penurunan tingkat kesejahteraan masyarakat di indramayu

35
KABUPATEN INDRAMAYU 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki jumlah penduduk serta kepadatan penduduk yang tinggi. Pada tahun 2013 Badan Pusat Statistik mencatat kepadatan penduduk Indonesia sebesar 130,2 per km 2 dengan jumlah penduduknya mencapai 251.160.124 jiwa. Tingginya angka kuantitas penduduk yang tidak diikuti dengan kualitas penduduk yang baik sehingga menyebabkan kesejahteraan sosial Indonesia rendah. Menurut UU Nomor 11 Tahun 2009, Kesejahteraan Sosial adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan material, spiritual, dan sosial warga negara agar dapat hidup layak dan mampu mengembangkan diri, sehingga dapat melaksanakan fungsi sosialnya. Setiap orang pasti memiliki keinginan untuk hidup sejahtera. Namun dengan semakin banyaknya jumlah penduduk, kesejahteraan tidak bisa dijaminkan kepada setiap orang. Terlebih lagi apabila seseorang tinggal disuatu wilayah dengan kondisi yang mengalami serba keterbatasan. Permasalahan kesejahteraan sosial tidak hanya disebabkan oleh kuantitas penduduk Indonesia, tetapi juga kualitas penduduknya. Kualitas penduduk seseorang dapat ditentukan dari cara pola pikirnya. Salah satu pola pikir yang salah dari penduduk di Indonesia adalah pernikahan dini. Pernikahan dini merupakan fenomena yang sudah sejak lama terjadi di Indonesia khususnya pada remaja pedesaan. Berdasarkan survei penduduk yang dilakukan oleh Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) tahun 2005, didapatkan hasil pernikahan kelompok umur 15-19 tahun di pedesaan sebesar 11,88% lebih besar dari penduduk perkotaan yang hanya 5,28%. Kota/kabupaten di Indonesia dengan tingkat pernikahan dini tertinggi terdapat di Kabupaten Indramayu. Pada tahun 2014 kasus pernikahan dini di Kabupaten Indramayu sebanyak 429 kasus. Sebagian besar kasus pernikahan dini ini berada di wilayah pesisir dan pedesaan kabupaten Indramayu. Remaja desa di Kabupaten Indramayu sebagian besar malu jika menikah pada umur 20 tahun keatas karena bisa disebut sebagai “perawan / perjaka tua”. Selain itu keinginan dari orang tua di desa yang menikahkan anaknya semuda mungkin karena berbagai alasan atau mitos. Kondisi itulah yang menjadikan timbulnya persepsi bahwa remaja desa akan lebih dulu menikah dari pada remaja kota. Anggapan-anggapan tersebut muncul karena kurangnya pengetahuan dari masyarakat desa mengenai pentingnya pendidikan bagi remaja. Tingginya kasus pernikahan dini di Kabupaten Indramayu akan mempengaruhi pertumbuhan penduduk yang juga akan bertambah. Apabila hal ini terjadi terus menerus dan tidak diikuti dengan sumber daya manusia yang baik, maka kesejahteraan Indonesia akan tetap rendah. Permasalahan kesejahteraan sosial yang berkembang dewasa ini menunjukkan bahwa terdapat warga negara yang belum terpenuhi hak atas kebutuhan dasarnya secara layak karena belum

Upload: dea-zahara

Post on 13-Dec-2015

71 views

Category:

Documents


18 download

DESCRIPTION

makalah kependudukan

TRANSCRIPT

Page 1: Penurunan Tingkat Kesejahteraan Masyarakat di Indramayu

KABUPATEN INDRAMAYU 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki jumlah penduduk serta kepadatan

penduduk yang tinggi. Pada tahun 2013 Badan Pusat Statistik mencatat kepadatan penduduk

Indonesia sebesar 130,2 per km2 dengan jumlah penduduknya mencapai 251.160.124 jiwa.

Tingginya angka kuantitas penduduk yang tidak diikuti dengan kualitas penduduk yang baik

sehingga menyebabkan kesejahteraan sosial Indonesia rendah. Menurut UU Nomor 11 Tahun

2009, Kesejahteraan Sosial adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan material, spiritual, dan sosial

warga negara agar dapat hidup layak dan mampu mengembangkan diri, sehingga dapat

melaksanakan fungsi sosialnya.

Setiap orang pasti memiliki keinginan untuk hidup sejahtera. Namun dengan semakin

banyaknya jumlah penduduk, kesejahteraan tidak bisa dijaminkan kepada setiap orang. Terlebih

lagi apabila seseorang tinggal disuatu wilayah dengan kondisi yang mengalami serba keterbatasan.

Permasalahan kesejahteraan sosial tidak hanya disebabkan oleh kuantitas penduduk Indonesia,

tetapi juga kualitas penduduknya. Kualitas penduduk seseorang dapat ditentukan dari cara pola

pikirnya. Salah satu pola pikir yang salah dari penduduk di Indonesia adalah pernikahan dini.

Pernikahan dini merupakan fenomena yang sudah sejak lama terjadi di Indonesia khususnya pada

remaja pedesaan. Berdasarkan survei penduduk yang dilakukan oleh Badan Koordinasi Keluarga

Berencana Nasional (BKKBN) tahun 2005, didapatkan hasil pernikahan kelompok umur 15-19

tahun di pedesaan sebesar 11,88% lebih besar dari penduduk perkotaan yang hanya 5,28%.

Kota/kabupaten di Indonesia dengan tingkat pernikahan dini tertinggi terdapat di Kabupaten

Indramayu. Pada tahun 2014 kasus pernikahan dini di Kabupaten Indramayu sebanyak 429 kasus.

Sebagian besar kasus pernikahan dini ini berada di wilayah pesisir dan pedesaan kabupaten

Indramayu. Remaja desa di Kabupaten Indramayu sebagian besar malu jika menikah pada umur

20 tahun keatas karena bisa disebut sebagai “perawan / perjaka tua”. Selain itu keinginan dari

orang tua di desa yang menikahkan anaknya semuda mungkin karena berbagai alasan atau mitos.

Kondisi itulah yang menjadikan timbulnya persepsi bahwa remaja desa akan lebih dulu menikah

dari pada remaja kota. Anggapan-anggapan tersebut muncul karena kurangnya pengetahuan dari

masyarakat desa mengenai pentingnya pendidikan bagi remaja.

Tingginya kasus pernikahan dini di Kabupaten Indramayu akan mempengaruhi

pertumbuhan penduduk yang juga akan bertambah. Apabila hal ini terjadi terus menerus dan tidak

diikuti dengan sumber daya manusia yang baik, maka kesejahteraan Indonesia akan tetap rendah.

Permasalahan kesejahteraan sosial yang berkembang dewasa ini menunjukkan bahwa terdapat

warga negara yang belum terpenuhi hak atas kebutuhan dasarnya secara layak karena belum

Page 2: Penurunan Tingkat Kesejahteraan Masyarakat di Indramayu

KABUPATEN INDRAMAYU 2

memperoleh pelayanan sosial dari negara. Akibatnya, masih ada warga negara yang mengalami

hambatan pelaksanaan fungsi sosial sehingga tidak dapat menjalani kehidupan secara layak dan

bermartabat.

Kabupaten Indramayu

Gambar: Lambang dan Peta Kabupaten Indramayu

Sumber: Kementerian Pekerjaan Umum

Indramayu merupakan salah satu kabupaten yang ada di Provinsi Jawa Barat. Kabupaten

Indramayu terletak di pantai utara Provinsi Jawa Barat. Secara geografi Kabupaten Indramyu

terletak pada posisi 107° 52´ - 108° 36´ BT dan 6° 15´ - 6° 40´ LS dengan batas wilayah sebagai

berikut:

Sebelah Barat : Kabupaten Subang

Sebelah Utara : Laut Jawa

Sebelah Selatan : Kabupaten Majalengka, Kabupaten Sumedang, dan Kabupaten Cirebon

Sebelah Timur : Laut Jawa dan Kabupaten Cirebon

Cakupan wilayah administrasi pemerintah Kabupaten Indramayu saat ini terdiri dari 31

kecamatan, 309 desa, dan 8 kelurahan. Luas wilayahnya 204,011 ha dengan panjang garis pantai

147 km yang membentang sepanjang pantai utara antara Cirebon-Subang.

Kabupaten Indramayu memilki penduduk pada akhir tahun 2010 berdasarkan hasil registrasi

penduduk BPS jumlah penduduk Kabupaten Indramayu tercatat sebanyak 1.663.737 jiwa yang

terbagi atas laki-laki 856.640 dan perempuan 807.907 (BPS Jawa Barat). Dari 1.663.737 jiwa

penduduk Kabupaten Indramayu terdapat 514.964 KK yang tersebar di 315 Desa/Kel dengan

kepadatan total 821 jiwa/km2. Adapun jumlah penduduk yang terbanyak yaitu Kecamatan

Indramayu dengan jumlah penduduk 107.160 jiwa dan yang terendah Kecamatan Cantigi dengan

jumlah penduduk 22.620 jiwa.

Page 3: Penurunan Tingkat Kesejahteraan Masyarakat di Indramayu

KABUPATEN INDRAMAYU 3

1.2 Lingkup pembahasan

1.2.1 Kesejahteraan Sosial

Kesejahteraan Sosial adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan material, spiritual, dan

sosial warga negara agar dapat hidup layak dan mampu mengembangkan diri, sehingga

dapat melaksanakan fungsi sosialnya (UU Nomor 11 Tahun 2009). Kesejahteraan sosial

dapat diartikan juga sebagai kondisi masyarakat yang sejahtera makmur dan terlepas dari

segala macam gangguan. Kesejahteraan sosial meliputi faktor kesehatan, keadaan ekonomi,

kebahagiaan, dan kualitas hidup rakyat.

