prob. sistem penanaman

20
PROBLEMATIKA REKAYASA BUDIDAYA TANAMAN “PENANAMAN DAN SISTEM PENANAMAN” Di Susun Oleh : Agus Arianto : 20110210 030

Upload: agus-arianto

Post on 02-Aug-2015

67 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Prob. Sistem Penanaman

PROBLEMATIKA REKAYASA BUDIDAYA TANAMAN “PENANAMAN DAN SISTEM PENANAMAN”

Di Susun Oleh :Agus Arianto

: 20110210030

FAKULTAS PERTANIAN

Page 2: Prob. Sistem Penanaman

Save Our Generation

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

©2012

I. PENDAHULUAN

a. Komoditas Jagung

Di indonesia, jagung merupakan bahan pangan penting sumber

karbohidrat kedua setelah beras. Di samping itu, jagung juga di gunakan

sebagai bahan pakan ternak dan bahan baku industri.

Agak berbeda dengan kedelai, dari aspek produksi sebenarnya

swasembada jagung telah terpenuhi, namun karena kontinuitas

kebutuhan tidak terpenuhi maka terpaksa dilakukan impor walaupun pada

saat tertentu dilakukan ekspor. Terjadinya ekspor impor pada tahun yang

sama disebabkan antara lain musim panen yang tidak merata sepanjang

tahun (Adisarwanto,dkk.2000)

Kebutuhan jagung nasional untuk pangan, pakan dan industri terus

meningkat setiap tahunnya. Pada tahun 2001 produksi jagung sekitar 9,2

juta ton, namun belum dapat memenuhi kebutuhan peternakan dan

industri pakan yang tumbuh pesat. Akibatnya impor bersih jagung,

meningkat sekitar 1,0-1,5% tiap tahunnya Di samping untuk memenuhi

kebutuhan dalam negeri, produksi jagung nasional juga berpeluang

memasok sebagian pangsa pasar dunia sekitar 80 juta ton/tahun, dengan

perluasan lahan dan intensifikasi produksi jagung nasional sehingga akan

memberikan dampak kepada peningkatan pendapatan petani dan

perekonomian masyarakat (Swastika et al. 2004).

b. Produktifitas jagung

Perkembangan kebutuhan yang jauh di atas kemampuan produksi

dalam negri maka upaya peningkatan produksi jagung tidak dapat di

tawar lagi. Kontribusi jagung dalam perekonomian Indonesia meningkat

pesat dalam kurun waktu 3 tahun (2000−2003), yakni meningkat dari

9,40 triliun pada tahun 2000 menjadi 18,20 triliun pada tahun 2003 atau

meningkat 95,65% (Badan Litbang Pertanian 2005).

1

Page 3: Prob. Sistem Penanaman

Save Our Generation

Kontribusi jagung dalam perekonomian Indonesia pada tahun 2009

mencapai 42,60 triliun (BPS 2009), belum termasuk nilai

brangkasan/biomassa apabila dikelola dengan baik. Kondisi ini

menunjukkan besarnya peran jagung dalam memacu pertumbuhan

subsektor tanaman pangan dan perekonomian nasional. Hal ini

menjadikan jagung sebagai komoditas pangan yang berpotensi menjadi

sumber lapangan kerja dan pendapatan petani setelah padi.

2

Page 4: Prob. Sistem Penanaman

Save Our Generation

II. PERMASALAHANa. Kasus yang dihadapi

Daerah kediri merupakan salah satu daerah pengembangan

jagung di Indonesia. Petani di daerah tersebut sudah melakukan

penyiapan bahan tanam, penyiapan lahan, penanaman dan pemeiharaan

seperti petani pada umumnya.

