presentation1.pptx

23
REKLAMASI PASANG SURUT Disusun Oleh : AMIR HADY DAULAY NIM. 11.51.13449 JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALANGKARAYA 2013

Upload: hendra-cahyadi

Post on 25-Oct-2015

15 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

REKLAMASI PASANG SURUT

Disusun Oleh :

AMIR HADY DAULAYNIM. 11.51.13449

JURUSAN TEKNIK SIPILFAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALANGKARAYA2013

KARAKTERISTIK DANPENGELOLAAN LAHAN RAWA

LAHAN RAWA LEBAK

Lahan lebak merupakan salah satu sumberdaya lahan yang potensial untuk dikembangkan menjadi kawasan pertanian di Indonesia pada tanaman pangan khusunya padi. Potensi lahan lebak yang berada di Indonesia anatara lain di Sumatra Selatan dan Kalimantan Selatan.

Potensi lahan rawa lebak di seluruh Indonesia mencapai 14 juta hektar, terdiri dari rawa lebak dangkal seluas 4.166.000 ha, lebak tengahan seluas 6.076.000 ha dan lebak dalam seluas 3.039.000 ha (Widjaja Adhi, et al., 1998). Namun demikian pemanfaatannya belum dilakukan secara optimal.

Aral yang dimanfaatkan untuk pertanian (padi) diperkirakan mencapai 6,5 % atau 300.000 hektar. Kendala utama pengembangan rawa lebak meliputi faktor biofisik terutama fluktuasi genangan air, sosial ekonomi dan kelembagaan serta dukungan sarana infrastuktur. Introduksi teknologi usahatani padi lahan lebak adalah salah satu cara untuk meningkatkan produktivitas lahan.

Produktivitas tanaman pangan di daerah rawa yang sudah dibuka tersebut pada saat ini relatif masih rendah jika dibandingkan dengan produktivitas di lahan beririgasi (Sabran et al, 1999).

Menurut Adimihardja et al, (1998) pemanfaatan lahan rawa untuk usaha pertanian hendaknya memperhatikan faktor-faktor fisik dan lingkungan yang dapat menjadi kendala dalam pengembangan usaha pertanian (Faktorfaktor tersebut meliputi: a) lama dan kedalaman genangan air banjir serta kualitas air, b) ketebalan gambut, kandungan hara dan tingkat kematangan gambut, c) kedalaman lapisan pirit serta kemasaman setiap lapisan tanahnya.

Tujuan dan manfaat dengan menerapkan teknologi penataan lahan serta pengelolaan lahan dan komoditas pertanian secara terpadu, lahan lebak dapat dijadikan sebagai salah satu andalan sumber pertumbuhan agribisnis dan pendukung ketahanan pangan nasional. Hal ini ditunjukkan oleh petani lokal yang telah mengembangkan berbagai model usaha pertanian di beberapa lokasi lahan lebak dengan menerapkan teknologi kearifan lokal maupun hasil penelitian.

Pengelompokan dan Karakteristik LahanTipologi Lahan Lebak

Lahan rawa lebak adalah lahan yang pada periode tertentu (minimal satubulan) tergenang air dan rejim airnya dipengaruhi oleh hujan, baik yang turunsetempat maupun di daerah sekitarnya. Berdasarkan tinggi dan lama genangan airnya,lahan rawa lebak dikelompokkan menjadi lebak dangkal, lebak tengahan dan lebakdalam.

Lahan lebak tengahan adalah lahan lebak yangtinggi genangan airnya 50-100 cm selama 3-6 bulan.

Lahan lebak dalam adalah lahanlebak yang tinggi genangan airnya lebih dari 100 cm selama lebih dari 6 bulan(Widyaya Adhi, et al., 2000).

Lahan lebak tengahan adalah lahan lebak yangtinggi genangan airnya 50-100 cm selama 3-6 bulan.

Lahan lebak dalam adalah lahanlebak yang tinggi genangan airnya lebih dari 100 cm selama lebih dari 6 bulan(Widyaya Adhi, et al., 2000).

Lahan lebak dalam letaknya lebih dalam yang pada musim kemarau denganiklim normal umumnya masih tergenang air dan ditumbuhi oleh beragam gulmaterutama jenis Paspalidium, sehingga wilayah ini merupakan reservoir air dan sumberbibit ikan perairan bebas. Lahan ini umumnya jarang digunakan untuk usaha tanaman,kecuali pada areal yang periode tidak tergenang airnya lebih dari 2 bulan atau bila

Jenis Tanah dan KarakteristiknyaJenis tanah yang umum dijumpai di lahan lebak adalah tanah mineral dan gambut. Tanah mineral bisa berasal dari endapan sungai atau bisa berasal dari endapan marin, sedangkan tanah gambut di lapangan bisa berupa lapisan gambut utuh atau lapisan gambut berselang seling dengan lapisan tanah mineral.

Lahan gambut adalah lahan yang memiliki lapisan tanah gambut, yaitu tanahyang terbentuk dari bahan organik atau sisa-sisa pepohonan, yang dapat berupa bahanjenuh air dengan kandungan karbon organik sebanyak 12-18% atau bahan tidak jenuhair dengan kandungan karbon organik sebanyak 20%.

