preskas dermatitis seboroik
DESCRIPTION
memnahas soal dermatitis seboroikTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
Dermatitis seboroik adalah kejadian yang umum, terjadi pada 2-5% dari
populasi1. Penyakit ini adalah kronik, superfisial, penyakit peradangan dengan
predileksi di kepala, alis mata, kelopak mata, area nasolabial, bibir, telinga, area
sternal, ketiak, payudara bagian bawah, umbilikus, selangkangan dan pantat.
Penyakit ini ditandai dengan kerak pada dasar eritema. Kerak ini kuning, tampak
berminyak. Gatal mungkin menyertainya. Ketombe (pityriasis sicca)
menunjukkan bentuk ringan dari dermatitis seboroik. Tipe berminyak, pityriasis
steatoides, berhubungan dengan eritema dan akumulasi kerak yang tebal2.
Balita yang menderita dermatiti seboroik dapat mengenai 70% bayi baru lahir
sampai usia 3 tahun, dan biasanya terjadi pada usia tahun. Secara umum penyakit
ini menghilang pada usia sekolah, dan kembali pada usia dewasa sesuai dengan
peningkatan lemak kult karena peningkatan jumlah lemak kulit karena
peningkatan hormon3.
Di antara pasien-pasien beresiko menderita dermatitis seboroik adalah mereka
dengan gangguan neurologis seperti parkinson, pasca-stroke, epilepsi, cedera
spinal, penekanan, trauma sistem saraf, dan gangguan saraf di wajah. Terjadinya
pada populasi ini tampaknya berhubungan dengan imobilitas,yang menyebabkan
pertumbuhan sebum yang meningkatkan jamur3.
Dermatitis seboroik juga merupakan dermatitis yang umum ditemukan pada
sekitar 85% pasien HIV. Tipikalnya, onset tanda klinis terjado sebelum timbul
perkembangan gejala AIDS. Keparahan manifestasi kulit berhubungan dengan
derajat kerusakan klinis seperti penampilan penyakit terdefinisi AIDS3.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Istilah dermatitis seboroik dipakai untuk segolongan kelainan kulit yang
didasari oleh faktor konstitusi dan bertempat predileksi di tempat-tempat
seboroik4.
2.2 Etiologi
Meskipun banyak teori disebutkan, penyebab dermatitis seboroik masih belum
diketahui5,6
. Etiologi penyakit ini kompleks, tapi mungkin berhubungan dengan
adanya jamur lipofilik Pityrosporum ovale, yang memproduksi indol yang
bioaktif2. Dalam referensi lain disebutkan bahwa jamur dari genus Malassezia
meningkatkan skala ketombe dan dermatitis seboroik. Walaupun telah
diberitahukan bahwa ini adalah penyebab sekunder untuk meningkatkan jumlah
habitat yang ada dalam proses pengelupasan, secara umum dapat diterima bahwa
adanya jamur genus Malassezia menyebabkan kondisi ini7.
2.3 Epidemiologi
Dermatitis seboroik mempunyai dua periode umur, satu pada bayi baru lahir
usia 3 bulan pertama dan kedua pada usia 40-70 tahunan. Prevelansi dermatitis
seboroik sekitar 1-3% di populasi umum Amerika Seikat, dan 3-5% pada dewasa
muda, meskipun derajat berat ketombe tentu saja lebih berat5.
2.4 Patofisiologi
Dermatitis seboroik berhubungan erat dengan keaktifan glandula sebasea.
Glandula tersebut aktif pada bayi yang baru lahir, kemudian menjadi tidak aktif
selama 9-12 tahun akibat stimulasi hormon androgen dari ibu berhenti. Dermatitis
seboroik pada bayi terjadi pada umur bulan-bulan pertama, kemudian jarang pada
usia sebelum akil balik dan insidennya mencapai puncaknya pada umur 18-40
tahun, kadang-kadang pada umur tua. Dermatitis seboroik lebih sering terjadi
pada pria daripada wanita4.
Meskipun kematangan kelenjar sebasea rupanya merupakan faktor timbulnya
dermatitis seboroik, tetapi tidak ada hubungan langsung secara kuantitatif antara
keaktifan kelenjar tersebut dengan susepibilitas untuk memperoleh dermatitis
seboroik. Pada orang yang telah mempunyai faktor predisposisi, timbulnya
dermatitis seboroik dapat disebabkan oleh faktor kelelahan, stres, emosional, atau
infeksi4.
2.5 Manifestasi klinis
Tipe dewasa sering pada pria dan disertai kecenderungan adanya pengelupasan
kulit dan ketombe di kepala. Berikut adalah area yang umum terkena:
- Dermatitis seboroik mengenai bagian tengah wajah, kepala, telinga, dan alis.
Ini mungkin berhubungan dengan blefaritis, menyebabkan mata merah dan
juga otitis externa.
- Lesi di atas strenum kadang-kadang dimulai sebagai lesi medali. Gambaran
seperti bunga ‘petaloid’ bisa terjadi. Punggung mungkin terkena dengan gejala
yang sama.
