profil aliran dispersi pati ubi jalar ipomea batatasl

14
Farmaka, Volume 7 Nomor 2, Agustus 2009 13 PROFIL ALIRAN DISPERSI PATI UBI JALAR (Ipomea batatas(L)) Nasrul Wathoni, Boesro Soebagio, Rikhardus Rafael Kolo Meko Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran-Jatinangor ABSTRAK Telah dilakukan penelitian mengenai profil aliran dispersi pati ubi jalar (Ipomea batatas(L)). Penelitian ini dilakukan dengan mengamati sifat fisikokimia dan sifat aliran pati ubi jalar yang meliputi pengaruh berbagai efek konsentrasi (5,2%; 5,3%; 5,4%), efek pH (penambahan HCl 2 N dan NaOH 0,1 N), efek pengawet (penambahan metil paraben 0,02%) dan efek pemanasan (suhu 98 0 C). Pembuatan pati dilakukan dengan metode tradisional menghasilkan rendemen pati sebesar 16,26%. Hasil pengujian kualitas dari pati ubi jalar sesuai dengan kualitas Amylum manihot yang tertera pada Farmakope Indonesia. Hasil pengujian sifat aliran menggunakan alat Viskometer Brookfield model DV dengan berbagai pengaruh efek, menunjukkan bahwa adanya penurunan nilai viskositas awal selama penyimpanan 56 hari. Sehingga dapat disimpulkan sifat aliran pati ubi jalar adalah sifat aliran pseudoplastik. Kata kunci: Ipomea batatas (L); Reologi. ABSTRACT A study of rheologies profile from Ipomea batatas (L) starch dispersion. The study included watching the physichochemistry properties and rheologies from dispersion of Ipomea batatas (L) starch with a different concentration (5,2%; 5,3%; 5,4%), pH effect (adding HCl 2N and NaOH 0,1 N), preservatives effect (adding methyl paraben 0,02%), and heating effect (98 0 C). Starch of Ipomea batatas (L)) gain using traditional method and having rendemen 16,26%. The result test of Ipomea batatas (L) physicochemistry properties are similar with Amylum manihot on Indonesia Pharmacope IV. Rheologies test result using Brookfield DV model with different effect shows a decreasing value of viscosity for storage on 56 days. It may concluded that the rheologies profile from Ipomea batatas (L) starch dispersion is pseudoplastic. Keywords : Ipomea batatas (L); Rheology

Upload: mira-ria-andriani

Post on 11-Aug-2015

122 views

Category:

Documents


25 download

TRANSCRIPT

Page 1: Profil Aliran Dispersi Pati Ubi Jalar Ipomea BatatasL

Farmaka, Volume 7 Nomor 2, Agustus 2009

13

PROFIL ALIRAN DISPERSI PATI UBI JALAR ( Ipomea batatas(L))

Nasrul Wathoni, Boesro Soebagio, Rikhardus Rafael Kolo Meko Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran-Jatinangor

ABSTRAK

Telah dilakukan penelitian mengenai profil aliran dispersi pati ubi jalar (Ipomea batatas(L)). Penelitian ini dilakukan dengan mengamati sifat fisikokimia dan sifat aliran pati ubi jalar yang meliputi pengaruh berbagai efek konsentrasi (5,2%; 5,3%; 5,4%), efek pH (penambahan HCl 2 N dan NaOH 0,1 N), efek pengawet (penambahan metil paraben 0,02%) dan efek pemanasan (suhu 980C). Pembuatan pati dilakukan dengan metode tradisional menghasilkan rendemen pati sebesar 16,26%. Hasil pengujian kualitas dari pati ubi jalar sesuai dengan kualitas Amylum manihot yang tertera pada Farmakope Indonesia. Hasil pengujian sifat aliran menggunakan alat Viskometer Brookfield model DV dengan berbagai pengaruh efek, menunjukkan bahwa adanya penurunan nilai viskositas awal selama penyimpanan 56 hari. Sehingga dapat disimpulkan sifat aliran pati ubi jalar adalah sifat aliran pseudoplastik. Kata kunci: Ipomea batatas (L); Reologi.

