preturnsahamperusahaanmanufakturyangterdaftardibej

76
PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEJ Skripsi Diajukan Oleh : Nama : Dyah Kumala Trisnaeni Nomor Mahasiswa : 01.312.157 Jurusan : Akuntansi FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA 2007

Upload: gilank-fajriansyah

Post on 31-Jul-2015

37 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PRETURNSAHAMPERUSAHAANMANUFAKTURYANGTERDAFTARDIBEJ

PENGARUH KINERJA KEUANGAN

TERHADAP RETURN SAHAM

PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEJ

Skripsi

Diajukan Oleh :

Nama : Dyah Kumala Trisnaeni

Nomor Mahasiswa : 01.312.157

Jurusan : Akuntansi

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

YOGYAKARTA

2007

Page 2: PRETURNSAHAMPERUSAHAANMANUFAKTURYANGTERDAFTARDIBEJ

PENGARUH KINERJA KEUANGAN

TERHADAP RETURN SAHAM

PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEJ

SKRIPSI

Disusun dan diajukan untuk memenuhi sebagai salah satu syarat untuk

Mencapai derajat Sarjana strata-1 jurusan Akuntansi

Pada Fakultas Ekonomi UII

Oleh :

Nama : Dyah Kumala Trisnaeni

Nomor Mahasiswa : 01 312 157

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

YOGYAKARTA

2007

i

Page 3: PRETURNSAHAMPERUSAHAANMANUFAKTURYANGTERDAFTARDIBEJ

PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME

“ Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang

pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi,

dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang

pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu

dalam naskah ini dan disebutkan dalam referensi. Dan apabila dikemudian hari

terbukti bahwa pernyataan ini tidak benar maka saya sanggup menerima

hukuman atau sangsi apapun sesuai peraturan yang berlaku.”

Yogyakarta, 2006

Penyusun

(Dyah Kumala Trisnaeni)

ii

Page 4: PRETURNSAHAMPERUSAHAANMANUFAKTURYANGTERDAFTARDIBEJ

PENGARUH KINERJA KEUANGAN

TERHADAP RETURN SAHAM

PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEJ

Skripsi

Diajukan Oleh

Nama : Dyah Kumala Trisnaeni

Nomor Mahasiswa : 01 312 157

Jurusan : Akuntansi

Telah disetujui oleh Dosen Pembimbing

Pada tanggal

Dosen Pembimbing,

(Dra. Abriyani Puspaningsih, M.Si.,Ak)

iii

Page 5: PRETURNSAHAMPERUSAHAANMANUFAKTURYANGTERDAFTARDIBEJ

Halaman Motto

“ Sungguh bersama kesukaran pasti ada kemudahan; Dan bersama kesukaran pasti ada

kemudahan. Karena itu, bila selesai suatu tugas, mulailah tugas yang lain dengan sungguh-

sungguh. Hanya kepada Tuhanmu hendaknya kau berharap ”

( Q.S. Asy Syarh : 5 – 8 )

“ Manusia bisa bahagia jika ia bisa membuka mata untuk menyadari bahwa ia memiliki

banyak hal yang berarti. Manusia bisa bahagia jika ia mau membuka mata hati untuk

menyadari batapa ia dicintai. Manusia bisa bahagia jika ia mau membuka diri agar orang

lain bisa mencintainya dengan tulus ”

( H.M. Komarudin Chalil )

“ Pintu kebahagiaan terbesar adalah doa kedua orang tua. Berusahalah mendapatkan doa itu

dengan berbakti kepada mereka berdua agar doa mereka menjadi benteng yang kuat yang

menjagamu dari semua hal yang tidak Anda sukai ”

( La Tahzan )

“ Hidup hendaknya berguna buat orang lain dan memaafkan orang yang pernah melakukan

kesalahan pada kita jauh lebih baik daripada menanti ucapan terima kasih atas apa yang

telah kita lakukan ” ☺

iv

Page 6: PRETURNSAHAMPERUSAHAANMANUFAKTURYANGTERDAFTARDIBEJ

Halaman Persembahan

Ku persembahkan karya kecilku dengan penuh syukur yang sebesar-besarnya teruntuk :

Allah SWT

Puji Syukurku atas rahmat dan kehadirat Mu Raja Semesta Alam

Papa dan Mama

Tiada ungkapan kasih dan sayang yang lebih mulia selain ungkapan kasih dan sayang serta

nasehat yang diberikan oleh Mama dan Papa dalam membimbing hidup menuju suatu

harapan yang didambakan. Terima kasih atas doa yang selalu mengiringi setiap langkah

ananda dan pengorbanan tanpa pamrih demi keberhasilan ananda

Adekku tersayang

Dorongan, semangat, perhatian, kebersamaan dan kasih sayang yang tiada henti yang

diberikan untuk kakanda.

v

Page 7: PRETURNSAHAMPERUSAHAANMANUFAKTURYANGTERDAFTARDIBEJ

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb

Alhamdulillahirrabbil’alamin, segala puji syukur penulis panjatkan

kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya,

sehingga penyusunan skripsi dengan judul “Pengaruh Kinerja Keuangan

Terhadap Return Saham Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Di BEJ” ini

dapat terselesaikan.

Skripsi ini disusun dan diajukan sebagai salah satu persyaratan guna

memperoleh gelar sarjana S1 pada jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi

Universitas Islam Indonesia Yogyakarta.

Banyak pihak yang dengan tulus membantu, secara langsung dan tidak

langsung terlibat, memberi saran maupun kritik selama penyusunan skripsi ini.

Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada :

1. Dekan Drs. Ismai Ishak M.Bus.Ph.D dan seluruh keluarga besar dosen

Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia atas ilmu yang telah diberikan.

2. Dra. Abriyani Puspaningsih M.Si, Ak selaku dosen pembimbing yang telah

membantu, membimbing, mengarahkan dan memberikan saran dalam proses

penyusunan skripsi ini.

3. Papa Sudi Sutrisno dan Mama Hj.Djuriah tercinta, terima kasih untuk

segalanya, yang tiada hentinya memotivasi ananda untuk segera

menyelesaikan skripsi ini, yang selalu membesarkan hati ananda untuk selalu

sabar dan doa yang tulus yang tiada pernah ternilai dengan apapun. Maafin

ananda yang ga’ bisa menyelesaikan skripsi tepat waktu. Semoga Allah

meridhoi setiap langkah Mama dan Papa di dunia dan di akhirat. Amin.

4. Adikku Danu tersayang, thanx ya atas dorongan, nasehat, semangat dan

kritikannya. Itu semua membuat Mbak jadi lebih dewasa. Keceriaan,

kelucuan, dan kebawelan kamu menjadikan hidup ini jadi lebih berwarna.

Semoga impian dan harapan kamu tercapai.

vi

Page 8: PRETURNSAHAMPERUSAHAANMANUFAKTURYANGTERDAFTARDIBEJ

5. Sahabat-sahabat terbaik yang kumiliki, Listien yang ceria, Uwee yang selalu

positive thinking, dan Unee yang tertutup. Terima kasih atas kebersamaan

kita selama ini dalam suka-duka, canda-tawa dan ga’ bosen2nya kalian

dengerin curhat aq dan memberi semangat agar cepat mnyelesaikan skripsi.

Semoga persahabatan kita tetap abadi. Kapan ya qta bisa kumpul bareng lagi?

6. Untuk keluargaku, Mbah Mus, Makyong, Mbak Uni dan Mas Eko, makasih

atas perhatian, dukungan dan doanya. Rahmat imoet dan si kecil izzah,

kangen nich ma kalian…

7. Tuk temen-temen KKN SL-99, Faris, Anton, Farid, Hari, Wahyu, Bobby,

Dwi, Wida dan special buat Retno (Ayo semangat dan belajar) dan Astrid

(jangan pernah takut untuk mencoba). Thanx atas kebersamaan qta dulu,

kalian temen yang baik dan unik. Andai qta bisa reuni lagi…

8. Buat temen-temenku, Indah, Hidjir, Apriadi, Afif, Mas Tony, Ura, Ana, Lia,

Mas Leo, Dede’, Isti, Rini, Febri. Terima kasih atas kebaikan dan

dukungannya.

9. Tuk temen-temen semuanya yang ga’ bisa disebutin satu persatu, terima kasih

buat kenangan yang pernah terukir di hati ini dan persahabatannya.

10. Semua pihak yang selama ini turut membantu baik secara langsung maupun

tidak langsung yang berkaitan dengan penelitian dan penyusunan skripsi ini.

Segala daya upaya serta kemampuan penulis curahkan sepenuhnya demi

terselesaikan skripsi ini, namun semua itu tidak lepas dari segala kekurangan

yang ada. Akhir kata penulis berharap agar apa yang tertuang dalam skripsi ini

dapat memberikan informasi dan bermanfaat bagi mereka yang tertarik untuk

meneliti lebih lanjut.

Wassalamualaikum wr.wb

Penulis

(Dyah Kumala Trisnaeni)

vii

Page 9: PRETURNSAHAMPERUSAHAANMANUFAKTURYANGTERDAFTARDIBEJ

DAFTAR ISI

Halaman Judul i

Halaman Pernyataan Bebas Plagiarisme ii

Halaman Pengesahan iii

Halaman Motto iv

Halaman Persembahan v

Kata Pengantar vi

Daftar Isi viii

Abstrak x

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah 1

1.2 Rumusan Masalah 5

1.3 Batasan Masalah 6

1.4 Tujuan Penelitian 6

1.5 Manfaat Penelitian 7

1.6 Sistematika Penulisan 7

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Kajian Pustaka 10

2.1.1 Saham 10

2.1.2 Return Saham 14

2.1.3 Informasi Laporan Keuangan 18

2.1.4 Sifat Laporan Keuangan 20

2.1.5 Prosedur Analisa Laporan Keuangan 22

2.1.6 Kinerja Keuangan dengan Rasio Keuangan 24

2.2 Penelitian Terdahulu 30

2.3 Keterkaitan Kinerja Keuangan dengan Return Saham 31

2.4 Hipotesis 33

viii

Page 10: PRETURNSAHAMPERUSAHAANMANUFAKTURYANGTERDAFTARDIBEJ

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Populasi dan Sampel Penelitian 34

3.2 Jenis dan Sumber Data 35

3.3 Metode Pengumpulan Data 36

3.4 Metode Analisis Data 37

3.4.1 Uji Asumsi Klasik 37

3.4.2 Analisis Regresi Linier Berganda 38

3.4.3 Pengujian Hipotesis 39

3.5 Deskripsi Data 40

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum BEJ 43

4.2 Hasil Analisis 44

4.2.1 Uji Asumsi Klasik 44

4.2.2 Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap

Return Saham 48

4.2.3 Uji Hipotesis 51

4.3 Pembahasan 52

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan 55

5.2 Saran 55

DAFTAR PUSTAKA 57

LAMPIRAN 59

ix

Page 11: PRETURNSAHAMPERUSAHAANMANUFAKTURYANGTERDAFTARDIBEJ

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh kinerja keuangan yang terdiri dari rasio EPS, PER, DER, ROI, dan ROE secara parsial maupun serentak terhadap return saham perusahaan manufaktur di Bursa Efek Jakarta serta untuk mengetahui rasio yang dominan mempengaruhi return saham perusahaan manufaktur di Bursa Efek Jakarta. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif yang berfungsi untuk menguji hipotesis yang diajukan dalam penelitian serta untuk menjawab permasalahan dalam penelitian ini. Sampel yang diambil sebanyak 30 perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJ serta memiliki saham aktif selama tahun 2003 – 2005. untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan dilakukan proses pengumpulan data melalui dokumentasi. Untuk metode pengumpulan data yang dilakukan dengan membuat salinan dengan cara mengumpulkan arsip dan catatan-catatan perusahaan yang ada. Alat analisis penelitian yang digunakan adalah analisis regresi linear berganda. Hasil analisis menunjukkan bahwa rasio keuangan yang terdiri dari rasio EPS, PER, DER, ROI, dan ROE tidak berpengaruh secara serentak terhadap return saham perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Rasio keuangan yang berpengaruh secara parsial terhadap return saham perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta adalah rasio PER sehingga secara langsung rasio ini dominant mempengaruhi perubahan return saham perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Kata-kata Kunci : Rasio Keuangan, Return Saham, Perusahaan Manufaktur

x

Page 12: PRETURNSAHAMPERUSAHAANMANUFAKTURYANGTERDAFTARDIBEJ

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Semua perusahaan manufaktur di Indonesia dalam era globalisasi

selayaknya berusaha untuk memproduksi barang berkualitas tinggi dengan biaya

rendah dalam rangka meningkatkan daya saing baik dipasar domestik maupun

pasar global. Situasi ini mendorong mereka untuk mengadaptasikan sistem

manufaktur yang dapat mempercepat proses penciptaan nilai tambah, antara lain

dengan melakukan hubungan kontraktual dengan para pemasok dan investor

(Ansari, 1984).

Perkembangan jumlah perusahaan manufaktur yang semakin pesat

tersebut tidak atau belum didukung oleh pengawasan yang ketat, hal ini

menimbulkan banyak permasalahan dalam dunia manufaktur seperti

penyalahgunaan penyaluran kredit yang akhirnya menjadi kredit macet, sehingga

perusahaan manufaktur tersebut menjadi kekurangan likuiditas yang parah, yang

pada akhirnya menjadikan perusahaan tersebut mengalami pailit (dilikuidasi).

Sebagaimana telah diketahui perusahaan manufaktur merupakan industri

yang dalam kegiatannya mengandalkan modal dari investor, oleh karena itulah

perusahaan manufaktur harus dapat menjaga kesehatan keuangan atau

likuiditasnya. Mengingat besarnya pengaruh yang timbul bila terjadi kesulitan

keuangan pada industri manufaktur, maka perlu dilakukan analisis sedemikian

rupa, sehingga kesulitan keuangan (financial distress) dan kemungkinan

Page 13: PRETURNSAHAMPERUSAHAANMANUFAKTURYANGTERDAFTARDIBEJ

2

kebangkrutan dapat dideteksi lebih awal untuk selanjutnya menentukan arah

kebijaksanaan.

Keadaan tersebut menuntut kebutuhan dana yang cukup bagi perusahaan

manufaktur untuk bertahan dan bersaing. Salah satu cara yang diambil perusahaan

untuk memenuhi kebutuhan dana guna mengembangkan agar tetap dapat bersaing

adalah penjualan saham perusahaan kepada masyarakat melalui pasar modal.

