[ppt] penurunan tingkat kesejahteraan masyarakat di kabupaten indramayuramayu
DESCRIPTION
kependudukanTRANSCRIPT
Rendahnya Tingkat Kesejahteraan Kabupaten
IndramayuDisusun Oleh :
Erinda Setya P (21040114120018)Martha Rosdiana U (21040114120034)Sheilla Lutfi H (21040114120038)Yogi Lasril (21040114120044)Sendy Aditya J.P (21040114120054)Muhammad Azis N (21040114130076)Rizky Amalia S (21040114140100)Dea Zahara L (21040114130110)
JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTAFAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGOROSEMARANG2015
Latar BelakangMasalah kesejahteraan merupakan salah satu masalah yang erat
kaitannya dalam Perencanaan Wilayah dan Kota. Faktor-faktor penyebab dan dampak yang ditimbulkan dari masalah sosial tersebut berkaitan langsung dengan masalah kependudukan.
Masalah kesejahteraan di Kabupaten Indramayu ini sangat menarik. Masalah sosial berupa pernikahan dini yang banyak terjadi di sana, menjadi perantara dari sebuah siklus rendahnya tingkat kesejahteraan masyarakat. Rendahnya kesejahteraan menyebabkan terjadinya pernikahan dini. Kemudian pernikahan dini tersebut kembali menimbulkan dampak baik dalam bidang pendidikan, kesehatan maupun ekonomi yang menjadi indikator rendahnya kesejahteraan masyarakat Kabupaten Indramayu.
Potensi Indramayu
Pertanian dan Perikanan
31 kecamatan, 309 desa, dan 8 kelurahan
Lokasi yang strategis
Jalur Pantura
Luas wilayahnya 204,011 ha dengan panjang garis pantai
147 km
Pengolahan minyak dan PLTU
Sosial dan Budaya1. Kebiasaan nikah muda dan jadi janda di usia muda• Kebiasaan Nikah dini• Kebiasan nikah muda karena dengan menikah
tanggungan keluarga menurun• Orientasi pemikiran keliru (kerena nikah dengan orang
yang tidak mapan hanya akan memperparah keadaan)• Nikah muda hanya mencari status (dengan status
menikah usia bawah 18 tahun sudah bisa bekerja)
2. Kebanggan bekerja di kota besar dan di luar negeri• Kebanggaan bekerja di luar negeri/kota besar • Perilaku warga yang bekeja di kota mendorong
warga desa ingin bekerja di kota juga• Hal ini membuat tidak adanya warga usia produktif
yang memaksimalkan potensi alam indramayu dan akhirnya potensi alamnya terbengkalai
• Budaya konsumtif (penghasilan hari ini harus di habiskan hari ini)
• Suka membeli barang mewah yang sebenarnya kurang penting, tujuannya hanya untuk jadi pusat perhatian (pamer)
• Rendahnya minat menabung dan investasi
3. Budaya saling pamer dan bersaing serta perilaku konsumtif
4. Orientasi Pemikiran Tidak Mau Bersekolah Tinggi• Orientasi pemikiran (pendidikan tinggi bukan
hal penting)• Sekolah tinggi hanya menghabiskan waktu dan
uang • Lebih baik bekerja ketimbang sekolah
Keterangan :
APK : Angka Partispasi Kasar (Jumlah yang bersekolah berapapun umurnya / Jumlah Penduduk Usia Sekolah)
APM : Angka Partisipasi Murni (Jumlah yang bersekolah sesuai usia tingkat pendidikan/ Jumlah Penduduk
Usia Sekolah)
Hal ini terlihat dari tabel periode lama sekolah rata-rata warga indramayu hanya bersekolah selama 7 tahun bagi laki-laki dan 5 tahun bagi perempuan
Sumber : Indonesia Government Index 2014
Pendidikan1. Partisipasi Pendidikan Rendah
TK SD SMP SMA SMK
7.131
192.853
51.068
14.316 10.28
Tingkat Partisipasi Pendidikan Kab. Indramayu
2.Status Sosial Ekonomi (SSE) terhadap pendidikanRata-rata pendapatan sebesar Rp 300000,- hanya
cukup untuk membayar biaya sekolah sampai tingkat dasar
3.Budaya terhadap pendidikanAnggapan bahwa bekerja lebih penting daripada
sekolah, karena dengan bekerja dapat meringankan beban orangtua
1.Kurangnya Lapangan KerjaPotensi alam yang tersedia tidak dapat dimanfaatkan
secara optimal untuk menciptakan lapangan pekerjaan. Sehingga menyebabkan jumlah lapangan kerja berkurang dan pengangguran bertambah.
