presentation budaya kerja syariah

18
TIPE KEPEMIMPINAN DALAM MANAJEMEN YANG ISLAMI DISUSUN OLEH ANGGOTA KELOMPOK 1: W. CITRA DAMAYANTI NURWULAN FIONA PUTRI JANI ANWAR SITI NURLELA ERICK ISLAM DISIPLIN ILMU STIE PASUNDAN 2014-2015

Upload: rizki-ogawa

Post on 23-Jan-2018

246 views

Category:

Spiritual


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Presentation Budaya Kerja Syariah

TIPE KEPEMIMPINAN DALAM MANAJEMEN YANG ISLAMI

DISUSUN OLEH ANGGOTA KELOMPOK 1:

W. CITRA DAMAYANTI

NURWULAN FIONA PUTRI

JANI ANWAR

SITI NURLELA

ERICK

ISLAM DISIPLIN ILMU

STIE PASUNDAN 2014-2015

Page 2: Presentation Budaya Kerja Syariah

BAB IPENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Setiap manusia pada hakikatnya adalah pemimpin, dimana akan diminta

pertanggungjawaban atas kepemimpinanya kelak. Sejak Adam diciptakan sebagai

manusia pertama yang diturunkan ke muka Bumi, Beliau ditugaskan sebagai Khalifah Fil

Ardhi. Sebagaimana tercantum dalam Surat Al Baqarah ayat 30 yang berbunyi

“ Ingatlah Ketika TuhanMU berfirman kepada Malaikat”: Sesungguhnya Aku akan

mengangkat Adam menjadi Khalifah di muka Bumi.

Dari uraian diatas jelaslah bahwa manusia telah dikaruniai sifat dan tugas sebagai seorang

pemimpin. Minimal mampu memimpin dirinya sendiri, Setiap organisasi mempunyai pemimpin

yang secara ideal dipatuhi dan disegani bawahanya. Organisasi tanpa pemimpin akan

berantakan, tidak dapat mencapai suatu tujuan yang telah direncanakan. Oleh karena itu

harus ada seorang pemimpin yang memerintah dan mengarahkan bawahanya untuk

mencapai tujuan kelompok, individu, dan organisasi.

Page 3: Presentation Budaya Kerja Syariah

Batasan Masalah

Membahas mengenai Tipe Kepemimpinan Dalam Manajemen Yang

Islami yang meliputi Penjelasan tentang Kepemimpinan, Tipe

kepemimpinan, Tegas, Paham Visi Misi dan Tujuan Organisasi,

Musyawarah, serta Tentang keterbukaan.

Page 4: Presentation Budaya Kerja Syariah

Bab IIPembahasan

Manusia di amanahi Allah untuk menjadi khalifah Allah (wakil Allah) di muka bumi

yang bertugas merealisasikan misi sucinya sebagai pembawa rahmat bagi alam

semesta. Sekaligus sebagai abdullah (hamba Allah) yang senantiasa patuh dan

terpanggil untuk mengabdikan segenap dedikasinya di jalan Allah seperti firman Allah

yang berbunyi:

”Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikanseorang khalifah di muka bumi." mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah)di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahalkami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman:"Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."(Q.S.al- Baqarah:30).

Page 5: Presentation Budaya Kerja Syariah

Adapun defenisi dari kepemimpinan menurut beberapa ahli adalah sebagai berikut:

George R Terry ( yang dikutip dari Sutarto, 1998:17)

Kepemimpinan adalah hubungan yang ada dalam diri seseorang atau pemimpin,

mempengaruhi orang lain untuk bekerja secara sadar dalam hubungan tugas untuk

mencapai tujuan yang diinginkan

G.L. Feman & E.K.aylor (1950)

Kepemimpinan adalah kemampuan untuk menciptakan kegiatan kelompok mencapai

tujuan organisasi dengan efektifitas maksimum dan kerjasama dari tiap-tiap individu.

C.M. Bundel “ Is Leadership Losing its Improtance ?”

Kepemimpinan seorang seni mendorong/mempengaruhi orang-orang lain untuk

mengerjakan apa yang dikehendaki seseorang pemimpin untuk dikerjakannya.

R.C.Davis “ The Fundamentals of Top Management”

Kepemimpinan sebagai kekuatan dinamika yang pokok yang mendorong memotivasi,

dan mengkoordinasikan organisasi dalam pencapaian tujuan-tujuannya.