Pasar modal memiliki peran yang sangat penting dalam meningkatkan

pertumbuhan ekonomi suatu negara karena memiliki fungsi ekonomi dan fungsi

keuangan (Husnan, 2003 : 4). Sebagai fungsi ekonomi, pasar modal menyediakan

fasilitas untuk memindahkan dana dari pihak yang memiliki kelebihan dana

kepada pihak yang membutuhkan dana. Sedangkan fungsi keuangan, pasar modal

menyediakan dana yang diperlukan oleh pihak yang membutuhkan dana. Pihak

yang membutuhkan dana dan pihak yang kelebihan dana tidak harus bertemu

secara langsung dalam transaksi di pasar modal, akan tetapi dibantu oleh pialang

sekuritas, yaitu pihak yang mempertemukan penjual dan pembeli sekuritas

(Atmaja, 1999 : 67). Perusahaan yang telah mencatat sahamnya di pasar modal

harus mengeluarkan laporan keuangan setiap tahun yang memuat informasi

tentang kekayaan perusahaan, termasuk laporan keuntungan dan pembayaran

dividen perusahaan. Selain itu, laporan keuangan mempunyai tujuan agar para

investor mengetahui perkembangan dan prospek perusahaan sehingga investor

mengetahui tindakan yang seharusnya diambil. Ada beberapa informasi laporan

keuangan yang dapat diperhatikan yaitu informasi tentang cash flow, earnings

atau informasi-informasi lain yang berhubungan dengan kebijakan perusahaan,

Page 14: PRETURNSAHAMPERUSAHAANMANUFAKTURYANGTERDAFTARDIBEJ

3

misalnya informasi mengenai pembagian dividen dan sebagainya (Husnan, 2003:

43).

Untuk pengambilan keputusan ekonomi, para pelaku bisnis dan

pemerintah membutuhkan informasi tentang kondisi dan kinerja keuangan

perusahaan. Analisis laporan keuangan sangat dibutuhkan untuk memahami

informasi laporan keuangan. Analisis kinerja keuangan merupakan alternatif

untuk menguji apakah informasi keuangan bermanfaat untuk melakukan

klasifikasi atau prediksi terhadap harga saham. Analisis rasio keuangan

didasarkan pada data keuangan historis yang tujuan utamanya adalah memberi

suatu indikasi kinerja perusahaan pada masa yang akan datang.

Isu penelitian yang utama adalah apakah informasi kinerja keuangan

menambah manfaat bagi investor. Untuk menguji manfaat informasi akuntansi,

rasio keuangan dapat digunakan untuk menentukan kekuatan hubungan rasio

dengan fenomena ekonomi. Beberapa penelitian tentang isu ini telah banyak

dilakukan. Secara umum, hasil penelitian menunjukkan bahwa informasi kinerja

perusahaan memberikan tambahan bagi pemakai laporan keuangan. Akan tetapi,

beberapa studi menunjukkan hasil yang bertentangan. Secara garis besar, studi

tersebut menyatakan bahwa data keuangan tidak mempunyai kandungan informasi

dalam hubungannya dengan harga saham ataupun return saham.

Informasi akuntansi termasuk laporan keuangan memang mengandung

sejumlah data yang dapat dikaji sebagai bahan penelitian. Oleh karena itu,

tidaklah mengherankan jika telah banyak dilakukan penelitian-penelitian yang

menggunakan laporan keuangan perusahaan tertentu sebagai bahan atau data

Page 15: PRETURNSAHAMPERUSAHAANMANUFAKTURYANGTERDAFTARDIBEJ

4

penelitian. Analisis rasio keuangan merupakan suatu alternatif untuk menguji

apakah informasi keuangan yang dihasilkan oleh akuntansi keuangan bermanfaat

untuk melakukan klasifikasi atau prediksi terhadap return saham di pasar modal.

Tingkat kesehatan perusahaan penting artinya bagi perusahaan untuk

meningkatkan efisiensi dalam menjalankan usahanya, sehingga kemampuan untuk

memperoleh keuntungan dapat ditingkatkan yang pada akhirnya dapat

menghindari adanya kemungkinan kebangkrutan (terlikuidasi) pada perusahaan

perbankan. Beaver (1966), membuktikan bahwa secara empiris rasio keuangan

dapat digunakan sebagai alat prediksi kegagalan perusahaan, meskipun tidak

semua rasio dapat memprediksi dengan sama baiknya dan tidak dapat

memprediksi dengan tingkat keberhasilan yang sama. Beaver menggunakan

Univariate Analysis. Beaver mempertemukan sampel perusahaan yang gagal

dengan yang tidak gagal kemudian meneliti rasio keuangan selama lima tahun

sebelum perusahaan gagal dan menemukan ternyata rasio keuangan perusahaan

yang tidak gagal berbeda dengan yang gagal, lima tahun sebelum perusahaan

gagal. Pada perusahaan yang gagal cash flow to total debt lebih rendah, cadangan

aktiva lancar untuk melunasi kewajibannya lebih kecil dan hutangnya lebih besar

dibandingkan perusahaan yang tidak gagal.

Analisa rasio keuangan merupakan instrumen analisa perusahaan yang

ditujukan untuk menunjukkan perubahan dalam kondisi keuangan perusahaan

yang bersangkutan. Dengan analisa rasio keuangan ini dapat diketahui kekuatan

dan kelemahan perusahaan di bidang keuangan. Analisa rasio keuangan dapat juga

dipakai sebagai sistem peringatan awal (early warning system) terhadap

Page 16: PRETURNSAHAMPERUSAHAANMANUFAKTURYANGTERDAFTARDIBEJ

5

kemunduran kondisi keuangan perusahaan yang mengakibatkan tidak akan

memberikan kepastian going concern perusahaan khususnya untuk perusahaan

yang go public. Perusahaan yang melakukan penjualan kepada masyarakat

bertujuan untuk menambah modal kerja perusahaan, perluasan usaha dan

diversifikasi produk. Untuk menarik investor, perusahaan harus mampu

menunjukkan kinerjanya. Pengukuran kinerja dapat dilakukan menggunakan rasio

keuangan. Investor tertarik dengan saham yang memiliki return positif dan tinggi

karena akan meningkatkan kesejahteraan investor. Investor sebelum melakukan

investasi pada perusahaan yang terdaftar di BEJ melakukan analisis kinerja

perusahaan antara lain menggunakan rasio keuangan sehingga kinerja keuangan

perusahaan berkaitan dengan return perusahaan (Husnan, 2003 :44).

Penelitian ini menganalisis pengaruh kinerja keuangan yang diukur

dengan rasio keuangan terhadap return saham perusahaan di Bursa Efek Jakarta.

Dengan demikian penelitian ini penulis beri judul “Pengaruh Rasio Keuangan

Terhadap Return Saham Perusahaan Manfukatur yang Terdaftar di BEJ”.

1.2. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah kinerja keuangan yang terdiri dari rasio EPS, PER, DER, ROI,

ROE berpengaruh secara serentak terhadap return saham perusahaan

manufaktur di Bursa Efek Jakarta?

Page 17: PRETURNSAHAMPERUSAHAANMANUFAKTURYANGTERDAFTARDIBEJ

6

2. Apakah kinerja keuangan yang terdiri dari rasio EPS, PER, DER, ROI,

ROE berpengaruh secara parsial terhadap return saham perusahaan

manufaktur di Bursa Efek Jakarta?

3. Rasio apakah yang dominan mempengaruhi return saham perusahaan

manufaktur di Bursa Efek Jakarta?

1.3. Batasan Masalah

Agar permasalahan yang diteliti tidak meluas, maka penulis membatasi

penulisan pada :

1. Kinerja keuangan yang dimaksud dalam penelitian ini diukur dengan rasio

EPS, PER, DER, ROI, ROE.

2. Perusahaan yang diteliti merupakan perusahaan manufaktur yang terdaftar

di BEJ atau telah go public.

3. Tahun yang diteliti adalah tahun 2003-2005 dengan pertimbangan data

yang lebih up to date.

1.4. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dengan dilakukannya penelitian ini adalah

1. Mengetahui pengaruh kinerja keuangan yang dilihat dari rasio EPS, PER,

DER, ROI, ROE secara serentak terhadap return saham perusahaan

manufaktur di Bursa Efek Jakarta

Page 18: PRETURNSAHAMPERUSAHAANMANUFAKTURYANGTERDAFTARDIBEJ

7

2. Mengetahui pengaruh kinerja keuangan yang dilihat dari rasio EPS, PER,

DER, ROI, ROE secara parsial terhadap return saham perusahaan

manufaktur di Bursa Efek Jakarta.

3. Mengetahui rasio yang dominan mempengaruhi return saham perusahaan

manufaktur di Bursa Efek Jakarta.

1.5. Manfaat Penelitian

1. Perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan

nantinya dalam mengambil kebijakan manajemen khususnya yang

berkaitan dengan kinerja keuangan perusahaan.

2. Investor

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai alat bantu

dalam mempertimbangkan keputusan investasinya di pasar modal.

3. Penulis

Penelitian ini diharapkan berguna untuk menambah wawasan,

pengetahuan mengenai pasar modal terutama kinerja keuangan dan return

saham serta merupakan kesempatan untuk mempraktekkan teori-teori yang

diperoleh dari bangku kuliah.

1.6. Sistematika Penulisan

Dalam penulisan penelitian ini, sistematika penulisan yang dipergunakan

penulis adalah sebagai berikut:

Page 19: PRETURNSAHAMPERUSAHAANMANUFAKTURYANGTERDAFTARDIBEJ

8

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini berisi hal-hal yang akan dibahas dalam skripsi. Bab ini

berisi latar belakang masalah, perumusan masalah, pembatasan

masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika

penulisan.

BAB II : LANDASAN TEORI

Landasan teori pada penulisan ini merupakan landasan teori

yang akan mendasari pembentukan hipotesis dan dasar

pembahasan penelitian. Bab ini berisi teori tentang saham,

return saham, informasi laporan keuangan, sifat laporan

keuangan, prosedur analisa laporan keuangan, kinerja keuangan

dengan rasio keuangan, penelitian terdahulu, keterkaitan

kinerja keuangan dengan return saham serta pembentukan

hipotesis.

BAB III : METODE PENELITIAN

Pada bab ini berisi populasi dan sample penelitian, jenis dan

sumber data, metode pengumpulan data serta metode analisis

data dan data penelitian.

Page 20: PRETURNSAHAMPERUSAHAANMANUFAKTURYANGTERDAFTARDIBEJ

9

BAB IV : ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini menguraikan tentang gambaran umum Bursa Efek

Jakarta, pengujian data, analisis hasil penelitian dan

pembahasan.

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini berisi menguraikan kesimpulan yang dapat ditarik

berdasarkan hasil pengolahan data dan saran-saran yang

berkaitan dengan penelitian sejenis dimasa yang akan datang.

Page 21: PRETURNSAHAMPERUSAHAANMANUFAKTURYANGTERDAFTARDIBEJ

10

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Kajian Pustaka

2.1.1. Saham

Saham adalah penyertaan dalam modal dasar suatu perseroan

terbatas, sebagai tanda bukti penyertaan tersebut dikeluarkan surat kolektif

kepada pemilik yaitu pemegang saham (Sumantoro, 1990: 10). Perusahaan

tetap menjual sahamnya kepada masyarakat meskipun hal tersebut dapat

mengurangi atau menghilangkan kekuasaan kontrol atas perusahaannya

dengan pertimbangan sebagai berikut: (Sumantoro, 1990: 11)

a. Untuk menghimpun dana yang diperlukan bagi pembelanjaan perusahaan.

b. Untuk memberi kesempatan kepada masyarakat untuk turut serta dalam

pengelolaan dan perkembangan perusahaan.

c. Untuk lebih memberikan peluang untuk partisipasi pengelolaan

perusahaan.

Perdagangan saham dilakukan di Bursa Efek yaitu tempat

bertemunya penjual dana dan pembeli dana yang di pasar modal atau Bursa

tersebut diperantarai oleh para anggota bursa selaku pedagang perantara

perdagangan efek untuk melakukan transaksi jual-beli (Sumantoro,1990: 10)

Sekuritas atau saham yang telah dibeli di pasar perdana (Initial

Public Offering) kemudian akan diperdagangkan di bursa efek atau pasar

sekunder. Saat pertama kali sekuritas tersebut diperdagangkan di bursa efek

biasanya memerlukan waktu sekitar enam sampai delapan minggu dari saat

Page 22: PRETURNSAHAMPERUSAHAANMANUFAKTURYANGTERDAFTARDIBEJ

11

Initial Public Offering. Pada waktu sekuritas tersebut mulai diperdagangkan di

bursa, dikatakan sekuritas tersebut diperdagangkan di pasar sekunder. Jadi

bursa efek merupakan suatu tempat untuk memperdagangkan sekuritas

tersebut.

Di Indonesia terdapat dua bursa efek, yaitu PT. Bursa Efek Jakarta

(BEJ), dan PT. Bursa Efek Surabaya (BES). Kedua bursa efek ini merupakan

perseroan terbatas (PT) yang dimiliki oleh beberapa perusahaan sekuritas.

Setiap perdagangan sekuritas di bursa harus dilakukan lewat pialang yang

menjadi anggota bursa.

Pada proses ini juga dapat dicatat bahwa penjualan saham kepada

masyarakat sejalan dengan kebijakan pemerintah untuk ikut serta menunjang

program pemerataan pendapatan kepada masyarakat luas pemegang saham.

Adapun jenis-jenis saham adalah sebagai berikut: (Riyanto, 1995: 241)

1. Saham Biasa (Common Stock)

Pemegang saham biasa hanya akan mendapat dividen pada akhir

tahun pembukuan, hanya kalau perusahaan tersebut mendapatkan

keuntungan. Apabila perusahaan tersebut tidak mendapatkan keuntungan

atau mendapat kerugian, maka pemegang saham tidak akan mendapat

dividen dan mengenai hal ini ada ketentuan hukumnya, yaitu bahwa suatu

perusahaan yang menderita kerugian, selama kerugian itu belum dapat

ditutup, maka selama itu perusahaan tidak diperbolehkan membayar

dividen.

