prof. dr. ir. hari suprapto, m. agr, guru besar fpk ... · pdf filesalah satu rumah sakit di...

1
RADAR SURABAYA l RABU, 16 AGUSTUS 2017 HALAMAN 19 layouter: pujawati tersebut selalu menjadi pengingat dan penyemangat untuk bisa bersaing sekaligus bersemangat agar tidak kalah dari yang lain. Apa masukan Prof. Hari tentang pembangunan Indonesia yang belum dicapai saat ini? Tepatnya setelah kemerdekaan. Pendidikan satu-satunya jalan untuk membangun Indonesia. Khususnya dari segi kemiskinan. Dampak pendidikan belum bisa dirasakan dengan waktu singkat. Karena butuh proses. Setelahnya, lama-lama akan menjadi negara maju. Apa harapan Prof. Hari yang ingin diwujudkan di Indonesia ini? Kemiskinan berkurang, dan pasti prosesnya panjang. Saya ingin Indonesia ada pemerataan. Seperti di Cina, tingkat pendapatan kurvanya seperti labu bentuknya. Kalau di Indonesia, kurvanya segitiga. Yang miskin, miskin banget. Yang kaya, kaya banget. Saya ingin ada pemerataan. Kalau cukup sandang, pangan, dan papan, maka kriminalitas akan berkurang. Apa yang menjadi moto Prof. Hari? Makenaide kudasai. Jangan sampai kalah. Itu yang menjadi moto di hidup saya. Saat itu pernah suatu ketiga saya ingin menyerah saat S3 di Hirosima. Tapi, saya ingat kata-kata itu dan juga dukungan istri menjadi penyemangat saat akan menyerah. Istri berkata jika saya harus lulus S3. Agar pas kembali, ilmu saya bisa bermanfaat di tanah air kita. Apa yang bisa Prof. Hari sampaikan untuk memaknai Hari Kemerdekaan di Agusus 2017 ini? Menurut Prof. Hari, upaya apa yang harus dilakukan para pendidik agar setiap orang bisa memaknai Hari Kemerdekaan dengan baik? Memberi contoh ke anak-anak di segala bidang. Contoh: sebagai dosen harus mengajar dengan sungguh- sungguh, tidak boleh berperilaku buruk. Baik dalam bertindak atau pun dalam hal berpakaian. Kesan dan pesan apa yang ingin Prof. Hari sampaikan untuk mahasiswa Universitas Airlangga, khususnya Fakultas Perikanan dan Kelautan (FPK)? Belajar giat dan makenaide kudasai. Jangan sampai kalah di bidang akademis. Karena pendidikan bisa mengubah segalanya. Prof. Hari sudah bergelar Guru Besar. Artinya, sudah mencapai tangga tertinggi sebagai seorang pengajar. Lantas, apa impian atau keinginan pribadi yang belum Prof. Hari raih selama ini? Untuk tidak menjadi rakus. Lebih bersyukur atas apa yang sudah saya raih. Saya sadar diri, sebagai pengajar, semua yang sudah saya raih sudah cukup. Saya juga tidak ingin menghalalkan semua cara untuk menjadi lebih dan lebih lagi dalam kehidupan. Saya sudah senang cukup sandang, pangan, dan papan. Anak- anak sudah saya beri pendidikan yang baik. Anak pertama sudah menjadi dokter spesialis jantung di Rumah Sakit Universitas Airlangga. Yang kedua sekarang telah menjadi dokter umum di salah satu rumah sakit di Bojonegoro, dan satu tahun lahun lagi akan meneruskan ke dokter spesialisnya. Saya juga bersyukur memiliki istri yang pengertian. Karena selama 7 tahun saya menempuh pendidikan S2 dan S3, istrilah yang menemani suka duka saya di negara orang. Istri yang menjadi salah satu dosen di Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik (FISIP) Universitas Airlangga, mengorbankan mengajarnya selama 7 