profil jatim

240
 0 6 V I B A B N A D L I S A H N A S A H A B M E P r u m i T a w a J i s n i v o r P s i f a r g o e G n a a d a e K 1 . 4 ' 2 1 , 7 n a d r u m i T r u  j u B ' 4 , 4 1 1 a g g n i h ' 0 , 1 1 1 a d a  p k a t e l r e t i n i i s n i v o r P : h a r e a D s a t a B . n a t a l e S g n a t n i L ' 8 4 , 8 a g g n i h  ) n a t a l e S n a t n a m i l a K ( n a t n a m i l a K u a l u P : a r a t U h a l e  b e S h a l e  b e S i l a B u a l u P : r u m i T a i s e n o d n I a r e d u m a S : n a t a l e S h a l e  b e S h a g n e T a w a J i s n i v o r P : t a r a  b h a l e  b e S n a g n u t n u e k n a k a  p u r e m s i g e t a r t s g n a y r u m i T a w a J s i f a r g o e g i s i d n o K  a w a J . n a g n u  b u h r e  p n a d n a g n a g a d r e  p i g e s i r a d r u m i T a w a J i s n i v o r P i g a  b  u t n i  p i d a  j n e m r u m i T n a d h a g n e T n a s a w a K a r a t n a n a g n a g a d r e  p g n a  b r e g  u a t a a i s e n o d n I t a r a B n a s a w a K n a g n e d a i s e n o d n I r u m i T n a s a w a K  n a a d a r e  b e k , i a d a m e m t a g n a s g n a y a y a r n a l a  j r u t k u r t s a r f n i n i a l e S . a y n k i l a  b e s  n a u  j a m e k m a l a d n a k u t n e n e m t a g n a s a r a d u a r a d n a  b n a d t u a l n a h u  b a l e  p  p r o t k e s a d a  p k a t e l r e t r u m i T a w a J r o  p m i r o  p s k e g n a  b r e g u t n i P . n a g n a g a d r e  n a  b u T n a h u  b a l e P , k i s e r G n a h u  b a l e P , a y a  b a r u S k a r e P g n u  j n a T n a h u  b a l e  p . a d n a u J a r a d n a B n a d r u m i T a w a J i s n i v o r P n a i m o n o k e r e P i s i d n o K 2 . 4 k a w n u r u k a m a l e s u k a l r e  b a g r a h r u m i T a w a J B R D P a d a P n u h a t a m i l u t  i m a l a g n e m s u r e t n u h a t  p a i t r u m i T a w a J B R D P k a  p m a n , r i h k a r e t  . i m o n o k e i s i d n o k a y n k i a  b m e m s e s o r  p n a g n e d n a l a  j e s , n a t a k g n i n e  p  h u r a g n e  p g n u d n a g n e m h i s a m n a k l i s a h i d g n a y B R D P i a l i n a y n u t n e T

Upload: agungnur

Post on 15-Jul-2015

937 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Keadaan Geografis Provinsi Jawa Timur Provinsi ini terletak pada 111,0' hingga 114,4' Bujur Timur dan 7,12' hingga 8,48' Lintang Selatan. Batas Daerah : Sebelah Utara : Pulau Kalimantan (Kalimantan Selatan) Sebelah Timur : Pulau Bali Sebelah Selatan : Samudera Indonesia Sebelah barat : Provinsi Jawa Tengah Kondisi geografis Jawa Timur yang strategis merupakan keuntungan bagi Provinsi Jawa Timur dari segi perdagangan dan perhubungan. Jawa Timur menjadi pintu gerbang perdagangan antara Kawasan Tengah dan Kawasan Timur Indonesia dengan Kawasan Barat Indonesia atau sebaliknya. Selain infrastruktur jalan raya yang sangat memadai, keberadaan pelabuhan laut dan bandara udara sangat menentukan dalam kemajuan sektor perdagangan. Pintu gerbang ekspor impor Jawa Timur terletak pada pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, Pelabuhan Gresik, Pelabuhan Tuban dan Bandara Juanda. 4.2 Kondisi Perekonomian Provinsi Jawa Timur Pada PDRB Jawa Timur harga berlaku selama kurun waktu lima tahun terakhir, nampak PDRB Jawa Timur tiap tahun terus mengalami peningkatan, sejalan dengan proses membaiknya kondisi ekonomi. Tentunya nilai PDRB yang dihasilkan masih mengandung pengaruh60

61

perubahan harga, sehingga angka ini belum bisa digunakan untuk menghitung pertumbuhan ekonomi Jawa Timur. Untuk melihat

pertumbuhan ekonomi Jawa Timur dapat dilihat dari PDRB atas dasar harga konstan 2000, karena pertumbuhan ekonomi ini benar-benar diakibatkan dari perubahan jumlah nilai produk barang dan jasa yang sudah bebas dari pengaruh harga (pertumbuhan riil). PDRB atas dasar harga konstan 2000 petumbuhan Ekonomi , menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi Jawa Timur selama periode 2005-2009 adalah berturut-turut sebesar 5,84 persen (2005); 5,80 persen (2006); 6,11 persen (2007); 5,94 persen (2008); 5,01 persen (2009). Tabel 4.1 Pertumbuhan PDRB dan Ekonomi Provinsi Jawa Timur Tahun 2005-2009 Keterangan 2005 2006 2007 2008 PDRB ADHB (Miliar 403.392 470.627 534.919 619.004 Rupiah) PDRB ADHK (Miliar 256.375 271.249 287.814 304.923 Rupiah) Pertumbuhan Ekonomi 5,84 5,80 6,11 5,94 (%)

2009 684.231 320.211 5,01

Sumber: BPS Provinsi Jawa Timur

Pertumbuhan ekonomi tahun 2005 sebesar 5,84 persen, selanjutnya sejalan dengan kenaikan harga BBM pada akhir tahun 2005 sebagai dampak pengurangan subsidi BBM, pertumbuhan ekonomi melambat di tahun 2006 yaitu menjadi sebesar 5,80 persen, disamping akibat dari efek multiplier kenaikan BBM, melambatnya pertumbuhan ekonomi yang terjadi di tahun 2006 juga diakibatkan oleh naiknya cukai rokok.

62

Pada tahun 2007, pertumbuhan ekonomi kembali menggeliat, hingga mampu tumbuh 6,11 persen lebih tinggi dibanding data dua tahun sebelumnya. Tetapi kondisi itu tidak bertahan lama, karena pada akhir tahun 2007 hingga kuartal kedua tahun 2008, kenaikan harga minyak dunia meningkat hingga mencapai 147 dollar AS per barrel. Secara perlahan, kenaikan itu juga berdampak pada kenaikan harga BBM di dalam negeri yang pada akhirnya mendorong naiknya harga barang dan jasa. Kondisi ini terus berlanjut dengan terjadinya krisis finansial yang dimulai dari kasus subprime mortgage di Amerika Serikat, hingga meluas di berbagai negara di dunia termasuk Indonesia. Bagai efek domino, Jawa Timur juga terkena imbas, sehingga pertumbuhan ekonomi pada tahun 2008 melambat kembali dan hanya mencapai 5,94 persen. Dampak Krisis Keuangan Global yang terjadi pada akhir tahun 2008 terus berlanjut hingga tahun 2009, ekspor beberapa komoditi unggulan Jawa Timur khususnya ke negara-negara Amerika dan Eropa ikut merosot, dan berakibat pertumbuhan ekonomi Jawa Timur pada tahun 2009 terus melambat dengan hanya tumbuh sebesar 5,01 persen. Tabel 4.2 Indikator Ketenagakerjaan Provinsi Jawa Timur Tahun 2005-2009 Kegiatan Utama 2005 2006 2007 2008 Bekerja ( Jutaan) 17,690 17,670 18,751 18,882 Pengangguran (Jutaan) 1,646 1,575 1,360 1,296 TPAK (%) 68,77 67,36 68,99 69,32 TPT (%) 8,51 8,19 6,79 6,42

Sumber: BPS Provinsi Jawa Timur

2009 19,305 1,033 69,25 5,08

63

Pada kondisi ketenaga kerjaan, perlambatan pertumbuhan ekonomi Jawa Timur berimbas pada keadaan ketenagakerjaan di Provinsi Jawa Timur,, pada tahun 2005 (perlambatan pertumbuhan ekonomi jawa timur dari tahun 2005 sebesar 5,84 menjadi 5,80) akibat dari efek multiplier kenaikan BBM dan naiknya cukai rokok, TPAK (Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja) pada tahun 2006 menurun, dari tahun 2005 pada tingkat 68,77 menurun menjadi 67,36 kenaikan BBM dan pengaruh naiknya cukai rokok, mempengaruhi terjadinya PHK demi pengurangan biaya dari perusahaan. Sedangkan pada pada akhir tahun 2007 hingga kuartal kedua tahun 2008 (pertumbuhan ekonomi melambat dari tahun 2007 sebesar 6,11 menjadi 5,94 pada tahun 2008), kenaikan harga minyak dunia meningkat hingga mencapai 147 dollar AS per barrel. Secara perlahan, kenaikan itu juga berdampak pada kenaikan harga BBM di dalam negeri yang pada akhirnya mendorong naiknya harga barang da n j a sa sehingga

mengakibatkan pula PHK. Namun, ternyata pada dekade ini (2007-2008) efek dari kenaikan harga minyak dunia dan krisis tidak berpengaruh pada ketenagakerjaan, hal ini dilihat dari TPAK tahun 2007 sebesar 68,99 menjadi 69,32 pada tahun 2008. Hal ini diperkirakan pada kondisi krisis, tenaga kerja Jawa Timur melakukan mekanisme penyesuaian dengan cara mencari pekerjaan sampingan dan mempekerjakan anggota rumah tangga usia produktif. Berdasar dari salah satu artikel terkait, www.bps.go.id , salah satu indikasi

64

yang bisa ditunjukkan dari hasil Sakernas adalah banyak ibu rumah tangga yang masuk ke pasar kerja baik sebagai pekerja tidak dibayar/pekerja keluarga maupun tenaga kerja usia lanjut yang sebenarnya sudah berada di luar angkatan kerja karena pensiun, dan kembali masuk dalam pasar kerja sebagai pekerja yang berstatus pengusaha mandiri, Kondisi i ni

mengklarifikasikan peranan signifikan sektor informal sebagai penyangga perekonomian. Selain itu, dalam mendeskripsikan aktivitas produksi dalam suatu daerah kita dapat melihatnya pada PDRB, pada tabel 4.3 dapat dijelaskan bahwa PDRB Provinsi Jawa Timur dari tahun 2005 hingga 2009 mengalami peningkatan secara terus menerus. Dari segi pendapatan, perkembangan ini merupakan hal yang baik, hal ini menandakan bahwa provinsi tersebut terus mengalami peningkatan pendapatan setiap tahunnya. Sektor yang memiliki kontribusi tertinggi di provinsi ini adalah sektpr pedagangan, hotel, dan restoran, selain itu pertumbuhan sektor ini juga memiliki angka yang positif, sektor ini telah tumbuh sebsar 84 %dari tahun 2005 hingga tahun 2009 dan pada akhir tahun 2009 memberikan

sumbangan terbesar dengan jumlah Rp 201.415.137.000 Selanjutnya, sektor yang memiliki kontribusi terbesar kedua dan ketiga adalah sektor industri pengolahan, dan sektor pertanian. Ketiga sektor ini telah memberikan terbesar dari 9 sektor yang ada. Secara keseluruhan PDRB Provinsi Jawa Timur telah tumbuh sebesar 69%.

65

SEKTOR Pertanian Pertambangan dan Galian Industri Pegolahan Listrik,Gas dan Air bersih Konstruksi Perdaganangan,Hotel dan Restoran Pengangkutan dan komunikasi Keuangan,persewaan dan Jasa Perusahaan Jasa jasa PDRB Jawa Timur

2005 69.536.009,02 8.103.672,30

Tabel 4.3 PDRB Provinsi Jawa Timur Tahun 2005-20092006 80.746.147,55 2007 89.441.663,00 11.305.430,13 153.815.077,96 10.257.967,40 17.979.349,79 154.102.587,32 29.697.961,25 24.729.208,30 43.590.067,81 534.919.332,96 9.711.418,59 137.715.738,08 8.730.422,33 16.200.066,79 131.600.286,59 26.239.588,55 21.305.473,16 38.298.351,98 470.627.493,61

2008 102.649.272,99 13.407.694,26 176.279.017,84 11.711.576,13 20.571.916,62 181.146.316,83 33.723.678,97 29.117.249,63 50.396.842,97 619.003.566,24

2009 112.163.509,09 14.834.942,32 191.878.803,44 12.463.640,10 23.292.444,27 201.415.137,48 38.932.217,82 32.559.698,60 56.690.541,12 684.230.934,24

120.974.195,01 7.631.896,64 14.540.117,46 109.587.965,52 22.309.962,36 18.264.725,93 32.443.807,12 403.392.350,76

Sumber : BPS Provinsi Jawa Timur, Diolah

4.3 Analisis Potensi Kabupaten/ Kota di Provinsi Jawa Tmur 1.Kabupaten Pacitan Kabupaten Pacitan secara geografis terletak antara 110 55 - 111 25 Bujur timur dan 7 55 - 8 17 Lintang Selatan. Wilayah Kabupaten Pacitan di sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Ponorogo, sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Trenggalek sedangkan sebelah barat berbatasan dengan Provinsi Jawa Tengah dan sebelah selatan berbatasan dengan Samudra Hindia. Luas wilayah Kabupaten Pacitan 1.342,42 Km2 yang terbagi menjadi dua belas kecamatan dengan Pacitan sebagai ibukota dari Kabupaten Pacitan.