Tingkat Kesejahteraan

Tingkat kesejahteraan penduduk dibedakan menjadi lima, yaitu sebagai berikut:

1. Keluarga Pra Sejahtera

Keluarga pra sejahtera adalah keluarga-keluarga yang belum dapat memenuhi

kebutuhan dasarnya secara minimal. Kebutuhan tersebut seperti sandang, pangan,

papan, kesehatan, dan pendidikan.

2. Keluarga Sejahtera I

Sejahtera I adalah keluarga-keluarga yang telah memenuhi kebutuhan dasar secara

minimal, tetapi belum dapat memenuhi keseluruhan kebutuhan sosial psikologisnya.

Kebutuhan tersebut seperti kebutuhan ibadah, makan protein hewani, pakaian, rumah

untuk interaksi keluarga, dalam keadaan sehat, mempunyai penghasilan, bisa bacatulis

latin dan keluarga berencana.

3. Keluarga Sejahtera II

Sejahtera II adalah keluarga-keluarga yang disamping dapat memenuhi kebutuhan

dasarnya, juga dapat memenuhi kebutuhan sosial psikologisnya, akan tetapi belum dapat

memenuhi keseluruhan kebutuhan perkembangannya (Developmental needs) seperti

kebutuhan untuk meningkatkan agama, menabung, berinteraksi dengan keluarga, ikut

melaksanakan kegiatan dalam masyarakat dan mampu memperoleh informasi.

4. Sejahtera III

Sejahtera III adalah keluarga-keluarga yang telah dapat memenuhi seluruh

kebutuhan dasar, kebutuhan sosial, psikologis dan kebutuhan pengembangannya, namun

belum dapat memberikan sumbangan (kontribusi) yang maksimal terhadap masyarakat,

seperti secara teratur (waktu tertentu) memberikan sumbangan dalam bentuk material

dan keuangan untuk kepentingan sosial kemasyarakatan serta berperan serta secara aktif

dengan menjadi pengurus lembaga kemasyarakatan atau yayasan-yayasan sosial,

keagamaan, kesenian, olah-raga, pendidikan dan sebagainya.

Page 4: Penurunan Tingkat Kesejahteraan Masyarakat di Indramayu

KABUPATEN INDRAMAYU 4

5. Sejahtera III +

Sejahtera III + adalah keluarga-keluarga yang telah dapat memenuhi seluruh

kebutuhannya, baik yang bersifat dasar, sosial psikologis maupun yang bersifat

pengembangan serta telah dapat pula memberikan sumbangan yang nyata dan

berkelanjutan bagi masyarakat.

1.2.2 Pernikahan Dini

Pernikahan dini sering terjadi di Indonesia terutama di wilayah dengan kesejahteraan

rakyatnya rendah. Meskipun dampak negatifnya tidak sedikit, pernikahan dini tetap

berlangsung dari dulu hingga sekarang karena pengaruh kebudayaan. Sebagian besar,

pernikahan dini terjadi pada golongan keluarga miskin. Pernikahan anak membuat keluarga,

masyarakat, bahkan negara mengalami kesulitan untuk melepaskan diri dari jerat

kemiskinan dan hal ini tentunya menyebabkan kualitas kesehatan dan kesejahteraan yang

rendah baik anak maupun keluarga dan lingkungannya.

Faktor Penyebab Pernikahan Dini

Beberapa faktor seseorang melakukan pernikahan dini, yaitu antara lain:

1. Faktor Ekonomi

Faktor ini mengenai kondisi ekonomi keluarga. Kebanyakan kasus pernikahan dini

dilakukan oleh anak perempuan dengan laki-laki yang dianggap mampu secara

ekonomi. Hal ini dilakukan untuk meringankan beban orang tua.

2. Faktor Pendidikan

Rendahnya tingkat pendidikan / pengetahuan orang tua maupun anak tentang

pernikahan dini. Mereka melakukan proses pernikahan dini tersebut tanpa berpikir

rasional mengenai dampak buruknya.

3. Faktor Orang Tua

Keinginan orang tua untuk segera menikahkan anaknya adalah karena orang tua ingin

segera mempunyai cucu. Selain itu, orang tua di desa tidak mau jika tersebar aib

anaknya karena terlalu dekat dengan lawan jenisnya. Oleh karena itu, orang tua lebih

memilih untuk menikahkan anaknya sebelum terjadi hal yang tidak diinginkan.

4. Faktor Budaya

Bagi orang desa, budaya merupakan kelestarian yang harus dijaga maupun dihormati.

Budaya yang mempengaruhi pernikahan dini di desa diantaranya adalah tidak ingin

(malu) disebut dengan julukan “perawan / perjaka tua”. Selain itu semboyan “banyak

anak banyak rezeki” seolah melekat dalam pola pikir mereka yang harus dilakukan.

Page 5: Penurunan Tingkat Kesejahteraan Masyarakat di Indramayu

KABUPATEN INDRAMAYU 5

Dampak Pernikahan Dini

Pernikahan dini memang merupakan sesuatu yang tidak dianjurkan karena

menimbulkan dampak negatif. Namun, tidak semua pernikahan dini berdampak negatif, ada

juga dampak positifnya, yaitu sebagai berikut:

Dampak Positif

Emosional: bagi pelaku, pernikahan dini menimbulkan perasaan yang amat

menyenangkan, sehingga dapat melatih kecerdasan emosional setiap pasangannya.

Ekonomi: pernikahan dini dapat mengurangi beban orang tua, karena kedua

pasangan sudah bisa berjuang untuk mengurus ekonomi.

Kebebasan yang lebih: dengan berada jauh dari rumah maka menjadikan mereka

melakukan hal sesuai keputusannya untuk menjalani hidup finansial dan emosional

secara mandiri.

Belajar menjadi pemimpin dan memikul tanggung jawab di usia dini.

Dampak Negatif

Pendidikan: pernikahan dini umumnya dilakukan oleh seseorang putus sekolah

sebelum mencapai waktunya. Sehingga semakin menurunkan kualitas sumber daya

di bidang pendidikan.

Kesehatan: Ada dua dampak medis yang ditimbulkan oleh pernikahan usia dini

ini, yakni dampak pada kandungan dan kebidanannya. penyakit kandungan yang

banyak diderita wanita yang menikah usia dini, antara lain infeksi pada kandungan

dan kanker mulut rahim.

Psikologi: pernikahan dini dapat mengurangi harmonisasi keluarga. Hal ini

disebabkan oleh emosi yang masih labil, gejolak darah muda dan cara pikir yang

belum matang sehingga rentan perceraian.

1.3 Rumusan Masalah

1. Bagaimana kesejahteraan dapat mempengaruhi pernikahan dini di Kabupaten Indramayu ?

2. Bagaimana dampak pernikahan dini terhadap Kenaikan Jumlah Penduduk ?

3. Bagaimana Pengaruh Kenaikan Jumlah Penduduk terhadap Kesejahteraan ?

1.4 Tujuan Pembahasan

Tujuan dari pembahasan makalah ini adalah :

1. mengetahui pengaruh pernikahan dini terhadap kesejahteraan

2. mengetahui kenaikan jumlah penduduk yang terjadi akibat pernikahan dini

3. mengetahui pengaruh kenaikan jumlah penduduk Kabupaten Indramayu

Page 6: Penurunan Tingkat Kesejahteraan Masyarakat di Indramayu

KABUPATEN INDRAMAYU 6

1.5 Sistematika Pembahasan

Sistematika penulisan makalah ini diawali dengan Halaman Cover, Daftar Isi, BAB I

Pendahuluan, BAB II Pembahasan, dan BAB III Penutup, dan Daftar Pustaka dari setiap bab

tersebut terdiri dari beberapa sub-bab yaitu :

BAB I Pendahuluan : 1.1. Latar Belakang, 1.2. Tujuan Permasalahan, 1.3. Rumusan Masalah, 1.4.

Sistematika Penulisan.

BAB II Skema Permasalahan

BAB III Pembahasan : 2.1. Penyebab Rendahnya Tingkat Kesejahteraan, 2.2. Pernikahan Dini dan

Naiknya Jumlah Penduduk, 2.3. Dampak akibat Rendahnya Tingkat

Kesejahteraan.

BAB III Penutup : 3.1. Kesimpulan dan Rekomendasi.

Halaman terakhir adalah daftar pustaka.

Page 7: Penurunan Tingkat Kesejahteraan Masyarakat di Indramayu

KABUPATEN INDRAMAYU 7

BAB II

SKEMA PERMASALAHAN

Page 8: Penurunan Tingkat Kesejahteraan Masyarakat di Indramayu

KABUPATEN INDRAMAYU 8

BAB III

ANALISIS PERMASALAHAN

3.1 Penyebab Rendahnya Tingkat Kesejahteraan

3.1.1 Potensi Ekonomi Kabupaten Indramayu

Kabupaten Indramayu terletak di daerah pesisir dan merupakan kabupaten yang

sebagian besar penduduknya memiliki mata pencaharian sebagai nelayan. Jumlah nelayan di

Indramayu adalah 38.123 nelayan dengan hasil tangkapan ikan sekitar 400 - 600 ribu ton

pertahun. Sektor perikanan Indramayu menyumbang 53 % dari total tangkapan ikan Provinsi

Jawa Barat . Selain dari sektor kelautan, Indramayu juga memiliki potensi yang sangat besar

dalam sektor pertanian. Hal ini terlihat dari total luas wilayah pertaniannya yang mencapai

204,011 ha, terdiri dari sawah irigasi seluas 116,675 Ha dan Sawah Non Irigasi seluas 92,79

ha. Hasil pertanian baik padi, palawija maupun buah buahan banyak dihasilkan di Kabupaten

ini. Dapat kita simpulkan, potensi sumber daya alam di Kabupaten Indramayu sangat kaya,

baik di sektor pertanian maupun sektor kelautan.

