profil kehutanan aceh

Upload: arif-hd

Post on 19-Feb-2018

228 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/23/2019 Profil Kehutanan Aceh

    1/20

    NANGROE ACEH DARUSSALAMPROVINSI

    I. KONDISI UMUM

    A. Kondisi Fisik Daerah1.

    Keadaan Geografis

    Provinsi Aceh terletak di bagian barat Indonesia

    tepatnya di bagian ujung Pulau Sumatera. Secara

    geografis Aceh terletak antara 2 - 6 lintang utara

    dan 95 98 lintang selatan dengan ketinggian

    rata-rata 125 meter diatas permukaan laut. Batas-

    batas wilayah Aceh, sebelah utara dan timur

    berbatasan dengan Selat Malaka, sebelah selatan

    dengan Provinsi Sumatera Utara dan sebelah barat

    dengan Samudra Hindia. Satu-satunya hubungan

    darat hanyalah dengan Provinsi Sumatera Utara

    sehingga memiliki ketergantungan yang cukup

    tinggi dengan provinsi tersebut.

    2. Iklim

    Aceh beriklim tropis. Artinya dalam setahun terdiri atas musim kering (Maret-

    Agustus) dan musim hujan (September Februari). Kelembaban Udara di wilayah

    provinsi Aceh mencapai 79%, dengan rata rata curah hujan adalah 131,4 mm. Di

    daerah pesisir, curah hujan berkisar antara 1.000 - 2.000 mm dan di dataran tinggi

    dan pantai barat selatan antara 1.500 - 2.500 mm. Penyebaran hujan ke semua

    daerah tidak sama, di daerah dataran tinggi dan pantai barat selatan relatif lebih

    tinggi. Rata-rata suhu udara mencapai 26,9C dengan rata-rata suhu udara

    maksimum 32,5 C dan minimumnya yaitu 22,9C, serta tekanan udara mencapai

    1.008,8 atm.

    3. Luas Wilayah

    Luas wilayah Provinsi Aceh adalah 57.948,94 km2. Provinsi Aceh yang beribukota

    di Banda Aceh, terdiri dari 18 kabupaten dan 5 kota, 280 kecamatan, 755 Mukim,

    dan 6.423 Gampong atau Desa. Kabupaten dan kota di provinsi Aceh yaitu

    Kabupaten Aceh Barat, Kabupaten Aceh Barat daya, Kabupaten Aceh Besar,

    Kabupaten Aceh Jaya, Kabupaten Aceh Selatan, Kabupaten Aceh Singkil,

    Kabupaten Aceh Tamiang, Kabupaten Aceh Tengah, Kabupaten Aceh Tenggara,

    Kabupaten Aceh Timur, Kabupaten Aceh Utara, Kabupaten Aceh Bener Meriah,

    Kabupaten Bireuen, Kabupaten Gayo Lues, Kabupaten Nagan Raya, KabupatenPidie, Kabupaten Pidie Jaya, Kabupaten Simeulue, Kota Banda Aceh, Kota Langsa,

    Kota Lhokseumawe, Kota Sabang, dan Kota Subulussalam.

    1

  • 7/23/2019 Profil Kehutanan Aceh

    2/20

    2

    4. Pulau dan SungaiProvinsi Aceh memiliki 119 buah pulau, 73 sungai yang besar dan 2 buah danau.

    Karena letak geografisnya, Aceh memiliki beberapa pelabuhan laut. Selain itu,

    Aceh juga menjadi salah satu pintu gerbang masuk pedagang-pedagang ke wilayah

    Indonesia. Beberapa pelabuhan laut yang dijadikan sebagai pintu masuk antara

    lain, Malahayati-Krueng Raya, Sabang, Lhokseumawe dan Langsa.

    B. Keadaan Sosial Ekonomi

    1. Pemerintahan

    Provinsi Aceh dalam perkembangannya telah mengalami beberapa kali

    pemekaran wilayah administratif dan saat ini terdiri dari 18 kabupaten dan 5kota. Untuk pemerintah di bawah kabupaten/kota, selain memiliki Kecamatan

    dan Gampong (wilayah setingkat Desa) berdasarkan Qanun Provinsi Nanggroe

    Aceh Darussalam Nomor 4 Tahun 2003 dibentuk Mukim yang berkedudukan

    langsung dibawah Camat dan wilayahnya terdiri atas beberapa gampong.

    Hingga saat ini Provinsi Aceh memiliki 284 Kecamatan, 755 Mukim dan 6.450

    Gampong

    2. Pendidikan

    Tahun 2011 persentase penduduk berusia sepuluh tahun keatas yang buta

    huruf di daerah pedesaan (4,32%) lebih dari dua kali lipat dibandingkan daerah

    perkotaan (1,98%). Di daerah perkotaan mulai kelompok umur 10-14 tahun

    hingga 35-39 tahun persentase penduduk yang buta huruf sudah dibawah satu

    persen. Sedangkan di daerah pedesaan penduduk yang buta huruf dibawahsatu persen ada pada kelompok umur 10-24 hingga 25-29 tahun. Penduduk

    berusia lima tahun ke atas pada 2011 yang berstatus masih sekolah 31,41% dan

    yang tidak sekolah lagi sebesar 62,47 persen, sedangkan yang tidak/belum

    pernah sekolah sebesar 6,13%. Hasil Susenas 2011 juga menunjukkan bahwa

    penduduk yang masih bersekolah pada kelomok umur 10-24 tahun mempunyai

    persentase paling tinggi. Sementara itu untuk penduduk yang tidak/belum

    pernah sekolah paling tinggi persentasenya pada kelompok umur 5-9 tahun.

