problematika kebijakan agraria dalam undang ...digilib.iain-jember.ac.id/1317/1/makalah asli dwi...

19
i PROBLEMATIKA KEBIJAKAN AGRARIA DALAM UNDANG-UNDANG CIPTA KERJA TERHADAP KINERJA REFORMA AGRARIA DI INDONESIA MAKALAH Diajukan Kepada Lembaga Penjaminan Mutu IAIN Jember Untuk Dipresentasikan Dalam Seminar Diskusi Periodik Dosen Oleh : Dwi Hastuti, MPA NIP. 198705082019032008 INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI JEMBER LEMBAGA PENJAMINAN MUTU JANUARI 2021

Upload: others

Post on 28-Mar-2021

12 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PROBLEMATIKA KEBIJAKAN AGRARIA DALAM UNDANG ...digilib.iain-jember.ac.id/1317/1/Makalah asli Dwi Hastuti...REFORMA AGRARIA DI INDONESIA MAKALAH Diajukan Kepada Lembaga Penjaminan Mutu

i

PROBLEMATIKA KEBIJAKAN AGRARIA DALAM

UNDANG-UNDANG CIPTA KERJA TERHADAP KINERJA

REFORMA AGRARIA DI INDONESIA

MAKALAH

Diajukan Kepada Lembaga Penjaminan Mutu IAIN Jember Untuk

Dipresentasikan Dalam Seminar Diskusi Periodik Dosen

Oleh :

Dwi Hastuti, MPA

NIP. 198705082019032008

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI JEMBER

LEMBAGA PENJAMINAN MUTU

JANUARI 2021

Page 2: PROBLEMATIKA KEBIJAKAN AGRARIA DALAM UNDANG ...digilib.iain-jember.ac.id/1317/1/Makalah asli Dwi Hastuti...REFORMA AGRARIA DI INDONESIA MAKALAH Diajukan Kepada Lembaga Penjaminan Mutu

ii

DAFTAR ISI

Hal

Halaman Judul i

Daftar isi ii

Daftar tabel iii

BAB 1. PENDAHULUAN ………………………………………………….. 1

A. Latar Belakang Masalah……………………………………………... 1

B. Masalah Atau Topik Bahasan……………………………………….. 2

C. Tujuan Penulisan …………………………………………………….. 3

BAB 2. PEMBAHASAN ……………………………………………………. 4

A. Problema substansi kebijakan agraria di Undang-Undang Cipta

Kerja ………………………………………………………………….

4

B. Potensi Dampak Undang-Undang Cipta Kerja Terhadap Kinerja

Reforma Agraria……………………………………………………...

8

BAB 3. PENUTUP ………………………………………………………….. 13

A. Kesimpulan ………………………………………………………….. 13

B. Saran ………………………………………………………………… 14

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………….. 15

Page 3: PROBLEMATIKA KEBIJAKAN AGRARIA DALAM UNDANG ...digilib.iain-jember.ac.id/1317/1/Makalah asli Dwi Hastuti...REFORMA AGRARIA DI INDONESIA MAKALAH Diajukan Kepada Lembaga Penjaminan Mutu

iii

DAFTAR TABEL

Hal

Tabel 1. Jumlah Konflik Agraria di Indonesia …………………………… 10

Tabel 2. Capaian Implementasi Reforma Agraria………………………… 11

Page 4: PROBLEMATIKA KEBIJAKAN AGRARIA DALAM UNDANG ...digilib.iain-jember.ac.id/1317/1/Makalah asli Dwi Hastuti...REFORMA AGRARIA DI INDONESIA MAKALAH Diajukan Kepada Lembaga Penjaminan Mutu

1

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

RUU mengenai Cipta Kerja (Omnibus Law) yang dibuat oleh Pemerintah

Pusat dan dimasukkan ke prolegnas sejak 17 Desember 2019 sudah disahkan saat

persidangan paripurna tanggal 5 Oktober 2020. Secara resmi telah diundangkan

menjadi “Undang-Undang No. 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja” atau sering

disebut “Undang-Undang Cipta Kerja” pada tanggal 2 November 2020. Kabar

pengesahan perundangan ini oleh Pemerintah Pusat dan DPR RI ini cukup

mengagetkan sebagian besar masyarakat. Undang-undang ini terus mendapatkan

banyak penolakan dari berbagai kalangan mulai dari golongan buruh, mahasiswa,

organisasi masyarakat hingga akademisi.

Tujuan dari“UU No. 11 Tahun 2020” ini untuk membuat lapangan

pekerjaan serta meningkatkan penanaman modal dengan memberikan perubahan

dan kemudahan berbagai aspek pengaturan mengenai perizinan dan pengadaan

tanah. Sebagaimana juga disampaikan oleh Mentri BPN/RB dalam kegiatan

seminar di Universitas Islam Indonesia. Bapak Mentri ATR/BPN (2020)

mengutarakan bahwa pandemi covid 19 telah memberikan tenakanan

perekonomian baik dari segi permintaan dan penawaran. Sehingga pemerintah

sangat perlu untuk mendorong perekonomian dan investasi melalui UU No. 11

Tahun 2020 ini dengan menghilangkan hambatan regulasi yang ada saat ini

termasuk yang berkaitan dengan proses pengadaan tanah1. Pada prinsipnya

menurut pemerintah undang-undang ini memiliki tujuan yang mulia.

