presentasi kasus anestesi
DESCRIPTION
presentasi kasus anestesiTRANSCRIPT
Presentasi Kasus Anestesiologi
Disusun oleh:
Edo Johanes Sihombing
07120070041
Hanna Honoris 07120070056
Cynthia Sabrina 07120080012
Audrey Budiono 07120080088
Pembimbing : dr. Sonny Trisnadi, SpAn
Identitas Pasien• Istri • Nama : Ny. U• Umur : 33 tahun • Agama : Islam• Pendidikan : D3• Suku : Jawa• Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga• Alamat : Asrama Polsek Pasar Minggu • Tanggal masuk : 21 Januari 2012
• Suami • Nama : Tn. R• Umur : 36 tahun• Agama : Islam• Pendidikan : Polri• Suku : Jawa• Pekerjaan : Polisi• Alamat : Asrama Polsek Pasar Minggu
Anamnesa
• Keluhan Utama : Mulas sejak 4 jam SMRS.• Keluhan Tambahan : Keluar darah beserta
lendir dari kemaluan sejak ± 1 jam SMRS
• Pasien datang dengan keluhan mules sejak 4 jam SMRS, mules muncul setiap jam sekali dan semakin lama semakin sering dan kuat. Pasien juga mengeluhkan keluar darah dari kemaluan, disertai lendir, dalam jumlah sedikit sejak ± 1 jam SMRS. Pasien menyangkal adanya riwayat benturan atau trauma pada perut, dan adanya gumpalan yang keluar dari kemaluan.
Riwayat Penyakit Dahulu• Riwayat tekanan darah tinggi saat kehamilan
disangkal• Riwayat penyakit kencing manis disangkal • Riwayat alergi disangkal • Riwayat asma disangkal • Riwayat keputihan (+)• Riwayat penyakit jantung disangkal• Riwayat penyakit paru disangkal• Riwayat penyakit infeksi saluran kemih disangkal
Riwayat Penyakit Keluarga
• Riwayat darah tinggi pada keluarga disangkal• Riwayat kencing manis pada keluarga
disangkal• Riwayat asma pada keluarga disangkal• Riwayat alergi pada keluarga disangkal
• Riwayat operasi sebelumnya disangkal • Pasien tidak pernah merokok• Pasien tidak pernah mengkonsumsi alkohol
atau obat-obatan terlarang
Riwayat Haid
• Menarche : 12 tahun• Siklus : Teratur,28 hari• Lamanya haid : 7 hari • Dismenorrhea : +
Status Obstetri
• Gravida : ke-3• HPHT : 20 april 2012 • Taksiran partus : 27 Januari 2013• Usia kehamilan : 39 minggu• Riwayat kontrasepsi : kontrasepsi
suntik dan IUD
PEMERIKSAAN FISIK UMUM
• Diperoleh dari rekam medik :– Keadaan umum : baik– Kesadaran : Compos mentis– Tekanan darah : 130/80 mmHg– Nadi : 107 x / menit – Suhu : 36,5 ⁰C– RR : 22 x/menit – Berat badan : 79 kg– Tinggi badan : 163 cm
STATUS OBSTETRI • Pemeriksaan luar (21-01-2013, pk. 22.45 WIB)
– Inspeksi : Tampak cembung sesuai usia kehamilan, simetris, linea nigra (+), striae gravidarum (+).
