presentasi swamed review

5
1. Demam Pada Balita= Demam merupakan reaksi normal tubuh yang bermanfaat melawan kuman. Merupakan keadaan dimana suhu meningkat diatas 37 o C. Demam dapat disebabkan oleh infeksi virus, bakteri, maupun parasite. Pada bayi dan anak kecil pengaturan suhu di pusat kalor belum berkembang seluruhnya dan permukaan kulitnya lebih kecil sehingga memiliki suhu rata-rata lebih tinggi dari orang dewasa dan permukaan pendinginannya lebih sedikit. Terapi non farmakologi - Minum ekstra banyak air (utk menstimulir saluran pembuang tubuh yaitu melalui ginjal (kemih), usus (tinja), dan kulit (keringat)), Mengenakan pakaian tipis (mengeluarkan kalor berlebihan). Terapi farmakologi - Obat yang dipilih: Parasetamol sirup dosis 120 mg/5 ml. Untuk anak berusia 1-6 tahun dosisnya 3-4x sehari 1-2 sendok takar. Parasetamol merupakan obat analgesik antipiretik yang paling banyak digunakan karena bersifat aman, jika pada penggunaan dosis yang sesuai. Dipilih sediaan sirup karena pasien adalah anak berusia 4 tahun yang akan kesulitan jika harus menelan obat. Sediaan sirup juga ditambahkan gula yang membuat sediaan obat terasa lebih manis, dan korigen saporis serta odoris. 2. Batuk Untuk Pasien Merokok = Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) adalah penyakit paru kronik yang ditandai oleh hambatan aliran udara di saluran napas yang bersifat progressif nonreversibel atau reversibel parsial. PPOK terdiri dari bronkitis kronik dan emfisema atau gabungan keduanya. Terapi non farmakologi - Menghentikan kebiasaan merokok, Pemberian nutrisi protein, lemak dan karbohidrat yang seimbang, minum air putih yang cukup kalau bisa 8 gelas tiap harinya. Terapi farmakologi - OBH, obat ini berisi ammonium klorida (golongan ekspektoran yaitu merangsang pengeluaran dahak dari saluran napas) dan kandungan

