pengaruh reforma agraria dunia terhadap reforma agraria di indonesia

Upload: pustaka-virtual-tata-ruang-dan-pertanahan-pusvir-trp

Post on 12-Oct-2015

69 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

oleh Devi Kantini RolaswatiProgram Studi Ilmu Hukum Fakultas Hukum UPN “ Veteran “ Jakarta

TRANSCRIPT

  • 5/21/2018 Pengaruh Reforma Agraria Dunia terhadap Reforma Agraria di Indonesia - slidep...

    http:///reader/full/pengaruh-reforma-agraria-dunia-terhadap-reforma-agraria-di-

    26

    PENGARUH REFORMA AGRARIA DUNIA

    TERHADAP REFORMA AGRARIA DI INDONESIA

    Devi Kantini Rolaswati

    Program Studi Ilmu Hukum Fakultas Hukum UPN Veteran Jakarta

    Jl. RS Fatmawati Pondok Labu Jakarta Selatan , Telp 021 7656971 Ext. 165

    Abstract

    There are some problems in the kit is a defense that the development

    paradigm of behavior that is not consistent with most of the people of Indonesia of

    differences in behavior and interest in the land, is also a problem with conflict of

    interest rules that are clear, concise, and contradictory. Therefore agrarian reform as

    the only way for solving the problems of land

    Key Words : Reforma, Agraria, World

    Perpustakaan UPN "Veteran" Jakarta

  • 5/21/2018 Pengaruh Reforma Agraria Dunia terhadap Reforma Agraria di Indonesia - slidep...

    http:///reader/full/pengaruh-reforma-agraria-dunia-terhadap-reforma-agraria-di-

    p

    27

    PENDAHULUAN

    Latar Belakang Masalah

    Di awal abad dua puluh satu

    ini, perbincangan mengenai penataanstruktur agraria atau lebih dikenal dengan

    istilah agrarian reform/reforma

    agraria/pemba-ruan agraria, muncul

    kembali ke permukaan.

    Berbagai studi mengenainya,

    bahkan sudah pula menjadi agenda dari

    berbagai badan internasional, negara

    maupun berbagai organisasi gerakan

    sosial pedesaan di Asia, Afrika dan

    Amerika Latin.Lantas bagaimana dengan

    Indonesia? Sebagai negara yang pernah

    melakukan aborsi agenda reforma

    agraria pada pertengahan tahun 1960-an,

    kali ini Indonesia tidak mau ketinggalan

    kereta dalam membincangkan hal ini.

    Pada masa rezim politik SBY-JK

    sekarang, melalui Kepala Pusat Badan

    Pertanahan Nasional Republik Indonesia

    (BPN-RI) menggulirkan Program

    Pembaruan Agraria Nasional (PPAN).

    Suatu program resmi dari pemerintah

    yang ingin menata ulang struktur

    penguasaan sumber-sumber agraria demi

    kemakmuran rakyat dan keadilan sosial.

    Kegiatan pembangunan secara

    ideal dilaksanakan guna mencapai suatu

    masyarakat adil, makmur, dan merata.

    Bagi sebagian rakyat bukan soal siapa

    yang berkuasa siapa yang memerintah

    dan siapa yang diperintah, tetapi yang

    penting adalah bagaimana proses atau

    usaha untuk mencapai kemakmuran

    dijalankan sesuai cinta rasa keadilan

    rakyat dan jelmaan dari cita-cita dan

    tujuan nasional.1

    Untuk terwujudnya masyarakat yang adil

    dan sejahtera di suatu negara haruslah

    memperhatikan beberapa hal pokok yaitu

    sumber daya manusia sebagai

    anggota masyarakat yang akan

    mengelola sumber daya alam (bumi,

    air, ruang angkasa dan kekayaan alam

    yang terkandung didalamnya yang

    disebut agrarian dalam arti luas serta

    hubungan manusia dengan sumber-

    sumber daya alam termasuk

    didalamnya mewujudkan keadilan

    dalam mendapatkan kesempatan

    memperoleh manfaat dari agrarian

    tersebut.

    Sumber daya manusia disuatu

    negara umumnya sebanding dengan

    kemajuan negara tersebut, apa[agi

    ditunjang oleh sumber-sumber daya

    alam yang dimiliki oleh negara itu yang

    didistribusikan secara adil dan merata.

    Sebaliknya ketiga factor

    tersebut justru akan menimbulkan

    masalah bila pemerataan pemilikan dan

    penguasaannya tidak diperhatikan dan

    tujukan untuk kesejahteraan rakyat.

    2

    1. Bonnei Setiawan, 1997, Reformasi Agraria,Perubahan Politik, dan Agenda Pembaharuan

    Agraria di Indonesia, Konsorsium Pembaruan

    Agraria dan lembaga Penerbit FEUI, Jakarta.

    Hal 3

    2. A.P.Perlindungan, 1980, Komentar Atas

    Undang-Undang Pokok Agraria, alumniBandung. Hal 27

    Perpustakaan UPN "Veteran" Jakarta

    http://www.syarikat.org/article/reformasi-agraria-indonesia#_ftn3http://www.syarikat.org/article/reformasi-agraria-indonesia#_ftn3http://www.syarikat.org/article/reformasi-agraria-indonesia#_ftn4http://www.syarikat.org/article/reformasi-agraria-indonesia#_ftn4http://www.syarikat.org/article/reformasi-agraria-indonesia#_ftn4http://www.syarikat.org/article/reformasi-agraria-indonesia#_ftn3http://www.syarikat.org/article/reformasi-agraria-indonesia#_ftn3
  • 5/21/2018 Pengaruh Reforma Agraria Dunia terhadap Reforma Agraria di Indonesia - slidep...

    http:///reader/full/pengaruh-reforma-agraria-dunia-terhadap-reforma-agraria-di-

    p

    28

    Dari berbagai zaman dan

    penga-laman sejarah dunia ,ternyata

    ketidakseimbangan pemilikan tanah

    (agrarian) yang paling banyak menim-

    bulkan masalah dan penyengsaraan

    rakyat.

    Sebaliknya indikasi sejahtera

    tidaknya rakyat si suatu negara

    ditentukan

    oleh adanya pemerataan

    pemilikan dan penguasaan agrarian

    negara tersebut.

    Istilah pembaruan agrarian

    merupakan terjemahan dari agrarian

    reform (reforma agrarian), yang dalam

    pengertian terbatas dikenal sebagai

    landreform, dimana salah satu

    programnya yang banyak dikenal

    adalah dalam hal redistribusi

    (pembagian) tanah.3

    Tanah memiliki hubungan yang

    abadi dengan manusia. Pengaturan

    tentang penguasaan pemilikan tanah

    telah disadari dan sejak berabat-abat

    lamanya oleh negara-negara didunia.

    Perombakan dan pembaharuan struktur

    keagrarian terutama

    tanah dilakukan untuk

    meningkatkan kesejahteraan rakyat

    terutama rakyat tani yang semula tidak

    memiliki lahan olahan/garapan untuk

    memiliki tanah. OlehA.P Parlindungan

    4 dikatakan bahwa negara yang ingin

    maju harus mengadakan land reform.

    Hampir semua negara di dunia

    pernah melakukan reforma agraria.

    Tong-gak pertama reform agraria

    dimulai dari Yunani Kuno, Romawi

    Kuno, Inggris, Preancis, hingga Rusia.

    Pada masa itu kaum bangsawan dengan

    fasilitas yang dimilikinya pada

    umumnya menguasai lahan-lahan

    pertanian yang luas. Untuk mencegah

    pemberontakan rakyat terutama petani-

    petani yang tidak mempunyai lahan

    atau mempunyai lahan tetapi sempit

    maka kaisar mengeluarkan titah tentang

    pembagian

    kembali lahan-lahan pertanian

    kepada petani. Dalam

    perkembangannya reforma agraria

    mengalami perkem-bangan dan

    perubahan dimana ada negara yang

    berhasil dan membawa perubahan

    dalam perkembangan pembangunan

    dalam negaranya namun ada pula yang

    gagal. Oleh Walinsky dikatakan

    reforma agraria sebagai masalah yang

    belum selesai. 5

    3. Gunawan Wiradi, 2000, Reforma AgrariaPerjalanan Yang Belum Berakhir,

    LaperaPustaka Utama, Yogyakarta. Hal 36

    4. Boedi Harsono, 2002, Hukum Agraria

    Indonesia Sejarah Pembentukan UUPA, Isi, dan

    Pelaksanaan, Djambatan, Jakarta. Hal 123

    5. Ibid

    6. Ibid

    7. ibid

    Perpustakaan UPN "Veteran" Jakarta

  • 5/21/2018 Pengaruh Reforma Agraria Dunia terhadap Reforma Agraria di Indonesia - slidep...

    http:///reader/full/pengaruh-reforma-agraria-dunia-terhadap-reforma-agraria-di-

    p

    29

    Terhadap pendistribusian tanah

    atau program landreform dalam seja-

    rahnya pertama kali dipopulerkan oleh

    Amerika Serikat di Jepang, Korea

    Selatan dan Taiwan. Ini kemudian

    berkembang ke negara lain di Asia,

    Amerika Latin maupun Afrika terutama

    dalam dekade 1950-an dan 1960-an.

    Dilaksanakannya konferensi Dunia

    mengenal Reformasi Agraria dan

    pembangunan pedesaan (World

    conference on Agrarian Reform and

    Rural developent) yang

    diselenggarakan oleh FAO (Food and

    Agriculture Organisation) PBB di

    Roma pada bulan Juli 1979 merupakan

    tonggak yang penting dalam sejarah

    perjuangan yang panjang untuk

    melawan kemiskinan dan kelaparan.