– Palpasi : – TFU : 33 cm– Taksiran berat janin : 3400 gr– His : 2 x selama 10 menit, kekuatan kuat, durasi 35
detik.– Leopold 1 : Teraba masa besar bulat, keras, dan melenting ( kepala )– Leopold 2 : Teraba bagian keras seperti papan (punggung janin) disebelah
kanan– Leopold 3 : Teraba masa besar dan lunak ( bokong )– Leopold 4 : 4/5– Auskultasi : Denyut jantung janin 127 x/menit
• Pemeriksaan dalam : portio tebal lunak, pembukaan 4-5 cm, ketuban (+) menonjol, presentasi bokong, Hodge I+
Pemeriksaan Laboratorium 18 Januari 2012
• Hemoglobin : 11.2 g/dL (10-15g/dL)• Hematokrit : 34% (30-46%)• Leukosit : 10300/uL (6000-17000/uL)• Trombosit : 209000/uL• Masa Perdarahan : 3’• Masa Pembekuan :10’• SGOT : 40.3 U/L• SGPT : 25.5 U/L• Cholesterol Total : 209 mg/dL• Cholesterol HDL-direk : 46 mg/dL• Cholesterol LDL-indirek : 123 mg/d:• Trigliserida : 196 mg/dL• Ureum : 13 mg/dL• Creatinine : 0.5 mg/dL• Glukosa Darah Puasa : 67 mg/dL
LAPORAN PERKEMBANGAN
Waktu TTV DJJ His Observasi/Tindakan
21/01/2013(22.45)
TD :130/80S : 36P : 22x/m
127 dpm 2x, kuat, 35” Os tiba di Kamar Bersalin dengan keluhan mules sejak pk. 18.00, Palpasi : TFU 33 cm, puka, presentasi bokong 4/5. TBJ 2945g.PD :, portio tebal lunak, pembukaan 4-5 cm, ketuban (+) menonjol,bokong, Hodge I+.
(22.05) Konsul ke dr. Semuel, Sp OG. Intruksi : dipersiapkan SC cito
Operasi ILaporan operasi I SC• Dokter ahli bedah: dr. Semuel,
Sp.OG• Asisten: dm. Felicia Dewi• Perawat: Zr. Kunti• Ahli anestesi: dr. Sonny, Sp.An• Jenis anestesi: RA spinal• Diagnosis pre-op: G3P2A0, hamil
39-40 minggu dengan letak sungsang
• Tanggal operasi: 21Januari 2013• Jam mulai: 23.45• Jam selesai: 00.15• Lama operasi: 30 menit
Laporan operasi:• Pasien berbaring telentang di meja operasi dalam anestesi
spinal.• Asepsis dan antisepsis daerah operasi dan sekitarnya.• Insisi pfannestiel ±10 cm.• Setelah peritoneum dibuka, tampak uterus gravidarum.• Plika vesikouterina disayat semilunar, vesika disisihkan ke
bawah.• SBU disayat tajam, dilebarkan tumpul berbentuk U.• Dengan bantuan tangan, lahir bayi perempuan, BBL 3500
gram, PBL 50 cm, APGAR 8/9, jam 23.50.• Air ketuban jernih, jumlah cukup. Plasenta berimplantasi di
fundus, dilahirkan lengkap.• Kedua ujung SBU dijahit, hemostasis luka dijahit jelujur 1
lapis dengan safil no. 1.0.• Kedua tuba dan ovarium dbn.• Diyakini tidak ada perdarahan, rongga abdomen dicuci
dengan aquadest.• Dinding abdomen ditutup lapis demi lapis dengan safil no.
1.0. jelujur, kulit subkutikuler.• Perdarahan 200 cc, urine ? cc.
Laporan anestesi operasi I• Nama ahli anestesi: dr. Sonny, Sp.An• Nama ahli bedah: dr. Semuel, Sp.OG• Nama perawat/bidan: Zr. Endar• Diagnosis pre op: G3P2A0 hamil 39-40