Upload: khoirunnissa-hidayati

Post on 05-Nov-2015

219 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

swamed

TRANSCRIPT

1. Demam Pada Balita= Demam merupakan reaksi normal tubuh yang bermanfaat melawan kuman. Merupakan keadaan dimana suhu meningkat diatas 37oC. Demam dapat disebabkan oleh infeksi virus, bakteri, maupun parasite. Pada bayi dan anak kecil pengaturan suhu di pusat kalor belum berkembang seluruhnya dan permukaan kulitnya lebih kecil sehingga memiliki suhu rata-rata lebih tinggi dari orang dewasa dan permukaan pendinginannya lebih sedikit. Terapi non farmakologi - Minum ekstra banyak air (utk menstimulir saluran pembuang tubuh yaitu melalui ginjal (kemih), usus (tinja), dan kulit (keringat)), Mengenakan pakaian tipis (mengeluarkan kalor berlebihan). Terapi farmakologi - Obat yang dipilih: Parasetamol sirup dosis 120 mg/5 ml. Untuk anak berusia 1-6 tahun dosisnya 3-4x sehari 1-2 sendok takar. Parasetamol merupakan obat analgesik antipiretik yang paling banyak digunakan karena bersifat aman, jika pada penggunaan dosis yang sesuai. Dipilih sediaan sirup karena pasien adalah anak berusia 4 tahun yang akan kesulitan jika harus menelan obat. Sediaan sirup juga ditambahkan gula yang membuat sediaan obat terasa lebih manis, dan korigen saporis serta odoris. 2. Batuk Untuk Pasien Merokok = Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) adalah penyakit paru kronik yang ditandai oleh hambatan aliran udara di saluran napas yang bersifat progressif nonreversibel atau reversibel parsial. PPOK terdiri dari bronkitis kronik dan emfisema atau gabungan keduanya. Terapi non farmakologi - Menghentikan kebiasaan merokok, Pemberian nutrisi protein, lemak dan karbohidrat yang seimbang, minum air putih yang cukup kalau bisa 8 gelas tiap harinya. Terapi farmakologi - OBH, obat ini berisi ammonium klorida (golongan ekspektoran yaitu merangsang pengeluaran dahak dari saluran napas) dan kandungan lainnya, Diminum 1-4x dalam sehari saat perut kosong. Jika frekuensi batuknya sering dan mengganggu aktivitas dapat diminum 4x bu, tetapi jika jarang dapat diminum sekali saja. Untuk sekali minum sebanyak 3 sendok takar yang ukurannya 5 mL. salbutamol (Bronkodilator golongan agonis beta-2, digunakan untuk meredakan sesak nafas), diminum setiap 6 jam. Sekali minum 2 sendok takar (10 mL) saat perut kosong. 3. Diare pada balita - penyakit diare ditandai dengan seseorang yang membuang air besar dalam bentuk cair lebih dari tiga kali dalam sehari biasanya disertai sakit dan kejang perut. tanda dan gejala dari penyakit diare adalah : 1). Pada anak yang mengalami diare tanpa dehidrasi tanda-tandanya adalah : berak cair 1 2 kali sehari, muntah tidak ada, haus tidak ada, masih mau makan dan bermain. 2). Pada anak yang mengalami diare dengan dehidrasi ringan/ sedang tanda-tandanya adalah : berak cair 4 9 kali sehari, kadang muntah 1 2 kali sehari, kadang panas, haus, tidak mau makan, dan badan lemas. 3). Pada anak yang mengalami diare dengan dehidrasi berat tanda-tandanya adalah : berak cair terus-menerus, haus sekali, mata cekung, bibir kering dan bau, tangan dan kaki dingin, sangat lemah, tidak mau makan, tidak mau bermain, tidak kencing 6 jam atau lebih, kadang-kadang kejang dan panas tinggi. Pada kasus anak diatas berumur 8 bulan (termasuk balita), ia mengalami buang air besar 8 kali dalam sehari dan bisa muntah 3 kali dalam sehari. Menurut Depkes RI tahun 2003, ia mengalami diare dengan dehidrasi ringan/ sedang. Terapi non farmakologi - Minum banyak cairan (air, sari buah, sup, bening). Hindari alkohol, kopi / teh, susu (konsumsi teh diperbolehkan asal kadar gulanya tidak terlalu tinggi karena dapat memperparah diare, sedangkan kopi tidak diperbolehkan karena dapat menyerap cairan tubuh dan mengeluarkan cairan). Hindari makan padat. Menjaga kebersihan diri dan lingkungan. Terapi farmakologi- Bila telah terjadi dehidrasi, minumkanlah oralit 50-100 ml (tergantung berat ringannya dehidrasi) per kilogram berat badan dalam 3 jam untuk mengobati dehidrasi dan bila masih mencret oralit terus diberikan seperti di atas, yaitu 10 ml per kilogram berat badan setiap mencret. Untuk anak usia 6 bulan-12 tahun, berikan satu tablet zinc (20 mg)( Pengganti zinc yang hilang dengan demikian sangat diperlukan dalam proses kesembuhan seorang anak dan untuk menjaga kesehatannya, menurunkan tingkat keparahan penyakit) sekali sehari selama sepuluh hari berturut-turut. Hindari penggunaan atapulgit, norit dan sebagainya karena dapat menyebabkan konstipasi pada anak-anak namun oralit terlalu banyak tidak menyebabkan konstipasi. Anak-anak terlalu banyak minum oralit secara sekaligus dapat menyebabkan muntah.

