preskas bbl terbaru gt

50
1 BAB I PENDAHULUAN I. Pendahuluan Bayi Prematur adalah bayi yang lahir kurang dari usia kehamilan yang normal (37 minggu) dan juga dimana bayi mengalami kelainan penampilan fisik.. Prematuritas dan berat lahir rendah biasanya terjadi secara bersamaan, terutama diantara bayi dengan badan 1500 gr atau kurang saat lahir, sehingga keduanya berkaitan dengan terjadinya peningkatan mordibitas dan mortalitas neonatus dan sering di anggap sebagai periode kehamilan pendek (Nelson 1988 dan Sacharin 1996). Masalah Kesehatan pada bayi prematur, membutuhkan asuhan keperawatan, dimana pada bayi prematur sebaiknya dirawat di rumah sakit karena masih membutuhkan cairan-cairan dan pengobatan /serta pemeriksaan Laboratorium yang bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan terapi pada bayi dan anak yang meliputi peran perawat sebagai advokad, fasilitator, pelaksanaan dan pemberi asuhan keperawatan kepada klien. WHO (World Health Organitation) (1961) mengganti istilah bayi prematur dengan bayi Berat

Upload: azizah-amini

Post on 04-Aug-2015

149 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Preskas Bbl Terbaru Gt

1

BAB I

PENDAHULUAN

I. Pendahuluan

Bayi Prematur adalah bayi yang lahir kurang dari usia kehamilan yang

normal (37 minggu) dan juga dimana bayi mengalami kelainan penampilan

fisik.. Prematuritas dan berat lahir rendah biasanya terjadi secara bersamaan,

terutama diantara bayi dengan badan 1500 gr atau kurang saat lahir, sehingga

keduanya berkaitan dengan terjadinya peningkatan mordibitas dan mortalitas

neonatus dan sering di anggap sebagai periode kehamilan pendek (Nelson

1988 dan Sacharin 1996).

Masalah Kesehatan pada bayi prematur, membutuhkan asuhan

keperawatan, dimana pada bayi prematur sebaiknya dirawat di rumah sakit

karena masih membutuhkan cairan-cairan dan pengobatan /serta pemeriksaan

Laboratorium yang bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan terapi

pada bayi dan anak yang meliputi peran perawat sebagai advokad, fasilitator,

pelaksanaan dan pemberi asuhan keperawatan kepada klien.

WHO (World Health Organitation) (1961) mengganti istilah bayi

prematur dengan bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), karena disadari

tidak semua bayi dengan berat badan kurang dari 2500 gr pada waktu lahir

bukan bayi prematur (Mochtar, 1998).

Prevalensi bayi berat lahir rendah (BBLR) menurut WHO (2007)

diperkirakan 15% dari seluruh kelahiran di dunia dengan batasan 33%-38%

dan lebih sering terjadi di negara-negara berkembang atau sosio-ekonomi

rendah. Secara statistik menunjukkan 90% kejadian BBLR didapatkan di

negara berkembang. Angka kejadian di Indonesia sangat bervariasi antara

satu daerah dengan daerah lain yaitu berkisar antara 9% - 30%.

Angka kematian bayi (AKB) di Indonesia adalah tertinggi di Negara

ASEAN. Di Indonesia Angka Kematian Bayi (AKB) masih tinggi, sekitar

56% kematian terjadi pada periode yang sangat dini yaitu di masa neonatal.

1

Page 2: Preskas Bbl Terbaru Gt

2

Sebagian besar kematian neonatal terjadi pada 0-6 hari (78,5%) dan

prematuritas merupakan salah satu penyebab utama kematian. Target MDG

2015 adalah menurunkan. Angka Kematian Bayi (AKB) kelahiran hidup

menjadi 23 per 1000 kelahiran hidup. Sedangkan hasil Survei Demografi dan

Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007, AKB masih 34/1.000 kelahiran

hidup. Penyebab kematian bayi baru lahir (Neonatus) yang terbanyak

disebabkan oleh kegawatdaruratan dan penyulit pada masa Neonatus,salah

satunya Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR). Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)

masih merupakan masalah  di Dunia karena merupakan penyebab kesakitan

dan kematian pada masa bayi baru lahir (Maryunani, 2009). Dalam Riskesdas

2007 disebutkan bahwa penyebab kematian perinatal (0-7 hari) yang

terbanyak adalah respiratory disorders (35,9%) dan premature (32,3%).

Sedangkan Menurut riskesdes 2010 di indonesia terdapat 11,1 bayi lahir

dengan berat <2500 gr. Dan di Jawa Barat terdapat 10,9 bayi lahir dengan

berat <2500 gr dari jumlah bayi lahir yang ada.

Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Garut dari

Januari hingga Oktober 2010, angka kematian bayi tercatat sebanyak 238

kasus. Dari data tersebut menunjukkan, mayoritas kematian bayi disebabkan

berat badan lahir rendah (BBLR) atau bayi terlahir dalam keadaan prematur

dengan berat di bawah 2.500 gram.Artinya, kemiskinan menjadi faktor utama

kematian bayi di Garut yang masih tinggi. Karena tingginya angka kematian

ini,Kabupaten Garut masuk ke dalam daftar lima besar di daerah Jawa Barat

(Jabar) yang memiliki angka kematian bayi terbanyak. “Bayi yang terlahir

normal beratnya di atas 2.500 gram, sedangkan rata-rata bayi BBLR di Garut

beratnya di bawah 1.900 gram.Berat bayi di bawah 1.900 gram sangat

berisiko, yaitu menyebabkan kematian bayi. Menurut data rekam medik pada

tahun 2011 di RSU dr Slamet Garut didapatkan kejadian kelahiran BBLR.

Upaya menurunkan angka kejadian dan angka kematian BBLR akibat

komplikasi seperti Asfiksia (27%), Infeksi Tetanus (5%), Hipotermia,

Hiperbilirubinemia yang masih tinggi terus dilangsungkan melalui berbagai

kegiatan termasuk pelatihan tenaga-tenaga profesional kesehatan yang

Page 3: Preskas Bbl Terbaru Gt

3

berkaitan. Departemen Kesehatan RI dan Unit Kerja Kelompok Perinatologi

Ikatan Dokter Anak Indonesia (UKK Perinatologi IDAI) bekerjasama dengan

beberapa Dinas Kesehatan Propinsi telah menyelenggarakan pelatihan

manajemen BBLR bagi bidan, dokter serta dokter spesialis anak menurut

tahapannya (Depkes, 2011).

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Siti Fatimah 2009 di RSUD

Sadoarjo didapatkan persentasi yang sama yakni masing-masing 50% bayi

BBLR yang mengalami dan yang tidak mengalami asfiksia neonatorum.

Hampir seluruhnya (87,5%) bayi BBLR dengan berat lahir sangat rendah

mengalami asfiksia neonatorum. Dan seluruhnya (100%) bayi BBLR dengan

berat lahir ekstrem rendah mengalami asfiksia neonatorum. Kondisi ini

menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara BBLR dengan asfiksia

Neonatorum.

