produk polystyrene dari nafta

22
DAFTAR ISI DAFTAR ISI.............................................i DAFTAR TABEL..........................................ii DAFTAR GAMBAR........................................iii BAB I PENDAHULUAN......................................5 1.1 Latar Belakang....................................5 1.2 Tujuan............................................5 BAB II DASAR TEORI.....................................6 2.1 Pengertian Industri Petrokimia....................6 2.2 Produk Petrokimia.................................7 BAB III PEMBAHASAN.....................................9 3.1 Garis Besar Proses Produksi Polistirena...........9 3.2 Tahap-tahap Proses Produksi Polistirena...........9 DAFTAR PUSTAKA........................................16 1

Upload: garini-sabila-lestari

Post on 27-Dec-2015

85 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

Membahas tahapan dalam pembuatan produk berbahan dasar nafta

TRANSCRIPT

Page 1: Produk Polystyrene dari Nafta

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.................................................................................................................i

DAFTAR TABEL........................................................................................................ii

DAFTAR GAMBAR..................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................................5

1.1 Latar Belakang....................................................................................................5

1.2 Tujuan.................................................................................................................5

BAB II DASAR TEORI...............................................................................................6

2.1 Pengertian Industri Petrokimia...........................................................................6

2.2 Produk Petrokimia..............................................................................................7

BAB III PEMBAHASAN............................................................................................9

3.1 Garis Besar Proses Produksi Polistirena.............................................................9

3.2 Tahap-tahap Proses Produksi Polistirena...........................................................9

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................16

1

Page 2: Produk Polystyrene dari Nafta

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Jenis Data Yang Diolah..............................................................................14Tabel 3.2 Multikolinearitas.........................................................................................17Tabel 3.3 Metode Hirarki Ward’s Method (Single Linkage)......................................17Tabel 3.4 Selisih Koefisien Aglomerasi.....................................................................18Tabel 3.5 Hasil Perhitungan Perbedaan Metode Clustering.......................................19Tabel 3.6 Hasil Tabulasi Silang Antara Karakter dengan Cluster.............................20Tabel 3.7 Hasil Tabulasi Silang Antara Dimensi Dengan Cluster.............................22Tabel 3.8 Perbendaan Preferensi Setiap Cluster Kepada Dimensi.............................23Tabel 3.9 Hasil Uji Chi-Square Indicator..................................................................23Tabel 3.10 Hasil Tabulasi Silang antara Cluster dengan Preferensi Indikator...........25

2

Page 3: Produk Polystyrene dari Nafta

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Produksi Polistirena 9Gambar 2 Proses Distilasi 10Gambar 3 Proses dehidrogenasi ethylbenzene 13Gambar 4 Proses dehidrogenasi ethylbenzene 14Gambar 5 PFD polimerisasi styrene 15

3

Page 4: Produk Polystyrene dari Nafta

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pohon industri merupakan gambaran diversifikasi produk suatu komoditas dan turunannya secara skematis. Salah satu industri yang memiliki berbagi produk dan turunan adalah industri petrokimia. Industri petrokimia secara umum dapat didefinisikan sebagai industri yang berbahan baku utama produk migas dan menghasilkan beragam senyawa organik yang dapat diturunkan dari bahan-bahan baku utama tersebut, untuk menghasilkan produk-produk yang memiliki nilai tambah lebih tinggi daripada bahan bakunya.

Pada mata kuliah Pengembangan Produk Kimia kali ini, kami diminta untuk memilih dan membahas proses-proses pembuatan salah satu produk jadi yang terdapat pada pohon industri petrokimia. Kami memilih polistirena yang merupakan produk jadi pada pohon industri petrokimia berbasis aromatik dengan bahan baku nafta untuk menjadi topik bahasan pada laporan ini.

1.2 Tujuan

Tujuan dari laporan ini adalah untuk mengetahui proses pembuatan polistrirena sebagai salah satu produk akhir/ produk jadi pada industri petrokimia.

