prinsip-prinsip regulasi dalam pelayanan...

42
PRINSIP-PRINSIP REGULASI DALAM PELAYANAN KESEHATAN Dr. Mailinda Eka Yuniza, S.H., LL.M Roadmap FH UGM Juli 2016 1

Upload: duongkiet

Post on 11-Mar-2019

251 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PRINSIP-PRINSIP REGULASI DALAM PELAYANAN …web90.opencloud.dssdi.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/644/2018/...PRINSIP-PRINSIP REGULASI DALAM PELAYANAN KESEHATAN Dr. Mailinda Eka

PRINSIP-PRINSIP REGULASI DALAM PELAYANANKESEHATAN

Dr. Mailinda Eka Yuniza, S.H., LL.M

Roadmap FH UGM Juli 2016 1

Page 2: PRINSIP-PRINSIP REGULASI DALAM PELAYANAN …web90.opencloud.dssdi.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/644/2018/...PRINSIP-PRINSIP REGULASI DALAM PELAYANAN KESEHATAN Dr. Mailinda Eka

Pengantar

• Pertanyaan yang sering muncul ketika berbicara prinsip-prinsipregulasi alam pelayanan kesehatan:

– Bagaimana kita tahu bahwa regulasi/keputusan yang kita ambiladalah keputusan yang benar secara yuridis?

– Apa yang berbeda pada kewenangan untuk membuat regulasi bagidaerah di bidang kesehatan sebelum dan sesudah otonomi?

Page 3: PRINSIP-PRINSIP REGULASI DALAM PELAYANAN …web90.opencloud.dssdi.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/644/2018/...PRINSIP-PRINSIP REGULASI DALAM PELAYANAN KESEHATAN Dr. Mailinda Eka

Regulasi Daerah Yang Benar

• Tidak Bertentangan dengan Peraturan Perundang-Undanganyang Lebih Tinggi dan Kepentingan Umum -> substansi, prosedur

• Materi yang diatur Masuk Kepada Kewenangan Daerah UntukMengatur

• Sesuai dengan Good Governance

Page 4: PRINSIP-PRINSIP REGULASI DALAM PELAYANAN …web90.opencloud.dssdi.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/644/2018/...PRINSIP-PRINSIP REGULASI DALAM PELAYANAN KESEHATAN Dr. Mailinda Eka

Regulasi Daerah Yang Dibatalkan• KLIKSAMARINDA.COM - Pemerintah melalui Kementerian Dalam

Negeri telah mengeluarkan 3.143 Peraturan Daerah di seluruhIndonesia. Menurut Menteri Dalam Negeri, Tjahjo Kumolo, sejumlah perda tersebut dinilai menghambat pertumbuhanekonomi daerah dan memperpanjang jalur birokrasi, menghambatinvestasi, dan kemudahan berusaha.

• “Tujuan dari pembatalan perda ini adalah memperkuat daya saingbangsa di era kompetisi. Perda itu merupakan aturan yang dinilaimenghambat pertumbuhan ekonomi daerah dan memperpanjangjalur birokrasi, menghambat investasi, dan kemudahan berusaha,” kata Tjahjo, seperti dikutip dari Setkab.go.id, Selasa 21Juni 2016.

• Nah, di Kalimantan Timur (Kaltim), terdapat 59 Perda yang menjadibagian dari pembatalan dari Kemendagri. Sembilan Perda di

antaranya berada pada tingkat Pemerintahan Provinsi Kaltim.

Page 5: PRINSIP-PRINSIP REGULASI DALAM PELAYANAN …web90.opencloud.dssdi.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/644/2018/...PRINSIP-PRINSIP REGULASI DALAM PELAYANAN KESEHATAN Dr. Mailinda Eka

REGULASI• Peraturan Perundang-undangan adalah peraturan tertulis

yang memuat norma hukum yang mengikat secara umumdan dibentuk atau ditetapkan oleh lembaga negara ataupejabat yang berwenang melalui prosedur yang ditetapkandalam Peraturan Perundang-undangan

• Regulasi tidak sama dengan keputusan

• Pembentukan Peraturan Perundang-undangan adalahpembuatan Peraturan Perundang-undangan yang mencakuptahapan perencanaan, penyusunan, pembahasan, pengesahan atau penetapan, dan pengundangan

