ppt
DESCRIPTION
Ekonomi SyariahTRANSCRIPT
page 04page 02page 01 page 03 page 05
EKONOMI SYARIAH“Kebijakan Fiskal dalam
Ekonomi Islam”
Kelompok 6- Pepi Monika - Umi Listiyani- Rahma - Syarafina
sadi’ah
page 04page 02 page 03page 01 page 05
MATERI YANG AKAN DIBAHAS :
1)Kebijakan Fiskal Dalam Ekonomi Islam2)Kebijakan Fiskal Pada Masa Nabi Muhammad
Saw3)Kebijakan Fiskal Pada Masa Pemerintahan
Khulafaur Rasyidin4)Kebijakan Fiskal Islami Di Era Modern
page 04page 02 page 03page 01 page 05
Posisi Kebijakan Fiskal
Sejaran Islam mencatat bagaimana perkembangan perang kebijakan fiskal dalam sistem ekonomi Islam mulai dari zaman awal Islam sampai kepada puncak kejayaan Islam pada zaman pertengahan. Setelah zaman pertengahan, seiring dengan kemunduran-kemunduran dalam pemerintahan Islam yang ada pada waktu itu, maka kebijakan fiskal Islami tersebut sedikit demi sedikit mulai ditinggal dan digantikan dengan kebijakan fiskal lainnya dari sistem ekonomi yang sekarang kita kenal dengan nama sistem ekonomi konvensional
page 01 page 02 page 03 page 04 page 05
ZISWA sebagai Komponen Kebijakan Fiskal Islami
Dalam Islam kita kenal adanya konsep zakat, infak, sedekah, wakaf dan lain-lain (ZISWA). Zakat merupakan kewajiban untuk mengeluarkan sebagian pendapatan atau harta seseorang yang telah ditetapkan dalam syariah Islam. Sementara infak, sedekah, wakat merupakan pengeluaran ‘sukarela’ yang juga sangat dianjurkan dalam Islam. Dengan demikian ZISWA merupakan unsur-unsur yang terkandung dalam kebijakan fiskal.
page 01 page 02 page 03 page 04 page 05
1. Zakat
Dalam hal pengelolaan keuangan publik, dunia Islam dewasa ini kehilangan minilam dua hal yaitu menghilangkan spirit religiositas dan kehilangan mekanisme teknis yang bermanfaat. Pertama, menghilangnya spirit religiositas dalma pemenuhan dan penggunaan keuangan Negara disebabkan oleh pandangan sekularisme yang melanda dunia Islam, hal ini menyebabkan dunia Islam kehilangan daya dorong internal yang sangat vital. Kedua, tidak digunakannya berbagai mekanisme yang berbau Islam,justru dunia Islam kehilangan metode menyejahterakan rakyatnya.
page 01 page 02 page 03 page 04 page 05
2. Wakaf
Wakaf merupakan satu instrument ekonomi Islam yang belum diberdayakan secara optimal di Indonesia. Padahal di sejumlah Negara lain, seperti Mesir dan Bangladesh, wakaf telah dikembangkan sedemikian rupa, sehingga menjadi sumber pendanaan yang tidak habis-habisnya bagi pengembangan ekonomi umat. Dalam kondisi keterpurukan ekonomi seperti yang tengah dialami Indonesia saat ini, alangkah baiknya bila kita mempertimbangkan pengembangan instrument wakaf ini.
page 01 page 02 page 03 page 04 page 05
Kebijakan Pendapatan Ekonomi IslamSecara umum ada kaidah-kaidah syar’iyah yang
membatasi kebijakan pendapatan tersebut. Khaf (1999) berpendapat sedikitnya ada tiga prosedur yang harus dilakukan pemerintah Islam modern dalam kebijakan pendapatan fiskalnya dengan asumsi bahwa pemerintah tersebut sepakat dengan adanya kebijakan pungutan pajak (ter-lepas dari ikhtilaf ulama mengenai pajak).1.Kaidah Syar’iyah yang Berkaitan dengan Kebijakan Pungutan Zakat2.Kaidah-kaidah Syar’iyah yang Berkaitan dengan Hasil Pendapatan yang Berasal dari Aset Pemerintah3.Kaidah Syar’iyah yang Berkaitan dengan Kebijakan Pajak
page 01 page 02 page 03 page 04 page 05
Kebijakan Belanja Ekonomi Islam
Pada ulama terdahulu telah memberikan kaidah-kaidah umum yang didasarkan dari Al-Qur’an dan Hadis dalam memandu kebijakan belanja pemerintah.Kebijakan belanja umum pemerintah dalam sistem ekonomi islam dapat dibagi menjadi tiga bagian:1) Belanja kebutuhan operasional pemerintah yang rutin2) Belanja umum yang dapat dilakukan pemerintah apabila sumber dananya tersedia.3) Belanja umum yang berkaitan dengan proyek yang disepakati oleh masyarakat berikut sistem pendanaannya
page 01 page 02 page 03 page 04 page 05
Kebijakan Fiskal Masa Rasulullah
Menarik untuk diketahui, bagaimana kira-kira bentuk kebijakan fiskal dimasa Rasulullah yang memegang kekuasaan pemerintahan pertama di kota Madinah. Ketika itu Negara tidak mempunyai kekayaan apa pun, karena sumber penerimaan Negara hampir tidak ada.sumber penerimaan pada masa Rasulullah dapat digolongkan menjadi tiga golongan besar, yakni dari kaum muslim, dari non muslim, dan dari sumber lain. Dari golongan muslimin terdiri atas: zakat,ushr, zakat fitrah, wakaf, amwal fadhla, nawaib, dan tentu saja shadaqah seperti qurban dan kafarat.
page 01 page 02 page 03 page 04 page 05
Kebijakan Fiskal Pada Masa Khulafaur Rasyidin
Setelah Rasulullah wafat, seluruh tampuh kepemimpinan pemerintahan, negara dan keagamaan diserahkan keapda empat sahabat pilihan yang disebut khulafaur rasyidin yaitu; • Khalifah Abu Bakar Siddiq (51 SH-13 H/573-634 M)• Umar Bin Khatab (40 SH-23 H/ 584-644M)• Usman Bin Affan (47 SH-35 H/577-656 M)• Ali Bin Abi Thalib (23 SH-40H/600-661 M)
page 01 page 02 page 03 page 04 page 05
Formulasi Kebijakan Fiskal Islam di Era ModernIslam telah menentukkan sektor-sektor penerimaan pemerintah, melalui zakat, ghanimah, fai, jizyah, kharaj,
shadaqah, dan lain-lain. Khaf (1999) berpendapat sedikitnya ada tiga prosedur yang harus dilakukan pemerintah Islam modern dalam kebijakan pendapatan fiskalnya dengan asumsi bahwa pemerintah tersebut sepakat dengan adanya kebijakan pungutan pajak (terlepas dari ikhtilaf ulama mengenai pajak). Adapun prosedur tersebut antara lain:1. Kaidah syari’iyah yang berkaitan dengan kebijakan pungutan zakat2. Kaidah-kaidah syar’iyah yang berkaitan dengan hasil pendapatan
yang berasal dari aset pemerintah3. Kaidah syar’iyah yang berkaitan dengan kebijakan pajak