profiatbilis
DESCRIPTION
dzieTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Masalah yang selalu dihadapi oleh banyak perusahaan adalah
bagaimana dapat beroperasi seefisien mungkin sehingga dapat mencapai
keuntungan yang maksimal. Setiap perusahaan didalam menjalankan usahanya
harus mempunyai anggaran yang telah itetapkan sesuai dengan tujuan perusahaan
tersebut untuk dapat memperoleh keuntungan, sehingga anggaran merupakan
kebutuhan yang sangat penting bagi setiap perusahaan baik yang bermotifkan laba
maupun yang bermotif sosial termasuk perusahaan industri, perusahaan dagang,
maupun perusahaan jasa. Anggaran merupakan rencana kegiatan perusahaan yang
mencakup berbagai kegiatan operasional yang saling berkaitan dan saling
mempengaruhi satu sama lain, hal ini dinyatakan dalam satuan uang dan berlaku
untuk tahun yang akan datang.
Adakalanya pengeluaran yang terjadi tidak sesuai dengan yang
dianggarkan, hal ini dikarenakan kurangnya kepedulian manajemen akan
pengawasan yang baik dan memadai. Walaupun perusahaan telah menyusun
anggaran kas, namun bukan berarti setiap dana yang digunakan ataupun
dialokasikan sesuai jumlahnya dengan yang ada pada anggaran kas.
Setiap perusahaan walaupun telah memiliki anggaran yang baik, tanpa
adanya analisis penyimpangan terhadap anggaran tersebut juga kurang berarti.
Analisis penyimpangan adalah suatu tindakan untuk mengukur berapa besar
1
penyimpangan yang terjadi sehubungan dengan proses penyusunan anggaran kas
yang dikaitkan dengan hasil yang dicapai serta faktor apa penyebabnya.
Setiap perusahaan yang baru berdiri maupun yang telah menjalankan
aktivitasnya, sudah pasti memiliki uang kas. Suatu transaksi kas yang terjadi akan
dicatat dan diproses sehingga akan menghasilkan informasi dalam bentuk laporan
kas. Keputusan manajemen untuk mengeluarkan atau akan menerima uang berupa
uang kas biasanya berdasarkan anggaran (budget) yang sudah ditetapkan
sebelumnya.
Perusahaan selalu berusaha untuk memperoleh laba semaksimal
mungkin dan mencapai tujuan lainnya sesuai dengan yang diharapkan, maka
harus mempertahankan kelangsungan hidupnya, kemampuan mencapai laba yang
maksimal serta kinginan untuk tumbuh lebih besar dengan meneliti setiap laporan
penyusunan anggaran. Untuk mencapai tujuan tersebut maka perusahaan perlu
menyusun suatu anggaran kas yang menyeluruh tentang kegiatan perusahaan
untuk waktu yang akan datang dan dibuat dengan data yang lalu yang sesuai
dengan keadaan masa yang akan datang.
PT. Ira Widya Utama Group Medan adalah sebuah perusahaan
kontraktor yang bergerak di bidang real estate, pemborong umum dan penyedia
alat-alat berat. Maka untuk menjamin pelaksanaan yang ditetapkan, diperlukan
suatu alat pengendalian agar tidak terjadi perbedaan yang jumlahnya materil
antara rencana kas dengan realisasi kas sesungguhnya.
Dari uraian di atas penulis terdorong untuk mengadakan penelitian
guna memperoleh gambaran bagaimana anggaran kas yang ditetapkan oleh
2
perusahaan apakah terjadi perbedaan yang jumlahnya materil antara anggaran kas
dan realisasinya. Oleh karena itu penulis memilih PT. Ira Widya Utama Group
Medan sebagai objek riset pendahuluan dengan judul “Analisis Penyusunan
Anggaran Kas Pada PT. Ira Widya Utama Group Medan”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka masalah yang
dihadapi oleh perusahaan dapat diidentifikasikan sebagai berikut :
1. Apakah ada penyimpangan antara anggaran kas dengan
realisasinya yang jumlahnya sangat menyimpang ?
2. Apakah perusahaan telah melibatkan setiap bagian dalm
menyusun anggaran kas?
3. Apakah perusahaan mengalami kesulitan dalam
pelaksanaan tugas penyusunan anggaran kas ?
C. Bataan Dan Rumusan Masalah
Batasan Masalah
Agar pembahasan tidak terlalu luas dan dikarenakan oleh keterbatasan,
dana, kemampuan, pengalaman, pengetahuan penulis supaya tidak terjadi
kesimpangsiuran dalam pembahasabn nantinyan maka penelitian ini hanya
dibatasi pada penyusunan anggaran kas pada PT. Ira Widya Utama Group Medan.
3
Rumusan Masalah
Untuk mempermudah proses pengambilan data yang ada, maka
masalah dalam suatu penelitian harus diketahui dan dirumuskan dengan jelas.
Berdasarkan identifikasi masalah dan batasan masalah dalam penelitian itu adalah
“ Apakah analisa penyusunan anggaran kas yang dilakukan oleh perusahaan
sudah efektif dan efisien ? “.
D. Tujuan Dan Manfaat Penelitian
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui sejauh mana pelaksanaannya serta hasil yang
dicapai oleh persahaan
2. Untuk mengetahui apakah penyusunan anggaran kas yang diterapkan
oleh perusahaan sudah efektif dan efisien.
3. Untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang keadaan manajemen
yang didalam memanfaatkan penyusunan anggaran kas .
Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Sebagai bahan masikan bagipenulis pada umumnya dan khususnya
bagi pihak manajemen dalam mengatasi masalah-masalah tentang penyusunan
anggaran kas
2. Sebagai acuan bagi penulis-penulis selanjutnya untuk meneliti masalah
yang sama dengan penelitian ini maupun ynag berkaitan dengan masalah ini.
4
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Uraian Teoritis
1. Pengertian Anggaran Kas
Anggaran merupakan bagian dari pada ilmu ekonomi perusahaan yang
membahas mengenai keadaan keuangan dan operasi perusahaan pada masa
yang akan datang. Anggaran sebagai suatu kebutuhan mendatang yang akan
dapat disusun menurut suatu basis yang tertentu, meliputi beberapa atau
seluruh kegiatan perusahaan untuk jangka waktu tertentu.
Masing-masing para ahli mempunyai pendapat tentang pengertian
anggaran. Berikut ini adalah pendapat para ahli, namun pada dasarnya tujuan
pernyataan tersebut adalah sama.
Menurut R.S Mas’ud Machfoed. MBA (1996,hal. ) “Anggaran adalah
suatu rencana keuangan periodik yang disusun berdasarkan program-program
yang telah disahkan.
Menurut Prof. DR. Robert. Anthony (1985,hal.489) “Anggaran adalah
rencana manajemen dengan anggapan bahwa penyusunan anggaran akan
mengambil langkah-langkah positif untuk merealisasi rencana yang telah
disusun”.
Menurut Anthony (1994,hal.490) menyatakan bahwa:
“Suatu anggaran mempunyai beberapa karkteristik sebagai berikut:1. Dinyatakan dalam satuan keuangan (moneter), walaupun
angkanya berasal dari angka yang bukan satuan keuangan
5
2. Mencakup kurun waktu satu tahun3. Isinya menyangkut komitmen manajemen, yaitu manajer setuju
untuk menerima tanggung jawab untuk mencapai sasaran yang telah dianggarkan
4. Usulan anggaran dinilai dan disetujui oleh orang mempunyai wewenang yang lebih tinggi daripada yang menyusunnya
5. Jika anggaran sudah disahkan maka anggaran tersebut tuidak dapat dirubah kecuali dalam hal khusus
6. Hasik aaktual akan dibandingkan dengan anggaran secara periodic dan varians yang terjadi dianalisis dan dijelaskan.”
Dan menurut T.Horgen (1993,hal.185) bahwa :”Anggaran adalah
ungkapan kuantitatif yang formal tentang rencana manajemen “.