tahun demi menemani saya di Hirosima. (*/opi) sendiri. Tiap satu bulan buat laporan. Sudah sampai mana tugasnya. Beda kalau di Indonesia. Di sini masih belum bisa diterapkan sistem seperti itu. Apakah Prof. Hari memiliki tokoh panutan? Ada. Prof. Nakai. Beliau pembimbing saya waktu di Hirosima. Awalnya Prof. Nakai tanya, “Kamu ke Jepang mau apa?” Saya jawab jika ingin belajar, biar pintar dan bisa berkarya saat pulang nanti. Prof. Nakai berkata, “Cikara, kekuatan.” Maksudnya, jadikan itu sebagai motivasimu di sini (Jepang, Red). Juga disampaikan semboyan: makanaide kudasai. Artinya: jangan sampai kalah. Jangan mau kalah dengan yang lainnya. Sejak saat itulah semboyan Jepang ada 2 musim. Makanya banyak orang malas kerja, juga karena kepanasan. Prof. Hari menempuh pendidikan S2 dan S3 di Jepang. Kenapa tidak kerja di sana saja? Kok malah kembali ke Indonesia? Sebetulnya saya sudah PNS pas menjalani pendidikan S1. Kemudian saya itu dikuliahkan oleh pemerintah dengan beasiswa Jepang (beasiswa Monbusho, Red) selama 7 tahun. Dari 1991 hingga 1997. Kalau di Indonesia seperti Departemen P&K. Ya, saya merasa, saya dikuliahkan oleh pemerintah. Kalau sudah selesai, ya harus kembali. Itu yang namanya jaga amanah. Apa yang Prof. Hari lakukan untuk mengisi kemerdekaan? Kerja keras dan tekun di bidang masing-masing untuk menghasilkan sesuatu. Kalau saya yang bidangnya sebagi pengajar, saya ya bekerja keras untuk mendidik mahasiswa saya. Kemudian, saya tekun menghasilkan penelitian- penelitian baru yang akan dijadikan jurnal ilmiah. Bagaimana cara Prof. Hari menyampaikan arti kemerdekaan ke mahasiswa? Karena sekarang ini banyak mahasiswa yang tidak tahu sejarah Indonesia. Mereka tidak paham, bagaimana sulitnya meraih kemerdekaan. Saya selalu menyampaikan kepada para mahasiswa untuk selalu belajar sungguh- sungguh, bekerja keras dan berakhlak mulia. Karena kejujuran dan akhlak mulia akan diterima di mana-mana, serta bisa bermanfaat bagi nusa dan bangsa. Momen atau karya apa yang paling berkesan selama Prof. Hari meniti karir? Momen berkesan waktu saya kuliah di Hirosima. Tepatnya saat diajari cara membuat vaksin. Karena di sana saya diajari menjadi orang mandiri. Benar-benar mandiri karena cara pengajarannya hanya diberi tema, kemudian belajar PROF. DR. IR. HARI SUPRAPTO, M. AGR di- kenal sebagai pendidik yang tegas dan disiplin. Guru Besar Fakultas Perikanan dan Kelautan (FPK) Universitas Airlangga (Unair) ini ternyata ge- mar membaca buku. Termasuk buku yang tebalnya hingga 700 halaman. Salah satu koleksi buku kelas ‘beratnya’ adalah Einstein. Buku yang berkontribusi besar pada ilmu pengetahuan melalui temuan-temuan Albert Einstein di bidang fisika itu, tebalnya 698 halaman. Yang istimewa, ratusan halaman itu bisa ‘dilahapnya’ dalam waktu satu minggu saja. “Jangan malas membaca buku. Buku itu jendela dunia,” ingat profesor kharismatik ini. Prof. Hari, sapaan akrabnya, mengatakan, di da- lam buku Einstein tersebut, yang menarik adalah mengenai biografinya. “Karena kenyataannya, orang- orang besar seperti Einstein itu hidupnya tidak seenak yang dibayangkan orang,” ujarnya. Begitu pula buku tentang Steve Jobs, pendiri Apple. Buku setebal 656 