sistem dispersi

46
SISTEM DISPERSI Sugiyono, Apt

Upload: ipung-arisanti

Post on 11-Nov-2015

771 views

Category:

Documents


189 download

TRANSCRIPT

  • SISTEM DISPERSI

    Sugiyono, Apt

  • SISTEM DISPERSISub bahasan:Sistem Koloid (dispersi koloid)Emulsi (dispersi padat/kasar )Suspensi (dispersi padat/kasar)

  • SISTEM DISPERSI

    Sistem dispersi adalah sistem dimana suatu zat tersebar merata (fase terdispersi) di dalam zat lain (fase pendispersi atau medium). Fase terdispersi bersifat diskontinu (terputu-putus) sedangkan medium disperse bersifat kontinu

  • Berdasarkan ukuran partikelnya sistem dispersi dibedakan menjadi 3 kelompok yaituA.Dispersi kasar (suspensi) partikel zat yang didispersikan berukuran lebih besar dari 100 nm.B.Dispersi koloid partikel zat yang didispersikan berukuran antara 1 nm - 100 nm.C.Dispersi molekuler (larutan sejati) partikel zat yang didispersikan berukuran lebih kecil dari 1 nm.

  • Perbandingan sifat antara larutan, koloid, dan suspensi dijelaskan dalam Tabel

    Larutan (Dispersi Molekuler)Koloid (Dispersi Koloid)Suspensi (Dispersi Kasar)Contoh : larutan gulaContoh : susuContoh : air kopi1.Homogen, tak dapat dibedakan walaupun menggunakan mikroskop ultra2.Diameter partikel lebih kecil dari 10-7 cm.3.Satu fase4.Stabil5.Tak dapat disaring dan tak memisah ketika didiamkan6.Jernih7.Bersifat transparan dan meneruskan cahaya1.Secara makroskopis bersifat homogen tetapi heterogen jika diamati dengan mikroskop ultra (campuran antara homogen dan heterogen)2.Diameter partikel antara 10-7 sampai 10-5 cm.3.Dua fase4.pada umumnya stabil5.tidak dapat disaring kecuali dengan penyaring ultra dan tak memisah ketika didiamkan6.Tidak jernih1.Heterogen (Campuran)2.Diameter partikel lebih besar dari 10-5 cm3.Dua fase4.Tidak stabil5.Dapat disaring dan memisah ketika didiamkan6.Tidak jernih7.Dapat menghamburkan cahaya

  • SISTEM DISPERSISistem koloid pada hakekatnya terdiri atas dua fase, yaitu fase terdispersi dan medium pendispersi.Zat yang didispersikan disebut fase terdispersi sedangkan medium yang digunakan untuk mendispersikan disebut medium pendispersi.Baik pada larutan ataupun sistem dispersi, zat terlarut dapat berupa padatan, cairan atau gas. Bahkan bila zat terlarut adalah cairan, tidak ada kesulitan dalam membedakan peran pelarut dan zat terlarut bila kuantitas zat terlarut lebih kecul dari pelarut. Namun, bila kuantitas zat terlarut dan pelarut, sukar untuk memutuskan manakah pelarut mana zat terlarut. Dalam kasus yang terakhir ini, Anda dapat sebut komponen 1, komponen 2, dst.

  • Sistem koloid

    Sistem koloid (selanjutnya disingkat "koloid" saja) merupakan suatu bentuk campuran (sistem dispersi) dua atau lebih zat yang bersifat homogen namun memiliki ukuran partikel terdispersi yang cukup besar (1 - 100 nm), sehingga terkena efek Tyndall. Bersifat homogen berarti partikel terdispersi tidak terpengaruh oleh gaya gravitasi atau gaya lain yang dikenakan kepadanya; sehingga tidak terjadi pengendapan, misalnya. Sifat homogen ini juga dimiliki oleh larutan, namun tidak dimiliki oleh campuran biasa (suspensi).