Sementara menurut Mulyadi (1993,hal 488) “Anggaran adalah suatu
rencana kerja yang dinyatakan secara kuantitatif diukur dalam satuan moneter
standar an satuan ukuran yang lain mencakup jangka waktu satu tahun”.
Beliau menekankan pada satuan moneter dan satuan ukuran lain,di
masa atau jangka waktu yang berlaku untuk anggaran yang telah disusun hanya
satu tahun. Satuan moneter yang dimaksud adalah satuan uang rupiah. Setiap
akhir tahun harus dibuat kembali anggaran yang baru berpedoman pada
anggaran tahun lalu dan begitu seterusnya.
Anggaran yang disusun oleh perusahaan harus secara formal, dimana
perusahaan itu harus membentuk panitia anggaran yang anggotanya adalah
terdiri dari seluruh departemen kegiatan perusahaan.
Dari pendapat di atas dapat dikemukakan bahwa anggaran tersebut
adalah suatu rencana keuangan yang menggambarkan secara terperinci
mengenai pengeluaran dan hasil pendapatan yang akan diperoleh pada masa
yang akan datang untuk jangka waktu yang tertentu yang telah disusun
6
sedemukian rupa yang pada akhir periode merupakan suatu alat pengendalian
untuk membantu manajemen mengukur prestasi perusahaan guna mengadakan
perbaikan prestasi pada tahun yang akan datang.
Dari kesimpulan di atas, diketahui bahwa anggaran mempunyai 4
unsur yakni :
a. Rencana
Rencana ialah suatu penentuan terlebih dahulu tentang aktivitas atau
kegiatan yang akan dilakukan di waktu yang akan datang.
Beberapa alasan yang mendorong perusahaan untuk menyusun rencana
untuk menghadapi waktu yang akan datang antara lain :
1. Waktu yang akan datang penuh dengan berbagai
ketidakpastian, sehingga perusahaan harus mempersiapkan diri sejak
awal tentang apa yang akan dilakukan nanti
2. Waktu yang akan datang penuh dengan berbagai
alternatif pilihan sehingga perusahaan harus mempersiapkan diri sejak
awal, alternatif manakah yang akan dipilih nanti.
3. Rencana diperlukan oleh perusahaan sebagai
pedoman kerja di waktu yang akan datang
4. Rencana diperlukan oleh perusahaan sebagai alat
pengkoordinasian kegiatan-kegiatan dari seluruh bagian yang ada dalam
perusahaan
7
5. Rencana diperlukan oleh perusahaan sebagai alat
pengawasan terhadap perencana dari rencana tersebut di waktu yang akn
datang.
Dengan adanya suatu rencana, maka kegiatan-kegiatan dari seluruh
bagian-bagian dalam perusahaan akan saling menunjang, bahu-membahu
secara bersama-sama menuju sasaran yang telah ditetapkan. Tanpa adanya
suatu rencana, maka kurang terdapat koordinasi dan kerja sama masing-
masing bagian dalam perusahaan, sehingga akan sangat mengganggu
kelancaran jalannya perusahaan.
Apabila realisasi kerja dapat mencapai apa yang akan direncanakan
atau bahkan lebih baik dari pada yang direncanakan, maka berarti
perusahaan telah bekerja dengan sukses. Sebaliknya jika realisasi kerja
tidak dapat mencapai apa yang ditargetkan dalam rencana, maka berarti
perusahaan telah bekerja dengan tidak sukses.
Penyimpangan-penyimpangan yang ada dalam perencana ada yang
bersifat positif (menguntungkan) yaitu apabila realisasi kerja justru lebih
bagus dari apa yang telah direncanakan, dan ada yang bersifat negatif
(merugikan) yaitu apabila realisasi kerja kurang bagus jika dibandingkan
dengan rencana yangditetapkan. Informasi-informasi tentang sebab-sebab
terjadinya penyimpangan-penyimpangan ini sangat penting bagi perusahaan
sebagai bahan pertimbangan untuk menyusun rencana-rencana pada waktu
selanjutnya.
8
b. Meliputi seluruh kegiatan perusahaan ialah mencakup semua
kegiatan yang akan dilakukan oleh semua bagian-bagian yang ada dalam
perusahaan.
Mencakup seluruh kegiatan yang akan dilakukan oleh semua bagian-
bagian yang ada dalam perusahaan. Secara garis besarnya kegiatan-
kegiatan (fungsi) perusahaan dapat dikelompokan menjadi lima kelompok,
yaitu: kegiatan pemasaran (marketing), kegiatan produksi (producting),
kegiatan pembelanjaan (financing), kegiatan administrasi (administrating),
serta kegiatan-kegiatan yang berhubungan genagn masalah-masalah
personalia. Kegiatan yang tidak direncanakan, tidak dapat dinilai
(dievaluasi) realisasi kerjanya nanti, karena tidak mempunyai sesuatu
tolak ukur.
c. Dinyatakan dalam unit moneter adalah unit (kesatuan) yang
dapat diterapkan pada berbagai kegiatan perusahaan yang beraneka ragam.
Adapun unit moneter yang berlaku di Indonesia ialah Rupiah
d. Jangka waktu tertentu yang akan datang yang menunjukan
bahwa anggaran berlakunya untuk masa yang akan datang.
Ini berarti bahwa apa yang dimuat di dalam anggaran adalah taksiran-
taksiran tentang apa yang terjadi serta apa yang dilakukan di waktu yang
akan datang.
Pengertian Kas
9
Kas sangat penting artinya karena menggambarkan daya beli dan dapat
ditransfer segera dalam perekonomian pasar kepada setiap individu atau
organisasi dalam memperoleh barang dan jasa yang doperlukan. Kas merupakan
alat pertukaranyang diakui oleh masyarakat umum danoleh sebab itu merupakan
landasan yang sangat kuat sebagai alat pengukur terhadap semua kegiatan
ekonomi yang ada di perusahaan. Dalam pengertian itu kas meliputi uang tunai
dan alat-alat pembayaran yang diterima umum, baik yang ada dalam perusahaan
maupun yang disimpan di kas.
Menurut R.A Supriyono dan L.Suparwono (1986,hal.5) menyatakan
bahwa “Kas adalah saldo uang tunai dan saldo rekening giro bank yang dimiliki
perusahaan serta elemen-elemen lainnya yang dapat dipersamakan dengan kas”
Uang kas merupakan suatu tujuan akhir dari rangkaian operasi
perusahaan yang membeli suatu transaksi baik secara tunai maupun kredit dan
akhirnya menjadi uang kas. Kas tidak hanya terbatas pada uang tunai saja tetapi
meliputi simpanan kredit di bank, cek maupun dokumen-dokumen lain yang
dapat ditukarkan dengan uang kas dan dapat digunakan sebagai alat tukar yang
siap dan bebas dalam melaksanakan kegiatan perusahaan. Kas adalah aktiva
lancar paling cepat berubah dan hampir seluruh transaksi yang terjadi selalu
berkaitan dengan kas. Kas merupakan harta yang bersifat liquid maksudnya
mudah digunakan kapan saja dan dimana saja namun kas tersebut adalah suatu
perkiraan yang sering terjadi di salahgunakan. Maka kas tersebut harus benar-
benar dite;iti dalam segi apapun agar tidak terjadi penyelewengan atau
penyimpangan yang negatif.
10
Jenis Kas
Syarat utama dari suatu elemen atau unsur baru dapat dipersamakn
dengan kas adalah sebagai berikut :
1. Dapat diterima setiap saat sebagai alat pembayaran khususnya dalam
lingkungan bisnis
2. Dapat disetor ke rekening giro di bank setiap saat sesuai dengan nilai
nominalnya.