minggu, letak sungsang• Premedikasi: -• Nama/macam operasi: SC• Jenis anestesi: RA• Teknik: Spinal• Cairan: RL• Tanggal: 21Januari 2013• Jam anestesi mulai: 23.45• Jam anestesi selesai: 00.30• Lama anestesi: 45 menit
Instruksi post-op:– Observasi TTV, perdarahan, dan
kontraksi uterus.– Cek darah rutin 6 jam post-op.– Imobilisasi 24 jam.– Aff kateter 24 jam.– Aff infus 24 jam.– Medikasi:
• Inj. Ceftriaxone 2 x 1 gram (24 jam)• Profenid sup. 3 x 1 (24 jam)• Clindamycin 3 x 300 mg• Asam mefenamat 3 x 500 mg• Hemobion tab 1 x 1• IVFD RL + oxytocin 2 amp 12
tpm
Observasi IWaktu TTV Kontraksi uterus Perdarahan dan urine Observasi/Tindakan
22/01/2013(00.15)
TD :100/80N : 100x/mS : 35,5P : 32x/m
Baik,1 jari d.a.p Minimal.Urine :60 cc
00.30 TD :80/60N : 115x/mS : 36P : 28x/m
Baik,1 jari d.a.p MinimalUrine :70 cc
00.45 TD :80/50N : 120x/mS : 36P : 26x/m
Baik,1 jari d.a.p MinimalUrine :70 cc
01.00 TD :80/50N : 118x/mS : 36P : 28x/m
Baik,1 jari d.a.p MinimalUrine :80 cc
01.30 TD : 80/50N : 120x/mS : 36,3P : 26x/m
Baik,1 jari d.a.p MinimalUrine :100 cc
02.00 TD : 80/50N : 140x/mP : 28x/m
Baik,1 jari d.a.p 1 pembalutUrine : 100 cc
Lapor dr. Semuel, Sp OG (02.05), instruksi : transfusi PRC 1000cc
02.15 TD : 93/41N : 108x/mS : 35P : 28x/m
Sedang,1 jari d.a.p 1 pembalutUrine :100 cc
02.25 Lapor dr. Semuel, Sp OG (02.05), instruksi : Methergin 1x1 ampl dan oxytocin 1x 10U
03.45 TD : 60/30N : 133x/mS : 35P : 28x/m
Baik,1 jari d.a.p MinimalUrine :100 cc
04.00 dr. Semuel, Sp OG datang dan diputuskan untuk melakukan histerektomi subtotal a/i atoni uteri
Diagnosis
• Pasien wanita berusia 34 tahun dengan riwayat obstetrik G3P2A0H39minggu dengan letak sungsang.
• Post SC :• Tekanan darah : 60/30 mmHg • Laju nadi : 133 kali per menit • Konjungtiva anemis +/+ Menandakan adanya volume darah yang hilang sebanyak
lebih dari 1500-2000 mLDalam waktu 3-4 jam setelah bayi lahir, pasien mengalamikehilangan darah > 500mL menegakkan diagnosis post partumhemorrhage.
Operasi II
Laporan operasi II• Dokter ahli bedah: dr. Semuel,
Sp.OG• Asisten: Zr. Tuti• Perawat: Zr. Kunti• Ahli anestesi: dr. Sonny, Sp.An• Jenis anestesi: GA• Diagnosis pre-op: Atonia uteri• Tanggal operasi: 22Januari 2013• Jam mulai: 04.10• Jam selesai: 06.20• Lama operasi: 2 jam 10 menit
Laporan operasi:• Pasien berbaring telentang di meja operasi
dalam anestesi general.• Asepsis dan antisepsis daerah operasi dan
sekitarnya.• Insisi pfannestiel ±10 cm.Setelah peritoneum
dibuka, tampak uterus.• Lig. rotundum ka-ki diidentifikasi, dijepit,
dipotong.• Lig. ovari propium ka-ki diidentifikasi, dijepit,
dipotong, dan diikat.• Plika vesikouterina dikenali, vesika disisihkan
ke bawah.• Uterus dipancung setinggi puncak vagina.• Diyakini tidak ada perdarahan, rongga
abdomen dicuci dengan air steril.• Dinding abdomen dijahir lapis demi lapis.• Tutup dengan kasa steril.• Perdarahan 1600 cc, urine 100 cc.
