prinsip ekonomi filsafat
DESCRIPTION
prinsip ekonomi perspektif filsafat hukum ekonomi IslamTRANSCRIPT
Prinsip-Prinsip Hukum Ekonomi Islam
Oleh : Fath Andrean
C72214076
Abstrak : Makalah ini membahas tentang prinsip-prinsip hukum ekonomi bisnis Islam yang berfungsi sebagai landasan umat Islam dalam bermuamalah. untuk mengurai judul diatas penulis merumuskan dua rumusan masalah. Pertama, apa pengertian prinsip ekonomi hukum ekonomi dan bisnis Islam. Dan kedua, apa saja prinsip prinsip yang ada dalam hukum ekonomi dan bisnis Islam. Dari hasil penelitian menyimpulkan bahwa pertama prinsip ekonomi dan bisnis Islam adalah ide dasar kebijakan yang memperkokoh bangunan landasan teori bisnis dalam hukum Islam yang berkaitan dengan kegiatan ekonomi berdasarkan Al-Qur;an dan Hadits. Dan kedua, yakni prinsip hukum ekonomi islam ada lima prinsip sebagai pilar ekonomi Islam.
Pendahuluan
Islam adalah agama yang universal dan
komprehensif. Universal berarti bahwa
Islam diperuntukkan bagi seluruh umat
manusia di muka bumi dan dapat diterapkan
dalam setiap waktu dan tempat sampai akhir
zaman. Komprehensif artinya bahwa Islam
mempunyai ajaran yang lengkap dan
sempurna (syumul). Kesempurnaan ajaran
Islam, dikarenakan Islam mengatur seluruh
aspek kehidupan manusia, tidak saja aspek
spiritual (ibadah murni), tetapi juga aspek
mu’amalah yang meliputi ekonomi, sosial,
politik, hukum, dan sebagainya. Sebagai
ajaran yang komprehensif, Islam meliputi
tiga pokok ajaran, yaitu aqidah, syari’ah dan
akhlak. Hubungan antar aqidah, syari’ah dan
akhlak dalam sistem Islam terjalin
sedemikian rupa sehingga merupakan
sebuah sistem yang komprehensif. Syariah
Islam terbagi kepada dua yaitu ibadah dan
mu’amalah. Ibadah diperlukan untuk
menjaga ketaatan dan keharmonisan
hubungan manusia dengan khaliq-Nya.
Mu’amalah dalam pengertian umum
dipahami sebagai aturan mengenai
hubungan antar manusia.
Pengertian Hukum Ekonomi Islam
Dalam bahasa Indonesia kata ‘hukum’
secara mandiri menurut Amir Syarifuddin
adalah seperangkat peraturan tentang
tingkah laku manusia yang diakui
sekelompok masyarakat, disusun orang-
orang yang diberi wewenang oleh
masyarakat itu, berlaku dan mengikat untuk
seluruh anggotanya1.
Adapun pengertian ekonomi
islam yang terdiri dari dua kata ekonomi dan
1 Amir Syarifuddin.Ushul Fiqh Jilid 1. Jakarta: Kencana. 2011. hlm. 6
islam. Ekonomi merupakan salah satu ilmu
sosial yang mempelajari aktivitas manusia
yang berhubungan dengan produksi,
distribusi, dan konsumsi terhadap barang
dan jasa. Istilah "ekonomi" sendiri berasal
dari bahasa Yunani, yaitu οἶκος (oikos) yang
berarti "keluarga, rumah tangga" dan νόμος
(nomos) yang berarti "peraturan, aturan,
hukum". Secara garis besar, ekonomi
diartikan sebagai "aturan rumah tangga"
atau "manajemen rumah tangga." Sementara
yang dimaksud dengan ahli ekonomi atau
ekonom adalah orang menggunakan konsep
ekonomi dan data dalam bekerja2.
Menurut M.Akram Kan ekonomi islam
adalah “Islamic economics aims the study of
he human falah (well-being) achieved by
organizing the resources of the earth on the
basic of cooperation and participation”.