  • Sistem koloid

    Koloid mudah dijumpai di mana-mana: susu, agar-agar, tinta, sampo, serta awan merupakan contoh-contoh koloid yang dapat dijumpai sehari-hari. Sitoplasma dalam sel juga merupakan sistem koloid.Beberapa koloid tampak jelas secara fisis, misalnya santan, air susu, dan lem tetapi beberapa koloid sepintas seperti larutan misalnya larutan kanji yang encer , agar-agar yang masih cair, dan air teh. Ukuran partikel koloid relatif kecil, sehingga koloid tidak dapat diamati dengan mata telanjang, tetapi dapat diamati dengan mikroskop dengan tingkat pembesaran yang tinggi (mikroskop ultra). Contoh: Mayones dan cat, mayones adalah campuran homogen di air dan minyak dan cat adalah campuran homogen zat padat dan zat cairBentuk patrtikel koloid yaitu: bentuk bola, batang, elips, benang serta papan.

  • APLIKasi koloid dalam farmasi1.Dapat menaikkan efisiensi substansi tertentu dalam sediaan farmasi karena mempunyai daerah permukaan yg luasmisal: adsorpsi toksin dalam saluran pencernaan oleh kaolin dan kecepatan netralisasi asam lambung oleh aluminium hidroksida.2.Dalam pemurnian protein, digunakan untuk mencegah koagulasi partikel hidrofob karena adany elektrolit.3.Meningkatkan viskositas dari larutan, akibat adanya dispersi koloid hidrofil yang digunakan untuk mencegah sedimentasi (suspending agent).

  • JENIS-JENIS KOLOID

    1.AerosolSistem koloid dari partikel padat atau cair yang terdispersi dalam gas disebut aerosol. Jika zat yang terdispersi berupa zat padat disebut aerosol padat. Contoh aerosol padat : debu buangan knalpot. Sedangkan zat yang terdispersi berupa zat cair disebut aerosol cair. Contoh aerosol cair : hairspray dan obat semprot.Untuk menghasilkan aerosol diperlukan suatu bahan pendorong (propelan aerosol). Contoh propelan aerosol yang banyak digunakan yaitu CFC dan CO2.Aerosol memiliki zat pendispersi berupa gas.

  • JENIS-JENIS KOLOID2.SolSistem koloid dari partikel padat yang terdispersi dalam zat cair disebut sol. Contoh sol : putih telur, air lumpur, tinta, cat dan lain-lain. Sistem koloid dari partikel padat yang terdispersi dalam zat padat disebut sol padat. Contoh sol padat : perunggu, kuningan, permata (gem).

  • JENIS-JENIS KOLOID3.EmulsiSistem koloid dari zat cair yang terdispersi dalam zat cair lain disebut emulsi. Sedangkan sistem koloid dari zat cair yang terdispersi dalam zat padat disebut emulsi padat dan sistem koloid dari zat cair yang terdispersi dalam gas disebut emulsi gas. Syarat terjadinya emulsi yaitu kedua zat cair tidak saling melarutkan. Emulsi digolongkan ke dalam 2 bagian yaitu emulsi minyak dalam air dan emulsi air dalam minyak.. Contoh emulsi minyak dalam air : santan, susu, lateks. Contoh emulsi air dalam minyak : mayonnaise, minyak ikan, minyak bumi. Contoh emulsi padat : jelly, mutiara, opal.Emulsi terbentuk karena pengaruh suatu pengemulsi (emulgator). Misalnya sabun dicampurkan kedalam campuran minyak dan air, maka akan diproleh campuran stabil yang disebut emulsi.