66

Tabel 4.4 Hasil Analisis Model Ratio Pertumbuhan Pada Kabupaten PacitanSektor Pertanian Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas, dan Air Bersih Kontruksi Perdagangan, Hotel, dan Restoran Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan, Persewaan, dan Jasa PerusahaanSumber: Data Diolah, 2011

RPr R 0,88 1,19 0,84 0,91 0,86 1,20 1,07 1,12 1,07 N + + + + +

RP s R 0,80 0,79 0,98 0,99 1,35 1,26 1,00 1,02 1,25 N + + + + +

Jasa-jasa

Dari Analisis MRP diatas dapat disimpulkan bahwa sektor yang menjadi dominan pertumbuhan adalah sektor perdagangan, hotel, dan restoran, sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan, dan sektor jasa-jasa. Sedangkan pertumbuhan sektor pertambangan dan penggalian di kabupaten pacitan masih lebih kecil dibandingkan provinsi jawa timur, hal ini mengindikasikan pertumbuhan sektor ini di kabupaten pacitan belum menonjol jika dibandingkan pertumbuhan tingkat provinsi. Sebaliknya pertumbuhan sektor kontruksi di kabupaten pacitan lebih menonjol daripada pertumbuhan provinsi jawa timur, artinya sektor ini memiliki potensi untuk dikembangkan, selain sektor yang menjadi dominan pertumbuhan diatas.

67

Tabel 4.5 Hasil Analisis Overlay Pada Kabupaten PacitanSektor Pertanian Pertambangan Industri Pegolahan LGA Konstruksi Perdagangan Pengangkutan Keuangan Jasa jasa LQ 2,34 2,46 0,14 0,61 1,87 0,39 1,08 1,48 2,34 + + + + + + Analisis Overlay Kabupaten Pacitan RP s Keterangan 0,80 - Kontibusi tinggi,Pertumbuhan rendah 0,79 - Kontribusi tinggi,Pertumbuhan rendah 0,98 - Kontribusi rendah,Pertumbuhan rendah 0,99 - Kontribusi rendah,Pertumbuhan rendah 1,35 + Kontribusi tinggi,Pertumbuhan tinggi 1,26 + Kontribusi rendah,Pertumbuhan tinggi 1,00 + Kontribusi tinggi,Pertumbuhan tinggi 1,02 + Kontribusi tinggi,Pertumbuhan tinggi 1,25 + Kontribusi tinggi,Pertumbuhan tinggi

Sumber: Data Diolah, 2011

Pada hasil analisis overlay diatas menunjukan Sektor yang dominan adalah sektor konstruksi,pengangkutan,keuangan, dan jasa jasa. Hal ini ditunjukkan dengan nilai positif pada pertumbuhan dan kontribusi sektor tersebut. Sedangkan sektor perdangangan, hotel, dan memiliki kontribusi rendah namun pertumbuhannya tinggi, hal ini menandakan bahwa perbaikan sektor tersebut mengalami pertumbuhan dan kebijakan-kebijakan pemerintah mulai berkembang ke arah yang baik, Walaupun Kabupaten Pacitan memiliki potensi besar dari sektor pariwisata, namun semangat geliat perekonomian masyarakat pacitan juga menjadi keunggulan tersendiri Beberapa waktu lalu kita sempat mendengar beberapa program

perekonomian yang dicanangkan oleh Pemkab Pacitan, seperti Gerbang Intan dan gerbang Emas, lalu pada tahun ini juga kita akan melihat program posdaya yang dicanangkan Pemkab Pacitan. Melihat semua program

68

tersebut, semuanya bertujuan dalam rangka pemberdayaan ekonomi masyarakat. Hal tersebut dilatarbelakangi oleh animo masyarakat dalam sektor ini sangat tinggi. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya tempat perdagangan, baik barang dan jasa yang tersebar diseluruh kecamatan di pacitan. Pasar tradisonal dan modern juga menjamur di Pacitan. untuk pasar tradisional berdasarkan dari situs kabupaten pacitan, tercatat sekitar 22 pasar tradisional yang tersebar di semua kecamatan di Pacitan, sedangkan untuk pasar modern berada di kecamatan Arjosari dan kecamatan pacitan. Khusus untuk pasar tradisional, kita bisa melihat dengan fakta dilapangan, betapa animo masyarakat untuk datang di pasar ini sangat tinggi, bahkan untuk pasar tradisional yang letaknya dekat dengan jalan, para pembeli dan pengunjung sampai memenuhi jalan utama, seperti contohnya di Pasar Tegalombo, Pasar Tulakan, Pasar Kebondalem, dan Pasar Arjosari. Dengan kondisi ini kemungkinan besar sektor ini akan berkontribusi banyak pada masa mendatang. Sedangkan untuk sektor pertanian komoditas pertanian yang menjadi tumpuan adalah singkong, kelapa, cengkeh, dan jahe yang bisa tumbuh subur diwilayah ini, mengingat kondisi tanahnya yang gersang. Komoditas perkebunan unggulan yang dikembangkan di kabupaten ini antara lain kelapa, cengkeh, kakao dan kopi. Sentra perkebunan kelapa berada di kecamatan Tulakan, Pacitan, Kebonagung. Selain diproduksi dalam bentuk butiran, kelapa juga diolah menjadi gula kelapa, minyak kelapa dan kopra.

69

Disamping kelapa, cengkeh menjadi penyumbang nomor dua dari subsektor perkebunan. Beberapa daerah yang memproduksi cengkeh dalam skala besar terdapat di kecamatan Nawangan, Tulakan, Kebonagung, dan Ngadirojo. Hampir seluruh bagian tanaman rempah-rempah ini dapat dimanfaatkan. Selain bunga kering, daun cengkehnya dapat dimanfaatkan untuk minyak cengkeh. Industri kimia membutuhkan daun cengkeh ini untuk bahan baku pembuatan vanilin dan parfum. Perusahaan farmasi dan kecantikan memanfaatkan minyak ini sebagai bahan campuran produknya. Kayu cengkeh dari pohon yang mati dapat digunakan untuk kamper. Maka tidaklah mengherankan jika sektor pertanian memiliki kontribusi yang besar, namun seperti yang telah dijelaskan pada tabel diatas, walau kontribusi yang dihasilkan tinggi, namun sektor pertanian bernilai negatif pada pertumbuhannya, pemerintah kabupaten pacitan sebaiknya perlu meninjau lebih lanjut permasalahan pada sektor ini.namun jika kita melihat kembali ke analisis MRP pertumbuhan sektor pertanian di Provinsi Jawa Timur pun sedang mengalami perlambatan dengan nilai negatif, jadi nilai negatif pada pertumbuhan dari sektor pertanian di kabupaten pacitan sebenarnya masih cukup dimaklumi karena hanya berselisih sedikit dengan pertumbuhan Provinsi Jawa Timur. Kondisi serupa terjadi pula di sektor pertambangan dan galian, dengan kontribusi yang tinggi namun memiliki pertumbuhan rendah, padahal pacitan memiliki bahan galian yang melimpah. Sektor ini sebenarnya

memiliki nilai LQ yang cukup tinggi, namun pertumbuhannya cukup rendah

70

bahkan dibandingkan dengan pertumbuhan sektor tersebut pada tingkat provinsi, diperkirakan keunggulan kompetitif dari sektor tersebut mulai berkurang, hal ini akan dijelaskan oleh uraian tabel analisis shift-share dibawah ini. Tabel 4.6 Hasil Analisis Shift Share Pada Kabupaten PacitanSektor Pertanian Pertambangan Industri Pengolahan LGA Konstruksi Perdagangan Pengangkutan Keuangan Jasa jasa Jumlah Nij 549.754,65 76.024,22 53.637,51 14.615,06 73.536,74 138.096,48 80.295,03 91.354,98 231.684,90 1.308.999,56 Mij -65.671,57 14.682,19 -8.480,91 -1.324,51 -9.955,22 28.115,31 5.636,13 11.345,69 17.023,27 -8.629,63 Cij -78.094,12 -35.521,58 3.112,18 35,69 27.578,83 -6.526,71 -11.762,46 -16.993,97 17.378,38 -100.793,77 Dij 405.988,95 55.184,83 48.268,78 13.326,23 91.160,34 159.685,08 74.168,70 85.706,70 266.086,55 1199576,16

Sumber: Data Diolah, 2011

Dari tabel Shift Share diatas dijelaskan bahwa nilai PDRB sektoral kabupaten pacitan telah tumbuh sebesar Rp 1.199.576, Namun menurut perhitungan komponen pertumbuhan provinsi (Nij), pertumbuhan telah mempengaruhi

ekonomi Provinsi Jawa Timur sebenarnya

pertumbuhan ekonomi Kabupaten Pacitan sebesar Rp 1.308.999,56. Hal ini dikarenakan masih ada dua komponen lain yang memberikan pengaruh yaitu bauran industri (Mij) dan keunggulan kompetitif (Cij). Hasil analisis menunjukan bauran industri memberikan pengaruh negatif terhadap perkembangan perekonomian Kabupaten Pacitan sebesar Rp -8.629,63, Nilai negatif mengindikasikan bahwa komposisi sektor pada PDRB Kabupaten Pacitan cenderung mengalami perekonomian yang akan

71

tumbuh relatif lambat, hal ini dikarenakan daerah ini memiliki pertumbuhan negatif pada bauran komponen industri. Pertumbuhan yang lambat ini dikarenakan pertumbuhan sektor tersebut lebih kecil dibandingkan pertumbuhan Provinsi Jawa Timur. Hasil analisis juga menunjukan bahwa keunggulan kompetitif memberikan pengaruh negatif pula terhadap perkembangan perekonomian kabupaten pacitan sebesar Rp -100.793,77, hal ini menandakan bahwa

keunggulan kompetitif yang dihasilkan akan mengurangi perkembangan perekonomian Provinsi Sumatera Barat. Namun demikian bukan berarti bahwa perekonomian Provinsi Sumatera Barat sama sekali tidak kompetitif. Hal ini karena meskipun secara agregat nilainya negatif tetapi terdapat sektor yang mempunyai nilai positif, yaitu Industri pengolahan, LGA, dan Konstruksi. 2.Kabupaten Ponorogo Kabupaten Ponorogo secara geografis terletak antara 111o17 111o52 BT dan antara 7o49 -8o20 LS. Kabupaten ini di sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Magetan, kabupaten Madiun, Kabupaten Nganjuk, di sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten tulung Agung dan Kabupaten Trenggalek, disebelah selatan berbatasan dengan Kabupeten Pacitan sedangkan di sebelah barat berbatasan dengan kabupaten Pacitan dan Kabupaten wonogiri. Luas wilayah kabupaten ponorogo 1.371,78 Km2.

72

Tabel 4.7 Hasil Analisis Model Ratio Pertumbuhan Pada Kabupaten PonorogoSektor Pertanian Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas, dan Air Bersih Kontruksi Perdagangan, Hotel, dan Restoran Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan Jasa-jasaSumber: Data Diolah, 2011

RPr R N 0,88 1,19 0,84 0,91 0,86 1,20 1,07 1,12 1,07 + + + + +

RP s R N 0,89 0,67 1,02 0,57 1,05 1,10 1,02 1,30 0,99 + + + + + -

Dari Analisis MRP diatas dapat disimpulkan bahwa sektor yang menjadi dominan pertumbuhan adalah sektor perdagangan, hotel, dan restoran, sektor pengangkutan dan komunikasi, serta sektor keuangan,

persewaan, dan jasa perusahaan. Sedangkan pertumbuhan sektor pertambangan dan penggalian serta sektor jasa-jasa di kabupaten ponorogo masih lebih kecil dibandingkan provinsi jawa timur, hal ini mengindikasikan pertumbuhan sektor ini di kabupaten ponorogo tingkat provinsi. Sebaliknya pertumbuhan sektor kontruksi dan sektor industri pengolahan di Kabupaten Ponorogo lebih menonjol daripada pertumbuhan provinsi jawa timur, artinya sektor ini dari segi pertumbuhan memiliki potensi untuk dikembangkan, selain sektor yang menjadi dominan belum menonjol jika dibandingkan pertumbuhan

73

pertumbuhan diatas. Dari analisis overlay diatas sektor yang menjadi tumpuan adalah sektor konstruksi dan sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan, dimana kedua sektor tersebut memiliki kontribusi yang tinggi dan disertai

pertumbuhan yang tinggi pula. Sedangkan sektor yang berkontribusi tinggi namun memiliki

pertumbuhan yang rendah adalah sektor pertanian, sektor pertambangan dan galian, dan sektor jasa-jasa. Dimana sektor-sektor tersebut memiliki potensi yang baik untuk dikembangkan, sektor pertanian misalnya, kabupaten

ponorogo dikenal akan hasil pertaniannya yaitu berupa padi, ubi kayu, kacang kedelai, kacang hijau dan tebu, namun memiliki nilai negatif pada pertumbuhannya, walaupun jika kita menengok pada analisis MRP nilai dari pertumbuhan sektor ini sebenarnya memiliki nilai yang lebih baik daripada pertumbuhan Provinsi Jawa Timur. Tabel 4.8 Hasil Analisis Overlay Pada Kabupaten PonorogoSektor Pertanian Pertambangan Industri Pegolahan LGA Konstruksi Perdagangan Pengangkutan Keuangan Jasa jasa LQ 1,68 1,64 0,36 0,50 2,27 0,91 0,90 1,21 1,48 + + + + + Analisis Overlay Kabupaten Ponorogo RP s Keterangan 0,89 Kontibusi tinggi,Pertumbuhan rendah 0,67 - Kontribusi tinggi,Pertumbuhan rendah 1,02 + Kontribusi rendah,Pertumbuhan tinggi 0,57 - Kontribusi rendah,Pertumbuhan rendah 1,05 + Kontribusi tinggi,Pertumbuhan tinggi 1,10 + Kontribusi rendah,Pertumbuhan tinggi 1,02 + Kontribusi rendah,Pertumbuhan tinggi 1,30 + Kontribusi tinggi,Pertumbuhan tinggi 0,99 - Kontribusi tinggi,Pertumbuhan rendah

Sumber: Data Diolah, 2011

74

Kemudian

kondisi sektor jasa-jasa, sebenarnya ponorogo memiliki

potensi yang baik, selain terkenal dengan reog ponorogonya, kabupaten ini memiliki objek wisata yang yang dapat dikembangkan sejajar dengan obyek wisata didaerah lain yaitu Telaga Ngebel. Panorama yang dapat dilihat di Telaga Ngebel sangat menakjubkan. Danau yang masih alami dan belum banyak terjamah fasilitas umum ini, dikelilingi oleh Gunung Wilis. Merupakan objek wisata potensial, yang mampu mendatangkan turis domestik maupun mancanegara apabila dikembangkan secara matang dan terpadu. Namun jika dilihat pertumbuhanya masih bernilai negatif. Jika ditinjau berdasarkan analisis shift-share kondisi ini dikarenakan sektor ini kurang kompetitif dibandingkan sektor jasa-jasa di daerah lain, hal ini memerlukan peran pemerintah untuk lebih mengembangkannya. Selanjutnya sektor pertambangan dan galian terdapat batu marmer yang telah digali dan dikembangkan di Kecamatan Ngrayun, sektor ini memiliki pertumbuhan yang rendah, hal ini jika ditinjau menggunakan analisis shift share, dikarenakan dari kurang kompetitifnya sektor tersebut dikarenakan nilai yang negatif pada analisis tersebut. Sedangkan sektor yang berkontribusi kecil namun memiliki

pertumbuhan yang tinggi di peroleh sektor industri pengolahan dan sektor pengangkutan dan komunikasi, pada kedua sektor ini menggambarkan bahwa sektor ini mengalami perbaikan walau sektor ini belum memilki kontribusi dan potensi yang baik, namun dari segi pertumbuhan sektor ini menunjukan perbaiakan yang baik.