Dari kedua elemen di atas, untuk menentukan apakah suatu elemen kas
atau tidak, maka hal ini dapat dijelaskan lebih lanjut bahwa kas dapat
digolongkan menjadi dua yakni :
1. Kas pada perusahaan (cash on hand)
2. Kas pada Bank
Anggaran kas sebagai alat penting dalam proses perencanaan dan
pengendalian keuangan perusahaan merupakan proyeksi penerimaan dan
pengeluaran kas di masa yang akan datang untuk beberapa selang waktu
tertentu. Bagi manajer keuangan, proyeksi ini memberikan kerangka untuk
menilai dan mengendalikan penerimaan dan pengeluaran kas yang akan datang.
Dengan demikian manajer keuangan bisa menilai dan meninjau kembali
prosedur penagihan dan pengeluaran yang digunakan untuk menentukan apakah
prosedur tersebut akan memaksimalkan arus kas bersih perusahaan.
Anggaran kas menurut C Rollin Niswonger (2000,hal.377)
memberikan definisi sebagai berikut : “ Anggaran kas menyajikan pengeluaran
11
dan penerimaan kas yang diharapkan untuk satu minggu, bulan atau periode-
periode yang lebih panjang ”.
Menurut Welcsh, Hilton, Gardon (2000,hal. 377) memberikan definisi
sebagai berikut : “Anggaran kas merupakan arus kas masuk dan arus kas keluar
yang direncanakan dan posisi terakhir pada periode tertentu”.
Sementara menurut Mats, F.Usry, Lawrence (1993,hal. ) memberikan
pengertian bahwa: “Anggaran kas merupakan rencana terinci mengenai
antisipasi penerimaan dan pengeluaran kas untuk periode anggaran atau periode
khusus lainnya”.
Dari pengertian di atas diketahui bahwa anggaran kas mencakup dua
sektor yakni:
1. Sektor penerimaan kas, yang pada umumnya berasal dari:
a. Penjualan Tunai
b. Penagihan Piutang
c. Penjualan Aktiva
d. Penerimaan lain-lain (non operating) seperti penghasilan bunga dan
lain sebagainya.
2. Sektor pengeluaran kas, yang pada umumnya meliputi:
a. Pembelian Perlengkapan
b. Pembelian Peralatan
c. Pembayaran Upah dan lain sebagainya
Anggaran kas menyajikan arus kas masuk dan arus kas keluar dari kas
yang diharapkan satu minggu, bulan, tahun atau periode yang lebih panjang.
12
Saldo kas diharapkan pada akhir periode kemudian dibandingkan dengan
jumlah kas yang ditetapkan sebagai saldo minimum dan perbedaannya
merupakan antisipasi kelebihan atau kekurangan kas periode tersebut.
Periode waktu yang termasuk dalam suatu anggaran kas berbeda untuk
tiap perusahaan. Suatu anggaran kas pada umumnya sangat akurat apabila
meliputi suatu periode yang pendek, akan tetapi memerlukan perhatian yang
konstan. Suatu anggaran kas tahunan biasanya disusun berdasarkan kas bulanan.
Anggaran kas jangka pendek termasuk dalam rencana laba tahunan.
Anggaran kas pada dasarnya meliputi dua bagian yakni :
1. Penerimaan kas yang direncanakan
2. Pengeluaran kas yang direncanakan
Perencanaan arus kas masuk dan keluar aknan menunjukan:
1. Kebutuhan terhadap perencanaan investasi yaitu untuk
menanamkan kelebihan uang pada penggunaan yang menguntungkan
2. Kebutuhan untuk membiayai kekurangan kas yang mungkin
terjadi
Anggaran kas berkaitan langsung dengan rencana lainnya, seperti
rencana penjualan, anggaran piutang, anggaran biaya dan anggaran
pengeluaran untuk pembelian barang modal.
Menurut Welsch, Hilton, dan Gordon (200,hal.22) menyatakan bahwa:
“Dalam menyusun perencanaan anggaran kas berfungsi:1. Menentukan kegiatan yang didasarkan pada penyelidikan studi
dan penelitian2. Pengerahan seluruh tenaga dan modal perusahaan untuk
menentukan yang paling menguntungklan
13
3. Membuatatau menunjang kebijakan perusahaan4. Menentukan tujuan perusahaan5. Memberikan peluang kesempatan kerja6. Pemakaian alat-alat perusahaan akan lebih efektif.
Dengan diketahui kelebihan kas, maka manajenem dapat mengambil
keputusan untuk apa kas itu digunakan, apakah untuk investasi akiva tetap,
peralatan dan bangunan dan lain sebagainya.
2. Fungsi-fungsi Anggaran
Fungsi anggaran merupakan salah satu alat bagi manajemen dalam
mencapai tujuan perusahaan. Fungsi daripada anggaran menurut Gunawan
Adi saputro dan Marwan Usri S.W (1992, hal 50) :
a. Dalam Bidang Perencanaan, yakni :1) Membantu manajemen meneliti, mempelajari
masalah-masalah yang berhubungan dengan kegiatan yang akan dilakukan
2) Mengerahkan seluruh tenaga dalam perusahaan untuyk menentukan arah atau kegiatan yang paling menguntungkan
3) Membantu atau menunjang kebijaksanaan-kebijaksanaan perusahaan
4) Menentukan tujuan perusahaan 5) Membantu menstabilkan kesempatan kerja
yang tersedia 6) Mengakibatkan pemakaian alat-alat fisik
secara lebih efektif.b. Dalam Bidang Koordinasi,yakni:
1) Memebantu mengkoordinasikan factor-faktor manusia dan perusahaan2) Menghubungjan aktivitas perusahaan dengan trend dalam dunia usaha
karena dengan disusunnya anggaran dapat dinilai apakah rencana tersebut sesuai dngan keadan dunia yang dihadapi
3) Meneapkan penggunaan modal pada saluran-saluran yang menguntungkan dalam arti seimbang dengan program perusahaan
4) Mengetahui kelemahan-kelemahan dalam organisasi.c. Dalam Bidang Pengawasan, yakni:
1) Mengawasi kegiatan-kegiatan dan pengeluaran-pengeluaran
14
2) Pencegahan secara umum pemborosan, sebetulnya ini adalah tujuan yang paling umum daripada penyusunan anggaran. Pengawasan terhadap pelaksanaan diharapkan dapat mengurangi pemborosan.
3. Tujuan Dan Manfaat Anggaran
Tujuan Anggaran
Perusahaan perlu menyusun perencanaan yang menyeluruh tentang
kegiatan yang akan dilakukan dalam jangka panjang. Rencana jangka panjang
merupakan suatu kesatuan yang utuh dari rencana-rencana yang disusun untuk
kegiatan setiap tahun. Anggaran sebagai alat manajemen akan bermanfaat
dalam membantu manajemen mengelola perusahaan yaitu mengambil
keputusan-keputusan yang paling tepat atau menguntungkan perusahaan
seperti menseleksi konsumen, menentukan tingkat harga, syarat-syarat kredit
untuk konsumen dan lain sebagainya.
Manfaat Anggaran
Setiap perusahaan, baik perusahaan kecil maupun perusahaan besar
akan memerlukan anggaran untuk kelangsungan hidup perusahaannya. Pada
umumnya anggaran mempunyai tiga kegunaan yaitu :
1. Sebagai pedoman kerja
2. sebagai alat pengkoordinasian kerja
3. Sebagai alat pengawasan kerja
Menurut Hongren dan Foster (1992,haal.148) menyatakan bahwa:
“Kalau dikelola dengan pintar anggaran akan :1. Mendorong perencanaan2. Memberikan criteria prestasi kerja 3. Peningkatan komunikasi
15
Anggaran didasarkan kepada ramalan-ramalan, misalnya keadaan
perekonomian, tingkat inflasi, peraturan-peraturan pemerintah, kebijaksanaan
dan reaksi saingan, perkembangan teknologi dan lain sebagainya. Dengan
menggunakan ramaln-ramalan tersebut, dapat disusun rencana yang
memberikan keuntungan yang maksimum bagi perusahaan.
