prof dr. johannes gunawan, s.h., l.l.m. mendemo undang...

3
Pikiran Rakyat o Selasa 0 Rabu 0 Kam;s 0 Jumat 4 5 6 7 8 9 10 11 20 21 22 23 24 25 26 o Mar OApr o Me; OJun OJul 0 Ags Prof Dr. Johannes Gunawan, S.H., L.L.M. o Sabtu . M;nggu 12 13 14 15 16 27 28 29 30 31 OSep OOId ONov ODes Mendemo Undang-Undang U NDANG-UNDANG Badan Hukum Pendi- dikan (UU BHP) menjadi bahan perbincangan paling hangat di kalangan in- san pendidikan dua bulan be- lakangan. Sejak disahkan DPR, 17 Desember lalu, ge- lombang protes terhadap UU ini seolah tak kuniung henti, mengepung dari berbagai penjuru. Mahasiswa dan guru turun ke jalan, pengamat dan pemilik yayasan melontarkan kecaman pedas. Yang satu bi- lang, pendidikan makin ko- mersial, yang lain berkata ek- sistensi mereka terancam. Sebagai salah satu perumus UU yang 16Januari lalu telah ditandatangani Presiden itu, Johannes Gunawan (56) mengaku gemas melihat reaksi kebanyakan orang. Belumjuga membaca, berbagai komentar sinis sudah dilemparkan. Pa- dahal, menurut Guru Besar Fakultas Hukum Universitas Katolik Parahyangan ini, jika saja UU dibaca cermat, mesti- nya pemerintahlah yang ber- dW9IlSt:r¥i ~nolakn~. _ BOP -=> UU BHP memaksa peme- rintah lebih peduli kepada mahasiswa dan masyarakat. Artinya, biaya lebih besar ha- rns merekq gelontorkan demi pendidikan yang makin mu- rah, yang makin mudah diak- ses orang banya4. Tujuan pembuatan UU ini, salah sa- tunya adalah merevisi imple- mentasi peraturan pe,merin- tah (PP) tentang pembentuk- an Badan Hukum Milik Nega- ra (BHMN) yang terbukti te- lah membuat biaya pendidik- an terns melambung. Johannes terlibat dalam pe- rumusan UU BHP sejak 2004 sebagai anggota Komisi Khu- sus di bawah Dewan Pendi- dikan Tinggi Ditjen Dikti. Pembahasan yang mestinya selesai setahun kemudian itu mundur hingga empat tahun. Pengajuanjudicial review (uji materi) oleh Asosiasi Badan Penyelenggara Pendidikan ~Tinggi_SwastaIndonesi<t (ABPPTSI) Pusat pada 2006 atas pasal 53 UU Sistem Pen- didikan Nasional (Sisdiknas) sebagai cantolan kelahiran UU BHP, turut memperlam- bat proses pengesahan. Memenangi sidang di Mah- kamah Konstitusi (MK), komi- si bekerja lagi. Sejak 2007 Jo- hannes duduk di kursi ketua. Tahun itu juga RUU disampai- kan kepada Presiden untuk se- lanjutnya digodok dalam pani- tia kerja (panja) di Komisi X DPR RI. Selama kurun pem- bahasan tersebut, paling tidak terjadi tiga kali deadlock. UU BHP mengamanatkan terbentuknya empat badan hukum barn, yakni BHP Pe- merintah (BHPP) untuk eks PTN dan BHMN, BHP Penye- lenggara untuk eks PTS, BHP Pemerintah Daerah (BHPPD) untuk eks satuan pendidikan dasar hingga tinggi negeri, serta BHP Masyarakat BHPM untuk eks satuan pendidikan swasta. Waktu peralihan bagi BHMN 3 tahun, PTN 4 tahun, dan PTS 6 tahun. Sesudah itu, UU BHP berlaku efektif. Saat ini, pemerintah sibuk melakukan sosialisasi ke ber- bagai daerah. Pertemuan dan diskusi digelar dengan meli- batkan ahli pendidikan, per- wakilan mahasis~ gu~ dan Kllplng Humas Un pad 2009 -- ---