Pendapat yang berbeda dari banyak kalangan masyarakat yang justru

menolak pengesahan“UU No. 11 Tahun 2020”hingga saat ini terus berlangsung.

Penolakan terhadap substansi undang-undang ini karena banyak kalangan yang

1 Sofyan A. Djalil. “Kebijakan Tata Ruang dan Pertanahan dalam RUU Cipta Kerja’

(Dipresentasikan dalam Seminar ATR/BPN Goes To Campus diselenggarakan oleh Universitas

Islam Indonesia secara virtual menggunakan Aplikasi ZOOM Meeng pada hari Jumat, 15 Mei

2020 ), hal 4

Page 5: PROBLEMATIKA KEBIJAKAN AGRARIA DALAM UNDANG ...digilib.iain-jember.ac.id/1317/1/Makalah asli Dwi Hastuti...REFORMA AGRARIA DI INDONESIA MAKALAH Diajukan Kepada Lembaga Penjaminan Mutu

2

berpendapat bahwa tujuannya untuk membentuk ekosistem investasi tetapi

mengandung pasal-pasal yang kontroversial karena berpotensi menimbulkan

moral hazard dan merugikan masyarakat kecil terutama petani, buruh dan

masyarakat hukum adat. Thomas R Dye menjelaskan model perumusan kebijakan

yang elitis yaitu proses perumusan yang menggambarkan political will para elit

pejabat yang berkuasa2. Dalam teori ini dinyatakan kebijakan yang dihasilkan

menjadi paradoks dengan kepentingan publik.

Di dalam draf RUU Cipta Kerja ini sudah mengalami 5 kali perubahan

hingga disahkannya menjadi UU No. 11 Tahun 2020. Tetapi substansi kluster

pertanahan relatif tidak ada perubahan mendasar. Masih terdapat banyak substansi

yang menjadi kontroversial yaitu ada pihak yang setuju atau ada yang tidak setuju.

Hal ini dapat dilihat pada Bab VIII Pengadaan Tanah (Pasal 122-147) UU No. 11

Tahun 2020 terdapat norma-norma baru yang termuat dalam RUU Pertanahan

yang masih ditunda pembahasannya. Sehingga banyak pihak yang menganggap

bahwa UU No. 11 Tahun 2020 ini merupakan upaya penyelundupan substansi

RUU Pertanahan.

Tulisan dalam paper ini akan mengkaji secara mendalam problematika

dalam substansi UU No. 11 Tahun 2020 kluster Pertanahan. Tulisan ini sangat

penting mengingat Undang-Undang Cipta kerja kluster pertanahan ini masih saja

menjadi kontroversi hingga saat ini. Tulisan ini juga mengetahui potensi dampak

diterapkannya UU No. 11 Tahun 2020 terhadap kinerja reforma agraria. Reforma

agraria merupakan amanah dari UUPA yang hingga kini masih menghadapi

banyak tantangan dari kebijakan agraria yang kapitalis.

B. Masalah Atau Topik Bahasan

Undang-Undang Cipta Kerja memasukkan substansi kontroversional kebijakan

agraria yang mendapatkan banyak kritik dan aksi penolakan dari kalangan

masyarakat. Dengan demikian rumusan masalah yang dibahas yaitu:

1. Apasaja problematika dalam substansi kebijakan agraria pada Undang-

Undang Cipta Kerja?

2 Leo Agustino, Dasar-Dasar Kebijakan Publik ( Bandung: CV Alfabeta, 2014),132.

Page 6: PROBLEMATIKA KEBIJAKAN AGRARIA DALAM UNDANG ...digilib.iain-jember.ac.id/1317/1/Makalah asli Dwi Hastuti...REFORMA AGRARIA DI INDONESIA MAKALAH Diajukan Kepada Lembaga Penjaminan Mutu

3

2. Bagaimana potensi dampak Undang-Undang Cipta Kerja terhadap kinerja

reforma agraria?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui Problematika substansi kebijakan agraria pada Undang-

Undang Cipta Kerja

2. Mengetahui potensi dampak Undang-Undang Cipta kerja terhadap kinerja

reforma agraria.

Page 7: PROBLEMATIKA KEBIJAKAN AGRARIA DALAM UNDANG ...digilib.iain-jember.ac.id/1317/1/Makalah asli Dwi Hastuti...REFORMA AGRARIA DI INDONESIA MAKALAH Diajukan Kepada Lembaga Penjaminan Mutu

4

BAB 2

PEMBAHASAN

A. Problema Substansi Kebijakan Agraria Di Undang – Undang Cipta

Kerja.

UU No. 11 Tahun 2020 merupakan bentuk omnibus law yang diterapkan di

Indonesia. Omnibus law adalah konsep menyederhanakan berbagai produk hukum

menjadi satu produk hukum yang menyeluruh3. Undang-Undang Cipta Kerja yang

terkait bidang agraria ini terdapat dalam Bab VIII Pengadaan Tanah dengan tujuan

bagaimana menyediakan tanah untuk berbagai kepentingan dalam rangka

mendukung investasi untuk penciptaan kerja. Pada BAB VIII pengadaan tanah ini

terdapat 3 bagian yaitu Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan

Umum (Ps. 123), Perlindungan lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (Ps. 124) ,

dan Pertanahan (Ps 125-147).

