case dermatitis seboroik fardhian

18
LAPORAN KASUS DERMATITIS SEBOROIK Pembimbing: dr. Doddy Suhartono, Sp.KK Oleh: Fardhian Zaenal (030.10.101) I. PENDAHULUAN Dermatitis seboroik merupakan penyakit papuloskuamosa yang kronik. Kelainan ini dapat mengenai bayi dan dewasa, dan berhubungan dengan peningkatan produksi sebum pada skalp dan area yang memiliki banyak kelenjar sebasea di wajah dan badan. Penyebabnya multifaktorial. Tempat predileksi biasanya dimulai pada kulit kepala, dan kemudian menjalar ke muka, kuduk, leher dan badan. (1-4) Istilah dermatitis seboroik (D.S.) dipakai untuk segolongan kelainan kulit yang didasari oleh faktor 1

Upload: fardhian-zaenal

Post on 01-Feb-2016

84 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

LAPORAN KASUS

DERMATITIS SEBOROIK

Pembimbing: dr. Doddy Suhartono, Sp.KK

Oleh: Fardhian Zaenal (030.10.101)

I. PENDAHULUAN

Dermatitis seboroik merupakan penyakit papuloskuamosa yang kronik.

Kelainan ini dapat mengenai bayi dan dewasa, dan berhubungan dengan

peningkatan produksi sebum pada skalp dan area yang memiliki banyak kelenjar

sebasea di wajah dan badan. Penyebabnya multifaktorial. Tempat predileksi

biasanya dimulai pada kulit kepala, dan kemudian menjalar ke muka, kuduk, leher

dan badan. (1-4)

Istilah dermatitis seboroik (D.S.) dipakai untuk segolongan kelainan kulit

yang didasari oleh faktor konstitusi dan bertempat predileksi di tempat-tempat

seboroik. Penyakit ini sering kali dihubungkan dengan peningkatan produksi

sebum dari kulit kepala dan daerah muka serta batang tubuh yang kaya akan

folikel sebasea. Dermatitis seboroik sering ditemukan dan biasanya mudah

dikenali. Kulit yang terkena biasanya berwarna merah muda (eritema),

membengkak, ditutupi dengan sisik berwarna kuning kecoklatan dan berkerak.(1-4)

1

Penyakit ini dapat mengenai semua golongan umur, tetapi lebih dominan

pada orang dewasa. Pada orang dewasa penyakit ini cenderung berulang, tetapi

biasanya dengan mudah dikendalikan. Kelainan ini pada kulit kepala umumnya

dikenal sebagai ketombe pada orang dewasa dan cradle cap pada bayi.(1-4)

II. KASUS

Seorang wanita berusia 32 tahun, ibu rumah tangga, beragama Islam,

datang ke Poliklinik kulit dan kelamin RSUD Kardinah Tegal pada tanggal 29

September 2015 pukul 10.00 WIB dengan keluhan utama terdapat bercak

kemerahan bersisik dan berkerak kekuningan, berminyak, disertai gatal pada

leher, telinga dan dada kanan.

ANAMNESIS

(Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis dan alloanamnesia pada tanggal 29

September 2015 pukul 10.00 WIB di Poliklinik kulit dan kelamin RSUD

Kardinah Tegal)

Pasien mengatakan pada kulit leher kiri dibawah telinga kiri timbul bercak

kemerahan bersisik dan berkerak warna kekuningan, berminyak, disertai gatal.

Keluhan bercak merah bersisik tersebut juga timbul pada permukaan kulit telinga

dan dada kanan. Keluhan timbul sejak tiga bulan sebelum masuk rumah sakit.

Keluhan timbul secara tiba-tiba tanpa didahului penyakit lain atau penyakit kulit

sebelumnya.

2

Awalnya pasien mengeluh timbul bercak kemerahan dan terasa gatal pada

leher kiri di bawah telinga kiri tiga bulan yang lalu, kemudian bercak tersebut

bersisik dan mengeluarkan cairan seperti minyak. Bercak kemerahan bersisik juga

timbul pada kulit telinga dan dada kanan. Oleh karena keluhan yang tidak kunjung

membaik, pasien datang berobat ke poliklinik penyakit kulit RSUD Kardinah

Tegal.

Pasien belum pernah mengalami hal tersebut sebelumnya, keluarga tidak

ada yang memiliki riwayat penyakit yang sama dan pasien tidak sedang menderita

penyakit kronis yang berhubungan dengan keluhan tersebut. Pasien tidak sedang

menggunakan obat jangka panjang baik oral maupun obat oles. Pasien mengaku

sedang banyak pikiran dalam kehidupan sehari-harinya.

Pasien mandi sehari 2x dengan menggunakan air PAM, air tidak berbau

dan terlihat jernih.