4. Jenis-Jenis Anggaran
Menurut M.Nafarin (2000,hal.17) menyatakan bahwa :
“Anggaran dapat dikelompokan dari beberapa sudut pandang berikut ini :1. Menurut dasar penyusuan, anggaran terdiri dari :
a. Anggaran variabel, yaitu anggaran yang disusun berdasarkan interval (kisar), kapasitas (aktivitas) tertentu dan pada intinya merupakan suatu seri anggaran yang dapat disesuaikan pada tingkat-tingkat aktivitas yang berbeda. Anggaran Variabel disebut juga dengan anggaran fleksibel.
b. Anggaran tetap, yaitu anggaran yang disusun berdasarkan suatu tingkat kapasitas tertentu. Anggaran tetap disebut juga dengan anggaran statis
2. Menurut cara penyusunan, anggaran terdiri dari :a. Anggran periodik adalah anggaran yang disusun untuk satu periode
tertentu, pada umumnya periodenya satu tahun yang dususun setiap akhir periode
b. Anggaran kontinu adalah anggaran yang dibuat untuk mengadakan perbaikan anggaran yang pernah dibuat, misalnya tiap bulan diadakan perbaikan sehingga anggaran yang dibuat setahun mengalami perubahan
3. Menurut jangka waktunya, anggaran terdiri dari :a. Anggaran jangka pendek adalah anggaran yang dibuat dengan
jangka waktu paling lama sampai satu tahunb. Anggaran jangka panjang adalah anggaran yang dibuat dengan
jangka waktu lebih satu tahun4. Menurut bidangnya, anggran terdiri dari anggaran operasional dan
anggarn keuangan. Kedua anggaran ini bila di[padukan disebut dengan anggaran induk (master budget). Anggaran induk yang mengkonsolidasiakn rencana keseluruhan perusahaan untuk jangka pendek, biasanya disusun atas dasar tahunan. Anggaran tahunan dipecah
16
lagi menjadi anggaran triwulan dan anggaran triwulan dipecah lagi menjadi anggaran bulanan. a. Anggaran operasional adalah anggaran untuk menyusun Laba
Rugi. Anggaran operasional antara lain :1) Anggaran Penjualan2) Anggaran Beban Usaha 3) Anggarn Laporan L/R4) Anggaran Biaya Pabrik, yakni :
Anggaran Biaya Bahan Baku Anggaran Biaya Tenaga Kerja Langsung Anggaran Biaya Overhead
b. Anggaran Keuangan adalah anggaran untuk menyusun anggarn neraca, antara lain: 1) Anggaran Kas2) Anggarn Piutang3) Anggran Persediaan 4) Anggarn hutang 5) Anggaran Neraca
5. Menurut kemampuan menyusun, anggaran terdiri dari :a. Anggarn Komprehensif adalah rangkaian dari
berbagai macam anggaran ynag disusun secara lengkap atau perpaduan anggaran operasional dan keuangan
b. Anggaran Partial adalah anggaran yang disusun secara tidak lengkap, anggaran hanya menyusun bagian anggaran tertentu saja
6. Menurut fungsinya, anggaran terdiri dari :a. Appropriation Budget adalah suatu anggaran yang memberikan batas
pengeluaran maximum yang boleh digunakan untuk suatu hal tertentub. Performance Budget adalah suatu anggaran yang didasarkan pada
pelaksanaan fungsi, aktivitas dan proyek sampai batas maximum yang dipilih.”
5. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Anggaran Kas
Adapun factor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran
secara garis besar dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yakni :
a. Faktor Intern
Faktor Intern yaitu data, informasi dan pengalaman yang terdapat di dalam
perusahaan sendiri. Faktor-faktor tersebut antara lain :
17
1) Penjualan tahun-tahun yang lalu
2) Kebijaksanaan perusahaan yang berhubungan denagn
masalah-masalah seperti harga jual, syarat pembayaran barang yang
dijual
3) Tenaga kerja yang dimiliki perusahaan, baik dari segi
jumlahnya (kuantitatif) maupun dari segi ketrampilan dan keahlian
( kualitatif)
4) Modal kerja yang dimiliki oleh perusahaan
5) Fasilitas-fasilitas lain yang dimiliki oleh perusahaan
6) Kebijaksanaan-kebijaksanaan perusahaan yang berkaitan
dengan pelahsanaan fungsi-fungsi perusahaan, baik di bidang
pemasaran, di bidang produksi, di bidang pembelanjaan, di bidang
administrasi maupun bidang personalia
7) Tersedianya data dan informasi untuk melakukan penafsiran-
penafsiran. Sebagaimana telah dinyatakan bahwa anggaran berisikan
tafsiran-tafriran tentang apa yang terjadi dan apa yang dilakukan
perusahaan di waktu yang akan datang.
Perusahaan masih dapat mengatur dan menyelesaikan factor-faktor
intern ini dengan apa yang diinginkan untuk masa yang akan datang. Misalnya
modal kerja yang sekarang dimiliki, dirasakan kurang untuk periode anggaran
yang akan datang, maka perusahaan dalam batas-batas tertentu masih bias
menambahnya, misalnya dengan meminta kredit Bank, demikian pula dengan
mesin-mesin, peralatan-peralatan, tenaga kerja serta fasilitas-fasilitas lainya,
18
dalam batas-batas tertentu masih bias disesuaikan dengan apa yang diinginkan
untuk periode anggaran yang akan datang, baik ditambah maupun dikurangi.
Oleh sebab itu factor-faktor intern ini sering disebut sebagai factor yang
Controable (dapat diukur), yaitu faktor-faktor dalam batas-batas tertentu
masih bias disesuaikan dengan keinginan atau kebutuhan periode anggaran
yang akan datang.
b. Faktor Ekstern
Faktor Ekstern yaitu data,informasi dan pengalaman yang terdapat di luar
perusahaan, tetapi dirasa mempunyai pengaruh terhadap kehidupan
perusahaan. Faktor-faktor tersebut antara lain :
1) Keadaan persaingan
2) Tingkat pertumbuhan penduduk
3) Tingkat penghasilan masyarakat
4) Tingkat pendidikan masyarakat
5) Tingkat penyebarab penduduk
6) Budaya, social, politik, hokum, agama, adapt-istiadat
dan kebiasaan masyarakat.
6. Syarat-syarat Berhasilnya Penyusunan Anggaran
Menurut R.A Supriyono (1991,hal.346)menyatakan bahwa:
“Syarat yang harus dipenuhi untuk berhasilnya penyusunan anggaran kas adalah sebagai berikut :a. Adanya organisasi perusahaan yang sehat b. Adanya sistem akuntansi yang memadai
19
c. Adanya penelitian dan analisa d. Adanya dukungan para pelaksana
Ad.a Adanya organisasi perusahaan yang sehat, apabila telah diberikan
wewenang dan tanggung jawab tentang fungsi dan jabatan yang
tercemar dari struktur organisasi ini maka akan tanpak pembagian
organisator, pembagian kerja secara departemen yang akan membentuk
pusat biaya sesuai dengan kebutuhan departemen. Tujuan pemabgian
kerja secara departemen bila dihubungkan dengan anggaran adalah
untuk merancang dan mengawasi, mengumpulkan data dan informasi
tentang biaya pada setiap bagian dalam organisasi.
