prinsip2 dlm batang tbh uud 45
TRANSCRIPT
Pengertian
PRINSIP PRINSIP YANG TERKANDUNGDALAM BATANG TUBUH UUD 1945
(Makalah Ini Disusun Sebagai Tugas Mandiri Pada Mata Kuliah Pancasila)Semester I Tahun Ajaran 2008-2009
Disusun Oleh:
ARIF RAHMAN0821019
Dosen Pembimbing:FEBRIYANTI, S.Ag, M.Pd.I
FAKULTAS TARBIYAHJURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)RADEN FATAH PALEMBANG
2008
1
Pengertian
PENDAHULUAN
A. latar Belakang
Ketika sebuah negara berdiri sudah pasti negara tersebut memiliki atau
merumuskan aturan-aturan hukum. Yang mana dengan aturan-aturan ini dapat
mengikat berbagai elemen baik itu pemerintah, lembaga-lembaga kenegaraan dan
masyarakat yang kita sebut dengan Undang-Undang. Begitu juga Indonesia yang
telah memproklamasikan kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus 1945, telah
memiliki undang-undang yang tercantum didalamnya pancasila yang menjadi norma
dasar hukum nasional.
Dengan begitu undang-undang dasar yang dimiliki Indonesia merupakan
sebuah pijakan dan landasan struktural dalam penyelenggaraan pemerintahan negara,
yang berisikan aturan-aturan atau ketentuan pokok dan dasar ketatanegaraan yang
menjadi rujukan dan acuan pola hidup masyarakat (Tim ICCE UIN Jakarta, 2003,
hlm. 39)
Sebagai dasar negara, undang undang dasar 1945 memiliki prinsip-prinsip
yang bersifat kekal dan luhur akan menjamin suatu sistem atau bentuk negara serta
cara penyelenggaraannya beserta hak-hak dan kewajiban rakyatnya. Oleh karena itu
undang undang harus diberikan tempat yang tinggi di antara peraturan perundang-
undang yang lain dengan konsekuensi tidak adanya tindakan ataupun keputusan yang
bertentangan dengan undang undang dasar. (Azyumardi Azra, 2002, hlm. 77)
Ketika lapisan masyarakat dan lembaga kenegaraan dan pemerintahan daerah
menjadikan undang-undang dasar 1945 sebagai landasan struktural kenegaraan dan
kehidupan mereka, maka keseimbangan pelaksanaan semua peraturan dan kebijakan
akan terlaksana dengan baik.
Indonesia sebagai negara yang berbentuk Republik memberikan undang
undang dasar 1945 tempat yang tertinggi di dalam peraturan perundang-undangan
lainnya karena undang-undang dasar 1945 memiliki sifat yang luhur. (Zamroni, 2001,
hlm. 92)
2
Pendahuluan Pendahuluan
Pengertian
Oleh karena itulah perlunya bagi kita untuk memahami kandungan dan
maksud dari undang undang dasar 1945 agar kita tidak menyimpang dari aturan dan
ketentuan serta norma-norma dalam mengamalkannya.
Dalam batang tubuh UUD 1945 mengandung beberapa prinsip yang perlu
untuk kita kaji dan ditela’ah, karena prinsip-prinsip tersebut merupakan sarat akan
makna dalam pengamalan UUD 1945. Disini akan saya jelaskan prinsip prinsip yang
terkandung dalam batang tubuh UUD 1945 ketika kita memasuki pembahasan pada
makalah ini, namun sebelumnya perlu bagi kita untuk mengetahui apa yang di
maksud dengan UUD 1945 sebagai hukum dasar tertulis di negara kita.
B. Pengertian
Sebagai bagian dari lapisan masyarakat dari suatu negara sudah pastinya kita
akan mematuhi undang-undang yang menjadi aturan hukum bagi suatu negara , maka
perlunya bagi kita untuk mengetahui makna atau pengertian dari undang-undang.