Terdapat 2 (dua) undang-undang terkait agraria yang substansinya direvisi,

dicabut dan / atau diperkuat demi kepentingan investor besar yaitu UU No. 2

Tahun 2012 dan UU No. 41 Tahun 2009. Disamping itu terdapat beberapa norma

baru yang dimasukkan dalam UU No. 11 Tahun 2020. Penyusunan dan

pembahasan UU No. 11 Tahun 2020 yang tidak dijalankan dengan prinsip

transparansi dan demokratis menjamin pelibatan publik secara aktif telah

menimbulkan berbagai problematik dalam substansinya. Berbagai masalah dalam

substansi kebijakan pertanahan di Undang-Undang Cipta Kerja dapat dijelaskan

dalam setiap bagian seperti berikut:

1. Pengadaan tanah bagi pembangunan untuk kepentingan umum

Perihal pengaturan kebijakan pengadaan tanah bagi pembangunan untuk

kepentingan umum dalam UU No. 11 Tahun 2020 meliputi mempercepat proses

pengadaan tanah dan memperluas kategori tanah untuk kepentingan umum dengan

menambahkan kawasan hulu hilir industri minyak gas, kawasan industri, KEK,

kawasan pariwisata , kawasan industri, kawasan pengembangan teknologi. Hal ini

3 Bagir Manan, Beberapa Masalah HTN Indonesia (Bandung: Akumni, 1997), 144.

Page 8: PROBLEMATIKA KEBIJAKAN AGRARIA DALAM UNDANG ...digilib.iain-jember.ac.id/1317/1/Makalah asli Dwi Hastuti...REFORMA AGRARIA DI INDONESIA MAKALAH Diajukan Kepada Lembaga Penjaminan Mutu

5

berarti masuknya investor di lima bidang kawasan tersebut dalam kategori

kepentingan umum. Di satu sisi tidak mencantumkan agenda reforma agraria

dalam kategori kepentingan umum. Padahal bercermin dari Afrika Selatan di

konstitusnya landrefom jadi masuk kategori kepentingan umum. Pengembangan

yang lima kawasan itu berpengaruh kepada pro investasi. Sehingga terjadi

kekaburan tolak ukur public interest seharusnya4.

Pengadaan tanah kurang dari 5 Ha bisa hanya dengan orang yang punya

hak. Setelah penetapan lokasi, Amdal tidak diperlukan lagi. Di dalam UU No 11

Tahun 2020 dinyatakan besarnya nilai ganti kerugian berdasarkan hasil penilaian

Penilai bersifat final serta mengikat. Jadi ketentuan dalam Undang-Undang Cipta

Kerja ini lebih mengedepankan efisiensi tetapi terkesan sentralistik..

2. Perlindungan lahan pertanian pangan berkelanjutan

Undang-Undang Cipta Kerja mengatur untuk pembangunan kepentingan

bersama dan/atau untuk proyek strategi nasional, lahan pertanian pangan dapat

diubah tata gunanya. Hal ini kita ketahui bahwa kategori kepentingan umum yang

semakin luas serta tidak adanya ketentuan dalam penjelasan apa saja yang masuk

dalam proyek strategi nasional. Hal ini semakin meningkatkan konversi tanah

pertanian atas nama investasi dan pembangunan.

Alihfungsi lahan pertanian mengakibatkan luasan sawah terancam semakin

berkurang. Padahal luas sawah terus berkurang setiap tahunnya. Luas Lahan

Pertanian di Indonesia pada tahun 2017 seluas 37.285.314 Ha telah mengalami

penurunan pada tahun 2018 menjadi 34.830.062 Ha. Penurunan tersebut mencapai

2.455.252 Ha. Sedangkan data menunjukkan indeks produksi tanaman pangan

menurun dalam 3 tahun terakhir. 119.84 (Th 2017), 95,30 (Th 2018), 94,42 (Th

2019)5. Dengan segala kemudahan dalam pengalihfungsian lahan akan semakin

memperburuk keadaan dan justru berdampak buruk pada kepentingan pangan

nasional.

4 Kurnia Warman, “Tanah untuk Rakyat”, Media Indonesia, Rabu, 16 Juli 2003 .dalam

http://perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/blob/F7991/Tanah%20untuk%20rakyat.

htm 5 Kementrian Pertanian Republik Indonesia, Statistik Pertanian 2019 ( Pusat Data dan Sistem

Informasi Pertanian Kementrian Pertanian Republik Indonesia, ), hal 7

Page 9: PROBLEMATIKA KEBIJAKAN AGRARIA DALAM UNDANG ...digilib.iain-jember.ac.id/1317/1/Makalah asli Dwi Hastuti...REFORMA AGRARIA DI INDONESIA MAKALAH Diajukan Kepada Lembaga Penjaminan Mutu

6

3. Bank Tanah

Bank tanah merupakan instrumen utama dalam pengadaan tanah bagi

penyediaan tanah untuk pembangunan. Keberadaan bank tanah di negara-negara

maju sudah banyak dipraktekkan. Barulah pada RPJMN 2015-2019, pemerintah

secara tegas menerapkan perlunya pendirian bank tanah di Indonesia. Beberapa

catatan dalam substansi Undang-Undang Cipta Kerja berkaitan dengan

pembentukan Bank Tanah diantaranya yaitu Badan Bank Tanah sebagai badan

khusus milik negara dengan kekayaan negara yang dipisahkan. Artinya Badan

Bank Tanah ini seperti berbentuk Badan Hukum atau perseroan terbatas yang

menjalankan fungsinya secara otonom/mandiri.

