praktikum kimia anorganik 1 laporan halogen

20
I. Nomor Percobaan : 4 II. Judul Percobaan : Halogen III. Tujuan percobaan : Tujuan Umum: Mahasiswa mampu memahami sifat oksidator halogen Tujuan Khusus: a. Mahasiswa mampu membuat air klor dan air brom. b. Mahasiswa mampu mengidentifikasi klorine, bromine, iodine dalam pelarut CCl 4. c. Mengidentifikasi daya oksidasi klorine, bromine, dan iodine. IV. Dasar Teori : Halogen merupakan golongan yang berada pada golongan VIIA. Halogen berasal dari bahasa yunani, “Halos” yang artinya garam dan “Genes” yang artinya pembentuk. Halogen sebagai pembentuk garam. Unsur-unsur pembentuk garam tersebut terdiri dari Flourin (F), Klorin (Cl), Bromin (Br), Yodium (I), Astatin (At) dan unsur Ununseptium (Uus) yang belum ditemukan. Golongan halogen merupakan golongan non-logam yang sangat reaktif menangkap electron (oksidator). Pada umumnya golongan halogen menangkap satu elektron untuk memenuhi kulit terluarnya. Halogen tidak mungkin ada dalam keadaan bebas di alam karena kereaktifannya sangat tinggi. Pada umumnya Halogen ditemukan di alam dalam bentuk senyawa garam-garamnya.

Upload: yudi-miunisti

Post on 26-Jul-2015

1.871 views

Category:

Documents


102 download

TRANSCRIPT

Page 1: Praktikum Kimia Anorganik 1 LAPORAN HALOGEN

I. Nomor Percobaan : 4

II. Judul Percobaan : Halogen

III. Tujuan percobaan : Tujuan Umum:

Mahasiswa mampu memahami sifat oksidator halogen

Tujuan Khusus:

a. Mahasiswa mampu membuat air klor dan air brom.

b. Mahasiswa mampu mengidentifikasi klorine, bromine,

iodine dalam pelarut CCl4.

c. Mengidentifikasi daya oksidasi klorine, bromine, dan

iodine.

IV. Dasar Teori :

Halogen merupakan golongan yang berada pada golongan VIIA. Halogen berasal

dari bahasa yunani, “Halos” yang artinya garam dan “Genes” yang artinya

pembentuk. Halogen sebagai pembentuk garam. Unsur-unsur pembentuk garam

tersebut terdiri dari Flourin (F), Klorin (Cl), Bromin (Br), Yodium (I), Astatin (At) dan

unsur Ununseptium (Uus) yang belum ditemukan. Golongan halogen merupakan

golongan non-logam yang sangat reaktif menangkap electron (oksidator). Pada

umumnya golongan halogen menangkap satu elektron untuk memenuhi kulit

terluarnya. Halogen tidak mungkin ada dalam keadaan bebas di alam karena

kereaktifannya sangat tinggi. Pada umumnya Halogen ditemukan di alam dalam

bentuk senyawa garam-garamnya.

1. Sifat Fisik Halogen

Sifat fisik Fluorin Klorin Bromin Iodin Astatin

Wujud zat Gas Gas Cair Padat Padat

Warna KuningMuda

HijauKekuningan

MerahKecoklatan

Ungu -

Titik didih -188,14oC -34,6oC 58,78oC 184,35oC 337oC

Titik beku -219,62oC -100,98oC -7,25oC 113,5oC 302oC

Kerapatan(g/cm3)

1,1 1,5 3,0 5,0 -

Kelarutan dalam air

(g/Lair)

Bereaksi 20 42 3 -

Page 2: Praktikum Kimia Anorganik 1 LAPORAN HALOGEN

2. Sifat Kimia Halogen

Sifat kimia Flourin Klorin Bromin Iodin Astatin

Massa atom 19 35,5 80 127 210

Jari-jari atom (pm) 72 99 115 133 155

Jari-jari ion X- 136 180 195 216 -

Keelektronegatifan 4,0 3,0 2,8 2,5 2,2

Energi ionisasi 1680 1260 1140 1010 -

3. Sifat Asam Halogen

Sifat asam yang dapat dibentuk dari unsur halogen, yaitu: asam halida, dan

oksilhalida.

