prak 1_fg 1 _naufalia zulfa a

12
Komunikasi Terapeutik Oleh Naufalia Zulfa Ad’hania, 1406544734, S1 Reguler FIK UI 2014 Komunikasi terapeutik ialah suatu interaksi interpersonal antara perawat dan klien, yang selama interaksi berlangsung perawat berfokus pada kebutuhan khusus klien untuk meningkatkan pertukaran informasi yang efektif antara perawat dan klien (Videbeck, 2001) Hubungan saling percaya dan merasa aman antara perawat dengan klien perlu dibangun sehingga klien bisa menceritakan masalah dan cerita pribadi mengenai kehidupannya. Menurut buku Kesehatan Jiwa & Psikiatri Pedoman Klinis Perawatan (2002), komunikasi terapeutik merupakan modal utama pada keperawatan psikiatrik. Dalam Buku Ajar Keperawatan Jiwa Terjemahan (2008) komunikasi terapeutik digunakan untuk mencapai banyak tujuan, yaitu membangun hubungan terapeutik perawat klien, mengidentifikasi masalah klien, mengkaji persepsi klien tentang masalahnya saat klien menceritakan peristiwa yang dialaminya, mengenali kebutuhan mendasar klien, dan memandu klien dalam mengidentifikasi cara pencapaian solusi yang memuaskan dan dapat diterima secara sosial. Untuk mencapai tujuan yang diharapakan dari komunikasi terapeutik, dalam Buku Ajar Keperawatan Jiwa Terjemahan (2001) ada keterampilan yang perlu diperhatikan dalam melaksankan komunikasi terapeutik yaitu keterampilan komunikasi verbal dan non verbal. Keterampilan komunikasi verbal yaitu antara lain dengan menggunakan pesan kongret, artinya kata-kata yang 1

Upload: naufalia-zulfa-adhania

Post on 12-Dec-2015

214 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

ss

TRANSCRIPT

Page 1: PRAK 1_FG 1 _Naufalia Zulfa A

Komunikasi Terapeutik

Oleh Naufalia Zulfa Ad’hania, 1406544734, S1 Reguler FIK UI 2014

Komunikasi terapeutik ialah suatu interaksi interpersonal antara perawat dan klien,

yang selama interaksi berlangsung perawat berfokus pada kebutuhan khusus klien untuk

meningkatkan pertukaran informasi yang efektif antara perawat dan klien (Videbeck, 2001)

Hubungan saling percaya dan merasa aman antara perawat dengan klien perlu dibangun

sehingga klien bisa menceritakan masalah dan cerita pribadi mengenai kehidupannya.

Menurut buku Kesehatan Jiwa & Psikiatri Pedoman Klinis Perawatan (2002), komunikasi

terapeutik merupakan modal utama pada keperawatan psikiatrik.

Dalam Buku Ajar Keperawatan Jiwa Terjemahan (2008) komunikasi terapeutik

digunakan untuk mencapai banyak tujuan, yaitu membangun hubungan terapeutik perawat

klien, mengidentifikasi masalah klien, mengkaji persepsi klien tentang masalahnya saat klien

menceritakan peristiwa yang dialaminya, mengenali kebutuhan mendasar klien, dan

memandu klien dalam mengidentifikasi cara pencapaian solusi yang memuaskan dan dapat

diterima secara sosial.

Untuk mencapai tujuan yang diharapakan dari komunikasi terapeutik, dalam Buku

Ajar Keperawatan Jiwa Terjemahan (2001) ada keterampilan yang perlu diperhatikan dalam

melaksankan komunikasi terapeutik yaitu keterampilan komunikasi verbal dan non verbal.

Keterampilan komunikasi verbal yaitu antara lain dengan menggunakan pesan kongret,

artinya kata-kata yang digunakan jelas, langsung dan mudah dipahami. Selanjutnya yaitu

adanya teknik komunikasi terapeutik dan interpretasi sinyal atau isyarat. Dalam

berkomunikasi dengan klien perawat harus peka terhadap isyarat yang terdapat pada ucapan

klien yang dapat membantu perawat untuk menggali lebih dalam informasi pada klien. selain

memahami keterampilan verbal, keterampilan non verbal juga perlu diperhatikan yaitu

menginterpretasi ekspresi wajah, bahasa tubuh (gestur, postur, gerakan), isyarat vokal (nada

suara, penekanan), kontak mata, mempertimbangkan agama dan budaya klien.

