presentasi riset.docx

19
POINT 4 C. Teknik Pengumpulan Data Untuk mengumpulkan data sebagai bahan penelitian ada beberapa metode, a. Metode yaitu bersifat non interaktif dan interaktif. Teknik non interaktif meliputi 1. Teknik pustaka, teknik ini adalah biasanya hanya mengkaji tentang dokumen dan arsip tentang hal-hal yang berkaitan dengan penelitian 2. Teknik simak dan catat, merupakan salah satu teknik penyediaan data, teknik simak dengan dasar cakap dan lanjutannya simak bebas libat cakap, rekam, catat Teknik interaktif 1. Wawancara mendalam (in-Depth interviewing), Walliman menyatakan “Interviews, because of their flexibility, are a useful method of obtaining information and opinions from expert during the early stages of the research project”. Pertanyaan-pertanyaan yang diberikan kepada informan bersifat open ended dan mengarah kepada kedalaman informasi. Biasanya teknik ini dilengkapi dengan teknik cakap dengan dasar teknik pancing dan lanjutannya semuka. 2. Diskusi kelompok (Focus Group Discussion) 3. Pengamatan langsung (direct observation) Teknik Wawancara Wawancara merupakan alat rechecking atau pembuktian terhadap informasi atau keterangan yang diperoleh sebelumnya. Teknik wawancara yang digunakan dalam penelitian kualitatif adalah wawancara mendalam. Wawancara mendalam (in-depth interview) adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan atau orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman (guide) wawancara, di mana pewawancara

Upload: alex-airivirklzlx-ian

Post on 03-Dec-2015

219 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

dv

TRANSCRIPT

Page 1: PRESENTASI RISET.docx

POINT 4

C.         Teknik Pengumpulan Data Untuk mengumpulkan data sebagai bahan penelitian ada beberapa metode,

a. Metode yaitu bersifat non interaktif dan interaktif.

Teknik non interaktif meliputi

1. Teknik pustaka, teknik ini adalah biasanya hanya mengkaji tentang dokumen dan arsip tentang hal-hal yang berkaitan dengan penelitian

2. Teknik simak dan catat, merupakan salah satu teknik penyediaan data, teknik simak dengan dasar cakap dan lanjutannya simak bebas libat cakap, rekam, catat

Teknik interaktif

1.      Wawancara mendalam (in-Depth interviewing), Walliman menyatakan “Interviews, because of their flexibility, are a useful method of obtaining information and opinions from expert during the early stages of the research project”. Pertanyaan-pertanyaan yang diberikan kepada informan bersifat open ended dan mengarah kepada kedalaman informasi. Biasanya teknik ini dilengkapi dengan teknik cakap dengan dasar teknik pancing dan lanjutannya semuka.

2.      Diskusi kelompok (Focus Group Discussion)

3.      Pengamatan langsung (direct observation)

Teknik Wawancara  

Wawancara merupakan alat rechecking atau pembuktian terhadap informasi atau

keterangan yang diperoleh sebelumnya. Teknik wawancara yang digunakan dalam penelitian

kualitatif adalah wawancara mendalam. Wawancara mendalam (in-depth interview) adalah

proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil

bertatap muka antara pewawancara dengan informan atau orang yang diwawancarai, dengan

atau tanpa menggunakan pedoman (guide) wawancara, di mana pewawancara dan informan

terlibat dalam kehidupan social yang relatif lama (Sutopo 2006: 72).

Interview adalah usaha mengumpulkan informasi dengan mengajukan sejumlah

pertanyaan secara lisan untuk-dijawab secara lisan pula. Ciri utama dari interview adalah

kontak langsung dengan tatap muka  (face to face relation ship) antara si pencari informasi

(interviewer atau informan hunter) dengan sumber informasi (interviewee) (Sutopo 2006:

74).