Berdasarkan latar belakang diatas, penulis tertarik untuk melakukan studi

kasus pada By Ny H umur 0 hari dengan BBLR dan Asfiksia Sedang di RSU

Dokter Slamet Garut Tahun 2012.

II. Tujuan

II.1Tujuan Umum

Mendapatkan pengetahuan dan pengalaman yang nyata dari kasus yang

diperoleh tentang asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan BBLR

dan asfiksia sedang.

II.2Tujuan Khusus

a. Mahasiswa mampu menetapkan diagnosa saat pasien datang ke RSU

Dokter Slamet Garut dengan berdasarkan SOAP, yaitu:

1) Mengkaji data subjektif dan objektif

2) Mengidentifikasi masalah, diagnosa, masalah potensial dan

kebutuhan segera

3) Membuat perencanaan tindakan dan melaksanakannya

b. Mengidentifikasi kesesuaian ataupun kesenjangan antara penanganan

kasus secara teori dengan penanganan kasus yang dilaksanakan

Page 4: Preskas Bbl Terbaru Gt

4

III. Manfaat

III.1 Bagi Mahasiswa

Diharapkan studi kasus ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan

mahasiswa mengenai asuhan kebidanan pada BBLR dengan asfiksia

sedang secara komprehensif sesuai dengan kebutuhan klien.

III.2 Bagi Lahan Praktik

Sebagai bahan pertimbangan dalam memberikan asuhan kebidanan pada

ibu hamil dengan BBLR dengan asfiksia sedang sesuai dengan standar

asuhan kebidanan, hal ini bertujuan untuk memberikan asuhan pada bayi

sebaik mungkin untuk mencegah kematian/kesakitan ibu dan bayi.

III.3 Bagi Institusi Pendidikan

Hasil studi kasus ini diharapkan dapat dijadikan bahan referensi atau bahan

literatur yang berguna bagi program studi, dosen dan mahasiswa yang

akan melaksanakan studi kasus mengenai asuhan kebidanan pada BBLR

dengan asfiksia sedang.

Page 5: Preskas Bbl Terbaru Gt

5

BAB II

TINJAUAN TEORI

I. KONSEP PREMATUR

I.1 Pengertian

Bayi prematur adalah bayi yang lahir pada usia kehamilan kurang

atau sama dengan 37 minggu, tanpa memperhatikan berat badan

lahir. (Donna L Wong 2004). Bayi premature adalah bayi yang lahir

sebelu minggu ke 37, dihitung dari mulai hari pertama menstruasi terakhir,

dianggap sebagai periode kehamilan memendek. (Nelson. 1998 dan

Sacharin, 1996). Prematuritas dan berat lahir rendah biasanya terjadi

secara bersamaan, terutama diantara bayi dengan berat 1500 gr atau

kurang saat lahir. Keduanya berkaitan dengan terjadinya peningkatan

morbilitas dan mortalitas neonatus.

I.2 Etiologi

I.2.1 Faktor Maternal

Toksenia, hipertensi, malnutrisi / penyakit kronik, misalnya

diabetes mellitus kelahiran premature ini berkaitan dengan adanya

kondisi dimana uterus tidak mampu untuk menahan fetus, misalnya

pada pemisahan premature, pelepasan plasenta dan infark dari

plasenta.

I.2.2 Faktor Fetal

Kelainan Kromosomal (misalnya trisomi antosomal), fetus multi

ganda, cidera radiasi (Sacharin. 1996)

Faktor yang berhubungan dengan kelahiran premature :

Page 6: Preskas Bbl Terbaru Gt

6

a. Kehamilan : malformasi uterus, kehamilan ganda, servik

Inkompeten, KPD, pre eklamsia, riwayat kelahiran premature

dan kelainan Rh.

b. Penyakit : Diabetes Maternal, Hipertensi Kronik dan Penyakit

akut lain.

c.  Sosial Ekonomi :  Tidak melakukan perawatan prenatal,

Status sosial ekonomi rendah, Mal nutrisi,  Kehamilan remaja.

Faktor Resiko Persalinan Prematur :

a. Resiko Demografik : Ras, Usia (<> 40 tahun), Status sosio

ekonomi rendah, Belum menikah dan Tingkat pendidikan

rendah.

b.  Resiko Medis :  Persalinan dan kelahiran premature

sebelumnya, Abortus trimester kedua (lebih dari 2x abortus

spontan atau elektif), Anomali uterus, Penyakit-penyakit medis

(diabetes, hipertensi), Resiko kehamilan saat ini : Kehamilan

multi janin, Hidramnion, kenaikan BB kecil, masalah-masalah

plasenta (misal : plasenta previa, solusio plasenta), pembedahan

abdomen, infeksi (misal : pielonefritis, UTI), inkompetensia

serviks, KPD, anomaly janin.

c. Resiko Perilaku dan Lingkungan : Nutrisi buruk, Merokok

(lebih dari 10 rokok sehari), Penyalahgunaan alkohol dan zat

lainnya (mis. kokain), Jarang / tidak mendapat perawatan

prenatal.

d. Faktor Resiko Potensial : Stres, Iritabilitas uterus, Perestiwa

yang mencetuskan kontraksi uterus, Perubahan serviks sebelum

awitan persalinan, Ekspansi volume plasma yang tidak adekuat,

Defisiensi progesteron dan Infeksi (Bobak, Ed 4. 2005).

I.3 Patofisiologi

Persalinan preterm dapat diperkirakan dengan mencari faktor

resiko mayor atau minor. Faktor resiko minor ialah penyakit yang disertai

demam, perdarahan pervaginam pada kehamilan lebih dari 12 minggu,

Page 7: Preskas Bbl Terbaru Gt

7

riwayat pielonefritis, merokok lebih dari 10 batang perhari, riwayat

abortus pada trimester II, riwayat abortus pada trimester I lebih dari 2 kali.

Faktor resiko mayor adalah kehamilan multiple, hidramnion,

anomali uterus, serviks terbuka lebih dari 1 cm pada kehamilan 32

minggu, serviks mendatar atau memendek kurang dari 1 cm pada

kehamilan 32 minggu, riwayat abortus pada trimester II lebih dari 1 kali,

riwayat persalinan preterm sebelumnya, operasi abdominal pada

kehamilan preterm, riwayat operasi konisasi, dan iritabilitas uterus.

Pasien tergolong resiko tinggi bila dijumpai 1 atau lebih faktor

resiko mayor atau bila ada 2 atau lebioh resiko minor atau bila ditemukan

keduanya. (Kapita selekta, 2000 : 274)

I.4 Klasifikasi pada bayi premature :

I.4.1 Bayi prematur digaris batas : 37 mg, masa gestasi,  2500 gr-

3250 gr, 16 % seluruh kelahiran hidup, Biasanya normal, Masalah :

Ketidak stabila,  Kesulitan menyusu, Ikterik, RDS mungkin

muncul. Penampilan : Lipatan pada kaki sedikit, Payudara lebih

kecil,  Lanugo banyak, Genitalia kurang berkembang.