Penanaman jagung dilakukan dengan jarak tanam75 x 25 cm,

dengan 2 biji per lubang tanam. Meskipun demikian, petani merasa

produktifitas lahannya masih kurang optimal. Terkait dengan penanaman

dan sistem penanaman, bagaimana memberikan solusi terhadap masalah

tersebut ?

b. Analisis masalah

1. Penurunan produktifitas

Dalam upaya peningkatan produksi jagung, menghadapi

beberapa kendala. Kendala teknis yang secara umum sering kali terjadi

adalah penerapan komponen teknologi produksi yang belum sesuai sesuai

anjuran. Beberapa kasus yang sering terjadi di kalangan petani jagung di

antaranya yaitu : (Adisarwanto dkk, 2000)

- Jarak tanam yang di terapkan umumnya lebih rapat di

banding anjuran dan jumlah benih per lubang pun lebih

banyak

- Pengaturan jarak tanam pada pola tanam tumpang sari belum

tepat.

Hal – hal semacam itulah yang kemungkinan besar terjadi pada

petani jagung di Kediri, sehingga mereka merasa produktifitas dari usaha

tani mereka menurun

c. Kesesuaian penanaman dan pola tanam terhadap iklim

setempat

Walaupun jagung berasal dari daerah-daerah tropis, tetapi

karena banyak sekali tipe-tipe jagung dengan variasi sifat –sifat yang di

punyainya, maka jagung ini dapat menyebar luas di mana-mana dan

dapat hidup baik di berbagai iklim. Dengan perkataan lain jagung

3

Page 5: Prob. Sistem Penanaman

Save Our Generation

mempunyai daya adaptasi lebih tingi di banding dengan tanaman serealia

Lainya.

Pertanaman jagung yang luas adalah pada daerah-daerah

beriklim sedang dimana jagung di tanam pada waktu-waktu musim panas

dan di daerah-daerah beriklim subtropis dan tropis yang basah, di mana

sinar matahari dan air optimal untuk pertumbuhanya. Pada umumya

jagung dapat di tanam di semua berlahan kecuali pada daerah-daerah

yang terlalu dingin atu daerah-daerah yang musim pertumbuhannya

terlalu singkat. Jagung merupakan tanaman yang menghendaki keadaan

cuaca yang cukup panas bagi pertumbuhanya, dimana tanaman jagung

memerlukan panas yang lembab dan waktu tanam sampai pada periode

mengakhiri pertumbuhan . Sebagai konsekuensi dari letak geografis

indonesia diantara garis lintang disekitar khatulistiwa, maka iklim di

Indonesia adalah iklim tropis basah atau iklim musim (hujan dan

kemarau).

4

Page 6: Prob. Sistem Penanaman

Save Our Generation

III. PEMBAHASAN

a.Syarat Tumbuh Tanaman Jagung

Syarat iklim

* Tanaman jagung tumbuh di tanah tropic dan sub tropik

* Tanaman jagung dapat beradaptasi luas terhadap lingkungan tumbuh

* Ketinggian tempat antara 0-1300 m dpl

* Suhu udara 13 -38 derajat celcius

* Selama pertumbuhan, jagung membutuhkan suhu optimum 23-27

derajat celcius (suhu bukan masalah bagi perkembangan jagung)

* Curah hujan optimum adalah 100 mm-125 mm per bulan

* Untuk pertumbuhan dan produksi jagung memerlukan penyinaran

matahari penuh

Syarat tanah

Tanaman jagung membutuhkan tanah yang bertekstur lempung,

lempung berdebu, atau lempung berpasir dengan struktur tanah remah,

aerasi dan drainase baik, serta endap air. Keadaan tanah ini dapat

memacu pertumbuhan dan produksi jagung bila tanahnya subur, gembur

dan kaya bahan organik. Tanah yang kekurangan air dapat menimbulkan

penurunan produksi jagung hingga 15%.

Tanaman jagung tahan terhadap pH tanah 5,5 sedangkan pH tanah yang

paling baik adalah 6,8. Dari hasil penelitian bahwa reaksi tanah pH 6,8

dapat menimbulkan hasil yang tinggi. Pada tanah dengan pH 7,5 dan pH

tanah di bawah 5,7 pada jagung cendrung menurun.

