presentasi tugas akhirdigilib.its.ac.id/public/its-paper-26883-3108100064...tugas akhir bus planning...
TRANSCRIPT
-
PRESENTASI TUGAS AKHIR
-
Dosen Konsultasi:Ir. Wahju Herijanto, MR
ANALISIS TRIP ASSIGNMENT ITERATIVE ALL OR NOTHING UNTUK ALTERNTIF RELOKASI RUANG JALAN
AHMAD YANI SURABAYA
REZA ARFANY
3108 100 064
-
LATAR BELAKANG
Jalan Ahmad Yani
Surabaya
Tinggi nya tingkat pertumbuhan pendudukTinggi nya tingkat pertumbuhan pengguna
kendaraan bermotor Perlu ditunjang dengan fasilitas lalu-lintas
yang memadaiMerupakan salah satu gateway kota surabaya yang
mendapat dampak besar.
Muncul banyak opini maupun rencana pengembangan ruas jalan Ahmad Yani Surabaya
-
SKENARIO PENGEMBANGAN RUAS JALAN
SKENARIO 1
-
SKENARIO PENGEMBANGAN RUAS JALAN
SKENARIO 2
-
SKENARIO PENGEMBANGAN RUAS JALAN
SKENARIO 3
-
SKENARIO PENGEMBANGAN RUAS JALAN
SKENARIO 4
-
SKENARIO PENGEMBANGAN RUAS JALAN
SKENARIO 5
-
PERUMUSAN MASALAH
Bagaimana kondisi kinerja jalan Ahmad Yani yangmeliputi
• volume• travel time• derajat jenuhpada masing ruas di setiap skenario permodelanpengembangan ruas jalan.
Pada tahun berapakah kondisi arus lalu lintas jalanahmad yani akan jenuh pada setiap skenariopengembangan ruas jalan
-
TUJUAN
Menganalisa kinerja jalan jalan Ahmad Yanipada masing-masing skenario permodelanpengembangan ruas jalan.
Mengetahui umur rencana pengembanganruas jalan dengan menganalisa forecasting padamasing-masing skenario permodelan pengembanganruas jalan tersebu.
-
BATASAN MASALAH
Daerah yang ditinjau Perhitungan dilakukan dengan membuat 5 bentuk skenario Peninjauan danpenelitian hanya meliputi pada volume kendaraan, kapasitas jalan, derajatjenuh, travel time, dan forecasting Perhitungan mengacu pada kesesuaian dengan Manual Kapasitas JalanIndonesia. Perencanaan mengacu pada rencana Dinas Perhubungan dan Dinas PU BinaMarga Kota Surabaya Perhitungan penerapan buslane hanya dihitung berdasarkan atas berkurangnyalebar efektif ruas jalan akibat digunakan untuk lajur bus trans Surabaya tersebut. Data primer arus lalu lintas diambil dari pengamatan langsung lapangan yang dilakukan pada peak hour hari efektif kerja. Data sekunder arus lalu lintas diperoleh dari instansi terkait.
-
TINJAUAN PUSTAKA
PERENCANAAN dan PERMODELAN TRANSPORTASI Ofyan Tamin, 2000
PERENCANAAN dan PERMODELAN TRANSPORTASI Ofyan Tamin, 2000
MANUAL KAPASITAS JALAN INDONESIA (MKJI)MANUAL KAPASITAS JALAN INDONESIA (MKJI)
TUGAS AKHIRTUGAS AKHIR
BUS PLANNING and OPERATION IN URBAN AREASG.A GIANNOPOULOS, 1989
BUS PLANNING and OPERATION IN URBAN AREASG.A GIANNOPOULOS, 1989
-
LANGKAH KERJA
-
STEP 1
PENENTUAN ZONADan
LOKASI PENGAMBILAN DATA
-
STEP 1
PENENTUAN ZONADan
LOKASI PENGAMBILAN DATA
-
STEP 1
PENENTUAN ZONADan
LOKASI PENGAMBILAN DATA
-
STEP 1
DATAVOLUME
V
DIMENSI JALAN, MEDIAN,
Red timeTraffict light
Perhitungan kinerja jalan
Data volume tahun 2006, 2008, 2010 V
Perhitungan arus jenuh
V
Setiap segmen, arah, dan waktu
-
STEP 2
PERHITUNGAN KAPASITASKAPASITAS KEPATAN ARUS BEBAS