ABSTRACT

A study of rheologies profile from Ipomea batatas (L) starch dispersion. The study included watching the physichochemistry properties and rheologies from dispersion of Ipomea batatas (L) starch with a different concentration (5,2%; 5,3%; 5,4%), pH effect (adding HCl 2N and NaOH 0,1 N), preservatives effect (adding methyl paraben 0,02%), and heating effect (980C). Starch of Ipomea batatas (L)) gain using traditional method and having rendemen 16,26%. The result test of Ipomea batatas (L) physicochemistry properties are similar with Amylum manihot on Indonesia Pharmacope IV. Rheologies test result using Brookfield DV model with different effect shows a decreasing value of viscosity for storage on 56 days. It may concluded that the rheologies profile from Ipomea batatas (L) starch dispersion is pseudoplastic. Keywords : Ipomea batatas (L); Rheology

Page 2: Profil Aliran Dispersi Pati Ubi Jalar Ipomea BatatasL

Profil Aliran Dispersi.. (Nasrul W)

14

PENDAHULUAN

Indonesia dikenal sebagai negara

yang kaya akan keanekaragaman

hayati termasuk sumber pati. Salah

satu sumber pati yang potensial adalah

ubi jalar. Ubi jalar adalah terna perdu

yang tegak atau merambat dengan akar

batang. Sering membelit ke kiri.

Tumbuhan ini umumnya menjelit

menjalar, hidup di daerah tropis, daun

tunggal, berkas, pembuluh bilakoteral,

pembuluh besar terbentuk trompet

(corong) kuncup bunganya terpilin

banyak yang bergetah lateles.

(Tjitrosoepomo, 1998).

Pati merupakan karbohidrat asal

tanaman sebagai hasil fotosintesis,

yang disimpan dalam bagian tertentu

misalnya umbi, akar, atau batang. Pati

merupakan homopolimer glukosa

dengan ikatan α-glikosidik. Berbagai

macam pati tidak sama sifatnya,

tergantung dari panjang rantai C-nya,

serta apakah lurus atau bercabang

rantai molekulnya. Pati terdiri dari dua

fraksi yang dapat dipisahkan dengan

air panas. Fraksi terlarut disebut

amilosa dan fraksi tidak larut disebut

amilopektin. Amilosa mempunyai

struktur lurus dengan ikatan α-(1,4)-D-

glukosa, sedang amilopektin

mempunyai cabang dengan ikatan α-

(1,4)-D-glukosa sebanyak 4-5% dari

berat total. Molekul amilopektin lebih

besar daripada molekul amilosa karena

terdiri atas lebih dari 1000 unit glukosa

(Winarno, 1997).

Karakteristik fisika kimia dari senyawa

pati sangat bermanfaat dalam

kehidupan manusia sebagai bahan

dasar pembuatan kembang gula, es

krim, jelly, saus juga sebagai bahan

baku industri kimia, obat-obatan,

tekstil, plastik biodegradable dan

bahan kosmetik dan lainnya. Salah satu

karakteristik fisika kimia yang khas

adalah reologi (laju alir).

Konsep dasar reologi adalah tekanan

(stress) dan perubahan bentuk

(deformasi). Jika suatu benda dikenai

tekanan gaya dari luar, benda tersebut

cenderung mengalami deformasi. Jika

deformasi tersebut bersifat sementara

dan menghilang kalau tekanan

dihilangkan, maka disebut sebagai

deformasi elastik. Sebaliknya jika

deformasi tetap (permanen) disebut

deformasi plastik (Martin, 1993).

Hambatan (resistensi) cairan untuk

mengalir merupakan fungsi gaya

diantara molekul-molekul. Viskositas

merupakan gaya satu ukuran gesek di

antara lapisan – lapisan yang

berdekatan dari suatu cairan (Martin,

1993).

Sistem aliran terdiri dari aliran Newton

dan aliran non-Newton. Aliran non-

Newton meliputi aliran plastik,

1

Page 3: Profil Aliran Dispersi Pati Ubi Jalar Ipomea BatatasL

Farmaka, Volume 7 Nomor 2, Agustus 2009

15

pseudoplastik, dilatan. Aliran non-

Newton terdapat pada sistem emulsi,

suspensi atau mucilago pekat. Aliran

Newton terdapat pada cairan yang

murni atau pada larutan yang

konsentrasinya rendah (Martin, 1993).

METODE PENELITIAN

Penyiapan Bahan dan Determinasi

Tanaman

Ubi jalar yang digunakan dalam

penelitian ini diperoleh dari Propinsi

Jawa Barat-Kabupaten Sumedang-

Desa Ciromed Kecamatan Tanjung

Sari. Sedangkan determinasi tanaman

dilakukan di Laboratorium Taksonomi

Jurusan Biologi FMIPA Universitas

Padjadjaran.