halaman berjudul sama dengan nama orangnya itu, juga bercerita tentang ide-ide gilanya. “Saya kagum terhadap pemikirannya (Steve Jobs, Red). Padahal kehidupannya sangat biasa-biasa saja. Bahkan kuliahpun dia tidak lulus lho,” cerita pria asli Trenggalek itu. Tak hanya buku ilmiah, Prof. Hari juga hobi membaca novel. Salah satu novel favoritnya adalah novel romantis Haruki Murakami. “Sukanya tentang jalan ceritanya. Karena novel itu menceritakan hal yang menurut saya sangat romantis. Novel itu sangat cocok dibaca saat sebelum tidur,” ungkap Prof. Hari. Ditambahkannya, ia punya kewajiban membaca buku saat sebelum tidur. Karena dengan membaca, tidurnya semakin terasa pulas dan puas. “Se- benarnya istri suka marah tiap kali saya beli buku. Karena di rumah sudah tidak ada tempat untuk meletakkan buku lagi. Sampai saya bilang, ‘Aku loh hanya suka buku. Aku ya gak selingkuh, gak suka main, gak suka minum, gak suka ngerokok. Masak buku aja gak boleh beli’. Mendengar alasan saya, istri hanya bisa tersenyum saja,” ujar ayah dua putri tersebut. Profesor yang gemar membaca ini merasa membaca itu sangat menyenangkan. Awal mula dia gemar membaca ketika masih duduk di bangku SMP. Saat itu kosnya merupakan tempat pe- nyewaan komik, novel, majalah, dan buku. Saat itu dia mencoba membaca komik dan setelahnya menjadi suka membaca. “Cara agar anak-anak suka membaca seperti di Jepang, cara pengaja- rannya dimulai dari dini. Anak-anak Jepang dari SD sudah diajari baca komik, menggambar, diajari menulis dan membuat shinbun (surat kabar harian, Red). Semua itu dilakukan untuk menumbuhkan minat baca dari dini. Di Jepang, di kereta saja mereka kalau tidak ada kerjaan selalu baca, kalau tidak begitu ya tidur,” urai Prof. Hari menutup wawancara siang itu di ruang kerjanya, di kampus C Unair. (via/opi) TENTANG PROF. DR. HARI SUPRAPTO, M.AGR, IR. Tempat/Tgl Lahir : Trenggalek, 16 September 1958 Bidang Keahlian : Fish Pathology Jabatan : Guru Besar Universitas Airlangga Istri : Dr. Rustinsyah Anak : 1. dr. Risa Titis Wijayanti 2. dr. Akiko Chira Cahayani RIWAYAT PENDIDIKAN TINGGI 1. Fakultas Perikanan (1978-1983) Universitas Brawijaya Titel: Insinyur Perikanan, Keahlian: Budidaya Perikanan 2. Fish Pathology (1992-1994) Universitas Hiroshima, Jepang Titel: Master of Agriculture (M. Agr.), Keahlian: Penyakit Ikan 3. Fish Pathology (1994-1997) Universitas Hiroshima, Jepang Titel: Doctor of Agriculture (D. Agr.), Keahlian: Penyakit Ikan 4. Biotechnology Special Program, Heinrich Heinz University Duesseldorf, Germany (1999). Titel: Sertifikat, Keahlian: Penyakit Ikan 5. Visiting Scienties, Tianjin China 2015, Certificate PENGALAMAN PENELITIAN: 41 PAPER YANG DISAJIKAN PADA SEMINAR: 18 PUBLIKASI PADA JURNAL ILMIAH: 73 PATEN No. P00201000444 (vaksin ikan) KEMAMPUAN BERBAHASA ASING: Inggris. Jepang PENELITIAN YANG SEDANG BERJALAN 1. Peningkatan Aktifitas Fagositik Peritoneal Exudate Cells Dari Kerapu Chromileptes altivelis Setelah Opsonisasi Dengan Antibodi Ikan Dan Komplemen (2010-). 2. Pencarian sumber kontaminasi antibiotic pada budidaya udang. (Pekerti-2011-). 