Instruksi post-op:– Observasi TTV, perdarahan, tanda
akut abdomen.– Cek darah rutin 6 jam post-op.– Boleh makan-minum jika BU (+).– Imobilisasi 24 jam.– Aff kateter 24 jam.– Aff infus 24 jam.– Medikasi:
• Inj. Ceftriaxone 2 x 1 gram (24 jam)• Profenid supp. 3 x 1 (24 jam)• Clindamycin cap 2 x 300 mg• Asam mefenamat 3 x 500 mg• Hemobion tab 1 x 1
Laporan anestesi operasi I• Nama ahli anestesi: dr. Sonny, Sp.An• Nama ahli bedah: dr. Semuel, Sp.OG• Nama perawat/bidan: Zr. Endar• Diagnosis pre op: Atonia uteri• Premedikasi: -• Nama/macam operasi: Histerektomi
subtotal a/i. atonia uteri• Jenis anestesi: GA• Teknik: Intubasi• Cairan: RL• Tanggal: 22Januari 2013• Jam anestesi mulai: 04.00• Jam anestesi selesai: 06.30• Lama anestesi: 2 jam 30 menit
Pemeriksaan Laboratorium Post-Operative22 Januari 2013
• Protein total : 2.6 g/dL• Albumin : 1.4 g/dL• Globulin : 1.2 g/dL• Bilirubin total : 0.56 mg/dL• Bilirubin Direk : 0.42 mg/dL• Bilirubin indirek : 0.14 mg/dL• SGOT : 25.8 U/L• SGPT : 14.7 U/L• Hemoglobin : 6.5 g/dL• Hematokrit : 18%• Leukosit : 63700/uL• Trombosit : 99000/uL (SIANG)• Hemoglobin : 8.7 g/dL• Hematokrit : 26%• Leukosit : 50700/uL• Trombosit : 134000/uL
Observasi IIWaktu TTV Observasi/Tindakan
22/01/2013(07.00)
TD :80/40N : 165x/mS : 36P : 43x/mSat O2 : 96%
IVFD I : asering 1000cc loadingIVFD II:Transfusi PRC ke 4 (sedang berjalan) 265 ccNote : total transfusi PRC I-III sebelumnya : 670 cc
09.00 TD :44/25N : 155x/mSat O2 : 96%
Dilakukan pemasangan CVC pada bahu kanan, dengan hasil CVC -1 dan dilaporkan ke dr. Merry. Intruksi dr. Merry : loading widahest 1000cc
09.50 TD :98/54N : 136x/mMAP : 75
Dilakukan pengukuran CVC : +1. Instruksi dr. Merry : ca glukonas 1 ampl
10.30 TD :114/44N : 134x/mMAP : 89
Transfusi PRC ke 5, 193 cc
11.00 TD : 105/44N : 134x/mMAP : 50Sat O2 : 92%
12.00 TD : 51/31N : 56x/mP: 7x/mS: 34,4MAP : 41Sat O2 : 77%
12.15 Dilakukan intubasi oleh dr Riza, Sp. An dan dr. Merry atas persetujuan keluarga
12.35 Pemasangan infus pada tangan kanan dan diberikan levosol 3cc/jam (0,1 mcg)
13.00 Pemasangan NGT dan transfusi PRC ke 6, 241cc
13.15 Injeksi levosol di naikan menjadi 6cc/jam (0,2mcg).
14.00 Injeksi levosol di naikan menjadi 9cc/jam (0,3mcg).Serta diberikan dopamine 3,6 cc/jam (3mcg)
14.55 TD : 92/60N : 52x/mP: 7x/m
15.00 Dilakukan RJP, bagging, pemberian adrenalin 1ampl
15.05 Dilakukan RJP, bagging, pemberian adrenalin 1ampl
15.07 Dilakukan RJP, bagging, pemberian adrenalin 1ampl
15.10 Koreksi biknat 100meq
15.12 Dilakukan RJP, bagging, pemberian adrenalin 1ampl
15.13 Dilakukan RJP, bagging, pemberian adrenalin 1ampl
15.15 Dilakukan RJP, bagging, pemberian adrenalin 1ampl
15.17 Dilakukan RJP, bagging, pemberian adrenalin 1ampl
15.20 Pasien dinyatakan meninggal oleh dr . Jerry
Treatment • Regivell 15 mg• Oxytocin 20 IU• Methergine 0.2 mg• Ephedrine 15 mg• Ceftriaxone 1 gr IV• Ketamine 100 mg• Roculax 30 mg• PRC 6 unit total 1351 cc• HES 6%• Ringer lactate
Prognosis
• Quo ad vitam : dubia ad malam• Quo ad functionam : dubia ad malam• Quo ad sanantionam : dubia ad malam
TINJAUAN PUSTAKA
Perubahan Fisiologi pada Kehamilan
• Uterus akan membesar pada bulan-bulan pertama di bawah pengaruh estrogen dan progesteron yang kadarnya meningkat disebabkan oleh hipertrofi otot polos uterus.
• Berat uterus naik secara luar biasa, dari 30 gram menjadi 1000 gram pada akhir kehamilan.
