profil kemampuan kerjasama siswa dalam pembelajaran ipa ...digilib.unila.ac.id/26182/18/skripsi...

61
PROFIL KEMAMPUAN KERJASAMA SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA (Studi Deskriptif pada Siswa Kelas IV dan Kelas V Semester Genap SD Negeri 3 Rajabasa Jaya Bandarlampung Tahun Ajaran 2015/2016) (Skripsi) Oleh INDRI PUSPITA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2017

Upload: trinhlien

Post on 13-Mar-2019

231 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PROFIL KEMAMPUAN KERJASAMA SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA ...digilib.unila.ac.id/26182/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tahun Ajaran 2015/2016) (S kripsi) Oleh INDRI PUSPITA FAKULTAS

PROFIL KEMAMPUAN KERJASAMA SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA(Studi Deskriptif pada Siswa Kelas IV dan Kelas V Semester Genap

SD Negeri 3 Rajabasa Jaya BandarlampungTahun Ajaran 2015/2016)

(Skripsi)

Oleh

INDRI PUSPITA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG2017

Page 2: PROFIL KEMAMPUAN KERJASAMA SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA ...digilib.unila.ac.id/26182/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tahun Ajaran 2015/2016) (S kripsi) Oleh INDRI PUSPITA FAKULTAS

ABSTRAK

PROFIL KEMAMPUAN KERJASAMA SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA(Studi Deskriptif pada Siswa Kelas IV dan Kelas V Semester Genap

SD Negeri 3 Rajabasa Jaya BandarlampungTahun Ajaran 2015/2016)

Oleh

INDRI PUSPITA

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil dan pola kemampuan kerjasama

siswa dalam pembelajaran IPA pada siswa kelas IV dan kelas V SD Negeri 3

Rajabasa Jaya. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV dan kelas V

yang berjumlah 56 siswa dipilih menggunakan teknik sampling jenuh. Instrumen

penelitian yang digunakan adalah angket dan lembar observasi. Data kualitatif

berupa deskripsi kemampuan kerjasama siswa yang diperoleh dari angket dan

lembar observasi yang dianalisis dengan menghitung persentase dan

diinterpretasikan kedalam tabel kriteria serta diperkuat dengan wawancara guru.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum kemampuan kerjasama siswa

dalam pembelajaran IPA di SD Negeri 3 Rajabasa Jaya termasuk dalam kriteria

“tinggi” dengan persentase 70, dengan aspek kemampuan kerjasama yang

tertinggi yaitu pada aspek “disiplin”. Sedangkan pola kerjasama yang terbentuk

pada siswa SD Negeri 3 Rajabasa Jaya yaitu pola kerjasama spontan, pola

Page 3: PROFIL KEMAMPUAN KERJASAMA SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA ...digilib.unila.ac.id/26182/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tahun Ajaran 2015/2016) (S kripsi) Oleh INDRI PUSPITA FAKULTAS

iii

kerjasama langsung, pola kerjasama kontrak, dan pola kerjasama tradisional. Pola

kerjasama yang paling menonjol yaitu pola kerjasama kontrak yang dilakukan

oleh empat kelompok.

Kata kunci: Kemampuan kerjasama, Pembelajaran IPA, Pola kerjasama

Page 4: PROFIL KEMAMPUAN KERJASAMA SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA ...digilib.unila.ac.id/26182/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tahun Ajaran 2015/2016) (S kripsi) Oleh INDRI PUSPITA FAKULTAS

PROFIL KEMAMPUAN KERJASAMA SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA(Studi Deskriptif pada Siswa Kelas IV dan Kelas V Semester Genap

SD Negeri 3 Rajabasa Jaya BandarlampungTahun Ajaran 2015/2016)

Oleh

INDRI PUSPITA

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai GelarSARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan BiologiJurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG2017

Page 5: PROFIL KEMAMPUAN KERJASAMA SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA ...digilib.unila.ac.id/26182/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tahun Ajaran 2015/2016) (S kripsi) Oleh INDRI PUSPITA FAKULTAS
Page 6: PROFIL KEMAMPUAN KERJASAMA SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA ...digilib.unila.ac.id/26182/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tahun Ajaran 2015/2016) (S kripsi) Oleh INDRI PUSPITA FAKULTAS
Page 7: PROFIL KEMAMPUAN KERJASAMA SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA ...digilib.unila.ac.id/26182/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tahun Ajaran 2015/2016) (S kripsi) Oleh INDRI PUSPITA FAKULTAS
Page 8: PROFIL KEMAMPUAN KERJASAMA SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA ...digilib.unila.ac.id/26182/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tahun Ajaran 2015/2016) (S kripsi) Oleh INDRI PUSPITA FAKULTAS

viii

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Tulang Bawang pada tanggal 15

Maret 1993, merupakan anak pertama dari tiga bersaudara,

pasangan Bapak Muhammad Indra dengan Ibu Lugiati.

Penulis beralamatkan di Desa Kerbang Langgar,

Kecamatan Pesisir Utara, Kabupaten Pesisir Barat.

No.Hp penulis 082177967179

Pendidikan formal yang ditempuh penulis adalah SD Negeri Kuripan (1999-

2005), MTs. Nahdatul Ulama Krui (2005-2008), SMA Negeri 1 Lemong (2009-

2012). Pada tahun 2012 penulis terdaftar sebagai mahasiswa Pendidikan Biologi

Jurusan Pendidikan MIPA Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Lampung melalui jalur Ujian Mandiri (UM).

Penulis mendapatkan juara 2 pada Kejuaran Begawi Taekwondo Lampung pada

tahun 2014. Penulis juga menjabat sebagai Wakil Ketua Umum UKM Taekwondo

Universitas Lampung pada tahun 2015. Penulis melaksanakan Program

Pengalaman Lapangan (PPL) di SMA Negeri 1 Pesisir Utara dan Kuliah Kerja

Nyata (KKN) Tematik di Kecamatan Pesisir Utara, Kabupaten Pesisir Barat

(Tahun 2015), dan melakukan penelitian pendidikan di SD Negeri 3 Rajabasa

Jaya Bandar Lampung untuk meraih gelar sarjana pendidikan/S.Pd. (Tahun 2016).

Page 9: PROFIL KEMAMPUAN KERJASAMA SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA ...digilib.unila.ac.id/26182/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tahun Ajaran 2015/2016) (S kripsi) Oleh INDRI PUSPITA FAKULTAS

MOTTO

“Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Sesungguhnya bersama kesulitan ada

kemudahan. Maka apabila engkau telah selesai (dari sesuatu urusan), tetaplah bekerja keras

(untuk urusan yang lain). Dan hanya kepada Tuhanmulah engkau berharap.” (QS. Al-

Insyirah,68)

“Orang-orang hebat di bidang apapun bukan baru bekerja karena mereka terinspirasi, namun

mereka menjadi terinspirasi karena mereka lebih suka bekerja. Mereka tidak menyia-nyiakan

waktu untuk menunggu inspirasi” (Ernest Newman).

“Bersikaplah kukuh seperti batu karang yang tidak putus-putusnya dipukul ombak. Ia tidak saja

tetap berdiri kukuh, bahkan ia menentramkan amarah ombak dan gelombang itu” (Marcus

Aurelius)

Page 10: PROFIL KEMAMPUAN KERJASAMA SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA ...digilib.unila.ac.id/26182/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tahun Ajaran 2015/2016) (S kripsi) Oleh INDRI PUSPITA FAKULTAS

x

Dengan menyebut nama Allah yang Maha pengasih lagi Maha penyayang

PERSEMBAHAN

Teriring doa dan rasa syukur atas segala nikmat yang telah diberikan Allah SWT,

Kupersembahkan skripsi ini sebagai tanda bakti dan cinta kasihku yang tulus kepada:

Ayahanda tercinta Muhammad Indra dan Ibunda Lugiati, yang menjadi

kebahagian terbesar di hidupku, yang telah mendidik dan membesarkanku

dengan penuh doa terbaik, limpahan kasih sayang yang takkan pernah bisa

terbalas, serta memberikanku kekuatan dalam menyelesaikan studi.

Adik-adikku tercinta Aldy Lambara dan Argha Wijaya, seluruh keluarga di

Mesuji dan Pugung Krui yang selalu memberikan dukungan dan doa terbaik.

Page 11: PROFIL KEMAMPUAN KERJASAMA SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA ...digilib.unila.ac.id/26182/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tahun Ajaran 2015/2016) (S kripsi) Oleh INDRI PUSPITA FAKULTAS

SANWACANA

Alhamdulillahirobbil’alamin, Puji Syukur kehadirat Allah SWT, atas segala

rahmat dan nikmat-Nya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan sebagai salah satu

syarat dalam meraih gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan

Biologi Jurusan Pendidikan MIPA FKIP Unila. Skripsi ini berjudul “Profil

Kemampuan Kerjasama Siswa Dalam Pembelajaran IPA (Studi Deskriptif Pada

Siswa Kelas IV dan V Semester Genap SD Negeri 3 Rajabasa Jaya Bandar

LampungTahun Ajaran 2015/2016)”.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari peranan

dan bantuan berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dr. H. Muhammad Fuad, M.Hum., selaku Dekan FKIP Universitas Lampung;

2. Dr. Caswita, M. Si., selaku Ketua Jurusan PMIPA FKIP Universitas

Lampung;

3. Dr. Tri Jalmo, M.Si., selaku Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan

dan motivasi hingga skripsi ini dapat selesai;

4. Berti Yolida, S. Pd., M. Pd., selaku Ketua Program Studi dan sekaligus

pembahas atas saran-saran perbaikan dan motivasi yang sangat berharga;

5. Rini Rita T. Marpaung, S.Pd., M.Pd., selaku pembimbing II yang telah

memberikan bimbingan dan motivasi hingga skripsi ini dapat selesai;

Page 12: PROFIL KEMAMPUAN KERJASAMA SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA ...digilib.unila.ac.id/26182/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tahun Ajaran 2015/2016) (S kripsi) Oleh INDRI PUSPITA FAKULTAS

xii

6. Elida, S. Pd. M.Pd, selaku Kepala SD Negeri 3 Rajabasa Jaya, yang telah

memberikan izin dan bantuan selama penelitian;

7. Rekan-rekan Pendidikan Biologi 2012 yang selalu memberikan dukungan

Semoga Allah SWT senantiasa memberkahi dan memberikan karunia-NYA

kepada kita, harapan penulis semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan berguna

bagi semuanya. Aamiin.