4

Page 5: Produk Polystyrene dari Nafta

BAB II

DASAR TEORI

2.1 Pengertian Industri Petrokimia

Industri petrokimia adalah industri yang berkembang berdasarkan suatu pola yang mengkaitkan suatu produk-produk industri minyak bumi yang tersedia, dengan kebutuhan masarakat akan bahan kimia atau bahan konsumsi dalam kehidupan sehari-hari. Industri petrokimia dapat dibagi atas 2 bagian besar, yaitu:

1. Industri petrokimia hulu (upstream petrochemical industri)

Industri yang menghasilkan produk petrokimia yang masih berupa produk dasar atau produk primer dan produk antara atau produk setengah jadi (masih merupakan bahan baku untuk produk jadi).

2. Industri petrokimia hilir (downstream petrochemical industri)

Industri yang menghasilkan produk petrokimia yang sudah berupa produk akhir dan/atau produk jadi.

2.1.1 Bahan Baku Industri Petrokimia

Proses petrokimia umumnya melalui tiga tahapan, yaitu: a. Mengubah minyak dan gas bumi menjadi bahan dasar petrokimia b. Mengubah bahan dasar petrokimia menjadi produk antara, dan c. Mengubah produk antara menjadi produk akhir yang dapat dimanfaatkan.

Pada dasarnya hampir semua produk petrokimia umumnya berasal dari tiga jenis bahan baku dasar, yaitu :

1) Olefin (alkena – alkena) Olefin merupakan bahan dasar petrokimia paling utama. Produksi olefin di seluruh dunia mencapai miliaran kg per tahun. Olefin pada umumnya dibuat dari etena, propana, nafta, atau minyak gas ( gas- oil) melalui proses perengkahan (cracking). Etana dan propana dapat berasal dari gas bumi atau dari fraksi minyak bumi; nafta berasal dari fraksi minyak bumi dengan molekul C-6 hingga C-10 ; sedangkan gas oil berasal dari fraksi minyak bumi dengan molekul dari C- 10 hingga C – 30 atau C-40.

2) Aromatika (benzena dan turunannya) Aromatika dibuat dari nafta melalui proses yang disebut reforming. Di antara aromatika yang terpenting adalah benzene (C6H6), toluene (C6H6CH3), dan xilena (C6H4(CH3)2). Ketiga jenis senyawa ini secara kolektif disebut BTX.

3) Gas Sintetis Gas sintetis (syn-gas) adalah campuran dari karbon monoksida (CO) dan hidrogen (H). Syn – gas dibuat dari reaksi gas bumi atau LPG melalui proses yang disebut steam reforming atau oksidasi parsial.

5

Page 6: Produk Polystyrene dari Nafta

2.1.2 Penyediaan Bahan Baku Industri Petrokimia di Indonesia

Berikut ini akan di uraikan ketersediaan bahan baku Industri Petrokimia yang ada di Indonesia, diantaranya gas bumi, bahan baku kondesat, bahan baku nafta, dan bahan baku residu.

1) Ketersediaan Cadangan Gas Bumi (C1-C4) Ketersediaan cadangan gas bumi 60%-80% kandungannya adalah gas metana. Ketersediaan tersebut hampir merata dan menjangkau dareah padat penduduk dan pusat industri.

2) Ketersediaan Bahan Baku Kondensat (C5-C11) Kondensat dalam negeri selama ini diekspor ke luar negeri. Jika kandungan produk paraffin dan olefinnya besar melalui jalur olefin center. Jika kandungan naftene dan aromatik besar melalui jalur aromatik center

3) Ketersediaan Bahan Baku Nafta (C6-C12) Diperoleh dari kilang Cilacap dan Balikpapan dan produksinya diekspor ke luar negeri.

4) Ketersediaan Bahan Baku ResiduBerasal dari Kilang Dumai, Sungai Pakning, dan Eksor I Balongan.

2.1.3 Cara Mendapatkan Bahan Baku Industri PetrokimiaBerikut ini diuraikan cara-cara mendapatkan bahan baku Industri Petrokimia.

