praktikum farmakologi blok 19

Upload: archgear

Post on 11-Oct-2015

25 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

BLOK 19

TRANSCRIPT

Obat Vasodilator dan Digitalis

Kelompok F5

Rienaldi102011238Gene Dwi Pramana102011243Leonita Alfyani Kurniaty102011254Arif Nurkalim 102011257Maria Margaretha 102011263Ivan Laurentius 102011265Gio Vano Beril K.N. 102011268Franzeska Marchitia Dinar 102011271 Alice Pratiwi 102011272 Kelvin Arifin 102011276

Percobaan Obat Vasodilator Oral dan SublingualLandasan TeoriIsosorbida Dinitrat adalah nitrat organik yang digunakan untuk pengobatan dan pencegahan serangan angina pektoris. Senyawa ini bekerja dengan jalan relaksasi otot polos vaskular sehingga memberi efek vasodilatasi pada arteri dan vena perifer. Dilatasi pembuluh darah pasca kapiler termasuk vena besar menyebabkan penumpukan darah di perifer sehingga menurunkan aliran balik vena ke jantung, hal ini mengakibatkan turunya tekanan akhir diastolik ventrikel kiri (preload). Relaksasi arteriolar menyebabkan penurunan resistensi vaskular sistemik dan tekanan arteri (afterload). Dengan mekanisme seperti di atas maka kebutuhan oksigen miokard menurun, sehingga tercapai keseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen. Isosorbida Dinitrat mudah diserap melalui mukosa (mulut, hidung dan saluran cerna) maupun kulit.1

1. Indikasi Isosorbide Dinitrate Pengobatan dan pencegahan serangan akut angina pectoris.

2. Dosis Isosorbide Dinitrate Pengobatan : 1/2-1 tablet, dosis ditingkatkan sampai rasa nyeri hilang.Pencegahan : 1-2 tablet setiap 2-3 jam.

3. Peringatan dan Perhatian Isosorbide Dinitrate Hati-hati pemberian pada penderita yang mengalami peningkatan tekanan intrakranial, hipotensi berat (sistolik di bawah 90mmHg) hipovolemia, bradikardia paradosikal, kardiomiopati hipertropik. Keamanan dan efektifitas pada anak-anak belum dapat ditetapkan. Selama pengobatan, nadi dan tekanan darah harus diperhatikan. Hati-hati pemakaian pada wanita menyusui karena Isosorbida Dinitrat dieksresikan melalui air susu ibu.Keamanan pemakaian pada wanita hamil belum diketahui dengan pasti, oleh sebab itu diberikan bila manfaat lebih besar dari resiko.Pada penderita dengan sirkulasi darah labil dapat terjadi kolaps vaskuler setelah pemberian dosis tinggi.Penderita harus duduk, sewaktu menggunakan sediaan sublingual karena berdiri memudahkan terjadinya sinkope, sedangkan berbaring meningkatkan alir balik vena jantung.4. Efek Samping Isosorbide Dinitrate Ortostatik hiptensi, takikardia, kardiomipati hipertropik, sakit kepala, ruam kulit, muka merah, palpitasi, mual, muntah, lemah, gelisah, berkeringat.

5. Kontraindikasi Isosorbide Dinitrate Hipersensitif atau idiosinkrasi terhadap preparat nitrit atau nitrat yang lain.Tekanan darah yang sangat rendah.Infark jantung akut dengan berkurangnya tekanan pengisian kecuali di dalam unit perawatan.Gagal sirkulasi akut (syok, kolaps vaskular)

6. Interaki Obat Isosorbide Dinitrate Kombinasi dengan vasodilator lain seperti hidralazin, prazosin, nifendipin, dapat menimbulkan hipotensi berat.Pemberian bersama alkohol dapat memperkuat efek nitrat dan kadang-kadang menyebabkan hipotensi.1

Persiapan 1. Siapkan 1 orang percobaan yang siap puasa 4 jam sebelum praktikum dimulai.2. Satu orang percobaan lain disiapkan untuk demonstrasi dan tidak perlu puasa. 3. Siapkan tensimeter, stetoskop, termometer kulit, arloji, dan saputangan.4. Obat vasodilator, yaitu isosorbid dinitrat dalam 1 sediaan oral dan 1 sediaan sublingual.

Prosedur Pelaksanaan1. Dua orang percobaan berbaring tenang di atas meja laboratorium.2. Lakukan pengukuran parameter basal yang meliputi tekanan darah, denyut nadi, frekuensi pernapasan, dan suhu kulit sebanyak 2 kali dengan interval 5 menit dan hitung rata-ratanya.3. Jika pengamatan parameter dasar telah selesai, mintalah obat vasodilator pada instruktur, serta perhatikan baik-baik cara penggunaanya, apakah harus ditaruh di bawah lidah atau ditelan dengan segelas air. Jangan sampai tertukar.4. Lakukan pengamatan parameter di atas untuk orang percobaan yang mendapat obat sublingual tiap 3 menit selama 15 menit.5. Lakukan pengamatan parameter di atas untuk orang percobaan yang mendapat obat oral tiap 15 menit selama 2 jam atau bila parameter telah kembali ke nilai basal.6. Tanyakan gejala-gejala apa yang dirasakan oleh orang percobaan selama percobaan dan 24 jam setelahnya. 7. Bandingkan data-data yang diperoleh kelompok lain, apakah ada beda mula kerja dan lama kerja dari masing-masing obat vasodilator yang diberikan.