Bandar Lampung, 17 Maret 2017Penulis

Indri Puspita

Page 13: PROFIL KEMAMPUAN KERJASAMA SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA ...digilib.unila.ac.id/26182/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tahun Ajaran 2015/2016) (S kripsi) Oleh INDRI PUSPITA FAKULTAS

DAFTAR ISI

HalamanDAFTAR TABEL................................................................................... xv

DAFTAR GAMBAR .............................................................................. xvi

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian ................................................................. 1B. Rumusan Masalah ............................................................................. 4C. Tujuan Penelitian .............................................................................. 4D. Manfaat Penelitian ............................................................................ 4E. Ruang Lingkup Penelitian................................................................. 5F. Kerangka Pikir .................................................................................. 6

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Kurikulum dan Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar........................ 9B. Sekolah Dasar.................................................................................... 20C. Kerjasama Siswa ............................................................................... 22

III. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian ........................................................... 33B. Populasi dan Sampel ......................................................................... 33C. Desain Penelitian............................................................................... 33D. Prosedur Penelitian............................................................................ 34E. Data Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data ............................... 35

1. Data Penelitian.............................................................................. 352. Teknik Pengumpulan Data ........................................................... 36

F. Teknik Analisis Data......................................................................... 381. Data Kualitatif ............................................................................... 38

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ................................................................................. 41B. Pembahasan....................................................................................... 46

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan ........................................................................................... 58B. Saran.................................................................................................. 58

Page 14: PROFIL KEMAMPUAN KERJASAMA SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA ...digilib.unila.ac.id/26182/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tahun Ajaran 2015/2016) (S kripsi) Oleh INDRI PUSPITA FAKULTAS

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 59

LAMPIRAN1. Kisi-Kisi Lembar Observasi dan Angket Siswa Tentang Kemampuan

Kerjasama Dalam Pembelajaran IPA................................................ 642. Lembar Observasi Kemampuan Kerjasama Siswa Dalam Pembelajaran

IPA .................................................................................................... 653. Angket Kerjasama Siswa Dalam Pembelajaran IPA ........................ 664. Keterangan dan Kriteria Skor............................................................ 675. Rubrik Penilaian Lembar Observasi Kemampuan Kerjasama Siswa

Dalam Pembelajaran IPA.................................................................. 686. Rubrik Penilaian Angket Kerjasama Siswa ...................................... 697. Wawancara Guru............................................................................... 708. Tabulasi Lembar Observasi Kelas IV ............................................... 739. Tabulasi Lembar Observasi Kelas V................................................. 7410. Tabulasi Angket Siswa Kelas IV ...................................................... 7511. Tabulasi Angket Siswa Kelas V........................................................ 7612. Kemampuan Kerjasama Siswa Dalam Pembelajaran IPA Berdasarkan

Lembar Observasi ............................................................................. 7713. Kemampuan Kerjasama Siswa Dalam Pembelajaran IPA Berdasarkan

Angket ............................................................................................... 7814. Pola Kerjasama Siswa Dalam Pembelajaran IPA ............................. 7915. Silabus Kelas IV................................................................................ 8016. RPP Kelas IV .................................................................................... 8317. Silabus Kelas V................................................................................. 9018. RPP Kelas V...................................................................................... 9419. Surat Izin penelitian .......................................................................... 10220. Surat Balasan penelitian.................................................................... 10321. Foto-foto Penelitian........................................................................... 104

Page 15: PROFIL KEMAMPUAN KERJASAMA SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA ...digilib.unila.ac.id/26182/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tahun Ajaran 2015/2016) (S kripsi) Oleh INDRI PUSPITA FAKULTAS

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Kisi-Kisi Lembar Observasi dan Angket Siswa Tentang Kemampuan

Kerjasama dalam Pembelajaran IPA................................................. 36

2. Daftar Pertanyaan Wawancara .......................................................... 37

3. Kriteria Tingkat Kemampuan Kerjasama Siswa............................... 39

4. Kemampuan Kerjasama Siswa dalam Pembelajaran IPA Berdasarkan

Lembar Observasi ............................................................................. 43

5. Kemampuan Kerjasama Siswa dalam Pembelajaran IPA Berdasarkan

Angket ............................................................................................... 44

6. Pola Kerjasama Siswa dalam Pembelajaran IPA.............................. 45

Page 16: PROFIL KEMAMPUAN KERJASAMA SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA ...digilib.unila.ac.id/26182/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tahun Ajaran 2015/2016) (S kripsi) Oleh INDRI PUSPITA FAKULTAS

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Bagan Kerangka Pikir ....................................................................... 8

2. Tanggung Jawab Siswa ..................................................................... 47

3. Siswa Sedang Menyelesaikan Tugas ................................................ 48

4. Kedisiplinan Siswa............................................................................ 49

5. Siswa Sedang Menyelesaikan Tugas Tepat Waktu........................... 50

6. Bertanggung Jawab Terhadap Tugas ................................................ 51

7. Siswa Mengerjakan Tugas Secara Bersama-sama (Pola Kerjasama

Kontrak) ............................................................................................ 54

8. Bertanggung Jawab Terhadap Tugas (Pola Kerjasama Kontrak) ..... 56

Page 17: PROFIL KEMAMPUAN KERJASAMA SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA ...digilib.unila.ac.id/26182/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tahun Ajaran 2015/2016) (S kripsi) Oleh INDRI PUSPITA FAKULTAS

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Ciri menonjol Abad-21 salah satunya adalah semakin bertautnya dunia ilmu

dan teknologi, sehingga sinergi di antaranya menjadi semakin cepat.

Tantangan pertama dunia pendidikan di abad ini adalah bagaimana

penyelenggaraan pendidikan yang tanggap terhadap tantangan era globalisasi.

Dalam kaitan ini, pendidikan masa depan adalah pendidikan yang tanggap

terhadap tantangan persaingan dan kerjasama global (Mukminan, 2014:6).

Kerjasama dalam belajar merupakan salah satu hal yang penting dalam suatu

proses pembelajaran. Untuk mencapai hasil belajar yang optimal, dianjurkan

agar guru membiasakan diri menggunakan komunikasi banyak arah atau

komunikasi sebagai transaksi, yakni komunikasi yang tidak hanya melibatkan

interaksi dinamis antara guru dengan siswa melainkan juga melibatkan

interaksi dinamis antara siswa yang satu dengan siswa yang lainnya

(Kusumah dan Wijaya, 2012: 212). Kerjasama merupakan pekerjaan yang

dilakukan oleh suatu kelompok sehingga terdapat hubungan erat antar

anggota kelompok dalam mengerjakan tugas untuk mencapai tujuan

pembelajaran bersama (Poerwadarminta, 2007: 492).

Page 18: PROFIL KEMAMPUAN KERJASAMA SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA ...digilib.unila.ac.id/26182/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tahun Ajaran 2015/2016) (S kripsi) Oleh INDRI PUSPITA FAKULTAS

2

Tindakan kerjasama di masyarakat dalam bidang sosial salah satunya adalah

gotong royong, namun kenyataannya di era sekarang kerjasama yang ada di

masyarakat dalam bidang sosial pun mulai menurun. Sehingga sangatlah

perlu masyarakat untuk menyadari dan memahami bahwa menjaga budaya

yang sarat akan nilai-nilai luhur seperti gotong royong sangatlah penting.

Tetapi di sebagian kecil masyarakat Indonesia, bentuk kegiatan kerjasama

gotong royong sudah mengalami perubahan bentuk yakni digantikan dengan

uang (Anggorowati, 2015:39).

Kerjasama dapat ditanamkan melalui pendidikan formal dan nonformal,

karena pendidikan dapat membangun keterampilan dalam melakukan

komunikasi efektif, berpikir kritis dan dapat memecahkan masalah (Lie,

2007). Kerjasama sebaiknya ditanamkan sejak dini, misalnya dimulai dari

sekolah dasar, karena sekolah dasar merupakan institusi pendidikan yang

menyelenggarakan proses pendidikan dasar dan mendasari proses pendidikan

selanjutnya. Salah satu mata pelajaran yang dapat melatih kerjasama adalah

mata pelajaran IPA. Pembelajaran IPA merupakan proses pembelajaran

peserta didik dalam mempelajari peristiwa yang terjadi di alam melalui

serangkaian proses ilmiah sehingga tercapai tujuan pembelajaran yang sudah

ditetapkan (BSNP, 2006: 22). Aktivitas siswa melalui berbagai proses ilmiah

menjadi hal utama dalam pembelajaran IPA di sekolah dasar (Sawatoma,

2011:10).

Namun pada kenyataannya, sikap kerjasama di sekolah belum terjalin dengan

baik sehingga aksi kekerasan dan tawuran antar pelajar masih saja terjadi.

Page 19: PROFIL KEMAMPUAN KERJASAMA SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA ...digilib.unila.ac.id/26182/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tahun Ajaran 2015/2016) (S kripsi) Oleh INDRI PUSPITA FAKULTAS

3

ZK (12) siswa sebuah SD Negeri di Kota Bogor menjadi korban bullying

yang dilakukan siswa dari SD lain. Orang tua korban, RY (40) mengatakan

anaknya dikeroyok oleh sekitar sepuluh siswa SD lain yang masih satu lokasi

saat pulang sekolah. Tidak hanya sekali, menurut RY anaknya sudah tiga kali

dicegat oleh siswa dari SD lainnya yang masih satu lingkungan. Akibat

pengeroyokan ini, ZK menderita memar dipipi dan tangan. RY meminta

kepada pihak sekolah untuk mengambil menyelidiki kejadian ini dan bersikap

tegas terhadap pelaku penganiayaan anaknya. Sementara pihak sekolah telah

memanggil beberapa orang tua siswa untuk menyelesaikan masalah ini

(Tribunlampung, 2016).

Kerjasama berperan penting dalam pendidikan, siswa akan lebih aktif dan

tercipta pembelajaran yang menyenangkan serta bermakna. Dalam hal ini,

pembelajaran menggunakan metode diskusi kelompok (Rufina, dkk., 2012: 3-

4). Kerjasama menggunakan metode diskusi kelompok sangat baik digunakan

pada pembelajaran. Hasil penelitian Suliana (2014) menunjukkan bahwa

penggunaan metode diskusi kelompok dapat meningkatkan kerjasama siswa.

Hal ini dibuktikan dengan kualitas kerjasama siswa berkriteria baik dalam

proses pembelajaran dengan metode diskusi kelompok, dengan sebagian

besar indikator yang diukur berkriteria baik, dan lebih dari 50% siswa pada

pertemuan pertama maupun pertemuan kedua berkriteria baik.

Berdasarkan permasalahan di atas, maka penulis melakukan penelitian

tentang “Profil Kemampuan Kerjasama Siswa Dalam Pembelajaraan IPA

Kelas IV Dan V SD Negeri 3 Rajabasa Jaya Bandar Lampung “.

Page 20: PROFIL KEMAMPUAN KERJASAMA SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA ...digilib.unila.ac.id/26182/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tahun Ajaran 2015/2016) (S kripsi) Oleh INDRI PUSPITA FAKULTAS

4

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut maka diperoleh rumusan masalah sebagai

berikut :

1. Bagaimana profil kerjasama siswa dalam pembelajaran IPA di SD Negeri

3 Rajabasa Jaya Bandar Lampung?

2. Bagaimana pola kerjasama siswa dalam pembelajaran IPA di SD Negeri 3

Rajabasa Jaya Bandar Lampung?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari

penelitian ini untuk mendeskripsikan:

1. Profil kerjasama siswa dalam pembelajaran IPA di SD Negeri 3 Rajabasa

Jaya Bandar Lampung

2. Pola Kerjasama siswa dalam pembelajaran IPA di SD Negeri 3 Rajabasa

Jaya Bandar Lampung

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi:

1. Peneliti, yaitu memberikan wawasan atau gambaran jika kelak menjadi

guru untuk melatih kemampuan kerjasama pada siswa, terlebih melatih

kemampuan kerjasama dalam pembelajaran IPA.

2. Siswa, yaitu meningkatkan kemampuan kerjasama, mampu

mengungkapkan pendapat, serta menumbuhkan interaksi antar siswa

terutama dalam pembelajaran IPA.

Page 21: PROFIL KEMAMPUAN KERJASAMA SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA ...digilib.unila.ac.id/26182/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tahun Ajaran 2015/2016) (S kripsi) Oleh INDRI PUSPITA FAKULTAS

5

3. Guru, yaitu memberi wawasan serta informasi untuk melatih keterampilan

kerjasama siswa dalam pembelajaran IPA di sekolah dasar.

4. Sekolah, yaitu memberikan informasi dalam perbaikan proses

pembelajaran serta untuk meningkatkan mutu pembelajaran terutama

dalam pembelajaran IPA.

E. Ruang Lingkup

Untuk menghindari kesalahpahaman terhadap masalah yang dibahas, maka

diberikan batasan masalah sebagai berikut:

1. Kerjasama merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan siswa untuk

saling berbagi ilmu dalam mencapai suatu tujuan pembelajaran. Dengan

kerjasama ini pula siswa mampu mencapai hasil belajar yang lebih baik,

serta kemampuan sosial yang nantinya bermanfaat di masyarakat.

