identifikasi spesies mikroalga dari berbagai cara hidupnya

23
IDENTIFIKASI SPESIES MIKROALGA DARI BERBAGAI CARA HIDUPNYA Oleh: Nama : Mila Afriyani NIM : B1J010226 Kelompok : 6 Rombongan : II Asisten : Widiyanto Rano .S. LAPORAN PRAKTIKUM FIKOLOGI

Upload: ngabdull-aylik

Post on 01-Dec-2015

241 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

tentang alga

TRANSCRIPT

Page 1: Identifikasi Spesies Mikroalga Dari Berbagai Cara Hidupnya

IDENTIFIKASI SPESIES MIKROALGA DARI BERBAGAI CARA HIDUPNYA

Oleh:

Nama : Mila AfriyaniNIM : B1J010226Kelompok : 6Rombongan : IIAsisten : Widiyanto Rano .S.

LAPORAN PRAKTIKUM FIKOLOGI

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS BIOLOGI PURWOKERTO

2012

Page 2: Identifikasi Spesies Mikroalga Dari Berbagai Cara Hidupnya

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia adalah negara yang mempunyai garis pantai terpanjang di dunia

yaitu ± 80.791,42 Km. Disepanjang garis pantai, tumbuh dan berkembang berbagai

jenis alga laut yang berpotensi sebagai biotarget industri.Berbagai riset mutlak

dilakukan untuk pemanfaatan secara optimal kekayaan hayati ini secara

berkelanjutan. Riset-riset kimiawan terutama dituntut untuk mencari bahan baku

industri, senyawa bioaktif, pengembangan produk-produk turunan berbasis alga, dan

mempelajari misteri dan keunikan-keunikan alga dalam hubungannya sebagai bagian

dari ekosistem. Indonesia telah dikenal luas sebagai negara kepulauan yang 2/3

wilayahnya adalah lautan dan mempunyai garis pantai terpanjang di dunia yaitu ±

80.791,42 Km. Didalam lautan terdapat bermacam-macam mahluk hidup baik berupa

tumbuhan air maupun hewan air.Salah satu mahluk hidup yang tumbuh dan

berkembang di laut adalah alga.

Ditinjau secara biologi, alga merupakan kelompok tumbuhan yang berklorofil

yang terdiri dari satu atau banyak sel dan berbentuk koloni.Didalam alga terkandung

bahan-bahan organik seperti polisakarida, hormon, vitamin, mineral dan juga

senyawa bioaktif. Sejauh ini, pemanfaatan alga sebagai komoditi perdagangan atau

bahan baku industri masih relatif kecil jika dibandingkan dengan keanekaragaman

jenis alga yang ada di Indonesia. Padahal komponen kimiawi yang terdapat dalam

alga sangat bermanfaat bagi bahan baku industri makanan, kosmetik, farmasi dan

lain-lain.Berbagai jenis alga seperti Griffithsia, Ulva, Enteromorpna, Gracilaria,

Euchema, dan Kappaphycus telah dikenal luas sebagai sumber makanan seperti salad

rumput laut atau sumber potensial karagenan yang dibutuhkan oleh industri gel.

Begitupun dengan Sargassum, Chlorela/Nannochloropsis yang telah dimanfaatkan

sebagai adsorben logam berat, Osmundaria, Hypnea, dan Gelidium sebagai sumber

senyawa bioaktif, Laminariales atau Kelp dan Sargassum Muticum yang

mengandung senyawa alginat yang berguna dalam industri farmasi. Pemanfaatan

berbagai jenis alga yang lain adalah sebagai penghasil bioetanol dan biodiesel

ataupun sebagai pupuk organic.

Kandungan bahan-bahan organik yang terdapat dalam alga merupakan

sumber mineral dan vitamin untuk agar-agar, salad rumput laut maupun

Page 3: Identifikasi Spesies Mikroalga Dari Berbagai Cara Hidupnya

agarose.Agarose merupakan jenis agar yang digunakan dalam percobaan dan

penelitian dibidang bioteknologi dan mikrobiologi.Potensi alga sebagai sumber

makanan (terutama rumput laut), di Indonesia telah dimanfaatkan secara komersial

dan secara intensif telah dibudidayakan terutama dengan tehnik polikultur

(kombinasi ikan dan rumput laut).