Jenis interview meliputi interview bebas, interview terpimpin, dan interview bebas

terpimpin (Sugiyono, 2008: 233). Interview bebas, yaitu pewawancara bebas menanyakan

apa saja, tetapi juga mengingat akan data apa yang dikumpulan. Interview terpimpin, yaitu

Page 2: PRESENTASI RISET.docx

interview yang dilakukan oleh pewawancara dengan membawa sederetan pertanyaan lengkap

dan terperinci. Interview bebas terpimpin, yaitu kombinasi antara interview bebas dan

interview terpimpin.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan seorang peneliti saat mewawancarai responden

adalah intonasi suara, kecepatan berbicara, sensitifitas pertanyaan, kontak mata, dan

kepekaan nonverbal. Dalam mencari informasi, peneliti melakukan dua jenis wawancara,

yaitu autoanamnesa (wawancara yang dilakukan dengan subjek atau responden) dan

aloanamnesa (wawancara dengan keluarga responden) (Sugiyono, 2008: 227). Beberapa tips

saat melakukan wawancara adalah mulai dengan pertanyaan mudah, mulai dengan informasi

fakta, hindari pertanyaan multiple, jangan menanyakan pertanyaan pribadi sebelum building

raport, ulang kembali jawaban untuk klarifikasi, berikan kesan positif, dan kontrol emosi

negatif.

Teknik Observasi

Pengamatan dalam istilah sederhana adalah proses peneliti dalam melihat situasi

penelitian. Teknik ini sangat relevan digunakan dalam penelitian kelas yang meliputi

pengamatan kondisi interaksi pembelajaran, tingkah laku anak dan interaksi anak dan

kelompoknya. Pengamatan dapat dilakukan secara bebas dan terstruktur. Alat yang bisa

digunakan dalam pengamatan adalah lembar pengamatan, ceklist, catatan kejadian dan lain-

lain.

Beberapa informasi yang diperoleh dari hasil observasi adalah ruang (tempat), pelaku,

kegiatan, objek, perbuatan, kejadian atau peristiwa, waktu, perasan. Alasan peneliti

melakukan observasi adalah untuk menyajikan gambaran realistik perilaku atau kejadian,

untuk menjawab pertanyaan, untuk membantu mengerti perilaku manusia, dan untuk evaluasi

yaitu melakukan pengukuran terhadap aspek tertentu melakukan umpan balik terhadap

pengukuran tersebut.

a.       Observasi partisipatif

Metode pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun data penelitian melalui

pengamatan dan pengindraan dimana observer atau peneliti benar-benar terlibat dalam

keseharian responden.

b.      Observasi terus terang atau tersamar

Dalam hal ini, peneliti dalam melakukan pengumpulan data menyatakan terus terang kepada

sumber data, bahwa ia akan melakukan penelitian, sehingga mereka yang diteliti mengetahui

Page 3: PRESENTASI RISET.docx

sejak awal sampai akhir tentang aktivitas si peneliti. Tetapi dalam suatu saat peneliti juga

tidak terus terang atau tersamar dalam observasi, hal ini untuk menghindari kalau suatu data

yang dicari merupakan data yang masih dirahasiakan. Kemungkinan kalau si peneliti

menyatakan terus terang maka peneliti tidak akan diijinkan untuk melakukan penenlitian.

c.       Observasi tak berstruktur

Observasi yang dilakukan tanpa menggunakan guide observasi. Pada observasi ini peneliti

atau pengamat harus mampu mengembangkan daya pengamatannya dalam mengamati suatu

objek.

Manfaat dari observasi ini aantara lain peneliti akan lebih mampu memahami konteks

data dalam keseluruhan situasi sosial, jadi akan dapat diperoleh pandangan yang holistik atau

menyeluruh, dengan observasi akan diperoleh pengalaman langsung, sehingga

memungkinkan peneliti menggunakan pendekatan induktif, jadi tidak dipengaruhi oleh

konsep atau pandangan sebelumnya. Pendekatan induktif ini membuka kemungkinan

penemuan atau  discovery.