Jenis tanah di Indonesia dengan jenis tanah podsolik merah kuning (PMK)

yang mempunyai pH tanah rata-rata rendah (masam) untuk penanaman

jagung perlu dilakukan pengapuran terlebih dahulu.

b.Produktifitas lahan

Produktifitas lahan di artikan sebagai kemampuan suatu lahan

untuk memberikan hasil. Pada lahan produksi, yang secara terus menerus

digunakan untuk menumbuhkan tanaman lambat laun akan semakin

menurun produktifitasnya, hal ini karena unsur hara yang terkandung di

5

Page 7: Prob. Sistem Penanaman

Save Our Generation

dalam tanah berkurang, berkurangnya unsur hara dalam tanah ini di

sebabkan oleh kebutuhan tanaman terhadap unsur hara, sementara unsur

hara yang telah di gunakan oleh tanaman tidak pernah kembali lagi ke

lahan tersebut. Itulah salah satu penyebab menurunnya produksi jagung

dari tahun ke tahun cenderung stagnan dan bahkan menurun. Dalam

hukum ekonomi ada hukum pertambahan yang hasilnya tidak lebih besar,

bahkan menurun, dan ternyata hukum atau konsep itu berlaku juga

kaitannya dengan produktifitas suatu komoditas pertanian tidak terkecuali

jagung. Walaupun pupuk yang di berikan sudah di tambahkan dosis dan

ukurannya, tenaga kerja juga di tambah, namun produksi jagung tetap

tidak berbanding lurus terhadap penambahan itu. Hal itu karena

produktifitas lahan yang semakin menurun, dimana unsur hara yang di

butuhkan tanaman tidak tersedia.Adapun cara-cara mempertahankan

produktivitas tanah meliputi:

Memperbaiki dan Mempertahankan Kondisi Fisik Tanah

Residu organik pada permukaan tanah berfungsi sebagai mulsa

yang dapat

melindungi tanah dari energi kinetik hujan, sehingga mencegah atau

mengurangi

pecahnya agregat, penyumbatan dan pemadatan tanah. Hasil penelitian

Lopez-Belido et

al. 1996 menunjukkan bahwa tanah yang diolah dalam, tanpa

meninggalkan sisa tanaman pada permukaan tanah bila setiap musim

tidak diolah lagi akan menjadi padat. Hal ini ditunjukkan dengan

rendahnya pori aerasi, yaitu 11,8 persen. Sebaliknya dengan pengolahan

tanah sekali saja dan diberi mulsa tanah tetap gembur. Hal ini disebabkan

pori aerasi tanah pada perlakuan tersebut setelah 8 bulan tidak diolah

masih cukup tinggi yaitu 15 - 17 persen, hampir sama dengan yang diolah

setiap tanam. Hasil yang sama juga didapat pada penelitian Kurnia

(1996), menunjukkan peran mulsa organik dapat mengurangi bobot isi

tanah, meningkatkan pori aerasi dan stabilitas agregat tanah

Mencegah Erosi Tanah

6

Page 8: Prob. Sistem Penanaman

Save Our Generation

Residu bahan organik pada permukaan tanah juga berfungsi

mengurangi aliran air permukaan tanah sehingga dapat menekan erosi

tanah. Hasil penelitian Janssen dan Hill (1994) semakin tinggi persentase

sisa tanaman yang menutupi permukaan tanah akan mengurangi aliran

air permukaan tanah sehingga dapat mencegah terjadi erosi tanah

Mempertahankan Kelembaban dan Menekan Fluktuasi Suhu

Tanah

Budidaya jagung pada lahan kering dengan intensitas curah hujan

rendah perlu

menekan terjadinya evaporasi air tanah menjaga kelembaban tanah.

Sistem penyiapan

lahan konservasi dapat meningkatkan jumlah air yang disimpan dalam

tanah. Hal ini

disebabkan residu organik pada permukaan tanah berperan sebagai

mulsa yang berfungsi mempertahankan kelembaban tanah, menurunkan

evaporasi air tanah dan meningkatakan infiltrasi air kedalam tanah. Hasil

penelitian Griffith et al.(1992) menunjukan evaporasi

Menjaga Kelangsungan Hidup Organisme dan Ketersediaan

C Dalam Tanah

Cara penyiapan lahan sangat mempengaruhi jumlah dan

biodiversifikasi organisme dalam tanah (Karg and Ryszkowski 1996;