  • JENIS-JENIS KOLOID4.BuihSistem koloid dari gas yang terdispersi dalam zat cair disebut buih, sedangkan sistem koloid dari gas yang terdispersi dalam zat padat disebut buih padat.Buih digunakan dalam proses pengolahan biji logam dan alat pemadam kebakarn. Contoh buih cair : krim kocok (whipped cream), busa sabun. Contoh buih padat : lava, biskuit.Buih dapat dibuat dengan mengalirkan suatu gas ke dalam zat yang mengandung pembuih dan distabilkan oleh pembuih seperti sabun dan protein. Ketika buih tidak dikehendaki, maka buih dapat dipecah oleh zat-zat seperti eter, isoamil dan alkohol.

  • JENIS-JENIS KOLOID5.GelSistem koloid dari zat cair yang terdispersi dalam zat padat dan bersifat setengah kaku disebut gel. Gel dapat terbentuk dari suatu sol yang zat terdispersinya mengadsropsi medium dispersinya sehingga terjadi koloid yang agak padat. Contoh gel : agar-agar, semir sepatu, mutiara, mentega.Campuran gas dengan gas tidak membentuk sistem koloid tetapi suatu larutan sebab semua gas bercampur baik secara homogen dalam segala perbandingan

  • SIFAT-SIFAT KOLOID

    1.Efek TyndallEfek Tyndall ialah gejala penghamburan berkas sinar (cahaya) oleh partikel-partikel koloid. Hal ini disebabkan karena ukuran molekul koloid yang cukup besar. Efek tyndall ini ditemukan oleh John Tyndall (1820-1893), seorang ahli fisika Inggris. Oleh karena itu sifat itu disebut efek tyndall.Efek tyndall adalah efek yang terjadi jika suatu larutan terkena sinar. Pada saat larutan sejati disinari dengan cahaya, maka larutan tersebut tidak akan menghamburkan cahaya, sedangkan pada sistem koloid, cahaya akan dihamburkan. hal itu terjadi karena partikel-partikel koloid mempunyai partikel-partikel yang relatif besar untuk dapat menghamburkan sinar tersebut. Sebaliknya, pada larutan sejati, partikel-partikelnya relatif kecil sehingga hamburan yang terjadi hanya sedikit dan sangat sulit diamati.

  • SIFAT-SIFAT KOLOIDSalah satu mengenali koloid yaitu menjatuhkan seberkas cahaya kepada obyek. Larutan bersifat meneruskan cahaya sedangkan koloid bersifat menghamburkan cahaya. Berkas cahaya yang melalui koloid dapat diamati dari arah samping walaupun partikel koloidnya tidak tampak. Jika partikel terdispersinya kelihatan maka sistem disebut suspensi. Maka, egek Tyndall adalah peristiwa penghamburan cahaya oleh partikel-partikel koloid. Contoh peristiwa efek Tyndall : sorot lampu pada malam yang berkabut, sorot lampu proyektor di ruangan yang berasap dan berkas sinar matahari melalui celah daun pohon pada pagi yang berkabut.

  • SIFAT-SIFAT KOLOID2.Gerak BrownGerak Brown ialah gerakan partikel-partikel koloid yang senantiasa bergerak lurus tapi tidak menentu (gerak acak/tidak beraturan). Jika kita amati koloid dibawah mikroskop ultra, maka kita akan melihat bahwa partikel-partikel tersebut akan bergerak membentuk zigzag. Pergerakan zigzag ini dinamakan gerak Brown. Partikel-partikel suatu zat senantiasa bergerak. Gerakan tersebut dapat bersifat acak seperti pada zat cair dan gas( dinamakan gerak brown), sedangkan pada zat padat hanya beroszillasi di tempat ( tidak termasuk gerak brown ). Untuk koloid dengan medium pendispersi zat cair atau gas, pergerakan partikel-partikel akan menghasilkan tumbukan dengan partikel-partikel koloid itu sendiri. Tumbukan tersebut berlangsung dari segala arah. Oleh karena ukuran partikel cukup kecil, maka tumbukan yang terjadi cenderung tidak seimbang. Sehingga terdapat suatu resultan tumbukan yang menyebabkan perubahan arah gerak partikel sehingga terjadi gerak zigzag atau gerak Brown.