Disini akan saya bedakan pengertian undang-undang dasar yang terkhusus
bagi negara Indonesia dengan undang-undang dasar secara umum. Undang-undang
dasar ialah kumpulan aturan atau ketentuan dalam suatu kodifikasi mengenai hal-hal
yang mendasar atau pokok ketatanegaraan suatu negara sehingga kepadanya
diberikan sifat kekal dan luhur, sedangkan untuk mengubahnya diperlukan cara yang
istimewa serta lebih berat kalau dibandingkan dengan pembuatan atau perubahan
peraturan perundang-undangan sehari-hari.
Sedangkan yang dimakud dengan UUD 1945 adalah hukum dasar yang
tertulis, yang mempunyai arti bahwa UUD 1945 mengikat pemerintah, setiap
lembaga negara, lembaga masyarakat, dan seluruh warga negara Indonesia di
manapun mereka berada dan setiap pendudukan yang berdomisili di wilayah negara
Republik Indonesia. Sebagai hukum, UUD 1945 berisi norma, aturan, dan ketentuan
yang dilaksanakan dan dita’ati. (Syarbaini, 2002, hlm. 97)
3
Pengertian
Ketika kita lihat poin-poin susunan dari undang-undang dasar 1956, maka kita
dapat mengetahui bahwa maksud dari Undang Undang Dasar 1945 adalah
keseluruhan naskah yang terdiri atas:
I. Pembukaan yang terdiri atas 4 alinea
II. Batang Tubuh terdiri atas 16 bab, 4 pasal aturan peralihan dan 2 ayat
aturan tambahan
III. Penjelasan Undang-Undang Dasar 1945 yang terbagi dalam penjelasan
umum dan penjelasan pasal demi pasal.
Tiga hal di atas yang terdiri Pembukaan, Batang Tubuh yang memuat pasal-
pasal, dan Penjelasan UUD 1945 merupakan satu kesatuan yang utuh yang
merupakan bagian-bagian yang satu sama lainnya tidak dapat dipisahkan. Naskah
resmi telah dimuat dan disiarkan dalam Berita Republik Indonesia Tahun II No. 7
yang terbit pada tanggal 15 februari 1946. suatu penerbitan resmi pemerintah RI.
UUD 1945 juga telah ditetapkan oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia
(PPKI) yang dimuat berlaku pada tanggal 18 Agustus 1945.(Syarbaini, 2002, hlm.
98)
C. Maksud dan Tujuan
Penulisan makalah ini tidak lain dan tidak bukan untuk memberikan
pengetahuan umumnya seputar undang-undang dasar 1945 dan terkhusus sesuai
dengan judul yang saya tulis ini yaitu mengetahui dengan pastinya prinsip-prinsip
hakikat yang tercantum dalam batang tubuh Undang-undang dasar 1945. dan yang
pastinya menambah pengetahuan kita seputar UUD 1945. Sehingga dengan
pemahaman yang mantap terhadap UUD 1945 maka kita tidak akan bertentangan
dengan undang undang dasar dalam mengamalkannya.
4
Maksud dan Tujuan
Pengertian
PEMBAHASAN
Prinsip-Prinsip yang Terkandung Dalam Batang Tubuh UUD 1945
Undang-Undang Dasar 1945 sungguh cocok dan mampu memenuhi
kebutuhan bangsa Indonesia. Undang-Undang Dasar 1945 memiliki prinsp-prinsip
dan memberikan landasan idil yang luhur dan kuat yang mampu memberikan gairah
rangsanangan kepada seluruh lapisan masyarakat untuk mencapai kemajuan dan
kesejahteraan lahir maupun batin. (Sekretaiat Negara Republik Indonesia, 1981, hlm.
79-80)
Bagi kita yang ingin mengetahi, ingin mengerti dan ingin menghayati
Undang-Undang Dasar agar dapat melaksanakannya sebaik-baiknya, kiranya sangat
perlu untuk selalu mengingat dan meresapi pokok-pokok pikiran yang terkandung
dalam pembukaan UUD, yang menjiwai paal-pasal dalam wujud norma-norma yang
terkandung dalam UUD 1945.