Kabupaten Indramayu berada di lintasan jalur pantura, yang merupakan salah satu

jalur terpadat di Pulau Jawa, terutama pada musim mudik. Kabupaten ini juga dilintasi jalur

kereta api lintas utara Pulau Jawa. Stasiun kereta api terbesar di Indramayu adalah Stasiun

Jatibarang yang berada di Jatibarang, sekitar 19 km di selatan Kota Indramayu itu sendiri.

Hal ini menunjukan bahwa Kabupaten Indramayu berada dalam lokasi yang sangat strategis

dan potensial.

Di Kabupaten Indramayu terdapat kilang minyak Balongan, salah satu kilang terbesar

yang memproduksi minyak bumi untuk memenuhi kebutuhan energi di Jawa Barat, DKI

Jakarta hingga Banten. Indramayu juga berperan penting bagi kelangsungan hidup

masyarakat Jawa Barat karena disini terdapat salah satu pembangkit listrik tenaga uap

terbesar yang memasok listrik ke seluruh pelosok jawa barat yaitu PLTU Sumur Adem.

Dari penjabaran diatas, terlihat bahwa Kabupaten Indramayu memiliki potensi

ekonomi yang sangat besar baik dari sumber daya pertanian, kelautan hingga sektor minyak

dan gas buminya. Tidak mengherankan jika kabupaten ini menjadi penghubung

perekonomian di Jawa Barat. Lokasinya pun sangat strategis. Segala potensi ini seharusnya

mampu menjadikan Kabupaten Indramayu sebagai kabupaten yang memiliki ekonomi kuat

dan penduduk yang sejahtera. Namun, kondisi nyata di lapangan justru terjadi penurunan

tingkat kesejahteraan penduduk Kabupaten Indramayu.

Page 9: Penurunan Tingkat Kesejahteraan Masyarakat di Indramayu

KABUPATEN INDRAMAYU 9

3.1.2 Rendahnya Tingkat Kesejahteraan Sosial Warga Indramayu

Penurunan tingkat kesejahteraan sosial warga Indramayu disebabkan oleh beberapa

hal, diantaranya faktor ekonomi seperti kurangnya lapangan pekerjaan dan tingginya

pengangguran serta faktor sosial budaya yang mencakup kebiasaan, perilaku hingga pola

fikir masyarakat. Penjabaran dari faktor penyebab penurunan tingkat kesejahteraan sosial

warga Indramayu adalah sebagai berikut ;

A. Faktor Ekonomi

Faktor Ekonomi yang Menyebabkan Rendahnya Kesejahteraan Masyarakat Indramayu

1. Kurangnya tersedianya lapangan pekerjaan dan tingginya penggangguran

Indramayu memiliki potensi alam berupa sawah dan ladang yang sangat luas

dan subur serta kekayaan laut yang sangat besar. Potensi ini seharusnya bisa menjadi

lahan penyerap tenaga kerja bagi warga Indramayu. Namun, menurut data BPS

Provinsi Jawa Barat Tahun 2013, jumlah penggangguran terbuka yang tercatat

berjumlah 76.501 orang atau 9,63 % dari total angkatan kerja Indramayu. Jika di

tambah dengan pengangguran setengah terbuka dan pengagguran musiman totalnya

bisa mencapai 30 %, karena pada musim paceklik panen warga Indramayu yang

sehari-hari bertani tidak dapat bekerja. Pengangguran ini terjadi karena potensi alam

yang tersedia kurang dapat dimanfaatkan masyarakat dengan baik karena sumber daya

manusia yang tersedia kurang memilki kemampuan yang memadai.

Penjabaran ini menunjukkan bahwa meskipun potensi sumber daya

Indramayu besar, namun tidak dapat memenuhi kebutuhan lapangan pekerjaan yang

memadai bagi penduduknya. Memadai dalam hal ini adalah lapangan pekerjaan yang

KURANG BERMINATNYA

INVESTOR DALAM

BERINVESTASI

RENDAHNYA LAPANGAN

PEKERJAAN DAN

LAMBATNYA PERPUTARAN

EKONOMI

LAMBATNYA

PEMBANGUNAN

INFRASTRUKTUR DAN

PEMERATAAN

PEMBANGUNAN FAKTOR EKONOMI

PENYEBAB RENDAHNYA

KESEJAHTERAAN

Page 10: Penurunan Tingkat Kesejahteraan Masyarakat di Indramayu

KABUPATEN INDRAMAYU 10

memiliki penghasilan cukup untuk memenuhi kehidupan masyarakat dan membuat

masyarakat hidup sejahtera .

Tabel Ketenagakerjaan Kabupaten Indramayu

)

*) Pengangguran terbuka :

Mencari Pekerjaan, Mempersiapkan Usaha, Merasa Tidak Mungkin Mendapat Pekerjaan,

Sudah Punya Pekerjaan tetapi belum dimulai

Sumber : BPS - Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS) 2011,2012,2013

Grafik Jumlah Pengangguran di Kabupaten Indramayu

Sumber : BPS - Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS) 2011,2012,2013

Kegiatan Kerja 2011 2012 2013

1 Penduduk Berumur 15 Tahun Ke Atas 1,238,992 1,255,144 1,238,757

2 Angkatan Kerja 781,688 793,828 794,197

a. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (%) 63.09 63.25 64.11

b. Bekerja 702,670 732,279 717,696

c. Penganguran Terbuka *) 79,018 61,549 76,501

d. Tingkat Pengangguran Terbuka (%) 10.11 7.75 9.63

3 Bukan Angkatan Kerja 457,304 461,316 444,560

a. Sekolah 82,196 98,965 98,336

b. Mengurus Rumah Tangga 303,213 280,870 277,074

c. Lainnya 71,895 81,481 69,150

2011 2012 2013

Page 11: Penurunan Tingkat Kesejahteraan Masyarakat di Indramayu

KABUPATEN INDRAMAYU 11

2. Kurangnya Investasi

Tidak dapat di pungkiri hadirnya investor-investor di suatu daerah membuat

perekonomian di daerah tersebut dapat tumbuh lebih cepat. Investasi merupakan hal

positif yang positif bagi suatu daerah seperti di Kabupaten Indramayu dengan potensi

besarnya, karena perusahaan yang berinvestasi di sana dapat menciptakan lapangan

kerja baru dan mengatasi masalah pengangguran yang ada. Sayangnya, minat investor

untuk berinvestasi di Kabupaten Indramayu masih cukup minim. Hal ini dikarenakan

fasilitas seperti kawasan industri dan pendukungnya belum tersedia dengan baik.

Rendahnya investasi membuat pertumbuhan lapangan kerja juga melambat, sehingga

penuntasan pengagguran pun lambat. Akibat dari hal tersebut, kesejahteraan di

Kabupaten Indramayu juga rendah.

3. Lambatnya pembangunan insfrastruktur dan kurang meratanya tahap pembangunan

Pembangunan infrastruktur di Kabupaten Indramayu dapat dikatakan berjalan

lambat. Sebagai sebuah daerah yang sangat strategis, seharusnya pemerintah

kabupaten ini lebih gencar dalam pembangunan infrastruktur karena kawasan ini

potensial untuk dikembangkan menjadi salah satu pusat ekonomi. Namun

kenyataannya, pembangunan infrastrukur berjalan sangat lambat. Pelabuhan skala

nasional belum tersedia, pembangunan jalan hanya bergantung pada jalan pantura

yang di bangun pemerintah pusat dan sarana lain juga minim pembangunan. Hal ini

semakin diperburuk dengan pembangunan yang tidak merata dimana kawasan utara

Indramayu yang dilalui jalur pantura merasakan pembangunan yang cukup baik

sedangkan di selatan Indramayu pembangunan sangat jauh tertinggal. Hal ini

menyebabkan perekonomian warga bergerak lambat. Hal ini juga menyebabkan warga

sulit untuk mengembangkan potensi daerahnya karena infrastruktur tidak tersedia.

Kehidupan yang sulit berkembang ini pun menyulitkan warga untuk memenuhi

kesejahteraan.

B. Faktor Sosial dan Budaya

Berbicara mengenai budaya dan kebiasan, warga Kabupaten Indramayu memiliki

beberapa budaya dan kebiasaan yang menjadi sebab lambatnya pembangunan ekonomi

sehingga mengakibatkan lambatnya pengentasan perbaikan kesejahteraan sosial

masyarakat Indramayu. Faktor- faktor sosial budaya yang terjadi diantaranya adalah

menikah dini. Faktor-faktor lainnya yaitu adanya orientasi pemikiran hanya ingin

Page 12: Penurunan Tingkat Kesejahteraan Masyarakat di Indramayu

KABUPATEN INDRAMAYU 12

sekolah sampai lulus sd/ smp dan keinginan besar untuk menjadi tenaga kerja di luar

negeri serta budaya konsumtif masyarakat Indramayu.

1. Kebiasaan nikah muda dan jadi janda di usia muda

Bagi sebagian besar warga Indramayu menikah disaat usia sangat muda

merupakan sebuah hal yang lazim dilakukan. Anak anak remaja indramayu biasanya

banyak yang menikah sebelum mereka lulus sma bahkan banyak juga yang menikah

ketika baru lulus sd. Menurut data dari Dinas Pencatatan Sipil Kabupaten Indramayu

jumlah pasangan yang menikah di Indramayu mayoritas berada di usia 13-18 tahun

dan dari semua pernikahan tersebut hanya sedikit yang di laporkan ke Dinas Catatan

Sipil. Pernikahan di Indramayu biasanya diadakan secara nikah siri tanpa di catatkan

di kantor catatan sipil. Kebiasaan nikah muda ini terjadi karena bagi warga perempuan

Indramayu menanggap dengan menikah berarti hidupnya telah bebas dan tidak lagi

memberatkan keluarga karena akan ditanggung suami. Namun kenyataannya

mempelai laki-laki yang menikah biasanya juga tidak memiliki kehidupan yang

sejahtera. Akibatnya setelah menikah kehidupnnya semakin tidak sejahtera. Dan

akhirnya kembali menurunkan tingkat kesejahteaan kedua belah pihak. Kebiasaan

nikah muda di Kabupaten Indramayu juga di manfaatkan oleh para gadis-gadis muda

untuk memperoleh status. Karena setelah menikah mereka yang usianya belum sampai

18 tahun sudah bisa mendapat ktp dan sudah bisa bekerja. Namun karena tidak

matangnya usia dan kurangnya kemampuan maka pekerjaan yang di dapatkan pun

hanya berkisar sebagai pelayan atau pembantu yang tingkat penghasilannya tidak

mencukupi untuk membuat keluarga sejahtera.

