presus katarak matur

53
Disusun Oleh : Anastasia Kumala 07120070071 Pembimbing : Presentasi kasus Katarak Matur

Upload: anastasia-kumala

Post on 31-Oct-2014

128 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

anastasia-UPH

TRANSCRIPT

Page 1: presus katarak matur

Disusun Oleh :

Anastasia Kumala

07120070071

Pembimbing :

dr. Naila Kaina , SpMKEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT MATA

RUMAH SAKIT PUSAT ANGKATAN DARAT GATOT SOEBROTO

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PELITA HARAPAN

PERIODE 7 JANUARI 2013-9 FEBUARI 2013

JAKARTA

2012

Presentasi kasus

Katarak Matur

Page 2: presus katarak matur

BAB I

STATUS PASIEN ILMU PENYAKIT MATA

I. IDENTITAS PASIEN

Nama :Tn I

Jenis Kelamin : Laki-laki

Umur : 73 tahun

Agama : Islam

Pekerjaan : Pensiunan

Alamat : Kodam Bintaro

II. ANAMNESIS

Autoanamnesis pada tanggal 10 Januari 2013

Keluhan utama : Pasien datang untuk kontrol 2 minggu post operasi pada mata

kanan, mata kanan terlihat bintik-bintik berwarna hitam

Keluhan tambahan : mata kiri buram seperti ada awan tebal dan silau ketika

terkena cahaya.

Riwayat perjalanan penyakit :

Pasien datang untuk kontrol kedua matanya terutama mata kanannya. Sebelumnya,

pasien mengaku mata kanannya sudah tidak dapat melihat sejak lama sekitar +/- 4 tahun

lalu. Pasien mengatakan mata kanannya seperti ada kabut yang semakin lama semakin

tebal sampai mata kanannya tidak dapat melihat lagi. Pada mata kiri pun mengalami hal

yang sama, melihat seperti ada kabut. Namun menurut pasien, dengan mata kirinya pasien

masih dapat melihat. Pasien sudah memakai kacamata sebelumnya, namun kacamata

tersebut tidak banyak membantu akan penglihatannya.

Pasien kemudian datang ke poliklinik mata RSPAD dan dinyatakan katarak. Mata

kanan pasien pun akhirnya dilakukan operasi pengangkatan lensa dan dilakukan

penanaman lensa pada tanggal 17 Desember 2012.

Pada saat datang, kontrol 2 minggu post operasi, pasien mengeluhkan mata kanan

terlihat banyak bintik-bintik berwarna hitam letaknya menetap dan pasien belum dapat

melihat tulisan dengan jelas. Mata kiri tetap melihat buram seperti melihat kabut dan

2

Page 3: presus katarak matur

sekarang semakin parah hingga pasien hampir tidak dapat melihat. Mata kiri terasa masih

silau jika melihat cahaya. Tidak ada keluhan mata merah, berair, nyeri, mual, pusing,

gatal.

Selain itu pasien tidak pernah mengalami trauma atau benturan maupun terkena bahan-

bahan kimia pada matanya pasien juga menyangkal melihat pelangi atau lingkaran

disekitar sumber cahaya. Pasien mengatakan sebelumnya sudah pernah menggunakan

kacamata tetapi tidak tahu berapa ukurannya.

Riwayat Penyakit dahulu :

Tidak ada riwayat diabetes mellitus

Riwayat hipertensi sejak 2 tahun lalu dalam pengobatan noperten 1x1, herbeser 1x1,

faborbid 3x1 minum obat teratur dan tekanan darah terkontrol.

Riwayat penyakit jantung

Trauma pada kepala atau mata disangkal

Riwayat alergi tidak ada

Riwayat Penyakit Keluarga

Tidak ada keluarga yang mengalami keluhan yang sama dengan pasien dan tidak ada

keluarga yang menderita penyakit diabetes mellitus, hipertensi dan lain-lain.

Riwayat Operasi

ECCE OD dengan pemasangan IOL OD tanggal 17 Desember 2012 dengan anestesi lokal.

III.Pemeriksaan Fisis

A. Status Generalis

Keadaan Umum : Baik

Kesadaran : Compos Mentis

Tanda-Tanda Vital

- Tekanan Darah : 120/80 mmHg

- Nadi : 86 x/menit

- Suhu : Afebris

- Pernafasan : 20x/menit

Kepala : Normocephal

3

Page 4: presus katarak matur

THT & Leher : Tidak diperiksa

Jantung/Paru-paru : Tidak diperiksa

Abdomen : Tidak diperiksa

B. Status Oftalmologi

1. Visus

Keterangan OD OS

Tajam Penglihatan 6/60 1/300

Koreksi C = -6,00 X 85 ° 0,5 ,

pinhole (-)

Tidak dapat dikoreksi,

pinhole (-)