Ryszkowski et al. 2002). Pada umummya pengolahan tanah intesif

mengancam keragaman organisme tanah. Hal ini disebabkan pengolahan

lahan dengan dibajak akan merusak lubang-lubang cacing dan juga

memungkinkan membunuh cacing selama proses pengolahan. Sedang

akan pada

pengolahan lahan konservasi justru menciptakan kondisi yang

mendukung keberlangsungan kehidupan organisme tanah (Brookfield

2001). Beberapa hasil penelitian menunjukan bahwa penempatan sisa-

sisa tanaman memperkuat pengaruh awal pada komposisi dari komunitas

perombak bahan organik dan jumlah cacing lebih besar dijumpai pada

ekosistem lahan tanpa olah tanah dibanding pada agroekosistem lahan

7

Page 9: Prob. Sistem Penanaman

Save Our Generation

dengan pengolahan tanah sempurna (Beare et al. 1997; Guggenberger et

al. 1999;

Hubbard et al. 1999). Selama 5 bulan pada lahan yang disiapkan secara

konservasi lebih kecil yaitu 41 mm dibanding penyiapan lahan

konvensional sebesar 187 mm

a. Pola tanam

Anjuran pola tanam jagung di dasarkan pada kondisi ikim lokasi

penanaman. Pola tanam jagung dapat berupa sistem tanam tunggal,

ganda atau tumpang sari. Untuk lahan kering beriklim basah di anjurkan

menggunakan pola tanam tumpang sari dengan padi gogo genjah dan ubi

kayu. Sementara untuk lahan kering beriklim kering dapat di terapkan

pola tanam jagung tumpang sari dengan kacang tanah atau kacang hijau.

Budi daya jagung umumnya dilakukan pada lahan kering dan lahan

sawah. Tipe lahan dibedakan menjadi lahan kering beriklim kering, lahan

kering beriklim basah, lahan tadah hujan, dan lahan sawah irigasi. Masing-

masing tipe lahan tersebut menggambarkan pola tanam jagung sesuai

denganketersediaan air yang mencirikan tipe lahannya.

Berdasarkan peluang kejadian hujan, pola tanam jagung umumnya

adalah:

Lahan kering beriklim kering : jagung – bera – bera

jagung – jagung – bera

Lahan kering beriklim basah : jagung – jagung – jagung

jagung – jagung – bera

Lahan tadah hujan : padi – bera – bera

padi – jagung – bera

Lahan sawah irigasi : padi– padi– jagung

padi – jagung – jagung

Pada lahan kering beriklim kering dataran rendah, pola tanam

jagungjagung-bera dapat diterapkan apabila terdapat jaminan tambahan

air irigasi melalui air tanah dangkal. Drainase lahan diperlukan untuk

mempercepat waktu tanam jagung setelah panen padi. Untuk pola tanam

padi-jagung jagungpada lahan sawah tadah hujan, selain drainase juga

8

Page 10: Prob. Sistem Penanaman

Save Our Generation

diperlukan tambahan irigasi dari sumber air tanah dangkal atau

airpermukaan (Prabowo et al. 1996).

1. Penanaman pada lahan kering

Dalam penanaman, ada beberapa hal yang perlu di perhatikan, di

antaranya yaitu: (Yustina.2000)

Waktu tanam

Budidaya jagung di lahan kering maksimum 2 kali setahun berkaitan

dengan ketersediaan air. Waktu paling tepat untuk penanaman adalah

awal musim hujan September—November dan awal kemarau Februari–

April.Jarak tanam tergantung varietas.Varietas berumur dalam ditanam

dengan jarak 100 x 40 cm sehingga populasi mencapai 50.000 tanaman

per ha. Yang berumur sedang cukup berjarak tanam 75 x 40 cm (66.000/

ha); genjah, 50 x 20 cm (100.000).Kondisi iklim mempengaruhi pola

tanam. Lahan penanaman kering beriklim basah, tumpang sari pilihan

terbaik. Yang harus dicermati dalam tumpang sari adalah pengaturan

waktu tanam, jarak tanam, dan jenis tanaman yang akan

ditumpangsarikan.Maksudnya, meminimalkan terjadi-nya persaingan hara

dan intensitas matahari. Komoditas yang dapat dipilih untuk tumpang sari

antara lain kacang tanah, kedelai, kacang hijau, atau ubi kayu.Di lahan

kering jagung dan padi gogo kerap ditumpangsarikan. Merekaditanam

bersamaan. Jarak tanam jagung 200 x 50 cm, padi gogo;40 x 10 cm.

