praktikum mesra - perajangan

5
PRAKTIKUM MESIN DAN PERALATAN B. Perajangan (Slicing) 1. Tinjauan Pustaka Pengirisan dilakukan untuk mendapatkan produk yang tipis dan seragam. Pada pengirisan produk yang diperoleh diharapkan mempunyai struktur dan bentuk yang baik serta seragam. Berdasarkan cara pengoperasiannya, mesin pengiris dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu mesin pengiris dengan pisau pengiris diam dan bahan yang diiris bergerak; mesin pengiris dengan pisau pengiris bergerak dan bahan yang diiris diam; mesin pengiris dengan bahan yang diiris dan pisau pengiris kedua-duanya bergerak. Berdasarkan susunan pisaunya, mesin pengiris dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu mesin pengiris dengan satu jenis pisau, dengan dua jenis pisau, dan dengan tiga jenis pisau. Mesin pengiris dengan satu jenis pisau menghasilkan irisan tipis dengan dua permukaan irisan. Jumlah pisau pada mesin pengiris ini dapat hanya satu atau lebih, tergantung pada konstruksinya (Wiraatmadja, 1999). Pengirisan dilakukan untuk menghasilkan keseragaman ketebalan tempe. Dengan ketebalan yang seragam maka akan membantu proses penggorengan untuk mendapatkan tingkat kematangan yang sama pada waktu yang bersamaan. Selain itu, ketebalan pengirisan juga berpengaruh pada tingkat kerenyahan keripik tempe (Sa’diyah, 2009). Penghancuran dan pemotongan mengurangi ukuran bahan padat dengan kerja mekanis, yaitu membaginya menjadi partikel- partikel lebih kecil. Penggunaan proses pengancuran yang paling luas di dalam industri pangan barangkali adalah dalam penggilingan butir-butir gandum menjadi tepung. Mesin potong pada umunya sederhana, terdiri dari berbagai susunan pisau berputar dalam (Earle, 1969).

Upload: sophia-ip

Post on 24-Nov-2015

28 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Mesin dan Peralatan. Tinjauan Pustaka. Slicing Perajangan

TRANSCRIPT

  • PRAKTIKUM MESIN DAN PERALATAN

    B. Perajangan (Slicing)

    1. Tinjauan Pustaka

    Pengirisan dilakukan untuk mendapatkan produk yang tipis

    dan seragam. Pada pengirisan produk yang diperoleh diharapkan

    mempunyai struktur dan bentuk yang baik serta seragam. Berdasarkan

    cara pengoperasiannya, mesin pengiris dibagi menjadi tiga kelompok,

    yaitu mesin pengiris dengan pisau pengiris diam dan bahan yang diiris

    bergerak; mesin pengiris dengan pisau pengiris bergerak dan bahan

    yang diiris diam; mesin pengiris dengan bahan yang diiris dan pisau

    pengiris kedua-duanya bergerak. Berdasarkan susunan pisaunya, mesin

    pengiris dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu mesin pengiris dengan

    satu jenis pisau, dengan dua jenis pisau, dan dengan tiga jenis pisau.

    Mesin pengiris dengan satu jenis pisau menghasilkan irisan tipis dengan

    dua permukaan irisan. Jumlah pisau pada mesin pengiris ini dapat

    hanya satu atau lebih, tergantung pada konstruksinya

    (Wiraatmadja, 1999).

    Pengirisan dilakukan untuk menghasilkan keseragaman

    ketebalan tempe. Dengan ketebalan yang seragam maka akan

    membantu proses penggorengan untuk mendapatkan tingkat

    kematangan yang sama pada waktu yang bersamaan. Selain itu,

    ketebalan pengirisan juga berpengaruh pada tingkat kerenyahan keripik

    tempe (Sadiyah, 2009).

    Penghancuran dan pemotongan mengurangi ukuran bahan

    padat dengan kerja mekanis, yaitu membaginya menjadi partikel-

    partikel lebih kecil. Penggunaan proses pengancuran yang paling luas di

    dalam industri pangan barangkali adalah dalam penggilingan butir-butir

    gandum menjadi tepung. Mesin potong pada umunya sederhana, terdiri

    dari berbagai susunan pisau berputar dalam (Earle, 1969).