Addisi S +3.00 J 3 S +3.00 J

Distantia Pupil 64/62 64/62

Kacamata Tidak tahu ukuran, ps

lupa

Tidak tahu ukuran, ps

lupa

2. Kedudukan Bola Mata

Keterangan OD OS

Eksoftalmos Tidak ada Tidak ada

Endoftalmos Tidak ada Tidak ada

Deviasi Tidak ada Tidak ada

Gerakan Bola Mata Baik ke semua arah Baik ke semua arah

3. Supra Silia

Keterangan OD OS

Warna Hitam Hitam

Letak Simetris Simetris

4. Palpebra Superior dan Inferior

Keterangan OD OS

Edema Tidak ada Tidak ada

Nyeri tekan Tidak ada Tidak ada

Ektropion Tidak ada Tidak ada

Entropion Tidak ada Tidak ada

Blefarospasme Tidak ada Tidak ada

4

Page 5: presus katarak matur

Trikiasis Tidak ada Tidak ada

Sikatriks Tidak ada Tidak ada

Fissura Palpebra 9 mm 9 mm

Ptosis Tidak ada Tidak ada

Hordeolum Tidak ada Tidak ada

Kalazion Tidak ada Tidak ada

Pseudoptosis Tidak ada Tidak ada

5. Konjungtiva Tarsalis Superior dan Inferior

Keterangan OD OS

Hiperemis Tidak ada Tidak ada

Folikel Tidak ada Tidak ada

Papil Tidak ada Tidak ada

Sikatriks Tidak ada Tidak ada

Anemia Tidak ada Tidak ada

Kemosis Tidak ada Tidak ada

6. Konjungtiva Bulbi

Keterangan OD OS

Injeksi Konjungtiva Tidak ada Tidak ada

Injeksi Siliar Tidak ada Tidak ada

Perdarahan

Subkonjungtiva

Tidak ada Tidak ada

Pterigium Tidak ada Tidak ada

Pinguekula Tidak ada Tidak ada

Nevus Pigmentosus Tidak ada Tidak ada

Kista Dermoid Tidak ada Tidak ada

7. Sistem Lakrimalis

Keterangan OD OS

Punctum Lakrimalis Terbuka Terbuka

Tes Anel Tidak dilakukan Tidak dilakukan

5

Page 6: presus katarak matur

8. Sklera

Keterangan OD OS

Warna Putih Putih

Ikterik Tidak ada Tidak ada

9. Kornea

Keterangan OD OS

Kejernihan Jernih Jernih

Permukaan Licin Licin

Ukuran 10 mm 10 mm

Sensibilitas Baik Baik

Infiltrat Tidak ada Tidak ada

Ulkus Tidak ada Tidak ada

Perforasi Tidak ada Tidak ada

Arcus Senilis Ada Ada

Edema Tidak ada Tidak ada

Tes Placido Konsentris Konsentris

10. Bilik Mata Depan

Keterangan OD OS

Kedalaman Dalam Dalam

Kejernihan Jernih Jernih

Hifema Tidak ada Tidak ada

Hipopion Tidak ada Tidak ada

Efek Tyndal Negatif Negatif

11. Iris

Keterangan OD OS

Warna Coklat Coklat

Kriptae Jelas Jelas

Bentuk Bulat Bulat

Sinekia Tidak ada Tidak ada

Koloboma Tidak ada Tidak ada

6

Page 7: presus katarak matur

12. Pupil

Keterangan OD OS

Letak Di tengah Di tengah

Bentuk Bulat Bulat

Ukuran 3 mm 3 mm

Refleks cahaya langsung Positif Positif

Refleks cahaya tdk lgs Positif Positif

13. Lensa

Keterangan OD OS

Kejernihan jernih Keruh menyeluruh

Letak Tidak ada Di tengah

Shadow test Negatif Negatif

14. Badan Kaca

Keterangan OD OS

Kejernihan Jernih Tidak tembus

15. Fundus Okuli

Keterangan OD OS

a. Papil

Bentuk Bulat Tidak tembus

Batas Tegas Tidak tembus

Warna Kuning kemerahan Tidak tembus

b. Makula lutea

Refleks Positif Tidak tembus

Edema Tidak ada Tidak tembus

c. Retina

Perdarahan Tidak ada Tidak tembus

C/D Ratio 0.4 Tidak tembus

Rasio A/V 2 : 3 Tidak tembus

Sikatriks Tidak ada Tidak tembus

16. Palpasi

7

Page 8: presus katarak matur

Keterangan OD OS

Nyeri tekan Tidak ada Tidak ada

Massa Tumor Tidak ada Tidak ada

Tensi okuli Normal Normal

Tonometri schiotz 8,5/7,5 =

14,3mmHg

7/7,5 = 18,5 mmHg

17. Kampus Visi

Keterangan OD OS

Tes Konfrontasi Sama dengan pemeriksa Sama dengan pemeriksa

IV. RESUME

Pasien laki-laki, 73 tahun datang untuk kontrol kedua matanya terutama mata

kanannya. Sebelumnya, pasien mengaku mata kanannya sudah tidak dapat melihat sejak

lama sekitar +/- 4 tahun lalu. Pasien mengatakan mata kanannya seperti ada kabut yang

semakin lama semakin tebal sampai mata kanannya tidak dapat melihat lagi. Pada mata

kiri pun mengalami hal yang sama. Pasien pun akhirnya dilakukan operasi pengangkatan

lensa dan dilakukan penanaman lensa pada tanggal 17 Desember 2012.

Pada saat datang, terlihat banyak bintik-bintik berwarna hitam dan pasien belum dapat

melihat tulisan dengan jelas. Mata kiri tetap melihat buram seperti melihat kabut dan

sekarang semakin parah hingga pasien hampir tidak dapat melihat dan merasa silau.

Pasien mempunyai riwayat hipertensi sejak 2 tahun lalu dalam pengobatan noperten 1x1,

herbeser 1x1, faborbid 3x1 minum obat teratur dan tekanan darah terkontrol.

Pemeriksaan fisik status generalis dalam batas normal

Status oftalmologi

1. Visus

Keterangan OD OS

Tajam Penglihatan 6/60 1/300

Koreksi C = -6,00 X 85 ° 0,5 ,

pinhole (-)

Tidak dapat dikoreksi,

pinhole (-)

Addisi S +3.00 J 3 S +3.00 J

Distantia Pupil 64/62 64/62

8

Page 9: presus katarak matur

Kacamata Tidak tahu ukuran, ps

lupa

Tidak tahu ukuran, ps

lupa

2. Lensa

Keterangan OD OS

Kejernihan jernih Keruh menyeluruh

Letak Tidak ada Di tengah

Shadow test Negatif Negatif

V. DIAGNOSIS KERJA

Katarak senilis matur OS

Pseudofakia OD

Astigmatismus miopikus simpleks OD

Presbiopi ODS

VI. DIAGNOSIS BANDING

Tidak ada

VII.PEMERIKSAAN ANJURAN

Darah rutin : Hb, Ht, eritrosit, leukosit, GDS, Pemeriksaan EKG , Biometri

VIII. PENATALAKSANAAN

Pemakaian kacamata OD , tetes mata cendocitrol 4x1, vit c 1x1

Operasi katarak OS dengan teknik ECCE (Extra Capsular Cataract Extraction) dan

pemasangan IOL OS

IX. PROGNOSIS

OD OS

Ad Vitam : ad bonam ad bonam

Ad Fungsionam : ad bonam ad bonam

Ad Sanactionam : ad bonam ad bonam

9

Page 10: presus katarak matur

BAB II

ANALISIS KASUS

Identitas

Umur pasien 73 tahun, lebih mengarah ke katarak senilis yaitu semua kekeruhan lensa

pada usia lanjut diatas 50 tahun, biasanya dimulai pada usia 50 tahun.