Ketika jagung berumursebulan, sisipkan ubi kayu.

Umumnya usaha budi daya jagung di lahan kering maksimum hanya

di lakukan dua kali penanaman. Hal ini berkaitan terutama dengan

kebutuhan air pada awal pertumbuhan tanaman. Waktu tanam yang

umumnya dilakukan adalah awal musim hujan (labuhan) yaitu antara

September – Novemberdan awal musim kemarau (marengan) antara

Februari – April.

Jarak tanam dan populasi tanaman

Jarak tanam di terapkan dengan melihat varietas yang di gunakan.

Varietas yang berumur sedang jarak tanamnya akan berbeda dengan

varietas yang berumur dalam, begitu juga dengan varietas yang berumur

genjah jarak tanam dan populasinya pun akan berbeda.

9

Page 11: Prob. Sistem Penanaman

Save Our Generation

Varietas Jarak tanam (cm x

cm)

Populasi Tanaman

(pohon/ha

Berumur dalam 100 x 40-50 40.000-50.000

Berumur Sedang 75 x 40-50 53.000-66.000

Berumur genjah 50 x 20-25 80.000-100.000

Cara penanaman

Penanaman jagung diakukan dengan cara penugalan.Kedalaman

lubang tanam tergantung kelembaban tanah.Kedalaman lubang tanam

pada tanah lembab dapat sedalam 2,5 cm ,sedangkan pada tanah cukup

kering dapat sedalam 5 cm.

Jumlah benih untuk setiap lubang tanam dapat sebanyak 2-3 biji

untuk varietas non hibrida,sedangkan varietas hibrida dapat sebanyak 1

biji (kecuali benih hibrida varietas CPI-1,Pioneer,dan IPB-4 dapat sebanyak

2 biji/lubang tanam).

2. Penanaman di lahan sawah

Pola Tanam

Berdasarkan ketersediaan air, lahan sawah dibagi menjadi dua

kategori,yaitu sawah irigasi dan sawah tadah hujan.Pada kedua kategori

tersebut terdapat perbedaan pola tanam.Biasanya disawah irigasi

menggunakan pola tanam padi – padi - jagung dan tanaman lain(ubi kayu,

kedelai atau kacang hijau). Padi – jagung – jagung. Padi – padi -

jagung;serta padi-tanaman lain (kedelai,cabai,kacang hijau)-jagung.

Sementara di lahan sawah tadah hujan menggunakan pola tanamn padi-

jagung-tanaman lain(kacang hijau,kedelai,kacang tunggak);padi-tanaman

lain(kedelai,kacang hijau,kacang tunggak)-jagung;padi-j agung +

tanaman lain (kacang hijau,kacang tunggak,lombok);padi-jagung-

jagung;serta padi-jagung.

Waktu dan Cara Tanam

Waktu tanam jagung di lahan sawah disesuaikan dengan pola tanam

dan tipe sawah.Penanaman jagung di lahan sawah irigasi sebaiknya

dilakukan saat musim kemarau I (Maret/April).ketersediaan air pada

musim kemarau I ini masih cukup untuk menunjang pertumbuhan

optimal.Bila ditanam saat musim kemarau II (Juni/Juli),harus

10

Page 12: Prob. Sistem Penanaman

Save Our Generation

dipertimbangkan umur dan ketersediaan tambahan air irigasi.sementara

untuk penanaman di lahan sawah tadah hujan umumnya dilakukan

setelah panen padi,yaitu sekitar Maret/April.

Penanaman jagung di lahan di lahan sawah di lakukan dengan

sistem tugal. Penanaman pada jenis tanah ringan atau berat sebenarnya

tidak ada perbedaanya sehingga pemakaian bedengan atau tanpa

bedengan pun hasilnya tidak berbeda. Pada jenis tanah berat dan aerasi

jelek, penanaman yang di lakukan dengan mengikuti alur bajak

menyebabkan pertumbuhan tanaman kurang baik dan hasilnya menurun.