Upload: voduong

Post on 18-Mar-2019

226 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Prof Dr. Johannes Gunawan, S.H., L.L.M. Mendemo Undang ...pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2009/02/pikiranrakyat... · bahwa lapangan politik sa- ... jiban memberikan beasiswa

Pikiran Rakyato Selasa 0 Rabu 0 Kam;s 0 Jumat

4 5 6 7 8 9 10 1120 21 22 23 24 25 26

o Mar OApr o Me; OJun OJul 0 Ags

Prof Dr. Johannes Gunawan, S.H., L.L.M.

o Sabtu . M;nggu

12 13 14 15 1627 28 29 30 31

OSep OOId ONov ODes

Mendemo Undang-Undang

UNDANG-UNDANGBadan Hukum Pendi-dikan (UU BHP)

menjadi bahan perbincanganpaling hangat di kalangan in-san pendidikan dua bulan be-lakangan. Sejak disahkanDPR, 17Desember lalu, ge-lombang protes terhadap UUini seolah tak kuniung henti,mengepung dari berbagaipenjuru. Mahasiswa dan guruturun ke jalan, pengamat danpemilik yayasan melontarkankecaman pedas. Yang satu bi-lang, pendidikan makin ko-mersial, yang lain berkata ek-sistensi mereka terancam.

Sebagai salah satu perumusUU yang 16Januari lalu telahditandatangani Presiden itu,Johannes Gunawan (56)mengaku gemas melihat reaksikebanyakan orang. Belumjugamembaca, berbagai komentarsinis sudah dilemparkan. Pa-dahal, menurut Guru BesarFakultas Hukum UniversitasKatolik Parahyangan ini, jikasaja UU dibaca cermat, mesti-nya pemerintahlah yang ber-dW9IlSt:r¥i ~nolakn~. _

BOP-=>

UU BHP memaksa peme-rintah lebih peduli kepadamahasiswa dan masyarakat.Artinya, biaya lebih besar ha-rns merekq gelontorkan demipendidikan yang makin mu-rah, yang makin mudah diak-ses orang banya4. Tujuanpembuatan UU ini, salah sa-tunya adalah merevisi imple-mentasi peraturan pe,merin-tah (PP) tentang pembentuk-an Badan Hukum Milik Nega-ra (BHMN) yang terbukti te-lah membuat biaya pendidik-an terns melambung.

Johannes terlibat dalam pe-rumusan UU BHP sejak 2004sebagai anggota Komisi Khu-sus di bawah Dewan Pendi-dikan Tinggi Ditjen Dikti.Pembahasan yang mestinyaselesai setahun kemudian itumundur hingga empat tahun.Pengajuanjudicial review (ujimateri) oleh Asosiasi BadanPenyelenggara Pendidikan

~Tinggi_SwastaIndonesi<t

(ABPPTSI) Pusat pada 2006atas pasal 53 UU Sistem Pen-didikan Nasional (Sisdiknas)sebagai cantolan kelahiranUU BHP, turut memperlam-bat proses pengesahan.

Memenangi sidang di Mah-kamah Konstitusi (MK), komi-si bekerja lagi. Sejak 2007 Jo-hannes duduk di kursi ketua.Tahun itu juga RUU disampai-kan kepada Presiden untuk se-lanjutnya digodok dalam pani-tia kerja (panja) di Komisi XDPR RI. Selama kurun pem-bahasan tersebut, paling tidakterjadi tiga kali deadlock.

UU BHP mengamanatkanterbentuknya empat badanhukum barn, yakni BHP Pe-merintah (BHPP) untuk eksPTN dan BHMN, BHP Penye-lenggara untuk eks PTS, BHPPemerintah Daerah (BHPPD)untuk eks satuan pendidikandasar hingga tinggi negeri,serta BHP Masyarakat BHPMuntuk eks satuan pendidikanswasta. Waktu peralihan bagiBHMN 3 tahun, PTN 4 tahun,dan PTS 6 tahun. Sesudah itu,UU BHP berlaku efektif.

