praktikum asam salisilat

9
PRAKTIKUM V PEMBUATAN ASAM SALISILAT A. TUJUAN PRAKTIKUM Hidrolisis metil salisilat menjadi asam salisilat. B. TINJAUAN PUSTAKA Asam salisilat merupakan salah satu bahan kimia yang cukup tinggi kegunaannya dalam kehidupan sehari-hari serta mempunyai nilai ekonomis yang cukup tinggi karena dapat digunakan sebagai bahan intermediet dari pembuatan obat-obatan seperti antiseptik dan analgesik serta pembuata bahan baku untuk keperluan farmasi. Asam salisilat yang memiliki rumus molekul C 6 H 4 COOHOH berbentuk kristal kecil berwarna merah muda terang hingga kecoklatan yang memiliki berat molekul sebesar 138,123 g/mol dengan titik leleh sebesar 156 0 C dan densitas pada 25 0 C sebesar 1,443 g/mL. Mudah larut dalam air dingin tetapi dapat melarutkan dalam keadaan panas. Asam salisilat dapat menyub.im tetapi dapat terdekomposisi dengan mudah menjadi karbon dioksida dan phenol bila dipanaskan secara cepat pada suhu sekitar 20 0 C. Selain itu asam salisilat mudah menguap dalam steam.

Upload: khairul-fadli

Post on 28-Jan-2016

232 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: PRAKTIKUM asam salisilat

PRAKTIKUM V

PEMBUATAN ASAM SALISILAT

A.  TUJUAN PRAKTIKUM

Hidrolisis metil salisilat menjadi asam salisilat.

B.  TINJAUAN PUSTAKA

Asam salisilat merupakan salah satu bahan kimia yang cukup tinggi kegunaannya dalam

kehidupan sehari-hari serta mempunyai nilai ekonomis yang cukup tinggi karena dapat

digunakan sebagai bahan intermediet dari pembuatan obat-obatan seperti antiseptik dan

analgesik serta pembuata bahan baku untuk keperluan farmasi.

Asam salisilat yang memiliki rumus molekul C6H4COOHOH berbentuk kristal kecil

berwarna merah muda terang hingga kecoklatan yang memiliki berat molekul sebesar

138,123 g/mol dengan titik leleh sebesar 1560C dan densitas pada 250C sebesar 1,443 g/mL.

Mudah larut dalam air dingin tetapi dapat melarutkan dalam keadaan panas. Asam salisilat

dapat menyub.im tetapi dapat terdekomposisi dengan mudah menjadi karbon dioksida dan

phenol bila dipanaskan secara cepat pada suhu sekitar 200C. Selain itu asam salisilat mudah

menguap dalam steam.

Asam salisilat kebanyakan digunakan sebadan sebagai bahan intermediet pada pabrik

obat dan pabrik farmasi seperti aspirin dan beberapa turunannya.

Metil salisilat adalah cairan kuning kemerahan dengan bau wintergreen. Tidak larut

dalam air tetapi larut dalam alkohol dan eter. Metil salisilat sering digunakan sebagai bahan

farmasi, penyedap rasa pada makanan, minuman, gula-gulaan, pasta gigi, antiseptik dan

kosmetik serta parfum. Metil salisilat telah digunakan untuk pengobatan sakit syaraf, sakit

pinggang, radang selaput dada dan rematik, juga esring digunakan sebagai obat gosok dan

balsem. Secara teknik metil salisilat pun digunakan sebagai bahan pencelup pada fiber

poliester, fiber tracetate dan fiber sintetik lainnya.

Page 2: PRAKTIKUM asam salisilat

Penmbuatan asam salisilat dalam praktikum ini dilakukan dengan menhidrolisis metil

salisilat dengan katalis basa. Prinsip percobaan ini adalah reaksi hidrolisis ester dengan

menggunakan NaOH sebagai katalis basa. Metode yang digunakan adalah metode refluks,

metode kristalisasi, dan metode rekristalisasi. Metil salisilat akan membentuk garam natrium

salisilat saat direaksikan dengan NaOH yang kemudian akan membentuk asam salisilat saat

direaksikan dengan H2SO4. Asam salisilat yang diperoleh merupakan kristal putih dengan

bentuk kristal kecil dan rapuh.

Refluks adalah suatu metode untuk mencampurkan dua zat atau senyawa dengan cara

pemnasan tanpa adanya senyawa yang hilang. Refluks dilkukan dengan mendidihkan cairan

dal;am wadah yang disambung dengan kondensor sehingga cairan yang teruapkan akan

mengembun kembali ke wadah (Wilcox, 1995). Fungsi refluks atau pemanasan adalah untuk

mereaksikan dengan sempurna dari 2 campuran tersebut sehingga dapat bercampur dengan

baik.

