praktikum ikan
DESCRIPTION
sabun-sabyunTRANSCRIPT
I. PENDAHULUAN
1.1 . Latar Belakang
Pisces adalah Seluruh anggota kelompok ikan hidup didalam air dan
bereproduksi secara ovipar. Biasanya sel telur dan sperma disebarkan didalam air
atau sarang. Pada kebanyakan ikan bertulang sejati, fertilisasi dan perkembangan
embrio berlangsung diluar tubuh induk betina. Ikan terbagi menjadi beberapa
kelas, kelas agnatha (ikan tanpa rahang), kelas gnatostomata (ikan berahang),
kelas chondrichthyes (ikan bertulang rawan), kelas osteichthyes (ikan bertulang
sejati).
1.2. Tujuan
1.2.1. mempelajari dan mengetahui struktur morfologi bentuk luar tubuh ikan
teleostei (osteichtthyes)
1.2.2. membuat dan mengetahui suatu deksripsi luar atau morfologi serta
melakukan pengukuran terhadap bagian- bagian tubuh dan
membandingkannya dengan kunci identikasi, antara lain :
a. susunan jenis dan rumus sirip
b. jenis sisik dan perhitungan sisik
c. tipe ekor, bentuk mulut, dll
d. ukuran panjang total, standar, dan tinggi
1.2.3. mempelajari dan mengetahui system pencernaan makanan ikan
teleostei (osteichtthyes).
1.2.4. mengetahui organ penccernaan makanan ikan
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Ikan Bandeng (Chanos chanos)
Ikan bandeng dikenal sebagai ikan petualang yang suka merantau. Ikan
bandeng ini mempunyai bentuk tubuh langsing mirip terpedo, dengan moncong
agak runcing, ekor bercabang dan sisiknya halus. Warnanya putih gemerlapan
seperti perak pada tubuh bagian bawah dan agak gelap pada punggungnya
(Mudjiman, 1998).
Ciri umum ikan bandeng adalah tubuh memanjang agak gepeng, mata
tertutup lapisan lemak (adipase eyelid), pangkal sirip punggung dan dubur
tertutup sisik, tipe sisik cycloid lunak, warna hitam kehijauan dan keperakan
bagian sisi, terdapat sisik tambahan yang besar pada sirip dada dan sirip perut.
Bandeng jantan memiliki ciri-ciri warna sisik tubuh cerah dan mengkilap
keperakan serta memiliki dua lubang kecil di bagian anus yang tampak jelas pada
jantan dewasa (Hadie, 2000).
2.2 Klasifikasi Ikan Bandeng
Phylum : chordate
sub phylum : craniata
class : Teleostei
sub class : Actinopterigi
ordo : Malacopterigi
sub ordo : Clupeidae
family : Chanidae
genus : Chanos Lacepede
species : Chanos chanos
2.3 Sistem Pencernaan dan Anatomi
2.3.1 SISTEM PENCERNAAN
Secara anatomis, struktur alat pencernaan ikan berkaitan dengan bentuk
tubuh, kebiasan makanan, tingkah laku ikan dan umur ikan. Sistem atau alat
pencernaan pada ikan terdiri dari dua bagian, yaitu saluran pencernaan (Tractus
digestivus) dan kelenjar pencernaan (Glandula digestoria).
A. Saluran pencernaan
Mulai dari muka ke belakang, saluran pencernaan tersebut terdiri dari
mulut, rongga mulut, farings, esofagus, lambung, pilorus, usus, rektum dan anus.
B. Kelenjar Pencernaan
Kelenjar pencernaan berguna untuk menghasilkan enzim pencernaan yang
nantinya akan bertugas membantu proses penghancuran makanan. Enzim
pencernaan yang dihasilkan oleh ikan buas juga berbeda dengan ikan vegetaris.
Ikan buas pada umumnya menghasilkan enzim-enzim pemecah protein,
sedangkan ikan vegetaris menghasilkan enzim-enzim pemecah karbohidrat.
Kelenjar pencernaan terdiri dari hati dan pankreas.
2.3.2 ANATOMI
2.4. Sistem Reproduksi Ikan Secara Umum
Reproduksi adalah kemampuan individu untuk menghasilkan keturunan
sebagai upaya untuk melestarikan jenisnya atau kelompoknya. tidak setiap
individu mampu menghasilkan keturunan, tetapi setidaknya reproduksi akan
berlangsung pada sebagian besar individu yang hidup di permukaan bumi ini.
