produksi biodiesel dari mikroalga botryococcus braunii

Upload: arlecchino-loki

Post on 15-Oct-2015

107 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

draft makalah ilmiah tentang manfaat Botryococcus Brauni sebagai penghasil biodiesel

TRANSCRIPT

PRODUKSI BIODIESEL DARI MIKROALGA Botryococcus braunii

PRODUKSI BIODIESEL DARI MIKROALGA Botryococcus brauniiDipresentasikan oleh : anggara pramudityaOleh : sri amini dan rini susilowatiPENDAHULUANEnergi saat ini menjadi kebutuhan yang mutlak dan harus dipenuhi.Energi adalah penggerak utama roda perekonomian manusia.Sumber energi utama yang digunakan masih berasal dari bahan bakar fosil (Fossil Fuel).Bahan bakar fosil merupakan sumber energi terbatas yang tidak dapat diperbaharui.Bahan bakar fosil memberi efek yang kurang bersahabat dengan lingkungan.Perubahan iklim global mendorong banyak negara untuk mencari sumber energi baru.Biodiesel adalah salah satu sumber energi alternatif yang banyak menarik perhatian.

BIODIESELBiodiesel merupakan campuran dari alkali ether dan asam lemak yang diperoleh dari transesterifikasi minyak nabati atau minyak hewani.Bahan baku biodiesel dapat diperbarui (renewable), sehingga kontinuitasnya dapat terjamin.Biodiesel lebih aman dalam penyimpanan.Mampu melindungi mesin dan dapat digunakan pada semua mesin diesel tanpa atau dengan modifikasi.Biodiesel dapat mengurangi emisi udara beracun dan bersifat mudah terurai atau biodegradable.Emisi karbon monoksida (CO) yang dihasilkan cukup rendah.POTENSI MIKROALGA SEBAGAI PENGHASIL BIODIESELMikroalga memiliki kandungan lemak atau minyak nabati yang tinggi (dapat mencapai 90% berat keringnya pada kondisi tertentu).Memiliki struktur sel yang sederhana.Kemampuan untuk mengendalikan sel tanpa mengurangi produktivitasnya.Kemampuan berfotosintesis yang sangat tinggi.Memiliki siklus hidup yang pendek (produktivitasnya tinggi)Keragaman spesies yang juga menyebabkan keragaman asam lemak yang tinggi.Kemampuan bertahan pada kondisi lingkungan yang ekstrim.Tidak banyak membutuhkan pupuk dan nutrisi.Tidak bersaing dengan produk pangan.

Botryococcus brauniiMikroalga pada umumnya memiliki kandungan lemak atau minyak nabati yang tinggi (dapat mencapai 90% berat keringnya pada kondisi tertentu).Botryococcus braunii memiliki kandungan hirokarbon yang sangat tinggi yang mencapai 15% 76% dari berat kering.Hidrokarbon rantai panjang dalam bentuk minyak atau triterpen tidak bercabang dari spesies ini dikenal dengan nama botryococcene, yang sangat potensial sebagai sumber biodiesel.

Tabel 1. Komposisi kandungan minyak pada beberapa spesies mikroalga

PROSES PEMANFAATAN Botryococcus braunii UNTUK PRODUKSI BIODIESELTahap Kultivasi dan Budidaya.B. braunii dapat tumbuh dalam berbagai media yang mengandung cukup unsur hara makro seperti N, P, K dan unsur mikro lainnya dalam jumlah relatif sedikit.Pupuk, sebagai faktor penunjang pertumbuhan sel secara normal memerlukan minimal 16 unsur hara di dalamnya dan harus ada 3 unsur mutlak, yaitu nitrogen, fosfor, dan kalium.Budidaya B. braunii membutuhkan air, cahaya, CO2 dan bahan-bahan anorganik sebagai nutrisi.Peningkatan produktivitas budidaya B. braunii dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain pH, suhu, kadar CO2 , cahaya, dan salinitas yang optimum.Gambar 1. Media kultivasi biomassa mikroalga. (a) dengan bioreactor, (b) kultur massal mikroalga pada bak beton.

(A)(B)Tahap PemanenanPemanenan biomassa B. braunii dilakukan dengan modifikasi metode flokulan yaitu metode pengendapan dengan menggunakan bahan kimia NaOH dengan perbandingan 1:1.Pengendapan dilakukan selama 24 jam, kemudian baru dilakukan pemisahan biomassa dan cairan jernihnya.Selanjutnya biomassa dapat dicuci dengan air tawar beberapa kali untuk menghilangkan kandungan garamnya, kemudian dilakukan penirisan menggunakan kain satin selama 24 jam.Gambar 2.Panen biomasa mikroalga dengan flokulan(Tahap Penirisan)

Tahap Ekstraksi Minyak dari Mikroalga Terdapat beberapa macam teknik ekstraksi, antara lain:Metode mekanik terdiri dari metode pengepresen (expeller/press) dan ultrasonic-assisted extraction.Metode pelarut kimia : Minyak dari alga dapat diambil dengan menggunakan larutan kimia, misalnya dengan menggunakan benzena, ether, dan heksana.Supercritical Fluid Extraction : CO 2 dicairkan di bawah tekanan normal kemudian dipanaskan sampai mencapai titik kesetimbangan antara fase cair dan gas. Pencairan fluida inilah yang bertindak sebagai larutan yang akan mengekstraksi minyak dari alga.Osmotic Shock : tekanan osmotik dalam sel akan berkurang sehingga akan membuat sel pecah dan komponen di dalam sel akan keluar.Tahap Transesterifikasi Minyak Alga.Bahan baku diesel adalah hidrokarbon yang mengandung 810 atom karbon per molekul sementara hidrokarbon yang terkandung pada minyak nabati rata-rata adalah 1620 atom karbon per molekul sehingga minyak nabati viskositasnya lebih tinggi (lebih kental) dan daya pembakarannya sebagai bahan bakar masih rendah. Oleh sebab itu agar minyak mikroalga dapat digunakan sebagai bahan bakar (biodiesel) maka perlu dilakukan proses transesterifikasi.

Gambar 2. Proses Transesterifikasi Minyak Alga.

KESIMPULANKondisi iklim tropis Indonesia dengan cahaya matahari sepanjang tahun sangat sesuai untuk kehidupan mikroalga dan pengembangannya.Mikroalga, yang tidak bersaing dengan produk pangan, sangat prospektif dikembangkan sebagai bahan baku biodiesel di Indonesia. Salah satunya adalah spesies B. braunii yang sangat berpotensi sebagai bahan baku biofuel.Hidrokarbon rantai panjang dalam bentuk minyak atau triterpen tak bercabang dari spesies ini dikenal dengan nama botryococcene sangat potensial sebagai sumber energi atau biodiesel.Beberapa tahapan yang perlu diperhatikan yaitu pemanenanan biomassa seringkali masih menjadi kendala.Pengambilan minyak dari mikroalga masih merupakan proses yang sangat mahal sehingga diperlukan alternatif metode ekstraksi yang lebih ekonomis.