praktikum kimia analitik - oksidi redukto

Upload: sophia-ip

Post on 08-Jan-2016

169 views

Category:

Documents


11 download

DESCRIPTION

Praktikum Kimia Analitik Jurusan Ilmu dan Teknologi Pangan dengan topik Oksidi Redukto

TRANSCRIPT

  • LAPORAN PRAKTIKUM

    KIMIA ANALITIK

    OKSIDI - REDUKTOMETRI

    Kelompok 15:

    1. Istiqomah N. B. H0912069

    2. Muh Nur Aziz H0912083

    3. Nadia Wohon H0912086

    4. Nur Azizah H0912092

    5. Nurul Cholisyoh H0912094

    6. Sophia Indarto H0912124

    ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN

    FAKULTAS PERTANIAN

    UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

    2013

  • ACARA III

    OKSIDI REDUKTOMETRI

    A. Tujuan Praktikum

    Tujuan praktikum acara III Oksidi-Reduktometri adalah sebagai

    berikut:

    1. Dapat melakukan titrasi iodometri secara langsung pada sampel.

    2. Dapat menentukan kadar vitamin C secara langsung pada sampel.

    B. Tinjauan Pustaka

    1. Tinjauan Bahan

    Jeruk manis dalam bahasa Inggris disebut sweet orange, dalam

    bahasa Belanda oranje appel, dalam bahasa Perancis orange atau

    oranger. Jeruk manis banyak ditanam di daerah subtropis sampai

    ketinggian 650 mdpl. Buah jeruk manis mempunyai nilai gizi yang cukup

    tinggi. Pada umumnya, buah jeruk merupakan sumber vitamin C yang

    berguna untuk kesehatan manusia. Sari buah jeruk mengandung 40-70

    mgram vitamin C per 100 cc, tergantung pada jenisnya. Makin tua buah

    jeruk, biasanya makin berkurang kandungan vitamin C nya. Vitamin C

    terdapat dalam sari buah, daging, dan kulit. Seperempat bagian dari total

    kandungan vitamin C buah jeruk terdapat di dalam sari buahnya

    (Pracaya, 1995).

    Iodium mempunyai potensial standar +0,54 V. Dalam proses

    analitik, iodium digunakan sebagai pereaksi oksidasi ( iodimetri) dan ion

    iodida digunakan sebagai pereaksi reduksi (iodometri). Relatif beberapa

    zat merupakan pereaksi reduksi yang cukup kuat untuk dititrasi secara

    langsung dengan iodium (Day, 1983).

    2. Tinjauan Teori

    Oksidasi adalah hilangnya satu atau lebih elektron oleh suatu

    atom, ion atau molekul. Sedangkan reduksi adalah memperoleh elektron.

  • Lebih umum digunakan suatu larutan (dispersi koloidal) kanji, karena

    warna biru tua dari kompleks kanji-iodium dipakai untuk suatu uji sangat

    peka terhadap iodium. Kepekaan lebih besar dalam larutan yang sedikit

    asam daripada dalam larutan netral dan lebih besar dengan adanya ion

    iodida. Mekanisme yang tepat dari pembentukan kompleks berwarna

    tidak diketahui. Diduga bahwa molekul iodium ditahan pada permukaan

    amilosa. Unsur kanji yang lain, -amilosa atau amilopektin, membentuk

    kompleks kemerah-merahan dengan iodium (Day, 1983).

    Vitamin C adalah vitamin larut air yang biasa disebut juga Asam

    Askorbat. Vitamin ini memegang peranan penting dalam metabolisme

    asam amino, serta penyembuhan bagian tubuh yang sakit atau rusak.

    Vitamin C diperoleh hampir seluruhnya dari buah-buahan dan sayur-

    sayuran segar atau yang tidak dimasak. Kandungan asam askorbat dalam

    100 gram bahan makanan arbei adalah 60 mg, jeruk 49 mg, cabe paprika

    115-120, bayam 59, dan kol 50 (Kuntaraf, 1987).

