praktikum penentuan energi aktivasi
DESCRIPTION
Praktikum Penentuan Energi AktivasiTRANSCRIPT
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKPENENTUAN ENERGI AKTIVASI
Disusun Oleh :
Khoirin Najiyyah Sably141411015
1A
Dosen Pembimbing : Rispiandi, ST. MTTanggal Praktikum : 10 Desember 2014Tanggal Penyerahan : 17 Desember 2014
PROGRAM STUDI D3 TEKNIK KIMIA
JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2014
PRAKTIKUM PENENTUAN ENERGI AKTIVASI
Modul Praktikum : Penentuan Energi Aktivasi
Nama Pembimbing : Rispiandi, ST. MT
Nama Mahasiswa : Khoirin Najiyyah Sably
Nomor Induk Mahasiswa : 141411015
Tanggal Praktikum : Rabu, 10 Desember 2014
Tanggal Percobaan : Rabu, 10 Desember 2014
Tanggal Penyerahan : Rabu, 17 Desember 2014
TUJUAN PERCOBAAN
1. Mampu menjelaskan pengaruh suhu terhadap laju reaksi2. Mampu menentukan besarnya energi aktivasi berdasarkan persamaan
Archenius
LANDASAN TEORI
Suhu mempengaruhi laju reaksi, semakin tinggi suhu maka energi kinetik molekul meningkat sehingga frekuensi tumbuan semakin tinggi sehingga laju reaksi meningkat. Suhu akan mempengaruhi pusat-pusat aktif sehingga suhu berbeda maka energi aktivasinya pun berbeda seperti pada gambar berikut.
Pada suhu semakin meningkat, maka fraksi tumbukan antar molekul semakin efektif untuk menghasilkan reaksi.
Energi aktivasi adalah ambang batas energi yang harus dicapai agar suatu reaksi dapat terjadi. Penentuan energi aktivasi dapat dilakukan dengan menggunakan persamaan Arrhenius
k = A e-Ea/RT dengan,
K = konstanta laju reaksi
A = Faktor pra eksponensial
Ea = energi aktivasi (Kj/mol)
R = Tetapan gas idea (8,314 Kj/mol, 1,987 kal/mol K)
T = Suhu mutlak
Dalan bentuk logaritma,
ln k=ln AEaR ( 1
T )Dengan membuat kurva ln k terhadap 1/T, maka nilai Ea/R akan didapat sebagai gradien dari kurva tersebut. Karena nilai R diketahui, maka nilai energi aktivasi dapat ditentukan.
Besarnya energi aktivasi dapat ditentukan dengan menggunakan nilai-nilai suhu yang berbeda. Persamaan yang digunakan adalah.
ln ( k1k 2 )= Ea
R ( 1T 2
− 1T 1 )atau log( k 1
k 2 )= Ea2,303 R ( 1
T 2− 1
T 1 )Untuk reaksi ion iod dengan persulfat akan menghasilkan ion sulfat dan iod yang dengan kanji atau amilum menjadi berwarna biru atu coklat. Reaksi:
2I- + S2O82- 2SO2- + I2
I2 + amilum biru atau coklat
Atau reaksi natrium tiosulfat dengan larutan asam kloida akan menghasilkan belerang
S2O32- + 2HCl H2O + 2Cl- + SO2 + S
ALAT DAN BAHAN
No Alat Bahan KimiaReaski ion Iod dengan persulfat1 Gelas Kimia 250
MlLarutan persulfat 0,04 M
2 Gelas Kimia 600 mL
Larutan KI 0,1 M
3 Pipet volume 10 mL&5mL
Larutan amilum 1 %
4 Stopwatch Es batu5 Penangas Larutan tiosulfat 0,001 M6 Pengaduk Magnet7 Termometer8 2 Tabung Reaksi
LANGKAH KERJA
Siapkan suatu sistem pada tabel dengan tabung yang terpisah.
Dinginkan tabung 1&2 kedalam gelas kimia yang berisi campuran air dan es sampai suhu kedua tabung sama dengan yang ada dalam termostat
Campurkan kedua isi tabung tersebut ke dalam gas kimia yang telah disiapkan di atas magnet stri dan hidupkan stopwatch saat keduanya dicampurkan
Matikan stopwatch dan catat waktu yang diperlukan sampai terbentuk warna biru
Ulangi percobaan mulai suhu 10 C sampai 50 C dengan beda suhu 10 C
KESELAMATAN KERJA
Kerjakan dengan hati-hati dan pergunkan alat keselamatan yang ada.