Page 6: PRINSIP-PRINSIP REGULASI DALAM PELAYANAN …web90.opencloud.dssdi.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/644/2018/...PRINSIP-PRINSIP REGULASI DALAM PELAYANAN KESEHATAN Dr. Mailinda Eka

Pembentukan Peraturan perundang Undangan

Page 7: PRINSIP-PRINSIP REGULASI DALAM PELAYANAN …web90.opencloud.dssdi.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/644/2018/...PRINSIP-PRINSIP REGULASI DALAM PELAYANAN KESEHATAN Dr. Mailinda Eka

Partisipasi Masyarakat (Ps 96)

• (1) Masyarakat berhak memberikanmasukan secara lisan dan/atautertulis dalam PembentukanPeraturan Perundang-undangan.

• (2) Masukan secara lisan dan/atautertulis sebagaimana dimaksudpada ayat (1) dapat dilakukanmelalui: a. rapat dengar pendapatumum; b. kunjungan kerja; c. sosialisasi; dan/atau d. seminar, lokakarya, dan/atau diskusi.

• Masyarakat sebagaimana dimaksudpada ayat (1) adalah orang perseorangan atau kelompok orang yang mempunyai kepentingan atassubstansi Rancangan PeraturanPerundang-undangan.

• (4) Untuk memudahkan masyarakatdalam memberikan masukan secaralisan dan/atau tertulis sebagaimanadimaksud pada ayat (1), setiapRancangan Peraturan Perundang-undangan harus dapat diaksesdengan mudah oleh masyarakat.

Page 8: PRINSIP-PRINSIP REGULASI DALAM PELAYANAN …web90.opencloud.dssdi.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/644/2018/...PRINSIP-PRINSIP REGULASI DALAM PELAYANAN KESEHATAN Dr. Mailinda Eka

Prinsip Regulasi

Asas-asas formil:• 1) Asas tujuan yang jelas (beginsel van duidelijke doelstelling), yakni setiap pembentukan peraturan

perundang-undangan harus mempunyai tujuan dan manfaat yang jelas untuk apa dibuat;• 2) Asas organ/lembaga yang tepat (beginsel van het juiste orgaan), yakni setiap jenis peraturan

perundang-undangan harus dibuat oleh lembaga atau organ pembentuk peraturanperundagundagan yang berwenang; peraturan perundangundangan tersebut dapatdibatalkan (vernietegbaar)atau batal demi hukum (vanrechtswege nieteg), bila dibuat oleh lembagaatau organ yang tidak berwenang;

• 3) Asas kedesakan pembuatan pengaturan (het noodzakelijkheidsbeginsel);• 4) Asas kedapatlaksanaan (dapat dilaksanakan) (het beginsel van uitvoerbaarheid), yakni setiap

pembentukan peraturan perundang-undangan harus didasarkan pada perhitungan bahwa peraturanperundang-undangan yang dibentuk nantinya dapat berlaku secara efektif di masyarakat karena telahmendapat dukungan baik secara filosofis, yuridis, maupun sosiologis sejak tahap penyusunannya;

• 5) Asas konsensus (het beginsel van de consensus).

I.C. van der Vlies dalam bukunya yang berjudul Handboek Wetgeving

Page 9: PRINSIP-PRINSIP REGULASI DALAM PELAYANAN …web90.opencloud.dssdi.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/644/2018/...PRINSIP-PRINSIP REGULASI DALAM PELAYANAN KESEHATAN Dr. Mailinda Eka

Prinsip Regulasi

• 1) Asas terminologi dan sistematika yang benar (het beginselvan duidelijke terminologie en duidelijke systematiek);

• 2) Asas dapat dikenali (het beginsel van de kenbaarheid);

• 3) Asas perlakuan yang sama dalam hukum (het rechtsgelijkheidsbeginsel);

• 4) Asas kepastian hukum (het rechtszekerheidsbeginsel);

• 5) Asas pelaksanaan hukum sesuai dengan keadaanindividual (het beginsel van de individuele rechtsbedeling).