KEPATAN ARUS BEBAS
V VVV
DERAJAT JENUHDERAJAT JENUH TRAVEL TIMETRAVEL TIME
V
PERHITUNGAN ARUS JENUH
( FORECASTING)
-
STEP 2
CONTOH PERHITUNGANCONTOH PERHITUNGAN
KapasitasC = Co x FCw x FCsp x FCsf x FCcs
= 1650 x 3 x 1 x 0,96 x 1,04= 4942,1 smp/jam
Kecepatan Arus Bebas FV = ( FVo + FVw ) x FFVsf x FFVcs
= ( 57 + 0 ) x 0,94 x 1,03= 55,892 km/jam
TRAVEL TIMETT = L / FV
= 1,659 / 55,892= 1,78 menit
Pagi Ds = 5320,6 / 4942,1 = 1,0766SiangDs = 4228 / 4942,1 = 0,8555SoreDs = 5463,1/ 4942,1 = 1,1054
-
STEP 2
CONTOH PERHITUNGANCONTOH PERHITUNGAN FORECASTINGFORECASTING
y = 569,5x + 4125,R² = 0,168
0,00
2000,00
4000,00
6000,00
8000,00
10000,00
12000,00
14000,00
0 5 10 15
MC
MC
Linear (MC)
-
STEP 2
CONTOH PERHITUNGANCONTOH PERHITUNGAN FORECASTINGFORECASTING
y = 51,12x + 1869,R² = 0,061
0,00
500,00
1000,00
1500,00
2000,00
2500,00
3000,00
0 2 4 6 8 10 12 14
LV
LV
Linear (LV)
-
STEP 2
CONTOH PERHITUNGANCONTOH PERHITUNGAN FORECASTINGFORECASTING
y = 10,91x - 13,91R² = 0,557
0,00
20,00
40,00
60,00
80,00
100,00
120,00
140,00
160,00
0 2 4 6 8 10 12 14
HV
HV
Linear (HV)
-
STEP 2
CONTOH PERHITUNGANCONTOH PERHITUNGAN FORECASTINGFORECASTING
TAHUN
SKENARIO 1
kapasita arteri4942,08
2006 0,833 belum_jenuh2007 0,876 belum_jenuh2008 0,918 belum_jenuh2009 0,960 belum_jenuh2010 1,001 jenuh2011 1,043 jenuh2012 1,085 jenuh
-
STEP 2
3 SEGMEN3 SEGMEN
2 ARAH / SEGMEN
3 WAKTU / ARAH3 WAKTU / ARAH
-
STEP 3
HASIL ANALISIS dan PERHITUNGANHASIL ANALISIS dan PERHITUNGAN
-
STEP 3
HASIL ANALISIS dan PERHITUNGANHASIL ANALISIS dan PERHITUNGAN
-
STEP 3
HASIL ANALISIS dan PERHITUNGANHASIL ANALISIS dan PERHITUNGAN
-
STEP 3
HASIL ANALISIS dan PERHITUNGANHASIL ANALISIS dan PERHITUNGAN
-
STEP 3
HASIL ANALISIS dan PERHITUNGANHASIL ANALISIS dan PERHITUNGAN
-
STEP 3
HASIL ANALISIS dan PERHITUNGANHASIL ANALISIS dan PERHITUNGAN
-
KLASIFIKASI LINK
• Link geser murni (Kelelehan pada link jenis ini didominasioleh geser)
• Link dominan (Kelelehan pada link jenis ini merupakankombinasi antara geser dan lentur )
• Link dominan lentur (Kelelehan pada link jenis ini merupakankombinasi antara geser dan lentur )
•Link lentur murni (Kelelehan pada link jenis ini didominasioleh lentur )
-
ROTASI LINK
e
L
p
p
Sudut rotasi link tidak bolehmelebihi nilai-nilai berikut :
• 0,08 radian untuk link yang panjangnya
VpMp6,1
• 0,02 radian untuk link yang panjangnya
VpMp6,2
• Untuk link yang panjangnya antara
VpMp6,1
VpMp6,2dan
atau kurang
atau lebih
-
JARAK PENGAKU BADAN
-
DIAGRAM ALIR
-
DIMENSI EBF
Elemen Struktur Dimensi PenampangLink WF 200.150.6.9
Balok di luar link WF 200.150.6.9
Bracing WF 125.125.6,5.9
Kolom WF 200.200.8.12
Pengaku (Stiffner) Pelat 10 mm
-
TIPE PANJANG LINK
VpxMpe 6,1
VpMp6,1
VpMp6,2≤ e ≤
VpMp6,2
VpMp5
VpMp5
e ≥
≤ e ≤
Dalam peraturan AISC 2005 dicantumkan ketentuan lebar dan tebal stiffner yaitu :
bf -2tw0,75 tw atau 3/8-inch
-
DESAIN EBF
• Leleh geser yang terjadi :
V = Vp = 0.6 Fy (d - 2tf ) tw M = Mp = Z Fy
