presentasi pkse

39
KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS II PEKANBARU SEKSI PENGENDALIAN KARANTINA & SURVEILANS EPIDEMIOLOGI

Upload: dwisutiadi

Post on 16-Jan-2016

290 views

Category:

Documents


15 download

DESCRIPTION

mkk

TRANSCRIPT

Page 1: Presentasi PKSE

KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS II

PEKANBARU

SEKSI PENGENDALIAN KARANTINA &

SURVEILANS EPIDEMIOLOGI

Page 2: Presentasi PKSE

1. Karantina adalah pembatasan kegiatan atau pemisahan seseorang yang terpapar penyakit menular sebagaimana ditetapkan dalam peraturan perundang undangan meskipun belum menunjukkan gejala apapun atau sedang berada dalam masa inkubasi, atau pemisahan alat angkut dan barang apapun yang diduga terkontaminasi sumber penyakit atau kontaminan lain untuk mencegah kemungkinan penyebaran ke orang dan/atau barang di sekitarnya.

2. Kekarantinaan kesehatan adalah kegiatan mencegah dan menangkal keluar atau masuknya penyakit dan faktor risiko kesehatan yang berpotensi menimbulkan kedaruratan kesehatan masyarakat.

DEFINISI

Page 3: Presentasi PKSE

SURVEILANS

Page 4: Presentasi PKSE

DEFINISISurveilans adalah Suatu proses pengumpulan, pengolahan, analisis dan interpretasi data kesehatan secara sistematis, terus menerus dan penyebarluasan informasi kepada pihak terkait untuk melakukan tindakan

Page 5: Presentasi PKSE

DEFINISIEpidemiologi adalah Ilmu yang mempelajari, menganalisis, serta berusaha memecahkan berbagai masalah kesehatan pada suatu kelompok populasi tertentu

Page 6: Presentasi PKSE

DEFINISISurveilans Epidemiologi Kegiatan yang dilakukan secara sistematis dan terus menerus terhadap penyakit dan masalah-masalah kesehatan melalui proses pengumpulan data, pengolahan data dan analisa data serta penyebaran informasi kepada penyelenggara program kesehatan agar dapat dilakukan tindakan penanggulangan secara efektif dan efisien

Page 7: Presentasi PKSE

SEJARAH KARANTINA• Quarantine : QUADRAGINTA berarti 40. (semua penderita diisolasi selama 40 hari).

Tindakan KARANTINA pertama kali dilakukan di VENESIA tahun 1348 ⤇menolak kapal & penumpang dari daerah terjangkit yang dicurigai terjangkit penyakit PES.

Pada Kurun waktu 1830 – 1847, WABAH KOLERA melanda EROPA. Atas Inisiatif Ahli Kesehatan di adakan INTERNATIONAL SANITARY CONFERENCE, di kota PARIS dikenal sebagai ISR 1851.

PADA TH 1969 WHO MENGUBAH INTERNATIONAL SANITARY REGULATIONS (ISR) MENJADI : INTERNATIONAL HEALTH REGULATIONS (IHR) / IHR 1969

Tahun 2005 WHO merevisi IHR 1969 menjadi IHR 2005

Page 8: Presentasi PKSE

SEJARAH KARANTINA

Indonesia :

• Pada jaman Belanda penanganan kesehatan di pelabuhan di laksanakan oleh HAVEN ARTS (Dokter Pelabuhan) dibawah HAVEN MASTER (Syahbandar)

• Saat itu di Indonesia hanya ada 2 Haven Arts yaitu di Pulau Rubiah di

Sabang & Pulau Onrust di Teluk Jakarta

• Pada tahun 1949/1950 oleh Pemerintah RI membentuk 5 Pelabuhan

Karantina, yaitu :

1. Pelabuhan Karantina Klas I : Tg. Priok dan Sabang

2. Pelabuhan Karantina Klas II : Surabaya dan Semarang

3. Pelabuhan Karantina Klas III : Cilacap

PERAN RESMI PEMERINTAH RI DLM KES PELABUHAN DIMULAI

Page 9: Presentasi PKSE

SEJARAH KARANTINAKKP :

• Tahun 1970, terbit SK Menkes No.1025/DD /Menkes, ttg pembentukan Dinas Kesehatan Pelabuhan Laut (DKPL) & Dinas Kes Pelabuhan Udara (DKPU). Jumlah : 60 DKPL dan 12 DKPU.