Badan bank tanah memiliki fungsi yang penting dalam perencanaan

pengadaan tanah hingga pendistribusian tanah dari kepentingan negara hingga

reforma agraria. Penyebutan reforma agraria sebagai fungsi bank tanah tidak

banyak berdampak pada redistribusi tanah. Hal ini karena ideologi bank tanah

tidak sesuai dengan tujuan reforma agraria. Disamping itu, justru kewenangan

bank tanah terhadap reforma agraria ini tumpang tindih dengan Gugus Tugas

Reforma Agraria (GTRA) yang berpotensi melemahkan fungsi gugus tugas

reforma agraria sebagaimana diatur dalam Perpres No 86 Tahun 2018.

Badan Bank Tanah bersifat nirlaba. BBT yang bersifat nirlaba ini karena

pihak pemerintah yang membangun lahan cadangan yang dimilikinya tetap

membawa misi pembangunan dan kepentingan publik. Kewenangan badan bank

tanah sebagai badan hukum otonom seperti halnya swasta dengan dapat

menentukan tarif pelayanan dan menerima penyertaan modal dari pihak lain dapat

berpotensi disalah gunakan pebisnis dalam rangka memperoleh kemudahan

pengadaan tanah. Sehingga asas non profit yang dimiliki oleh badan bank tanah

menjadi hilang.

Tanah yang dikelola badan bank tanah diberikan hak pengelolaan yang

dapat memberikan hak guna usaha (HGU). Pemberian HGU dari tanah berstatus

hak pengelolaan tidak sesuai dengan pasal 28 dan pasal 2 UU No 5 Tahun 1960

(UUPA). Dalam Undang-Undang Pokok Agraria mengatur asal tanah HGU yaitu

tanah negara. Selain itu di Undang-Undang Ciptaker, jangka waktu HGU dari hak

Page 10: PROBLEMATIKA KEBIJAKAN AGRARIA DALAM UNDANG ...digilib.iain-jember.ac.id/1317/1/Makalah asli Dwi Hastuti...REFORMA AGRARIA DI INDONESIA MAKALAH Diajukan Kepada Lembaga Penjaminan Mutu

7

pengelolaan tidak diatur secara pasti. Menurut Prof. Maria SW Sumardjono

kewenangan lebih yang dimiliki pemegang hak pengelolaan ini mengesankan

kedudukan hak pengelolaan lebih menonjolkan sifat keperdataan daripada fungsi

publiknya. Fungsi publik dari hak pengelolaan telah menyimpang dari tujuan

pemberian hak pengelolaan6.

4. Penguatan konsep hak pengelolaan.

Ketentuan Undang-Undang Cipta Kerja ini terdapat norma baru dalam

penguatan konsep hak pengelolaan diantaranya memiliki kewenangan

menentukan tarif dari pihak ketiga sesuai dengan perjanjian. Penyerahan

pengelolaan bagian tanah kepada pihak ketiga melalui perjanjian. Menurut Urip

Santoso, hak pengelolaan memiliki fungsi publik dan ada juga fungsi privat7.

Hanya saja menurut Prof Maria SW Sumardjono, hak pengelolaan yang berfungsi

publik dan menetapkan sebagai hak bercirikan keperdataan sangatlah beresiko.

Hal ini akan berpotensi menimbulkan penyimpangan hak pengelolaan dan

pengingkaran konsensus konstitusi agraria8.

Hak pengelolaan yang dapat melahirkan hak guna usaha dengan tidak

adanya kepastian batas waktu yang tidak diatur dalam undang-undang. Penentuan

batas waktu akan dilakukan dengan perjanjian. Rumusan pemerintah seperti ini

adalah suatu penyimpangan karena telah menyamakan tanah negara dengan tanah

hak pengelolaan. Karena seringkali dalam implementasinya kedudukan hak

pengelolan sebagai fungsi publik telah bergeser menjadi fungsi privat9.

Penguatan hak pengelolaan sejalan dengan prinsip domein verklaring pada zaman

kolonial. Pemegang hak pengelolaan dengan kewenangan besarnya bisa rentan

menimbulkan moral hazard. Dengan seperti ini kepentingan kesejateraan

6 Maria SW Sumardjono, Regulasi Pertanahan & Semangat Keadilan Agraria (STPN Press,2018),

hal 7 7 Urip Santoso, Hukum Agraria Kajian Komprehensif (Kencana: jakarta, 2017), Hal 178

8 Maria SW Sumardjono, Regulasi Pertanahan & Semangat Keadilan Agraria (STPN Press,2018),

hal 7 9 Dwi Kusumo Wardani, “Disharmoni Antara RUU Cipta Kerja Bab Pertanahan dengan Prinsip –

Prinsip UU. No.5 Tahun 1960 Tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria (UUPA)”, Jurnal

Komunikasi Hukum (JKH) Universitas Pendidikan Ganesha, Vol 6 No 2 (Agustus 2020), hal 440-

445

Page 11: PROBLEMATIKA KEBIJAKAN AGRARIA DALAM UNDANG ...digilib.iain-jember.ac.id/1317/1/Makalah asli Dwi Hastuti...REFORMA AGRARIA DI INDONESIA MAKALAH Diajukan Kepada Lembaga Penjaminan Mutu

8

masyarakat bukan lagi tujuan tetapi untuk kepentingan investor. Hal ini

menjadikan kaburnya fungsi sosial tanah bangsa ini.