Selain sistem tugal, penanaman jagung pun dapat dengan sistem

persemain. Sistem ini hanya dapat di lakukan pada kondisi tanah

berdrainase jelek, yaitu setelah penanaman padi di Sawah tadah hujan

atau untuk menghindari masa kekeringan saat tanaman berbunga. Selain

itu, cara ini dapat mempercepat masa panen tanaman. Bibit boleh di

cabut bila sudah berumur sekitar 10-15 hari atau daunya sudah berjumlah

3-4 helai dan kepadatan tanaman untuk persemaian mencapai 400

tanaman/m2. Untuk satu hektar di perlukan luas pembibitan sekitar 125

m2. Sistem persemaian ini belum populer di tingkat petani. Selain itu,

pengembanagan sistem ini masih banyak hambatan sehingga masih

belum berkembang di indonesia.

11

Page 13: Prob. Sistem Penanaman

Save Our Generation

IV. SOLUSI

a. Produktifitas lahan

Lahan (dalam hal ini tanah) merupakan tempat tumbuhnya tanaman

dan sebagai penyedia unsur hara bagi tanaman. Namun meskipun

demikian, tanah juga dapat mengalami kejenuhan yang akibatnya akan

berkurang dalam menghasilkan hasil dari usaha tani.

Kebiasaan petani yang memperlakukan tanah layaknya mesin

produksi sudah menjadi hal yang umum di kalangan petani, oleh sebab itu

perlu adanya sistem penanaman yang bergilir.

Pada kasus produksi jagung yang produktifitasnya kurang maksimal,

bisa dilakukan dengan pergantian penanaman. Hal ini bertujuan untuk

menghindari kekurangan unsur hara dalam tanah. Karena logikanya bila

setiap musim di tanami jagung secara terus menerus maka unsur yang di

butuhkan jagung tersebut yang hanya akan di gunakan, dalam waktu

yang lama unsur – unsur itu akan semakin berkurang, apalagi unsur hara

dan kanddungan bahan organik yang berpindah ke tanaman jagung tidak

dikembaikan lagi ke lahan, dan akhirnya tidak mencukupi untuk

pertumbuhan jagung sehingga praktis produksi akan menurun dari musim

ke musim.

Hingga saat ini, petani umumnya menanam jagung dengan tujuan

utama memproduksi biji. Padahal, diversifikasi produk dengan

menghasilkan biji dan brangkasan secara bersamaan terbukti dapat

mengefisienkan pemanfaatan lahan dan meningkatkan pendapatan

petani. Brangkasan jagung belum dimanfaatkan secara optimal untuk

pakan ternak ruminansia, padahal bahan pakan ini memiliki nilai gizi yang

tinggi bila diolah dengan tepat sehingga dapat menopang program

pengembangan peternakan menuju swasembada daging.

b. Pengaturan penanaman dan pola tanam

1. Opsi pola tanam

Guna meningkatkan produktifitas komoditas usaha tani jagung ada

beberapa pilihan untuk pola penanaman, di antaranya yaitu

- Tumpang sari ( intercropping ),

12

Page 14: Prob. Sistem Penanaman

Save Our Generation

melakukan penanaman lebih dari 1 tanaman (umur sama atau

berbeda). Contoh:

tumpang sari sama umur seperti jagung dan kedelai; tumpang sari beda

umur seperti

jagung, ketela pohon, padi gogo.

- Tumpang gilir ( Multiple Cropping ),

dilakukan secara beruntun sepanjang tahun dengan

mempertimbangkan faktor-faktor lain untuk mendapat keuntungan

maksimum. Contoh: jagung muda, padi gogo, kedelai, kacang tanah, dll.

- Tanaman Bersisipan ( Relay Cropping ): pola tanam dengan menyisipkan satu atau beberapa jenis tanaman

selain tanaman pokok (dalam waktu tanam yang bersamaan atau waktu

yang berbeda). Contoh: jagung disisipkan kacang tanah, waktu jagung

menjelang panen disisipkan kacang panjang.

