problem dan solusi itk di bidang agroindustri
TRANSCRIPT
-
7/31/2019 Problem Dan Solusi Itk Di Bidang Agroindustri
1/8
INSTRUMENTASI DAN TEKNIK KENDALI
PROBLEM DAN SOLUSI ITK DI BIDANG AGROINDUSTRI
Disusun Oleh:
Nama: Susilo Hary Yunanto
NIM : 10/300719/TP/09864
JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2012
PROBLEM DAN SOLUSI ITK DI BIDANG AGROINDUSTRI
-
7/31/2019 Problem Dan Solusi Itk Di Bidang Agroindustri
2/8
Problem yang diberikan sebagai contoh terkait dengan proses penyimpanan pasca
panen hasil pertanian secara konvensional yang perlu solusi untuk dikendalikan guna
mempertahankan umur simpan pasca panen hasil Pertanian menggunakan Pendekatan Sistem
Pengendalian Cerdas (Intelligent Controlling System)
Problem dalam bidang Produk Agroindustri yang memerlukan Solusi analog dengan contohyang diberikan.
Produksi Tanaman dan Makanan dengan Menggunakan Hidroponik
- Sederhana hingga Otomatis -
1. Pendahuluan
Kecenderungan konsumen dalam memilih hasil produksi tanaman dan makanan di
kota-kota besar Indonesia adalah mencari produk dengan nilai tambah terhadap manfaat
kesehatan, berpenampilan menarik, dan dengan harga yang rasional. Produk-produk tersebut
sebagian besar dapat terpenuhi oleh produk hidroponik. Dalam tulisan ini akan dijelaskan
tentang cara memproduksi tanaman makanan dan non-makanan (seperti bunga atau yangdikenal dengan ornamental plants) dengan metode hidroponik, secara sederhana hingga
otomatis.
Beberapa kelebihan sistem hidroponik dibanding dengan media tanah adalah kebersihan
lebih mudah terjaga, tidak memerlukan pengelolaan tanah, penggunaan pupuk dan air lebih
efisien, tidak tergantung musim, tingkat produktivitas dan kualitas cukup tinggi dan seragam,
tanaman dapat dikontrol dengan baik, dapat diusahakan di tempat yang tidak terlalu luas
ataupun dipergunakan sebagai bisnis dengan luasan yang cukup, dapat mengurangi jumlah
tenaga kerja, kenyamanan kerja dapat ditingkatkan secara ergonomis, dan diferensiasi produk
dapat dilakukan.
2. Dasar-dasar Teknologi Hidroponik
Dalam upaya memproduksi tanaman atau makanan secara hidroponik, diperlukan
beberapa peralatan dasar agar tanaman dapat tumbuh dengan baik seperti daerah perakaran
harus memperoleh cukup udara, air dan unsur hara/nutrisi, sehingga dapat menghasilkan
tanaman dan makanan yang berkualitas.
Peralatan dasar yang diperlukan untuk memenuhi kriteria tersebut di atas adalah :
Tempat tumbuh tanaman, seperti bak atau kolam penampung, pot, dan bedengan.
Diusahakan agar tempat tumbuh tanaman dijaga kebersihannya secara berkala dengan
membersihkan dan menghilangkan tumbuhan atau tanaman lain yang tidak diinginkan
(terutama dalam bedengan atau kolam penampung).
AeratorAlat ini dipakai untuk tercukupinya oksigen untuk pertukaran udara dalam daerah
perakaran. Kekurangan oksigen akan mengganggu penyerapan air dan nutrisi oleh akar dan
respirasi.
Larutan Nutrisi
Larutan nutrisi sebagai sumber pasokan air dan mineral nutrisi merupakan faktor
penting untuk pertumbuhan dan kualitas hasil tanaman hidroponik, sehingga harus tepat dari
segi jumlah, komposisi ion nutrisi dan suhu. Unsur hara ini dibagi dua, yaitu unsur makro (C,
H, O, N, P, S, K, Ca, dan Mg) dan mikro ( B, Cl, Cu, Fe, Mn, Mo, dan Zn). Pada umumnya
kualitas larutan nutrisi ini diketahui dengan mengukur electrical conductivity (EC) larutan
tersebut. Semakin tinggi konsentrasi larutan semakin tinggi arus listrik yang dihantarkan
(karena pekatnya kandungan garam dan akumulasi ion mempengaruhi kemampuan untukmenghantarkan listrik larutan nutrisi tersebut). Larutan nutrisi dapat dibuat sendiri dengan
-
7/31/2019 Problem Dan Solusi Itk Di Bidang Agroindustri
3/8
melarutkan pupuk yang diramu khusus untuk tanaman hidroponik atau membeli pupuk
hidroponik secara komersial.