    Merujuk pada jenjang pendidikan, maka penduduk usia sekolah biasanya

    dikelompokkan kedalam 4 (empat) kelompok umur yaitu 7-12 tahun (SD), 13-15

    tahun (SMP), 16-18 tahun (SMA), dan 19-24 tahun (perguruan tinggi). Secara

    total, jumlah penduduk usia sekolah mengalami kenaikan yaitu 71,76% menjadi

    72,37%. Jika dilihat menurut jenis kelamin, penduduk laki-laki usia sekolah

    yang masih sekolah sedikit lebih kecil dibanding dengan perempuan yaitu

    72,01% dan 72,73%.

    3. Tenaga Kerja

    Jumlah angkatan kerja di Provinsi Aceh pada Agustus 2012 mencapai 1,978 juta

    orang, berkurang sekitar 110 ribu orang dibanding jumlah angkatan kerja pada

    Februari 2012 sebesar 2,088 juta orang juga berkurang sekitar 23 ribu orang

  • 7/23/2019 Profil Kehutanan Aceh

    3/20

    3

    dibanding Agustus 2011 sebesar 2,001 juta orang. Jumlah penduduk yang

    bekerja di Provinsi Aceh pada Agustus 2012 mencapai 1,799 juta orang,berkurang sekitar 124 ribu orang jika dibandingkan dengan keadaan pada

    Februari 2012 sebesar 1,923 juta orang, juga berkurang sekitar 53 ribu orang

    jika dibandingkan dengan keadaan Agustus 2011 sebesar 1,852 juta orang.

    Jumlah penganggur pada Agustus 2012 mengalami peningkatan sekitar 14 ribu

    orang dibandingkan dengan keadaan Februari 2012 yaitu dari 165 ribu orang

    jika dibandingkan dengan keadaan Agustus 2011, jumlah penganggur juga

    mengalami peningkatan sebesar 30 ribu orang dibandingkan keadaan Agustus

    2011 sebesar 149 ribu orang. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Provinsi

    Aceh pada Agustus 2012 mencapai 9,10 persen, lebih tinggi 1,22 persen dari

    TPT bulan Februari 2012 sebesar 7,88 persen, dan lebih tinggi 1,67 persen dari

    TPT bulan Agustus 2011 sebesar 7,43 persen. Dari sisi gender, TPT perempuan

    pada Agustus 2012 mencapai 11,74 persen lebih tinggi 4,11 persen

    dibandingkan TPT laki-laki sebesar 7,60 persen.

    4. Penduduk

    Berdasarkan data sensus penduduk 2012 Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah

    penduduk di Provinsi Aceh sebanyak 4.726.001 jiwa dan tersebar diseluruh

    kabupaten/kota. Selama periode Maret 2012-September 2012, persentase

    penduduk miskin di daerah perkotaan menurun 0,60 persen (dari 13,07 persen

    menjadi 12,47 persen), sementara di daerah perdesaan menurun 1,00 persen

    (dari 21,97 persen menjadi 20,97 persen).

    5. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

    Nilai PDRB Aceh dan pendapatan perkapita Atas Dasar Harga Belaku (ADHB)

    dengan migas pada tahun 2011 mencapai Rp. 85,54 triliun meningkat sebesar

    Rp. 7,55 triliun dibanding tahun 2010 atau Rp. 13,55 triliun dibanding tahun

    2009. Kinerja perekonomian Aceh mencerminkan kondisi yang semakinmembaik. Selama tiga tahun terakhir, kondisi ekonomi Aceh tanpa

    memperhitungkan migas mencapai pertumbuhan positif dan terus menguat.

    Meski masih dibawah capaian angka pertumbuhan nasional pada tahun 2011

    yang mencapai 6,5%, ekonomi Aceh telah tumbuh hingga mencapai 5,89%.

    Secara bersamaan kinerja ekonomi Aceh dengan migas juga menunjukkan

    pertumbuhan yang optimis selama tahun 2009-2011 yaitu dari minus 5,51%

    pada tahun 2009, lalu menembus sebesar 2,79% pada tahun 2010 dan berlanjut

    sampai dengan tahun 2011 hingga mencapai sebesar 5,02%. Struktur PDRB

    Aceh AHDK pada tahun 2011 dengan menyertakan migas menunjukkan bahwa

    dua sektor yang merupakan leading sector bagi perekonomian Aceh ialah

    sektor pertanian yang mencapai 27,89% dan sektor perdagangan, hotel dan

    restoran yaitu sebesar 16,03%. Sektor dengan kontribusi terbesar ketiga dalam

    struktur perekonomian Aceh ialah pertambangan dan penggalian yang

    mencapai 11,64%.

    6. Budaya dan Nilai

    Aceh merupakan salah satu wilayah di Indonesia yang memiliki aneka ragam

    budaya yang menarik khususnya dalam bentuk tarian, kerajinan dan

  • 7/23/2019 Profil Kehutanan Aceh

    4/20

    4

    perayaan/kenduri. Di Aceh terdapat delapan suku yaitu Suku Aceh, Gayo, Alas,

    Aneuk Jamee, Simeulu, Kluet, Singkil dan Tamiang. Kedelapan sub etnismempunyai budaya yang sangat berbeda antara satu dengan yang lain. Suku

    Gayo dan Alas merupakan suku yang mendiami dataran tinggi di kawasan Aceh

    Tengah dan Aceh Tenggara.

    Agama Islam adalah agama yang paling mendominasi di Aceh oleh karena itu

    Aceh mendapat julukan Serambi Mekkah. Dari 13 suku asli yang ada di Aceh

    hanya suku Nias yang tidak semuanya memeluk agama islam. Agama lain yang

    di anut oleh penduduk di Aceh adalah Agama Kristen yang dianut oleh

    pendatang suku Batak dan sebagian warga Tionghoa yang kebanyakan bersuku

    Hakka. Sedangkan sebagian lainnya tetap menganut agama Khonghucu.

