preparasi sampel
DESCRIPTION
noteTRANSCRIPT
1. Preparasi sampel
Kunyit dicuci dengan air sampai bersih, kemudian dikeringkan dengan dijemur dibawah
sinar matahari selama 2. Kemudian kunyit kering dipotong tipis kecil-kecil. Potongan
kunyit lalu diblender sampai membentuk serbuk kasar.
2. Skrining fitokimia
Simplisia kering yang telah diblender di larutkan dalam etanol, kemudian etanol tersebut
dipisahkan ditambahkan asam borat, apabila terbentuk warna merah maka akan
menghasilkan warna merah.positif untuk senyawa kurkumin.
3. Ekstraksi sampel
Metode : Maserasi
Pelarut : Etanol 96%
Waktu : 24 jam sebanyak 3x pengulangan
Proses ekstraksi digunakan metode maserasi dengan bantuan pelarut etanol 96%,
alasannya selain etanol 96% sebagai pelarut yang cocok untuk melarutkan senyawa
senyawa bahan alam termasuk kurkumin, etanol juga merupakan pelarut universal yang
banyak digunakan pada proses ekstraksi, etanol 96% juga digunakan untuk menghambat
pertumbuhan bakteri selama proses maserasi, dan kenapa digunakan yang 96% agar
kandungan air nya sedikit, karena air merupakan media pertumbuhan bakteri. Setelah
didapat ekstrak etanol kemudian di saring dan diuapkan dengan menggunakan evaporator
sampai pekat, untuk menghilangkan pelarut etanolnya.
4. Pemantauan ekstrak (KLT)
Fase gerak : Kloroform P-metanol P (95:5)
Fase diam : Silika gel 60 F254
Larutan Uji : 5% dalam etanol P
Larutan pembanding : Kurkumin 0,1% dalam etanol P
Volume penotolan : Totolkan masing-masing 2μL larutan uji dan larutan
pembanding.
Deteksi : UV366
5. Fraksinasi
Metode : ECC (Corong pisah)
Pelarut : Methanol : Etil asetat (1:1)
Waktu : 3x pengulangan
Pada fraksinasi pertama ini digunakan metode Ekstraksi Cair-cair dengan
bantuan pelarut campur methanol:etil asetat (1:1), sehingga terbentuk 2 fase, fase pertama
yang diatas adalah methanol kerana Bj nya (0,791 g/ml) lebih kecil dari pada etil asetat
(0.894 g/ml). Dari proses ini kurkumin berada pada fase etil asetat.
6. Pemantauan fraksi
Fase gerak : Kloroform P-metanol P (95:5)
Fase diam : Silika gel 60 F254
Larutan Uji : 5% dalam etanol P
Larutan pembanding : Kurkumin 0,1% dalam etanol P
Volume penotolan : Totolkan masing-masing 2μL larutan uji dan larutan
pembanding.
Deteksi : UV366
7. Subfraksinasi (KK)
Metode : Kromatografi Kolom
Fase diam : Silika Gel
Fase Gerak : Benzena : Kloroform dengan perbandingan (0 : 10), (1 : 9), (2 : 8), (3 :
7), (4 : 6), (5 : 5), (6 : 4), (7 : 3), (8 : 2) dan (9 : 1)
8. Pemantauan subfraksi
Fase gerak : Kloroform P-metanol P (95:5)
Fase diam : Silika gel 60 F254
Larutan Uji : 5% dalam etanol P
Larutan pembanding : Kurkumin 0,1% dalam etanol P
Volume penotolan : Totolkan masing-masing 2μL larutan uji dan larutan
pembanding.
Deteksi : UV366
9. KLT preparative (Pemurnian)
Kemurnian senyawa hasil isolasi diuji dengan KLT. Senyawa isolasi dikatakan
murni jika memperlihatkan satu noda pada pola KLT yang sama dengan literature
dengan berbagai variasi campuran eluen sebelumnya.
10. Uji kemurnian
Dilakukan dengan menggunakan KLT 2 dimensi dengan menggunakan 2
perbandingan eluen yang berbeda. Eluen pertama yang digunakan campuran Kloroform P
: Metanol (95 : 5). Kemudian diamati hasil KLT dengan pengembang yang pertama
dibawah sinar UV 366 nm. Jika pada saat dilihat dibawah UV 366 nm terdapat hanya satu
spot saja maka KLT dilanjutkan kembali, plat silica diputar 90o. Lalu dicelupkan ke
dalam chamber yang telah berisi eluen kedua dengan kepolaran yang lebih polar yaitu n-
heksana : etil asetat (40 : 60). Kemudian dilakukan karakterisasi dengan menggunakan
spektrofotometri UV.