Anamnesis

penglihatan mata kiri turun perlahan-lahan dan berkabut tanpa disertai mata merah

Pandangan menjadi seperti merasa silau jika melihat cahaya

Hal ini sesuai dengan keluhan subyektif pada pasien katarak.

- Pemeriksaan Fisik (Status Oftalmologi)

Visus okuli sinitra 1/300, tidak dapat dikoreksi karena adanya kekeruhan pada media

refraksi yaitu lensa berupa katarak.

Pada okuli dextra dengan diagnosis pre-operatif katarak senilis stadium matur

dilakukan tindakan ECCE dan pemangsangan IOL, pasien mengeluhkan bintik-bintik

hitam dan timbulnya astigmat yang dikarenakan penyulit paska operasi

Shadow test OD: - OS : -

Lensa okuli sinistra keruh menyeluruh

Kesimpulan :

o Okuli Sinistra : Katarak senilis stadium matur

Pemeriksaan Anjuran

Pemeriksaan Darah Rutin Pre Operasi : Hb, Ht, Eritrosit, leukosit, Gula Darah

Sewaktu.

Pemeriksaan Elektrokardiogram, untuk mengetahui keadaan jantung pasien

karena pasien sudah berusia lanjut.

Biometri, untuk mengetahui kekuatan lensa sehingga didapatkan ukuran lensa

pengganti

10

Page 11: presus katarak matur

Penatalaksanaan

Dilakukan ekstraksi katarak ekstra kapsular, tindakan ini dipilih dengan

pertimbangan agar mengurangi penyulit pada saat melakukan pembedahan katarak

seperti prolaps badan kaca, ablasi retina, cystoid makular edema, distrofi korena

dan kapsul lensa pecah

Selain itu ekstraksi katarak ekstra kapsular dilakukan pada pasien dengan

perencanaan implantasi lensa intra ocular.

11

Page 12: presus katarak matur

BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

1. Anatomi dan Fisiologi lensa

Lensa adalah suatu struktur bikonveks, avaskular, tidak bewarna, dan hampir

transparan sempurna. Tebalnya sekitar 4 mm dan diameternya 9 mm. Lensa

tergantung pada zonula di belakang iris; zonula menghubungkannya dengan korpus

siliaris. Di sebelah anterior lensa terdapat aqueous humor; di sebelah posteriornya

terdapat vitreus humor. Kapsul lensa adalah suatu membran semipermeabel yang akan

memperbolehkan air dan elektrolit masuk. 1

Di sebelah depan terdapat selapis epitel subkapsular. Substansi lensa terdiri

dari nukleus dan korteks. Nukleus lensa lebih keras daripada korteksnya. Seiring

dengan bertambahnya usia, serat-serat lamelar subepitel terus diproduksi sehingga

lensa perlahan-lahan menjadi lebih besar dan kurang elastik. Nukleus dan korteksnya

terbentuk dari lamellae konsentris yang panjang. Garis-garis persambungan yang

terbentuk dari penyambungan tepi-tepi serat lamelar tampak seperti huruf Y dengan

slitlamp. Huruf Y ini tampak tegak di anterior dan terbalik di posterior.

Masing-masing serat lamelar mengandung sebuah inti gepeng. Pada

pemeriksan mikroskop, inti ini jelas di bagian perifer lensa di dekat ekuator dan

berbatasan dengan lapisan epitel subkapsular.1

Lensa ditahan di tempatnya oleh ligamentum suspensorium yang dikenal

sebagai zonula Zinii, yang tersusun atas banyak fibril; fibril-fibril ini berasal dari

permukaan korpus siliaris dan menyisip ke dalam ekuator lensa.

Enam puluh lima persen lensa terdiri dari atas air, sekitar tiga puluh lima

persennya protein. Selain itu, terdapat sedikit sekali mineral seperti yang biasa ada di

jaringan tubuh lainnya. Kandungan kalium lebih tinggi di lensa daripada di

kebanyakan jaringan lain. Asam askorbat dan glutation terdapat dalam bentuk

teroksidasi maupun tereduksi. Tidak ada serat nyeri, pembuluh darah, atau saraf di

lensa.

Secara fisiologik lensa mempunyai sifat tertentu, yaitu :

Kenyal atau lentur karena memegang peranan terpenting dalam akomodasi

untuk menjadi cembung

12

Page 13: presus katarak matur

Jernih atau tranparan karena diperlukan sebagai media penglihatan

Terletak di tempatnya

Keadaan patologik lensa ini dapat berupa :

Tidak kenyal pada orang dewasa yang akan mengakibatkan presbiopia

Keruh atau katarak

Tidak berada di tempat atau subluksasi dan dislokasi

Lensa pada orang dewasa di dalam perjalanan hidupnya akan bertambah besar dan

berat. 1

Gambar 1. Anatomi Mata

13

Page 14: presus katarak matur

h

G

bbhj

14

Page 15: presus katarak matur

Gambar 2. Anatomi Lensa

Fungsi utama lensa adalah memfokuskan berkas cahaya ke retina. Supaya hal

ini dapat dicapai, maka daya refraksinya harus diubah-ubah sesuai dengan sinar yang

datang sejajar atau divergen. Perubahan daya refraksi lensa disebut akomodasi. Hal

ini dapat dicapai dengan mengubah lengkungnya lensa terutama kurvatura anterior.2