Pembuatan Pati Ubi Jalar (Ipomea

batatas(L)) Pati ubi jalar dibuat

dengan menggunakan metode

tradisional pembuatan pati yaitu: Ubi

jalar dibersihkan dari kulit arinya.

Selanjutnya ubi dipotong-potong dan

dihancurkan dengan menggunakan

blender dengan bantuan air. Bahan

kemudian disaring/diperas

menggunakan kain penyaring ke dalam

wadah hingga ampas tidak

mengeluarkan air perasan lagi.

Suspensi atau filtrat yang dihasilkan

kemudian didekantasi (diendapkan)

selama 24 – 48 jam hingga pati

mengendap sempurna. Cairan

supernatan dibuang dan endapannya

dicuci berulang-ulang dengan air

hingga diperoleh endapan pati yang

lebih jernih. Kemudian endapan pati

dikeringkan menggunakan oven pada

suhu ± 30ºC selama 24 jam hingga

kering. Endapan serbuk pati yang

sudah kering kemudian dihaluskan dan

diayak menggunakan mesh 100,

hingga diperoleh pati ubi jalar

(Herman, 1985).

Pemeriksaan Kualitas Pati ubi jalar

Pemeriksaan pati ubi jalar alami

merujuk pada pemeriksaan pati

singkong pada Farmakope Indonesia

(Depkes RI, 1995). Meliputi:

Organoleptis, Mikroskopik, pemerian,

kelarutan, identifikasi pati, keasaman,

susut pengeringan, dan kadar abu.

Pengujian Sifat Fisikokimia

Pengujian sifat fisikokimia meliputi

daya alir, kerapatan sejati, kerapatan

curah dan mampat, suhu gelatinasi dan

viskositas, kadar amilosa, dan derajat

putih.

Suhu Gelatinasi dan Viskositas

Parameter ini ditentukan dengan

alat Brabender viscoamylograph

(Lampiran 8). Dispersi 20 gram pati

dalam 250 mL air dimasukkan ke

dalam wadah sampel Brabender

viscoamylograph. Alat dijalankan

dengan kecepatan suhu 1,5ºC/menit.

Pemanasan dilanjutkan hingga sampel

Page 4: Profil Aliran Dispersi Pati Ubi Jalar Ipomea BatatasL

Profil Aliran Dispersi.. (Nasrul W)

16

mencapai suhu 93ºC, sampel kemudian

dipertahankan pada suhu ini selama

dua puluh menit sambil diaduk dan

viskositasnya dicatat. Pasta yang

dihasilkan kemudian didinginkan

hingga 50ºC dengan kecepatan

1,5ºC/menit(Beynum, 1985).

Penentuan Sifat Aliran/Reologi

Penentuan sifat aliran dilakukan

menggunakan alat viskometer

Brookfield model DV pada kecepatan

geser (rpm) yang berbeda, pada spindel

yang sama(Lampiran 11).

Lama rotasi masing-masing 5 menit.

Dilakukan pada hari setelah pembuatan

(hari ke-0) dan setelah 8 minggu

penyimpanan (hari ke-56).

A. Tahapan Orientasi Konsentrasi

Tahapan ini bertujuan untuk

mengetahui konsentrasi pati yang

paling stabil untuk dijadikan sebagai

acuan dasar konsentrasi pati untuk

dijadikan sediaan dispersi yang akan

digunakan pada tahapan selanjutnya.

Pengujian ini dilakukan dengan cara

membuat tiga formula dispersi pati

yang terdiri dengan berbagai

konsentrasi pati ubi jalar (Mattha,

2005).

Tabel 3.3 Formula Dispersi pati ubi jalar Bahan FA FB FC

Pati ubi jalar

5,2% 5,3% 5,4%

Komposisi dan cara pembuatan

masing- masing formula adalah

sebagai berikut :

Tabel 3.4 Komposisi Bahan Formula Dispersi Pati ubi jalar dalam Berbagai Konsentrasi ( FA,FB,FC)

Bahan Jumlah Pati ubi jalar

Aquades sampai * gr

300 mL

Keterangan :* Penambahan pati ubi jalar pada tiga formulasi :

FA = Formula dispersi dengan pati ubi jalar 5,2 % (15,6 g) FB = Formula dispersi dengan pati ubi jalar 5,3 % (15,9 g) FC = Formula dispersi dengan pati ubi jalar 5,4 % (16,2 g)

