presentasi perencanaan pesisir

21
PERENCANAAN BATAS WILAYAH LAUT DAN DARAT DALAM KONTEKS OTONOMI DAERAH OLEH EDY SOPYAN UNIVERSITAS MULAWARMAN 2013

Upload: edy-sopyan

Post on 25-Nov-2015

45 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

  • PERENCANAAN BATAS WILAYAH LAUT DAN DARAT DALAM KONTEKS OTONOMI DAERAH

    OLEHEDY SOPYANUNIVERSITAS MULAWARMAN2013

  • PENGERTIAN

  • PENGERTIAN PERENCANAANPerencanaan merupakan upaya sadar yang sistematis untuk mengatasi permasalahan agar mampu mencapai tujuan di masa mendatang

    Dimensi perencanaan : -fisik (physical planning)-ekonomi (economic planning)-sosial (social planning)-politis (political planning)-partisipatif (participative or consensus planning)-dinamis (dynamic planning)

    Perencanaan adalah sebuah Proses dinamis/iteratif

  • PENGERTIAN PENATAAN RUANGPenataan ruang adalah proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruangRencana tata ruang adalah hasil perencanaan tata ruangTata ruang adalah wujud struktural dan pola pemanfaatan ruang baik direncanakan maupun tidak

    Apabila disajikan dalam bentuk peta maka dibedakan dalam boundary atau batas wilayah pemanfaatan

  • PENGERTIAN BATAS WILAYAH LAUT DAN DARATKUBI - tanah datar berpasir di pantai atau daerah antara garis pantai waktu (air) laut surut dan pantai waktu (air) laut pasang

    Merupakan interface antara laut dan darat yang saling mempengaruhi dan saling dipengaruhiBukan merupakan sesuatu hal yang mutlak, tetapi merupakan a gradual transitional region atau a constantly moving regionMemiliki sifat dinamis dalam dimensi ruang dan waktuMemiliki keunikan dalam hal vertical zoning yang dapat dimanfaatkan secara kolektif oleh stakeholders (misal ruang laut permukaan, ruang laut dalam, dan ruang dasar laut)Merupakan common pool resources Dapat diidentikkan dengan wilayah pesisir atau coastal zone

  • KARAKTERISTIK WILAYAH PESISIRTerdiri dari habitat dan ekosistem yang menyediakan barang dan jasa (goods and services) bagi komunitas pesisir dan pemanfaat lainnya (beneficiaries)Adanya kompetisi antara berbagai kepentingan Sebagai backbone dari kegiatan ekonomi nasionalMerupakan wilayah strategis, didasarkan atas fakta : Garis pantai Indonesia 81.000 km pada 17.508 pulau (terbanyak di dunia)Penyebaran penduduk terbesar (cikal bakal urbanisasi)Potensi sumber daya kelautan yang kaya (biodiversity, pertambangan, perikanan, pariwisata, infrastruktur, dsb)Sumber daya masa depan (future resources) akibat ketersediaan wilayah darat yang semakin terbatas Wilayah hankam (perbatasan)

  • ISU DAN PERMASALAHAN PERENCANAAN WILAYAH PESISIR

  • ISU PERENCANAAN WILAYAH PESISIRAntar wilayah otonom yang saling berbatasan Antar sektor (pertambangan, pariwisata, permukiman, infrastruktur, perikanan, dsb)Antara private dengan public domainAntara pembangunan ekonomi (development forces) dengan lingkungan (conservation forces)Antara daerah hulu (upstream) dan daerah hilir (downstream)Antara urban culture dengan local cultureAntara visi dan misi Pusat dengan Daerah

    Terjadinya konflik kepentingan dalam pemanfaatan ruang :

  • FILOSOFI PERENCANAAN RUANG WILAYAH PESISIR

  • FILOSOFI PERENCANAAN RUANG WILAYAHMewujudkan keterpaduan dalam penggunaan sumber daya dengan memperhatikan sumber daya manusiaMeningkatkan pemanfaatan sumber daya secara berdaya guna, berhasil guna, dan tepat guna untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusiaMewujudkan perlindungan fungsi ruang dan mencegah serta menanggulangi dampak negatif terhadap lingkunganMewujudkan keseimbangan kepentingan, kesejahteraan, dan keamanan

    Merupakan tahapan proses pembangunan untuk mensejah-terakan masyarakat melalui upaya (Pasal 3 butir c UU No.24/92) :

  • TUJUAN PERENCANAAN RUANG WILAYAH PESISIRMenjaga fungsi dan kualitas lingkungan pesisir (untuk komersial, rekreasi, sumber pangan, serta sumber daya lainnya)Menjaga keaneka ragaman spesies (biodiversity) agar tetap lestari (sustainable)Melindungi area-area yang sensitif secara ekologis (area abrasi/ pengikisan)Mengkonservasi proses ekologis yang penting (misal pencegahan kekeruhan) Memelihara kualitas air melalui perwujudan konsep keterpaduan pengembangan wilayah hulu dan hilir (integrated upstream and downstream water management)Menkonservasi habitat tertentu (terutama mangrove dan coral reef)Untuk kesejahteraan masyarakat (lokal)