3. Pencarian bahan antibakteri yang kuat dari beberapa tanaman (2011-). PENGALAMAN LAIN 1. Revieewer Penelitian DP2M Dikti Jakarta 2005- 2010 2. Mitra bestari Jurnal Fisheries, Universitas Gajah Mada 3. Mitra bestari Jurnal Hayati, FST Universitas Airlangga 4. Anggota Asian Fisheries Society dan Perhimpunan Mikrobiologi Indonesia 5. Anggota Perhimpunan Mikrobiologi Indonesia 6. Anggota European Association of Fish Pathology (EAFP) PENGALAMAN JABATAN 1. Anggota Senat Akademik Universitas Airlangga (2010-2015) 2. Ketua Badan Pertimbangan Fakultas, Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga (2010 -2011). 3. Anggota Badan Pertimbangan Fakultas, Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga (2011-2015). 4. Koordinator Program S2 Biotek Perikanan (2016-sekarang) PENELITIAN KERJASAMA 1. PT Gunung Ringgit (2001 – 2005) penelitian vaksin udang. 2. PT Benur Puteri (2007 – sekarang) penelitian vaksin kerapu. BUAH HATI: Bagi Prof. Hari Suprapto, Kedua putrinya Akiko Chira Cahayani (kanan) dan Risa Titis Wijayanti yang kini menjadi dokter adalah suatu kebanggaan bagi dia dan istrinya. Penggemar Buku Tebal, Selalu Baca Tiap Mau Tidur KOLEKSI: Beberapa buku kegemaran Prof. Hari. M akenaide kudasai. Semboyan Jepang ini artinya: jangan sampai kita kalah. Menurut Prof. Dr. Ir. Hari Suprapto, M. Agr, semboyan Negeri Sakura ini sangat pas untuk diterapkan oleh generasi muda Indonesia di era persaingan global seperti sekarang. Jangan sampai kita kalah dengan generasi muda bangsa lain. Terutama di bidang pendidikan. Berikut petikan wawancara jurnalis Radar Surabaya, Via Nita Wicitra dengan Guru Besar Fakultas Perikanan dan Kelautan (FPK) Universitas Airlangga (Unair) tersebut, mengenai pentingnya bekerja keras untuk mengisi kemerdekaan agar tidak kalah dengan negara lain. Merdeka, Prof. Hari? Merdeka. Menurut Prof. Hari, apa makna kemerdekaan itu? Secara umum saya mengartikan merdeka itu bebas dari penjajahan bangsa asing. Usia kemerdekaan Indonesia tahun ini sudah menginjak angka ke-72. Tahun ini peringatan HUT Kemerdekaan RI mengangkat tema Indonesia Kerja Bersama. Menurut Prof. Hari, apa makna yang terkandung dalam tema tersebut? Indonesia masih tergolong muda umurnya bila dibandingkan dengan negara lain. Contohnya Amerika Serikat yang sudah merdeka selama 241 tahun. Jadi, untuk menuju dewasa, Indonesia harus banyak dibenahi. Misalnya, kalau mau memberantas korupsi atau kemiskinan itu, semua butuh proses. Contohnya saja Amerika yang merupakan negara maju saja membutuhkan waktu 50 tahun untuk memberantas korupsi. Kelebihan dan kekurangan Indonesia di usia sekarang? Kelebihan orang Indonesia itu ulet. Hal itu bisa dilihat pada masyarakat lapisan bawah yang semangat mencari nafkahnya sangat tinggi, Bisa dicontohkan penjual sayur di pasar. Pasti berangkatnya sebelum subuh. Tapi, kekurangannya orang Indonesia itu juga malas. Sumber daya alam Indonesia sangat luar biasa. Gara-gara iklim, juga membuat orang malas (iklim tropis, Red). Di Jepang, kalau musim panas juga malas kerja. Oleh karena itu ada yang namanya liburan musim panas. Di sana (Jepang, Red) liburan musim panas 40 hari. Kalau di Indonesia, hanya Prof. Dr. Ir. Hari Suprapto, M. Agr, Guru Besar FPK Universitas Airlangga ”Makenaide Kudasai”, Jangan Sampai Kita Kalah