Dengan meresapi prinsip-prinsip yang terkandung dalam batang tubuh UUD
sebagaimana yang tertulis dalam makalah kami ini, diharapkan akan dapat
memberikan sedikit tanggapan yangbtepat atas masal-masalah yang dihadapi sejalan
dengan dinamika perkembangan keadaan tanpa meninggalkan keaslian semangat
yang terkandung dalam Undang-Undang Dasar 1945 sendiri
Adapun prinsip-prinsip yang terkandung dalam Batang Tubuh Undang
Undang Dasar 1945 dapat diuraikan sebagai berikut:
A. Negara Kesatuan Republik
Indonesia merupakan sebuah negara kesatuan yang berbentuk Republik
Indonesia, hal ini sesuai dengan pasal 1 UUD 1945, negara kita ialah negara kesatuan
yang berbentuk Republik. Dengan berbentuk negara kesatuan Repulik Indonesia
maka negara kita bernafaskan sistem pemerintahan yang Demokrasi yaitu Demokrasi
mengacu pada nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasilayang dijadikan sebagai
5
Negara Kesatuan Republik
Pengertian
landasan idil oleh masyarakat Indonesia. Melalui sistem demokrasi ini, rakyat
memiliki kebebasan dalam menentukan kainginan dan pelaksanaannya.
Sebagai negara kesatuan Republik Indonesia yang bernafaskan demokrasi.
Indonesia telah menjadikan demokrasi sebagai suatu sistem alternatif dalam berbagai
tatanan aktivitas bermasyarakat dan bernegara di beberapa negara. Seperti diakui oleh
Moh. Mahfud MD, ada dua alasan dipilihnyademokrasi sebagai sistem bermasyarakat
dan bernegara. Pertama, hampir semua negara di dunia ini telah menjadikan
demokrasi sebagai asas yang fundamental; Kedua, demokrasi sebagai asas
kenegaraan secara esensial telah memberikan arah bagi peranan masyarakat untuk
menyelenggarakan negara sebagai organisasi tertingginya. Karena itu diperlukan
pengetahuan dan pemahaman yang benar pada warga masyarakat tentang demokrasi.
(Mahfud MD, Moh, 1999, hlm. 111)
Hakikat demokrasi sebagai suatu sistem bermasyarakat dan bernegara serta
pemerintahan memberikan penekanan pada keberadaan kekuasaan di tangan rakyat
baik dalam penyelenggaraan negara maupun pemerintahan(Widjaja, 2002, hlm.197)
B. Pengakuan Hak Asasi Manusia Dalam Negara Pancasila.
1. Hak Asasi manusia Dalam Perundang-undangan
Pengaturan HAM dalam ketatanegaraan RI terdapatdalam perundang-
undangan yang dijadikan acuan normatif dalam pemajuan dan perlindungan HAM.
Dalam perundang-undangan RI paling tidak ada empat bentuk hukum tertulis yang
memuat aturan tentang HAM. Pertama, dalam konstitusi (Undang-undang Dasar
Negara). Kedua, dalam ketetapan MPR (TAP MPR). Ketiga, dalam Undang-Undang.