    Corak kesenian Aceh memang banyak dipengaruhi oleh kebudayaan islam,

    namun telah diolah dan disesuaikan

    dengan nilai-nilai budaya yang

    berlaku. Seni tari yang terkenal dari

    Aceh antara lain tari Saman, tari

    seudati, seudati inong dan seudati

    tuning. Seni lain yang dikembangkan

    adalah seni kaligrafi arab yang

    banyak terlihat pada berbagai ukiran

    mesjid, rumah adat, alat upacara,

    perhiasan dsb. Selain itu

    berkembang seni sastra dalam

    bentuk hikayat yang bernafaskan islam seperti Hikayat Perang Sabil.

    Bentuk kesenian Aneuk Jamee berasal dari dua budaya yang berasimilasi. Orang

    Aneuk Jamee mengenal kesenian seudati, dabus (dabuih) dan ratoh yang

    memadukan unsur tari, music dan seni suara. Selain itu dikenal kaba, yaitu senibercerita tentang seorang tokoh

    yang dibumbui dengan dongeng.

    Asimilasi adat dan budaya itulah

    kemudian melahirkan budaya adat

    dan budaya Aceh sebagaimana

    berlaku sekarang. Sebuah ungkapan

    bijak dalam hadih maja disebutkan,

    Mate aneuk meupat jeurat,

    gadoh adat pat tamita. Ungkapan

    ini bukan hanya sekedar pepatah

    semata, tapi juga pernyataan yang

    berisi penegasan tentang

    pentingnya melestarikan adat dan budaya sebagai pranata sosial dalam hidup

    bermasyarakat. Provinsi Aceh memiliki 13 buah asli yaitu Bahasa Aceh, BahasaGayo, Bahasa Aneuk Jamee, Bahasa Singkil, Bahasa Alas, Bahasa Tamiang,

    Bahasa Kluet, Bahasa Devayan, Bahasa Sigulai, Bahasa Pakpak, Bahasa

    Haloban, Bahasa Lekon dan Bahasa Nias. Rumah Adat di Provinsi Aceh di sebut

    Rumoh Aceh.

    Rumoh Aceh

    Tari Saman

  • 7/23/2019 Profil Kehutanan Aceh

    5/20

    5

    II. ASPEK KAWASAN HUTAN

    1.

    Luas kawasan hutan

    Luas Kawasan hutan di Provinsi Aceh sesuai SK Menhut No : 170/Kpts-II/2000

    tanggal 29 Juni 2000 tentang Penunjukan Kawasan Hutan dan Perairan Provinsi

    Aceh adalah seluas 3.549.813 ha, sedangkan luas daratan kawasan hutannya

    mencapai 3.335.613 ha. Kawasan hutan tersebut meliputi :

    1. Hutan Konservasi seluas 1.066.733 ha

    2. Hutan Lindung seluas 1.844.500 ha

    3. Hutan Produksi Terbatas seluas 37.300 ha

    4. Hutan Produksi Tetap seluas 601.280 ha

    Luas Kawasan Hutan di Provinsi Aceh

    Berdasarkan gambar diatas dapat diketahui bahwa 51,96% kawasan hutan

    (daratan) yang ada di Provinsi Aceh merupakan hutan lindung, 30,05% hutan

    konservasi, 16,94% hutan produksi tetap, dan 1.05% merupakan hutan produksi

    terbatas.

    2. Luas Penutupan Lahan

    Kondisi penutupan lahan di Provinsi Aceh berdasarkan hasil penafsiran Citra

    Landsat 7 ETM+ Tahun 2009/2010 adalah sebagai berikut :

    Tabel 1. Luas Penutupan Lahan Di Dalam Dan Diluar Kawasan Hutan Provinsi Aceh

    Penutupan

    Lahan

    KAWASAN HUTANAPL

    TOTAL

    KSA-KPA HL HPT HP Jumlah Jumlah %

    A. Hutan 780,7 1.630,4 25,7 372,3 2.809,2 376,7 3.185,9 56,6

    -Hutan Primer 535,5 638,2 4 7,4 1.185,6 5,5 1.191,1 21,2

    -Hutan Sekunder 239,5 990,3 21,2 327,3 1.578,3 356,6 1.934,9 34,4

    -HutanTanaman 5,7 2 - 37,6 45,3 14,6 59,9 1,1

    B. Non Hutan 71,9 214,1 11,6 227,2 524,8 1.907,5 2.432,3 43,2

    1.066.733

    ha

    30.05%

    1.844.500

    ha

    51.96%

    37.300 ha1.05%

    601.280 ha

    16.94% Hutan Konservasi

    Hutan Lindung

    Hutan Produksi

    Terbatas

    Hutan Produksi

    Tetap

  • 7/23/2019 Profil Kehutanan Aceh

    6/20

    6

    C. Tidakada data - - - 1,7 1,7 4,8 6,6 0,1

    Total 852,6 1.844,5 37,3 601,3 3.335,7 2.289,0 5.624,7 100,0

    Sumber : Statistik Kemenhut 2011

    3.

    Posisi Kawasan hutan dalam DAS

    Kawasan hutan dan areal penggunaan lain yang ada di Provinsi Aceh berada pada

    15 (lima belas) Satuan Wilayah Pengelolaan DAS (SWP DAS) dengan luas total

    5.730.547 ha, sesuai dengan Kepmenhut No. 284/Kpts-II/1999. Secara rinci dapat

    dilihat pada tabel berikut.