2. Orientasi Pemikiran Tidak Mau Bersekolah Tinggi

Page 13: Penurunan Tingkat Kesejahteraan Masyarakat di Indramayu

KABUPATEN INDRAMAYU 13

K

Keterangan :

APK : Angka Partispasi Kasar (Jumlah yang bersekolah berapapun umurnya / Jumlah

Penduduk Usia Sekolah)

APM : Angka Partisipasi Murni (Jumlah yang bersekolah sesuai usia tingkat

pendidikan/ Jumlah Penduduk Usia Sekolah)

Sumber : Indonesia Government Index 2014

Pendidikan merupakan hal yang paling penting dalam kehidupan saat ini. Namun

bagi sebagian warga Indramayu pendidikan bukanlah menjadi prioritas utama. Hal ini

terlihat dari tabel periode lama sekolah rata-rata warga indramayu hanya bersekolah

selama 7 tahun bagi laki-laki dan 5 tahun bagi perempuan. Dari angka partisipasi

sekolah kasar pun terlihat hanya 63,87% masyarakat yang bersekolah SLTA. Masih

banyak masyarakat yang mengaanggap pendidikan hanyalah kegiatan yang membuang

waktu dan menguras banyak biaya. Masyarakat menganggap dari pada harus bersekolah

tinggi cukuplah sampai bisa membaca dan berhitung saja dan selanjutnya lebih baik

mencari uang atau menikah. Tujuannya agar bisa membantu perekonomian keluarga

dan tidak menyusahkan keluarga. Kebiasaan dan pola fikir seperti ini agaknya keliru

karena saat ini pendidikan merupakan hal yang sangat penting. Dalam mencari

Page 14: Penurunan Tingkat Kesejahteraan Masyarakat di Indramayu

KABUPATEN INDRAMAYU 14

pekerjaan yang layak harus dibutuhkan pendidikan yang baik serta kemampuan yang

mumpuni. Jika hanya bersekolah sampai smp rasanya sangat sulit untuk mendapat

pekerjaan yang layak. Dengan pendidikan yang minim hanya akan mendapat pekerjaan

seadanya seperti buruh kasar, pelayan atau yang lainnya yang penghasilannya tidak

cukup untuk mensejahterakan kehidupan.

3. Kebanggan bekerja di kota besar dan di luar negeri

Warga Indramayu sangat bangga apabila adanya anggota keluarganya yang

bekerja di kota besar atau luar negeri. Hal ini menjadi kebanggaan karena

mengganggap orang yang bekerja di luar negeri itu sukses. Padahal kenyataannya

mereka yang bekerja di kota atau luar negeri hanyalah sebagai buruh atau pelayan.

Namun saat pulang mereka berperilaku seperti layaknya orang kaya. Hal ini yang

memancing warga lain unuk berlomba-lomba menjadi tenaga kerja ke luar negeri atau

kota besar. Hal ini menyebabkan penduduk usia produktif yang harusnya dapat

melanjutkan usaha pertanian semakin sedikit, akibatnya potensi alam Indramayu tidak

dapat dimanfaatkan dengan baik untuk memenuhi kesejahteraan masyarakatnya.

4. Budaya saling pamer dan bersaing serta perilaku konsumtif

Budaya konsumtif warga indramayu merupakan salah satu hal yang membuat

warga di kabupaten ini terus berada di bawah garis kemiskinan. Warga Kabupaten

Indramayu rata-rata hanya berfikir untuk hidup hari ini. Menurut tabel pengeluaran

rata-rata warga indramayu merupakan salah satu yang terbesar di Jawa Barat. Jadi

pendapatan yang di dapat hari ini cenderung harus di habiskan hari ini juga.. Hal ini

menyebabkan mereka tidak memiliki tabungan atau investasi untuk hari esok.

Keadaan ini di perparah dengan budaya saling pamer dan bersaing, Dimana saat

memiliki sedikit uang, warga Indramayu cenderung membeli barang yang membuat

warga lainnya menginginkannya juga dan menyebabkan warga berbondong- bondong

untuk saling membeli barang yang sebenarnaya belum tentu bermanfaat. Hal yang

terlalu berlebihan seperti ini sangat merugikan mengingat rata-rata masyarakat

Indramayu hidup dalam garis kemiskinan namun mempergunakan uang dengan cara

yang tidak bijak membuat kehidupan mereka semakin parah.

Page 15: Penurunan Tingkat Kesejahteraan Masyarakat di Indramayu

KABUPATEN INDRAMAYU 15

Tabel Pengeluaran Rata-rata Perkapita Sebulan Menurut Kabupaten Kota di Jawa Barat

Sumber : Jawa Barat dalam Angka 2004

Tabel Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Indramayu

Sumber : Jabar Dalam Angka

Page 16: Penurunan Tingkat Kesejahteraan Masyarakat di Indramayu

KABUPATEN INDRAMAYU 16

Berbagai faktor diatas merupakan salah satu hal yang menyebabkan rendahnya

kesejahteraan warga Indramayu. Faktor –faktor ekonomi seperti kurang meratanya

pembangunan dan lambannya pembangunan infrastruktur menjadi awal permasalahan

dampak ekonomi lainnya. Lambatnya pembangunan Infrastruktur membuat para

Investor cenderung kurang tertarik berinvestasi di Indramayu. Rendahnya Investasi

berdampak pada rendahnya lapangan pekerjaan yang tersedia. Dampak faktor

ekonomi ini semakin diperparah dengan perilaku- perilaku sosial budaya warga

Indramayu. Seperti orientasi pemikiran yang menganggap menikah muda dan bekerja

lebih penting di bandingkan dengan melanjutkan pendidikan. Serta budaya konsumtif

masyarakat indramayu yang sangat tinggi. Kombinasi dari faktor soaial ini

meyebabkan kualitas sumber daya manusia Indramayu kurang memadai . Hal itu

menyebabkan mereka sulit untuk mengembangkan potensi daerahnya yang luar biasa

ataupun sulit untuk bekerja di tempat yang layak. Dengan demikian menyebabkan

kemiskinan di daerah ini akan tetap terjadi. Kemiskinan yang terjadi menyebabkan

sulitnya memperbaiki kesejahteraan masyarakat baik di bidang sosial maupun

ekonomi. Hal ini sangat miris karena sebagai sebuah daerah yang memilki potensi

luar biasa namun penduduknya gagal mencapai tingkat hidup yang layak dan sejahtera

C. Faktor Penyebab Rendahnya Tingkat Pendidikan

Masalah pendidikan yang dialami oleh Kabupaten Indramayu hingga saat ini

belum dikatakan berhasil, karena masih banyak anak-anak yang berada di usia sekolah

yang seharusnya menimba ilmu dan memiliki pendidikan yang tinggi, namun mereka

lebih memilih bekerja untuk memperoleh uang demi mencukupi kebutuhan dan

membantu meringankan beban orang tua mereka. Di Kabupaten Indramayu, kasus

pendidikan yang terjadi disebabkan karena kurangnya minat usia muda atau usia

sekolah untuk melanjutkan pendidikan.

Kabupaten Indramayu merupakan salah satu Kabupaten yang ada di provinsi

Jawa Barat. Sampai tahun 2012 terdapat 50 Sekolah Menengah Atas (SMA) yang

tersebar di berbagai daerah Kabupaten Indramayu, yaitu 18 SMA Negeri dan 32 SMA

Swasta. Dibanding wilayah lainnya di Jawa Barat, Indramayu merupakan Kabupaten

yang masyarakatnya memiliki tingkat pendidikan paling rendah. Daerah dengan tradisi

masyarakat pesisir yang kuat itu, selama ini memang bisa dikatakan agak terbelakang

dalam soal pendidikan. Dari 23 daerah tingkat II di Jawa Barat, mutu pendidikan daerah

di wilayah pesisir Pantai Utara (Pantura) ini, Indramayu berada pada urutan paling

belakang. (Republika.com)

Page 17: Penurunan Tingkat Kesejahteraan Masyarakat di Indramayu

KABUPATEN INDRAMAYU 17

Menurut mantan Bupati Indramayu, Irianto Syafiuddin (Republika.com) bahwa

mengatrol pendidikan disuatu wilayah memang tidak semudah membalikan telapak

tangan. Latar belakang masyarakat yang lebih mementingkan bekerja daripada

menuntut ilmu, menjadi salah satu faktor yang hambat perkembangan SDM yang

berkualitas dan berpendidikan tinggi di Indramayu. Selain itu, faktor mental para guru

atau pejabat dinas terkait yang terus bersifat aji mumpung, akan menjadi kendala yang

serius bagi peningkatan pendidikan di Indramayu. Untuk mengatasi hal ini, maka perlu

adanya peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Adapun untuk

meningkatkan kualitas SDM tersebut adalah melalui pendidikan.

Kondisi pendidikan yang terjadi saat ini di Kabupaten Indramayu, secara garis

besar akan kami jabarkan dalam uraian berikut.