Larutan nutrisi juga dapat dipertahankan dan dikontrol sesuai dengan kebutuhan
tanaman dengan tujuan untuk mendapatkan hasil yang diinginkan. Hal ini mendasari adanya
sistem kontrol secara sederhana maupun otomatis pada larutan nutrisi. Selain EC dan
konsentrasi larutan nutrisi, suhu dan pH merupakan komponen yang sering dikontrol untukdipertahankan pada tingkat tertentu untuk optimalisasi tanaman. Suhu dan pH larutan nutrisi
dikontrol dengan tujuan agar perubahan yang terjadi oleh penyerapan air dan ion nutrisi
tanaman (terutama dalam hidroponik dengan sistem yang tertutup) dapat dipertahankan. Suhu
yang terlalu rendah dan terlalu tinggi pada larutan nutrisi dapat menyebabkan berkurangnya
penyerapan air dan ion nutrisi, untuk tanaman sayuran suhu optimal antara 5-15oC dan tanaman
buah antara 15-25oC. Beberapa tanaman sayuran dan buah dipertahankan mempunyai tingkat
pH dan EC tertentu yang optimal.
3. Tipe Aplikasi Hidroponik
Secara umum tipe aplikasi hidroponik dapat dibedakan menjadi 3 jenis : Pot culture
system, Floating Hidroponic System (FHS) danNutrient Film Technique (NFT) System. Pot Culture System.
Kalo kita menanam tanaman di dalam rumah menggunakan tempat plastik atau gelas
dengan air sebagai media maka ini dapat dikatakan sebagai pot culture system yang sederhana.
Namun, sesuai dengan kebutuhan tanaman agar tumbuh dengan baik maka harus diperhatikan
ketentuan-ketentuan dasar seperti aerasi dan larutan nutrisi dalam pot atau tabung dengan
media air ini. Untuk aerasi dapat digunakan pompa udara untuk akuarium (kalau ukuran pot
atau tabungnya tidak terlalu besar). Selain dua hal tersebut perlu juga diperhatikan suhu larutan
nutrisinya, untuk ini dapat digunakan pendingin atau pemanas buatan yang dapat dikendalikan.
Pada gambar 1, ditunjukkan pot culture system yang ditumbuhkan dalam ruang tumbuh
(growth chamber) dengan penerangan buatan (artificial lighting) dengan suhu ruangan yang
terkontrol, kemudian berkurangnya larutan nutrisi oleh transpirasi dan penyerapan oleh
tanaman dapat diketahui dari potometer dan suhu daerah perakaran dapat dikontrol
menggunakan pengatur suhu dengan pendingin dan pemanas pada bak air.
Untuk otomatisasi, berkurangnya larutan nutrisi oleh transpirasi dan penyerapan
tanaman dapat juga dideteksi menggunakan timbangan otomatis yang dapat diletakkan dibawah
pot dan bias dihubungkan dengan komputer. Kemudian bisa juga ditambahkan tangki larutan
nutrisi dan dihubungkan dengan pipa atau selang kecil untuk penambahan otomatis.
Konsentrasi larutan nutrisi dapat juga diukur dengan menambahkan sensor ion, pH atau EC
dalam larutan nutrisi.
-
7/31/2019 Problem Dan Solusi Itk Di Bidang Agroindustri
4/8
Gambar 1. Hidroponik dengan pot (pot culture system) dalamgrowth chamberdengan
pengontrol suhu dan level air (potometer).
3.2. Floating Hidroponics System (FHS)
Floating hidroponic system (FHS) merupakan suatu budidaya tanaman (khususnya
sayuran) dengan cara menanamkan /menancapkan tanaman pada lubang styrofoam yang
mengapung diatas permukaaan larutan nutrisi dalam suatu bak penampung atau kolam sehingga
akar tanaman terapung atau terendam dalam larutan nutrisi. Metode ini dikembangkan pertama
kali oleh Jensen (1980) di Arizona dan Massantini (1976) di Italia.