Dimana : Vp = Gaya geser plastisFy = Tegangan leleh material bajad = Tinggi penampang balok Tw = Tebal badan penampang
• Leleh lentur yang terjadi :
Dimana :Mp = Momen plastis Z = Modulus penampang arah xFy = Tegangan leleh material baja
-
DESAIN LINK EBF
Vp = 0,6 fy ( d-2tf ) tw= 0,6 . 240 ( 200 – 2x9 ) 6= 157248 N = 15724,8kg
Mp = Zx.. fy= 296.24000= 710400 kg-cm
•Link geser murni = 0,6 m•Link dominan geser = 1 m•Link dominan lentur = 1,5 m•Link lentur murni = 2,5 m
•Link geser murni = 0,6 m•Link dominan geser = 1 m•Link dominan lentur = 1,5 m•Link lentur murni = 2,5 m
-
ANALISA PUSHOVER
COMB 1 1,4 DCOMB 2 1,2 D + 1,6 L + 0,5 HCOMB 3 1,2 D + 1,6 H + 1 LCOMB 4 1,2 D + 1,3 W + 1 L + 0,5 HCOMB 5 1,2 D + 1 E + 1 LCOMB 6 1,2 D – 1 E + 1 LCOMB 7 0,9 D + 1 ECOMB 8 0,9 D – 1 E
-
ANALISA PUSHOVER
-
ANALISA PUSHOVER
-
ANALISA PUSHOVER
Daktilitas = …………….SNI 03-1726-2002
e (m) ∆y ∆m duktilitas
0,6 0,008 0,134 16,00
1 0,013 0,095 7,07
1,5 0,015 0,080 5,23
2,5 0,015 0,075 5,07
Dari hasil perbandingan dapat diketahui tingkat daktilitas pada masing-masing link. Hasil
penabelan tersebut menunjukkan bahwa link yang memiliki faktor daktilitas terbesar yaitu
link dengan panjang 0,6 m.
-
TAHAPAN ABAQUS
Untuk menganalisa struktur dalam ABAQUS terdapat berbagai tahapan. Tahapan tersebut antara lain:
Part Property Assembly Step Interaction Load Mesh Job
-
PEMBEBANAN ABAQUS
D : 913,73 kg/mL : 563 kg/mCombo: 1,2 D + 1,6 L
Beban Merata: Beban merata Qu: 1997,276 kg/m
= 1997,276 x 9,81= 199593,277 N= 0,131 N/mm2
-
ANALISA ABAQUS
050
100150200250300350400
0 0,5 1
Tega
ngan
Regangan
e= 0,6 m
e= 0,6 m 0
100
200
300
400
0 0,05 0,1 0,15
Tega
ngan
Regangan
e = 1,0 m
e = 1,0 m
050
100150200250300350400
0 0,5 1 1,5 2
Tega
ngan
Regangan
e = 2,5 m
e = 2,5 m 0
100
200
300
400
0 0,2 0,4 0,6 0,8
Tega
ngan
Regangan
e=1,5
e=1,5
Link 0,6 m = 0,000227Link 1,0 m = 0,00868Link 1,5 m= 0,0257Link 2,5 m = 0,0286
-
ANALISA ABAQUS
-
ANALISA ABAQUS
-
ANALISA ABAQUS
Dari hasil diagram tegangan regangan diatas maka dapat diketahui bahwa link
paling pendek yaitu geser murni mencapai titik leleh dengan nilai regangan yang
lebih kecil dibanding tipe link yang lain. Dengan demikian link dengan panjang 0,6
m mengalami leleh lebih awal daripada link yang lain. Desain link ini
menunjukkan bahwa link akan mengalami keruntuhan yang lebih awal daripada
elemen EBF yang lain.
-
KESIMPULAN
Setelah dilakukan analisa struktur dengan software ETABS dan ABAQUS maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
• Dari hasil analisa pushover maka diketahui bahwa link dengan panjang 0,6 memiliki nilai daktilitas yang tinggi yaitu 16, sedangkan link dengan panjang 2,5 memiliki daktilitas terkecil yaitu 5,07.
•Dari hasil Abaqus terlihat hasil analisa diagram tegangan regangan. Link dengan panjang 0,6 memiliki tegangan dan regangan yang lebih tinggi dibanding link yang lain.
•Pada proses leleh dan runtuh, elemen EBF akan terkena leleh terlebih dahulu yaitu link. Selanjutnya kolom dan balok.
-
TERIMA KASIH