1) Gas Metana (CH4) Dari pengeboran gas di lapangan. 2) Gas Etana (C2H6) Dari lapangan gas bumi 3) Gas Etilena (C2H4) Cracking gas etana, nafta dan kondensat 4) Gas Propana (C3H8) Absorpsi dan ekstraksi 5) Gas Propilena (C3H6) Cracking gas etana, propane, nafta dan kondensat 6) Gas Butana (n-C4H10) Ekstraksi dan absorpsi 7) Kondensat (C5H12 – C11H24) Ekstraksi dan absorpsi8) Benzena, Toluena dan Xilena (BTX Aromatik) Catalytic reforming 9) Nafta (C6H14 – C12H26) Proses distilasi

10) Kerosin (C12H26) Distilasi atmosferik 11) Short Residue / waxy residue

2.2 Produk Petrokimia

Produk petrokimia merupakan produk lanjut dari hasil pengolahan minyak dan gas bumi guna memperoleh nilai tambah yang lebih besar. Produk petrokimia yang dihasilkan dari hasil pengolahan minyak bumi berupa naptha, dan kondensat adalah produk aromatik (benzene, toluene dan xylene) dan produk olefin (ethylene, propylene dan butadiene) yang merupakan bahan baku untuk industri sandang, karet, sintetis, plastik.

2.2.1 Jenis Produk Petrokimia

Produk petrokimia berdasarkan proses pembentukannya dan pemanfaatannya dapat dibagi atas 4 jenis, yaitu:

6

Page 7: Produk Polystyrene dari Nafta

1. Produk dasar (CO dan H2 sintetik, etilena, propilena, butadiene, benzene. toluene, xilena, dan n-parafin)

2. Produk antara (amonia, inetanol, carbon black, urea, etil alkohol, etilklorida, Rumen (cumene), propilen-oksida, butil alkohol, isobutilena, nitrobenzene, nitrotoluena, PTA (purified terephthalic acid), TPA (terephthalic acid), DMT (dimethyl terephthalate), kaprolaktam (caprolactain), LAB (liner alkyl benzene), dll)

3. Produk akhir (urea, carbon black, formaldehida, asetilena, poli etilena, poli propilena, poli vinil klorida, poli stirena)

4. Produk jadi (pada umumnya sudah berupa barang-barang atau bahan-bahan yang dalam kehidupan kita sehari-hari banyak dipakai di rumah tangga)

2.2.2 Jalur-jalur dalam Pembuatan Produk Industri Petrokimia

Proses pembuatan produk petrokimia dapat ditempuh dengan 3 jalur/lintasan utama :

1. Jalur gas sintetik yaitu dengan pembentukan gas CO dan H2 dari bahan baku gas bumi/(CH4) untuk menghasilkan ammonia, methanol dan crbon black.

2. Jalur olefin yaitu untuk membentuk gas-olefin (gas etilena, propilena dan butena/butadiena) yang mudah berpolimerisasi antara satu dengan yang lainnya membentuk bahan/produk polimer. Gas olefin dapat dapat diproduksi  dengan 2 cara yaitu olefin dengan bahan baku nafta dan dengan bahan baku etana.

3. Jalur aromatik yaitu dengan pembentukan fraksi-fraksi aromatik (benzena, toulena dan xilena). Senyawa aromatik adalah suatu senyawa hidrokarbon tidak jenuh yang mempunyai rangkaian ikatan atom C secara siklis berupa ikatan atom antara C6-C8 yang sangat reaktif sehingga akan mudah bereaksi atau berpolimerisasi antara satu dengan yang lainnya sehingga membentuk produk polimer.