    Tabel 2. Daftar Luas Kawasan Hutan dan APL dalam SWPDASNo Nama SWP DAS Luas (Ha) Urutan Prioritas

    1 Krueng Aceh 172.370 I

    2 Krueng Peusangan 235.975 I

    3 Krueng Pase 234.808 II

    4 Krueng Baro 215.226 II

    5 Krueng Meurudu 215.000 II

    6 Krueng Jambo Aye 485.955 III

    7 Krueng Sabee-Geupu 301.566 III

    8 Krueng Teunom Woyla 513.784 III

    9 Krueng Singkil 857.255 III

    10 Krueng Tripe Batee 537.248 III

    11 Krueng Kluet 612.801 III

    12 Krueng Peurlak Tamiang 798.895 III

    13 Krueng Merbau 350.909 III

    14 P. Seumeuleu 178.755 III

    15 P. Weh 20.000 III

    JUMLAH 5.730.547

    Sumber : Kepmenhut No. 284/Kpts-II/1999

    Das Krueng Aceh

  • 7/23/2019 Profil Kehutanan Aceh

    7/20

    7

    III. ASPEK SUMBERDAYA HUTAN

    A. Potensi Kayu dan Non KayuPotensi kayu jenis perdagangan di Provinsi Aceh baik di Cagar Alam, Suaka

    Margasatwa, Taman Nasional, Taman Hutan Raya, Taman Wisata Alam, Taman Buru,

    Hutan Lindung, Hutan Produksi Tetap dan Hutan Produksi mencapai 59,19 juta m3.

    Secara lebih rinci potensi kayu jenis perdagangan tersebut dapat dilihat pada Tabel

    berikut :

    Tabel 3. Daftar Potensi Kayu Jenis Perdagangan

    NoKwsn

    Htn

    Areal BerhutanJumlah Areal

    BerhutanTidak Berhutan Jumlah Total

    Hutan PrimerHutan

    Sekunder

    Hutan

    Tanaman

    M3x

    Juta

    Rp x

    Tril

    M3x

    Juta

    Rp x

    Tril

    M3x

    Juta

    Rp x

    Tri

    M3x

    Juta

    Rp x

    Tril

    M3x

    Juta

    Rp x

    Tril

    M3x

    Juta

    Rp x

    Tril

    1CA 0,10 0,10 0,19 0,19 0,00 0,00 0,29 0,29 0,0018 0,0018 0,29 0,29

    2SM 0,61 0,61 1,15 1,15 0,00 0,00 1,76 1,76 0,01 0,01 1,77 1,77

    3TN 3,72 3,72 7,00 7,00 0,00 0,00

    10,7

    2 10,72 0,07 0,07 10,79 10,79

    4THR 0,04 0,04 0,07 0,07 0,00 0,00 0,11 0,11

    0,0006

    7

    0,0006

    7 0,11 0,11

    5TWA 0,10 0,10 0,18 0,18 0,00 0,00 0,28 0,28 0,0017 0,00 0,28 0,28

    6TB 0,52 0,52 0,97 0,97 0,00 0,00 1,49 1,49 0,01 0,01 1,50 1,50

    7HL

    11,6

    1

    11,6

    1 17,18

    17,1

    8 0,00 0,00

    28,7

    9 28,79 0,38 0,38 29,17 29,17

    8HPT 0,00 0,00 0,59 0,59 0,00 0,00 0,59 0,59 0,13 0,13 0,72 0,72

    9

    HP 0,03 0,03 11,26

    11,2

    6 1,47 1,47

    12,7

    6 12,76 1,80 1,80 14,56 14,56

    Jumlah 16,73 16,73 38,59 38,59 1,47 1,47 56,79 56,79 2,40 2,40 59,19 59,19

    Ket :

    CA = Cagar Alam TB = Taman Buru

    SM = Suaka Margasatwa HL = Hutan Lindung

    TN = Taman Nasional HPT = Hutan Produksi Terbatas

    TAHURA = Taman Hutan Raya HP = Hutan Produksi Tetap

    TWA = Taman Wisata Alam

    B. Produksi Kayu dan Non Kayu1.

    Produksi Kayu

    Produksi kayu bulat di Provinsi NAD pada tahun 2012 berjumlah 185.358,48 m3,yang berasal dari 3 sumber yaitu Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu

    (IUPHHK) pada HTI, Izin Pemanfaatan Kayu (IPK), Hutan Rakyat, Kayu perkebunan

    dan hasil lelang. Masing-masing produksinya yaitu IUPHHK pada HTI sebanyak

    8.043,81 m3, IPK sebanyak 2.196,33 m3, kayu perkebunan 169.348,50 m3, dan

    hasil lelang 475,98 m3.

  • 7/23/2019 Profil Kehutanan Aceh

    8/20

    8

    2.

    Produksi Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK)

    HHBK yang dikembangkan di Provinsi NAD yaitu rotan dimana produksinya mencapai90.590 kg, Cendana sebesar 14.000 kg, dan Arang kayu produksinya mencapai 155.000 kg

    C.

    Flora dan Fauna

    Flora yang tumbuh dan berkembang di Provinsi Aceh terdiri dari berbagai jenis

    (species) baik endemik maupun tanaman non endemik. Untuk lebih jelas dapat

    dilihat pada tabel dibawahini :