    Konferensi ini berhasil meru-

    muskan deklarasi prinsip-prinsip dan

    program kegiatan (decleration of

    principles and Programme of Action)

    yang dikenal dengan piagam petani (the

    Peasants charter). Secara umum

    deklarasi ini mengakui bahwa masalah

    kemiskinan dan kelaparan merupakan

    masalah dunia dan karenanya

    ditekankan bahwa program reforma

    agraria dan pembangunan pedesaan

    haruslah dilaksanakan secara serentak

    meliputi tiga bidang di tiga tingkat yang

    saling berkaitan yaitu ditingkat desa,

    mengikutsertakan lembaga pedesaan,

    ditingkat nasional, mendorong

    terlaksananya prinsip-prinsip tata

    ekonomi Internasional baru.

    Indonesia merupakan salah satu

    peserta dari konfrensi dunia itu

    melakukan pembaruan dibidang

    keagrariaan pada periode 1960-an

    sebagai perwujudan dari Pasal 33 ayat

    (3) UUD 1945, dengan keluarnya

    Undang-Undang No. 5 tahun 1960

    tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok

    Agraria (disingkat UUPA) pada tanggal

    24 September 1960, yang selanjutnya

    diikuti dengan dikeluarkannya

    Peraturan Pemerintah Pengganti

    Undang undang (perpu) No. 1 tahun

    1960 tentang Luas batas Maksimum

    dan Minimum Pemilikan Tanah, pada

    tanggal 24 Desember 1960. Perpu ini

    kemudian disahkan menjadi Undang-

    Undang Nomor. 1 tahun 1961 tentang

    Penetapan Luas Tanah Pertanian.

    Undang-undang ini lebih dikenal

    dengan Undang-Undang Landreform.

    Untuk aturan pelaksanaannya

    dikeluarkan Peraturan Pemerintah (PP)

    No. 224 Tahun 1961 tentang

    Pelaksanaan Pembagian Tanah dan

    Pemberian Ganti Kerugian.

    Bila di Jepang, Taiwan dan

    Korea Selatan bila dikatak berhasil

    dalam program pembaruan agraria yang

    dilaksanakan terutama landreform dan

    menjadi contoh bagi negara-negara lain

    terutama di Asia, maka Indonesia

    setelah 32 tahun berlakunya UUPA,

    Perpustakaan UPN "Veteran" Jakarta

  • 5/21/2018 Pengaruh Reforma Agraria Dunia terhadap Reforma Agraria di Indonesia - slidep...

    http:///reader/full/pengaruh-reforma-agraria-dunia-terhadap-reforma-agraria-di-

    p

    30

    program landreform yang dilaksanakan

    belum menampakkan hasil bahkan pada

    pergantian pemerintahan dari Soekarno

    (masa Orde Baru) program landreform

    ini terpinggirkan posisinya dalam

    kebijakan pembangunan nasional.

    Pergantian dari Orde Baru ke reformasi

    ternyata tidak mengubah wajah dari

    pelaksanaan program landreform

    walaupun pemerintah baru reformasi

    mulai berupaya menggiatkan kembali

    program landreform ini seperti dengan

    dikeluarkannya Keputusan Presiden

    (Keppres) No. 48 Tahun 1999 tentang

    Tim

    Pengkajian Kebijaksanaan dan

    Peraturan Perundang-undangan Dalam

    Rangka pelaksanaan landreform.

    Namun sampai sekarang belum nampak

    hasil dari tim yang dibentuk tersebut.

    Hal ini menunjukkan kekurang seriusan

    pemerintah untuk melaksanakan

    program landreform, padahal program

    landreform berhasil tidaknya

    dilaksanakan sangat tergantung pada

    kemauan politik pemerintah.

    Kebijakan pembangunan yang

    beriorientasi memacu pertumbuhan

    ekonomi dalam negeri dengan

    mengundang investor (dalam negeri

    maupun asing) untuk menanamkan

    modalnya merupakan salah satu

    penyebab terhambatnya program

    landreform sebab telah menempatkan

    tanah sebagai asset yang bernilai

    ekonomi sangat tinggi, akibat yang

    dapat dilihat di masyarakat tani tak

    bertanah semakin termarginalkan,

    jumlah tani penggarap semakin banyak,

    bahkan pemgambilalihan tanah rakyat

    dengan alasan untuk pembangunan

    tidak disertai dangtan pembagian ganti

    kerugian yang layak.

    Terlalu banyak kasus

    pertanahan yang muncul, yang untuk

    dapat disebutkan satu persatu. Sudah

    terlalu banyak rakyat yang kehilangan

    tanah untuk pembangunan negeri ini,

    namun mereka tidak dapat ikut

    menikmati hasil dari pembangunan ini.

    Permasalahan

    Berdasarkan uraian dari latar

    belakang di atas,maka yang menjadi

    pokok permasalahan dalam penulisan

    ini adalah :

    Bagaimanakah pengaruh

    reforma agrarian dunia terhadap

    reforma agrarian yang terjadi di

    Indonesia ?

    Tujuan Penulisan

    1. Untuk memenuhi tugas terstruktur

    dari mata kuliah Hukum Agraria

    semester 2 Magister Kenotariatan

    Universitas Jayabaya.

    2. Untuk mengetahui dampak

    positive pengaruh reforma

    agrarian dunia terhadap reforma

    agrarian di Indonesia sehingga

    Perpustakaan UPN "Veteran" Jakarta

  • 5/21/2018 Pengaruh Reforma Agraria Dunia terhadap Reforma Agraria di Indonesia - slidep...

    http:///reader/full/pengaruh-reforma-agraria-dunia-terhadap-reforma-agraria-di-

    p

    31

    menghasilkan suatu penyelesaian

    masalah masalah agrarian yang

    selama ini menjadi persoalan.

    PEMBAHASAN

    Pengertian Reforma Agraria

    Secara etimologis, kata

    agrarian berasal dari kata bahasa Latin

    ager yang artinya sebidang tanah

    (bahasa Inggris acre). Kata bahasa

    Latin aggrarius meliputi arti : yang ada

    hubungannya dengan tanah ;

    pembagian atas tanah terutama tanah-

    tanah umum; bersifat rural. Sedangkan

    kata reform sudah jelas menunjuk

    kepada perombakan, mengubah dan

    menyusun/ membentuk kembali sesuatu

    untuk menuju perbaikan.

    Dengan demikian, hakikat

    makna reforma agrarian adalah :

    penataan kembali (pembaruan) struktur

    pemilikan, penguasaan dan

    penggunaan tanah/wilayah, demi

    kepentingan petani kecil,penyakap,

    buruh tani tak bertuan.

    Ada yang mengatakan

    Reforma Agraria berasal dari bahasa

    Spanyol, yang berarti Pembaharuan

    Agraria yaitu Upaya melakukan

    perombakan struktur tanah agraria

    dengan cara menghapuskan

    kepemilikan monopoli atas tanah dan

    sumber-sumber agraria serta

    mendistribusikan tanah dan sumber-

    sumber agraria lainya kepada petani

    penggarap, baik laki-laki maupun

    perempuan.

    Sejarah perkembangan Reforma

    Agraria

    Tonggak sejarah reforma

    agraria dunia dimulai dari :

    1. Yunani Kuno

    Pada masa pemerintahan Solon (sekitar

    tahun 549 SM) berusaha dilakukan

    reforma agraria dengan dikeluarkannya

    undang-undang agraria (Seisachtheia).

    UU ini dikeluarkan karena menghadapi

    kemungkinan terjadinya

    pemberontakan hektemor dimana tujuan

    UU6 ini adalah membebaskan para

    hektemor dari hutang, dan sekaligus

    membebaskannya dari status mereka

    sebagai budak dibidang pertanian.

    Hektemor yaitu petani miskin yang

    menjadi penyakap atau penggarap pada

    tanah gadaian atau bekas tanahnya

    sendiri yang telah digadaikan pada

    orang kaya. Namun ternyata

    pendapatan para hektemor ini tidak

    mampu menebus kembali tanahnya

    ataupun mengembalikan hutangnya

    sehingga hektemor ini menjadi

    semacam budak bagi sipemegang

    gadai (petani kaya, pemilik uang).

    Usaha Solon kemudian dilanjutkan oleh

    Pisistratus yang melakukan reforma

    agrarian melalui program redistribusi

    Perpustakaan UPN "Veteran" Jakarta

  • 5/21/2018 Pengaruh Reforma Agraria Dunia terhadap Reforma Agraria di Indonesia - slidep...

    http:///reader/full/pengaruh-reforma-agraria-dunia-terhadap-reforma-agraria-di-

    p

    32

    land to the tiller dan land to the

    landless. Petani kecilpun diberi fasilitas

    perkreditan.

    2. Romawi Kuno7

    Reforma agrarianyang dilakukan di

    Roma juga untuk mencegah terjadinya

    pemberontakan namun tujuannya

    adalah mengangkat rakyat kecil, dengan

    cara melakukan redistribusi tanah-tanah

    milik umum. Tiberius Gracchus

    (anggota DPR

    tahun 134 SM) berhasil menggolkan

    UU Agraria (Iex agrarian) yang intinya

    berupa penetapan batas maksimum

    penguasaan tanah. Tanah kelebihan

    (yaitu kelebihan dari batas maksimum)

    harus diserahkan kepada negara

    (dengan ganti rugi) dan kemudian

    dibagikan kembali kepada petani kecil

    ataupun tunakisma.

    3. Enclosure Movement di Inggris8

    Enclosure movement adalah suatu

    proses pengkaplingan tanah-tanah

    pertanian dan padang pengembalaan

    yang semula merupakan tanah yang

    dapat disewakan oleh umum, menjadi

    tanah-tanah individu. Hal ini dilakukan

    terutama oleh para tuan tanah yang

    karena tekanan pasar mengalihkan

    usahanya dari pertanian kepeternakan

    sehingga memerlukan tanah-tanah

    peternakan sendiri-sendiri.