  • SIFAT-SIFAT KOLOIDSemakin kecil ukuran partikel koloid, semakin cepat gerak Brown yang terjadi. Demikian pula, semakin besar ukuran partikel koloid, semakin lambat gerak Brown yang terjadi. Hal ini menjelaskan mengapa gerak Brown sulit diamati dalam larutan dan tidak ditemukan dalam campuran heterogen zat cair dengan zat padat (suspensi). Gerak Brown juga dipengaruhi oleh suhu. Semakin tinggi suhu sistem koloid, maka semakin besar energi kinetik yang dimiliki partikel-partikel medium pendispersinya. Akibatnya, gerak Brown dari partikel-partikel fase terdispersinya semakin cepat. Demikian pula sebaliknya, semakin rendah suhu sistem koloid, maka gerak Brown semakin lambat.

  • SIFAT-SIFAT KOLOID3.AdsorpsiAdsorpsi ialah peristiwa penyerapan partikel atau ion atau senyawa lain pada permukaan partikel koloid yang disebabkan oleh luasnya permukaan partikel. (Catatan: Adsorpsi harus dibedakan dengan absorpsi yang artinya penyerapan yang terjadi di dalam suatu partikel). Contoh: (i) Koloid Fe(OH)3 bermuatan positif karena permukaannya menyerap ion H+. (ii) Koloid As2S3 bermuatan negatif karena permukaannya menyerap ion S2.

  • SIFAT-SIFAT KOLOIDSifat adsorpsi dari koloid digunakan dalam berbagai proses, di antaranya :1.Penyembuhan sakit perut oleh serbuk karbon (norit), didalam usus membentuk sistem koloid yang dapat menadsorpsi gas atau zat racun.2.Proses pewarnaan kain3.Pemutihan gula tebu. Gula yang masih berwarna dilarutkan dalam air kemudian dialirkan melalui tanah diatomae dan arang tulang sehingga zat warna dalam gula akan diadsorpsi dan gula menjadi putih bersih.4.Proses penjernihan air. Air ditambahkan alumunium sulfat sehingga terhidrolisis membentuk Al(OH)3 yang berupa koloid yang dapat mengadsorpsi zat warna dan pencemar dalam air.

  • SIFAT-SIFAT KOLOID5.Koagulasi koloidKoagulasi adalah penggumpalan partikel koloid dan membentuk endapan. Dengan terjadinya koagulasi, berarti zat terdispersi tidak lagi membentuk koloid. Koagulasi dapat terjadi secara fisik seperti pemanasan, pendinginan dan pengadukan atau secara kimia seperti penambahan elektrolit, pencampuran koloid yang berbeda muatan.

  • SIFAT-SIFAT KOLOIDKoagulasi adalah peristiwa penggumpalan partikel-partikel koloid karena adanya suatu elektrolit dengan muatan yang berlawanan. Apabila muatan koloid dilucuti maka kestabilan akan berkurang dan menyebabkan penggumpalan/koagulasi. Peulucutan muatan koloid terjadi pada sel elektroforesis atau jika elektrolit ditambahkan ke dalam sistem koloid. Apabila arus listrik dialirkan cukup lkama ke dalam sel elektroforesis maka partikel akan digumpalkan ketika mencapai elektrode. Maskin besar muatan ion makin kuat daya tarik menariknya denga partikel kolod sehingga makin cepat terjadinya koagulasi.