Secara lepas dapat diartikan bahwa ilmu
ekonomi islam bertujuan untuk melakukan
kajian tentang kebahagian hidup manusia
yang dicapai dengan mengorganisasikan
sumber daya alam atas dasar bekerja sama
dan partisipasi. Definisi yang dikemukakan
Akram Kan memeberikan dimensi
normative (kebahagiaan hidup di dunia dan
akhirat) serta dimensi positif
2 http://id.wikipedia.org/wiki/Ekonomi. diakses 1 November 2015, 20.07 pm
MenurutMuhammad Yusuf Musa
berpendapat bahwa kajian Hukum Ekonomi
Islam itu mencakup pembahasan tentang
ketentuan-ketentuan hukum mengenai
kegiatan perekonomian, amanah dalam
bentuk titipan dan pinjaman, ikatan
kekeluargaan, proses penyelesaian perkara
lewat pengadilan dan bahkan soal distribusi
harta waris3. Berdasarkan hal tersebut, maka
dapat disimpulkan bahwa Hukum Ekonomi
Islam adalah mengetahui ketentuan-
ketentuan hukum tentang usaha-usaha
memperoleh dan memperkembangkan harta,
jula beli, hutang piutang, dan jasa penitipan
di antara anggota-anggota masyarakat sesuai
keperluan mereka, yang difahami dari dalil-
dalil syara’ yang terperinci4.
B. Prinsip
1) Prinsip aqidah, atau prinsip tauhid.
Prinsip ini merupakan fondasi hukum Islam,
yang menekankan bahwa:
a) Harta benda yang kita kuasai hanyalah
amanah dari Allah sebagai pemilik hakiki.
Kitaharus memperolehnya dan
mengelolanya dengan baik (al-thayyibat)
3 Dede Rosyada, Hukum islam dan Pranata Sosial, Jakarta: Rajawali Press, 1992. Hlm.70
4 Ibid. hlm.71
dalam rangka dan mencari kemanfaatan
karunia Allah (ibtigha min fadhillah).
b) Manusia dapat berhubungan langsung
dengan Allah. Ekonomi Islam adalah
ekonomi yang berdasarkan ketuhanan.
Sistem ini bertitik tolak dari Allah, bertujuan
akhir kepada Allah, dan menggunakan
sarana yang tidak lepas dari syari’at Allah5.
2)Prinsip Keadilan, Mencakup seluruh
aspek kehidupan, merupakan prinsip yang
penting6. Sebagaimana Allah
memerintahkan adil di antara sesama
manusia dalam banyak ayat antara lain.
“Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu)
berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi
kepada kaum kerabat, dan Allah melarang
dari perbuatan keji, kemungkaran dan
permusuhan. Dia memberi pengajaran
kepadamu agar kamu dapat mengambil
pelajaran” (Qs.An-Nahl: 90)
“Apa saja harta rampasan (fai-i) yang
diberikan Allah kepada Rasul-Nya yang
berasal dari penduduk kota-kota maka
adalah untuk Allah, Rasul, kerabat Rasul,
5 M. Yusuf Qardhawi, Norma dan Etika Ekonomi Islam, Jakarta: Gema Insani Press, 1987. Lihat Lihat. Abd. Shomad. Hukum Islam. Jakarta: Kencana. 2010. Hlm. 86
6 Sjaichul Hadi Permono, Formula Zakat, Menuju Kesejahteraan Sosial. Surabaya: Aulioa.2008. hlm 45. Lihat. Abd. Shomad. Hukum Islam. Jakarta: Kencana. 2010. Hlm78
anak-anak yatim, orang-orang miskin dan
orang-orang yang dalam perjalanan, supaya
harta itu jangan hanya beredar di antara
orang-orang kaya saja di antara kamu. Apa
yang diberikan Rasul kepadamu maka
terimalah dia. Dan apa yang dilarangnya
bagimu maka tinggalkanlah; dan
bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya
Allah sangat keras hukuman-Nya.” (Qs.Al-
Hasyr: 9)
3) Prinsip Al-Ihsan (berbuat
kebaikan), pemberian manfaat kepada orang
lain lebih daripada hak orang lain itu.