PEMERIKSAAN FISIK

1. STATUS GENERALIS

Keadaan Umum : Baik, Tidak tampak sakit

Kesadaran : Compos Mentis

Tanda Vital :

- Tekanan Darah : Tidak dilakukan

- Nadi : 90 x/menit

- Suhu : Afebris

3

- Pernafasan : 18 x/menit

- Berat Badan : 57 kg

- Tinggi : 155 cm

- Status Gizi : Baik

Kepala : Normocephali

- Mata : Conjunctiva tidak anemis, Sklera tidak ikterik

- Hidung : Tidak ada septum deviasi, sekret(-)

- Mulut : Tidak sianosis

- Telinga : Normotia, kelainan kulit (+) status dermatologis

Leher : Tidak terdapat pembesaran KGB, kelainan kulit

(+) lihat status dermatologis

Thorax

- Inspeksi : Bentuk simetris, gerak napas simetris, kelainan

kulit (+) lihat status dermatologis

- Palpasi : Vokal fremitus sama kuat kanan dan diri

- Perkusi : Sonor di semua lapang paru

- Auskultasi : Suara napas vesikuler, ronkhi -/-, wheezing -/-

Abdomen : Supel, tidak tampak kelainan kulit

Ekstremitas

- Superior :edem(-), deformitas (-),kelainan kulit (-)

- Inferior :edem(-), deformitas(-), kelainan kulit (-)

- Kuku : pitting nail (-), onikolisis (-), diskolorisasi (-)

4

2. STATUS DERMATOLOGIKUS

Distribusi : Regional bilateral

Regio : leher kiri, telinga kiri, dada kanan

Lesi : Multipel, konfluens, bentuk irregular, besar plakat

sebagian numuler, batas tidak tegas

Efluoresensi : Makula eritema, skuama pitiriasiformis, krusta

Gambar 1. Lesi eritroskuamosa disertai krusta pada kulit leher

5

Gambar 2. Lesi pada kulit telinga kiri

Gambar 3. Lesi pada kulit dada kanan

6

RESUME

Seorang wanita berusia 32 tahun, ibu rumah tangga, beragama Islam, datang

ke Poliklinik kulit dan kelamin RSUD Kardinah Tegal pada tanggal 29 September

2015 pukul 10.00 WIB

Dari anamnesis didapatkan keluhan utama terdapat bercak kemerahan

bersisik dan berkerak kekuningan, berminyak, disertai gatal pada leher, telinga

dan dada kanan. Keluhan timbul sejak tiga bulan sebelum masuk rumah sakit.

Keluhan timbul secara tiba-tiba tanpa didahului penyakit kulit sebelumnya. Pasien

tidak sedang menggunakan obat jangka panjang baik oral maupun obat oles.

Pasien mengaku sedang banyak pikiran dalam kehidupan sehari-harinya.

Dari pemeriksaan fisik : status generalis : dalam batas normal .Status

dermatologikus Distribusi : regional bilateral, Regio: leher kiri, telinga kiri, dada

kanan, Lesi: multipel, konfluens, bentuk irregular, ukuran plakat sebagian

numular, berbatas tegas. Efluoresensi: Makula eritema, skuama pitiriasiformis,

krusta

DIAGNOSIS BANDING

1. Dermatitis Seboroik

2. Psoriasis

3. Parapsoriasis

4. Kandidosis

7

DIAGNOSIS KERJA

Dermatitis Seboroik

PEMERIKSAAN PENUNJANG

- Pemeriksaan fenomena tetesan lilin dan Auspitz untuk membedakan

lesi dermatitis seboroik dengan Psoriasis dan menyingkirkan diangnosis

banding lainnya. Pada fenomena tetesan lilin pada tempat goresan akan

berubah warnanya seperti lilin yang digores dan pada fenomena Auspitz

akan tampak serum atauh darah berbintik-bintik yang disebabkan

papilomatosis

- Pemeriksaan kerokan kulit dengan KOH 10% pada sediaan langsung

kerokan kulit dengan KOH 10% akan memberikan gambaran hifa semu,

blastospora, dan sel ragi.

- Pemeriksaan kultur untuk mengetahui spesies jamur penyebab penyakit

sesuai diagnosis kerja, karena dermatitis seboroik bias disebabkan oleh

karena infeksi jamur Pityrosporum ovale.

PENATALAKSANAAN

1. UMUM

Menjelaskan kepada pasien tentang penyakitnya dan cara pengobatannya.

8

Menyarankan untuk mengurangi pikiran-pikiran yang menyebabkan stress,

serta mengatur diet rendah lemah.

2. KHUSUS

a. Sistemik

Prednisone 2 x 8mg

b. Topikal

Salep Ketokonazol 2%

Sulfur presipitatum

PROGNOSIS

- Quo ad vitam : ad bonam

- Quo ad fungtionam : ad bonam

- Quo ad sanationam : dubia ad bonam

- Quo Ad cosmeticum : dubia ad bonam

9

III. PEMBAHASAN

Dermatitis seboroik merupakan penyakit papuloskuamosa yang kronik.