Pemanfaatan sistem adsorpsi untuk pengambilan logam-logam berat dari

perairan telah banyak dilakukan.Beberapa spesies alga telah ditemukan mempunyai

kemampuan yang cukup tinggi untuk mengadsorpsi ion-ion logam, baik dalam

keadaan hidup maupun dalam bentuk sel mati (biomassa).Berbagai penelitian telah

membuktikan bahwa gugus fungsi yang terdapat dalam alga mampu melakukan

pengikatan dengan ion logam.Gugus fungsi tersebut terutama adalah gugus

karboksil, hidroksil, sulfudril, amino, iomodazol, sulfat, dan sulfonat yang terdapat

didalam dinding sel dalam sitoplasma.

Kemampuan alga dalam menyerap ion-ion logam sangat dibatasi oleh

beberapa kelemahan seperti ukurannya yang sangat kecil, berat jenisnya yang rendah

dan mudah rusak karena degradasi oleh mikroorganisme lain. Untuk mengatasi

kelemahan tersebut berbagai upaya dilakukan, diantaranya dengan mengimmobilisasi

biomassanya. Immobilisasi biomassa dapat dilakukan dengan mengunakan (1)

Matrik polimer seperti polietilena glikol, akrilat, (2) oksida (oxides) seperti alumina,

silika, (3) campuran oksida (mixed oxides) seperti kristal aluminasilikat, asam

polihetero, dan (4) Karbon.

Berbagai mekanisme yang berbeda telah dipostulasikan untuk ikatan antara

logam dengan alga/biomassa seperti pertukaran ion, pembentukan kompleks

koordinasi, penyerapan secara fisik, dan pengendapan mikro.Tetapi hasil penelitian

akhir-akhir ini menunjukan bahwa mekanisme pertukaran ion adalah yang lebih

dominan. Hal ini dimungkinkan karena adanya gugus aktif dari alga/biomassa seperti

karboksil, sulfat, sulfonat dan amina yang akan berikatan dengan ion logam.

Alga hijau, alga merah ataupun alga coklat merupakan sumber potensial

senyawa bioaktif yang sangat bermanfaat bagi pengembangan (1) industri farmasi

seperti sebagai anti bakteri, anti tumor, anti kanker atau sebagai reversal agent dan

(2) industri agrokimia terutama untuk antifeedant, fungisida dan herbisida.

Kemampuan alga untuk memproduksi metabolit sekunder terhalogenasi yang bersifat

sebagai senyawa bioaktif dimungkinkan terjadi, karena kondisi lingkungan hidup

alga yang ekstrem seperti salinitas yang tinggi atau akan digunakan untuk

Page 4: Identifikasi Spesies Mikroalga Dari Berbagai Cara Hidupnya

mempertahankan diri dari ancaman predator. Dalam dekade terakhir ini, berbagai

variasi struktur senyawa bioaktif yang sangat unik dari isolat alga merah telah

berhasil diisolasi.Namun pemanfaatan sumber bahan bioaktif dari alga belum banyak

dilakukan. Berdasarkan proses biosintesisnya, alga laut kaya akan senyawa turunan

dari oksidasi asam lemak yang disebut oxylipin. Senyawa ini mempunyai berbagai

jenis senyawa metabolit sekunder diproduksi.

B. Tujuan

Tujuan dari praktikum kali ini adalah mengetahui keanekaragaman mikroalga

ditinjau dari berbagai cara hidupnya di alam.

C. Tinjauan Pustaka

Mikroalgae merupakan mikroba tumbuhan air yang berperan penting dalam

lingkungan sebagi produsen primer.Sebagian besar mikroalgae bersifat fotosintetik,

mempunyai klorofil untuk menangkap energi matahari dan karbon dioksida menjadi

karbon organik yang berguna sebagai sumber energi bagi kehidupan konsumer

seperti kopepoda, larva moluska, udang dan lain-lain.Selain peranannya sebagai

produsen primer, hasil sampingan fotosintesa mikroalgae yaitu oksigen juga berperan

bagi respirasi biota sekitarnya.