a.  Asam halida (HX)

Asam halida terdiri dari asam fluorida (HF), asam klorida (HCl), asam bromida

(HBr), dan asam iodida (HI). Kekuatan asam halida bergantung pada kekuatan

ikatan antara HX atau kemudahan senyawa halida untuk memutuskan ikatan antara

HX. Dalam golongan VII A, semakin keatas ikatan antara atom HX semakin kuat.

Urutan kekuatan asam: HF < HCl < HBr < HI

Titik didih dipengaruhi oleh massa atom relative (Mr)  dan ikatan antar molekul:

Semakin besar Mr maka titik didih semakin tinggi.

Semakin kuat ikatan antarmolekul maka titik didih semakin tinggi.

Pengurutan titik didih asam halida HF > HI > HBr > HCl

Pada senyawa HF, walaupun memiliki Mr terkecil tetapi memiliki ikatan antar

molekul yang sangat kuat “ikatan hidrogen” sehingga titik didihnya paling tinggi.

b.  Asam Oksihalida

Asam oksihalida adalah asam yang mengandung oksigen. Halogennya memiliki

bilangan oksidasi ( +1,+3, dan +7 ) untuk Cl,Br,I karena oksigen lebih

elektronegatifan. Pembentukannya :

X2O + H2O 2HXO

X2O3 + H2O  2HXO2

X2O5 + H2O  2HXO3

X2O7 + H2O  2HXO4

Page 3: Praktikum Kimia Anorganik 1 LAPORAN HALOGEN

Biloks

Halogen

Oksida

Halogen

Asam

Oksil

Halida

Asam

Oksil

Klorida

Asam

Oksil

Bromida

Asam

Oksiliodida

Penamaan

+1 X2O HXO HClO HBrO HIO Asam

Hipohalit

+3 X2O3 HXO2 HClO2 HBrO2 HIO2 Asam Halit

+5 X2O5 HXO3 HClO3 HBrO3 HIO3 Asam

Halat

+7 X2O7 HXO4 HClO4 HBrO4 HIO4 Asam

Perhalat

4. Kekuatan Asam

Semakin banyak atom oksigen pada asam oksilhalida maka sifat asam akan

semakin kuat. Hal tersebut akibat atom O disekitar Cl yang menyebabkan O pada O-H

sangat polar sehingga ion H+ mudah lepas. Urutan kekuatan asam oksilhalida:

HClO > HBrO > HIO

Asam terkuat dalam asam oksil halida adalah senyawa HClO4 (asam perklorat).

5. Daya Pengoksidasi

Data potensial reduksi:

F2 + 2e- 2F- Eo= +2,87 Volt

Cl2 + 2e- 2Cl- Eo= +1,36 Volt

Br2 + 2e- 2Br- Eo= +1,06 Volt

I2 + 2e- 2I- Eo= +0,54 Volt

Potensial reduksi F2 paling besar sehingga akn mudah mengalami reduksi dan disebut

oksidator terkuat. Sedangkan terlemah adalah I2 karena memiliki potensial reduksi

terkecil.

Sifat oksidator: F2 > Cl2 > Br2 > I2

Sifat reduktor : I- > Br- > Cl- > F-

Reduktor terkuat akan mudah mengalami oksidasi mudah melepas elektron ion iodida

paling mudah melepas electron sehingga bertindak sebagai reduktor kuat.

Page 4: Praktikum Kimia Anorganik 1 LAPORAN HALOGEN

6. Kekuatan Oksidator

Seperti telah diuraikan bahwa daya reduksi halogen dari fluorin ke iodine makin

berkurang. Apabila direaksikan, halogen yang lebih kuat daya reduksinya dapat

mengusir atau mendesak halida yang lebih lemah dari senyawanya.