• SK Menkes Nomor 147/Menkes/IV/78, DKPL/DKPU dilebur menjadi KANTOR KESEHATAN PELABUHAN.

Jumlah KKP menjadi : 10 KKP Kelas A dan 34 KKP Kelas B.

• Saat ini jumlah KKP 49 : KKP Kelas I (eselon II B) : 7 KKP KKP Kelas II (eselon III A) : 21 KKP KKP Kelas III (eselon III B) : 20 KKP KKP Kelas IV (eselon IV A) : 1 KKP

Page 10: Presentasi PKSE

KANTOR KESEHATAN PELABUHAN

Tugas Kantor Kesehatan Pelabuhan

UU No 1 Tahun 1962 ttg Karantina Laut dan UU No 2 Tahun 1962 ttg Karantina UdaraCegah dan Tangkal masuk & keluarnya penyakit karantina

IHR (2005)Mencegah, melindungi dan mengendalikan penyebaran penyakit dan Faktor Risiko Kesmas (NUBIKA) lintas negara dengan melakukan tindakan sesuai dengan risiko kesehatan yang dihadapi tanpa pembatasan perjalanan dan perdagangan yang tidak perlu

Permenkes 2348 Th 2011 Jo Permenkes 356 Th 20081. cegah masuk & keluar penyakit;2. pengamanan terhadap penyakit baru dan penyakit yang muncul kembali;3. survailans epidemiologi;4. kekarantinaan;5. pengawasan OMKABA;6. pelayanan kesehatan;7. pengendalian dampak kesling;8. Bioterorism dan unsur NUBIKA;

Page 11: Presentasi PKSE

1. Kekarantinaan;2. pelayanan kesehatan;3. pengendalian risiko lingkungan;4. pengamatan penyakit potensial wabah, baru, & muncul

kembali;5. pengamanan NUBIKA;6. sentra/simpul jejaring SE lintas nasional, regional, dan

internasional;7. fasilitasi dan advokasi kesiapsiagaan dan penanggulangan KLB

dan bencana bidang kesehatan, serta kesehatan matra termasuk penyelenggaraan kesehatan haji dan perpindahan penduduk;

8. fasilitasi, dan advokasi kesehatan kerja;9. pemberian sertifikat Kesehatan (OMKABA) ekspor dan

mengawasi persyaratan dokumen kesehatan OMKABA impor10.pengawasan kesehatan alat angkut dan muatannya;11.pemberian pelayanan kesehatan di PoE;12.jejaring informasi dan teknologi bidang kesehatan13.jejaring kerja dan kemitraan bidang kesehatan;14.kajian kekarantinaan, PRL dan SE;15.pelatihan teknis bidang kesehatan;16.ketatausahaan dan kerumahtanggaan .

FUNGSI KANTOR KESEHATAN PELABUHAN

Page 12: Presentasi PKSE

PINTU MASUK

PELABUHAN

BANDAR UDARA

POS LINTAS BATAS DARAT NEGARA

WILAYAH

KARANTINA RUMAH

KARANTINA WILAYAH

PENYELENGGARA

AN KEKARAN

TINAAN KESEHAT

AN

RUANG LINGKUP KARANTINA KESEHATAN

Page 13: Presentasi PKSE

KEGIATAN KKP KELAS II PEKANBARU

PINTU MASUK :

Kekarantinaan

1. Pemeriksaan dan pengawasan kedatangan kapal dari luar negeri (COP)2. Pemberian izin berlayar (PHQC)3. Pengawasan pemakaian dokumen kesehatan4. Pengesahan dan penerbitan ICV haji di kabupaten/kota