Upload: doanhanh

Post on 02-Feb-2018

268 views

Category:

Documents


18 download

TRANSCRIPT

RADAR SURABAYA l RABU, 16 AgUStUS 2017 hAlAmAn 19

layouter: pujawati

tersebut selalu menjadi pengingat dan penyemangat untuk bisa bersaing sekaligus bersemangat agar tidak kalah dari yang lain.

Apa masukan Prof. Hari tentang pembangunan Indonesia yang belum dicapai saat ini? Tepatnya setelah kemerdekaan.

Pendidikan satu-satunya jalan untuk membangun Indonesia. Khususnya dari segi kemiskinan. Dampak pendidikan belum bisa dirasakan dengan waktu singkat. Karena butuh proses. Setelahnya, lama-lama akan menjadi negara maju.

Apa harapan Prof. Hari yang ingin diwujudkan di Indonesia ini?

Kemiskinan berkurang, dan pasti prosesnya panjang. Saya ingin Indonesia ada pemerataan. Seperti di Cina, tingkat pendapatan kurvanya seperti labu bentuknya. Kalau di Indonesia, kurvanya segitiga. Yang miskin, miskin banget. Yang kaya, kaya banget. Saya ingin ada pemerataan. Kalau cukup sandang, pangan, dan papan, maka kriminalitas akan berkurang.

Apa yang menjadi moto Prof. Hari?

Makenaide kudasai. Jangan sampai kalah. Itu yang menjadi moto di hidup saya. Saat itu pernah suatu ketiga saya ingin menyerah saat S3 di Hirosima. Tapi, saya ingat kata-kata itu dan juga dukungan istri menjadi penyemangat saat akan menyerah. Istri berkata jika saya harus lulus S3. Agar pas kembali, ilmu saya bisa bermanfaat di tanah air kita.

Apa yang bisa Prof. Hari sampaikan untuk memaknai Hari Kemerdekaan di Agusus 2017 ini? Menurut Prof. Hari, upaya apa yang harus dilakukan para

pendidik agar setiap orang bisa memaknai Hari Kemerdekaan dengan baik?

Memberi contoh ke anak-anak di segala bidang. Contoh: sebagai dosen harus mengajar dengan sungguh-sungguh, tidak boleh berperilaku buruk. Baik dalam bertindak atau pun dalam hal berpakaian.

Kesan dan pesan apa yang ingin Prof. Hari sampaikan untuk mahasiswa Universitas Airlangga, khususnya Fakultas Perikanan dan Kelautan (FPK)?

Belajar giat dan makenaide kudasai. Jangan sampai kalah di bidang akademis. Karena pendidikan bisa mengubah segalanya.

Prof. Hari sudah bergelar Guru Besar. Artinya, sudah mencapai tangga tertinggi sebagai seorang pengajar. Lantas, apa impian atau keinginan pribadi yang belum Prof. Hari raih selama ini?

Untuk tidak menjadi rakus. Lebih bersyukur atas apa yang sudah saya raih. Saya sadar diri, sebagai pengajar, semua yang sudah saya raih sudah cukup. Saya juga tidak ingin menghalalkan semua cara untuk menjadi lebih dan lebih lagi dalam kehidupan. Saya sudah senang cukup sandang, pangan, dan papan. Anak-anak sudah saya beri pendidikan yang baik. Anak pertama sudah menjadi dokter spesialis jantung di Rumah Sakit Universitas Airlangga. Yang kedua sekarang telah menjadi dokter umum di salah satu rumah sakit di Bojonegoro, dan satu tahun lahun lagi akan meneruskan ke dokter spesialisnya. Saya juga bersyukur memiliki istri yang pengertian. Karena selama 7 tahun saya menempuh pendidikan S2 dan S3, istrilah yang menemani suka duka saya di negara orang. Istri yang menjadi salah satu dosen di Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik (FISIP) Universitas Airlangga, mengorbankan mengajarnya selama 7 tahun demi menemani saya di Hirosima. (*/opi)

sendiri. Tiap satu bulan buat laporan. Sudah sampai mana tugasnya. Beda kalau di Indonesia. Di sini masih belum bisa diterapkan sistem seperti itu.

Apakah Prof. Hari memiliki tokoh panutan?