Saat ini, pemerintah sibukmelakukan sosialisasi ke ber-bagai daerah. Pertemuan dandiskusi digelar dengan meli-batkan ahli pendidikan, per-wakilan mahasis~ gu~ dan

Kllplng Humas Un pad 2009-- ---

Page 2: Prof Dr. Johannes Gunawan, S.H., L.L.M. Mendemo Undang ...pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2009/02/pikiranrakyat... · bahwa lapangan politik sa- ... jiban memberikan beasiswa

pemilik yayasan. Johannesterlibat aktif dalam sosialisasiini, tennasuk bersiap meng-hadapi kemungkinan diada-kannya lagi uji materi di MKyang akan diajukan beberapapihak yang tak puas.

Ditemui di ruang keIjanyadi salah satu sudut' FakultasHukum Unpar JIn. Ciumbule-uit Bandung, Sabtu (24/1) la-lu, Johannes membagikanpengalaman dan pemikiran-nya tentang seluk-beluk 00BHP, tennasuk perang batinyang membuatnya berniatmengundurkan diri dari timpembahasan. Bersama Johan-nes, kita diajak melihat sisilain 00 nan kontroversial ini.

Bisa dipaparkan latar be-lakang keli:1hiranUU ini?

00 BHP merupakan ekse-kusi 00 Sisdiknas Tahun2003 yang mengamanatkanotonomisasi perguruan tinggi.Gagasan utamanya, waktu itusemua PT tidak otonom se-hingga ditakutkan, sebagaipusat keilmuan, mereka mu~dah tunduk pada kepentinganpenyelenggara. Kalau PTN yatundukpada pemerintah, ka-lau PTS ya menyerah pada ke-mauan yayasan. 00 BHP di-buat untuk memisahkan itu.

Ada ketakutan, otonomikampus identik dengan ma-kin mahalnya biaya pendi-dikan karena pemerintah se-olah lepas tangan. Tidak adalagi subsidi, kampus berlom-ba mencari uang. Bukankahpraktik BHMN membuktikanhal itu? Bagaimana denganUU BHP?

PP tentang pembentukanBHMN sebenarnya juga me-miliki tujuan otonomisasikampus, tetapi banyak dike-luhkan karena membuat pen-didikan makin mahal. Iniyang ingin direvisi dengan ke-hadiran 00 BHP. Tidak be-nar pemerintah dibuat lepastangan. Mereka malahan di-beri lebih banyak tanggungjawab dan tuntutan. Kalau di-baca cermat, mestinya peme-rintah yang berdemonstrasimenolak BHP. Bukannya paramahasiswa.

Semuanyajelas. Untuk eksPTN dan BHMN, saat berlakuefektif nanti, UU BHP mewa-jibkan pemerintah menang-gung 100 persen investasikampus dan minimal so per-sen biaya operasional. Selainitu, pemerintah juga diwajib-kan menanggung beasiswabagi 20 persen student bodydi masing-masing perguruantinggi dan alokasi beasiswa 20persen saat penerimaan ma-hasiswa baru bagi mahasiswamiskin, tetapi memiliki po-tensi akademik tinggi.

Bisa dikatakan, UU BHPme,yamin pendidikan mu-rah?

Bagi eks PTN dan BHMN,ya. Undang-undang menja-min hal itu. Kalau dikatakanpemerintah menanggung bia-ya operasional kampus mini-mal 50 persen, kita harapkanbisa 100 persen. Di saat ber-samaan, mahasiswa BHPP di-batasi kontribusinya maksi-mal sepertiga. Kalau diaturmaksimal sepertiga, kita ha-rapkail bisa menjadi nol ataubebas biaya. Dua arah berla-wanan ini yang kita buat un-tuk memicu lahirnya pendi-dikan murah.

Bagaimana dengan keta-kutan akan masuknya inves-tasi asing di dunia pendidik-an dengan pembentukan ba-dan hukum seperti ini?

Lagi-Iagi ketakutan yang ti-dak berdasar. Tidak ada satupasal pun yang memungkin-kan masuknya investasi asing.Prinsip BHP sebagaimanatercantum dalam pasal 4 ayat1 adalah nirlaba.