    Vitamin C atau asam askorbat mempunyai berat molekul 178

    dengan rumus molekul C6H8O6. Dalam bentuk Kristal tidak berwarna,

    titik cair 190-192C. Bersifat larut dalam air sedikit larut dalam aseton

    atau alkohol yang mempunyai berat molekul rendah. Vitamin C dengan

    iod akan membentuk ikatan dengan atom C nomor 2 dan 3 sehingga

    ikatan rangkap hilang. Penentuan vitamin C dapat dikerjakan dengan

    titrasi iodin. Hal ini berdasarkan sifat bahwa vitamin C dapat bereaksi

    dengan iodin. Indikator yang dipakai adalah amilum. Akhir titrasi ditandai

    dengan terjadinya warna biru dari iod-amilum (Sudarmadji, 2010).

    Asam askorbat atau vitamin C adalah zat makanan yang

    dibutuhkan oleh manusia untuk mencegah penyakit dan meningkatkan

    daya tahan tubuh terhadap infeksi. Vitamin ini mudah hancur oleh karena

    pemasakan atau pengalengan makanan dan oleh paparan udara serta

    cahaya. Faktor-faktor yang mempengaruhi isi vitamin C dari buah jeruk

    termasuk faktor produksi dan kondisi iklim, tahap kematangan buah

    (spesies dan varietas), penanganan dan penyimpanan (Njoku, 2011).

  • Vitamin C atau dikenal sebagai asam askorbat pada buah

    bervariasi dengan jenis buah-buahan, paparan sinar matahari dan kondisi

    pertumbuhan lainnya. Stabilitas asam askorbat berkurang dengan

    peningkatan suhu dan pH. Asam askorbat menurun secara bertahap

    selama penyimpanan khususnya pada suhu di atas 0oC. Berbagai cara

    yang kita lakukan dalam mengelola buah atau sayuran berdaun yang

    mengandung asam askorbat dapat menurunkan retensi asam askorbat

    mereka, misalnya mengupas, memotong-potong dan paparan udara.

    Bahan kemasan, paparan udara dan kondisi suhu penyimpanan

    berpengaruh nyata terhadap stabilitas vitamin (Oyetade, 2012).

    Amilum dengan I2 membentuk suatu kompleks berwarna biru tua

    yang masih sangat jelas sekalipun I2 sedikit sekali. Pada titik akhir, Iod

    yang terikat itu pun hilang bereaksi dengan titran sehingga warna biru

    lenyap mendadak dan perubahan warnanya tampak sangat jelas.

    Penambahan amilum ini harus menunggu sampai mendekati titik akhir

    titrasi. Titrasi redoks dapat dibedakan menjadi beberapa cara berdasarkan

    pemakaiannya, antara lain Na2S2O3 sebagai titran yang dikenal sebagai

    iodometri tak langsung dan I2 sebagai titran yang dikenal sebagai titrasi

    iodometri langsung dan kadang-kadang dinamakan iodimetri. Salah satu

    penggunaan itu memanfaatkan kesanggupan ikatan rangkap zat organik

    untuk mengadisi iod. Titrasi ini banyak digunakan untuk menentukan

    bilangan iod minyak dan lemak. Juga vitamin C (asam askorbat) sering

    ditentukan kadarnya dengan titrasi ini (Harjadi, 1990).

    C. Metodologi

    1. Alat

    a. Mortar

    b. Neraca analitik

    c. Labu takar

    d. Beker glass

    e. Erlenmeyer

  • f. Pipet ukur

    g. Buret

    2. Bahan

    a. Aquades

    b. Indikator Amilum

    c. Iodium 0,01 N

    d. Buah (Jeruk, Jambu, Belimbing, Cabe merah, Cabe rawit)

    e. Vitamin C tablet (IPI, Xon C, Vitalong C, Vitacimin)

    f. Minuman kemasan (Nutrisari, Happy Jus, Country Choice, Fruitamin,

    You C)