Ad.b Adanya sistem akuntansi yang memadai. Sistem akuntansi yang
memadai meliputi :
1) Penggolongan rekening yang sama antara
anggaran dan realisasinya sehingga dapat dibandingkan dan dihitung
penyimpangan
2) Pencatatan akuntansi memberikan informasi
mengenai realisasi anggaran
3) Laporan didasarkan kepada akuntansi
pertanggungjawaban
Suatu sistem akuntansi yang baik harus memenuhi prinsip cepat yaitu
mampu menyediakan data tepat pada waktunya dan dapat memenuhi
20
kebutuhan, memenuhi prinsip yang aman yang berarti harus dapat
membantu menjaga harta milik perusahaan dan memenuhi prinsip
murah, biaya penyelenggaraan dapat ditekan sehingga relatif tidak
mahal
Ad.c Adanya penelitian dan analisa. Kelangsunagn hidup perusahaan
tergantung pula pada adanya usaha untuk mengadakan penelitian dan
pengembangan produknya. Faktor intern dan ekstern perusahaan
merupakan bahan-bahan untuk penelitian pengembangan kebijakan
perusahaan
Ad.d Adanya dukungan para pelaksana. Dalam melaksanakan suatu anggaran
diperlukan dukungan dari berbagai lapisan manajer pada semua tingkat
manajemen. Semua manajer harus merasa ikut bertanggung jawab dan
berpartisipasi dalam pelaksanaan anggaran, dan juga mempunyai rasa
tanggung jawab serta kesadaran atas tugas yang dibebankan kepadanya.
Adalah merupakan tugas manajemen eksekutif untuk memberikan
kesadaran dan bimbingan kepada manajer dari segala tingkat.
7. Proses Penyusunan Anggaran Kas
Penyusunan anggaran tidak hanya semata-mata menjadi tanggung
jawab direktur atau manajer keuangan saja. Perlu suatu komite anggaran yang
biasanya terdiri dari pimpinan tiap-tiap bidang fungsional. Ketua komisi
anggaran biasanya adalah direktur atau manajer keuangan atau apabila ada
21
suatu departemen anggaran tersendiri, mungkin pimpinan department tersebut
yang menjadi ketua.
Secara garis besar tugas untuk mempersiapakn anggaran dan
menyusun anggaran didelegasikan kepada :
a. Bagian Administrasi
Ini dilakukan bagi perusahaan yang relatif kecil sehingga tugas
penyusunan anggaran dapat diserahkan kepada salah satu bagian saja dari
perusahaan yang bersangkutan tidak perlu banyak melinatkan secara aktif
ke seluruh bagian
b. Panitia Budget
Hal ini disebabkan bagi perusahaan besar. Tugas menyusun budget perlu
melibatkan semua unsure yang mewakili semua bagian yang ada dalam
perusahaan, yang duduk dalam panitia budget.
Komisi budget atau panitia budget umumnya berada langsung di
bawah direksi. Dengan menenpatkan komisi anggaran ini secara langsung
dibawahnya maka diharapkan anggaran tersusun nantinya akan memperoleh
dukungan secara penuh dari semua bagian yang ada dalam perusahaan. Tim
penyusun budget biasanya diketuai oleh salah seorang pimpinan perusahaan
dengan anggota-anggota yang mewakili bagian pemasaran, bagian
pembelanjaan, serta personalia.
Baik budget yang disusun oleh bagian administrasi (perusahaan kecil)
maupun yang disusun oleh panitia budget (perusahaan besar), barulah
merupakan rancangan budget. Rancangan budget inilah yang diserahkan
22
kepada pimpinan tertinggi perusahaan untuk disahkan serta ditetapkan sebagai
budget yang definitif. Sebelum disahkan oleh pimpinan tertinggi perusahaan,
masih dimungkinkan untuk diadakan perubahan-perubahan tertinggi
perusahaan dengan pihak-pihak yang diserahi tugas rancangan budget
tersebut.
Menurut Munandar (1992,hal.60) menyatakan bahwa :
“Setelah disahkan oleh pimpinan tertinggi perusahaan, maka rancangan budget tersebut telah menjadi budget yang definitif, yang akan dijadikan sebagi pedoman kerja, alat pengkoordinasian kerja dan sebagai alat pengawasan kerja .”
Menurut Gudono (1993,hal.190) menyatakan tentang langkah-langkah
penyusunan anggaran adalah sebagai berikut :
a. Manajemen puncak mengirim prinsip-prinsip penyususnan anggaran (termasuk tujuan umum perusahaan) ke masing-masing bagian
b. Masing-masing bagian menyusun anggaran operasionalnya (rencana laba) dimuat dengan memuat ramalan penjualan dan anggaran penjualan. Masing-masing manajer yang telah menerima anggaran penjualan itu untuk dijadikan dari penyusunan anggaran operasionalnya sendiri. Konsultasi dengan komite anggaran atau manajemen yang lebih tinggi sering dilakukan pada tahap ini.
c. Negosiasi antar bagian dan komunikasi dengan pihak atasand. Koordinasi dan pembahasan kembali terhadap rancangan
anggaran yang diajukan masing-masing departemen oleh komite anggaran. Beberapa divisi mungkin dilakukan supaya terjadi keharmonisan antara anggaran dari departemen yang satu dengan departemen lain. Konsultasi dengan pihak-pihak yang terkait dilakukan untuk membahas revisi ini.
e. Persetujuan akhir dari manjer puncak. Anggaran induk kemudian dibagi-bagikan ke setiap departemen.
Proses penyusunan anggaran biasanya meliputi :
a. Komite Anggaran
23
Sebagian besar organisasi mempunyai komite anggaran yang
mengawasi anggaran secara keseluruhan. Komite tersebut terdiri dari
anggota manajemen senior. Komite anggaran biasanya meliputi CEO
(Chief Executive Officer), kepala unit bisnis stratejik, dan kepala bagian
keuangan. Besar kecilnya komite anggaran tergantung pada besar kecilnya
organisasi, besarnya partisipasi unit organisasi dalam proses penyusunan
anggaran dan gaya manajemen dari CEO. Komite anggaran merupakan
otoritas tertinggi dalam organigasi untuk segala hal yang berkaitan dengan
anggaran.
Menurut Mulyadi dan Jhony Setyawan (2001,hal.566) menyatakan
bahwa komite anggaran terdiri dari :
1. Direktur utama sebagai ketua merangkap anggota komite 2. Direktur pemasaran sebagi anggota 3. Direktur produksi sebagai anggota 4. Direktur keuangan sebagai anggota 5. Direktur umum sebagai anggota 6. Manajer departemen anggaran sebagai sekretaris komite.
Adapun tugas komite anggaran adalah :
1. Merumuskan sasaran anggaran dan kebijakan pokok perusahaan untuk
tahun anggaran
2. Menyampaikan informasi mengenai tujuan dan kebijakan pokok
tersebut kepada para manajer penyusun anggaran
3. Mereview rancangan anggaran yang diajukan oleh para manajer
penyusun anggaran
24
4. Melakukan negosiasi dengan para manajer penyusun anggaran
mengenai rancangan anggaran yang mereka ajukan
5. Mengajukan rancangan anggaran perusahaan secara keseluruhan
kepada Dewan Komisaris Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)
6. Mereview anggaran yang telah disetujui oleh Dewan Komisaris RUPS
7. Melakukan negosiasi dengan para manajer penyusun anggaran
mengenai anggaran yang telah disahkan.