Perubahan Fisiologi pada Kehamilan
• Serviks uteri pada kehamilan juga mengalami perubahan karena pengaruh hormon estrogen.
• Estrogen meningkatkan vaskularitas serviks dan bila dilihat dengan spekulum serviks terlihat kebiru-biruan
Perubahan Fisiologi pada Kehamilan
• Estrogen menyebabkan perubahan lapisan otot dan epithelium
• Vagina menghasilkan cairan berwarna putih yang dikenal dengan leukore
• Sel epitel juga meningkatkan kadar glikogen. Sel ini berinteraksi dengan basil dedorlein dan menghasilkan lingkungan yang lebih asam sebagai perlindungan ekstra terhadap organisme, tetapi merupakan keadaan menguntungkan bagi candida albican
• Akibat hipervaskularisasi,vagina dan vulva terlihat berwarna ungu kebiruan. Tanda ini disebut tanda chadwick.
Perubahan Fisiologi pada Kehamilan
• Pada permulaan kehamilan masih terdapat korpus luteum graviditis sampai terbentuknya plasenta pada kira-kira kehamilan 16 minggu, kemudian ia mengecil setelah plasenta terbentuk
• Korpus luteum ini mengeluarkan hormone estrogen dan progesterone
• Lambat laun fungsi ini diambil alih oleh plasenta
Perubahan Fisiologi pada Kehamilan• Peningkatan kadar estrogen dan progesterone
menyebabkan hipertrofi dan hyperplasia pada payudara, sehingga payudara akan mengalami pembesaran.
• Puting susu dan areola menjadi lebih berpigmen dan putting susu menjadi lebih erektil.
• Perkembangan kelenjar mammae secara fungsional lengkap pada pertengahan masa hamil. Walaupun demikian laktasi tetap terhambat sampai kadar estrogen menurun, yakni setelah janin dan plasenta lahir.
Perubahan Fisiologi pada Kehamilan
• Perubahan sistem kardiovaskuler• Peningkatan volume plasma darah dan curah jantung
disebabkan oleh hipertrofi atau dilatasi ringan jantung, karena diafragma terdorong ke atas, jantung terangkat ke atas dan berotasi ke depan dan ke kiri.• Selama pertengahan pertama masa hamil, tekanan
sistolik dan diastolik menurun 5 sampai 10 mmHg, disebabkan oleh vasodilatasi pembuluh darah perifer akibat perubahan hormonal selama masa hamil.• Selama trimester ketiga, tekanan darah ibu harus
kembali ke nilai tekanan darah selama trimester pertama
Perubahan Fisiologi pada Kehamilan
• Pada ibu hamil kebutuhan oksigen meningkat sebagi respon terhadap peningkatan laju metabolisme dan peningkatan kebutuhan oksigen jaringan uterus dan payudara
• Diafragma bergeser sebesar 4 cm selama masa hamil. Dengan semakin tuanya kehamilan dan seiring pembesaran uterus ke rongga abdomen, pernapasan dada menggatikan pernapasan perut dan penurunan diafragma saat inspirasi menjadi semakin sulit.
Perubahan Fisiologi pada Kehamilan
• Perubahan struktur ginjal merupakan aktivitas hormonal (estrogen dan progesterone), tekanan yang timbul akibat pembesaran uterus, dan peningkatan volume darah
• Sejak minggu ke-10 kehamilan, pelvis ginjal dan ureter berdilatasi. Perubahan ini membuat ureter mampu menampung urine dalam volume yang lebih besar dan juga memperlambat laju urine.
Perubahan Fisiologi pada Kehamilan
• Fungsi saluran cerna:• Gusi cenderung mudah berdarah karena kadar
estrogen yang meningkat menyebabkan peningkatan vaskularisasi selektif dan proliferasi jaringan ikat• Pada trimester pertama terjadi penurunan nafsu
makan akibat nausea / vomitus. Gejala ini muncul sebagai akibat dari perubahan saluran cerna dan peningkatan kadar hCG dalam darah
• Peningkatan progesterone menyebabkan tonus dan motilitas otot polos menurun, sehingga terjadi regurgitasi esophagus, peningkatan waktu pengosongan lambung, dan peristaltik balik.