    4. Revolusi Perancis

    Ini merupakan gerakan reforma agraria

    besar-besaran yang terjadi pertama kali

    pada jaman modern yang bersamaan

    dengan terjadinya Revolusi Perancis

    (1789). Sistem penguasaan tanah feodal

    dihancurkan. Tanahnya dibagikan

    kepada petani dan petani budak

    dibebaskan. Kesan abadi yang

    ditinggalkan oleh Revolusi Perancis

    dalam hal reforma agraria adalah dua

    hal yang menjadi tujuan pembaharuan,

    yaitu :

    a. membebaskan petani dari ikatan

    tuan-budak (serfdom) dari system

    feodal,

    b. melembagakan usaha tani keluarga

    yang kecil-kecil sebagai satuan

    pertanian yang dianggap ideal.

    9

    Gagasan ideal reforma agraria

    di Perancis ini membawa pengaruh luas

    keseluruhan Eropa terutama Eropa

    Barat dan Utara. Tahun 1870 Jhon

    Stuart Mill membentuk Land Terune

    Reform Association yang banyak

    mendorong dilakukannya pembaharuan

    di Inggris dimana feodalisme

    digantikan dengan sistem penyakapan

    (tenancy). Bulgaria merupakan contoh

    negara yang telah lebih dahulu

    melakukan pembaharuan agraria sekitar

    seratus tahun yang lalu (1880-an) yaitu

    pembaruan yang komprehensif, bukan

    saja redistributive landreform, tetapi

    mencakup pula secara terpadu program-

    program penunjangnya seperti koperasi

    kredit, tabungan terpusat untuk

    kepentingan pengolahan, pabrik

    Perpustakaan UPN "Veteran" Jakarta

  • 5/21/2018 Pengaruh Reforma Agraria Dunia terhadap Reforma Agraria di Indonesia - slidep...

    http:///reader/full/pengaruh-reforma-agraria-dunia-terhadap-reforma-agraria-di-

    p

    33

    kalengan dan juga pembinaan usaha

    tani intensif.

    5. Rusia

    Sekitar tahun 1906- 1911 lahir

    pembaharuan yang dikenal dengan

    Stollpin Reforms, intinya petani

    dibebaskan dari komune-komune dan

    menjadi pemilik tanah secara bebas,

    sehingga terjadi kesenjangan yang

    tajam antara petani kaya (kulak) dan

    para tunakisma. Berhasilnya kaum

    komunis merebutkekuasaan di Rusia

    melalui Revolusi tahun 1917 telah

    memberikan ciri radikalpada reforma

    agraria Uni Soviet, yaitu :

    a. hak

    pemilikan tanah pribadi

    dihapuskan;

    b. penyak

    apan atau tenacy (sewa, bagi

    hasil, gadai dan sebagainya)

    dilarang;

    c. pengua

    saan tanah absentee dilarang;

    d. hak

    garap dan luas hak garapan

    ditentukan atas dasar kriterium

    seluas tanah seorang petani telah

    benar-benar menggarap tanah itu;

    e. mengg

    unakan buruh upahan dilarang.

    6. The Peasants Charter (Piagam

    Petani)

    Pasca Perang Dunia II dibawah

    pengawasan tentara sekutu reforma

    agrarian dilancarkan di Jepang, Korea

    Selatan dan Taiwan. Kemudian

    berkembang keberbagai negara baik di

    Asia, Afrika, Amerika Latin terutama

    dalam decade 1950-an dan 1960-an.

    Setiap negara memiliki ciri khas sendiri

    dalam melakukan reforma agraria. Pada

    bulan juli di Roma oleh FAO PBB

    diselenggarakan konverensi sedunia

    mengenai reforma agraria dan

    pembangunan pedesaan (World

    Conference on Agrarian Reform and

    Rural Development). Konverensi ini

    berhasil merumuskan Deklarasi prinsip-

    prinsip dan program kegiatan

    (declaration of principles and

    programe of action).

    Yang disebut piagam petani (the

    peasents charter). Dalam piagam itu

    dinyatakan bahwa tujuan reforma

    agraria dan pembangunan pedesaan

    adalah transformasi kehidupan dan

    kegiatan pedesaan dalam semua

    aspeknya yaitu aspek ekonomi, aspek

    sosial budaya, kelembagaan,

    lingkungan dan kemanusiaan. Sasaran

    dan strategi untuk mencapai itu

    haruslah dipusatkan pada penghapusan

    kemiskinan dan haruslah dikendalikan

    oleh kebijaksanaan yang berusaha

    mencapai pertumbuhan dan

    pemerataan, redistribusi kuasakuasa

    ekonomi daqn politik, serta partisipasi

    rakyat. Inti dari piagam itu bahwa

    program reforma agraria dan

    Perpustakaan UPN "Veteran" Jakarta

  • 5/21/2018 Pengaruh Reforma Agraria Dunia terhadap Reforma Agraria di Indonesia - slidep...

    http:///reader/full/pengaruh-reforma-agraria-dunia-terhadap-reforma-agraria-di-

    p

    34

    pembangunan pedesaan haruslah

    dilaksanakan secara serentak meliputi

    tiga bidang dan tiga tingkat yang saling

    berkaitan yaitu :

    a. di tingkat desa, mengikutsertakan

    lembaga pedesaan ;

    b. di tingkat nasional, rieoriantasi

    kebijakan pembangunan ;

    c. di tingkat internasional, men-dorong

    terlaksananya prinsip-prinsip tata

    ekonomi internasional baru;

    Isi piagam ini nampaknya ber-orientasi

    kepada lapisan masya-rakat pedesaan.

    Dengan piagam petani maka telah ada

    pengangkutan dunia mengenai perlunya

    program reforma agraria sebagai dasar

    pembangunan.

    A. Reforma Agraria Indonesia.

    Dari berbagai zaman dan

    pengalaman sejarah dunia ternyata

    ketidak seimbangan pemilikan tanah

    (agraria) yang paling banyak

    menimbulkan masalah dan

    penyengsaraan rakyat. Sebaliknya

    indikasi sejahtera tidaknya rakyat

    disuatu negara sangat ditentukan oleh

    adanya pemerataan pemilikan dan

    penguasaan agrarian tersebut.

    Secara spesifik lagi Iman

    Soetijkno10 mengungkapkan bahwa

    majunya suatu negara selalu

    (umumnya) didahului atau disertai

    dengan perombakan struktur agrarianya

    yang berat sebelah , dalam arti adanya

    segolongan manusia

    menguasai/memiliki tanah disatu pihak,

    dan adanya segolongan besar manusia

    yang hidup dari bercocok tanam, tetapi

    tidak mempunyai tanah atau hanya

    mempunyai tanah sempit. Sebagai

    contoh :

    1. domexico pada tahun 1859 oleh

    juarez, semua tanah gereja disita

    kemudian dibagi-bagi pada petani.

    Tapi baru berhasil pada tahun 1910

    yaitu adanya Agraria Revolution

    , yang berakibat adanya perubahan

    besar-besaran mengenai struktur

    agraria.

    2. Sebelas negara dieropa, 60 juta are

    tanah yaitu 11% dari luas seluruh

    wilayah negara-negara itu disita

    atau dibeli oleh pemerintah masing-

    masing dari tangan tuan-tuan tanah,

    bangsawan, raja maupun gereja dan

    kemudian dibagi-bagikan kepada

    petani yang tidak mempunyai

    tanah.

    3. Di Chekoslovakia, 10 juta area tanah

    disita, seperdua dibagi-bagikan

    kembali kepada petani kecil atau

    petani yang tidak mempunyai tanah

    selebihnya tetap dikuasai negara

    untuk kepentingan umum.

    Melihat program pembaruan

    agraria yang dilakukan oleh berbagai

    negara didunia tersebut, Indonesia

    nampaknya kurang belajar dari sejarah

    agraria tersebut.

    _______

    Perpustakaan UPN "Veteran" Jakarta

  • 5/21/2018 Pengaruh Reforma Agraria Dunia terhadap Reforma Agraria di Indonesia - slidep...

    http:///reader/full/pengaruh-reforma-agraria-dunia-terhadap-reforma-agraria-di-

    p

    35

    1. Anonim, 13 Mei 2002,Pengalaman dan Hikmah

    Sejarah UUPA, kompas Cyber

    Banyak dokumen baik sebelum maupun

    semasa penjajahan menunjukan bahwa

    ternyata penumpukan pemilikan dan

    penguasaan tanah pada segolongan

    kecil selalu berulang dan baru disadari

    setelah terjadi tuntutan-tuntutan,

    bahkan pemborontakan rakyat.

    Pada saat Indonesia masih

    terdiri dari kerajaan kecil maupun

    besar, umumnya yang paling banyakmenikmati hasil agraria adalah raja,

    keluarga raja dan kronikroninya.

    Kepentingan rakyat nampak

    disepelekan dan kepentingan rajalah

    yang diutamakan. Yang terjadi

    kemudian kerajaan muda disusupi dan

    diadu domba sehingga terjadi perang

    antar kerajaan (perang saudara). Salah

    satu penyebab utamanya dapat

    dikatakan karena kerajaan tidak berakar

    oada kepentingan rakyat.

    Pada masa penjajahan, yang

    paling banyak menikmati hasil agraria

    pastilah penjajah dan orang-orang yang

    dekat dengan pemerintahan penjajah

    sebab politik agraria yang ditetapkan

    memang politik yang tidak berpihak

    pada kesejahteraan

    rakyat jajahan.