Keempat, dalam peraturan pelaksanaan perundang-undangan seperti Peraturan
Pemerintah, Keputusan Presiden, dan peraturan pelaksanaan lainnya. (Tim ICCE UIN
Jakarta, 2003, hlm. 221)
Berarti Hak Asasi Manusia telah diakui dan tercantum secara tertulis di dalam
perundang-undangan nasional. Keseluruhan ketentuan perundang-undangan yang
memuat Hak Asasi Manusia merupaka pintu pembuka bagi strategi selanjutnya, yaitu
6
Hak Asasi manusia
Pengertian
tahap penataanaturan secara konsisten (rule consistent behaviour). Pada saat ini
diupayakan mulai tumbuh kesadaran penghormatan dan penegakan HAM baik di
kalangan aparat pemerintah maupun masyarakat, karena HAM dihormati dan
dilindungi oleh setiap manusia. Penataan aturan secara konsisten memerlukan
persyaratan yang harus ada. Persyaratan pertama adalah demokrasi dan supremasi
hukum; kedua, HAM sebagai tatanan sosial. Menurut Prof. Bagir Manan demokrasi
dan pelaksanaan prinsip-prinsip negara berdasarkan atas hukum merupakan
instrumen bahkan persyaratan bagi jaminan perlindungan dan penegakan HAM. Oleh
karena itu hubungan hubungan antara HAM, demokrasi dan negara harus dilihat
sebagai hubungan keseimbangan ”simbiosis mutualistik”. Selanjutnya, HAM sebagai
tatanan sosial merupakan pengakuan masyarakat terhadap pentingnya nilai-nilai
HAM dalam tatanan sosial, politik, ekonomi yang hidup. Dalam kerangka
menjadikan HAM sebagai tatanan sosial, pendidikan HAM secara kurikuler maupun
melalui pendidikan kewargaan (civic education) sangat diperlukan dan terus
dilakukan secara berkesinambungan. (Tim ICCE UIN Jakarta, 2003, hlm. 227)
Sebagai Negara Pancasila, negara Indonesia sangat menjunjung tinggi hak
asasi manusia. Hak asasi manusia adalah hak dasar daripada hak-hak dan kewajiban-
kewajiban yang lain. Kalau dalam masyarakat yang individualistis, tuntunan
pelaksanaan hak–hak asasi manusia yang sedikit berlebih-lebihan sehingga
merugikan masyarakat , maka dalam masyarakat Pancasila dilaksanakan secara
seimbang sebagai manusia sarwa tunggal (monopluralisti) atau dengan kata lain dapat
disebut bersifat kekeluargaan.(Widjaja, 2002, hlm174)
Pada hakikatnya manusia adalah satu dengan yang harkat dan martabat serta
kodrat manusia, oleh sebab itu disebut juga sebagai hak dasar. Hak itu ada pada setiap
manusia dan merupakan sifat kemanusiaan. Dalam Tap. MPR NO. XVII/MPR/1998
tentang Hak Asasi Manusia menyatakan, bahwa hak asasi manusia adalah hak dasar
yang melekat pada diri manusia yang sifatnya kodrat dan universal sebagai karunia
Tuhan Yang Maha Esa dan berfungsi untuk menjamin kelangsungan hidup,
7
Hak Asasi manusia
Pengertian
kemerdekaan, perkembangan manusia, dan masyarakat yang tidak boleh diabaikan,
dirampas, atau diganggu gugat oleh siapapun.(Syarbaini, 2002, hlm. 138)
Contoh-contoh perwujudan hak asasi manusia berdasarkan Pancasila ini lebih
jelas dalam pasal 27, 28, 29, 30, 31, 33 dan 34 Undang Undang Dasar 1945.
Sebaiknya contoh kewajiban-kewajiban hak asasi, adalah kewajiban belajar,
kewajiban membarikan suara, kewajiban membayar pajak, kewajiban menjaga
keamanan, kewajiban membela negara, tunduk dan taat menjalankan segala aturan
negara. (Widjaja, 2002, hlm. 174)
2. Pelanggaran dan Pengadilan HAM
Pelanggaran hak assi manusia adalah setiap perbuatan seseorang atau
kelompok orang termasuk aparat negara baik disengaja ataupun tidak disengaja atau
kelalaian yang secara hukum mengurangi, menghalangi, membatasi, dan mencabut
hak asasi manusia seseorang atau kelompok orang yang dijamin oleh Undang-
Undang ini, dan tidak didapat, atau dikhawatirkan tidak akan memperoleh
penyelasaian hukum yang adil dan benar, berdasarkan mekanisme hukum yang
berlaku (UU No. 26/200 tentang Pengadilan HAM). Dengan demikian pelanggaran
HAM merupakan tindakan pelanggaran kemanusiaan baik dilakukan oleh individu
maupun institusi negara atau institusi lainnya terhadap hak asasi individu lain tanpa
ada dasar atau yuridis dan alasan rasional yang menjadi pijakannya. Pelanggaran
HAM dikelompokkan pada dua bentu yaitu: Pelanggaran HAM berat dan
pelanggaran HAM ringan. Pelanggaran HAM berat meliputi kejahatan genosida dan
kejahatan kemanusiaan, kejahatan genosida yaitu segala perbuatan yang dilakukan
dengan maksud untuk menghancurkan atau memusnahkan seluruh atau sebagian
kelompok bangsa, ras, kelompok etnis dan kelompok agama. Sementara itu kejahatan
kemanusiaan adalah salah satu perbuatan yan dilakukan sebagai bagian dari serangan
yang meluas atau sistematik yang diketahuinya bahwa serangan tersebut ditujukan
secara langsung terhadap penduduk sipil. (Tudong Mulya, 2001, hlm. 227-228)
8
Hak Asasi Manusia
Pengertian
Pengadilan HAM bekedudukan di daerah kabupaten atau daerah kota yang
daerah hukumanya meliputi daerah hukum Penadilan Negeri yang bersangkutan.