Dari atas ke bawah daya reduksi halogen berkurang. Halogen yang lebih aktif atau

yang berada di atas dapat mengusir atau mendesak halida yang berada dibawah

senyawanya. Fluorin dapat mendesak klorida, bromide, dan iodide. Klorin dapat

mendesak bromide dan iodide. Bromida dapat mendesak iodide. Reaksi sebaliknya

tidak berlangsung.

Contoh:

F2(g) + 2NaCl(aq) 2NaF(aq) + Cl2(g)

Reaksi tersebut dapat juga ditulis sebagai berikut.

F2(g) + 2Cl-(aq) 2F-(aq) + Cl2(g)

Reaksi sebaliknya

Cl2(g) + F-(aq) tidak berlangsung

7. Keistiewaan Flour

Untuk halogen yang satu ini kita bisa menemukan keistimewaan daripada halogen

yang lainnya. Beberapa keistimewaan itu antara lain:

HF (Hidrogen Flour) termasuk dalam asam lemah (tidak terionisasi sempurna)

padahal hidrogen halida yang lain adalah asam kuat.

Flour memiliki ukuran atom yang kecil sehingga sangat reaktif menangkap

elektron atau merupakan oksidator yang kuat. Selain itu flour mempunyai energi

hidrasi yang besar. Flour dalam hidrogen flourida mempunyai sifat suka menarik

proton sehingga menimbulkan ikatan hidrogen. Ikatan hidrogen ini hanya dimiliki

Nitrogen, Oksigen, dan Flour saja. Jadi halogen lain tidak memiliki itu. Hal ini juga

yang menyebabkan titik didih hidrogen flourida lebih tinggi ketimbang hidrogen

halida yang lain.

Page 5: Praktikum Kimia Anorganik 1 LAPORAN HALOGEN

8. Kegunaan Halogen

Fluorin

1. Asam flourida digunakan untuk mengukir (mengetsa) gelas.

Reaksi : CaSiO3 + 8HF –> H2SiF6 + CaF2 + 3H2O

2. Natrium heksafluoroksilikat ( Na2SiF6 ) digunakan untuk bahan campuran  pasta

gigi.

3. Natrium fluorida ( NaF ) untuk mengawetkan kayu.

4. Belerang hexafluorida ( SF6 ) sebagai insulator.

5. Kriolit ( Na3AlF6 ) sebagai bahan pelarut dalam pengolahan bahan alumunium.

6. Freon-12 ( CF2Cl2 ) sebagai zat pendingin pada kulkas dan AC.

7. Teflon digunakan sebagai pada peralatan mesin.

Klorin

1. Asam klorida ( HCl ) digunakan pada industri logam. Untuk mengekstrasi logam

tersebut.

2. Natrium klorida ( NaCl ) digunakan sebagai garam dapur.

3. Kalium klorida ( KCl ) sebagai pupuk tanaman.

4. Amoniumklorida ( NH4Cl ) sebagai bahan pengisi batu baterai.

5. Natrium hipoklorit ( NaClO ) digunakan sebagai pengelontang (breaching agent)

untuk kain dan kertas.

ClO + zat pewarna ? Cl- + zat tak berwarna

6. CaOCl2/( Ca2+ )( Cl- )( ClO- ) sebagai serbuk pengelontang atau kapur klor.

7. Kalsium hipoklorit ([Ca( OCl2 )2 ] sebagai zat disenfekton pada air ledeng.

8. Kalium klorat (KCl) bahan pembuat mercon dan korek api.

9. Seng klorida (ZnCl2) sebagai bahan pematri (solder).

Bromin

1. Natrium bromide (NaBr)sebagai obat penenang saraf

2. Perak bromide(AgBr)disuspensikan dalam gelatin untuk film fotografi

3. Metil bromide(CH3Br)zat pemadam kebakaran

4. Etilen dibromida(C2H4Br2)ditambahkan pada bensin untuk mengubah Pb

menjadi PbBr2.