    Tabel 4. Daftar Flora dan Fauna di Provinsi Aceh

    No

    Flora

    Nama

    IndonesiaNama Ilmiah

    1 Api-api Avicenia alba

    2 Pedada Sonneratia Sp

    3 Bakau Rhizophora Sp

    4 Tancang Bruguira Sp

    3 Waru Laut Hibiscus teliaceus

    4 Ketapang Terminalia cattapa

    5 Beringin Ficus benjamina

    6 Bayur Pteruspermum Sp

    7 Rotan Callamus Sp

    8 Medang Litsea Sp

    9 Puspa Schima walichii

    10 Cengal Hopea Sp

    11 Jelatang Lapertea microstigma

    12 Kompas Koompassia

    malaccensis

    13 Pinus Pinus merkusii

    14 Seumantok Parashorea

    15 Meranti Shorea Sp

    16 Keruing

    17 Kenanga Kananga odoratum

    18 Ara Ficus Sp

    19 Jabon Arthocarpus cadamba

    20 Kayu Hitam Dyuspiros Sp

    21 Merawan Michelia montana

    22 Ulin Litsea Sp

    23 Kenanga Canangium odoratum

    24 Rafflessia Rafflessia atjehensis

    25 Keladi hutan Colocasia esculenta

    26 Kapur Dryobalanops

    aromatica

    27 Rengas

    28 Merbau Intsia bijuga

    29 Cendana Santalum album

    30 Gaharu Aqualaria Sp

    31 Sentang Azadirachta exelsa

    32 Puno

    33 Cawardi Azadirachta Sp

    No

    Flora

    Nama

    IndonesiaNama Ilmiah

    1 Monyet Macaca fascicularis

    2 Lutung Presbytis cristata

    3 Biawak Varanus salvator

    4 Landak Histryx brachiura

    3 Ular Piton Phyton reticulus

    4 Babi Hutan Sus scrofa

    5 Owa Hylobates syndatylus

    6 Orang Utan Pongo pygmaeus

    7 Rusa Sambar Cervus unicolor

    8 Kijang Muntiacus muntjak

    9 Gajah

    Sumatera

    Elevaphas maximus

    Sumatranus

    10 Harimau

    Sumatera

    Panthera tigris

    sumaterana

    11 Napu Trangulus napu

    12 Macan Dahan Neofelis nebubulosa

    13 Kambing

    Hutan

    Capricornis

    sumateraensis

    14 Siamang Hylobates syndactylus

    15 Trenggiling Trenggiling vanica

    16 Buaya Crocodylus Sp

    17 Rangkong Buceros rhinoceros

    18 Elang Laut Haliastur Indus

    19 Cangak Abu Ardea sumatrana

    20 Walet Callocalia Sp

    21 Punai Treeon vernans

    22 Kuan Argusianus

    23 Gagak Hitam Corvus corax

    24 Kuntul Egreta Sp

    25 Ayam Hutan Galus galus

    26 Beo

    27 Penyu Hijau Chelonia midas

    28 Penyu Sisik Eretmochelys imbricata

    29 Penyu

    Belimbing

    Dermochelys coriaceae

    30 Monyet Macaca fascicularis

  • 7/23/2019 Profil Kehutanan Aceh

    9/20

    9

    D.Jasa LingkunganPemanfaatan jasa lingkungan dari kawasan hutan khususnya untuk kegiatan wisata

    alam sudah lama dikembangkan di Aceh, hal ini didukung dengan keberadaan

    berbagai potensi yang ada, antara lain :

    Cagar Alam Hutan Pinus Janthoi (16.940 Ha).

    Cagar Alam Hutan Pinus Janthoi terletak di Aceh Besar, Nangroe Aceh

    Darussalam. Kawasan konservasi ini diresmikan sebagai cagar alam berdasarkanSK Menhut No. 168/Kpts-II/1984, 10 Maret 1984.

    Cagar Alam Rafflesia Serbojadi (300 Ha).

    Cagar Alam Rafflesia I/II Serbojadi terletak di Aceh Timur, Nangroe Aceh

    Darussalam. Kawasan konservasi ini menempati lahan seluas 300 hektar.

    Diresmikan sebagai cagar alam berdasarkan SK Gubernur No ZB 159/AGR, 19

    Desember 1936.

    Suaka Margasatwa Rawa Singkil (102.370 Ha).

    Kawasan ini telah ditunjuk sebagai

    Kawasan Pelesatarian Alam

    berdasarkan Keputusan Menteri

    Kehutanan No. 166/Kpts-II/1998

    tentang Perubahan Fungsi dan

    Penunjukkan Kawasan Hutan Rawa

    Singkil Yang Terletak di Kabupaten

    Aceh Selatan Provinsi Aceh Seluas

    102.500 Hektar Menjadi Kawasan

    Suaka Alam dengan nama Suaka

    Margasatwa Rawa Singkil.

    Taman Hutan Raya (TAHURA) Po Cut Meurah Intan (6.300 Ha)

    Sejak tahun 1930 kawasan Seulawah

    Agam telah ditetapkan menjadi

    kawasan hutan. Pada tahun 1990Pemda Daerah Istimewa Aceh,

    melalui SK Gubernur Kepala D.I. Aceh

    No. 522.51/442/1990 tanggal 4

    September 1990 membentuk Tim

    Taman Hutan Raya Seulawah. Nama

    Pocut Meurah Intan resmi dilekatkan

    sebagai pengganti nama kawasan

    hutan Seulawah Agam tahun 2001,

    34 Mimba Azadirachta indica

    35 Pasak Bumi36 Bambu Bambusa Sp

    37 Jemblang

    38 Brand Shorea Sp

    39 Pulai Alstromia fascularis

  • 7/23/2019 Profil Kehutanan Aceh

    10/20

    10

    melalui Peraturan Daerah No. 46 yang dikeluarkan Pemerintah Provinsi, dan telah

    diperkuat sebelumnya dengan Keputusan Menhut No. 95/KPts-II/2001.

    Taman Nasional Gunung Leuser (623.987 Ha) di Kabupaten Aceh Tenggara.

    Taman Nasional Gunung Leuser

    (TNGL) ditetapkan berdasarkan

    Peraturan Menteri Kehutanan No.

    P.03/Menhut-II/2007 tanggal 1

    Februari 2007.

    Taman Nasional Gunung Leuser

    merupakan salah satu yang

    ditetapkan oleh UNESCO sebagai

    Cagar Biosfir. Taman Nasional

    Gunung Leuser merupakan

    perwakilan tipe ekosistem hutanpantai, dan hutan hujan tropika dataran rendah sampai pegunungan. Hampir

    seluruh kawasan ditutupi oleh lebatnya hutan Dipterocarpaceae dengan

    beberapa sungai dan air terjun.

    Taman Wisata Alam Iboih (1.200 Ha) di Kota Sabang.

