praktikum paspan mentimun

10
BAB I PENDAHULUAN Tanaman terutama sayuran setelah dipanen masih tetap mengalami proses hidup, dalam arti masih berlangsungnya respirasi, menyerap oksigen (O 2 ) serta memproduksi CO 2 dan gas ethylene. Respirasi sangat besar pengaruhnya terhadap tingkat kesegaran, sehingga akan mempengaruhi atau menyebabkan penurunan kualitas sayuran. Proses respirasi ini ada yang berjalan lambat seperti bawang, kentang, ubi jalar; ada yang berjalan sedang seperti kol/kubis, tomat, kentang muda, mentimun; ada yang berjalan cepat seperti buncis; dan ada yang berjalan sangat cepat seperti jagung manis. Kualitas suatu sayuran tidak dapat ditingkatkan atau diperbaiki setelah dipanen, akan tetapi hanya dapat dipertahankan. Cara untuk dapat mempertahankan kualitas tersebut antara lain dengan melakukan: 1. Penanganan pasca panen secara baik 2. Penyimpanan di tempat yang cocok/ideal 3. Pengemasan yang benar. Beberapa kerugian yang diakibatkan oleh penanganan pasca panen yang kurang benar antara lain : 1. Penurunan bobot berat 2. Mechanical injury : - Memar yang menyebabkan penurunan mutu - Goresan pada lapisan pelindung kulit yang bisa menyebabkan masuknya bakteri. 3. Mempercepat kematangan sehingga menurunkan shelf life 4. Perubahan warna 5. Penampilan dari sayuran tersebut kurang menarik : - Layu - Keriput Jika hasil panen akan disimpan, sangatlah penting untuk memulai dengan produk berkualitas tinggi. Hasil panen harus tidak mengandung unit yang rusak atau berpenyakit, dan wadah atau kontainer harus berventilasi dengan baik dan kuat untuk menahan tumpukan. Pada umumnya,

Upload: rizky-hadi

Post on 08-Jul-2015

509 views

Category:

Documents


15 download

DESCRIPTION

laporan praktikum

TRANSCRIPT

Page 1: Praktikum paspan mentimun

BAB I

PENDAHULUAN

Tanaman terutama sayuran setelah dipanen masih tetap mengalami proses hidup, dalam arti

masih berlangsungnya respirasi, menyerap oksigen (O2) serta memproduksi CO2 dan gas

ethylene. Respirasi sangat besar pengaruhnya terhadap tingkat kesegaran, sehingga akan

mempengaruhi atau menyebabkan penurunan kualitas sayuran. Proses respirasi ini ada yang

berjalan lambat seperti bawang, kentang, ubi jalar; ada yang berjalan sedang seperti kol/kubis,

tomat, kentang muda, mentimun; ada yang berjalan cepat seperti buncis; dan ada yang berjalan

sangat cepat seperti jagung manis.

Kualitas suatu sayuran tidak dapat ditingkatkan atau diperbaiki setelah dipanen, akan tetapi

hanya dapat dipertahankan. Cara untuk dapat mempertahankan kualitas tersebut antara lain

dengan melakukan:

1. Penanganan pasca panen secara baik

2. Penyimpanan di tempat yang cocok/ideal

3. Pengemasan yang benar.

Beberapa kerugian yang diakibatkan oleh penanganan pasca panen yang kurang benar antara lain

:

1. Penurunan bobot berat

2. Mechanical injury :

- Memar yang menyebabkan penurunan mutu

- Goresan pada lapisan pelindung kulit yang bisa menyebabkan masuknya bakteri.

3. Mempercepat kematangan sehingga menurunkan shelf life

4. Perubahan warna

5. Penampilan dari sayuran tersebut kurang menarik :

- Layu

- Keriput

Jika hasil panen akan disimpan, sangatlah penting untuk memulai dengan produk berkualitas

tinggi. Hasil panen harus tidak mengandung unit yang rusak atau berpenyakit, dan wadah atau

kontainer harus berventilasi dengan baik dan kuat untuk menahan tumpukan. Pada umumnya,

Page 2: Praktikum paspan mentimun

praktek penyimpanan yg baik termasuk pengontrolan suhu, pengontrolan kelembaban nisbi,

perputaran udara dan pengaturan tempat antara kontainer untuk ventilas yg memadai, dan

menghindari pencampuran produk yg bertentangan atau tidak kompatibel.

Penanganan pasca panen hasil hortikultura yang umumnya dikonsumsi segar dan mudah

“rusak” (perishable), bertujuan mempertahankan kondisi segarnya dan mencegah perubahan-

perubahan yang tidak dikehendaki selama penyimpanan, seperti pertumbuhan tunas,

pertumbuhan akar, batang bengkok, buah keriput, polong alot, ubi berwarna hijau (greening),

terlalu matang, dll. Perlakuan dapat berupa: pembersihan, pencucian, pengikatan, curing, sortasi,

grading, pengemasan, penyimpanan dingin, pelilinan, dll.