**

MESKI seorang Katolik,Johannes mengaku meme-gang teguh ucapan Sunan Ka-lijaga, salah seorang dariSembilan Wali perintis agamaIslam di Pulau Jawa, sebagaipedoman hidupnya. Anglarasplayuning banyu, ngeli ningora keli. Menyesuaikan diridenganjalannya air, ikut art16tetapi tidak terbawa arus. lkutarus berarti kita masih memi-100kesadaran akan cita-citayang dituju. Beda halnya de-ngan terbawa arus, terhanyut.

Seperti apa tanggung ja- Pedoman hidup ini jugalahwab pemerintah itu? yang membuat bapak dua- - - - --- ~--

anak tersebut pada akhirnyabatal mengundurkan diri daritim pembahasan RUU BHP.Dia sadar, ketakutan para pe-milik yayasan kehilangankendali dan aset yang selamaini dimilOO,patut dimaklumi.Ibarat ingin menyeberang kesungai berarus teramat deras,seseorang tidak bisa langsungmemotong. Lebih baik meng-ikuti arus sambil perlahanmerapat ke seberang.

Apa sebenarnya yangmembuat Anda berniat mun-dur?

Pembahasan tentang PTSselalu berlangsung alot dansulit terutama menyangkutnasib yayasan pascadiberla-kukannya 00 ini. Sebuah pe-rang batin yang hebat. Sayacukup kecewa karena kepu-tusan akhir tentang yayasantidak konsisten dengan atur-an hukum BHP yang telah di-buat sebelumnya. Sebagaiakademisi, saya tidak tahandengan hal itu. Kalau sudahdiatur, semua PT harus oto-nom, PTS mestinya dipisah-kan dari yayasan, baik penge-lolaan maupun asetnya. Akantetapi yang akhirnya diputus-kan, justru yayasan yang dia-kui sebagai BHP, bukan PTS-nya. Yayasan inilah yang ke-mudian disebut BHP Penye-lenggara setelah menyesuai-kan tata kelolanya sesuai de-ngan aturan yang tercantumdi 00. Di sini, 00 berkom-promi.

Dan Anda akhirnya berta-han?

Ya. Pak Satrio (Satrio Su-mantri Brojonegoro, DirjenDikti waktu itu -red.) dankawan-kawan di tim perumusberkali-kali meminta saya ti-dak mundur di tengah jalan.Mereka meyakinkan sayabahwa lapangan politik sa-ngat berbeda dengan bidangakademik. Memang benar, ji-ka dipaksakan penerapanaturan BHP di PTS, termasukpemisahan aset, dunia pendi-dikan kita bisa kacau. Perpe-cahan bakal teIjadi. Ada1.900 lebih PTS di seluruh In-donesia dan hampir semua-nya dimiliki yayasan. Padahal,kita semua tahu, napas hiduputama yayasan adalah uang-- -

Page 3: Prof Dr. Johannes Gunawan, S.H., L.L.M. Mendemo Undang ...pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2009/02/pikiranrakyat... · bahwa lapangan politik sa- ... jiban memberikan beasiswa

dari mahasiswanya. Inilahyang saya ibaratkan sebagaiarus deras yang tidak bisa kitapotong langsung. Dengan ka-ta lain, pada akhimya UUBHP belum berhasil menja-min pendidikan murah di eksPTS. Kitalah yang harns me-nyesuaikan, meski tetap adaaturan-aturan kita yang harusmereka terapkan sebagai kon-trol.

Aturan-aturan seperti apaitu?

Pada akhimya, UU BHPmemang belum berhasil men-jamin pendi(jkan murah dieks PTS. UU ini tidak bisamewajibkan eks PTS membia-yai minimal 50 persen biayaoperasional. Akan tetapi, sa-rna .perti di eks PTN, mere-ka pun berkewajiban menye-diakan 20 persen kursi padapenerimaan mahasiswa barubagi mereka yang tidak mam-pu tetapi memiliki potensiakademik tinggi. Selain itu,juga.ditetapkan bentuk BHPPenyelenggara hanya berlakubagi yayasan atau wakaf yangsudah ada. Saat berlaku efek-tif nanti, semua satuan pendi-dikan baru yang didirikanoleh masyarakat harus ber-bentuk BHP dengan segalaaturan yang mengikuti. Jadt-nya, tidak akan lahir yayasanbarn pascaberlakunya UU ini.