    Taman Wisata Alam Kepulauan Banyak (16.200 Ha) di Kabupaten Aceh Singkil.

    Taman Wisata Alam Lhok Asan (PLG : 112 Ha) di Kabupaten Aceh Utara

    Taman Buru Lingga Isaq (86.704 Ha) di Kabupaten Aceh Tengah.

    E. Lahan Kritis

    Luas lahan kritis di Provinsi Aceh pada tahun 2007 seluas 459.469,28 ha dengankategori kritis seluas 393.025,63 ha dan sangat kritis seluas 66.443,65 ha. Pada tahun

    2011 luas lahan kritis di provinsi Aceh mengalami peningkatan mencapai 460.099,76

    ha, dengan kategori kritis seluas 393.397,03 ha dan sangat kritis seluas 66.702,73 ha.

    Salah satu upaya yang telah dilakukan untuk mengurangi lahan kritis yaitu melalui

    kegiatan penanaman dan pemeliharaan satu miliar pohon (OMOT). Pada tahun 2011,

    melalui penanaman pada kegiatan penghijauan sebanyak 24.886.789 batang dan

    penanaman reboisasi sebanyak 3.808.598 batang. Kegiatan Rehabilitasi Hutan dan

    Lahan tahun 2011 per Kabupaten/Kota dapat di lihat pada tabel di bawah ini :

    Tabel 5. Daftar Kegiatan Rehabilitasi Hutan dan Lahan

    No Kabupaten/Kota

    Rehabilitasi Lahan

    ReboisasiPenanaman Hutan Rakyat

    (Ha)Dalam

    Kwsn (Ha)

    Luar Kwsn

    (Ha)

    1 Aceh Barat - - - -2 Aceh Barat Daya 100 - - -

    3 Aceh Besar 40 - 100 -

    4 Aceh Jaya - - 100 100

    5 Aceh Selatan 2.350 175 - 6.824

    6 Aceh Singkil - - 1.950 50

    7 Aceh Tamiang 1.150 1.225 - -

    8 Aceh Tengah 100 75 - -

  • 7/23/2019 Profil Kehutanan Aceh

    11/20

    11

    9 Aceh Tenggara - - - 6.250

    10 Aceh Timur 70 - - -11 Aceh Utara - - - -

    12 Lhokseumawe - 375 - -

    13 Banda Aceh - - - -

    14 Bener Meriah 125 - - -

    15 Bireuen - - - -

    16 Gayo Lues - - - 1,500

    17 Langsa 2.471 325 125 25

    18 Sabang - 100 - -

    19 Subulussalam - - - 6.475

    20 Nagan Raya - - - -

    21 Pidie 64 100 - -

    22 Pidie Jaya - 271 140 -

    23 Simeulue - - - -

    JUMLAH 6.470 3.646 3.315 21.224Sumber : Dinas Kehutanan Provinsi Aceh

    Pantai Iboih, Kepulauan Weh

  • 7/23/2019 Profil Kehutanan Aceh

    12/20

    12

    IV. ASPEK KELEMBAGAAN

    A. Model Pengelolaan

    Pengelolaan Hutan di Aceh dikelola oleh beberapa Institusi. Dinas Kehutanan

    mengelola Hutan Produksi dan Hutan Lindung, TAHURA Po Cut Meurah Intan, BKSDA

    mengelola Cagar Alam, Suaka Margasatwa, Taman Buru dan Taman Wisata Alam, Balai

    Taman Nasional mengelola Taman Nasional Gunung Leuser. Kemudian untuk Hutan

    Rakyat dikelola oleh Dinas Kehutanan Provinsi Aceh dan Dinas Kehutanan

    Kabupaten/Kota.

    Untuk pemanfaatan hutan produksi dikelola dalam bentuk Ijin Usaha Pemanfaatan

    Hasil Hutan Kayu (IUPHHK), baik IUPHHK Hutan Alam maupun IUPHHK Hutan

    Tanaman. Selain itu dalam upaya peningkatan pemberdayaan masyarakat sekitar

    hutan juga dikembangkan program Hutan Tanaman Rakyat (HTR), Hutan

    Kemasyarakatan (HKm) dan Hutan Desa (HD).

    1. Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu (IUPHHK) Hutan Alam

    Jumlah IUPHHK Hutan Alam provinsi Aceh sampai dengan tahun 2012 sebanyak 7

    unit seluas 405.129 ha seluruhnya dikelola oleh swasta murni. Daftar IUPHHK Hutan

    Alam di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam sebagai berikut:

    Tabel 6. Daftar IUPHHK Hutan Alam di Provinsi Nangroe Aceh Darussalam

    2. Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu (IUPHHK) Hutan Tanaman

    Jumlah HTI/IUPHHK Hutan tanaman provinsi Aceh sebanyak 5 unit seluas 226.820

    ha, dan seluruhnya merupakan HTI patungan. Daftar IUPHHK Hutan Tanaman

    Industri di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam sebagai berikut :

  • 7/23/2019 Profil Kehutanan Aceh

    13/20

    13

    Tabel 7. Daftar IUPHHK Hutan Tanaman di Provinsi Nangroe Aceh Darussalam

    3. Hutan Tanaman Rakyat

    Areal Pencadangan Hutan Tanaman Rakyat (HTR) di Provinsi NAD seluas 10.884 ha,

    terletak di 7 (tujuh) kabupaten. Secara rinci seperti dibawah ini :

    Tabel 8. Daftar Areal Pencadangan HTR Provinsi NAD

    4. Hutan Kemasyarakatan (HKm)

    Areal Pencadangan Hutan Kemasyarakatan (HKm) di Provinsi NAD seluas 17.010 ha,

    terletak di 3 (tiga) kabupaten. Secara rinci seperti dibawah ini :