2. Profil kerjasama adalah keterampilan kerjasama yang harus dimiliki oleh

setiap individu, aspek yang diukur meliputi (a) menggunakan kesepakatan,

(b) menghargai kontribusi, (c) mengambil giliran dan berbagi tugas,

(d) berada dalam kelompok, (e) berada dalam tugas, (f) mendorong

partisipasi, (g) mengundang orang lain, (h) menyelesaikan tugas dalam

waktunya, dan (i) menghormati perbedaan individu. Untuk mengukur

profil kerjasama digunakan alat ukur berupa angket yang diberikan kepada

siswa. Selain angket yang diberikan kepada siswa, dalam penelitian ini

peneliti menggunakan lembar observasi dan rekaman video untuk

mengamati bagian kerjasama siswa dalam kelompok pada pembelajaran

IPA.

Page 22: PROFIL KEMAMPUAN KERJASAMA SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA ...digilib.unila.ac.id/26182/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tahun Ajaran 2015/2016) (S kripsi) Oleh INDRI PUSPITA FAKULTAS

6

3. Pola kerjasama adalah karakteristik yang harus dimiliki oleh setiap

anggota kelompok, aspek untuk mengukur pola kerjasama yaitu (a)

kerjasama spontan, (b), kerjasama langsung, (c) kerjasama kontrak, (d)

kerjasama tradisional. Untuk mengukur pola kerjasama digunakan angket

yang diberikan kepada siswa.

4. Pembelajaran IPA merupakan konsep pembelajaran tentang alam dan

mempunyai hubungan yang sangat luas terkait dengan kehidupan manusia.

Materi IPA di sekolah dasar pada semester genap untuk kelas IV yaitu

lingkungan fisik dan pengaruhnya terhadap daratan. Untuk materi IPA

kelas V semester genap yaitu air.

F. Kerangka Pikir

Pembelajaran di kelas dapat tercapai dengan baik dipengaruhi oleh factor-

faktor pendukung seperti suasana sekolah, suasana kelas, metode, bahan ajar,

serta kurikulum. Suasana sekolah dan suasana kelas sangat berpengaruh

kepada kegiatan pembelajaran, apabila suasana sekolah dan suasana kelas

yang kondusif dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

Metode yang digunakan dalam pembelajaran di SD masih menggunakan

metode ceramah dan diskusi. Metode seperti ini kurang memfasilitasi siswa

untuk aktif dalam pembelajaran karena dengan metode ceramah siswa lebih

banyak diam terkadang tidak mendengarkan guru menjelaskan materi,

sehingga sangat perlu dikembangkanya kerjasama dalam kelas.

Page 23: PROFIL KEMAMPUAN KERJASAMA SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA ...digilib.unila.ac.id/26182/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tahun Ajaran 2015/2016) (S kripsi) Oleh INDRI PUSPITA FAKULTAS

7

Bahan ajar yang digunakan guru adalah faktor yang penting dalam

melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas. Beberapa bahan ajar yang

sering digunakan dalam pembelajaran di SD adalah buku cetak dan

kurikulum yang sudah disiapkan. Dengan adanya bahan ajar yang memadai

dapatmeningkatkan kemampuan belajar siswa yang memuaskan.

Kemampuan belajar siswa ini tidak lepas dari peranan guru di dalam proses

pembelajaran. Guru memiliki peranan yang sangat menentukan dalam proses

pembelajaran. Seorang pendidik khususnya guru IPA harus memiliki

kesiapan fisik dan mental dalam mengelola proses pembelajaran sehari – hari.

Selain itu juga kegiatan belajar mengajar IPA dipengaruhi oleh kurikulum.

Kurikulum merupakan suatu faktor yang paling pokok dalam kegiatan

pembelajaran karena kurikulum adalah pedoman atau acuan guru dalam

melaksanakan proses pembelajaran. Kurikulum mendefinisikan Standar

Kompetensi Lulusan (SKL), yakni kriteria kualifikasi kemampuan lulusan

yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

Beberapa faktor-faktor di atas yang mendukung suatu kegiatan pembelajaran

IPA, apabila dilaksanakan dengan baik maka dapat terciptanya kerjasama

pembelajaran IPA di sekolah dasar. Dengan bekerjasama siswa yang

dilakukan di dalam kelas diharapkan lebih menghasilkan kemampuan

kerjasama siswa yang maksimal karena dalam kerjasama siswa dapat

mengembangkan ide-ide yang kreatif. Dengan pola belajar yang demikian

diharapkan aktivitas kerjasama siswa dalam pembelajaran dapat meningkat.

Page 24: PROFIL KEMAMPUAN KERJASAMA SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA ...digilib.unila.ac.id/26182/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tahun Ajaran 2015/2016) (S kripsi) Oleh INDRI PUSPITA FAKULTAS

8

Untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang kemampuan kerjasama

siswa, maka dapat dijelaskan dengan gambar paradigma pemikiran yang

ditunjukkan pada gambar di bawah ini :

Gambar 1. Kerangka Pikir

Bahan AjarMetodeSuasanaSekolah

Kegiatan BelajarMengajar IPAKurikulum Suasana

Kelas

KemampuanKerjasama Siswa

Page 25: PROFIL KEMAMPUAN KERJASAMA SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA ...digilib.unila.ac.id/26182/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tahun Ajaran 2015/2016) (S kripsi) Oleh INDRI PUSPITA FAKULTAS

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. KTSP dan Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar

Kurikulum merupakan salah satu instrumen yang diharapkan dalam

pembelajaran yang memberikan arah untuk mewujudkan proses

berkembangnya kualitas potensi peserta didik. Oleh karena itu, kurikulum

disusun dan dikembangkan digunakan sebagai pemandu dalam mengarahkan

peserta didik menjadi: (1) manusia berkualitas yang mampu dan proaktif

menjawab tantangan zaman yang selalu berubah; (2) manusia terdidik yang

beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,

berilmu, cakap, kreatif, mandiri; dan (3) warga negara yang demokratis dan

bertanggung jawab (Subagiyo dan Safrudiannur, 2014: 131-144).

Kurikulum memiliki peran yang strategis dalam pendidikan sehingga

kurikulum dapat diibaratkan sebagai jantungnya pendidikan (the heart of

education). Secara konseptual, kurikulum adalah perangkat pendidikan yang

merupakan jawaban terhadap kebutuhan dan tantangan masyarakat (Oliva,

1997:60). Kurikulum adalah sejumlah mata ajaran yang harus ditempuh dan

dipelajari oleh siswa untuk memperoleh sejumlah pengetahuan (Hamalik,

2003: 16). Poerwati, dan Amri (2013: 34), “pengalaman belajar yang banyak

kaitannya dengan melakukan berbagai kegiatan, interaksi sosial, di

Page 26: PROFIL KEMAMPUAN KERJASAMA SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA ...digilib.unila.ac.id/26182/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tahun Ajaran 2015/2016) (S kripsi) Oleh INDRI PUSPITA FAKULTAS

10

lingkungan sekolah, proses kerja sama dengan kelompok, bahkan interaksi

dengan lingkungan fisik seperti gedung sekolah dan ruang sekolah”.

KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) yang dikembangkan sesuai

dengan satuan pendidikan, potensi sekolah/daerah, karakteristik

sekolah/daerah, sosial budaya masyarakat setempat, dan karakteristik peserta

didik. Dengan kata lain KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun,

dikembangkan, dan dilaksanakan oleh setiap satuan pendidikan yang sudah

siap dan mampu mengembangkannya dengan memperhatikan Undang-

Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 36:

a) Pengembangan kurikulum dilakukan dengan mengacu pada Standar

Nasional Pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

b) Kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan

dengan prinsip diversivikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi

daerah dan peserta didik.

c) Kurikulum tingkat satuan pendidikan dasar dan menengah dikembagkan

oleh sekolah dan komite sekolah berpedoman pada standar kompetensi

lulusan dan standar isi serta panduan penyusunan kurikulum yang dibuat

oleh BSNP (Mulyasa, 2008: 8-12).

Pengembangan kurikulum tidak terlepas dari beberapa indikator yang harus

diperhatikan oleh setiap pengembang. Komponen yang terdapat dalam KTSP

yaitu: (a) tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, (b) acuan operasional

penyusunan KTSP, (c) struktur dan muatan KTSP, (d) kalender pendidikan,

dan (e) standar isi, standar isi mencakup lingkup materi minimal dan tingkat

Page 27: PROFIL KEMAMPUAN KERJASAMA SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA ...digilib.unila.ac.id/26182/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tahun Ajaran 2015/2016) (S kripsi) Oleh INDRI PUSPITA FAKULTAS

11

kompetensi minimal untuk mencapai kompetensi lulusan minimal pada

jenjang dan jenis pendidikan tertentu (BSNP, 2006:12).

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dilandasi oleh undang-undang dan

peraturan pemerintah menurut Mulyasa (2008: 24) sebagai berikut:

a) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas

b) Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan

c) Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang Standar isi

d) Permendiknas No. 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan

e) Permendiknas No. 24 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan Permendiknas No.

22, dan No. 23.

Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) IPA di SD/MI

merupakan standar minimum yang secara nasional harus dicapai oleh siswa

dan menjadi acuan dalam pengembangan kurikulum di setiap satuan

pendidikan. Penerapan IPA perlu dilakukan secara bijaksana agar tidak

berdampak buruk pada lingkungan. Pembelajaran IPA di SD menekankan

pada pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan dan

pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah. Pencapaian SKKD

didasarkan pada pemberdayaan peserta didik untuk membangun kemampuan,

bekerja ilmiah, dan pengetahuan sendiri yang difasilitasi oleh guru (Mulyasa,

2008: 110- 112). Isi kurikulum KTSP meliputi sejumlah mata pelajaran yang

keluasan dan kedalamannya merupakan beban belajar peserta didik pada

satuan pendidikan. Di samping itu, materi muatan lokal dan kegiatan

Page 28: PROFIL KEMAMPUAN KERJASAMA SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA ...digilib.unila.ac.id/26182/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tahun Ajaran 2015/2016) (S kripsi) Oleh INDRI PUSPITA FAKULTAS

12

pengembangan diri termasuk ke dalam isi kurikulum (Nurasmah, dkk; 2015:

16).

Tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan mengacu kepada tujuan umum

pendidikan berikut:

a) Tujuan pendidikan dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan,

pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup

mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.

b) Tujuan pendidikan menengah adalah meningkatkan kecerdasan,

pengetahuan, kepribadian, akhlah mulia, serta keterampilan untuk hidup

mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.

c) Tujuan pendidikan menengah kejuruan adalah meningkatkan kecerdasan,

pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup

mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya

(Mulyasa, 2008: 13).

Secara khusus tujuan diterapkannya KTSP adalah untuk:

a) Meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisitif sekolah

dalam mengembangkan kurikulum, mengelola dan memberdayakan

sumberdaya yang tersedia.

b) Meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam

mengembangkan kurikulum melalui pengambilan keputusan bersama.

c) Meningkatkan kompetisi yang sehat antar satuan pendidikan tentang

kualitas pendidikan yang akan dicapai (Mulyasa, 2008: 22).

Page 29: PROFIL KEMAMPUAN KERJASAMA SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA ...digilib.unila.ac.id/26182/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tahun Ajaran 2015/2016) (S kripsi) Oleh INDRI PUSPITA FAKULTAS

13

Implementasi KTSP adalah bagaimana menyampaikan pesan – pesan

kurikulum kepada peserta didik untuk membentuk kompetensi mereka sesuai

dengan karakteristik dan kemampuan masing – masing. Tugas guru dalam

implementasi KTSP adalah bagaimana memberikan kemudahan (facilitiate of

learning) kepada peserta didik, agar mereka mampu berinteraksi dengan

lingkungan eksternal sehingga terjadi perubahan perilaku sesuai dengan yang

dikemukakan salam standar isi (SI) dan standar kompetensi lulusan (SKL)

(Hasan, 2013: 6-7).