Alga berperan sebagai produsen dalam ekosistem.Berbagai jenis alga yang

hidup bebas di air terutama yang tubuhnya bersel satu dan dapat bergerak aktif

merupakan penyusun phitoplankton.Sebagian besar fitoplankton adalah anggota alga

hijau, pigmen klorofil yang dimilikinya efektif melakukan fotosintesis sehingga alga

hijau merupakan produsen utama dalam ekosistem perairan.

Banyak spesies alga terdapat sebagai sel tunggal yang dapat berbentuk bola,

batang, gada atau kumparan.Dapat bergerak atau tidak.Algae hijau uniseluler yang

khas yaitu Algae mengandung nucleus yang dibatasi membrane.Setiap sel

mengandung satu atau lebih kloroplas, yang dapat berbentuk pita atau seperti

cakram-cakram diskrit (satuan-satuan tersendiri) sebagaimana yang terdapat pada

tumbuhan hijau.Di dalam matriks kloroplas terdapat membrane tilakoid yang

berisikan klorofil dan pigmen-pigmen pelengkap yang merupakan situs reaksi cahaya

pada fotosintesis.

Page 5: Identifikasi Spesies Mikroalga Dari Berbagai Cara Hidupnya

Identifikasi adalah tugas untuk mencari dan mengenal ciri-ciri taksonomi

individu yang beraneka ragam dan memasukannya kedalam suatu takson.Prosedur

identifikasi berdasarkan pemikiran yang bersifat deduktif. Identifikasi berhubungan

dengan ciri-ciri taksonomi dalam jumlah sedikit (ideal satu ciri), akan membawa

specimen ke dalam satu urutan kunci identifikasi, sedangkan klasifikasi berhubungan

dengan upaya mengevaluasi jumlah besar ciri-ciri (idealnya seluruh ciri yang

dimiliki). Klasifikasi adalah penataan hewan-hewan atau tumbuhan ke dalam

kelompok yang didasarkan atas kesamaan dan hubungan kekerabatan.

Page 6: Identifikasi Spesies Mikroalga Dari Berbagai Cara Hidupnya

Pengambilan sampel mikroalga dari air dengan planktonet

Botol film

Diambil satu tetes dengan pipet tetes lalu diletakkan di atas object glass dan ditutup dengan cover glass

Diamati di bawah mikroskop

II. MATERI DAN METODE

A. Materi

Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah mikroskop, objek glass,

cover glass,hand counter, botol film, pipet, mikrotom/pisau silet, cawan petri, pinset.

Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah sampel mikroalga

dari air, tanah, lichen (simbion), formalin dan akuades steril.

B. Metode

1. Identifikasi

a. Botol film dipasang pada planktonet

b. Sampel (mikroalga) dari green house diambil dengan planktonet yang sudah

dipasang botol film menggunakan ember yang telah disediakan.

c. Sempel kemudian diambil dengan menggunakan pipet, lalu di letakkan pada

object glass, tutup dengan cover glass dan amati dibawah mikroskop.

d. Sampel yang sudah diamati, kemudian di foto dan deskripsikan.

dimasukan

diambil dan diletakan

Page 7: Identifikasi Spesies Mikroalga Dari Berbagai Cara Hidupnya

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Chlorosarcina sp.

Plectonema sp.

Chlorosarcina sp.

B. Pembahasan

Berdasarkan hasil pada praktikum identifikasi didapatkan spesies

mikroalga yaitu Plactonema sp. dan Chlorosarcina sp.. Klasifikasi

mikroalga yang didapat adalah sebagai berikut :

1. Chlorosarcina sp.

Menurut Wikipedia klasifikasi Chlorosarcina adalah sebagai berikut :

Divisio :    Chlorophyta

Kelas :    Chlorophyceae

Ordo       :    Chlorosarcinales

Familia          :    Chlorosarcinaceae

Genus           :    Chlorosarcina

Page 8: Identifikasi Spesies Mikroalga Dari Berbagai Cara Hidupnya

Spesies          :    Chlorosarcina sp.