 Focus Group Discussion

    Focus Group Discussion (FGD) adalah teknik pengumpulan data yang umumnya

dilakukan pada penelitian kualitatif dengan tujuan menemukan makna sebuah tema menurut

pemahaman sebuah kelompok. Teknik ini digunakan untuk mengungkap permaknaan dari

suatu kelompok berdasarkan hasil diskusi yang terpusat pada suatu permasalahan tertentu.

FGD juga dimaksudkan untuk menghindari permaknaan yang salah dari seorang peneliti

terhadap focus masalah yang sedang diteliti (Sutopo, 2006: 73).

FGD adalah kelompok diskusi bukan wawancara atau obrolan. Ciri khas metode FGD

yang tidak dimiliki oleh metode riset kualitatif lainnya (wawancara mendalam  atau

observasi) adalah interaksi. Tanpa sebuah FGD berubah wujud menjadi kelompok

wawancara terfokus (FGI-Focus Group Interview). Hal ini terjadi apabila moderator

cenderung selalu menkonfirmasi setiap topik satu per satu kepada seluruh peserta FGD.

Semua peserta FGD secara bergilir diminta responnya untuk setiap topik, sehingga tidak

terjadi dinamika kelompok.  Komunikasi hanya berlangsung antara moderator dengan

informan A, informan A ke moderator, lalu moderator ke informan B, informan B ke

moderator, dst. Kondisi idealnya, informan A merespon topik yang dilemparkan moderator,

disambar oleh informan B, disanggah oleh informan C, diklarifikasi oleh informan A,

Page 4: PRESENTASI RISET.docx

didukung oleh informan D, disanggah oleh informan E, dan akhirnya ditengahi oleh

moderator kembali. Diskusi seperti itu sangat interaktif, hidup, dinamis.

Teknik Kuesioner

Angket atau kuesioner merupakan suatu teknik pengumpulan data secara tidak

langsung (peneliti tidak langsung bertanya jawab dengan responden). Instrumen atau alat

pengumpulan datanya juga disebut angket berisi sejumlah pertanyaan-pertanyaan yang harus

dijawab atau direspon oleh responden (Sutopo, 2006: 82). Responden mempunyai kebebasan

untuk memberikan jawaban atau respon sesuai dengan persepsinya.

Kuesioner (angket) merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk

dijawabnya, dimana peneliti tidak langsung bertanya jawab dengan responden (Sutopo, 2006:

87). Karena angket dijawab atau diisi oleh responden dan peneliti tidak selalu bertemu

langsung dengan responden, maka dalam menyusun angket perlu diperhatikan beberapa hal.

Pertama, sebelum butir-butir pertanyaan atau peryataan ada pengantar atau petunjuk

pengisian. Kedua, butir-butir pertanyaan dirumuskan secara jelas menggunakan kata-kata

yang lazim digunakan (popular), kalimat tidak terlalu panjang. Dan ketiga, untuk setiap

pertanyaan atau pernyataan terbuka dan berstruktur disesuaikan kolom untuk menuliskan

jawaban atau respon dari responden secukupnya.

Teknik Dokumen

Kata dokumen berasal dari bahasa latin yaitu docere, yang berati mengajar.

Pengertian dari kata dokumen menurut Louis Gottschalk (1986: 38) seringkali digunakan

para ahli dalam dua pengertian, yaitu pertama, berarti sumber tertulis  bagi informasi sejarah

sebagai kebalikan daripada kesaksian lisan, artefak, peninggalan-peninggalan terlukis, dan

petilasan-petilasan arkeologis. Pengertian kedua, diperuntukan bagi surat-surat resmi dan

surat-surat negara seperti surat perjanjian, undang-undang, hibah, konsesi, dan lainnya. Lebih

lanjut, Gottschalk menyatakan bahwa dokumen (dokumentasi) dalam pengertianya yang lebih

luas berupa setiap proses pembuktian yang didasarkan atas jenis sumber apapun, baik itu

yang berupa tulisan, lisan, gambaran, atau arkeologis.