  • SIFAT-SIFAT KOLOIDBeberapa contoh koagulasi adalah sebagai berikut :1. Pada pengolahan karet, partikel-partikel karet dalam lateks digumpalkan dengan penambahan asam asetat atau asam format sehingga karet dapat dipisahkan dari lateksnya.2. Partikel tanah liat yang dikandung air sungai akan mengendap tatkala berjumpa dengan air laut yang mengandung banyak elektrolit sehingga terjadilah delta di muara sungai.3. Jika bagian tubuh mengalami luka maka ion Al3+ atau Fe3+ segera menetralkan partikel albuminoid yang dikandung darah sehingga terjadi penggumpalan darah yang menutupi luka.4. Lumpur koloidal dalam air sungai dapat digumpalkan dengan menambahkan tawas. Sol tanah liat dalam air biasanya bermuatan negatif sehingga akan digumpalkan oleh ion Al3+ dari tawas (aluminium sulfat)5. Asap atau debu dari pabrik/industri dapat digumpalkan dengan alat koagulasi listrik dari Cottrel.

  • SIFAT-SIFAT KOLOID6.Muatan koloidDikenal dua macam koloid, yaitu koloid bermuatan positif dan koloid bermuatan negatif.7.Koloid pelindungKoloid pelindung ialah koloid yang mempunyai sifat dapat melindungi koloid lain dari proses koagulasi.Pada beberapa proses suatu koloid harus digumpalkan, di lain pihak ada koloid yang perlu dijaga agar tidak menggumpal. Sistem koloid dapat distabilkan dengan penambahan suatu koloid lain yang disebut koloid pelindung (koloid protektif), Koloid pelindung ini akan membungkus partikel terdispersi sehingga tidak dapat lagi berkelompok dan menggumpalkan.

  • SIFAT-SIFAT KOLOIDContoh :1.Pada pembuatan es krim digunakan gelatin untuk mencegah pembentukan kristal besar es atau gula2.Cat dan tinta dapat bertahan lama karena menggunakan suatu koloid pelindung3.Zat-zat pengemulsi seperti sabun dan detergen, juga tergolong koloid pelindung

  • ELEKTROFORESIS DAN DIALISISELEKTROFERESIS Elektroferesis adalah peristiwa pergerakan partikel koloid yang bermuatan ke salah satu elektroda. Elektrotoresis dapat digunakan untuk mendeteksi muatan partikel koloid. Jika partikel koloid berkumpul di elektroda positif berarti koloid bermuatan negatif dan jika partikel koloid berkumpul di elektroda negatif berarti koloid bermuatan positif.Elektroferesis ialah peristiwa pemisahan partikel koloid yang bermuatan dengan menggunakan arus listrik.Prinsip elektroforesis digunakan untuk membersihkan asap dalam suatu industri dengan alat Cottrell.

  • ELEKTROFORESIS DAN DIALISISPartikel koloid dapat bergerak dalam medan listrik dan mempunyai muatan. Pergerakan partikel koloid dalam medan listrik disebut elektroforesis.Bila partikel koloid menyerap ion pada permukaannya, maka partikel koloid akan bermuatan listrik.Partikel koloid bermuatan positif bila mengadsorpsi kation, misalnya Al(OH)3, Fe(OH)3, protein dalam asam dan lain-lain. Senaliknya partikel koloid akan bermuatan negatif bila mengadsorpsi anion, misalnya As2S3, belerang, sol logam, kanji dan lain-lain.Jika sepasang elektrode yang dialiri arus listrik dicelupkan ke dalam dispersi koloid, maka partikel koloid bermuatan positif akan bergerak menuju katode dan partikel kolid bermuatan negatif akan bergerak menuju anode.

  • ELEKTROFORESIS DAN DIALISISKegunaan Elektroforesis :1.Untuk menentukan muatan suatu partikel koloid2.Untuk mengurangi zat-zat pencemar udara yang dikeluarkan dari cerobong asap pabrik.