• Akibatnya ibu hamil tidak mampu mencerna asam atau mengalami nyeri ulu hati. Selain itu penurunan motilitas otot polos menyebabkan absorpsi air di usus besar meningkat, sehingga dapat terjadi konstipasi.
Perubahan Fisiologi pada Kehamilan
• Perubahan keseimbangan hormon dan peregangan mekanis menyebabkan timbulnya beberapa perubahan dalam sistem integument selama masa hamil.
• Jaringan elastik kulit mudah pecah, menyebabkan striae gravidarum atau tanda regangan. Hiperipigmentasi timbul akibat peningkatan hormone hipofisis anterior melanotropin selama masa hamil.
Definisi & Patofisiologi
A. Perdarahan pasca persalinan
• Perdarahan pada persalinan dengan umur kehamilan lebih dari 20 minggu
• Perdarahan 500 cc atau lebih yang terjadi setelah plasenta lahir
• Dibagi atas dua bagian:-Primer terjadi dalam kurun 24 jam setelah anak lahir- Sekunder terjadi setelah 24 jam hingga 6 minggu setelah anak lahir
• Perdarahan hanyalah gejala, penyebabnya haruslah diketahui dan ditatalaksana sesuai penyebabnya
• Dapat berupa perdarahan yang hebat hinggadalam waktu singkat terjadi syok atau perdarahan yang merembes perlahan-lahan tapi terjadi terus menerus.
Gejala perdarahan post partum
• Perdarahan yang tidak dapat dikontrol • Penurunan tekanan darah • Peningkatan detak jantung • Penurunan hitung sel darah merah
( hematocrit ) • Pembengkakan dan nyeri pada jaringan
daerah vagina dan sekitar perineum
Patofisiologi PPH
• Atonia uteri• Trauma Jalan lahir • Jaringan yang tertinggal (plasenta)• Kelainan pembekuan darah
Atonia uteri
• Perdarahan postpartum secara fisiologis di hentikan oleh kontraksi serat-serat myometrium
• Pada atonia, myometrium uterus gagal berkontraksi dan berinvolusi sesudah janin keluar dari rahim
• Penyebab atonia meliputi :
- Manipulasi uterus yang berlebihan,- General anestesi (pada persalinan dengan operasi ),- Uterus yang teregang berlebihan ( Kehamilan kembar,
Fetal macrosomia, polyhydramnion )- Kehamilan lewat waktu,- Partus lama - Grande multipara ( fibrosis otot-otot uterus ), - Anestesi yang dalam - Infeksi uterus ( chorioamnionitis, endomyometritis,
septicemia)- Plasenta previa,- Solutio plasenta
Trauma Jalan lahir
a. Ruptur uterus, biasanya akibat jaringan ikat post SC yang lalu
b. Inversi uterus, Fundus uteri mengalami malposisi sehingga kontraksi inadekuat
c. Laserasi jalan lahir d. Vaginal hematom
B. Sectio Cesarea
• Pembedahan untuk melahirkan janin dengan membuka dinding perut dan dinding uterus :
1. Seksio cesaria klasik 2. Seksio cesarea transperitonealis profunda 3. Seksio cesarea yang dilanjutkan dengan
histerektomi
Indikasiseksio sesarea
• Panggul sempit absolut,• Tumor-tumor jalan lahir yang menimbulkan
obstruksi,• Stenosis serviks / vagina,• Plasenta previa,• Disproporsi sefalopelvik, ruptura uteri
membakat• Kelainan letak, prolaps talipusat, gawat janin
C. Anastesi Spinal
• Tindakan penyuntikan obat anestesi lokal ke dalam ruang subarakhnoid
• Memblok motor, sensori dan autonom• Kelebihan pemakaian anestesi spinal:
biaya minimal, kepuasan pasien, tidak ada efek pada pernafasan, jalan nafas pasien terjaga, dapat dilakukan pada pasien diabetes mellitus, perdarahan minimal, aliran darah splancnic meningkat, terdapat tonus visceral, jarang terjadi gangguan koagulasi.
• kekurangan pemakaian anestesi spinal :hipotensi, durasi sebentar, resiko menimbulkan meningitis.