Asas Material

Page 10: PRINSIP-PRINSIP REGULASI DALAM PELAYANAN …web90.opencloud.dssdi.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/644/2018/...PRINSIP-PRINSIP REGULASI DALAM PELAYANAN KESEHATAN Dr. Mailinda Eka

Asas Pembentukan Per-UU-an• 1) “asas kejelasan tujuan” , bahwa setiap Pembentukan

Peraturan Perundang-undangan harus mempunyai tujuanyang jelas yang hendak dicapai;

• 2) “asas kelembagaan atau pejabat pembentuk yang tepat” , bahwa setiap jenis Peraturan Perundang-undangan harus dibuat oleh lembaga negara atau pejabatPembentuk Peraturan Perundang-undangan yang berwenang. Peraturan Perundang-undangan tersebutdapat dibatalkan atau batal demi hukum apabila dibuatoleh lembaga negara atau pejabat yang tidak berwenang;

• 3) “asas kesesuaian antara jenis, hierarki, dan materimuatan” , bahwa dalam Pembentukan PeraturanPerundang-undangan harus benarbenar memperhatikanmateri muatan yang tepat sesuai dengan jenis dan hierarkiPeraturan Perundang-undangan;

• 4) “asas dapat dilaksanakan”, bahwa setiap PembentukanPeraturan Perundang-undangan harus memperhitungkanefektivitas Peraturan Perundangundangan tersebut di dalam masyarakat, baik secara filosofis, sosiologis, maupun yuridis;

• 5) “asas kedayagunaan dan kehasilgunaan”, bahwasetiap Peraturan perundang-undangan dibuatkarena memang benar-benar dibutuhkan danbermanfaat dalam mengatur kehidupanbermasyarakat, berbangsa, dan bernegara;

• 6) “asas kejelasan rumusan”, bahwa setiapPeraturan Perundang-undangan harus memenuhipersyaratan teknis penyusunan PeraturanPerundang-undangan, sistematika, pilihan kata atauistilah, serta bahasa hukum yang jelas dan mudahdimengerti sehingga tidak menimbulkan berbagaimacam interpretasi dalam pelaksanaannya;

• 7) “asas keterbukaan”, bahwa dalamPembentukan Peraturan Perundang-undanganmulai dari perencanaan, penyusunan, pembahasan, pengesahan atau penetapan, dan pengundanganbersifat transparan dan terbuka. Dengan demikian, seluruh lapisan masyarakat mempunyai kesempatanyang seluas-luasnya untuk memberikan masukandalam Pembentukan Peraturan Perundang-undangan.

Page 11: PRINSIP-PRINSIP REGULASI DALAM PELAYANAN …web90.opencloud.dssdi.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/644/2018/...PRINSIP-PRINSIP REGULASI DALAM PELAYANAN KESEHATAN Dr. Mailinda Eka

CONTOH KASUS

Menurut anda, jika dilihat dari aturan berikut, jikaPemda ingin mengatur tarif kelas 3 RSUD, maka

pengaturannya dgn produk hokum apa?

Page 12: PRINSIP-PRINSIP REGULASI DALAM PELAYANAN …web90.opencloud.dssdi.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/644/2018/...PRINSIP-PRINSIP REGULASI DALAM PELAYANAN KESEHATAN Dr. Mailinda Eka

Dasar Hukum Pengaturan Tarif RS

Pasal 20 ayat (1), (2) dan (3) UU RS

(1) Berdasarkan pengelolaannya Rumah Sakit dapat dibagi menjadi Rumah Sakit publikdan Rumah Sakit privat.

(2) Rumah Sakit publik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dikelola olehPemerintah, Pemerintah Daerah, dan badan hukum yang bersifat nirlaba.

(3) Rumah Sakit publik yang dikelola Pemerintah dan Pemerintah Daerah diselenggarakanberdasarkan pengelolaan Badan Layanan Umum atau Badan Layanan Umum Daerah

sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 50 ayat (2) UU RSBesaran tarif kelas III Rumah Sakit yang dikelola Pemerintah Daerah ditetapkan denganPeraturan Daerah.

Page 13: PRINSIP-PRINSIP REGULASI DALAM PELAYANAN …web90.opencloud.dssdi.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/644/2018/...PRINSIP-PRINSIP REGULASI DALAM PELAYANAN KESEHATAN Dr. Mailinda Eka

Dasar Hukum Pengaturan Tarif RS

Pasal 9 ayat (7) dan (8) PP Nomor 74 Tahun 2012 tentang Perubahan Atas PeraturanPemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan LayananUmum

(7) Tarif layanan sebagaimana dimaksud pada ayat (6) diusulkan oleh pemimpin BLU kepada menteri/pimpinan lembaga/Sekretaris Daerah/ Kepala SKPD sesuaidengan kewenangannya.