  • ELEKTROFORESIS DAN DIALISISDialisis ialah pemisahan koloid dari ion-ion pengganggu dengan cara ini disebut proses dialisis. Yaitu dengan mengalirkan cairan yang tercampur dengan koloid melalui membran semi permeable yang berfungsi sebagai penyaring. Membran semi permeable ini dapat dilewati cairan tetapi tidak dapat dilewati koloid, sehingga koloid dan cairan akan berpisah.Pada permukaan suatu koloid, seringkali terdapat ion-ion yang dapat mengganggu kestabilan koloid tersebut. Ion-ion pengganggu ini dihilangkan dengan suatu proses yang disebut dialisis. Dalam proses ini, sistem koloid dimasukkan ke dalam suatu kantung koloid, lalu kantung koloid itu dimasukkan ke dalam bejana berisi air mengalir. Kantong koloid terbuat dari selaput semipermeable, yang dapat melewatkan pertikel-partikel kecil, seperti ion-ion atau molekul sederhana, tetapi menahan partikel besar seperti koloid. Dengan demikian, ion-ion keluar dari kantong dan hanyut bersama air. Contoh : proses cuci darah.

  • KOLOID LIOFOB (hidrofob) DAN KOLOID LIOFIL (hidrofil)Koloid yang memiliki medium dispersi cair dibedakan atas koloid liofil dan koloid liofob. Suatu koloid disebut koloid liofil jika terdapat gaya tarik-menarik yang cukup besar anatar zat terdispersi dengan mediumnya. Partikel-partikel koloid dapat mengadsorpsi cairan sehingga terbentuk selubung cairan disekeliling partikel koloid. Jika cairannya berupa air maka istilahnya adalah hidrofil. Koloid hidrofil mempunyai gugu ionik atau gugus polar di permukaannya sehingga mempunyai interaksi yang baik dengan airButir-butir koloid liofil/hidrofil dapat mengadsorpsi molekul mediumnya sehingga membentuk suatu selubung. Hal tersebut disebut solvatasi/hidratasi sehingga kolid terhindar dari agregasi (pegelompokkan). Sol hidrofil tidak akan menggumpal pada penambahan sedikit elektrolit. Zat padat yang dipisahkan dari sol hidrofil dicampurkan kembali dengan air maka dapat membentuk kembali sol hidrofil, atau dengan kata lain bersifat reversible. Contoh sol hidrofil : kanji, protein dan agar-agar.

  • KOLOID LIOFOB (hidrofob) DAN KOLOID LIOFIL (hidrofil)Koloid hidrofob adalah sistem koloid yang gaya tarik-menarik antar zat terdispersi dengan mediumnya sangat lemah atau tidak ada. Partikel-partikel koloid tidak mengadsropsi caoran. Jikan cairannya berupa air maka disebut hidrofob. Koloid hidrofob tidak akan stabil dalam medium polar seperti air tanpa kehadiran zat pengemulsi atau koloid pelindung. Zat pengemulsi membungkus partikel koloid sehingga tidak terjadi koagulasi. Sol hidrofob dapat mengalami koagulasi pada penambahan sedikit elektrolit. Sekali zat terdispersi dipisahkan, tidak akan membentuk sol kembali dengan air. Contoh sol hidrofob : sol sulfida dan sol-sol logam.

  • KOLOID LIOFOB (hidrofob) DAN KOLOID LIOFIL (hidrofil)Perbedaan sol hidrofil dan sol hidrofob

    Sol HidrofilSol hidrofob1.Mengadsorpsi mediumnya2.Dapat dibuat dengan konsentrasi yang relatif besar3.Tidak mudah digumpalkan dengan penambahan elektrolit4.Viskositas lebih besar daripada mediumnya5.Bersifat reversibel6.Efek Tyndall lemah1.Tidak mengadsorpsi mediumnya2.hanya stabil pada konsntrasi kecil3.mudah menggumpal dengan penambahan elektrolit4.Viskositas hampir sama dengan mediumnya5.tidak reversible6.Efek Tyndall lebih jelas

  • PEMBUATAN KOLOID

    Oleh karena ukuran partikel koloid terletak antara partikelsuspensi dan partikel larutan, maka terdapat 2 cara pembuatan sistem koloid.1.Cara DispersiPada dasarnya, diperoleh partikel koloid dengan menghaluskan partikel-partikel kasar.a. Cara mekanik Penggerusan.penggilingan untuk zat padat (colloid mill) Pengadukan/pengocokan untuk zat cairb.Cara kimia (peptisasi)Cara peptisasi adalah pembuatan koloid dari butir-butir kasar atau dari suatu endapan dengan bantuan suatu zat pememptisasi (pemecah). Zat pememptisasi memecahkan butir-butir kasar menjadi butir-butir koloid atau dengan penambahan elektrolit yang mengandung ion sejenis.