1. Partisipasi Pendidikan

Jumlah penduduk usia sekolah di Kabupaten Indramayu sebanyak 208.415

anak usia 7-12 tahun, sebanyak 98.197 anak usia 13-15 tahun, dan sebanyak 96.655

anak usia 16-18 tahun. Pencapaian angka partisipasi pendidikan Kabupaten

Indramayu saat ini dapat dilihat pada tabel-tabel dibawah ini

Data Jumlah Rombongan Belajar dan Siswa Menurut Status Sekolah

No. Jenjang Jumlah Rombel Jumlah Siswa

N S Jml N S Jml

1 TK 5 362 367 138 6.993 7.131

2 SD 6.266 71 6.337 191.221 1.632 192.853

3 SMP 824 305 1.129 38.210 12.858 51.068

4 SMA 230 139 369 9.536 4.780 14.316

5 SMK 72 163 235 3.520 6.760 10.280

6 Jumlah 7.397 1.040 8.437 242.625 33.023 275.648

Sumber: Dinas Pendidikan Kab.Indramayu. 2009

Page 18: Penurunan Tingkat Kesejahteraan Masyarakat di Indramayu

KABUPATEN INDRAMAYU 18

Grafik 1. Jumlah siswa menurut tingkat pendidikan

Berdasarkan grafik dan tabel jumlah siswa yang masih melanjutkan

pendidikannya, lembaga pendidikan yang paling banyak memiliki siswa adalah pada

jenjang Sekolah Dasar (SD). Hal ini dikarenakan pada saat masih berada di jenjang

TK minat untuk melanjutkan sekolah masih tinggi, sehingga jumlah siswa yang

masuk ke Sekolah Dasar sampai 192.853 orang. Tetapi, pada saat sudah mulai

masuk SD sebagian besar anak malah memilih untuk membantu orang tua mereka

mencari nafkah atau uang untuk melanjutkan hidup keluarga mereka, dibanding

untuk menamatkan sekolahnya dan memiliki pendidikan yang tinggi. Faktor

ekonomi menjadi penyebab anak diusia sekolah di kabupaten Indramayu yang harus

meninggalkan bangku sekolah. Jumlah siswa yang berhasil menamatkan Sekolah

Dasarnya dan melanjutkan kejenjang SMP tinggal berjumlah 51.068 anak.

Perbedaan yang sangat jauh dari jumlah siswa yang bersekolah ditingkat Sekolah

Dasar. Penurunan itu tidak berhenti, karena pada saat SMP masih ada juga anak yang

berhenti melanjutkan pendidikan. Mereka lebih memilih menikah dan bekerja agar

tidak membebankan orangtuanya lagi. Sehingga pada saat SMA dan SMK jumlah

siswanya bisa dikatakan sangat sedikit hanya sekitar 14.316 untuk yang masuk SMA

dan 10.280 untuk yang masuk SMK. Hal inilah yang menyebabkan Kab. Indramayu

memiliki angka pendidikan yang sangat rendah. Jadi, sebagian besar masyarakat

Indramayu dapat dikatakan hanya lulusan SD (Sekolah Dasar) dan Indramayu tidak

memiliki SDM yang berpendidikan tinggi.

Page 19: Penurunan Tingkat Kesejahteraan Masyarakat di Indramayu

KABUPATEN INDRAMAYU 19

2. Status Sosial Ekonomi (SSE) terhadap pendidikan

Umumnya keadaan ekonomi orangtua yang tidak melanjutkan pendidikan

anak-anaknya adalah dari golongan kurang mampu. Banyak dari mereka yang

berpenghasilan kurang dari Rp. 300.000 per bulannya. Sementara dari latar belakang

pendidikan juga tidak banyak yang menggembirakan, bahkan mereka tidak sempat

memperoleh pendidikan atau tidak sampai lulus Sekolah Dasar pada saat itu.

Berdasarkan hal itu tentu membawa dampak terhadap cara pandang dan pola pikir

dalam memahami masalah pendidikan. Orang tua menjadikan faktor ekonomi

sebagai salah satu alasan untuk menjawab pertanyaan tentang mengapa anak mereka

tidak melanjutkan sekolah. Seharusnya orang tua mendukung anaknya agar memiliki

pendidikan yang tinggi. Akibatnya, anak dari orang tua sudah tidak memikirkan

pendidikan yang ada dibenak mereka sekarang adalah bagaimana caranya mencari

uang untuk melangsungkan hidup keluarga.

3. Budaya terhadap pendidikan

Masalah budaya merupakan faktor yang tidak dapat dipandang sebelah mata,

karena bersifat abstrak dan mempunyai pengaruh yang begitu besar terhadap sebuah

proses pencapaian cita-cita atau tujuan yang ditentukan sebelumnya. Karena budaya

dapat mempengaruhi persepsi masyarakat terhadap bentuk-bentuk pemikiran baru.

Budaya masyarakat Indramayu beranggapan bahwa partisipasi pendidikan hanya

sebatas pada kemampuan membaca dan menulis. Apabila sudah cukup memenuhi

batasan tersebut maka bagi anak laki-laki, mereka berkeinginan untuk dapat berkarya

untuk keluarganya. Baik laki-laki maupun perempuan beranggapan bahwa mencari

uang lebih penting daripada untuk pendidikan. Karena dengan bekerja mereka

beranggapan dapat meringankan beban orangtua mereka. Sementara itu, jika mereka

memilih jalur pendidikan, maka mereka akan mengeluarkan biaya pendidikan yang

mahal dimana biaya pendidikan tersebut bagi warga Indramayu dapat dialih

fungsikan sebagai biaya memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Akibat kurangnya pendidikan yang didapat dan minat yang sangat tinggi

untuk bekerja, maka banyak anak di Indramayu tidak memiliki pengetahuan yang

cukup dan mudah dibujuk untuk bekerja. Hal itu menyebabkan nasib perempuan di

Indramayu sangat tragis, karena dengan mudahnya kaum perempuan terbodohi

dengan iming-iming yang tinggi. Sebagian dari mereka dihadapkan pada kenyataan

hidup yang berupa ajakan-ajakan terselubung dengan pola bujuk rayu menjadi TKI

di luar negeri. Dengan iming-iming gaji yang besar, tidak jarang mereka malah

Page 20: Penurunan Tingkat Kesejahteraan Masyarakat di Indramayu

KABUPATEN INDRAMAYU 20

terjerumus kedalam lembah hitam yang membelenggu mereka. Banyak perempuan

disana yang terbodohi dan menjadi Pekerja Seks Komersial (PSK). Jadi perempuan

di Indramayu memilih untuk bekerja walaupun dengan bekal ilmu pengetahuan yang

minim. Pengaruh budaya lain yang sudah menjadi budaya di Indramayu adalah

mereka khususnya kaum perempuan lebih memilih pernikahan secara dini. Mereka

beranggapan jika mereka melakukan sebuah pernikahan maka akan meringankan

beban kedua orangtua. Karena beban tersebut akan ditanggung kepada suami dari

pernikahan itu.

3.2 Pernikahan Dini dan Naiknya Jumlah Penduduk

Tingkat pernikahan dini di Jawa Barat hingga kini masih tergolong tinggi. Jumlah

pasangan usia perkawinan (PUP) di bawah usia 19 tahun mencapai 50 persen dari total pasangan

usia subur (PUS) di Jawa Barat, yakni sekitar 9 juta pasangan. Idealnya, masyarakat menikah

pada usia 20 tahun untuk perempuan dan 25 tahun untuk laki-laki. Sebagian besar kasus

pernikahan dini ini banyak terjadi di daerah pantai utara (pantura) Pulau Jawa.

“Pasangan menikah di bawah usia 19 tahun masih banyak ditemukan di Subang,

Karawang, Indramayu, dan daerah pantura lainnya. Bahkan di daerah lainnya masih banyak yang

menikah pada usia 14-15 tahun,” kata Kepala Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional

(BKKBN) Wilayah Jawa Barat, Siti Fathonah.

Tingginya jumlah pasangan yang menikah di usia dini menjadi salah satu penyebab

tingginya lonjakan jumlah penduduk di Jawa Barat. Jika banyak pasangan menikah muda

otomatis tingkat kesuburan pun tinggi dan rentang usia produktif masih panjang. Jika tidak

dicegah dapat menyebabkan pertambahan penduduk melaju kencang. Apalagi, tingkat kelahiran

total (TFR) Jawa Barat saat ini hampir 2,5 yang berarti bahwa hampir semua perempuan memiliki

tiga anak sepanjang usia produktifnya. Padahal, idealnya TFR mendekati angka 2 agar

pertumbuhan penduduk mencapai angka minimum.

Dibandingkan Kabupaten sejenis yang ada di dekatnya, Kabupaten Indramayu memiliki

jumlah penduduk yang lebih tinggi. Di tahun 2013, jumlah penduduk Kabupaten Indramayu

mencapai 1.690.977 jiwa, lebih tingggi dibandingkan Kabupaten Sumedang dan Kabupaten

Subang yaitu 1.307.648 dan 1.509.606.

Page 21: Penurunan Tingkat Kesejahteraan Masyarakat di Indramayu

KABUPATEN INDRAMAYU 21

Tabel Jumlah Penduduk Kabupaten Indramayu

Tabel jumlah penduduk di Jawa Barat

Dari letak geografis Indramayu yang terletak di sepanjang garis pantai utara. Indramayu

termasuk Kabupaten yang jumlah Penduduknya relatif tinggi dibanding dengan kabupaten lain

yang sejajar geografisnya dengan Indramayu. Hal ini dapat dilihat dari tabel yang disajikan

dibawah ini. Selain dengan melihat data jumlah penduduk Indramayu dalam angka, data TFR dan

ASFR Indramayu pun dapat menentukan tingkat kesejahteraan dan lonjakan jumlah penduduk.

Dibawah ini merupakan tabel ASFR dan TFR Provinsi Jawa Barat berdasarkan hasil susenas

2010.