DATA PENGAMATAN
NO Suhu Rata (T) Waktu Reaksi t:
sekon
T 1/T Ln (1/t)
1 10oC 339 283 3.534 x 10-3 -5,8262 20 oC 225 293 3.413 x 10-3 -5,4163 30 oC 110 303 3.3 x 10-3 -4,70044 40 oC 45 313 3.195 x 10-3 -3,80675 50 oC 19 323 3.096 x 10-3 -2,944
ANALISIS DATA
0.003 0.0031 0.0032 0.0033 0.0034 0.0035 0.0036
-7
-6
-5
-4
-3
-2
-1
0
f(x) = − 6694.7507949802 x + 17.6050177294765R² = 0.971284175582871f(x) = − 6694.7507949802 x + 17.6050177294765R² = 0.971284175582871f(x) = − 6694.7507949802 x + 17.6050177294765R² = 0.971284175582871
Kurva ln K terhadap 1/T
Y-ValuesLinear (Y-Values)Linear (Y-Values)Linear (Y-Values)
a. Penentuan Energi Aktivasi
Persamaan garis : y = a + bx
y = 17,605 – 6694,8x
slope = b = −Ea
R
-6694,8 = −Ea8,314
Ea = 55660,567 J/mol
= 55,660 KJ/mol
b. Penentuan Faktor Frekuensi (A)
Intersep = a = ln A = 17,605
A = 44233810,59
PEMBAHASAN
Dalam percobaan ini kami akan menentukan energi aktivasi dengan menggunakan
persamaan Arrhenius. Persamaan Arrhenius mendefinisikan secara kuantitatif hubungan
antara energi aktivasi dengan konstanta laju reaksi dimana energi aktivasi merupakan energi
minimum yang dibutuhkan oleh suatu reaksi kimia agar dapat berlangsung.
Percobaan dimulai dengan membuat 2 larutan berbeda dalam10 tabung. Diantaranya
pada 5 tabung awal diisi oleh campuran 1 mL S2O82- dan 1 mL amilum yang kami beri nama
kelompok A lalu pada 5 tabung yang lain dimasukkan campuran 10 ml KI, 5 mL aquades, 5
mL S2O32- dan amilum yang diberi nama kelompok B. Larutan amilum yang dipakai harus
yang baru dibuat dan sudah dipanaskan sebelumnya, untuk memaksimalkan fungsi amilum.
Kami mendinginkan tabung 1A dan 1B pada kondisi 10oC lalu kami mencampurkan kedua
isi tabung ke dalam gelas kimia yang telah disiapkan diatas magnet stirer lalu stopwatch di
hidupkan ketika larutan telah dicampurkan. Matikan stopwatch dan catat ketika larutan telah
berubah warna menjadi biru. Selanjutnya percobaan tersebut diulangi pada suhu 20oC dalam
keadaan di es, 30oC, 40oC, 50oC dalam keadaan dipanaskan.
Reaksi yang terjadi:
2H2O2 +2I- 2H2O + O2 + I2 + 2e
I2 + 2S2O32- 2I- + S4O6
2-
I2 + I- I3-
I3- + amilum warna biru
Perubahan warna yang terjadi akan semakin cepat apabila reaksi berlangsung pada
temperatur yang lebih tinggi. Pada temperatur yang lebih tinggi, ion-ion pereaksi akan
memiliki energi kinetik yang lebih besar. Berdasarkan teori tumbukan, energi kinetik yang
lebih besar akan membuat tumbukan antar partikel akan menjadi lebih sering, sehingga
reaksi akan lebih cepat berlangsung.
Pada percobaan ini didapatkan grafik linier yang sesuai dengan teori dengan
persamaan. y =17,605 – 6694,8x, Ea = 55,660 kJ/mol, ln A = 17,605, A =
44233810,59. Grafik linier ini menggunakan variasi 1 / T pada sumbu X dan ln K pada
sumbu Y.
Semakin kecil harga ln K maka harga 1 / T rata-rata semakin besar. Ini membuktikan
bahwa semakin tinggi temperatur maka energi aktivasinya akan semakin kecil dan semakin
sedikit waktu yang diperlukan sehingga akan memperbesar harga laju reaksi. Hal ini sesuai
dengan teori dimana energi aktivasi berbanding terbalik dengan laju reaksi.
Simpulan
Semakin tinggi suhu maka laju reaksi akan semakin cepat. Hal ini dibuktikan
dengan dihasilkannya harga k yang lebih besar pada suhu yang lebih tinggi.
Didapatkan grafik linier yang sesuai dengan teori dengan persamaan. y =17,605 –
6694,8x, Ea = 55,660 KJ/mol, ln A = 17,605, A = 44233810,59
Faktor-faktor yang mempengaruhi penentuan energi aktivasi
adalah suhu, umur amilum, pengadukan oleh magnet stirer.
DAFTAR PUSTAKA
Faza,Imma. 2014. “PERSAMAAN ARRHENIUS DAN ENERGI AKTIVASI”. [online].
http://immafazailma.blogspot.com/2014/01/v-behaviorurldefaultvmlo.html
[ 16 Desember 2014 ]
Meilanty,Ervina. 2014. “Laporan-Praktikum-Arhenius” [online].
https://www.academia.edu/7021238/Laporan-praktikum-arhenius
[ 16 Desember 2014 ]
Ngatin,Agustinus. 2014. PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA FISIKA PROGRAM STUDI D
III TEKNIK KIMIA&TKPB. Bandung:Politeknik Negeri Bandung.