Page 23: PRETURNSAHAMPERUSAHAANMANUFAKTURYANGTERDAFTARDIBEJ

12

Adapun fungsi saham dalam perusahaan adalah:

a. Sebagai alat untuk membelanjai perusahaan dan terutama sebagai alat

untuk memenuhi kebutuhan akan modal permanen.

b. Sebagai alat untuk menentukan pembagian laba.

c. Sebagai alat untuk mengadakan fusi atau kombinasi dari perusahaan-

perusahaan.

d. Sebagai alat untuk menguasai perusahaan

2. Saham Preferen (Prefered Stock)

Pemegang saham preferen mempunyai beberapa “preferensi“ tertentu

dibandingkan dengan pemegang saham biasa, terutama dalam hal-hal:

a. Pembagian Dividen

Dividen dari saham preferen diambilkan lebih dahulu, kemudian

sisanya barulah disediakan untuk saham biasa. Dividen saham preferen

dinyatakan dalam persentase tertentu dari nilai nominalnya.

b. Pembagian Kekayaan

Apabila perusahaan dilikuidir, maka dalam pembagian kekayaan,

saham preferen didahulukan daripada saham biasa. Tetapi di lain pihak

pemegang saham preferen juga ada kelemahannya dibandingkan dengan

pemegang saham biasa, karena pemegang saham preferen tidak

mempunyai hak suara dalam rapat umum pemegang saham. Adapun

persamaannya adalah bahwa pemegang saham biasa maupun pemegang

saham preferen hanya berhak menerima dividen apabila perusahaan

mendapatkan keuntungan.

Page 24: PRETURNSAHAMPERUSAHAANMANUFAKTURYANGTERDAFTARDIBEJ

13

c. Saham Preferen Kumulatif (Cummulative Prefered Stock)

Jenis saham ini pada dasarnya sama dengan saham preferen.

Perbedaannya hanya terletak pada adanya hak kumulatif pada saham

preferen kumulatif. Dengan demikian pemegang saham preferen kumulatif

apabila tidak menerima dividen selama beberapa waktu karena besarnya

laba tidak mengijinkan atau karena adanya kerugian, pemegang jenis

saham ini di kemudian hari apabila perusahaan mendapatkan keuntungan

berhak untuk menuntut dividen-dividen yang tidak dibayarkan di waktu-

waktu yang lampau.

Ada beberapa faktor berpengaruh terhadap keberhasilan suatu pasar

modal (Husnan, 2003: 8), antara lain:

a. Penawaran sekuritas, faktor ini menunjukkan banyaknya perusahaan yang

bersedia menerbitkan sekuritas di pasar modal.

b. Permintaan sekuritas, faktor ini menunjukkan banyaknya anggota

masyarakat yang memiliki sejumlah dana yang cukup besar untuk

digunakan membeli sekuritas-sekuritas yang ditawarkan. Calon-calon

pembeli sekuritas tersebut mungkin berasal dari individu, perusahaan non

keuangan, maupun lembaga-lembaga keuangan. Sehubungan dengan

faktor ini, maka pendapatan per kapita suatu negara dan distribusi

pandapatan akan mempengaruhi besar kecilnya permintaan akan sekuritas.

c. Kondisi politik dan ekonomi, kondisi politik yang stabil dan mantap akan

membantu mendorong pertumbuhan ekonomi yang pada akhirnya akan

mempengaruhi besarnya penawaran dan permintaan akan sekuritas.

Page 25: PRETURNSAHAMPERUSAHAANMANUFAKTURYANGTERDAFTARDIBEJ

14

d. Hukum dan peraturan perundang-undangan, investor pada dasarnya

mengandalkan diri pada informasi yang disediakan oleh perusahaan-

perusahaan yang menerbitkan sekuritas. Oleh karena itu kecepatan,

kelengkapan, dan kebenaran informasi menjadi hal yang sangat penting

untuk dihasilkan perusahaan, dan peraturan yang melindungi pemodal dari

informasi yang tidak benar dan menyesatkan mutlak diperlukan.

e. Lembaga-lembaga pendukung pasar modal seperti BAPEPAM, bursa efek,

akuntan publik, wali amanat, notaris, konsultan hukum, dan lembaga

clearing. Lembaga-lembaga pendukung tersebut perlu bekerja secara

profesional agar informasi yang dihasilkan dan digunakan oleh para

pemodal untuk mengambil keputusan bisa diandalkan (reliable) dan

transaksi dapat diselesaikan secara cepat dan murah. Kedua faktor tersebut

diperlukan agar pasar modal dapat berfungsi dengan efisien.

2.1.2. Return Saham

Return merupakan hasil yang diperoleh dari sebuah investasi. Return

dapat berupa return realisasi (realized return) yaitu return yang telah terjadi

atau return ekspektasi (expected return) yaitu return yang diharapkan akan

terjadi di masa yang akan datang. Hartono (2000: 107) menyatakan bahwa

return abnormal (abnormal return) merupakan selisih antara return

ekspektasi dan return realisasi. Tujuan corporate finance adalah

memaksimumkan nilai perusahaan. Tujuan ini bisa menyimpan konflik

potensial antara pemilik perusahaan dengan kreditur. Jika perusahaan

Page 26: PRETURNSAHAMPERUSAHAANMANUFAKTURYANGTERDAFTARDIBEJ

15

menikmati laba yang besar, nilai pasar saham (dana pemilik) akan meningkat

pesat, sementara nilai hutang perusahaan (dana kreditur) tidak terpengaruh.

Sebaliknya, apabila perusahaan mengalami kerugian atau bahkan

kebangkrutan, maka hak kreditur akan didahulukan sementara nilai saham

akan menurun drastis. Jadi dengan demikian nilai saham merupakan indeks

yang tepat untuk mengukur efektivitas perusahaan, sehingga seringkali

dikatakan memaksimumkan nilai perusahaan juga berarti memaksimumkan

kekayaan pemegang saham. Saham suatu perusahaan bisa dinilai dari

pengembalian (return) yang diterima oleh pemegang saham dari perusahaan

yang bersangkutan. Return bagi pemegang saham bisa berupa penerimaan

dividen tunai ataupun adanya perubahan harga saham pada suatu periode

(Beza, 1998).

Return abnormal menjadi indikator untuk mengukur efisiensi suatu

pasar modal. Apabila harga suatu instrument investasi telah mencerminkan

seluruh informasi yang ada maka return ekspektasi atas suatu harga saham

relatif akan sama dengan return realisasinya. Pada pasar modal yang telah

efisien, seorang investor tidak akan dapat memperoleh abnormal return secara

berlebihan atau secara terus menerus. Hal ini tentu saja berlaku dengan

asumsi seluruh pelaku pasar bertindak rasional atas informasi yang diperoleh.

Dalam skala yang lebih besar, suatu informasi dapat mempengaruhi

harga atas suatu aktiva atau bahkan seluruh aktiva yang ada di pasar modal.

Hartono (2000: 351) menyebutkan bahwa perubahan nilai atas aktiva tersebut

memungkinkan akan terjadi adanya pergeseran ke harga equlibrium yang

Page 27: PRETURNSAHAMPERUSAHAANMANUFAKTURYANGTERDAFTARDIBEJ

16

baru. Harga equilibrium ini akan tetap bertahan sampai suatu informasi baru

lainnya merubahnya kembali ke harga equilibrium yang baru lagi. Bagaimana

suatu pasar bereaksi terhadap informasi untuk mencapai harga equlibrium

baru inilah yang merupakan konsep dasar efisiensi pasar. Kecepatan dan

keakuratan pasar dalam bereaksi yang sepenuhnya mencerminkan informasi

yang tersedia inilah yang menjadi dasar untuk menilai efisiensi suatu pasar.

Pasar yang efisien adalah pasar dimana return semua sekuritas yang

diperdagangkan telah mencerminkan semua informasi yang tersedia. Dalam

hipotesis pasar modal yang efisien dikatakan bahwa pasar yang efisien akan

bereaksi cepat terhadap informasi yang relevan. Sharpe dan Brealy dan Myers

dalam Indrawijaya (2001) menekankan bahwa pengertian pasar yang efisien

adalah pasar dimana seorang investor tidak mendapatkan keuntungan yang

berlebihan atau abnormal return. Dalam studi analisa efisiensi pasar modal

setengah kuat dengan menggunakan metode event study, penelitian dilakukan

dengan melihat pergerakan saham selama event windows yang tercermin dari

return saham tersebut dibandingkan dengan return ekspektasi apabila

diasumsikan peristiwa tersebut tidak terjadi. Selisih antara return yang terjadi

karena peristiwa tersebut dan return ekspektasi apabila peristiwa tersebut

tidak terjadi adalah return abnormal.

Untuk melakukan investasi dalam bentuk saham diperlukan analisis

untuk mengukur nilai saham, yaitu analisis fundamental dan analisis teknikal.

Tujuan analisis fundamental adalah menentukan apakah nilai saham berada

pada posisi undervalue atau overvalue. Saham dikatakan undervalue bilamana

Page 28: PRETURNSAHAMPERUSAHAANMANUFAKTURYANGTERDAFTARDIBEJ

17

return saham di pasar saham lebih kecil dari harga wajar atau nilai yang

seharusnya, demikian juga sebaliknya. Dapat dikatakan bahwa untuk

memperkirakan return saham dapat menggunakan analisa fundamental yang

menganalisa kondisi keuangan dan ekonomi perusahaan yang menerbitkan

saham tersebut. Analisanya dapat meliputi trend penjualan dan keuntungan

perusahaan, kualitas produk, posisi persaingan perusahaan di pasar, hubungan

kerja pihak perusahaan dengan karyawan, sumber bahan mentah, peraturan-

peraturan perusahaan dan beberapa faktor lain yang dapat mempengaruhi nilai

saham perusahaan tersebut. Analisis fundamental berkaitan dengan penilaian

kinerja perusahaan, tentang efektifitas dan efisiensi perusahaan mencapai

sasarannya (Foster. 1986). Untuk menganalisis kinerja perusahaan dapat

digunakan rasio keuangan yang terbagi dalam empat kelompok, yaitu rasio

likuiditas, aktivitas, hutang, dan profitabilitas (Kim, 1991). Dengan analisis

tersebut, para analisis mencoba memperkirakan return saham dimasa yang

akan datang dengan mengestimasi nilai dari faktor-faktor fundamental yang

mempengaruhi harga saham dimasa yang akan datang dan menerapkan

hubungan faktor-faktor tersebut sehingga diperoleh taksiran return saham.

Return saham dapat diukur sebagai berikut.

1

1

−−=

it

ititit P

PPR

Keterangan:

= Tingkat keuntungan saham i pada periode t. itR

= Harga saham i pada periode t. itP

= Harga saham sebelum periode t. 1−itP

Page 29: PRETURNSAHAMPERUSAHAANMANUFAKTURYANGTERDAFTARDIBEJ

18

2.1.3. Informasi Laporan Keuangan

Alat yang dapat digunakan sebagai dasar untuk menentukan atau

menilai posisi keuangan perusahaan adalah laporan keuangan. Laporan

keuangan terdiri dari neraca, laporan Rugi Laba dan Laporan Perusahaan

Modal. Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi

yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan

atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan

dengan data atau aktivitas perusahaan tersebut (Nainggolan, 2004: 41).

Neraca adalah laporan yang menunjukkan keadaan keuangan suatu

unit usaha pada tanggal tertentu. Keadaan keuangan ini ditunjukkan dengan

jumlah harta yang dimiliki yang disebut aktiva dan jumlah kewajiban

perusahaan yang disebut passiva. Neraca mempunyai dua sisi yang nilainya

harus seimbang (Nainggolan, 2004: 43).

Hutang merupakan milik kreditur yang ditanamkan dalam

perusahaan dan jumlah-jumlah ini merupakan kewajiban perusahaan yang

harus melunasi, sedangkan modal menunjukkan jumlah milik para pemilik

yang ditanamkan dalam perusahaan. Elemen-elemen dalam neraca biasanya

dikelompokkan dalam suatu cara yang tujuannya adalah untuk memudahkan

analisis. Biasanya aktiva dan hutang akan dikelompokkan dalam kelompok

lancar (jangka pendek) dan tidak lancar (tetap).

Laporan Rugi Laba adalah suatu laporan atas kegiatan-kegiatan

perusahaan selama waktu periode akuntansi tertentu (Nainggolan, 2004).

Page 30: PRETURNSAHAMPERUSAHAANMANUFAKTURYANGTERDAFTARDIBEJ

19

Laporan Rugi Laba menunjukkan penghasilan dan biaya operasi, bunga, pajak

dan laba bersih yang diperoleh suatu perusahaan. Bila neraca menyajikan

gambaran perusahaan sesaat, maka Laporan Rugi Laba mengiktisarkan

kegiatan-kegiatan untuk memperoleh laba selama satu periode tertentu.

Perhitungan rugi laba perusahaan harus disusun sedemikian rupa

hingga dapat memberikan gambaran dari besarnya kegiatan perusahaan dan

hasil dari kegiatan itu. Kegiatan perusahaan paling jelas tercermin pada

jumlah penjualan kotor, penyajiannya adalah sebagai berikut:

- Harus memuat secara terperinci unsur-unsur dari hasil dan biaya.

- Dapat disusun dalam bentuk urutan ke bawah (stafel) atau bentuk

skontro.

- Harus dipisahkan antara hasil dari usaha utama dengan hasil usaha

lain-lain.

Perubahan dengan bentuk perseroan, perubahan modalnya

ditunjukkan didalam laporan ini ditunjukkan laba tidak dibagi awal periode,

ditambah dengan laba seperti yang tercantum di dalam perhitungan rugi laba

dan dikurangi dengan deviden yang diumumkan selama periode yang

bersangkutan.

Apabila laporan perhitungan rugi laba disusun dengan cara inklusif

maka di dalam laporan laba tidak dibagi hanya menunjukkan; saldo laba tidak

dibagi awal periode, ditambah laba netto dan elemen-elemen luar biasa,

dikurangi deviden yang diumumkan. Apabila laporan perhitungan rugi laba

Page 31: PRETURNSAHAMPERUSAHAANMANUFAKTURYANGTERDAFTARDIBEJ

20

disusun dengan cara current operating performance maka elemen-elemen luar

biasa akan nampak dalam laporan laba tidak dibagi.

2.1.4. Sifat Laporan Keuangan

Laporan keuangan adalah bersifat historis serta menyeluruh dan

sebagai suatu progres report laporan keuangan terdiri dari data-data yang

merupakan hasil dari suatu kombinasi antara:

- Fakta yang telah dicatat (Recorded Fact).