Jumlah pengangguran di Kab. Indramayu berjumlah 76.501 orang atau 9,63 % dari total angkatan kerja Indramayu.
Kegiatan Kerja 2011 2012 2013
1 Penduduk Berumur 15 Tahun Ke Atas 1,238,992 1,255,144 1,238,757
2 Angkatan Kerja 781,688 793,828 794,197
a. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (%) 63.09 63.25 64.11
b. Bekerja 702,670 732,279 717,696
c. Penganguran Terbuka *) 79,018 61,549 76,501
d. Tingkat Pengangguran Terbuka (%) 10.11 7.75 9.63
3 Bukan Angkatan Kerja 457,304 461,316 444,560
a. Sekolah 82,196 98,965 98,336
b. Mengurus Rumah Tangga 303,213 280,870 277,074
c. Lainnya 71,895 81,481 69,150
Tabel Ketenagakerjaan Kabupaten Indramayu
)*) Pengangguran terbuka :
Mencari Pekerjaan, Mempersiapkan Usaha, Merasa Tidak Mungkin Mendapat Pekerjaan, Sudah
Punya Pekerjaan tetapi belum dimulai
Sumber : BPS - Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS) 2011,2012,2013
2. Kurangnya InvestasiMinimnya fasilitas yang ada membuat para investor enggan untuk berinvestasi di kabupaten tersebut. Rendahnya investasi membuat juga berpengaruh terhadap lambatnya pertumbuhan lapangan kerja.
3. Lambatnya pembangunan insfrastruktur dan kurang meratanya tahap pembangunan• Lambatnya pembangunan (Jalan, Pelabuhan,
Pusat Ekonomi)• Tidak meratanya pembangunan• Akibatnya kehidupan warga tidak sejahtera
Pernikahan Dini• Tingkat pernikahan dini di Kab. Indramayu
dibawah usia 19 tahun sebesar 427 pasangan.• Angka terbesar di antara kota/kabupaten Jawa
Barat maupun Indonesia. • Jumlah pernikahan dini ini menyebabkan
tingginya angka kelahiran total (TFR) yaitu 2,18.
Grafik Jumlah Penduduk Kab. Indramayu
0200000400000600000800000
100000012000001400000160000018000002000000 1.827.878
1.663.516
1.693.610
1.683.460
1.690.977
2009 2010 2011 2012 2013
Grafik Jumlah Penduduk
Ekonomi1. Angka perceraian yang tinggiKabupaten indramayu memiliki tingkat perceraia paling tinggi di Jawa Barat. Alasan perceraian karena kebutuhan ekonomi yang tidak bisa dipenuhi.
2. Tingginya angka TKI dan TKW Rendahnya UMK mengubah pola berfikir masyarakat kabupaten Indramayu, mereka beranggapan bahwa dengan bekerja menjadi TKI dan TKW dapat membuat kehidupan mereka sejahtera dan lebih baik.
Jumlah Tenaga Kerja Indonesia (TKI) Jawa Barat, Kabupaten Indramayu, Kecamatan Cikedung
No Nama Jumlah TKI
1. Jawa Barat 152.000
2 Kabupaten Indramayu 11.211
3 Kecamatan Cikedung 897
Jumlah 164.108
Sumber : Media Indonesia, Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kab. Indramayu Badan Pusat Statistik Kab. Indramayu 2010
3. Human Trafficking
Keadaan ekonomi yang rentan menjadikan banyaknya kasus human trafficking merebak Tuntutan ekonomi yang semakin berat dan kemiskinan yang melilit menjadikan alasan.