75

Selanjutnya mengacu pada tabel analisis shift share, secara agregat kabupaten ponorogo mengalami pertumbuhan pada PDRB sektoralnya sebesar Rp 2.853.160, Sebenarnya menurut perhitungan komponen

pertumbuhan provinsi (Nij), pertumbuhan ekonomi Provinsi Jawa Timur telah mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Kabupaten Pacitan sebesar Rp 2.806.076,68, namun dua komponen lain yang memberikan pengaruh yaitu bauran industri (Mij) dan keunggulan kompetitif (Cij). Tabel 4.9 Hasil Analisis Shift Share Pada Kabupaten PonorogoNij 811.520,99 116.242,69 286.361,85 31.181,49 212.684,41 716.555,86 142.684,76 143.850,29 344.994,34 2.806.076,68 Mij -96.941,17 22.449,40 -45.278,20 -2.825,87 -28.792,70 145.884,92 10.015,43 17.865,27 25.348,79 47.725,86 Cij 23.258,45 -59.740,45 57.129,71 -10.011,31 44.005,33 -59.189,06 -3.811,31 29.215,32 -21.498,35 -641,66

Sumber: Data Diolah, 2011

Sektor Pertanian Pertambangan Industri Pegolahan LGA Konstruksi Perdagangan Pengangkutan Keuangan Jasa jasa Jumlah

Dij 737.838,27 78.951,64 298.213,37 18.344,31 227.897,04 803.251,71 148.888,88 190.930,88 348.844,78 2.853.160,88

Dimana keunggulan kompetitif memberikan pengaruh negatif terhadap perkembangan perekonomian Kabupaten Ponorogo sebesar Rp -641,66, jika dilihat pada kolom keunggulan kompetitif (Cij) dapat dilihat sektor yang memiliki nilai negatif lebih banyak dibandingkan yang bernilai positif, namun sektor yang bernilai positif memiliki nilai yang besar sehingga mengurangi pengaruh dari sektor-sektor yang bernilai negatif. Sektor yang kompetitif pada daerah ini adalah sektor pertanian, sektor industri pengolahan, sektor konstruksi, dan sektor keuangan. Sedangkan komponen bauran industri (Mij) memberikan pengaruh positif sebesar Rp 47.725,86.

76

3.Kabupaten Trengalek Trenggalek adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Pusat pemerintahan berada di Kota Trenggalek. Kabupaten ini menempati wilayah seluas 1.205,22 km yang dihuni oleh 700.000 jiwa. Letaknya di pesisir pantai selatan dan mempunyai batas wilayah sebelah utara dengan Kabupaten Ponorogo; Sebelah timur dengan Kabupaten Tulungagung; Sebelah selatan dengan pantai selatan; dan Sebelah barat dengan Kabupaten Pacitan. Tabel 4.10 Hasil Analisis Model Ratio Pertumbuhan Pada Kabupaten TrenggalekSektor Pertanian Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas, dan Air Bersih Kontruksi Perdagangan, Hotel, dan Restoran Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan Jasa-jasaSumber: Data Diolah, 2011

RPr R N 0,88 1,19 + 0,84 0,91 0,86 1,20 + 1,07 + 1,12 + 1,07 +

RP s R N 0,98 0,71 0,82 0,63 1,19 + 1,08 + 0,89 1,04 + 1,08 +

Dari analisis MRP diatas dapat disimpulkan bahwa sektor yang menjadi dominan pertumbuhan di Kabupaten Trengalek adalah sektor

perdagangan, hotel, dan restoran, sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan, serta sektor jasa-jasa. Sedangkan sektor konstruksi memiliki pertumbuhan yang lebih menonjol dibandingkan Provinsi Jawa Timur, hal

77

i ni

berarti

sektor konstruksi

memiliki

potensi

yang baik

untuk

dikembangkan dari segi pertumbuhannya. Tabel 4.11 Hasil Analisis Overlay Pada Kabupaten TrenggalekSektor Pertanian Pertambangan Industri Pegolahan LGA Konstruksi Perdagangan Pengangkutan Keuangan Jasa jasa LQ 2,14 2,11 0,29 0,22 1,11 0,63 0,78 0,83 2,50 + + + + Analisis Overlay Kabupaten Trenggalek RP s Keterangan 0,98 Kontibusi tinggi,Pertumbuhan rendah 0,71 - Kontribusi tinggi,Pertumbuhan rendah 0,82 - Kontribusi rendah,Pertumbuhan rendah 0,63 - Kontribusi rendah,Pertumbuhan rendah 1,19 + Kontribusi tinggi,Pertumbuhan tinggi 1,08 + Kontribusi rendah,Pertumbuhan tinggi 0,89 - Kontribusi rendah,Pertumbuhan rendah 1,04 + Kontribusi rendah,Pertumbuhan tinggi 1,08 + Kontribusi tinggi,Pertumbuhan rendah

Sumber: Data Diolah, 2011

Selanjutnya, berdasarkan analisis overlay, kabupaten trenggalek memiliki sektor konstruksi serta sektor jasa-jasa sebagai sektor yang memiliki kontribusi dan pertumbuhan yang tinggi. Pada sektor jasa-jasa sektor ini memiliki banyak objek wisata yang alami berupa goa, pantai, dan pegunungan yang masih asri sehingga mengundang wisatawan mancanegara maupun domestik, seperti Gua Lowo yang merupakan salah satu gua terbesar dan terpanjang di Asia Tenggara, dan Pantai Prigi yang merupakan salah satu objek wisata yang terkenal dan juga tempat pelelangan ikan. Sedangkan sektor-sektor yang memiliki kontribusi besar namun memiliki pertumbuhan yang sedikit, dicatat oleh sektor pertanian serta sektor pertambangan dan penggalian. Kabupaten Trenggalek memiliki komoditi andalan yang berasal dari sektor pertanian seperti padi,jagung, singkong, kedelai, kacang, dan komoditi dari perkebunan berupa tebu,

cengkeh, tembakau, durian, salak, manggis, rambutan, duku. Selain itu

78

s e kt or

pertambangan

dan

penggalian

di

Kabupaten

Trenggalek

menghasilkan komoditi berupa batu gampng, sirtu, dan marmer. Berdasarkan analisis shift share, sektor pertanian mengalaimi

perlambatan dari komponen bauran industri, namun masih diimbangi oleh nilai yang lebih besar dari komponen keunggulan kompetitif, hal ini yang mengakibatkan pertumbuhan sektor tersebut bernilai minus, selain faktor lain yang dikarenakan perlambatan pula yang dialamai sektor pertanian di Provinsi Jawa Timur. Sebaliknya sektor pertambangan dan galian mengalami perlambatan dari komponen keunggulan kompetitif, hal ini berarti bahwa daerah tersebut mengalami perlambatan dibandingkan wilayah lain, namun sektor ini memiliki nilai positif pada komponen bauran industri. Sedangkan sektor perdagangan, hotel, dan restoran serta sektor

keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan, memiliki pertumbuhan yang tinggi namun kontribusi nya kecil, hal ini menandakan kedua sektor tersebut sedang mengalami perkembangan yang baik namun hasilnya belum berkontribusi banyak. Berdasarkan analisis shift share, sektor tersebut mengalami pengaruh negatif dari komponen keunggulan kompetitif, namun pengaruh positif diberikan oleh kompnen pertumbuhan provinsil dan komponen bauran indsutri, hal ini berarti pertumbuhan dari Provinsi Jawa Timur memberikan pengaruh yang memacu pertumbuhan Kabupaten Trenggalek, dan juga bauran industri pada sektor tersebut berjalan baik

79

sehingga memberikan nilai yang positif. Analisis shift share Secara keseluruhan pada Kabupaten Trenggalek menyatakan , komponen pertumbuhan provinsi (Nij), bauran industri (Mij), keunggulan kompetitif (Cij), memberikan pengaruh positif kepada perekonomian Kabupaten Trenggalek, dimana tidak ada nilai negatif pada ketiga komponen tersebut Tabel 4.12 Hasil Analisis Shift Share Pada Kabupaten TrenggalekNij 604.200,05 88.876,68 152.133,43 8.157,55 59.871,32 307.651,53 79.642,10 66.556,06 343.746,62 1.710.835,33 Mij -72.175,41 17.164,33 -24.054,63 -739,29 -8.105,23 62.635,34 5.590,30 8.265,83 25.257,11 13.838,34 Cij 72.921,94 -41.477,21 -1.352,00 -2.139,30 20.726,54 -31.365,08 -12.794,37 -4.110,98 7.303,60 7.713,14

Sumber: Data Diolah, 2011

Sektor Pertanian Pertambangan Industri Pegolahan LGA Konstruksi Perdagangan Pengangkutan Keuangan Jasa jasa Jumlah

Dij 604.946,58 64.563,79 126.726,80 5.278,96 72.492,63 338.921,79 72.438,02 70.710,91 376.307,33 1732386,81

4.Kabupaten Tulungagung Kabupaten Tulungagung adalah satu kabupaten yang terletak di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Tulungagung terkenal sebagai satu dari beberapa daerah penghasil marmer terbesar di Indonesia, dan terletak terletak 154 km barat daya Kota Surabaya, ibukota Provinsi Jawa Timur. Dari analisis MRP , dapat disimpulkan bahwa sektor yang menjadi dominan pertumbuhan adalah sektor perdagangan, hotel, dan restoran, sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan, serta sektor jasa-jasa, dimana berdasarkan analisis overlay,

80

ternyata pertumbuhan keempat sektor tersebut semuanya diiringi oleh kontribusi yang tinggi pula. Tabel 4.13 Hasil Analisis Model Ratio Pertumbuhan Pada Kabupaten TulungagungSektor Pertanian Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas, dan Air Bersih Kontruksi Perdagangan, Hotel, dan Restoran Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan Jasa-jasaSumber: Data Diolah, 2011

RPr R N 0,88 1,19 + 0,84 0,91 0,86 1,20 + 1,07 + 1,12 + 1,07 +

RP s R 0,731220103 0,792233952 0,903384412 0,528978562 0,986098853 1,085795086 1,59096281 1,137258794 1,08688693

N + + + +

Tulungagung terkenal sebagai salah satu penghasil marmer terbesar di Indonesia, yang bersumber di bagian selatan Tulungagung. Tulungagung juga termasuk salah satu pusat industri marmer di Indonesia, dan terpusat di selatan Tulungagung, terutama di Kecamatan Campurdarat, yang di dalamnya banyak terdapat perajin marmer, hal ini dibuktikan oleh hasil analisis LQ yang mengkategorikan sektor pertambangan dan penggalian sebagai sektor basis, namun pertumbuhan sektor ini masih dibawah pertumbuhan sektor serupa di Provinsi Jawa Timur, berdasarkan analisis shift share, diperkirakan sektor pertambangan dan galian di Kabupaten Tulungagung mengalami perlambatan dari komponen keunggulan

kompetitifnya, namun sektor tersebut masih terbantu oleh bauran industri yang memberi pengaruh positif.