Pada sistem ini larutan nutrisi tidak disirkulasikan, namun dibiarkan pada bak
penampung dan dapat digunakan lagi dengan cara mengontrol kepekatan larutan dalam jangkawaktu tertentu. Hal ini perlu dilakukan karena dalam jangka yang cukup lama akan terjadi
pengkristalan dan pengendapan pupuk cair dalam dasar kolam yang dapat mengganggu
pertumbuhan tanaman. Sistem ini mempunyai beberapa karakteristik seperti terisolasinya
lingkungan perakaran yang mengakibatkan fluktuasi suhu larutan nutrisi lebih rendah, dapat
digunakan untuk daerah yang sumber energi listriknya terbatas karena energi yang dibutuhkan
tidak terlalu tergantung pada energi listrik (mungkin hanya untuk mengalirkan larutan nutrisi
dan pengadukan larutan nutrisi saja).
Pada Gambar 2 di bawah ditunjukkan pemakaian system FHS pada tanaman daun bawang
dalam greenhouse. Tanaman ditancapkan pada lubang dalam styrofoam dengan bantuan busa
(agar tanaman tetap tegak) serta ditambahkan penyangga tanaman dengan tali. Lapisan
styrofom digunakan sebagai penjepit, isolator panas dan untuk mempertahankan tanaman agar
tetap terapung dalam larutan nutrisi. Agar pemakaian lapisan styrofoam tahan lama biasanya
dilapisi oleh plastik mulsa. Dalam gambar juga ditunjukkan adanya bak larutan nutrisi dengan
penyangganya, biasanya bak penampung ini mempunyai kedalaman antara 10-20 cm dengan
kedalaman larutan nutrisi antara 6-10 cm. Hal ini ditujukan agar oksigen dalam udara masih
terdapat di bawah permukaan styrofoam. Untuk otomatisasi dalam FHS tidak berbeda jauh
dengan cara untukpot culture system.
-
7/31/2019 Problem Dan Solusi Itk Di Bidang Agroindustri
5/8
Gambar 2. Floating Hidroponic System (FHS) pada tanaman daun bawang dalam greenhouse
di Kochi University (dari Hidaka, 2006, personal komunikasi).
3.3. Nutrient Film Technique (NFT)
Nutrient film technique (NFT) merupakan salah satu tipe spesial dalam hidroponik yang
dikembangkan pertama kali oleh Dr. A.J Cooper di Glasshouse Crops Research Institute,
Littlehampton, Inggris pada akhir tahun 1960-an dan berkembang pada awal 1970-an secara
komersial. Konsep dasar NFT ini adalah suatu metode budidaya tanaman dengan akar tanaman
tumbuh pada lapisan nutrisi yang dangkal dan tersirkulasi sehingga tanaman dapat memperoleh
cukup air, nutrisi dan oksigen. Tanaman tumbuh dalam lapisan polyethylene dengan akartanaman terendam dalam air yang berisi larutan nutrisi yang disirkulasikan secara terus
menerus dengan pompa. Daerah perakaran dalam larutan nutrisi dapat berkembang dan tumbuh
dalam larutan nutrisi yang dangkal sehingga bagian atas akar tanaman berada di permukaan
antara larutan nutrisi dan styrofoam, adanya bagian akar dalam udara ini memungkinkan
oksigen masih bisa terpenuhi dan mencukupi untuk pertumbuhan secara normal. Beberapa
keuntungan pemakaian NFT antara lain : dapat memudahkan pengendalian daerah perakaran
tanaman, kebutuhan air dapat terpenuhi dengan baik dan mudah, keseragaman nutrisi dan
tingkat konsentrasi larutan nutrisi yang dibutuhkan oleh tanaman dapat disesuaikan dengan
umur dan jenis tanaman, tanaman dapat diusahakan beberapa kali dengan periode tanam yang
pendek, sangat baik untuk pelaksanaan penelitian dan eksperimen dengan variabel yang dapat
terkontrol dan memungkinkan untuk meningkatkan produktivitas tanaman dengan highplanting density. Namun NFT mempunyai beberapa kelemahan seperti investasi dan biaya
perawatan yang mahal, sangat tergantung terhadap energi listrik dan penyakit yang menjangkiti
tanaman akan dengan cepat menular ke tanaman lain.