Ada. Prof. Nakai. Beliau pembimbing saya waktu di Hirosima. Awalnya Prof. Nakai tanya, “Kamu ke Jepang mau apa?” Saya jawab jika ingin belajar, biar pintar dan bisa berkarya saat pulang nanti. Prof. Nakai berkata, “Cikara, kekuatan.” Maksudnya, jadikan itu sebagai motivasimu di sini (Jepang, Red). Juga disampaikan semboyan: makanaide kudasai. Artinya: jangan sampai kalah. Jangan mau kalah dengan yang lainnya. Sejak saat itulah semboyan Jepang

ada 2 musim. Makanya banyak orang malas kerja, juga karena kepanasan.

Prof. Hari menempuh pendidikan S2 dan S3 di Jepang. Kenapa tidak kerja di sana saja? Kok malah kembali ke Indonesia?

Sebetulnya saya sudah PNS pas menjalani pendidikan S1. Kemudian saya itu dikuliahkan oleh pemerintah dengan beasiswa Jepang (beasiswa Monbusho, Red) selama 7 tahun. Dari 1991 hingga 1997. Kalau di Indonesia seperti Departemen P&K. Ya, saya merasa, saya dikuliahkan oleh pemerintah. Kalau sudah selesai, ya harus kembali. Itu yang namanya jaga amanah.

Apa yang Prof. Hari lakukan untuk mengisi kemerdekaan?

Kerja keras dan tekun di bidang masing-masing untuk menghasilkan sesuatu. Kalau saya yang bidangnya sebagi pengajar, saya ya bekerja keras untuk mendidik mahasiswa saya. Kemudian, saya tekun menghasilkan penelitian-penelitian baru yang akan dijadikan jurnal ilmiah.

Bagaimana cara Prof. Hari menyampaikan arti kemerdekaan ke mahasiswa? Karena sekarang ini banyak mahasiswa yang tidak tahu sejarah Indonesia. Mereka tidak paham, bagaimana sulitnya meraih kemerdekaan.

Saya selalu menyampaikan kepada para mahasiswa untuk selalu belajar sungguh-sungguh, bekerja keras dan berakhlak mulia. Karena kejujuran dan akhlak mulia akan diterima di mana-mana, serta bisa bermanfaat bagi nusa dan bangsa.

Momen atau karya apa yang paling berkesan selama Prof. Hari meniti karir?

Momen berkesan waktu saya kuliah di Hirosima. Tepatnya saat diajari cara membuat vaksin. Karena di sana saya diajari menjadi orang mandiri. Benar-benar mandiri karena cara pengajarannya hanya diberi tema, kemudian belajar

Prof. Dr. Ir. HarI SuPraPto, M. agr di-kenal sebagai pendidik yang tegas dan disiplin. Guru Besar Fakultas Perikanan dan Kelautan (FPK) Universitas Airlangga (Unair) ini ternyata ge-mar membaca buku. Termasuk buku yang te balnya hingga 700 halaman.

Salah satu koleksi buku kelas ‘beratnya’ adalah Ein stein. Buku yang berkontribusi besar pada il mu pengetahuan melalui temuan-temuan Albert Einstein di bidang fisika itu, tebalnya 698 ha laman. Yang istimewa, ratusan halaman itu bisa ‘dilahapnya’ dalam waktu satu minggu saja. “Ja ngan malas membaca buku. Buku itu jendela du nia,” ingat profesor kharismatik ini.

Prof. Hari, sapaan akrabnya, mengatakan, di da-lam buku Einstein tersebut, yang menarik ada lah mengenai biografinya. “Karena kenyataannya, orang-orang besar seperti Einstein itu hidupnya ti dak seenak yang dibayangkan orang,” ujarnya. Be gitu pula buku tentang Steve Jobs, pendiri Apple. Buku setebal 656 halaman berjudul sama de ngan nama orangnya itu, juga bercerita tentang ide-ide gilanya. “Saya kagum terhadap pe mi ki rannya (Steve Jobs, Red). Padahal kehidupannya sa ngat biasa-biasa saja. Bahkan kuliahpun dia ti dak lulus lho,” cerita pria asli Trenggalek itu.