Surveilans

5. Surveilans epdemiologi penyakit di pelabuhan/bandara6. Surveilans kesehatan kapal7. Surveilans pengawasan kesehatan jemaah haji di Kabupaten/Kota8. Surveilans pengawasan kesehatan jemaah haji setelah kepulangan di

Debarkasi9. Surveilans K3 JH Kabupaten/Kota10. Surveilans pengawasan kesehatan Jemaah Umroh (K3JU)

Wilayah :Investigasi/ pengkajian kasus PHEIC dan kekarantinaan

Page 14: Presentasi PKSE

Dokumen Kekarantinaan Kesehatan

Page 15: Presentasi PKSE

MARITIME DECLARATION OF HEALTH (MDH)

Page 16: Presentasi PKSE

LEMBAR BELAKANG MDH

Page 17: Presentasi PKSE

Certificate of Pratique

Page 18: Presentasi PKSE

Sertifikat Sanitasi Kapal

Page 19: Presentasi PKSE

Lembar Belakang SSCEC/SSCC

Page 20: Presentasi PKSE

BUKU KESEHATAN KAPAL

Page 21: Presentasi PKSE

Sertifikat P3K Kapal

Page 22: Presentasi PKSE

PHQC

Page 23: Presentasi PKSE

ICV (Buku Kuning)

Page 24: Presentasi PKSE
Page 25: Presentasi PKSE
Page 26: Presentasi PKSE

Flow ChartPelayanan Kekarantinaan Kesehatan

Page 27: Presentasi PKSE

PENGAWASAN KAPAL DALAM KARANTINA

(Penerbitan CoP)

SANDAR DI KADE/ DERMAGA

PERMOHONAN OWNER / NAHKODA MELALUI AGENT KAPAL

KA. KKP

ANALISIS PERMOHONAN & INFORMATION SHIPS

FROM THE MASTERINFORMATION SHIPS FROM THE MASTER

“RISK”

KAPAL DARI PELABUHAN DALAM NEGERI TERJANGKIT

KAPAL DARI PELABUHAN LUAR NEGERI SEHAT DAN

ATAU TERJANGKIT

KAPAL DARI PELABUHAN LUAR NEGERI TERJANGKIT

KAPAL DARI PELABUHAN LUAR NEGERI SEHAT

ANGKER DI ZONA QUARANTINE

TINDAKAN

TERBIT CERTIFICATE OF PRATIQUE RESTRICTED PRATIQUE

TERBIT CERTIFICATE OF PRATIQUE FREE PRATIQUE

ADA MASALAH TIDAK ADA MASALAH

PEMERIKSAAN :DOKUMEN, FAKTOR RISIKO,

KESEHATAN PELAKU PERJALANAN, OBAT DAN

ALAT KESEHATAN

INFORMATION SHIPS FROM THE MASTER

“NO RISK”

BAYAR PNBP BAYAR PNBP

BAYAR PNBP

Page 28: Presentasi PKSE

FLOW CHARTPENERBITAN SSCEC/SSCC/OME-SSCEC/Sailing Permite

TINDAKAN PENYEHATAN

KA. KKP

PERMOHONAN OWNER / NAHKODA MELALUI AGENT KAPAL

PEMERIKSAAN

TERBIT SSCC

TERBIT SSCEC

KKP belum mampu dan atau Tidak dimungkinkan dilakukan tindakan penyehatan

Kapal/alat angkut tujuan Pelabuhan Luar Negeri

Kapal/alat angkut Tujuan Pelabuhan dalam negeri

TERBIT OME-SSCEC

TERBIT SAILING PERMITE

TINGKAT RISIKO RENDAH

TINGKAT RISIKO TINGGI

KAPAL DOKING

BAYAR PNBP

BAYAR PNBP

BAYAR PNBP

Page 29: Presentasi PKSE

FLOW CHARTPENERBITAN BUKU KESEHATAN KAPAL

KA. KKP

PERMOHONAN OWNER / NAHKODA MELALUI AGENT KAPAL

PEMERIKSAANDOKUMEN

SURAT PERNYATAAN

KAPAL BARU/GANTI NAMAHILANGLEMBARAN HABIS

ADA TIDAK ADA

TERBIT BUKU KESEHATAN KAPAL

PENGGANTIAN

BAYAR PNBP

Page 30: Presentasi PKSE

FLOW CHARTPENERBITAN PORT HEALTH QUARANTINE CLEARANCE (PHQC)