Karakterisasi Wilayah dan Perancangan Model Usaha PertanianKarakterisasi Wilayah Sebagai langkah awal yang merupakan tahapan penting dalam pengembanganlahan lebak, kegiatan identifikasi dan karakterisasi wilayah perlu dilakukan secararinci terhadap kondisi biofisik lahan, sistem usahatani, komoditas potensial,kelembagaan serta sarana dan prasarana penunjang yang ada, sosial ekonomi petanitermasuk persepsi petani dan prospek pemasaran komoditas pertanian.

Metode yang sesuai dengan jenis datadan informasi, antara lain : dengan analisis deskriptif dan kelayakan pengembangan. Secara ringkas kegiatan karakterisasi wilayah untuk pengembangan lahan lebak

Masalah dan kendala pengembangan

Masalah utama pengembangan lahan lebak untuk usaha pertanian adalah kondisi rejim airnya flektuatif dan seringkali sulit diduga,hidrotopografi lahannya beragam dan umumnya belum ditata baik.

Dengan kondisi demikian,maka pengembangan lahan lebak untuk usaha pertanian khususnya tanaman pangan dalam skala luas memerlukan penataa lahan dan jaringan tata air serta penerapan teknologi yang sesuai dengan kondisi wilayahnya agar diperoleh hasil yang optimal

Hal ini terutama menyangkut kepemilikanlahan, keterbatasan tenaga dan modal kerja serta kemampuan petani dalam memahamikarakteristik dan teknologi pengelolaan lahan lebak, penyediaan sarana produksi,prasarana tata air dan perhubungan serta jalan usahatani, pasca panen dan pemasaran hasil pertanian.

Karakterisasi Wilayah dan Perancangan Model Usaha Pertanian

Karakterisasi Wilayah Sebagai langkah awal yang merupakan tahapan penting dalam pengembanganlahan lebak, kegiatan identifikasi dan karakterisasi wilayah perlu dilakukan secararinci terhadap kondisi biofisik lahan, sistem usahatani, komoditas potensial,kelembagaan serta sarana dan prasarana penunjang yang ada, sosial ekonomi petanitermasuk persepsi petani dan prospek pemasaran komoditas pertanian.

Prinsip Dasar Perancangan Model Usaha Pertanian

Secara ringkas, pola pikir atau pendekatan dalam perancangan modelpengembangan lahan lebak spesifik lokasi melalui karakterisasi wilayah

Dari hasil karakterisasi biofisik lahan yang berupa peta jenistanah dan genangan air atau hidro-topografi lahan serta karakteristik tanah dapatditentukan calon lokasi serta perancangan model pengembangan dan area percontohan

Karakterisasi Lahan serta Penataan Lahan dan Tata Air

Karakterisasi lahan dilakukan melalui pemetaan dan pengamatan tanahdengan jalan membuat minipit dan mengebor tanah pada jarak 50-500 m, disesuaikandengan keadaan fisiografi dan penggunaan lahannya.

pada musim kemarau digunakan untuk usaha tanaman pangan atau hortikultura.Apabila tanahnya berupa gambut, jangan ditata sebagai surjan walaupun tergolonglahan lebak dangkal.

Sistem jaringan tata air ini akan lebih baik jika dikombinasikan dengan penggunaanpompa air untuk memanfaatkan sungai yang posisinya tidak terlalu jauh dari kawasanlahan lebak.

Hasil pengamatan pemboran diplot pada peta dasar untuk menyusun peta jenis tanah dan tipe genangan air atau tipe lebak.Skala peta adalah 1:2.500 untuk lokasi area percontohan dan 1:50.000 untuk area pengembangan.

Penataan lahan dan Jaringan Tata Air

Guna mengoptimalkan pengembangan lahan lebak untuk usaha pertanian sekaligus meningkatkan diversifikasi hasil pertanian dan pendapatan,maka dalam jangka panjang perlu dilakukan penataan lahan dan jaringan tata air.

Sedangkan lahan lebak dalam yang karena genangan airnya yang cukup dalam untuk waktu yang lama,hendaknya dibiarkan alami dan digunakan untuk usaha perikanan,tetapi pada musim kemarau digunakan untuk usaha tanaman pangan atau hortikultura.

Penyusunan Model Usaha Tani

Sistem Usahatani Terpadu Adanya keragaman karakteristik biofisik lahan dan sosial ekonomi, makasistem usahatani yang dapat dikembangkan di lahan lebak adalah sistem usahataniterpadu yang berbasis sumberdaya lokal (kondisi lahan dan komoditas yang sesuai)dengan fokus optimalisasi pemanfaatan sumberdaya pertaniannya serta hubungansinergistik antar subsistemnya.

Alternatif pola tanam untuk sawah dan bagian tabukan pada sistem surjan dilahan lebak dangkal adalah padi gogo rancah - padi rancah gogo, padi gogo rancah -padi rancah gogo - palawija/hortikultura dan padi - palawija/ hortikultura.

Pola tanam untuksawah di lahan lebak tengahan adalah padi gogo rancah - bera - padi rancah gogo,padi rancah gogo - palawija dan padi rancah gogo - hortikultura, sedangkan polatanam di 33 lahan lebak dalam yang dilengkapi dengan jaringan tata air dan periodetergenangnya air kurang dari 9 bulan adalah padi - bera, palawija/hortikultura - bera,tumpang sisip jagung + kacang hijau, jagung + sayuran berumur pendek, hortikulturaberjarak tanam lebar + sayuran berumur pendek.

Terima kasih atas

perhatiannya…