81

Tabel 4.14 Hasil Analisis Overlay Pada Kabupaten TulungagungSektor Pertanian Pertambangan Industri Pegolahan LGA Konstruksi Perdagangan Pengangkutan Keuangan Jasa jasa LQ 0,92 1,89 0,63 0,62 0,45 1,03 1,10 2,20 1,59 Analisis Overlay Kabupaten Tulungagung RP s Keterangan - 0,73 - Kontribusi rendah,Pertumbuhan rendah + 0,79 - Kontribusi tinggi,Pertumbuhan rendah - 0,90 - Kontribusi rendah,Pertumbuhan rendah - 0,52 - Kontribusi rendah,Pertumbuhan rendah - 0,98 - Kontribusi rendah,Pertumbuhan rendah + 1,08 + Kontribusi tinggi,Pertumbuhan tinggi + 1,59 + Kontribusi tinggi,Pertumbuhan tinggi + 1,13 + Kontribusi tinggi,Pertumbuhan tinggi + 1,08 + Kontribusi tinggi,Pertumbuhan tinggi

Sumber: Data Diolah, 2011

Selanjutnya Kabupaten Tulungagung dikenal memiliki wisata kuliner yang melimpah, diantaranya gethok, cenil, krupuk rambak, sate dan gule kambing, srondeng, dan lain sebagainya. Dimana melimpahnya wisata kuliner ini turut membantu sektor perdagangan, hotel, dan restoran menjadi sektor yang dominan pertumbuhan. Selain kaya akan wisata kuliner, Kabupaten Tulungagung memiliki kekayaan pada wisata alam dan budayanya, sehingga diyakini sebagai salah satu faktor menjadi dominan pertumbuhannya sektor tersebut. Bahkan berdasar analisis shift share, ketiga komponen yaitu pertumbuhan provinsi (Nij), bauran industri (Mij) maupun keunggulan kompetitif (Cij), menyumbang nilai positif bagi perkembangan sektor tersebut. Secara keseluruhan, pada Kabupaten Tulungagung, kemungkinan mengalami percepatan pertumbuhan, hal ini dapat dilihat pada pengaruh positif dari komponen bauran industri (Mij), disamping itu, keunggulan kompetitif dimiliki oleh sektor industri pengolahan, sektor industri, sektor

82

pengangkutan dan komunikasi, sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan, serta sektor jasa-jasa. Secara agregat memang komponen keunggulan kompetitif memberikan pengaruh negatif terhadap perekonomian Kabupaten Tulungagung, dimana komponen ini memberikan pengaruh sebesar Rp -268.535,81 sehingga mengurangi pertumbuhan PDRB sektoral nya menjadi Rp 6.484.767,51, padahal komponen pertumbuhan Provinsi Jawa Timur memberikan pengaruh sebesar Rp 6.487.800,75. Tabel 4.15 Hasil Analisis Shift Share Pada Kabupaten TulungagungNij 1.101.163,83 291.060,58 1.198.349,21 92.086,59 99.959,70 1.909.060,26 326.819,82 643.163,77 826.136,99 6.487.800,75 Mij -131.540,79 56.211,14 -189.477,37 -8.345,49 -13.532,30 388.669,07 22.940,38 79.876,73 60.701,21 265.502,57 Cij -164.806,36 -116.791,45 73.192,02 -35.052,04 12.096,66 -225.850,19 169.954,88 8.061,18 10.659,50 -268.535,81

Sumber: Data Diolah, 2011

Sektor Pertanian Pertambangan Industri Pegolahan LGA Konstruksi Perdagangan Pengangkutan Keuangan Jasa jasa Jumlah

Dij 804.816,68 230.480,27 1.082.063,86 48.689,06 98.524,06 2.071.879,13 519.715,08 731.101,68 897.497,69 6.484.767,51

5.Kabupaten Blitar Kabupaten Timur, Indonesia. Blitar adalah Pusat salah satu kabupaten di Provinsi kabupaten ini Jawa berada

pemerintahan

di Kanigoro setelah sebelumnya satu wilayah dengan Kota Blitar, kabupaten ini memiliki batas wilayah pada bagian utara dengan Kabupaten Kediri, bagian selatan dengan Samudera Hindia, bagian barat dengan Kabupaten

83

Tulungagung, dan bagian timur dengan Kabupaten Malang. Baik kabupaten maupun kota, daerah ini terletak di kaki gunung kelud. Dari analisis MRP dapat diketahui bahwa sektor yang menjadi dominan pertumbuhan di Kabupaten Blitar adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan, serta sektor jasajasa, sedangkan sektor konstruksi memiliki pertumbuhan yang menonjol dibandingkan Provinsi Jawa Timur, sehingga sektor tersebut mempunyai potensi untuk dikembangkan, karena memiliki pertumbuhan yang baik, namun secara potensi dan kontribusi, sektor tersebut belum menunjukan nilai yang positif, hal ini dibuktikan oleh analisis overlay yang memberikan nilai negatif pada komponen kontribusi di sektor tersebut. Tabel 4.16 Hasil Analisis Model Ratio Pertumbuhan Pada Kabupaten BlitarSektor Pertanian Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas, dan Air Bersih Kontruksi Perdagangan, Hotel, dan Restoran Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan Jasa-jasa RPr R N 0,88 1,19 + 0,84 0,91 0,86 1,20 + 1,07 + 1,12 + 1,07 + RP s R 0,935295914 0,941318971 0,65262466 0,545481728 1,069943461 1,052686103 0,947377388 1,308926343 1,226062476 N + + + +

Sumber: Data Diolah, 2011

Pada sektor-sektor yang menjadi dominan pertumbuhan hanya sektor jasa-jasa yang memiliki kontribusi yang positif, berdasarkan analisis shift share komponen pertumbuhan provinsi (Nij), bauran industri (Mij), dan

84

keunggulan kompetitif (Cij) memberikan pengaruh positif, sedangkan kedua sektor lainnya memiliki kontribusi negatif, hal ini menandakan bahwa sektor tersebut memiliki potensi yang baik dari sisi pertumbuhan namun sektor-sektor tersebut belum memberikan kontribusi, namun dengan tumbuhnya pembangunan pada kedua sektor tersebut , maka kedua sektor tersebut memiliki potensi untuk dikembangkan untuk ke depannya. Sedangkan sektor pertambangan dan galian tidak memiliki

pertumbuhan yang positif, padahal Kabupaten Blitar memiliki kontribusi yang baik dengan hasil kerajinan batu onix nya, dalam pelaksanaan otonomi daerah saat ini, sektor Pertambangan dan penggalian semestinya memperoleh perhatian yang lebih besar mengingat Kabupaten Blitar memiliki deposit bahan galian yang besar dan mempunyai potensi uantuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan menopang Pendapatan Asli Daerah (PAD). Potensi tersebut berupa deposit bahan tambang yang meliputi: pasir besi, trass, bentonit, kaolin, feldspar, zeolit, ballclay, sirtu, batu kapur, andesit, batu onyx dan pirophiliyt. Pada kenyataannya dari sekian potensi yang ada baru sebagian yang bisa dieksplorasi, namun belum di kelola secara profesioanal sehingga hasilnya tidak maksimal, hal ini dapat dilihat pada hasil analisis shift share yang menyatakan sektor tersebut kurang kompetitif.

85

Sektor

Tabel 4.17 Hasil Analisis Overlay Pada Kabupaten BlitarLQ 2,92 1,54 0,07 0,45 0,51 0,93 0,34 0,95 1,19 + + +

Sumber: Data Diolah, 2011

Pertanian Pertambangan Industri Pegolahan LGA Konstruksi Perdagangan Pengangkutan Keuangan Jasa jasa

Analisis Overlay Kabupaten Blitar RP s Keterangan 0,93 Kontibusi tinggi,Pertumbuhan rendah 0,94 - Kontribusi tinggi,Pertumbuhan rendah 0,65 - Kontribusi rendah,Pertumbuhan tinggi 0,54 - Kontribusi rendah,Pertumbuhan rendah 1,06 + Kontribusi tinggi,Pertumbuhan tinggi 1,05 + Kontribusi rendah,Pertumbuhan tinggi 0,94 + Kontribusi rendah,Pertumbuhan tinggi 1,30 + Kontribusi tinggi,Pertumbuhan tinggi 1,22 + Kontribusi tinggi,Pertumbuhan rendah

Begitu pula dengan sektor pertanian yang memiliki kondisi serupa dalam kontribusi dan pertumbuhannya , padahal Kabupaten Blitar memiliki sumbangan akan produksi tembakau, Selain tembakau Kabupaten Blitar memiliki produk unggulan lain dari sektor pertanian yaitu ketela pohon, jagung, kayu jati dan juga buah belimbing , selain itu di daerah tersebut pertanian merupakan salah satu sektor prioritas. Namun, pertumbuhan sektor pertanian memiliki nilai pertumbuhan diatas pertumbuhan Provinsi Jawa Timur, hal ini menandakan sebenarnya sektor tersebut tumbuh baik diatas angka pertumbuhan provinsi, permasalahan pada sektor ini

sebenarnya terdapat pada bauran industri, dimana pemasaran akan hasil pertanian di Kabupaten Blitar hanya sebatas pada bahan mentah sehingga tidak menambah nilai ekonomi , hal ini dibuktikan dengan hasil analisis shift share yang memberikan nilai negatif pada komponen bauran industri. Selain itu dalam menunjang pertumbuhan sektor pertanian, potensi sub sektor peternakan turut memberikan kontribusi, dimana sub sektor ini memiliki komoditi berupa ayam ras petelur.

86

Secara agregat, berdasar analisis shift share, komponen pertumbuhan provinsil memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Pacitan sebesar Rp 5.068.352,78, dan juga komponen baran industri memberikan pengaruh sebesar Rp 42.787,80, hanya saja pengaruh negatif sebesar Rp -56.352,44 yang diberikan komponen keunggulan kompetitif menjadikan pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Pacitan hanya tumbuh sebesar Rp 5.054,788,14. Dari segi komponen bauran industri, terdapat 4 sektor yang memiliki nilai negatif, yaitu sektor pertanian, sektor industri pengolahan, sektor listrik, gas, dan air bersih, serta sektor konstruksi Tabel 4.18 Hasil Analisis Shift Share Pada Kabupaten BlitarNij 2.499.661,03 173.434,37 126.482,58 52.124,84 86.656,87 1.366.216,96 101.066,25 205.240,65 457.469,22 5.068.352,78 Mij -298.599,88 33.494,55 -19.998,83 -4.723,89 -11.731,40 278.150,61 7.094,12 25.489,55 33.612,99 42.787,80 Cij 130.604,52 -44.108,79 -24.159,02 -19.043,89 17.544,33 -210.019,07 -12.668,74 37.195,71 68.302,51 -56.352,44

Sumber: Data Diolah, 2011

Sektor Pertanian Pertambangan Industri Pegolahan LGA Konstruksi Perdagangan Pengangkutan Keuangan Jasa jasa Jumlah

Dij 2.331.665,66 162.820,13 82.324,73 28.357,05 92.469,81 1.434.348,50 95.491,63 267.925,91 559.384,72 5.054,788,14

6. Kabupaten Kediri Kabupaten Kediri, adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa

Timur, Indonesia. Ibukotanya adalah Kediri. Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Jombang di bagian utara, Kabupaten Malang di bagian timur, Kabupaten Blitar dan Kabupaten Tulungagung di selatan, Kabupaten

87

Madiun dan Kabupaten Ponorogo di barat, serta Kabupaten Nganjuk di barat dan utara. Kabupaten Kediri memiliki luas wilayah 963,21 km. Berdasarkan analisis MRP, sektor yang menjadi dominan pertumbuhan adalah sektor perdagangan, hotel, dan restoran dan juga sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan, sedangkan sektor konstruksi, dan sektor industri pengolahan memiliki pertumbuhan yang mengungguli pertumbuhan Provinsi Jawa Timur, hal ini menjadikan kedua sektor tersebut sebagai potensi yang layak untuk dikembangkan. Tabel 4.19 Hasil Analisis Model Ratio Pertumbuhan Pada Kabupaten KediriSektor Pertanian Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas, dan Air Bersih Kontruksi Perdagangan, Hotel, dan Restoran Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan Jasa-jasa RPr R N 0,88 1,19 + 0,84 0,91 0,86 1,20 + 1,07 + 1,12 + 1,07 RP s R 0,793851766 0,893995255 1,257741556 0,884836592 1,18627253 1,112006432 0,963028227 1,10885108 0,973005412 N + + + + -

Sumber: Data Diolah 2011

Perkembangan positif yang di alami sektor perdagangan, hotel, dan restoran, disebabkan oleh keberhasilan pemerintah Kabupaten Kediri dalam misinya membangun pusat perekonomian baru (Trade Centre), Keseriusan pemerintah kabupaten Kediri ini diperlihatkan oleh berkembangnya bisnis perdagangan dan perbelanjaan seperti banyaknya swalayan, hypermart, mall, dan pasar-pasar tradisional yang menyajikan makanan khas Kediri

88

seperti pecel dan sebagainya. Pasar-pasar tradisional di Kediri ini diprioritaskan pemerintah daerah kabupaten untuk dimasuki oleh UKMUKM yang menyerap tenaga kerja yang lebih besar. sebagai salah satu langkah awal telah dibangun monumen Simpang Lima Gumul (SLG), Konsep penataan kawasan ini adalah blok massa (bangunan) dengan pola radial dan di pusatnya terdapat sebuah monumen. Adapun monumen tersebut dibangun menyerupai Arc de' Triomphe seperti yang terdapat di Kota Paris, Perancis, selanjutnya telah dibangung Gumul Paradis Island, yaitu Wahana Permainan Air Dengan Permainan Seluncur Pertama dan Terlengkap di Jawa Timur Lokasinya di kawasan Simpang Lima Gumul (SLG) Kabupaten Kediri. Hal ini memacu pertumbuhan yang positif terhadap perkembangan sektor perdagangan, hotel, dan jasa perusahaan, serta sektor keuangan persewaan, dan jasa perusahaan. Hal ini menandkan bahwa investor mulai tertarik untuk berinvestasi pada daerah tersebut. Perkembangan sektor-sektor tersebut direspon positif oleh sektorsektor lainnya, sperti sektor konstruksi, dan industri pengolahan. Pembangunan yang berjalan baik mengundang pertumbuhan pada sektor konstruksi dan industri pengolahan, penambahan pengusaha industri pengolahan dari 61 pengusaha menjadi 2.192 pengusaha menjadi salah satu bukti keberhasilan pertumbuhan ekonomi di kabupaten kediri. Penambahan pengusaha tersebut terdiri atas 6 pengusaha industri sedang, 38 pengusaha industri kecil, dan 17 pengusaha industri rumah tangga. Sedangkan industri yang cukup besar dan terkenal di Indonesia adalah Rokok Kretek, Industri