G.J. Renier, sejarawan terkemuka dari University college Lodon, (1997; 104 )

menjelaskan istilah dokumen dalam tiga pengertian, pertama  dalam arti luas, yaitu yang

meliputi semua sumber, baik sumber tertulis maupun lisan;  kedua dalam arti sempit, yaitu

Page 5: PRESENTASI RISET.docx

yang meliputi semua sumber tertulis saja; ketiga dalam arti spesifik, yaitu hanya yang

meliputi surat-surat resmi dan surat-surat Negara, seperti surat perjanjian, undang-undang

konsesi, hibah dan sebagainya.

Dari berbagai pengertian diatas, maka dapat ditarik benang merahnya bahwa

dokumen merupakan sumber data yang digunakan untuk melengkapi penelitian, baik berupa

sumber tertulis, film,  gambar (foto), dan karya-karya monumental, yang semua itu

menberikan informasi bagi proses penelitian.

Data dalam penelitian kualitatif kebanyakan diperoleh dari sumber manusia atau

human resources, melalui observasi dan  wawancara. Akan tetapi ada pula sumber bukan

manusia, non human resources, diantaranya dokumen, foto dan bahan statistik. Studi

dokumen yang dilakukan oleh para peneliti kualitatif, posisinya dapat dipandang sebagai

“nara sumber” yang dapat menjawab pertanyaan; “Apa tujuan dokumen itu ditulis?; Apa latar

belakangnya?; Apa yang dapat dikatakan dokumen itu kepada peneliti?; Dalam keadaan apa

dokumen itu ditulis?; Untuk siapa?; dan sebagainya.(Nasution, 2003; 86).

Menurut Sugiyono (2008; 83) studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan

metode obsevasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif. Bahkan kredibilitas hasil

penelitian kualitatif ini akan semakin tinggi jika melibatkan / menggunakan studi dokumen

ini dalam metode penelitian kualitatifnya hal senada diungkapkan Bogdan (seperti dikutip

Sugiyono) “ in most tradition of qualitative research, the phrase personal document is used

broadly lo refer to any first person narrative produce by an individual which describes his or

her own actions, experience, and beliefs”.

Ada beberapa keuntungan dari penggunaan studi dokumen dalam penelitian kualitatif,

seperti yang dikemukakan Nasution (2003; 85); a) Bahan dokumenter itu telah ada, telah

tersedia, dan siap pakai; b) penggunaan bahan ini tidak meminta biaya, hanya memerlukan

waktu untuk mempelajarinya; c) banyak yang dapat ditimba pengetahuan dari bahan itu bila

dianalisis dengan cermat, yang berguna bagi penelitian yang dijalankan; d) dapat memberikan

latar belakang yang lebih luas mengenai pokok penelitian; e) dapat dijadikan bahan

triangulasi untuk mengecek kesesuaian data; dan f) merupakan bahan utama dalam penelitian

historis.

Teknik Triangulasi

Page 6: PRESENTASI RISET.docx

Triangulasi merupakan cara pemeriksaan keabsahan data yang paling umum

digunakan. Cara ini dilakukan dengan memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data untuk

pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Dalam kaitan ini Patton (dalam

Sutopo, 2006: 92) menjelaskan teknik triangulasi yang dapat digunakan. Teknik triangulasi

yang dapat digunakan menurut Patton meliputi: a) triangulasi data; b) triangulasi peneliti; c)

triangulasi metodologis; d) triangulasi teoretis. Pada dasarnya triangulasi merupakan teknik

yang didasari pola pikir fenomenologi yang bersifat multi perspektif. Artinya, guna menarik

suatu kesimpulan yang mantap diperlukan berbagai sudut pandang berbeda.