- Tanaman Campuran ( Mixed Cropping ) :

penanaman terdiri beberapa tanaman dan tumbuh tanpa diatur

jarak tanam maupun larikannya, semua tercampur jadi satu. Lahan

efisien, tetapi riskan terhadap ancaman hama dan penyakit. Contoh:

tanaman campuran seperti jagung, kedelai, ubi kayu.

2. Modifikasi sistem tanam

Penelitian usaha tani jagung dengan memodifikasi sistem tanam,

yakni menghasilkan biji dan brangkasan secara bersamaan belum banyak

dilakukan. Di lain pihak, usaha tani jagung dengan tujuan produksi ganda

prospektif dikembangkan karena dapat menambah penghasilan petani

dan menyediakan pakan secara kontinu, terutama pada musim kemarau.

Hal ini didukung hasil penelitian yang menunjukkan bahwa

pengembangan jagung dengan tujuan menghasilkan biji dan brangkasan

tidak menurunkan hasil jagung secara nyata, malahan memberikan

produk lain yang

dapat dimanfaatkan untuk pengembangan ternak.

Tingkat efisiensi usaha tani dengan memodifikasi pertanaman lebih

tinggi dibanding sistem konvensional yang hanya bertujuan menghasilkan

satu jenis produk (Indrianto 2004). Hal ini menunjukkan bahwa modifikasi

13

Page 15: Prob. Sistem Penanaman

Save Our Generation

pertanaman jagung dengan mengatur jarak tanam dan waktu panen

brangkasan berpeluang untuk dikembangkan di masa yang akan datang

untuk meningkatkan produktivitas lahan dan pendapatan serta

mengembangkan diversitas produk pada usaha tani jagung.

c. Teknis budidaya jagung dengan tumpang sari

Pada pola tumpangsari jagung dan kacang tanah, diatur dimana

jagung sebagai tanaman pokok dan kacang tanah sebagai tanaman sela.

Lubang tanam dibuat dengan tugal sedalam 2-3 cm, dengan jarak antar

barisan tanaman 200 cm, sedangkan jarak dalam barisan adalah 40 cm.

Kebutuhan benih jagung setiap hektar lahan dengan pola umpangsari

adalah 15 kg (2 benih tiap lubang tanam), sehingga populasi tanaman

jagung dalam 1 ha lahan adalah 25.000 batang. Sedangkan untuk kacang

tanah yang akan ditanam adalah kacang tanah varietas Jerapah, varietas

ini mempunyai biji 2 dalam setiap polong. Jarak tanaman kacang tanah

adalah 25 x 25 cm, sehingga dalam setiap guludan terdapat 1 baris

tanaman jagung dan 5 baris tanaman kacang tanah. Populasi tanaman

kacang tanah dalam 1 ha kurang lebih 100.000 tanaman atau sekitar 70%

dibanding pola monokultur. Kebutuhan benih kacang tanah untuk setiap 1

ha lahan dengan pola tumpangsari dengan jagung adalah 50 kg biji kering

(1 benih tiap lubang tanam).

14

Page 16: Prob. Sistem Penanaman

Save Our Generation

V. KESIMPULAN 1. Produktifitas lahan dapat ditingkatkan dengan berbagai cara

di antara lain dengan mengistirahatkan lahan, merotasikan tanaman, dan menerapakn pola tumpang sari.

2. Pola tanam jaggung di dasarkan iklim tempat lokasi penanaman.

3. Pola tanam tumpang sari dan pengaturan jarak tanam merupakan salah satu cara untuk menigkatkan produktifitas komoditas jaggung.

15

Page 17: Prob. Sistem Penanaman

DAFTAR PUSTAKA

- Syafruddin dan Saidah. 2006. Produktivitas jagungdengan

pengaturan jarak tanam dan penjarangan tanaman pada

lahan kering di Lembah Palu. Jurnal Penelitian Pertanian

25(2): 129−134.

- http://pustaka.litbang.deptan.go.id/bppi/lengkap/

bpp10251.pdf. tanggal akses 3 0ktober 2012

- http://pustaka.litbang.deptan.go.id/publikasi/p3301113.pdf.

tanggal akses 3 0ktober 2012