Page 6: Praktikum Kimia Anorganik 1 LAPORAN HALOGEN

Iodin

1. Sebagai obat antiseptic

2. Mengidentifikasi amilum

3. Kalium Iodat(KIO3)ditambahkan pada garam dapur

4. Iodoform(CHI3)merupakan zat organic

5. Perak Iodida(AgI)digunakan dalam film fotografi.

Unsur-unsur halogen mempunyai konfigurasi elektron ns2 np5 dan merupakan

unsur-unsur yang paling elektronegatif, oleh karena itu selalu mempunyai bilangan

oksidasi (-1), kecuali fluor yang selalu univalen, unsur-unsur ini dapat juga

mempunyai bilangan oksidasi (+1), (+III), (+V) dan (+VII). Bilangan oksidasi (+IV)

dan (+VI) merupakan anomali, terdapat dalam oksida ClO2, Cl2O6, dan BrO3.(1)

Kecenderungan kuat dari atom F dan Cl untuk menarik elektron mengakibatkan

bentuk yang sering ditemukan di alam adalah bentuk ion F- dan Cl-, serta kesulitan

dalam pembuatan unsur murni dari bentuk ionnya.

Kenaikan titik didih dan leleh dengan bertambahnya nomor atom, dijelaskan

dengan fakta bahwa molekul-molekul yang lebih besar mempunyai gaya tarik menarik

Van der waals yang lebih besar daripada yang mempunyai molekul-molekul yang

lebih kecil. Karena kelektronegatifan halogen relatif lebih besar dibandingkan unsur

lain, maka halogen bersifat menarik elektron atau pengoksidasi. Kemampuan

mengoksidasi halogen berkurang dari atas ke bawah. Akibatnya unsur yang di atas

dapat mengoksidasi unsur yang berada dibawahnya, tetapi tidak sebaliknya.

Dengan perkecualian He, Ne dan Ar, semua unsur dalam tabel berkala membentuk

halida. Halida ionik atau kovalen adalah senyawaan umum yang paling penting.

Mereka sering paling mudah dibuat dan digunakan secara meluas bagi sintesis

senyawa lain. Dalam hal suatu unsur mempunyai lebih dari satu valensi, halida

seringkali dikenal sebagai senyawaan tingkat oksidasi. Terdapat juga kimiawi

senyawaan halogen organik yang luas dan beragam, senyawaaan fluor, teristimewa

dalam hal F menggantikan H secara sempurna yang memilki sifat-sifat khusus.

Fluorin memiliki potensial reduksi tertinggi (E = +2.87 V) dan kekuatan oksidasi

tertinggi di anatara molekul halogen. Flourin juga merupakan unsur non logam yang

paling reaktif. Karena air akan dioksidasi oleh F2 pada potensial yang jauh lebih

Page 7: Praktikum Kimia Anorganik 1 LAPORAN HALOGEN

rendah (+1.23 V) gas flourin tidak dapat dihasilkan dengan elektrolisis larutan dalam

air  senyawa flourin. Karena itu, diperlukan waktu yang panjang sebelum unsur flourin

dapat diisolasi, dan F. F. H. Moisson akhirnya dapat mengisolasinya dengan

elektrolisis KF dalam HF cair. Sampai kini flourin masih dihasilkan dengan reaksi ini.

Khlorin yang sangat penting dalam industri kimia anorganik dihasilkan bersama

dengan natrium hidroksida. Reaksi dasar untuk produksi khlorin adalah elektrolisis

larutan NaCl dalam air dengan proses pertukaran ion. Dalam proses ini gas  khlorin

dihasilkan dalam sel di anoda dan Na+.

Bromin didapatkan dengan oksidasi Br- dengan gas khlorin dalam air garam.  Mirip

dengan itu, iodin dihasilkan dengan melewatkan gas khlorin melalui air garam yang

mengandung ion I-. Karena gas alam yang didapatkan di Jepang ada bersama di bawah

tanah dengan air garam yang mengandung I-, Jepang adalah negara utama penghasil

iodin.