89

Pupuk NPK, dan Industri jahe Instan. Ketiga industri tersebut memberikan pemasukan pendapatan asli darah yang cukup besar. Tabel 4.20 Hasil Analisis Overlay Pada Kabupaten KediriLQ 1,99 1,55 0,75 0,27 0,28 0,81 0,44 0,91 1,25 + +

Sektor

Sumber: Data Diolah, 2011

Pertanian Pertambangan Industri Pegolahan LGA Konstruksi Perdagangan Pengangkutan Keuangan Jasa jasa

Analisis Overlay Kabupaten Kediri RP s Keterangan 0,79 - Kontribusi rendah,Pertumbuhan rendah 0,89 - Kontribusi tinggi,Pertumbuhan rendah 1,25 + Kontribusi rendah,Pertumbuhan tinggi 0,88 - Kontribusi rendah,Pertumbuhan rendah 1,18 + Kontribusi rendah,Pertumbuhan tinggi 1,11 + Kontribusi rendah,Pertumbuhan tinggi 0,96 - Kontribusi rendah,Pertumbuhan rendah 1,10 + Kontribusi rendah,Pertumbuhan tinggi 0,97 - Kontribusi tinggi,Pertumbuhan rendah

Namun berdasarkan analisis overlay, ternyata pertumbuhan yang baik pada sektor-sektor PDRB sektoral di Kabupaten kediri, belum diimbangi dengan kontribusi yang baik pula, hal ini di buktikan dengan tidak adanya sektor yang memiliki kombinasi kontribusi dan pertumbuhan yang dominan, hal ini diperkirakan karena kabupaten kediri masih dalam proses berkembang, pembangunan di Simpang Lima Gumul baru terealisasikan tahun 2008, sehingga belum memberikan banyak kontribusi , namun program pemerintah guna mengembangkan perdagangan dan industri sebenarnya dinilai cukup berhasil walaupun belum memiliki kontribusi yang maksimal. sektor yang memiliki kontribusi positif pada daerah ini adalah sektor pertambangan dan penggalian dan sektor jasa-jasa. Kabupaten Kediri merupakan daerah yang memiliki potensi

pertambangan yang kurang bervariasi. Untuk Kabupaten Kediri potensi produksi hasil tambangnya merupakan jenis bahan tambang galian C yang

90

meliputi pasir, batu, tanah urug, dan pasir urug. Namun pada umumnya di Kabupaten Kediri kegiatan pertambangan didominasi oleh pertambangan pasir dan batu kali yang berada di sekitar sungai di Kabupaten Kediri sebagai akibat dari muntahan gunung berapi. Berdasarkan analisis shift share, komponen bauran industri dan keunggulan kompetitif memberikan pengaruh negatif secara agregat, sehingga jika tidak ada antisispasi dari pemerintah, akan mengakibatkan pertumbuhan yang lambat pada pertumbuhan ekonominya, sektor yang memiliki keunggulan kompetitif pada daerah ini adalah sektor industri pengolahan dan konstruksi. Tabel 4.21 Hasil Analisis Shift Share Pada Kabupaten KediriNij 2.112.584,15 208.948,77 1.141.012,68 30.999,25 53.975,70 1.363.538,84 153.925,95 247.732,54 626.632,42 5.939.350,30 Mij -252.361,17 40.353,28 -180.411,58 -2.809,35 -7.307,10 277.605,36 10.804,48 30.766,76 46.042,42 -37.316,91 Cij -317.981,89 -77.521,54 359.115,62 -2.965,94 12.213,27 -246.788,27 -28.413,54 -25.886,64 -111.979,49 -440.208,42

Sumber: Data Diolah, 2011

Sektor Pertanian Pertambangan Industri Pegolahan LGA Konstruksi Perdagangan Pengangkutan Keuangan Jasa jasa Jumlah

Dij 1.542.241,09 171.780,50 1.319.716,72 25.223,95 58.881,87 1.394.355,94 136.316,90 252.612,66 560.695,35 5461824,98

7.Kabupaten Malang Kabupaten Malang adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Ibu kotanya saat ini berada di Kota Malang. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2008, Kota Kepanjen ditetapkan sebagai ibu kota Kabupaten Malang yang baru. Kota Kepanjen saat ini

91

sedang berbenah diri agar nantinya layak sebagai ibu kota kabupaten. Kabupaten ini berbatasan langsung dengan Kabupaten Jombang, Kabupaten Mojokerto, Kota Batu, dan Kabupaten Pasuruan di utara, Kabupaten Lumajang di timur, Samudra Hindia di selatan, serta Kabupaten Blitar dan Kabupaten Kediri di barat. Sebagian besar wilayahnya merupakan pegunungan yang berhawa sejuk, Malang dikenal sebagai salah satu daerah tujuan wisata utama di Jawa Timur. Tabel 4.22 Hasil Analisis Model Ratio Pertumbuhan Pada Kabupaten MalangSektor Pertanian Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas, dan Air Bersih Kontruksi Perdagangan, Hotel, dan Restoran Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan Jasa-jasa RPr R N 0,88 1,19 + 0,84 0,91 0,86 1,20 + 1,07 + 1,12 + 1,07 + RP s R 0,921118872 1,024385345 1,125108593 0,333901275 1,60795788 1,028402289 0,80334421 1,286459116 0,974091719 N + + + + + -

Sumber: Data Diolah, 2011

Berdasarkan analisis MRP, sektor yang menjadi dominan pertumbuhan adalah sektor pertambangan dan penggalian, sektor perdagangan, hotel, dan restoran, serta sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan. Kabupaten Malang memiliki aktifitas ekonomi yang cukup tingi, hal ini dapat dilihat pertumbuhan sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan yang pertumbuhannya bahkan lebih tinggi daripada pertumbuhan di Provinsi Jawa Timur, selain itu banyaknya wisata kuliner di daerah tersebut turut mempengaruhi pertumbuhan sektor ini, pertumbuhan sektor ini memberi

92

dampak pula pada sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan, dimana terdapat pembangunan ruko yang cukup banyak, pembangunan ruko sebenarnya terjadi di daerah Kota Malang, namun pada daerah kabupaten ternyata terjadi pertumbuhan ruko yang cukup banyak pula, pertumbuhan dalam perdagangan menaikan permintaan akan persewaan ruko, hal ini dapat dilihat khususnya pada daerah Singosari dan juga daerah lawang. Sektor yang memiliki pertumbuhan menonjol dibandingkan Provinsi Jawa Timur adalah sektor konstruksi, serta sektor industri pengolahan, sementara itu sektor pengangkutan dan komunikasi memiliki pertumbuhan yang kalah menonjol dibandingkan Provinsi Jawa Timur, begitu pula sektor jasa-jasa, namun walau demikian, berdasarkan analisis overlay, sektor jasajasa memiliki kontribusi yang positif dengan nilai diatas 1, potensi sektor jasa-jasa ini dikarenakan, sektor tersebut ditunjang oleh banyaknya potensi pariwisata di Kabupaten Malang, diantaranya, Wendit Water Park, Kasembon Rafting, Gunung Kawi, Arjuno-Welirang, Semeru, dan Anjasmoro, serta Kebun Teh Wonosari,Sementara itu, sektor pertambangan dan galian, selain menjadi sektor dominan pertumbuhan, ternyata sektor ini juga memiliki potensi yang positif, hal ini ditunjang oleh faktor endowment, Kabupaten Malang memiliki potensi tambang dan galian, komoditi yang dihasilkan adalah zeolite, gamping, tanah liat, pasir besi, marmer, keramik, lilin, batu gunung, dan lainnya. Sementara itu industri pengolahan memiliki pertumbuhan yang positif, bahkan pertumbuhan sektor ini memiliki benang, pakaian jadi, spare part

93

mesin, kantorng plastik, rak besi/logam, kosmetika, alat kesehatan, ketel dan pipa air, knalpot, sepatu rem, kompor, karoseri/bak mobil, keramik, amplifier, shuttle cock.potensi diatas pertumbuhan Provinsi Jawa Timur, hanya saja sektor ini belum memiliki kontribusi yang berarti. Pertumbuhan ini ditenggarai oleh banyaknya industri yang tumbuh di Kabupaten Malang, terutama industri agro, hal ini dikarenakan daerah tersebut memiliki potensi alam yang tinggi, hal ini dibuktikan oleh analisis LQ yang mengkategorikan sektor pertanian sebagai sektor basis, selain itu berdasarkan analisis overlay sektor pertanian memiliki kontribusi yang positif, komoditi industri agro diantaranya adalah, keju, jenang apel dan salak, saritoga dan jamu, makanan dan kue, tepung tapioka, rokok, udang beku, ethanol dan furniture. Tabel 4.23 Hasil Analisis Overlay Pada Kabupaten MalangLQ 1,72 1,46 0,74 0,84 0,45 0,80 0,73 0,80 1,55 + + +

Sektor

Sumber: Data Diolah, 2011

Pertanian Pertambangan Industri Pegolahan LGA Konstruksi Perdagangan Pengangkutan Keuangan Jasa jasa

Analisis Overlay Kabupaten Malang RP s Keterangan 0,92 - Kontribusi tinggi,Pertumbuhan rendah 1,02 + Kontribusi tinggi,Pertumbuhan tinggi 1,12 + Kontribusi rendah,Pertumbuhan tinggi 0,33 - Kontribusi rendah,Pertumbuhan rendah 1,60 + Kontribusi rendah,Pertumbuhan tinggi 1,02 + Kontribusi rendah,Pertumbuhan tinggi 0,80 - Kontribusi rendah,Pertumbuhan rendah 1,28 + Kontribusi rendah,Pertumbuhan tinggi 0,97 - Kontribusi tinggi,Pertumbuhan rendah

Selain industri agro, terdapat pula industri manufaktur, yang memiliki komoditi andalan, antara lain, benang, pakaian jadi, spare part mesin, kantorng plastik, rak besi/logam, kosmetika, alat kesehatan, ketel dan pipa air, knalpot, sepatu rem, kompor, karoseri/bak mobil, keramik, amplifier, dan shuttle cock.

94

Namun, berdasarkan anlisis shift share, sektor industri pengolahan memiliki pengaruh negatif dari bauran industri, hal ini menandakan bauran industri tidak berjalan baik dan bauran industri tidak memberikan pengaruh terhadap sektor tersebut. Sektor yang mendapat pengaruh bauran industri antara lain, sektor pertambangan dan penggalian, sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran, sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan, serta sektor jasa-jasa. Secara agregat, analisis shift share menyatakan, bahwa pengaruh ketiga komponen, yaitu pertumbuhan provinsi, bauran industri, dan keunggulan kompetitif memberikan pengaruh positif terhadap pertumbuhan

perkonomian Kabupaten Malang, dimana pengaruh pertumbuhan provinsi memberikan pengaruh yang paling besar dibandingkan komponen lainnya, dengan nilai positif pada bauran industri maka perkonomian daerah tersebut cenderung tumbuh cepat. Tabel 4.24 Hasil Analisis Shift Share Pada Kabupaten MalangNij 3.586.360,03 384.903,42 2.419.388,60 260.026,85 152.907,78 2.871.513,32 556.153,72 419.187,17 1.590.255,42 12.240.696,29 Mij -428.412,76 74.334,56 -382.542,40 -23.565,34 -20.700,28 584.616,64 39.037,95 52.060,30 116.845,54 11.674,21 Cij 166.206,17 -62.479,13 702.277,00 -149.094,45 115.201,65 -484.564,07 -145.610,61 71.397,10 -148.344,63 64.989,04

Sumber: Data Diolah, 2011

Sektor Pertanian Pertambangan Industri Pegolahan LGA Konstruksi Perdagangan Pengangkutan Keuangan Jasa jasa Jumlah

Dij 3.324.153,43 396.758,85 2.739.123,20 87.367,07 247.409,14 2.971.565,89 449.581,06 542.644,57 1.558.756,33 12317359,54

95

8. Kabupaten Lumajang Kabupaten Lumajang yang terletak pada 1123' - 1133' Bujur Timur 5 2 dan 74' 83' Lintang Selatan. Luas wilayah keseluruhan Kabupaten 5 2 Lumajang adalah 1790,90 km2. Kabupaten Lumajang terdiri dari dataran yang subur karena diapit oleh tiga gunung berapi yaitu Gunung Semeru (3.676 m), Gunung Bromo (3.2952 m) dan Gunung Lamongan (1.668 m). Hal ini membuat tanah di Kabupaten Lumajang sangat subur. Tabel 4.25 Hasil Analisis Model Ratio Pertumbuhan Pada Kabupaten LumajangSektor Pertanian Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas, dan Air Bersih Kontruksi Perdagangan, Hotel, dan Restoran Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan Jasa-jasaSumber: Data Diolah, 2011

RPr R N 0,88 1,19 + 0,84 0,91 0,86 1,20 + 1,07 + 1,12 + 1,07 +

RP s R 0,968688784 1,023481387 0,752403845 0,586436595 0,881837577 1,241759937 0,702538954 1,065753881 1,176066663

N + + + +

Ketinggian daerah Kabupaten Lumajang bervariasi dari 0-3.676 m dengan daerah yang terluas adalah pada ketinggian 100-500 m dari permukaan laut. Hal ini menjadikan sebagian lahan di Kabupaten Lumajang adalah lahan perkebunan dan pertanian. Dampak dari adanya Gunung Semeru bagi Kabupaten Lumajang adalah belimpahnya tambang pasir di Kabupaten ini. Kondisi Gunung Lamongan yang diapit tiga danau atau penduduk lokal biasa menyebutnya "ranu" ini juga dimanfaatkan secara