- Prinsip-prinsip dan kebiasaan-kebiasaan didalam akuntansi

(Accounting Convention and Postulate).

- Pendapat pribadi (Personal Judgement).

Hal tersebut diatas dikemukakan dalam buku Analisa Laporan

Keuangan (Nainggolan, 2004).

Dengan mengingat atau memperhatikan sifat-sifat laporan keuangan

tersebut diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa laporan keuangan itu

mempunyai beberapa keterbatasan antara lain:

Laporan keuangan yang dibuat secara periodik pada dasarnya

merupakan intern report (laporan yang dibuat antara waktu tertentu yang

sifatnya sementara) dan bukan merupakan laporan yang final, karena itu

semua jumlah-jumlah atau hal-hal yang dilaporkan dalam laporan keuangan

tidak menunjukkan nilai likuiditas atau realisasi dimana dalam intern report

ini terdapat pendapat-pendapat pribadi yang telah dilakukan oleh akuntan atau

manajemen yang bersangkutan.

Page 32: PRETURNSAHAMPERUSAHAANMANUFAKTURYANGTERDAFTARDIBEJ

21

Laporan keuangan menunjukkan angka dalam rupiah yang

kelihatannya bersifat pasti dan tepat, tetapi sebenarnya dasar penyusunannya

dengan standar nilai yang mungkin berbeda atau berubah-ubah. Laporan

keuangan dibuat berdasarkan konsep Going concern atau anggapan bahwa

perusahaan akan berjalan historis atau harga perolehannya dan

pengurangannya dilakukan terhadap aktiva tetap tersebut sebesar akumulasi

depresinya. Karena itu angka yang tercantum dalam laporan keuangan hanya

merupakan nilai buku yang belum tentu sama dengan harga pasar sekarang

maupun nilai gantinya.

Laporan keuangan disusun berdasarkan hasil pencatatan transaksi

keuangan atau nilai rupiah dari berbagai waktu atau tanggal yang lalu, dimana

daya beli uang tersebut semakin menurun, dibandingkan dengan tahun-tahun

sebelumnya, sehingga kenaikan volume penjualan yang dinyatakan dalam

rupiah belum tentu menunjukkan unit yang dijual semakin besar. Mungkin

kenaikan itu disebabkan naiknya harga jual barang tersebut yang mungkin

diikuti kenaikan tingkat harga-harga. Jadi suatu analisis dengan

membandingkan data beberapa tahun tanpa membuat penyesuaian terhadap

perubahan tingkat harga akan diperoleh kesimpulan yang keliru.

Laporan keuangan tidak dapat mencerminkan berbagai faktor yang

dapat mempengaruhi posisi atau keadaan keuangan perusahaan karena faktor-

faktor tersebut tidak dinyatakan dengan satuan uang (Nainggolan, 2004).

Page 33: PRETURNSAHAMPERUSAHAANMANUFAKTURYANGTERDAFTARDIBEJ

22

2.1.5. Prosedur Analisa Laporan Keuangan

Adapun prosedur analisis yang sudah umum diterapkan adalah

sebagai berikut (Riyanto, 1995: 42):

a. Sebelum mengadakan analisis, penganalisis harus benar-benar

memahami laporan keuangan tersebut agar dapat menganalisis laporan

keuangan dengan hasil yang lebih memuaskan maka perlu untuk

mengetahui latar belakang data dari laporan keuangan tersebut.

b. Penganalisis harus mempunyai kemampuan atau kebijaksanaan yang

cukup di dalam mengambil suatu kesimpulan, disamping itu harus

memperhatikan dan mempertimbangkan kondisi perusahaan dan juga

harus mempertimbangkan tingkat harga yang terjadi.

c. Sebelum mengadakan perhitungan-perhitungan analisis dan interprestasi

maka penganalisis harus mempelajari secara menyeluruh dan kalau perlu

diadakan penyusunan kembali dari data sesuai dengan prinsip-prinsip

yang berlaku. Maksud mempelajari data secara menyeluruh ini adalah

untuk meyakinkan penganalisis bahwa laporan keuangan itu sudah jelas

menggambarkan semua data keuangan yang relevan dan telah diterapkan

prosedur akuntansi maupun metode penelitian yang tepat sehingga

penganalisis benar-benar mendapatkan laporan keuangan yang dapat

diperbandingkan.

Laporan keuangan yang diterbitkan oleh suatu perusahaan

merupakan hasil proses akuntansi yang dimaksudkan untuk menyajikan

informasi keuangan yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan

Page 34: PRETURNSAHAMPERUSAHAANMANUFAKTURYANGTERDAFTARDIBEJ

23

berbagai pihak ekstern. Laporan keuangan biasanya terdiri dari beberapa

laporan seperti neraca, laporan Dividen-rugi, laporan arus kas dan laporan

lainnya sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku.

Menurut SFAC No. 1 menjelaskan bahwa tujuan pertama laporan

keuangan adalah menyediakan informasi untuk membantu investor, investor

potensial, kreditur dan pemakaian lainnya dalam pembuatan investasi, kredit

dan keputusan sejenis secara rasional. Tujuan kedua laporan keuangan adalah

menyediakan informasi untuk membantu investor, investor potensial, kreditur

dan pemakai lainnya baik sekarang maupun potensial untuk menilai jumlah

waktu dan ketidakpastian penerimaan kas dari dividen dan bunga yang akan

datang. Tujuan ini dimaksudkan untuk memberikan informasi mengenai hasil

dan risiko atas investasi yang dilakukan.

Foster (1986:19) menjelaskan bahwa kebutuhan informasi laporan

keuangan berasal dari pengembangan pembuatan keputusan. Informasi

laporan keuangan mengurangi ketidakpastian dan menyediakan sumber

informasi untuk bersaing. Informasi keuangan dapat berupa return saham,

Dividen saham, dividen dan sebagainya. Dibandingkan sumber keuangan

lainnya, laporan keuangan memberikan manfaat perbandingan sebagai berikut:

1). Informasi laporan keuangan lebih berhubungan langsung dengan variabel

pendapatan

2). Informasi laporan keuangan lebih reliabel

3). Informasi laporan keuangan lebih efisien dan efektif dalam pengambilan

keputusan

Page 35: PRETURNSAHAMPERUSAHAANMANUFAKTURYANGTERDAFTARDIBEJ

24

4). Informasi laporan keuangan dinilai sesuai dengan waktu (Beza & Naim,

1998).

2.1.6. Kinerja Keuangan Dengan Rasio Keuangan

Analisis rasio keuangan merupakan instrumen analisis prestasi

perusahaan yang menjelaskan berbagai hubungan dan indikator keuangan

yang ditujukan untuk menunjukkan perubahan dalam kondisi keuangan atau

prestasi operasi di masa lalu. Makna dan kegunaan rasio keuangan dalam

praktik bisnis pada kenyataannya bersifat subyektif, bergantung pada untuk

apa suatu analisis dilakukan dalam konteks apa analisis tersebut diaplikasikan

(Helfret, 1999).

Selanjutnya perkembangan yang terjadi pada pendekatan penyusunan

teori akuntansi telah mendorong dilakukannya studi akuntansi yang

menghubungkan rasio keuangan dengan fenomena akuntansi tertentu.

Harapannya akan dapat ditemukan berbagai kegunaan obyektif dari rasio

keuangan. Beberapa yang telah dilakukan diantaranya adalah yang menguji

kegunaan rasio keuangan untuk memprediksi kondisi keuangan perusahaan

khususnya perusahaan yang mengalami kebangkrutan (Beaver, 1966; Altman,

1968) dan memprediksi perubahan laba perusahaan (Machfoed, 1994;

Zainuddin dan Hartono, 1999).

Salah satu tahapan dalam proses akuntansi yang penting untuk

keperluan pengambilan keputusan manajemen adalah tahap interprestasi

laporan akuntansi, yang didalamnya mencakup rasio keuangan. Rasio

Page 36: PRETURNSAHAMPERUSAHAANMANUFAKTURYANGTERDAFTARDIBEJ

25

keuangan yang merupakan bentuk informasi akuntansi yang penting bagi

perusahaan selama suatu periode tertentu. Berdasarkan rasio tersebut, dapat

dilihat keuangan yang dapat mengungkapkan posisi, kondisi keuangan,

maupun kinerja ekonomis di masa depan dengan kata lain informasi akuntansi.

Dalam penggunaannya terdapat keunggulan dan keterbatasan dari

analisa keuangan untuk digunakan dalam memahami kondisi perusahaan.

Menurut Harahap (2002 : 49) ada beberapa keunggulan dari analisa rasio

yaitu:

1. Rasio merupakan angka-angka atau ikhtisar statistik yang lebih mudah

dibaca dan ditafsirkan.

2. Merupakan pengganti yang lebih sederhana dari informasi yang disajikan

laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit.

3. Mengetahui posisi perusahaan di tengah industri lain.

4. Sangat bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model-model pengambilan

keputusan dan model prediksi (Z-score).

5. Menstandarisir size perusahaan.

6. Lebih mudah memperbandingkan perusahaan dengan perusahaan lain atau

melihat perkembangan perusahaan secara periodik atau „time series“.

7. Lebih mudah melihat trend perusahaan serta melakukan prediksi di masa

yang akan datang.

Banyak penulis yang memberi masukan jenis rasio yang bisa

digunakan untuk memahami kondisi perusahaan. Beberapa rasio yang

umumnya dikenal antara lain rasio likuiditas, solvabilitas dan rentabilitas,

Page 37: PRETURNSAHAMPERUSAHAANMANUFAKTURYANGTERDAFTARDIBEJ

26

akan tetapi masih banyak lagi rasio yang dapat dihitung dari laporan keuangan

perusahaan yang kemudian dapat memberikan informasi bagi para pemakai

laporan keuangan. Salah satunya adalah J. Courties sebagaimana yang dikutip

dari Harahap (2002 : 52) memberikan kerangka rasio keuangan secara

kategori sebagai berikut:

1. Probabilitas. Kemampuan perusahaan menghasilkan laba yang

digambarkan oleh Return on Investment (ROI).

2. Management Performance adalah rasio yang dapat menilai prestasi

manajemen. Dilihat dari segi kebijakan kredit, persediaan, administrasi,

dan struktur harta dan modal.

3. Solvency yatu kemampuan perusahaan melunasi kewajibannya. Solvency

ini digambarkan oleh arus kas baik jangka pendek maupun jangka panjang.

Masih menurut Harahap (2002) adapun jenis rasio keuangan yang

sering sekali digunakan adalah:

1. Rasio likuiditas, rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan

untuk menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya.

2. Rasio solvabilitas, rasio ini menggambarkan kemampuan perusahaan

dalam membayar kewajiban jangka panjangnya atau kewajiban-kewajiban

apabila perusahaan dilikuidasi.

3. Rasio rentabilitas/profitabilitas, rasio ini menggambarkan kemampuan

perusahaan mendapatkan laba melalui seluruh kemampuan, dan sumber

yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal jumlah karyawan dan

sebagainya.

Page 38: PRETURNSAHAMPERUSAHAANMANUFAKTURYANGTERDAFTARDIBEJ

27

4. Rasio Leverage, rasio ini menggambarkan hubungan antara hutang

perusahaan terhadap modal maupun asset.

5. Rasio Aktivitas, rasio ini menggambarkan aktivitas yang dilakukan

perusahaan dalam menjalankan operasinya baik dalam kegiatan penjualan,

pembelian atau kegiatan lainnya.

6. Rasio Pertumbuhan, rasio ini menggambarkan persentasi kenaikan

penjualan tahun ini dibanding dengan tahun lalu. Semakin tinggi berarti

semakin baik.

7. Penilaian Pasar, rasio ini merupakan rasio yang khusus dipergunakan di

pasar modal yang menggambarkan situasi perusahaan di pasar modal.

8. Rasio Produktivitas, rasio ini menunjukkan tingkat produktivitas dari unit

atau kegiatan yang dinilai.

Banyaknya penelitian mengenai aplikasi analisa rasio keuangan

dalam praktik bisnis serta pengkajian-pengkajian dan studi yang telah

dilakukan mengantarkan kepada pemikiran untuk menjadikan rasio keuangan

sebagai indikator yang paling penting dalam praktek bisnis dan ekonomi.

Bahkan pernah terdapat kecenderungan untuk menggunakan rasio keuangan

tunggal seperti Price Earning Ratio (Suryaputri dan Astuti, 2003).

Akan tetapi tidak semua peneliti beranggapan sama, Gilman

sebagaimana dikutip dari Bambang (2002) menolak penggunaan rasio

keuangan sebagai indikator yang sangat penting dengan mengajukan beberapa

alasan yaitu:

Page 39: PRETURNSAHAMPERUSAHAANMANUFAKTURYANGTERDAFTARDIBEJ

28

1. Perubahan rasio keuangan sebenarnya merupakan angka yang tidak dapat

diinterprestasikan karena pembilang dan penyebutnya bervariasi.

2. Pengukuran rasio keuangan yang bersifat artifisial.

3. Rasio keuangan mengalihkan perhatian analis dari pandangan terhadap

perusahaan secara komprehensif.

4. Keandalan rasio keuangan sebagai indikator sangat bervariasi diantara

setiap rasio.

Dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa telah terdapat

keragaman pendapat mengenai analisis rasio keuangan dalam praktek bisnis

dan ekonomi, mulai dari yang menginginkan rasio keuangan tersebut

dijadikan indikator paling penting hingga yang beranggapan minimalis

terhadap rasio keuangan tersebut. Kenyataannya, praktek bisnis yang nyata

masih mengaplikasikan analisa rasio keuangan ini sebagai salah satu model

analisis keuangan, meskipun relevansinya tentu bersifat sangat subyektif,

tergantung kepada tujuan dan kepentingan masing-masing analis (Bambang,

2002). Menurut Nainggolan (2004 : 68) ada beberapa rasio keuangan yang

digunakan untuk mengukur kinerja perusahaan yaitu:

a. EPS (Earning per Share)

merupakan laba yang diperoleh perusahaan per lembar saham. Laba per

saham merupakan alat ukur yang berguna untuk membandingkan laba dari

berbagai entitas usaha yang berbeda dan untuk membandingkan laba suatu

entitas dari waktu ke waktu jika terjadi perubahan dalam struktur modal.