Karakteristik Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan sebagai berikut:

pemberian otonomi luas kepada sekolah dan satuan pendidikan, partisipasi

masyarakat dan orang tua yang tinggi, kepemimpinan yang demokratis dan

professional, serta team-kerja yang kompak dan transparan (Mulyasa, 2008:

29). Aspek-aspek bahan kajian IPA untuk SD/MI dalam kurikulum tingkat

satuan pendidikan (KTSP) sebagai berikut:

a) Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan

dan interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan.

b) Benda/materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi: cair, padat, dan gas

c) Energi dan perubahannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet, listrik,

cahaya, dan pesawat sederhana.

d) Bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan benda-benda

langit lainnya (Mulyasa, 2008: 112).

Page 30: PROFIL KEMAMPUAN KERJASAMA SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA ...digilib.unila.ac.id/26182/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tahun Ajaran 2015/2016) (S kripsi) Oleh INDRI PUSPITA FAKULTAS

14

Ilmu pengetahuan alam atau sains adalah ilmu yang mempelajari gejala-

gejala alam yang meliputi mahluk hidup dan mahluk tak hidup atau sains

tentang kehidupan dan sains tentang dunia fisik (Rahayu, dkk., 2012: 64).

IPA (sains) berupaya membangkitkan minat manusia agar meningkatkan

kecerdasan dan pemahaman tentang alam seisinya, jadi IPA adalah

pengetahuan yang rasional dan objektif tentang alam semesta dengan segala

isinya. IPA juga membahas tentang gejala-gejala alam yang disususn secara

sistematis yang didasarkan pada hasil percobaan dan pengamatan yang

dilakukan oleh manusia (Samatowo, 2011: 1-3).

IPA merupakan cabang pengetahuan yang berawal dari fenomena alam. IPA

didefinisikan sebagai sekumpulan pengetahuan tentang objek dan fenomena

alam yang diperoleh dari hasil pemikiran dan penyelidikan ilmuwan yang

dilakukan dengan keterampilan bereksperimen dengan menggunakan metode

ilmiah. Definisi ini memberi pengertian bahwa IPA merupakan cabang

pengetahuan yang dibangun berdasarkan pengamatan dan klasifikasi data,

dan biasanya disusun dan diverifikasi dalam hukum-hukum yang bersifat

kuantitatif, yang melibatkan aplikasi penalaran matematis dan analisis data

terhadap gejala-gejala alam. Dengan demikian, pada hakikatnya IPA

merupakan ilmu pengetahuan tentang gejala alam yang dituangkan berupa

fakta, konsep, prinsip dan hukum yang teruji kebenarannya dan melalui suatu

rangkaian kegiatan dalam metode ilmiah. Selain itu, yang paling penting

dalam IPA adalah proses (Rustaman, 2010: 126 ).

Page 31: PROFIL KEMAMPUAN KERJASAMA SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA ...digilib.unila.ac.id/26182/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tahun Ajaran 2015/2016) (S kripsi) Oleh INDRI PUSPITA FAKULTAS

15

Keterampilan proses IPA atau keterampilan sains sering disebut juga

keterampilan belajar seumur hidup, sebab keterampilan dapat juga dipakai

untuk kehidupan sehari-hari dan untuk bidang studi yang lain. Keterampilan

proses IPA adalah keterampilan yang dilakukan oleh para ilmuan. Untuk

melakukan proses sains dibutuhkan berbagi macam keterampilan antara lain

keterampilan: Mengobservasi, mengklasifikasi atau menggolongkan,

menyimpulkan, mengiferensi, mengukur, menggunakan hubungan antar

ruang dan waktu, mengkomunikasikan, merancang penelitian, dan melakukan

eksperimen (Iskandar, 1997: 5).

Memahami alam (proses sains) dan pengetahuan yang dihasilkan adalah

fakta, konsep, prinsip dan teori (produk sains). Karena IPA sebagai produk

tidak dapat dipisahkan dari hakikatnya sebagai proses. Dan harus didukung

oleh sikap ilmiah berupa keyakinan akan nilai yang harus dipertahankan

ketika mencari atau mengembangkan pengetahuan alam.

Hakikat ipa terdiri dari : IPA sebagai ilmu, IPA sebagai produk, dan IPA

sebagai proses. IPA Sebagai Ilmu yaitu dalam pendidikan IPA terletak pada

tekanan-tekanan untuk menegakkan pengakuan- pengakuan (legitimasi) akan

pendidikan sains sebagai disiplin ilmu dan untuk mengajukan bukti akan

kegunaan dan berharganya penelitian- penelitian yang dihasilkannnya.

Sebagian dari legitimasi itu terletak pada deskripsi yang lebih cepat mengenai

pengetahuan, keterampilan, dan sikap untuk pendidikan sains. IPA Sebagai

Produk, Ilmu Pengetahuan Alam adalah pengetahuan manusia yang luas

didapatkan dengan cara observasi dan eksperimen yang sistematik, serta

Page 32: PROFIL KEMAMPUAN KERJASAMA SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA ...digilib.unila.ac.id/26182/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tahun Ajaran 2015/2016) (S kripsi) Oleh INDRI PUSPITA FAKULTAS

16

dijelaskan dengan bantuan aturan-aturan, hukum-hukum, prinsip-prinsip,

teori-teori, dan hipotesa-hipotesa. Bentuk Ilmu Pengetahuan Alam sebagai

produk adalah fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip, dan teori-teori

IPA. Sains sebagai produk berisi prinsip-prinsip, hukum-hukum, dan teori

yang dapat menjelaskan dan memahami alam dari berbagai fenomena yang

terjadi di dalamnya (Sarkim, 1988: 129).

IPA sebagai Proses : Pengkajian sains dari segi proses disebut juga

keterampilan proses sains. Proses sains adalah sejumlah keterampilan untuk

mengkaji fenomena alam dengan cara-cara tertentu untuk memperoleh ilmu

dan pengembangan ilmu itu selanjutnya. Dengan keterampilan proses siswa

dapat mempelajari sains sesuai dengan apa yang para ahli sains lakukan,

yakni melalui pengamatan, klasifikasi, inferensi, merumuskan hipotesis, dan

melakukan eksperimen. Pada tingkat sekolah dasar, menyarankan untuk

menguasai keterampilan dasar proses sains (Rezba, dkk., 1955).

Salah satu ciri pendidikan sains adalah bahwa sains lebih dari sekedar

kumpulan yang dinamakan fakta. Sains merupakan kumpulan pengetahuan

dan juga kumpulan proses, pendidikan sains akan dapat ditingkatkan bila

anak dapat lebih berkelakuan seperti seorang ilmuwan bagi diri meraka

sendiri, mereka akan dapat memperoleh bahwa materi menjadi lebih mudah

dan lebih menyenangkan (Samatowo, 2011: 8-9).

IPA memiliki karakteristik (Depdiknas, 2006) yang membedakannya dengan

bidang ilmu lain. Ciri-ciri khusus tersebut dipaparkan berikut ini :

Page 33: PROFIL KEMAMPUAN KERJASAMA SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA ...digilib.unila.ac.id/26182/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tahun Ajaran 2015/2016) (S kripsi) Oleh INDRI PUSPITA FAKULTAS

17

a. IPA mempunyai nilai ilmiah artinya kebenaran dalam IPA dapat

dibuktikan lagi oleh semua orang dengan menggunakan metode ilmiah dan

prosedur seperti yang dilakukan terdahulu oleh penemunya. Contoh: nilai

ilmiah ”perubahan kimia” pada lilin yang dibakar. Artinya benda yang

mengalami perubahan kimia, mengakibatkan benda hasil perubahan sudah

tidak dapat dikembalikan ke sifat benda sebelum mengalami perubahan

atau tidak dapat dikembalikan ke sifat semula.

b. IPA merupakan suatu kumpulan pengetahuan yang tersusun secara

sistematis, dan dalam penggunaannya secara umum terbatas pada gejala-

gejala alam. Perkembangan IPA selanjutnya tidak hanya ditandai oleh

adanya kumpulan fakta saja, tetapi juga ditandai oleh munculnya “metode

ilmiah” (scientific methods) yang terwujud melalui suatu rangkaian ”kerja

ilmiah” (workingscientifically), nilai dan “sikapi lmiah” (scientific

attitudes)

c. IPA merupakan pengetahuan teoritis yang diperoleh atau disusun dengan

cara yang khas atau khusus, yaitu dengan melakukan observasi,

eksperimentasi, penyimpulan, penyusunan teori, eksperimentasi, observasi

dan demikian seterusnya kait mengkait antara cara yang satu dengan cara

yang lain

d. IPA merupakan suatu rangkaian konsep yang saling berkaitan dengan

bagan-bagan konsep yang telah berkembang sebagai suatu hasil

eksperimen dan observasi, yang bermanfaat untuk eksperimentasi dan

observasi lebih lanjut

Page 34: PROFIL KEMAMPUAN KERJASAMA SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA ...digilib.unila.ac.id/26182/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tahun Ajaran 2015/2016) (S kripsi) Oleh INDRI PUSPITA FAKULTAS

18

e. IPA meliputi empat unsur, yaitu produk, proses, aplikasi dan sikap. Produk

dapat berupa fakta, prinsip, teori, dan hukum. Proses merupakan prosedur

pemecahan masalah melalui metode ilmiah; metode ilmiah meliputi

pengamatan, penyusunan hipotesis, perancangan eksperimen, percobaan

atau penyelidikan, pengujian hipotesis melalui eksperimentasi; evaluasi,

pengukuran, dan penarikan kesimpulan. Aplikasi merupakan penerapan

metode atau kerja ilmiah dan konsep IPA dalam kehidupan sehari-hari.

Sikap merupakan rasa ingin tahu tentang obyek, fenomena alam, makhluk

hidup, serta hubungan sebab akibat yang menimbulkan masalah baru yang

dapat dipecahkan melalui prosedur yang benar

Pembelajaran akan menarik dan menyenangkan apabila sesuai dengan alam

pikiran anak. Anak SD akan berusaha untuk menyesuaikan diri dengan

kelompok sebayanya. Kebiasaan pada anak usia sekolah dasar akan menetap

sampai dewasa. Dengan demikian pada anak usia sekolah dasar harus

diberikan dasar-dasar pengetahuan dan keterampilan yang dianggap penting

untuk keberhasilan penyesuaian diri setelah dewasa (Hurlock, 1994).

Pembelajaran IPA di SD harus dijadikan mata pelajaran dasar serta diarahkan

untuk menjadi warga negara yang melek sains. Alasannya mengapa sains

(IPA) dijadikan sebagai mata pelajaran dasar dalam pendidikan, sebagai

berikut : Sains dapat memberikan seseorang pengetahuan akan lingkungan

bio-fisik dan perilaku sosial yang diperlukan untuk mengembangkan masalah

lokal dan global, dengan penekanan dan penjelasan tentang adanya saling

ketergantungan antara makhluk hidup dengan lingkungannya, sains akan

Page 35: PROFIL KEMAMPUAN KERJASAMA SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA ...digilib.unila.ac.id/26182/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tahun Ajaran 2015/2016) (S kripsi) Oleh INDRI PUSPITA FAKULTAS

19

membantu mengembangkan berpikir seseorang terhadap lingkungan dan

teknologi, memberi seseorang untuk menilai penggunaan teknologi baru dan

implikasinya, kebiasaan berpikir ilmiah dapat membantu seseorang dalam

kehidupan dan peka terhadap masalah yang melibatkan bukti, perkembangan

dan ketidakpastian, dan pendidikan sains dan teknologi dapat memberikan

perangkat untuk tanggap terhadap masalah dan pengetahuan baru yang

penting dikemukakan oleh Rutherford dan Ahlgren (dalam Handayani, 2014

:128).