96

optimal oleh masyarakat sekitar sebagai tempat pembudidayaan ikan karamba. Selain itu keindahan alam Kabupaten Lumajang juga menjadikan Kabupaten ini memiliki obyek daya tarik wisata. Dari analisis MRP, dapat di deskripsikan sektor yang menjadi dominan pertumbuhan adalah sektor pertambangan dan penggalian, sektor

perdagangan, hotel dan restoran, sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan, serta sektor jasa-jasa. Sementara itu, sektor pengangkutan dan komunikasi di Provinsi Jawa Timur memiliki pertumbuhan positif sedangkan di Kabupaten Lumajang pertumbuhannya belum terlihat. Sektor pertambangan dan penggalian dapat dikatakan adalah sektor andalan dari Kabupaten Lumajang, hal ini dikarenakan selain menjadi sektor dominan pertumbuhan, sektor tersebut juga memiliki kontribusi dan potensi yang positif , Wilayah Kabupaten Lumajang mempunyai potensi bahan galian golongan C yang sangat besar dan berlimpah, selain bahan galian golongan C juga terdapat bahan galian golongan B, Keberadaan Gunung tertinggi di Pulau Jawa yaitu Gunung Semeru yang terletak di Kabupaten Lumajang mendorong dan membawa berkah dengan

berlimpahnya bahan galian golongan C khususnya jenis pasir, batu, coral dan sirtu yang tak pernah habis dan berhenti mengalir. Potensi bahan Galian golongan C jumlahnya akan bertambah terus sesuai dengan kegiatan rutin Gunung Semeru yang mengeluarkan material kurang lebih 1 (satu) juta M3/tahun. Bukan saja kuantitasnya yang sangat besar namun kualitasnya juga sangat baik dan terbaik di Jawa Timur. Berbagai penelitian

97

menyimpulkan, unggulnya kualitas pasir gunung semeru karena kandungan tanah (lumpur) sedikit, butiran pasirnya standart serta warna dan daya rekatnya yang baik. Bahkan pada Juli 2008, Investor asal China telah mengelola tambang pasir seluas 500m2 dan Juni 2009, PT Indo Modern Mining yang berkantor di Jember tersebut mengantongi ijin ekplorasi hingga seluas kurang lebih 8.000 hektare dan masih belum semua telah dieksplorasi. Sektor jasa-jasa memiliki potensi dan kontribusi yang positif, dimana hal ini diikuti oleh pertumbuhan yang positif pula, hal ini didukung oleh sektor pariwisata nya Kondisi geografi Lumajang yang diapit oleh tiga gunung membuat Lumajang dianugrahi pemandangan yang eksotis sehingga memiliki obyek daya tarik wisata yang sebagian besar adalah wisata alam. Salah satu wisata alam yang paling terkenal se-Indonesia adalah Taman Nasional Bromo-Tengger-Semeru. Tiap tahun wisatawan asing maupun domestik datang ke TN BTS dengan berbagai latar belakang. Saat peringatan kemerdekaan banyak para pendaki dari seluruh Indonesia datang TN BTS untuk upacara bendera di Gunung Semeru. Tak hanya itu, beberapa peneliti dari luar negeri juga banyak melakukan penelitian di TN BTS. Ditengah liarnya alam di TN BTS, pemerintah setempat tetap menyediakan fasilitas bagi mereka yang mau berkunjung ke daerah tersebut. Perjalanan menuju TN BTS bisa ditempuh dengan kendaraan bermotor selama dua jam dari pusat kota Lumajang. Di TN BTS wisatawan ditawarkan berbagai keindahan alam mulai dari keindahan segitiga ranu ( Ranu Pane, Ranu

98

Regulo dan Ranu Kumbolo), padang savana oro-oro ombo sampai dengan keindahan di Puncak tertinggi Pulau Jawa yaitu puncak Mahameru. Di Puncak kita bias menemui monumen meninggalnya dua orang demonstran era 60-an yaitu Soe Hok Gie dan Idhan Lubis. Selain itu kita bias melihat puncak-puncak gunung lain dari puncak Mahameru. Perkebunan dan pertanian di Kabupaten Lumajang ini adalah salah satu sumber pemasukan Kabupaten Lumajang. Berdasarkan keterangan dari Pemerintahan Kabupaten Lumajang, Kondisi awal perkebunan di Lumajang sudah ada sejak jaman penjajahan Belanda. Terdapat dua pabrik, yaitu Pabrik Gula Jatiroto (1884) dan Pabrik Teh Kertowono (1910). Pabrik Gula Jatiroto adalah Pabrik Gula Terbesar, sehingga pada masa penjajahan Belanda, dimana saat itu Belanda yang dipimpin oleh Ratu Wilhelmina pernah berkunjung ke Jatiroto sebagai ungkapan syukur karena pabrik gula Djatiroto memberikan keuntungan yang sangat besar, sekitar 20 persen setiap tahunnya, sehingga mampu menyelamatkan perekonomian Negeri Kincir Angin. Selama ini PG Jatiroto menyumbang 50% produksi gula nasional, namun masih belum mampu banyak membantu perekonomian nasional, Hal i ni dikarenakan oleh teknologi pabrik tersebut yang tidak lagi

muda.Mengutip dari keterangan Pemerintahan Kabupaten Lumajang, mesinmesin dipabrik tersebut rata-rata adalah masih asli sejak jaman Belanda dan hanya mengalami peremajaan, bukan penggantian mesin-mesin baru yang mampu berproduksi lebih banyak. Padahal PG Jatiroto juga didukung

99

dengan pasokan yang cukup oleh kebun tebu rakyat. Semula kapasitas produksi adalah 5000 ton gula pertahun. Sehabis peremajaan beberapa tahun lalu kini PG Jatiroto mampu menarget produksi 10.000 ton gula pertahun, dan diharapkan mampu mendorong perekonomian local dan nasional. Konstribusi Kebun Teh Kertowono sendiri juga cukup besar bagi Kabupaten Lumajang. Proses produksi yang langsung diawasi oleh tester dari Inggris dimana sebagian besar produk ini diekspor ke Inggris dan sisanya dipasarkan di koperasi PTPN XII Kertowono. Produk teh ini adalah jenis black tea yang pertahunnya mampu diproduksi sekitar 1000 ton pertahun. Pembudidayaan Karamba Ikan di lereng Gunung Lamongan, tepatnya di Ranu Klakah tidak begitu besar, namun cukup untuk memenuhi permintaan masyarakat Lumajang. Ikan yang dibudidayakan adalah jenis ikan air tawar seperti ikan mujair dan gurami. Selain di daerah ranu, ada pula budidaya karamba ikan yang dilakukan disungai. Sebagian besar yang melakukannya adalah masyarakat tengah kota. Selain itu, Kabupaten Lumajang termasuk sebagai salah satu kota gudang ternak di Propinsi Jawa Timur. Hal ini dapat dilihat dari populasi ternak dan pengeluaran ternak ke luar kota baik ke Surabaya atau ke propinsi lain. Pengeluaran ternak dalam tahun 2008 yang tercatat dalam Dinas peternakan Kabupaten Lumajang, menyatakan, Ternak Sapi yang dikeluarkan ke luar kota dalam propinsi Jawa Timur setiap bulannya +

100

1.925 ekor sedangkan pengiriman keluar propinsi dalam 1 (satu) tahun sebanyak + 12.633 ekor. Sedangkan produksi ternak sapi di Kabupaten Lumajang dalam Tahun 2008 sebanyak 27.972 ekor. Ternak Kambing

Peranakan Etawah dari Kabupaten Lumajang pada tahuntahun terakhir ini banyak yang dikirim keluar Kabupaten. Pada tahun 2008 berkisar 12.500 ekor dikirim ke luar Propinsi Jawa Timur dengan tujuan Batam, Kalimantan, Jawa Tengah dan Malaysia. Hal ini dapat dimaklumi karena Kambing Peranakan Etawah yang berasal dari Kabupaten Lumajang sudah terkenal kualitasnya sebagai kambing jenis pedaging dan juga tipe perah. Bahkan kambing dari Kabupaten Lumajang telah berhasil menjuarai lomba kontes ternak. Tabel 4.26 Hasil Analisis Overlay Pada Kabupaten LumajangSektor Pertanian Pertambangan Industri Pegolahan LGA Konstruksi Perdagangan Pengangkutan Keuangan Jasa jasa LQ 2,02 1,96 0,49 0,37 1,39 0,84 0,85 0,90 1,09 + + + + Analisis Overlay Kabupaten Lumajang RP s Keterangan 0,96 - Kontribusi tinggi,Pertumbuhan rendah 1,02 + Kontribusi tinggi,Pertumbuhan tinggi 0,75 - Kontribusi rendah,Pertumbuhan tinggi 0,58 - Kontribusi rendah,Pertumbuhan rendah 0,88 - Kontribusi rendah,Pertumbuhan tinggi 1,24 + Kontribusi rendah,Pertumbuhan tinggi 0,70 - Kontribusi rendah,Pertumbuhan rendah 1,06 + Kontribusi rendah,Pertumbuhan tinggi 1,17 + Kontribusi tinggi,Pertumbuhan rendah

Sumber: Data Diolah, 2011

Sehingga berdasarkan ilustrasi akan sektor pertanian diatas, menjadikan Kabupaten Lumajang memiliki kontribusi dan potensi yang positif, hanya saja pertumbuhan sektor ini mencatat pertumbuhan yang negatif, salah satu deskripsi atas pertumbuhan nya yang rendah ini adalah, ilustrasi belum maksimalnya revitalisasi pabrik gula, berdasarkan analisis shift share, sektor

101

ini memiliki keunggulan kompetitif dan berkembang seiring dengan pertumbuhan Provinsi Jawa Timur namun hambatan pada sektor ini diberikan oleh komponen bauran industri, hal ini menandkan sektor ini belum mendapatkan pengaruh dari bauran industri, selain itu secara agregat, komponen bairan industri pada daerah ini mengalami pertumbuhan negatif, hal ini menyebabkan pertumbuhan perekonomian Kabupaten Lumajang cenderung mengalami perlambatan. Pertumbuhan dari sektor perdagangan, hotel dan restoran, dikarenakan adanya Keadaan industri kecil dan UKM di Kabupaten Lumajang yang secara umum berkembang dengan optimal. Adapun produk kerajinan berupa perak, gula kelapa, kerajinan kayu, genteng dan bordir. Produk kerajinan perak telah mampu menembus pasar ekspor hingga ke Kanada, Australia dan Jepang. Kapasitas produksi yang dikirim lewat Bali dan Yogyakarta mencapai 20 ton/ tahun belum termasuk produk yang khusus melayani pasar lokal yang besarnya sekitar 15 % dari total produksi. Dalam beberapa tahun terakhir, perkembangan pasar kerajinan perak dan Kabupaten Lumajang menunjukkan kenaikan yang cukup berarti. Adapun bahan baku utama berupa perak murni (99 %) secara kontinyu dipenuhi dari PT. AnekaTambang. Selain kerajinan perak, kegiatan industri kecil yang sangat potensial dikembangkan adalah pembuatan gula merah. Gula kelapa asal Kabupaten Lumajang sangat disukai kalangan industri makanan dan minuman karena kualitasnya yang sulit dicari duanya.

102

Berkembangnya pembuatan gula merah didukung oleh ketersediaan bahan baku berupa buah kelapa yang banyak terdapat di pantai Kecamatan Pasirian dan Candipuro. Kondisi ini berimbas positif pada kegiatan perbankan sehingga, menaikan pertumbuhan sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan, selain kondisi perdagangan yang baik, pertumbuhan jasa perusahaan dipengaruhi pula oleh sektor pertambangan dan penggalian yang mampu mengundang investor. Secara agregat, berdasarkan analisis shift share pertumbuhan ekonomi Kabupaten Lumajang lebih dikarenakan oleh pertumbuhan ekonomi Provinsi Jawa Timur, dimana hanya komponen ini yang memberi pengaruh positif, sementara kedua komponen lainnya, yakni bauran industr dan keunggulan kompetitif memberikan pengaruh yang negatif, hal ini menandakan pertumbuhan perekonomian di daerah tersebut cenderung akan mengalami perlambatan. Tabel 4.27 Hasil Analisis Shift Share Pada Kabupaten LumajangNij 1.850.566,15 231.709,57 844.270,84 44.589,12 273.720,87 1.255.755,16 299.048,05 231.328,53 468.447,03 5.499.435,30 Mij -221.061,51 44.748,96 -133.492,15 -4.040,96 -37.055,67 255.661,49 20.991,00 28.729,49 34.419,59 -11.099,75 Cij 7.330,35 -59.917,63 -130.750,88 -16.671,92 -16.264,73 -87.585,03 -128.204,25 -34.944,21 180,24 -466.828,06

Sumber: Data Diolah, 2011

Sektor Pertanian Pertambangan Industri Pegolahan LGA Konstruksi Perdagangan Pengangkutan Keuangan Jasa jasa Jumlah

Dij 1.636.834,99 216.540,90 580.027,80 23.876,24 220.400,48 1.423.831,61 191.834,80 225.113,81 503.046,86 5021507,49

103

9) Kabupaten Jember Kabupaten Jember terletak di bagian timur wilayah Provinsi Jawa Timur. Lokasinya sangat strategis, karena dilalui jalan arteri primer Surabaya Banyuwangi. Kabupaten Jember berbatasan dengan Kabupaten Bondowoso dan Kabupaten Probolinggo di sebelah utara, Kabupaten Lumajang di sebelah barat, Kabupaten Banyuwangi di sebelah timur, dan di sebelah selatan dibatasi oleh Samudera Indonesia, yang terdapat Pulau Nusa Barong. Luas wilayah Kabupaten Jember 3.293,34 Km2, dengan karakter topografi berbukit hingga pegunungan di sisi utara dan timur serta dataran subur yang luas ke arah selatan. Secara administratif wilayah Kabupaten Jember terbagi menjadi 31 kecamatan terdiri atas 28 kecamatan dengan 225 desa dan 3 kecamatan dengan 22 kelurahan. Tabel 4.28 Hasil Analisis Model Ratio Pertumbuhan Pada Kabupaten Jember RPr R N Pertanian 0,88 Pertambangan dan Penggalian 1,19 + Industri Pengolahan 0,84 Listrik, Gas, dan Air Bersih 0,91 Kontruksi 0,86 Perdagangan, Hotel, dan Restoran 1,20 + Pengangkutan dan Komunikasi 1,07 + Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan 1,12 + Jasa-jasa 1,07 + Sektor RPs R N 0,98 0,88 0,84 0,47 1,18 + 1,05 + 1,03 + 1,08 + 1,07 +