Laba per saham telah sejak dulu dihitung dan digunakan oleh para analis

Page 40: PRETURNSAHAMPERUSAHAANMANUFAKTURYANGTERDAFTARDIBEJ

29

keuangan. Perhitungan laba per saham yang mengarah ke masa depan

mancoba memberikan informasi mengenai laba per saham yang mungkin

akan diperoleh di masa datang Rumus EPS sebagai berikut:

Earning EPS = Share

b. DER (Debt to Equity Ratio)

merupakan rasio yang mengukur besarnya hutang yang ditanggung

melalui modal sendiri yang dimiliki perusahaan. Debt Equity Ratio adalah

instrumen untuk mengetahui kemampuan akuitas atau aktiva bersih suatu

perusahaan untuk melunasi seluruh kewajibannya. Rumus DER sebagai

berikut:

Total Hutang Debt to Equity = x 100%

Modal sendiri

c. PER (Price Earning Ratio)

menurut Rahardjo (2003) rasio harga dengan penghasilan atau price

earning ratio sering digunakan untuk membandingkan peluang investasi.

Suatu rasio harga dan penghasilan saham dihitung dengan membagi harga

pasar per lembar saham (market price share) dengan penghasilan per

lembar saham (PER). Harahap (2002) mengatakan bahwa price earning

ratio ini menunjukkan perbandingan antara harga saham di pasar atau

harga perdana yang ditawarkan dibandingkan dengan pendapatan yang

diterima. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan PER yang tinggi

Page 41: PRETURNSAHAMPERUSAHAANMANUFAKTURYANGTERDAFTARDIBEJ

30

menunjukkan prestasi suatu perusahaan sangat baik di masa yang akan

datang sehingga digunakan para investor untuk menanamkan modalnya.

Harga saham PER = x 100%

Modal sendiri

d. ROI (Return on Investment)

merupakan rasio untuk mengukur kemampuan manajemen dalam

menghasilkan pendapatan dari pengelolaan aset (Kasmir, 2003). Rumus

ROA sebagai berikut:

Operating Income ROI = Total Investasi

e. ROE (Return on Equity)

merupakan rasio untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam

mengelola modal yang ada untuk mendapatkan net income (Kasmir, 2003).

Rumus ROE sebagai berikut:

Net income ROE = Equity Capital

2.2. Penelitian Terdahulu

Penelitian mengenai pengaruh kinerja keuangan terhadap return saham

pernah diteliti oleh Resmi (2002) yang berjudul ‘Keterkaitan Kinerja Keuangan

Perusahaan Dengan Return Saham’. Penelitian tersebut menggunakan sampel

perusahaan yang terdaftar di BEJ yang masuk LQ45. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa tidak semua rasio keuangan dapat menjelaskan perubahan

return saham yang berarti variabel rasio tersebut tidak dapat dijadikan sebagai

Page 42: PRETURNSAHAMPERUSAHAANMANUFAKTURYANGTERDAFTARDIBEJ

31

dasar pertimbangan bagi investor untuk memproyeksi tingkat keuntungan saham

yang diharapkan. Penelitian mengenai kinerja keuangan dengan harga saham

pernah diteliti oleh Rosyadi (2002). Penelitian tersebut menggunakan 20 saham

teraktif untuk memprediksi harga saham. Zainuddin & Jogiyanto (1999)

menggunakan rasio CAMEL sebagai rasio yang bermanfaat dalam memprediksi

laba perusahaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya sebagian rasio

keuangan yang mampu menjelaskan perubahan harga saham.

2.3. Keterkaitan Kinerja Keuangan Dengan Return Saham

Husnan (2000 : 88) mengemukakan bahwa return saham atau tingkat

keuntungan saham lebih tepat disebut sebagai persentase perubahan harga saham.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi harga saham adalah sebagai berikut :

a. Harapan investor terhadap tingkat keuntungan dividen untuk masa yang

akan datang. Jika pendapatan atau dividen suatu saham stabil maka harga

saham cenderung stabil. Sebaliknya jika pendapatan atau dividen suatu

saham berfluktuasi maka harga saham cenderung akan berfluktuasi.

b. Tingkat pendapatan perusahaan. Tingkat pendapatan perusahaan yang

tercermin dari EPS (Earning per share) berhubungan erat dengan

peningkatan harga saham. Apabila fluktuasi EPS makin tinggi maka

semakin tinggi juga perubahan harga sahamnya.

c. Kondisi perekonomian. Kondisi perekonomian saat ini dan sekarang salah

satunya dipengaruhi oleh kondisi perekonomian masa lalu. Apabila kondisi

Page 43: PRETURNSAHAMPERUSAHAANMANUFAKTURYANGTERDAFTARDIBEJ

32

perekonomian stabil dan mantap maka investor optimis terhadap kondisi

perekonomian yang akan datang sehingga harga saham cenderung stabil.

d. Di samping dipengaruhi oleh faktor-faktor tersebut di atas, harga saham juga

dipengaruhi oleh psikologis pembeli, tindakan irasional yaitu ikut-ikutan

membeli saham, kondisi perusahaan, tingkat suku bunga, harga komoditas,

kondisi perekonomian, faktor investasi, inflasi, permintaan dan penawaran

dan sebagainya. Koesno (1990) dalam Resmi (2002) mengatakan bahwa

salah satu faktor penting yang mempengaruhi pengharapan investor adalah

kinerja keuangan dari tahun ke tahun. Kinerja keuangan perusahaan dapat

menjadi petunjuk arah naik turunnya harga saham suatu perusahaan.

Membeli saham adalah membeli sebagian atau suatu kekayaan atau

keuntungan perusahaan serta hak-hak lain yang melekat padanya. Oleh

karena itu, harga saham lebih banyak ditentukan oleh reputasi atau

performance perusahaan itu sendiri dibandingkan faktor-faktor lainnya.

Secara umum kinerja keuangan perusahaan ditunjukkan dalam laporan

keuangan yang dipublikasikan yang kemudian dianalisis menggunakan rasio

keuangan. Kerangka hubungan kinerja perusahaan dengan return saham

sebagai berikut :

Variabel Independen Variabel Dependen

Return saham perusahaan

Kinerja perusahaan: EPS PER DER ROI ROE

Page 44: PRETURNSAHAMPERUSAHAANMANUFAKTURYANGTERDAFTARDIBEJ

33

2.4. Hipotesis

Dari landasan konseptual dan tinjauan pustaka yang telah diuraikan,

dapat disusun beberapa hipotesis penelitian sebagai berikut:

H1 : Kinerja keuangan yang terdiri dari rasio EPS, PER, DER, ROI, ROE

berpengaruh secara serentak terhadap return saham perusahaan

manufaktur di Bursa Efek Jakarta

H2 : Kinerja keuangan yang terdiri dari rasio EPS, PER, DER, ROI, ROE

berpengaruh secara parsial terhadap return saham perusahaan manufaktur

di Bursa Efek Jakarta

Page 45: PRETURNSAHAMPERUSAHAANMANUFAKTURYANGTERDAFTARDIBEJ

34

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah seluruh elemen yang dapat digunakan untuk membuat

beberapa kesimpulan (Sekaran, 2003 : 273). Populasi dalam penelitian ini adalah

saham-saham Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJ. Sampel adalah

menyeleksi bagian dari elemen-elemen populasi atau kesimpulan tentang

keseluruhan populasi yang diperoleh (Sekaran, 2003 : 274).

Teknik penarikan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode

Purposive Sampling, dimana sampel yang dipilih dengan cermat hingga relevan

dengan kriteria sebagai berikut :

1. Perusahaan yang dipilih menjadi sampel penelitian adalah perusahaan

manufaktur pada barang konsumsi.

2. Perusahaan yang memiliki saham aktif selama tahun 2003 – 2005.

3. Memiliki data keuangan yang lengkap.

Sampel yang diambil sebanyak 30 perusahaan barang konsumsi yang

terdaftar di BEJ serta memiliki saham aktif selama tahun 2003-2005 dari total

keseluruhan perusahaan manufaktur pada barang konsumsi 37 perusahaan.

Adapun sampel perusahaan yang dipilih dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

Page 46: PRETURNSAHAMPERUSAHAANMANUFAKTURYANGTERDAFTARDIBEJ

35

Tabel 3.1

Daftar Perusahaan Manufaktur (Barang Konsumsi) yang Menjadi Sampel

NO KODE Nama Perusahaan 1 BATI PT BAT Indonesia 2 MERK PT Merck Indonesia 3 UNVR PT Unilever Indonesia 4 SHDA PT Sari Husada 5 DLTA PT Delta Djakarta 6 AQUA PT Aqua Golden Mississipi 7 SCPI PT Schering Plough Indonesia 8 ULTJ PT Ultrajaya Milk 9 MYOR PT Mayora Indah 10 HMSP PT HM Sampoerna 11 GGRM PT Gudang Garam 12 KLBF PT Kalbe Farma 13 SUBA PT Suba Indah 14 SMAR PT Smart 15 SKLT PT Sekar Laut 16 TCID PT Mandom Indonesia 17 ADES PT Ades Alfindo Putrasetia 18 TSPC PT Tempo Scan Pasific 19 INDF PT Indofood Sukses Makmur 20 PSDN PT Prasidha Aneka Niaga 21 DVLA PT Darya Varia Laboratories 22 DAVO PT Davomas 23 MRAT PT Mustika Ratu 24 CEKA PT Cahaya Kalbar 25 KDSI PT Kedaung Setia Industrial 26 STTP PT Siantar TOP 27 TBLA PT Tunas Baru Lampung 28 INAF PT Indofarma 29 KAEF PT Kimia Farma 30 PYFA PT Pyridam Farma

3.2. Jenis dan Sumber data

Jenis data dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder

adalah data yang diperoleh dari sumber-sumber lain, seperti buku dan bacaan lain,

hasil analisa pasar yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. Penelitian ini

Page 47: PRETURNSAHAMPERUSAHAANMANUFAKTURYANGTERDAFTARDIBEJ

36

menggunakan data sekunder berupa laporan keuangan perusahaan manufaktur dan

nilai return saham. Data laporan keuangan yang digunakan adalah yang memiliki

tahun akuntansi yang berakhir 31 Desember 2003-2005. Sedangkan data return

yang digunakan adalah return saham April 2003-Maret 2006.

Sumber data dalam penelitian adalah Bursa Efek Jakarta. Data yang

diperlukan untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini adalah:

1. Kinerja dari Perusahaan manufaktur selama 3 tahun yang ditunjukkan

dengan rasio keuangan

2. Return saham perusahaan manufaktur April 2003-Maret 2006.

3.3. Metode Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan dilakukan proses

pengumpulan data melalui dokumentasi. Untuk metode pengumpulan data yang

dilakukan dengan membuat salinan dengan cara mengumpulkan arsip dan catatan-

catatan perusahaan yang ada.

Data yang dibutuhkan terdiri dari data sekunder. Data mengenai rasio

keuangan diperoleh dari Indonesian Capital Market Directory, data tanggal

publikasi laporan keuangan dan return saham diperoleh dari JSX Monthly dan

Pojok Bursa di Universitas Islam Indonesia.

Page 48: PRETURNSAHAMPERUSAHAANMANUFAKTURYANGTERDAFTARDIBEJ

37

3.4. Metode Analisis Data

3.4.1. Uji Asumsi Klasik

Ada tiga penyimpangan asumsi klasik yang cepat terjadi dalam

penggunaan model regresi linier berganda, yaitu multikoliniearitas,

heteroskedastisitas dan autokorelasi tidak bersifat BLUE (Best Linier

Unblased Estimation), karenanya perlu dideteksi terlebih dahulu

kemungkinan terjadinya penyimpangan tersebut dengan menggunakan:

1) Uji Multikolinieritas

Pengujian terhadap Multikolinieritas dilakukan untuk mengetahui

apakah antara variabel bebas itu saling berkorelasi. Ada hubungan linear di

antara variabel-variabel bebas dalam model regresi. Jika hal ini terjadi maka

sangat sulit untuk menentukan variabel bebas mana yang mempengaruhi

variabel terikat.

Menurut Copper (2000:331) angka korelasi untuk Multikolinieritas

adalah sampai sebesar 0,80. Jadi meskipun semua variabel saling

berkolinieritas, kalau nilai masih jauh di bawah 0,80 maka Multikolinieritas

tidak dianggap sebagai masalah analisis tetap dilakukan. Menurut Alhusin

(2002:221) sebuah variabel dikatakan mengalami multikolinieritas jika

memiliki nilai VIF lebih besar dari 5.

2) Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas adalah variasi residual tidak sama untuk semua

pengamatan. Uji ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah terjadi

Page 49: PRETURNSAHAMPERUSAHAANMANUFAKTURYANGTERDAFTARDIBEJ

38

penyimpangan model karena varian gangguan berbeda antara satu observasi

ke observasi yang lain.

3) Autokorelasi

Uji Autokorelasi dimaksudkan untuk mengetahui apakah terjadi

korelasi antara anggota serangkaian data observasi yang diuraikan menurut

waktu (time series) atau ruang (cross sectional). Hal ini mempunyai arti

bahwa suatu tahun tertentu dipengaruhi oleh tahun berikutnya.

Untuk menguji ada tidaknya Autokorelasi ini dapat dilakukan

dengan menggunakan Watson statistik, yaitu dengan melihat koefisien

korelasi Durbin Watson. Sugiyono (2001 : 76 ) mengemukakan bahwa

terjadinya Autokorelasi jika nilai Durbin Watson (DW) memiliki nilai lebih

dari 5 (≥5).  

3.4.2 Analisis Regresi Linier Berganda

Analisa data dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi

linier berganda. Persamaan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:

eXbXbXbXbXbaY ++++++= 5544332211

Keterangan:

Y = Return saham

a = Konstanta

71....bb = Koefisien regresi masing-masing variabel

1X = EPS

2X = PER

Page 50: PRETURNSAHAMPERUSAHAANMANUFAKTURYANGTERDAFTARDIBEJ

39

3X = DER

4X = ROI

5X = ROE

e = error

3.4.3 Pengujian hipotesis

1. Uji F

Uji F digunakan untuk menguji pengaruh variabel independen

terhadap variabel dependen secara bersama-sama.

Langkah-langkah :

a. Menentukan hipotesis

b. Membandingkan probabilitas F-hitung dengan alpha = 5 %

c. Kriteria penerimaan dan penolakan hipotesis :

Ho ditolak jika p ≤ 0,05

Ho diterima jika p ≥ 0,05

2. Uji t

Bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel independen

terhadap variabel dependen secara parsial.

