ppt

11
Kelompok 3 “perilaku beragam menurut behaviorisme” Di susun oleh : 1. Ayu fitriana 2. Panca yuniar 3. Dwihastin 4. Nisa

Upload: ayufitriana

Post on 27-Jul-2015

73 views

Category:

Presentations & Public Speaking


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Ppt

Kelompok 3 “perilaku beragam menurut behaviorisme”

Di susun oleh :1. Ayu fitriana 2. Panca yuniar3. Dwihastin4. Nisa

Page 2: Ppt

A.       Teori Behaviorisme John B. Watson adalah seorang ahli psikologi

Amerika yang pada awal abad ke-20 mulai memperkenalkan gerakan Behaviourisme, sejak itu Behaviuorisme telah dikenal dengan analisis perilakunya dengan mengembangkan teknik-teknik guna mengamati perilaku dalam lingkungan yang dikendalikan untuk mengukur tanggapan, dan untuk meramal pola perilaku selanjutnya. Dengan menggunakan prosedur, misalnya seperti percobaan atau eksperimen yang dikendalikan, analisis faktor, studi korelasi, analisis isi, dan pengukuran tepat mengenai tanggapan neurologis dengan menggunakan satu atau lebih teknik-teknik yang dipakai untuk pengamatan, cara itu adalah produk madzhab ini.

Page 3: Ppt

B.     Pokok-pokok teori Pengkondisian

1.    Pengkondisian Klasik dan Pertobatan

William Sargant, seorang praktisi inggris menunjukkan bahwa penggunaan teori pengkondisian di bidang agama ada peluangnya. Sargant mengandaikan bahwa manusia memberi reasksi atau tanggapan.Dan berdasarkan pendapat itu Sargant menafsirkan pertobatan keagamaan. Rangsangan transmarginal yang dibuat melebihi batas dan prilaku yang diakibatkan, pada akhirnya dapat berakibat dalam “Kegiatan otak yang dapat menambah secara berarti kemampuan orang untuk menerima saran sehingga orang itu menjadi mudah dipengaruhi oleh lingkungannya”.

Page 4: Ppt

2.    Pengkodisian Operan (Operant Conditioning) Skinner berpendapat bahwa manusia

berbuat sesuatu dalam lingkungannya untuk mendatangkan akibat-akibat, entah untuk mendatangkan pemenuhan kebutuhan atau untuk menghindari datangnya hukuman atau pengalaman yang tidak enak.

Page 5: Ppt

3.    Tindakan Memperkuat Pendekatan Skinner terhadap agama

harus dibahas dengan hati-hati, seperti Sargant, Skinner tidak menyajikan dalam tulisan-tulisannya uraian sistematis tentang Agama. Meskipun demikian pendirian Skinner yang Behavioristis itu merupakan kerangka dari berbagai pendapat yang tidak di kembangkan, tetapi jelas berkaitan dengan hakikat prilaku keagamaan

Page 6: Ppt

C. Psikologi Behaviorisme

Behaviorisme mempelajari tentang perbuatan manusia bukan dari perbuatannya, melainkan hanya mengamati tingkah laku berdasarkan pada kenyataan.segala perbuatan di kembalikan pada refleks. Aliran ini juga menganggap manusia dilahirkan sama,manusia hanya  makhluk yang berkembang karena kebiasaan dan pendidikan dapat mempengaruhi refleks sekehendak hatinya.

Page 7: Ppt

D.PRINSIP DASAR BEHAVIORISME

Perilaku nyata dan terukur memiliki makna tersendiri, bukan sebagai perwujudan dari jiwa atau mental yang abstrak

Aspek mental dari kesadaran yang tidak memiliki bentuk fisik adalah pseudo problem untuk sciene, harus dihindari.

Penganjur utama adalah Watson : overt, observable behavior, adalah satu-satunya subyek yang sah dari ilmu psikologi yang benar.

Page 8: Ppt

Dalam perkembangannya, pandangan Watson yang ekstrem ini dikembangkan lagi oleh para behaviorist dengan memperluas ruang lingkup studi behaviorisme dan akhirnya pandangan behaviorisme juga menjadi tidak seekstrem Watson, dengan mengikutsertakan faktor-faktor internal juga, meskipun fokus pada overt behavior tetap terjadi.

Aliran behaviorisme juga menyumbangkan metodenya yang terkontrol dan bersifat positivistik dalam perkembangan ilmu psikologi.

Page 9: Ppt

 Psikologi Islam

Pembahasan psikologi islam

Pada dasarnya, Psikologi Islam lebih mengarah pada pendekatan kajian sains dengan kajian ilmu agama; yang secara spesifiknya adalah mendekatkan kajian psikologi pada umumnya dengan kajian al-Qur`an. Dengan demikian maka dipahami bahwa landasan filsafat ilmu dari psikologi Islam adalah konsep manusia menurut al-Qur`an. Abdul Mujib mengemukakan bahwa dalam konsep manusia menurut al-Qur`an adalah konsep yang menyatakan bahwa manusia bukan hanya terstruktur dari jasmani; tapi juga ruhani. Sinergi keduanya inilah yang membentuk nafsani. Dari ketiga sistem inilah terbentuk kepribadian individu manusia.

Page 10: Ppt

Hubungan antara psikologi dan tasawuf Peristiwa dalam bingkai tasawuf kurang lebih sama

dengan konsep yang diungkap dalam psikologi. Kecenderungan untuk mencapai kesempurnaan atau aktualisasi diri, diungkapkan oleh Maslow, seorang tokoh psikologi humanistic, sebagai sebuah motivasi pertumbuhan (growth motivation) dimana manusia secara konsisten menentukan pilihan baik (progression choise), sementara kecenderungan untuk memilih pilihan buruk disebut motivasi kemunduran (deficiency motivation) dimana seseorang senantiasa menentukan pilihan mundur (regression choise) yang berarti semakin menjaukan diri dari aktualisasi diri (self actualization).

Page 11: Ppt

Pebandingan antara Psikologi Barat dengan Psikologi Islam

Setelah Psikologi Humanisme mulai menyentuh kecerdasan spiritual yang sesungguhnya mempunyai dimensi vertical, muncul gagasan Psikologi Islam. Seperti gagasan bank Islam (bank syari`ah) yang dulu dimustahilkan tetapi sekarang tumbuh menjamur, gagasan Psikologi Islam juga masih banyak ditolak oleh kalangan Western Psychology, tetapi pada akhirnya nanti Psikologi Islam juga akan diterima.