presentasi hermanto siregar, ph.d. pada acara lokakarya "lessons learned" penanggulangan...

12
Hermanto Siregar Institut Pertanian Bogor PENANGGULANGAN KEMISKINAN PEDESAAN: SUATU SINTESIS DARI HASIL-HASIL PENELITIAN IPB

Upload: hs-dillon

Post on 24-Oct-2015

53 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

PENANGGULANGAN KEMISKINAN PEDESAAN: SUATU SINTESIS DARI HASIL-HASIL PENELITIAN IPB (Institut Pertanian Bogor).

TRANSCRIPT

Hermanto SiregarInstitut Pertanian Bogor

PENANGGULANGAN KEMISKINAN PEDESAAN: SUATU SINTESIS DARI HASIL-HASIL PENELITIAN IPB

PEMBELAJARAN MENGENAI ASPEK KELEMBAGAAN

•Desentralisasi fiskal (misal bagi hasil pajak, non pajak, dan DAU) di Indonesia memiliki dampak positif terhadap kinerja fiskal dan perekonomian daerah, namun belum mampu memperbaiki kesenjangan pendapatan. •Tetapi desentralisasi fiskal dapat mengurangi tingkat kemiskinan terutama di perkotaan. Kemungkinan hal ini disebabkan oleh lebih terasanya dampak desentralisasi fiskal terhadap pembangunan/perbaikan infrastruktur di perkotaan daripada di pedesaan.• Faktor-faktor yang menjadi determinan kemiskinan: infrastruktur dan perumahan, pendidikan, kesehatan, kinerja sektor pertanian, dan faktor komunitas.

2

•Kelembagaan TKPK belum berjalan secara optimal dan efisien meskipun keberadaannya telah didukung oleh komitmen pemerintah. •Efektivitas program penanggulangan kemiskinan belum terpenuhi, akibat dari tidak berjalannya fungsi kelembagaan.•Kelemahan utama berada pada koordinasi dan sinergitas dengan SKPD yang menyebabkan fungsi TKPK menjadi tidak terwujud.•Hal ini terutama disebabkan relatif kurangnya kompetensi SDM pelaksana.

3

•Penanggulangan kemiskinan menggunakan pendekatan keluarga sebagai unit terkecil dalam masyarakat perlu dikembangkan. •Dalam pendekatan ini, peran perempuan terutama menyangkut aktivitas manajemen sumberdaya keluarga (materi, non materi, waktu, pekerjaan, keuangan). •Pemberdayaan perempuan dalam pengembangan ekonomi keluarga baik pada on farm, off farm, formal, maupun non-formal merupakan ENTRY POINT untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga secara umum agar keluar dr lingkaran kemiskinan.

4

PENANGGULANGAN KEMISKINAN MELALUI PEMBANGUNAN PERTANIAN

•Pembangunan pertanian dalam bentuk pengembangan on farm semata tidak efektif untuk menurunkan kemiskinan. Hasil simulasi peningkatan produktivitas agroindustri:• berdampak positif thd output•menurunkan harga output di sektor agroindustri, menaikkan harga output di sektor lainnya• Berdampak positif thd redistribusi pendapatan baik di pedesaan maupun perkotaan• Pengurangan tingkat kemiskinan perdesaan, peningkatan tingkat kemiskinan perkotaan

5

•Hasil simulasi peningkatan produktivitas agroindustri dan pertanian, diikuti lembaga keuangan berdampak pada:• Peningkatan output hampir di seluruh sektor, sehingga meningkatkan PDB riil•Menurunnya harga output hampir di seluruh sektor, sehingga menurunkan laju inflasi•Meningkatnya penyerapan tenaga kerja terdidik secara lebih besar dari pada tenaga kerja tdk terdidik• Berdampak negatif terhadap tingkat kemiskinan RT pertanian dan RT golongan pendapatan rendah.