Kristalisasi merupakan metode pemurnian dengan cara pembentukan kristal sehingga

campuran dapat dipisahkan. Suatu gas atau cairan dapat mendingin atau memadat serta

membentuk kristal karena proses kristalisasi. Kristal-kristal dapat terbentuk dari larutan yang

dijenuhkan dengan pelarut tertentu. Makin besar kristal, maka makin baik karena makin kecil

kandungan zat pengotornya (Arsyad, 2001).

Rekristalisasi merupakan metode pemurnian Kristal dari zat pengotor-pengotornya.

Campuran yang akan dimurnikan dilarutkan dam pelarut yang bersesuaian pada temperature

yang dekat dengan titik didihnya. Selanjutnya untuk memisahkan pengotor dari zat yang

diinginkan, dilakukan penyaringan dan diteruskan dengan pendinginan sampai terbentuk

Kristal (cahyono, 1991).

C.  METODOLOGI PRAKTIKUM

ALAT DAN BAHAN

Page 3: PRAKTIKUM asam salisilat

      Labu destilasi #. Metil salisilat

      Alat – alat gelas standar lab #. NaOH

      Mantel pemanas #. H2SO #. Lakmus merah

D.  CARA KERJA

Larutkan 5 g pelet NaOH dalam air 25 ml. Lalu tambahkan ke larutan NaOH tersebut sebanyak 7,5g (0,050 mol) metil salisilat, dalam labu destilasi 100 ml. Endapan putih akan terbentuk segera melarut apabila dipanaskan.

Masukkan batu didih ke dalam labu destilat tersebut untuk mencegah terjadinya bumping.Pasanglah kondensor refluks ke dalam labu dan sambungkan slang lakukan refluks selama 20 menit atau lebih menggunakan mantel pemanas.Pindahkan campuran tersebut ke beaker glass 125 ml, dan tambahkan secara hati – hati 1 M H2SO4 sampai larutan bersifat asam (kertas lakmus biru berubah menjadi merah).

Dinginkan campuran tersebut dengan menggunakan ice – water bath pada suhu 00C dan biarkan kristal sampai terbentuk.

Cucilah beaker dengan hati – hati dengan menggunakan air es, jika perlu untuk mentransfer seluruh kristal ke corong. Kumpulkan kristal dengan vacum filtration menggunakan buchner funnel dan kertas saring. Setelah itu biarkan dalam oven dan ditimbang

E.  HASIL DAN PEMBAHASAN

Berat kertas saring : 2,2 gram

Berat awal kertas saring+asam salisilat : 9,1 gram

Sehingga , berat bersih asam salisilat yang dihasilkan pada percobaan adalah : 9,1 gram-2,2

gram = 6,9 gram.

Massa asam salisilat secara teoritis = Gram metil salisilat x Mr asam salisilat

 

Page 4: PRAKTIKUM asam salisilat

= 7,5 x 138

158

= 6,55 gram

Maka rendemennya = Massa asam salisilat percobaan x 100 %

Massa asam salisilat teoritis

= 6,55 gram x 100 %

6,9 gram

= 94, 92 %

Telah dilakukan percobaan hidrolisis metil salisilat menjadi asam salisilat yang bertujuan

untuk menghasilkan suatu asam salisilat. Prinsip percobaan ini adalah reaksi hidrolisis ester

dengan menggunakan NaOH sebagai katalis basa. Hidrolisis ester dalam basa merupakan

reaksi irreversible(tidak dapat kembali kebentuk semula). Metode yang digunakan dalam

percobaan ini adalah metode refluks, kristalisasi dan rekristalisasi.

Refluks adalah suatu metode untuk mencampurkan dua zat atau senyawa dengan cara

pemanasan tanpa adanya senyawa yang hilang. Refluks dilakukan dengan mendidihkan

cairan dalam wadah yang disambung dengan kondensor sehingga cairan yang teruapkan

akan mengembun kembali ke wadah. Keuntungan proses refluks, antara lain:

         Alat yang digunakan relatif sederhana

         Hasil reaksi tidak terbuang.

Kristalisasi merupakan metode pemurnian dengan cara pembentukan kristal sehingga

campuran dapat dipisahkan. Suatu gas atau cairan dapat mendingin atau memadat serta

membentuk kristal karena proses kristalisasi. Kristal-kristal dapat terbentuk dari larutan yang

dijenuhkan dengan pelarut tertentu. Makin besar kristal, maka makin baik karena makin kecil

cemaran pengotornya .