Untuk Daerah Khusus ibukota Jakarta, Pengadilan HAM berkedudukan di setiap
wilayah Pengadilan Negeri yang bersangkutan. Pengadilan HAM bertugas dan
berwenang memeriksa dan memutus perkara pelanggaran hak asasi manusia yang
berat. Pengadilan HAM berwenang juga memeriksa dan memutuskan perkara
pelanggaran hak asasi manusia yang berada dan dilakukan di luar batas teritorial
wilayah negara Republik Indonesia oleh warga negara Indonesi. Pengadilan HAM
tidak berwenang memeriksa dan memutus perkara pelanggaran yang hak asasi
manusia yang berat yang dilakukan seseorang yang berumur 18 (delapa belas) tahun
pada saat kejahatan dilakukan. Dalam pelaksanaan peradilan HAM, pengadilan HAM
menempuh proses pengadilan melelui hukum acara pengadilan HAM sebagaimana
terdapat dalam undang-undang pengadilan HAM. (Tudong Mulya, 2001, hlm. 230)
Penggunaan kata Istilah ”hak asasi” memang tidak terdapat dalam Undang-
Undang Dasar 1945, namun substansi hak asasi itu cukup banyak terdapat dalam
pembukaan, Batang Tubuh, maupun penjelasannya. Hendaklah perlu diperhatikan
bahwa Undang-Undang Dasar 1945 ditetapkan pada tanggal 18 Agustus 1945, tiga
tahun lebih dahulu dari pada ”Universal Declaration of Human Raights” tahun 1948.
Namun demikian dalamperjalanan sejarah pemerintahan Indonesia, khususnya dalam
zaman orde baru pelaksanaan hak asasi manusia kurang memuaskan sesuai dengan
UUD 1945, sehingga kurang dapat mengikuti perkembangan kehidupan masyarakat.
Oleh karena itu, setelah rezim Soeharto dengan memasuki tuntunan reformasi, maka
lembaga tertinggi negara (MPR) telah merumuskan hak asasi manusia itu dalam
ketetapan, yang kemudian ditetapkan dalam perubahan kedua UUD 1945.
C. Sistem Kebudayaan Nasional.
Indonesia negara yang memiliki berjuta kebudayaan yang tak ternilai
harganya, sehingga itu dijadikan sebagai aset bangsa dan tanah air. Perlunya
pelestarian dan penembangan kebudayaan bangsa Indonesia merupakan kewajiban
9
Hak Asasi Manusia
Pengertian
semua kalangan tidak hanya lembaga keamanan negara yang menjaga aset bangasa
yang tak ternilai harganya itu, tetapi semua lapisan masyarakat ikut andil dalam
melestarikan dan mejaganya.
Berkenaan dengan kebudayaan, maka disebutkan dalam pasal 32 UUD 1945
bahwa pemerintah memajukan kebudayaan nasional. Ini berarti bangsa Indonesia
mengutamakan pembinaan dan pembangunan kebudayaan Indonesia. Dengan
pembinaan dan pembangunan kebudayaan bangsa Indonesia, maka akan semakin
maju dan berkembangnya kebudayaan kita dan dapat memeberikan dan
memperlihatkan corak kebudayaan bangsa Indonesia.