  • 3. Cara Kerja

    a. Penetapan vitamin C dari buah-buahan

    Buah Dikupas dan dicuci bersih

    1 ml

    amilum

    Ditimbang 10 gr daging buah dan

    dihaluskan dengan mortar

    Dipindahkan ke labu takar 100 ml dan

    ditambahkan aquades hingga tanda tera

    Dikocok homogen

    Ditambahkan ke dalam sampel dan

    dititrasi dengan Iodium 0,01 N

    Diambil ke dalam erlenmeyer

    20 ml

    sampel

  • a. Penetapan vitamin C dari tablet

    b. Penetapan vitamin C dari minuman kemasan

    Beberapa

    tablet

    Dihaluskan dengan mortar

    Ditimbang 0,2 gr serbuk tablet dan

    dimasukkan dalam erlenmeyer 200ml

    Ditambahkan dan dikocok homogen

    Diambil 10 ml sampel dengan pipet

    volume

    Ditambahkan dan dititrasi dengan

    Iodium 0,01 N

    50 ml

    aquades

    1 ml

    amilum

    Sampel Ditimbang 30 gr dalam beaker glass

    Dimasukkan dalam labu takar 100 ml dan

    ditambahkan aquades hingga tanda tera

    Dipipet dan dimasukkan dalam

    Erlenmeyer 200ml

    2 ml

    amilum

    Ditambahkan ke dalam sampel dan

    dititrasi dengan Iodium 0,01 N

    25 ml

    sampel

  • D. Pembahasan

    Tabel 3.1 Hasil Penentuan Kadar Vitamin C pada Beberapa Sampel Buah

    Kel. Sampel Berat Sampel

    (gr)

    Vol I2

    (ml)

    Kadar

    (%) Perubahan Warna

    1

    Jeruk

    10 3,25 0,1144 Kuning pucat kuning semburat biru

    15 10 4,10 0,1443 Kuning bening kuning pucat kebiruan

    2 Jambu

    10,393 5,20 0,1761 Merah muda ungu kehitaman 16 10 4,50 0,1584 Merah muda ungu 3

    Belimbing 10 0,80 0,0282 Bening pekat coklat

    17 10,1 2,50 0,0871 Kuning terang kecoklatan 4

    Cabai merah 10 4,30 0,1514 Merah merah kecoklatan

    18 10 1,70 0,0598 Kuning terang kecoklatan

    5 Cabai rawit

    10 4,00 0,1408 Merah orange orange kecoklatan

    19 10 13,20 0,4646 Orange Coklat keunguan Sumber: Laporan Sementara

    Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, diperoleh data kadar

    vitamin C pada beberapa sampel buah seperti pada tabel diatas. Kelompok 1

    dan 15 menggunakan jeruk sebagai sampel percobaan. Pada kelompok 1

    diperlukan I2 sebanyak 3,25 ml dan kadar vitamin C sebesar 0,1144%. Pada

    kelompok 15 diperlukan I2 sebanyak 4,10 ml dan kadar vitamin C sebesar

    0,1443%. Dari kedua kelompok ini perubahan warna yang terjadi adalah

    kuning sebelum dititrasi menjadi kuning kebiruan setelah dititrasi.

    Kelompok 2 dan 16 menggunakan jambu sebagai sampel percobaan.

    Pada kelompok 2 diperlukan I2 sebanyak 5,20 ml dan kadar vitamin C sebesar

    0,1761%. Pada kelompok 16 diperlukan I2 sebanyak 4,50 ml dan kadar

    vitamin C sebesar 0,1584%. Dari kedua kelompok ini perubahan warna yang

    terjadi adalah dari merah muda sebelum dititrasi menjadi ungu setelah

    dititrasi.

    Kelompok 3 dan 17 menggunakan belimbing sebagai sampel

    percobaan. Pada kelompok 3 diperlukan volume I2 sebanyak 0,8 ml dan kadar

    vitamin C sebesar 0,0282%. Pada kelompok 17 diperlukan volume I2

    sebanyak 2,5 ml dan kadar vitamin C sebesar 0,0871%. Dari kedua kelompok

    ini perubahan warna yang terjadi adalah dari bening sebelum dititrasi menjadi

    coklat.

  • Kelompok 4 dan 18 menggunakan cabai merah sebagai sampel

    percobaan. Pada kelompok 4 diperlukan I2 sebanyak 4,3 ml dan kadar vitamin

    C sebesar 0,1514%. Pada kelompok 18 diperlukan I2 sebanyak 1,7 ml dan

    kadar vitamin C sebesar 0,0598%. Dari kedua kelompok ini perubahan warna

    yang terjadi adalah dari merah pada kelompok 4 dan kuning terang pada

    kelompok 18 menjadi kecoklatan setelah dititrasi.