Untuk mahasiswa di eks?I'S sendiri bagaimana nan-tinya? Apakah tetap saja ku-liah menjadi barang mahal?

Kita tidak bisa memberi ba-tas maksimal kontribusi ma-hasiswa sepertiga dari keselu-ruhan biaya operasional, se-perti pada eks PTN. Akan te-tapi, ada pasal UU BHP yangmengatur pembayaran menu-rut kemampuan peserta didik.Subjektif memang, tetapi

nanti di semua kampus dansekolah akan ada pemering-katan mahasiswa berdasarkankemampuan ekonomi. Besar-an biaya kuliah didasarkanpemeringkatan iili sehinggadiharapkan ada subsidi si-lang. Yang kaya membayartinggi, yang miskin ya se-mampunya. Selain itu, peme-rintahjuga tetap punya kewa-jiban memberikan beasiswaminimal 20 persen dari kese-luruhan student body.

Mungkinkah muncul ke-cemburuan dari eks ?I'S ter-hadap eks PTN dan BHMNyang banyak disubsidi peme-rintah?

Salah seorang pemilik ya-yasan pemah mengajukanpertanyaan itu pada saya. La-lu saya tantang, bisa saja pe-merintah menyubsidi eks PTSsarna besar dengan yang dite-rima eks PTN dan BHMN.Akan tetapi, syaratnya, mere-kajuga harus membatasi kon-tribusi mahasiswa untuk bia-ya operasional kampus mak-simal sepertiga. Orang itu ha-nya diam, tidak mampu men-jawab.

Terakhir, apa yang sebaik-nya dilakukan PT sekarang?

Menjadi hak masyarakatdan pengelola PT untukmemprotes, berdemonstrasi,bahkan mungkinjuga meng-ajukan uji materi ke MK. Bo-leh-boleh saja itu dilakukan,tetapi akan lebih bijakjikamereka juga mulai menyiap-kan berb!lgai persyaratanyang dituntut UU ini untukmengarah ke pembentukanBHP. Dan yang terpenting,bacalah dulu UU ini dengantuntas. Baca dan pelajari. Ja-ngan. asal berkomentar, asalmemprotes. (Ag. Tri JokoHer Riadi/"PR") ***

.PENGALAMANKERJA.1. Bldang Penclldlkan 8<PengaJaran- :1.978 - sekarang :

Dosen Tetap, Fakultas Hukum Unpar-1995 - "llarang :

Dosen Program Magister IImu Hukum unparo 1997 -"karang :

Dosen Program Magister Manajemen Unpar02000 - sekarang :

Instruktur, Dlrektorat Perllndungan Konsumen, Depdag-2002 .. selca,ang : .DOsen Program Magister IImu HUkum Universitas Pasundan

2. Bldang Kemasyaralmtan- :1.998 - sekarang :

Anggota Program 00 International law Cooperation Alumni,Vrlje Unlversltett 6rOssel, Brussels. Beiglum.

. 2000 - sekarang ~Konsultan Ahll pada Direktorat Perlindungan Konsumen,Ditjen Perdagangan Dalam Negen, DePdag RI.

o 2001- sekarang :tetap atas permiotaan pada penerbltan Global& Practice Series, dalam topik Prodtlct liabilityPacific, General Edltor)OCelyn Kellam, Clayton

UTZ. Sydney, Australia.-2002:KetuaTim Pemantau Penyelesalan Sengketa PTS. KopertisWilayah IV,Dlljen.Diktl.Depdlknas RI.

- 2004 - 2007 :Kettla Komh;i I Badan Perlindungan Konsumeo /IIaslooal RI.-

JOHANNES Gunawan. *AG. TRI JOKO HER RIADIj"PR"