Tak hanya bu ku ilmiah, Prof. Ha ri juga hobi

membaca novel. Sa lah satu novel favoritnya adalah novel ro mantis Haruki Murakami. “Sukanya tentang jalan ceritanya. Karena novel itu menceritakan hal yang menurut saya sangat romantis.

Novel itu sangat cocok dibaca saat sebelum tidur,” ungkap Prof. Hari.

Ditambahkannya, ia punya kewajiban membaca bu ku saat sebelum tidur. Karena dengan mem baca,

tidurnya semakin terasa pulas dan puas. “Se-benarnya istri suka marah tiap kali saya beli bu ku. Karena di rumah sudah tidak ada tempat un tuk meletakkan buku lagi. Sampai saya bilang, ‘Aku loh hanya suka buku. Aku ya gak selingkuh, gak suka main, gak suka minum, gak suka nge rokok. Masak buku aja gak boleh beli’. Mendengar alasan saya, istri hanya bisa tersenyum saja,” ujar ayah dua putri tersebut.

Profesor yang gemar membaca ini merasa mem baca itu sangat menyenangkan. Awal mula dia gemar membaca ketika masih duduk di bangku SMP. Saat itu kosnya merupakan tempat pe-nyewaan komik, novel, majalah, dan buku. Saat itu dia mencoba membaca komik dan setelahnya men jadi suka membaca. “Cara agar anak-anak suka membaca seperti di Jepang, cara pe nga ja-rannya dimulai dari dini. Anak-anak Jepang dari SD sudah diajari baca komik, menggambar, di ajari menulis dan membuat shinbun (surat kabar ha rian, Red). Semua itu dilakukan untuk me numbuhkan minat baca dari dini. Di Jepang, di ke reta saja mereka kalau tidak ada kerjaan selalu ba ca, kalau tidak begitu ya tidur,” urai Prof. Hari menutup wawancara siang itu di ruang kerjanya, di kampus C Unair. (via/opi)

TenTang Prof. Dr. Hari SuPraPTo, M.agr, ir.

Tempat/Tgl Lahir : Trenggalek, 16 September 1958 Bidang Keahlian : Fish PathologyJabatan : Guru Besar Universitas AirlanggaIstri : Dr. RustinsyahAnak : 1. dr. Risa Titis Wijayanti 2. dr. Akiko Chira Cahayani

RIWAYAT PENDIDIKAN TINGGI

1. Fakultas Perikanan (1978-1983) Universitas Brawijaya Titel: Insinyur Perikanan, Keahlian: Budidaya Perikanan2. Fish Pathology (1992-1994) Universitas Hiroshima, Jepang Titel: Master of Agriculture (M. Agr.), Keahlian: Penyakit Ikan3. Fish Pathology (1994-1997) Universitas Hiroshima, Jepang Titel: Doctor of Agriculture (D. Agr.), Keahlian: Penyakit Ikan4. Biotechnology Special Program, Heinrich Heinz University Duesseldorf,

Germany (1999). Titel: Sertifikat, Keahlian: Penyakit Ikan5. Visiting Scienties, Tianjin China 2015, Certificate

PENGALAMAN PENELITIAN: 41PAPER YANG DISAJIKAN PADA SEMINAR: 18PUBLIKASI PADA JURNAL ILMIAH: 73PATEN No. P00201000444 (vaksin ikan)KEMAMPUAN BERBAHASA ASING: Inggris. Jepang

PENELITIAN YANG SEDANG BERJALAN

1. Peningkatan Aktifitas Fagositik Peritoneal Exudate Cells Dari Kerapu Chromileptes altivelis Setelah Opsonisasi Dengan Antibodi Ikan Dan Komplemen (2010-).