  • PEMBUATAN KOLOIDc.Elektrodispersi(metode busur Bredig)Cara busur bredig digunakan untuk membuat sol-sol logam. 2 kawat logam yang berfungsi sebagai elektrode dicelupkan ke dalam air, kemudian di antara kedua kawat diberi loncatan listrik. Sebagian logam akan mendebu ke dalam air dan terbentuklah sistem koloid.. Contoh : pembuatan sol Au. Ag, Pt dan Cu.

    2. Cara KondensasiPartikel-partikel halus (ion, atom atau molkeul) digumpalkan menjadi partikel berukuran koloid.a. Cara fisika Pendinginan Penggantian pelarut Pengembunan

  • PEMBUATAN KOLOIDb. Cara kimia Reaksi pengendapanMetode ini umumnya digunakan untuk membuat sol-sol logam yang kelarutannya rendah. Contoh : AgNO3 + NaCl AgCl + NaNO3 Dekomposisi rangkapContoh : Sol As2S3 dapat dibuat dari reaksi antara latutan H2AsO3 dengan larutan H2S.2H3AsO3(aq) + 3H2S(aq) As2S3(koloid) + 6H2O(l) Reaksi RedoksSol logam seperti emas dalam air dapat diperoleh dengan mereduksi larutan garamnya, menggunakan reduktor non-elektrolit seperti formaldehida, glukosa dan lain-lain2AuCl3 + 3HCHO + 3H2O 2Au + 6HCl + 3HCOOH

  • PEMBUATAN KOLOID Reaksi HidrolisisSol-sol hidroksida logam seperti Fe(OH)3,All(OH)3 dan Sn(OH)2 diperoleh dengan menambahkan garam kloridanya ke dalam air mendidih dan garam itu mengalami hidrolisis menjadi hidroksida yang berukuran koloid.FeCl3 + 3H2O Fe(OH)3 + 3HCl Penggantian pelarut3. Koloid AsosiasiKoloid asosiasi adalah sistem koloid yang terbentuk ketika partikel atau molekul terdispersi mengadakan asosiasi dengan medium pendispersinya.

  • PEMBUATAN KOLOID4. Koloid dan PolusiKabut merupakan dispersi partikel air dalam udara. Kabut terjadi jika udara panas yang mengandung uap air tiba-tiba mengalami pendinginan sehingga sebagian uap air mengalami kondensasi. Jika asap bergabung dengan kabut maka terbentuklah asbut (asap kabut/smog). Asbut berbagai jenis gas yang terbentuk dari serentetan reaksi fotokimia, diantaranya ozon, aldehida dan peroksiasetil nitrat (PAN=CH3-COOONO2).

  • Bentuk patrtikel koloid yaitu: bentuk bola, batang, elips, benang serta papan

  • SUSPENSISuspensi termasuk dalam sistem dispersi molekular dan dispersi kasarSuspensi adl suatu dsipersi kasar dimana partikel zat padat yg tdk larut terdispersi dlm suatu medium cair.Suspensi yang memiliki viskositas rendah menunjukkan adanya gerakan brown.Pemilihan fase disper harus memiliki sifat:1.distribusi ukuran partikel2.luas permukaan spesifik3.penghambatan pertumbuhan kristal4.perubahan dalam bentuk polimorfiUntuk tujuan farmasi, kestabilan fisik dr suspensi dpt diartikan sebagai keadaan dimana partikel tidak menggumpal dan tetap terdistribusi merata diseluruh bagian sistem dispersi.