PEMERIKSAAN DOKUMEN

PERMOHONAN OWNER / NAHKODA MELALUI AGENT KAPAL

KA. KKP

DOKUMEN BERLAKU TETAPI TDK LENGKAP

DOKUMEN LENGKAP TETAPI

TIDAK BERLAKU

DOKUMEN LENGKAP DAN

BERLAKU

TERBIT PHQC

BAYAR PNBP

MELENGKAPI DOKUMEN

TIDAK ADA FAKTOR RISIKO ADA FAKTOR RISIKO

TINDAKAN

Page 31: Presentasi PKSE

FLOW CHARTPENERBITAN SERTIFIKAT P3K KAPAL

PEMERIKSAAN OBAT DAN ALAT

KESEHATAN

PERMOHONAN OWNER / NAHKODA MELALUI AGEN PELAYARAN

KA. KKP

TIDAK LENGKAP DAN DOKUMEN TIDAK BERLAKU

LENGKAP DAN

DOKUMEN BERLAKU

TERBIT SERTIFIKAT P3K

KAPAL

BAYAR PNBP

MELENGKAPI SESUAI

STANDAR

Page 32: Presentasi PKSE

FLOW CHARTPENERBITAN HEALTH ALERT NOTICE (HAN/HAC)

Kapal Datang

Dari negara PHEIC dan atau Ada Kasus PHEIC

Pengamatan Penumpang

YaTidak

Penumpang Dicurigai Penumpang Tidak Dicurigai

Pemeriksaan Klinis

Diberikan HANDiizinkan

melanjutkan perjalanan

Laporan Ke

Ditjen PP & PL

SehatDirujuk RS

(Isolasi)

SuspekKarantina

(2X masa inkubasi terpanjang)

Tidak Suspek

Page 33: Presentasi PKSE

Pengertian

Page 34: Presentasi PKSE

Pengertian(RUU Kekarantinaan Kesehatan)

1. Kekarantinaan kesehatan adalah kegiatan mencegah dan menangkal keluar atau masuknya penyakit dan/atau faktor risiko kesehatan yang berpotensi menimbulkan kedaruratan kesehatan masyarakat.

2. Karantina adalah pembatasan kegiatan dan/atau pemisahan seseorang yang terpapar penyakit menular sebagaimana ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan meskipun belum menunjukkan gejala apapun atau sedang berada dalam masa inkubasi, dan pemisahan peti kemas, alat angkut, atau barang apapun yang diduga terkontaminasi dari orang dan/atau barang yang mengandung penyebab penyakit atau kontaminan lain untuk mencegah kemungkinan penyebaran ke orang dan/atau barang di sekitarnya.

Page 35: Presentasi PKSE

Pengertian(RUU Kekarantinaan Kesehatan)

3. Kekarantinaan Kesehatan di Pintu Masuk dan di wilayah dilakukan melalui kegiatan surveilans epidemiologi penyakit dan Faktor Risiko Kesehatan Masyarakat terhadap alat angkut, orang, barang, dan/atau lingkungan, serta respon terhadap Kedaruratan Kesehatan Masyarakat dalam bentuk tindakan Kekarantinaan Kesehatan

4. Tindakan kekarantinaan kesehatan berupa: a. karantina, isolasi, pemberian vaksinasi/profilaksis, rujukan,

disinfeksi, dan/atau dekontaminasi terhadap orang sesuai indikasi;

b. Pembatasan Sosial Berskala Besar;c. disinfeksi, dekontaminasi, disinseksi, dan/atau deratisasi

terhadap alat angkut dan barang; dan/ataud. penyehatan, pengamanan, dan pengendalian terhadap

media lingkungan.