Menurut Buku Ajar Keperawatan Jiwa Terjemahan (2008) ada beberapa komponen

essensial komunikasi terapeutik meliputi kerahasiaan, keterbukaan diri, privasi, sikap

menghormati dan keterampilan mendengar aktif. Kerahasiaan artinya menghormati hak klien

untuk menjaga rahasia setiap informasi yang berkaitan dengan fisik dan jiwanya serta

perawatan yang dilakukan. Hanya pihak yang terkait dengan proses keperawatan yang dapat

1

Page 2: PRAK 1_FG 1 _Naufalia Zulfa A

memiliki akses terhadap informasi yang disampaikan klien. Hal yang harus diperhatikan

perawat dalam komponen ini yaitu hindari berjanji dengan klien sebelum mendengar pesan

klien karena hal itu yang akan menyebabkan hilangnya rasa percaya klien. Namun

kerahasiaan ini tidak boleh dilakukan apabila pesan tersebut membahayakan keselamatan

klien, seperti merahasiakan percobaan bunuh diri.

Komponen yang kedua yaitu keterbukaan diri berarti membuka informasi pribadi

tentang diri sendiri kepada klien, tentang biografi, ide, pikiran serta perasaan pribadi.

Semakin banyak membuka diri dapat menciptakan hubungan yang lebih erat dengan klien.

Keterbukaan perawat kepada klien dapat membuat klien merasa nyaman dan bisa lebih bebas

untuk berbagi pikiran dan perasaan. Namun perlu diperhatikan, ketika membuka informasi

perawat harus mempertimbangkan apakah informasi tersebut tepat bagi klien. Contohnya

apabila klien berasal dari budaya yang invidunya tenang dan tidak komunikatif, maka

keterbukaan diri danggap tidak tepat.

Selanjutya yaitu komponen ketiga, privasi dan menghormati batasan. Beberapa upaya

berikut dapat meningkatkan privasi yaitu berbicara pelan dengan klien , menarik tirai

pembatas dari teman sekamar, atau menyalakan televisi untuk meredam perbincangan

(Videbeck, 2001). Di Amerika dan Kanada ada empat zona jarak yaitu zona intim (0 – 18

inchi), zona personal (18-36 inchi), zona sosial (4-12 kaki), dan zona publik (12-15 kaki).

Perawat harus menyesuaikan cara berkomunikasi dengan klien berdasarkan latar belakang

budanya, mungkin ada budaya yang mengharuskan berbicara dalam jarak dekat ataupun jarak

jauh. Namun tentunya jika kita akan memasuki zona intim , maka perawat terlebih dahulu

harus meminta izin. Normalnya interaksi komunikasi terpeutik terjadi dengan jarak tiga

sampai enam kaki.

Komponen komunikasi terapeutik selanjutnya adalah sentuhan. Menyentuh klien

dapat memberikan rasa nyaman dan dukungan bagi klien jika hal itu diinginkan atau

diizinkan. Perawat harus mengetahui apakah klien tersebut mengingkan sentuhan atau tidak,

biasanya hal itu juga dipengaruhi oleh latar belakang budaya. Sebaiknya apabila perawat

akan menyentuh klien ketika sedang melakukan asuhan keperawatan, perawat memberi tahu

klien dan meminta izin terlebih dahulu.

Mendengar aktif dan observasi aktif merupakan komponen komunikasi terapeutik

yang terakhir. Hubungan antar perawat dengan klien bermula apabila klien merasa nyaman

dan aman apabila berada dengan perawat. Salah satu yang menciptakan rasa nyaman itu

2

Page 3: PRAK 1_FG 1 _Naufalia Zulfa A

apabila ketika klien bercerita, perawat mendengar aktif dan memberikan respon positif

terhadap dirinya. Dalam komunikasi terapeutik, perawat harus aktif menanyakan banyak

pertanyaan spesifik untuk memperoleh informasi yang sebanyak-banyaknya dari klien,

mengklarifikasi asumsi dan mengembangkan empati terhadap klien. Empati merupakan

kemampuan untuk menempatkan diri dalam kehidupan orang lain dan merasakan perasannya

(Stuart & Laraia, 2001). Observasi aktif dilakukan sebagai langkah pertama interaksi

terapeutik dimana perawat mengamati perilaku klien dan respon non verbal klien.

Dalam melakukan komunikasi terapeutik perlu memperhatikan teknik komunikasi

terapeuttik. Dibawah ini terdapat tabel teknik komunikasi terapeutik diambil dari Buku Ajar

Keperawatan Jiwa Terjemahan (2008)

NO Teknik Komunikasi Terapeutik Contoh

1. Menerima – menunjukkan bahwa perawat

mendengar dan bersedia mendengarkan apa

yang klien ingin katakan

Perawat: “Ya saya menyimak apa

yang anda katakan”

2.

s

Mengkaji hubungan – mengeksplorasi

hubungan klien dengan individu lain dan

meminta klien menjelaskan hubungan antara

dirinya dan orang lain.

