praktikum suhu tubuh bm 2
DESCRIPTION
Praktikum Suhu Tubuh Bm 2TRANSCRIPT
PRAKTIKUM FISIOLOGI SUHU TUBUH
Tujuan :
1. Mengukur suhu ketiak dan suhu mulut seseorang
2. Menerangkan pengaruh bernapas melalui mulut dan berkumur air es pada suhu
mulut seseorang
Alat dan Bahan :
1. Termometer
2. Baskom besar berisi air es
Tata Kerja :
A.1 Pengukuran Suhu Mulut
1. Bersihkan termometer maksimum dengan alkohol
Amati perbedaan antara termometer klinik dengan termometer kimia
2. Turunkan meniskus air raksa sampai di bawah skala dengan mengayun-sentakkan
termometer tersebut beberapa kali
3. Letakkan reservoir termometer di bawah lidah dan suruh orang percobaan
menutup mulutnya rapat-rapat
4. Setelah 10 menit, baca dan catat suhu mulut orang percobaan
A.2 Pengaruh Bernapas Melalui Mulut dan Berkumur Air Es pada Suhu Mulut
1. Turunkan meniskus air raksa sampai di bawah skala dengan cara seperti di atas
2. Letakkan reservoir termometer di bawah lidah orang percobaan
3. Baca dan catat suhu mulut setelah 5 menit
4. Tanpa menurunkan meniskus air raksa, letakkan kembali reservoir termometer di
bawah lidah orang percobaan
5. Baca dan catat lagi suhu mulut setelah 5 menit
6. Suruh o.p. bernapas tenang melalui mulut selama 2 menit sambil menutup lubang
hidung. Segera setelah tindakan ini ulangi percobaan 1 s.d.5
7. Suruh o.p. berkumur berulang-ulang dengan air es selama 1 menit. setelah
tindakan ini ulangi percobaan 1 s.d.5
Apakah ada perbedaan antara suhu mulut pada 5’ pertama dan 5’ kedua pada
ketiga tindakan di atas? Dan apakah ada perbedaan antara suhu akhir ketiga
keadaan tersebut?
A.3 Pengukuran Suhu Ketiak
1. Keringkan ketiak o.p.
2. Usahakan supaya meniskus air raksa termometer maksimum terletak di bawah
skala dengan mengayun-sentakkan termometer tersebut beberapa kali
3. Suruhlah o.p. berbaring telentang
4. Letakkan reservoir termometer di ruang ketiak dan suruhlah o.p. menjepitnya
dengan baik
5. Setelah 10 menit, baca dan catat suhu ketiak o.p.
Apakah ada perbedaan antara suhu ketiak dan suhu mulut ?
Apa sebabnya ?
A. Pengaruh Bernapas Melalui Mulut dan Berkumur Air Es pada Suhu Mulut
Nama
Suhu Diukur pada Keadaan.. (oC)
NormalBernapas Melalui
MulutBerkumur Air Es
raksa digital raksa digital raksa digital
1 37.1 36.8 37.2 37 36.4 35.4
2 37.2 36.6 37.2 36.8 35.9 32.1
3 37.2 36.9 37.1 37.6 36.2 LO
x 37.16 36.7 37.16 37.13 36.16 34.16
Nama Suhu Ketiak (oC)
1 36.5 36.7
2 36.6 36.9
3 36.8 37.0
x 36.63 36.86
Pembahasan
Percobaan dilakukan dengan mengukur suhu oral o.p. Suhu oral istirahat rata-rata adalah 37˚C, dengan rentang normal antara 36,5˚C – 37,4˚C. Dari hasil dapat dilihat bahwa o.p memiliki suhu oral istirahat yang normal.
Pada kondisi o.p. bernapas melalui mulut didapatkan hasil suhu oral o.p menjadi lebih rendah. Hal ini disebabkan karena terjadi pertukaran panas tubuh dengan lingkungan secara konveksi, yaitu tubuh kehilangan panas melalui konduksi ke udara sekeliling yang lebih dingin. Udara yang berkontak dengan dengan tubuh melalui mulut menjadi lebih hangat dan karenanya menjadi lebih ringan dibanding udara dingin. Udara yang lebih hangat ini bergerak ke atas dan digantikan dengan udara yang lebih dingin. Proses ini terjadi berulang-ulang selama 2 menit. Hal inilah yang menyebabkan suhu oral menjadi lebih rendah ketika diukur setelahnya.
Pada kondisi o.p. berkumur dengan air es didapatkan hasil suhu oral o.p. juga menjadi lebih rendah. Hal ini disebabkan terjadi pertukaran panas tubuh secara konduksi, yaitu perpindahan panas tubuh dengan benda (dalam hal ini air es) yang berbeda suhunya karena terjadi kontak secara langsung. Sewaktu berkumur dengan air es, tubuh kehilangan panasnya karena panas dipindahkan secara langsung ke air es yang suhunya lebih rendah. Kemudian suhu oral, yang lebih rendah, yang diukur merupakan suhu kesetimbangan.
Kesimpulan :
Suhu tubuh o.p saat dilakukan pengukuran adalah normal ±37˚C. Suhu tubuh dapat berubah
dalam pengukuran akibat faktor dari luar seperti yang dilakukan dalam percobaan ini.
B.Data Praktikum (katak)
no Kontrol Air dingin Air panas
1 28 18 27
2 28 19 29
3 27 18 27
x 27.67 18.3 27.67
C. Data Observasi (suhu tubuh)