(8) Menteri/pimpinan lembaga/Sekretaris Daerah/ Kepala SKPD menyampaikanusulan tarif layanan sebagaimana dimaksud pada ayat (7) kepada MenteriKeuangan/Gubernur/Bupati/Walikota sesuai dengan kewenangannya untukditetapkan dalam Peraturan Menteri Keuangan/Gubernur/Bupati/Walikota.

Page 14: PRINSIP-PRINSIP REGULASI DALAM PELAYANAN …web90.opencloud.dssdi.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/644/2018/...PRINSIP-PRINSIP REGULASI DALAM PELAYANAN KESEHATAN Dr. Mailinda Eka

Dasar Hukum Pengaturan Tarif RS

Pasal 58 ayat (1), (2) dan (3) Permendagri Tahun 2007(1) Tarif layanan BLUD-SKPD diusulkan oleh pemimpin BLUD kepada kepala daerah melalui sekretaris daerah.

(2) Tarif layanan BLUD-Unit Kerja diusulkan oleh pemimpin BLUD kepada kepala daerah melalui kepala SKPD.

(3) Tarif layanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2), ditetapkan dengan peraturan kepaladaerah dan disampaikan kepada pimpinan DPRD.

Pasal 59 ayat (1), (2) dan (3) Permendagri Tahun 2007(1) Peraturan kepala daerah mengenai tarif layanan BLUD dapat dilakukan perubahan sesuai kebutuhan dan

perkembangan keadaan.

(2) Perubahan tarif sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dapat dilakukan secara keseluruhan maupun per unit layanan.

(3) Proses perubahan tarif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2), berpedoman pada ketentuan Pasal 58.

Page 15: PRINSIP-PRINSIP REGULASI DALAM PELAYANAN …web90.opencloud.dssdi.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/644/2018/...PRINSIP-PRINSIP REGULASI DALAM PELAYANAN KESEHATAN Dr. Mailinda Eka

Asas yang terkandung pada Materi perat perUU-an

• a. pengayoman;

• b. kemanusiaan;

• c. kebangsaan;

• d. kekeluargaan;

• e. kenusantaraan;

• f. bhinneka tunggal ika;

• g. keadilan;

• h. kesamaan kedudukan dalam hukum dan pemerintahan;

• i. ketertiban dan kepastian hukum;

• dan/atau j. keseimbangan, keserasian, dan keselarasan.

Page 16: PRINSIP-PRINSIP REGULASI DALAM PELAYANAN …web90.opencloud.dssdi.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/644/2018/...PRINSIP-PRINSIP REGULASI DALAM PELAYANAN KESEHATAN Dr. Mailinda Eka

Teori Kewenangan

Menurut cara berfikir hukum (juridische denken), parapengambilan keputusan/kebijakan hanya dapat dilakukan olehorang yang memiliki kewenangan. Hal ini dapat diperoleh dari 3 sumber:

1) Kewenangan atribusi bersumber dari peraturan perundangundangan

2) Kewenangan delegasi bersumber dari pelimpahanwewenang atasan yang sifatnya terus menerus, tanggungjawab atas tindakan berada pada penerima kewenagandelegasi

Page 17: PRINSIP-PRINSIP REGULASI DALAM PELAYANAN …web90.opencloud.dssdi.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/644/2018/...PRINSIP-PRINSIP REGULASI DALAM PELAYANAN KESEHATAN Dr. Mailinda Eka

3) Kewenangan mandat bersifat sekali selesai (eenmaligh), tindakan yang dibuat merepresentasikan dari pemberi mandat dan bukan penerima mandat. Tanggung jawab atas akibat tindakan berada pada pemberi mandat

Page 18: PRINSIP-PRINSIP REGULASI DALAM PELAYANAN …web90.opencloud.dssdi.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/644/2018/...PRINSIP-PRINSIP REGULASI DALAM PELAYANAN KESEHATAN Dr. Mailinda Eka

Terkait dg kewenangan atribusi

Mengingat kewenangan atribusi adalah kewenangan yang didasarkan oleh Peraturan, maka penting kiranya mengetahuimana saja yang disebut dengan peraturan, bagaimanahierarkisitasnya, dll.

Hal ini dapat dilihat di UU tentang Pembentukan PeraturanPer-Undang-undangan, biasa dikenal dengan sebutan UU P3.