Alasan perlunya IPA diajarkan di sekolah dasar yaitu ada empat golongan : a)

Bahwa IPA berfaedah bagi suatu bangsa, sebab IPA merupakan dasar

tekhnologi. b) Bila diajarkan IPA menurut cara yang tepat, maka IPA adalah

suatu mata pelajaran yang memberikan kesempatan berpikir kritis. c) Bila

IPA diajarkan melalui percobaan-percobaan yang dilakukan sendiri oleh

anak, maka IPA tidaklah merupakan mata pelajaran yang bersifat hapalan

belaka. d) Mata pelajaran IPA ini mempunyai nilai-nilai pendidikan yaitu

mempunyai potensi yang dapat membentuk kepribadian anak secara

keseluruhan (Samatowa, 2011: 3-4).

Ditinjau dari isi dan pendekatan kurikulum pendidikan sekolah tingkat

pendidikan dasar yang berlaku saat ini maupun sebelumnya, pembelajaran di

sekolah dititik beratkan pada aktivitas siswa. Dengan cara ini diharapkan

pemahaman dan pengetahuan siswa menjadi lebih baik. Kenyataan di

lapangan, aktivitas siswa sering diartikan sempit. Bila siswa aktif berkegiatan,

walaupun siswa sendiri tidak mengetahui (merasa pasti) untuk apa berbuat

Page 36: PROFIL KEMAMPUAN KERJASAMA SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA ...digilib.unila.ac.id/26182/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tahun Ajaran 2015/2016) (S kripsi) Oleh INDRI PUSPITA FAKULTAS

20

sesuatu selama pembelajaran, maka dianggap pembelajaran sudah menerap-

kan pendekatan yang aktif.

B. Sekolah Dasar

Sekolah dasar merupakan lembaga pendidikan dasar yang siswanya berusia

antara 6 – 13 tahun dan memiliki karakteristik selalu ingin tahu dan

membutuhkan pembimbing yang dapat dijadikan idolanya. Pada umumnya

siswa SD mengidolakan gurunya yang merupakan guru kelas. Guru kelas di

SD memegang semua mata pelajaran, kecuali agama dan olah raga. Dengan

demikian guru kelas akan membelajarkan IPA pada siswa sekolah dasar. IPA

merupakan ilmu pengetahuan tentang alam semesta yang dalam memperoleh

produknya melalui metode ilmiah dan membentuk sikap ilmiah yang sangat

berperan dalam pembentukan kepribadian atau karakter siswa dengan

menggunakan strategi pembelajaran yang inovatif yang berada pada fase

operasional konkret dan operasional formal (Nasution 2004: 319).

Karakteristik anak sekolah dasar secara umum berikut ini : mereka secara

ilmiah memiliki rasa ingin tahu yang kuat dan tertarik pada dunia sekitar yang

mengelilingi diri mereka sendiri, mereka senang bermain dan lebih suka

bergembira / riang, mereka suka mengatur dirinya untuk menangai berbagai

hal, mengeksplorasi suatu situasi dan mencobakan usaha – usaha baru,

mereka bergetar perasaannya dan terdorong untuk berprestasi sebagaimana

mereka tidak suka mengalami ketidakpuasan dan menolak kegagalan –

kegagalan, mereka belajar secara efektif ketika mereka merasa puas dengan

Page 37: PROFIL KEMAMPUAN KERJASAMA SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA ...digilib.unila.ac.id/26182/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tahun Ajaran 2015/2016) (S kripsi) Oleh INDRI PUSPITA FAKULTAS

21

situasi yang terjadi, dan mereka belajar dengan cara bekerja, mengobservasi,

berinisiatif, dan mengajar anak – anak lainnya (Mulyani dan Johar, 2011: 11).

Dalam menghadapi harapan dan tantangan masa depan yang lebih baik,

pendidikan dipandang sebagai esensi kehidupan, baik bagi perkembangan

pribadi maupun perkembangan masyarakat. Misi pendidikan, termasuk

pendidikan dasar, adalah memungkinkan setiap orang, tanpa kecuali,

mengembangkan sepenuhnya semua bakat individu, dan mewujudkan potensi

kreatifnya, termasuk tanggung jawab terhadap hidup sendiri, dan pencapaian

tujuan pribadi. Misi ini dapat tercapai dengan melalui strategi yang disebut

belajar sepanjang hidup (learning throughout life), yang dipandang sebagai

detak jantung dari masyarakat.

Usia siswa sekolah dasar merupakan masa pertumbuhan kritis, sehingga

sangat membantu apabila pihak orang tua dan sekolah mau mengajak siswa

belajar berdiskusi dan melibatkan siswa mengenai program belajar yang

cocok bagi masing-masing individu. Tanggung jawab ini adalah milik seluruh

pihak yang terkait dengan siswa tersebut, bukan hanya tanggung jawab

lembaga bimbingan belajar.

Karakter yang berkualitas perlu dibentuk dan dibina sejak usia dini. Masa

kanak-kanak, usia 0 hingga 6 tahun adalah periode emas pertumbuhan. Inilah

masa yang paling tepat untuk mengungkit dan mengembangkan segala

potensi dalam dirinya. Psikologi perkembangan menekankan betapa

pentingnya masalah pengasuhan dan pembimbingan pada fase golden age ini.

Periode inilah yang akan menentukan perkembangan seseorang pada masa

Page 38: PROFIL KEMAMPUAN KERJASAMA SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA ...digilib.unila.ac.id/26182/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tahun Ajaran 2015/2016) (S kripsi) Oleh INDRI PUSPITA FAKULTAS

22

dewasa. Menurut Freud, kegagalan penanaman kepribadian yang baik di usia

dini ini akan membentuk pribadi yang bermasalah di masa dewasanya kelak.

Kesuksesan orang tua membimbing anaknya dalam mengatasi konflik

kepribadian di usia dini sangat menentukan kesuksesan anak dalam

kehidupan sosial di masa dewasanya kelak (Anonim, 2013).

Menyadari benar akan pentingnya masa usia emas tersebut, sekolah perlu

menyelenggarakan berbagai program pembelajaran demi mengungkit potensi

anak didik yang sedang dalam periode emas tersebut. Pengembangan potensi

ini tidak hanya dari sisi intelektual saja, tetapi juga mengembangkan sikap,

emosi, dan kemampuan motorik, termasuk mengembangkan karakter anak

didik. Mengingat usia prasekolah merupakan masa persiapan untuk sekolah

yang sesungguhnya, maka penanaman karakter yang baik di usia prasekolah

merupakan hal yang sangat penting untuk dilakukan. Segala aktivitas dikemas

dalam kegiatan belajar melalui bermain, sehingga terbentuknya kerjasama

antar anak-anak karena dilandasi pemahaman bahwa dunia anak adalah dunia

bermain.

C. Kerjasama Siswa

Kerja sama biasanya dilakukan atas dasar tujuan yang sama, yaitu tujuan

yang hendak dicapai (Wiranti, 2012: 59). Kerjasama merupakan pekerjaan

yang dilakukan oleh suatu kelompok sehingga terdapat hubungan erat antar

tugas pekerjaan anggota kelompok lain, demikian pula penyelesainnya

(Poerwadarminta, 2007: 492).

Page 39: PROFIL KEMAMPUAN KERJASAMA SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA ...digilib.unila.ac.id/26182/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tahun Ajaran 2015/2016) (S kripsi) Oleh INDRI PUSPITA FAKULTAS

23

Suryosubroto (2004: 16), kerjasama ini dikarenakan adanya: kesamaan

tanggung jawab, dan kesamaan tujuan. Kerjasama adalah satu bentuk

partisipasi untuk memperoleh pengertian, dukungan kepercayaan dan

penghargaan dari masyarakat umum. Partisipasi tersebut antara lain berujud

bantuan administrasi secara langsung dan tidak langsung yang mendukung

penyelenggaraan pendidikan di sekolah. Adanya kerjasama sekolah dengan

masyarakat itu sebagai usaha untuk mewujudkan tujuan pemerintah dalam

pendidikan yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Untuk mencapai tujuan

itu harus ada hubungan yang harmonis antara lembaga pendidikan dengan

masyarakat. Siswa adalah sejenis makhluk homo socius, yakni makhluk yang

berkecenderungan untuk hidup bersama. Kerjasama sangat menguntungkan

perkembangan dan pertumbuhan siswa, baik secara jasmani maupun rohani,

mental, spiritual dan fisikal (Ihsan, 2005: 92).

Kerjasama dapat menghilangkan hambatan mental akibat terbatasnya

pengalaman dan cara pandang yang sempit. Dengan berkerjasama akan lebih

mungkin untuk menemukan kekuatan dan kelemahan diri, belajar untuk

menghargai orang lain, mendengarkan dengan pikiran terbuka, dan

membangun persetujuan bersama. Dengan bekerjasama, para anggota

kelompok kecil akan mampu mengatasi berbagai rintangan, bertindak mandiri

dan dengan penuh tanggung jawab, mengandalkan bakat setiap anggota

kelompok, mempercayai orang lain dalam mengeluarkan pendapat dan

mengambil keputusan (Johnson, 2007:163-164). Kerjasama antar siswa

dalam kegiatan belajar dapat memberikan berbagai pengalaman. Mereka lebih

banyak mendapatkan kesempatan berbicara, inisiatif, menentukan pilihan,

Page 40: PROFIL KEMAMPUAN KERJASAMA SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA ...digilib.unila.ac.id/26182/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tahun Ajaran 2015/2016) (S kripsi) Oleh INDRI PUSPITA FAKULTAS

24

dan secara umum mengembangkan kebiasaan yang baik. siswa yang sama-

sama bekerja dalam kelompok akan menimbulkan persahabatan yang akrab,

yang terbentuk di kalangan siswa, ternyata sangat berpengaruh pada tingkah

laku atau kegiatan masing-masing secara individual. Dengan adanya

kerjasama dalam pembelajaran, siswa dapat mengembangkan pengetahuan,

kemampuan, dan keterampilan secara penuh dalam suasana belajar yang

terbuka dan demokratis (Isjoni, 2013: 36).

Proses kelompok atau group process dalam bekerjasama yaitu cara individu

mengadakan relasi dan kerjasama dengan individu lain untuk mencapai tujuan

bersama (Rohani, 2004: 25). Kemampuan bekerjasama sangat diperlukan

karena kita merupakan makhluk sosial yang membutuhkan orang lain untuk

saling tolong menolong. Kemampuan bekerjasama ini akan sangat bermanfaat

dalam dunia kerja dan kehidupan masyarakat nanti (Lie, 2008:43).

Kerjasama kelompok sangat diperlukan dalam suatu organisasi supaya

kumpulan manusia tersebut dapat saling berhubungan dan bekerja sama satu

sama lain. Membangun kerjasama kelompok diperlukan keterbukaan atau

transparansi. Untuk menciptakan keterbukaan diperlukan kemauan dan

kemampun setiap anggota organisasi atau kelompok untuk berkomunikasi.

Berkomunikasi tidak hanya sekedar berbicara, tetapi bagaimana seseorang

atau komunikator mampu mengeluarkan pendapat atau jalan pikirannya

kepada orang lain, sehingga orang lain mau dan mampu menerima

pendapatnya. Ada beberapa hal yang mempengaruhi kerjasama kelompok

Page 41: PROFIL KEMAMPUAN KERJASAMA SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA ...digilib.unila.ac.id/26182/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tahun Ajaran 2015/2016) (S kripsi) Oleh INDRI PUSPITA FAKULTAS

25

yang baik, antara lain : rasa saling percaya, keterbukaan, realisasi diri, dan

saling ketergantungan (Wiranti, 2012: 62-64).

