preparasi sampel

3
1. Preparasi sampel Kunyit dicuci dengan air sampai bersih, kemudian dikeringkan dengan dijemur dibawah sinar matahari selama 2. Kemudian kunyit kering dipotong tipis kecil-kecil. Potongan kunyit lalu diblender sampai membentuk serbuk kasar. 2. Skrining fitokimia Simplisia kering yang telah diblender di larutkan dalam etanol, kemudian etanol tersebut dipisahkan ditambahkan asam borat, apabila terbentuk warna merah maka akan menghasilkan warna merah.positif untuk senyawa kurkumin. 3. Ekstraksi sampel Metode : Maserasi Pelarut : Etanol 96% Waktu : 24 jam sebanyak 3x pengulangan Proses ekstraksi digunakan metode maserasi dengan bantuan pelarut etanol 96%, alasannya selain etanol 96% sebagai pelarut yang cocok untuk melarutkan senyawa senyawa bahan alam termasuk kurkumin, etanol juga merupakan pelarut universal yang banyak digunakan pada proses ekstraksi, etanol 96% juga digunakan untuk menghambat pertumbuhan bakteri selama proses maserasi, dan kenapa digunakan yang 96% agar kandungan air nya sedikit, karena air merupakan media pertumbuhan bakteri. Setelah didapat ekstrak etanol kemudian di saring dan diuapkan dengan menggunakan evaporator sampai pekat, untuk menghilangkan pelarut etanolnya. 4. Pemantauan ekstrak (KLT) Fase gerak : Kloroform P-metanol P (95:5) Fase diam : Silika gel 60 F 254

Upload: dudi-nurmalik

Post on 13-Apr-2016

17 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

note

TRANSCRIPT

Page 1: preparasi sampel

1. Preparasi sampel

Kunyit dicuci dengan air sampai bersih, kemudian dikeringkan dengan dijemur dibawah

sinar matahari selama 2. Kemudian kunyit kering dipotong tipis kecil-kecil. Potongan

kunyit lalu diblender sampai membentuk serbuk kasar.

2. Skrining fitokimia

Simplisia kering yang telah diblender di larutkan dalam etanol, kemudian etanol tersebut

dipisahkan ditambahkan asam borat, apabila terbentuk warna merah maka akan

menghasilkan warna merah.positif untuk senyawa kurkumin.

3. Ekstraksi sampel

Metode : Maserasi

Pelarut : Etanol 96%

Waktu : 24 jam sebanyak 3x pengulangan

Proses ekstraksi digunakan metode maserasi dengan bantuan pelarut etanol 96%,

alasannya selain etanol 96% sebagai pelarut yang cocok untuk melarutkan senyawa

senyawa bahan alam termasuk kurkumin, etanol juga merupakan pelarut universal yang

banyak digunakan pada proses ekstraksi, etanol 96% juga digunakan untuk menghambat

pertumbuhan bakteri selama proses maserasi, dan kenapa digunakan yang 96% agar

kandungan air nya sedikit, karena air merupakan media pertumbuhan bakteri. Setelah

didapat ekstrak etanol kemudian di saring dan diuapkan dengan menggunakan evaporator

sampai pekat, untuk menghilangkan pelarut etanolnya.

4. Pemantauan ekstrak (KLT)

Fase gerak : Kloroform P-metanol P (95:5)

Fase diam : Silika gel 60 F254

Larutan Uji : 5% dalam etanol P

Larutan pembanding : Kurkumin 0,1% dalam etanol P

Volume penotolan : Totolkan masing-masing 2μL larutan uji dan larutan

pembanding.

Deteksi : UV366

5. Fraksinasi

Metode : ECC (Corong pisah)

Pelarut : Methanol : Etil asetat (1:1)

Waktu : 3x pengulangan

Pada fraksinasi pertama ini digunakan metode Ekstraksi Cair-cair dengan

bantuan pelarut campur methanol:etil asetat (1:1), sehingga terbentuk 2 fase, fase pertama

Page 2: preparasi sampel

yang diatas adalah methanol kerana Bj nya (0,791 g/ml) lebih kecil dari pada etil asetat

(0.894 g/ml). Dari proses ini kurkumin berada pada fase etil asetat.

6. Pemantauan fraksi

Fase gerak : Kloroform P-metanol P (95:5)

Fase diam : Silika gel 60 F254

Larutan Uji : 5% dalam etanol P

Larutan pembanding : Kurkumin 0,1% dalam etanol P

Volume penotolan : Totolkan masing-masing 2μL larutan uji dan larutan

pembanding.

Deteksi : UV366

7. Subfraksinasi (KK)

Metode : Kromatografi Kolom

Fase diam : Silika Gel

Fase Gerak : Benzena : Kloroform dengan perbandingan (0 : 10), (1 : 9), (2 : 8), (3 :

7), (4 : 6), (5 : 5), (6 : 4), (7 : 3), (8 : 2) dan (9 : 1)

8. Pemantauan subfraksi

Fase gerak : Kloroform P-metanol P (95:5)

Fase diam : Silika gel 60 F254

Larutan Uji : 5% dalam etanol P

Larutan pembanding : Kurkumin 0,1% dalam etanol P

Volume penotolan : Totolkan masing-masing 2μL larutan uji dan larutan

pembanding.

Deteksi : UV366

9. KLT preparative (Pemurnian)

Kemurnian senyawa hasil isolasi diuji dengan KLT. Senyawa isolasi dikatakan

murni jika memperlihatkan satu noda pada pola KLT yang sama dengan literature

dengan berbagai variasi campuran eluen sebelumnya.

10. Uji kemurnian

Dilakukan dengan menggunakan KLT 2 dimensi dengan menggunakan 2

perbandingan eluen yang berbeda. Eluen pertama yang digunakan campuran Kloroform P

: Metanol (95 : 5). Kemudian diamati hasil KLT dengan pengembang yang pertama

dibawah sinar UV 366 nm. Jika pada saat dilihat dibawah UV 366 nm terdapat hanya satu

spot saja maka KLT dilanjutkan kembali, plat silica diputar 90o. Lalu dicelupkan ke

Page 3: preparasi sampel

dalam chamber yang telah berisi eluen kedua dengan kepolaran yang lebih polar yaitu n-

heksana : etil asetat (40 : 60). Kemudian dilakukan karakterisasi dengan menggunakan

spektrofotometri UV.