENGOBATAN/KLINIK 11 11

3 PRAKTIK DOKTER BERSAMA 1 1

4 PRAKTIK DOKTER PERORANGAN 49 49

5 PRAKTIK PENGOBATAN TRADISIONAL 4 4

6 BANK DARAH RUMAH SAKIT 0 -

7 UNIT TRANSFUSI DARAH 0 -

1 INDUSTRI FARMASI -

2 INDUSTRI OBAT TRADISIONAL -

3 USAHA KECIL OBAT TRADISIONAL -

4 PRODUKSI ALAT KESEHATAN -

5 PEDAGANG BESAR FARMASI -

6 APOTEK 1 36 37

7 TOKO OBAT 5 5

8 PENYALUR ALAT KESEHATAN 1 1

Sumber:

- Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar, Rujukan dan Khusus

- Seksi Promosi, Sistem Informasi dan Perijinan Kesehatan

SARANA PELAYANAN LAIN

SARANA PRODUKSI DAN DISTRIBUSI KEFARMASIAN

NO FASILITAS KESEHATAN

RUMAH SAKIT

PUSKESMAS DAN JARINGANNYA

TABEL 68

KOTA BLITAR

TAHUN 2014

MEMPUNYAI KEMAMPUAN YAN. GADAR LEVEL I

JUMLAH %

1 2 3 4 5

1 RUMAH SAKIT UMUM 4 4 100,00

2 RUMAH SAKIT KHUSUS 1 1 100,00

JUMLAH (KAB/KOTA) 5 5 100,00

Sumber: Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar, Rujukan dan Khusus

PERSENTASE SARANA KESEHATAN (RUMAH SAKIT) DENGAN KEMAMPUAN PELAYANAN GAWAT DARURAT (GADAR ) LEVEL I

NO SARANA KESEHATAN JUMLAH SARANA

TABEL 69

KOTA BLITAR

TAHUN 2014

JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

1 Sukorejo Karangsari 0 0,00 3 5,66 48 90,57 2 3,77 53 50 94,34

2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 0 0,00 0 0,00 48 94,12 3 5,88 51 51 100,00

3 Sananwetan Sananwetan 0 0,00 3 5,00 54 90,00 3 5,00 60 57 95,00

0 0,00 6 3,66 150 91,46 8 4,88 164 158 96,34

1

Sumber: Seksi Promosi, Sistem Informasi dan Perijinan Kesehatan

JUMLAH POSYANDU MENURUT STRATA, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

MADYA PURNAMA MANDIRIPOSYANDU AKTIF

NO KECAMATAN PUSKESMAS

RASIO POSYANDU PER 100 BALITA

JUMLAH

JUMLAH (KAB/KOTA)

STRATA POSYANDU

PRATAMA

TABEL 70

KOTA BLITAR

TAHUN 2014

POSKESDES POLINDES POSBINDU

1 2 3 4 5 6 7

1 Sukorejo Karangsari 7 7 0,00 3

2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 7 7 0,00 3

3 Sananwetan Sananwetan 7 7 0,00 3

JUMLAH (KAB/KOTA) 21 21 0 9

Sumber:

- Seksi Promosi, Sistem Informasi dan Perijinan Kesehatan

- Seksi Pencegahan, Pengamatan, dan Pemberantasan Penyakit

JUMLAH UPAYA KESEHATAN BERSUMBERDAYA MASYARAKAT (UKBM) MENURUT KECAMATAN

NO KECAMATAN PUSKESMAS DESA/

KELURAHAN

UPAYA KESEHATAN BERSUMBERDAYA MASYARAKAT (UKBM)

TABEL 71

KOTA BLITAR

TAHUN 2014

PRATAMA MADYA PURNAMA MANDIRI JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 Sukorejo Karangsari 7 - 4 3 0 7 100,00