V. Alat dan Bahan :

Alat:

1. Tabung Reaksi 6. Gelas Kimis

2. Rak Tabung Reaksi 7. Gelas Ukur

3. Pipa Bengkok 8. Neraca Analitik

4. Pipet Tetes 9. Penjepit Kayu

5. Spatula 10. Kaca Arloji

Bahan:

1. Padatan NaCl dan MnO2 6. Larutan I2 (0,05 gram I2 dalam 100ml etanol)

2. Larutan Amilum 7. Air Bromine (0,5 ml Br2 dalam 100ml air)

3. Larutan KI 0,1 M 8. Asam Sulfat Pekat

4. Larutan KBr 0,1 M 9. Indicator Universal

5. Larutan AgNO3 0,1 M 10. CCl4

VI. Prosedur Percobaan :

1. Buatlah gas X dari air (klorin) dengan cara:

Campurkan 1 gram NaCl dan 1 gram MnO2 di dalam tabung uji reaksi, tambahkan

H2SO4 pekat sebanyak 2 mL dan alirkan gas yang terjadi ke dalam tabung uji reaksi

lain (A-C) selama 1 menit untuk masing-masing tabung hingga nampak

Page 8: Praktikum Kimia Anorganik 1 LAPORAN HALOGEN

kemungkinan adanya perubahan (kerjakan dalam lemari asam). Tabung uji reaksi

A, B, dan C masing-masing berisi aquadest 5 mL, larutan KI 2 mL, larutan KBr 2

mL. Tutup tabung A-C dengan sumbat setelah dialiri gas tersebut.

2. Uji terhadap larutan A (air klorin Y)

a. Masukkan sepotong kecil indikator universal ke dalam larutan A.

b. Masukkan 5 tetes larutan AgNO3 ke dalam tabung uji reaksi kemudian

tambahkan 5 tetes larutan A dan amati perubahan yang terjadi.

c. Kedalam larutan 1-2 mL CCl4 masukkan 10 tetes larutan A, kemudian kocok

campuran ini cukup kuat.

d. Kedalam larutan 1 mL KI tambahkan 10 tetes larutan A, amati dan kemudian

tambahkan 1-2 tetes amilum. Ulangi perlakuan ini tetapi sebagai ganti amilum

yaitu penambahan 2 mL CCl4 dan dikocok.

e. Kedalam larutan 1 mL KBr, tambahkan 10 tetes larutan A kemudian 2 mL CCl4

dan dikocok.

3. Uji hasil larutan B setelah dialiri gas X, lakukan hal yang sama seperti pada (2d)

dan bandingkan hasilnya.

4. Uji hasil larutan C setelah dialiri gas X, lakukan hal yang sama seperti pada (2e) dan

bandingkan hasilnya.

VII. Hasil Pengamatan :

No Perlakuan Hasil Pengamatan1. Serbuk NaCl + MnO2 +

H2SO4 Pekat

Dialirkan ke dalam air (A)

Dialirkan ke dalam KI (B)

Dialirkan ke dalam KBr (C)

Terbentuk larutan berwarna abu-abu kehitaman dan terdapat gelembung air pada dinding tabung serta menghasilkan uap tak berwarna.

Larutan tetap berwarna bening, dan terdapat uap pada dinding tabung.

Larutan menjadi berwarna kuning dan terdapat uap pada dinding tabung.

Larutan tetap berwarna bening dan terdapat uap pada dinding tabung.

2. Larutan A + Indikator universal

Larutan A + AgNO3

Larutan A + CCl4

Menggunakan indikator universal untuk mengukur pH dari larutan A dan didapatkan pH bernilai 5 yang menunjukan bahwa larutan A bersifat asam.

Larutan menjadi berwarna putih keruh.

Page 9: Praktikum Kimia Anorganik 1 LAPORAN HALOGEN

Larutan A + KI + Amilum

Larutan A + KI + CCl4

Larutan A + KBr + CCl4

Larutan seperti berminyak dan terdapat gelembung air pada dinding tabung.Larutan tetap bening.

