praktikum mesra - perajangan
DESCRIPTION
Mesin dan Peralatan. Tinjauan Pustaka. Slicing PerajanganTRANSCRIPT
-
PRAKTIKUM MESIN DAN PERALATAN
B. Perajangan (Slicing)
1. Tinjauan Pustaka
Pengirisan dilakukan untuk mendapatkan produk yang tipis
dan seragam. Pada pengirisan produk yang diperoleh diharapkan
mempunyai struktur dan bentuk yang baik serta seragam. Berdasarkan
cara pengoperasiannya, mesin pengiris dibagi menjadi tiga kelompok,
yaitu mesin pengiris dengan pisau pengiris diam dan bahan yang diiris
bergerak; mesin pengiris dengan pisau pengiris bergerak dan bahan
yang diiris diam; mesin pengiris dengan bahan yang diiris dan pisau
pengiris kedua-duanya bergerak. Berdasarkan susunan pisaunya, mesin
pengiris dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu mesin pengiris dengan
satu jenis pisau, dengan dua jenis pisau, dan dengan tiga jenis pisau.
Mesin pengiris dengan satu jenis pisau menghasilkan irisan tipis dengan
dua permukaan irisan. Jumlah pisau pada mesin pengiris ini dapat
hanya satu atau lebih, tergantung pada konstruksinya
(Wiraatmadja, 1999).
Pengirisan dilakukan untuk menghasilkan keseragaman
ketebalan tempe. Dengan ketebalan yang seragam maka akan
membantu proses penggorengan untuk mendapatkan tingkat
kematangan yang sama pada waktu yang bersamaan. Selain itu,
ketebalan pengirisan juga berpengaruh pada tingkat kerenyahan keripik
tempe (Sadiyah, 2009).
Penghancuran dan pemotongan mengurangi ukuran bahan
padat dengan kerja mekanis, yaitu membaginya menjadi partikel-
partikel lebih kecil. Penggunaan proses pengancuran yang paling luas di
dalam industri pangan barangkali adalah dalam penggilingan butir-butir
gandum menjadi tepung. Mesin potong pada umunya sederhana, terdiri
dari berbagai susunan pisau berputar dalam (Earle, 1969).
-
Pemotongan bahan pangan menjadi bentuk-bentuk tertentu
akan mempermudah bahan tersebut dicerna. Dengan kata lain, zat-zat
gizi dari bahan pangan lebih mudah diekstrak dan dicerna oleh tubuh
setelah melalui tahapan pemotongan. Pengirisan akan memperbesar luas
permukaan bahan pangan. Semakin kecil potongan yang terbentuk akan
semakin besar permukaan yang dapat kontak dengan air, oksigen dan
mikroba. Ukuran potongan bahan akan mempengaruhi tingkat
kematangan bahan saat dimasak. Potongan kecil akan lewat matang
pada saat potongan besar mulai matang. Sebaliknya, potongan besar
akan kurang matang pada saat potongan kecil mulai matang
(Mahendradatta, 2007).
Pemotongan memerlukan gaya dan energi potong yang lebih
besar dari kekuatan potong tandan kosong sawit. Beberapa hasil kajian
pemotongan terhadap bahan pertanian diketahui bahwa gaya dan energi
potong yang diperlukan untuk memotong bahan akan dipengaruhi oleh
kecepatan potong, bahan pisau potong, desain pisau potong, sudut mata
pisau, cara operasi, dan sifat bahan pertanian yang dipotong. Mesin
pencacah menggunakan pisau yang diputar melalui tenaga dari motor
bakar. Hasil kajian menunjukkan bahwa putaran pisau pada kecepatan
750-800 rpm dan pengumpanan bahan dengan kapasitas 750 kg/jam
akan menghasilkan serpihan dengan panjang sekitar 22 cm
(Zamri, 2006).
Mengiris adalah proses pemotongan untuk mengecilkan ukuran
buah-buahan dan sayuran, termasuk mendorong atau memaksa pisau
tajam maupun tipis untuk memotong bahan. Alat pengiris pisang terdiri
dari pengumpan untuk putaran pengiris, pemotong, mekanisme
transmisi listrik. Sistem pengoperasian alat pengiris ini dilengkapi
dengan tiga pisau pemotong yang berotasi pada kecepatan 360 rpm.
Alat ini dikembangkan untuk mengatasi kelemahan pada pemotong
dengan daya tangan atau pemotong yang digunakan dalam industri
pengolahan skala kecil. Alat pengiris ini memiliki efisiensi pengirisan
-
sekitar 93-94% dengan kapasitas efektif sekitar 100 kg / jam untuk
kedua varietas. Rata-rata ketebalan pemotongan untuk kedua varietas
adalah sekitar 2,00 0.194 mm, sedangkan rata-rata bulat adalah 0,84
dan 0,70 (Sonawane, 2011).