UU 12/2011 yang menggantikan UU 10/2004

Page 19: PRINSIP-PRINSIP REGULASI DALAM PELAYANAN …web90.opencloud.dssdi.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/644/2018/...PRINSIP-PRINSIP REGULASI DALAM PELAYANAN KESEHATAN Dr. Mailinda Eka

Perbandingan UU P3 yang lama dengan yang baru

Pasal 7 ay 1 UU N0 10/2004 No Pasal 7 ay 1 UU No 12/2011

UUD 45 1 UUD 45

UU/Perppu (Peraturan pemerintahpengganti UU)

2 Tap MPR

PP 3 UU/Perppu (Peraturan pemerintahpengganti UU)

Perpres 4 PP

Peraturan Daerah (Perda Prov, PerdaKab/Kota, Perdes)

5 Perpres

6 Perda Provinsi

7 Perda Kabupaten/Kota

Page 20: PRINSIP-PRINSIP REGULASI DALAM PELAYANAN …web90.opencloud.dssdi.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/644/2018/...PRINSIP-PRINSIP REGULASI DALAM PELAYANAN KESEHATAN Dr. Mailinda Eka

Poin-Poin Perubahan

• penambahan Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat sebagai salah satu jenis PeraturanPerundang-undangan dan hierarkinyaditempatkan setelah Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

• perluasan cakupan perencanaan Peraturan Perundang-undangan yang tidak hanya untukProlegnas dan Prolegda melainkan juga perencanaan Peraturan Pemerintah, PeraturanPresiden, dan Peraturan Perundang-undangan lainnya;

• pengaturan mekanisme pembahasan Rancangan Undang-Undang tentang PencabutanPeraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang;

• pengaturan Naskah Akademik sebagai suatu persyaratan dalam penyusunan RancanganUndang-Undang atau Rancangan Peraturan Daerah Provinsi dan Rancangan PeraturanDaerah Kabupaten/Kota;

• pengaturan mengenai keikutsertaan Perancang Peraturan Perundangundangan, peneliti, dan tenaga ahli dalam tahapan Pembentukan Peraturan Perundang-undangan; dan

• penambahan teknik penyusunan Naskah Akademik dalam Lampiran I Undang-UndangNomor 12 Tahun 2011.

Page 21: PRINSIP-PRINSIP REGULASI DALAM PELAYANAN …web90.opencloud.dssdi.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/644/2018/...PRINSIP-PRINSIP REGULASI DALAM PELAYANAN KESEHATAN Dr. Mailinda Eka

Apa Makna Perubahan UU P3 bagi PengambilKebijakan di Kab/Kota?

Dahulu daerah kabupaten/kota merasa tidak terikat denganperaturan provinsi, sehingga koordinasi sulit dilakukan

Namun dalam UU P3 yang baru Perda Provinsi memilikihierarkisitas lebih tinggi daripada Perda kabupaten/kota. Artinya, kebijakan apapun yang dilahirkan di kabupaten/kotaperlu merujuk dan tidak boleh bertentangan dengan anekaaturan yang lebih tinggi. Hal ini tidak terkecuali untukPeraturan Daerah Kabupaten/Kota.

Page 22: PRINSIP-PRINSIP REGULASI DALAM PELAYANAN …web90.opencloud.dssdi.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/644/2018/...PRINSIP-PRINSIP REGULASI DALAM PELAYANAN KESEHATAN Dr. Mailinda Eka

Lalu bagaimana dengan kedudukan Peraturan2 yang tidak disebutkan dalam hierarki UU N 12/2011 (seperti Permenkes)?

Apakah aneka aturan tersebut tetap berlaku sah dan dapat digunakan sebagai rujukan dalam pengambilan kebijakan?

Tetap sah karena… (lihat tabel berikut)

Page 23: PRINSIP-PRINSIP REGULASI DALAM PELAYANAN …web90.opencloud.dssdi.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/644/2018/...PRINSIP-PRINSIP REGULASI DALAM PELAYANAN KESEHATAN Dr. Mailinda Eka

UU N0 10/2004 UU No 12/2011

Pada Pasal 7 ayat (4) dinyatakan: JenisPeraturan Perundang-undangan selainsebagaimana dimaksudpada ayat (1), diakuikeberadaannya danmempunyai kekuatanhukum mengikatsepanjangdiperintahkan olehPeraturan Perundang-undangan yang lebihtinggi.