2.3 Polistirena sebagai Produk dari Pohon Industri Petrokimia

Polistirena yang merupakan salah satu produk jadi pada pohon industri petrokimia merupakan polimer yang mengandung monomer stirena C6H5CH=CH2.  Polimer ini termasuk golongan termoplastik, merupakan plastik jernih dan keras. Polistirena diproduksi dalam bentuk busa plastik dengan nama komersial styrofoam, atau sebagai bahan isolasi (listrik, panas), komponen perabot, bahan pengemas, mainan, maupun benda toilet. Polimer ini bersifat tahan asam, basa, maupun garam. Penampilan lembut dan kecerahannya baik sehingga banyak digunakan untuk pipa, busa, pendingin, instrumen atau panel dalam otomotif. Stirena dibuat dengan cara pirolisis-dehidrogenasi dari etilbenzena.  Etilbenzena disintesis dari etilena dan benzena. Pembahasan lebih detail mengenai proses-proses produksi polistrerina akan dibahas pada bab selanjutnya.

7

Page 8: Produk Polystyrene dari Nafta

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Garis Besar Proses Produksi Polistirena

Secara garis besar, proses produksi polistrenia dapat digambarkan sebagai berikut.

Gambar 1 Produksi Polistirena

Dari gambar diatas diketahui bahwa terdapat beberapa langkah dalam proses pembuatan polistirena yang akan dibagi menjadi 5 proses besar yaitu:

1. Proses mendapatkan nafta2. Proses pembuatan benzene3. Proses pembuatan etil benzene4. Proses pembuatan syrene monomer5. Proses pembuatan polysterene

3.2 Tahap-tahap Proses Produksi Polistirena

Dalam pengolahan minyak bumi, minyak mentah yang berasal dari sumur (ladang) minyak dipisahkan dari gas dan kotoran yang ada. Selanjutnya minyak mentah tersebut dibawa ke kilang minyak dan dibersihkan lebih lanjut dengan proses yang disebut crude desalting yaitu dengan cara mencucinya dengan air. Mineral mineral dan pengotor minyak mentahyang dapat larut dalam air akan hilang dan minyak mentah siap untuk memasuki tahapan pengolahan pada unit-unit operasi dalam kilang.

1. Proses mendapatkan naftaPada unit distilasi atmosferik minyak mentah masuk sebagai umpan pada unit distilasi atmosferik atau dikenal sebagai Crude destilation unit (CDU) untuk dipisahkan menjadi fraksi-fraksi produk berdasarkan perbedaan titik didih (Boiling Point). Hasil teratas dari suatu unit distilasi umumnya berupa gas yang memiliki kisaran Poiling point sampai 50oF.

8

Page 9: Produk Polystyrene dari Nafta

Gambar 2 Proses Distilasi

Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Kilang_minyak

Pada proses ini didapatkan fraksi nafta ringan atau Light Naphtha dengan boiling point antara 50-200oF atau 10-93,3o C. Produk kolom selanjutnya adalah nafta berat atau Heavy naphtha, fraksi ini memiliki boiling point antara 200-4000oF

Secara umum kilang terdiri atas dua kelompok besar yaitu proses katalitik dan proses non katalitik. Proses katalitik terdiri atas proses Hydrotreating dan proses-proses sekunder seperti hidroisomerisasi, Reforming, Cracking, dan Hydrocracking. Proses non katalitik terdiri atas proses Cracking non katalitik dan proses separasi yang terdiri atas Distilasi, Deasphalting, Aromatik Extraction dan Dewaxing.

2. Proses pembuatan benzeneBenzena dapat dibuat dengan beberapa cara yaitu:

1. Polimerisasi asetilena, yaitu dengan mengalirkan asetilena melalui pipa kaca yang pijar.

3C2H2 → C6H6

2. Memanaskan kalsium benzoat dengan kalsium hidroksida.

Ca(C6H5COO)2 + Ca2(OH) → 2C6H6 + 2CaCO3

3. Dengan destilasi bertingkat tir batu bara.

Pada destilasi bertingkat tir batu bara selain dihasilkan benzena juga diperoleh zat-zat lain, misalnya tokrena, xilena, naftalena, antrosena, fenantrena, fenol, dan kresol.

4. Dengan proses reforming nafta pada industri petrokimia.

Pada industri petrokimia, cara yang paling sering digunakan untuk mendapatkan benzene adalah dengan proses reforming nafta.