2 Kepanjenkidul Kepanjenkidul 7 1 5 1 0 7 100,00

3 Sananwetan Sananwetan 7 1 6 0 0 7 100,00

JUMLAH (KAB/KOTA) 21 2 15 4 0 21 100,00

Sumber: Seksi Promosi, Sistem Informasi dan Perijinan Kesehatan

DESA/KELURAHAN SIAGA

JUMLAH DESA SIAGA MENURUT KECAMATAN

NO KECAMATAN PUSKESMAS

JUMLAH

DESA/

KELURAHAN

TABEL 72

KOTA BLITAR

TAHUN 2014

DR SPESIALIS a DOKTER UMUM

L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

1 Puskesmas Sananwetan - - - - 3 3 - 3 3 - 4 4 - - - - 4 4

2 Puskesmas Kepanjenkidul - - - 2 1 3 2 1 3 1 1 2 - - - 1 1 2

3 Puskesmas Sukorejo - - - - 2 2 - 2 2 - 2 2 - - - - 2 2

- - - - - - - - - -

SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) - - - 2 6 8 2 6 8 1 7 8 - - - 1 7 8

1 RSUD Mardi Waluyo 24 6 30 5 9 14 29 15 44 - 3 3 - 1 1 - 4 4

2 RSK Budi Rahayu 2 1 3 10 3 13 12 4 16 - 1 1 - - - - 1 1

3 RS Syuhada Haji 4 1 5 6 3 9 10 4 14 1 1 2 - - - 1 1 2

4 RSU Aminah 2 - 2 3 4 7 5 4 9 - 1 1 - - - - 1 1

5 RSIA Aminah 1 - 1 3 2 5 4 2 6 - - - - - - - - -

6 RB SITI KHODIJAH - - - - 1 1 - 1 1 - - - - - - - - -

SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) 33 8 41 27 22 49 60 30 90 1 6 7 - 1 1 1 7 8

SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN 5 1 6

KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT - - - - - - - - - -

KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA - - - - - - - - - -

JUMLAH (KAB/KOTA) 38 9 47 29 28 57 62 36 98 2 13 15 - 1 1 2 14 16

RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK 34,32 41,62 71,56 10,95 0,73 11,68

Sumber: Sub Bagian Umum, Kepegawaian dan Kearsipan

Keterangan : a termasuk S3

DOKTER

GIGI SPESIALIS TOTAL

JUMLAH TENAGA MEDIS DI FASILITAS KESEHATAN

TOTAL DOKTER GIGI NO UNIT KERJA

TABEL 73

KOTA BLITAR

TAHUN 2014

L P L+P L P L+P

1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 Puskesmas Sananwetan 16 6 13 19 0 1 1