Prosedur pengujian hipotesis dengan uji-t:

a. Menentukan hipotesis

b. Membandingkan probabilitas t-hitung dengan alpha = 5 %

c. Kriteria penerimaan dan penolakan hipotesis :

Ho ditolak jika p ≤ 0,05

Ho diterima jika p ≥ 0,05

Page 51: PRETURNSAHAMPERUSAHAANMANUFAKTURYANGTERDAFTARDIBEJ

40

3.5. Deskripsi Data

Penelitian ini menggunakan data sekunder berupa rasio keuangan dan

return perusahaan manufaktur di BEJ. Data dikumpulkan melalui pojok bursa di

Universitas Islam Indonesia Yogyakarta. Adapun data rasio keuangan dan return

saham perusahaan tahun 2003-2005 sebagai berikut:

Tabel 3.2

Hasil Rasio Keuangan dan Return Saham Tahun 2003

No EPS PER DER ROI ROE Return 1 1791 5 0.71 16.97 29.21 0.1507392 1671 5.98 0.15 21.72 25.08 0.3516453 1282 14.2 0.52 31.46 48.43 0.5216914 941 10.62 0.12 18.95 21.17 0.1498925 2800 2.93 0.24 12.19 15.2 0.0985736 5.023 7.47 1.4 12.32 29.95 0.0685237 -291 -27.49 18.22 -1.71 -32.86 0.0244578 10 61.11 0.94 1.86 3.6 0.2060549 156 2.44 0.78 8.97 16.08 0.370738

10 371 9.96 0.85 17.02 32.13 0.5377911 1085 7.65 0.59 13.51 21.49 0.57345612 66 4.18 2.78 13.24 54.49 0.44232913 -83 -0.36 0.74 -2.51 -4.43 0.2903214 946 0.74 0 7.88 84.1 0.20458315 557 0.72 0 34.93 12.16 0.05442716 372 4.03 0.17 16.32 19.15 0.33502717 97 7.45 1.38 3.57 8.51 0.32214818 703 5.87 0.22 17.41 22.22 0.50079119 86 12.52 2.92 5.26 21.91 0.33553620 -1.076 -0.12 0 -111.31 -26.59 0.11391521 113 4.05 0.42 19.67 27.98 0.319222 18 5.05 0.59 2.79 4.44 0.42472523 48 7.53 0.21 7.01 8.52 0.35540924 33 7.17 0.32 3.25 4.3 0.42399625 11 -14.34 2.31 -0.79 -2.62 0.29742826 23 11.25 0.75 6.43 11.24 0.25304327 27 5.55 1.13 4.07 8.67 0.36138328 -19 -12.43 1.06 -7.39 -15.32 0.32170829 6 29.02 0.53 3.41 5.23 0.37534130 1 306.18 0.16 0.63 0.73 0.272753

Page 52: PRETURNSAHAMPERUSAHAANMANUFAKTURYANGTERDAFTARDIBEJ

41

Tabel 3.3

Hasil Rasio Keuangan dan Return Saham Tahun 2004

No EPS PER DER ROI ROE Return 1 748 10.83 0.54 7.61 11.8 0.3845092 2258 7.09 0.26 25.25 31.71 0.2260183 170 21.33 0.63 37.96 61.88 0.1752874 1.171 12.38 0.15 19.69 22.57 0.2744285 2.352 3.7 0.24 9.44 11.76 0.5781436 4.805 9.95 0.92 12.09 23.45 0.4778237 665 12.79 25.41 4.05 107.05 0.2073238 4 115.77 1 0.67 1.33 0.4121919 110 7.93 0.56 6.59 10.52 0.613003

10 313 14.31 0.73 13.8 24.39 0.22525411 956 14.23 0.58 10.6 16.76 0.56387712 40 25.15 1.72 13.19 38.95 0.53320513 -508 -0.25 2.03 -12.16 -37.44 0.33565214 234 13.12 0 1.92 27.51 0.33843215 141 2.48 0 9.62 3.18 0.28097216 396 5.93 0.14 15.96 18.14 5.38665417 46 22.14 1.13 1.83 3.9 0.10432318 717 8.23 0.19 16.61 20.72 0.09866219 64 12.52 2.58 3.94 14.74 0.12256320 2.277 0.05 0 468.44 822.06 0.00547921 87 8.92 0.39 12.96 18.07 0.06568522 15 27.63 0.51 10.29 15.58 0.09216523 25 17.11 0.18 3.95 4.68 0.07713124 11 21.08 0.29 1.08 1.39 0.09992425 64 -2.75 2.55 -5.15 -18.27 0.05433426 24 7.56 0.68 6.17 10.38 0.03857327 16 9.78 1.29 2.3 5.26 0.08497628 -42 -4.04 1.5 -20.75 -52.56 0.0710529 8 25.64 0.81 3.33 6.03 0.06299330 1 69.19 0.12 0.91 1.02 0.051337

Page 53: PRETURNSAHAMPERUSAHAANMANUFAKTURYANGTERDAFTARDIBEJ

42

Tabel 3.4

Hasil Rasio Keuangan dan Return Saham Tahun 2005

No EPS PER DER ROI ROE Return 1 -265 -33.95 0.73 -2.51 -4.37 5.25E-052 2555 8.92 0.3 28.55 37.16 0.000543 192 17.15 0.59 40.08 63.94 0.0014194 923 2.06 0.19 14.91 17.77 0.2667235 2.417 6 0.29 8.5 10.95 0.0002996 6.962 6.89 0.87 13.66 25.85 0.0002257 -92 -124.6 29.75 -0.57 -17.47 2.25E-058 2 278.22 0.61 0.34 0.54 0.2666399 111 10.81 0.46 6.65 9.79 0.424444

10 454 14.63 1.31 17.23 40.99 0.40317811 930 14.56 0.69 8.69 14.69 0.57886912 45 12 1.26 13.54 30.54 0.47831113 -455 0.22 3.25 -13 -55.33 0.31428214 -363 -8.54 0 -2.72 -30.97 0.3303615 -564 -0.8 0 -37.93 -11.26 0.01643816 529 7.56 0.19 17.46 20.74 0.21858917 -991 -2.26 4.89 -144.04 -848.77 0.40663618 721 10.54 0.2 15.15 18.95 0.48743619 40 19.98 2.5 2.41 8.88 0.49726120 3 40.7 0 0.52 0.94 0.0890621 89 7.87 0.35 11.55 15.61 0.34455622 16 15.53 1.29 6.27 14.35 0.31304523 31 13.34 0.19 4.47 5.31 0.33752424 -78 -3.85 0.42 -7.99 -11.34 0.17099225 -132 -1.72 3.61 -5.99 -27.62 0.13432926 22 8.24 0.48 6.08 8.99 0.25295127 10 22.58 1.65 1.22 3.22 0.36126528 2 72.78 1.05 1.38 2.83 0.27164829 14 14.64 0.44 6.63 9.55 0.31929930 3 22.42 0.13 2.03 2.3 0.150527

Page 54: PRETURNSAHAMPERUSAHAANMANUFAKTURYANGTERDAFTARDIBEJ

43

BAB IV

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum BEJ

PT. Bursa Efek Jakarta pada bulan Desember 1991 dan memperoleh ijin

dari menteri keuangan pada bulan Maret 1992. pada bulan April 1992 dilakukan

serah terima pengelolaan bursa dari BAPEPAM sehingga Bursa Efek Jakarta baru

beroperasi secara penuh sebagai bursa swasta pada tanggal 13 Juli 1992.

Pemegang saham PT. Bursa Efek Jakarta terdiri dari 221 perusahaan dalam

bentuk Perseroan Terbatas (PT), yang sebagian besar sebanyak 197 perusahaan

bergerak dibidang perantara efek (broker dealer), peminjam emisi (underwriter)

dan manajer investasi (fund manager).

Pada pertengahan tahun 1994 berbagai penjajakan komputerisasi

perdagangan saham di Bursa Efek Jakarta semakin serius dilakukan. Mulai bulan

Maret 1995 simulasi uji coba 1 (mock trading I) terhadap system otomatisasi

perdaganagan saham yang dikenal dengan nama Jakarta Automated Trading

System (JATS) telah dilakukan. Mock Trading melibatkan semua perangkat

canggih ini. Pada tanggal 22 Mei 1995 sistem JATS ini mulai dioperasikan di

Bursa Efek Jakarta. JATS dirancang untuk mengotomatisasikan perdagangan dan

mensejajarkan BEJ dengan bursa efek di negara lain. Dampak semenjak

dioperasikannya JATS tanggal 22 Mei 1995 hingga akhir Agustus 1995 sistem

kerja Bursa Efek Jakarta menjadi semakin efisien, hal ini dapat dilihat dari

peningkatan volume perdagangan jika dalam system manual rata-rata Rp.46

Page 55: PRETURNSAHAMPERUSAHAANMANUFAKTURYANGTERDAFTARDIBEJ

44

milyar dan frekuensi transaksi rata-rata 1600 kali, maka setelah diterapkannya

JATS rata-rata volume perdagangan saham harian meningkat menjadi rata-rata

Rp.50 milyar dan frekuensi perdagangan rata-rata 2268 kali.(Hartono, 2000: 43)

PT. Bursa Efek Jakarta sebagai perusahaan fasilitas perdagangan efek

yang baru berumur sekitar 4 tahun, memperlihatkan perkembangan paling pesat

dan mampu menjadi bursa utama di Indonesia. Jumlah emiten volume

perdagangan dan nilai perdagangan cenderung menguat. Pada akhir November

1996 jumlah emiten meningkat hingga mencapai 263 emiten, jumlah saham juga

tercatat meningkat kapitalisasi mencapai Rp.408,3 milyar. (Husnan,2003 : 16).

Fasilitas perdagangan efek, peraturan dan persyaratan pencatatan saham di Bursa

Efek Jakarta terus disempurnakan dan ada rencana Transaction Fee akan

diturunkan 0,088% sampai dengan 0,075% dari nilai transaksi, biaya pencatatan

baik Initial listing Fee maupun Annual Listing Fee menurut rencana juga akan

diturunkan. Hal ini akan menambah daya tarik Bursa Efek Jakarta. Sehingga

semakin banyak calon emiten yang mencatatkan dan memperdagangkan saham di

Bursa Efek Jakarta.

4.2. Hasil Analisis

4.2.1. Uji Asumsi Klasik

Model persamaan regresi linear berganda dapat diterima secara

ekonometrika jika memenuhi syarat Best Linear Unbiased Estimation

(BLUE) dan memenuhi asumsi klasik antara lain bebas dari

Page 56: PRETURNSAHAMPERUSAHAANMANUFAKTURYANGTERDAFTARDIBEJ

45

multikolinieritas, heteroskedastisitas dan autokorelasi diantara variabel-

variabel bebas dalam model regresi tersebut.

a. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinieritas dimaksudkan untuk mengetahui adanya

hubungan yang sempurna antar variabel dalam model regresi. Untuk

mendeteksi adanya multikolinieritas dalam penelitian ini maka digunakan

korelasi matriks. Dari perhitungan estimasi korelasi matrik dengan

program SPSS versi 11, 0 dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut:

Tabel 4.4

Hasil Uji Multikolinieritas

Variabel bebas Nilai VIF

EPS

PER

DER

ROI

ROE

1,066

1,095

1,107

3,739

3,813

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai VIF dari variabel

EPS sebesar 1,066; PER sebesar 1,095; DER sebesar 1,107; ROI sebesar

3,739; ROE sebesar 3,813. Berdasarkan hasil perhitungan diatas dapat

dilihat bahwa nilai VIF semua variabel bebas lebih kecil dari 5, sehingga

tidak terjadi gejala korelasi antar variabel.

Page 57: PRETURNSAHAMPERUSAHAANMANUFAKTURYANGTERDAFTARDIBEJ

46

b. Uji Heteroskedastisitas

Untuk mendeteksi terjadinya heteroskedastisitas dalam penelitian

ini maka digunakan Metode Rank Spearman dengan cara meregresikan

variable-variabel bebas dengan variabel residual yang kemudian

dikorelasikan secara matriks. Apabila nilai probabilitas dari residual lebih

besar dari α = 0,05; maka tidak terjadi gejala heteroskedastisitas begitu

juga sebaliknya apabila nilai dari residual lebih kecil dari α = 0,05; maka

akan terjadi gejala heteroskedastisitas.

Berikut ini adalah tabel 4.5 yang menunjukkan estimasi matrik

dengan metode Rank Spearman.

Tabel 4.5

Uji Heteroskedastisitas

Variabel Residu Probabilitas α Keterangan EPS

PER

DER

ROI

ROE

0,271

0,134

0,085

0,148

0,175

0,096

0,105

0,213

0,082

0,059

0,05

0,05

0,05

0,05

0,05

Tidak terjadi heteroskedastisitas

Tidak terjadi heteroskedastisitas

Tidak terjadi heteroskedastisitas

Tidak terjadi heteroskedastisitas

Sumber: Data Diolah

Berdasarkan tabel diatas, dapat dianalisis hubungan antara residu

dengan variabel bebas. Koefisien korelasi antara residu EPS adalah

sebesar 0,271 dengan probabilitas 0,096 yang nilainya > 0,05 sehingga

dapat disimpulkan bahwa antara residu dengan EPS tidak terjadi

heteroskedastisitas. Koefisien korelasi antara residu PER adalah sebesar

Page 58: PRETURNSAHAMPERUSAHAANMANUFAKTURYANGTERDAFTARDIBEJ

47

0,134 dengan probabilitas 0,105 yang nilainya > 0,05 sehingga dapat

disimpulkan bahwa antara residu dengan PER tidak terjadi

heteroskedastisitas. Koefisien korelasi antara residu DER adalah sebesar

0,085 dengan probabilitas 0,213 yang nilainya > 0,05 sehingga dapat

disimpulkan bahwa antara residu dengan DER tidak terjadi

heteroskedastisitas. Koefisien korelasi antara residu ROI adalah sebesar

0,148 dengan probabilitas 0,082 yang nilainya > 0,05 sehingga dapat

disimpulkan bahwa antara residu dengan ROI tidak terjadi

heteroskedastisitas. Koefisien korelasi antara residu ROE adalah sebesar

0,175 dengan probabilitas 0,059 yang nilainya > 0,05 sehingga dapat

disimpulkan bahwa antara residu dengan ROE tidak terjadi

heteroskedastisitas.

c. Uji Autokorelasi

Untuk mendeteksi autokorelasi dalam penelitian ini maka

digunakan uji Durbin Watson (DW) dengan melihat DW test. Menurut

Algifari (2000) untuk mengetahui terjadinya autokorelasi, maka digunakan

tabel sebagai berikut:

Page 59: PRETURNSAHAMPERUSAHAANMANUFAKTURYANGTERDAFTARDIBEJ

48

Tabel 4.6

Pengukuran Autokorelasi

Durbin Watson Kesimpulan

Kurang dari 1,10

1,10 sampai dengan 1,54

1,55 sampai dengan 2,46

2,47 sampai dengan 2,90

Lebih dari 2,90

Ada autokorelasi

Tanpa kesimpulan

Tidak ada autokorelasi

Tanpa kesimpulan

Ada autokorelasi

Sumber : Algifari (2000)

Dari perhitungan SPSS for windows, nilai Durbin Watson (DW)

sebesar 1,967 Nilai DW terletak antara 1,55 sampai dengan 2,46 dengan

kesimpulan tidak ada autokorelasi antar masing-masing variabel bebas,

sehingga model regresi yang terbentuk dari nilai variabel terikat yaitu

perubahan laba hanya dijelaskan oleh variabel bebas yaitu rasio keuangan.