2. Plectonema sp.

Menurut Aprilisa (2007), klasifikasi Plactonema sp. Adalah sebagai

berikut :

Divisio :Chlorophyta

Kelas :Chlorophyceae

Ordo :Plactonemales

Familia :Plactonemaceae

Genus :Plactonema

Spesies :Plactonema sp.

Mikroalga adalah mikroorganisme fotosintetik dengan morfologi sel

yang bervariasi, baik uni-selular maupun multiselular (membentuk koloni

kecil).Sebagian besar mikroalga tumbuh secara fototroflk, meskipun tidak

sedikit jenis yang mampu tumbuh secara heterotrofik.Mikroalgae merupakan

mikroba tumbuhan air yang berperan penting dalamlingkungan sebagi

produsen primer.Sebagian besar mikroalgae bersifat fotosintetik,mempunyai

klorofil untuk menangkap energi matahari dan karbon dioksida

menjadikarbon organik yang berguna sebagai sumber energi bagi kehidupan

konsumerseperti kopepoda, larva moluska, udang dan lain-lain.Selain

peranannya sebagaiprodusen primer, hasil sampingan fotosintesa mikroalgae

yaitu oksigen juga berperanbagi respirasi biota sekitarnya (Panggabean,

2007).

Mikroalga sebagai salah satu sumberdaya hayati mempunyai

beragampotensi yang telah lama dimanfaatkan oleh manusia. Potensi tersebut

antara lainsebagai berikut: a) pakan alami berbagai jenis ikan, udang, kerang,

b) bahan pangannonkonvensional, c) bahan baku dalam industri kimia dan

farmasi, d) penghasilsumber energi, e) pupuk hayati. Mikroalga juga berperan

sebagai indikatorpencemaran perairan dan agen bioremidiasi (Prihatini et al.,

2007).

Macam-macam mikroalga antara lain plankton (fitoplankton),

perifiton, dan bentos. Kultur phytoplankton murni dimulai dari kegiatan

isolasi kemudian dikembangkan sedikit demi sedikit secara bertingkat.

Media kultur yang digunakan mula-mula hanya beberapa milimeter saja.

Page 9: Identifikasi Spesies Mikroalga Dari Berbagai Cara Hidupnya

Kemudian berangsur-angsur meningkat ke volume yang lebih besar hingga

sekala massal. Kultur phytoplankton hingga volume 3 liter masih dilakukan

dalam skala laboratorium sehingga sering disebut dengan kultur skala

laboratorium. Selanjutnya dilakukan kultur semi out-door merupakan tahap

kultur selanjutnya. Kultur out-door biasanya dimulai dari volume 1 ton

hingga lebih dari 20 ton tergantung besar kecilnya skala pembenihan

(Anonim, 2008).

Fitoplankton di dalam proses metabolisme perairan juga mempunyai

peran sebagai pendaur ulang nutrien. Sel mikroalgae mengabsorbsi nutrien-

nutrien primer seperti amoniak, urea, nitrat, phospat, potassium dan metal

seperti Fe, Cu, Mg, Zn, Mo, dan Fanadium.Vitamin seperti vitamin B12,

vitamin B6 dan vitamin B1 merupakan unsur esensial yang mendukung

pertumbuhan beberapa spesies atau kebanyakan spesies mikroalgae.

Mikroalgae juga mempunyai kandungan pigmen esensial seperti astaxanthin,

zeaxanthin, chllorophil, phycocyanin dimana akan memperkaya pewarnaan

dan kesehatan di dalam kehidupan ikan dan invertebrata. Tris elemen iodin

dalam sistem perairan telah diberikan oleh sel mikroalgae dan itu merupakan

zat penting bagi kemampuan daya tahan tubuh semua organisme hidup di

perairan. Pemanfaatan mikroalgae ini juga mempunyai efek terapi terhadap

ikan dan organisme perairan lainnya, beberapa mikroalgae bisa menghasilkan

semacam antibiotik dan atau di dalam proses metabolismenya mengeluarkan

zat anti bakterial (Suriadnyani, 2004).