8. Melakukan revisi anggaran, sesuai dengan kebijakan RUPS
b. Periode Anggaran
Anggaran biasanya disusun untuk periode satu tahun dan sejalan
dengan tahun fiskal organisasi. Banyak perusahaan juga mempunyai
anggaran yang disusun untuk periode kuartal atau bulanan.
c. Pedoman Anggaran
Salah satu tanggung jawab komite anggaran adalah memberikan
pedoman atau anggaran awal (anggaran dasar) yang menentukan arah
anggaran dan menentukan penyusunan anggaran. Semua
pertanggungjawaban (unit anggaran) mengikuti pedoman anggran awal
dalam menyusun anggaran mereka.
d. Usulan Anggarn Dasar (Initial Budget)
Berdasarkan pedoman (Initial Budget), setiap pusat
pertanggungjawaban menyiapkan usulan initial budget untuk pusat
pertanggungjawaban mereka.
e. Negosiasi Anggaran
25
Anggaran dari unit anggaran memeriksa atau menguji usualan initial
budget untk melihat apakah usulan tersebut sesuai dengan pedoman
anggaran. Atasan juga memeriksa apakah tujuan anggaran dapat dicapai
dan searah dengan tujuan unit anggaran pada level berikutnya dan operasi
yang diandalkan konsisten dengan aktivitas yang dianggarkan unit
anggaran lain yang meliputi unit yang secara langsung atau tidak langsung
berpengaruh. Negosiasi terjadi pad asemua level organisasi. Negosiasi
merupakan inti dari proses penyusunan anggaran dan menyita sebagian
besar dari waktu penyusunan anggaran.
f. Mereview dan Persetujuan
Komite anggarn mereview dan memberiakn persetujuan akhir terhadap
anggaran. Komite anggaran memeriksa angggaran tersebut berkaitan
dengan konsistennya dengan pedoman angggaran, pencapaian tujuan
jangka pendek dan pemenuhan tehadap rencana stratejik. CEO kemudian
memberikan persetujuan anggaran secara keseluruhan dan mengajukan
anggaran tersebut kepada Dewan Direksi.
g. Revisi
Prosedur untuk merevisi anggaran bervarisi dari satu organisasi yang
satu dengan organisasi lainnya. Begitu anggaran disetujui, beberapa
organisasi hanya membolehkan dalam keadaan khusus, persetujuan untuk
melakukan modifikasi terhadap anggaran bisa saja sulit untuk dicapai
perusahaan lainnya, misalnya perusahaan-perusahaan yang menggunakan
anggran yang perlu diperbarui secara terus menerus menggunakan sistem
26
penganggaran (proses penyusunan anggaran) yang membolehkan revisi
yang dilakukan secara kuartal atau bulanan.
Menurut Robert N Anthony Vijay Govindarajan (2003,hal.9)
menyatakan bahwa:
“Proses penyusunan anggaran:a. Organisasi
1. Departemen AnggaranBiasanya (tidak selalu) melaporkan kepada pengawas perusahaan, menyusun arus informasi dari sistem pengontrolan anggaran
2. Panitia AnggaranPanitia anggaran terdiri dari anggota senior, manajemen, seperti bagian eksekutif, kepala bagian operasi, dan kepala bagian keuangan
b. Pengeluaran Garis PedomanJika sebuah perusahaan mempunyai proses strategi perencanaan tahun pertam (yang biasanya disetujui pada musim panas) adalah permulaan dari proses persiapan. Manajer harus memikirkan mas adepan sesuai dengan usulan yang diajukan sebagai dasr persiapan anggaran. Walaupun ada atau tidaknya strategi rencana langkah pertama dalam proses persiapan anggaran adalah untuk mengembangkan garis pedoman yang memerintah persiapan anggaran untuk disebarkan kepada semua manajer
c. Awal ProposalMenggunakan garis pedoman, tanggung jawab manajer dibantu dengan staff merewka, mengembangkan permintaan anggaran. Karena sebagian besar tanggung jawab akam memulai anggaran tahunan dengan fasilitas yang sama, personel dan sumber lain yang mereka miliki pada saat ini, anggaran ini didasarkan pada level-level yang ada, yang kemudioan diubah agar sesuai dengan garis pedoman
d. NegosiasiPembuat anggaran membahas anggaran yang diajukan dengan atasannya. Ini pusat kegiatan dan proses. Atasan cenderung menilai validitas dari tiap penyesuaian. Biasanya pertimbangan yang mempengaruhi pelaksanaan anggaran tahunan merupakan perkembangan dari pelaksanaan tahun sebelumnya. Atasan mengenali bahwa ia menjadi pembuat anggaran pada level selanjutnya dalam proses pembuatan anggaran dank arena itu harus mempertahankan anggaran yang telah disetujui
e. Pemeriksaan dan PersetujuanAnggaran yang diajukan melalui beberapa level dalam organisasi. Persetujuan terakhir disarankan oleh panitia anggaran kepada kepala
27
eksekutif. CEO juga memasukan anggaran yang telah disetujui kepada Dewan Direksi untuk disahkan. Hal ini terjadi pada bulan Desember tepat sebelum anggaran tahunan dimulai
f. Perbaikan AnggaranAda dua tipe perbaikan anggaran yakni :1. Prosedur yangdipersiapkan secara sistematis (tiap
triwulan) memperbarui anggaran2. Prosedur yang mengijinkan membuat perbaikan dalam
keadaan tertentu.g. Anggaran Kontinjensi
Beberapa perusahaan mempersiapkan anggaran kebetulan yang menendakan bahwa manajemen perlu mengambil tindakan jika ada penurunan volume penjualan yang telah diantisipasi dalam perkembangan anggaran. Anggaran kebetulan menyediakan jalan yang lebih cepat untuk mengubah kondisi jika situasinya telah tiba.
Dalam prakteknya banyak dijumpai perusahaan yang mampu
beroperasi tanpa membuat anggaran. Akan tetapi, tanpa penyusunan suatu
anggaran, perusahaan akan mengalami kesulitan dalam mengevaluasi kinerja,
kurang dapat mengoptimalkan efisiensi dan produktivitas kerja serta kurang
dapat memenfatkan kesempatan untuk perluasan usaha.
Penyusunan anggaran biasanya merupakan suatu proses yang
sistematis. Anggaran yang mencakup seluruh aspek di dalam organisasi
perusahaan disiapkan, ditinjau kembali dan bila perlu dilakukan perbaikan-
perbaikan sehingga anggaran yang nantinya dijadikan sebagai pedoman dalam
menjalankan kegiatan perusahaan merupakn suatu rencana yang paling baik.
Adapun tujuan perusahaan menyusun anggaran menurut Ellen, Edy, Sugianto
(2002,hal.102) adalah :
a. Menentukan posisi kas pada berbgai waktu dengan membandingkan uang kas masuk dengan uang kas keluar
b. Memoerkurakan terjadinya defisit atau surplusc. Mempersiapkan keputusan pembelanjaan jangka pendek dan
jangka panjang. Apabila terjadi defisit, perusahaan perlu mencari
28
tambahan baru dan bila perushaan mengalami surplus maka perusahaan harus memilih alternative pengunaan yang paling menguntungkan
d. Sebagai dasar kebijakan pemberian kredit e. Sebagai dasar otorisasi dan anggaran yang disediakanf. Sebagai dasra penilaian terhadap realisasi pengeluaran kas
sebenarnya
Pada umumnya anggaran yang disusun oleh pihak manajemen
perusahaan dimaksudkan agar kegiatan operasional yang dijalankan dapat
berjalan denagn lancar juga agar tugas masing-masing bagian yang terkait
didalamnya dapat dilaksanakan dengan baik.
Dalam penugasan penyusunan anggaran harus dilakukan secara
sistematis yaitu mulai dari bagian yang paling bawah karena bawahan yang
langsung terjun dalam pelaksanaanya, kemudian bawahan melaporkan kepada
atasanya sampai kepada manajer puncak. Disini manajer dihadapkan pada
suatu tanggung jawab dalam pengambilan keputusan dan keputusan yang
diambil merupakan pelaksanaan fungsi manajer dari segi perencanaan,
pengkoordinasian dan pengawasan.
Prosedur penyusunan anggaran tidak mutlak harus dari bawah baru ke
manjer puncak. Hasil anggaran yang disusun nantinya harus disetujui manajer
setelah itu dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
Dalam penyusunan anggaran ada beberapa syarat yang harus
diperhatikan yaitu anggaran yang disusun harus realistis, dapat dipakai dimasa
yang akan datang, anggaran harus fleksibel, tidak kaku dalam arti anggaran
terseburt disesuaikan dengan keadaan yang selalu berubah-berubah atau
29
anggaran yang jumlah rupiahnya untuk satu masa didasarkan atas tingkat
aktivitasnya.