  • PENETAPAN BATAS WILAYAH PESISIR DALAM ERA OTONOMI DAERAH

  • BATAS WILAYAH PESISIR - POLITIS (POLICY ORIENTED DEFINITIONS)Pada policy level, batas didefinisikan atas 4 (empat) cara : 1. Pengertian Batas Tetap (fixed distance definitions)Merupakan interface darat dan air yang diukur dari HWM, berciri administratif (governmental jurisdiction)2.Pengertian Batas Variabel (variable distance definitions)Variabel ditentukan oleh (a) physical features (landward limit of dunes, seaward limit of submarine platforms) ; (b) biological features (vegetasi dan karang), dan (c) batas administratif (batas kota terdekat dengan garis pantai)3. Bergantung pemanfaatan (definition according to use)(a) area administratif pengelola pesisir, (b) area ekosistem, (c) area sumber daya alam mineral, oil fields, perikanan, dsb.

    4.Pengertian gabungan (hybrid definitions)

  • PENETAPAN BATAS WILAYAH PESISIRMendorong mekanisme keterbukaan dan akuntabilitas dalam pengelolaan wilayah (transparency and accountability)Menjamin pemanfaatan sumber daya wilayah pesisir secara berkelanjutan (sustainability)Meminimalkan konflik pemanfaatan ruang wilayah pesisir (conflict minimization)Menjamin adanya kepastian hukum bagi pengelolaan wilayah pesisir yang sifatnya politis-administratif (Kabupaten hingga batas 4 mil dan Propinsi hingga batas 12 mil dari garis pantai tertinggi/high water mark)

    Mutlak diperlukan, karena :

  • PENETAPAN BATAS WILAYAH PESISIRPemetaan seluruh potensi laut dan tingkat pemanfaatannya (untuk mengetahui lokasi, besaran, dan potensi yang masih dapat dimanfaatkan pada masa yang akan datang)Pemetaan terhadap ketentuan-ketentuan yang berlaku saat ini (current regulation mapping)Kesepakatan atas regulatory framework oleh seluruh stakeholders pembangunan di wilayah pesisir Sistem kelembagaan di daerah (institutional arrangement)Sistem pengawasan (monitoring system) untuk pengendalian pemanfaatan ruangKetersediaan teknologi yang layak dan realistisDiselenggarakan dengan memperhatikan aspek-aspek : Agar penetapannya bisa minimasi konflik, sustainabel, transparan dan akuntabel maka perlu upaya terpadu dalam pengelolaan wilayah pesisir

  • PENGELOLAAN WILAYAH PESISIR TERPADU DALAM ERA OTONOMI DAERAH ( INTEGRATED COASTAL MANAGEMENT )

  • PENGERTIAN PENGELOLAAN WILAYAH PESISIR TERPADUCicin-Sain & Knecht (1998), Integrated Coastal Management is a continuous and dynamic process by which decisions are made for the sustainable use, development, and protection of coastal and marine areas and resources.Merupakan proses yang mempertimbangkan karakteristik khas wilayah pesisir (berikut sumber daya potensialnya) dan kebutuhan untuk mengkonservasikan potensi tersebut untuk kepentingan saat ini dan masa datang bagi sustainabilitas ekosistem dan kesejahteraan masyarakat (lokal).

  • TUJUAN PENGELOLAAN WILayah PESISIR TERPADU (multi purpose)Untuk mensejahterakan masyarakat melalui upaya:Mewujudkan pembangunan berkelanjutan pada wilayah pesisir yang mengacu pada kearifan sosial-budaya lokalMengurangi kerentanan (vulnerability) dari wilayah pesisir dan pemukimnya (inhabitants) dari ancaman alam (natural hazards)Mempertahankan proses ekologis esensial, sistem pendukung kehidupan, dan keaneka-ragaman hayati pada wilayah pesisir

  • KONSEP KETERPADUAN PENGELOLAAN WIL. PESISIRKeterpaduan Lintas Sektor (intersectoral integration)multi-use, multi-purpose, vertical-horizontal zoning, sinergy Keterpaduan Keilmuan (science-management integration)natural sciences, social sciences, and engineeringKeterpaduan Lintas Wilayah Otonom (intergovernmental integration)co-ordination, role-sharing, mutual benefit, institutional mechanismKeterpaduan Lintas Negara (international integration) over fishing, transboundary pollution, maritime boundaries etcKeterpaduan Ruang (spatial integration)regional development, urban-rural linkages, upstream-downstreamKeterpaduan Stakeholdersbottom-up, participatory, consensus and commitment building

  • KESIMPULANPerencanaan batas wilayah laut dan darat (pesisir) merupakan isu yang kompleks, sehingga membutuhkan pendekatan perencanaan yang menyeluruh (hulu-hilir), sistemik, dan berkesinambunganPerencanaan batas wilayah laut dan darat (pesisir) perlu diawali dengan penetapan batas wilayah itu sendiri, sehingga terdapat kepastian hukum dan mekanisme akuntabilitas yang jelasPeran stakeholders (terutama masyarakat) dalam perencanaan batas wilayah laut dan darat (pesisir) perlu lebih ditingkatkan, sehingga konsensus dan komitmen pada tingkat masyarakat (sebagai penerima manfaat terbesar) dari potensi sumber daya pesisir dapat dicapai dan dapat dilaksanakan.

  • SELESAI