4.2.2. Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Return Saham

Adapun hasil regresi linier berganda pengaruh rasio keuangan

terhadap return saham perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJ adalah

sebagai berikut :

Page 60: PRETURNSAHAMPERUSAHAANMANUFAKTURYANGTERDAFTARDIBEJ

49

Tabel 4.7

Hasil Analisis Regresi

Variabel Beta T-hitung Sig.

(Constant) 0,331 4.192 0.000

EPS 0,0000331 0.317 0.752

PER 0,000194 4.145 0.047

DER -0,0111 -0.766 0.446

ROI -0,000212 0.097 0.923

ROE -0,000305 -0.324 0.747

F-hitung = 0,178 Sig=0,970 R=0.102 R2=0,010 Adj R2=0,008

Dari tabel di atas dapat dirumuskan suatu persamaan regresi

untuk return saham perusahaan manufaktur sebagai berikut:

Y = 0,331 + 0,0000331X1 + 0,000194X2 - 0,0111X3 + 0,000212X4 -

0,000305X5

Keterangan :

Y = Return Saham

X1 = EPS

X2 = PER

X3 = DER

X4 = ROI

X5 = ROE

Page 61: PRETURNSAHAMPERUSAHAANMANUFAKTURYANGTERDAFTARDIBEJ

50

Koefisien-koefisien persamaan regresi linier berganda di atas

dapat diartikan sebagai berikut :

a. Konstanta (a) sebesar 0,331 mempunyai arti apabila rasio keuangan sama

dengan nol maka return saham perusahaan manufaktur bernilai positif

sebesar 0,331.

b. Koefisien regresi EPS sebesar 0,0000331 mempunyai arti setiap kenaikan

rasio EPS sebesar 1 satuan akan berpengaruh positif terhadap return

saham perusahaan manufaktur sebesar 0,0000331 satuan.

c. Koefisien regresi PER sebesar 0,000194 mempunyai arti setiap kenaikan

rasio PER sebesar 1 satuan akan berpengaruh positif terhadap return

saham perusahaan manufaktur sebesar 0,000194 satuan.

d. Koefisien regresi DER sebesar -0,0111 mempunyai arti setiap kenaikan

rasio EPS sebesar 1 satuan akan berpengaruh negatif terhadap return

saham perusahaan manufaktur sebesar 0,0111satuan.

e. Koefisien regresi ROI sebesar 0,000212 mempunyai arti setiap kenaikan

rasio EPS sebesar 1 satuan akan berpengaruh positif terhadap return

saham perusahaan manufaktur sebesar 0,000212 satuan.

f. Koefisien regresi ROE sebesar -0,000305 mempunyai arti setiap kenaikan

rasio EPS sebesar 1 satuan akan berpengaruh negatif terhadap return

saham perusahaan manufaktur sebesar 0,000305 satuan.

Page 62: PRETURNSAHAMPERUSAHAANMANUFAKTURYANGTERDAFTARDIBEJ

51

4.2.3. Uji Hipotesis

a. Uji Serentak

Uji F digunakan untuk menguji pengaruh rasio keuangan yang

terdiri dari rasio EPS, DER, PER, ROI, ROE terhadap return saham

perusahaan manufaktur di Bursa Efek Jakarta secara serentak.

Berdasarkan analisis data diketahui nilai F-hitung sebesar 0.178

dengan tingkat signifikansi sebesar 0.970 lebih besar dari =5% yang berarti

probabilitas > =5%. Dengan demikian dapat disimpulkan Ho diterima yang

berarti rasio keuangan yang terdiri dari rasio EPS, DER, PER, ROI, ROE

tidak berpengaruh secara serentak terhadap return saham perusahaan

manufaktur di Bursa Efek Jakarta.

b. Uji Parsial

Uji-t bertujuan untuk mengetahui pengaruh pengaruh rasio

keuangan yang terdiri dari rasio EPS, DER, PER, ROI, ROE terhadap

return saham perusahaan manufaktur di Bursa Efek Jakarta secara parsial.

Tabel 4.8

Hasil Uji-t

Variabel T-hitung Sig. Hasil

EPS 0.317 0.752 Ho diterima

PER 4.145 0.047 Ha diterima

DER -0.766 0.446 Ho diterima

ROI 0.097 0.923 Ho diterima

ROE -0.324 0.747 Ho diterima

Page 63: PRETURNSAHAMPERUSAHAANMANUFAKTURYANGTERDAFTARDIBEJ

52

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa rasio yang

berpengaruh secara parsial terhadap return saham perusahaan manufaktur

adalah rasio PER karena memiliki probabilitas sebesar 0,047 < 0,05.

Sedangkan rasio lainnya tidak berpengaruh secara parsial terhadap return

saham karena memiliki taraf signifikansi > 0,05. Dengan demikian dapat

diidentifikasi dari seluruh rasio keuangan, rasio yang memiliki pengaruh

secara parsial terhadap return saham adalah rasio PER.

c. Koefisien Determinasi

Melalui pengujian serentak dapat diketahui besarnya koefisien

determinasi (Adj R2). Dari koefisien determinan (Adj R2) dapat diketahui

derajat ketepatan dari analisis regresi linier berganda menunjukkan besarnya

variasi sumbangan seluruh variabel bebas terhadap variabel terikatnya.

Besarnya nilai pengaruh rasio keuangan ditunjukkan oleh nilai Adj R2 =

0,008 yaitu persentase pengaruh rasio EPS, DER, PER, ROI, ROE terhadap

return saham perusahaan manufaktur adalah sebesar 0,8%. Variabel lain

diluar rasio tersebut yang menjelaskan variasi perubahan return saham

perusahaan manufaktur di Bursa Efek jakarta secara menyeluruh adalah

sebesar 99,2%.

4.3. Pembahasan

Banyaknya penelitian mengenai aplikasi analisa rasio keuangan dalam

praktik bisnis serta pengkajian-pengkajian dan studi yang telah dilakukan

mengantarkan kepada pemikiran untuk menjadikan rasio keuangan sebagai

Page 64: PRETURNSAHAMPERUSAHAANMANUFAKTURYANGTERDAFTARDIBEJ

53

indikator yang paling penting dalam praktek bisnis dan ekonomi. Koesno (1990)

dalam Resmi (2002) mengatakan bahwa salah satu faktor penting yang

mempengaruhi pengharapan investor adalah kinerja keuangan dari tahun ke tahun.

Kinerja keuangan perusahaan dapat menjadi petunjuk arah naik turunnya harga

saham suatu perusahaan. Membeli saham adalah membeli sebagian atau suatu

kekayaan atau keuntungan perusahaan serta hak-hak lain yang melekat padanya.

Oleh karena itu, harga saham lebih banyak ditentukan oleh reputasi atau

performance perusahaan itu sendiri dibandingkan faktor-faktor lainnya. Secara

umum kinerja keuangan perusahaan ditunjukkan dalam laporan keuangan yang

dipublikasikan yang kemudian dianalisis menggunakan rasio keuangan. Dari hasil

penelitian menunjukkan bahwa rasio keuangan yang terdiri dari EPS, PER, DER,

ROI, ROE tidak berpengaruh secara serentak terhadap return saham karena return

saham juga dipengaruhi oleh faktor eksternal seperti peristiwa ekonomi,

pengumuman laporan keuangan dan data keuangan lainnya. Rasio keuangan yang

secara parsial mempengaruhi return saham hanya rasio PER (Price Earning

Ratio). Hal ini konsisten dengan penelitian Suryaputri dan Astuti (2003).

Penelitian tersebut menemukan kecenderungan untuk menggunakan rasio

keuangan tunggal seperti Price Earning Ratio dalam memprediksi return saham

(Suryaputri dan Astuti, 2003). Suatu rasio harga dan penghasilan saham dihitung

dengan membagi harga pasar per lembar saham (market price share) dengan

penghasilan per lembar saham (PER). Harahap (2002 : 87) mengatakan bahwa

price earning ratio menunjukkan perbandingan antara harga saham di pasar atau

harga perdana yang ditawarkan dibandingkan dengan pendapatan yang diterima.

Page 65: PRETURNSAHAMPERUSAHAANMANUFAKTURYANGTERDAFTARDIBEJ

54

PER yang tinggi menunjukkan prestasi suatu perusahaan sangat baik di masa yang

akan datang sehingga digunakan para investor untuk menanamkan modalnya

sehingga PER berpengaruh secara signifikan terhadap return saham perusahaan

manufaktur yang terdaftar di BEJ.

Page 66: PRETURNSAHAMPERUSAHAANMANUFAKTURYANGTERDAFTARDIBEJ

55

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan analisa data diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Rasio keuangan yang terdiri dari rasio EPS, PER, DER, ROI, ROE tidak

berpengaruh secara serentak terhadap return saham perusahaan

manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta.

2. Rasio keuangan yang berpengaruh secara parsial terhadap return saham

perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta adalah rasio

PER sehingga secara langsung rasio ini dominan mempengaruhi

perubahan return saham perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa

Efek Jakarta.

3. Pengaruh Besarnya nilai pengaruh rasio keuangan ditunjukkan oleh nilai

Adj R2 = 0,008 yaitu persentase pengaruh rasio EPS, DER, PER, ROI,

ROE terhadap return saham perusahaan manufaktur adalah sebesar

0,8%. Variabel lain diluar rasio tersebut yang menjelaskan variasi

perubahan return saham perusahaan manufaktur di Bursa Efek Jakarta

secara menyeluruh adalah sebesar 99,2%.

5.2. Saran

Berdasarkan kesimpulan hasil analisis data dapat diajukan beberapa

saran sebagai berikut :

Page 67: PRETURNSAHAMPERUSAHAANMANUFAKTURYANGTERDAFTARDIBEJ

56

1. Bagi investor, tidak semua rasio keuangan di Bursa Efek Jakarta dapat

dijadikan parameter yang baik untuk memprediksi perubahan return

perusahaan manufaktur. Rasio PER dapat dipergunakan dalam

memprediksi return saham perusahaan manufaktur sehingga rasio ini

perlu menjadi pertimbangan investor dalam memprediksi perubahan laba

perusahaan.

2. Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai tambahan referensi

bagi penelitian selanjutnya dibidang yang sama yang akan datang untuk

dikembangkan dan diperbaiki, misalnya dengan memperpanjang periode

pengamatan sehingga dapat lebih mencerminkan hasil penelitian. Untuk

penelitian selanjutnya, penelitian ini dapat dikembangkan lagi dengan

membandingkan jenis perusahaan lainnya yang menggunakan indikator

keuangan yang berbeda serta jenis industri yang berbeda.

Page 68: PRETURNSAHAMPERUSAHAANMANUFAKTURYANGTERDAFTARDIBEJ

57

DAFTAR PUSTAKA

Altman, EI. 1968, Financial Ratios, Discriminant Analysis, and The Prediction of

Corporate Bankcrupcty, Journal of finance: September. Atmaja, Lukas Setia, 1999, Manajemen Keuangan, Edisi Revisi, Yogyakarta:

Andi Offset. Bambang Agus Pramuka, 2002, “Evaluasi Kegunaan Rasio Keuangan Dalam

Memprediksi Perubahan Laba di Masa Yang Akan Datang: Studi Empiris Pada Perusahaan Yang Terdaftar di BEJ”, Tesis, Universitas Gadjah Mada.

Bambang, Riyanto, 1995, Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahan, Edisi

Keempat, Yogyakarta: BPFE UGM. Beaver, Williams, 1966, Financial Ratios as Predictor of Failare, Empirical

Research in Accounting: Selected Studies Suplement, Jurnal Of Accounting Research, Vol.5.

Beza, Berhanu, dan Ainun Na’im, 1998, The Information Content of Annual

Earningss Announcements A Trading Volume Approach, Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Yogyakarta, Vol.1, No.2, Juli.

Cooper, Donal R. and Emory, C. William, 2000, Metode Penelitian Bisnis. Alih

Bahasa: Ellen G. Sitompul dan Imam Nurmawan, Penerbit Erlangga, Jakarta Ghozali, Imam, 2005, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Edisi

Ketiga, Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Harahap, Sofyan Syafri, 2002, Analisa Kritis Atas Laporan Keuangan, PT Raja

Grafindo Persada, Jakarta. Hartono, Jogiyanto,M, 2000, Teori Portfolio dan Analisis Investasi, Yogyakarta:

BPFE-UGM, Husnan, Suad, 2003, Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas,

Yogyakarta: BPFE-UGM.

Indra Wijaya K. An Event Study Of The Impact Of SFAS 95 On The U.S. Banks and Investment Companies’ Stock Returns. JEBI Vol. 16 No. 3 tahun 2001.