Untuk memfokuskan cahaya yang datang dari jauh, otot-otot siliaris relaksasi,

menegangkan serat zonula dan memperkecil diameter anteroposterior lensa sampai

ukurannya yang terkecil; dalam posisi ini, daya refraksi lensa diperkecil sehingga

berkas cahaya pararel akan terfokus ke retina. Untuk memfokuskan cahaya dari benda

dekat, otot siliaris berkontraksi sehingga tegangan zonula berkurang. Kapsul lensa

yang elastik kemudian mempengaruhi lensa menjadi lebih sferis diiringi oleh daya

biasnya. Kerjasama fisiologik antara korpus siliaris, zonula dan lensa untuk

memfokuskan benda dekat ke retina dikenal sebagai akomodasi. Seiring dengan

pertambahan usia, kemampuan refraksi lensa perlahan-lahan akan berkurang.3

Pada foetus, bentuk lensa hampir sferis dan lemah. Pada orang dewasa

lensanya lebih padat dan bagian posterior lebih konveks. Proses sklerosis bagian

sentral lensa, dimulai pada masa kanak-kanak dan terus berlangsung secara perlahan-

lahan sampai dewasa dan setelah ini proses bertambah cepat dimana nukleus menjadi

lebih besar dan korteks bertambah tipis. Pada orang tua lensa menjadi lebih besar,

lebih gepeng, warna kekuning-kuningan, kurang jernih dan tampak sebagai grey

reflex atau senile reflex, yang sering disangka katarak, padahal salah. Karena

proses sklerosis ini, lensa menjadi kurang elastis dan daya akomodasinya pun

berkurang. Keadaan ini disebut presbiopia, pada orang Indonesia dimulai pada umur

40 tahun.2

2. Definisi

15

Page 16: presus katarak matur

Katarak berasal dari bahasa Yunani Katarrhakies, Inggris Cataract, Latin Cataracta

yang berarti air terjun. Dalam bahasa Indonesia disebut bular dimana penglihatan

seperti tertutup air terjun akibat lensa yang keruh. Jadi katarak adalah setiap keadaan

kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi akibat hidrasi (penambahan cairan) lensa,atau

denaturasi protein lensa. 4

Gambar 3. Katarak

Secara umum katarak adalah perubahan lensa mata yang seharusnya jernih dan

tembus pandang menjadi keruh, cahaya sulit mencapai retina akibatnya penglihatan

menjadi kabur. Katarak terjadi secara perlahan-lahan, sehingga penglihatan terganggu

secara beragam sesuai tingkat kekeruhan lensa. Katarak senilis adalah semua

kekeruhan lensa yang terdapat pada usia lanjut, biasanya diatas 50 tahun. 4

3. Epidemiologi

Katarak senilis sampai sejauh ini merupakan bentuk katarak yang paling sering

didapatkan. Berdasarkan data dari World Health Organization (WHO), katarak

merupakan kelainan mata yang menyebabkan kebutaan dan gangguan penglihatan

16

Page 17: presus katarak matur

yang paling sering ditemukan seperti tercantum pada gambar berikut2 :

Gambar 4. Epidemiologi penyebab kebutaan

Penelitian-penelitian di Amerika Serikat mengidentifikasi adanya katarak pada sekitar

10% orang, dan angka kejadian ini meningkat hingga sekitar 50% untuk mereka yang

berusia antara 65 sampai 74 tahun, dan hingga sekitar 70% untuk mereka yang berusia

lebih dari 75 tahun.

Sperduto dan Hiller menyatakan bahwa katarak ditemukan lebih sering pada wanita

dibanding pria. Pada penelitian lain oleh Nishikori dan Yamomoto, rasio pria dan

wanita adalah 1:8 dengan dominasi pasien wanita yang berusia lebih dari 65 tahun

dan menjalani operasi katarak. 5

Diketahui bahwa pada survei kesehatan pada tahun 1993 – 1996, prevalensi kebutaan

di Indonesia berkisar 1,5% dari jumlah penduduk di Indonesia. Dari angka tersebut

prosentase penyebab kebutaan adalah : katarak 0,78%, penyakit glaukoma 0,20%,

Kelainan refraksi 0,14% dan penyakit karena faktor usia 0,38%.6

4. Etiologi

Penyebab katarak senilis bisa menjadi salah satu atau kombinasi dari faktor-faktor

berikut:

Paparan radiasi dari luar angkasa (terutama dalam kasus pilot komersial)

Kontak jangka panjang dengan lampu UV

Paparan radiasi gelombang mikro

Kekurangan yodium

Keturunan

Cedera mata dan trauma fisik

Alergi mata

penggunaan kortikosteroid jangka panjang dan obat-obatan yang mengandung

bahan kimia Quetiapine

17

Page 18: presus katarak matur

Hipertensi

Diabetes

Merokok

Obesitas4

5. Patofisiologi

Kekeruhan lensa dapat terjadi akibat hidrasi dan denaturasi protein lensa. Dengan

bertambahnya usia, ketebalan dan berat lensa akan meningkat sementara daya akomodasinya

akan menurun. Dengan terbentuknya lapisan konsentris baru dari kortek, inti nucleus akan

mengalami penekanan dan pengerasan. Proses ini dikenal sebagai sklerosis nuclear. Selain itu

terjadi pula proses kristalisasi pada lensa yang terjadi akibat modifikasi kimia dan agregasi

protein menjadi high-molecular-weight-protein. Hasil dari agregasi protein secara tiba tiba ini

mengalami fluktuasi refraktif index pada lensa sehingga menyebabkan cahaya menyebar dan

penurunan pandangan. Modifiaksi kimia dari protein nukleus lensa juga menghasilkan

pigmentasi progresif yang akan menyebabkan warna lensa menjadi keruh. Perubahan lain

pada katarak terkait usia juga menggambarkan penurunan konsentrasi glutatin dan potassium

serta meningkatnya konsentrasi sodium dan calcium.7

Terdapat berbagai faktor yang ikut berperan dalam hilangnya transparasi lensa. Sel

epithelium lensa akan mengalami proses degeneratif sehingga densitasnya akan berkurang

dan terjadi penyimpangan diferensiasi dari sel-sel fiber. Akumulasi dari sel-sel epitel yang

hilang akan meningkatkan pembentukan serat-serat lensa yang akan menyebabkan penurunan

transparasi lensa.