Kesehatan
1. Status gizi dan tingkat konsumsi gizi lebih baik.Berdasarkan hasil pemantauan konsumsi gizi tahun 2004, rata-rata konsumsi gizi baik energi
maupun protein masyakat Indramayu masih cukup rendah, di bawah Angka Kecukupan Gizi. Sehingga kasus balita dengan gizi kurang maupun gizi buruk cukupbanyak terjadi.
Meskipun begitu, status gizi balita dari tahun ke tahun secara umum telah menunjukkan adanya perbaikan. Hal ini dikarenakan, perbaikan gizi menjadi masalah yang menjadi prioritas untuk dituntaskan.
Sumber : BDB Dinkes Kabupaten Indramayu
2.Jumlah kasus kematian Ibu dan Bayi di Kabupaten Indramayu menurun
Jumlah Kasus Kematian Ibu
Adapun penyebab kematian ibu (hamil, melahirkan, nifas), paling banyak disebabkan oleh faktor eklamsia dalam kehamilan sebesar 43,18%.
Naik turunnya jumlah kasus kematian Ibu tersebut sebagian besar diakibatkan oleh eklamsia (43,18 %). Eklamsia merupakan hipertensi saat kehamilan.
Sumber : Pencatatan dan pelaporan Bidang Kesehatan Keluarga
Tahun 2005 – 2012
• Angka Kematian Bayi Tahun2003 – 2008• Dari data Survei Sosial
Ekonomi Nasional (Susenas) tahun 2003 - 2008, Angka Kematian Bayi (AKB) di Kabupaten Indramayu menunjukkan adanya kecenderungan menurun.
• Penurunan tersebut diakibatkan oleh perbaikan gizi yang terus menerus digalakkan oleh Pemerintah Kabupaten Indramayu.
PendidikanKualitas masyarakat Indramayu yang kurang.
Pendidikan Rendah
Nikah Dini Anak
Terbengkalai
Keluarga tidak terurus
Bekerja Nikah Dini Pola pikirMasalah ekonomi
Punya KTP
Menyebabkan
Menyebabkan
Menyebabkan
Kesimpulan • Indramayu memiliki potensi ekonomi yang sangat berlimpah. Namun
potensi yang berlimpah tersebut berbanding terbalik dengan kesejahteraan masyarakatnya.
• Rendahnya kesejahteraan masyarakat di sebabkan oleh berbagai faktor, salah satunya pernikahan dini
• Pernikahan dini menyebabkan pertambahan penduduk • Meningkatnya jumlah penduduk mengakibatkan masalah
kependudukan lain seperti masalah ekonomi, kesehatan, dan pendidikan yang menjadi indikator dari rendahnya kesejahteraan sosial masyarakat Indramayu
Rekomendasi Penyelesaian• Pengubahan mindset dan kebiasaan buruk masyarakat • Perbaikan tingkat pendidikan agar kualitas SDM meningkat • Meningkatnya kualitas SDM akan membuat masyarakat dapat
bersaing dalam dunia kerja dan dapat mengoptimalkan potensi sumberdaya yang dimiliki
• Dengan optimalnya pengelolaan potensi ekonomi akan membuat perbaikan di sektor ekonomi.
• Perbaikan sektor ekonomi akan berbanding lurus dengan peningkatan tingkat kesejahteraan masyarakat.
Sumber Indonesia Governmet Index. 2014. “Menata Indonesia dari Daerah”.
Dalam http://www.kemitraan.or.id/sites/default/files/Executive%20Summary%20IGI%20-%2034%20DistCities%202014.pdf. Diakses Pada 30 Juni 2015
Jawa Barat dalam Angka. 2015. Biaya dan Konsumsi. Dalam http://www.jabarprov.go.id/root/dalamangka/dda2005Konsumsi.pdf. Diakses pada 30 Juni 2015
Pusdalisbang Provinsi Jawa Barat.2013. Kabupaten Indramayu. Dalam http://pusdalisbang.jabarprov.go.id/pusdalisbang/indikatormakro-11.html. Diakses pada 30 Juni 2015