Perawat : “ ceritakan kepada saya

tentang Anda dan Joan”

3. Pertanyaan terbuka –memberi kesempatan

klien untuk mengajukan topik

“Apa yang telah terjadi dalam

hidup anda?”

“ Apa pendapat anda?”

4. Validasi konsensual- dua individu atau lebih

mencapai kesepakatan tentang interpretasi

suatu peristiwa, perilaku atau isu

“ Apakah kamu menggunakan

kata tersebut untuk menjelaskan

bahwa ...?"

5. Mendorong melakukan perbandingan-

membantu klien memahami dengan melihat

persamaan dan perbedaan

“Apakah itu seperti...?”

“ Apakah kamu mempunyai

pengalaman yang sama?”

6. Mendorong melakukan evaluasi- meminta klien

untuk menilai kualitas pengalamannya

“Ceritakan padaku jika kamu

merasa cemas”

7. Memfokuskan – mengarahkan pada satu poin

yang penting

“Dari semua persoalan yang kamu

jelaskan, mana yang paling

menyusahkan?”

3

Page 4: PRAK 1_FG 1 _Naufalia Zulfa A

8. Menyusun rencana tindakan- merencanakan

penyelesaian masalah secara tepat yang

dilakukan langkah demi langkah

“ Bagaimana cara Anda mengatasi

kemarahan Anda?”

9. Arahan umum – mendorong adanya ontinuitas “ Pergi”

“Lalu?”

“Jelaskan padaku”

10.Memberi pengakuan – pengakuan yang objektif “Anda telah menyelesaikan daftar

yang harus dilakukan”

11.Humor- humor yang tidak menyakitkan bisa

membantu mengurangi ansietas ringan samapi

sedang dn mengurangi kesenjangan sosial

12.Melakukan observasi – menyataan apa yang

perawat lihat dalam penampilan dan perilaku

klien

“Tampaknya Anda marah.”

“Saya merasa Anda kesepian saat

ini.”

13.Menawarkan diri- memperkenalkan diri dan

mengidentifikasi hubungan

“Halo nama saya Joe, saya

mahasiswa perawat dari OCC.”

“ Saya akan berada disini”

“ Saya setuju dengan apa yang

kamu pikirkan”

14.Menyajikan realitas – memberi penjelasan yang

realistis tentang hal yang klien lihat atau dengar

“Saya tidak melihat siapapun di

ruangan ini”

15.Refleksi- mengarahkan tindakan, pikiran dan

perasaan klien kembali kepada klien

Klien: “ Saudara saya

menghasbiskan semua uang saya

dan berani meminta lagi.”

Perawat : “ Apakah itu membuat

anda marah?”

16.Pengulangan pernyataan- mengulang isu utama

yang diungkapkan

Klien :” Saya merasa takut. Ibu

saya meninggal ketika usia 36

tahun di kamar operasi. Saya baru

35 tahun. Saya tidak ingin hal itu

terjadi pada saya .”

Perawat :” Anda takut bahwa

Anda mungkin meninggal di kmar

4

Page 5: PRAK 1_FG 1 _Naufalia Zulfa A

operasi?”

17.Meminta klarifikasi- menghilangkan

kebingungan terhadap peristiwa atau individu.

Upayakan menggunakan pertamyaan spesifik

sampai informasi benar-benar dimengerti

“ Saya tidak yakin bahwa saya

mengerti bagaimana Anda

berpikir bahwa Anda adalah

Tuhan.”

18.Diam- tidak adanya komunikasi verbal

memberkan kesempatan klien untuk

menuangkan tindakan, pikiran atau perasaan ke

dalam kata-kata

19.Menganjurkan kolaborasi- menawarkan

kerjasama dengan klien

“ Mungkin Anda dan saya dapat

mendiskusikan pikiran, perilaku

atau perasaan yang meningkatkan

rasa cemas Anda.”

20.Meringkas- mengorganisasi isu utama yang

telah didiskusikan

“Selama setemgah jam , Anda dan

saya telah mendiskusikan...”

21.Identifikasi tema – mengidentifikasi isu yang

terjadi berulang kali

“ Anda mengatakan bahwa Anda

tidak memiliki siapa-siapa, tinggal

di rumah setiap akhir minggu,

telpon tidak berdering. Saya rasa

Anda kesepian.”

22.Menerjemahkan ke dalam bentuk perasaan-

berupaya menyatakan perasaan klien yang

hanya disampaikan acar tidak langsung

Klien : “Saya mati.”

Perawat : “ Tidak punya

kehidupan?”

Klien :” Saya sebatang kara di

dunia ini.”

Perawat : “Saya rasa perasaan

Anda hanya kesepian”

23.Menyatakan hal tersirat dalam ucapan klien-

menyataakan apa yang telah dianjurkan

Klien :” Saya tidak bisa berbicara

kepada Anda atau siapapun. Itu

hanya buang waktu.”