Larutan menjadi berwarna bening dan tidak saling bercampur. Batas antara 2 larutan itu berbentuk cekung.

Larutan tidak saling bercampur, pada bagian atas berwarna bening dan pada bagian bawah berwarna putih keruh seperti gel.

3. Larutan B + KI + Amilum

Larutan B + KI + CCl4

Larutan menjadi berwarna kuning muda.

Larutan tidak saling bercampur, pada bagian atas berwarna kuning dan pada bagian bawah berwarna pink seperti gel.

4. Larutan C + KBr + CCl4 Larutan menjadi berwarna bening dan tidak saling bercampur. Batas antara 2 larutan itu berbentuk cembung.

VIII. Persamaan Reaksi :

1. NaCl Na+ + Cl-

MnO2(aq) + 2H2SO4(aq) + Cl- Mn2+ + Cl2(g) + 2SO42- + 2H2O(g)

a. Cl2(g) + H2O(l) OCl-(aq) + 2H+

(g) + Cl-(aq)

b. Cl2(g) + 2KI(aq) 2KCl + I2

c. Cl2(g) + 2KBr(aq) 2KCl + Br2

2. OCl-(aq) + Cl-

(aq)+ Indikator Universal pH = 5

a. 2Cl-(aq) + AgNO3(aq) AgCl2(s) + NO3

-

b. 2Cl-(aq) + CCl4(aq) ≠

c. 2Cl-(aq) + 2KI(aq) + amilum 2KCl(aq) + I2 + amilum

d. 2Cl-(aq) + 2KI(aq) + CCl4(aq) 2KCl(aq) + I2 + CCl4(aq)

e. 2Cl-(aq) + 2KBr(aq) + CCl4(aq) 2KCl(aq) + Br2 + CCl4(aq

3. 2KCl + I2 + 2KI(aq) + amilum 2KCl + 4KI(aq) + amilum

2KCl + I2 + 2KI(aq) + CCl4(aq) 2KCl + 4KI(aq) + CCl4(aq)

4. 2KCl2(g) + Br2(aq) + 2KBr(aq) + CCl4(aq) 4KCl + 2Br2 + CCl4(aq)

Page 10: Praktikum Kimia Anorganik 1 LAPORAN HALOGEN

IX. Pembahasan :

Pada percobaan pertama yaitu serbuk NaCl berwarna putih ditambah dengan

serbuk MnO2 berwarna hitam kemudian ditetesi dengan larutan H2SO4 pekat

berwarna bening menjadi larutan berwarna abu-abu kehitaman dan menghasilkan

gelembung air disertai uap tak berwarna (Gas X). Gas X yang dihasilkan tersebut

kemudian dialirkan kedalam air ± 1 menit kemudian ditutup dengan sumbat. Hasil

pengamatan yang didapat pada air tersebut yaitu tidak terjadi perubahan warna dan

terdapat uap air pada dinding tabung. Dibuat kembali larutan dari serbuk NaCl

berwarna putih ditambah dengan serbuk MnO2 berwarna hitam kemudian ditetesi

dengan larutan H2SO4 pekat berwarna bening dan didapatkan hasil yang sama dengan

pembuatan pertama. Gas X yang dihasilkan kemudian dialirkan kedalam larutan KI

selama ± 1 menit kemudian ditutup dengan sumbat. Hasil pengamatan yang didapat

yaitu larutan menjadi berwarna kuning dan terdapat uap pada dinding tabung. Dibuat

kembali larutan dari serbuk NaCl berwarna putih ditambah dengan serbuk MnO2

berwarna hitam kemudian ditetesi dengan larutan H2SO4 pekat berwarna bening dan

didapatkan hasil yang sama dengan pembuatan pertama dan kedua. Gas X yang

dihasilkan dialirkan kedalam larutan KBr selama ± 1 menit kemudian ditutup dengan

sumbat. Hasil pengamatan yang didapat yaitu tidak terjadi perubahan warna dan

terdapat uap pada dinding tabung.