Page 3: Praktikum paspan mentimun

BAB II

PENANGANGAN PASCAPANEN PADA MENTIMUN (Cucumis sativus)

Pada praktikum penanganan pasca panen pada mentimun dilakuakn delapan perlakuan

pada mentimun. Tujuannya untuk melihat seberapa besar kerusakan yang terjadi akibat

perlakuan-perlakuan tersebut dan mengetahui kerusakan apa saja yang ditimbulkan akibat

perlakuan yang diberikan pada mentimun yang telah dipanen tersebut.

A. Kegiatan

Perlakuan :

mentimun tidak diberi perlakuan sebagai kontrol (disimpan dalam box

styrofoam dengan hati-hati

mentimun dijatuhkan dari ketinggian 0,5m sabanyak 2 kali

mentimun dicuci dengan air bersih dan dibersihkan duri-durinya

mentimun langsung dikemas dalam plastic

mentimun langsung dikemas dalam plastic wrap

mentimun digores kulitnya

mentimun disimpan dalam lemari es

Menimbang bobot mentimun dan kemasannya (masing-masing perlakuan) sebelum

dan selama penyimpanan.

Simpan masing-masing mentimun yang telah diberi perlakuan di dalam box Styrofoam

dan letakan dalam laci penyimpanan yang telah disediakan.

Pengamatan dilakukan pada 1 hsp, 4 hsp, 5 hsp, dan 6 hsp.

Faktor yang diamati adalah : susut bobot, kerusakan fisik, mekanik, dan biologis dari

masing-masing perlakuan selama penyimpanan.

B. Hasil dan Pembahasan

Hasil pengamatan selama 1, 4, 5, dan 6 hsp

1 HST 4 HST 5 HST 6 HST 1 HST 4 HST 5 HST 6 HST 1 HST 4 HST 5 HST 6 HST 1 HST 4 HST 5 HST 6 HST

1 Kontrol 0 7.595 7.8 12.15 1 1 1.5 1.5 1 2.5 2 2.5 1 1 1 1

2 Jatuh 0 4.805 5.81 11.265 2 1.5 2.5 2.5 1.5 2.5 0 3.5 1 1 1.5 1.5

3 Jemur 5.5 4.02 5.05 5.15 1 1 2 2 1 1 2 2 1 1 2 2

4 Cuci 4.045 0.155 0.525 2.8 1 1 2 1.5 1 1 2 1.5 1 1 1.5 1.5

5 Kemas kt plastik 0.2 0.995 1.955 2.22 1 1 1.5 1.5 1 1 1.5 2 1 1.5 2 1.5

6 Kemas Wrapp pls 0.545 1.385 1.055 1.4 1 1 1 1 1 1.5 1.5 1.5 1 1 1 1

7 Gores 0 1.3 1.3 1.3 1.5 2 2 2 1.5 2 2 3 1 2 2 2

8 Penyimpanan dingin 1.32 3.18 3.735 3.735 1 1 1 1 1 1 1 1.5 1 1 1 1

Skor Kerusakan BiologisNo Perlakuan Susut Bobot (%) Kerusakan Mekanis Kerusakan Fisik

Page 4: Praktikum paspan mentimun

Grafik 1 : susut bobot mentimun 1-6hsp

Grafik 2 : Kerusakan mekanis akibat perlakuan yang diberikan pada mentimun

0

2

4

6

8

10

12

14

1 HST 4 HST 5 HST 6 HST

Susut Bobot (%)

1 Kontrol

2 Jatuh

3 Jemur

4 Cuci

5 Kemas kt plastik

6 Kemas Wrapp pls

7 Gores

8 Penyimpanan dingin

0

0.5

1

1.5

2

2.5

3

1 HST 4 HST 5 HST 6 HST

Kerusakan Mekanis

1 Kontrol

2 Jatuh

3 Jemur

4 Cuci

5 Kemas kt plastik

6 Kemas Wrapp pls

7 Gores

8 Penyimpanan dingin

Page 5: Praktikum paspan mentimun

Grafik 3 : scoring kerusakan biologis

Grafik 4 : Kerusakan fisik

0

0.5

1

1.5

2

2.5

1 HST 4 HST 5 HST 6 HST

Skor Kerusakan Biologis

1 Kontrol

2 Jatuh

3 Jemur

4 Cuci

5 Kemas kt plastik

6 Kemas Wrapp pls

7 Gores

8 Penyimpanan dingin

0

0.5

1

1.5

2

2.5

3

3.5

4

1 HST 4 HST 5 HST 6 HST

Kerusakan Fisik

1 Kontrol

2 Jatuh

3 Jemur

4 Cuci

5 Kemas kt plastik

6 Kemas Wrapp pls

7 Gores

8 Penyimpanan dingin

Page 6: Praktikum paspan mentimun

Dari hasil pengamatan dari 1 hsp – 6 hsp untuk pengamatan nilai susut bobot terbesar

adalah pada mentimun yang diberi perlakuan dijatuhkan dari ketinggian 0,5m sebanyak 2 kali

yaitu 11,265%. Untuk kerusakan mekanis dan fisik terbesar juga pada perlakuan yang sama yaitu

mentimun dijatuhkan sebanyak 2 kali dari ketinggian 0,5m sedangkan untuk kerusakan biologis

terbesar pada perlakuan kemas dalam plastic.