18

Page 19: presus katarak matur

Gambar 5. Penglihatan pada orang normal dan dengan katarak

Selain itu, proses degeneratif pada epithelium lensa akan menurunkan permeabilitas

lensa terhadap air dan molekul-molekul larut air sehingga transportasi air, nutrisi dan

antioksidan kedalam lensa menjadi berkurang. Peningkatan produk oksidasi dan penurunan

antioksidan seperti vitamin dan enzim-enzim superoxide memiliki peran penting pada proses

pembentukan katarak.7

Perubahan lensa pada usia lanjut :

Kapsul

Menebal dan kurang elastic (1/4 dibanding anak), mulai presbiopia, bentuk

lamel kapsul berkurang atau kabur,dan terlihat bahan granular

Epitel – makin tipis

Sel epitel (germinatif) pada equator bertambah besar dan berat , bengkak dan

vakuolisasi mitokondria yang nyata

Serat lensa

Lebih irregular, pada korteks jelas kerusakan serat sel, brown sclerotic

nucleus, sinar ultraviolet lama kelamaan merubah protein nukleus ( histidin,

triptofan, metionin, sistein, tirosin) lensa, sedang warna coklat protein lensa

nukleus mengandung histidin dan triptofan disbanding normal. Korteks tidak

berwarna karena:

Kadar asam askorbat tinggi dan menghalangi fotooksidasi

Sinar tidak banyak mengubah protein pada serat muda

19

Page 20: presus katarak matur

20

Page 21: presus katarak matur

6. Klasifikasi Katarak

21

Page 22: presus katarak matur

7. Stadium Katarak Senile

Klasifikasi katarak senilis berdasarkan : 4

1. Perubahan Morfologi.

2. Maturitas

Klasifikasi berdasarkan morfologi dikenal 3 bentuk katarak senile, yaitu :

Ket :

- NC : Katarak Nuklear

- ACC : Katarak Kortikal Anterior

- PCC : Katarak Kortikal Posterior

Gambar 6. Morfologi Katarak

a. Katarak Nuklear5

Inti lensa dewasa selama hidup bertambah besar dan menjadi sklerotik. Lama

kelamaan inti lensa yang mulanya menjadi putih kekuning-kuningan menjadi

coklat dan kemudian menjadi kehitam-hitaman . Keadaan ini disebut katarak

BRUNESEN atau NIGRA.

Gambar 7. Katarak Nuklear

22

Page 23: presus katarak matur

Jenis katarak nigra ( Brunesen ) ini terjadi pada pasien diabet dan miopia tinggi .

dimana tajam pengelihatan lebih baik dari sebelumnya , dan biasanya pada usia lebih

dari 65 tahun

b. Katarak Kortikal5

Terjadi penyerapan air sehingga lensa menjadi cembung dan terjadi miopisasi akibat

perubahan indeks refraksi lensa . Dapat menyebabkan silau terutama bila menyetir

pada malam hari.

c. Katarak Kupuliform5

Mulai dapat terlihat pada stadium dini katarak kortikal atau nuklear. Kekeruhan

terletak dilapis korteks posterior dan dapat memberikan gambaran piring.

23

Page 24: presus katarak matur

Tabel 2. Perubahan Morfologi Katarak Senilis

Klasifikasi berdasarkan maturitas katarak senil dibagi menjadi :8

- Katarak insipient :8

Pada stadium ini akan terlihat hal-hal berikut:

- Kekeruhan mulai dari tepi ekuator berbentuk jeriji menuju korteks

anterior dan posterior (katarak kortikal).

- Vakuol mulai terlihat di dalam korteks.

- Celah terbentuk antara serat lensa dan dan korteks berisi jaringan

degenerative (benda morgagni) pada katarak insipient.

- Kekeruhan ini dapat menimbulkan poliopia oleh karena indeks

refraksi yang tidak sama pada semua bagian lensa.

- Bentuk ini kadang-kadang menetap untuk waktu yang lama.

- Katarak Imatur :8

- Pada stadium yang lebih lanjut, terjadi kekeruhan yang lebih tebal

tetapi tidak atau belum mengenai seluruh lensa sehingga masih

terdapat bagian-bagian yang jernih pada lensa.

- Pada stadium ini terjadi hidrasi kortek yang mengakibatkan lensa

menjadi bertambah cembung.

24

Page 25: presus katarak matur

- Pencembungan lensa akan memberikan perubahan indeks refraksi

dimana mata akan menjadi mioptik.

- Kecembungan ini akan mengakibatkan pendorongan iris kedepan

sehingga bilik mata depan akan lebih sempit.

Gambar 8. Katarak imatur. Shadow test positif.

Katarak Matur:8

- Bila proses degenerasi berjalan terus maka akan terjadi

pengeluaran air bersama-sama hasil desintegrasi melalui kapsul.

- Didalam stadium ini lensa akan berukuran normal.

- Iris tidak terdorong ke depan dan bilik mata depan akan

mempunyai kedalaman normal kembali.

- Kadang pada stadium ini terlihat lensa berwarna sangat putih

akibat perkapuran menyeluruh karena deposit kalsium ( Ca ).

25

Page 26: presus katarak matur

- Bila dilakukan uji bayangan iris akan terlihat negatif.

Gambar 9. Katarak Matur

Katarak Hipermatur :

- Katarak yang terjadi akibat korteks yang mencair sehingga

masa lensa ini dapat keluar melalui kapsul.

- Akibat pencairan korteks ini maka nukleus "tenggelam" kearah

bawah (jam 6)(katarak morgagni).