6

INDIKASI AWAL CAPAIAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN

•Memperhatikan trend angka kemiskinan yang menurun, penurunan kemiskinan ke depan akan semakin berat, baik di perkotaan maupun di pedesaan. Mungkin ada tingkatan “natural rate of poverty”, di mana reit kemiskinan tidak bisa turun di bawah tingkatan itu. Reit ini tampaknya bergantung pada indikator ukuran kemiskinan yang digunakan.

•Di perkotaan, pengalaman implementasi P2KP menunjukkan bahwa bantuan sarana fisik belum sepenuhnya dapat memberdayakan keluarga miskin, karena biasanya hal tsb merupakan usulan elit kelurahan (keluarga miskin memiliki kemampuan untuk memberikan usulan program yg efektif)

•Pelaksanaan P2KP justru dinikmati orang lebih kaya, karena keluarga miskin secara umum hanya terlibat sebagai pekerja upahan dalam suatu program/proyek.

7

PELUANG EFEKTIFITAS PENANGGULANGAN KEMISKINAN PADA WAKTU MENDATANG

•Di kawasan pedesaan, ditemukan bahwa kemiskinan berasosiasi kuat dg agroekosistem. RT miskin di lahan basah lebih rentan terhadap perubahan, sedangkan RT miskin di kawasan hutan memiliki kerentanan paling rendah.• Faktor pengeluaran RT utk makanan dan pemilikan rumah merupakan faktor penciri utk semua agroekosistem. Faktor fasilitas kesehatan dan pengeluaran utk kesehatan, sanitasi, dan lingkungan adalah penciri khas di lahan basah. Faktor sumber penghaslan dari peternakan dan pertambangan, porsi pengeluaran yang besar untuk pendidikan adalah penciri khas di lahan campuran.

8

• Faktor bahan bakar minyak tanah adalah penciri pengeluaran dataran tinggi, lahan kering, hutan, dan pantai/pesisir. Sumber penerangan listrik adalah penciri di pantai/pesisir. Faktor transportasi darat berpengaruh nyata thd pengeluaran RT di lahan campuran.•Upaya penanggulangan yang memperhatikan jenis agroekosistem lebih berpeluang besar bila ditangani dan dikembangkan oleh Pemerintah Daerah Propinsi maupun Kabupaten.

9

PENUTUP•Penanggulangan kemiskinan membutuhkan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dan berkeadilan. • Investasi sebagai penyumbang pertumbuhan harus dilakukan untuk:•mempercepat industrialisasi pertanian/perdesaan • akumulasi modal manusia melalui pendidikan dan pelatihan•melakukan pengembangan dan perbaikan infrastruktur perdesaan (modal fisik).

Hal ini membutuhkan afirmasi kebijakan pemerintah terutama Pemda serta partisipasi swasta secara signifikan dalam bentuk CSR dan PKBL yang diprogram dengan baik.

10

• Pengendalian inflasi wajib dilakukan untuk mempertahankan dayabeli masyarakat. Hal ini penting agar peningkatan pendapatan yang diperolehnya menjadi lebih berarti dalam memenuhi kebutuhan dasar atau meningkatkan kualitas hidup mereka. • Laju pertumbuhan populasi penduduk perlu dikendalikan secara lebih efektif, terutama pada golongan penduduk miskin. Hal ini agar dilakukan dengan menggalakkan kembali Program Keluarga Berencana.• Penanggulangan kemiskinan dengan pendekatan komunitas dan keluarga serta pemberdayaan perempuan perlu terus dikembangkan. Pengembangannya membutuhkan pendampingan dari Perguruan Tinggi yang tersebar di seluruh penjuru Tanah Air. Contoh program yang sukses dilakukan oleh IPB dalam hal ini adalah Pengembangan Desa Lingkar Kampus, yang merupakan swadaya dari IPB. Semoga bisa diikuti oleh kampus-kampus lainnya.

11

Terima kasih!@hermantoregar

[email protected]

12