Page 6: Presentation Budaya Kerja Syariah

Pandangan Islam tentang Kepemimpinan

Kepemimpinan bukan sesuatu yang istimewa, tetapi tanggung jawab, bukan fasilitas

tetapi pengorbanan, juga bukan untuk berleha-leha tetapi kerja keras. Ia juga bukan

kesewenangan-wenangan bertindak tetapi kewenangan melayani. Kepemimpinan

adalah berbuat dan kepeloporan bertindak.

Imam dan khalifah adalah dua istilah yang digunakan Alquran untuk menunjuk

pemimpinan. Kata imam terambil dari kata ammayaummu, yang berarti menuju,

menumpu dan meneladani. Kata khalifah berakar kata khalafa, yang pada mulanya

berarti “dibelakang” seringkali juga diartikan “pengganti”, karena yang menggantikan

selalu berada di belakang, atau datang sesudah yang digantikannya.

Konsep kepemimpinan dalam Islam, kepemimpinan sebagai sebuah konsep interaksi,

relasi, proses otoritas, kegiatan mempengaruhi, mengarahkan dan mengkoordinasi baik

secara horizontal maupun vertical. Kemudian, dalam teori-teori manajemen, fungsi

pemimpin sebagai perencana dan pengambil keputusan (planning and decision

maker), pengorganisasian (organization). Kepemimpinan dan motivasi (leading and

motivation), pengawasan (controlling) dan lain lain.

Page 7: Presentation Budaya Kerja Syariah

Tipe Tipe Kepemimpinan

1.Tipe Otoriter

Disebut juga tipe kepemimpinan authoritarian. Dalam kepemimpinan ini, pemimpin

bertindak sebagai diktator terhadap anggota kelompoknya. Baginya memimpin adalah

menggerakkan dan memaksa kelompok.

Batasan kekuasaan dari pemimpin otoriter hanya dibatasi oleh undang-undang.

Bawahan hanya bersifat sebagai pembantu, kewajiban bawahan hanyalah mengikuti

dan menjalankan perintah dan tidak boleh membantah atau mengajukan saran.

Mereka harus patuh dan setia kepada pemimpin secara mutlak.

Kelebihannya : Keputusan dapat diambil secara cepat, dan Mudah dilakukan

pengawasan. Sedangkan kelemahannya : Pemimpin yang otoriter tidak menghendaki

rapat atau musyawarah, Inisiatif dan daya pikir anggota sangat dibatasi sehingga tidak

diberikan kesempatan untuk mengeluarkan pendapatnya.

Page 8: Presentation Budaya Kerja Syariah

2. Tipe Laissez-faire (Bahasa Perancis) :“Biarkan mereka sendiri”

Dalam tipe kepemimpinan ini sebenarnya pemimpin tidak memberikan

kepemimpinannya, dia membiarkan bawahannya berbuat sekehendaknya. Pemimpin

akan menggunakan sedikit kekuasaannya untuk melakukan tugas mereka. Dengan

demikian sebagian besar keputusan diambil oleh anak buahnya. Pemimpin semacam

ini sangat tergantung pada bawahannya dalam membuat tujuan tersebut.

Adapun kelebihannya yaitu keputusan berdasarkan keputusan anggota, tidak ada

dominasi dari pemimpin. Sedangkan kelemahannya yaitu pemimpin sama sekali tidak

memberikan kontrol dan koreksi terhadap pekerjaan bawahannya, pembagian tugas

dan kerja sama diserahkan sepenuhnya kepada bawahannya tanpa petunjuk atau

saran- saran dari pemimpin. Dengan demikian mudah terjadi kekacauan dan

bentrokan.

Page 9: Presentation Budaya Kerja Syariah

3. Tipe Demokratis

Pemimpin ikut berbaur di tengah anggota kelompoknya. Hubungan pemimpin dengan

anggota bukan sebagai majikan dengan bawahan, tetapi lebih seperti kakak dengan

saudara-saudaranya. Dalam tindakan dan usaha-usahanya ia selalu berpangkal

kepada kepentingan dan kebutuhan kelompoknya, dan mempertimbangkan

kesanggupan dan kemampuan kelompoknya.