- Lesi juga ada di area yang jelas di ketiak, pangkal paha dan di bawah payudara.
Secara tipikal lesi berpisah, merah, dan mungkin menimbulkan kerak kuning.
Lesi menjadi dari folikel rambut. Ini adalah kondisi persisten yang bervariasi8.
2.6 Histopatologi
Epidermis menunjukkan akantosis regular dengan sejumlah penyempitan plat
suprapapilar. Variasi derajat spongiosis dan limfosit eksositosis terlihat.
Karakteristik yang ditemukan adalah adanya pengelupasan kerak fokal berdekatan
dengan ostia folikular2.
2.7 Diagnosa Banding
Beberapa kasus dermatitis seboroik mempunyai gejala yang sama dengan
psoriasis, dan dua kondisi ini mungkin tumpang tindih. Psoriasis mengharuskan
lebih banyak eritema dan kulit terkelupas keperakan yang tampak di tempat yang
terkenan. Membelah pengelupasan kulit pada psoriasis akan membuka titik
perdarahan (Auspitz sign). Tanda ini umum terjadi tapi merupakan spesifitas yang
bagus. Gatal menunjukkan sebagai tanda dermatitis seboroik. Karakteristik
psoriasis di mana pun (nail pitting, balanitis) akan menyelesaikan pertanya.
Impetigo di kepala, terutama ketika diasosiasikan dengan pedikulosis, akan
menyebabkan kesulitan dalam memilah. Impetigo kepala bisa menjadi dermatosis
kerak lambat yang berhubungan dengan kegagalan berkembang. Histiositosis sel
Langerhans akan juga menyerupai dermatitis seboroik, tapi secara tipikal
menampilkan papul perifolikular kuning-coklat dan retak di selangkangan. Kerak
skabies di kepala bisa juga membingungkan dengan dermatitis seboroik, dan
Tricophyton tonsurans sering memproduksi kelupasan seboroik halus. Pada kasus
tinea halus, alas kasa halus bergesek kuat di kepala akan secara tipikal mencabut
singkat, rambut patah KOH-positif. Ini bisa menjadi cara paling cepat untuk
membuat diagnosa2.
2.8 Pengobatan
Steroid topikal memproduksi perbaikan cepat, tapi tidak bersih permanen.
Preparat topikal mengandung asam salisilat, sulfur, atau iktamol akan menolong
pada kontrol lama8. Mengenai progresi penyakit dan tidak ada respon dengan
terapi topikal, pasien harus menerima obat oral. Alternatifnya adalah obat
antifungal oral atau tanpa terapi bantuan. Ini adalah sepenuhnya untuk mengisi
pedoman terbaik untuk penyakit yang parah atau persisten. Terbinefine adalah
pilihan terbaik untuk menurunkan keparahan dermatitis seboroik. Bagaimanapun
ini adalah obat alternatif pada pilihan ini. Studi-studi terbaru menunjukkan bahwa
flukonazol sebagai obat fungiastik spektrum luas bisa digunakan dalam
pengobatan dermatitis seboroik. Meskipun ada bukti manfaat flukonazol dan
terbinafine pada pengobatan dermatitis seboroik, studi-studi adekuat dan kontrol-
baik terfokus pada perbandingan flukonazol dan terbinafine adalah jarang. Studi
objektif telah membandingkan khasiat dua medikasi antifungal pada pengobatan
mengurangi keparahan dermatitis seboroik9.
2.9 Prognosa
Biasanya, penyakit dalam beberapa tahun hingga dekade terakhir dengan
periode perbaikan di musim hangat dan periode eksaserbasi di bulan-bulan dingin.
Meluasnya lesi akan terjadi sebagai hasil kesalahan pengobatan topikal atau
paparan matahari. Varian ekstrim penyakit ini adalah eritoderma eksfoliatif umum
(eritoderma seboroik). Onikodistrofi, ketidakimbangan elektrolit, dan disrelugasi
termal adalah gejala tambahan yang kadang-kadang ditemukan pada beberapa
pasien5.
BAB III
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN
Nama : Nn. RAP
Jenis Kelamin : Perempuan
No. CM : 1-05-85-96
Usia : 15 th
Berat Bedan : 40 kg
Alamat : Lamlon
Pekerjaan : Pelajar
Tanggal Pemeriksaan : 14 Juli 2014
ANAMNESIS
Keluhan Utama : gatal-gatal pada kulit kepala
Keluhan tambahan : tidak ada
Riwayat penyakit sekarang:
Pasien datang ke poliklinik Kulit dan Kelamin RSUD dr. Zainoel Abidin dengan
keluhan gatal-gatal di kepala sejak setahun yang lalu. Gatal dirasakan makin lama
makin parah dan tidak berkurang.