Nafta berat hasil distilasi atmosferik kemudian dilanjutkan dengan proses Reforming. Proses reformasi katalitik mengkonversi umpan nafta berat menjadi komponen gasoline dan hidrokarbon aromatik rendah (Benzena, Toluena, Xilena) dengan bantuan katalis.

9

Page 10: Produk Polystyrene dari Nafta

3. Proses pembuatan etil benzeneAda beberapa macam proses utama yang paling komersial digunakan dalam proses pembuatan Etil Benzene. Berikut ini akan dijabarkan masing-masing proses pembuatan Etil Benzena dengan bahan baku Etilena dan Benzena.

1.Proses AlCl3

Proses ini dikembangkan oleh Dow Chemical, Mobil Badger dan Mosanto.Reaksi alkilasi dan transalkilasi dilakukan dalam dua reaktor yang terpisahdengan kondisi 300– 500oC dan tekanan 70 – 50 psi. Yield yang diperoleh cukup besar. Komposisi aliran dalam reaktor berupa aromatik cair gas Etilena dan fase cair dari katalis kompleks yang mengandung faktor korosi tinggi, sehingga diperlukan pemilihan konstruksi alat yang tepat.

 

2. Proses Alkar

Proses ini dikenalkan oleh UOP dengan katalis BF3. Proses ini sangat pekaterhadap adanya air, karena akan menyebabkan adanya reaksi dengan BF3 sehingga mengurangi aktivitas katalis. Proses alkar berlangsung pada suhu 200 –   300oC dengan tekanan yang cukup tinggi, yaitu 500 psi dan yield yang diperoleh cukup besar 99%.

 

3. Proses Mobil Badger

Proses ini dikembangakan oleh UOP / Mobil Badger/ Mosanto. Proses ini tidak memerlukan system recoveri katalis dan sangat aman untuk lingkungan. Jugabias berlangsung dengan menggunakan bahan baku Etilena berkadar rendah.Proses alkilasi dan transalkilasi berlangsung pada reaktor fixed bed dengan kondisi reaktor 400 – 450o C pada tekanan 23– 30 bar. Produk dari proses ini mempunyai kemurnian yang tinggi ( 99.9%). Sehingga merupakan bahan baku yang sangat baik untuk pabrik styrene. Yield over all yang dihasilkan 99 %.4.

Pada proses Monsanto yang telah dikembangkan menggunakan dua reaktor. Pada reaktor pertama terjadi reaksi alkilasi antara benzen dengan etilen pada tekananlebih rendah dibandingkan pada proses fase gas, yaitu 70-150 psig dan temperature 300-3500 F.

Perbandingan mol benzen dan etilen dalam reaktor adalah 3:1 sampai 5:1. (Kirk Othmer). Perbandingan AlCl3 dan C2H4 adalah 0,001-0,0025. Pada reaktor transalkilasi terjadi reaksi antara benzen sisa dan polietilbenzen yang direcycle. Produk keluar reaktor transalkilasi selanjutnya dikirim ke Neutralizer untuk menghilangkan HCl dan katalis yang terdapat didalam produk reaktor. Setelah produk yang keluar bebas dari impurities produk dipisahkan dengan tiga menara distilasi, Kolom pertama, benzene di recycle untuk dikembalikan ke reaktor alkilasi. Pada kolom kedua menghasilkan produk etilbenzen.

Produk atas dari kolom ketiga adalah polyetil benzen dan tars, yang dapat digunakan sebagai bahan bakar. Karena kebutuhan katalis sangat sedikit, maka tidak dibutuhkan regenerasi katalis. Jadi garam-garam yang dihasilkan dari Neutralizer sistem bisa langsung dibuang dan dikirim ke sistem pengolahan limbah. Produk keluar kolom distilasi kemurniannya minimum 99,7 % berat.