5. Hak milik atas Satuan Rumah Susun (HMSRS) untuk WNA

Perihal ketentuan ini terdapat beberapa presoalan yaitu telah

mencampuradukkan subyek pemegang HMSRS diantaranya menambahkan WNA

dan badan hukum asing. Hal ini pastinya menimbulkan kontroversial karena

UUPA diatur bahwa WNA tidak boleh mendapatkan hak atas tanah berstatus

HGB. WNA hanya boleh memiliki hak milik dengan status tanah hak pakai dan

hak sewa. Persoalan lain adalah pemberian hak guna bangunan bagi rumah susun

dapat diberikan hak sekaligus perpanjangan hak guna bangunan bagi rumah susun

setelah mendapatkan sertifikat laik fungsi bertentangan dengan putusan MK No

21-22/PUU-V/2007.

6. Pemberian Hak Atas Ruang Atas Dan Ruang Bawah Tanah

Perihal pemberian hak ruang atas dan bawah tanah boleh untuk HGB, hak

pakai atau hak pengelolaan. Menurut Maria SW Sumardjono mengatakan bahwa

pembangunan logika hukum ketentuan ini bisa diterima sebagai norma baru

berdasarkan pemahaman penggunaan asas pemisahan horisontal10

.

Pemanfaatan ruang bawah tanah untuk bisnis saat ini sudah marak

dilaksanakan di berbagai daerah seperti pembangunan Plaza/Mall bawah tanah di

Makasar, Surabaya, Jakarta, dan lain-lain. kebijakan mengenai ini

pelaksanaannya mengacu pada Peraturan Daerah masing-masing, sehingga tiap

daerah memiliki aturan yang berbeda. Undang-Undang Cipta Kerja ini

memberikan payung hukum yang kuat yang selama ini hanya diatur oleh

Peraturan Daerah.

B. Potensi Dampak Undang – Undang Cipta Kerja Terhadap Kinerja

Reforma Agraria

UU No 5 Tahun 1960 (UUPA) menjadi induk program landreform di

Indonesia. Terutama pasal 7 yang mengatur batas maksimal kepemilikan tanah.

10

Maria SW Sumardjono, Aspek Hukum Pemanfaatan Ruang Bawah Tanah/ Dalam Bumi, Ruang

Bawah Air, dan Ruang Udara di atas Tanah. (Fakultas Hukum UGM: Yogyakarta,2018), 54

Page 12: PROBLEMATIKA KEBIJAKAN AGRARIA DALAM UNDANG ...digilib.iain-jember.ac.id/1317/1/Makalah asli Dwi Hastuti...REFORMA AGRARIA DI INDONESIA MAKALAH Diajukan Kepada Lembaga Penjaminan Mutu

9

Hal ini dilakukan supaya tidak terjadi pengkonsentrasian penguasaan tanah oleh

kelompok oligarki yang merugikan rakyat. Oleh karena itu, sebagai amanat

UUPA ditetapkan pula peraturan lain yang mendukung reforma agraria. Pada era

Jokowi terdapat Peraturan Presiden No. 68 tahun 2018 Tentang Reforma Agraria

merupakan penguatan kebijakan akan reforma agraria di Indonesia. Dengan

adanya UU No 11 Tahun 2020 tentang Cipa kerja pelaksanaan reforma agraria

mendapatkan beberapa tantangan diantaranya seperti berikut:

1. Konflik agraria berpotensi meningkat.

Lahirnya gagasan reforma agraria tentang perombakan struktur kepemilikan

dan penguasaan tanah (landreform) merupakan respon terhadap situasi konflik

agraria. Berbeda dengan sengketa tanah, konflik agraria merupakan persoalan

bersifat extra ordinary, yang telah ada karena peninggalan warisan masa lalu

ataupun kebijakan pemerintah saat ini yang melahirkan keputusan pejabat publik

yang menyingkirkan rakyat11

.

Kemudahan dan percepatan dalam memperoleh hak atas tanah bagi investor

(ijin /syarat sederhana) dalam Undang-Undang Cipta Kerja akan berpotensi

meningkatkan konflik agraria. Merujuk pada Teori Marx bahwa banyaknya

konflik agraria muncul biasanya karena trade off antara konflik kepentingan

ekonomi besar dengan kelompok kepentingan ekonomi kecil. Marx menyatakan

regulasi tidak lepas dari ekonomi yaitu regulasi menjadi instrumen legitimasi

kelompok tertentu12

.

Konflik agraria di Indonesia sepanjang tahun masih sangat tinggi. Sebaran

konflik agraria tahun 2015-2019 seperti berikut:

11 Dianto Bachriadi, Reforma Agraria Untuk Indonesia (Agrarian Resources Center. 2017), hal 6. 12 Karl Marx , 1961. “Capital A Critique of Political Economy Volume I “, dalam Lisdiono, Edy. “

Legislasi Penataan Ruang : Studi Tentang Pergeseran Kebijakan Hukum Tata Ruang Dalam

Daerah di Kota Semarang”. Fakultas Hukum UNDIP. Disertasi dipublikasikan. dalam

http://eprints.undip.ac.id/17264/1/EDY__LISDIYONO.pdf

Page 13: PROBLEMATIKA KEBIJAKAN AGRARIA DALAM UNDANG ...digilib.iain-jember.ac.id/1317/1/Makalah asli Dwi Hastuti...REFORMA AGRARIA DI INDONESIA MAKALAH Diajukan Kepada Lembaga Penjaminan Mutu

10

Tabel 1. Konflik Agraria di Indonesia

Tahun Kasus Lahan Warga terlibat

2015 252 kasus 400.430 ha 208.714 KK

2016 450 kasus 1.265.027 ha 86.745 KK

2017 659 kasus 520.491,87 ha

2018 410 kasus 807.177,613 ha 87.568 KK

2019 279 kasus 734.239,3 ha 109.042 KK

Sumber: Konsorium Pembaharuan Agraria , 2019.