Dalam teknik pengumpulan data, triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan

data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data

yang telah ada. Bila peneliti melakukan pengumpulan data dengan triangulasi, maka

sebenarnya peneliti mengumpulkan data sekaligus menguji kredibilitas data, yaitu mengecek

kredibilitas data dengan berbagai teknik pengumpulan data dan berbagai sumber data.

a. Triangulasi Data

             Teknik triangulasi data dapat disebut juga triangulasi sumber. Cara ini mengarahkan

peneliti agar di dalam mengumpulkan data, ia berusaha menggunakan berbagai sumber yang

ada. Teknik triangulasi model ini dapat digambarkan sebagai berikut:

b. Triangulasi Peneliti

Triangulasi peneliti adalah hasil penelitian baik yang berupa data maupun kesimpulan

mengenai bagian tertentu atau keseluruhannya dapat diuji oleh peneliti lain (Sutopo, 2006:

93). Triangulasi peneliti  dapat dilakukan dengan menyelenggarakan diskusi atau melibatkan

beberapa peneliti yang memiliki pengetahuan yang mencukupi.

c. Triangulasi Metodologis

Teknik triangulasi metode digunakan dengan cara mengumpulkan data sejenis tetapi

menggunakan metode yang berbeda (Patton dalam Sutopo, 2006: 93).

                                                 

d. Triangulasi Teoretis

Page 7: PRESENTASI RISET.docx

Triangulasi jenis ini dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan perspektif lebih dari satu

teori dalam membahas permasalahan yang dikaji (Patton dalam Sutopo, 2006: 98). Oleh

karena itu, dalam melakukan jenis triangulasi ini, peneliti harus memahami teori-teori yang

digunakan dan keterkaitannya dengan permasalahan yang diteliti sehinngga mampu

menghasilkan simpulan yang mantap.

E. Simpulan

Berdasarkan pembahasan di atas, selanjutnya dapat diperoleh kesimpulan tentang

metode-metode pengumpulan data dalam penelitian kualitatif sebagai berikut :

1.      Metode penelitian kualitatif ini berisi tentang bahan prosedur dan strategi yang digunakan

dalam riset, serta keputusan- keputusan yang dibuat tentang desain riset. Dalam penelitian

kualitatif  ini sering disebut metode penelitian naturalistik karena penelitiannya dilakukan

pada kondisi yang alamiah (natural setting) karena data yang terkumpul dan analisisnya lebih

bersifat kualitatif.

2.      Metode pengumpulan data dikelompokan menjadi dua, yaitu metode yang bersifat interaktif

dan non-interaktif. Metode yang bersifat interaktif meliputi teknik wawancara mendalam,

observasi berperan, dan focus group discussion. Sedangkan metode yang bersifat non-

interaktif meliputi teknik kuesioner, mencatat dokumen, dan partisipasi tidak berperan.

Menurut Sugiyono teknik pengumpulan data meliputi observasi, wawancara mendalam,

dokumentasi dan triangulasi atau gabungan.

3.    Tehnik yang digunakan dalam penelitian kualitatif adalah sebagai berikut :

a. Teknik wawancara adalah usaha mengumpulkan informasi dengan mengajukan sejumlah

pertanyaan secara lisan untuk-dijawab secara lisan pula dengan cirri utama berupa kontak

langsung dengan tatap muka (face to face relationship) antara si pencari informasi

(interviewer atau information hunter) dengan sumber informasi (interviewee).

b. Observasi adalah metode pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun data

penelitian melalui pengamatan dan pengindraan. Ada 3 jenis observasi yaitu observasi

partisipatif, observasi terus terang atau tersamar, observasi tak terstruktur

c.  Focus Group Discussion (FGD) adalah teknik pengumpulan data yang umumnya dilakukan

pada penelitian kualitatif dengan tujuan menemukan makna sebuah tema menurut

pemahaman sebuah kelompok.

Page 8: PRESENTASI RISET.docx

d. Kuesioner (angket) merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk

dijawabnya, dimana peneliti tidak langsung bertanya kepada responden.

e. Teknik dokumen merupakan teknik pengumpulan data dengan sumber bukan manusia, non

human resources, diantaranya dokumen, dan bahan statistik.

f. Teknik triangulasi, triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat

menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Ada

beberapa jenis triangulasi antara lain : triangulasi data, triangulasi peneliti, triangulasi

metodologis, triangulasi teoritis.