4. Swamedikasi tetes mata - Mata merah, atau conjunctivitis adalah kemerahan dan peradangan dari selaput-selaput (conjuctiva) yang menutupi putih-putih dari mata-mata dan selaput-selaput pada bagian dalam dari kelopak-kelopak mata. Mata merah umumnya terjadi karena pembuluh darah di mata membengkak atau iritasi. Penyakit mata merah (konjungtivitis) pada umumnya dimulai dengan gejala awal mata memerah serta terasa gatal dan bengkak. terapi non farmakologi - Jika mata terkontaminasi, segera basuh dengan air. Terapi farmakologi - Zat Penyempit Pembuluh Darah (vasokontriktor), Tetrahidrozolin merupakan turunan dari imidazolin yang berefek membuat vasokonstriksi atau pengkerutan saluran darah dimata. obat tetes mata, yang mengandung suatu zat penyempit pembuluh darah, dengan efek mengurangi keluhan-keluhan tersebut. 1-2 tetes 2-3x sehari. Pengunaan obat tetes mata ini diberikan cukup jika perlu saja, tidak untuk penggunaan rutin sehari hari. 5. Maag pada dewasa = peningkatan produksi asam lambung sehingga terjadi iritasi lambung. Maag atau sakit lambung memiliki gejala khas berupa rasa nyeri atau pedih pada ulu hati meskipun baru saja selesai makan. Gejala-gejala tersebut antara lain perih atau sakit seperti terbakar pada perut bagian atas yang dapat menjadi lebih baik atau lebih buruk ketika makan (abdominal cramping and pain); mual (Nausea); muntah (vomiting); kehilangan selera (loss of appetite); kembung (Belching or bloating); terasa penuh pada perut bagian atas setelah makan; dan kehilangan berat badan. Penyebab penyakit maag: Makan tidak teratur atau terlambat makan, bakteri Helicobacter Pylori, Perokok aktif, Stress, Kurang istirahat, makanan yang pedas dan asam, Minum-minuman yang mengandung alkohol dan kafein seperti kopi. Terapi non farmakologi - Perubahan pola makan, Makanlah dengan perlahan dan porsi yang lebih kecil, Berhenti merokok. Terapi farmakologi - Antasida bekerja dengan menjaga agar pH intragastric > 4 sehingga akan menggurangi aktivasi pepsinogen menjadi pepsin, suatu enzim proteolitik. Selain itu, antasida menetralkan cairan lambung, setiap kali minum adalah 1- 2 tablet, 3-4 kali sehari (6-8 jam). Antagonis Reseptor H2 efektif untuk menurunkan produksi asam lambung jika digunakan sebelum makan, yaitu famotidine. Caranya adalah dikunyah seperti mengunyah permen lalu ditelan. Digunakan saat kondisi perut kosong, sekitar 1 jam sebelum makan atau 2 jam setelah makan, dalam satu hari maksimal hanya boleh 2 tablet. 6. Demam pada ibu hamil = Penggunaan obat harus disesuaikan dengan tahapan kehamilan karena: 1) Pada tahap pre-embrionik, penggunaan obat dapat menyebabkan kegagalan pembelahan sel. 2) Pada tahap trimester satu, penggunaan obat dapat menyebabkan terjadi abnormalitas kongenital. 3) Pada tahap trimester dua dan tiga, penggunaan obat dapat menyebabkan kecacatan pertumbuhan dan perkembangan organ tertentu. 4) Pada saat sebelum atau selama proses melahirkan, penggunaan obat dapat menyebabkan komplikasi ibu hamil atau komplikasi neonatus. Terapi non faramkologi - Memperbanyak istirahat, Minum banyak cairan seperti, air putih atau air kelapa yang menghindari dari dehidrasi, Hindari minuman makanan yang mengandung kaffein, atau minuman bersoda. Terapi farmakologi parasetamol, Sebagai analgesik dan antipiretik, Dosis dapat diberikan 4-6 jam, maksimal pemberian 5 kali sehari.