Adanya krisis konflik agraria sepanjang tahun dapat diperparah dengan

kebijakan ekonomi politik agraria yang kapitalis. Dari analisis sebaran konflik

agraria tercatat sektor perkebunan (non hutan) menempatkan angka konflik

tertinggi dengan 144 (35%) letusan konflik. Jumlah konflik di sektor perkebunan

tinggi karena adanya keputusan pemerintah mengenai HGU, ijin hutan tanaman

industri (HTI), program transmigrasi, hak guna bangunan maupun hak

pengelolaan sering diatas tanah yang telah dikuasai secara nyata masyarakat untuk

pemukiman, laham garapan dan kebun rakyat13

.

Persoalan lain yang dapat menyebabkan konfilk agraria meningkat yaitu

kemudahan alih fungsi lahan pertanian atas nama investasi dan pembangunan

untuk kepentingan umum. Hal ini mengancam akan penurunan luas sawah,

produktivitas sawah. Dalam 3 tahun terakhir terjadi kehilngan 7.000 hektar sawah

yang tidak lagi menjadi lahan sawah. Data BPS menunjukkan indeks produksi

tanaman pangan menurun dalam 3 tahun terakhir. 119.84 (Th 2017), 95,30 (Th

2018), 94,42 (Th 2019)14

.

Kemudahan dalam pelepasan kawasan hutan yang sentralistik akan

menimbulkan konflik dengan masyarakat adat di sekitar kawasan hutan. Saat ini

terdapat 62.546 desa (74,52%) terletak diluarkawasan hutan, 18.617 desa

(22,18%) terletak di tepi kawasan hutan, dan sebanyak 2.768 desa (3,30%)

13

Konsorsium Pembaharuan Agraria. Masa Depan Reforma Agraria Melampaui Tahun Politik

(KPA 2019). http://kpa.or.id/assets/uploads/files/publikasi/4ae36-catahu-2018-kpa-edisi-

peluncuran_.pdf 14

Anna Astrid Susanti, dkk, Statistik Pertanian 2019 (Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

Kementerian Pertanian Republik Indonesia, 2019)hal 7.

Page 14: PROBLEMATIKA KEBIJAKAN AGRARIA DALAM UNDANG ...digilib.iain-jember.ac.id/1317/1/Makalah asli Dwi Hastuti...REFORMA AGRARIA DI INDONESIA MAKALAH Diajukan Kepada Lembaga Penjaminan Mutu

11

terletak di dalam kawasan hutan15

. Ijin dan syarat yang sederhana berpotensi

prosedur pembebasan kawasan hutan belum clean and clear.

2. Bank Tanah tumpang tindih dengan Gugus Tugas Reforma Agraria

Badan bank tanah memiliki kewenangan penyediaan hingga pendistribusian

tanah dalam reforma agraria. BBT menyediakan 30% tanah negara untuk reforma

agraria. Hanya saja ketentuan ini menjadi absurd karena cenderung tumpang

tindih dengan kewenangan dari Gugus Tugas Refoma Agraria.

Reforma agraria terdapat 2 program yaitu legalisasi aset dan redistribusi

aset. Capaian implementasi kebijakan reforma agraria dapat dilihat seperti

berikut:

Tabel 2. Capaian Implementasi Reforma Agraria

Kegiatan reforma agraria Target RPJMN 2015- 2019 Capaian

RPJMN

Redistribusi tanah dari HGU Tidak Diperpanjang

400.000 Ha 415.991 Ha (559.453 bidang)

104%

Redistribusi tanah dari

Pelepasan kawasan hutan

TORA

4.100.000 Ha 16.712 Ha 0,41%

Legalisasi aset 3.900.000 Ha 3.021.519 ha (14.552.056 bidang)

77,5%

Legalisasi tanah

transmigrasi

600.000 Ha

(341.552 bidang)

73.295 Ha (109.901 bidang)

12,2%

Sumber : Kementrian Agraria dan Tata Ruang Indonesia16

Redistribusi tanah menjadi instrument pokok dalam reforma agrarian justru

pencapaiannya masih sangat jauh dari target. Ini membuktikan niat pemerintah

untuk menata struktur penguasaan agraria supaya tidak timpang masih belum

kuat. Apalagi adanya badan bank tanah dalam Undang-Undang Cipta Kerja yang

15

Badan Pusat Statistik, Identifikasi dan Analisis Desa di Sekitar Kawasan Hutan Berbasis

Spasial Tahun 2019 (BPS , 2020), hal 11 16

H.S. Muhammad Ikhsan, Transmigrasi Sebagai Wujud Implementasi Reforma Agraria

(Disampaikan dalam: Rapat Koordinasi Bidang Transmigrasi Tahun 2019 , Kementerian Agraria

Dan Tata Ruang/ Badan Pertanahan Nasional) diunduh dalam

https://ditjenpktrans.kemendesa.go.id/index.php/download/getdata/Kementerian_Agraria_dan_Tat

a_Ruang_Republik_Indonesia.pdf

Page 15: PROBLEMATIKA KEBIJAKAN AGRARIA DALAM UNDANG ...digilib.iain-jember.ac.id/1317/1/Makalah asli Dwi Hastuti...REFORMA AGRARIA DI INDONESIA MAKALAH Diajukan Kepada Lembaga Penjaminan Mutu

12

juga memiliki kewenangan menyediakan tanah untuk reforma agraria. Apabila

reforma agraria dilaksanakan oleh Bank tanah dengan status badan hukum yang

otonom maka pengawasan/ campur tangan pemerintah akan semakin lemah.