Cara Pembuatan : 1.Pati ubi jalar didispersikan ke dalam aquades secukupnya, kemudian sambil terus diaduk diatas penangas air hingga homogen membentuk kanji. 2.Lalu ditambahkan Aquades hingga mencapai volume 300 mL B. Tahapan Pengujian Dispersi

Empat macam perlakuan yang dilakukan

adalah efek konsentrasi, efek pH (penambahan

asam dan penambahan basa), efek pengawet

dan efek pemanasan sebagai berikut:

1. Efek konsentrasi

Efek konsentrasi ini bertujuan sebagai

orientasi konsentrasi yang terbaik pada

dispersi pati yang akan digunakan pada uji

lanjutan dalam penentuan profil aliran.

Terdiri dari 3 konsentrasi berbeda yaitu

5,2%, 5,3%,5,4%. Dari tiga konsentrasi

tersebut kemudian dilakukan pengukuran

reologi (Mattha, 2005).

2. Efek pH

Efek perbedaan pH akan memberikan

pengaruh yang berbeda pada reologi pati

ubi jalar. Hal ini dilakukan dengan cara

membandingkan dua dispersi pati ubi jalar

yang memiliki pH relatif asam dengan

penambahan HCl 2 N (pH 2,5) dan pH

Page 5: Profil Aliran Dispersi Pati Ubi Jalar Ipomea BatatasL

Farmaka, Volume 7 Nomor 2, Agustus 2009

17

relatif basa dengan penambahan NaOH 0,1

N (pH 11). Pengukuran dilakukan pada hari

ke-0 dan hari ke-56 (Mattha, 2005).

3. Efek pengawet.

Pada penelitian sebelumnya (Matha, 2005)

telah disebutkan bahwa pengawet

memberikan pengaruh kepada reologi dari

pati ubi jalar. Efek penambahan pengawet

pada pati ubi jalar dilakukan dengan diberi

pengawet (metil paraben 0,02%).

Pengukuran dilakukan pada hari ke-0 dan

hari ke-56 (Mattha, 2005).

4. Efek pemanasan

Efek pemanasan pada pati ubi jalar

dilakukan dengan memberikan pemanasan

pada dispersi pati ubi jalar yang dilakukan

pada suhu 98oC. Setelah suhu mencapai

98oC dilakukan pengukuran tiap sepuluh

menit pada hari setelah pembuatan dispersi

pati (hari ke-0) (Mattha, 2005).

ALAT DAN BAHAN

Alat

Alat yang digunakan dalam penelitian

ini antara lain yaitu alat-alat gelas yang sering

digunakan dalam laboratorium, ayakan mesh

100, mortir dan stemper, oven (Memmet),

timbangan analitis digital (Nagata dan Ohaus),

mikroskop optik, kain penyaring, kertas saring,

pH meter (Toledo MP 220), Brabender

Viscoamylograph (Ohg Duisburg Typ

800146), pemanas listrik, sendok tanduk &

spatel, pompa vakum, corong Buchner, alat

pengukur kecepatan alir dan sudut istirahat,

alat pengukur kecepatan curah dan mampat,

stopwatch (Getz), spektrofotometer (U-2010),

mikroskop (Olympus), blender (Hitachi),

viskometer Brookfield model DV

Bahan

Bahan-bahan yang digunakan dalam

penelitian ini adalah ubi jalar yang didapat dari

Desa Ciromed Tanjung Sari-Sumedang,

nipagin dari brataco, HCl 2 N, NaOH 0.1 N

didapat dari brataco, etanol 70%, I2 0,0005 M,

fenolftalen 0,1%, PBS (Phosphate Buffer

Salin), aqua destilata didapat dari

Laboratorium Kimia Dasar PTBS Universitas

Padjadjaran..

DAN PEMBAHASAN

Pembuatan Pati Ubi Jalar (Ipomea

batatas(L))

Rendemen pati yang diperoleh adalah sebesar

16,26%. Kecilnya rendemen ini disebabkan

adanya pati yang hilang pada saat proses

pembuatan pati. Pati yang dihasilkan berwarna

putih.

Pemeriksaan Kualitas Pati Ubi Jalar

(Ipomea batatas(L))

Hasil pemeriksaan pati yang sesuai dengan

monografi Farmakope Indonesia dapat dilihat

pada (Tabel 4.1). Dari beberapa hasil

pemeriksaan berdasarkan monografi

Farmakope Indonesia yang merujuk pada

pemeriksaan pati singkong, dapat dilihat

bahwa pati Ubi Jalar yang dihasilkan sudah

memenuhi persyaratan yang terdapat dalam

Farmakope Indonesia.