    Kelompok 5 dan 19 menggunakan cabai rawit sebagai sampel

    percobaan. Pada kelompok 5 diperlukan I2 sebanyak 4 ml untuk mentitrasi

    sampel cabai rawit dan kadar vitamin C sebesar 0,1408%. Pada kelompok 19

    diperlukan I2 sebanyak 13,2 ml untuk mentitrasi sampel cabai rawit dan kadar

    vitamin C sebesar 0,4646%. Dari kedua kelompok ini perubahan warna yang

    terjadi adalah dari orange sebelum dititrasi menjadi kecoklatan setelah

    dititrasi.

    Berdasarkan hasil diatas, maka dapat diketahui bahwa buah jeruk dan

    jambu memiliki kadar vitamin C dengan kisaran angka yang sama.

    Sedangkan antara cabai merah dan cabai rawit, yang memiliki kadar vitamin

    C lebih banyak adalah cabai rawit. Dari semua sampel buah, dapat diketahui

    bahwa cabai rawit memiliki kadar vitamin C yang paling tinggi diantara

    sampel buah yang lainnya yaitu sebesar 0,4646%.

    Tabel 3.2 Hasil Penentuan Kadar Vitamin C pada Beberapa Sampel Vitamin

    C Tablet

    Kel. Sampel Berat Sampel

    (gr)

    Vol I2

    (ml)

    Kadar

    (%) Perubahan Warna

    6 IPI

    0,2 5,9 10,3840 Kuning transparan biru kehitaman

    20 0,2 21,50 37,8400 Kuning muda ungu

    7

    Xon C

    0,2 20 51,0400 Kuning transparan biru kehitaman

    21 0,2 28,10 49,4560 Kuning bening biru keunguan

    8 Vitalong C

    0,2 16 28,1600 Bening ungu transparan 22 0,2 85,45 150,3920 Kuning bening ungu 9

    Vitacimin 0,2 28,60 50,3360 Bening biru tua transparan

    23 0,2 24,60 43,2960 Merah kebiruan Sumber: Laporan Sementara

  • Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, diperoleh data kadar

    vitamin C pada beberapa sampel vitamin C tablet seperti pada tabel diatas.

    Kelompok 6 dan 20 menggunakan IPI sebagai sampel percobaan. Pada

    kelompok 6, volume I2 yang digunakan untuk mentitrasi sampel vitamin IPI

    sebanyak 5,9 ml dan kadar vitamin C nya sebesar 10,3840%. Pada kelompok

    20 diperlukan I2 sebanyak 21,5 ml dan kadar vitamin C nya sebesar 37,84%.

    Dari kedua kelompok ini perubahan warna yang terjadi adalah kuning

    sebelum dititrasi menjadi kuning ungu kehitaman setelah dititrasi.

    Kelompok 7 dan 21 menggunakan Xon C sebagai sampel percobaan.

    Pada kelompok 7 diperlukan volume I2 sebanyak 20 ml dan kadar vitamin C

    sebesar 51,04%. Pada kelompok 21 diperlukan volume I2 sebanyak 28,1 ml

    dan kadar vitamin C sebesar 49,4560%. Dari kedua kelompok ini perubahan

    warna yang terjadi adalah dari kuning sebelum dititrasi menjadi biru

    keunguan setelah dititrasi.

    Kelompok 8 dan 22 menggunakan Vitalong C sebagai sampel

    percobaan. Pada kelompok 8 diperlukan I2 sebanyak 16 ml dan kadar vitamin

    C sebesar 28,16%. Pada kelompok 22 diperlukan I2 sebanyak 85,45 ml dan

    kadar vitamin C sebesar 150,3920%. Dari kedua kelompok ini perubahan

    warna yang terjadi adalah dari bening sebelum dititrasi menjadi ungu setelah

    dititrasi.

    Kelompok 9 dan 23 menggunakan cabai merah sebagai sampel

    percobaan. Pada kelompok 9 diperlukan I2 sebanyak 28,6 ml dan kadar

    vitamin C sebesar 50,3360%. Pada kelompok 23 diperlukan I2 sebanyak 24,6

    ml dan kadar vitamin C sebesar 43,2960%. Dari kedua kelompok ini

    perubahan warna yang terjadi adalah dari bening pada kelompok 9 dan merah

    pada kelompok 23 menjadi biru.