Kegiatan reproduksi pada setiap jenis hewan air berbeda-beda, tergantung kondisi
lingkungan tertentu setiap tahun.
Ikan memiliki variasi yang luas dalam strategi reproduksi agar keturunnya
mampu bertahan hidup. Ada tiga strategi reproduksi yang paling menonjol : 1)
memijah hanya bilamana energi (lipid) cukup tersedia : 2) memijah dalam
proporsi ketersediaan enrgi : dan 3) memijah dengan mengorbankan semua fungsi
yang lain, jika sesudah itu individu tersebut akan mati.
berdasarkan ketiga strategi itu, maka ikan memiliki ukuran dan jumlah
telur yang berbeda, tergantung tingkah laku dan habitatnya. Sebagian ikan
memilki jumlah telur yang banyak, namun ukurannya kecil, sebagai konsekuensi
dari sintasan yang rendah. Sebaliknya, ikan yang memiliki jumlah telu ra yang
sedikit, ukuran setiap telurnya dipastikan akan berukuran besar,dan kadang
memerlukan perawatan yang lebih dari induknya
Berdasarkan strategi reproduksi yang dimmiliki oleh ikan maka dikenal
tipe reproduksi sexual dengan fertilisasi internal dan reproduksi sexual dengan
fertilisasi eksternal. Reproduksi sexual dengan fertilisasi internal, dilakukan
dengan menempatkan sperma ke dalam tubuh betina sehingga mengurangi
kemungkinan kekeringan atau mengatasi kekurangdekatan sperma dan telur
sehingga fertilisasi dapat berlangsung. sedangkan fertilisasi eksternal, merupakan
penggabungan dua gamet ( sperma dan telur ) di luar tubuh masing-masing induk
secara terkoordinasi.
2.5.Ekologi Ikan Secara Umum
Air Tawar
Habitat air tawar dapat dibagi menjadi 2, yaitu :
Air tergenang, atau habitat lentik (berasal dari kata lenis yang berarti
tenang) : danau, kolam, rawa atau pasir terapung
Air mengalir, atau habitat lotik (berasal dari lotus yang berarti tercuci) :
mata air, aliran air (brook-creek) atau sungai.
Air Laut
Kedalaman lautan dibagi menjadi 3 lapisan zona, yaitu :
1. Permukaan laut pada waktu air surut sampai kedalaman 100 meter yang
disebut epipelagik. Sampai kedalaman 100 meter itu masih
ada fotosintesis oleh flora laut, dan dihuni oleh ikan-ikan eufotik.
2. Kedalaman 100 m sampai 2000 m dan disebut mesopelagik, dihuni oleh
ikan-ikan bentik. Ikan-ikan mesopelagik cenderung berwarna abu-abu
keperakan atau hitam kelam. Sebaliknya, invertebrata mesopelagik
berwarna ungu atau merah cerah.
3. Kedalaman 2000 m sampai 4000 m disebut batialpelagik, dihuni oleh
ikan-ikan batial. Organisme yang hidup di zona ini tidak berwarna atau
berwarna putih kotor dan tampak tidak berpigmen khususnya hewan-
hewan bentik. Tetapi ikan penghuni zona ini berwarna hitam kelam.
Air Payau
Air payau (estuarin) adalah badan-badan air dimana air tawar dari
sungai bercampur dengan air asin dari laut. Estuarin itu terbentuk bila
sungai mengalir masuk ke dalam laut. Karena estuarin merupakan zona
transisi antara 2 macam lingkungan, yaitu : lingkungan air tawar dan
lingkungan laut, maka merupakan ekoton. Ekoton berarti rumah atau
tempat tinggal yang mempunyai hubungan harmonis dengan rumah atau
tempat tinggal lainnya sehingga masing-masing berfungsi
baik. Salinitas air estuarin berfluktuasi, dipengaruhi oleh musim, bahkan
air pasang surut. Tanah di estuarin itu berlapis-lapis sesuai dengan tinggi
rendahnya batas pasang surut, dan di daerah itu terdapat bermacam-
macam fauna. Ikan-ikan diadrom berada dalam estuarin pada bulan-bulan
tertentu, baik ikan air tawar maupun ikan laut. Baik ikan-ikan yang hidup
di estuarin maupun ikan-ikan pendatang (anadrom dan katadrom) sangat
toleran terhadap perubahan salinitas dan lain-lain faktor (temperatur, pH,
dan sebagainya). Ikan-ikan yang memang hidupnya di lingkungan estuarin
antara lain : hering,karper, minaus.