Hasil PengamatanPercobaan obat vasodilator sublingualParameter dasar ParameterPengukuran IPengukuran IIRata-Rata

Tekanan darah100/70 mmHg100/70 mmHg100/70 mmHg

Denyut nadi75 x/menit68 x/menit71,5 x/menit

Frekuensi napas18 x/menit17 x/menit17,5 x/menit

Suhu kulit35,31C35,59C35,45C

Parameter percobaan ParameterMenit ke-3Menit ke-6Menit ke-9Menit ke-12Menit ke-15

Tekanan darah100/70 mmHg100/70 mmHg80/60mmHg80/60mmHg85/70mmHg

Denyut nadi68 x/menit65 x/menit68 x/menit70 x/menit68 x/menit

Frekuensi napas20 x/menit20 x/menit20 x/menit20 x/menit21 x/menit

Suhu kulit35,67C35,69C35,60C36,09C35,78C

Pengamatan lainnyaPada menit ke-7 orang percobaan merasa pusing.

Percobaan obat vasodilator oralOrang Percobaan (obat oral)

KarakteristikBasalMenit ke-15Menit ke-30Menit ke-45Menit ke-60Menit ke-75Menit ke 90

Tekanan Darah (mmHg)120/8090/7090/6090/6080/70110/80110/70

Frekuensi Nafas (x/menit)19211819171718

Frekuensi Nadi (x/menit)70606060606065

Suhu Kulit (C)34.8835.8836.0936.535.9536.1635.87

Pengamatan lainnyaOrang percobaan mengalami pusing setelah 2 jam percobaan.

KesimpulanIsosorbid dinitrat adalah obat vasodilator yang memiliki fungsi mendilatasi pembuluh darah pasca kapiler termasuk vena besar, menyebabkan penumpukan darah di perifer sehingga menurunkan aliran balik vena ke jantung, hal ini mengakibatkan turunya tekanan akhir diastolik ventrikel kiri (preload) dan relaksasi arteriolar yang menyebabkan penurunan resistensi vaskular sistemik dan tekanan arteri (afterload), sehingga pada percobaan ini orang percobaan merasakan efek samping pusing.Percobaan pada KodokLandasan teoriDigoxin adalah salah satu glikosida jantung (digitalis), yaitu suatu kelompok senyawa yang mempunyai efek khusus pada miokardium. Digoxin merupakan kristal putih tidak berbau. Digoxin memiliki cincin aglycone, yang merupakan tempat aktivitas farmakologik. Senyawa ini praktis tidak larut dalam air dan dalam eter, sedikit larut dalam alkohol dan dalam kloroform dan sangat larut dalam piridin. Digoxin dikenal sebagai racun namun pada akhirnya dapat digunakan sebagai obat gagal jantung kongestif khususnya pada kasus fibrilasi atrial.Digoxin pada prinsipnya bekerja dengan cara menghambat pompa Na/K ATP-ase yangbekerja dengan meningkatkan pertukaran natrium-kalsium intraselular sehingga meningkatkan kadar kalsium intraseluler dan meningkatkan kontraktilitas. Digoxin secara spesifik berikatan dengan subunit- dari pompa Na+/ K+ ATPase yang terletak di otot jantung (miokardia), adanya ikatan ini meneyebabkan tidak berfungsinya pompa Na+/K+ ATPase.Toksisitas digoksin tetap menjadi pertimbangan utama dalam diagnosis yang membedakan aritmia dan/ atau gejala neurologi dan gastrointestinal pada pasien yang menerima glikosida jantung. Sangatlah penting untuk tetap waspada dan melakukan pemantauan dini terhadap gangguan pembentukan impuls, konduksi, atau keduanya. Diantara manifestasi ektrofisiologis yang umum adalah terjadinya denyut ektopik yang berasal dari ventrikel atau sambungan AV, blok AV derajat 1, merupakan suatu respons laju ventrikel yang sangat lambat terhadap fibrilasi atrium, atau percepatan pemacu jantung (pacemaker)sambungan AV. Hal ini seringkali hanya membutuhkan penyesuaian dosis danpemantauan yang tepat. Bradikardia sinus, sinoatrial arrest atau exit block, sertapenundaan konduksi AV derajat 2/ derajat 3 biasanya respons terhadap atropin, walaupun mungkin diperlukan pemacuan ventrikel sementara. Perlu dipertimbangkan pemberian kalium untuk pasien yang automatisasi ventrikel atau sambungan AV-nya jelas meningkat, bahkan jika K+ serum berada pada rentang yang normal, kecuali juga terjadiblok AV derajat-tinggi. Lidokain atau fenitoin yang mempunyai efek minimum terhadap konduksi AV, dapat digunakan untuk pengobatan memburuknya aritmia ventrikel yang mengancam terganggunya hemodinamika. Kardioversi elektris (pemulihan irama normaljantung dengan kejutan listrik) dapat meningkatkan risiko gangguan ritme parah padapasien yang mengalami toksisitas digitalis yang nyata, sehingga harus digunakan dengan hati-hati.Efek toksik dari digoksin berupa: Efek proaritmik, yakni penurunan potensial istirahat (akibat hambatan pompa Na), menyebabkan afterpotensial yang mencapai ambang rangsang, dan penurunan konduksi AV, dan peningkatan automatisasi. Efek samping gastrointestinal: anoreksia, mual, muntah, nyeri lambung. Efek samping visual: penglihatan berwarna kuning Lain-lain: delirium, rasa lelah, malaise, bingung, mimpi buruk