4) Prinsip Al-Mas’uliyah
(accountabillty), pertanggung jawaban yang
meliputi beragam aspek, yakni: pertanggung
jawaban antara individu dengan individu
(mas’uliyah al-afrad), pertanggung jawaban
dalam masyarakat (mas’uliyah almujtama’).
Manusia dalam masyarakat diwajibkan
melaksanakan kewajibannya demi
terciptanya kesejahteraan anggota
masyarakat secara keseluruhan serta
tanggung jawab pemerintah (mas’uliyah al-
daulah) tanggung jawab ini berkaitan
dengan baitul mal7 .
5) Prinsip keseimbangan Prinsip Al-
Wasathiyah (al-‘itidal, moderat,
keseimbangan), syariat islam mengakui hak
7 Ibid. Hlm.78
pribadi dengan batas-batas tertentu. Syari’at
menentukan keseimbangan kepentingan
individu dan kepentingan masyarakat. Hal
ini tampak dari beberapa firman Allah yang
artinya:
�ى�و�ال� �ل ة إ �ول����� ل د�ك� م� ع� ي����� � غ� ت غ� غ�
ل� ه�ا ك��� س� � �ق�ك� و�ال� ت غ�ع�ن ط�غ� � غ�ب غ� ٱ
ا ور س� �وم$ا م� ع�د� م�ل � غف�ت ٢٩غ
Dan janganlah kamu jadikan tanganmu
terbelenggu pada lehermu dan janganlah
kamu terlalu mengulurkannya karena itu
kamu menjadi tercela dan menyesal (Qs. al-
israa: 29)
�ن� ذ+ر�ين� إ غ�م�ب������ و��ن�ٱ � . إ �و/ا ان غ� ك������
��ط�ي ي �لش� ن �ان� ٱ ط��ن� و�ك غ�لش� +ه�ٱ ب ر� ۦ ل���ا �ف�ور$ ٢٧ك
Sesungguhnya pemboros-pemboros itu
adalah saudara-saudara syaitan dan syaitan
itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya.
(Qs.Al-Israa: 27)
و� ذ�ي/۞و�ه������ ��ٱل������ ن � ج� أ �نش������ ت� أ
وش�� ر� م� ر� و�غ� وش�� ر� ت�م� غ� غ� ت� غ�
ل�و� � غ�لن ع� و�ٱ غ�ل����ز� �ه�ٱ �ل ك� ا أ �ف���� �ل ت ۥغ� م�
ون�و� ت���� غ�لز� ان� و�ٱ م���� Bه$اٱلر� ب �ش����� م�ت
ر�ه� �م��� . م�ن ث وا �ل��� � ك ب �ش���� ر� م�ت ت�و�غ� ه ۦغ�
. ح�ق�ه� وا ر� و�ء�ات������ م������ � �ذ�ا أ م�ۥغ�إ � غ� ي
اد�ه� �ه�ۦنح�ص��������� �ن ر�ف�و/ إ � � و�ال� ت� ه ال�ۥغ�
Bح�ب� ر�ف�ين�ي غ�م� غ� ١٤١ ٱ
Dan Dialah yang menjadikan kebun-kebun
yang berjunjung dan yang tidak berjunjung,
pohon kurma, tanam-tanaman yang
bermacam-macam buahnya, zaitun dan
delima yang serupa (bentuk dan warnanya),
dan tidak sama (rasanya). Makanlah dari
buahnya (yang bermacam-macam itu) bila
dia berbuah, dan tunaikanlah haknya di hari
memetik hasilnya (dengan dikeluarkan
zakatnya); dan janganlah kamu berlebih-
lebihan. Sesungguhnya Allah tidak
menyukai orang-orang yang berlebih-
lebihan (Qs.Al-An’am: 141)
6) Prinsip kejujuran dan kebenaran.