Pada Pasal 8 ayat (1) dinyatakan Jenis PeraturanPerundang-undangan selainsebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1) mencakup peraturan yang ditetapkan oleh MPR, DPR, DPD, MA, MK, BPK, KY, BI, Menteri, badan, lembaga, atau komisi yang setingkat yang dibentukdengan UU atau Pemerintah atas perintah UU, DPRDProvinsi, Gubernur, DPRD Kabupaten/Kota, Bupati/Walikota, KepalaDesa atau yang setingkat.

Pada Pasal 8 ayat (2) dinyatakan Peraturan Per-UU-an sbgmn dimaksud pada (Pasal 8) ayat (1) diakuikeberadaannya dan mempunyai kekuatan hukummengikat sepanjang diperintahkan oleh PeraturanPerundang-undangan yang lebih tinggi ataudibentuk berdasarkan kewenangan.

Page 24: PRINSIP-PRINSIP REGULASI DALAM PELAYANAN …web90.opencloud.dssdi.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/644/2018/...PRINSIP-PRINSIP REGULASI DALAM PELAYANAN KESEHATAN Dr. Mailinda Eka

Pada intinya ketika ketika bapak/ibu menginginkanmemastikan apakah kebijakan yang bapak ibu ambil telahsesuai ataukah belum ditinjau dari aspek yuridis, maka bapakibu perlu melihat sampai sejauh mana kewenangan atribusiyang bapak ibu miliki untuk mengambil kebijakan tersebut. Apabila tidak ada kewenangan atribusi, maka dimungkinkandidasarkan atas kewenangan delegasi (tetapi tidak ataskewenangan mandat).

Bapak/ibu juga perlu melihat kesesuaian antara kebijakanyang diambil dengan aturan-aturan yang ada di atasnya (baikaturan aturan yang secara eksplisit disampaikan dalamhierarki, maupun yang tidak terdapat didalam hierarki namunmengikat).

Kesimpulan

Page 25: PRINSIP-PRINSIP REGULASI DALAM PELAYANAN …web90.opencloud.dssdi.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/644/2018/...PRINSIP-PRINSIP REGULASI DALAM PELAYANAN KESEHATAN Dr. Mailinda Eka

Good governance

Seain itu, kebijakan juga hendaknya dapat merujuk pada aspek aspek yang terkandung dalam good governance, yi:

Sumber: UNESCAP

Page 26: PRINSIP-PRINSIP REGULASI DALAM PELAYANAN …web90.opencloud.dssdi.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/644/2018/...PRINSIP-PRINSIP REGULASI DALAM PELAYANAN KESEHATAN Dr. Mailinda Eka

REGULASI KESEHATAN DAN OTDA

• Desentralisasi: asas terkait hubungan pusat daerah dlm penyelenggaraan pemerintahan

• Otonomi: hak mengatur/mengurus RTS

• Implikasi desentralisasi/otonomi:

– Pembagian urusan pusat daerah

– Daerah mempunyai kewenangan mengatur

• Peran Regulasi masih dianggap sbg kelemahan dlm pelaksanaan otda di Indonesia, tmsk di bidang kesehatan.

Page 27: PRINSIP-PRINSIP REGULASI DALAM PELAYANAN …web90.opencloud.dssdi.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/644/2018/...PRINSIP-PRINSIP REGULASI DALAM PELAYANAN KESEHATAN Dr. Mailinda Eka

Pengaturan Tentang Pemerintahan Daerah

• UU 22/1999, PP 25/2000

• UU 32/2004, PP 38/2007

• UU 23/2014 -- pembagian urusan terdapat pada lampiran

Page 28: PRINSIP-PRINSIP REGULASI DALAM PELAYANAN …web90.opencloud.dssdi.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/644/2018/...PRINSIP-PRINSIP REGULASI DALAM PELAYANAN KESEHATAN Dr. Mailinda Eka

Pembagian Urusan Menurut UU 23/2014

Urusan Konkurent dibagi

berdasarkan asas eksternalitas,

akuntabilitas,efisiensi dan

kepentingan strategis nasional

Page 29: PRINSIP-PRINSIP REGULASI DALAM PELAYANAN …web90.opencloud.dssdi.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/644/2018/...PRINSIP-PRINSIP REGULASI DALAM PELAYANAN KESEHATAN Dr. Mailinda Eka

UU 23/2014

• Ps 9: Urusan Pemerintahan terdiri atas urusan pemerintahan absolut, urusan pemerintahan konkuren, dan urusan pemerintahan umum.