- Lensa akan mengeriput. Akibat masa lensa yang keluar

kedalam bilik mata depan maka dapat timbul penyulit berupa

uveitis fakotoksik atau galukoma fakolitik

26

Page 27: presus katarak matur

27

Page 28: presus katarak matur

Gambar 10. Katarak hipermatur

Insipien Imatur Matur Hipermatur

Kekeruhan lensa Ringan Sebagian Komplit Masif

Cairan Lensa Normal Bertambah (air

masuk)

Normal Berkurang (air+masa

lensa keluar)

Iris Normal Terdorong Normal Tremulans

Bilik Mata

Depan

Normal Dangkal Normal Dalam

Sudut Bilik

Mata

Normal Sempit Normal Terbuka

Shadow Test Negatif Positif Negatif Pseudopositif

Visus (+) < << <<<

28

Page 29: presus katarak matur

Penyulit - Glaukoma - Uveitis+glaucoma

Tabel 3. Perbedaan Stadium Katarak4

8. Gejala Klinis

Seorang pasien dengan katarak senilis biasanya datang dengan riwayat kemunduran

secara progesif dan gangguan penglihatan. Penyimpangan penglihatan bervariasi, tergantung

pada jenis dari katarak ketika pasien datang.

- Penurunan visus, merupakan keluhan yang paling sering dikeluhkan pasien

dengan katarak senilis.

- Silau, Keluhan ini termasuk seluruh spektrum dari penurunan sensitivitas kontras

terhadap cahaya terang lingkungan atau silau pada siang hari hingga silau ketika

mendekat ke lampu pada malam hari.

- Perubahan miopik, Progesifitas katarak sering meningkatkan kekuatan dioptrik

lensa yang menimbulkan myopia derajat sedang hingga berat. Sebagai akibatnya,

pasien presbiopi melaporkan peningkatan penglihatan dekat mereka dan kurang

membutuhkan kaca mata baca, keadaan ini disebut dengan second sight. Secara

khas, perubahan miopik dan second sight tidak terlihat pada katarak subkortikal

posterior atau anterior. 5

- Diplopia monocular. Kadang-kadang, perubahan nuclear yang terkonsentrasi pada

bagian dalam lapisan lensa, menghasilkan area refraktil pada bagian tengah dari

lensa, yang sering memberikan gambaran terbaik pada reflek merah dengan

retinoskopi atau ophtalmoskopi langsung. Fenomena seperti ini menimbulkan

diplopia monocular yang tidak dapat dikoreksi dengan kacamata, prisma, atau

lensa kontak.

- Noda, berkabut pada lapangan pandang.

- Ukuran kaca mata sering berubah 4,6

9. Diagnosis

Diagnosa  dari katarak senilis dibuat atas dasar anamnesis dan pemeriksaan fisik.

Pemeriksaan seluruh tubuh terhadap adanya kelainan-kelainan harus dilakukan untuk

menyingkirkan penyakit sistemik yang berefek terhadap mata dan perkembangan katarak.

29

Page 30: presus katarak matur

a. Pemeriksaan mata yang lengkap harus dilakukan yang dimulai dengan ketajaman

penglihatan untuk gangguan penglihatan jauh dan dekat. Ketika pasien mengeluh

silau, harus diperiksa dikamar dengan cahaya terang.

b. Pemeriksaan adneksa okular dan struktur intraokular dapat memberikan petunjuk

terhadap penyakit pasien dan prognosis penglihatannya. Pemeriksaan yang sangat

penting yaitu tes pembelokan sinar yang dapat mendeteksi pupil Marcus Gunn dan

defek pupil aferent relatif yang mengindikasikan lesi saraf optik atau keterlibatan

difus macula

c. Shadow test untuk membedakan stadium katarak senilis

Dengan penyinaran miring (45 derajat dari poros mata) dapat dinilai kekeruhan lensa

dengan mengamati lebar pinggir iris pada lensa yang keruh (iris shadow). Bila letak

bayangan jauh dan besar berarti kataraknya imatur, shadow test positif. Bila shadow

test negative maka katarak matur, tidak terlihat lagi bayangan iris lensa putih

seluruhnya. 4

d. Pemeriksaan slit lamp  tidak hanya difokuskan untuk evaluasi opasitas lensa. Tapi

dapat juga struktur okular lain( konjungtiva, kornea, iris, bilik mata depan).

Ketebalan kornea dan opasitas kornea seperti kornea gutata harus diperiksa

hati-hati

Gambaran lensa harus dicatat secara teliti sebelum dan sesudah pemberian

dilator pupil

Posisi lensa dan integritas dari serat zonular juga dapat diperiksa sebab

subluxasi lensa dapat mengidentifikasi adanya trauma mata sebelumnya,

kelainan metabolik, atau katarak hipermatur

e. Kepentingan ofthalmoskopi direk dan indirek dalam evaluasi dari integritas bagian

belakang harus dinilai. Masalah pada saraf optik dan retina dapat menilai gangguan

penglihatan. 4,6

10. Penatalaksanaan

Pengobatan untuk katarak adalah pembedahan.

Medika mentosa hanya diberikan dengan tujuan untuk mengatasi gejala yang ditimbulkan

oleh penyulit :

o Jika silau pasien dapat memakai kaca mata

o Unutuk mengurangi inflamasi dapat diberikan steroid ringan

30

Page 31: presus katarak matur

Pembedahan dilakukan jika penderita tidak dapat melihat dengan baik dengan

Jika katarak tidak mengganggu biasanya tidak perlu dilakukan pembedahan.