I.4.2 Bayi Prematur Sedang : 31 mg – 36 gestasi, BB 1500 gr – 2500

gram, 6 % - 7 % seluruh kelahiran hidup. Masalah : Ketidak

stabilan, Pengaturan glukosa,  RDS,  Ikterik, Anemia, Infeksi,

Kesulitan menyusu. Penampilan : Seperti pada bayi premature di

garis batas tetapi lebih parah, Kulit lebih tipis, lebih banyak

pembuluh darah yang tampak.

I.4.3  Bayi Sangat Prematur : 24 mg – 30 mg gestasi, BB 500 gr –

1400 gr, 0,8 % seluruh kelahiran hidup, Masalah : Ketidak stabilan,

Pengaturan glukosa,  RDS,  Ikterik, Anemia, Infeksi,  Kesulitan

menyusu. Penampilan :  Kecil tidak memiliki lemak, Kulit sangat

tipis, Kedua mata mungkin berdempetan (Bobak. Ed 4. 2005).

I.5 Karakteristik Bayi Prematur :

Ekstremitas tampak kurus dengan sedikit otot dan lemak sub kutan

Page 8: Preskas Bbl Terbaru Gt

8

Kepala dan badan disporposional

Kulit tipis dan keriput

Tampak pembuluh darah di abdomen dan kulit kepala

Lanugo pada extremitas, punggung dan bahu

Telinga lunak dengan tulang rawan min dan mudah terlipat

Labia dan clitoris tampak menonjol

Sedikit lipatan pada telapak tangan & kaki

I.6 Kondisi yang menimbulkan masalah bayi prematur :

I.6.1 Sistem Pernapasan

Otot-otot pernapasan susah berkembang

Dinding dada tidak stabil

Produksi surfaktan penurunan

Pernafasan tidak teratur dengan periode apnea dan ajanosis

Gag reflek dan batuk

I.6.2 Sistem Pencernaan

Ukuran Lambung Kecil

Enzim penurunan

Garam Empedu Kurang

Keterbatasan mengubah glukosa menjadi glikogen

Keterbatasan melepas insulin

Kurang koordinasi reflek menghisap dan menelan

I.6.3 Kestabilan Suhu

Lemak subkutaneus sedikit, simpanan glikogen & lipid sedikit

Kemampuan menggigil menurunan

Aktivitas kurang

Postur flaccid, permukaan terexpose meningkat

I.6.4 Sistem Ginjal

Ekskresi sodium meningkat

Kemampuan mengkonsentrasi & mengeluarkan urin menurun

Jumlah tubulus glomerulus tidak seimbang untuk protein, as. Amino & sodium

I.6.5 Sistem Syaraf

Page 9: Preskas Bbl Terbaru Gt

9

Respon untuk stimulasi lambat

Reflek gag, menghisap & menelan kurang

Reflek batuk lemah

Pusat kontrol pernafasan, suhu & vital lain belum berkabung

I.6.6 Infeksi

Pembentukan antibodi kurang

Tidak ada munoglobulin M

Kemotaksis terbatas

Opsonization penurunan

Hypo fungsi kel. axrenal

I.6.7 Fungsi Liver

Kemampuan mengkonyugasi bill

Penurunan Hb setelah lahir

I.7 Komplikasi Umum Pada Bayi Prematur

Sindrom Gawat Napas (RDS).

Tanda Klinisnya : Mendengkur, nafas cuping hidung, retraksi, sianosis, peningkatan usaha nafas, hiperkarbia, asiobsis respiratorik, hipotensi dan syok

Displasin bronco pulmaner (BPD) dan Retinopati prematuritas (ROP). Akibat terapi oksigen, seperti perporasi dan inflamasi nasal, trakea, dan faring. (Whaley & Wong, 1995)

Duktus Arteriosus Paten (PDA)

Necrotizing Enterocolitas (NEC)  (Bobak. 2005)

I.8 Pemeriksaan Diagnostik :

Jumlah darah lengkap : Hb/Ht

Kalsium serum

Elektrolit (Na , K , U) : gol darah (ABO)

Gas Darah Arteri (GDA) : Po2, Pco2

(Doengoes. Ed. 2, 2001)

I.9 Penanganan bayi prematur di rumah dengan Metode Kanguru

Perawatan Metode Kangguru adalah cara merawat bayi dalam

keadaan telanjang (hanya memakai popok dan topi) diletakkan secara

Page 10: Preskas Bbl Terbaru Gt

10

tegak/vertikal di  dada antara ke 2 payudara ibu (ibu telanjang dada)

kemudian diselimuti.

Definisi PMK: kontak kulit ibu-bayi (skin-to-skin-contact)

berlangsung sejak dini, terus menerus dan berkelanjutan.

Metode Kangguru Pertama kali diperkenalkan oleh Rey dan

Martinez di Bogota, Colombia (1979), dan Respons  terhadap krisis

jumlah BBLR meningkat, kekurangan staf dan fasilitas, kelebihan pasien

dan infeksi meningkat.

Prinsip metode Kangguru Skin to skin contak dapat meningkatkan

kelangsungan hidup bayi terutama BBLR dan prematur. Cara ini meniru

binatang kanguru yang biasanya melahirkan bayi imatur dan menyimpan

bayinya di kantung ibunya untuk mencegah kedinginan.

Manfaat PMK bagi bayi yaitu stabilisasi suhu: bayi cepat hangat

dan kehangatan dapat terjaga (termoregulasi) yaitu 36,5 -37,5 C.

Stabilisasi laju denyut jantung. Stabilisasi pernafasan, nafas menjadi

teratur. Perilaku bayi lebih baik: menangis berkurang, waspada. Lebih

sering menetek  (ASI) & lebih lama. Kenaikan berat badan bayi lebih baik,

pertumbuhan lebih baik. Lebih cepat tertidur. Tidur lebih lelap, waktu

tidur bayi lebih lama. Hubungan lekat bayi dan ibu lebih baik.

Berkurangnya kejadian infeksi. Bayi merasa aman dan nyaman

Manfaat PMK bagi Ibu yaitu mempermudah pemberian ASI. Ibu

lebih percaya diri. Meningkatkan peran ibu dalam merawat bayi.

Hubungan lekat lebih baik , meningkatkan bonding ibu dan bayi. Ibu lebih

sayang. Pengaruh psikologis , mengurangi stres ibu, meningkatkan

ketenangan ibu & keluarga. Peningkatan produksi ASI, sehingga tidak

perlu susu formula. Ibu dapat beraktifitas lebih cepat.