Riwayat penyakit dahulu : tidak ada
Riwayat penyakit keluarga : tidak ada, tapi teman 1 asrama pasien ada yang
menderita sakit yang sama dengan pasien
Riwayat penggunaan obat : tidak ada
Riwayat kebiasaan sosial : tidak ada
PEMERIKSAAN FISIK
Status Dermatologis
Regio: kapitis
Deskripsi lesi: tampak makula eritematus dengan krusta di atasnya, berbatas tegas,
tepi iregular, ukuran lentikuler, distribusi regional
DIAGNOSA BANDING
1. Dermatitis seboroik
2. Psoriasis vulgaris
3. Ptyriasis rosea
4. Tinea capitis
5. Dermatitis atopik
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Auspitz Sign : (-)
RESUME
Pasien datang ke poliklinik Kulit dan Kelamin RSUD dr. Zainoel Abidin dengan
keluhan gatal-gatal di kepala sejak setahun yang lalu. Gatal dirasakan makin lama
makin parah dan tidak berkurang. Kawan satu asrama pasien ada yang menderita
sakit seperti pasien. Dari hasil pemeriksaan fisik di regio kapitis tampak makula
eritematus dengan krusta di atasnya, berbatas tegas, tepi iregular, ukuran
lentikuler, distribusi regional.
DIAGNOSA
Dermatitis seboroik
PENATALAKSANAAN
Cetirizine 2x1
Tiamisin 2% +Mikonazole 2x1 oles
EDUKASI
1. Menjaga kebersihan badan terutama kepala dengan cara keramas menggunakan
sampo setiap hari.
2. Menghindari faktor pemicu terjadinya dermatitis seperti stres dan rasa mudah
capek.
PROGNOSIS
Quo ad Vitam : Dubia ad bonam
Quo ad Functionam : Dubia ad bonam
Quo ad Sanactionam : Dubia ad bonam
BAB IV
PEMBAHASAN
Dermatitis seboroik adalah gejala dari infeksi jamur di kepala dan terjadi
hampir dari setengah populasi terlepas dari gender dan ras. Selain masalah seperti
gatal, rasa terbakar dan komplikasi klinis lain, psikologis dan status sosial yang
rendah akan mungkin dialami oleh pasien10
. Pada kasus ini, pasien datang dengan
keluhan gatal di kepala sejak 1 tahun terakhir dan makin lama makin parah.
Dermatitis seboroik mempunyai secara luas presentasi variabel klinis. Ada
banyak manifestasi keparahan dermatitis seboroik. Ketombe, tanda yang paling
sering, ditandai dengan kering, putih, kulit kepala terkelupas dengan pruritus
minimal. Presentasi yang moderat terdiri dari minyak berlebihan pada kulit,
terutama wajah dan kepala dengan eritema yang jelas, pengelupasan yang terlihat,
dan pruritus yang berhubungan dengan kegiatan sehari-hari3. Pada kasus ini
ditemukan makula eritema dengan krusta di atasnya, berbatas tegas, tepi iregular,
ukuran lentikuler, distribusi regional.
Etiologi penyakit ini masih belum diketahui. Bagaimanapun, dua faktor mayor
diperhatikan, seborea dan Malassezia furfur6. Telah ditemukan bahwa ada
hubungan antara produksi berlebihan dari sebum dan spesies jamur Malassezia,
yang secara alami ada di tubuh9. Etiologi dermatitis seboroik masih dipelajari
lebih lanjtut, tapi penelitian menunjukkan bahwa pasien dengan dermatitis
seboroik mungkin punya jumlah Malasezzia daripada kontrol yang sehat3.
Diagnosa banding mencakup luas cakupan kondisi. Psoriasis, ketika terbatas di
kepala, mungkin membingungkan dengan dermatitis seboroik. Lesi sering lebih
terbatas dan biasanya teraba tebal pada psoriasis, dengan warna pink cerah dan
kelupasan perak. Bagian tubuh harus diperiksa, terutama kuku, dan ada riwayat
keluarga pada psoriasis7.
Pityriasis rosea harus diutamakan dari tipe pitiarisform dermatitis seboroik, di
mana lesi lebih banyak terdistribus, dan di mana tidak ada patch utama. Pada
daerah lipatan, pemeriksaan mikroskop dari kelupasan kulit dari margin
ketepatan, dan pemeriksaan sinar dibawah lampu Wood akan mengecualikan
infeksi cacing, kandidiasis dan eritrasma7.
Pada dermatitis seboroik di kepala, selenium sulfide, ketokonazol, tar, zinc
prithione, flucinolone, dan sampo resourcin adalah efektif1. Selain itu, edukasi
pasien ialah krusial karena dermatitis seboroik adalah kondisi yang bisa dikontrol.
Sangat penting untuk memberitahukan pasien bahwa dermatitis seboroik adalah
kronik dan sering kambuh gangguan yang menyebabkan perawatan khusus pada
kulit. Perawatan tubuh dan rambut harus diingatkan. Pasien harus menjaga badan
mereka dan kebersihan rambut dengan mencuci dan keramas harian dan memakai
pelembut badan dan wajah3.