Adapun kelebihannya yaitu Dalam melaksanalan tugasnya, ia mau menerima dan

bahkan mengharapkan pendapat dan saran dari kelompoknya, Ia mempunyai

kepercayaan pula pada anggotanya bahwa mereka mempunyai kesanggupan

bekerja dengan baik dan bertanggung jawab, Ia selalu berusaha membangun

semangat anggota kelompok dalam menjalankan dan mengembangkan daya

kerjanya dengan cara memupuk rasa kekeluargaan dan persatuan.

Di samping itu, ia juga memberi kesempatan kepada anggota kelompoknya agar

mempunyai kecakapan memimpin dengan jalan mendelegasikan sebagian kekuasaan

dan tanggung jawabnya. Sedangkan kelemahannya yaitu Proses pengambilan

keputusan akan memakan waktu yang lebih banyak.

Page 10: Presentation Budaya Kerja Syariah

4. Tipe Pseudo-demokratis

Tipe ini disebut juga semi demokratis atau manipulasi diplomatic. Pemimpin yang bertipe

pseudo-demokratis hanya tampaknya saja bersikap demokratis padahal sebenarnya

dia bersikap otokratis. Misalnya jika ia mempunyai ide-ide, pikiran, atau konsep yang

ingin diterapkan di lembaga Pendidikannya, maka hal tersebut akan dibicarakan dan

dimusyawarahkan dengan bawahannya, tetapi situasi diatur dan diciptakan sedemikian

rupa sehingga pada akhirnya bawahan didesak agar menerima ide atau pikiran

tersebut sebagai keputusan bersama.

Pemimpin ini menganut demokrasi semu dan lebih mengarah kepada kegiatan

pemimpin yang otoriter dalam bentuk yang halus, samar-samar, dan yang mungkin

dilaksanakan tanpa disadari bahwa tindakan itu bukan tindakan pimpinan yang

demokratis.

Page 11: Presentation Budaya Kerja Syariah

5. Tipe Kharismatik

Seorang pemimpin yang kharismatik memiliki karakteristik yang khas yaitu daya tariknya

yang sangat memikat sehingga mampu memperoleh pengikut yang sangat besar dan

para pengikutnya tidak selalu dapat menjelaskan secara konkret mengapa orang

tertentu itu dikagumi. Pengikutnya tidak mempersoalkan nilai yang dianut, sikap, dan

perilaku serta gaya dari si pemimpin

Page 12: Presentation Budaya Kerja Syariah

Tegas Dalam Kepemimpinan Yang Islami

Sikap tegas perlu dimiliki oleh pemimpin terutama dalam bersikap dan dalam

mengambil keputusan, pemimpin harus cepat melihat kebawah, cepat mengambil

keputusan dan cepat bertindak dengan tepat. Ini merupakan sikap seorang pemimpin

yang selalu di idam-idamkan oleh rakyatnya. Tegas bukan berarti otoriter, tetapi tegas

adalah yang benar katakan benar dan yang salah katakan salah serta melaksanakan

aturan hukum yang sesuai dengan aturan Allah SWT dan Rasul-NYA.

Dengan ketegasan pemimpin dapat mengatur bawahannya sehingga dapat

membangun kewibawaan seorang pimpinan tersebut, dan juga pemimpin yang

baik adalah pemimpin yang tegas dalam mengambil sebuah keputusan dan yang

telah melalui proses musyawarah .

Page 13: Presentation Budaya Kerja Syariah

Musyawarah Dalam kepemimpinan Yang Islami.

Musyawarah adalah prinsip pertama dalam kepemimpinan Islam. Qur'an menyatakan

dengan jelas bahwa pemimpin Islam wajib mengadakan musyawarah dengan orang

yang mempunyai pengetahuan atau dengan orang yang dapat memberikan

pandangan yang baik.

Seorang pemimpin yang sukses juga selalu bermusyawarah. Musyawarah dilakukan

dengan orang-orang tertentu untuk membahas persoalan yang berkaitan kebijakan-

kebijakan dan yang bersangkutan dengan kepentingan umum dari perusahaan.

Musyawarah ini ditujukan untuk saling bertukar fikiran dan bertukar pendapat. Islam

menganjurkan untuk membudayakan musyawarah antara sesama orang beriman.