Perawat :” Apakah Anda merasa

tidak ada yang seorangpun yang

memahami Anda?”

5

Page 6: PRAK 1_FG 1 _Naufalia Zulfa A

24.Menyatakan keraguan- menanyakan realitas

persepsi klien dengan hati-hati

“ Sulit untuk percaya hal tersebut”

“ Hal itu tidak lazim”

Berikut ini merupakan tabel hambatan dalam komunikasi terapeutik diambil dari

Fundamental Of Nursing: Concept, Process, and Practice (2008)

Hambatan dalam Komunikasi Terapeutik

No Teknik Komunikasi Contoh

1. Sterotipe – melakukan penyetaraan

kepercayaan tentang sekelompok orang

berdasarkan pengalaman

“ Laki-laki jangan menangis”

“ Kebanyakan orang tidak

merasakan sakit setelah operasi ini”

2. Setuju dan tidak setuju – menunjukkan respon

yang menghakimi, menyetujui dan tidak

menyetujui klien berdasarkan penilaian perawat

Klien : “ Saya tidak berpikir bahwa

Dr. Broad adalah dokter yang baik.

Dia tidak terlihat cuek dengan

pasien.”

Perawat:” Dr. Broad adalah kepala

departemen bedah dan dia dokter

bedah yang unggul”

3. Membela diri- mencoba melindungi seseorang

atau penyedia layanan kesehatan dari komen

yang negatif

Perawat : “ Seharusnya Anda tahu

bahwa kami berjaga sepanjang

malam. Anda bukan satu-satunya

pasien disini.”

4. Menantang – memberikan respon yang

membuat klien membuktikan pernyataannya

Klien :”Saya yakin bahwa suami

saya tidak mencintai saya.”

Perawat :” Kamu tidak bisa berkata

seperti itu, dia mengunjungi Anda

setiap hari.”

5. Menyelidiki- menanyakan informasi yang

menunjukkan keingintahuan

Klien :” Saya tidak bertanya kepada

dokter saat dia disini.”

Perawat :” Mengapa tidak?”

6. Menguji – menanyakan pertanyaan yang

membuat klien mengakui sesuatu

“Apakah Anda berpikir bahwa saya

tidak sibuk?” (menuntut klien untuk

mengakui bawha perawat sibuk)

6

Page 7: PRAK 1_FG 1 _Naufalia Zulfa A

7. Menolak – menolak untuk mendiskusikan topik

khusu dengan klien

“ Saya tidak ingin berbicara hal itu.

Mari kita berbicara tentang...”

8. Mengubah topik dan subjek Klien :”Saya bercerai dengan istri

saya. Apakah Anda berpikir bahwa

saya punya hubungan dengan

wanita lain?

Perawat :” Saya tahu umur anda 36

dan menyukai berkebun.”

9. Memberikan pengaharapan bagi pasien-

menggunakan kata-kata “klise” untuk

menentrankam hati pasien

“Anda akan segera sembuh.”

“Saya yakin semua akan kembali

sperti semula.”

10.Menghakimi – memberikan pendapat dan

menyetujui atau tidak menyetujui berdasarkan

nilai yang dianutnya

“Itu baik / buruk”

“Anda tidak bisa melakukan itu”

“Mengapa yang Anda lakukan

selalu salah?”

11.Memberikan common advice- menjelaskan apa

yang klien harus lakukan

“ Jika saya menjadi Anda...

Komunikasi terapeutik merupakan dasar utama dalam menjalin hubungan antara

perawat dengan klien. Oleh karena itu penting bagi perawat untuk memahami tentang

komunikasi terapeutik untuk membangun hubungan terapeutik. Hubungan ini dapat terjalin

apabila klien merasa aman dan nyaman berada di dekat klien, sehingga klien bisa

mendiskusikan masalahnya dan menemukan solusi yang tepat bagi dirinya dan

lingkungannya.

7

Page 8: PRAK 1_FG 1 _Naufalia Zulfa A

REFERENSI

Copel, L.C. (2007). Kesehatan Jiwa & Psikiatrik Pedoman Klinis Perawat.

Terjemahan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Kozier, et al. (2008). Fundamentals of Nursing: Concepts, Process and Practice 8th

Edition. Upper Saddle River : Pearson Education, Inc

Stuart, G.W & Laraia, M.T. (2001). Principles and practice of psychiatric nursing 7th

Edition. St. Louis: Mosby Year Book

Videbeck, S.l. (2008). Buku Ajar Keperawatan Jiwa Terjemahan. Jakarta: Penerbit

Buku Kedokteran EGC.

Videbeck, S.l. (2001). Psychiatric mental health nursing. Philadelphia: Lippincott

8