2 Puskesmas Kepanjenkidul 15 5 14 19 0 2 2

3 Puskesmas Sukorejo 10 5 8 13 0 1 1

0 0

0 0

SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 41 16 35 51 0 4 4

1 RSUD Mardi Waluyo 23 63 117 180 0 2 2

2 RSK Budi Rahayu 10 6 90 96 0 0 0

3 RS Syuhada Haji 11 40 35 75 0 0 0

4 RSU Aminah 8 17 56 73 0 0 0

5 RSIA Aminah 10 5 10 15 0 0 0

6 RB SITI KHODIJAH 4 0 1 1 0 0 0

0 0

SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) 66 131 309 440 0 2 2

SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN 0 0

KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT 0 0

KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA 0 0

JUMLAH (KAB/KOTA) 107 147 344 491 0 6 6

RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK 154,89 358,52 4,38

Sumber: Sub Bagian Umum, Kepegawaian dan Kearsipan

Keterangan : a termasuk perawat anastesi dan perawat spesialis

BIDANPERAWAT

a

JUMLAH TENAGA KEPERAWATAN DI FASILITAS KESEHATAN

NO UNIT KERJAPERAWAT GIGI

TABEL 74

KOTA BLITAR

TAHUN 2014

TENAGA TEKNIS

KEFARMASIANa

APOTEKER

L P L + P L P L + P L P L + P

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

1 Puskesmas Sananwetan 1 2 3 - 1 1 1 3 4

2 Puskesmas Kepanjenkidul - 2 2 - 1 1 - 3 3

3 Puskesmas Sukorejo 1 1 2 - 2 2 1 3 4

- - - - -

- - - - -

SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 2 5 7 - 4 4 2 9 11

1 RSUD Mardi Waluyo 5 11 16 - 4 4 5 15 20

2 RSK Budi Rahayu - 9 9 - 2 2 - 11 11

3 RS Syuhada Haji 2 5 7 - 1 1 2 6 8

4 RSU Aminah - 9 9 - 3 3 - 12 12

5 RSIA Aminah - - - - 1 1 - 1 1

6 RB SITI KHODIJAH - - - - - - - - -

- - - - -

SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) 7 34 41 - 11 11 7 45 52

SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN - - -

KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT - - -

KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA - - -

JUMLAH (KAB/KOTA) 9 39 48 - 15 9 54 63

RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK 46,00

Sumber: Sub Bagian Umum, Kepegawaian dan Kearsipan

Keterangan : a termasuk analis farmasi, asisten apoteker, sarjana farmasi

JUMLAH TENAGA KEFARMASIAN DI FASILITAS KESEHATAN

NO UNIT KERJA TOTAL

TENAGA KEFARMASIAN

TABEL 75

KOTA BLITAR

TAHUN 2014

KESEHATAN MASYARAKATa

KESEHATAN LINGKUNGANb

L P L+P L P L+P

1 2 3 4 5 6 7 8

1 Puskesmas Sananwetan 1 1 2 1 2 3

2 Puskesmas Kepanjenkidul 1 1 2 1 1 2

3 Puskesmas Sukorejo 1 - 1 1 1 2

- -

SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 3 2 5 3 4 7

1 RSUD Mardi Waluyo - 1 1 4 1 5

2 RSK Budi Rahayu - - - - - -

3 RS Syuhada Haji - 1 1 - 1 1

4 RSU Aminah 1 2 3 - 1 1

5 RSIA Aminah - - - - - -

6 RB SITI KHODIJAH - - - - - -

- -

- -

SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) 1 4 5 4 3 7

SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN - -

KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT - -

KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA - -

JUMLAH (KAB/KOTA) 4 6 10 7 7 14

RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK 7,30 10,22

Sumber: Sub Bagian Umum, Kepegawaian dan Kearsipan

Keterangan : a termasuk tenaga promosi kesehatan dan ilmu perilaku, pembimbing kesehatan kerja, tenaga biostatistik dan kependudukan, tenaga kesehatan reproduksi dan keluarga, tenaga administrasi dan kebijakan kesehatan, epidemiolog kesehatan

b termasuk tenaga sanitasi lingkungan, entomolog kesehatan, mikrobiolog kesehatan

JUMLAH TENAGA KESEHATAN MASYARAKAT DAN KESEHATAN LINGKUNGAN DI FASILITAS KESEHATAN

NO UNIT KERJA

TABEL 76

KOTA BLITAR

TAHUN 2014

NUTRISIONIS DIETISIEN

L P L+P L P L+P L P L+P

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

1 Puskesmas Sananwetan 1 1 2 - - - 1 1 2

2 Puskesmas Kepanjenkidul 1 - 1 - - - 1 - 1

3 Puskesmas Sukorejo 1 2 3 - - - 1 2 3

- - - - -

- - - - -

SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 3 3 6 - - - 3 3 6

1 RSUD Mardi Waluyo - 11 11 - - - - 11 11

2 RSK Budi Rahayu - - - - 2 2 - 2 2

3 RS Syuhada Haji - - - - 1 1 - 1 1

4 RSU Aminah - - - - 3 3 - 3 3

5 RSIA Aminah - - - - - - - - -

6 RB SITI KHODIJAH - - - - - - - - -

SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) - 11 11 - 6 6 - 17 17

SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN - - -

KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT - - -

KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA - - -

JUMLAH (KAB/KOTA) 3 14 17 - 6 6 3 20 23

RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK 12,41 4,38 16,79

Sumber: Sub Bagian Umum, Kepegawaian dan Kearsipan

TOTAL

JUMLAH TENAGA GIZI DI FASILITAS KESEHATAN

NO UNIT KERJA

TABEL 77

KOTA BLITAR

TAHUN 2014

FISIOTERAPIS OKUPASI TERAPIS TERAPIS WICARA AKUPUNKTUR

L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17

1 Puskesmas Sananwetan - - - - - - - - - - - - - - -

2 Puskesmas Kepanjenkidul - - - - - - - - - - - - - - -

3 Puskesmas Sukorejo - - - - - - - - - - - - - - -

- - - - - - -

- - - - - - -

SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) - - - - - - - - - - - - - - -