Kelainan ini dapat mengenai bayi dan dewasa, dan berhubungan dengan

peningkatan produksi sebum pada skalp dan area yang memiliki banyak kelenjar

sebasea di wajah dan badan. Penyebabnya multifaktorial. Tempat predileksi

biasanya dimulai pada kulit kepala, dan kemudian menjalar ke muka, kuduk, leher

dan badan.

Diagnosis dermatitis seboroik ditegakkan berdasarkan anamnesis dan

pemeriksaan fisik. Pada anamnesis didapatkan keluhan utama terdapat bercak

kemerahan bersisik dan berkerak kekuningan, berminyak, disertai gatal pada

leher, telinga dan dada kanan. Keluhan timbul secara tiba-tiba tanpa didahului

penyakit kulit sebelumnya. Pasien tidak sedang menggunakan obat jangka

panjang baik oral maupun obat oles. Pasien mengaku sedang banyak pikiran

dalam kehidupan sehari-harinya. Dari pemeriksaan fisik : status generalis : dalam

batas normal .Status dermatologikus Distribusi : regional bilateral, Regio: leher

kiri, telinga kiri, dada kanan, Lesi: multipel, konfluens, bentuk irregular, ukuran

plakat sebagian numular, berbatas tegas. Efluoresensi: Makula eritema, skuama

pitiriasiformis, krusta. Berdasarkan keluhan dan pemeriksaan fisik yang didapat

sesuai dengan kepustakaan dermatitis seboroik dimana pada penyakit ini lesi

berupa eritoskuamosa yang berminyak dan dapat berkrusta, terasa gatal, dapat

timbul pada daerah seboroik, tidak pernah terkena trauma ataupun penyakit kulit

pada tempat tersebut sebelumnya.

10

Dalam menegakkan diagnosis dermatitis seboroik dapat dirancukan

dengan beberapa penyakit kulit lain seperti Psoriasis, Parapsoriasis dan

kandidosis.

Pada psoriasis lesi didapatkan bercak-bercak eritema yang meninggi

dengan skuama kasar dan berlapis-labis diatasnya, bersifat kronis, berbatas tegas,

disertai rasa gatal minimal, dan penyebabnya autoimun.. Pada kasus ini lesi pasien

berupa macula hiperpigmentasi disertai skuama halus, berbatas tidak tigak,

sebelumnya tidak sedang menderita penyakit tertentu, dan permukaan lesi tidak

eritema.

Pada parapsoriasis lesi berupa ruam yang terdiri dari macula eritema,

berskuama, terdapat papul miliar seta lentikuler, dan bersifat menahun. Pada

pasien ini tidak ditemukan lesi eritma dan papul, serta timbul secara tiba-tiba dan

tidak menahun.

Pada kandisosis lesi berupa eksematoid dengan vesikel dan pustule-pustul.

Pada kasus ini pasien tidak mengeluhkan terdapatnya gangguan kulit seperti

pustule dan vesikel pada lokasi lesi pasien..

Penatalaksanaan pada kasus ini yaitu secara umum dan khusus.

Penatalaksanaan umum pada pasien ini yaitu dengan menjelaskan kepada pasien

tentang penyakitnya cara pengobatannya. Serta pasien diedukasikan untuk

mengurangi pikiran-pikiran yang menyebabkan stress yang menjadi salah satu

faktor predisposisi penyakit dermatitis seboroik pada pasien ini. Penatalaksanaan

dengan obat-obatan dapat ketokonazole topikal yang digosokkan pada lesi dan

11

didiamkan selama 15-30 menit sebelum mandi. Ketokonazole bekerja dengan

menghambat ergosterol yang berfungsi untuk pembentukan membran sel dari

jamur. Sedangkan suspensi Sulfur presipitatum bekerja sebagai keratolitik. Oleh

karena pada pasien ini termasuk dalam keadaan yang berat, maka dapat diberikan

kortikosteroid prednison peroral dengan dosis 2x8mg mg perhari sampai keluhan

berkurang dan dosis diturunkan perlahan.

Prognosis dari penyakit ini adalah baik jika dilakukan pengobatan secara

teratur. Penyakit ini seringdapat kambuh jika higienitas pasien buruk dan pasien

memiiki faktor predisposisi dari dermatitis seboroik.

12

DAFTAR PUSTAKA

1. Djuanda A. Dermatosis Eritroskuamosa. In: Djuanda A, Hamzah M, Aisah

S, editors. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi kelima ed. Jakarta:

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia 2008. p. 200-3.

2. James WD, Berger TG, Elston DM. Andrews' Diseases of the skin Clinical

Dermatology. Tenth ed. Philadelphia: Saunders Elsevier; 2006.

3. Roesyanto ID, Mahadi. Ekzema dan Dermatitis. In: Harahap M, editor.

Ilmu Penyakit Kulit. Jakarta: Hipokrates; 2000. p. 14-6.

4. Sjamsoe ES, Menaldi SL, Wisnu IM. Penyakit Kulit Yang Umum Di

Indonesia Sebuah panduan bergambar. Jakarta: Medical Multimedia

Indonesia.

13