    Tabel 9. Daftar Areal Pencadangan HKm Provinsi NAD

    5. Hutan Rakyat

    Luas hutan rakyat di Provinsi NAD yaitu 11.632 ha, yang tersebar di 11 (sebelas)

    kabupaten/kota. Secara lebih rinci dapat dilihat pada tabel berikut :

  • 7/23/2019 Profil Kehutanan Aceh

    14/20

    14

    Tabel 10. Daftar Luas Hutan Rakyat Per Kabupaten/Kotadi Provinsi NAD

    NO. KABUPATEN/KOTA LUAS HUTAN RAKYAT (Ha)

    1 Aceh Besar - Ha

    2 Pidie 100 Ha

    3 Pidie Jaya 261,0 Ha

    4 Bireun 336,0 Ha

    5 Lhokseumawe - Ha

    6 Aceh Utara 200 Ha

    7 Aceh Timur 335 Ha

    8 Langsa 500 Ha

    9 Aceh Tamiang 1.225 Ha

    10 Bener Meriah - Ha

    11 Aceh Tengah 75 Ha

    12 Gayo Lues 1.375 Ha

    13 Aceh Tenggara - Ha

    14 Aceh Jaya - Ha

    15 Aceh Barat - Ha

    16 Nagan Raya - Ha

    17 Abdya - Ha

    18 Aceh Selatan - Ha

    19 Subussalam 6.475 Ha

    20 Singkil - Ha

    21 Simeulue 750 Ha

    22 Sabang - Ha

    23 Banda Aceh - Ha

    JUMLAH 11.632 Ha

    Sumber : Dinas Kehutanan Provinsi Aceh

    B.

    Sumber Daya Manusia (SDM)Tabel 11. Daftar SDM Pengelola Kawasan Hutan Lingkup Provinsi NAD

    Sumber : Dishut Aceh dan Statistik Kemenhut 2012 (diolah)

    C.

    Sarana dan Prasarana Pengamanan Hutan

    Sarana dan prasarana pengamanan hutan yang tercacat yaitu GPS 5 buah, Binokuler 5,

    camera digital 2, handycam 3. Perlengkapan personil 7 set, alat-alat pendakian 45 set,

    mobil patroli 1, dan sepeda motor patroli 1.

    No Instansi Jumlah SDM Menurut Golongan Jumlah

    IV III II I

    L P L P L P L P L P Total

    1 Dishutprov. Aceh 8 - 97 33 32 11 1 - 138 44 182

    2 BPPHP Wil. I

    Banda Aceh

    1 - 17 4 6 2 - - 24 6 30

    3 BPDAS Krueng

    Aceh

    2 - 22 4 2 2 1 - 27 6 33

    4 BKSDA NAD 1 1 29 10 48 10 2 - 99 21 120

  • 7/23/2019 Profil Kehutanan Aceh

    15/20

    15

    D.

    Prospek Pengelolaan HutanProspek pengelolaan hutan di Aceh pada dasarnya cukup ekonomis, walaupun sampai

    saat ini Pemerintah Aceh masih memberlakukan Moratorium Logging pada Hutan

    Alam Produksi. Kementerian Kehutanan dan Pemerintah Aceh memberikan Izin Usaha

    Pengelolaan Hasil Hutan Kayu (IUPHHK)-HTI. Kemudian Kementerian Kehutanan

    mengeluarkan Peraturan tentang Pengelolaan Hutan Tanaman Rakyat (HTR) dalam

    kawasan hutan Produksi, dan juga pengembangan Hutan Rakyat (HR) serta

    Pengembangan Hutan Kemasyarakatan (HKm) dan Hutan Desa/Gampong.

    Selain pengembangan hasil hutan kayu pemerintah Aceh juga mengembangkan Hasil

    Hutan Bukan Kayu (HHBK) berupa penanaman dengan jenis Rotan, Gaharu dan

    Cendana. Dengan demikian pengelolaan hutan Aceh akan menghasilkan berbagai

    produk, baik hasil hutan kayu maupun hasil hutan non kayu yang mempunyai nilai

    ekonomis yang tinggi. Karena masyarakat dunia akan membeli produk hasil hutanyang dikelola dengan konsep Ecolabelling atau pengelolaan hutan secara sustainable.

    E. Instansi Kehutanan yang ada di Provinsi NAD

    Tabel 12. Dinas Kehutanan Provinsi dan Kabupaten/Kota

    No Dinas Alamat

    1 Dinas Kehutanan Provinsi Aceh Jl. Jenderal Sudirman No.21 Banda Aceh

    Tlp : (0651) 42277

    fax : (0651) 43628

    2 Dinas Kehutanan dan

    Perkebunan Kabupaten Aceh

    Besar

    Jl. T. Bachtiar Panglima Polem Kota Jantho, Aceh

    Besar

    Tlp /fax : (0651) 92024, 92044

    3 Dinas Kehutanan dan

    Perkebunan Kabupaten Pidie

    Jl. Prof A. Masjid Ibrahim, Sigli 24742

    Tlp/fax : (0653) 21547 / 23040, 21742

    4 Dinas Pertanian, Perkebunan,

    Peternakan dan Kehutanan

    Kabupaten Pidie Jaya

    Jl. Banda Aceh Medan Km.160 Simpang Tiga,

    Mereudu

    Tlp/fax : (0653) 51009 / 51087

    5 Dinas Kehutanan dan

    Perkebunan Kabupaten Bireuen

    Jl. Banda Aceh Medan Km.214 Blang Badeh

    Tlp : (0644) 324862, 324242, 21243

    fax : (0644) 324863, 323709, 22112

    6 Dinas Kelautan, Perikanan dan

    Pertanian Kota Lhokseumawe

    Jl. Balai Kota No.1 Lhokseumawe 24351

    Tlp/fax : (0645) 45284 / 42938

    7 Dinas Kehutanan dan

    Perkebunan Kabupaten Aceh

    Utara

    Jl. Mayjen T. Hamzah Bendahara, Lhokseumawe

    24351

    Tlp/fax : (0645) 43229 / 4399

    8 Dinas Kehutanan dan

    Perkebunan Kabupaten AcehTimur

    Jl. Sultan Iskandar Muda Idi

    Tlp/fax : (0641) 21745 / 424874

    9 Dinas Kelautan, Perikanan dan

    Pertanian Kotamadya Langsa

    Jl. Panglima Polim Komp. Perkantoran No. 2

    Gampong, Kota Langsa

    Tlp : (0641) 7001221 / 426463

    10 Dinas Kehutanan dan

    Perkebunan Kabupaten Bener

    Meriah

    Komp. Perkantoran Pemda Bener Meriah Kp.