1 RSUD Mardi Waluyo 4 2 6 - - - 2 2 4 - - - 6 4 10

2 RSK Budi Rahayu - 3 3 - - - 1 1 2 - - - 1 4 5

3 RS Syuhada Haji 1 - 1 - - - - - - - - - 1 - 1

4 RSU Aminah - 1 1 - - - - - - - - - - 1 1

5 RSIA Aminah - - - - - - - - - - - - - - -

6 RB SITI KHODIJAH - - - - - - - - - - - - - - -

SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) 5 6 11 - - - 3 3 6 - - - 8 9 17

SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN - - - - - - -

KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT - - -

KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA - - -

JUMLAH (KAB/KOTA) 5 6 11 - - 3 3 6 - - - 8 9 17

RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK 8,032 0 4,3811 0 12,413

Sumber: Sub Bagian Umum, Kepegawaian dan Kearsipan

JUMLAH TENAGA KETERAPIAN FISIK DI FASILITAS KESEHATAN

TENAGA KETERAPIAN FISIKTOTAL

NO UNIT KERJA

TABEL 78

KOTA BLITAR

TAHUN 2014

L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35

1 Puskesmas Sananwetan - - - - - - - - - - 1 1 - 2 2 - - - - - - - - - - - - - - - - 3 3

2 Puskesmas Kepanjenkidul - - - - - - - - - - - - 2 1 3 - - - - - - - - - - - - - - - 2 1 3

3 Puskesmas Sukorejo - - - - - - - - - - - - 1 1 2 - - - - - - - - - - - - - - - 1 1 2

- - - - - - - - - - - - -

- - - - - - - - - - - - -

SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) - - - - - - - - - - 1 1 3 4 7 - - - - - - - - - - - - - - - 3 5 8

1 RSUD Mardi Waluyo 3 3 6 - - - 3 1 4 4 15 19 - 2 2 - - - - 4 4 - - - - - - - - - 10 25 35

2 RSK Budi Rahayu 1 - 1 - - - 1 - 1 - - - - 4 4 - - - - - - 2 - 2 - - - - - - 4 4 8

3 RS Syuhada Haji 2 - 2 - - - - - - - - - 2 1 3 - - - - - - 1 - 1 - - - - - - 5 1 6

4 RSU Aminah 1 2 3 - - - - 1 1 - - - - 6 6 - - - - - - 1 2 3 - - - - - - 2 11 13

5 RSIA Aminah - - - - - - - - - - - - - 1 1 - - - - - - 1 - 1 - - - - - - 1 1 2

6 RB SITI KHODIJAH - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) 7 5 12 - - - 4 2 6 4 15 19 2 14 16 - - - - 4 4 5 2 7 - - - - - - 22 42 64

SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN - - - - - - - - - - - - -

KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT - - - - - - - - - - - - -

KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA - - - - - - - - - - - - -

JUMLAH (KAB/KOTA) 7 5 12 - - 4 2 6 4 16 20 5 18 23 - - - - 4 4 5 2 7 - - - - - - 25 47 72

RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK 52,57

Sumber: Sub Bagian Umum, Kepegawaian dan Kearsipan

ANALISIS

KESEHATAN

REFRAKSIONIS

OPTISIENORTETIK PROSTETIK

REKAM MEDIS DAN

INFORMASI

KESEHATAN

TEKNISI TRANSFUSI

DARAH

TEKNISI

KARDIOVASKULERJUMLAH

JUMLAH TENAGA KETEKNISIAN MEDIS DI FASILITAS KESEHATAN

NO UNIT KERJA

TENAGA KETEKNISIAN MEDIS

RADIOGRAFER RADIOTERAPISTEKNISI

ELEKTROMEDIS TEKNISI GIGI

TABEL 79

KOTA BLITAR

TAHUN 2014

L P L+P L P L+P L P L+P

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

1 Puskesmas Sananwetan - - - - - - - - -

2 Puskesmas Kepanjenkidul - - - - - - - - -

3 Puskesmas Sukorejo - - - - - - - - -

- - - - -

- - - - -

SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) - - - - - - - - -

1 RSUD Mardi Waluyo - - - - - - - - -

2 RSK Budi Rahayu - - - - - - - - -

3 RS Syuhada Haji - - - - - - - - -

4 RSU Aminah 1 1 2 - - - 1 1 2

5 RSIA Aminah - - - - - - - - -

6 RB SITI KHODIJAH - - - - - - - - -

SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) 1 1 2 - - - 1 1 2

SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN - - -

INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT - - -

DINAS KESEHATAN KAB/KOTA - - -

JUMLAH (KAB/KOTA) 1 1 2 - - - 1 1 2

Sumber: Sub Bagian Umum, Kepegawaian dan Kearsipan

JUMLAH TENAGA KESEHATAN LAIN DI FASILITAS KESEHATAN

NO UNIT KERJA

TENAGA KESEHATAN LAINNYA

TOTALPENGELOLA PROGRAM

KESEHATANTENAGA KESEHATAN LAINNYA

TABEL 80

KOTA BLITAR

TAHUN 2014

L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26

1 Puskesmas Sananwetan - 2 2 2 6 8 - - - - - - - - - - - - 4 5 9 6 13 19

2 Puskesmas Kepanjenkidul 1 1 2 7 6 13 - - - - - - - - - - - - 2 2 4 10 9 19

3 Puskesmas Sukorejo 2 - 2 1 11 12 - - - - - - - - - - - - 1 - 1 4 11 15

- - - - - - - - - -

SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 3 3 6 10 23 33 - - - - - - - - - - - - 7 7 14 20 33 53

1 RSUD Mardi Waluyo 10 13 23 48 52 100 2 2 4 - - - - - - - - - 2 2 4 62 69 131

2 RSK Budi Rahayu 1 8 9 - 1 1 - - - - - - - - - - - - 4 4 8 5 13 18

3 RS Syuhada Haji 2 6 8 - 5 5 - - - - - - - - - - - - - - - 2 11 13

4 RSU Aminah 7 2 9 1 2 3 3 3 6 - - - - - - - - - - - - 11 7 18

5 RSIA Aminah - 1 1 - 5 5 - - - - - - - - - - - - 2 2 4 2 8 10

6 RB SITI KHODIJAH - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) 20 30 50 49 65 114 5 5 10 - - - - - - - - - 8 8 16 82 108 190

SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN - - - - - - - - - -

INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT - - - - - - - - - -

DINAS KESEHATAN KAB/KOTA - - - - - - - - - -

JUMLAH (KAB/KOTA) 23 33 56 59 88 147 5 5 10 - - - - - - - - - 15 15 30 102 141 243

Sumber: Sub Bagian Umum, Kepegawaian dan Kearsipan

STAF PENUNJANG

ADMINISTRASI

STAF PENUNJANG

TEKNOLOGI

STAF PENUNJANG

PERENCANAANTENAGA PENDIDIK

TENAGA

KEPENDIDIKANJURU

JUMLAH TENAGA NON KESEHATAN DI FASILITAS KESEHATAN

NO UNIT KERJA

TENAGA NON KESEHATAN

TOTALPEJABAT

STRUKTURAL

TABEL 81

KOTA BLITAR

TAHUN 2014

ALOKASI ANGGARAN KESEHATAN

Rupiah %

1 2 3 4

ANGGARAN KESEHATAN BERSUMBER:

1 APBD KAB/KOTA 171.598.251.624 4,46

a. Belanja Langsung 75.087.910.622

b. Belanja Tidak Langsung 96.510.341.002

2 APBD PROVINSI 0,00

3 APBN : 3.676.056.368.000 95,54

- Dana Dekonsentrasi 0,00

- Dana Alokasi Khusus (DAK) 0,00

- ASKESKIN - 0,00

- TP BOK 343.250.000 0,01

- DBHCT 3.675.713.118.000 95,53

4 PINJAMAN/HIBAH LUAR NEGERI (PHLN) 0,00

(sebutkan project dan sumber dananya) -

5 SUMBER PEMERINTAH LAIN - 0,00

3.847.654.619.624 100,0

746.312.423.156,91

22,99

28.094.913,69

Sumber: Sub Bagian Keuangan

ANGGARAN KESEHATAN KABUPATEN/KOTA

TOTAL APBD KAB/KOTA

% APBD KESEHATAN THD APBD KAB/KOTA

ANGGARAN KESEHATAN PERKAPITA

NO SUMBER BIAYA

TOTAL ANGGARAN KESEHATAN