PMK dapat dimulai sesegera mungkin setelah kondisi  bayi stabil,

ibu bersedia dan telah mengerti tentang PMK. PMK dapat dibagi 2 : 

intermiten (dilakukan 1-2 jam sehari)  dan kontinu (24 jam). Peran ibu bisa

diganti orang lain (mertua, suami, bibi). Metode kanguru dilakukan sampai

bayi tidak menghendaki lagi (rewel, gelisah, terus bergerak), berat badan

Page 11: Preskas Bbl Terbaru Gt

11

bayi sudah mencapai 2500 gr atau lebih, bayi dapat minum (menetek)

seperti bayi normal.

Cara menggunakan MK

1. Persiapan Bayi

Kondisi bayi : lepas dari masa krisis, suhu stabil, kordinasi mengisap,

menelan dan bernafas     baik

2. Persiapan ibu : memotong kuku dan mencuci tangan sebelum

memegang bayi

3. Posisi metode kanguru : Bayi mengenakan popok dan penutup kepala.

Bayi diletakkan diantara kedua payudara ibu. Ibu mengenakan baju

yang terbuka didepan. Dengan kain panjang yang dililitkan diluar baju

ibu posisi bayi bisa dipertahankan.

II. KONSEP ASFIKSIA NEONATUS

II.1 Batasan

Asfiksia neonatorum adalah kegagalan bernapas secara spontan dan

teratur  pada saat lahir atau beberapa saat setelah lahir yang ditandai

dengan keadaan PaO2 di dalam darah rendah (hipoksemia), hiperkarbia

(Pa CO2 meningkat) dan asidosis.

II.2 Patofisiologi

Penyebab asfiksia dapat berasal dari faktor ibu, janin dan plasenta.

Adanya hipoksia dan iskemia jasedang menyebabkan perubahan

fungsional dan biokimia pada janin. Faktor ini yang berperan pada

kejadian asfiksia.

II.3 Gejala Klinik

Bayi tidak bernapas atau napas megap-megap, denyut jantung

kurang dari 100 x/menit, kulit sianosis, pucat, tonus otot menurun, tidak

ada respon terhadap refleks rangsangan.

II.4 Diagnosis

II.4.1 Anamnesis : Gangguan/kesulitan waktu lahir, lahir tidak benafas/

menangis.

Page 12: Preskas Bbl Terbaru Gt

12

II.4.2 Pemeriksaan fisik :

Nilai Apgar

Klinis 0 1 2

Detak jantung Tidak ada < 100 x/menit >100x/menit

Pernafasan Tidak ada Tak teratur Tangis kuat

Refleks saat jalan nafas dibersihkan

Tidak ada Menyeringai Batuk/bersin

Tonus otot Lunglai Fleksi ekstrimitas (lemah)

Fleksi kuat gerak aktif

Warna kulit Biru pucat Tubuh merah ekstrimitas biru

Merah seluruh tubuh

Nilai 0-3   : Asfiksia berat

Nilai 4-6   : Asfiksia sedang

Nilai 7-10 : Normal

Dilakukan pemantauan nilai apgar pada menit ke-1 dan menit

ke-5, bila nilai apgar 5 menit  masih kurang dari 7 penilaian

dilanjutkan tiap 5 menit sampai skor mencapai 7. Nilai Apgar

berguna untuk menilai keberhasilan resusitasi bayi baru lahir dan 

menentukan prognosis, bukan untuk memulai resusitasi karena

resusitasi dimulai 30 detik setelah lahir bila bayi tidak menangis.

(bukan 1 menit seperti penilaian skor Apgar)

II.4.3 Pemeriksaan penunjang :

- Foto polos dada

- USG kepala

- Laboratorium : darah rutin, analisa gas darah, serum elektrolit

II.4.4 Penyulit

Meliputi berbagai organ yaitu :

- Otak : hipoksik iskemik ensefalopati, edema serebri, palsi

serebralis

Page 13: Preskas Bbl Terbaru Gt

13

- Jantung dan paru : hipertensi pulmonal persisten pada

neonatus, perdarahan paru, edema paru

- Gastrointestinal : enterokolitis  nekrotikans

- Ginjal : tubular nekrosis akut, SIADH

- Hematologi : DIC

II.4.5 Penatalaksanaan 

a. Resusitasi

1) Tahapan resusitasi tidak melihat nilai apgar (lihat bagan)

2) Terapi medikamentosa :

b. Epinefrin :

1) Indikasi : Denyut jantung bayi < 60 x/m setelah paling tidak

30 detik dilakukan ventilasi adekuat dan pemijatan dada.

Asistolik.

2) Dosis : 0,1-0,3 ml/kg BB dalam larutan 1 : 10.000   (0,01

mg-0,03 mg/kg BB) Cara : i.v atau endotrakeal. Dapat

diulang setiap 3-5 menit bila perlu. 

c. Volume ekspander :

1) Indikasi : Bayi baru lahir yang dilakukan resusitasi

mengalami hipovolemia dan tidak ada respon dengan

resusitasi. Hipovolemia kemungkinan akibat adanya

perdarahan atau syok. Klinis ditandai adanya pucat, perfusi

buruk, nadi kecil/lemah, dan pada resusitasi tidak

memberikan respon yang adekuat.

2) Jenis cairan : Larutan kristaloid yang isotonis (NaCl 0,9%,

Ringer Laktat). Transfusi darah golongan O negatif jika

diduga kehilangan darah banyak.

3) Dosis : Dosis awal 10 ml/kg BB i.v pelan selama 5-10

menit. Dapat diulang sampai  menunjukkan respon klinis.

d. Bikarbonat :

1) Indikasi : Asidosis metabolik, bayi-bayi baru lahir yang

mendapatkan resusitasi. Diberikan bila ventilasi dan

Page 14: Preskas Bbl Terbaru Gt

14

sirkulasi sudah baik. Penggunaan bikarbonat pada keadaan

asidosis metabolik dan hiperkalemia harus disertai dengan

pemeriksaan analisa gas darah dan kimiawi.

2) Dosis :  1-2 mEq/kg BB  atau 2 ml/Kg BB (4,2%) atau 1

ml/kg bb (8,4%)

3) Cara : Diencerkan dengan aquabides atau dekstrose 5%

sama banyak diberikan secara intravena dengan kecepatan

minimal 2 menit.

4) Efek samping : Pada keadaan hiperosmolaritas dan

kandungan CO2 dari bikarbonat merusak fungsi miokardium

dan otak.

e. Nalokson :

1) Nalokson hidrochlorida adalah antagonis narkotik yang

tidak menyebabkan depresi pernafasan. Sebelum diberikan

nalakson ventilasi harus adekuat dan stabil.

2) Indikasi : Depresi pernafasan pada bayi baru lahir yang

ibunya menggunakan narkotik 4 jam sebelum persalinan.

Jangan diberikan pada bayi baru lahir yang ibunya baru

dicurigai sebagai pemakai obat narkotika sebab akan

menyebabkan tanda with drawltiba-tiba pada sebagian bayi.