• Urusan pemerintahan absolut adalah Urusan Pemerintahan yang sepenuhnya menjadi kewenangan Pemerintah Pusat: politik luar negeri, (2) pertahanan, (3) keamanan, (4) yustisi, (5) moneter dan fiskal nasional, dan (6) agama.

• Urusan pemerintahan konkuren adalah Urusan Pemerintahan yang dibagi antara Pemerintah Pusat dan Daerah provinsi dan Daerah kabupaten/kota: wajib dan pilihan bidang kesehatan. Pembagian didasarkan pada prinsip akuntabilitas, efisiensi, dan eksternalitas, serta kepentingan strategis nasional. Pemerintah pusat memeiliki kewenangan pembentukan NSPK dan SPM, pembinaan dan pengawasan

• Urusan pemerintahan umum: menjaga ketertiban, kerukunan, dsb

Page 30: PRINSIP-PRINSIP REGULASI DALAM PELAYANAN …web90.opencloud.dssdi.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/644/2018/...PRINSIP-PRINSIP REGULASI DALAM PELAYANAN KESEHATAN Dr. Mailinda Eka

UU 23/2014

• Mengatur tentang perda dan Perkada

• Perda disusun untuk melaksanakan Otonomi Daerah dan tugas pembantuan. Perda disusun bersama2 oleh Pemda dan DPRD

• Ps 236; Perda sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memuat materi muatan:

– a. penyelenggaraan Otonomi Daerah dan Tugas Pembantuan; dan

– b. penjabaran lebih lanjut ketentuan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi.

Page 31: PRINSIP-PRINSIP REGULASI DALAM PELAYANAN …web90.opencloud.dssdi.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/644/2018/...PRINSIP-PRINSIP REGULASI DALAM PELAYANAN KESEHATAN Dr. Mailinda Eka

UU 23/2014

• Ps 250: Perda dan Perkada sebagaimana dimaksud dalam Pasal 249• ayat (1) dan ayat (3) dilarang bertentangan dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan yang lebih tinggi, kepentingan umum, dan/atau kesusilaan.• (2) Bertentangan dengan kepentingan umum sebagaimana• dimaksud pada ayat (1) meliputi:

– a. terganggunya kerukunan antarwarga masyarakat;– b. terganggunya akses terhadap pelayanan publik;– c. terganggunya ketenteraman dan ketertiban umum;– d. terganggunya kegiatan ekonomi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat;

dan/atau– e. diskriminasi terhadap suku, agama dan kepercayaan, ras, antar-golongan, dan gender.

Page 32: PRINSIP-PRINSIP REGULASI DALAM PELAYANAN …web90.opencloud.dssdi.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/644/2018/...PRINSIP-PRINSIP REGULASI DALAM PELAYANAN KESEHATAN Dr. Mailinda Eka
Page 33: PRINSIP-PRINSIP REGULASI DALAM PELAYANAN …web90.opencloud.dssdi.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/644/2018/...PRINSIP-PRINSIP REGULASI DALAM PELAYANAN KESEHATAN Dr. Mailinda Eka
Page 34: PRINSIP-PRINSIP REGULASI DALAM PELAYANAN …web90.opencloud.dssdi.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/644/2018/...PRINSIP-PRINSIP REGULASI DALAM PELAYANAN KESEHATAN Dr. Mailinda Eka
Page 35: PRINSIP-PRINSIP REGULASI DALAM PELAYANAN …web90.opencloud.dssdi.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/644/2018/...PRINSIP-PRINSIP REGULASI DALAM PELAYANAN KESEHATAN Dr. Mailinda Eka
Page 36: PRINSIP-PRINSIP REGULASI DALAM PELAYANAN …web90.opencloud.dssdi.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/644/2018/...PRINSIP-PRINSIP REGULASI DALAM PELAYANAN KESEHATAN Dr. Mailinda Eka
Page 37: PRINSIP-PRINSIP REGULASI DALAM PELAYANAN …web90.opencloud.dssdi.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/644/2018/...PRINSIP-PRINSIP REGULASI DALAM PELAYANAN KESEHATAN Dr. Mailinda Eka

UU 23/2014

• Berusaha menjembatani masalah koordinasi antarakementerian kesehatan dan dinas kesehatan denganmenghadirkan kembali pembinaan teknis oleh kementeriankesehatan

• Pembentukan OPD harus tunduk dan linier dengan OrganisasiKementerian Kesehatan

• Ada sanksi bila pemda tidak memenuhi perintah pusat

• Resentralisasi?