    Pada saat merdekapun ternyata

    tidak serta merta politik agraria

    nasional, memerlukan belasan tahun

    untuk mewujudkan suatu UU sebagai

    jelmaan politik agraria nasional yaitu

    tanggal 24 September 1960 yang

    dikenal dengan UU No.5 Tahun 1960

    tentang peraturan Dasar Pokok-pokok

    Agraria (Disingkat UUPA) , bahkan

    lebih awal dari dilaksanakannya

    konfrensi Dunia di Roma tahun 1979

    yang menghasilkan piagam petani

    dimana Indonesia merupakan salah satu

    negara yang

    mengirimkan delegasi besar ke

    konfrensi tersebut.

    Diundangkannya UUPA merupakan

    tonggak penting dalam hukum Nasional

    Indonesia terutama dalam pembaruan

    agraria yaitu ketentuan-ketentuan

    Landreform

    seperti ketentuan-ketentuan mengenai

    luas maksimun-minimum hak milik

    atas tanah

    (pasal 7 dan 17ayat (1) UUPA) dan

    pembagian tanah kepada petani tak

    bertanah

    (Pasal 17 ayat (3) UUPA).

    Pengaturannya terdapat dalam UU

    No.56 Prp 1960 tentang Penetapan Luar

    Tanah Pertanian (lebih dikenal dengan

    UU landreform) dan PP no.224 tahun

    1961 Tentang Pelaksanaan Pembagian

    Tanah dan Pemberioan Ganti Kerugian.

    Tujuan dari dilaksanakannya

    landreform oleh Boedi Harsono

    dikatakan adalah untuk mempertinggi

    penghasilan dan taraf hidup para

    penggarap petani, sebagai landasan atau

    prasyarat untuk menyelenggarakan

    Perpustakaan UPN "Veteran" Jakarta

  • 5/21/2018 Pengaruh Reforma Agraria Dunia terhadap Reforma Agraria di Indonesia - slidep...

    http:///reader/full/pengaruh-reforma-agraria-dunia-terhadap-reforma-agraria-di-

    p

    36

    pembangunan ekonomi menuju

    masyarakat adil dan makmur

    berdasarkan Pancasila .

    Namun saat diundang oleh

    Presiden soekarno untuk membantu

    melakukan program serupa di

    Indonesia, Ladeijensky berpendapat

    program landreform ini akan gagal di

    Indonesia, karena minimnya

    pemerintah yang dapat digunakan

    membeli tanah-tanah luas yang akan

    dibagikan. Juga setelah kunjungannya

    yang pertama (1961) beliau

    mengatakan bahwa keadaan tanah

    dijawa yang langkah dan penduduk

    yang banyak maka ketentuan luas

    maksimun tidak memungkinkan

    tersedianya tanah yang cukup untuk

    dibagikan.

    11

    Ketika UUPA tercipta ternyata

    dalam pelaksanaanya banyak juga

    hambatan yang menghadangtermasuk

    pro-kontra substansialnya dan

    kecurigaan terhadap penyusupan paham

    komunis di dalamnya, akibat kendala-

    kendala itu, maka landreform yang

    begitu krusial sempat tidak berjalan

    begitu lama. Padahal dalam sejarahnya

    landreform justru pertama kali

    dipopulerkan oleh Amerika Serikat di

    Jepang, Taiwan dan Korea Selatan.

    Ahli Tanah dari New York, Wlf

    Ladeijensy, dikontrak untuk

    melancarkan kebijakan pembagian

    tanah guna menangkal pengaruh

    komunisme.

    12

    Meski tanah memang langkah karena

    tidak bisa diperbaharui (unrenewable

    resources ), saling sengketa antara

    Jika konsistensi pemantau batas

    pemilikan tanah terus dijaga baik batas

    maksimal maupun minimal tentu

    persoalan keadilan dibidang pertanahan

    tidak akan merebak.

    Sejak awal pelaksanaan

    landreform sekitar tahun 1961 sampai

    dengan tahun 2002 setidak-tidaknya

    sebanyak 840.227 hak tanah obyek

    landreform sudah didistribusikan

    kepada 1,328 juta lebih keluarga petani

    yang tersebar diseluruh Indonesia

    antara lain adanya administrasi

    pertanahan yang tidak sempurna. Hal

    ini mengakibatkan luas tanah obyek

    landreform yang akan dibagikan

    menjadi tidak tepat Kelemahan ini

    sangat rawan dan membuka peluang

    bagi penyimpangan dan

    penyelewengan.

    Hambatan utama pelaksanaan

    landreform adalah lemahnya kemauan

    politik pemerintah seperti pada masa

    Orde Baru yang lebih mengejar

    pertumbuhan ekonomi yang tinggi.

    Kebijakan ini kurang memberikan

    keberpihakkan pada masyarakat

    golongan ekonomi lemah termasuk

    petani yang memang membutuhkan

    tanah.

    Perpustakaan UPN "Veteran" Jakarta

  • 5/21/2018 Pengaruh Reforma Agraria Dunia terhadap Reforma Agraria di Indonesia - slidep...

    http:///reader/full/pengaruh-reforma-agraria-dunia-terhadap-reforma-agraria-di-

    p

    37

    rakyat dengan pemodal diuntungkan

    dengan kebijakan ekonomi yang lebih

    disebabkan oleh ekspansi modal secara

    besar-besaran. Dalam hal, ini para

    pemodaldiuntungkan para kebijakan

    ekonomi yang lebih condong pada

    pertumbuhan ketimbang pemerataan

    ekonomi. Data sensus pertanian tahun

    1983 dan 1993 misalnya menyebutkan

    ternyata hampir 2 (dua) juta petani

    dijawa digusur dan melorot statusnya

    menjadi buruh tani karena lahan mereka

    digunakan pembangunan prasarana

    ekonomi, kawasan industri dan

    perumahan tanpa konpensasi yang amat

    memadai.

    Oleh Maria W. Soemarjono13

    1. Sudarga Gautama, 1990, Tafsiran Undang-

    Undang Pokok Agraria, PT.Citra Aditya.

    Hal 23

    dikatakan tanah tidak pernah dijadikan

    strategis

    pembangunan sehingga pelaksanaan

    UUPA sering terhambat secara politis

    psikologis Pergantian rezim peme-

    rintahan tidak membawa banyak

    perubahan pada wilayah pelaksanaan

    landreform Indonesia. Walaupun

    Pemerintah dimasa reformasi

    ini berupaya untuk menggiatkan

    kembali landreform dengan

    mengeluarkan KepresNo.48 tahun 1999

    tentang tim Pengkajian Kebijaksanaan

    dan Peraturan Per

    Undang-Undangan Dalam Rangka

    Pelaksanaan landreform. Tim

    Landreform ini mempunyai tugas (pasal

    3) yaitu :

    a) melakukan pengkajian terhadap

    peraturan perundang-undangan

    dibidang pertanahan ;

    b) melakukan pengkajian dan

    penelahan terhadap pelaksanaan

    kebijakan dan peraturan perundang-

    undangan yang berkaitan dengan

    landreform;

    c) menyusun dan merumuskan

    kebijaksanaan dan rancangan

    peraturan perundang-undangan

    yang diperlukan untuk

    terlaksananya landreform.

    Namun belum kita lihatadanya

    hasil dari pembentukan tim tersebut.

    Semakin menumpuknya masaalah

    pertanahan tidak bisa dilepas dari

    macetnya pelaksanaan landreform di

    Indonesia. Mencermati perkembangan

    masyarakat sekarang dan tingkat

    pertumbuhan ekonomi yang begitu

    tinggi maka kiranya kebijakan

    pertanahan dalam rangka landreform

    perlu ditinjau ulang. Kebijakan ini perlu

    untuk disesuaikan dengan konsep

    pembaharuan agraria dan paeadigma

    baru yang mendukung ekonomi

    kerakyatan, demokratis dan partisipatif,

    namun hal ini tidak bisa dilepaskan dari

    keseriusan pemerintah. Sebab berhasil

    tidaknya suatu program tergantung dari

    kemauan politik pemerintah berkuasa.

    Perpustakaan UPN "Veteran" Jakarta

  • 5/21/2018 Pengaruh Reforma Agraria Dunia terhadap Reforma Agraria di Indonesia - slidep...

    http:///reader/full/pengaruh-reforma-agraria-dunia-terhadap-reforma-agraria-di-

    p

    38

    D.Agenda Pembaruan Agraria Posta

    Orde Baru: antara Harapan dan

    Kenyataan

    Setelah rezim Soeharto terbukti

    mengesampingkan agenda pembaruan

    agraria penataan dan pengaturan

    penguasaan, pemilikan, pemanfaatan

    dan penggunaan tanah secara adil -

    sehingga kita harus terus berhadapan

    dengan masalah ketimpangan dan

    sengketa tanah yang berkepanjangan,

    maka pertanyaannya sekarang adalah,

    apakah setelah secara formal rezim ini

    jatuh lantas dengan sendirinya

    pembaruan agraria bisa dilaksanakan?

    Jawabannya adalah bisa dan harus

    diperjuangkan untuk bisa! Namun

    demikian, jika kita kembali pada

    landasan filosofis yang mendasari ide

    dan cita-cita pembaruan agraria, sambil

    melihat kecenderungan dan

    mempehitungkan peluang serta

    kemungkinan yang ada, upaya untuk

    melempangkan jalannya tidaklah

    semudah seperti kita membalik tangan,

    sekalipun di tengah iklim kehidupan

    sosial-politik yang lebih demokratis

    seperti saat ini.