Data TFR yang hampir mendekati angka 2,5, menunjukkan bahwa setiap ibu di Kabupaten

Indramayu rata-rata melahirkan lebih dari 2 orang anak. Usia Ibu melahirkannya pun paling

banyak terdapat pada usia produktif antara 20-25 tahun. Ini menurut data sensus dan datanya

diambil dari pasangan yang menikah sah secara negara.

Dalam kasus mereka yang menikah tidak sah secara negara, atau dalam hal ini kasus nikah

dini, maka kelahiran anak-anak mereka pun tidak tercatat. Seperti yang telah dijelaskan

sebelumnya bahwa jika banyak pasangan menikah muda otomatis tingkat kesuburan pun tinggi

karena rentang usia produktif masih panjang. Jika tidak dicegah dapat menyebabkan pertambahan

penduduk melaju kencang.

Indikator 2009 2010 2011 2012 2013

Penduduk

(Jiwa) 1.827.878 1.663.516 1.693.610 1.683.460 1.690.977

Page 22: Penurunan Tingkat Kesejahteraan Masyarakat di Indramayu

KABUPATEN INDRAMAYU 22

Pertumbuhan penduduk jika diikuti dengan sumberdaya manusia yang mendukung, dapat

menjadi hal yang bermanfaat bagi bidang tertentu. Namun yang terjadi di Kabupaten Indramayu

justru sebaliknya. Kabupaten Indramayu yang memiliki tingkat total kelahiran (TFR) sebesar 2,18

tidak didukung dengan sumberdaya manusia yang baik yang disebabkan karena dampak dari

pernikahan dini. Pernikahan dini yang sebagian besar dilakukan oleh penduduk yang

berpendidikan rendah dan golongan menengah ke bawah, tidak mampu memberikan pendidikan

kepada anaknya secara benar. Pendidikan dari dalam keluarga tidak dilakukan dengan baik karena

keterbatasan pemikiran dari orang tuanya, sedangkan pendidikan formal di sekolah terpaksa tidak

diikuti atau hanya sampai pada jenjang tingkat dasar-menengah karena keterbatasan ekonomi. Hal

itulah yang menyebabkan tingkat kesejahteraan sosial rendah.

3.3 Dampak Rendahnya Tingkat Kesejahteraan

3.3.1 Ekonomi

Indramayu merupakan salah satu kabupaten di Jawa Barat dengan Sektor ekonomi

yang sebagaian besar berasal dari kekayaan laut yaitu : ikan dan garam; hasil pertanian

maupun hasil pertambangan minyak dan gas. Sudah sejak dahulu indramayu terkenal

perikanan ikan tangkap serta industri garamnya. Industri garam di kabupaten Indramayu

memang merupakan pekerjaan sebagian besar di kabupaten ini, karena sebagian masyarakat

yang berada di pinggir laut bekerja menjadi petani garam. Namun sektor terbesar ini belum

menampakan adanya perubahan yang signifikan untuk kesejahteraan para petaniya. Hal

tersebut tidak sebanding dengan kerja keras yang dilakukan petani di musim kemarau dalam

mengolah air laut. Selain sektor ekonomi yang berasal dari laut , Indramayu juga sektor

terbesar lainnya yaitu pertanian.

Sebesar 41,90% luas areal Indramayu merupakan sawah. Walaupun kabupaten

Indramayu sering dilanda banjir, Indramayu masih menjadi pemasok utama beras untuk

seluruh wilayah yang ada di Jawa Barat. Dibawah ini perbandinhan PDRB kabupaten

indramayu dengan kabupaten yang lain. Peranan minyak dan gas bumi bagi pembentukan

nilai PDRB Kabupaten Indramayu terlihat sangat dominan. Sementara pada sisi yang lain,

hasil dari kegiatan yang terkait dengan minyak dan gas bumi ini lebih banyak dibawa keluar

sehingga pengaruh dari produksi minyak dan gas tidak menggambarkan hasil produksi yang

dapat dirasakan oleh masyarakat Kabupaten Indramayu

Page 23: Penurunan Tingkat Kesejahteraan Masyarakat di Indramayu

KABUPATEN INDRAMAYU 23

Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Indramayu

Tahun 2006 - 2010

No INDIKATOR TAHUN

2006 2007 2008 2009 2010

1.

2.

3.

Laju pertumbuhan

ekonomi

Jumlah Investasi

(dalam jutaan rupiah)

PDRB kabupaten

Indramayu

-Atas harga dasar

berlaku dengan migas

(dalam jutaan rupiah)

-atas harga dasar 2000

dengan migas (dalam

jutaan rupiah)

-atas dasar harga

berlaku tanpa migas

(dalam jutaan rupiah)

- Atas dasar harga

konstan 2000 tanpa

migas (dalam jutaan

rupiaj)

- Perkapita dengan

migas

-perkapita tanpa

migas

5,10

7.707.251

31.895.387,37

12.621.047,47

10.813.762,59

6.132.973.,00

19.134.668,25

6.487.388,25

5,62

9.317.423

34.541.953,08

12.956.044,65

12.492.762,00

6.477.712,80

7.466.997,00

7.446.997,00

5,08

10.749.981

40.812.441,00

13.233.522,04

14.388.482,00

6.806.742,93

8.596.459,00

8.596.459,00

4,44

12.257.293

44.701.580,00

13.480.452,02

16.336.302,00

7.334.434,00

9.409.684,02

9.409.684,02

4,41

-

45.030.322,94

14.034.756,00

17.401.200,05

7.606.987,06

27.065.770,00

10.459.105,04

Tabel diatas adalah PDRB kabupaten Indramayu pada tahun 2006-2010. Laju

pertumbuhan ekonomi menurun semenjak tahun 2008 menjadi 4,41 % pada tahun 2010.

Pada Dengan laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Indramayu (dengan memperhitungkan

minyak dan gas) Pada tahun 2010-2013 ekonomi Kabupaten Indramayu menunjukkan

perkembangan yang cukup menggembirakan. Pada tahun 2010 laju pertumbuhan ekonomi

Kabupaten Indramayu sebesar 4,41%, tahun 2011 meningkat menjadi 4,89% dan tahun

2012 meningkat menjadi 5,03%. Namun hal ini menurun ketika tahun 2013 menjadi 4,96%.

Page 24: Penurunan Tingkat Kesejahteraan Masyarakat di Indramayu

KABUPATEN INDRAMAYU 24

UMK (Upah Minimum Kabupaten/Kota) kabupaten Indramayu pada tahun 2015 terjadi

kenaikan sebesar Rp.188.680 dari yang semula Rp. 1.276.320 menjadi Rp. 1.465.000 yang

artinya telah terjadi kenaikan sebesar 14,78 % dari tahun 2014. Upah Minimun Kabupaten

Indramayu termasuk kedalam upah minim di provinsi Jawa Barat diatas Kabupaten

Pangandaran sebesar Rp.1.165.000 , Kuningan sebesar Rp.1.206.000 , dan Majalengka

sebesar Rp.1.245.000. Upah yang sedikit membuat masyarakat Kabupaten Indramayu

mengalami Persaingan ekonomi serta perubahan pada lingkungan masyarakat yang

memberikan dampak negatif bagi lingkungan sekitar. Dampak negatif tersebut meliputi

kerusakan lingkungan alam (pencemaran,kerusakan,lingkungan) dan masalah

kependudukan; kesejahteraan rakyat, lonjakan penduduk, pernikahan dini dll. Banyaknya

permasalahan yang mengatas namakan masalah ekonomi membuat kota Indramayu

mempunyai masalah yang sangat kompleks. Diantaranya yaitu :

1. Angka perceraian yang tinggi

Kabupaten Indramayu memiliki tingkat perceraian paling tinggi di Jawa Barat.

Bahakan paling tinggi di Indonesia Terhitung sejak tahun 2013 terdapat 9.300 perkara

yang masuk. jumlah tersebut sebanyak 80% merupakan perkara soal tuntutan perceraian

akibat faktor ekonomi. Alasan gugatan perceraian tersebut karena kebutuhan ekonomi

yang tidak bisa di penuhi oleh laki laki. Banyaknya masyarakat indramayu yang bekerja

sebagai TKI dan TKW menjadikan banyaknya keluarga seperti anak, suami maupun

istri tak terurus. Hal itu merupakan salah satu faktor tingginya faktor perceraian di

Indramayu.

2. Tingginya angka TKI dan TKW

Rendahnya UMK mengubah pola berfikir masyarakat kabupaten Indramayu,

mereka beranggapan bahwa dengan bekerja menjadi Tenaga Kerja Indonesia dan

Tenaga Kerja Wanita dapat membuat kehidupan mereka sejahtera dan lebih baik.

Sebanyak 13.012 TKI pada agutus 2014 telah terdaftar secara legal dan diduga akan

semakin bertambah sebanyak 17.000 pada tahun 2015. Tanpa berfikir pendidikan dan

keterampilan dan kecakapan bahasa merupakan hal yang penting bagi pekerjaan mereka

kedepan. Yang masyarakat kabupaten indramayu tahu hanyalah tenaga mereka yang

negara lain butuhkan.Namun pada akhirnya justru hal tersebut membuat sebuah masalah

yang lebih kompleks. Seperti suami yang ditinggal selama bekerja, anak dari pernikahan

yang tak terurus.

Page 25: Penurunan Tingkat Kesejahteraan Masyarakat di Indramayu

KABUPATEN INDRAMAYU 25

Jumlah Tenaga Kerja Indonesia (TKI) Jawa Barat, Kabupaten Indramayu,

Kecamatan Cikedung

No Nama Jumlah TKI

1. Jawa Barat 152.000

2 Kabupaten Indramayu 11.211

3 Kecamatan Cikedung 897

Jumlah 164.108

Sumber : Media Indonesia, Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kab. Indramayu

Badan Pusat Statistik Kab. Indramayu 2010

3. Human Trafficking

Indonesia masuk kedalam negara dengan kasus human trafficking pada anak

maupun perempuan yang tinggi. Trafficking biasanyaberkaitan dengan manusia yang

diperdagangkan sebagai pekerja seks komersial, pembantu,bahkan pengemis. Keadaan

ekonomi yang rentan menjadikan banyaknya kasus human traffficking merebak

Tuntutan ekonomi yang semakin berat dan kemiskinan yang melilit menjadikan alasan.