Page 38: PRINSIP-PRINSIP REGULASI DALAM PELAYANAN …web90.opencloud.dssdi.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/644/2018/...PRINSIP-PRINSIP REGULASI DALAM PELAYANAN KESEHATAN Dr. Mailinda Eka

Desentralisasi

• Secara teoritis, otonomi= daerah mempunyai kewenangan mengatur sendiri

• Semakin desentralistispemda makin mengatur urusan daerah

Page 39: PRINSIP-PRINSIP REGULASI DALAM PELAYANAN …web90.opencloud.dssdi.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/644/2018/...PRINSIP-PRINSIP REGULASI DALAM PELAYANAN KESEHATAN Dr. Mailinda Eka

Desentralisasi• Kota Jayapura:

– Selama kurun waktu tahun 2000 sampai 2011 ada sekitar 5 peraturan daerah yang ditetapkan pemerintah daerah Kota Jayapura di bidang kesehatan. Perda yang dikeluarkan mengatur tentang: retribusi pelayanan kesehatan, organisasi dan tata kerja dinas daerah Kota Jayapura, Pencegahan dan Penanggulangan Infeksi Menular Seksual, Human Immunodeficiency Virus, dan Acquired Immuno Deficiency Syndrome.

– Dalam konteks Kota Jayapura, terjadi peningkatan pelayanan kesehatan di Kota Jayapura yang cukup baik selama pelaksanaan otonomi luas. Baiknya pelayanan kesehatan di Kota Jayapura ini antara lain dapat dilihat dari: tingginya Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kota Jayapura dan kinerja dinas kesehatan Kota jayapura.

• Kota Yogyakarta:

– Selama kurun waktu tahun 2004 sampai 2012 ada sekitar 8 peraturan daerah yang ditetapkan pemerintah daerah Kota Yogyakarta di bidang kesehatan. Selain itu ada sekitar 27 peraturan walikota di bidang kesehatan yang dikeluarkan dalam kurun waktu yang sama. Baik Perda maupun Perwal yang dikeluarkan mengatur tentang: fungi dan tugas dinas kesehatan, program jaminan kesehatan daerah, mutu pelayanan, Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan, Ijin Penyelenggara Pelayanan Kesehatan dan Tenaga Kesehatan, dan retribusi pelayanan kesehatan. Secara lebih detail,

– Baiknya pelayanan kesehatan di Kota Yogyakarta ini antara lain dapat dilihat dari tingginya Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kota Yogyakarta. Pada tahun 2010, IPM tertinggi di Indonesia diperoleh oleh Kota Yogyakarta dengan angka harapan hidup 73,44 tahun meningkat dari 73,35 di tahun 2009.

Page 40: PRINSIP-PRINSIP REGULASI DALAM PELAYANAN …web90.opencloud.dssdi.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/644/2018/...PRINSIP-PRINSIP REGULASI DALAM PELAYANAN KESEHATAN Dr. Mailinda Eka

Refleksi• Secara General, meskipun desentralistis , daerah belum secara

maksimal mengatur urusan kesehatan sesuai kondisi daerah

• Perda sebagian besar terkait Retribusi dan tarif, SOTK dan perijinan

• Anomali: pelayanan kesehatan meningkat

• Pertanyaan:

• Mengapa daerah tidak memaksimalkan kewenangannya untuk mengatur

• Jika tidak diatur daerah, bagaimana pelaksanaan hal-hal penting di daerah?

• Mengapa terjadi anomali?

Page 41: PRINSIP-PRINSIP REGULASI DALAM PELAYANAN …web90.opencloud.dssdi.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/644/2018/...PRINSIP-PRINSIP REGULASI DALAM PELAYANAN KESEHATAN Dr. Mailinda Eka

Maturnuwun

Page 42: PRINSIP-PRINSIP REGULASI DALAM PELAYANAN …web90.opencloud.dssdi.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/644/2018/...PRINSIP-PRINSIP REGULASI DALAM PELAYANAN KESEHATAN Dr. Mailinda Eka

Maturnuwun

Roadmap FH UGM Juli 2016 42