Proses reaksi berjalan pada tekanan 20-30 bar, temperatur 300-500 C dan rasio antara benzen dan etilen sebesar 8:1. Konversinya bisa mencapai 85-90%.

10

Page 11: Produk Polystyrene dari Nafta

4. Proses pembuatan Styrene MonomerStyrene Monomer (SM) merupakan anggota dari kelompok aromatik monomer tak jenuh yang mempunyai rumus molekul C6H5 - CH = CH2. SM adalah cairan yang berminyak (oily) berwarna bening atau agak kekuningan. Salah satu karakteristik SM adalah sulit untuk larut dalam air namun mudah larut dalam alcohol. Karakteristik lainnya adalah memiliki tekanan uap yang rendah dan indeks bias yang tinggi. SM juga sangat reaktif dan mudah mengalami polimerisasi dengan mudah (dengan panas, cahaya, atau katalis peroksida). Berikut adalah spesifikasi dari SM.

Parameter Unit QuantityMolecular weight g/mol 104.14Refractive index °C at 29°C 1.5445Boiling point °C 146Freezing point °C -30 to -32Vapor density air = 1 at 15°C 3.6Viscosity cp at 20°C 0.76CAS number 100-42-5IUPAC name Styrene

Pengembangan proses untuk produksi SM secara komersial dibuat pada tahun 1937 menggunakan proses dehidrogenasi ethylbenzene. Pada saat itu SM yang dihasilkan sudah memiliki kemurnian yang tinggi dan menjadi polimer yang stabil dan tidak berwarna. Semenjak saat itu, produksi SM terus meningkat dengan pesat karena kebutuhan akan karet sintesis yang makin meningkat pula. Di Indonesia sendiri, berdasarkan Biro Pusat Statistik, kebutuhan SM hingga tahun 2009 disajikan dalam tabel berikut.

Tahun Jumlah (ton)2005 19.328,1272006 25.179,0822007 36.123,4572008 50.825,3982009 73.516,605

Seperti yang sudah dituliskan sebelumnya, SM diperoleh melalui proses dehidrogenasi ethylbenzene. Berikut adalah penjabaran mengenai proses produksi SM menggunakan dehidrogenasi ethylbenzene.

Reaksi utama yang terjadi adalah reaksi bolak balik, sebuah konversi endotermik dari ethylbenzene menjadi SM dan hidrogen sebagai berikut.

C6H5CH2CH3 C6H5CH=CH2 + H2 ΔH (600 °C) = 124.9 kJ/mol

Reaksi utama yang terjadi adalah reaksi endotermik maka diperlukan sumber panas berupa superheated steam sehingga memiliki tiga peran penting:

Menurunkan tekanan parsial ethylbenzene, menggeser kesetimbangan styrene, dan dapat mengurangi loss pada thermal cracking.

Menyediakan panas yang sesuai untuk reaksi Membersihkan katalis dengan mereaksikan karbon dan menghasilkan CO2 dan H2

11

Page 12: Produk Polystyrene dari Nafta

C + 2 H2O CO2 + 2 H2 ΔH = 99.6 kJ/mol

Selain reaksi utama juga terjadi reaksi sampingan yang terdiri dari reaksi thermal cracking dan gasifikasi steam. Reaksi thermal cracking yang terjadi adalah reaksi sebagai berikut.

C6H5CH2CH3 + H2 C6H5CH3 + CH4 ΔH = – 64.5 kJ/mol

Reaksi gasifikasi yang terjadi menghasilkan oksida karbon dan hidrogen sebagai berikut.C2H4 + 2 H2O 2CO + 4 H2

CH4 + H2O CO + 3 H2CO + H2O CO2 + H2

Beberapa katalis digunakan dalam reaksi ini. Salah satu katalis yang kerap digunakan adala Shell 105. Katalis ini terdiri dari 84,3 Fe2O3 sebagai katalis; 2,4% Cr2O3; dan 13,3% K2CO3. Akhir-akhir ini, situasi ini bertambah kompleks. Seiring dengan berkembangnya persaingan pasar menyebabkan produsen mencari katalis-katalis baru yang dapat menghasilkan hasil yang lebih baik dan memenuhi kebutuhan.