Percobaan selanjutnya yaitu menggunakan air yang telah dialiri dengan gas X

sebagai bahan utama yang akan diuji. Langkah pertama yaitu mengukur pH air yang

telah dialiri dengan gas X menggunakan indicator universal dan didapatkan pH

bernilai 5. Kemudian 5 tetes air yang telah dialiri gas X ditambah dengan 5 tetes

AgNO3 berwarna putih keruh menjadi larutan berwarna putih keruh. Selanjutnya

2mL larutan CCl4 berwarna bening ditambah dengan 10 tetes air yang telah dialiri

gas X lalu dikocok kuat-kuat menjadi seperti larutan berminyak, terdapat gelembung

air seperti minyak pada dinding tabung, dan tidak terjadi perubahan warna. Larutan

KI sebanyak 1 ml diberi 10 tetes larutan air yang telah dialiri gas X dan larutan tetap

bening kemudian ditambahkan amilum, larutan tetap berwarna bening dan tidak

nampak perubahan lain. Larutan KI sebanyak 1 ml diberi 10 tetes larutan air yang

Page 11: Praktikum Kimia Anorganik 1 LAPORAN HALOGEN

telah dialiri gas X dan larutan tetap bening kemudian ditambahkan CCl4 dan dikocok

kuat-kuat menghasilkan larutan yang tetap bening dan tidak saling bercampur, batas

antar larutan berbentu cekung. 1 mL KBr ditambah 10 tetes air yang telah dialiri gas

X dan ditambah 2 mL CCl4 menghasilkan larutan yang tetap berwarna bening dan

tidak saling bercampur, pada bagian bawah berwarna putih keruh berbentuk seperti

gel.

Percobaan ini menggunakan Larutan KI yang telah dialiri gas X sebagai bahan

utama yang akan diuji. Pada percobaan pertama yaitu 2 mL larutan KI ditambah 10

tetes larutan KI yang telah dialiri gas X dan ditambah 2 tetes amilum menghasilkan

larutan berwarna kuning muda. 2 mL larutan KI ditambah 10 tetes larutan KI yang

telah dialiri gas X dan ditambah 2 mL CCl4 dan dikocok kuat-kuat menjadi larutan

yang tidak saling bercampur dengan bagian atas berwarna kuning dan bagian bawah

berwarna putih seperti gel.

Percobaan terakhir yaitu 1 mL KBr ditambah dengan 10 tetes larutan KBr yang

telah dialiri gas X dan 2 mL CCl4 menjadi larutan yang tidak saling bercampur yang

tetap bening dan batas antara 2 larutan berbentuk cembung.

Pengkuran pH menggunakan indikator universal terhadap air yang telah dialiri gas

X menunjukan nilai pH sebesar 5. Hal ini sesuai karena penambahan H2SO4 pekat

terhadap NaCl dan MnO2 menghasilkan gas X yang bersifat asam.

Terbentuknya 2 lapisan larutan saat ditambahkan larutan CCl4, disebabkan karena

adanya perbedaan sifat kepolaran antara CCl4 dan campuran larutan yang ada pada

setiap tabung reaksi tersebut, dimana CCl4 merupakan senyawa yang bersifat

nonpolar yang disebabkan tidak adanya elektron bebas dalam molekulnya, sehingga

tidak dapat dilarutkan oleh campuran yang ada dalam setiap tabung reaksi yang

sifatnya polar. Hal ini sesuai dengan yang ada pada dasar teori bahwa suatu larutan

akan larut jika dilarutkan ke dalam pelarut yang sifatnya sama, yang berarti bahwa

senyawa yang bersifat non polar akan dapat larut pada senyawa yang bersifat non

polar juga. Dalam percobaan ini diketahui iodin memiliki tingkat kepolaran yang

begitu rendah sehingga sebagian dari unsur ini dapat bereaksi dengan kloroform dan

juga diketahui bahwa fungsi AgNO3 yang digunakan adalah untuk mengendapkan

unsur-unsur halogen.