Undang-Undang Cipta Kerja justru akan semakin mengukuhkan

pengkonsentrasian tanah terhadap para pemilik modal (investor) bukan untuk

pemerataan penguasaan tanah yang menjadi cita-cita reforma agraria. Pada saat ini

saja sudah nampak bahwa political will pemerintah lebih mengedepankan

investor. Hal ini nampak pelepasan kawasan hutan untuk pertanian dan non

kehutanan termasuk perkebunan terus terjadi. Pelepasan kawasan hutan untuk

perkebunan sawit hingga desember 2019 diketahui sudah mencapai 7.245.315,65

Ha. Dalam tahun 2017-2019 diketahui terjadi pelepasan kawasan hutan untuk

perkebunan sebesar 381,075,31 Ha17

.

Masih maraknya pelepasan kawasan hutan untuk kepentingan investasi

tidak sesuai dengan visi pemerintah untuk mencapai target redistribusi tanah

melalui pelepasan kawasan hutan yang telah ditetapkan sebagai TORA. pelepasan

kawasan untuk TORA sebagaimana ditetapkan dalam RPJMN yaitu sebesai

4.196.685 Ha. Namun realisasinya pelepasan kawasan hutan tidak bisa mencapai

2.657.007 Ha18

.

Data diatas menunjukkan bahwa penguasaan tanah di Indonesia masih

terkonsentrasi pada pemilik modal. Kondisi ini akan semakin diperparah dengan

pelaksanaan UU Ciptaker yang jelas bertujuan memberikan kemudahan

pengadaan tanah untuk kepentingan investasi.

17

Kementerian Lingkungan Hidup Dan Kehutanan, Buku Penyediaan Data Dan Informasi

Pengukuhan Dan Penatagunaan Kawasan Hutan Tahun 2019( Direktorat Pengukuhan Dan

Penatagunaan Kawasan Hutan 2019), hal 22 18

Ibid, hal 28

Page 16: PROBLEMATIKA KEBIJAKAN AGRARIA DALAM UNDANG ...digilib.iain-jember.ac.id/1317/1/Makalah asli Dwi Hastuti...REFORMA AGRARIA DI INDONESIA MAKALAH Diajukan Kepada Lembaga Penjaminan Mutu

13

BAB 3

PENUTUP

A. Kesimpulan

Undang-Undang Cipta Kerja bertujuan membentuk ekosistem investasi baik

dari dalam maupun luar negeri. Kebijakan agraria dalam Undang-Undang Cipta

Kerja untuk menyediakan tanah untuk berbagai kepentingan dalam rangka

mendukung investasi untuk penciptaan kerja. Hanya saja masih terdapat beberapa

substansi kontroversial yang menyebabkan penolakan dari berbagai kalangan.

Substansi kontroversial tersebut diantaranya yaitu (1) masuknya para

investor bidang tambang, industri, pariwisata, ekonomi khusus, teknologi dalam

pembangunan. (2) LP2B dapat dialih fungsikan untuk kepentingan umum dan

proyek streategis nasional. (3) pembentukan badan bank tanah yang otonom dan

memiliki hak pengelolaan (4) penguatan hak pengelolaan yang dapat memberikan

hak guna usaha dengan batas waktu tidak pasti (5) WNA memiliki hak milik

rusah susun, (6) Pemberian hak sekaligus perpanjangan HGB bagi rumah susun

setelah mendapatkan sertifikat laik fungsi, (7) memberikan payung hukum kuat

dalam pemberian hak ruang atas dan bawah tanah untuk bisnis.

Potensi dampak terhadap kinerja reforma agraria diantaranya yaitu

meningkatkan konflik agraria, Bank Tanah tumpang tindih dengan Gugus Tugas

Reforma Agraria. Kebijakan reforma agraria akan kehabisan kekuatan

menghadapi perlawanan instansi pendukung investor skala besar yang mempunyai

pengaruh kuat dalam kebijakan

Dengan pelaksanaan Undang-Undang Cipta Kerja ini kebijakan pertanahan

akan semakin menjauh dari prinsip dan tujuan UUPA dan pasal 33 ayat 3 UUD

1945. Semangat UUPA untuk menyerasikan antara tujuan pertumbuhan ekonomi

melalui kebijakan pertanahan yang kapitalistik dengan tujuan pemerataan melalui

reforma agraria akan semakin sulit diujudkan karena pada hakekatnya antara

keduanya mengandung semangat saling bertentangan.