3) Dosis :   0,1 mg/kg BB (0,4 mg/ml atau 1 mg/ml)

4) Cara :  Intravena,  endotrakeal atau bila perpusi baik 

diberikan i.m atau s.c              

f. Suportif

Jaga kehangatan. Jaga saluran napas agar tetap bersih dan

terbuka. Koreksi gangguan metabolik (cairan, glukosa darah

dan elektrolit)

Page 15: Preskas Bbl Terbaru Gt

15

Bagan Resusistasi neonatus

     

 

        

Page 16: Preskas Bbl Terbaru Gt

16

   Uji kembali  efektifitas :

- Ventilasi

- Kompresi dada

- Intubasi Endotrakeal

-  Pemberian epinefrin

Pertimbangkan kemungkinan :

- Hipovolemia

- Asidosis metabolik berat

 

 

   

    

Resusitasi dinilai tidak berhasil

jika :

apnea dan denyut jantung 0

setelah dilakukan resusitasi secara

efektif selama 15  menit.

 

      

 

III. KONSEP HIPOTERMIA

III.1 Definisi Hipotermia

Hipotermia adalah turunmya suhu tubuh bayi dibawah 30 (Bari,

Abdul Saifuddin 2002. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.

Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo). Hipotermia

adalah pengeluaran panas akibat paparan terus-menerus terhadap dingin

mempengaruhi kemampuan tubuh untuk memproduksi panas (Potter.

Patricia A. 2005. Fundamental Keperawatan. Jakarta: EGC) Hipotermia

adalah suhu rektal bayi dibawah 350C (Farrer, Hellen. 1999. Perawatan

Maternitas, Jakarta: EGC).

III.2 Etiologi

Pusat pengaturan suhu tubuh pada bayi belum berfungsi dengan

sempurna.

Permukaan tubuh bayi relatif luas.

Tubuh bayi terlalu kecil untuk memproduksi dan menyimpan panas.

Bayi belum mampu mengatur posisi tubuh dan pakaiannya agar ia

tidak kedinginan.

Page 17: Preskas Bbl Terbaru Gt

17

Hipotermia dapat terjadi setiap saat apabila suhu disekeliling bayi

rendah dan upaya mempertahankan suhu tubuh tetap hangat tidak

diterapkan secara tepat, terutama pada masa stabilisasi yaitu 6-12 jam

pertama, setelah lahir. Misalnya bayi baru lahir dibiarkan basah dan

telanjang selama menunggu plasenta lahir atau meskipun lingkungan

sekitar bayi cukup hangat namun bayi dibiarkan telanjang atau segera

dimandikan.

Terjadi perubahan termoregulasi dan metabolik sehingga

1. Suhu bayi baru lahir dapat turun beberapa derajat setelah kelahiran

karena lingkungan eksternal lebih dingin daripada lingkungan di

dalam uterus.

2. Suplai lemak subkutan yang terbatas dan area permukaan kulit yang

besar dibandingkan dengan berat badan menyebabkan bayi mudah

menghantarkan panas pada lingkungan.

3. Kehilangan panas yang, cepat dalam lingkungan yang dingin terjadi

melalui konduksi. konveksi, radiasi, dan evaporasi.

4. Trauma dingin cold stress (hipotermia) pada bayi baru lahir, dalam

huhungannya dengan asidosis metabolik dapat bersifat mematikan

bahkan pada bayi cukup bulan yang sehat.

III.3 Tanda Dan Gejala

1. Sejalan dengan menurunnya suhu tubuh, bayi menjadi aktif letergis

hipotanus, tidak kuat menghisap ASI dan menangis lemah.

2. Pernafasan megap-megap dan lambat dan menangis lemah.

3. Timbul skrema kulit mengeras berwarna kemerahan terutama dibagian

punggung, tungkai dan lengan.

4. Muka bayi berwarna pucat.

Hipotermia dapat menyebabkan terjadinya perubahan metabolisme

tubuh yang akan berakhir dengan kegagalan fungsi jantung, perdarahan

terutama pada paru-paru, ikterus dan kematian. 

III.3.1 Tanda-tanda Hipotermia Sedang (Stress Dingin)

1. Aktivitas berkurang, letargis

Page 18: Preskas Bbl Terbaru Gt

18

2. Tangisan lemah.

3. Kulit berwarna tidak rata (cutis marmorata).

4. Kemampuan menghisap lemah.

5. Kaki teraba dingin.

III.3.2 Tanda-tanda Hipotermia Berat (Cedera Dingin)

1. Sama dengan hipotermia sedang.

2. Bibir dan kuku kebiruan.

3. Pernafasan lambat.

4. Pernafasan tidak teratur.

5. Bunyi jantung lambat.

6. Selanjutnya mungkin timbul hipoglikemia dan asidosis

metabolik.

III.4 Mekanisme Kehilangan Panas

1. Evaporasi adalah cara kehilangan panas yang utama pada tubuh bayi.

Kehilangan panas terjadi karena menguapnya cairan ketuban pada

permukaan tubuh bayi setelah lahir karena bayi tidak cepat dikeringkan

atau terjadi setelah bayi dimandikan.

2. Konduksi adalah kehilangan panas melalui kontak langsung antara

tubuh bayi dengan permukaan yang dingin. Bayi yang diletakkan

diatas meja, tempat tidur atau timbangan yang dingin akan cepat

mengalami kehilangan panas tubuh melalui konduksi

3. Radiasi adalah kehilangan panas yang terjadi saat bayi ditempatkan

dekat benda yang mempunyai temperatur tubuh rendah dari

temperature tubuh bayi. Bayi akan mengalami kehilangan panas

Page 19: Preskas Bbl Terbaru Gt

19

melalui cara ini meskipun benda yang lebih dingin tersebut tidak

bersentuhan langsung dengan tubuh bayi.

4. Konveksi yaitu hilangnya panas tubuh bayi karena aliran udara

sekeliling bayi. Missal: bayi diletakkan dekat, pintu / jendela terbuka.

III.5 Pencegahan Hipotermi

1. Ibu melahirkan bayi diruangan yang hangat.

2. Segera mengeringkan tubuh bayi baru lahir.

3. Segera letakkan bayi di dada ibu, kontak langsung kulit dan bayi

4. Menunda memandikan bayi baru lahir sampai suhu tubuh stabil.

III.6 Tindakan Pada Hipotermia

1. Segera hangatkan bayi apabila tersedia alat yang canggih seperti

incubator, gunakan incubator sesuai dengan ketentuan.

2. Cara lain adalah disesuaikan dengan tingkatan hipotermia :

a. Hipotermia sedang

Keringkan tubuh bayi dengan handuk yang kering, bersih, dan

hangat.

Segera hangatkan tubuh dengan metode kanguru

Ulangi, sampai panas tubuh ibu menghangatkan tubuh bayi

tubuh bayi menjadi hangat

Cegah bayi kehilangan panas.

Beri ASI sedini mungkin,

Setelah tubuh bayi menjadi hangat, nasehati ibu cara merawat

bayi di rumah yaitu : pencegahan hipotermia, menyusui secara

eksklusif, dan pencegahan infeksi.