POINT 3

B. Pendekatan Grounded Theory

Grounded theory dikemukakan oleh Barney Glaser dan Anselm Strauss yang

menyatakan ...the discovery of theory from data which we call Grounded theory...atau dengan

kata lain , teori harus dibangun beralas (grouended) pada data.... Grounded theory merujuk

pada teori yang dibangun secara indektif dari suatu kumpulan data.

Pada penelitian dengan menggunakan strategi ini, peneliti langsung terjun ke

lapangan tanpa membawa rancangan konseptual, teori, dan hipotesis tertentu. Glesser dan

Strauss mengetengahkan dua jenis teori, yaitu teori substantive tertentu, atau empiris, dari

pengamatan bersifat sosiologis, seperti perawatan pasien, pendidikan professional, kenakalan

atau penyimpangan adapt, hubungan ras, atau organisasi/badan penelitian. Sedangkan teori

formal ditemukan dan dibentuk untuk kawasan kategori konseptual teoritik atau untuk bidang

pengamatan sosiologis formal atau konseptual, seperti tanda cacat, tingkah laku yang

menyimpang dari adapt, organisasi formal, sosialisasi, kekuasaan, dan kekuatan sosial, atau

mobilitas sosial.

Page 9: PRESENTASI RISET.docx

            Menurut Schlegel dan Stern, ada tiga elemen dasar dari grounded theory, yang

masing-masing tidak terpisahkan satu dengan yang lain, yaitu (1) konsep; (2) kategori; (3)

proposisi.

1)      Konsep

Dalam grounded theory, teori dibangun dari konsep, bukan langsung dari data itu sendiri.

Sedangkan konsep diperoleh melalui konseptualitas dari data. Tipe konsep yang harus

dirumuskan ada dua ciri pokok, yaitu (1) konsep itu haruslah analitis-telah cukup

digeneralisasikan guna merancang dan menentukan cirri-ciri kesatuan yang kongkrit, tetapi

bukan kesatuan itu sendiri; dan (2) konsep juga harus bisa dirasakan artinya bisa

mengemukakan gambaran penuh arti, ditambah dengan ilustrasi yang tepat, yang

memudahkan orang bisa menangkap referensinya dari segi pengalamannya sendiri.

2)      Kategori

Kategori adalah unsur konseptual dari suatu teori, sedangkan kawasannya adalah aspek atau

unsur suatu kategori. Kategori maupun kawasannya adalah konsep yang ditujukan oleh data

yang pada mulanya menyatakannya, maka kategori dan kawasannya ini akan tetap, jadi tidak

akan berubah atau menjadi lebih jelas ataupun meniadakan.

3)      Proposisi atau Hipotesis

Pada elemen ketiga ini, pada awalnya Glaser dan Strauss (1967) menyebut sebagai hipotesis,

tetapi istilah proposisi tampaknya dianggap paling tepat. Hal ini dikarenakan disadari bahwa

proposisi menunjukkan adanya hubungan konseptual, sedangkan hipotesis lebih menunjuk

pada hubungan terukur.  Dalam grounded theory yang dihasilkan adalah hubungan

konseptual, bukan hubungan terukur sehingga digunakan istilah-istilah proposisi. Hipotesis

dalam penelitian grounded adalah suatu pernyataan ilmiah yang terus dikembangkan.

Walaupun suatu studi pendekatan menekankan arti dari suatu pengalaman untuk sejumlah individu, tujuan pendekatan grounded theory adalah untuk menghasilkan atau menemukan suatu teori yang berhubungan dengan situasi tertentu . Situasi di mana individu saling berhubungan, bertindak, atau terlibat dalam suatu proses sebagai respon terhadap suatu peristiwa. Inti dari pendekatan grounded theory adalah pengembangan suatu teori yang berhubungan erat kepada konteks peristiwa dipelajari

Page 10: PRESENTASI RISET.docx

. Pendekatan Etnografi dan Etnografi Komunikasi

Etnografi adalah uraian dan penafsiran suatu budaya atau sistem kelompok sosial.