Uji Mikroskopik Pati Pati Ubi Jalar

(Ipomea batatas(L))

Pemeriksaan mikrograf elektron

menunjukkan pati ubi jalar terlihat bentuk

partikel pati ubi jalar serupa dengan bentuk

pati pada umumnya yaitu bentuk granul bulat

dengan bagian ujung yang membulat seperti

topi baja dapat dilihat pada. Dapat dililahat

pada (Gambar 4.1)

Page 6: Profil Aliran Dispersi Pati Ubi Jalar Ipomea BatatasL

Profil Aliran Dispersi.. (Nasrul W)

18

Gambar 4.1 Mikroskopik Pati Ubi Jalar (Ipomea batatas(L))

Pengujian Sifat Fisikokimia

Kerapatan Curah, Mampat, Sejati,

Kompresibilitas dan Daya Alir

Hasil pengujian kerapatan curah,

kerapatan mampat dan kompresibilitas Ubi

Jalar tercantum pada (Tabel 4.2).

Tabel 4.1 Pemeriksaan pati ubi jalar merujuk pada pemeriksaan pati singkong pada Farmakope

Indonesia Pemeriksaan Referensi Pati ubi jalar

Pemerian/organoleptis Serbuk sangat halus, putih, tidak berasa Serbuk halus, putih, tawar, bau khas

Mikroskopik

Butir tunggal, agak bulat atau bersegi banyak. Butir kecil berdiameter 8-10 µm. Hilus di tengah berupa titik, garis lurus bercabang tiga, lamela tidak jelas.

Butir tunggal, agak bulat atau bersegi banyak. Butir kecil berdiameter 8,57 µm (Lampiran 2).Hilus terlihat terletak di tengah, lamela tidak terlihat jelas

Kelarutan Praktis tidak larut dalam air dingin dan dalam etanol.

Praktis tidak larut dalam air dingin dan dalam etanol.

Susut pengeringan Tidak lebih dari 15,0% 12,17% (Lampiran 4) Identifikasi: A. Panaskan sampai mendidih selama

1 menit susupensi 1 g dalam 50 ml air, dinginkan.

B. Campur 1 ml larutan kanji yang diperoleh pada identifikasi A dengan 0,05 ml iodium 0,005 M.

A. Terbentuk larutan kanji yang encer. B. Terjadi warna biru tua yang hilang pada

pemanasan dan timbul kembali pada pendinginan

A. Terbentuk larutan kanji yang encer. B. Terjadi warna biru tua yang hilang

pada pemanasan dan timbul kembali pada pendinginan.

Keasaman

Diperlukan tidak lebih dari 2,0 ml NaOH Diperlukan 1,5 ml NaOH

Kadar abu: Tidak lebih dari 0,6% 0,40%.

Tabel 4.2 Hasil Pengujian Kerapatan Dan Kompresibilitas Pati Ubi Jalar

Uji Pati ubi jalar

Kerapatan curah rata-rata (g/mL) ± SD 0,428 ± 0,0046

Kerapatan mampat rata-rata (g/mL) ± SD 0,572 ± 0,0075

Kerapatan sejati rata-rata (g/mL) ± SD 1.158 ± 0,45918

Kompresibilitas rata-rata (%) ± SD 25,16 ± 0,9094

Suhu Gelatinisasi danViskositas

Tabel 4.4 Hasil Pengujian Suhu Gelatinisasi & Viskositas Pati Ubi Jalar Sampel Suhu

Gelatinasi (ºC)

Suhu Puncak

(ºC)

Viskositas Puncak

(BU)

Viskositas 93ºC (BU)

Viskositas 93ºC/20’

(BU)

Viskositas 50ºC (BU)

Viskositas 50ºC/20’

(BU)