Anjurkan ibu kontrol bayinva setalah 2 hari.

b. Hipotermia berat

Keringkan tubuh bayi dengan handuk kering, bersih dan

hangat.

Segera hangatkan tubuh bayi dengan metode kanguru bila

perlu ibu dan bayi berada dalam satu selimut / kain hangat

yang disertai terlebih dahulu.

Page 20: Preskas Bbl Terbaru Gt

20

Bila selimut mulai dingin segera ganti dengan yang hangat.

Cegah bayi kehilangan panas dengan: memberi tutup kepala /

topi bayi, mengganti kain / pakaian / popok yang basah dengan

yang kering dan hangat.

Beri ASI sedini mungkin dan lebih sering selama bayi

menginginkan.

Segera rujuk ke rumah sakit terdekat bila ada masalah.

III.7 Komplikasi

1. Hiportemia berat

2. Ikterus

Page 21: Preskas Bbl Terbaru Gt

21

BAB III

TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN BBL PADA BAYI NY H UMUR 2 JAM DENGAN

PREMATUR POST ASFIKSIA SEDANG DAN HIPOTERMI

PENGKAJIAN

Tanggal : 22 September 2012

Jam : 10.00 WIB

Tempat    : Ruang Perinatologi RSU Dokter Slamet Garut

Pengkaji : AZIZAH AMINI

SUBJEKTIF

A. Biodata Bayi

Nama   : By Ny “H”

Tanggal lahir : 22 - 09 - 2012

Umur   : 2 Jam

Jenis kelamin : Perempuan

Anak ke : 4

No. Reg : 01.51.84.18

B. Biodata orang tua

Nama Ibu : Ny “H”                     Nama Ayah : Tn “R”

Umur : 32 tahun                    Umur : 29 tahun

Agama : Islam                         Agama : Islam

Pendidikan : SMA                        Pendidikan : SMA

Pekerjaan : IRT                            Pekerjaan : Pedagang

Alamat : Grogol Rt 1 Rw 9 Kadoasih

Page 22: Preskas Bbl Terbaru Gt

22

C. Riwayat Kehamilan ibu

Ibu mengatakan ini adalah kehamilan ke 4. Ibu tidak rutin periksa ke

puskesmas. Selama hamil ibu baru 3 kali memeriksakan kandungannya. Yaitu

1 kali pada umur 2 bulan saat diketahui PP test positif, 1 kali saat usia

kehamilan 3 bulan karena keluhan mual muntah dan saat usia 8 bulan yaitu

pada tgl 21 September 2012 saat ibu merasa perutnya mules dan keluar lendir

dan darah dari jalan lahir. Selain itu tidak ada masalah yang serius tentang

kandungan ibu. Di kehamilan ini ibu tidak mendapat imunisasi. HPHT ibu 9

September 2012.

D. Riwayat Kesehatan keluarga

Ibu mengatakan di dalam keluarga tidak ada yang mempunyai keturunan lahir

kembar dan bibir sumbing selain itu juga tidak ada yang mempunyai riwayat

penyakit menurun (diabetes – asma), menular (TBC, hipertensi) dan menahun

(jantung).

OBJEKTIF

A. Riwayat Persalinan

- Lahir tanggal : 22 September 2012 pukul 08.00 WIB

- Cara : Spontan

- Penolong : Bidan

- Air Ketuban : biasa

- Penyulit : tidak ada

- Apgar Skor :

- APGAR 1 menit

0 1 2

Usaha nafas Merintih√ Nangis kuat

Denyut jantung < 100 > 100√

Warna kulit Biru Ektr biru√ Tubuh merah

Refleks Gerak sedikit√ Aktif

Tonus otot Lemah √ Flezi ekstr Gerak aktif

31

Page 23: Preskas Bbl Terbaru Gt

23

- APGAR 5 menit

0 1 2

Usaha nafas Merintih Nangis kuat√

Denyut jantung < 100 > 100√

Warna kulit Biru Ektr biru√ Tubuh merah

Refleks Gerak sedikit√ Aktif

Tonus otot Lemah √ Flezi ekstr Gerak aktif

-

B. Pemeriksaan umum

1. Keadaan Umum : baik

Kesadaran : composmentis

Warna kulit : kemerahan

Tonus otot : masih lemah

Menangis : kuat

2. Vital sign

a. DJA : 150 x/mnt

b. Nafas : 34x/mnt

c. Suhu : 36,2o C

3. Antropometri

a. BB : 2100 gr

b. PB : 44 cm

c. LK : 30 cm

d. LD : 28 cm

e. Lila : 11 cm

4. Pemeriksaan Fisik

a. Kepala : Tampak tidak ada benjolan, tidak ada caput, tidak ada

cepal hematoma, tidak ada moulage, rambut bersih, fontanela anterior

datar, fontanela posterior datar.

b. Muka   : Tidak pucat, tidak oedema.

Page 24: Preskas Bbl Terbaru Gt

24

c. Mata : Simetris, konjungtiva tidak pucat, sclera tidak ikterus

tidak ada secret abnormal, refleks pupil (+).

d. Hidung : Simetris, bersih, tidak ada screat, tidak ada  pernafasan

cuping hidung. Trepasang O2 0,5-1 liter sebelah kiri.

e. Telinga : Simetris dengan mata, tidak ada benjolan, elastis, kembali

segera.

f. Mulut : Bibir lembab, tidak ada stomatitis, tidak terdapat

labioskisis, labiopalatokisis. Refleks rooting (+), Refleks sucking (+),

Refleks swallowing (+).

g. Leher : Simetris, tidak ada pembesaran kelenjar tyroid maupun

vena jugularis. Refleks tonick neck (+).

h. Dada : Simetris, pola pernafasan dangkal suara nafas normal,

reguler, tidak ada suara whezzing, tidak ada retraksi dinding dada,

tidak ada kelenjar payudara, puting susu sejajar.

i. Abdomen : Tali pusat masih basah, tidak ada benjolan abnormal, tidak

ada pernafasan perut, suara bising usus normal, tidak kembung.

j. Punggung : tidak ada spina bifida.

k. Genetalia : Labia mayora belum menutupi labio minora, terdapat

lubang uretra.

l. Anus : Tidak mengalam atresia ani

m. Ekstremitas :

- Atas : Gerak masih lemah, terdapat verniks, terdapat lanugo,

kulit tipis dan tidak ada kelainan (sindaktil/ polidaktil), refleks

morro (+), refleks graps (+)

- Bawah : Gerak masih lemah, terdapat verniks, terdapat lanugo,

kulit tipis dan tidak ada kelainan (sindaktil/ polidaktil), Refleks

babinski (+)

n. Kulit : terdapat verniks, terdapat lanugo, kulit kemerahan, tidak

ada tanda lahir.