2. Pencarian sumber kontaminasi antibiotic pada budidaya udang. (Pekerti-2011-).

3. Pencarian bahan antibakteri yang kuat dari beberapa tanaman (2011-).

PENGALAMAN LAIN

1. Revieewer Penelitian DP2M Dikti Jakarta 2005- 20102. Mitra bestari Jurnal Fisheries, Universitas Gajah Mada3. Mitra bestari Jurnal Hayati, FST Universitas Airlangga4. Anggota Asian Fisheries Society dan Perhimpunan Mikrobiologi Indonesia5. Anggota Perhimpunan Mikrobiologi Indonesia6. Anggota European Association of Fish Pathology (EAFP)

PENGALAMAN JABATAN

1. Anggota Senat Akademik Universitas Airlangga (2010-2015)2. Ketua Badan Pertimbangan Fakultas, Fakultas Perikanan dan Kelautan

Universitas Airlangga (2010 -2011).3. Anggota Badan Pertimbangan Fakultas, Fakultas Perikanan dan

Kelautan Universitas Airlangga (2011-2015).4. Koordinator Program S2 Biotek Perikanan (2016-sekarang)

PENELITIAN KERJASAMA

1. PT Gunung Ringgit (2001 – 2005) penelitian vaksin udang.2. PT Benur Puteri (2007 – sekarang) penelitian vaksin kerapu.

BuaH HaTi: Bagi Prof. Hari Suprapto, Kedua putrinya akiko Chira Cahayani (kanan) dan risa Titis Wijayanti yang kini menjadi dokter adalah suatu kebanggaan bagi dia dan istrinya.

Penggemar Buku Tebal, Selalu Baca Tiap Mau TidurKoLeKSi: Beberapa buku kegemaran Prof. Hari.

M akenaide kudasai. Semboyan Jepang ini artinya: jangan sampai kita

kalah. Menurut Prof. Dr. Ir. Hari Suprapto, M. Agr, semboyan Negeri Sakura ini sangat pas untuk diterapkan oleh generasi muda Indonesia di era persaingan global seperti sekarang. Jangan sampai kita kalah dengan generasi muda bangsa lain. Terutama di bidang pendidikan. Berikut petikan wawancara jurnalis Radar Surabaya, Via Nita Wicitra dengan Guru Besar Fakultas Perikanan dan Kelautan (FPK) Universitas Airlangga (Unair) tersebut, mengenai pentingnya bekerja keras untuk mengisi kemerdekaan agar tidak kalah dengan negara lain.

Merdeka, Prof. Hari?Merdeka.

Menurut Prof. Hari, apa makna kemerdekaan itu?

Secara umum saya mengartikan merdeka itu bebas dari penjajahan bangsa asing.

Usia kemerdekaan Indonesia tahun ini sudah menginjak angka ke-72. Tahun ini peringatan HUT Kemerdekaan RI mengangkat tema Indonesia Kerja Bersama. Menurut Prof. Hari, apa makna yang terkandung dalam tema tersebut?

Indonesia masih tergolong muda umurnya bila dibandingkan dengan negara lain. Contohnya Amerika Serikat yang sudah merdeka selama 241 tahun. Jadi, untuk menuju dewasa, Indonesia harus banyak dibenahi. Misalnya, kalau mau memberantas korupsi atau kemiskinan itu, semua butuh proses. Contohnya saja Amerika yang merupakan negara maju saja membutuhkan waktu 50 tahun untuk memberantas korupsi.

Kelebihan dan kekurangan Indonesia di usia sekarang?

Kelebihan orang Indonesia itu ulet. Hal itu bisa dilihat pada masyarakat lapisan bawah yang semangat mencari nafkahnya sangat tinggi, Bisa dicontohkan penjual sayur di pasar. Pasti berangkatnya sebelum subuh.

Tapi, kekurangannya orang Indonesia itu juga malas. Sumber daya alam Indonesia sangat luar biasa. Gara-gara iklim, juga membuat orang malas (iklim tropis, Red). Di Jepang, kalau musim panas juga malas kerja. Oleh karena itu ada yang namanya liburan musim panas. Di sana (Jepang, Red) liburan musim panas 40 hari. Kalau di Indonesia, hanya

Prof. Dr. Ir. Hari Suprapto, M. Agr, Guru Besar FPK Universitas Airlangga

”Makenaide Kudasai”, Jangan Sampai Kita Kalah