Sumber: Data Diolah, 2011

104

Berdasarkan analisis MRP, sektor yang menjadi dominan pertumbuhan adalah sektor perdagangan, hotel, dan restoran, sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan, serta sektor jasa-jasa, sedangkan sektor konstruksi memiliki pertumbuhan yang lebih menonjol dibandingkan pertumbuhan Provinsi Jawa Timur. Dengan sebagian besar penduduk masih bekerja sebagai petani, perekonomian Jember masih banyak ditunjang dari sektor pertanian. Di Jember terdapat banyak area perkebunan, sebagian besar peninggalan Belanda. Perkebunan yang ada dikelola oleh Perusahaan nasional PTP Nusantara, Tarutama Nusantara (TTN), dan Perusahaan daerah yaitu PDP (Perusahaan Daerah Perkebunan). Jember terkenal sebagai salah satu daerah penghasil tembakau utama di Indonesia. Tembakau Jember adalah tembakau yang digunakan sebagai lapisan luar/kulit crutu. dipasaran dunia tembakau Jember sangat dikenal di Brehmen, Jerman dan Belanda. Sehingga hal ini menjadi salah satu faktor besarnya kontribusi dan potensi jember dalam sektor pertanian, dimana besaran angkanya mencapai kisaran 2 dan mendekati angka 3 yang mengartikan potensi tersebut sangat tinggi. Sektor pertambangan dan galian memiliki kondisi yang sama dengan sektor pertanian, yaitu berkontribusi tinggi namun pertumbuhannya rendah, Bahan galian yang potensial untuk dikembangkan di Kabupaten Jember adalah bahan galian golongan C : Batu Kapur (gamping), Lava Andesit (batu piring), dan Sirtu (pasir, batu gunung dan tanah uruk), sedangkan bahan galian golongan B : Mangan, Emas, Tembaga, Pasir Besi, dan

105

Galena. Sedangkan pada sektor-sektor yang menjadi dominan pertumbuhan ternyata tidak memberi kontribusi yang berarti, hanya sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan, serta sektor jasa-jasa saja yang memiliki kontribusi tinggi, Kekayaan dan keanekaragaman hayati hasil pertanian khususnya tanaman pangan, sayuran, buah-buahan dan hasil perkebunan diantaranya tembakau, kopi, coklat, karet, teh, dan lainnya di Kabupaten Jember mampu dan dapat dikembangkan sebagai peluang investasi baik budidaya maupun industri pengolahan yang berbasis bahan baku hasil pertanian dan perkebunan dalam rangka menembus pasar global, sehingga menjadikan Kabupaten Jember sebagai sasaran para investor, hal inilah yang menyebabkan Kabupaten Jember potensial dari segi pertumbuhan maupun kontribusi. Tabel 4.29 Hasil Analisis Overlay Pada Kabupaten JemberLQ 2,70 2,37 0,26 0,39 0,81 0,66 0,77 1,20 1,17 + + + +

Sektor

Sumber: Data Diolah, 2011

Pertanian Pertambangan Industri Pegolahan LGA Konstruksi Perdagangan Pengangkutan Keuangan Jasa jasa

Analisis Overlay Kabupaten Jember RP s Keterangan 0,98 - Kontribusi tinggi,Pertumbuhan rendah 0,88 - Kontribusi tinggi,Pertumbuhan rendah 0,84 - Kontribusi rendah,Pertumbuhan rendah 0,47 - Kontribusi rendah,Pertumbuhan rendah 1,18 + Kontribusi rendah,Pertumbuhan tinggi 1,05 + Kontribusi rendah,Pertumbuhan tinggi 1,03 + Kontribusi rendah,Pertumbuhan tinggi 1,08 + Kontribusi tinggi,Pertumbuhan tinggi 1,07 + Kontribusi tinggi,Pertumbuhan tinggi

106

Selain itu, berdasarkan analisis MRP, walau tak menjadi sektor basis, sektor perdagangan, hotel, dan restoran mempunyai angka pertumbuhan yang positif, hali ini dikarenakan potensi di sektor industri dan perdagangan memiliki peran yang signifikan bagi pertumbuhan ekonomi masyarakat di Kabupaten Jember. Hasil industri kecil, menengah dan besar berbasis agro dan non-agro serta kegiatan perdagangan baik lokal, regional maupun ekspor menjadi motor penggerak dalam membentuk Jember sebagai magnet ekonomi bagi daerah sekitarnya. Potensi pariwisata Jember di bidang pariwisata sangat beragam, diantaranya wisata alam pantai seperti Pantai Watu Ulo, Pantai Papuma, Pantai Bandealit dan Pantai Puger; wisata alam pegunungan yang meliputi Obyek Wisata Pemandian Rembangan dan Air Terjun Tancak; Agrowisata misalnya Wisata Kebun Teh, Wisata Lori; Wisata Konservasi misalnya Kawasan Taman Nasional Meru Betiri dan Wisata Budaya yaitu Jember Fashion Carnaval. Sebuah event wisata Mode pertama di Indonesia, dilaksanakan setiap tahun di bulan Agustus dengan menampilkan trend fashion dunia, atraktif, unik dan kolosal, yang melibatkan ratusan sukarelawan, catwalk runway sepanjang 3,6 km merupakan catwalk terpanjang di Indonesia bahkan di dunia. Menjadikan event ini sebagai ikon baru Jember di mata dunia internasional. Karnaval ini digagas oleh Dynand Fariz yang juga pendiri

107

JFC Center, dimana event wisata ini memiliki konsep karnaval fashion seperti di Rio de Jeneiro Brazil. Potensi wisata ini menopang sektor jasa-jasa, sehingga menjadikan sektor jasa-jasa sebagai sektor yang dominan pertumbuhan dan juga memiliki kontribusi yang positif, tak hanya itu, potensi pariwisata ini mempunyai edek yang berkelanjutan kepada sektor-sektor lainnya, terutama pada event wisata Jember Fashion Carnival, dikarenakan event ini menjadi wisatawan manca negara maupun domestik, sehingga berpengaruh pada permintaan akan hotel dan berpengaruh pada perdagangan. Selanjutnya, pada analisis shift share, secara agregat dapat di deskripsikan bahwa pengaruh komponen bauran industri dan komponen keunggulan kompetitif membawa pengaruh negatif terhadap perkonomian Kabuaten Jember, dimana pengaruh pertumbuhan provinsi yang sebenarnya memberikan pengaruh sebesar Rp 9.495.572,61berkurang menjadi Rp 9.220.410,83, dalam hal ini komponen keunggulan kompetitif memberikan pengaruh terbesar yaitu Rp -242.049,47, hal ini menandkan bahwa sektorsektor di PDRB sektoral Kabupaten Jember belum mempunyai keunggulan kompetitif, namun bukan berarti daerah tersebut tidak memiliki keunggulan kompetitif, sektor yang mempunya keunggulan tersebut adalah sektor pertanian dan sektor konstruksi.

108

Sumber: Data Diolah, 2011

Sektor Pertanian Pertambangan Industri Pegolahan LGA Konstruksi Perdagangan Pengangkutan Keuangan Jasa jasa Jumlah

Tabel 4.30 Hasil Analisis Shift Share Pada Kabupaten JemberNij 4.229.440,77 513.579,17 751.484,24 86.375,17 246.123,05 1.828.855,74 414.185,64 527.409,66 898.119,18 9.495.572,61 Mij -505.232,71 99.185,09 -118.821,17 -7.827,88 -33.319,54 372.340,08 29.072,82 65.500,83 65.990,17 -33.112,32 Cij 326.408,71 -173.553,05 -17.936,75 -38.359,10 71.376,92 -321.577,62 -25.972,43 -36.395,00 -26.041,14 -242.049,47

Dij 4.050.616,76 439.211,21 614.726,32 40.188,18 284.180,42 1.879.618,20 417.286,04 556.515,49 938.068,21 9.220.410,83

10. Kabupaten Banyuwangi Kabupaten Banyuwangi adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Ibukotanya adalah Banyuwangi. Kabupaten ini terletak di ujung paling timur Pulau Jawa, berbatasan dengan Kabupaten Situbondo di utara, Selat Bali di timur, Samudra Hindia di selatan serta Kabupaten Jember dan Kabupaten Bondowoso di barat. Pelabuhan Ketapang menghubungkan Pulau Jawa dengan Pelabuhan Gilimanuk di Bali. Kabupaten Banyuwangi terdiri atas 24 kecamatan yang dibagi lagi atas sejumlah desa dan kelurahan. Banyuwangi adalah kabupaten terluas di Jawa Timur. Luasnya 5.782,50 km^2.[2] Wilayahnya cukup beragam, dari dataran rendah hingga pegunungan. Kawasan perbatasan dengan Kabupaten Bondowoso, terdapat rangkaian Dataran Tinggi Ijen dengan puncaknya Gunung Raung (3.282 m) dan Gunung Merapi (2.800 m), keduanya adalah gunung api aktif.

109

Bagian selatan terdapat perkebunan, peninggalan sejak zaman Hindia Belanda. Di perbatasan dengan Kabupaten Jember bagian selatan, merupakan kawasan konservasi yang kini dilindungi dalam sebuah cagar alam, yakni Taman Nasional Meru Betiri. Pantai Sukamade merupakan kawasan pengembangan penyu. Di Semenanjung Blambangan juga terdapat cagar alam, yaitu Taman Nasional Alas Purwo. Pantai timur Banyuwangi (Selat Bali) merupakan salah satu penghasil ikan terbesar di Jawa Timur. Di Muncar terdapat pelabuhan perikanan. Tabel 4.31 Hasil Analisis Model Ratio Pertumbuhan Pada Kabupaten BanyuwangiSektor Pertanian Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas, dan Air Bersih Kontruksi Perdagangan, Hotel, dan Restoran Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan Jasa-jasaSumber: Data Diolah, 2011

RPr R N 0,88 1,19 + 0,84 0,91 0,86 1,20 + 1,07 + 1,12 + 1,07 +

RP s R N 1,03 + 1,01 + 0,81 0,18 1,67 + 1,07 + 0,82 0,79 0,90 -

Berdasarkan analisis MRP dapat di deskripsikan bahwa, sektor yang menjai dominan pertumbuhan adalah sektor Pertambangan dan Penggalian dan sektor perdagangan, hotel dan restoran. Sedangkan, sektor pertanian dan sektor konstruksi memiliki pertumbuhan yang lebih menonjol dibandingkan pertumbuhan di tingkat provinsi. Sedangkan berdasarkan analisis overlay terdapat dua sektor yang menjadi tumpuan Kabupaten Banyuwangi, yaitu

110

sektor pertanian dan sektor pertambangan dan galian, hal ini menandakan kedua sektor tersebut berpotensi dari kriteria kontribusi dan pertumbuhan. Berdasar keterangan dari BPS Banyuwangi, Hampir separuh dari seluruh kegiatan ekonomi yang ada di Kabupaten Banyuwangi bergerak di Bidang Pertanian, hal ini dikarenakan Kabupaten Banyuwangi yang mempunyai luas sekitar 5.782.50 km dimanfaatkan sebagai tanah persawahan seluas 66.152 Ha atau sekitar 11.44 persen sehingga mempunyai pengaruh terhadap struktur ekonomi sebesar 49,18 persen. Komoditi andalan dari sektor ini adalah Kopi, Kakao, Karetm Kelapa, dan Tebu, selain itu Kabupaten Banyuwangi memiliki potensi dalam bidang perikanan, potensi yang dimiliki tergolong tinggi, dikarenakan Pantai timur Banyuwangi (Selat Bali) merupakan salah satu penghasil ikan terbesar di Jawa Timur. Nilai untuk sektor pertambangan dan penggalian memiliki koefisien LQ > 1, artinya bahwa sektor ini merupakan sektor basis yang cenderung mengekspor ke daerah lain. Dalam analisis overlay, maka artinya sektor ini memiliki kontribusi yang tinggi, selain itu pertumbuhan pada sektor ini berada dalam ketegori tinggi karena memiliki angka lebih besar dari 1, hal ini dikarenakan pada daerah Banyuwangi terdapat sumber penggalian batu gamping, batuan kuarsa serisit sebagai bahan baku dan campuran keramik, dan penambangan belerang di Kawah Ijen. Hasil penambangan tersebut akan diekspor ke daerah lain. Pada tahun 2001, Pemerintah Kabupaten

111

Banyuwangi bekerja sama dengan Negara Inggris menemukan tambang emas di daerah Pesanggaran. Tabel 4.32 Hasil Analisis Overlay Pada Kabupaten BanyuwangiSektor Pertanian Pertambangan Industri Pegolahan LGA Konstruksi Perdagangan Pengangkutan Keuangan Jasa jasa LQ 2,91 2,67 0,19 0,23 0,12 0,86 0,58 1,10 0,71 Analisis Overlay Kabupaten Banyuwangi RP s Keterangan + 1,03 + Kontribusi tinggi,Pertumbuhan tinggi + 1,01 + Kontribusi tinggi,Pertumbuhan tinggi - 0,81 - Kontribusi rendah,Pertumbuhan rendah - 0,18 - Kontribusi rendah,Pertumbuhan rendah - 1,67 + Kontribusi rendah,Pertumbuhan tinggi - 1,07 + Kontribusi rendah,Pertumbuhan tinggi - 0,82 - Kontribusi rendah,Pertumbuhan rendah + 0,79 - Kontribusi tinggi,Pertumbuhan rendah - 0,90 - Kontribusi rendah,Pertumbuhan rendah