    Mengapa demikian, sebab jika

    jalan bagi pembaruan agraria cukup

    mulus, mungkin tidak akan muncul

    pertanyaan seperti yang pernah

    dilontarkan Gunawan Wiradi dalam

    bukunya yang berjudul Reforma

    Agraria: Perjalanan yang belum

    Berakhir (2000: 15), dan dalam

    beberapa kesempatan diskusi yang

    pernah digelar setelah kelahiran TAP

    MPR Nomor IX/MPR/2001 tentang

    Pembaruan Agraria dan Pengelolaan

    Sumber Daya Alam, serta Keppres

    Nomor 34 Tahun 2003 tentang

    Kebijakan Nasional di Bidang Agraria:

    mengapa isu pembaruan agraria yang

    kembali bergema posta lengsernya

    Soeharto setelah kurang lebih 32

    tahun dipetieskan hanya berlangsung

    sesaat, kemudian lenyap lagi?

    Pertanyaan ini muncul, tentu saja bukan

    karena masalah pertanahan di Indonesia

    sudah menemukan muara

    pemecahannya. Justru sebaliknya,

    pertanyaan itu lahir sebagai respon

    kritis paling tidak terhadap tiga hal.

    Pertama, jatuhnya kekuasaan

    Soeharto yang oleh banyak kalangan

    dinilai sebagai pintu masuk bagi

    terwujudnya tata kehidupan sosial,

    ekonomi dan politik yang demokratis,

    ternyata belum memberi jaminan apa-

    apa bagi upaya pemecahan masalah

    pertanahan. Seperti pada era Orde Baru,

    hingga kini kita masih bisa

    menyaksikan maraknya sengketa tanah

    di berbagai daerah, yang beberapa

    diantaranya bahkan harus merenggut

    korban jiwa dan harta benda yang tidak

    sedikit. Sekadar untuk menunjuk satu

    contoh, kasus sengketa tanah di

    Bulukumba yang belum lama ini

    Perpustakaan UPN "Veteran" Jakarta

  • 5/21/2018 Pengaruh Reforma Agraria Dunia terhadap Reforma Agraria di Indonesia - slidep...

    http:///reader/full/pengaruh-reforma-agraria-dunia-terhadap-reforma-agraria-di-

    p

    39

    terjadi, adalah sebagian sisi gelap dari

    sekian banyak kisah pahit persoalan

    tanah di Indonesia yang hadir dan ada

    di hadapan kita saat ini.

    Kedua, pembaruan agraria

    sebagai satu-satunya jalan bagi

    pemecahan masalah pertanahan juga

    masih belum menjadi agenda politik

    utama pemerintah. Sebagai persoalan

    yang sangat serius, hingga kini masalah

    pertanahan masih belum memperoleh

    perhatian yang semestinya. Itulah

    sebabnya masalah krisis keadilan yang

    kita hadapi sejak jaman penjajahan

    yang di era kekuasaan Soeharto

    menemukan muara kesuburannya

    juga tidak kunjung reda. Di satu pihak

    kita masih menyaksikan semakin

    banyaknya rakyat yang menjadi

    pengungsi-pengungsi pembangunan

    (development refugees) akibat

    hilangnya penguasaan mereka atas

    tanah; sementara di lain pihak tanah

    mereka (rakyat) diusahakan secara

    eksklusif dan eksploitatif oleh

    perusahaan-perusahaan raksasa yang

    berlindung di balik kata pembangunan.

    Muara dari semua itu adalah krisis

    keadilan. Dalam soal tanah, krisis itu

    mewujud dalam bentuk: (1)

    ketidakadilan dalam akses dan kontrol

    berbagai kelompok sosial terhadap

    tanah; (2) ketidakadilan dalam

    pemanfaatan dan pengelolaan tanah,

    terutama berbagai usaha dan organisasi,

    serta kehidupan yang ada di atas tanah;

    dan (3) pemusatan pengambilan

    keputusan berkenaan dengan akses dan

    kontrol, serta pemanfaatan tanah.

    Ketiga, meskipun saat ini sudah

    lahir TAP MPR Nomor IX/MPR/2001

    tentang Pembaruan Agraria dan

    Pengelolaan Sumber Daya Alam,

    kebijakan produk kompromi politik

    yang oleh beberapa kalangan dinilai

    sebagai kemunduran dalam perjuangan

    pembaruan agraria tersebut juga

    tampak belum mampu memberi

    jaminan apa-apa bagi upaya pemecahan

    masalah pertanahan. Selain kandungan

    isinya yang masih memiliki banyak

    kelemahan, pemerintah pun belum

    menunjukkan komitmen politiknya

    yang tegas dan bersungguh-sungguh

    untuk mengimplementasikannya. Oleh

    sebab itu, lahirnya Keppres Nomor 34

    tahun 2003 tentang Kebijakan Nasional

    di Bidang Agraria yang menurut

    pemerintah merupakan tindak lanjut

    dari amanat yang tertuang dalam TAP

    MPR Nomor IX/MPR/2001 kebijakan

    itu pun tampaknya masih belum dapat

    dijadikan sebagai indikator adanya

    kehendak politik dari pemerintah untuk

    sesegera mungkin melaksanakan

    pembaruan agraria yang sejati.

    2. Erman Rejagukguk, 1985, landreform :Suatu Tinjauan kebelakang dari pandangan

    kedepan, Majalah Hukum dan

    Pembangunan No.4 Tahun XV, FHUI,Jakarta. Hal 323

    Perpustakaan UPN "Veteran" Jakarta

  • 5/21/2018 Pengaruh Reforma Agraria Dunia terhadap Reforma Agraria di Indonesia - slidep...

    http:///reader/full/pengaruh-reforma-agraria-dunia-terhadap-reforma-agraria-di-

    p

    40

    Dengan melihat kondisi dan

    kecenderungan yang ada, sulitnya

    pelaksanaan pembaruan agraria di

    Indonesia paling tidak disebabkan oleh

    lima hal. Pertama, pembaruan agraria

    pada dasarnya adalah perubahan

    struktur sosial, ekonomi dan politik

    masyarakat. Itu artinya, pembaruan

    agraria akan membawa konsekuensi

    terjadinya perubahan struktur

    kekuasaan di masyarakat di satu sisi;

    dan akan selalu berhadapan dengan

    kekuatan pro dan kontra di sisi lain.

    Tidak terkecuali pembaruan agraria,

    upaya apa pun yang secara hakiki

    hendak melakukan perubahan

    fundamental dan radikal transformasi

    sosial pada dasarnya hanya bisa

    diwujudkan bila seluruh kekuatan

    pendukungnya masuk ke dalam arena

    pertarungan politik dan kepentingan

    yang berbeda-beda, bahkan bertolak

    belakang. Diletakkan dalam konteks

    inilah, maka perjuangan mewujudkan

    pembaruan agraria akan senantiasa

    berhadapan dengan kekuatan pro status

    quo yang tidak menghendaki

    perubahan.

    Tantangan terbesar yang

    signifikan menjadi perintang jalan

    pembaruan agraria terutama datang dari

    pihak-pihak yang merasa kepentingan

    ekonomi-politiknya terancam bila

    kehendak politik itu dilaksanakan.

    Mereka yang menguasai dan memiliki

    sumber agraria banyak (elite

    ekonomi/kaum kapitalis); dan mereka

    yang dapat meraup keuntungan besar

    dari kondisi tersebut (kaum oportunis),

    adalah pihak-pihak yang sama sekali

    tidak menghendaki perubahan. Dilihat

    dari kacamata kepentingan mereka,

    perubahan untuk mewujudkan keadilan

    dan kemakmuran bagi sebagian besar

    rakyat yang hidup di lapisan bawah

    merupakan kerugian besar yang harus

    tetapi tidak mau mereka terima.

    Kedua, diletakkan dalam

    konteks kekinian, faktor yang ikut

    merintangi pembaruan agraria datang

    dari kekutan kapitalis global yang

    secara sistematis dan terencana

    melalui institusi WTO, World Bank,

    IMF, bahkan Organisasi Non

    Pemerintah (Ornop) terus

    menggulirkan dan mendesakkan

    gagasan globalisasi dan pasar bebas

    (neoliberalisme). Seperti telah banyak

    dibahas oleh kalangan intelektual kritis,

    faham pemikiran yang meyakini

    persaingan bebas sebagai kunci

    mewujudkan kemakmuran dan keadilan

    ini pada dasarnya merupakan instrumen

    perubahan sosial, ekonomi, politik dan

    budaya yang diciptakan oleh kekuatan

    kapitalis global untuk memperlancar

    proses penghisapan terhadap sumber

    daya alam maupun manusia yang

    melimpah di negara-negara Dunia

    Ketiga. Dengan demikian, maka tak

    Perpustakaan UPN "Veteran" Jakarta

  • 5/21/2018 Pengaruh Reforma Agraria Dunia terhadap Reforma Agraria di Indonesia - slidep...

    http:///reader/full/pengaruh-reforma-agraria-dunia-terhadap-reforma-agraria-di-

    p

    41

    pelak lagi, tanah dan sumber agraria

    lainnya menjadi sasaran pokok yang

    hendak dikuasai dan dieksploitasi untuk

    kepentingan akumulasi modal. Sumber-

    sumber agraria yang secara hakiki

    merupakan sumber pemenuhan

    kebutuhan hidup orang banyak

    memiliki fungsi sosial hendak diubah

    menjadi barang modal yang penguasaan

    dan pemilikannya terkonsentrasi hanya

    dibeberapa tangan pemilik modal besar.

    Dengan begitu, maka tidak saja rakyat

    menjadi kehilangan akses dan kontrol

    mereka atas sumber-sumber agraria

    bagi pemenuhan kebutuhan hidupnya,

    juga kehilangan basis sumber daya bagi

    diperolehnya kuasa ekonomi, sosial,

    dan politik mereka.

    Berkaca pada kecenderungan

    seperti itu, ada dua hal yang harus

    senantiasa dicermati dan terus dikritisi.