Fitoplankton dapat digunakan sebagai pakan larva yang secara visual

ditandaidengan warna air yang sesuai dengan pigmentasi sel plankton yang

dikultur,kepadatan sel yang tinggi dan bentuk sel yang sempurna serta tidak

adanyakontaminan di dalam media pemeliharaannya.Fitoplankton untuk

beberapa jenis dapat dipanen secara parsial dengan penambahan air laut dan

nutrien untukpertumbuhan selanjutnya.Pemberian biasanya dilakukan

setengah dosis dari dosisawal, dan lama pemeliharaan sekitar 4-5 hari sudah

dapat digunakan kembaliProduksi mikroalga dalam jumlah besar dilakukan

dengan cara dikulturkan. Proses kultur mikroalga sama seperti pada

penanganan akuakultur secara umum, dimana kita harus memperhatikan

faktor fisika, kimia, dan biologi yang sesuai dengan mikroalga yang akan

Page 10: Identifikasi Spesies Mikroalga Dari Berbagai Cara Hidupnya

dikulturkan. Zat penyubur banyak digunakan dalam menunjang keberhasilan

kultur mikro alga ini (Suriadnyani, 2004).

Mikroalga merupakan kelompok tumbuhan berukuran renik yang

termasuk dalam kelas alga, diameternya antara 3-30 µm, baik sel tunggal

maupun koloni yang hidup di seluruh wilayah perairan tawar maupun laut,

yang lazim disebut fitoplankton. Di dunia mikrobia, mikroalga termasuk

eukariotik, umumnya bersifat fotosintetik dengan pigmen fotosintetik hijau

(klorofil), coklat (fikosantin), biru kehijauan (fikobilin), dan merah

(fikoeritrin). Morfologi mikroalga berbentuk uniseluler atau multiseluler

tetapi belum ada pembagian tugas yang jelas pada sel-sel komponennya. Hal

itulah yang membedakan mikroalga dari tumbuhan tingkat tinggi. Terdapat

empat kelompok mikroalga antara lain : diatom (Bacillariophyceae), alga

hijau (Chlorophyceae), alga emas (Chrysophyceae) dan alga biru

(Cyanophyceae). Penyebaran habitat mikroalga biasanya di air tawar

(limpoplankton) dan air laut (haloplankton), sedangkan sebaran berdasarkan

distribusi vertikal di perairan meliputi : plankton yang hidup di zona

euphotik (ephiplankton), hidup di zona disphotik (mesoplankton), hidup di

zona aphotik (bathyplankton) dan yang hidup di dasar perairan / bentik

(hypoplankton) Isnansetyo dan Kurniastuty (1995).

Sel mikroalgae dapat dibagi menjadi 10 divisi dan 8 divisi algae

merupakan bentuk unicellulair. Dari 8 divisi algae, 6 divisi telah digunakan

untuk keperluan budidaya perikanan sebagai pakan alami. Setiap divisi

mempunyai karakteristik yang ikut memberikan andil pada kelompoknya,

tetapi spesies-spesiesnya cukup memberikan perbedaan-perbedaan dari

lainnya. Ada 4 karakteristik yang digunakan untuk membedakan divisi mikro

algae yaitu ; tipe jaringan sel, ada tidaknya flagella, tipe komponen

fotosintesa, dan jenis pigmen sel. Selain itu morfologi sel dan bagaimana sifat

sel yang menempel berbentuk koloni / filamen adalah merupakan informasi

penting didalam membedakan masing-masing group.

Sifat yang paling berguna untuk mengidentifikasi algae adalah warna

atau pigmen mereka. Pigmen-pigmen tersebut menyerap energi cahaya dan

mengubahnya menjadi biomassa melalui proses fotosintesis. Ada 3 kelas

utama pigmen dan berbagai kombinasi yang memberikan warna khas pada

algae. Kelompok utama dari pigmen hijau adalah chlorophil, dengan

Page 11: Identifikasi Spesies Mikroalga Dari Berbagai Cara Hidupnya

clorophil a sebagai pigmen utama yang menyerap gelombang panjang biru

dan merah sebagai cahaya yang penting untuk fotosintesis.