Prinsip ini merupakan sendi akhlakul
kariimah.
a) Prinsip transaksi yang meragukan
dilarang, akad transaksi harus tegas, jelas
dan pasti. Baik benda yang menjadi objek
akad, maupun harga barang yang diakadkan
itu.
b) Prinsip transaksi yang merugikan
dilarang. Setiap transaksi yang merugikan
diri sendiri maupun pihak kedua dan pihak
ketiga dilarang. Sebagaimana sabda
rasulullah saw:
" ضرار ال و ضرر "ال
“ Tidak boleh membahayakan (merugikan)
diri sendiri dan tidak boleh membahayakan
(merugikan) pihak lain.”
c) Prinsip mengutamakan kepentingan
sosial. Prinsip ini menekankan pentingnya
kepentingan bersama yang harus
didahulukan tanpa menyebabkan kerugian
individu. Sebagaimana kaidah fiqhiyah: “
bila bertentangan antara kemaslahatan sosial
dan kemaslahatan individu, maka
diutamakan kepentingan kemaslahatan
sosial.”
d) Prinsip manfaat. Objek transaksi harus
memiliki manfaat, transaksi terhadap objek
yang tidak bermanfaat menurut syariat
dilarang.
e) Prinsip transaksi yang mengandung riba
dilarang.
f) Prinsip suka sama suka (saling rela, ‘an
taradhin). Prinsip ini berlandaskan pada
firman Allah Swt:
ا Bه���� ي� ��/أ ذ�ين� ي .ٱل���� �و/ا �ل ك � . ال� ت وا � ء�ام�ن����� غ
� �م ب �ك ن � �م ب �ك و��ل� غ�أ ل�غ� ��ط������ غ�ب �نٱ �ال� أ إ
� و�ال� ا م+نك ر� ة ع�ن ت��� �ج��ر� �ون� ت �ك هغ�ت ت
�ن� � إ ك �نف�س� . أ �و/ا �ل ت � هغ�ت �ه�غ �ٱلل �ك ان� ب غ� ك���ح�يم$ا ٢٩ر�
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah
kamu saling memakan harta sesamamu
dengan jalan yang bathil, kecuali dengan
jalan perniagaan yang berlaku dengan suka
sama-suka di antara kamu..” (Qs.An-Nisa:
29).
Prinsip ini juga berlandaskan hadits nabi : “
tidak lain jual beli harus melalui jalan suka
sama suka”. (Hr. Ibnu Majah)
g) Prinsip Milkiah, kepemilikan yang jelas.
h) Prinsip Tiada Paksaan. Setiap orang
memiliki kehendak yang bebas dalam
menetapkan akad, tanpa tunduk kepada
paksaan transaksi apapun, kecuali hal yang
diharuskan oleh norma keadilan dan
kemaslahatan masyarakat8.
Kesimpulan
salah satu aspek penting yang terkait dengan
hubungan antar manusia adalah ekonomi.
Ajaran Islam tentang ekonomi memiliki
prinsip-prinsip yang bersumber Al-Quran
dan Hadits. Prinsip-prinsip umum tersebut
bersifat abadi, seperti prinsip tauhid, adil,
maslahat, kebebasan dan tangung jawab,
persaudaraan, dan sebagainya. Prinsip-
8 Ibid. Hlm.79-80.
prinsip ini menjadi landasan kegiatan
ekonomi di dalam Islam yang secara teknis
operasional selalu berkembang dan dapat
berubah sesuai dengan perkembanga zaman
dan peradaban yang dihadapi manusia.
Daftar Pustaka
Al-Quran Alkariim
Rosyada, Dede, Hukum islam dan Pranata
Sosial, Jakarta: Rajawali Press, 1992.
Syarifuddin, Amir.Ushul Fiqh Jilid 1.
Jakarta: Kencana. 2011.
Permono, Sjaichul Hadi, Formula Zakat,
Menuju Kesejahteraan Sosial. Surabaya:
Aulioa.2008.
Qardhawi, M. Yusuf. Norma dan Etika
Ekonomi Islam, Jakarta: Gema Insani Press,
1987.
http://id.wikipedia.org/wiki/Ekonomi.