Page 17: PROBLEMATIKA KEBIJAKAN AGRARIA DALAM UNDANG ...digilib.iain-jember.ac.id/1317/1/Makalah asli Dwi Hastuti...REFORMA AGRARIA DI INDONESIA MAKALAH Diajukan Kepada Lembaga Penjaminan Mutu

14

B. Saran

Masih banyaknya substansi yang dinilai bermasalah dalam Undang-Undang

Cipta Kerja dengan demikian perlu dilakukan beberapa langkah untuk

memperbaikinya yaitu dengan cara:

1. Melakukan yudicial review ke MK dengan melakukan gugatan pada pasal-

pasal yang dianggap tidak sesuai dengan UUD 1945.

2. Meminta legislative review ke DPR RI dan Pemerintah untuk melakukan

revisi atau perubahan terhadap Undang-Undang Cipta Kerja

3. Memberikan masukan terhadap Rencana Peraturan Pemerintah (RPP)

tentang Bank Tanah, RPP tentang Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Bagi

Pembangunan untuk Kepentingan Umum sebagai pelaksanaan dari

Undang-Undang Cipta Kerja.

Konflik agraria yang masih saja menjadi masalah publik, maka diperlukan

cara luar biasa dengan membentuk lembaga khusus untuk menyelesaikan konflik

agraria. Lembaga tersebut dibawah langsung presiden dengan melibatkan lintas

sektoral. Selama ini Tim Percepatan Penyelesaian Konflik Agraria yang ada di

Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan belum bersifat lintas sektoral

sehingga terkendala miss informasi.

Page 18: PROBLEMATIKA KEBIJAKAN AGRARIA DALAM UNDANG ...digilib.iain-jember.ac.id/1317/1/Makalah asli Dwi Hastuti...REFORMA AGRARIA DI INDONESIA MAKALAH Diajukan Kepada Lembaga Penjaminan Mutu

15

DAFTAR PUSTAKA

Agustino, Leo. 2014. Dasar-Dasar Kebijakan Publik . Bandung: CV Alfabeta.

Bachriadi, Dianto.2017. Reforma Agraria Untuk Indonesia. Bandung: Agrarian

Resources Center

Badan Pusat Statistik. 2020. Identifikasi dan Analisis Desa di Sekitar Kawasan

Hutan Berbasis Spasial Tahun 2019 . Badan Pusat Statistik.

H.S. Muhammad Ikhsan, Transmigrasi Sebagai Wujud Implementasi Reforma

Agraria. Disampaikan dalam: Rapat Koordinasi Bidang Transmigrasi Tahun

2019 , Kementerian Agraria Dan Tata Ruang/ Badan Pertanahan Nasional)

diunduh dalam

https://ditjenpktrans.kemendesa.go.id/index.php/download/getdata/Kemente

rian_Agraria_dan_Tata_Ruang_Republik_Indonesia.pdf

Kementerian Lingkungan Hidup Dan Kehutanan. 2019. Buku Penyediaan Data

Dan Informasi Pengukuhan Dan Penatagunaan Kawasan Hutan Tahun

2019. Direktorat Pengukuhan Dan Penatagunaan Kawasan Hutan.

Kementrian Pertanian Republik Indonesia. 2020. Statistik Pertanian 2019. Pusat

Data dan Sistem Informasi Pertanian Kementrian Pertanian Republik

Indonesia.

Konsorsium Pembaharuan Agraria. Masa Depan Reforma Agraria Melampaui

Tahun Politik (KPA 2019). Diunduh di

http://kpa.or.id/assets/uploads/files/publikasi/4ae36-catahu-2018-kpa-edisi-

peluncuran_.pdf

Kurnia Warman, 16 juli 2003. “Tanah untuk Rakyat”, Media Indonesia, diunduh

dalam

http://perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/blob/F7991/Tanah

%20untuk%20rakyat.htm

Lisdiono, Edy. 2008. Legislasi Penataan Ruang : Studi Tentang Pergeseran

Kebijakan Hukum Tata Ruang Dalam Daerah di Kota Semarang. Fakultas

Hukum UNDIP. Disertasi dipublikasikan. dalam

http://eprints.undip.ac.id/17264/1/EDY__LISDIYONO.pdf

Manan, Bagir.1997. Beberapa Masalah Hukum Tata Negara Indonesia. Bandung:

Akumni.

Santoso, Urip. 2017. Hukum Agraria Kajian Komprehensif . Jakarta: Kencana

Sofyan A. Djalil. 2020. Kebijakan Tata Ruang dan Pertanahan dalam RUU Cipta

Kerja. Dipresentasikan dalam Seminar ATR/BPN Goes To Campus

Page 19: PROBLEMATIKA KEBIJAKAN AGRARIA DALAM UNDANG ...digilib.iain-jember.ac.id/1317/1/Makalah asli Dwi Hastuti...REFORMA AGRARIA DI INDONESIA MAKALAH Diajukan Kepada Lembaga Penjaminan Mutu

16

diselenggarakan oleh Universitas Islam Indonesia secara virtual

menggunakan Aplikasi ZOOM Meeng pada hari Jumat, 15 Mei

Sumardjono, Maria SW. 2018. Regulasi Pertanahan & Semangat Keadilan

Agraria. Yogyakarya: STPN Press.

Wardani, Dwi K. 2020. Disharmoni Antara RUU Cipta Kerja Bab Pertanahan

dengan Prinsip – Prinsip UU. No.5 Tahun 1960 Tentang Peraturan Dasar

Pokok-Pokok Agraria (UUPA). Jurnal Komunikasi Hukum (JKH)

Universitas Pendidikan Ganesha, Vol 6 No 2: 440-445