  • SIFAT ANTARMUKA PARTIKEL TERSUSPENSIMakin kecil partikel, makin luas permukaan semakin besar suspensi cenderung tidak stabilSecara termodinamika bahwa partikel berenergi tinggi dan cenderung mengelompok utk mengurangi luas permukaan total dan memperkecil energi bebas permukaan.Maka dr itu partikel dr suspensi cenderung membentuk flokulasi dlm bentuk gumpalan yg reversibel.Agar lebih stabil maka sistem akan mengurangi energi bebas permukaan karena dengan berkurangnya energi bebas maka tegangan permukaan antara medium air dan medium padat pd sistem akan berkurang.Tegangan permukaan dpt dikurangi dengan penambahan surfaktan dan cenderung membentuk sistem flokulasi.

  • PENGENDAPAN SUSPENSIMerupakan salah satu aspek kestabilan fisik dari suspensi yaitu dengan menjaga partikel supaya tetap terdistribusi secara merata ke seluruh sistem.Teori pengendapan dinyatakan dengan hukum stokes, yaitu:Parameter pengendapan adalah volume sedimentasi dan derajat flokulasi.Sebagai penghasil flokulasi dpt ditambahkan surfaktanSurfaktan berguna utk mengurangi tegangan antarmuka antarpartikel-partikel zat padat dan suatu pembawa dalam pembuatan suspensi.Selain surfakan sbg zat pemflokulasi dpt juga ditambahkan elektrolit dan polimer.Sebagai pemflokulasi elektrolit memiliki sifat:1.Dpt mengurangi zeta potensial2.Mengurangi barier elektrik antar partikel3.Pembuat jembatan antar partikel (ikatan antar partikel)

  • lanjutanPolimer hidrofilik dpt digunakan sebagai pemflokulasi dengan cara sbg koloid pelindung.Adanya polimer hidrofilik akan meningkatkan kstabilan fisik suspensi shg tdk terjadi caking Contoh suspendig agent: CMC, bentonit, veegum, carbopol 934, tragacant.Suspending agent yg ideal mempunyai viskositas tinggi selama penyimpanan.

  • Prinsip rheologi dlm suspensiPrinsip ini bs diterapkan apabila viskositas suspensi:1.mempengaruhi pengendapan2.perubahan sifat fisik suspensi3.kualitas penyebaran cairan (lotion)Uji sifat fisik suspensi:1.ukuran partikel2.perubahan kristal3.viskositas

  • emulsiMerupakan suatu sistem yang tidak stabil secara termodinamik yg mengandung paling sedikit 2 fase cair yang tidak bercampur, dmn salah satu cairanya didispersikan dlm bentuk bola2 dalam fae lainSistem dibuat stabil dengan adanya emulgator/zat pengemulsiSbg emulgator dpt dgunakan koloid dan surfaktanTipe emulsi o/w dan w/oZat pengemulsi bisa dibagi mnjadi 3 golongan yaitu;1.zat aktif yg bekerja pd permukaan yg terdasorpsi pd antarmuka minyak/air membentuk suatu lapisan monomolekuler dan mengurangi tegangan antarmuka2.koloidal hidrofilik, membentuk suatu lapisan multimolekuler sekitar tetesan terdispers dr mnyak dlm sistem emulsi o/w3.partikel padat halus yg diadsorbsi pd batas antarmuka 2 fase cair yg tdk bercampur.

  • lanjutanContoh emulgator: TEA, bentonit, veegum, span 80, tween 80, akasia, dan gelatinKetidakstabilan emulsi dpt digolongkan menjadi:1.flokulasi dan creaming (reversibel)2.penggabungan dan pemecahan (irreversibel)3.perubahan fisika dan kimia4.inversi fasePengawetan emulsi dpt dgunakan AgCl, AgI, Ag protein, Cu koloid.

  • HUKUM STOKES