  • Pemotongan bahan pangan menjadi bentuk-bentuk tertentu

    akan mempermudah bahan tersebut dicerna. Dengan kata lain, zat-zat

    gizi dari bahan pangan lebih mudah diekstrak dan dicerna oleh tubuh

    setelah melalui tahapan pemotongan. Pengirisan akan memperbesar luas

    permukaan bahan pangan. Semakin kecil potongan yang terbentuk akan

    semakin besar permukaan yang dapat kontak dengan air, oksigen dan

    mikroba. Ukuran potongan bahan akan mempengaruhi tingkat

    kematangan bahan saat dimasak. Potongan kecil akan lewat matang

    pada saat potongan besar mulai matang. Sebaliknya, potongan besar

    akan kurang matang pada saat potongan kecil mulai matang

    (Mahendradatta, 2007).

    Pemotongan memerlukan gaya dan energi potong yang lebih

    besar dari kekuatan potong tandan kosong sawit. Beberapa hasil kajian

    pemotongan terhadap bahan pertanian diketahui bahwa gaya dan energi

    potong yang diperlukan untuk memotong bahan akan dipengaruhi oleh

    kecepatan potong, bahan pisau potong, desain pisau potong, sudut mata

    pisau, cara operasi, dan sifat bahan pertanian yang dipotong. Mesin

    pencacah menggunakan pisau yang diputar melalui tenaga dari motor

    bakar. Hasil kajian menunjukkan bahwa putaran pisau pada kecepatan

    750-800 rpm dan pengumpanan bahan dengan kapasitas 750 kg/jam

    akan menghasilkan serpihan dengan panjang sekitar 22 cm

    (Zamri, 2006).

    Mengiris adalah proses pemotongan untuk mengecilkan ukuran

    buah-buahan dan sayuran, termasuk mendorong atau memaksa pisau

    tajam maupun tipis untuk memotong bahan. Alat pengiris pisang terdiri

    dari pengumpan untuk putaran pengiris, pemotong, mekanisme

    transmisi listrik. Sistem pengoperasian alat pengiris ini dilengkapi

    dengan tiga pisau pemotong yang berotasi pada kecepatan 360 rpm.

    Alat ini dikembangkan untuk mengatasi kelemahan pada pemotong

    dengan daya tangan atau pemotong yang digunakan dalam industri

    pengolahan skala kecil. Alat pengiris ini memiliki efisiensi pengirisan

  • sekitar 93-94% dengan kapasitas efektif sekitar 100 kg / jam untuk

    kedua varietas. Rata-rata ketebalan pemotongan untuk kedua varietas

    adalah sekitar 2,00 0.194 mm, sedangkan rata-rata bulat adalah 0,84

    dan 0,70 (Sonawane, 2011).

    Mesin pengiris kentang terdiri dari pisau yang terpasang pada

    titik tengahnya, untuk poros berputar. Dua dampak yang disebabkan

    oleh pisau terhadap kentang dalam satu putaran lengkap dari poros.

    Poros dan pengaturan pisau akan ditempatkan dalam badan mesin.

    Salah satu ujung poros harus menanggung pisau sedangkan ujung yang

    lain akan terhubung ke motor listrik yang menimbulkan rotasi. Unit

    pengiris akan berputar. Pemotongan melibatkan penerapan geser

    berlaku pada item dengan bantuan pisau. Pisau dapat berada dalam

    kondisi stasioner atau translasi atau gerakan berputar. Mengiris dapat

    dicapai dari salah satu cara berikut 1) sebuah pisau bergerak melawan

    satu stasioner sementara mendapatkan makanan dipotong, 2) dua pisau

    atau elemen pemotongan bergerak dalam arah berlawanan terhadap satu

    sama lain dan dengan demikian mendapatkan item makanan yang akan

    diiris dalam proses, 3) pisau bergerak melawan bagian stasioner mesin

    (Yusuf, 2007).