Berikut adalah Process Flow Diagram dari proses dehidrogenasi ethylbenzene yang menghasilkan styrene monomer.

Gambar 3. Proses dehidrogenasi ethylbenzene

12

Page 13: Produk Polystyrene dari Nafta

Gambar 4. Proses dehidrogenasi ethylbenzene

5. Proses pembuatan PolystyrenePolistirena diperoleh melalui polimerisasi styrene monomer. Tahap pertama adalah polimerisasi suspensi pada styrene monomer pada temperatur 600C. Selanjutnya akan dilakukan pemanasan untuk melunakkan resin yang ada serta ikut menguapkan sisa-sisa blowing yang merupakan insulator-insulator yang baik.

Berikut adalah Process Flow Diagram dari polimerisasi styrene untuk menghasilkan polistirena melalui produksi batch.

13

Page 14: Produk Polystyrene dari Nafta

Gambar 5 PFD polimerisasi styrene

Styrene monomer dipompa dari storage (1) ke feed dissolver (2). Lalu pada (3) dilakukan proses agitasi sekitar 4 hingga 8 jam yang sebelumnya sudah ditambahkan karet polibutadin yang sudah dipotong-potong. Selanjutnya minyak mineral (sebagai lubrikan), regulator, dan antioksidan ditambahkan lalu dipompa ke reaktor batch (4). Selama reaktor diisi, styrene menguap dan mengisi vent drum (5).

Selanjutnya, campuran yang ada di dalam reaktor dipanaskan hingga temperature dan tekanan tertentu untuk melanjutkan polimerisasi. Setelah polimerisasi selesai dilaksanakan, molten product yang mengandung styrene monomer dan ethylbenzene yang tidak bereaksi, dan polimer dengan berat molekul rendah seperti dimer, trimer, dan oligomer lainnya dipompa ke vacuum devotilzer (6). Disinilah sisa-sisa tersebut dibuang, dikondensasi (7), dan melewati devolatizer condensate tank (9) dan kemudian dikirim dalam bentuk produk sampingan. Uap overhead yang dihasilkan dari kondensor biasanya dibuang melalui vacuum system (8). Molten polistirena dari bagian bawah devolatizer (6) yang dipanaskan sampai sekitar 2500C hingga 2800C diekstrusi (10) melalui stranding die plate atau cetakan berlubang lalu disiram dengan air dingin. Selanjutnya akan dibentuk menjadi pellet (10) lalu dikirim ke product storage (11)

Produk akhir berupa polistirena yang disimpan pada product storage selanjutnya didistribusikan dan dijual kepada masyarakat.

14

Page 15: Produk Polystyrene dari Nafta

DAFTAR PUSTAKA

1) http://www.ut.ac.id/html/suplemen/peki4422/bag%202.htm2) http://www.scribd.com/doc/134887729/POLISTIRENA3) http://chemistclopedia.wordpress.com/2012/10/02/industri-petrokimia/4) http://foamfabricatorsinc.com/Page.aspx?nid=1185) http://www.sabic.com/me/en/productsandservices/chemicals/styrene-monomer6) https://www.google.com/patents/US79647657) https://www.google.com/patents/WO2011069983A1?

cl=en&dq=process+polymerization+styrene+polystyrene&hl=en&sa=X&ei=mQBUU9b5EcTarAf-4IHgAQ&ved=0CDcQ6AEwAA

8) http://www.epa.gov/ttnchie1/ap42/ch06/final/c06s06-3.pdf9) http://blogkimia.wordpress.com/2011/01/24/alkil-benzena/10) http://www.scribd.com/doc/96619533/Etil-Benzene11) http://perpustakaancyber.blogspot.com/2013/09/proses-pembuatan-benzena-senyawa-

kimia.html

15

Page 16: Produk Polystyrene dari Nafta

16

Page 17: Produk Polystyrene dari Nafta

17