    Berdasarkan hasil diatas, maka dapat diketahui bahwa Xon C dan

    Vitacimin memiliki kadar vitamin C dengan kisaran angka 43-51%.

    Kandungan vitamin C yang paling rendah adalah pada sampel tablet IPI.

    Sedangkan kadar vitamin C yang paling tinggi adalah sampel Vitalong C

  • yaitu sebesar 150,3920%, jauh dibandingkan dengan sampel tablet yang

    lainnya.

    Tabel 3.3 Hasil Penentuan Kadar Vitamin C pada Beberapa Sampel

    Minuman Kemasan

    Kel. Sampel Berat Sampel

    (gr)

    Vol I2

    (ml)

    Kadar

    (%) Perubahan Warna

    10 Fruitamin

    30 0,4 0,4693 Bening kehitaman 24 30 0,85 0,0099 Kuning biru keunguan 11

    You C 30 83,35 0,9780 Kuning kuning semburat biru

    25 30 2 1,1733 Kuning biru keunguan 12

    Nutrisari 30 7,54 0,0887 Kuning bening ungu

    26 30 6,3 0,0739 Kuning biru bening 13

    Happy Jus 30 1,5 0,0176 Kuning keruh biru keunguan

    27 30 1,2 0,0141 Kuning muda biru bening 14 Country

    Choice

    30 17,57 0,2062 Kuning ungu 28 30 22 0,2582 Kuning biru keunguan

    Sumber: Laporan Sementara

    Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, diperoleh data kadar

    vitamin C pada beberapa sampel minuman kemasan seperti pada tabel diatas.

    Kelompok 10 dan 24 menggunakan Fruitamin sebagai sampel percobaan.

    Pada kelompok 10, diperlukan volume I2 sebanyak 0,4 ml untuk mentitrasi

    sampel Fruitamin dan kadar vitamin C nya sebesar 0,0047%. Pada kelompok

    24 diperlukan sebanyak 0,85 ml dan kadar vitamin C sebesar 0,0099%.

    Perubahan warna yang terjadi pada sampel kelompok 10 adalah dari bening

    menjadi kehitaman, sedangkan pada sampel kelompok 24 dari kuning

    menjadi biru keunguan.

    Kelompok 11 dan 25 menggunakan You C sebagai sampel percobaan.

    Pada kelompok 11 diperlukan I2 sebanyak 83,35 ml dan kadar vitamin C

    sebesar 0,9780%. Pada kelompok 25 diperlukan I2 sebanyak 2 ml dan kadar

    vitamin C sebesar 1,1733%. Dari kedua kelompok ini perubahan warna yang

    terjadi adalah dari kuning sebelum dititrasi menjadi biru setelah dititrasi.

    Kelompok 12 dan 26 menggunakan Nutrisari sebagai sampel

    percobaan. Pada kelompok 12 diperlukan I2 sebanyak 7,54 ml dan kadar

    vitamin C sebesar 0,0887%. Pada kelompok 26 diperlukan volume I2

    sebanyak 6,3 ml dan kadar vitamin C sebesar 0,0739%. Dari kedua kelompok

  • ini perubahan warna yang terjadi adalah dari kuning sebelum dititrasi menjadi

    ungu pada sampel kelompok 12 dan biru pada sampel kelompok 26.

    Kelompok 13 dan 27 menggunakan Happy Jus sebagai sampel

    percobaan. Pada kelompok 13 diperlukan I2 sebanyak 1,5 ml dan kadar

    vitamin C sebesar 0,0176%. Pada kelompok 27 diperlukan I2 sebanyak 1,2 ml

    dan kadar vitamin C sebesar 0,0141%. Dari kedua kelompok ini perubahan

    warna yang terjadi adalah dari kuning sebelum dititrasi menjadi biru setelah

    dititrasi.