Pati ubi jalar

73,5

-

-

490

520

990

980

Page 7: Profil Aliran Dispersi Pati Ubi Jalar Ipomea BatatasL

Farmaka, Volume 7 Nomor 2, Agustus 2009

19

Suhu gelatinasi adalah suhu pada

saat viskositas mulai naik yang

disebabkan karena terjadinya

pembengkakan granul pati. Dari hasil

pengujian dengan menggunakan alat

Viskoamilograp Brabender (Tabel

4.4), diketahui bahwa suhu gelatinasi

pati ubi jalar adalah 73,5 ºC. Pati ubi

jalar tidak memiliki temperatur

puncak sehingga tidak terdapat juga

nilai viskositas puncaknya. Setelah

terjadi gelatinasi, viskositas panas

pada suhu 93oC pati ubi jalar

meningkat karena kekurangan air

yang berperan sebagai pelincir antara

granul yang mengembang. Pada

kenaikan suhu 93oC dan dengan

adanya pengadukan nilai viskositas

pati ubi jalar naik sebesar 490 BU

(Brabender Unit). Viskositas panas

pati ubi jalar setelah dibiarkan

selama 20 menit viskositasnya

meningkat 520 BU. Pada saat suhu

diturunkan hingga 50oC (viskositas

dingin) dan dengan pengadukan,

nilai viskositas pati ubi jalar

meningkat kembali menjadi 990 BU.

Kenaikan viskositas pada saat

penurunan suhu dipengaruhi oleh

kemampuan retrogradasi pati. Pada

saat hanya diaduk nilai viskositas

pati ubi jalar tetap. Hal ini

menunjukkan bahwa kestabilan

viskositas pati biji ubi jalar berada

pada suhu 50ºC

Hasil Uji Kadar Amilosa

Kadar amilosa pada pengamatan pati

ubi jalar sebesar 32,34%. Kandungan

amilosa mempengaruhi kekentalan

gel yang terbentuk. Semakin rendah

kandungan amilosa, maka

kekentalan gel semakin besar. Hasil

uji Reologi

Efek konsentrasi

Pada tahapan ini dilakukan tiga

macam perlakuan konsentrasi yang

berbeda pada sediaan dispersi pati

yang diamati selama hari ke-0 dan

hari ke-56. Konsentrasi yang

digunakan dalam pengujian reologi

ini adalah pati ubi jalar dengan

konsentrasi 5,4% yang memberikan

hasil paling stabil karena tidak terjadi

pemisahan, sementara pada

pengamatan konsentrasi 5,2% dan

5,3% dispersi pati ubi jalar terjadi

pemisahan dan tidak dapat

terdispersi kembali. Dari hasil

pengukuran reologi 5,4% dispersi

pati ubi jalar membuat suatu grafik

yang menggambarkan bahwa sifat

Page 8: Profil Aliran Dispersi Pati Ubi Jalar Ipomea BatatasL

Profil Aliran Dispersi.. (Nasrul W)

20

aliran atau reologi dari pati ubi jalar

adalah pseudoplastik

Hasil Uji Derajat Putih

Pati ubi jalar memiliki nilai

derajat putih sebesar 83,29%. Derajat

putih pada pati ubi jalar dipengaruhi

oleh air yang digunakan dalam

proses penggilingan, lamanya

pengendapan, dan suhu proses

pengeringan.

Tabel 4.5 Hasil Pengamatan Tiga Konsentrasi Yang Berbeda Pada Dispersi Pati

Ubi Jalar pada hari ke-0 Konsentrasi RPM Sifat Aliran

6 10 12 20 30 Hari Ke -0 5,2% 3960 2870 1355 987 805 pseudoplastik 5,3% 4533 3200 2447 1700 1580 pseudoplastik 5,4% 8350 5910 5342 3810 2813 pseudoplastik

Gambar 4.1. Grafik reologi dengan efek konsentrasi pada hari ke-0

Tabel 4.6 Hasil Pengamatan Tiga Konsentrasi Yang Berbeda Dispersi Pati

Ubi Jalar pada hari ke-56

Konsentrasi

RPM Sifat Aliran

6 10 12 20 30 Hari Ke -56

5,2% 365 231 165 78 55 pseudoplastik

5,3% 533 325 261 55 96 pseudoplastik

5,4% 2756 1687 986 745 625 pseudoplastik

Gambar 4.2. Grafik reologi dengan efek konsentrasi pada hari ke-56

02000400060008000

10000

6 10 12 20 30

Vis

kosi

tas

(cp)

Kecepatan geser (rpm)

5,2% 5,3% 5,4%

0500

10001500200025003000

6 10 12 20 30

Vis

kosi

tas

(cp)

Kecepatan geser (rpm)

5,2% 5,3% 5,4%

Page 9: Profil Aliran Dispersi Pati Ubi Jalar Ipomea BatatasL

Efek pH

A. Asam

Efek pH (asam) dilakukan dengan

menambahkan HCl 2 N sebanyak 5

mL. Sehingga didapat pH dispersi

sebesar 2,5. Pada penelitian yang

telah dilakukan sebelumnya

disebutkan bahwa dispersi akan

stabil pada pH 5-7. Hasil

pengukuran menunjukkan bahwa

pengaruh efek penambahan asam

selama penyimpanan(hari ke-56)

menurunkan nilai viskositas awal

dari dispersi pati ubi jalar. Hasil

pengamatan dari dispersi pati ubi

jalar yang diberi efek pH(asam)

tetap membentuk sifat aliran

pseudoplastik.