Mekanisme human trafficking seperti berikut. Korban bertemu dengan calon yang

biasanya sebagai teman calon korban. Lalu calo tersebut membawa korban ke manajer

untuk disalurkan kepada pemakai.

3.3.2 Kesehatan

1. Status Gizi Dan Tingkat Konsumsi Gizi Di Kabupaten Indramayu

Status gizi balita dari tahun ke tahun secara umum telah menunjukkan adanya

perbaikan, hal ini ditunjukkan dengan menurunnya prevalensi balita yang memiliki

berat badan kurang telah turun dari 14,87% pada tahun 2002 menjadi 7,65% pada tahun

2010. Demikian halnya dengan prevalensi balita yang memiliki berat badan sangat

kurang telah mengalami penurunan dari 1,45% tahun 2002 menjadi 0,54% pada tahun

2010. Gambaran perkembangan status gizi balita sebagaimana terdapat pada grafik

berikut :

korban Pemakai Manajer Calo 1

korban korban Calo 1 Manajer Pemakai

Page 26: Penurunan Tingkat Kesejahteraan Masyarakat di Indramayu

KABUPATEN INDRAMAYU 26

Prevalensi Balita Gizi Kurang dan Gizi Buruk

di Kabupaten Indramayu Tahun 2001-2012

Sumber : BDB Dinkes Kabupaten Indramayu

Berdasarkan hasil penimbangan bulanan balita pada tahun 2012, menurut indeks

BB/TB terdapat 0,63% balita dengan kategori sangat kurus dan 6,35% Balita termasuk

dalam kategori kurus.Dari hasil pemetaan wilayah rawan gizi, pada tahun 2012 terdapat

87.10 % kecamatan yang bebas rawan gizi atau 27 kecamatan dari 31 kecamatan yang

ada di wilayah Kabupaten Indramayu. Berdasarkan hasil pemantauan konsumsi gizi

tahun 2004, rata-rata konsumsi gizi masyakat Indramayu masih cukup rendah, yakni

konsumsi energi sebesar 1.898 KKal/org/hari dari Angka Kecukupan Gizi sebesar 2.150

KKal/org/hari (88,3% dari AKG). Demikian halnya dengan konsumsi protein masih

89,1% di bawah AKG, yakni sebesar 41 gram/org/hari dengan AKG sebesar 46

gram/org/hr.

2. Jumlah Kasus Kematian Ibu Dan Bayi Di Kabupaten Indramayu Tahun 2012 turun

Berdasarkan survei UNFPA bekerja sama dengan BPS Kabupaten Indramayu tahun

2004, Angka Kematian Ibu (AKI) di Kabupaten Indramayu sebanyak 281/100.000

kelahiran hidup.Pada tahun 2012 jumlah kasus kematian ibu sebesar 44 kasus, jumlah

ini lebih rendah daripada tahun sebelumnya

Page 27: Penurunan Tingkat Kesejahteraan Masyarakat di Indramayu

KABUPATEN INDRAMAYU 27

Jumlah Kasus Kematian Ibu di Kabupaten Indramayu

Tahun 2005 – 2012

Sumber : Pencatatan dan pelaporan Bidang Kesehatan Keluarga

Adapun penyebab kematian ibu (hamil, melahirkan, nifas) berdasarkan hasil

pencatatan dan pelaporan kematian ibu di Kabupaten Indramayu tahun 2012 karena

faktor-faktor : eklamsia dalam kehamilan sebesar 43,18%; perdarahan 13,64%, infeksi

4,55% dan penyebab lainnya 38,64%.(Eklampsia adalah kelainan pada masa kehamilan,

dalam persalinan, atau masa nifas yang ditandai dengan timbulnya kejang (bukan timbul

akibat kelainan saraf) dan / atau koma dimana sebelumnya sudah menunjukkan gejala-

gejala pre-eklampsia.). Sedangkan faktor-faktor lain seperti gadis remaja yg hamil

terutama jika tidak mendapatkan dukungan keluarga sangat berisiko mengalami

kekurangan dalam perawatan selama hamil dan sebelum melahirkan, remaja yang

melakukan hubungan seks memiliki resiko tertular penyakit seksual seperti chlamydia

dan hiv,serta dalam psikis ibu hamil akan mengalami tekanan jiwa sehingga

berpengaruh terhadap fisiknya juga.

Penyebab Kematian Ibu di Kabupaten Indramayu

Tahun 2010

Sumber : Pencatatan dan pelaporan Bidang Kesehatan Keluarga

Page 28: Penurunan Tingkat Kesejahteraan Masyarakat di Indramayu

KABUPATEN INDRAMAYU 28

Dari data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) tahun 2003 sampai dengan

tahun 2008, Angka Kematian Bayi (AKB) di Kabupaten Indramayu menunjukkan

adanya kecenderungan menurun. Pada Tahun 2003 Angka Kematian Bayi sebanyak

63,29 per 1000 kelahiran hidup %), tahun 2004 sebesar 61,80 %, tahun 2005 menjadi

51,33 %, dan AKB tahun 2006 sebanyak 51,11 %, pada tahun 2007 AKB menjadi 49,22

%, sedangkan tahun 2008 angka kematian bayi mengalami penurunan menjadi 47,47

%. Untuk melihat penurunan angka kematian bayi secara lebih terinci pada grafik

berikut :

Angka Kematian Bayi di Kabupaten Indramayu dan

Propinsi Jawa Barat Tahun 2003 – 2008

Sumber : BPS

Page 29: Penurunan Tingkat Kesejahteraan Masyarakat di Indramayu

KABUPATEN INDRAMAYU 29

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Masalah kesejahteraan penduduk merupakan salah satu masalah utama yang terjadi di

negara berkembang tak terkecuali Indonesia. Kesejahteraan penduduk dibagi atas dua hal yaitu

kesejahteraan ekonomi dan kesejahteraan sosial. Masalah kesejahteraan penduduk di Indonesia

terjadi hampir di seluruh wilayah Indonesia. Salah satunya di Kabupaten Indramayu.

Indramayu merupakan salah satu kabupaten yang memiliki jumlah penduduk dan luas

wilayah terbesar di Jawa Barat. Indramayu memiliki potensi kekayaan alam yang melimpah dan

juga lokasi yang sangat strategis. Dengan segala potensi tersebut harusnya Indramayu dapat

menjadi salah daerah paling sejahtera di Indonesia. Namun kenyataan di lapangan, kesejahteraan

masyarakat di Indramayu masih jauh dari taraf sejahtera. Rendahnya kesejahteraan masyarakat

Indramayu di sebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya faktor ekonomi dan Faktor Sosial.

Faktor ekonomi seperti terbatasnya lapangan pekerjaan, rendahnya investasi dan lambatnya

pemerataan pembangunan merupakan hal-hal yang menjadi penyebab utama rendahnya

kesejahteraan masyarakat Indramayu. Selain faktor ekonomi, rendahnya kesejahteraan

masyarakat Indramayu juga disebabkan oleh berbagai faktor seperti pendidikan, dan sosial

budaya yang berkembang di masyarakat. Diantaranya kebiasan menikah muda, budaya

konsumtif, kebanggaan bekerja di sektor non formal seperti di luar negeri, hingga rendahnya

keinginan untuk melanjutkan pendidikan. Kombinasi dari faktor tersebut menjadi sebab utama

rendahnya kesejahteraan masyarakat Indramayu.

Rendahnya kesejahteraan masyarakat Indaramayu menyebabkan berbagai dampak pada

kehidupan masyarakat sehari-hari. Salah satu dampak yang terjadi adalah tingginya angka

pernikahan dini. Tingginya angka pernikahan dini menyebabkan berbagai masalah kependudukan

yang sangat kompleks. Pernikahan dini menyebabkan tingginya kelahiran penduduk yang

menyebabkan pertambahan penduduk.

Pertambahan penduduk tersebut menyebabkan berbagai masalah baru lagi. Masalah-

masalah yang ditimbulkan di antaranya sulitnya lapangan pekerjaan, sulitnya penyediaan fasilitas

pendidikan dan kesehatan yang layak bagi semua masyarakat. Kurangnya pekerjaan, berdampak

pada semakin banyaknya pengangguran yang terjadi. Pengangguran ini mengakibatkan

masyarakat tidak bisa memenuhi kebutuhan hidupnya dan akhirnya membuat kesejahteraan hidup

masyarakat Indramayu menjadi rendah.

Masalah kesejahteraan merupakan masalah yang sangat kompleks dan saling berkaitan

antara dampak yang satu ke dampak yang lain. Dalam masalah ini penyebab dan dampak menjadi

Page 30: Penurunan Tingkat Kesejahteraan Masyarakat di Indramayu

KABUPATEN INDRAMAYU 30

sebuah siklus yang saling berkaitan satu sama lain. Maka untuk menyelesaikan masalah

kesejahteraan ini perlu dilakukan perbaikan yang menyeluruh di segala sektor.