Page 69: PRETURNSAHAMPERUSAHAANMANUFAKTURYANGTERDAFTARDIBEJ

58

Kasmir, 2003, Manajemen Perbankan, Jakarta : PT RajaGrafindo Persada

Kim, D, 1991, Dividend Yields and Stock Return, Journal of finance Economics. Vol 3

Machfoed, M., 1994, Financial Ratio Analysis and The Earning Changes in

Indonesia, Kelola, No. 114-147. Nainggolan, Pahala., 2004., Cara Mudah Memahami Akuntansi, PPM, Jakarta Resmi, Siti, 2002, “Keterkaitan Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Return

Saham”, Yogyakarta, Kompak. Vol 6 September 2002 Rosyadi, Imron, 2002, “Keterkaitan Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan

Harga Saham (Studi pada 25 Emiten 4 Rasio Keuangan di BEJ”, Yogyakarta, Jurnal Akuntansi dan Keuangan. Vol 6 September 2002

Santoso, Singgih, 2004, SPSS Statistik Non Parametrik, PT Elex Media

Computindo, Jakarta. Sekaran, Uma, 2003, “Research Methods for Business: A Skill Building

Approach”, sixth edition, John Willey & Sons, Inc.,New York Sugiyono, E. Wibowo, 2001, Statistika Penelitian, Edisi I, Bandung : Alfabeta Sumantoro, 1990, Pengantar tentang Pasar Modal di Indonesia, Edisi Pertama,

Jakarta, Ghalia Indonesia. Suryaputri dan Christina Dwi Astuti, 2003, Pengaruh Faktor Leverage Deviden

Payout, Size, Earning Growth and Country Risk Terhadap Price Earning Ratio, Media Riset Akuntansi, Auditing dan Informasi, Vol.3, No.1, April.

Zainuddin dan Jogiyanto Hartanto, 1999, Manfaat Rasio Keuangan Dalam

Memprediksi Pertumbuhan Laba, Studi Empiris pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEJ, Journal Riset Akuntansi Indonesia, Vol.2, No.1.

Page 70: PRETURNSAHAMPERUSAHAANMANUFAKTURYANGTERDAFTARDIBEJ

59

Lampiran 1

Daftar Perusahaan Manufaktur (Barang Konsumsi) yang Menjadi Sampel

NO KODE Nama Perusahaan 1 BATI PT BAT Indonesia 2 MERK PT Merck Indonesia 3 UNVR PT Unilever Indonesia 4 SHDA PT Sari Husada 5 DLTA PT Delta Djakarta 6 AQUA PT Aqua Golden Mississipi 7 SCPI PT Schering Plough Indonesia 8 ULTJ PT Ultrajaya Milk 9 MYOR PT Mayora Indah

10 HMSP PT HM Sampoerna 11 GGRM PT Gudang Garam 12 KLBF PT Kalbe Farma 13 SUBA PT Suba Indah 14 SMAR PT Smart 15 SKLT PT Sekar Laut 16 TCID PT Mandom Indonesia 17 ADES PT Ades Alfindo Putrasetia 18 TSPC PT Tempo Scan Pasific 19 INDF PT Indofood Sukses Makmur 20 PSDN PT Prasidha Aneka Niaga 21 DVLA PT Darya Varia Laboratories 22 DAVO PT Davomas 23 MRAT PT Mustika Ratu 24 CEKA PT Cahaya Kalbar 25 KDSI PT Kedaung Setia Industrial 26 STTP PT Siantar TOP 27 TBLA PT Tunas Baru Lampung 28 INAF PT Indofarma 29 KAEF PT Kimia Farma 30 PYFA PT Pyridam Farma

Page 71: PRETURNSAHAMPERUSAHAANMANUFAKTURYANGTERDAFTARDIBEJ

60

Lampiran 2

Rasio Keuangan Perusahaan Manufaktur (Barang Konsumsi) Tahun 2003

NO KODE EPS PER DER ROI ROE 1 BATI 1791 5 0.71 16.97 29.21 2 MERK 1671 5.98 0.15 21.72 25.08 3 UNVR 1282 14.2 0.52 31.46 48.43 4 SHDA 941 10.62 0.12 18.95 21.17 5 DLTA 2800 2.93 0.24 12.19 15.2 6 AQUA 5.023 7.47 1.4 12.32 29.95 7 SCPI -291 -27.49 18.22 -1.71 -32.86 8 ULTJ 10 61.11 0.94 1.86 3.6 9 MYOR 156 2.44 0.78 8.97 16.08

10 HMSP 371 9.96 0.85 17.02 32.13 11 GGRM 1085 7.65 0.59 13.51 21.49 12 KLBF 66 4.18 2.78 13.24 54.49 13 SUBA -83 -0.36 0.74 -2.51 -4.43 14 SMAR 946 0.74 0 7.88 84.1 15 SKLT 557 0.72 0 34.93 12.16 16 TCID 372 4.03 0.17 16.32 19.15 17 ADES 97 7.45 1.38 3.57 8.51 18 TSPC 703 5.87 0.22 17.41 22.22 19 INDF 86 12.52 2.92 5.26 21.91 20 PSDN -1.076 -0.12 0 -111.31 -26.59 21 DVLA 113 4.05 0.42 19.67 27.98 22 DAVO 18 5.05 0.59 2.79 4.44 23 MRAT 48 7.53 0.21 7.01 8.52 24 CEKA 33 7.17 0.32 3.25 4.3 25 KDSI 11 -14.34 2.31 -0.79 -2.62 26 STTP 23 11.25 0.75 6.43 11.24 27 TBLA 27 5.55 1.13 4.07 8.67 28 INAF -19 -12.43 1.06 -7.39 -15.32 29 KAEF 6 29.02 0.53 3.41 5.23 30 PYFA 1 306.18 0.16 0.63 0.73

Page 72: PRETURNSAHAMPERUSAHAANMANUFAKTURYANGTERDAFTARDIBEJ

61

Lampiran 3

Rasio Keuangan Perusahaan Manufaktur (Barang Konsumsi) Tahun 2004

NO KODE EPS PER DER ROI ROE 1 BATI 748 10.83 0.54 7.61 11.8 2 MERK 2258 7.09 0.26 25.25 31.71 3 UNVR 170 21.33 0.63 37.96 61.88 4 SHDA 1.171 12.38 0.15 19.69 22.57 5 DLTA 2.352 3.7 0.24 9.44 11.76 6 AQUA 4.805 9.95 0.92 12.09 23.45 7 SCPI 665 12.79 25.41 4.05 107.05 8 ULTJ 4 115.77 1 0.67 1.33 9 MYOR 110 7.93 0.56 6.59 10.52

10 HMSP 313 14.31 0.73 13.8 24.39 11 GGRM 956 14.23 0.58 10.6 16.76 12 KLBF 40 25.15 1.72 13.19 38.95 13 SUBA -508 -0.25 2.03 -12.16 -37.44 14 SMAR 234 13.12 0 1.92 27.51 15 SKLT 141 2.48 0 9.62 3.18 16 TCID 396 5.93 0.14 15.96 18.14 17 ADES 46 22.14 1.13 1.83 3.9 18 TSPC 717 8.23 0.19 16.61 20.72 19 INDF 64 12.52 2.58 3.94 14.74 20 PSDN 2.277 0.05 0 468.44 822.06 21 DVLA 87 8.92 0.39 12.96 18.07 22 DAVO 15 27.63 0.51 10.29 15.58 23 MRAT 25 17.11 0.18 3.95 4.68 24 CEKA 11 21.08 0.29 1.08 1.39 25 KDSI 64 -2.75 2.55 -5.15 -18.27 26 STTP 24 7.56 0.68 6.17 10.38 27 TBLA 16 9.78 1.29 2.3 5.26 28 INAF -42 -4.04 1.5 -20.75 -52.56 29 KAEF 8 25.64 0.81 3.33 6.03 30 PYFA 1 69.19 0.12 0.91 1.02

Page 73: PRETURNSAHAMPERUSAHAANMANUFAKTURYANGTERDAFTARDIBEJ

62

Lampiran 4

Rasio Keuangan Perusahaan Manufaktur (Barang Konsumsi) Tahun 2005

NO KODE EPS PER DER ROI ROE 1 BATI -265 -33.95 0.73 -2.51 -4.37 2 MERK 2555 8.92 0.3 28.55 37.16 3 UNVR 192 17.15 0.59 40.08 63.94 4 SHDA 923 2.06 0.19 14.91 17.77 5 DLTA 2.417 6 0.29 8.5 10.95 6 AQUA 6.962 6.89 0.87 13.66 25.85 7 SCPI -92 -124.6 29.75 -0.57 -17.47 8 ULTJ 2 278.22 0.61 0.34 0.54 9 MYOR 111 10.81 0.46 6.65 9.79

10 HMSP 454 14.63 1.31 17.23 40.99 11 GGRM 930 14.56 0.69 8.69 14.69 12 KLBF 45 12 1.26 13.54 30.54 13 SUBA -455 0.22 3.25 -13 -55.33 14 SMAR -363 -8.54 0 -2.72 -30.97 15 SKLT -564 -0.8 0 -37.93 -11.26 16 TCID 529 7.56 0.19 17.46 20.74 17 ADES -991 -2.26 4.89 -144.04 -848.77 18 TSPC 721 10.54 0.2 15.15 18.95 19 INDF 40 19.98 2.5 2.41 8.88 20 PSDN 3 40.7 0 0.52 0.94 21 DVLA 89 7.87 0.35 11.55 15.61 22 DAVO 16 15.53 1.29 6.27 14.35 23 MRAT 31 13.34 0.19 4.47 5.31 24 CEKA -78 -3.85 0.42 -7.99 -11.34 25 KDSI -132 -1.72 3.61 -5.99 -27.62 26 STTP 22 8.24 0.48 6.08 8.99 27 TBLA 10 22.58 1.65 1.22 3.22 28 INAF 2 72.78 1.05 1.38 2.83 29 KAEF 14 14.64 0.44 6.63 9.55 30 PYFA 3 22.42 0.13 2.03 2.3

Page 74: PRETURNSAHAMPERUSAHAANMANUFAKTURYANGTERDAFTARDIBEJ

63

Lampiran 5

Return Saham Tahun 2003 – 2005

NO KODE Return

2003 Return

2004 Return

2005 1 BATI 0.150739 0.384509 0.0000525 2 MERK 0.351645 0.226018 0.00054 3 UNVR 0.521691 0.175287 0.001419 4 SHDA 0.149892 0.274428 0.266723 5 DLTA 0.098573 0.578143 0.000299 6 AQUA 0.068523 0.477823 0.000225 7 SCPI 0.024457 0.207323 0.0000225 8 ULTJ 0.206054 0.412191 0.266639 9 MYOR 0.370738 0.613003 0.424444

10 HMSP 0.53779 0.225254 0.403178 11 GGRM 0.573456 0.563877 0.578869 12 KLBF 0.442329 0.533205 0.478311 13 SUBA 0.29032 0.335652 0.314282 14 SMAR 0.204583 0.338432 0.33036 15 SKLT 0.054427 0.280972 0.016438 16 TCID 0.335027 5.386654 0.218589 17 ADES 0.322148 0.104323 0.406636 18 TSPC 0.500791 0.098662 0.487436 19 INDF 0.335536 0.122563 0.497261 20 PSDN 0.113915 0.005479 0.08906 21 DVLA 0.3192 0.065685 0.344556 22 DAVO 0.424725 0.092165 0.313045 23 MRAT 0.355409 0.077131 0.337524 24 CEKA 0.423996 0.099924 0.170992 25 KDSI 0.297428 0.054334 0.134329 26 STTP 0.253043 0.038573 0.252951 27 TBLA 0.361383 0.084976 0.361265 28 INAF 0.321708 0.07105 0.271648 29 KAEF 0.375341 0.062993 0.319299 30 PYFA 0.272753 0.051337 0.150527

Page 75: PRETURNSAHAMPERUSAHAANMANUFAKTURYANGTERDAFTARDIBEJ

64

Lampiran 6 Regression

Variables Entered/Removedb

ROE, PER,DER, EPS,ROI

a , Enter

Model1

VariablesEntered

VariablesRemoved Method

All requested variables entered.a.

Dependent Variable: Return Sahamb.

Model Summaryb

,102 a ,010 ,008 ,5801 1,967 Model 1

R R SquareAdjustedR Square

Std. Error ofthe Estimate

Durbin-W atson

Predictors: (Constant), ROE, PER, DER, EPS,ROIa.

Dependent Variable: Return Sahamb.

ANOVAb

,300 5 5,997E-02 ,178 ,970 a

28,266 84 ,33728,566 89

Regression Residual Total

Model 1

Sum ofSquares df Mean Square F Sig.

Predictors: (Constant), ROE, PER, DER, EPS,ROIa.

Dependent Variable: Return Sahamb.

Coefficientsa

,331 ,079 4,192 ,000 3,313E-05 ,000 ,036 ,317 ,752 ,938 1,0661,945E-04 ,001 ,017 4,145 ,047 ,913 1,095 -1,11E-02 ,015 -,087 -,766 ,446 ,903 1,1072,128E-04 ,002 ,020 ,097 ,923 ,267 3,739 -3,05E-04 ,001 -,069 -,324 ,747 ,262 3,813

(Constant) EPSPERDERROIROE

Model 1

B Std. Error

UnstandardizedCoefficients

Beta

Standardized

Coefficients

t Sig. Tolerance VIFCollinearity Statistics

Dependent Variable:Return Sahama.

Page 76: PRETURNSAHAMPERUSAHAANMANUFAKTURYANGTERDAFTARDIBEJ

65

Lampiran 7 Nonparametric Correlations

Correlations

1,000 ,156 -,226 ,740 ,721 ,271, ,071 ,016 ,000 ,000 ,096

90 90 90 90 90 90,156 1,000 -,028 ,149 ,225 ,134,071 , ,396 ,081 ,016 ,105

90 90 90 90 90 90-,226 -,028 1,000 -,312 -,145 ,085,016 ,396 , ,001 ,087 ,213

90 90 90 90 90 90,740 ,149 -,312 1,000 ,890 ,148,000 ,081 ,001 , ,000 ,082

90 90 90 90 90 90,721 ,225 -,145 ,890 1,000 ,175,000 ,016 ,087 ,000 , ,059

90 90 90 90 90 90,271 ,134 ,085 ,148 ,175 1,000,096 ,105 ,213 ,082 ,059 ,

90 90 90 90 90 90

Correlation CoefSig. (1-tailed)NCorrelation CoefSig. (1-tailed)NCorrelation CoefSig. (1-tailed)NCorrelation CoefSig. (1-tailed)NCorrelation CoefSig. (1-tailed)NCorrelation CoefSig. (1-tailed)N

EPS

PER

DER

ROI

ROE

ReturnSahamDER ROI EPS PER ROE

Spearman's

Return Saham