Apabila yang bersangkutan dengan umat harus bermusyawarah tidak boleh jalan

sendiri-sendiri. Seperti firman Allah yang berbunyi:

“Dan (bagi) orang-orang yang menjauhi dosa-dosa besar dan perbuatan- perbuatan

keji, dan apabila mereka marah mereka memberi maaf. Dan (bagi) orang-orang yang

menerima (mematuhi) seruan Tuhannya dan mendirikan shalat, sedang urusan mereka

(diputuskan) dengan musyawarat antara mereka, dan mereka menafkahkan sebagian dari

rezki yang kami berikan kepada mereka” (Asy-Syura’ 37-38).

Page 14: Presentation Budaya Kerja Syariah

Pelaksanaan musyawarah memungkinkan anggota organisasi Islam turut serta dalamproses pembuatan keputusan. Pada saat yang sama musyawarah berfungsi sebagaitempat mengawasi tingkah laku pemimpin jika menyimpang dari tujuan umumkelompok.

Tentu saja pemimpin tidak wajib melakukan musyawarah dalam setiap masalah.Masalah rutin hendaknya ditanggulangi secara berbeda dengan masalah yangmenyangkut pembuatan kebijaksanaan. Apa yang rutin dan apa yang tidak harusdiputuskan dan dirumuskan oleh masing-masing kelompok sesuai dengan ukuran,kebutuhan, sumber daya manusia dan lingkungan yang ada. Pemimpin harus mengikutidan melaksanakan keputusan yang telah diputuskan dalam musyawarah. Dia harusmenghindari dirinya dari memanipulasi bermain kata-kata untuk menonjolkanpendapatnya atau mengungguli keputusan yang dibuat dalam musyawarah.

Secara umum petunjuk berikut dapat membantu untuk menjelaskan lingkup musyawarah:

* Pertama : Urusan-urusan administrasi dan eksekutif diserahkan kepada pemimpin.

* Kedua : Persoalan yang membutuhkan keputusan segera harus ditangani pemimpindan disajikan kepada kelompok untuk ditinjau dalam pertemuan berikutnyaatau langsung melalui telepon.

* Ketiga : Anggota kelompok atau wakil mereka harus mampu memeriksa ulang danmenanyakan tindakan pemimpin secara bebas tanpa rasa segan dan malu.

* Keempat : Kebijaksanaan yang harus diambil, sasaran jangka panjang yang direncana-kan dan keputusan penting yang harus diambil para wakil terpilih diputuskandengan cara musyawarah. Masalah ini tidak boleh diputuskan oleh pemimpinseorang diri

Page 15: Presentation Budaya Kerja Syariah

Paham Visi, Misi & Tujuan Organisasi

Visi merupakan kemampuan untuk melihat apa yang akan terjadi.

Kemampuan untuk berkreasi dan menciptakan apa yang belum ada. Seperti yangdiperintahkan Allah dalam Firman-Nya :

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap dirimemperhatikan apa yang Telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); danbertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamukerjakan”. (Al-Hasyr:18)

Misi adalah pernyataan tentang apa yang harus dikerjakan oleh suatu Organisasi untukmewujudkan Visi. Misi Organisasi adalah tujuan dan alasan mengapa organisasi itu ada.Misi juga akan memberikan arah sekaligus batasan proses pencapaian tujuan.

Tujuan organisasi adalah segala sesuatu yang ingin dicapai oleh suatu perusahaan yangtelah dibuat dan direncanakan agar mendapatkan keuntungan .

Dalam sebuah perusahaan sebagai pimpinan harus paham visi misi & tujuan organisasiperusahaannya karena dengan begitu pimpinan dapat memberikan arahan kepadakaryawannya sesuai dengan visi misi & tujuan organisasi tersebut. Dan karyawan bisamenerapkan visi misi tersebut dengan baik tanpa menyimpang dari pada aturanperusahaan yang telah dibuat.

Page 16: Presentation Budaya Kerja Syariah

Terbuka Dalam Kepemimpinan Yang Islami

Keterbukaan atau transparansi berasal dari kata dasar terbuka dan transparan, yang secara harfiahberarti jernih, tembus cahaya, nyata, jelas, mudah dipahami, tidak keliru, tidak sangsi atau tidak ada

keraguan. Dengan demikian. Arti kata keterbukaan merupakan perwujudan sikap jujur,rendahhati,adil serta mau menerima pendapat dan kritik dari orang lain. Jadi kepemimpinan terbuka itutidak diskriminasi dan sangat transparan,baik masalah intern tidak ada yang ditutupi terhadapsemua pihak bisa menerima pendapat dan aspirasi dari manapun,dan jika pendapat itu bisaditerima dan membangun dapat dipertimbangkan dan di gunakan agar menjadi lebih baik danterbaik lagi.