    Pertama, kekuatan neoliberal yang

    bercita-cita mewujudkan globalisasi

    dan pasar bebas tidak hanya menyusupi

    wilayah kekuasaan negara dengan cara

    mendikte dan mengarahkan kebijakan-

    kebijakan pemerintah agar selaras

    dengan kepentingannya, melainkan

    juga menyusupi wilayah perjuangan

    ornop yang selama ini diharapkan

    menjadi salah satu kekuatan

    transformasi sosial dengan cara

    mengarahkan agenda perjuangannya

    sesuai dengan tuntutan globalisasi dan

    pasar bebas. Paralel dengan itu, kedua,

    didukung oleh pakar teori perubahan

    sosial dan sokongan dana yang sangat

    besar, para pengusung neoliberalisme

    pun terus aktif mewacanakan konsep

    dan teori perubahan yang tanpa disadari

    oleh penerimanya baik pemerintah,

    kalangan akademisi, intelektual

    maupun ornop sebagai upaya

    pembelokan arah perubahan sosial

    sejati yang berpijak pada ide-ide

    kerakyatan dan keadilan.

    Faktor ketiga yang ikut

    menambah daftar kesulitan pelaksanaan

    pembaruan agraria di Indonesia datang

    dari kekuatan pro pembaruan agraria

    sendiri. Hingga kini ornop dan

    organisasi rakyat (tani) masih belum

    mampu menjadi kekuatan pendorong

    perubahan yang cukup kuat dan solid.

    Diakui atau tidak, baik ornop maupun

    organisasi rakyat (tani) masih banyak

    menghadapi kendala baik pada tataran

    ideologis maupun teknis-operasional

    yang potensial menjadi faktor

    penghambat, bahkan kontra produktif

    terhadap upaya-upaya pembaruan

    agraria. Padahal, jika kita kembali pada

    prasyarat pokok pembaruan agraria,

    selain adanya political will dari

    pemerintah, terpisahnya elite penguasa

    dari pengusaha, dan tersedianya data

    tentang masalah agraria yang lengkap,

    prasyarat pokok lain yang tidak kalah

    pentingnya adalah adanya organisasi

    Perpustakaan UPN "Veteran" Jakarta

  • 5/21/2018 Pengaruh Reforma Agraria Dunia terhadap Reforma Agraria di Indonesia - slidep...

    http:///reader/full/pengaruh-reforma-agraria-dunia-terhadap-reforma-agraria-di-

    p

    42

    rakyat (tani) yang kuat, solid dan

    memiliki komitmen yang tinggi.

    Keempat, kita juga masih

    menghadapi kenyataan di mana cita-

    cita untuk mewujudkan pembaruan

    agraria, terutama land reform masih

    sering dituduh sebagai kehendak yang

    berakar dari ideologi komunis yang

    harus diperangi. Ironisnya, sikap phobi

    dan paranoid semacam ini tidak hanya

    melanda kalangan masyarakat awam

    dan mereka yang merasa

    sumberdayanya terancam, melainkan

    juga melanda kalangan intelektual,

    akademisi dan elit politik, bahkan

    sebagian kaum tani di pedesaan. Petani

    dan masyarakat pedesaan pada

    umumnya cenderung menghindari

    pembicaraan yang menyangkut masalah

    pembaruan agraria dan land reform.

    Alasannya, mereka takut dicap BTI

    (Barisan Tani Indonesia) atau dituduh

    PKI.

    Kelima, faktor penting lain yang ikut

    menghambat pelaksanaan pembaruan

    agraria di Indonesia adalah langkanya

    pakar agraria di dalam negeri yang mau

    secara serius dan komprehensif

    mendalami masalah agraria,

    menyebarluaskan dan mewacanakan

    pemikirannya ke hadapan publik luas.

    Akibatnya, baik wacana teoretis,

    historis maupun deskripsi-empiris

    tentang masalah agraria menjadi barang

    yang sangat langka. Dengan begitu,

    maka proses sosialisasi dan penyadaran

    baik kepada masyarakat luas, ornop,

    organisasi tani maupun pemerintah

    tentang hakikat dan arti pentingnya

    pembaruan agraria menjadi terhambat.

    Ini tentu saja bukan masalah kecil,

    sebab jika kita bercermin pada

    pengalaman Orde Lama, selain

    disebabkan oleh adanya instabilitas

    sosial, ekonomi, dan politik, kegagalan

    untuk melaksanakan pembaruan agraria

    juga disebabkan karena belum

    meratanya pengetahuan dan

    pemahaman masyarakat tentang

    substansi pembaruan agraria.

    Akhirnya, apa yang bisa kita simpulkan

    dari kenyataan yang tergambar di atas

    adalah, bahwa meskipun kehidupan

    politik saat ini bisa dikatakan lebih

    demokratis, tetapi hal itu belum bisa

    memberi ruang yang cukup signifikan

    bagi pemecahan masalah pertanahan

    melalui pembaruan agraria. Padahal,

    jika kita sadari, kehendak untuk

    menyelesaikan masalah pertanahan

    tanpa pembaruan agraria adalah MIMPI

    YANG AKAN TETAP MENJADI

    MIMPI.

    3. Maria W. Soemarjono, 2001, tanah darirakyat, Oleh Rakyat dan Untuk rakyat,

    MediaTransparansi Indonesia Cyber.

    Perpustakaan UPN "Veteran" Jakarta

  • 5/21/2018 Pengaruh Reforma Agraria Dunia terhadap Reforma Agraria di Indonesia - slidep...

    http:///reader/full/pengaruh-reforma-agraria-dunia-terhadap-reforma-agraria-di-

    p

    43

    E.Masalah Pokok Pertanahan bukan

    Masalah Teknis-administratif:

    Upaya Meluruskan Cara Pandang

    Seperti telah dikemukakan di

    muka, masalah pokok yang akan

    dibahas dalam makalah ini adalah

    bagaimana menerjemahkan masalah

    pertanahan; dan hal-hal apa saja yang

    harus diperhatikan/dipertimbangkan

    dalam upaya menangani/memecahan

    masalah pertanahan diletakkan dalam

    konteks persoalan pokok pertanahan,

    pembangunan dan pembaruan agraria.

    Sebelum tiba ke sana, terlebih dahulu

    akan dibahas apa sesungguhnya yang

    menjadi hakikat masalah pertanahan

    diletakkan dalam konteks pembangunan

    dan pembaruan agraria. Untuk itu,

    pertama-tama perkenankanlah saya

    untuk meluruskan dan mempetajam

    cara pandang atau perspektif kita dalam

    melihat hakikat pembangunan dan

    kaitannya dengan masalah ketimpangan

    dan sengketa/konflik tanah. Hal ini

    penting agar pembahasan kita

    senantiasa selaras dan berada dalam

    koridor kepentingan pembaruan agraria

    dan kepentingan sebagian besar rakyat

    Indonesia.

    Berkenaan dengan

    pembangunan, pelaksanaan

    pembangunan dalam arti sebagai upaya

    untuk mewujudkan kesejahteraan dan

    kemakmuran (dalam arti luas) seluruh

    rakyat secara adil dan merata adalah

    keniscayaan. Karena itu, jika akhir-

    akhir ini banyak orang yang menggugat

    pembangunan, menurut hemat saya,

    yang menjadi poin pokok kritiknya

    bukan terletak pada kata dan aktivitas

    pembangunan, melainkan pada faham

    pemikiran atau paradigma termasuk

    praktik-praktik yang menyertainya

    yang melandasi sebuah konsep

    pembangunan. Karena itu,

    pembangunan dikatakan gagal, dalam

    arti tidak mampu mewujudkan

    kesejahteraan dan kemakmuran, tetapi

    justru malah menyengsarakan rakyat

    banyak, hal itu bukan karena adanya

    pelaksanaan atau aktivitas

    pembangunan an sich. Kegagalannya

    bisa disebabkan oleh tiga kemungkinan.

    Pertama, karena praktik

    pembangunannya yang menyimpang

    dari kerangka dasar yang melandasinya.

    Itu artinya, ada kekeliruan (dalam arti

    luas) pada tataran implementasi

    kebijakan dan program pembangunan.

    Kedua, karena secara

    paradigmatis/filosofis, konsep

    pembangunan yang digunakan memang

    tidak memiliki kehendak untuk

    mensejahterakan rakyat secara adil dan

    merata. Dengan kalimat lain,

    kesejahteraan yang ditawarkan konsep

    pembangunan semacam ini adalah

    pseudo kesejahteraan. Ketiga, karena

    baik secara paradigmatis/filosofis

    Perpustakaan UPN "Veteran" Jakarta

  • 5/21/2018 Pengaruh Reforma Agraria Dunia terhadap Reforma Agraria di Indonesia - slidep...

    http:///reader/full/pengaruh-reforma-agraria-dunia-terhadap-reforma-agraria-di-

    p

    44

    maupun implementasinya sudah tidak

    sejalan dengan kehendak untuk

    mewujudkan kemakmuran dan

    kesejahteraan bagi rakyat banyak.

    Dengan demikian, menjadi

    jelas kiranya, setiap kita hendak

    mengkritik dan membaiki kondisi-

    kondisi buruk akibat pembangunan,

    maka harus cukup jernih untuk melihat,

    apakah dampak buruk yang muncul itu

    lahir sebagai akibat dari adanya (1)

    kekeliruan pada tataran implementasi

    pembangunan; (2) karena konsep

    pembangunannya itu sendiri yang

    secara paradigmatis/ filosofis sudah

    sesat; atau (3) karena keduanya.

    Kejernihan dalam melihat dan

    mengkritisi pembangunan seperti itu

    akan menghindarkan kita paling tidak

    dari: (1) upaya-upaya perubahan dan

    pembaikan yang sifatnya pragmatis,

    parsial, dan semu; serta (2) kerancuan

    teoretis dalam merumuskan konsep dan

    mengimplementasikan program

    pembangunan.