-dapat dianjurkan diet dengan gizi yang seimbang, suplementasi vitamin A, C,

dan E, serta selenium dan anti oksidan lainnya dengan dosis yang tepat dapat

membantu memperlambat progresifitas katarak9

Indikasi operasi :

Indikasi sosial: jika pasien mengeluh adanya gangguan penglihatan

dalam melakukan rutinitas pekerjaan

Indikasi medis:

Kondisi katarak di bawah ini harus segera dioperasi walaupun

prognosis penglihatannya tidak menjanjikan atau pasien tidak berminat

pada perbaikan penglihatannya :

- Katarak hipermatur

- Lens induced glaucoma

- Lens induced uveitis

- Dislokasi / subluksasi lensa

- Korpus alienum intralentikular

- Retinopati diabetik yang diterapi dengan fotokoagulasi laser

- Ablasio retina atau patologi segmen posterior lainnya dimana

diagnosis atau tata laksananya akan terganggu dengan adanya

opasitas lensa

Indikasi optik, jika dari hasil pemeriksaan visus dengan hitung jari dari

jarak 3 m didapatkan hasil visus 3/609

Persiapan bedah katarak:

Pemeriksaan tersebut termasuk hal-hal seperti:

- Gula darah

- Hb, Leukosit, masa perdarahan, masa pembekuan

- Tekanan darah

- Elektrokardiografi

- Riwayat alergi obat

- Tekanan bola mata

31

Page 32: presus katarak matur

- Sebelum dilakukan operasi harus diketahui fungsi retina,

khususnya makula, diperiksa dengan alat retinometri

- Jika akan melakukan penanaman lensa maka lensa diukur

kekuatannya ( dioptri ) dengan alat biometri

- Keratometri mengukur kelengkungan kornea untuk bersama

ultrasonografi dapat menentukan kekuatan lensa yang akan

ditanam. 4,9

3 Jenis Pembedahan katarak :

- Intra Capsuler Cataract Ekstraksi (ICCE)

Tindakan pembedahan dengan mengeluarkan seluruh lensa bersama kapsulnya.

Seluruh lensa dibekukan di dalam kapsulnya dengan cryophake dan dipindahkan

dari mata melalui incisi korneal superior yang lebar. Sekarang metode ini hanya

dilakukan hanya pada keadaan lensa subluksatio dan dislokasi. Pada ICCE tidak

akan terjadi katarak sekunder dan merupakan tindakan pembedahan yang sangat

lama populer. ICCE tidak boleh dilakukan atau kontraindikasi pada pasien berusia

kurang dari 40 tahun yang masih mempunyai ligamen hialoidea kapsular. Penyulit

yang dapat terjadi pada pembedahan ini astigmatisme, glukoma, uveitis,

endoftalmitis, dan perdarahan. 9,10

- Extra Capsular Cataract Extraction (ECCE)

Tindakan pembedahan pada lensa katarak dimana dilakukan pengeluaran isi lensa

dengan memecah atau merobek kapsul lensa anterior sehingga massa lensa dan

kortek lensa dapat keluar melalui robekan. Pembedahan ini dilakukan pada pasien

katarak muda, pasien dengan kelainan endotel, bersama-sama keratoplasti,

implantasi lensa intra ocular posterior, perencanaan implantasi sekunder lensa

intra ocular, kemungkinan akan dilakukan bedah glukoma, mata dengan

prediposisi untuk terjadinya prolaps badan kaca, mata sebelahnya telah mengalami

prolap badan kaca, sebelumnya mata mengalami ablasi retina, mata dengan sitoid

macular edema, pasca bedah ablasi, untuk mencegah penyulit pada saat

melakukan pembedahan katarak seperti prolaps badan kaca. Penyulit yang dapat

timbul pada pembedahan ini yaitu dapat terjadinya katarak sekunder. 9, 10

- Phakoemulsifikasi

32

Page 33: presus katarak matur

Phakoemulsifikasi merupakan suatu teknik ekstraksi lensa dengan memecah dan

memindahkan kristal lensa. Pada tehnik ini diperlukan irisan yang sangat kecil

(sekitar 2-3mm) di kornea. Getaran ultrasonik akan digunakan untuk

menghancurkan katarak, selanjutnya mesin phako akan menyedot massa katarak

yang telah hancur sampai bersih. Sebuah lensa Intra Okular yang dapat dilipat

dimasukkan melalui irisan tersebut. Karena incisi yang kecil maka tidak

diperlukan jahitan dan irisan akan pulih dengan sendirinya sehingga

memungkinkan pasien dapat dengan cepat kembali melakukan aktivitas sehari-

hari. Tehnik ini bermanfaat pada katarak kongenital, traumatik, dan kebanyakan

katarak senilis. Tehnik ini kurang efektif pada katarak senilis padat. 10

Gambar Phacoemulsion. 10

ECCE ICCE

Pengeluaran lensaNukleus dikeluarkan dari

kapsul, korteks disuction

Lensa dikeluarkan secara in

toto

Kapsula posterior & zonula

ziniiIntak dikeluarkan

Incisi Lebih kecil (8 mm) Lebih besar (10 mm)

Iridektomi perifer Tidak dilakukan Dilakukan untuk menghindari

glaukoma karena blokade

33

Page 34: presus katarak matur

pupil

Instrumen (rumit) Diperlukan Tidak diperlukan

Waktu Lebih lama Lebih singkat

Implantasi IOL Posterior chamberAnterior chamber (Pseudo-

phakic Bullous Keratopathy)

Teknik Lebih sulit Lebih mudah

Biaya Lebih banyak Lebih sedikit

Komplikasi yang meningkat After-Cataract

1. Prolaps & degenerasi

vitreus

2. Edema makula

3. Endophthalmitis

4. Aphakic Glaucoma

5. Fibrous & Endothelial

ingrowth

6. Neovascular

Glaucoma in

Proliferative Diabetic

Retinopathy

Komplikasi yang berkurangSeluruh komplikasi yang

disebutkan pada ICCEAfter-Cataract

Indikasi Prosedur rutin untuk semua

jenis katarak (kecuali bila

merupakan komplikasi)

1. Dislokasi lensa

2. Subluksasi lensa (>1/3

bagian zonula rusak)

3. Chronic Lens Induced

Uveitis

4. Katarak hipermatur

dengan kapsula

anterior yang tebal

5. korpus alienum intra-

34

Page 35: presus katarak matur

lentikular saat ada

gangguan integritas

kapsula posterior

lensa.

Kontraindikasi

1. Dislokasi lensa

2. Subluksasi lensa

(>1/3 bagian zonula

rusak)

Pasien berusia < 35 tahun

dimana terjadi perlengketan

erat antara lensa dan vitreus

(Ligament of Weigert)

Tabel 4 . Perbandingan ECCE dan ICCE10

Sesudah ekstraksi katarak, mata tidak mempunyai lensa lagi, yang disebut afakia,

dengan tanda-tanda coa dalam, iris tremulans, pupil hitam. Keadaan ini harus dikoreksi

dengan lensa sferis (+) 10 dioptri, supaya dapat melihat jauh. Koreksi ini harus diberikan 3

bulan setelah operasi, sebab sebelum 3 bulan keadaan refraksinya masih berubah-rubah.