Alat dan Bahan Kodok (Rana) berukuran agak besar. Tempat fiksasi kodok Jarum pentul Gunting anatomis dan chirurgis Pinset Semprit tuberkulin Larutan uretan 10% Larutan ringer Larutan tinktura digitalis 10%

Prosedur Pelaksanaan1. Pilih satu kodok untuk satu kelompok, suntikan ke dalam saccus lymphaticus dorsalisnya larutan uretan 10% sebanyak 1,5 ml.2. Bila sudah terjadi anestesi kodok, fiksasilah kodok pada papan fiksasi dengan posisi terlentang, dengan telapak tangan dan kaki terfiksasi dengan jarum pentul.3. Bukalah toraks kodok dimulai dengan kulit, dilanjutkan dengan lapisan dibawahnya, dengan irisan berbentuk V, dimulai dari bawah prosesus ensiformis ke lateral, sampai jantung terlihat jelas dan hindari tindakan yang menyebabka banyak pendarahan.4. Bila jantung telah tampak singkirkan jaringan yang menutupinya, bukalah secara hati-hati perikard jantung kodok yang tampak sebagai selubung jantung berwarna perak.5. Sekarang jantung tampak utuh, teteskan segera larutan ringer laktat untuk membasahi jantung, lalu perhatikan dengan teliti siklus jantung antara sistol dan diastol, terutama dengan memperhatikan bentuk dan warna ventrikel.6. Tetapkan frekuensi denyut jantung per-menit sebanyak 3 kali, ambil rata-ratanya.7. Teteskan larutan tinktura digitalis 10% dengan tetesan kecil melalui semprit tuberkulin yang dilepas jarumnya, langsung pada permukaan jantung, tiap 2 menit, dan hitung frekuensi denyut jantungnya tiap selesai meneteskan digitalis.8. Pelajarilah perubahan-perubahan yang terjadi pada siklus jantung (sistol-diastol) dan perubahan warna jantung. Pemberian digitalis akan menyebabkan penurunan frekuensi jantung, ventrikel akan berwarna lebih merah pada saat diastol dan menjadi lebih putih pada saat sistol, serta amati juga interval A-V yang makin besar. Hal-hal tadi sesuai dengan efek terapi digitalis pada manusia. Penetesan digitalis diteruskan setiap 2 menit, sampai terjadi keadaan keracunan yang teramati sebagai terjadinya hambatan jantung parsial, disusul terjadinya hambatan mutlak dan berakhir dengan berhentinya denyut ventrikel, biasanya dalam keadaan sistol (asistole).9. Tentukanlah apakah jantung yang telah berhenti berdenyut tadi masih bisa dirangsang dengan rangsangan mekanis, yaitu dengan menyentuh permukaan dengan pinset.10. Buatlah catatan dari seluruh pengamatan tadi, dan buatlah kurva yang menggambarkan hubungan antara frekuensi denyut jantung dengan jumlah tetesan digitalis yang dipakai.

Hasil Pengamatan

Kesimpulan Digitalis merupakan obat dengan margin of safety yang sempit. Hal ini dikarenakan digitalis memiliki efek bifasik dalam penggunaanya. Pada kadar tertentu, digitalis dapat digunakan sebagai obat yang dapat mengatasi aritmia dan gagal jantung, namun pada kadar tertentu yang dosisnya lebih tinggi akan menimbulkan efek toksik dimana terjadi hambatan parsial, lalu bisa terjadi hambatan total. Hambatan parsial terjadi pada tetes ke-7 dan hambatan total pada tetes ke-11.Daftar Pustaka1. Gunawan, S.G. (Ed.), dkk., 2007, Farmakologi dan Terapi, Edisi 5, Departemen Farmakologi dan Terapeutik FKUI, Jakarta.