    Jika kita bercermin pada

    pengalaman buruk pembangunan yang

    diprakarsai Orde Baru, maka

    kelemahan utamanya terletak pada

    paradigma yang mendasarinya, yakni

    kapitalisme/ developmentalisme, bukan

    semata-mata kekeliruan pada tataran

    implementasi kebijakan pembangunan

    sebagaimana menurut beberapa

    kalangan. Gagasan tersebut secara

    empiris telah gagal memenuhi janjinya,

    karena terbukti telah menyengsarakan

    sebagian besar rakyat Indonesia.

    Sampai pada titik ini, maka ada dua hal

    penting yang menyangkut masalah

    pertanahan yang harus digarisbawahi.

    Pertama, akar masalah pertanahan yang

    sudah sedemikian parahnya pada

    dasarnya bukan terletak pada tataran

    masalah teknis administrasi pertanahan.

    Bukan pula karena tidak adanya

    kepastian hukum atas kepemilikan

    tanah (sertifikat tanah). Kedua,

    persoalan pertanahan muncul pertama-

    tama dan terutama karena tidak adanya

    kehendak politik dari pemerintah Orde

    Baru untuk meletakkan agenda

    pembaruan agraria sebagai basis utama

    pembangunan. Ketiadaan kehendak itu

    terutama disebabkan oleh ide dan

    gagasan pembangunan Orde Baru yang

    secara hakiki tidak sejalan dengan cita-

    cita pembaruan agraria yang

    berorientasi pada kepentingan sebagian

    besar rakyat Indonesia.

    PENUTUP

    A. Kesimpulan

    Membahas masalah

    pengambilalihan tanah untuk

    kepentingan pembangunan di saat

    kita tengah dihadapkan pada masalah

    pertanahan yang sangat berat dan belum

    Perpustakaan UPN "Veteran" Jakarta

  • 5/21/2018 Pengaruh Reforma Agraria Dunia terhadap Reforma Agraria di Indonesia - slidep...

    http:///reader/full/pengaruh-reforma-agraria-dunia-terhadap-reforma-agraria-di-

    p

    45

    menemukan akhir penyelesaiannya,

    jelas bukan perkara mudah. Jika tidak

    jernih dalam melihat pokok

    persoalannya, besar kemungkinan akan

    terjebak pada upaya-upaya dan tawaran

    solusi yang seolah-olah hendak

    memecahkan masalah, padahal tanpa

    disadari justru menambah, bahkan

    memperparah beban permasalahan yang

    sudah ada. Karena itu, agar terhindari

    dari jebakan kerancuan teoretis

    semacam itu, di akhir tulisan ini saya

    hendak menggarisbawahi dua hal yang

    mungkin berguna sebagai catatan dalam

    menangani masalah pertanahan yang

    ada saat ini.

    Pertama, berkenaan dengan faktor

    penyebab terjadinya sengketa tanah

    sebagai dampak buruk pelaksanaan

    pembangunan. Sebagai bagian penting

    dari sumber agraria, tanah memiliki

    fungsi dan kedudukan yang sangat

    strategis, baik secara sosial, ekonomi

    maupun politik. Karena nilai

    strategisnya itu pulalah tanah menjadi

    contested resources yang potensial

    melahirkan konflik/sengketa, baik

    antara rakyat dengan rakyat; rakyat

    dengan perusahaan; rakyat dengan

    pemerintah; maupun antarketiganya,

    atau antarsiapa pun yang

    berkepentingan terhadap sumber agraria

    tanah. Oleh sebab itu, faktor penyebab

    utama timbulnya konflik/sengketa tanah

    dalam konteks pembangunan

    sesungguhnya bukan semata-mata

    terletak pada persoalan teknis-

    administratif pertanahan, seperti adanya

    kekacauan dalam pengelolaan dan

    mekanisme pengaturan administrasi

    pertanahan, ketidaklayakan dalam soal

    ganti rugi dalam pengambilalihan tanah

    dan sebagainya. Meskipun dalam

    beberapa kasus masalah seperti itu

    memang terjadi, tetapi bukanlah sumber

    utama penyebab timbulnya

    konflik/sengketa tanah yang sifatnya

    mendasar dan signifikan mempengaruhi

    baik buruknya kondisi kehidupan

    rakyat.

    Masalah tersebut hanyalah satu

    dari sekian banyak turunan masalah

    pertanahan yang berakar dari: (1)

    pilihan paradigma pembangunan yang

    tidak selaras dengan kepentingan

    sebagian besar rakyat Indonesia. (2)

    Adanya perbedaan

    pemaknaan/perlakuan dan kepentingan

    atas tanah yang secara diametral

    bertolak belakang. Di satu pihak tanah

    dimaknai sebagai aset ekonomi yang

    memiliki fungsi sosial; sementara di

    pihak lain dimaknai semata-mata

    sebagai barang komoditi dan modal

    untuk mencetak nilai lebih. (3) Adanya

    benturan kepentingan semacam itu

    semakin diperparah oleh absennya tata

    aturan yang jelas, tegas, tidak

    kontradiktif, komprehensif, dan sesuai

    dengan kepentingan sebagian besar

    Perpustakaan UPN "Veteran" Jakarta

  • 5/21/2018 Pengaruh Reforma Agraria Dunia terhadap Reforma Agraria di Indonesia - slidep...

    http:///reader/full/pengaruh-reforma-agraria-dunia-terhadap-reforma-agraria-di-

    p

    46

    rakyat tentang bagaimana benda yang

    disebut tanah itu dikuasai, dimiliki,

    digunakan, dikelola dan dimanfaatkan.

    Ketiadaan tata aturan itu pulalah yang

    telah memberi ruang kebebasan bagi

    setiap prinsip siapa kuat dia dapat

    untuk menguasai dan memperlakukan

    tanah tanpa memperhatikan hajat hidup

    orang banyak. Akibatnya, hanya

    mereka yang memiliki kekuasaan

    ekonomi-politik besarlah yang memiliki

    akses dan kontrol atas tanah secara

    leluasa. Sebaliknya, rakyat kecil yang

    miskin kuasa ekonomi dan politik

    menjadi tersingkirkan.

    Kedua, berkenaan dengan

    kebutuhan tanah untuk pembangunan,

    penulis sepakat, bahwa pembangunan

    menuntut ketersediaan tanah yang terus

    bertambah. Pertambahan itu terjadi

    seiring dengan bertambahnya jumlah

    penduduk, serta meningkatnya

    kebutuhan akan sarana dan prasarana

    umum. Itu artinya, harus ada sekian

    banyak tanah yang harus diambil dan

    digunakan untuk memenuhi kebutuhan

    itu. Namun, satu hal yang kiranya

    penting untuk dicatat, bahwa upaya

    untuk merespon perubahan tersebut

    harus senantiasa disesuaikan dengan

    kondisi obyektif dilihat dari aspek

    manusia maupun alam yang ada.

    Artinya, apakah penggunaan tanah itu

    benar-benar untuk memenuhi

    kepentingan sebagian besar rakyat atau

    tidak; bagaimana dampaknya terhadap

    lingkungan; dan seterusnya? Di atas itu,

    agar pembangunan bisa dilaksanakan

    tanpa merugikan rakyat banyak di satu

    pihak; dan tidak mendapat rintangan

    yang berarti di lain pihak, maka

    sebelum pengambilalihan tanah untuk

    pembangunan dijalankan, terlebih

    dahulu harus ada upaya holistik dan

    komprehensif untuk: (1) merumuskan

    strategi pembangunan yang secara

    paradigmatis/filosofis berpijak pada

    kepentingan sebagian besar rakyat

    rakyat Indonesia; dan (2) melakukan

    pembaruan agraria penataan atas

    penguasan, pemilikan, penggunaan,

    pengelolaan dan pemanfaatan tanah.

    Jika kedua upaya tersebut tidak

    dilaksanakan, maka persoalan

    ketimpangan dan konflik/sengketa

    tanah bisa dipastikan akan terus terjadi

    dan tetap menjadi karib persoalan

    bangsa dan rakyat kita.

    Melihat perkembangan

    program landreform di Indonesia yang

    ternyata dapat

    dikatakan sama sekali macet dalam

    pelaksanaannya, Indonesia nampaknya

    kurang

    dapat belajar dari sejarah pembaharuan

    agraria, terutama landreform yang

    dilakukan

    oleh negara-negara lain didunia guna

    mendukung pelaksanaan landreform di

    Perpustakaan UPN "Veteran" Jakarta

  • 5/21/2018 Pengaruh Reforma Agraria Dunia terhadap Reforma Agraria di Indonesia - slidep...

    http:///reader/full/pengaruh-reforma-agraria-dunia-terhadap-reforma-agraria-di-

    p

    47

    Indonesia, hal ini terutama disebabkan

    oleh kurangnya kemauan politik

    pemerintah

    serta kebijakan pembangunan yang

    lebih mengarah pada upaya mengejar

    pertumbuhan tanpa memperhatikan

    pemerataan ekonomi, akibatnya

    dirasakan oleh

    rakyat terutama yang tidak memiliki

    tanah yang semakin terpuruk pada

    kemiskinan.

    B. Saran

    Disini pemerintah harus bekerja

    keras dengan memaksimalkan segala

    perundang-undang yang mendukung

    agrarian reform kejalan yang lebih baik

    lagi denagn membangun politi

    pertanahan yang mengangkat derajat

    rakyat miskin dimana peruntukan tanah

    ditujukan kepada kesejahteraan rakyat.

    DAFTAR PUSTAKA

    Anonim, 13 Mei 2002, Pengalaman dan

    Hikmah Sejarah UUPA,

    kompas Cyber.