Salah satu prinsip Islam adalah kebebasan bersuara. Kebebasan bersuara ini adalah platform bagirakyat untuk memberi ide atau kritikan terhadap kerjaan dan pemimpin.Setiap pemimpinmemerlukan dukungan dan partisipasi rakyat banyak. Bagaimanapun kemampuannya ia tak akanbisa melaksanakan tugas-tugasnya tanpa partisipasi orang banyak. Jika orang banyak tersebutbersifat apatis, tak mau tahu, masa bodoh terhadap segala anjuran dan tindakannya, maka halyang demikian merupakan tantangan yang berat. Oleh sebab itulah, seorang pemimpin harusterbuka untuk menerima kritik, asal saja sifat kritik itu sehat dan membangun. Janganlah orang yang

melontarkan kritik tersebut dianggap sebagai lawan yang perlu dibungkam. Bahkan orang yangberani mengungkapkan kritik, menunjukkan kesalahan, kekurangan seorang pemimpin, justru itulahyang merupakan partisipasi sejati.

Page 17: Presentation Budaya Kerja Syariah

BAB IIIPenutup

Kesimpulan

Al-Quran dan Hadits sebagai pedoman hidup umat Islam sudah mengatur sejak awal bagaimanaseharusnya kita memilih dan menjadi seorang pemimpin, kepemimpinan dalam pandangan Al-Quran bukan sekedar kontrak sosial antara sang pemimpin dengan masyarakatnya, tetapimerupakan ikatan perjanjian antara dia dengan Allah swt. Kepemimpinan adalah amanah, titipanAllah swt, bukan sesuatu yang diminta apalagi dikejar dan diperebutkan. Sebab kepemimpinanmelahirkan kekuasaan dan wewenang yang gunanya semata-mata untuk memudahkan dalammenjalankan tanggung jawab melayani rakyat.

Dalam menjalankan kepemimpinan yang islami ada 4 tipe yang harus dimiliki oleh seorang pimpinandalam menjalankan perusahannya diantaranya harus tegas, paham visi misi dan tujuan organisasi ,selalu melakukan musyawarah dalam menentukan sebuah keputusan dan bersikap terbuka. Denganmenjalankan ke 4 tipe tersebut perusahaan akan berjalan dengan baik dan hasilnya sesuai denganapa yang diharapkan.

Dalam proses pengangkatan seseorang sebagai pemimpin terdapat keterlibatan pihak lain selainAllah, yaitu masyarakat. Karena yang memilih pemimpin adalah masyarakat. Konsekuensinyamasyarakat harus mentaati pemimpin mereka, mencintai, menyenangi, atau sekurangnya tidakmembenci. Di lain pihak pemimpin dituntut untuk memahami kehendak dan memperhatikanpenderitaan rakyat. Sebab dalam sejarahnya para rasul tidak diutus kecuali yang mampumemahami bahasa (kehendak) kaumnya serta mengerti (kesusahan) mereka.

Page 18: Presentation Budaya Kerja Syariah

SARAN

Pimpinan / manajer harus lebih terbuka kepada bawahannya begitupun sebaliknya,

karena dengan keterbukaan maka akan tercipta hubungan yang baik antara

pimpinan dengan karyawan.

Dengan adanya hubungan yang baik maka akan menciptakan kecintaan seutuhnya

antara pimpinan dan juga bawahan dan rasa saling memiliki antara perusahaan,

pimpinan dan bawahannya. Dan juga dapat menghindari sebuah kesalah pahaman

diantara keduanya dan menciptakan rasa saling melengkapi kekurangan masing-

masing.

Dengan kecintaan para bawahan diharapkan dapat membantu pimpinan untuk

mencapai model kepemimpinan yang Islami seutuhnya dan lebih sempurna.

Diharapkan dalam menjalankan kepemimpinan yang islami seorang pemimpin bisa

menguasai ke 4 tipe yang sudah dijelaskan sebelumnya dengan demikian perusahaan

dapat berjalan dengan baik sesuai perintah Allah SWT