    Prinsip-prinsip mengiris mesin didasarkan pada tindakan geser

    dengan pisau dan jenis-jenis pemotong dengan prinsip yang sama

    seperti mengiris yang meliputi dampak-jenis cutter, bar mesin

    pemotong dan sistem gerakan pisau. Pada dasarnya ada tiga jenis alat

    pengiris, yaitu alat pengiris gravitasi, alat pengiris horisontal, dan

    pengiris daging. Ketiga kelompok alat pengiris ini masing-masing

    memiliki kekurangan. Mesin pengiris untuk mengiris makanan, seperti

    daging, keju, sosis dan sayuran terdiri dari perangkat pengangkut, pisau

    yang berputar dan mekanisme pengetukan untuk mentransfer irisan dari

    perangkat satu untuk diangkut ke tempat yang lain (Odior, 2012).

    Empat kentang signifikan dengan bentuk bervariasi pada

    teksturnya saat diproses memiliki perbedaan pada ketebalan potongan.

  • Interaksi ukuran kentang tidak signifikan terhadap efeknya pada tekstur.

    Keripik dari kentang Tigoni ada yang paling tebal yaitu pada 1.0 mm,

    1.5 mm dan 2.0 mm (Abong, 2011).

    Perajangan kripik tempe dengan cara penyayatan manual dapat

    digantikan menggunakan perajang mekanik yang prinsip kerjanya

    berdasarkan mekanisme gerak engkol peluncur dengan circle cutter.

    Untuk dapat menerapkan alat potong dengan prinsip gerak engkol

    peluncur pada perajangan kripik tempe harus diketahui perbandingan

    kecepatan potong (cutting speed) dan kecepatan pemakanan (feeding

    speed). Dengan demikian dapat dirumuskan permasalahannya adalah

    penentuan pasangan yang optimum antara cutting speed dan feeding

    speed mengingat karakteristik tempe berbeda dari benda kerja lain

    seperti kayu dan logam yang telah banyak diteliti mengenai sifat

    mekanisnya. Prinsip kerja perajang mekanik yang dibuat adalah

    mengumpankan tempe pada circle cutter, pada proses ini proses

    penyayatan dilakukan dengan gerak pisau yang melingkar

    (Putro, 2006).

    Dalam industri rumah tangga perlu diketahui jenis mesin

    perajang agar dapat menjadi pertimbangan dalam alternatif pemilihan

    investasi pada alat atau mesin perajang yang harus digunakan. Mesin

    perajang dengan mekanisme perajangan menggunakan sebuah pisau

    pada piringan putar digerakkan oleh motor listrik Hp melalui

    transmisi sabuk puli dan feeding masih menggunakan dorongan tangan

    baru mencapai kapasitas 100 buah setiap menit dengan tebal rajangan

    60 % yang seragam pada tebal 2 3 millimeter. Sedangkan mesin

    perajang manual dengan mekanisme gerakan pisau menggunakan

    tenaga tangan melalui transmisi lengan engkol dan masukan dari gaya

    dorong tangan, kapasitasnya hanya 60 buah irisan setiap menit dengan

    tebal rajangan bervariasi antara 1,5 3,5 milimeter (Saptono, 2005).

    Alat penyawut / perajang berfungsi untuk merajang atau

    memperkecil ukuran bahan yang akan dibuat tepung. Penyawut kecil,

  • manual dan penyawut besar, pedal, bisa dengan motor. Penyawutan

    dilakukan dengan alat penyawut / perajang yang digerakkan secara

    manual atau tenaga motor. Sawut yang dihasilkan berupa irisan ubikayu

    dengan lebar 0,2-0,5 cm, panjang 1-5 cm, dan tebal 0,1-0,4 cm. Sawut

    basah ditampung dalam bak plastik atau wadah lain yang tidak korosif.

    Beberapa alat penyawut yang dapat digunakan antara lain alat penyawut

    manual yang digerakkan dengan tangan, alat penyawut manual tipe

    kayuh, atau alat penyawut yang digerakkan dengan motor/diesel

    (Sembiring, 2008).