    A.P.Perlindungan, 1980, Komentar

    Atas Undang-Undang Pokok

    Agraria, alumni Bandung,

    Bonnei Setiawan, 1997, Reformasi

    Agraria, Perubahan Politik,

    dan Agenda Pembaharuan

    Agraria di Indonesia,

    Konsorsium Pembaruan

    Agraria dan lembaga Penerbit

    FEUI,Jakarta.

    Erman Rejagukguk, 1985, landreform :

    Suatu Tinjauan kebelakang

    dari pandangan kedepan,

    Majalah Hukum dan

    Pembangunan No.4 Tahun

    XV, FHUI, Jakarta.

    Gunawan Wiradi, 2000, Reforma

    Agraria Perjalanan Yang

    Belum Berakhir, Lapera

    Pustaka Utama, Yogyakarta.

    Maria W. Soemarjono, 2001, tanah dari

    rakyat, Oleh Rakyat dan

    Untuk rakyat, Media

    Transparansi Indonesia

    Cyber.

    Sudarga Gautama, 1990, Tafsiran

    Undang-Undang Pokok

    Agraria, PT.Citra Aditya

    Bakti, Bandung.

    Aminuddin Salle,2007, Hukum

    Pengadaan Tanah untuk

    Kepentingan Umum, Kreasi

    Total Media, Makassar.

    Syaiful Azam, 2003, Eksistensi Hukum

    Tanah Dalam Mewujudkan

    Tertib Hukum Agraria,,

    Universitas Sumatera Utara,

    Medan.

    Hasan Wargakususma, 1992, Hukum

    Agraria I, PT Garamedia

    Pustaka, Jakarta.

    Perpustakaan UPN "Veteran" Jakarta

  • 5/21/2018 Pengaruh Reforma Agraria Dunia terhadap Reforma Agraria di Indonesia - slidep...

    http:///reader/full/pengaruh-reforma-agraria-dunia-terhadap-reforma-agraria-di-

    p

    48

    Maria, Sumardjono, 2001, Kebijakan

    Pertanahan antara Regulasi

    dan Implementasi, Jakarta.

    Munir, 2002, Perebutan Kuasa Tanah,

    Lappera Pustaka Utama,

    Jakarta

    Undang-Undang Republik Indonesia

    Nomor 5 Tahun 1960 Tentang

    Peraturan Dasar Pokok-Pokok

    Agraria.

    Gunawan Wiradi, 2002a. Tantangan

    Gerakan Pembaruan Agraria

    Posta Tap MPR No.

    IX/2001, makalah dalam

    Munas III KPA di Garut, 23

    April 2002.

    Gunawan Wiradi , 2002b, Pembaruan

    Agraria Anak Kandung Konflik

    Agraria, Konflik Agraria Anak

    Kandung Pembaruan Agraria,

    makalah yang disampaikan

    dalam Seminar Nasional

    Pembaruan Agraria,

    diselenggarakan oleh Sekolah

    Tinggi Pertanahan Nasional

    (STPN), Badan Pertanahan

    Nasional (BPN), di Yogyakarta,

    tanggal 16 Juli 2002.

    Wiradi, Gunawan, 2001. Masalah

    Pembaruan Agraria: Dampak

    Land Reform tehadap

    Perekonomian Negara,

    Makalah dalam diskusi

    peringatan Satu Abad Bung

    Karno di Bogor, tanggal 4 Mei

    2001

    Mochamad Tauchid, 1952. Masalah

    Agraria: Sebagai Masalah

    Penghidupan dan Kemakmuran

    Rakyat Indonesia, Jakarta:

    Tjakrawala.

    M.P Sediono Tjondronegoro, M.P.,

    1999. Sosiologi Agraria:

    Kumpulan Tulisan Terpilih,

    Bandung: Akatiga.

    Lexy J. Moleong, 1990, Metode

    Penelitian Kualitatif, Remaja

    Rosdakarya,Bandung.

    Maria, Sumardjono, 2001, Kebijakan

    Pertanahan antara Regulasi

    dan Implementasi, Jakarta.

    Mertokusumo., Sudikno, 1985, Hukum

    Acara Perdata Indonesia,

    Liberty ,Yogayakarta

    -------------, 2005, Mengenal Hukum

    Sebagai Suatu

    Pengantar,Liberty,Yogyakarta

    Munir, 2002, Perebutan Kuasa Tanah,

    Lappera Pustaka Utama,

    Jakarta

    Perangin., Effendi, 1991, Hukum

    Agraria Indonesia (Suatu

    Telaah dari Sudut Pandang

    Praktisi Hukum, CV

    Rajawali,Jakarta.

    Prodojodikoro., Wirjono, 1961,

    Rancangan Undang-Undang

    Hukum Perjanjian Hukum

    dan Masyarakat, Kongres I

    Perpustakaan UPN "Veteran" Jakarta

  • 5/21/2018 Pengaruh Reforma Agraria Dunia terhadap Reforma Agraria di Indonesia - slidep...

    http:///reader/full/pengaruh-reforma-agraria-dunia-terhadap-reforma-agraria-di-

    p

    49

    -----------, Asas-Asas Hukum

    Perjanjian, Sumber Bandung,

    Jakarta

    Rahardjo., Seotjipto, 1998, Penyusunan

    Undang-Undang yang

    Demokratis Suatu Kajian

    Sosiologis, Undip, Semarang.

    Salle., Aminuddin ,2007, Hukum

    Pengadaan Tanah untuk

    Kepentingan Umum, Kreasi

    Total Media, Makassar.

    Satrio, J, 1992, Hukum Perjanjian, PT.

    Cipta Aditia, Bandung.

    Soepomo, 1994, Bab-bab tentang

    Hukum Adat, PT Pradya

    Paramita, Jakarta.

    Sihombing, 2005, Hukum Tanah

    Indonesia, Gunung Agung,

    Jakarta.

    Subekti, 1965, Kumpulan Putusan

    Mahkamah Agung mengenai

    Hukum Adat, Gunung Agung,

    Jakarta

    -----------, 1999, Hukum Pembuktian,

    Pradya Paramita, Jakarta

    ----------, 1995, Aneka Perjanjian, PT

    Aditya Bakti, Bandung

    ----------, 2001, Hukum Perjanjian,

    Intermasa, Jakarta.

    Sumardjono., Maria, 1997, Pedoman

    Pembuatan Usulan Penelitian

    SebuahPanduan Dasar,

    Gramedia Pustaka Umum,

    Jakarta..

    Sutanto.,Retnowulan, 2002, Hukum

    Acara Perdata Dalam Teori

    dan Praktek, Mandar Maju,

    Bandung.

    Supardi, 1993, Metodologi Penelitian

    Bisnis, Seria 1, BPFE VII

    UGM, Yogyakarta.

    Soekamto., Soerjono, 1986, Pengantar

    Penelitian Hukum, UI Press,

    Cet Ketiga.

    ----------, 2002,Hukum Adat Indonesia,

    PT Raja Grafindo Persada,

    Jakarta.

    Soegiyono, 2000, Metode Penelitian

    Suatu Pendekatan, Ghalia

    Indonesia,Jakarta.

    Hanintijo, S., R., 1992, Metode

    Penelitian Hukum, Ghalia

    Indonesia, Jakarta.

    ----------, 1990, Metode Penelitian

    Hukum dan Jurimetri, Ghalia

    Indonesia, Jakarta.

    Wahid., Muchtar, 2008, Memaknai

    Kepastian Hukum Hak Milik

    atas Tanah,

    Republika, Jakarta.

    Wignidjodipoero., Soerojo, 1993,

    Pengantar dan Asas-asas

    Hukum Adat, CV Haji

    Masagung, Jakarta

    Perpustakaan UPN "Veteran" Jakarta

  • 5/21/2018 Pengaruh Reforma Agraria Dunia terhadap Reforma Agraria di Indonesia - slidep...

    http:///reader/full/pengaruh-reforma-agraria-dunia-terhadap-reforma-agraria-di-

    p

    50

    B. Peraturan Perundang-Undangan

    Kitab Undang-Undang Hukum

    Perdata Instruksi Presiden (Inpres)

    Nomor 1 tahun 1991 tentang

    Kompilasi Hukum Islam.

    Undang-Undang Republik

    Indonesia Nomor 5 Tahun 1960

    Tentang Peraturan Dasar Pokok-

    Pokok Agraria.

    Undang-Undang Republik

    Indonesia Nomor 1 Tahun 1974

    Tentang Perkawinan

    Undang-Undang Perkawinan dan

    Kompilasi Hukum Islam, 2007,

    Pustaka

    Yuastisa, Yogyakarta.

    Undang-undang No.4 Tahun 1996

    tentang Hak Tanggungan atas

    Tanah beserta Benda-Benda yang

    Berkaitan dengan Tanah.

    Peraturan Pemerintah No. 10 tahun

    1961 tentang Pendaftaran Tanah.

    Peraturan Pemerintah No.37 Tahun

    1997 tentang Peraturan Jabatan

    Pembuat Akta Tanah

    Peraturan Pemerintah N0.24 Tahun

    1997 tentang Pendaftaran Tanah

    C. Kamus dan Lain-lain

    Echols, John., M dan Shadily Hasan,

    1997, Kamus Inggris

    Indonesia, An English

    Dictonery, Penerbit Pt

    Gramedia, Jakarta.

    Sudarsono, 1992, Kamus Hukum, PT

    Rineka Cipta, Jakarta.

    Keputusan Pengadilan Negeri

    Semarang dengan Perkara

    No.95/Pd.t/G/PNSMGcinta

    rasa keadilan rakyat dan

    jelmaan dari cit-cita dan

    tujuan nasional.1

    Perpustakaan UPN "Veteran" Jakarta