Pembelajaran kolaboratif bisa berlangsung apabila pelajar dan pengajar

bekejasama menciptakan pengetahuan. Pembelajaran kolaboratif adalah

sebuah pedagogik yang pusatnya terletak dalam asumsi bahwa manusia selalu

menciptakan makna bersama dan proses tersebut selalu memperkaya dan

memperluas wawasan mereka. Sedangkan menurut Buffe berpendapat bahwa

pembelajaran kooperatif dan kolaboratif sebagai sesuatu yang saling

melengkapi (komplementer), sama halnya dengan mengecilkan beberapa

perbedaan penting di antara keduanya. Beberapa hal direkomendasikan dalam

pedagogik pemelajran kolaboratif adalah bahwa pegajar sebetulnya

cenderung meremehkan beberapa hal yang ingin dicapai oleh pembelajaran

kooperatif, dan sebaliknya (Barkley, E Elizabert., K. P. Cross., dan C. H.

Major, 2012 : 8).

Di dalam pembelajaran kolaboratif ada beberapa tekhnik yang dapat

digunakan. Tekhnik-tekhnik tersebut disusun menjadi lima macam kategori

luas yaitu: 1) Diskusi, merupakan interaksi dan pertukaran siswa dicapai

terutama melalui kata-kata lisan ; 2) Pengajaran Resiprokal oleh teman yaitu

siswa memiliki tujuan untuk saling membantu satu sama lain untuk

menguasai pembelajaran ; 3) Menyelesaikan masalah, yaitu siswa pokus pada

langkah-langkah penyelesaian masalah; 4) Pengelola Informasi Grafis yaitu

kelompok menggunakan perangkat visual untuk mengolah dan menampilkan

informasi; 5) Menulis yaitu siswa menulis untuk mempelajari materi yang

Page 42: PROFIL KEMAMPUAN KERJASAMA SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA ...digilib.unila.ac.id/26182/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tahun Ajaran 2015/2016) (S kripsi) Oleh INDRI PUSPITA FAKULTAS

26

telah disampaikan guru dalam pembelajaran (Barkley, E Elizabert., K. P.

Cross., dan C. H. Major, 2012: 145).

Funali (2014: 61-62) menyatakan bahwa karakteristik dalam pembelajaran

kolaboratif yaitu:

1) Siswa belajar dalam satu kelompok dan memiliki rasa ketergantungan

dalam proses belajar, penyelesaian tugas kelompok mengharuskan semua

anggota bekerja bersama.

2) Interaksi intensif secara tatap muka antar anggota kelompok.

3) Masing-masing siswa bertanggung jawab terhadap tugas yang telah

disepakati.

4) Siswa harus belajar dan memiliki ketrampilan komunikasi interpesonal.

5) Peran guru sebagai mediator.

6) Adanya sharing pengetahuan dan interaksi antara guru dan siswa, atau

siswa dan siswa.

7) Pengelompokkan secara heterogen.

Menurut Funali (2014:60-61), tujuan dari pembelajaran kolaboratif adalah

sebagai berikut:

1) Memaksimalkan proses kerjasama yang berlangsung secara alamiah di

antara para siswa.

2) Menciptakan lingkungan pembelajaran yang berpusat pada siswa,

kontekstual, terintegrasi, dan bersuasana kerjasama.

3) Menghargai pentingnya keaslian, kontribusi, dan pengalaman siswa dalam

kaitannya dengan bahan pelajaran dan proses belajar

Page 43: PROFIL KEMAMPUAN KERJASAMA SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA ...digilib.unila.ac.id/26182/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tahun Ajaran 2015/2016) (S kripsi) Oleh INDRI PUSPITA FAKULTAS

27

4) Memberi kesempatan kepada siswa menjadi partisipan aktif dalam proses

belajar.

5) Mengembangkan berpikir kritis dan ketrampilan pemecahan masalah.

6) Mendorong eksplorasi bahan pelajaran yang melibatkan bermacam-macam

sudut pandang.

7) Menghargai pentingnya konteks sosial bagi proses belajar.

8) Menumbuhkan hubungan yang saling mendukung dan saling menghargai

di antara para siswa, dan di antara siswa dan guru.

9) Membangun semangat belajar sepanjang hayat.

Selain tujuan pembelajaran kolaboratif di atas, barkley berpendapat bahwa

tujuan pembelajaran kolaboratif yang dapat membangun pribadi yang otonom

dan pandai mengartikulasikan pemikirannya, meski terkadang hal semacam

itu dapat memicu perbedaan pendapat dan persaiangan yang seolah

melemahkan tujuan pembelajaran kooperatif (Barkley, E Elizabert., K. P.

Cross., dan C. H. Major, 2012: 8). Pembelajaran kooperatif terdiri dari

kegiatan-kegiatan yang membuat para siswa bekerja bersama untuk mencapai

sebuah tujuan pembelajaran bersama dalam kelompok-kelompok yang

bersifat sementara dan khusus yang bertahan sekitar beberapa menit saja

dalam satu periode kelas (Rusman, 2012: 85).

Komponen pembelajaran kooperatif, yakni cooperative teck atau tugas

kerjasama dan cooperative incentive structur atau struktur insentif kerjasama.

Tugas kerjasama berkenaan dengan suatu hal yang menyebabkan anggota

kelompok kerjasama dengan menyelesaikan tugas yang telah diberikan.

Page 44: PROFIL KEMAMPUAN KERJASAMA SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA ...digilib.unila.ac.id/26182/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tahun Ajaran 2015/2016) (S kripsi) Oleh INDRI PUSPITA FAKULTAS

28

Sedangkan struktur insentif kerjasama merupakan sesuatu hal yang

membangkitkan motivasi siswa untuk melakukan kerjasama dalam rangka

mencapai tujuan kelompok tersebut. Dalam pembelajaran kooperatif adanya

upaya peningkatan prestasi belajar siswa (student achievement) dampak

penyerta, yaitu sikap toleransi dan menghargai pendapat orang lain (Rusman,

2012: 206).

Profil kerjasama adalah mendengarkan dengan sopan ketika orang lain

berbicara dan memulai berbicara setelah orang tersebut selesai berbicara,

menghormati dan menghargai ide-ide atau gagasan-gagasan yang diberikan

oleh orang lain, merumuskan dan dapat menangkap ide-ide yang diberikan

oang lain, dan mendorong setiap anggota untuk berpartisipasi di dalam

kelompok. Peran yang harus dikembangkan siswa dalam berkelompok

adalah : (a) mengarahkan, yaitu menyusun rencana yang akan dilaksanakan

dan mengajukan alternatif untuk memecahkan masalah, (b) menerangkan,

yaitu menjelaskan kepada anggita kelompok lain, (c) bertanya, yaitu setiap

anggota kelompok berhak mengajukan pertanyaan supaya mendapatkan

informasi yang lebih banyak, (d) mengkritik, yaitu memberikan sanggahan

dan mempertanyakan gagasan atau ide yang diajukan, (e) penengah, yaitu

meredakan konflik dalam kelompok dan meminimalkan ketegangan yang

terjadi pada setiap kelompok (Eggen dan Kauchak, 2012: 4).

Pola kerjasama yang sering terjadi dalam proses pembelajaran memiliki

beberapa karakteristik berupa tim, berbagi tugas untuk mecapai tujuan

pembelajaran, diantaranya anggota tim saling memberi masukan untuk lebih

Page 45: PROFIL KEMAMPUAN KERJASAMA SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA ...digilib.unila.ac.id/26182/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tahun Ajaran 2015/2016) (S kripsi) Oleh INDRI PUSPITA FAKULTAS

29

memahami masalah yang dihadapi. Agar pembelajaran mencapai kerjasama

yang baik dan hasil yang baik penting untuk membentuk kelompok yang

efektif. Pembentukan kelompok yang efektif dapat dilihat dari jenis

kelompok, yaitu kelompok dapat bersifat formal, informal, atau dasar (Ihsan,

2014: 9).

Bentuk-bentuk kerjasama (cooperation) menurut Soekanto (1990) antara

lain:

1. Kerjasama Spontan (spontaneous cooperation) : Kerjasama yang serta

merta

2. Kerjasama Langsung (directed cooperation) : Kerjasama yang merupakan

hasil perintah atasan atau penguasa

3. Kerjasama Kontrak (contractual cooperation) : Kerjasama atas dasar

tertentu

4. Kerjasama Tradisional (traditional cooperation) : Kerjasama sebagai

bagian atau unsur dari sistem social. Contohnya gotong-royong atau gugur

gunung).

Isjoni (2013: 65), menyatakan bahwa kerjasama merupakan kerja kelompok

kecil yang tingkat kemampuannya berbeda, serta siswa dituntut memiliki

keterampilan-keterampilan berkerjasama. Keterampilan-keterampilan

kooperatif tingkat awal dikemukakan oleh Lungdren (dalam Isjoni 65-66)

sebagai berikut:

a) Menggunakan kesepakatan

Page 46: PROFIL KEMAMPUAN KERJASAMA SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA ...digilib.unila.ac.id/26182/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tahun Ajaran 2015/2016) (S kripsi) Oleh INDRI PUSPITA FAKULTAS

30

Yang dimaksud dengan menggunakan kesepakatan adalah menyamakan

pendapat yang berguna untuk meningkatkan hubungan kerja dalam

kelompok.

b) Menghargai konstribusi

Menghargai berarti memperhatikan atau mengenal apa yang dapat

dikatakan atau dikerjakan anggota lain. Hal ini berarti harus selalu setuju

dengan anggota lain, dapat saja kritik yang diberikan itu ditujukan

terhadap ide dan tidak individu

c) Mengambil giliran dan berbagi tugas

Pengertian ini mengandung bahwa setiap anggota kelompok bersedia

menggantikan dan bersedia mengemban tugas/tanggung jawab tertentu

dalam kelompok.

d) Berada dalam kelompok

Setiap anggota tetap dalam kelompok kerja selama kegiatan berlangsung.

e) Berada dalam tugas adalah meneruskan tugas yang menjadi tanggung

jawabnya, agar kegiatan dapat diselesaikan sesuai waktu yang

dibutuhkan.

f) Mendorong partisipasi

Berarti mendorong semua anggota kelompok untuk memberikan

kontribusi terhadap tugas kelompok.

g) Mengundang orang lain

Adalah meminta orang lain untuk berbicara dan berpartisipasi dalam

terhadap tugas.

h) Menyelesaikan tugas dalam waktunya.

Page 47: PROFIL KEMAMPUAN KERJASAMA SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA ...digilib.unila.ac.id/26182/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tahun Ajaran 2015/2016) (S kripsi) Oleh INDRI PUSPITA FAKULTAS

31

i) Menghormati perbedaan individu

Berarti bersikap menghormati terhadap budaya, suku, rasa atau

pengalaman dari semua siswa.

Ada beberapa hal yang dapat mendukung terjalinnya kerja sama. Agar

terjalin kerjasama yang mantap dalam suatu kelompok, sehingga mampu

memecahkan masalah yang sedang dihadapi, ada beberapa hal yang dapat

mendukung terjalinnya kerjasama tersebut, antara lain : masing-masing pihak

harus sadar dan mengakui kemampuan masing-masing, masing-masing pihak

harus mengerti dan memahami akan masalah yang dihadapi, masing-masing

pihak yang bekerjasama perlu berkomunikasi, pihak-pihak yang bekerjasama

perlu mengerti kesulitan dan kelemahan orang lain, perlu adanya pengaturan,

yaitu koordinasi yang mantap, adanya keterbukaan dan kepercayaan, dan

melibatkan orang lain (Wiranti, 2012: 63).

Suryosubroto (2004: 71), tujuan kerjasama sekolah dengan masyarakat dan

orang tua murid adalah: (a) Membantu dan mengisi kegiatan anak di sekolah

yang hanya berkisar tujuan, sementara siswa waktunya dihabiskan di rumah

dan di masyarakat, (b) Memberikan sumbangan keuangan dan barang, dan (c)

Mencegah perbuatan dan tingkah laku yang kurang baik.