Menjaga bukan berati bangsa kita menutup diri dari bangsa-bangsa lainnya,
namun bangsa Indonesia membuka diri untuk menerim kebudayaan bangsa lain demi
kemajuan bangsa Indonesia. Apabila itu baik maka taksungkan-sungkan lagi kita
menerimanya.
Sebagai negara yang memebuka diri atau menerimaan unsur-unsur
kebudayaan asing ke dalam kebudayaan nasional adalah dengan syarat lebih
mengembangkan kebudayaan nasional dan tidak bertentangan dengan nilai pancasila.
Disamping itu karena negara terdiri dari banyak pulau dan suku bangsa, mempunyai
adat istiadat dan kebudayaan daerah yang beaneka ragam, hal ini tidak perlu di
pertentangkan perbedaan bentuk dan wujud (gatra) yang tumbuh dan berkembang
dalam masyarakat kita, malah sebaliknya dengan keanekaragaman teresbut akan
saling melengkapi dan saling memperkaya yang kesemuanya merupakan suatu
kesatuan sebagai khasanah kebudayaan kita. Dengan demikian prikehidupan
masyarakat akan serasi menuju tingkat kemajuan dan pengembangan (apresiasi) yang
merata dan seimbang. (Widjaja, 2002, hlm. 175)
Undang-Undang Dasar 1945 memberikan rumusan dan penjelasan tentang
kebudayaan bangsa itu ialah ”kebudayaan yang timbul sebagai usaha budinya rakyat
Indonesia seluruhnya”, termasuk ”kebudayaan lama dan asli yang terdapat sebagai
puncak-puncak kebudayaan di daerah-daerah di seluruh Indonesia”. Dalam
penjelasan Undang-Undang Dasar 1945 itu juga ditujukan ke arah mana kebudayaan
10
Sistem Kebudayaan Nasional
Pengertian
itu harus iusahakan, yaitu ”menuju ke arah kemajuan adab budaya dan persatuan,
dengan tidak menolak bahan-bahan baru dari kebudayaan asing yang dapat
memperkembangkan atau memperkaya kebudayaan bangsa kita sendiri, serta
mempertinggi derajat kemanusiaan bangsa Indonesia”. (Sekretariat Negara republik
Indonesia,1981, hlm. 64)
D. Pembelaan Negara
Telah kita katakan pada awal tadi Negara Indoesia memiliki undang-undang
dasar yang dijadikan landasan struktural dan sebagai aturan-aturan yang mengikat
semua kalangan. Berarti kita selaku warga negara indonesia tidak dapat bebas
melakukan tindakan yang tidak sesuai dengan undang-undang dasar 1945 dan tidak
bisa menolak aturan-aturan yang telah disepakati tanpa pertimbangan dan alasan
tertentu.
Artinya kita memiliki kewajiban selaku bangsa Indonesia, salah satunya
membela tanah air dari penjajahan dan ancaman dari bangsa asing yang ingin
merebut baik itu aset bangsa maupun sumber daya alam yang ada di tanah air kita.
Dan tuntutan ini telah tercantum dalam UUD 1945 pasal 30 yang menyatakan setiap
warga negara berhak dan wajib ikut serta di dalam pembelaan negara. Sekarang
secara tidak sadar bahwasanya bangsa-bangsa asing telah melakukan penjajahan
terhadap negara kita, namun penjaahan yang dilakukannya kini berbeda dengan yang
pernah dilakukannya pada tempo dulu dengan memberikan pandangan-pandangan
yang akan menghancurkan negara kita dan memberikan doktrin-doktrin yang
merusak pikiran bangsa Indonesia.
Dilihat dari sisi geografisnya Indonesia memiliki puluhan pulau yang masuk
dalam wilayah Indonesia. Dengan banyaknya pulau ini berarti bahwa ancaman salah
satu bagian daerah Indonesia ataupun salah satu segi kehidupan pada hakikatnya
adalah merupakan ancaman terhadap keutuhan bangsa Indonesia secara keseluruhan.
Dan oleh karenanya bangsa Indonesia sebagai warga negara mempunyai kewajiban
untuk membela keutuhan negara dan bangsa Indonesia. Oleh sebab itu prinsip
11
Pembelaan Negara
Pengertian
wawasan nusantara dan ketahanan nasional perlu dikembangkan.(Widjaja, 2002, hlm.