Plactonema sp. memiliki sumber yang berharga dari karotenoid.

Kromatografi cair kinerja tinggi menunjukkan bahwa itu berisi lima

karotenoid provitamin A: 5,6-epoksi-β-karoten, α-karoten, β-karoten, 9Z-β-

karoten dan 15Z-β-karoten. Profil kromatografi strain alga didominasi oleh

dua utama karotenoid: lutein dan β-karoten. Pemisahan kromatografi yang

dicapai dengan menggunakan Nucleosil 120 - kolom 5C18, dengan gradien

yang melibatkan fase gerak berikut: A - asetonitril: air = 9: 1 dan B - etil

asetat), waktu pemisahan total yang kurang dari 20 menit (Muntean et al.

2007).

Sebagian besar carotenoid lebih bersifat melindungi pigmen lain

daripada ikut secara langsung dalam reaksi fotosintesis. Dalam setiap difisi,

terdapat pengecualian seperti fukosantin pada diatome dan alga coklat, yang

sangat aktif dalam proses fotosintesa. Fikobilin berwarna merah (fikoeretrin)

atau biru (fikocyanin) dan menangkap gelombang panjang yang tidak

ditangkap oleh pigmen-pigmen lainnya dan melewati energi yang ditangkap

pada clrophil a untuk fotosintesis. Beberapa variasi dari bentuk sel dapat

ditemukan pada alga unicellular dapat berbentuk bola pipih memanjang atau

berbentuk kotak sebagai tambahan beberapa unicellular memiliki lengan atau

duri yang merupakan perluasan dari dinding sel. Banyak mikroalgae yang

membentuk filamen-filamen sel yang menghubungkan satu sama

lain .Mikroalgae lainnya membentuk koloni-koloni sel yang memiliki suatu

pola yang khusus dan ditentukan oleh jumlah sel Kondisi kultur akan

menentukan morfologi suatu organisme dan variasinya.

Menurut Insan (2012), Mikroalga merupakan tumbuhan berthallus

dan berklorofil. Thallus alga dapat uniselluler (sel tunggal) maupun

multiselluler (berupa filamen). Organ seksual tidak mempunya jaket (lapisan

pelindung). Hidup di perairan (air tawar, payau maupun laut), di tanah/

tempat-tempat yang lembab/ basah. Beberapa hidup terestrial, epifit dan

epizoic. Dapat juga berasosiasi dengan fungi membentuk lichen. Endofitic

(masuk dalam jaringan tumbuhan). Berdasarkan cara hidupnya:

1. fitoplankton

Page 12: Identifikasi Spesies Mikroalga Dari Berbagai Cara Hidupnya

Hidup bebas mengambang/ melayang di air. Cara bergerak terbawa bebas

mengikuti arus air (pasif). Ada yang aktif disebut neuston.

2. Fitobentos

Hidup melekat pada substrat/ sesuatu di dasar perairan. Berdasarkan ukuran

dibedakan menjadi makroalga bentos dan mikroalga bentos. Tergantung tipe

substrat, rerumputan/ tumbuhan air dan arus air. Tipe substrat: stabil misalnya

batu dan tidak stabil misalnya pasir.

3. Alga simbiotik

Hidup bersama dan saling berasosiasi dengan organisme lain. Keuntungan

adanya simbion adalah inang mendapat makanan sedangkan alga mendapat

perlindungan/ lingkungan tetap dan zat-zat makanan. Kerugiannya daerah

penyerapan hara/ sinar untuk inang berkurang/ sempit.

a. Lichen Alga (phycobion)

Chlorophyta : Trebouxia, Pseudotrebouxia

Cyanobacteria : Nostoc, Chroococcus

b. Binatang di atas rambut-rambut mati, cangkang siput, dan di dalam

kerangka

serangga/ laba-laba. Contoh: zoochlorella pada cangkang siput, Cladophora

pada sel kura-kura laut.

4. Aerial algae

a. Tumbuh di permukaan tanah yang lembab dan cukup sinar matahari untuk

fotosintesis.