Anggaran disusun untuk membantu manajemen dalam mengadakan
perencanaan dan pengawasan, manajemen yang baik tidak ingin menghadapi
periode yang akan datang tidak menentu. Persepsi yang jelas mengenai peran
manajer dalam mencapai sasaran anggaran hanya dapat terwujud jika dua
syarat berikut dipenuhi, menurut Mulyadi (2001,hal.493) yaitu :
1. Sasaran anggaran diterima dengan jelas oleh manajer yang bertanggungjawab untuk mencapainya
2. Manajer yang diberi peran untuk mencapai sasaran diberi alokasi sumber daya yang memedai untuk mencapai sasaran anggaran.
8. Metode Penyusunan Anggaran Kas
Menurut Sofyan Safri Harahap (1997,hal. 90) cara pembuatan
anggaran ada tiga yaitu : “otoriter atau top down, demokrasi atau bottom up,
dan campuran atau top down and bottom up “.
Dalam metode otoriter atau top down, penggararan disususn dan
ditetapkan sendiri oleh pimpinan dan harus dilaksanakan bawahan tanpa
keterlibatan bawahan dalam penyusunan. Metode ini ada baiknya jika
karyawan tidak mampu menyusun anggaran dan dianggap terlalu lam adan
tidak tepat jika diserahkan pada bawahan. Hal ini terjadi dalam perusahaan
yang karyawannya tidak memiliki keahlian cukup untuk menyusun suatu
anggaran. Akan tetapi atasan dapat saja menggunakan konsultan atau tim
khusus untuk menyusunnya.
30
Metode kedua demokrasi atau bottom up budget disusun berdasarkan
hasil keputusan karyawan. Dan disusun mulai dari bawahan sampai ke atasan.
Bawahan diserahkan sepenuhnya menyusun anggaran yang akan dicapainya
di nasa yang akan datang. Metode ini digunakan jika karyawan memiliki
kemampuan dalam menyusun anggaran dan tidak dikhawatirkan akan
menimbulkan proses yang lama dan berlarut.
Metode ketiga adalah campuran dari kedua metode di atas. Di sini
perusahaan menyusun anggaran dengan memulainyadari atas dan kemudian
untuk selanjutnya dilengkapi dan dilanjutkan oleh karyawan bawahan. Jadi
ada pedoman dari atassan untuk pimpinan dan dijabarkan oleh bawahan sesuai
dengan pengarahan atasan.
Agar suatu anggaran kas menjadi efektif , maka system anggaran harus
merupakan sistem dari bawahan ke atasan (bottom up), yaitu dimulai dengan
para manajer yang menyusun anggaran. Jika pimpinan perusahaan mengubah
jumlah yang tercantum dan usulan anggaran, maka perubahan tersebut harus
bias meyakinkan penyusunannya dengan alasan yang dapat diterima.
Dalam pembahasan penelitian ini penulis mencoba membahas tentang
bentuk-bentuk anggaran yang telah dikembangkan untuk menyusun kas (cash
forecash) Ada dua metode penyusunan anggaran kas yaitu :
a. Direct Method
Direct method adalah metode penyusunan anggaran kas dengan secara
langsung ditetapkan ramalan-ramalan tentang elemen-elemen yang terdapat
dalam penganggaran. Ramalan ini ditetapkan berdasarkan pengalaman masa
31
lalu, trend, ratio dan ramalan tentang mas yang akan datang. Suatu ramalan
kas merupakan ramalan proyeksi penerimaan dan pengeluaran kas serta
saldonya dalam suatu periode tertentu. Metode ini merupakan salah satu cara
yang paling lazim digunakan dalam perusahaan, yang sangat penting untuk
dapat memberikan gambaran yang lengkap mengenai arus atau perputaran
penerimaan dan pengeluaran kas.
Pengalaman dan pengetahuan mengenai trend dan ratio akan dapat
menunjukan berapakah bagian dari penjualan total yang mungkin merupakan
penjualan kontan. Apabila pengalaman telah dianalisis hasilnya dapat
dikoreksi disesuaikan dengan perkembangan dan diterapkan terhadap
penjualan kredit dalam taksiran penjualan.
Dalam penyusuan anggaran kas yang lengkap, selain dari arus
penerimaan juga disajikan arus pengeluaran. Pengeluran kas dalam
perusahaan jasa biasanya terdiri dari gaji tetap, biaya perjalan dan biaya
operasi lainnya, berdasarkan anggaran yang telah ditentukan.
Apabila langkah ini telah tersedia maka periode pembayaran dapat
ditetapkan dengan mudah karena gaji dan upah merupakan hak karyawan.
Dengan melihat pada kelender akan dapat ditentukan yanggal pembayaran.
Pertimbangan-pertimbangan tersendiri harus diberikan terhadap potongan
pajak penghasialn dari gaji kotor, karena itu tidak akan dibayar pada waktu
yang bersamaan dengan pembayaran upah bersihnya kecuali apabila dibentuk
rekening bank khusus mengenai potongan PPh. Praktek yang biasa
mengharuskan diterapkan penerimaan dan pengeluaran kas di luar transaksi-
32
transaksi pelunasan hutang atas kebijaksanaan pimpinan, pembelian saham
perusahaan sendiri atau dana yang diperoleh dari pinjaman bank. Keputusan-
keputusan yang berhunungan dengan cara mendapatkan atau pembelanjaan
kas ini dapat dicapai pada saat posisi kas diketahui dan sesuai dengan itu
dirumuskan kebijaksanaannya setelah diketahui arus penerimaan dan
pengeluaran kas pada jangka waktu tertentu maka untuk masa yang akan
datang penganggaran kas sudah dianggarkan.
b. Adjusted Net Income Method
Adjusted Net Income Method adalah suatu penyusunan anggaran kas
yang bertitik tolak dari laporan perhitungan laba rugi yang dianggarkan.
Dalam metode ini pendapatan yang diproyeksikan dalam laporan laba rugi
akan dikoreksi dengan semua transaksi-transaksi kas yang timbul dan yang
tidak berhubungan dengan kas akan menghasilkan laporan laba rugi kas yang
kemudian dikoreksi lagi dengan transaksi-transaksi kas yang timbul karena
adanya perubahan neraca yang bersifat noperasional.
Zaki Baridwan (1993,hal.30) menyatakan bahwa : “ Laporan Laba
Rugi adalah suatu laporan yang yang memungkunkan pendapatan-pendapatan
dan biaya-biaya dari suatu unit usaha untuk suatu periode tertentu.”
Perkiraan-perkiraan yang terdapat dalam laporan laba rugi dapat
digolongkan dalam dua kelompaok yaitu kelompaok pendapatan dan
kelompok biaya. Pendapatan yang terdapat dalam laporan laba rugi bersumber
dari aktivitas perusahaan seperti penyerahan jasa atau pemberian izin kepada
33
pihak lain yang menggunakan sumber daya perusahaan yang ditukar sewa
atau dalam bentuk balas jasa.
B. Kerangka Konseptual
Adapun kerangka konseptual yang akan dibahas dalam penelitian ini yang
berhubungan dengan penyusunan anggaran kas. Kas merupakan jenis aktiva
lancar yang mudah sekali digelapkan dan merupakan jenis aktiva lancar yang
umumnya menjadi incaran penyelewengan. Manajemen harus dapat mencegah
penyimpangan-penyimpangan atau penyelewengan yang mungkin terjadi atas
penerimaan kas maupun pengeluaran kas pada perusahaan.