    Kelompok 14 dan 28 menggunakan Country Choice sebagai sampel

    percobaan. Pada kelompok 14 diperlukan I2 sebanyak 17,57 ml dan kadar

    vitamin C sebesar 0,2062%. Pada kelompok 28, volume I2 yang digunakan

    untuk mentitrasi sampel sebanyak 22 ml dan kadar vitamin C sebesar

    0,2582%. Dari kedua kelompok ini perubahan warna yang terjadi adalah dari

    kuning sebelum dititrasi menjadi ungu setelah dititrasi.

    Dari beberapa sampel minuman tersebut, Fruitamin memiliki kadar

    vitamin C lebih rendah dibandingkan dengan Happy Jus. Kadar vitamin C

    pada Happy Jus lebih rendah daripada Nutrisari. Dan kadar vitamin C pada

    Nutrisari lebih rendah daripada Country Choice. Minuman kemasan You C

    adalah sampel yang memiliki kadar vitamin C yang paling tinggi

    dibandingkan dengan sampel yang lainnya yaitu sebesar 0,9780%. Sedangkan

    untuk kadar vitamin C yang paling tinggi dari semua sampel dalam percobaan

    ini adalah Vitalong C yaitu sebesar 150,3920%. Hal ini dikarenakan

    komposisi dari Vitalong C yang menurut Rahmawati (2011) mengandung

    Acidum ascorbicum (asam askorbat atau vitamin C) sebesar 500 mg di setiap

    kapsulnya.

    Dalam penentuan kadar vitamin C ini menggunakan metode titrasi

    iodium. Menurut Ika (2009), titrasi ini memakai Iodium sebagai oksidator

    yang mengoksidasi vitamin C dan memakai amilum sebagai indikatornya.

    Pratama (2007) mengemukakan bahwa pada proses titrasi, setelah semua

    vitamin C bereaksi dengan Iodin, maka kelebihan iodin akan dideteksi oleh

    kanji yang menjadikan larutan berwarna biru gelap. Prinsip dari metode titrasi

  • iod ini adalah terjadinya perubahan warna setelah sampel dititrasi. Analisis

    Reaksi Vitamin C dengan iodin adalah sebagai berikut C6H8O6 + I2

    C6H6O6 + 2I- + 2H

    +.

    Berdasarkan data yang diperoleh dari percobaan, semakin besar

    volume Iod yang digunakan dalam titrasi maka akan semakin besar pula

    kadar vitamin C nya. Menurut Mukaromah (2010), faktor-faktor yang

    mempengaruhi besarnya kadar vitamin C antara lain udara dan faktor-faktor

    lain seperti pemasakan. Besarnya kadar vitamin C pada buah bervariasi

    dengan jenis buah-buahan, paparan sinar matahari dan kondisi pertumbuhan

    lainnya. Sedangkan besarnya kadar vitamin C pada makanan ataupun

    minuman dipengaruhi oleh bahan kemasan, paparan udara dan kondisi suhu

    penyimpanan yang dapat berpengaruh nyata terhadap stabilitas vitamin C.

    Menurut Oyetade (2012), stabilitas asam askorbat (vitamin C)

    dipengaruhi oleh suhu dan pH. Asam askorbat menurun secara bertahap

    selama penyimpanan khususnya pada suhu di atas 0oC. Dan menurut

    Mukaromah (2010), besarnya kadar vitamin C dapat dipengaruhi oleh

    penambahan air, pemanasan, cara pengolahan bahan, serta suhu.

  • E. Kesimpulan

    1. Kadar vitamin C pada sampel buah yang tertinggi adalah cabai rawit

    dengan besar kadar 0,4646%, sedangkan yang terendah adalah buah

    belimbing dengan besar kadar 0,0282%.

    2. Kadar vitamin C pada sampel vitamin C tablet yang tertinggi adalah

    Vitalong C dengan besar kadar 150,3920%, sedangkan yang terendah

    adalah vitamin IPI dengan besar kadar 10,3840%.

    3. Kadar vitamin C pada sampel minuman kemasan yang tertinggi adalah

    You C dengan besar kadar 1,1733%, sedangkan yang terendah adalah

    Fruitamin dengan besar kadar 0,0099%.

    4. Kadar vitamin C yang paling tinggi dari semua sampel dalam percobaan

    adalah Vitalong C yaitu sebesar 150,3920%, sedangkan yang paling

    rendah adalah Fruitamin dengan besar kadar 0,0099%.