• Kontraindikasi absolut anestesi spinal yaitu pasien menolak, meningitis, hipovolemia berat,
syok, koagulopati (mendapatkan terapi antikoagulan), tekanan intrakranial tinggi, fasilitas resusitasi minimum.
• Pasien yang akan dilakukan tindakan anestesi spinal, sebelumnya harus mendapatkan cairan intravena
• Tempat penyuntikan pada perpotongan antara garis yang menghubungkan kedua krista illiaka dengan tulang punggung, ialah L4 atau L4-5
• Ada 3 Cara tusukan median, paramedian, atau taylor.
• Struktur yang dilalui oleh jarum spinal sebelum mencapai CSF, diantaranya kulit, lemak sukutan, ligamentum interspinosa, ligamentum flavum, ruang epidural, dura, ruang subarachnoid
• Factor yang berpengaruh terhadap penyebaran penyuntikan larutan anestesi local diantaranya : berat jenis dari larutan anestesi local, posisi pasien, konsentrasi dan volume zat anestesi, ukuran jarum, keadaan fisik pasien tekanan intraabdominal, level penyuntikan dan kecepatan penyuntikan
• Komplikasi tindakan anestesi spinal diantaranya hipotensi berat, bradikardi, trauma pembuluh darah, hipoventilasi, trauma pembuluh darah, trauma saraf, mual-muntah, blok spinal tinggi atau spinal total, nyeri kepala, retensio urin.
Manifestasi klinik
• Pemeriksaan abdomen. • Pemeriksaan perineum. • Pemeriksaan speculum. Pemeriksaan
bimanual. • Pemeriksaan plasenta. • Pemeriksaan hemodinamik :tekanan darah,
nadi, suhu
Pemeriksaan Penunjang• Pemeriksaan penunjang yang rutin dilakukan pada
wanita hamil antara lain;• Pemeriksaan laboratorium:
• Darah perifer lengkap (Complete blood count: hemoglobin, hematokrit, leukosit, trombosit)
• LED• Gula darah• Tes fungsi hati• Tes fungsi ginjal• Tes adanya infeksi : Hepatitis B, VDRL/TPHA, HIV (jika perlu),
TORCH (jika perlu)• Pemeriksaan urin (urinalisis)• Pemeriksaan USG
Pembahasan
• Anastesi pada sectio caesaria spinal anesthesia
• Keuntungan: – mengurangi resiko aspirasi pada sang ibu dan jalan
nafas yang sulit– mengurangi jumlah paparan obat-obatan pada janin– ibu yang terbangun selama operasi– memungkinkanpemberian opioid untuk mengurangi
nyeri post-op
• Obat-obatan yang biasa dipakai– Bupivacain– Oxytocin– Methylergometrine
• Penatalaksanaan pada kasus atonia uteri– dapat dilakukan dengan kompresi bimanual, – pijatan uterus dan pemberian oxytocin – Selain itu dapat juga diberikan ergonovine
sebanyak 0.2 mg/15-methyl-prostaglandin F2α sebanyak 0.25 mg IM setiap 15-30 menit hingga 2 mg.
– Pertimbangan hysterectomy
• Hysterectomy– Induksiketamin karena ketamin mempunyai onset
yang cepat, dan mempunyai kemampuan untul meningkatkan tekanan darah arteri, nadi, dan curah jantung melalui stimulasi saraf simpatis pusat. • Lucero dan Rollins pada buku Basics of Anesthesia,
pemberian ketamin diatas dosis yang seharusnya (1-1.5 mg/kg) untuk induksi dapat meningkatkan tonus uterus dan mengurangi perfusi uterus.
– Pelumpuh otot pada pasien ini dipergunakan rocuronium bromide dengan dosis 30 mg. Pemberian rocuronium tidak berdampak bagi kontraksi otot polos uterus
• Maintenance
• Replacement– 20 cc/kgBB x 75 kg = 1500 cc
• PRC yg diperlukan post- op hysterectomy – 3 x (12-6.5) x 75 kg = 1237.5 mL– Total transfusi yang didapatkan:
• 237 mL + 218 mL + 215 mL + 265 mL +195 mL + 241 mL = 1351 mL