Peneliti menguji kelompok tersebut dan mempelajari pola perilaku, kebiasaan, dan cara

hidup. Etnografi merupakan proses dan hasil dari sebuah penelitian. Sebagai proses, etnografi

melibatkan pengamatan yang cukup panjang terhadap suatu kelompok, dimana dalam

pengamatan tersebut peneliti terlibat dalam keseharian hidup responden atau melalui

wawancara satu per satu dengan anggota kelompok tersebut. Peneliti mempelajari arti atau

makna dari setiap perilaku, bahasa, dan interaksi dalam kelompok.

Sedangkan etnografi menurut W Penn Handwerker (2002) dalam Sugito (2010),

menyangkut produk dan proses riset yang terdokumentasi mengenai apa, dan bagaimana

orang-orang mengetahui, merasakan, dan melakukan dengan cara spesifik di dalam sejarah

hidup individu. Etnografi mencakup peristiwa yang berkaitan dengan global dan proses

deskriptif, koperatif dan analisis budaya yang bersifat menjelaskan. Membandingkan dan

memperhatikan variabilitas`budaya antara kelompok sosial yang mendasar tetapi juga

variabilitas budaya antara antarindividu.

Praktik etnografi merupakan pemaknaan, menjelaskan fenomena dan variasi

antarbudaya. Memperhatikan dan menghiraukan variabilitas budaya antarindividu, membuat

kenyataan kenyataan kelompok sosial, keberadaan budaya, dan penempatan tentang batasan

budaya dipolakan pada poin-poin suatu pemahaman dengan teliti untuk menandai budaya

yang utuh (W Penn Handwerker, 2002).

Pemahaman etnografi menjadikan orang mempunyai pengalaman bekerjasama

dengan suatu populasi spesifik yang memberikan isyarat yang sangat penting adalah

perbedaan budaya baru yang berlangsung di sekitar kita. Studi etnografi merupakan salah

satu deskripsi tentang cara masyarakat berpikir, hidup, dan berprilaku.

Schensul dan Lacompte (1999) dalam Sugito (2010), mendefinisikan etnografi

sebagai: 1) suatu pendekatan ke arah pelajaran tentang sosial dan hidup masyarakat

difokuskan pada budaya, institusi, dan sistem pengaturan lain yang ilmiah; 2) investigatif

menggunakan peneliti sebagai alat pengumpul data yang utama; 3) menggunakan metoda

riset kaku dan teknik data-collecting untuk menghindari penyimpangan dan memastikan

ketelitian data; 4) menekankan dan berdasarkan pada perspektif orang di dalam riset yang

Page 11: PRESENTASI RISET.docx

menentukan; 5) induktif, membangun teori lokal untuk menguji dan mengadaptasikannya

untuk penggunaan kedua-duanya di tempat lain.

Menurut Hymes (1974), istilah etnografi komunikasi sendiri menunjukkan cakupan

kajian berlandaskan etnografi dan komunikasi.. Cakupan kajian tidak dapat dipisah-pisahkan,

misalnya hanya mengambil hasil-hasil kajian dari linguistik, psikologi, sosiologi, etnologi,

lalu menghubung-hubungkannya. Fokus kajiannya meneliti secara langsung terhadap

penggunaan bahasa dalam konteks situasi tertentu, sehingga dapat mengamati dengan jelas

pola-pola aktivitas tutur, dan kajiannya diupayakan tidak terlepas (secara terpisah-pisah),

misalnya tentang gramatika (seperti dilakukan oleh linguis), tentang kepribadian (seperti

psikologi), tentang struktur sosial (seperti sosiologi), tentang religi (seperti etnologi), dan

sebagainya. Dalam kaitan dengan landasan itu, seorang peneliti tidak dapat membentuk

bahasa, atau bahkan tutur, sebagai kerangka acuan yang sempit. Peneliti harus mengambil

konteks suatu komunitas (community), atau jaringan orang-orang, lalu meneliti kegiatan

komunikasinya secara menyeluruh, sehingga tiap penggunaan saluran atau kode komunikasi

selalu merupakan bagian dari khasanah komunitas yang diambil oleh para penutur ketika

dibutuhkan.