III. MATERI DANMETODE
3.1 Waktu dan Tempat
Waktu : Rabu,10 April 2013
Tempat : Laboratorium Biologi laut, Jurusan Ilmu Kelautan, FPIK,
Universitas Diponegoro, Kampus Tembalang Semarang.
3.2 Alat dan Bahan
3.1.1. ALAT
Gunting bedah
Mistar
Alat tulis
3.1.2. BAHAN
Ikan bandeng
3.3 Cara Kerja
Siapkan alat dan bahan
Amati dan identifikasi ikan bandeng
Gambar struktur morfologinya, seperti susunan , jenis , rumus
sirip, panjang standar , panjang total, dan tinggi dll
Catat hasil pengamatan
Bedah ikan dengan mengguanakan gunting bedah
Amati organ- organ yang ada dalam tubuh ikan
Gambarkan dan catat hasil pengamatan
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.1.1 Morfologi dan Anatomi ikan
4.1.2 Alat-alat pencernaan
4.2. Pembahasan
Sistem Pencernaan
Secara anatomis, struktur alat pencernaan ikan berkaitan dengan
bentuk tubuh, kebiasan makanan, tingkah laku ikan dan umur ikan. Sistem
atau alat pencernaan pada ikan terdiri dari dua bagian, yaitu saluran
pencernaan (Tractus digestivus) dan kelenjar pencernaan (Glandula
digestoria).
Saluran pencernaan
Mulai dari muka ke belakang, saluran pencernaan tersebut terdiri dari
mulut, rongga mulut, farings, esofagus, lambung, pilorus, usus, rektum dan
anus.
a. Mulut
Bagian terdepan dari mulut adalah bibir, pada ikan-ikan tertentu bibir
tidak berkembng dan malahan hilang secara total karena digantikan oleh
paruh atau rahang (ikan famili scaridae, diodotidae, tetraodontidae). Pada
ikan belanak atau tambakan, bibir berkembang dengan baik dan menebal,
bahkan mulutnya dapat disembulkan. Keberadaan bibir berkaitan erat
dengan cara mendapatkan makanan. Di sekitar bibir pada ikan tertentu
terdapat sungut, yang berperan sebagai alat peraba. Mulut terletak di ujung
hidung dan juga terletak di atas hidung.
b. Rongga mulut
Di bagian belakan mulut terdapat ruang yang disebut rongga mulut.
Rongga mulut ini berhubungan langsung dengan segmen faring. Secara
anatomis organ yang terdapata pada rongga mulut adalah gigi, lidah dan
organ palatin. Permukaan rongga mulut diselaputi oleh lapisan sel
permukaan (epitelium) yang berlapis. Pada lapisan permukaan terdapat
sel-sel penghasil lendir (mukosit) untuk mempermudah masuknya
makanan. Disamping mukosit, di bagian mulut juga terdapat organ
pengecap (organ penerima rasa) yang berfungsi menyeleksi makanan.
c. Farings
Lapisan permukaan faring hampir sama dengan rongga mlut, masih
ditemukan organ pengecap, Sebagai tempat proses penyaringan makanan.
d. Esofagus
Permulaan dari saluran pencernaan yang berbentuk seperti pipa,
mengandung lendir untuk membantu penelanan makanan. Pada ikan laut,
esofagus berperan dalam penyerapan garam melalui difusi pasif
menyebabkan konsentrasi garam air laut yang diminum akan menurun
ketika berada di lambung dan usus sehingga memudahkan penyerapan air
oleh usus belakang dan rectum (proses osmoregulasi)
e. Lambung
Lambung merupakan segmen pencernaan yang diameternya relatif lebih
besar bila dibandingkan dengan organ pencernaan yang lain. Besarnya
ukuran lambung berkaitan dengan fungsinya sebagai penampung
makanan. Seluruh permukaan lambung ditutupi oleh sel mukus yang
mengandung mukopolisakarida yang agak asam berfungsi sebagai
pelindung dinding lambung dari kerja asam klorida. Sebagai penampung
makanan dan mencerna makanan secara kimiawi. Pada ikan-ikan
herbivora terdapat gizard (lambung khusus) berfungsi untuk menggerus
makanan (pencernaan secara fisik).
f. Pilorus
Pilorus merupakan segmen yang terletak antara lambung dan usus
depan. Segmen ini sangat mencolok karena ukurannya yang
mengecil/menyempit.
g. Usus ( intestinum)
Merupakan segmen yang terpanjang dari saluran pencernaan.