Pada sistem NFT, kebutuhan dasar yang harus terpenuhi adalah : Bed(talang), tangki
penampung dan pompa.BedNFT di beberapa negara maju sudah diproduksi secara massal dan
disediakan oleh beberapa perusahaan suppliergreenhouse dan pertanian, di Jepang terbuat dari
styrofoam, namun di Indonesia belum diproduksi sehingga banyak petani Indonesia memakai
talang rumah tangga (lebar 13-17 cm dan panjang 4 meter). Tangki penampung dapat
memanfaatkan tempat atau tandon air. Pompa berfungsi untuk mengalirkan larutan nutrisi dari
tangki penampung ke bed NFT dengan bantuan jaringan atau selang distribusi. Beberapa hal
yang perlu diperhatikan dalam NFT adalah : kemiringan talang (1-5%) untuk pengaliran larutan
-
7/31/2019 Problem Dan Solusi Itk Di Bidang Agroindustri
6/8
nutrisi, kecepatan aliran masuk tidak boleh terlalu cepat (dapat diatur oleh pembukaan kran
berkisar 0.3-0.75 L/menit) dan lebar talang yang memadai untuk menghindari terbendungnya
larutan nutrisi.
Dalam gambar dibawah ditunjukkan NFT system dengan tanaman tomat menggunakan
suhu, aliran dan jumlah air (larutan nutrisi) yang terkontrol dengan komputer.
Gambar 3. NFT system dengan suhu, aliran dan level air yang terkontrol oleh komputer pada
tanaman tomat di dalam greenhouse (dari Affan, 2004).
4. Otomasi Hidroponik
Proses pengontrolan dalam hidroponik merupakan proses yang dilakukan secara
kontinyu, dalam jangka waktu yang panjang dan memerlukan akurasi pengontrolan yang tinggi
(apalagi kalau variabel yang dikontrol cukup banyak). Untuk itu perlu dilakukan pengontrolan
otomatik agar tidak terjadi permasalahan seperti pada pengontrolan secara manual antara lain :
kelelahan, subyektifitas, kejemuan, ketidakseragaman dan ketidaktelitian manusia. Pada
kontrol otomatik ini, tahapan kontrol seperti mengukur, membandingkan, menghitung dan
mengoreksi dilakukan oleh instrumen secara berulang. Dengan kontrol otomatik dapat dicapai
tujuan kelancaran operasi, pengendalian keamanan dan mutu produk [11]. Secara umum
pengontrolan yang dilakukan dalam hidroponik dapat dilakukan untuk mengontrol : air(penjadwalan, sirkulasi dan distribusi), larutan nutrisi (kandungan konsentrasi nutrisi, pH, suhu,
EC dan oksigen) dan juga faktor ekternal seperti lingkungan dalam greenhouse.
Pengontrolan air dapat dilakukan dengan mudah dengan menggunakan aksi kontrol on-
off(seperti yang diterapkan dalam gambar 3 untuk sistem NFT). Untuk pengontrolan larutan
nutrisi diperlukan sensor-sensor yang akan membaca kandungan larutan nutrisi (sensor ion),
sensor pH, sensor suhu dan sensor oksigen (DO sensor). Sebagai contoh yang dilakukan oleh
beberapa peneliti dalam mengontrol komposisi larutan nutrisi baik dengan pendekatan
matematik maupun simulasi ataupun penerapan dalam sistem NFT. Untuk pengontrolan
konsentrasi larutan nutrisi secara otomatis diperlukan : dispensing technology; tangki
pencampur dan pompa pengukur; sensor untuk mengukur konsentrasi larutan nutrisi (per ion
nutrisi atau menggunakan ISFET (ion selective field effect transistor), EC dan pH; software
computeruntuk mengukur, mengontrol dan komunikasi termasuk model dan algoritma untuk
menentukan set point dan kebutuhan air dan nutrisi.
Adanya kemajuan teknologi sensor, komputer dan elektronika memungkinkan adanya
adaptasi wireless teknologi untuk mengendalikan hidroponik secara lebih komprehensif,
terutama untuk mengendalikan faktor eksternal lingkungan dalam greenhouse serta
pengendalian air dan larutan nutrisi.