Untuk penglihatan dekatnya harus ditambah lagi dengan S+3D.

Penanaman lensa buatan intraokuler ( pseudofakia ) yang dilakukan segera setelah

lensa yang keruh dikeluarkan, sebelum luka kornea ditutup. Dengan cara yang baru ini, maka

penderita segera dapat melihat jauh dengan baik, stelah dioperasi. Untuk penglihatan dekat

masih harus duberikan kacamata S+3 dioptri. Lensa buatan ini merupakan lempengan plastik

yang disebut lensa intraokular, biasanya lensa intraokular dimasukkan ke dalam kapsul lensa

di dalam mata.

35

Page 36: presus katarak matur

11. Komplikasi

- Komplikasi Intra Operatif

Edema kornea, COA dangkal, ruptur kapsul posterior, pendarahan atau efusi

suprakoroid, pendarahan suprakoroid ekspulsif, disrupsi vitreus, incacerata kedalam

luka serta retinal light toxicity. 10

- Komplikasi dini pasca operatif

COA dangkal karena kebocoran luka dan tidak seimbangnya antara cairan

yang keluar dan masuk, adanya pelepasan koroid, block pupil dan siliar,

edema stroma dan epitel, hipotonus, brown-McLean syndrome (edema kornea

perifer dengan daerah sentral yang bersih paling sering)

Ruptur kapsul posterior, yang mengakibatkan prolaps vitreus

Astigmatisnne pascaoperasi. Mungkin diperlukan pengangkatan jahitan kornea

untuk mengurangi astigmatisme kornea. Ini dilakukan sebelum melakukan

pengukuran kacamata baru namun setelah luka insisi sembuh dan tetes mata

steroid dihentikan. Kelengkungan kornea yang berlebih dapat terjadi pada

garis jahitan bila jahitan terlalu erat. Pengangkatan jahitan biasanya

menyelesaikan masalah ini dan bisa dilakukan dengan mudah di klinik dengan

anestesi lokal, dengan pasien duduk di depan slit lamp. Jahitan yang longgar

harus diangkat untuk mencegah infeksi namun rnungkin diperlukan penjahitan

kembali jika penyembuhan lokasi insisi tidak sempurna. Fakoemulsifikasi

tanpa jahitan melalui insisi yang kecil rnenghindarkan komplikasi ini. Selain

itu, penempatan luka memungkinkan koreksi astigmatisme yang telah ada

sebelurnnya.

Prolaps iris, umumnya disebabkan karena penjahitan luka insisi yang tidak

adekuat yang dapat menimbulkan komplikasi seperti penyembuhan luka yang

tidak sempurna, astigmatismus, uveitis anterior kronik dan endoftalmitis.

Pendarahan, yang biasa terjadi bila iris robek saat melakukan insisi7,10

- Komplikasi lambat pasca operatif

Ablasio retina

Endoftalmitis kronik yang timbul karena organisme dengan virulensi rendah

yang terperangkap dalam kantong kapsuler

36

Page 37: presus katarak matur

Posterior kapsular opacity atau katarak sekunder pada kapsul posterior lensa

yang tidak diambil. 7,10

12. Prognosis

Dengan tehnik bedah yang mutakhir, komplikasi atau penyulit menjadi sangat jarang.

Hasil pembedahan yang baik dapat mencapai 95%. Pada bedah katarak resiko ini kecil

dan jarang terjadi. Keberhasilan tanpa komplikasi pada pembedahan dengan ECCE atau

fakoemulsifikasi menjanjikan prognosis dalam penglihatan dapat meningkat hingga 2

garis pada pemeriksaan dengan menggunakan snellen chart.7

13. Pencegahan

Umumnya katarak terjadi bersamaan dengan bertambahnya umur yang tidak dapat dicegah.

Pemeriksaan mata secara teratur sangat perlu untuk mengetahui adanya katarak. Pada saat ini

dapat dijaga kecepatan berkembangnya katarak dengan:

Tidak merokok, karena merokok mengakibatkan meningkatkan radikal

bebas dalam tubuh, sehingga risiko katarak akan bertambah

Pola makan yang sehat, memperbanyak konsumsi buah dan sayur

Lindungi mata dari sinar matahari9

37

Page 38: presus katarak matur

DAFTAR PUSTAKA

1. Paul Riordan-Eva, John P. Whitcher. Lensa. Vaughan & Asbury Oftalmologi

Umum. Edisi 17. EGC. 2007 : 11 – 12.

2. Dr. Nana Wijaya S.D. Lensa. Cetakan 6. Jakarta : Abadi Tegal. 1993 : 192.

3. Anonim. Katarak. Juni 2005. Terdapat pada : http://opjs.blogspot.com/. Diakses

pada 9 November 2011

4. Ilyas, Sidarta. 2009. Ilmu Penyakit Mata. 3rd ed. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas

Kedokteran Universitas Indonesia.

5. Perdami – Katarak : http://www.perdami.or.id/?page=news_seminat.detail&id=2

6. Diagnosa dan Penatalaksanaan Katarak : http://repository.unand.ac.id/278/

7. Victor, Vicente. 2012. Senile Cataract. Available from :

http://emedicine.medscape.com/article/1210914-overview#a0199

8. Ilyas, S. Katarak dalam Ilmu Penyakit Mata. Jakarta. Balai Penerbit FKUI. Edisi

ke-2. Cetakan ke-2. 2003. Halaman 207-218

9. Wijana, N. Katarak dalam Ilmu Penyakit Mata. Cetakan ke-3.1983. Halaman 192-

210.

10. Kanski jj. Clinical Ophtalmology. 4th ed. Oxford: Butterworth-Heinemann; 1999.

Halaman 657-9.

38