Page 12: Praktikum Kimia Anorganik 1 LAPORAN HALOGEN

Dari hasil di atas dapat terlihat bahwa tingkat kelarutan dari unsur halogen

semakin ke bawan semakin kecil (F>Cl>Br>I) hal ini sesuai dengan keterangan data

pada tabel sistem periodik bahwa dari atas ke bawah unsur-unsur halogen semakin

reaktif. Diketahui bahwa halogen cenderung larut dalam pelarut-pelarut organik

karena gaya tarik menarik antar molekul yang baru terbentuk memiliki kekuatan

yang sama dengan kekuatan ikatan yang diputus dalam halogen dan pelarut. Selain

itu kelarutan juga ditentukan oleh kekuatan ikatan, dimana kekuatan ikatan dari

unsur halogen semakin berkurang dari atas ke bawah. Agar zat lain bisa bereaksi

dengan halogenalkana, maka ikatan karbon-halogen harus diputus. Karena

pemutusan semakin mudah dilakukan semakin ke bawah (mulai dari fluorin sampai

iodin), maka senyawa-senyawa semakin ke bawah golongan halogen akan semakin

reaktif. Kelarutan juga dipengaruhi oleh polaritas ikatan, dimana dari keempat

halogen fluorin-lah yang merupakan unsur yang paling elektronegatif sedangkan

iodin mempunyai sifat yang paling tidak elektronegatif.

X. Kesimpulan :

Bromin didapatkan dengan oksidasi Br- dengan gas khlorin dalam air garam.

Iodin dihasilkan dengan melewatkan gas khlorin melalui air garam yang

mengandung ion I-.

Daya oksidasi halogen dari clorine ke bromine makin berkurang begitu juga

dari bromine ke iodine yang ditandai dengan adanya perubahan warna larutan.

Adanya perbedaan sifat kepolaran antara CCl4 dan campuran larutan yang

ada pada setiap tabung reaksi tersebut, hal ini di tandai dengan tidak saling

bercampurnya kedua larutan dikarenakan larutan CCl4 merupakan senyawa yang

bersifat nonpolar yang disebabkan tidak adanya elektron bebas dalam molekulnya,

sehingga tidak dapat dilarutkan oleh campuran yang ada dalam setiap tabung

reaksi yang sifatnya polar.

Kelarutan unsur halogen cenderung semakin kecil F>Cl>Br>I karena

dipengaruhi oleh kekuatan ikatan dan polaritas ikatan.

Kekeruhan unsur halogen dari atas ke bawah dalam satu golongan cenderung

semakin besar F<Cl<Br<I, dengan menggunakan larutan AgNO3 sebagai

pengujinya pada percobaan ini.

Page 13: Praktikum Kimia Anorganik 1 LAPORAN HALOGEN

Keelektronegatifan unsur halogen semakin ke bawah semakin berkurang,

sehingga tingkat kepolarannya juga semakin ke bawah semakin berkurang.

XI. Daftar Pustaka :

Hadeli. L, M. 2008. Buku Pedoman Praktikum Kimia Anorganik:

Univesitas Sriwijaya.

Oxtoby Gillis Nachtrieb.2003. Prinsip-Prinsip Kimia Modern edisi Ke-4 jilid 2.

Jakarta.: PT. Erlangga.

Pudjaatmaka, A. Hadyana & L. Setiono. 1985. Buku Teks Analisis Anorganik

Kualitatif   Makro dan SemiMikro. Jakarta : PT. Kalman Media Pusaka.

Sastro Hamidjojo, Hardjono.2005. Kimia Dasar. Yogyakarta: Gadjah Mada

University Press.

Sensus, Mulya Setia. 2006. Kimia Untuk Kelas XII IPA. Jakarta : PT.

Intermedia Cipta Nusantara.

Svehla, G. 1985. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif. Jakarta: PT.

Kalman Media Pustaka.

Tim Dosen Kimia Anorganik I. 2009. Penuntun Praktikum Kimia Anorganik. Palu:

KIP Universitas Tadulako.