C. Pemeriksaan penunjang

Tidak dilakukan

Page 25: Preskas Bbl Terbaru Gt

25

ANALISIS DATA

Bayi baru lahir umur 2 jam dengan prematur post asfiksia sedang dan hipotermi

PENATALAKSANAAN

1. Menjaga kebersihan bayi.

2. Melakukan pemantauan vital sign bayi terutama pengaturan suhu.

3. Menjaga kehangatan bayi dengan meletakan bayi di alat penghangat

radiant warmer.

4. Mengobservasi pemberian O2 0,5-1 liter.

5. Memberikan imunisasi HB0.

6. Mencoba memberikan ASI/PASI 5 cc/ spuit.

7. Melakukan pendokumentasian tindakan.

Pengkaji

( Azizah Amini )

Catatan Asuhan Kebidanan (Catatan Perkembangan)

Tanggal Pengkajian : 22 September 2012 jam: 14.00 WIB

Tempat Pengkajian : Ruang Perinatologi RSU dr. Selamet Garut

Pengkaji : Azizah Amini

A. Data Subjektif

Ibu dan keluarga mengatakan ingin bersama bayinya.

B. Data Objektif

Keadaan umum : cukup

Kesadaran : compos mentis

Gerak bayi aktif, menangis jarang.

Page 26: Preskas Bbl Terbaru Gt

26

Tanda-tanda vital :N : 130x/menit. R: 36 x/menit, S: 36,3oC

BAB (+), BAK (+)

Refleks isap lemah.

Intake bayi : 10 x 5 cc / spuit

C. Analisa Data

Bayi baru lahir umur umur 6 jam dengan prematur dan hipotermi.

D. Penatalaksanaan

Memberitahu pada ibu dan keluarga bahwa keadaan bayi baik.

Melakukan pemeriksaan fisik bayi.

Mengobservasi KU dan vital sign.

Mengganti kain yang basah untuk menjaga higiene bayi.

Memasang NGT No 5 dan mengecek retensi lambung bayi dan mengisi 5

cc PASI.

Senantiasa menempatkan bayi di tempat hangat dan menjaga kehangatan

bayi.

Evaluasi : bayi ditempatkan pada box dengan sorot lampu penghangat

dan diselimuti.

Pendokumentasian tindakan

Catatan Asuhan Kebidanan (Catatan Perkembangan)

Tanggal Pengkajian : 23 September 2012 jam: 07.00 WIB

Tempat Pengkajian : Ruang Perinatologi RSU dr. Selamet Garut

Pengkaji : Azizah Amini

A. Data Subjektif

Ibu dan keluarga mengatakan ingin bersama bayinya.

B. Data Objektif

Keadaan umum : cukup

Kesadaran : compos mentis

Gerak bayi aktif, menangis jarang.

Tanda-tanda vital :N : 142x/menit. R: 54 x/menit, S: 36,5oC

Page 27: Preskas Bbl Terbaru Gt

27

BB : 2100 gr

BAB (+), BAK (+)

Refleks isap lemah.

Intake bayi : 10 x 10 cc / spuit

C. Analisa Data

Bayi baru lahir umur 1 hari dengan prematur post hipotermi.

D. Penatalaksanaan

Memberitahu pada ibu dan keluarga bahwa keadaan bayi baik.

Melakukan pemeriksaan fisik bayi.

Mengobservasi KU dan vital sign.

Memandikan bayi danMengganti kain yang basah untuk menjaga higiene

bayi.

Memberi minum bayi 10 cc/ spuit

Senantiasa menempatkan bayi di tempat hangat dan menjaga kehangatan

bayi.

Evaluasi : bayi ditempatkan pada box dengan sorot lampu penghangat

dan diselimuti.

Pendokumentasian

Catatan Asuhan Kebidanan (Catatan Perkembangan)

Tanggal Pengkajian : 23 September 2012 jam: 08.30 WIB

Tempat Pengkajian : Ruang Perinatologi RSU dr. Selamet Garut

Pengkaji : Azizah Amini

A. Data Subjektif

Ibu dan keluarga mengatakan ingin membawa pulang bayinya dan akan

merawatnya di rumah.

B. Data Objektif

Keadaan umum : cukup

Kesadaran : compos mentis

Gerak bayi aktif, menangis jarang.

Page 28: Preskas Bbl Terbaru Gt

28

Tanda-tanda vital : N : 138x/menit. R: 46 x/menit, S: 36,5oC

BAB (+), BAK (+)

Refleks isap lemah.

Intake bayi : 10 x 10 cc / spuit

C. Analisa Data

Bayi baru lahir umur 1 hari dengan prematur dan post hipotermi.

D. Penatalaksanaan

Memberitahu pada ibu dan keluarga bahwa keadaan bayi baik.

Mengobservasi KU dan vital sign.

Menggantikan buju bayi.

Memberikan konseling pada ibu dan keluarga tentang perawatan bayi

prematur, perawatan talipusat, jemur bayi, beri ASI setiap bayi menangis,

kontrol 2 hari lagi.

Memberikan pada ibu dan keluarga.

Dokumentasi tindakan.

Page 29: Preskas Bbl Terbaru Gt

29

BAB IV

PEMBAHASAN

A. Data Subjektif

Untuk data subjektif penulis bertanya pada ibu dan keluarga yang ada

setelah persalinan. Keluarga mengatakan bahwa ibu merasa mulas dan

mengeluarkan sedikit darah sejak kemarin sore (21 September 2012) pukul

17.00 padahal usia kehamilan baru 8 bulan. Selama kehamilan ibu tidak

memiliki masalah terhadap kehamilannya.

Dari data subjektif dapat diketahui bila bayi termasuk pada prematuritas

murni yaitu masa gestasinya kurang dari 37 minggu dan berat badannya

sesuai dengan berat badan untuk masa gestasi berat atau biasa disebut

neonatus kurang bulan sesuai untuk masa kehamilan (NKB – SMK).

Sehingga pada masa ini memang sangat rentan terjadi asfiksia dan hipotermi

karena belum matangnya organ paru bayi dan termoregulasi bayi.

B. Data Objektif

Pada Bayi Ny H umur 0 hari dengan prematur dan Asfiksia sedang.

Ditemukan data objektif terutama yang mengacu pada masalah yang diambil

yaitu bayi memiliki berat lahir 2100 gr dan apgar skor bayi pada menit

pertama yaitu 5.

BBLR yaitu berat bayi lahir yang kurang dari 2500 gr sedangkan asfiksia

yaitu kegagalan bernapas secara spontan dan teratur  pada saat lahir atau

beberapa saat setelah lahir yang ditandai dengan keadaan PaO2 di dalam

darah rendah (hipoksemia), hiperkarbia (Pa CO2 meningkat) dan asidosis.