Untuk menyelesaikan permasalahan rendahnya kesejahteraan sosial ini, diperlukan

kerjasama antara semua pihak baik pemerintah, swasta maupun masyarakat. Langkah yang dapat

dilakukan adalah dengan memperbaiki pola fikir dan kebiasaan masyarakat Indramayu. Dengan

berubahnya kebiasan buruk seperti nikah dini dan keengganan melanjutkan pendidikan akan

membuat masyarakat indramayu lebih berkualitas. Dengan meningkatnya kualitas SDM akan

membuat masyarakat dapat mencari pekerjaan yang lebih baik dan mengolah potensi sumberdaya

alamnya. Dengan optimalisasi pengolahan sektor ekonomi akan berdampak pada meningkatnya

kesejahteraan masyarakat. Nantinya setelah masyarakat sejahtera maka faktor pendidikan dan

kesehatan akan mengalami perbaikan. Pada akhirnya menguatnya perekonomian, baik pendidikan

maupun kesehatan, akan dapat membuat kehidupan masyarakat lebih baik dan lebih sejahtera.

Page 31: Penurunan Tingkat Kesejahteraan Masyarakat di Indramayu

KABUPATEN INDRAMAYU 31

Daftar Pustaka

Adityawarman. 2012. “Geliat Bisnis Rumput Laut di Indramayu”. Dalam

http://www.antaranews.com/berita/298812/geliat-bisnis-rumput-laut-di-indramayu. Diakses

pada 30 Juni 2015

Anonim. 2015. “Karakteristik Sosial Ekonomi dan Budaya Wilayah Pesisisr Indramayu”. Dalam

http://www.kotaindramayu.info/2015/05/karakteristik-sosial-ekonomi-dan-budaya.html.

Diakses pada 30 Juni 2015

Ashari, Muhammad. 2014. “Pernikahan Dibawah Umur Masih Banyak Di Indramayu”. Dalam

http://www.pikiran-rakyat.com/jawa-barat/2014/08/19/293520/pernikahan-di-bawah-umur-

masih-banyak-di-indramayu. Diakses pada 30 Juni 2015

Badan Koordinasi Penanaman Modal. 2014. “Profil Daerah Kabupaten Indramayu”. Dalam

http://regionalinvestment.bkpm.go.id/newsipid/id/demografipendudukjkel.php?ia=3212&is=37.

Diakses pada 30 Juni 2015

Badarudin, Asep. 2014. “61.549 Warga Indramayu Menganggur”. Dalam

http://www.radarcirebon.com/61-549-warga-indramayu-menganggur.html. Diakses pada 30

Juni 2015 .

Bappeda Indramayu. 2015. “Statistik dan Data Informasi “ Dalam

http://bappedaindramayu.madebychocaholic.com/statistik. Diakses pada 30 Juni 2015

BPS Kabupaten Indramayu. 2014. Penduduk Usia 15 Tahun Keatas menurut jenis kegiatan selama

seminggu. Dalam http://indramayukab.bps.go.id/Subjek/view/id/6# subjekViewTab3. Diakses

pada 30 Juni 2015

BPS Provinsi Jawa Barat. 2010. “Jumlah Penduduk Berdasarkan Sensus Tahun 2010”. Dalam

http://jabar.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/42. Diakses pada 30 Juni 2015

Cirebon Trust. 2015. “Jumlah Pengangguran di Kabupaten Indramayu Terus Meningkat”. Dalam

http://www.cirebontrust.com/jumlah-pengangguran-di-kabupaten-indramayu-terus-

meningkat.html. Diakses pada 30 Juni 2015

Page 32: Penurunan Tingkat Kesejahteraan Masyarakat di Indramayu

KABUPATEN INDRAMAYU 32

Cirebon Trust. 2015. Hanya Turun 0,1 Jumlah Warga Miskin di Indramayu capai 251.132. Dalam

http://www.cirebontrust.com/hanya-turun-01-jumlah-warga-miskin-di-indramayu-capai-251-

132-jiwa.html. Diakses Pada 30 Juni 2015

Darmawan, wawan., dan Ayi Budi Santosa. (2008). Kehidupan sosial ekonomi Indramayu. Diakses

pada tanggal 26 Juni 2015. Dalam

Darmawan, Wawan dan Ayi Budi Santosa. 2008. KEHIDUPAN SOSIALEKONOMI

MASYARAKAT INDRAMAYU (TINJAUAN HISTORIS TAHUN 1970-2007) . Dalam

http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/JUR._PEND._SEJARAH/196303111989011-

AYI_BUDI_SANTOSA/Indramayu.pdf. Diakses pada 30 Juni 2015

Dinas Kesehatan Indramayu. Diakses pada tanggal 26 Juni 2015. Dalam

http://dinkes.indramayukab.go.id/index.php?start=6

Erlangga, Pius. 2015. “Rata-Rata Warga Indramayu Hanya Lulus SD”. Dalam

http://nasional.tempo.co/read/news/2015/05/21/058667994/rata-rata-warga-indramayu-hanya-

lulus-sd. Diakses pada 30 Juni 2015

Fadlyana, E., & Larasaty, S. (2009). Pernikahan Usia Dini dan Permasalahannya. Sari Pediatri, 11.

Fateta IPB. 2010. KONDISI UMUM PRODUKSI IKAN LAUT TANGKAPAN DI WILAYAH

UTARA JAWA BARAT. Dalam http://fateta.ipb.ac.id/~tin/images/stories/jurnal/

TESIS,%20POSTER%20PENELITIAN/Dwi%20Lestari%20F351060061/Bab%204%20Kondis

i%20Umum%20Perikanan%20Laut%20Tangkap%20Jawa%20Barat.pdf. Diakses Pada 30 Juni

2015.

Fuad, Aniz. 2014. “Pengajuan Dispensasi Nikah Usia Muda Di Indramayu Dianggap Ngetrend”.

Dalam http://indramayu.cirebontrust.com/pengajuan-dispensasi-nikah-usia-muda-di-indramayu-

dianggap-hal-yang-lagi-ngetren.html. Diakses pada 30 Juni 2015

Heryawan, Ahmad. 2011. “Indramayu Tertinggi Pernikahan Dininya” Dalam

http://www.ahmadheryawan.com/lintas-kabupaten-kota/ciayumajakuning/kabupaten-

indramayu/1453-indramayu-tertinggi-pernikahan-dini. Diakses pada 30 Juni 2015

Page 33: Penurunan Tingkat Kesejahteraan Masyarakat di Indramayu

KABUPATEN INDRAMAYU 33

Humas Universitas Gajah Mada. 2013. “Pernikahan Dini Picu Pertambahan Penduduk Tidak

Terkendali” dalam http://ugm.ac.id/id/post/page?id=5418. Diakses pada Minggu, 21 Juni 2015.

Indonesia Governmet Index. 2014. “Menata Indonesia dari Daerah”. Dalam

http://www.kemitraan.or.id/sites/default/files/Executive%20Summary%20IGI%20-

%2034%20DistCities%202014.pdf. Diakses Pada 30 Juni 2015

Jawa Barat dalam Angka. 2015. Biaya dan Konsumsi. Dalam

http://www.jabarprov.go.id/root/dalamangka/dda2005Konsumsi.pdf. Diakses pada 30 Juni 2015

Kementrian Sosial RI. 2009. “Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 Tentang Kesejahteraan Sosial”.

Dalam

http://www.kemsos.go.id/modules.php?name=Downloads&d_op=viewdownload&cid=109.

Diakses pada 30 Juni 2015

Pusat Data dan Analisa Pembangunan Jawa Barat. “Jumlah Penduduk Kabupaten/ Kota di Jawa Barat

Tahun 2009–2013” dalam http://pusdalisbang.jabarprov.go.id/ pusdalisbang/data-94-

Kependudukan.html. Diakses pada Minggu, 21 Juni 2015.

Pusdalisbang Provinsi Jawa Barat.2013. Kabupaten Indramayu. Dalam

http://pusdalisbang.jabarprov.go.id/pusdalisbang/indikatormakro-11.html. Diakses pada 30 Juni

2015

Page 34: Penurunan Tingkat Kesejahteraan Masyarakat di Indramayu

KABUPATEN INDRAMAYU 34

Daftar Isi

BAB I Pendahuluan ................................................................................................................ 1

1.1. Latar Belakang ........................................................................................................ 1

1.2. Lingkup Pembahasan .............................................................................................. 3

1.3. Rumusan Masalah ................................................................................................... 5

1.4. Tujuan Permasalahan .............................................................................................. 5

1.5. Sistematika Penulisan ............................................................................................. 6

BAB II Skema Permasalahan ................................................................................................ 7

BAB III Pembahasan ............................................................................................................. 8

3.1. Penyebab Rendahnya Tingkat Kesejahteraan ......................................................... 8

3.2. Pernikahan Dini dan Naiknya Jumlah Penduduk .................................................... 20

3.3. Dampak akibat Rendahnya Tingkat Kesejahteraan ................................................ 22

BAB IV Penutup ................................................................................................................... 29

3.1. Kesimpulan dan Rekomendasi ................................................................................ 29

Daftar Pustaka ....................................................................................................................... 31

Page 35: Penurunan Tingkat Kesejahteraan Masyarakat di Indramayu

KABUPATEN INDRAMAYU 35

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur atas kehadiran Allah SWT karena atas berkat dan rahmat-Nya, penulis dapat

menyelesaikan makalah ini. Adapun judul dari makalah ini adalah “Rendahnya Kesejahteraan

Masyarakat di Kabupaten Indramayu”. Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk

memberikan informasi mengenai penyebab dan dampak dari rendahnya kesejahteraan masyarakat

Kabupaten Indramayu. Tugas ini di buat untuk mememuhi tugas besar dari mata kuliah Kependudukan

Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro, Semarang.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing dan semua pihak yang telah

mendukung dan membantu dalam proses penyelesaian makalah ini. Penulis berharap informasi

yang terdapat dalam makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis maupun bagi pembaca. Dan makalah

ini dapat memberikan pengetahuan kepada pembaca tentang kondisi rendahnya kesejahteraan

masyarakat di Kabupaten Indramayu.

Penulis menyadari bahwa Laporan ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis

mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi

pembacanya serta dapat menjadi nilai tambah ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Semarang, 1 Juli 2015

Penulis