Contoh: alga hijau di tanah asam, Cyanobacteria di tanah netral.

b. Permukaan batu, di antara batu dan banyak (endolitic), bentuk coccoid.

Contoh: Cyanobacteria

c. Kulit pohon dan daun.

Contoh uniseluler :Aponococcus, Protococcus, Filamen: Trentepohlia

d. Salju. Permukaan salju terlihat berwarna merah atau hijau.

Contoh: Chlamydomonas nivalis

Insan (2012) menyatakan Sel ada yang tunggal/ soliter, koloni,

palmeloid/ agregasi, amoeboid dan filamen. Sel-sel alga ada yang berflagel

dan ada yang tidak berflagel. Macam-macam bentuk sel pada alga dan

beberapa contoh spesiesnya sebagai berikut:

1. uniselular

Page 13: Identifikasi Spesies Mikroalga Dari Berbagai Cara Hidupnya

a. berflagel

Jumlah dan susunan flagel bermacam-macam. Tipe ini sebagai alga

eukaryotik primitif. Contoh: Trachelomonas, Chlamydomonas, Ochromonas,

Euglena

b. non flagel

Sel tunggal dan tidak mempunyai flagen. Contoh : Chlorella,

Cyclotella

2. koloni

a. berflagel

Koloni berubah jumlah dan susunan selnya. Contoh : Volvox,

Stephanosphaera

b. non flagel

Sel terkumpul dalam koloni reguler dan dikelilingi lendir/

mucilaginous.

Contoh: Pandorina

3. agregasi palmeloid

Spesies berflagel, tetapi pada tingkat palmeloid, sel mengeluarkan lendir dan

tidak berflagel. Contoh : Kurchneriella, Gloeocystis.

4. amoeboid atau sel-sel rhizopodial

Sel tunggal atau berkoloni, amoeboid, dinding tipis kadang tertutup struktur lain,

seperti bentuk mangkok atau lorikel. Contoh : Chrysamoeba

5. filamen

a. tidak bercabang. Contoh : Erytrotrichia

b. bercabang. Contoh : Tolypotrix, Callithamnion. Cabang palsu pada

Scytonema

Page 14: Identifikasi Spesies Mikroalga Dari Berbagai Cara Hidupnya

IV. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Hasil identifikasi mikroalga didapat mikroalga berupa Chlorosarcina sp., dan

Plactonema sp.

2. Mikroalga berdasarkan cara hidupnya dibedakan menjadi fitoplankton, fitobentos,

alga simbiotik, dan aerial alga.

.

Page 15: Identifikasi Spesies Mikroalga Dari Berbagai Cara Hidupnya

DAFTAR REFERENSI

Aprilisa. 2007. http://aprilisa.wordpress.com/bio-inside-2/volvox-dkk/. Diakses tanggal 11 april 2013.

Ilalqisny, Insan, H. A. et al., 2011. Petunjuk Praktikum Fikologi. Kementerian Pendidikan Nasional Universitas Jenderal Soedirman: Purwokerto.

Isnansetyo, A dan Kurniastuty. 1995. Teknik Kultur Phytoplankton dan Zooplankton. Kanisius. Yogyakarta.

Muntean, E., Bercea, V., Dragos, N., Muntean, N. 2007. Potential use of Mougeotia Sp. Algae in food production, based its carotenoid content. Journal of Agroalimentary Processes and Technologies, Volume XIII, No.1 (2007), 143-148

Panggabean, L. M. G. 2007. Koleksi Kultur Mikroalgae. Oseana vol.XXXII No.2: 11-20.

Prihantini, N.B, B. Putri, dan R. Yuniati. 2005. Pertumbuhan Chlorella spp. dalam Medium Ekstrak Tauge (MET) dengan Variasi pH Awal. Makara, Sains, Vol. 9, No. 1: 1-6.

Suriadnyani, N. N. 2004. Teknik Kultur Fitoplakton Secara Tradisional. Buletin Teknik Litkayasa Akuakultur Vol 3 no 2:21-25.

Wikipedia. 2012. http://en.wikipedia.org/wiki/Microspora. Diakses tanggal 11 April 2013.