Sumber: Data Diolah, 2011

Sementara itu, pada sektor perdagangan, hotel, dan restoran, sektor ini walaupun berkontribusi rendah, namun memiliki pertumbuhan yang tinggi, berdasarkan keterangan BPS banyuwangi, hal ini disebabkan oleh masyarakat Banyuwangi sudah mengembangkan perdagangan, restoran dan hotel sebagai salah satu bidang yang dapat digeluti sebagai mata pencaharian. Berkembangnya sektor perdagangan, hotel dan restoran, tidak berlebihan apabila kita lihat kedekatan wilayah Kabupaten Banyuwangi dengan Propinsi Bali yang disebut sebagai pusat pariwisata Indonesia nampaknya upaya pemerintah daerah dalam mengembangkan dunia pariwisata lokal menunjukkan hasil. Arus perdagangan menuju Pulau Bali semakin lama semakin baik seiring semakin membaiknya situasi pariwisata di Pulau Bali. Demikian juga limpahan wisatawan baik yang domestik maupun wisatawan asing juga semakin meningkat yang tentunya diikuti oleh Hotel dan restoran. Arus perdagangan lokal dan regional juga turut

112

mendukung berkembangnya sektor ini. Berkembangnya UMKM dalam menembus pasar di luar Kabupaten Banyuwangi memberikan kontribusi peningkatan pendapatan dan sekaligus merupakan penyerapan tenaga kerja lokal. Selain itu juga perdagangan antar pulau melalui pelabuhan rakyat BOOM dan Kapal perintis Pelabuhan Tanjungwangi turut mempertinggi arus perdagangan di Kabupaten Banyuwangi. Sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan memiliki kontribusi dan potensi yang tinggi, artinya bahwa sektor ini merupakan sektor basis yang cenderung mengekspor ke daerah lain, sehingga berkontribusi terhadap pertumbuhan perekonomian Provinsi Jawa Timur. Mulai tahun 2006, perusahaan di Banyuwangi telah banyak jumlahnya karena para investor berlomba-lomba untuk menanamkan sahamnya di Banyuwangi. Hal itu dikarenakan Banyuwangi sebagai daerah yang strategis penghubung antara Pulau Jawa dengan Pulau Bali/ Selanjutnya berdasarkan analisis shift share, Nilai PDRB sektoral Kabupaten Banyuwangi mengalami perubahan sebesar Rp 9.505.045,99, perubahan ini dikarenakan pertumbuhan dari ketiga komponen yaitu pertumbuhan provinsi, bauran industri, dan keunggulan kompetitif. Sektor perdagangan, hotel & restoran memiliki nilai pertumbuhan proposional terbesar. Sektor ini sangat baik dikembangkan di Banyuwangi karena sector ini mengalami pertumbuhan yang sangat cepat, sementara itu sektro pertanian melambat dengan pengaruh negatif yang sangat besar karena pengaruh bauran industri, sektor-sektor yang mendapat pengaruh positif dari

113

bauran industri adalah sektor pertambangan dan penggalian, sektor perdagangan, hotel, dan restoran, sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan, serta sektor jasa-jasa. Sementara itu, berdasarkan komponen keunggulan kompetitif, komponen ini membawa pengaruh positif terhadap pertumbuhan perkonomian Kabupaten Banyuwangi Tabel 4.33 Hasil Analisis Shift Share Pada Kabupaten BanyuwangiNij 4.297.886,35 526.406,63 538.879,78 59.871,28 30.874,33 2.266.955,85 329.610,71 526.766,95 560.228,15 9.137.480,03 Mij -513.408,96 101.662,40 -85.205,15 -5.425,93 -4.179,69 461.533,68 23.136,28 65.421,01 41.163,30 84.696,94 Cij 855.838,05 -74.123,73 4.530,18 -42.736,85 27.029,11 -192.489,02 -68.212,60 -155.416,34 -71.549,79 282.869,02

Sumber: Data Diolah, 2011

Sektor Pertanian Pertambangan Industri Pegolahan LGA Konstruksi Perdagangan Pengangkutan Keuangan Jasa jasa Jumlah

Dij 4.640.315,44 553.945,30 458.204,81 11.708,51 53.723,75 2.536.000,52 284.534,39 436.771,61 529.841,66 9.505.045,99

11. Kabupaten Bondowoso Kabupaten Bondowoso secara geografis terletak 113 48 10 113 48 26 Bujur Timur dan 7 50 10 7 56 41 Lintang Selatan. Wilayah Kabupaten Bondowoso di sebelah utara dan barat berbatasan dengan Kabupaten Situbondo, sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Banyuwangi sedangkan sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Jember. Luas wilayah Kabupaten Sidoarjo 1.560,10 Km2 yang terbagi menjadi 23 kecamatan, 219 desa/Kelurahan. Pertanian dan perkebunan adalah sektor perekonomian terpenting kabupaten ini. Keadaan alam yang didukung iklim yang baik membuat daerah ini cocok untuk usaha pertanian. Komoditas

114

padi, jagung, ketela pohon dan buah-buahan menjadi andalan di sektor pertanian. Di sektor perkebunan, kopi menjadi salah satu produk unggulan dari subsektor ini. Selain hasil kopinya, Lahan perkebunannya pun

dikembangkan sebagai agrowisata. Tanaman kopi yang banyak ditemui adalah kopi robusta dan arabika. Kawasan yang dikembangkan untuk agrowisata ini diantaranya adalah Kebun Kopi Blawan dan Kalisat Jampit di Kecamatan Sempol dan Pusat Penelitian Kopi Arabika di desa Andungsari, Kecamatan Pakem. Tabel 4.34 Hasil Analisis Model Ratio Pertumbuhan Pada Kabupaten BondowosoSektor Pertanian Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas, dan Air Bersih Kontruksi Perdagangan, Hotel, dan Restoran Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan Jasa-jasaSumber: Data Diolah, 2011

RPr R N 0,88 1,19 + 0,84 0,91 0,86 1,20 + 1,07 + 1,12 + 1,07 +

RP s R N 0,92 1,01 + 1,12 + 0,43 1,12 + 1,09 + 0,92 1,05 + 1,02 +

Analisis MRP menjelaskan bahwa sektor yang menjadi dominan pertumbuhan adalah sektor pertambangan dan penggalian, sektor

perdagangan, hotel, restoran, sektor keuangan, persewaan, jasa perusahaan, serta sektor jasa-jasa, sementara itu sektor yang mempunyai pertumbuhan menonjol dibandingkan pertumbuhan provinsi adalah sektor konstruksi dan

115

insutri pengolahan Bondowoso mempunyai potensi disektor industri pengolahan, seperti industri kecil. Industri kecil yang sedang dikembangkan , menurut keterangan BPS Kabupaten Bondowoso, Jumlah perusahaan industri dibedakan menjadi industri besar, industri menengah dan industri kecil baik formal atau non formal. Jumlah industri besar dan menengah tetap seperti tahun sebelumnya yaitu berjumlah 22 dan 28 unit. Sedangkan jumlah industri kecil baik formal dan non formal meningkat menjadi 402 dan 17.760 unit. Penyerapan tenaga kerja meningkat rata-rata 2,26 %. Nilai investasi meningkat rata-rata 5,55% sebesar Rp. 81.635.736.400.- dengan nilai produksinya sebesar Rp. 168.896.897.650,-atau naik 6,02 %. Industri yang berkembang di daerah ini diantaranya adalah pembuatan tape dan kerajinan kuningan yang banyak dijumpai di Kecamatan Tapen, Terutama di desa Cindogo dan Jurangsapi. Makanan khas Bondowoso adalah tape manis Bondowoso, yang umumnya dikemas dalam bsk (anyaman dari bambu berbentuk kotak). tape ini terbuat dari singkong , wisatawan mancanegara menyebutnya fermented of cassava, mirip seperti peyeum di Jawa Barat. Tapi rasa tape manis bondowoso lebih khas. banyak wistawan dari luar bondowoso yang rela datang ke bondowoso hanya untuk membeli tape manis ini merk tape manis yang terkenal antara lain Tape manis 82, tape manis 31,Mana Lagi, 66, 17, dll, hal ini memberikan pengaruh terhadap perkembangan industri pengolahan di kabupaten bondowoso, hanya saja sektor ini tidak tergolong

116

dalam sektor basis. Salah satu potensi sektor industri di Kabupaten Bondowoso adalah industri berbasis agro, yaitu industri yang menggunakan bahan baku dari hasil pertanian, sehingga pertumbuhan industri pengolahan memiliki keterkaitan dengan sektor pertanian, memang pertumbuhan sektor pertanian mengalami pertumbuhan negatif, namun sektor ini memiliki potensi dan kontribusi yang besar. Selain itu pertumbuhan sektor pertanian jawa timur memiliki nilai yang lebih rendah dibandingkan sektor pertanian di bondowoso, sehingga sebenarnya sektor ini memiliki pertumbuhan yang cukup baik, ditambah lagi berdasarkan analisis shift share, Secara sektoral peningkatan kontribusi terbesar terdapat pada sektor pertanian sehingga sektor ini lebih mudah terpengaruh perkembangan perekonomian Jawa Timur serta perubahan-perubahan kebijakan yang terjadi di Provinsi Jawa Timur. Pada sektor perdagangan hotel, dan restoran, Pembangunan sektor perdagangan sejak tahun 2007 mengalami perkembangan signifikan. Ini ditandai dengan meningkatnya penerbitan/ pembaharuan pendaftaran perusahaan secara keseluruhan sebesar 7,69%. Penerbitan Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP) juga meningkat 7,75% dari tahun sebelumnya sebanyak 5.700 buah untuk SIUP kecil, menengah dan besar. Sarana perdagangan bagi masyarakat sampai tahun 2008 masih didominasi oleh toko/ ruko. Pasar induk terdapat di seputaran Jalan Teuku Umar dan Jalan Wadid Hasyim. Sedangkan swalayan di Kabupaten Bondowoso berjumlah

117

25 buah. Di Bondowoso belum terdapat plaza/ mall. Terdapat juga beberapa pasar hewan yang tersebar di beberapa kecamatan. Kawasan jalan RE. Martadinata dan Alun-alun Bondowoso setiap sore sampai malam hari digunakan Pedagang Kaki Lima untuk menjajakan dagangannya. Pedagang buah-buahan disediakan tempat di Jalan Veteran. Tabel 4.35 Hasil Analisis Overlay Pada Kabupaten BondowosoLQ 2,79 0,23 0,33 0,24 0,70 0,71 0,33 1,68 1,29 + + +

Sektor

Sumber: Data Diolah, 2011

Pertanian Pertambangan Industri Pegolahan LGA Konstruksi Perdagangan Pengangkutan Keuangan Jasa jasa

Analisis Overlay Kabupaten Bondowoso RP s Keterangan 0,92 - Kontribusi rendah,Pertumbuhan rendah 1,01 + Kontribusi rendah,Pertumbuhan rendah 1,12 + Kontribusi tinggi,Pertumbuhan rendah 0,43 - Kontribusi rendah,Pertumbuhan rendah 1,12 + Kontribusi rendah,Pertumbuhan tinggi 1,09 + Kontribusi tinggi,Pertumbuhan tinggi 0,92 - Kontribusi rendah,Pertumbuhan tinggi 1,05 + Kontribusi tinggi,Pertumbuhan tinggi 1,02 + Kontribusi tinggi,Pertumbuhan tinggi

Selain itu daya tarik dari bidang pariwisata turut berperan terhadap sektor ini, Kabupaten Bondowoso memiliki pesona pariwisata kawah ijen, Kawah Ijen dari atas Gunung Ijen terlihat sangat indah. Kawah ini merupakan danau yang besar berwarna hijau kebiruan dengan kabut dan asap belerang yang sangat mempesona. Selain itu, udara dingin dengan suhu 10 derajat celcius, bahkan bisa mencapai suhu 2 derajat celcius, akan menambah sensasi tersendiri. Berbagai tanaman yang hanya ada di dataran tinggi juga dapat ditemukan beberapa macam aneka flora seperti Bunga Edelweis dan Cemara Gunung.

118

Tabel 4.36 Hasil Analisis Shift Share Pada Kabupaten BondowosoSektor Pertanian Pertambangan Industri Pegolahan LGA Konstruksi Perdagangan Pengangkutan Keuangan Jasa jasa Jumlah Nij 962.220,65 10.298,47 180.627,72 11.530,42 46.276,69 410.117,06 39.549,47 159.481,56 215.386,68 2.035.488,72 Mij -114.943,17 1.988,89 -28.560,01 -1.044,96 -6.264,83 83.496,48 2.776,09 19.806,57 15.825,74 -26.919,20 Cij -23.436,31 -2.604,75 35.821,00 -5.813,04 8.228,05 -76.055,33 -8.464,77 -23.138,22 -26.175,98 -121.639,33 Dij 823.841,16 9.682,62 187.888,71 4.672,42 48.239,92 417.558,21 33.860,79 156.149,91 205.036,44 1.886.930,18

Sumber: Data Diolah, 2011

Karena sektor ini berperan terhadap sektor perdagangan, hotel dan restoran, maka sektor ini berperan pula terhadap sektor jasa-jasa, hal ini ditandai dengan terkategorikanya sektor jasa sebagai sektor berpotensi dari kontribusi dan pertumbuhannya. Selain itu, pertumbuhan perdagangan menaikkan pertumbuhan pada sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan pula, Lembaga keuangan/ perbankan di samping untuk perorangan juga mempunyai peranan dalam meningkatkan pembangunan daerah. Jumlah bank baik bank pemerintah maupun swas