Page 36: Presentasi PKSE

Pengertian(RUU Kekarantinaan Kesehatan)

3. Dalam karantina adalah keadaan alat angkut, orang, dan barang yang berada di suatu tempat atau zona untuk dapat menyelenggarakan kekarantinaan kesehatan.

4. Zona karantina adalah area atau tempat tertentu di pelabuhan untuk dapat menyelenggarakan kekarantinaan kesehatan.

5. Kedaruratan kesehatan masyarakat yang selanjutnya disingkat KKM adalah kejadian kesehatan masyarakat yang bersifat luar biasa dengan ditandai penyebaran penyakit menular dan/atau kejadian yang disebabkan oleh radiasi nuklir, pencemaran biologi, dan kontaminasi kimia (NUBIKA), dan pangan yang menimbulkan bahaya kesehatan dan berpotensi menyebar lintas wilayah atau lintas negara.

Page 37: Presentasi PKSE

Pengertian (RUU Kekarantinaan Kesehatan) 6. Pengawasan kekarantinaan kesehatan adalah kegiatan

pemeriksaan dokumen karantina kesehatan dan faktor risiko kesehatan masyarakat terhadap kedatangan alat angkut, orang beserta barang bawaan/muatan oleh pejabat karantina kesehatan.Zona karantina adalah area atau tempat tertentu di pelabuhan untuk dapat menyelenggarakan kekarantinaan kesehatan.

7. Affected (terpapar/terjangkit) adalah orang, bagasi, kargo, petikemas, alat angkut, barang, paket pos, atau jenazah manusia yang terinfeksi atau terkontaminasi atau pembawa sumber infeksi atau kontaminasi, yang merupakan risiko bagi kesehatan masyarakat (IHR 2005);

8. Affected area (daerah terpapar/terjangkit) adalah lokasi di mana telah direkomendasikan berbagai tindakan oleh WHO sesuai dengan IHR ini (IHR 2005);

Page 38: Presentasi PKSE

Pengertian(IHR (2005))

9. Decontamination (dekontaminasi) adalah prosedur untuk menghilangkan kuman penyakit atau bahan beracun pada permukaan tubuh manusia atau hewan atau pada suatu produk yang akan dikonsumsi atau pada benda mati lainnya, termasuk alat angkut, yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan masyarakat;

10. Deratting (hapus tikus) adalah prosedur untuk memberantas atau membunuh binatang mengerat/tikus yang terdapat didalam bagasi, kargo, petikemas, alat angkut, ruangan, barang dan paket pos di pelabuhan masuk;

11. Disinfection (hapus hama) adalah prosedur untuk menghilangkan kuman penyakit pada permukaan tubuh manusia atau hewan, pada bagasi, kargo, petikemas, alat angkut, barang dan paket pos, dengan menggunakan bahan kimia atau bahan fisika;

12. Disinsection (hapus serangga) adalah prosedur untuk mengendalikan atau membunuh serangga yang membawa penyakit pada manusia, yang terdapat dalam bagasi, kargo, petikemas, alat angkut, barang dan paket pos;

13. Event (Kejadian) adalah manifestasi dari penyakit atau suatu keadaan yang berpotensi menimbulkan penyakit;

Page 39: Presentasi PKSE

Pengertian (IHR (2005))

14.Health measure (tindakan penyehatan) adalah prosedur yang dilakukan untuk mencegah penyebaran penyakit atau kontaminasi; prosedur ini tidak mencakup tidak termasuk penegakan hukum dan menjaga keamanan;

15.Isolation (isolasi) adalah pemisahan orang sakit atau orang yang terkontaminasi kuman penyakit. Atau pemisahan bagasi, peti kemas, alat angkut, barang, atau paket pos yang terpapar kuman penyakit dari orang/barang lainnya sedemikian rupa untuk mencegah penyebaran penyakit atau kontaminasi;

16.Suspect (tersangka) adalah orang, bagasi, kargo, petikemas, alat angkut, barang, atau paket pos yang dianggap telah terpapar atau mungkin terpapar suatu faktor risiko yang dapat menjadi sumber penularan penyakit;