Untuk melaksanakan fungsinya manajemen memerlukan teknik dan
prosedur yang dapat memberikan informasi untuk mengambil keputusan. Salah
satu teknik tersebut yakni dengan menyusun anggaran (budget). Dalam menyusun
anggaran, terutama anggaran kas harus diperhatikan atau dipertimbangkan dengan
teliti karena kas merupakan aktiva lancar yang mudah dipindahtangankan.
Anggaran kas direncanakan untuk mengawasi anggaran yang terdiri dari
anggaran peneimaan kas dan anggaran pengeluaran kas. Peramalan anggaran kas
yang jauh dari kenyataan akan dapat mempersulit manajemen perusahaan,
sehingga bila peramalan dipergunakan sebagai dasar kebijaksanaan perusahaan
baik jangka pendek maupun jangka panjang tentu akan mempersulit manajemen
perusahaan. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa dengan perencanaan yang
sesuai maka realisasi anggaran kas akan mampu mencapai nilai optimal
sebagaimana ditargetkan.
34
C. Penelitian Terdahulu
Dalam menyusun skripsi ini penyusun mereferensi penelitian terdahulu
yang membahas mengenai “Analisa Penyusunan Anggaran Kas pada PT.
Sumatratel Indonesia Medan” yang bergerak dalam bidang jasa telekomunikasi
yang mana perusahaan ini merupakan anak perusahaan PT.Telkom yang disusun
oleh Dara Hastuti (2004), NPM (9905170207), Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara. Masalah yang diteliti oleh
peneliti tersebut adalah . Teknik analisa data yang digunakan adalah teknik
analisis statistik deskriptif
Dari hasil penelitian sebelumnya diketahui bahwa :
Penyusunan anggaran kas dalam bentu lampiran estimasi penerimaan dan
estimasi pengeluaran. Estimasi ini mula-mula disusun dari estimasi penerimaan
yaitu estimasi penerimaan yang diperoleh dari hasil operasi komersil atau hasil
pendapatan jasa gadai dan penerimaan lain-lain berdasarkan dari hasil penerimaan
uang kas/bank yang tidak termasuk dari penerimaan operasional, kemudian
ditentukan pengeluaran non operasional untuk membiayai kegiatan yang bersifat
komersil atau akibat adanya transaksi pembelian dan pengeluaran lain seperti
biaya bunga dan provisi, biaya pegawai, biaya administrasi dan umum, biaya
pendidikan dan pelatihan dan lain-lain. Namun perusahaan tidak mengestimasikan
kemungkinan adanya pengeluaran lain-lain dalam satu minggu yang akan datang
sehingga apabila terdapat pengeluaran lain pada realisasinya akan menyebabkan
selisih.
35
36
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Defenisi Operasional
Tujuan utama dari pemberian definisi operasional adalah sebagai suatu
definisi yang diberikan pada suatau variabel dengan cara memeberikan arti atau
menspesifikan kegiatan ataupun memberikan suatu operasional yang diperlukan
untuk mengukur variabel tersebut. Adapun definisi operasional penelitian ini
adalah anggaran kas.
Maksud dari penyusunan anggaran kas merupakan langkah awal yang
harus dilalui oleh setiap perusahaan sebelum memulai kegiatannya agar sasaran
(kas) yang ditargetkan dapat dicapai.
B. Tempat Dan Waktu Penelitian
Tempat Penelitian
Tempat penelitian dilakukan pada PT. Ira Widya Utama Group Medan
yang terletak di Komplek Taman Setia Budi Indah Jalan. Cactus Raya Blok J
No.1 Medan.
Waktu Penelitian
Adapun penelitian dilakukan pada tanggal 2 April 2007 sampai dengan
selesai.
37
C. Jenis Dan Sumber Data
Jenis Data
Dalam menyelesaikan karya ilmiah ini, jenis data yang penulis
kumpulkan untuk mendukung variable yang diteliti adalah data dokumentasi yaitu
mempelajari dokumen-dokumen yang berhubungan dengan objek penelitian yang
di dapat dari bagian akuntansi perusahaan. Dokumentersebut adlah anggaran kas
serta realisasinya tahun 2005 dan tahun 2006.
Sumber Data
Adapun sumber data yang diperoleh dalam penelitian ini berasal dari :
1. Data Primer
Data Primer adalah data yang diambil langsung dari objek penelitian
(perusahaan) dengan cara mengumpulkan data yang berhubungan dengan
penelitian yang penulis lakukan seperti wawancara dan pengamatan yang
dilakukan oleh penulis berupa sejarah perusahaan, struktur organisasi, jenis
anggaran perusahaan, job description, anggaran serta realisasinya serta data
lain yang mendukung dalam penelitian ini
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari perpustakaan yang
berupa hasil penelitian dan landasan tertulis yang berupa literatur-literatur,
buku-buku, makalah dan data lainnya yang berhubungan denagn penelitian
ini.
38
D. Tehnik Pengumpalan Data
Dalam penelitian ini ada 3 tehnik pengumpulan data :
1. Observasi
Observasi adalah pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan
langsung ke objek penelitian
2. Interview
Interview adalah pengumpulan data dengan cara melakukan Tanya jawab atau
wawancara secara langsung dengan pemimpin atau karyawan perusahaan.
E. Tehnik Analisa Data
Setelah data yang diperoleh, penulis menganalisa dengan
menggunakan suatu metode analisa data. Adapun tehnik analisa data yang
digunakan penulis adalah metode deskriptif yaitu analis ayang dilakukan dengan
mengumpulkan, mengklarifikasikan, menginterprestasikan serta menganalisa data
sehingga diperoleh gambaran yang jelas mengenai keadaan yang berlaku.
39
DAFTAR PUSTAKA
Anthony, Dearden, Bedford (1994). Sistem Pengendalian Manajemen. Edisi Kelima. Penerbit Erlangga Jakarta.
C. Rollin niswonger, Warren, Reeve Fess (2000). Prinsip-Prinsip Akunransi. Edisi:19, Jilid Dua, Penerbit Erlangga Jakarta.
Gunawan Adi Saputra dan Marwan Usri S.W,(1992). Anggaran Perusahaan, Yogyakarta: Edisi Revisi II.BPFE UGM.
Horgen,T.Charles,(1993). Pengantar Akuntansi Manajemen, Terjemahan Moh.Badjeni dan Kusnedi, Jilid Pertama, Edisi Keenem, Jakarta : Penerbit Erlangga.
Matz, M.F. Usry (1996). Akuntansi Biaya, Perencanaan dan Pengendalian Biaya, Edisi Kedelapan. Jilid I. Penerbit: Erlangga, Jakarta. Terjemahan H. WibowoSirait.
M. Nafarin (2000). Penganggaran Perusahaan. Edisi Pertama. Penerbit: Salemba Empat Jakarta.
Mulyadi,(2001). Akuntansi Manajemen Manfaat dan Rekayasa, Edisi Kedua, Yogyakarta: FE. UGM.
Mulyadi dan John Setyawan (2001). Sistem Pengendalian Manajemen. Edisi Kedua Penerbit: Salemba Empat Jakarta.
R.S Mas’ud Machfoed. MBA (1991). Akuntansi MAnajemen. Buku Dua. BPFE Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.
R.A Supriyono (1987). Akuntansi Manajemen I Konsep DAsar Akuntansi Manajemen Dan Proses Perencanaan. Edisi Pertama. BPFE Universitas Gajah Mada Yogyakarta.
R.A Supriyono dan L. Suparwoto (1989). Pengantar Akuntansi. Rekening-Rekening Laporan Keuangan. BPFE Universitas Gajah Mada Yogyakarta
Welcsh, Hilton, Gardon(2000). Anggaran Perencanaan dan Pengendalian Laba, Jakarta, Buku 2, Penerbit: Salemba Empat Jakarta.
Robert N.Anthony dan Vijay Govindarajan (2000). Sistem Pengendalian Manajemen
40