175)
KESIMPULAN
Bagi kita yang ingin mengetahi, ingin mengerti dan ingin menghayati
Undang-Undang Dasar agar dapat melaksanakannya sebaik-baiknya, kiranya sangat
perlu untuk selalu mengingat dan meresapi pokok-pokok pikiran yang terkandung
dalam pembukaan UUD, yang menjiwai pasal-pasal dalam wujud norma-norma yang
terkandung dalam UUD 1945.
Dengan meresapi prinsip-prinsip yang terkandung dalam batang tubuh UUD
sebagaimana yang tertulis dalam makalah kami ini, diharapkan akan dapat
memberikan sedikit tanggapan yang tepat atas masalah-masalah yang dihadapi
sejalan dengan dinamika perkembangan keadaan tanpa meninggalkan keaslian
semangat yang terkandung dalam Undang-Undang Dasar 1945 sendiri.
Dengan memahami prinsip-prinsip yang terkandung dalam batang tubuh UUD
1945, dapat kita simpulkan bahwasanya Negara kita Indonesia merupakan negara
kesatuan Republik Indonesia yang berbentuk negara pancasila yang bernafaskan
Demokrasi Pancasila, yang mana rakyat berhak menentukan keinginan dan
pelaksanaannya.
Sebagai negara yang berbentuk Pancasila, negara kita sangat menjunjung
tinggi hak asasi manusia yang merupakan hak dasar daripada hak-hak dan kewajiban-
kewajiban yang lain, untuk itulah negara kita mencantumkan hak asasi manusia di
dalam pasal-pasal UUD 1945.
Dengan menjamin hak asasi manusia pemerintah juga tak lupa memajukan
kebudayaan nasiaonal yang merupakan aset terpenting dari bangsa kita dengan tidak
menolak hal-hal baru dari budaya asing yang dapat mengembangkan dan
memperkaya budaya kita.
Setelah terjaminnya hak-hak kita serta kebudayaan yang selalu kita lestarikan,
maka kita dituntuk untuk memiliki sifat cinta terhadap negara kita, artinya kita harus
12
Kesimpulan
Pengertian
membela negara kita yang notabenenya warga negara Indonesia. Untuk menjamin
keutuhan negara dan bangsa ini, maka diperlukannya kesadaran dalam diri
individualitas setiap warga negara Indonesia.
13
Pengertian
Daftar Pustaka
Azra, Azyumardi, Pendidikan Kewargaan Untuk Demokrasi di Indonesia, Makalah Seminar Nasional Pendidikan Kewargaan (Civic Education) di Perguruan Tinggi, Jakarta, 28-29 Mei 2001
Lubis, Todung Mulya, Demokrasi, Hak Asasi san Masyarakat Internasional, Makalah Seminar nasional Pendidikan Kewargaan (Civic Education) di Perguruan Tinggi, jakarta, 28-29 Mei 2001
Mahfud MD, Moh., Hukum dan Pilar-pilar Demokrasi, Yogyakarta: Gema Media, 1999
Syarbaini Sahrial, M.A. 2003. Penidikan Pancasila di Perguruan Tinggi” Jakarta: Ghalia Indonesia
Sekretariat Negara Republik Indonesia. 1981. “Bahan Penataran; Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila, Undang-Undang Dasar, Garis-Garis Besar Haluan Negara.
Tim ICCE UIN, Demokrasi, Hak Asasi Manusia dan Masyarakat Madani, Jakarta:Prenada Media, 2003)
Widjaja. 2002. ”Pedoman Pelaksanaan Pendidikan Pancasila Pada Peguruan Tinggi”.Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
,2004. ”Pedoman Pokok-Pokok dan Materi Perkuliahan Pancasila Pada Perguruan Tinggi”. Jakarta: Akademika Pressindo
Zamroni, Pendidikan untuk Demokrasi Tantangan Menuju Civil Siciety, Yogyakarta: BIGRAF Publishing, 2001
14
Pengertian
15