Intestinum berakhir dan bermuara keluar sebagai anus. Merupakan tempat
terjadinya proses penyerapan zat makanan
h. Rektum
Rektum merupakan segmen saluran pencernaan yang terujung. Secara
anatomis sulit dibedakan batas antara usus dengan rektum. Namun secara
histologis batas antara kedua segmen tersebut dapat dibedakan dengan
adanya katup rektum.
i. Kloaka
Kloaka adalah ruang tempat bermuaranya saluran pencernaan dan
saluran urogenital. Ikan bertulang sejati tidak memiliki kolaka, sedangkan
ikan bertulang rawan memiliki organ tersebut.
j. Anus
Anus merupakan ujung dari saluran pencernaan. Pada ikan bertulang
sejati anus terletak di sebelah depan saluran genital. Pada ikan yang bentuk
tubuhnya memanjang, anus terletak jauh dibelakang kepala bedekatan
dengan pangkal ekor. Sedangkan ikan yang tubuhnya membundar, posisi
anus terletak jauh di depan pangkal ekor mendekati sirip dada
Kelenjar Pencernaan
Kelenjar pencernaan berguna untuk menghasilkan enzim pencernaan
yang nantinya akan bertugas membantu proses penghancuran makanan.
Enzim pencernaan yang dihasilkan oleh ikan buas juga berbeda dengan
ikan vegetaris. Ikan buas pada umumnya menghasilkan enzim-enzim
pemecah protein, sedangkan ikan vegetaris menghasilkan enzim-enzim
pemecah karbohidrat. Kelenjar pencernaan terdiri dari hati dan pankreas.
Disamping itu, saluran pencernaannya (lambung dan usus) juga berfungsi
sebagai kelenjar pencernaan.
Hati meupakan organ penting yang mensekresikan bahan untuk proses
pencernaan. Organ ini umumnya merupakan suatu kelenjar yang kompak,
berwarna merah kecokelatan. Posisi hati terletak pada rongga tubuh bagian
bawah, di belakang jantung dan disekitar usus depan. Di sekitar hati
terdapat organ berbentuk kantong kecil, bulat, oval atau memanjang dan
berwarna hijau kebiruan, organ ini dinamakan kantung empedu yang
fungsinya untuk menampung cairan empedu yang disekresikan oleh organ
hati. Secara umum hati berfungsi sebagi tempat metabolisme karbohidrat,
lemak dan protein serta tempat memproduksi cairan empedu.
Pankreas merupakan organ yang mensekresikan bahan (enzim) yang
berperan dalam proses pencernaan. Pankreas ada yang berbentuk kompak
dan ada yang diffus (menyebar) di antara sel hati. Letak penkreas
berdekatan dengan usus depan sebab saluran pankreatik bermuara ke usus
depan. Saluran pankreatik yaitu saluran-saluran kecil yang bergabung satu
sama lain dan pada akhirnya akan terbentuk saluran yang keluar dari
pankreas menuju usus depan.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Morfologi ikan teleostei: mempunyai sirip punggung, sirip ekor, sirip
dubur,sirip dada, sirip perut, dan mempunyai tutup insang
Ikan bandeng mempunyai rumus sirip : DXI.2; A.8; P.15; V.11
Dengan PT=32,5 cm, PS =25 cm, dan T= 7,2 cm
System pencernaan ikan teleostei terdiri dari : mulut, rongga mulut, faring,
esophagus, lambung, usus , rectum, kloaka dan anus.
5.2. Saran
Agar dalam melaksanakan praktikum praktikan dapat dengan teliti
menentukan bagian-bagian yang terdapat pada sampel ikan.
Praktikan diharapkan kondusif selama praktikum agar proses praktikum
dapat berjalan lancar.
Praktikan di hendakan mempelajari dahulu bahan tentang apa yang
menjadi bahasan praktikum yang akan dilakukan
DAFTAR PUSTAKA
http://www.artikelbagus.com/2011/12/klasifikasi-vertebrata-pisces.html
http://rexson-napitupulu.blogspot.com/2011/10/sistem-reproduksi-ikan.html
http://wordbiology.wordpress.com/2009/01/20/ekolologi-ikan/
Adaaja.com . 2010. Sistem Pencernaan Pada Ikan.
http://adaaja.com/sistem-pencernaan-pada-ikan/
Adhi, I.K.D2008. sistem-pencernaan-pada-hewan. http://gurungeblog. wordpress.com/2008/11/23/sistem-pencernaan-pada-hewan/