Page 30: Preskas Bbl Terbaru Gt

30

Batasan asfiksia yaitu Asfiksia berat ( nilai APGAR 0-3) Memerlukan

resusitasi segera secara aktif, dan pemberian oksigen terkendali. Karena

selalu disertai asidosis, maka perlu diberikan natrikus bikarbonat 7,5%

dengan dosis 2,4 ml per kg berat badan, dan cairan glucose 40%1-2 ml/kg

berat badan, diberikan via vena umbilikalis. Asfiksia sedang (APGAR 4-6)

Memerlukan resusitasi dan pemberian oksigen sampai bayi dapat bernafas

kembali. Bayi normal atau asfiksia sedang ( nilai APGAR 7-9). Bayi normal

dengan nilai APGAR 10

C. Analisis Data

Diagnosa yang ditegakan dari kasus di atas yaitu bayi Ny H umur 0 hari

dengan BBLR dengan asfiksia sedang. Diagnosa yang ditegakan mengacu

pada data objektif yang telah ditemukan sebelumnya.

D. Penatalaksanaan

Pada kasus ini, saat dilahirkan bayi tidak dilakukan Inisiasi Menyusu Dini

karena bayi tidak menangis spontan dan warna kulit agak biru sehingga

dilakukan Langkah awal berupa JAIKAL yaitu Jaga kehangatan bayi, Atur

posisi ekstensi, Isap lendir menggunakan suction, keringkan bayi dan

mengganti handuk yang basah dengan disertai merangsang taktil bayi terutama

telapak kaki, atur posisi kembali dan kemudian nilai keadaan bayi berupa

menangis atau masih megap megap kah nafas bayi. Pada saat itu, nilai

APGAR bayi pada 1 menit pertama adalah 5. Tindakan JAIKAL berhasil

dilakukan, hal ini ditandai dengan nilai APGAR bayi pada menit ke 5 adalah

6. Tangis bayi juga sudah kuat, dan warna kulit sudah kemerahan.

Pada bayi Ny. H diberikan suntik neo K 0,5 cc pada jam pertama disertai

memberikan tetes mata sebagai profilaksis yaitu tetes oxytetrasiklin 1 %.

Namun O2 masih terpasang sebagai upaya antisipasi terjadi hipoksia.

Pada bayi Ny. H tidak dilakukan rooming in secara langsung dengan Ny.H

karena dilakukan bayi harus dilakukan observasi terlebih dahulu sampai

keadaan bayi stabil.

29

Page 31: Preskas Bbl Terbaru Gt

31

Pada jam ke-2 bayi sudah mulai stabil, namun masih ditempatkan

debawah pengatur suhu karena mengingat bayi Ny H dilahirkan pada umur

kehamilan 32 minggu dan memiliki berat badan lahir yang kurang dari 2500

gr. Saat visit dokter spesialis anak, beliau menyatakan bahwa keadaan umum

Bayi Ny H baik, namun O2 0,5-1 liter harus terpasang sampai bayi benar-benar

stabil. Bayi boleh dilakukan tes feeding menggunakan ASI/PASI 5 cc apabila

berhasil, pemberian boleh dilanjutkan 10 x 10 cc. Tonus otot bayi saat ini

masih cukup lemah. Dokter menganjurkan untuk melakukan tes laboratorium

darah lengkap.

Untuk tanggal 23 Maret 2012 pukul 08.30 WIB keluarga menginginkan

membawa pulang anaknya walaupun kondisi bayi belum stabil. Namun pada

keseluruhan keadaan umum anak dalam keadaan baik dan memang

memungkinkan dibawapulang tentu saja dengan konseling dari petugas

kesehatan mengenai bayi kurang dari 2500 gr yaitu mengenai jaga kehangatan

bayi misalnya menyediakan box bayi yang dilengkapi dengan lampu

penghangat 60 watt dengan jarak 60 cm. Kemudian beri bayi ASI semau bayi.

Jadi ASI diberikan setiap kali bayi menangis. Selanjutnya mengenai

perawatan talipusat yaitu mengeringkan talipusat setelah mandi kemudian

menutup dengan kasa steril. Dan yang terakhir mengenai menjemur bayi di

pagi hari sekitar pukul 07.00-08.00 selama 15-30 menit agar bayi tidak

kuning. Ibu dan keluarga mengerti tentang penkes dan bersedia

melaksanakannya nanti.

E. Kesenjangan teori dengan lapangan yang ditemui

Pada dasarnya di RSU Dokter Slamet Garut telah mengikuti teori yang

berlaku. Namun memang masih ada beberapa kebiasaan yang masih berlaku

walaupun telah ada teori baru tentang hal tersebut. Misalnya bayi tidak

ditempatkan dalam inkubator namun hanya pada box bayi yang dilengkapi

lampu. Hal ini memang dikarenakan karena keterbatasan inkubator sehingga

bayi-bayi dengan kondisi khusus yang ditempatkan dalam inkubator.

Page 32: Preskas Bbl Terbaru Gt

32

Kemudian untuk perawatan talipusat saat ini sesuai teori baru mengatakan

bahwa talipusat dibiarkan terbuka agar tidak lemabab. Namun di RSU Dokter

Slamet Garut masih menggunakan penutup kasa pada talipusat.

Untuk konseling sebelum bayi pulang bisa ditambahkan dengan konseling

metode kanguru untuk di rumah.

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Data subjektif dari penulis dapat mengambil data klien dan riwayat

kehamilan ibu. Dan dari data objektif dapat melakukan pemeriksaan fisik

sehingga dapat menyimpulkan diagnosa premstur dan asfiksia sedang.

2. Pada kasus ini yang menjadi faktor resiko terjadinya prematur dan asfiksia

sedang yaitu karena bayi dilahirkan dengan kurang masa kehamilan. Yaitu

dengan usia kehamilan 32 minggu. Sehingga diagnosa yang dibuat yaitu

By Ny. H, bayi baru lahir dengan prematur dan asfiksia sedang.

3. Penanganan pada kasus ini berpegang pada SOP (standar operating

prosedur) RSU Dokter Slamet Garut yaitu dengan melakukan JAIKAL

karena asfiksia yang diderita adalah asfiksia sedang dan menempatkan

bayi dalam pengatur suhu karena bayi prematur dan Kurang masa

kehamilan yang mudah terjadi hipotermi.

B. Saran

Page 33: Preskas Bbl Terbaru Gt

33

1. Bagi Mahasiswa

Mahasiswa yang melakukan pengkajian dari mulai data subjektif dan

objektif mampu menentukan analisi data dan melakukan penatalaksanaan

yang tepat pada kasus prematur dan asfiksia sedang.

2. Bagi Lahan Praktik

Dalam pengelolaan Kasus prematur dengan asfiksia sedang diharapkan

seorang petugas mampu melakukan pemeriksaan secara menyeluruh mulai

dari anamnesa, pemeriksaan fisik sampai pemeriksaan penunjang terhadap

kondisi bayi. Karena kasus prematur mempunyai resiko sangat besar

terjadinya komplikasi bagi bayi.

3. Bagi Institusi Pendidikan

Institusi pendidikan dapat menambah materi atau pengetahuan mahasiswa

sebagai calon tenaga kesehatan yang akan meneruskan dalam pengelolaan

kasus-kasus medis terutama masalah prematur dan asfiksia sedang

32