Definisi Bernays (dalam Purwanto, 2008: 19), menyatakan bahwa hubungan

sekolah dengan masyarakat harus dapat:

1) Memberikan informasi secara jelas dan lengkap kepada masyarakat

2) Melakukan persuasi kepada masyarakat dalam rangka merubah sikap dan

tindakan yang perlu mereka lakukan terhadap sekolah

Page 48: PROFIL KEMAMPUAN KERJASAMA SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA ...digilib.unila.ac.id/26182/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tahun Ajaran 2015/2016) (S kripsi) Oleh INDRI PUSPITA FAKULTAS

32

3) Suatu upaya untuk menyatukan sikap dan tindakan yang dilakukan oleh

sekolah dengan sikap dan tindakan yang dilakukan oleh masyarakat

secara timbal balik, yaitu dari sekolah ke masyarakat dan dari masyarakat

ke sekolah.

Hubungan sekolah dengan masyarakat lebih banyak menekankan pada

pemenuhan akan kebutuhan masyarakat yang terkait dengan sekolah.

Pelaksanaan hubungan masyarakat tidak menunggu adanya permintaan

masyarakat, tetapi sekolah berusaha secara aktif serta mengambil inisiatif

untuk melakukan berbagai aktivitas agar tercipta hubungan dan kerjasama

harmonis. Hubungan sekolah dengan masyarakat harus dapat: 1.Memberikan

informasi secara jelas dan lengkap kepada masyarakat; 2. Melakukan

persuasi kepada masyarakat dalam rangka merubah sikap dan tindakan yang

perlu mereka lakukan terhadap sekolah; 3. Suatu upaya untuk menyatukan

sikap dan tindakan yang dilakukan oleh sekolah dengan sikap dan tindakan

yang dilakukan oleh masyarakat secara timbal balik, yaitu dari sekolah ke

masyarakat dan dari masyarakat ke sekolah (Purwanto, 2008: 19).

Arikunto (1995: 161) menyatakan bahwa kerjasama dapat memberikan ke

untungan bagi suatu organisasi dan pengaruh baik bagi para anggotanya,

kerjasama dapat mempertinggi produktivitas dibandingkan bila bekerja

sendiri-sendiri. Dengan kerjasama dapat diciptakan keselarasan hubungan

antar manusia, antar kelompok, dan antar organisasi. Dan dengan kerjasama

yang baik maka dapat memberikan manfaat bagi semua anggota organisasi.

Page 49: PROFIL KEMAMPUAN KERJASAMA SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA ...digilib.unila.ac.id/26182/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tahun Ajaran 2015/2016) (S kripsi) Oleh INDRI PUSPITA FAKULTAS

III. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian telah dilaksanakan pada semester genap tahun Ajaran 2015/2016

yaitu pada bulan Mei bertempat di SD Negeri 3 Rajabasa Jaya Bandar

Lampung selama dua kali pertemuan.

B. Populasi dan Subjek

Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV dan V SD Negeri 3

Rajabasa Jaya Bandar Lampung tahun ajaran 2015/2016. Untuk menentukan

subjek penelitian, digunakan teknik sampling jenuh (Sugiyono, 2012: 68).

Berdasarkan teknik sampling tersebut, maka siswa siswi kelas IV dan V dari

SD Negeri 3 Rajabasa Jaya Bandar Lampung pada tahun Ajaran 2015/2016

diambil sebagai subjek penelitian.

C. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah desain deskriptif

sederhana (Sudaryono,dkk., 2013: 9). Desain penelitian deskriptif sederhana

ini digunakan karena penelitian yang dilakukan untuk mengambil informasi

Page 50: PROFIL KEMAMPUAN KERJASAMA SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA ...digilib.unila.ac.id/26182/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tahun Ajaran 2015/2016) (S kripsi) Oleh INDRI PUSPITA FAKULTAS

34

langsung yang ada di lapangan tentang deskripsi kemampuan kerjasama siswa

di kelas IV dan V dalam pembelajaran IPA.

D. ProsedurPenelitian

Langkah- langkah Penelitian :

1. Tahap Persiapan

a. Membuat surat izin penelitian pendahuluan ke sekolah tempat

diadakannya penelitian

b. Mengadakan observasi ke sekolah tempat diadakannya penelitian untuk

mendapatkan informasi tentang keadaan kelas yang akan diteliti

c. Menetapkan sampel penelitian, yaitu siswa kelas IV dan V

d. Mempersiapkan instrumen-instrumen yang diperlukan dalam penelitian

yaitu: angket mengenai profil dan pola kerjasama siswa yang diberikan

kepada siswa, lembar pernyataan untuk wawancara dalam bentuk

kuisioner tertutup kepada guru, dan lembar observasi untuk peneliti

berupa daftar cek.

2. Tahap Pelaksanaan

a. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 3 Rajabasa Jaya mengenai

Kemampuan Kerjasama Siswa Dalam Pembelajaran IPA.

Pengambilan data dilakukan dua kali pertemuan.

b. Peneliti melakukan pengamatan di kelas ketika guru membentuk

kelompok kecil untuk berdiskusi mengerjakan tugas dengan

menggunakan lembar observasi dan video terkait dengan kemampuan

Page 51: PROFIL KEMAMPUAN KERJASAMA SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA ...digilib.unila.ac.id/26182/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tahun Ajaran 2015/2016) (S kripsi) Oleh INDRI PUSPITA FAKULTAS

35

kerjasama siswa selama proses kegiatan belajar mengajar selama dua

kali pertemuan pada masing-masing kelas.

c. Memberikan daftar penyataan wawancara kepada guru untuk

mengetahui tentang proses pembelajaran IPA.

d. Memberikan angket kepada siswa tentang pola kerjasama dan profil

kerjasama yang dilakukan dalam pembelajaran IPA

e. Menganalisis hasil observasi siswa dan memberikan skor terkait

dengan kemampuan kerjasama siswa.

f. Menganalisis angket siswa dan memberikan skor serta

mempersentasekannya.

g. Mendeskripsikan kemampuan kerjasama siswa menggunakan kriteria

yaitu sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, dan sangat rendah.

h. Mendeskripsikan pola kerjasama siswa dalam pembelajaran IPA

berdasarkan pengamatan.

E. Data Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data

1. Data Penelitian

Data penelitian ini berupa data kualitatif, berupa aktivitas siswa dan

tanggapan siswa terhadap kemampuan kerjasama siswa dalam

pembelajaran IPA, dilihat berdasarkan kriteria sangat tinggi, tinggi,

sedang, rendah dan sangat rendah (Margono, 2010: 36).

Page 52: PROFIL KEMAMPUAN KERJASAMA SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA ...digilib.unila.ac.id/26182/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tahun Ajaran 2015/2016) (S kripsi) Oleh INDRI PUSPITA FAKULTAS

36

2. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah:

a. Observasi

Metode ini dimaksud sebagai pelengkap untuk menguatkan data yang

diperoleh melalui metode wawancara serta metode dokumentasi

(Sudaryono, dkk, 2013: 33). Berdasarkan hal tersebut, observasi

dilakukan untuk mengamati kemampuan kerjasama siswa selama

proses pembelajaran di kelas IV dan V di SD Negeri 03 Rajabasa Jaya

Bandar Lampung

Tabel 1. Kisi-kisi lembar observasi dan angket siswa tentangkemampuan kerjasama siswa

No. Aspek kerjasama yang diukur Nomor Item1 Menghormati perbedaan individu 12 Berada dalam tugas 23 Mengundang orang lain 34 Mendorong partisipasi 45 Mengambil giliran dan berbagi tugas 56 Menghargai kontribusi 6

7Menyelesaikan tugas dalamwaktunya

7

8 Menggunakan kesepakatan 8

9Setiap anggota tetap berada dalamkelompok

9

10 Musyawarah dalam kelompok 1011 Peran anggota kelompok 11, 12

(Sumber: Lungdren (dalam Isjoni, 2013:65-66)).

b. Angket

Dalam penelitian ini menggunakan angket (Rahayu, dkk, 2013:30)

yang diberikan kepada siswa untuk mengetahui kerjasama siswa dalam

kelompok.

Page 53: PROFIL KEMAMPUAN KERJASAMA SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA ...digilib.unila.ac.id/26182/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tahun Ajaran 2015/2016) (S kripsi) Oleh INDRI PUSPITA FAKULTAS

37

c. Wawancara

Wawancara dilakukan untuk mempertegas hasil observasi, berupa

pertanyaan yang berkaitan dengan kemampuan kerjasama siswa dan

juga pola kerjasama siswa. Wawancara ini digunakan untuk mengetahui

hal-hal dari responden secara lebih mendalam serta jumlah responden

sedikit. Adapun pihak yang dijadikan responden untuk diwawancarai

dalam pengambilan data awal adalah guru kelas IV dan Kelas V.

Tabel 2.Daftar pertanyaan wawancara

No Pertanyaan

1. Bagaimana bapak/ ibu membentuk kelompok di dalam kelas,berdasarkan:a. Gender (Homogen / heterogen)b. Nilai siswac. Absen siswa yang sesuai dengan abjadd. Urutan nomer absen ganjil atau genape. Kemauan siswa sendirif. Sikap atau karakter siswa

2. Berapa jumlah anggota dalam setiap kelompok yang Bapak/Ibubuat?

3. Apakah dalam penilaian kelompok, Bapak/Ibu memperhatikancara kerjasama dan aktivitas siswa saat diskusi?

4. Apakah dalam diskusi Bapak/Ibu mengatur jalannya diskusipada masing-masing kelompok?

5. Bagaimana cara Bapak/Ibu mendorong siswa untuk belajardalam kelompok?

6. Bentuk tugas seperti apa yang Bapak/Ibu berikan dalamdiskusi?

7. Apakah Bapak/Ibu mendorong siswa untuk mendengarkangagasan dan pikiran siswa lainnya?

8. Bagaimana bapak/Ibu mengingatkan siswa untuk berperan aktifdalam diskusi?

9. Apakah siswa menyenangi pembelajaran berkelompok?10. Apakah siswa tertarik untuk belajar bersama dan saling belajar

dari siswa lain?11. Apakah siswa merasa senang bertukar pendapat dan pikiran

antar sesame mereka?12. Apakah siswa antusias mengerjakan tugas mata pelajaran IPA

secara berkelompok?

Page 54: PROFIL KEMAMPUAN KERJASAMA SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA ...digilib.unila.ac.id/26182/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tahun Ajaran 2015/2016) (S kripsi) Oleh INDRI PUSPITA FAKULTAS

38

d. Dokumentasi

Peneliti melakukan dokumentasi dalam proses pengumpulan data

berupa rekaman dan foto (Sudaryono, dkk, 2013:41). Selain itu peneliti

meminta rencana pembelajaran (RPP) serta silabus sebagai bukti

pembelajaran

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

deskriptif. Data yang ada adalah data kualitatif yang kemudian dideskripsikan

dengan mempersentasikannya.

1.Data Kualitatif

Dalam menganalisis data yang terkumpul dari lapangan, penulis

menggunakan metode deskriptif kualitatif dimana data dan informasi

diperoleh dari lapangan dideskripsikan secara kualitatif. Data kualitatif

diperoleh dari hasil observasi (berupa daftar cek) dan wawancara yang

dilakukan dengan guru kelas IV dan V SD. Hasil wawancara kemudian

dianalisis dan dideskriptifkan yang berguna untuk menunjang data

penelitian. Selain itu, daftar cek yang dibuat berisikan beberapa komponen

mengenai kemampuan kerjasama siswa (keterampilan kooperatif awal).

Adapun langkah-langkah analisis penelitian ini sebagai berikut :

a. Mengklasifikasikan skor 0 ( kurang), 1 (cukup), dan 2 (baik) yang

diperoleh peneliti dari lembar observasi mengenai aspek kerjasama

siswa.