Rekristalisasi merupakan metode pemurnian kristal dari pengotor-pengotornya.

Campuran yang akan dimurnikan dilarutkan dalam pelarut yang bersesuaian pada temperatur

yang dekat dengan titik didihnya.

Page 5: PRAKTIKUM asam salisilat

Metil salisilat akan membentuk garam natrium salisilat saat direaksikan dengan NaOH

yang kemudian akan membentuk asam salisilat saat direaksikan dengan H2SO4. Pada

hidrolisis metil salisilat menjadi asam salisilat, bahan utama yang digunakan pada praktikum

adalah metil salisilat. Langkah kerja pertama dalam praktikum ini adalah mencampurkan

NaOH (yang sebelumnya telah di encerkan; 5 gram NaOH dalam 25 ml H2O) dengan metil

salisilat (liquid) sebanyak 7,5 gram. Bahan uji berubah warna dari bening menjadi putih dan

tampak seperti ada endapan. Setelah itu ditambahkan kembali H2O sebanyak 20 ml, gunanay

adalah agar sampel tidak jenuh sehingga endapan mudah larut dan menghemat waktu

pemanasan. Kemudian dilakukan perefluksan yang bertujuan untuk memaksimalkan reaksi

antara metil salisilat dan NaOH, sehingga diperoleh natrium salisilat. Hal ini disebabkan pada

proses refluks tidak ada senyawa yang hilang sebab senyawa yang menguap, uapnya

didinginkan oleh kondensor sehingga menjadi cair dan kembali ke labu. Prinsip kondensor

pada refluks yaitu air masuk dari bawah dan air keluar dari atas, tujuannya untuk membantu

mempercepat penguapan karena uap air dapat menjaga agar senyawa yang direfluks tidak

hilang. Sedangkan bila air masuk dari atas dan keluar dari bawah maka hanya berupa aliran air biasa yang

memperlambat proses refluks. Fungsi pemanasan pada saat refluks yaitu mempercepat reaksi.

Setelah selesai di refluks campuran dipindahkan ke beaker glass untuk siap ditambahkan

H2SO4, guna ditambahkannya H2SO4 untuk membuat campuran ini bersifat asam. Penambahan

H2SO4 dilakukan pada saat dingin karena reaksi dengan H2SO4 merupakan reaksi eksotermal, yaitu

reaksi yang menghasilkan panas. Untuk mengetahui campuran ini sudah bersifat asam atau

belum kita bisa menggunakan kertas lakmus, dimana jika campuran ini sudah bersifat asam

kertas lakmus biru akan berubah menjadi merah. Jika dirasa campuran sudah menjadi asam ,

maka tahap selanjutnya yaitu meletakan campuran pada icebath untuk proses Kristalisasi, proses ini

bertujuan agar Kristal terbentuk lebih cepat.

Kemudian dilakukan rekristalisasi menggunakan Buchner funnel dan kemudian dikeringkan dalam

oven sehingga dapat dihitung berat Kristal asam salilsilat yang terbentuk. Rekristalisasi ini

bertujuan untuk menghilangkan sisa-sisa pengotornya. Dalam proses rekristalisasi, digunakan akuades sebagai

pelarutnya karena akuades merupakan pelarut universal yang memiliki pH netral dan bersifat polar (Basri, 1996).

Kristal asam salisilat yang didapat 6,55 gram dan didapat rendemen sebesar 94,92 %.

F. KESIMPULAN

Page 6: PRAKTIKUM asam salisilat

1. Asam salisilat yang dihasilkan berupa Kristal, berwarna putih.

2. Dari hasil percobaan diperoleh asam salisilat sebanyak 6,9 gram dengan rendemen

prosentase sebesar 94,92 % .

3. asam salisilat diperoleh dengan cara menghidrolisis metil salisilat dengan NaOH. Reaksi

tidak dapat kembali kebentuk semula (irreversible).

DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, MN. 2001. Kamus Kimia. PT Gramedia Pustaka Utama: Jakarta.

Basri, S. 1996. Kamus Kimia. Rineka Cipta : Jakarta.

Cahyono, B. 1991. Segi Praktis dan Metode Pemisahan Senyawa Organik. Kimia UNDIP :

Semarang.

Fessenden dan Fessenden. 1999. Kimia Organik Edisi Ketiga. Jakarta : Erlangga.

Wilcox. 1995. Experimental Organic Chemistry. New Jerset : Prentice.