Tabel 4.7 Hasil Pengamatan Efek pH (Penambahan Asam Dengan HCl) Hari ke

RPM Sifat Aliran

20

30

50

60

100

0

36518

29225

25149

19335

9974

pseudoplastik

56

5142

3584

2525

1333

957

pseudoplastik

Gambar 4.3.Grafik reologi dengan efek pH(asam) pada hari ke-0

Gambar 4.4.Grafik reologi dengan efek pH(asam) pada hari ke-56

010000200003000040000

20 30 50 60 100

Vis

kosi

tas

(cp)

Kecepatan geser (rpm)

asam hari ke 0

0100020003000400050006000

20 30 50 60 100

Vis

kosi

tas

(cp)

Kecepatan geser (rpm)

asam hari ke 56

Page 10: Profil Aliran Dispersi Pati Ubi Jalar Ipomea BatatasL

B. Basa

Efek pengaruh pH (basa) dilakukan

dengan menambahkan NaOH 0,1 N

sebanyak 5 mL. Sehingga didapat pH

dispersi sebesar 11. Pada penelitian

yang telah dilakukan sebelumnya

disebutkan bahwa dispersi akan

stabil pada pH 5-7. Hasil pengukuran

menunjukkan bahwa pengaruh efek

penambahan basa selama

penyimpanan(hari ke-56)

menurunkan nilai viskositas awal

dari dispersi pati ubi jalar. Hasil

pengamatan dari dispersi pati ubi

jalar yang diberi efek basa tetap

membentuk sifat aliran

pseudoplastik.

Tabel 4.8 Hasil Pengamatan Efek pH (Penambahan Basa Dengan NaOH)

Gambar 4.5.Grafik reologi dengan efek pH(basa) pada hari ke-0

Gambar 4.6.Grafik reologi dengan efek pH(basa) pada hari ke-56

0

10000

20000

30000

40000

3 4 5 6 10

Vis

kosi

tas

(cp)

Kecepatan geser (rpm)

basa hari ke 0

0100020003000400050006000

3 4 5 6 10

Vis

kosi

tas

(cp)

Kecepatan geser (rpm)

basa hari ke 56

Hari ke

RPM Sifat Aliran

3

4

5

6

10

0

30130

27850

24980

13750

9960

pseudoplastik

56

5541

4574

4474

2874

2109

pseudoplastik

Page 11: Profil Aliran Dispersi Pati Ubi Jalar Ipomea BatatasL

Farmaka, Volume 7 Nomor 2, Agustus 2009

23

Efek pengawet

Dispersi pati ubi jalar tanpa

pengawet dalam beberapa hari akan

mengendap dan bau. Hasil

pengukuran menunjukkan bahwa

pengaruh efek penambahan

pengawet selama penyimpanan(hari

ke-56) menurunkan nilai viskositas

awal dari dispersi pati ubi jalar.

Hasil pengamatan dari dispersi pati

ubi jalar yang diberi efek pengawet

tetap membentuk sifat aliran

pseudoplastik.

Tabel 4.9 Hasil Pengamatan Efek Pengawet(dengan metil paraben 0,02%)

Hari ke

RPM Sifat Aliran

3

4

5

6

10

0

18730

15600

11920

8760

7875

pseudoplastik

56

500

430

230

220

183

pseudoplastik

Gambar 4.7. Grafik reologi dengan efek pengawet pada hari ke-0

Gambar 4.8. Grafik reologi dengan efek pengawet pada hari ke-56

Efek pemanasan

Pengaruh efek pemanasan

dilakukan dengan cara memanaskan

dispersi pati ubi jalar sampai suhu

dispersi mencapai 98°C yang

kemudian dilakukan pengukuran tiap

05000

100001500020000

3 4 6 10 12Vis

kosi

tas

(cp)

Kecepatan geser (rpm)

pengawet hari ke-0

0100200300400500600

3 4 6 10 12

Vis

kosi

tas

(cp)

Kecepatan geser (rpm)

pengawet hari ke 56

Page 12: Profil Aliran Dispersi Pati Ubi Jalar Ipomea BatatasL

Profil Aliran Dispersi.. (Nasrul W)

24

sepuluh menit pada hari ke-0. Dari

hasil pengamatan pada efek

pemanasan (98°C), dispersi pati ubi

jalar menurunkan nilai viskositas

awal. Tapi sifat aliran atau reologi

dari pati ubi jalar tetap membentuk

aliran plastik atau pseudoplastik.