Interpretivisme dalam penelitian kualitatif

Interpretivisme bukanlah tradisi bersatu dan tegas. Ada banyak bentuk

interpretivisme. Butler (1998) mengidentifikasi beberapa varian yang berbeda seperti

konservatif, konstruktivis, kritis dan dekonstruksionis. Pendekatan dekonstruksionis

tampaknya setara dengan strukturalisme postmodern dan pendekatan ini tidak muncul untuk

menjadi sentral dalam penafsiran informasi sistem tradisi.

Tujuan memahami makna subjektif dari orang dalam domain belajar sangat penting dalam paradigma interpretatif. Ini adalah klaim sentral dalam verstehen sosiologi Max Weber (1978): dalil penafsiran subjektif. Alfred Schutz (1970) membawa sosiologi verstehen lebih lanjut dengan inspirasi dari fenomenologi. Dia mengklaim bahwa ilmu pengetahuan (mengenai kehidupan sosial) adalah karakter orde kedua. Ini harus didasarkan pada makna dan pengetahuan para pelaku dipelajari. "Para konstruksi yang terlibat pengalaman yang masuk akal dari dunia intersubjektif dalam kehidupan sehari-hari ... adalah tingkat pertama konstruksi yang di atasnya konstruksi kedua tingkat ilmu-ilmu sosial harus didirikan" (ibid hal 274). Silverman (1970) menjelaskan perbedaan antara ilmuwan alam dan ilmuwan sosial sebagai bahwa mereka bekerja dengan alam yang berbeda. Dunia alam materi tidak berarti sampai ilmuwan

Page 12: PRESENTASI RISET.docx

CODING TOPIK DAN KATAGORI: (1) Mengembangkan suatu sistem yang terorganisasi. (2) Memberi kode segmen berdasarkan topik. (3) Memberi kode katagori untuk pemaknaan. (4) Menggenarate katagori

POINT 27.2.1 Sebuah Penekanan pada Aturan Umum

7.2.2 Fokus pada Interpretasi dan Makna

7.2.3 Fokus pada Bagaimana Responden Membuat Makna dari Situasinya

7.2.4 Penggunaan Beberapa Taktik

7.2.5 Aspek lain dari Kualitatif Strategi Penelitian

Berdasarkan karakteristik metode yang dikemukakan bogdan dan biklen (1982:27-29) secara operasional minyiratkan bahwa sangat berperannya peneliti dalam implementasinya data yang dikumpulkan cenderung dalam bentuk kata kata lebih menekan proses dari pada hasil , analisis induktif dengan mengungkapkan makna dari keadaan yang diamati , serta mengungkapkan makna sebagai hal yang esensial.

Karakteristik penelitian kualitatif dapat dikemukakan berikut ini.

Penelitian kualitatif bersifat alamiah (naturalistic), yakni latar langsung

sebagai sumber data dan peneliti sebagai instrumen kunci (key

instrument).

Data penelitian kualitatif bersifat deskriptif, yakni data berupa kata-

kata  dan gambar yang diperoleh dari transkripsi wawancara, catatan

lapangan, foto,videotape, dokumen pribadi, dokumen resmi, memo,

dan dokumen-dokumen lainnya.

Di samping hasil, penelitian kualitatif menekankan proses, yakni proses

yang terjadi dan berlangsung pada sumber data (subjek/informan,

objek, dan responden) beserta keseluruhan konteks yang

melingkupinya, di samping data yang dihasilnyannya.

Analisis data penelitian kualitatif cenderung secara induktif untuk

memperoleh abstraksi dari keseluruhan data yang diperoleh.

Penelitian kualitatif menggali makna kehidupan berdasarkan perspektif

partisipan, yakni berdasarkan proses subjek mengkonstruk atau

Page 13: PRESENTASI RISET.docx

menyusun makna dan berdasarkan proses mendeskrispsikan makna

yang disusn subjek.