Sumber : Inovasi Online, Majalah Inovasi, PPI Jepang (Ditulis oleh M.Affan Fajar Falah)
Alasan pentingnya dipergunakan Sistem Pengendalian dalam Solusi tersebut!
Kurang optimalnya proses penyimpanan dengan cara konvensional
-
7/31/2019 Problem Dan Solusi Itk Di Bidang Agroindustri
7/8
Tidak adanya teknologi lanjutan untuk penanganan buah-buahan selama proses
penyimpanan
Selama proses penyimpanan buah-buahan harus memiliki ketahanan terhadap
penampilannya, warnanya, serta tidak memiliki kerusakan (kecacatan)
Waktu untuk penanganan bahan sangat singkat setelah pemanenan
Bahan cepat mengalami perubahan
Sistem pengendalian merupakan sebuah sistem yang mengendalikan sebuah proses
untuk mencapai tujuan sistem itu. Sistem punya tujuan yang hendak dicapainya baik itu
dilakukan secara otomatis (sistem itu sendiri yang pegang kendali aksi) atau secara manual
(manusia sebagai pemegang kendali aksi). Penggunaan sistem ini di kehidupan sehari-hari
sangatlah bervariasi, mulai dari rumah tangga sampai industri.
Pada kehidupan rumah tangga, banyak contoh sistem kendali otomatis yang bisa
diambil, misalnya penggunaan setrika otomatis, mesin cuci otomatis, kran bak mandi otomatis
(yang pake pelampung), penggunaan sekering untuk membatasi arus listrik yang masuk ke
rumah, dan lain-lain. Di dunia industri tentu orang lebih mengerti, misalnya di pabrik-pabrik
perakitan, pabrik pengolahan, dan lain sebagainya. Pada dunia usaha juga ada sistem kontrol,
tetapi beda istilah saja, seperti TQM (total quality management), quality control, istilah PDCA
(Plan Do Check Action), dan lain-lain. Sedangkan sistem yang manual bisa kita lihat secara
sederhana pada aksi buka-tutup keran air oleh seorang manusia.
Pada dasarnya sistem kontrol otomatis itu terdiri dari sub-sistem seperti pengendali, aktuator,
feedback. Secara umum bisa digambarkan dengan diagram blok di bawah. Perbedaan dengan
sistem manual adalah tidak adanya elemen feedback.
Diagram Blok Sistem Kontrol
Set point adalah nilai dari variabel proses yang ingin dicapai oleh sistem. Pengendali
berperan sebagai otak dari sistem, yang melakukan koreksi atas aksi sistem apabila masih
ada error. Sedangkan aktuator merupakan tangan dari pengendali yang melakukan semua aksi
yang telah ditentukan oleh pengendali. Variabel proses merupakan sesuatu yang dikendalikan
oleh sistem dan dapat diukur. Pengukuran variabel proses ini dilakukan oleh blok feedback
yang akan memberikan hasil pengukuran untuk dibandingkan dengan set point danmemberikan nilai error. Error ini akan dipergunakan sebagai acuan perhitungan oleh
pengendali untuk menentukan aksi.
Saat ini sudah bermunculan metode pengendalian, mulai dari pengendali PID sampai ke
metode pengendalian yang canggih, seperti pengendalian berbasis model, jaringan syaraf
tiruan, logika fuzzy, genetis algoritma dan lain-lain.
Kelemahan Sistem Pengendalian yang dilakukan secara Konvensional sehingga diperlukan
solusi dengan Unit-Unit Peralatan Sistem Pengendalian yang mampu bekerja secara terprogram
(otomasi)
-
7/31/2019 Problem Dan Solusi Itk Di Bidang Agroindustri
8/8
Sulit untuk mengkonstuksikan model penyimpanan yang dinamis yang dapat
mengontrol proses tersebut dengan optimal menggunakan model yang konvensional.
Sistem Pengendalian yang dilakukan secara Konvensional membutuhkan biaya yang
lebih tinggi (high cost) dan lebih sulit
Kurang optimalnya proses penyimpanan dengan cara konvensional
Tidak adanya teknologi lanjutan untuk penanganan buah-buahan selama prosespenyimpanan
Dengan Sistem Pengendalian yang mampu bekerja secara terprogram (otomasi), proses
produksi dapat berjalan dengan lebih baik.