Tabel 4.10 Hasil Pengamatan Efek Pemanasan Hari ke

Menit

Sifat Aliran

0

10

20

30

40

50

60

pseudoplastik

4533

3200

2447

1700

1580

1254

Gambar 4.9.Grafik reologi dengan efek pemanasan pada hari ke-0

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah

dilakukan, maka diperoleh simpulan

bahwa pembuatan pati ubi jalar

menghasilkan rendemen sebesar

16,26% dan pengujian fisikokimia pati

yang dibandingkan dengan pati

singkong telah memenuhi standar

Farmakope Indonesia

Pengujian sifat aliran pati ubi jalar

menggunakan alat Viskometer

Brookfield model DV dengan berbagai

efek dapat disimpulkan sebagai berikut

:

1.Efek konsentrasi yang stabil dari

dispersi pati ubi jalar adalah 5,4%.

Dimana bentuk aliran yang dihasilkan

merupakan suatu aliran pseudoplastik

2.Efek pengaruh pH (penambahan

asam atau penambahan basa) dapat

menurunkan nilai dari viskositas awal

selama penyimpanan. Namun sifat

aliran yang dihasilkan adalah sifat

aliran pseudoplastik

3.Efek pengawet (metil paraben

0.02%) lebih menstabilkan dispersi

pati dan selama penyimpanan dispersi

pati memberikan efek pada penurunan

nilai viskositas awal. Tapi sifat aliran

010002000300040005000

10 20 30 40 50 60Vis

kosi

tas

(cp)

waktu(menit)

suhu tiap 10 menit

Page 13: Profil Aliran Dispersi Pati Ubi Jalar Ipomea BatatasL

Farmaka, Volume 7 Nomor 2, Agustus 2009

25

yang dihasilkan tetap membentuk sifat

aliran pseudoplastik.

4.Efek pemanasan ( 980C) pada

dispersi pati ubi jalar dapat

menurunkan nilai viskositas awal.

Tapi sifat aliran yang dihasilkan tetap

aliran pseudoplastik.

Saran

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut

mengenai pati ubi jalar (Ipomea

batatas (L)) untuk dijadikan sebagai

bahan dasar pada sedíaan farmasi.

Page 14: Profil Aliran Dispersi Pati Ubi Jalar Ipomea BatatasL

Profil Aliran Dispersi.. (Nasrul W)

26

DAFTAR PUSTAKA

Beynum, G. M. A., J. A. van Roels. 1985. Starch Conversion Technology. New York: Marcel Dekker, Inc. Depkes RI. 1979. Farmakope Indonesia. Edisi ke tiga. Jakarta : Departemen Kesehatan RI. Depkes RI. 1995. Farmakope Indonesia. Edisi ke empat. Jakarta : Departemen Kesehatan RI. hal 108 Herman. 1985. Berbagai Macam Penggunaan Temulawak dalam Makanan dan Minuman. Simposium Nasional temulawak UNPAD Bandung. Heyne, K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia I. Jakarta : Yayasan Sarana Wana Lingga, P. 1992. Bertanam Ubi-ubian. Jakarta : Penebar Swadaya. Martin, A.,1993. Physical Pharmacy. Fourth ed.,Philadelphia, Lea & Febiger. p 365-382 Mattha, A.G. 2005. Rheological Studies on Plantago albicans (psyllium) Seed Gum Dispersions. National Research Centre of Egypt. Egypt:Laboratory of Sciences Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1995. Farmakope Indonesia. Edisi IV. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia. hal 108 Poedjiadi, A. 1994. Dasar-dasar Biokimia. Jakarta : UI Press. hal. 35-42. Sandell, E. 1983. Pharmaceutics. London : Erik Sandel and Swedish Pharm Press. Tjitrosoepomo, G. 1994. Taksonomi Tumbuhan Obat-obatan. Yogyakarta: UGM Press.