    Surule, Kayu Redelong

    Tlp/fax : (0643) 7426040 / 7426030

  • 7/23/2019 Profil Kehutanan Aceh

    16/20

    16

    11 Dinas Kehutanan dan

    Perkebunan Kabupaten Aceh

    Tengah

    Jl. Takengon Isak Km.7 Takengon

    Tlp/fax : (0643) 7426360 / 23012

    12 Dinas Kehutanan dan

    Perkebunan Kabupaten Aceh

    Tamiang

    Komp. Perkantoran Pemkab Aceh Tamiang,

    Karang Baru, Kuala Simpang

    Tlp/fax : (0641) 7447065 / 333112

    13 Dinas Kehutanan dan

    Perkebunan Kabupaten Aceh

    Tenggara

    Jl. Raya Kutacane Blang Kejeren Km.4,5

    Tlp/fax : (0629) 21212 / 21348

    14 Dinas Kehutanan dan

    Perkebunan Kabuoaten Gayo

    Lues

    Jl. M.Z. Abidin No.2 Blower, Blang Kejeren

    Tlp/fax : (0642) 21719 / 21169

    15 Dinas Kehutanan dan

    Perkebunan Kabupaten Aceh

    Singkil

    Jl. Singkil Subulussalam Km.22

    Tlp/fax : (0658) 21217

    16 Dinas Kehutanan danPerkebunan Kabupaten Aceh

    Selatan

    Jl. T. Cut Ali No.95 TapaktuanTlp/fax : (0656) 21114, 32009

    17 Dinas Kehutanan dan

    Perkebunan Kabupaten Aceh

    Barat

    Jl. Sisingamangaraja No. 65-67 Meulaboh

    Telp. (0655)-7551299

    17 Dinas Kehutanan dan

    Perkebunan Kabupaten Aceh

    Barat Daya

    Jl. Nasional Blang Pidie Meulaboh (Padang -

    Merante

    Tlp/fax : (0659) 92800

    18 Dinas Kehutanan dan

    Perkebunan Kabupaten Nagan

    Raya

    Jl. Poros Utama Al Fitrah Suka Makmue

    Tlp/fax : (0655) 7556422 / 7555428

    19 Dinas Kehutanan dan

    Perkebunan Kabupaten Aceh

    Jaya

    Jl. Banda Aceh Meulaboh No.162-163 Calang

    Tlp/fax : (0654) 2210951 / 2210052

    20 Dinas Kehutanan dan

    Perkebunan Kabupaten Aceh

    Barat

    Jl. Sisingamangaraja No.66-67 Meulaboh

    Tlp/fax : (0655) 7551299

    21 Dinas Kehutanan dan

    Perkebunan Kabupaten Simeulu

    Jl. Nusantara No.28 Sinabang

    Tlp/fax : (0650) 21055 / 21804

    22 Dinas Kehutanan dan

    Perkebunan Kota Subulussalam

    Jl. T. Umar No.61 Subulussalam

    Tlp/fax : (0627) 31234 / 31717

    Tabel 13. UPT Kementerian Kehutanan

    No Nama Lembaga Alamat Kantor

    1 Balai Konserervasi Sumberdaya

    Alam Nangroe Aceh Darussalam

    Jl. Cut Nyak Dhien Km.1,2 Kotak Pos 29 Banda Aceh

    Tlp/fax : (0651) 426942 Balai Pengelolaan DAS Krueng

    Aceh

    Jl. Cut Nyak Dhien Km.1,2 Kotak Pos 174 Banda

    Aceh

    Tlp/fax : (0651) 41339 / 44704

    3 Balai Pemantauan Pemanfaatan

    Hutan Produksi Wilayah I Banda

    Aceh

    Jl. Cut Nyak Dhien Km.1,2 Banda Aceh

    Tlp/fax : (0651) 40704, 49875 / 40705

  • 7/23/2019 Profil Kehutanan Aceh

    17/20

    17

    3. LSMJumlah dan keberadaan LSM di Aceh khususnya yang bergerak di bidang

    kehutanan dan lingkungan hidup sangat membantu pemerintah Aceh khususnya

    dan pemerintah kabupaten/kota umumnya. Kelompok LSM yang berkecimpung

    di bidang kehutanan dan lingkungan antara lain Word Wild Life (WWF), Flora And

    Fauna International(FFI), Wahana Lingkungan Hidup (Walhi), Yayasan Leuser International

    (YLI), Yayasan Gajah Sumatera (Yagasu) dan Yayasan Lebah.

    Hari Menanam Indonesia Provinsi Aceh Tahun 2012

  • 7/23/2019 Profil Kehutanan Aceh

    18/20

    18

    V. FOTO-FOTO PENDUKUNG

    Keanekaragaman Hayati Hutan Aceh yang Perlu Dilestarikan

    Kebun Bibit Rakyat (KBR) dan Penanaman Hutan Rakyat

  • 7/23/2019 Profil Kehutanan Aceh

    19/20

    19

    Satwa-satwa yang dilindungi di Provinsi Aceh

  • 7/23/2019 Profil Kehutanan Aceh

    20/20