Kerusakan biologis timbul karena pengaruh etilen atau pun gangguan OPT saat pasca

panen. Hal yang mempengaruhi kerusakan biologis antara lain adalah kelembaban yang tinggi

dan kurangnya cahaya matahari sehingga memudahkan munculnya OPT terutama penyakit.

Kerusakan mekanik disebabkan oleh benturan, gesekan, tekanan, tusukan, baik antar hasil

tanaman tersebut atau dengan benda lain. Kerusakan ini umumnya disebabkan tindakan manusia

yang dengan sengaja atau tidak sengaja dilakukan. Atau karena kondisi hasil tanaman tersebut

(permukaan tidak halus atau merata, berduri, bersisik, bentuk tidak beraturan, bobot tinggi, kulit

tipis, dll.). Pada praktikum ini kerusakan mekanik timbul akibat luka yang timbul akibat gesekan

dan benturan. Kerusakan mekanik tersebut member efek terhadap kondisi produk tersebut.

Produk yang diberi perlakuan dengan sengaja dijatuhkan menyebabkan mentimun berbenturan

dan bergesekan dengan lantai sehingga timbul luka yang menyebabkan peningkatan respirasi.

Hal tersebut menyebabkan susut bobot mentimun dari 1 hsp – 6 hsp sebesar 11, 265%.

Kerusakan fisik merupakan kerusakan yang terjadi karena proses fisiologi (hidup) yang

terlihat sebagai perubahan fisiknya seperti perubahan warna, bentuk, ukuran, lunak, keras, alot,

keriput, dll. Juga bisa terjadi timbul aroma, perubahan rasa, peningkatan zat-zat tertentu dalam

hasil tanaman tersebut. Kerusakan fisik yang terlihat pada hasil pengamatan selama 6 hari

tersebut antara lain mentimun berubah menjadi keriput dan terdapat bagian yang melunak. Selain

itu terjadi pula perubahan warna (semburat) menjadi kekuningan pada beberapa mentimun.

Page 7: Praktikum paspan mentimun

BAB III

KESIMPULAN

Dari hasil pengamatan dari 1 hsp – 6 hsp untuk pengamatan nilai susut bobot terbesar

adalah pada mentimun yang diberi perlakuan dijatuhkan dari ketinggian 0,5m sebanyak 2 kali

yaitu 11,265%. Untuk kerusakan mekanis dan fisik terbesar juga pada perlakuan yang sama yaitu

mentimun dijatuhkan sebanyak 2 kali dari ketinggian 0,5m sedangkan untuk kerusakan biologis

terbesar pada perlakuan kemas dalam plastic.

Kerusakan biologi nampak dengan timbulnya penyakit pada mentimun yang diberi

perlakuan dibungkus dalam plastic. Kerusakan mekanik terjadi pada seluruh mentimun yang

dijadikan bahan percobaan. Kerusakan fisik tersebut berupa perubahan bentuk mentimun

menjadi keriput dan terdapat bagian yang lunak. Kerusakan mekanik yang terjadi disebabkan

oleh perlakuan yang diberikan saatp percobaan dilakukan. Kerusakan mekanik tersebut

menyebakan susut bobot mentimun selama masa penyimpananan.

Page 8: Praktikum paspan mentimun

DAFTAR PUSTAKA

Mutirawati, Tino. Penanganan Pasca Panen Hasil Pertanian. Fakultas Pertanian, Universitas

Padjadjaran (Disampaikan pada: WORKSHOP PEMANDU LAPANGAN I (PL-1) SEKOLAH LAPANGAN

PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PERTANIAN (SL-PPHP). Dep. Pertanian, 2007)

Kitinoja, Lisa dan Adel A. Kader. Praktik-praktik Penanganan Pascapanen Skala Kecil: Manual

untuk Produk Hortikultura (Edisi ke 4). University of California, Davis Postharvest Technology

Research and Information Center. Diterjemahkan oleh: I Made S. Utama. Fakultas Teknologi

Pertanian Universitas Udayana

Darsana, Linayanti., dkk. PENGARUH SAAT PANEN DAN SUHU PENYIMPANAN

TERHADAP UMUR SIMPAN DAN KUALITAS MENTIMUN JEPANG (Cucumis sativus L.).

Agrosains Volume 5 No 1, 2003

Page 9: Praktikum paspan mentimun

Teknologi Pascapanen

Laporan Praktikum Perlakuan Pascapanen pada Buah Mentimun (Cucumis

sativus)

Diajukan untuk memenuhi laporan praktikum mata kuliah Teknologi Pascapanen

Disusun oleh

Kelompok 4 :

Rizky Hadi Rahmannia 150110080211

Mayang Winoti 150110080216

Annisa Handayani 150110080217

Redy Aditya P. 150110080220

Rizqi Laila Annisa 150110080221

Agroteknologi F

Agroteknologi

Fakultas Pertanian

Universitas Padjadjaran

2011

Page 10: Praktikum paspan mentimun