Page 55: PROFIL KEMAMPUAN KERJASAMA SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA ...digilib.unila.ac.id/26182/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tahun Ajaran 2015/2016) (S kripsi) Oleh INDRI PUSPITA FAKULTAS

39

b. Menghitung skor yang diperoleh dari lembar observasi dalam bentuk

persentase dengan menggunakan rumus analisis deskriptif persentase

menurut Ali (2013) sebagai berikut:

% = × 100Keterangan :

n = nilai yang diperoleh respondenN = nilai yang semestinya diperoleh responden% = persentase kemampuan kerjasama siswa kelas IV dan V

Hasil perhitungan dalam bentuk persentase kemudian

diinterpretasikan dengan tabel kriteria tingkat kemampuan kerjasama

siswa sebagai berikut:

Tabel 3. Kriteria Tingkat Kemampuan Kerjasama Siswa dalamPembelajaran IPA Kelas IV dan V

No Interval nilai Kriteria

1. 81 – 100 Sangat tinggi2. 61 – 80 Tinggi3. 41 – 60 Sedang4. 21– 40 Rendah5. 0-20 Sangat rendah

(Sumber : Riduwan, 2012).

c. Peneliti juga menggunakan angket untuk mengetahui profil dan pola

kemampuan kerjasama siswa dalam pembelajaran dengan

mengklasifikasikan skor nilai 1 (Ya) dan 0 (Tidak) sedangkan untuk

pertanyaan dengan kalimat negatif mengklasifikasikan skor nilai 1

(Tidak) dan 0 (Ya).

d. Menghitung skor dari angket dalam bentuk persentasi dengan

menggunakan rumus analisis deskriptif presentasi menurut Ali (2013)

sebagai berikut:

Page 56: PROFIL KEMAMPUAN KERJASAMA SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA ...digilib.unila.ac.id/26182/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tahun Ajaran 2015/2016) (S kripsi) Oleh INDRI PUSPITA FAKULTAS

40

% = × 100Keterangan :

% = persentase pola dan profil kemampuan kerjasama siswa dalamkelompok

n = skor yang diperolehN = jumlah skor

Page 57: PROFIL KEMAMPUAN KERJASAMA SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA ...digilib.unila.ac.id/26182/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tahun Ajaran 2015/2016) (S kripsi) Oleh INDRI PUSPITA FAKULTAS

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. SIMPULAN

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa:

1. Kemampuan kerjasama siswa dalam pembelajaran IPA berdasarkan lembar

observasi tergolong dalam kriteria “tinggi” dengan persentase sebesar 71,3

% dan kemampuan kerjasama siswa berdasarkan angket siswa tergolong

dalam kriteria “tinggi” dengan persentase sebesar 70,16 %.

2. Pola kerjasama paling menonjol yang terbentuk pada sekolah ini yaitu pola

kerjasama kontrak yang dilakukan oleh empat kelompok.

B. SARAN

Untuk kepentingan penelitian, maka penulis menyarankan sebagai berikut:

1. Sebaiknya guru melaksanakan pembelajaran menggunakan diskusi

kelompok pada siswa siswi sekolah dasar agar dapat meningkatkan

kerjasama siswa.

2. Bagi peneliti, agar lebih mempersiapkan instrument-instrumen yang akan

digunakan serta menetapkan aturan-aturan yang menunjang agar lebih

mudah pengukuran atau pengambilan data.

Page 58: PROFIL KEMAMPUAN KERJASAMA SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA ...digilib.unila.ac.id/26182/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tahun Ajaran 2015/2016) (S kripsi) Oleh INDRI PUSPITA FAKULTAS

DAFTAR PUSTAKA

Ali, M. 2013. Prosedur dan Strategi Penelitian Pendidikan. Angkasa. Bandung.233 hlm.

Anggrowati, Puput. 2015. Pelaksanaan Gotong Royong Di Era Global (StudiKasus Di Desa Balun Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan). Vol. 01.No. 03. Hal. 39-53.

Anonim, 2013. Artikel Pendidikan Sekolah Dasar. (Online).(http://www.artikelbagus.com/2012/03/artikel-pendidikan-sekolahdasar.html, diakses pada 07 Maret 2016; 23.09 WIB).

Arikunto, Suharsimi. 1995. Manajemen Pendidikan. Aditya Mega.Yogyakarta.

Barkley, E. Elizabert., K. P. Cross., dan C. H. Major. 2012. Collaboratif LearningTechniques. Nusa Media. Bandung.

BSNP. 2006. Panduan Penyusunan KTSP Jenjang Pendidikan Dasar danMenengah. Jakarta.

Depdiknas. (2006). Model Pengembangan Silabus Mata Pelajaran Dan RencanaPelaksanaan Pembelajaran IPA Terpadu. Puskur, Balitbang Depdiknas.Jakarta.

Eggen, P dan Kauchak. 2012. Strategi dan Model Pembelajaran. Indeks. Jakarta

Funali, Moh. 2014. Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPSDengan Menggunakan Model Pembelajaran KolaborasiPada Siswa Kelas V SDN I Siboang. Jurnal Kreatif Tadulako Online.Vol. 4. No. 1.

Hamalik, Oemar, 2003. Kurikulum dan Pembelajaran. PT Bumi Aksara. Jakarta.

Handayani, Sri. 2014. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif tipe StudentTeams Achievement Division (STAD) Berbantuan media GambarUntuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV Pada MaTeiPanas. Volume 15, Nomor 2.

Page 59: PROFIL KEMAMPUAN KERJASAMA SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA ...digilib.unila.ac.id/26182/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tahun Ajaran 2015/2016) (S kripsi) Oleh INDRI PUSPITA FAKULTAS

60

Hasan, Halid. 2013. Penerapan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)Pada Pembelajaran IPA di Kelas IV SDN 1 Kabila. Universitas NegeriGorontalo. Gorontalo.

Hurlock, E. B. (1994). Perkembangan Anak 1. Erlangga. Jakarta.

Ihsan, Fuad. 2005. Dasar-dasar Kependidikan. PT. Rineka Cipta. Jakarta.

Ihsan, Faris. 2014. Meningkatkan Keterampilan Kerjasama Peserta DiklatMelalui Pembelajaran Kolaboratif.(Online).(http://bkddiklat.ntbprov.go.id/wp-content/uploads/2014/09/Meningkatkan-Keterampilan-Kerjasama-Peserta-Diklat-Melalui-Pembelajaran-Kolaboratif.pdf, diaskes pada 31 Januari2016; Pukul 19.24 WIB).

Isjoni. 2013. Pembelajaran Kooperatif Meningkatkan Kecerdasan Komunikasiantar Peserta Didik. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.

Iskandar, Sarin.M. 1997. Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam. Depdikbud.Jakarta.

Johnson, Elaine B. 2007. Contextual Teaching and Learning MenjadikanKegiatan Belajar-Mengajar Mengasyikkan dan Bermakna. MLC.Bandung.

Kusumah, Wijaya dan Dedi Dwitagama. 2012. Mengenal Penelitian TindakanKelas. Indeks. Jakarta.

Lie, Anita. 2008. Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang-Ruang Kelas.PT Grasindo. Jakarta.

Margono, S. 2010. Metodologi penelitian pendidikan. Rineka cipta. Jakarta.

Mukminin. 2014. Seminar Nasional. Tekhnologi Pendidikan 2014 PeningkatanKualitas Pembelajaran Pendayagunaan Tekhnologi Pendidikan. (Online).,(http://staff.uny.ac.id/sites/defaul/files/penelitian/dr-mukminan/ba-28-mkltp-unnesatantangan-pddk-di-abad-21.pdf, diakses pada tanggal 14November 2015 ; 20.00 WIB)

Mulyani Sumantri, Johar Permana, 2011. Strategi Belajar Mengajar. CVMaulana. Bandung.

Mulyasa, E. 2008.Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. PT Remaja RosdaKarya. Bandung.

Nasution. 1999. Asas – asas kurikulum. PT Bumi Aksara. Jakarta.

Page 60: PROFIL KEMAMPUAN KERJASAMA SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA ...digilib.unila.ac.id/26182/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tahun Ajaran 2015/2016) (S kripsi) Oleh INDRI PUSPITA FAKULTAS

61

Nasution, Noehi. 2004. Pendidikan IPA di SD. Universitas Terbuka. Jakarta.

Nurasmah, AR, Usman. 2015. Profesionalisme Guru dalam ImplementasiKurikulum Tingkat Satuan Pendidikan di SMKN 1 Lhokseumawe. JurnalMagister Administrasi Pendidikan Pascasarjana Universitas Syiah Kuala.Volume 3, No. 4, November 2015.

Nurhamzah, N. 2012.Profil Kecakapan Hidup Generik dan Penguasaan KonsepSiswa pada Ssistem Ekskresi Melalui Metode Diskusi danPraktikum.Jurnal.48 hlm.(Online).(http://a-research.upi.edu/operator/upload/s_bio_0704339_chapter3.pdf, diaksespada tanggal 29 Januari 2016, Pukul 21.00 WIB).

Oliva, P. F, 1997. Developing the Curriculum, 4th.ed. Longman. New York.

Poerwadarminta. 2007. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Balai Pustaka. Jakarta.

Poerwati, L.E dan Amri S. 2013. Panduan Memahami Kurikulum 2013. PrestasiPustakaraya. Jakarta.

Purwanto, Ngalim. 2008. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Remaja RosdaKarya. Bandung.

Rahayu, Mulyani, dan Miswadi. 2012. Pengembangan pembelajaran IPATerpadu Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Problem BaseMelalui Lesson Study. Universitas Negeri Semarang. Semarang.

Rezba, Richard J., dkk.1995. Learning and Assessing Science Process Skills.Kendall. Lowa.

Rusman. 2012. Model-Model Pembelajaran. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Riduwan. 2012. Belajar Mudah Penelitian. Alfabeta. Bandung. 244 hlm.

Rufina, dkk. 2012. Hubungan Internalisasi Nilai Kerjasama dengan Hasil BelajarSiswa Pada pembelajaran di Sekolah Dasar. Program Studi PendidikanDasar. Fkip Untan.

Rustaman, N. (2010). Materi dan pembelajaran IPA SD. Universitas Terbuka.Jakarta.

Samatowa, Usman. 2011. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Indeks.Jakarta Barat.

Sarkim, T. 1998. Pendekatan Sains Teknologi. Kanisius.Yogyakarta.

Soekanto, Soejono. 1990. Sosiologi Suatu pengantar. Jakarta: PT Raja GrafindoPersada.

Page 61: PROFIL KEMAMPUAN KERJASAMA SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA ...digilib.unila.ac.id/26182/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tahun Ajaran 2015/2016) (S kripsi) Oleh INDRI PUSPITA FAKULTAS

62

Soerjono, Soekanto. 1990. Sosiologi Suatu Pengantar. PT. Rajawali. Jakarta.

Subagiyo, Lambang dan Safrudiannur. 2014. Implementasi Kurikulum 2013 PadaJenjang Sd, Smp, Sma Dan Smk Di Kalimantan Timur Tahun 2013/2014.Pancaran. Vol. 3, No. 4. Hal 131-144.

Sudaryono, Margono, dan Rahayu. 2013. Pengembangana instrument penelitianpendidikan. Graha Ilmu. Yogyakarta .

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D.Alfabeta.Bandung.

Suliana, 2014. Kemampuan Kerjasama Siswa Menggunakan Metode DiskusiDengan Media Gambar . Skripsi. Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Suryosubroto (2004). Dimensi-dimensi Administrasi Pendidikan di Sekolah.Bina Aksara. Jakarta.

Tribun lampung, 2016. Jadi Korban Bullying, Bocah SD Ini Bonyok Dikeroyok 10Siswa SD Lain. (Online). http://lampung.tribunnews.com/2015/11/09/jadikorban-bullying-bocah-sd-ini-bonyok-dikeroyok-10-siswa-sd-lain, diaksespada 23 Maret 2016; 19.45 WIB).

Wiranti, Sri., S. 2012. Membangun Kerja Sama Tim (Kelompok). VOL 4, NO 3.Edisi Oktober 2012.