Mesin pengiris kentang terdiri dari pisau yang terpasang pada
titik tengahnya, untuk poros berputar. Dua dampak yang disebabkan
oleh pisau terhadap kentang dalam satu putaran lengkap dari poros.
Poros dan pengaturan pisau akan ditempatkan dalam badan mesin.
Salah satu ujung poros harus menanggung pisau sedangkan ujung yang
lain akan terhubung ke motor listrik yang menimbulkan rotasi. Unit
pengiris akan berputar. Pemotongan melibatkan penerapan geser
berlaku pada item dengan bantuan pisau. Pisau dapat berada dalam
kondisi stasioner atau translasi atau gerakan berputar. Mengiris dapat
dicapai dari salah satu cara berikut 1) sebuah pisau bergerak melawan
satu stasioner sementara mendapatkan makanan dipotong, 2) dua pisau
atau elemen pemotongan bergerak dalam arah berlawanan terhadap satu
sama lain dan dengan demikian mendapatkan item makanan yang akan
diiris dalam proses, 3) pisau bergerak melawan bagian stasioner mesin
(Yusuf, 2007).
Prinsip-prinsip mengiris mesin didasarkan pada tindakan geser
dengan pisau dan jenis-jenis pemotong dengan prinsip yang sama
seperti mengiris yang meliputi dampak-jenis cutter, bar mesin
pemotong dan sistem gerakan pisau. Pada dasarnya ada tiga jenis alat
pengiris, yaitu alat pengiris gravitasi, alat pengiris horisontal, dan
pengiris daging. Ketiga kelompok alat pengiris ini masing-masing
memiliki kekurangan. Mesin pengiris untuk mengiris makanan, seperti
daging, keju, sosis dan sayuran terdiri dari perangkat pengangkut, pisau
yang berputar dan mekanisme pengetukan untuk mentransfer irisan dari
perangkat satu untuk diangkut ke tempat yang lain (Odior, 2012).
Empat kentang signifikan dengan bentuk bervariasi pada
teksturnya saat diproses memiliki perbedaan pada ketebalan potongan.
-
Interaksi ukuran kentang tidak signifikan terhadap efeknya pada tekstur.
Keripik dari kentang Tigoni ada yang paling tebal yaitu pada 1.0 mm,
1.5 mm dan 2.0 mm (Abong, 2011).
Perajangan kripik tempe dengan cara penyayatan manual dapat
digantikan menggunakan perajang mekanik yang prinsip kerjanya
berdasarkan mekanisme gerak engkol peluncur dengan circle cutter.
Untuk dapat menerapkan alat potong dengan prinsip gerak engkol
peluncur pada perajangan kripik tempe harus diketahui perbandingan
kecepatan potong (cutting speed) dan kecepatan pemakanan (feeding
speed). Dengan demikian dapat dirumuskan permasalahannya adalah
penentuan pasangan yang optimum antara cutting speed dan feeding
speed mengingat karakteristik tempe berbeda dari benda kerja lain
seperti kayu dan logam yang telah banyak diteliti mengenai sifat
mekanisnya. Prinsip kerja perajang mekanik yang dibuat adalah
mengumpankan tempe pada circle cutter, pada proses ini proses
penyayatan dilakukan dengan gerak pisau yang melingkar
(Putro, 2006).
Dalam industri rumah tangga perlu diketahui jenis mesin
perajang agar dapat menjadi pertimbangan dalam alternatif pemilihan
investasi pada alat atau mesin perajang yang harus digunakan. Mesin
perajang dengan mekanisme perajangan menggunakan sebuah pisau
pada piringan putar digerakkan oleh motor listrik Hp melalui
transmisi sabuk puli dan feeding masih menggunakan dorongan tangan
baru mencapai kapasitas 100 buah setiap menit dengan tebal rajangan
60 % yang seragam pada tebal 2 3 millimeter. Sedangkan mesin
perajang manual dengan mekanisme gerakan pisau menggunakan
tenaga tangan melalui transmisi lengan engkol dan masukan dari gaya
dorong tangan, kapasitasnya hanya 60 buah irisan setiap menit dengan
tebal rajangan bervariasi antara 1,5 3,5 milimeter (Saptono, 2005).
Alat penyawut / perajang berfungsi untuk merajang atau
memperkecil ukuran bahan yang akan dibuat tepung. Penyawut kecil,
-
manual dan penyawut besar, pedal, bisa dengan motor. Penyawutan
dilakukan dengan alat penyawut / perajang yang digerakkan secara
manual atau tenaga motor. Sawut yang dihasilkan berupa irisan ubikayu
dengan lebar 0,2-0,5 cm, panjang 1-5 cm, dan tebal 0,1-0,4 cm. Sawut
basah ditampung dalam bak plastik atau wadah lain yang tidak korosif.
Beberapa alat penyawut yang dapat digunakan antara lain alat penyawut
manual yang digerakkan dengan tangan, alat penyawut manual tipe
kayuh, atau alat penyawut yang digerakkan dengan motor/diesel
(Sembiring, 2008).